contoh peper (tugas)
DESCRIPTION
jijTRANSCRIPT
JURNAL 8 Januari 2014
Danang Kristioko L,Amd TEM, ST, MM NIM: 2012520002
Program Studi Magister Manajemen| Universitas Pamulang 1 of 12
A. Latar Belakang
Pada era globalisai ini dan perundang-udangan
yang berlaku dan, sangat penting untuk menerapkan
sistem mutu SNI ISO/IEC 17025:2008, merupakan
dokumen persyaratan sistem manajamen yang harus
diterapkan pada setiap organisasi perusahaan yang ingin
mendapat pengakuan secara nasional maupun
internasional pada sistem manajemen Laboratorium
Kalibrasi dan Laboratorium Pengujian. Dokumen
persyaratan ini terdiri dari dua yaitu persyaratan
manajemen dan persyaratan teknis.
Undang-undang Republik Indonesia No. 23 tahun
1992 tentang kesehatan, pasal 39 yang isinya “
Pengamanan Sediaan Farmasi dan Alat Kesehatan
diselenggarakan untuk melindungi masyarakat dari
bahaya yang disebabkan oleh penggunaan sediaan
farmasi dan alat kesehatan yang tidak memenuhi
persyaratan mutu atau keamanan dan atau kemanfaatan
“ dari isi UU tersebut secara tegas dikatatakan bahwa
sebagai pemberi layanan kesehatan bagi masyarakat
baik itu pihak swasta maupun pemerintah harus
mengutamakan mutu, keamanan, dan manfaat
penggunaan alat kesehatan.
Selain UU RI No. 23 tahun 1992, Pemerintah
lebih mempertegas lagi pada UU perlindungan
konsumen No. 8 tahun 1999 tentang semua jasa
pelayanan kesehatan selalu berpihak pada konsumen
dengan kata lain, konsumen perlu mendapat
perlindungan dari semua kegiatan pelayanan kesehatan
termasuk perlindungan terhadap peralatan kesehatan.
UU Republik Indonesia No. 44 tahun 2009 tentang
Rumah Sakit, pasal 16 yang isinya:
1. Persyaratan peralatan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 7 ayat (1) meliputi peralatan medis
dan nonmedis harus memenuhi standar pelayanan,
persyaratan mutu, keamanan, keselamatan dan laik
pakai.
2. Peralatan medis sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) harus diuji dan dikalibrasi secara berkala oleh
Balai Pengujian Fasilitas Kesehatan dan/atau
institusi pengujian fasilitas kesehatan yang
berwenang.
3. Peralatan yang menggunakan sinar pengion harus
memenuhi ketentuan dan harus diawasi oleh
lembaga yang berwenang.
ANALISIS PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN AUDIT INTERNAL PADA SISTEM SNI ISO/IEC 17025: 2008
TERHADAP KINERJA KARYAWAN (Studi Kasus: PT. CALIBRAMED di Jakarta)
DANANG KRISTIOKO LEGOWO
NIM: 2012520002
ABSTRAK
Sebagai suatu laboratorium kalibrasi yang mengkalibrasi peralatan kesehatan PT. CALIBRAMED berusaha
meningkatkan jaminan mutu kalibrasi serta pelayanan yang berkomitmen kepada kepuasan pelanggan dengan cara
kepemimpinan partisipatik serta audit internal sesuai dengan azas SNI ISO/IEC 17025:2008. Pada tanggal 2 September 2010
Laboratorium kalibrasi PT. CALIBRAMED memperoleh pengakuan dari Komite Akreditasi Nasional sebagai laboratorium
kalibrasi yang secara terus-menerus telah mengimplementasikan sistem manajemen mutu SNI ISO/IEC 17025: 2008 dan
mendapat sertifikasi dengan ID: LK-128-IDN. Hal ini sangat membanggakan sekaligus tanggung jawab moral buat
Laboratorium kalibrasi PT. CALIBRAMED, karena predikat akreditasi tersebut harus dipertahankan dengan kata lain kinerja
laboratorium harus dijaga, berkaitan dengan hal tersebut maka kepemimpinan yang partisipatik dan audit internal
dilaksanakan secara teratur dan konsisten. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh kepemimpinan dan audit internal
pada sistem SNI ISO/IEC 17025:2008 terhadap kinerja karyawan. Penelitian dilakukan pada Laboratorium kalibrasi
PT. CALIBRAMED yang beralamat di Jl. Saharjo 181C Jakarta Selatan, berlangsung dari bulan Agustus sampai dengan
Oktober 2013. Sampel penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah semua karyawan yang bekerja pada
Laboratorium PT. CALIBRAMED. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner.
Sedangkan teknik analisis data menggunakan model persamaan regresi linier berganda menggunakan alat bantu berupa
fasilitas komputer program Microsoft Office exel 2007. Hasil penelitian menunjukkan bahwa:
1. Secara parsial variabel Kepemimpinan (X1) berpengaruh secara nyata, positif dan sangat signifikan terhadap
variabel Kinerja (Y) dengan nilai thitung (5.892) > ttabel (2.741).
2. Secara parsial variabel Audit Internal (X2) berpengaruh tidak signifikan terhadap variabel Kinerja (Y) dengan nilai
thitung (0.256) > ttabel (2.741) hal ini disebabkan karena tidak semua responden mengerti tentang Audit Internal.
3. Dalam pengujian secara simultan dengan menggunakan uji F menunjukkan adanya pengaruh sangat signifikan
variabel Kepemimpinan (X1) dan variabel Audit Internal (X2) secara bersama-sama terhadap variabel Kinerja (Y).
Terbukti dengan nilai Fhitung (18.058) > Ftabel (5.348).
Kata kunci: kepemimpinan, audit internal, kinerja, SNI ISO/IEC 17025:2008
JURNAL 8 Januari 2014
Danang Kristioko L,Amd TEM, ST, MM NIM: 2012520002
Program Studi Magister Manajemen| Universitas Pamulang 2 of 12
4. Penggunaan peralatan medis dan nonmedis di
Rumah Sakit harus dilakukan sesuai dengan
indikasi medis pasien.
5. Pengoperasian dan pemeliharaan peralatan Rumah
Sakit harus dilakukan oleh petugas yang
mempunyai kompetensi di bidangnya.
6. Pemeliharaan peralatan harus didokumentasi dan
dievaluasi secara berkala dan berkesinambungan.
7. Ketentuan mengenai pengujian dan/atau kalibrasi
peralatan medis, standar yang berkaitan dengan
keamanan, mutu, dan manfaat dilaksanakan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Dan UU Republik Indonesia No. 44 tahun 2009
tentang Rumah Sakit, pasal 17 yang isinya:
Rumah Sakit yang tidak memenuhi persyaratan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7, Pasal 8, Pasal 9,
Pasal 10, Pasal 11, Pasal 12, Pasal 13, Pasal 14, Pasal
15, dan Pasal 16 tidak diberikan izin mendirikan,
dicabut atau tidak diperpanjang izin operasional Rumah
Sakit.
Organisasi harus menetapkan pemantauan dan
pengukuran yang dilakukan dan peralatan pemantau dan
pengukur yang diperlukan untuk memberikan bukti
kesesuaian produk terhadap persyaratan yang
ditetapkan. Organisasi harus menetapkan proses untuk
memastikan bahwa pemantauan dan pengukuran dapat
dilakukan dan dilaksanakan dengan cara konsisten
dengan persyaratan pemantauan dan pengukuran.
Apabila diperlukan untuk memastikan keabsahan hasil,
peralatan pengukuran harus:
1. Dikalibrasi atau diverifikasi atau keduannya pada
selang waktu tertentu, atau sebelum digunakan
terhadap standar pengukuran yang tertelusur ke
standar pengukuran Internasional atau Nasional;
apabila standar tersebut tidak ada; dasar yang
digunakan untuk kalibrasi atau verifikasi harus
direkam.
2. Disetel atau disetel ulang secukupnya.
3. Memiliki identitas guna menetapkan status
kalibrasinya.
4. Dijaga keamanannya dari penyetelannya yang
dapat membuat hasil pengukurannya tidak sah.
5. Dilindungi dari kerusakan dan penurunan mutu
selama penanganan, perawatan dan penyimpanan.
Selain itu, organisasi harus menilai dan merekam
keabsahan hasil pengukuran sebelumnya bila peralatan
ditemukan tidak memenuhi persyaratan. Organisasi
harus melakukan tindakan yang sesuai pada peralatan
dan setiap produk yang terpengaruh (SNI ISO 9001:
2008 Sistem Manajemen Mutu-Persyaratan).
Dokumentasi merupakan sesuatu yang jauh lebih
luas ketika laboratorium menerapkan sistem manajemen
mutu Sistem SNI ISO/IEC 17025:2008. Laboratoirum
harus menetapkan dokumentasi sistem manajemen
mutunya sesuai persyaratan SNI ISO/IEC 17025:2008.
Dokumentasi sistem manajemen mutu terdiri dari
Panduan Mutu Laboratorium (PML), Prosedur
Operasional Laboratorium (POL), instruksi kerja dan
formulir (form). Panduan Mutu Laboratorium (PML)
berisi tentang sasaran dan kebijakan mutu serta
pemenuhan persyaratan, Prosedur Operasional
Laboratorium (POL) berisi tentang alur proses
manajemen yang diterapkan sesuai dengan persyaratan,
sedangkan instruksi kerja berisi tentang alur teknis yang
mempengaruhi mutu dan formulir merupakan daftar
isian yang akan menjadi bukti implementasi mutu dalam
bentuk rekaman. Sasaran SNI ISO/IEC 17025:2008
akreditasi laboratorium, antara lain:
1. Meningkatkan kompetensi sumber daya manusia
laboratorium sehingga memenuhi kualifikasi yang
dipersyaratkan oleh SNI ISO/IEC 17025:2008.
2. Perawatan peralatan laboratorium dan kalibrasi
yang mampu telusur.
3. Sistem jaminan mutu dan pengendalian mutu yang
sesuai.
4. Validasi/verifikasi metode pengujian atau kalibrasi
yang tepat.
5. Sistem dokumentasi mutu, rekaman dan pelaporan
data hasil pengujian dan/atau kalibrasi yang
sistematis; serta
6. Kondisi akomodasi dan lingkungan pengujian atau
kalibrasi yang memadai.
PERBAIKAN TERUS – MENERUSTERHADAP SISTEM MUTU
KONSUMEN(Pihak lain yang berminat)
PER
SYA
RA
TAN
KONSUMEN(Pihak lain yang berminat)
KEP
UA
SAN
OUTPUT
ManajemenTanggung Jawab
PengelolaanSumber Daya
PengelolaanSumber Daya
RealisasiProduk
PRODUKINPUT
Gambar 1.1. Model sistem manajemen mutu berdasarkan
proses (SNI 19-9000: 2001)
Organisasi laboratorium perlu diarahkan dan
dikendalikan secara sistematis dan transparan agar bisa
berhasil. Keberhasilan dapat dicapai melalui
pengimplementasian dan pemeliharaan sistem
manajemen mutu yang didesain untuk selalu
memperbaiki efektifitas dan efisiensi kinerjanya sambil
mempertimbangkan kebutuhan semua pihak
berkepentingan.
Berdasarkan SNI 19-9000: 2001, delapan dasar
manajemen mutu yang dapat dipakai oleh manajemen
puncak untuk memimpin organisasi ke arah perbaikan
kinerja, adalah:
1. Fokus pada pelanggan
Organisasi bergantung pada pelanggan dan
karena itu harus bisa memahami kebutuhan masa
kini dan mendatang dari pelanggannya serta
berusaha memenuhi dan melebihi harapan
pelanggan.
2. Kepemimpinan
Pemimpin menetapkan kesatuan tujuan dan
arah organisasi. Mereka hendaknya menciptakan
JURNAL 8 Januari 2014
Danang Kristioko L,Amd TEM, ST, MM NIM: 2012520002
Program Studi Magister Manajemen| Universitas Pamulang 3 of 12
dan memelihara lingkungan internal tempat
personel dapat melibatkan dirinya secara penuh
dalam pencapaian sasaran organisasi.
3. Pelibatan personal
Personel pada semua tingkatan adalah inti
sebuah organisasi dan pelibatan penuh
memungkinkan kemampuan mereka dipakai secara
maksimal untuk kepentingan organisasi.
4. Pendekatan proses
Hasil yang dikendaki bisa dicapai dengan
lebih efisien bila kegiatan dan sumber daya terkait
dikelola sebagai suatu proses.
5. Pendekatan sistem pada manajemen
Pengidentifikasian, pemahaman, dan
pengelolaan proses yang saling terkait sebagai
sistem memberi sumbangan untuk efektifitas dan
efisiensi organisasi dalam mencapai sasarannya.
6. Perbaikan berkesinambungan
Perbaikan berkesinambungan terhadap
kinerja organisasi secara menyeluruh hendaknya
dijadikan sasaran tetap organisasi.
7. Pendekatan fakta pada pengambilan keputusan
Keputusan yang efektif didasarkan pada
analisis data dan informasi yang tepat.
8. Hubungan yang saling menguntungan dengan
pemasok
Hubungan antara organisasi dan pemasoknya
yang saling bergantung dan saling menguntungkan
meningkatkan kemampuan keduannya untuk
menciptakan nilai.
Laboratorium harus secara periodik, dan sesuai
dengan jadwal dan prosedur yang telah ditetapkan,
melakukan audit internal untuk memverifikasi kegiatan
berlanjut sesuai dengan persyaratan standar sistem
manajemen mutu ISO/IEC 17025:2005. Program audit
internal harus di tunjukkan untuk semua unsur sistem
manajemen, termasuk kegiatan pengujian dan/atau
kalibrasi dan siklus audit internal sebaiknya diselesaikan
satu tahun. Dalam sebuah organisasi sifat dan sikap
kepemimpinan seorang pemimpin untuk mempengaruhi
orang lain sangat menentukan dalam mencapai tujuan
organisasi.
Tidak setiap orang pemimpin mampu memimpin,
karena yang berkenaan dengan bakat seseorang untuk
mempunyai kemampuan memimpin adalah berbeda-
beda. Hal ini dapat terlihat dalam gaya
kepemimpinannya, apakah mempunyai gaya
kepemimpinan otokratik, partisipatif atau bebas kendali.
Masing-masing mempunyai kelebihan dan kekurangan.
Jika seseorang dengan gaya kepemimpinan otokratik
maka kendali pengambilan keputusan akan berada
sepenuhnya di tangan pemimpin. Jika menggunakan
gaya kepemimpinan partisipatif kendali pengambilan
keputusan mengikutsertakan karyawan (bawahan),
sedangkan gaya kepemimpinan bebas kendali
pengambilan keputusan berada di para karyawan tetapi
masih dalam pengendalian pimpinan sepenuhnya
(Sunyoto, 2013: 36). Laboratorium harus secara
periodik, dan sesuai dengan jadwal serta prosedur yang
telah ditetapkan, melakukan audit internal untuk
memverifikasi kegiatan berlanjut sesuai dengan
persyaratan standar sistem manajemen mutu
berdasarkan ISO/IEC 17025: 2005. Program audit
internal harus ditujukan untuk semua unsur sistem
manajemen, termasuk kegiatan pengujian dan/atau
kalibrasi dan siklus audit internal sebaiknya dapat
diselesaikan satu tahun.
Berdasarkan ISO 9000, audit adalah suatu proses
sistematis, mandiri dan terdokumentasi untuk
memperoleh bukti audit dan mengevaluasinya secara
obyektif untuk menentukan sejauh mana kriteria audit
telah dipenuhi. Adapun dokumen acuan yang digunakan
dalam pelaksanaan audit internal adalah seluruh
dokumen sistem dokumen mutu yang telah
direncanakan, ditetapkan, dikomunikasikan, dimengerti,
serta diterapkan oleh laboratorium (Hadi, 2007: 171-
172).
Akreditasi adalah proses dimana suatu lembaga,
yang terpisah dan berbeda dari organisasi pelayanan
kesehatan, biasanya non pemerintah, melakukan
asesmen terhadap organisasi pelayanan kesehatan.
Proses akreditasi dirancang untuk menciptakan budaya
keselamatan dan budaya kualitas dalam suatu organisasi
pelayanan kesehatan, sehingga orgainasi itu akan
senantiasa berusaha meningkatkan mutu proses
perawatannya. Dengan demikian, organisasi tersebut
dapat:
Meningkatkan kepercayaan masyarakat bahwa
organisasi itu menitikberatkan sasarannya pada
keselamatan pasien dan kualitas perawatan yang
diberikan.
Menyediakan lingkungan kerja yang aman dan
efisien sehingga karyawan merasa puas.
Bernegosiasi dengan sumber daya pendanaan yang
akan menanggung biaya perawatan berdasarkan
data kualitas perawatan yang disediakan.
Mendengarkan pasien dan keluarga mereka,
menghormati hak-hak mereka, dan melibatkan
mereka sebagai mitra dalam proses perawatan.
Menciptakan budaya mau belajar dari laporan-
laporan kasus efek samping yang dicatat
berdasarkan waktu kejadian dan hal-hal lain terkait
keselamatan.
Membangun kepemimpinan yang mengutamakan
kerja sama. Kepemimpinan ini menetapkan
prioritas untuk dan demi terciptanya
kepemimpinan berkelanjutan untuk meraih kualitas
dan keselamatan pasien di segala tingkatan (Joint
Commision International/Standar Akreditasi
Rumah Sakit, 2011: 1).
PT. Calibramed yang didirikan pada tahun 2005
bergerak dalam bidang kalibrasi peralatan kesehatan
yang menggunakan sistem mutu SNI ISO/IEC 17025:
2008, melayani semua Rumah Sakit negri maupun
swasta serta institusi kesehatan. Sistem mutu SNI
ISO/IEC 17025: 2008 sangat membantu berbagai hal
permasalahan yang ada guna menuju KEPUASAN
PELANGGAN. Motto SNI ISO/IEC 17025:2008 “Apa
yang kamu tulis kamu lakukan, dan apa yang kamu
lakukan kamu tulis”. Oleh karena itu diperlukan suatu
JURNAL 8 Januari 2014
Danang Kristioko L,Amd TEM, ST, MM NIM: 2012520002
Program Studi Magister Manajemen| Universitas Pamulang 4 of 12
penelitian yang dapat memberikan gambaran bagaimana
ANALISIS PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN
AUDIT INTERNAL PADA SISTEM SNI ISO/IEC
17025: 2008 TERHADAP KINERJA KARYAWAN.
(Studi Kasus: PT. CALIBRAMED di Jakarta)
B. Kerangka Pemikiran
KEPEMIMPINAN (X1)Indikator:
Cara Berkomunikasi (Danang Sunyoto, 2013:35)
Pemberian Motivasi (Danang Sunyoto, 2013:36)
Kemampuan Memimpin (Danang Sunyoto, 2013:36)
Pengambilan Keputusan (Danang Sunyoto, 2013:36)
Kekuasaan yang Positif (Danang Sunyoto, 2013:37)
AUDIT INTERNAL (X2)Indikator:
Efisien (Anwar Hadi, 2007:190)
Efektif (Anwar Hadi, 2007:191)
Objektif (Anwar Hadi, 2007:191)
Teliti (Anwar Hadi, 2007:190)
Program Audit Internal (Anwar Hadi, 2007:178)
Proses Audit Internal (Anwar Hadi, 2007:182)
RekamanAudit Internal (Anwar Hadi, 2007:221)
KINERJA (Y)Indikator:
Tujuan (Wibowo, 2012:102)
Standar (Wibowo, 2012:103)
Umpan Balik (Wibowo, 2012:103)
Alat atau Sarana (Wibowo, 2012:104)
Kompetensi (Wibowo, 2012:104)
Motif (Wibowo, 2012:104)
Peluang (Wibowo, 2012:105)
ry 1,2
ry 1
ry 2
Gambar 2.6 Kerangka Pemikiran
1. Seberapa besar Kepemimpinan, Audit Internal
berpengaruh terhadap Kinerja Karyawan?
2. Apakah Kepemimpinan berpengaruh terhadap Kinerja
Karyawan?
3. Apakah Audit Internal Pada Sistem SNI ISO/IEC
17025: 2008 berpengaruh terhadap Kinerja
Karyawan?
4. Apakah Kepemimpinan dan Audit Internal Pada
Sistem SNI ISO/IEC 17025: 2008 secara simultan
berpengaruh terhadap Kinerja Karyawan?
Visi dan MisiPT. CALIBRAMED
FAKTOR EKSTERNALAudit dari KAN
(Komite Akreditasi Nasional)
INPUT PROSES OUTPUT OUTCOME
Gaya kepemimpinan otokratik mendominasi
Terlalu lama KS (ketidak sesuaian) audit internal
diselesaikan
Kinerja karyawan masih belum tercapai bagi
perusahaan
Gaya kepemimpinan otokratik dirubah menjadi
partisipatik
KS (ketidak sesuaian) audit internal
diselesaikan sesuai target
Kinerja karyawan sesuai harapan perusahaan
Jaminan Mutu Kalibrasi Terjaga
Terjaganya akreditasi ISO
Income karyawan meningkat
Profit bagi perusahaan
Perusahaan menjadi berkembang
Karyawan yang sesuai dibutuhkan perusahaan Berkualitas serta sesuai dengan peraturan yang berlaku
FAKTOR INTERNALAudit dari Internal
Kepemimpinan yang Otokratik
EVALUASI
Gambar 2.7 Input, Proses, Output dan Outcome
Keterangan
Visi dan Misi PT. CALIBRAMED sangat berpengaruh
demi kesinambungan kinerjanya. Pada Input seorang yang
memimpin dengan gaya otokratik, terlalu lama KS (ketidak
sesuaian) audit internal diselesaikan, Kinerja karyawan masih
belum tercapai bagi perusahaan. Faktor Eksternal dan
Internal sangat mempengaruhi sebuah Proses yaitu audit dari
KAN (Komite Akreditasi Nasional), audit internal, serta
kepemimpinan yang otokratik. Dalam suatu proses faktor
eksternal dan internal dirubah menjadi: Gaya kepemimpinan
otokratik dirubah menjadi partisipatik, KS (ketidak sesuaian)
audit internal diselesaikan sesuai target, serta Kinerja
karyawan sesuai harapan perusahaan. Pada Input dan Proses
menghasilkan Output Jaminan mutu kalibrasi terjaga serta
Outcome: Terjaga akreditasi ISO, Profit bagi perusahaan,
Income karyawan meningkat, dan Perusahaan menjadi
berkembang. Dalam suatu siklus INPUT, PROSES,
OUTPUT, OUTCOME harus dievaluasi secara terus menerus
agar supaya optimal.
C. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan latar belakang penelitian serta
pembahasannya, Kepemimpinan dan Audit Internal
adalah salah satu faktor utama dalam peningkatan
Kinerja Karyawan PT. CALIBRAMED Laboratorium
Kalibrasi dalam mengimplementasikan SNI ISO/IEC
17025:2008 untuk kegiatan harian dan secara
berkesinambungan. Uraian yang di Latar Belakang
Masalah serta didukung teori yang ada pada landasan
teori maka dibuat hipotesis sebagai dugaan sementara,
sebagai berikut:
1. Diduga Kepemimpinan berpengaruh terhadap
Kinerja Karyawan.
2. Diduga Audit Internal Pada Sistem SNI ISO/IEC
17025: 2008 berpengaruh terhadap Kinerja
Karyawan.
3. Diduga Kepemimpinan dan Audit Internal Pada
Sistem SNI ISO/IEC 17025: 2008 secara simultan
berpengaruh terhadap Kinerja Karyawan.
D. METODOLOGI PENELITIAN
Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat penelitian ini penulis lakukan di PT.
CALIBRAMED Jl. Saharjo No. 181 C Jakarta Selatan.
Adapun waktu penelitian yang digunakan adalah selama
3 (bulan) bulan mulai dari bulan Agustus sampai dengan
Oktober 2013.
Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian observasi
terstruktur adalah observasi yang dirancang secara
sistematis, tentang apa yang diamati, kapan dan dimana
tempatnya. Jadi observasi terstruktur dilakukan apabila
peneliti telah tahu dengan pasti tentang variabel apa
yang diamati. Dalam melakukan pengamatan peneliti
menggunakan instrumen penelitian yang telah teruji
validitas dan reliabilitasnya. Pedoman wawancara
terstruktur, atau angket tertutup dapat juga digunakan
sebagai pedoman untuk melakukan observasi
(Sugiyono, 2001: 146). Peneliti melakukan pengamatan
langsung kepada responden dengan melakukan
penyebaran kuisioner untuk dianalisis menggunakan
metode penelitian kuantitatif.
JURNAL 8 Januari 2014
Danang Kristioko L,Amd TEM, ST, MM NIM: 2012520002
Program Studi Magister Manajemen| Universitas Pamulang 5 of 12
Desain Penelitian
Penelitian tentang Analisis Pengaruh
Kepemimpinan dan Audit Internal Pada Sistem SNI
ISO/IEC 17025:2008 berpengaruh Terhadap Kinerja
Karyawan yang dilakukan dengan menggunakan
Metode Survey. Metode survey digunakan untuk
mendapatkan data dari tempat tertentu yang alamiah
(bukan buatan), tetapi peneliti melakukan perlakuan
dalam pengumpulan data, misalnya dengan
mengedarkan kuesioner, test, wawancara terstruktur,
dan sebagainya (Sugiyono, 2001: 6).
Penggunaan metode ini dikarenakan penulis
bertujuan bukan saja menggambarkan konsep dan fakta
yang ada, tetapi akan menganalisis dan menjelaskan
Kepemimpinan dan Audit Internal Pada Sistem SNI
ISO/IEC 17025:2008 berpengaruh terhadap Kinerja
Karyawan melalui pengujian hipotesis. Dengan
demikian metode penelitian yang digunakan adalah
metode survey dengan teknik korelasi dan regresi.
Definisi Operasional Variabel
Definisi operasional dan pengukuran variabel ini
mencakup pengertian yang digunakan untuk
memperoleh data yang akan di analisa yang sesuai
dengan tujuan penelitian. Dalam penelitian ini
digunakan beberapa variabel yang dapat membantu
perhitungan dalam memecahkan suatu masalah.
Variabel tersebut terdiri dari variabel bebas dan variabel
terikat. Definisi operasional dalam penelitian ini yaitu:
Variabel X (Variabel Bebas)
Variabel yang mempengaruhi atau yang
menjadi penyebab terjadinya perubahan atau
timbulnya variabel terikat. Dalam penelitian ini
variabel bebasnya adalah :
a) Kepemimpinan (X1)
Kepemimpinan adalah suatu kegiatan
dimana seluruh Manajemen Sumberdaya
Manusia dikelola sesuai aturan yang berlaku
dalam ilmu MSDM guna mencapai tujuan
utama yang diinginkan. Adapun indikator-
indikator kepemimpinan sebagai berikut:
Tabel 3.1 Variabel, indikator serta pernyataan kuesioner
untuk kepemimpinan
Variabel Indikator
Item
Pernyataan
Kuesioner
KEPEMIMPINAN
1. Cara
Berkomunikasi
(Sunyoto, 2013:35)
1, 2, 3
2. Pemberian
Motivasi
(Sunyoto, 2013:36)
4, 5, 6, 7, 8
3. Kemampuan
Memimpin
(Sunyoto, 2013:36)
9, 10, 11, 12, 13,
14
4. Pengambilan
Keputusan
(Sunyoto, 2013:36)
15, 16, 17
b) Audit Internal (X2)
Audit internal adalah suatu kegiatan
mengkoreksi kegiatan korporat/organisasi
dengan integritas tinggi dimana independesi
sangat berperan penting dengan tujuan
meningkatkan kinerja. Untuk menjadi
seorang auditor harus mempunyai kopetensi
dibidangnya. Adapun indikator-indikator
audit internal sebagai berikut:
Tabel 3.2 Variabel, indikator serta pernyataan kuesioner
untuk audit internal
Variabel Indikator
Item
Pernyataan
Kuesioner
AUDIT
INTERNAL
1. Efisien
(Hadi, 2007:190) 1, 2, 3
2. Efektif
(Hadi, 2007:191) 4, 5, 6
3. Objektif
(Hadi, 2007:191) 7, 8, 9
4. Teliti
(Hadi, 2007:190)
10, 11, 12, 13, 14,
15
5. Program Audit Internal
(Hadi, 2007:178) 16, 17, 18
6. Proses Audit Internal
(Hadi, 2007:182) 19, 20, 21
7. RekamanAudit Internal
(Hadi, 2007:221)
22, 23, 24, 25, 26,
27
c) Variabel Y (Variabel Terikat)
Variabel terikat merupakan variabel
yang dipengaruhi atau menjadi akibat, karena
adanya variabel bebas.
Kinerja Karyawan (Y)
Kinerja adalah suatu kegiatan dimana
semua unsur MSDM (Manajemen Sumber
Daya Manusia) di kerahkan secara optimal
untuk memperoleh suatu kegiatan yang
optimal. Adapun indikator-indikator kinerja
sebagai berikut:
Tabel 3.3 Variabel, indikator serta pernyataan kuesioner
untuk kinerja
Variabel Indikator
Item
Pernyataan
Kuesioner
KINERJA
1. Tujuan
(Wibowo, 2012:102) 1, 2, 3
2. Standar
(Wibowo, 2012:103) 4, 5, 6
3. Umpan Balik
(Wibowo, 2012:103) 7, 8, 9
4. Alat atau Sarana
(Wibowo, 2012:104) 10, 11, 12
5. Kompetensi
(Wibowo, 2012:104) 13, 14, 15
6. Motif
(Wibowo, 2012:104) 16, 17, 18
7. Peluang
(Wibowo, 2012:105) 19, 20, 21
JURNAL 8 Januari 2014
Danang Kristioko L,Amd TEM, ST, MM NIM: 2012520002
Program Studi Magister Manajemen| Universitas Pamulang 6 of 12
Sumber dan Cara Pengumpulan Data/Informasi
1. Sumber Data
Data-data dalam penelitian ini diperoleh dari
berbagai teknik sebagai berikut :
a. Kuesioner
Kuesioner merupakan teknik
pengumpulan data yang dilakukan dengan
cara memberi seperangkat pertanyaan atau
pernyataan tertulis kepada responden untuk
dijawab. Kuesioner merupakan teknik
pengumpulan data yang efisien bila penelipti
tahu dengan pasti variabel yang akan diukur
dan tahu apa yang bisa diharapkan dari
responden (Sugiyono, 2001: 142).
b. Observasi
Observasi atau pengamatan kegiatan
adalah suatu proses yang kompleks, suatu
proses yang tersusun dari pelbagai proses
biologis dan psikologis (Sugiyono, 2001:
145).
2. Cara Pengumpulan Data/Informasi Untuk memperoleh data yang dibutuhkan
dalam penelitian ini adalah dengan membagikan
angket langsung kepada seluruh karyawan
PT. CALIBRAMED. Kuesioner merupakan teknik
pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan
tertulis kepada responden untuk dijawab.
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data
yang efisien bila peneliti tahu dengan pasti
variabel yang akan diukur dan tahu apa yang bisa
diharapkan dari responden. Dengan adanya kontak
langsung antara peneliti dengan responden akan
menciptakan suatu kondisi yang cukup baik,
sehingga responden dengan suka rela akan
memberikan data obyektif dan cepat.
Teknik Penentuan Data
1. Populasi
Keseluruhan subjek penelitian apabila
seseorang ingin meneliti yang ada dalam wilayah
penelitian, maka penelitiannya merupakan
penelitian populasi. Populasi adalah wilayah
generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang
mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2001:
80). Kata populasi digunakan untuk menyatakan
kumpulan darimana sampel dipilih (Cochran,
1991: 6).
Yang menjadi populasi pada penelitian ini
adalah karyawan PT. CALIBRAMED Jl.
Saharjo 181 C Jakarta Selatan. Sampel ditentukan
oleh peneliti berdasarkan pertimbangan masalah,
tujuan, hipotesis, metode dan instrumen
penelitian, disamping pertimbangan waktu, tenaga
dan biaya. Berdasarkan pertimbangan tersebut,
peneliti dihadapkan kepada persoalan yang
berkenaan dengan teknik pengambilan sampel,
besarnya sampel, keabsahan sampel untuk
menaksir sifat dan karakteristik populasi.
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.
Teknik sampling adalah merupakan teknik
pengambilan sampel (Sugiyono, 2001: 81).
Sampling Jenuh adalah teknik penentuan sampel
bila semua anggota populasi digunakan sebagai
sampel. Hal ini sering dilakukan bila jumlah
populasi relatif kecil, kurang dari 30 orang, atau
penelitian yang ingin membuat generalisasi dengan
kesalahan yang sangat kecil. Istilah lain sampel
jenuh adalah sensus, dimana semua anggota
populasi dijadikan sampel (Sugiyono, 2001: 85).
Populasi pada penelitian ini didasarkan pada
kriteria-kriteria yang ada di karyawan PT.
CALIBRAMED sebanyak 34 orang, sedangkan
sampelnya diambil sebanyak 34 responden dari
populasi tersebut.
Rancangan Analisis dan Uji Hipotesis
1. Rancangan Analisis
Untuk mengetahui pengaruh antara
Kepemimpinan dan Audit Internal Pada Sistem
SIN ISO/IEC 17025:2008 Terhadap Kinerja
Karyawan Studi Kasus di PT. CALIBRAMED
Jakarta, penulis terlebih dahulu melakukan:
a. Uji Validitas Masing-Masing Variabel
Uji validitas instrumen dengan faktor-faktor
variabel yang bersangkutan. Uji coba secara
empirik menggunakan Pengujian Validitas
Konstruksi (Construct Validity) dengan bantuan
fasilitas komputer program Microsoft Office exel
2007. Dasar pengambilan keputusan dalam uji
validitas adalah sebagai berikut :
Apabila nilai thasil positif serta thasil > ttabel,
maka butir atau variabel tersebut valid.
Apabila nilai thasil negatif dan thasil < ttabel atau
pun thasil negatif > rtabel maka butir atau
variabel tersebut tidak valid.
Untuk menguji daya pembeda secara
signifikan mencari nilai t hitung atau validitas
sebagai berikut :
………………………
Rumus 1
(Sugiyono, 2001: 128)
dimana,
………… Rumus 2
(Sugiyono, 2001: 128)
b. Uji Reliabilitas Masing-Masing Variabel
Reliabilitas menunjukkan sejauh mana suatu
pengukuran dapat menghasilkan hasil yang stabil
bila dilakukan pengukuran ulang kepada subyek
yang sama. Uji reliabilitas menggunakan rumus
KR.20 (Kuder Richardson) dan dibantu fasilitas
komputer program Microsoft Office exel 2007.
JURNAL 8 Januari 2014
Danang Kristioko L,Amd TEM, ST, MM NIM: 2012520002
Program Studi Magister Manajemen| Universitas Pamulang 7 of 12
Dasar pengambilan keputusan dalam uji
reliabilitas pada penelitian ini adalah sebagai
berikut :
Apabila nilai rhitung positif dan rhitung > rtabel
maka butir atau variabel tersebut Reliabel.
Apabila nilai rhitung negatif dan rhitung < rtabel
ataupun rhitung negatif > rtabel maka butir atau
variabel tersebut tidak Reliabel.
Adapun rumus KR.20 (Kuder Richardson)
untuk mencari nilai reliabilitas sebagai berikut:
……………… Rumus 3
(Sugiyono, 2001: 132)
Keterangan :
k = jumlah item dalam instrumen
pi = proporsi banyaknya subyek yang menjawab pada
Item 1
qi = I - Pi
st2 = varians total
r1 = reliabilitas internal seluruh instrument
Suatu kuesioner dinyatakan reliabel apabila
nilai rhitung > nilai rtabel dengan taraf signifikan 5%.
Analisa data yang dilakukan dalam penelitian ini
adalah mendiskripsikan dari masing-masing
variabel untuk mengetahui bobot jawaban dari
responden diantaranya variabel Kepemimpinan,
Audit Internal, dan Kinerja.
Uji Normalitas Masing-Masing Variabel
Hipotesis yang telah dirumuskan akan diuji
dengan statistik parametris antara lain dengan
menggunakan t-test untuk satu sampel, korelasi
dan regresi, analisis varian dan t-test untuk dua
sampel. Penggunaan statistik parametris
mensyaratkan bahwa data setiap variabel yang
akan dianalisis harus berdistribusi normal. Oleh
karena itu sebelum pengujian hipotesis dilakukan,
maka terlebih dahulu dilakukan pengujian
normalitas data (Sugiyono, 2001: 171).
Dasar pengambilan keputusan dalam uji
normalitas pada penelitian ini adalah sebagai
berikut:
Apabila nilai thitung (max|FT-FS|) positif dan
thitung < ttabel maka variabel tersebut normal.
Apabila nilai thitung (max|FT-FS|) negatif dan
thitung > ttabel ataupun thitung negatif > ttabel
maka variabel tersebut tidak normal.
Adapun rumus Kolmogorov-Smirnov
Goodness untuk mencari nilai normalitas sebagai
berikut:
Tabel 3.4 Metode pengisian Kolmogorov-Smirnov Goodness
No
1
2
3
dst
Keterangan :
Xi = Angka pada data
Z = Transformasi dari angka ke notasi pada distribusi
normal pada distribusi normal
FT = Probabilitas komulatif normal
FS = Probabilitas komulatif empiris
d. Uji Homogenitas Antar Variabel
Pengujian homogenitas adalah pengujian
mengenai sama tidaknya variansi-variansi dua
buah distribusi atau lebih. Uji homogenitas
dilakukan untuk mengetahui apakah data dalam
variabel X dan Y bersifat homogen atau tidak.
Dasar pengambilan keputusan dalam uji
homogenitas pada penelitian ini adalah sebagai
berikut:
Apabila nilai Fhitung positif dan Fhitung < Ftabel
maka ke dua variabel tersebut homogen.
Apabila nilai Fhitung negatif dan Fhitung > Ftabel
ataupun Fhitung negatif > Ftabel maka ke dua
variabel tersebut tidak homogen.
Adapun rumus untuk mencari nilai
homogenitas sebagai berikut:
Mencari Varians/Standar deviasi Variabel X
danY, dengan rumus:
……………………… Rumus 4
…………… Rumus 5
Mencari F hitung dengan dari varians X
danY, dengan rumus:
………………… Rumus 6
2. Uji Hipotesis (uji t dan uji F)
Perhitungan atau analisis pada penelitian ini
memanfaatkan komputer program Microsoft Office
exel 2007. Statistik uji yang digunakan adalah :
a. Uji t
Untuk mengetahui variabel
Kepemimpinan (X1) dan Audit Internal (X2)
terhadap Kinerja Karyawan (Y). Uji t antara
variabel independen dengan variabel
dependen mengunakan keputusan uji dengan
rumus sebagai berikut :
1) Analisis Korelasi Parsial
Untuk mencari nilai Korelasi
Parsial dengan mengutip pendapat pakar
dalam buku metode penelitian
kuantitatif kualitatif dan R&D,
mengenai analisis korelasi Parsial yaitu
dengan rumus sebagai berikut :
…………………… Rumus 7
(Sugiyono, 2001: 183)
Keterangan:
r = korelasi
X = variabel independen
Y = Variabel dependen
n = jumlah sampel
JURNAL 8 Januari 2014
Danang Kristioko L,Amd TEM, ST, MM NIM: 2012520002
Program Studi Magister Manajemen| Universitas Pamulang 8 of 12
Tabel 3.5 Pedoman untuk memberikan interprestasi koefisien
Korelasi (Sugiyono, 2001: 184)
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,00 - 0,199 Sangat rendah
0,20 - 0,399 Rendah
0,40 - 0,599 Sedang
0,60 - 0,799 Kuat
0,80 - 1,000 Sangat kuat
2) Uji Signifikansi Korelasi Product
Moment
…………………… Rumus 8
(Sugiyono, 2001: 184)
Keterangan :
t = Uji Signifikansi Korelasi Product Moment
r = korelasi
n = jumlah sampel (responden)
Dasar pengambilan keputusan dalam Uji
Signifikansi Korelasi Product Moment pada
penelitian ini adalah sebagai berikut:
Apabila t hitung > t tabel maka Ho ditolak ada
pengaruh signifikan.
Apabila t hitung < t tabel maka Ho diterima
tidak ada pengaruh signifikan.
b. Uji F
Uji F digunakan untuk mengetahui
signifikan atau tidaknya variabel independen
secara simultan dengan variabel dependen
yaitu “Kepemimpinan (X1) dan Audit Internal
(X2) terhadap Kinerja Karyawan (Y) dengan
menggunakan rumus :
1) Persamaan Regresi
Analisis ini digunakan untuk
mengetahui arah hubungan antara
variabel dependen dengan variabel
dependen apakah masing-masing
variabel independen berhubungan
positif atau negative dan untuk
memprediksi nilai dari variabel
dependen apabila nilai variabel
independen mengalami kenaikan atau
penurunan.
Adapun rumus untuk mencari regresi
berganda sebagai berikut :
…………………… Rumus 9
Keterangan : Y = Variabel terikat a = Intersep
x1x2 = Variabel bebas b1b2 = Konstanta
2) Uji Signifikansi F
………… Rumus 10
(Sugiyono, 2001: 192)
Keterangan :
R = Koefisien Korelasi Ganda
k = Jumlah Variabel Independen
n = Jumlah anggota sampel
Setelah dilakukan Uji Fhitung
penulis akan menggunakan keputusan
menolak atau menerima hipotesis,
dengan ketentuan sebagai berikut :
Apabila nilai Fhitung > nilai Ftabel
maka Ho ditolak dan Ha diterima
artinya signifikan.
Apabila nilai Fhitung < nilai Ftabel
maka H0 diterima dan Ha ditolak
artinya tidak signifikan.
E. HASIL PENELITIAN
1. Nama Perusahaan
PT. CALIBRAMED adalah sebuah perusahan
swasta kecil yang berdiri pada tahun 2008 bergerak
dalam bidang kesehatan yang mengkhususkan dalam
bidang kalibrasi peralatan kesehatan. Pada masa
perjuangannya PT. CALIBRAMED mempunyai 5
karyawan, dimana untuk pembiayaan pada tahun
pertamanya mendapat dukungan oleh PT. SCIENTIA
PELITA.
Kepuasan pelanggan adalah komitmen kami , PT.
CALIBRAMED sudah terakreditasi oleh KAN (Komite
Akreditasi Nasional) sejak tahun 2010. Pelanggan yang
sudah kita layani yaitu Rumah Sakit Pemerintah, Rumah
sakit Swasta, Laboratorium Kalibrasi Peralatan Medik.
PT. CALIBRAMED turut ambil bagian dalam
rangka pemenuhan harapan pemerintah di bidang
kesehatan dengan menyediakan laboratorium kalibrasi
dan sekaligus sebagai distributor alat kalibrator merk
Fluke yang sudah dipercaya secara Internasional.
Gambar 4.1. Logo Perusahaan serta Terakreditasi
2. Visi, Misi, Kebijakan Mutu dan Sasaran Mutu,
serta Kegiatan.
VISI:
“ Menjadi yang terdepan, terpercaya dan bertanggung
jawab secara professional dengan mendahulukan
pelayanan dan kepuasan pelanggan “
MISI:
Meningkatkan profesionalisme Rumah Sakit,
Puskesmas maupun Lembaga Institusi Kesehatan
Medis lainnya dalam pemenuhan sasaran mutu
Rumah Sakit.
Membantu pemantapan konsep education dengan
pelanggan dan pelaksana pelayanan kalibrasi
sehingga dapat memenuhi kinerja alat kesehatan
yang bermutu dan berdaya guna.
PT. CALIBRAMED untuk melaksanakan VISI
dan MISI nya menggunakan petunjuk yaitu
melaksanakan KEBIJAKAN MUTU serta SASARAN
MUTU.
JURNAL 8 Januari 2014
Danang Kristioko L,Amd TEM, ST, MM NIM: 2012520002
Program Studi Magister Manajemen| Universitas Pamulang 9 of 12
Kebijakan Mutu
Pimpinan PT.CALIBRAMED dengan ini menyatakan
komitmennya untuk senantiasa :
Memberikan pelayanan jasa kalibrasi secara baik
dan profesional, serta menjaga mutu hasil
kalibrasi.
Mengutamakan kepuasan pelanggan.
Menjamin kebijakan dan prosedur sistem
manajemen mutu dipahami dan dipatuhi oleh
seluruh personel laboratorium kalibrasi.
Menerapkan sistem manajemen mutu sesuai
persyaratan SNI ISO/IEC 17025:2008.
Secara berkesinambungan meningkatkan
efektivitas sistem manajemen dari waktu ke waktu
untuk mencapai tujuan organisasi.
Sasaran Mutu
Untuk mencapai tujuan organisasi, Laboratorium
Kalibrasi PT. CALIBRAMED menetapkan sasaran
mutu antara lain:
Diakreditasi sesuai persyaratan SNI ISO/IEC
17025:2008 oleh Komite Akreditasi Nasional
(KAN).
Ketersediaan sumber daya yang sesuai dan
memadai untuk memberikan pelayanan jasa
kalibrasi kepada semua pelanggan dan pihak lain
yang memerlukan.
Terealisasinya program yang terencana untuk
memastikan ketersediaan personel yang kompeten
dan mampu di bidang kalibrasi peralatan
kesehatan.
Sasaran mutu tersebut akan ditinjau dalam
kegiatan kaji ulang manajemen yang dipimpin oleh
Direktur PT. CALIBRAMED.
Kegiatan Laboratorium Kalibrasi
Kegiatan Kalibrasi Alat Kesehatan di
Laboratorium Kalibrasi PT. CALIBRAMED:
Untuk menjaga hasil Mutu Kalibrasi kami
Laboratorium Kalibrasi PT. CALIBRAMED menerima
pekerjaan Kalibrasi pada hari Senin sampai dengan
Jum’at dari pukul 09.30 WIB sampai 17.00 WIB.
Gambar 4.2. Kegiatan Kalibrasi Defibrillator dan Incubator
Baby
Kegiatan Kalibrasi Alat Kesehatan In – Situ
( ditempat Rumah Sakit itu berada) :
PT. CALIBRAMED melakukan kegiatan
Kalibrasi alat kesehatan dilokasi Rumah Sakit dimana
alat kesehatan tersebut digunakan.
Gambar 4.3. Kegiatan Kalibrasi Anaesthesi Ventilator dan
CT-SCAN
F. PEMBAHASAN PENELITIAN
Responden yang terlibat dalam penelitian ini
adalah personel kunci dibidang teknis laboratorium
maupun yang bekerja pada PT. CALIBRAMED
sebanyak 34 orang. Metode pengumpulan data dengan
cara menyebarkan kuesioner (angket) kepada karyawan
sebanyak 34 orang, di dalam kuesioner (angket)
terdapat beberapa pernyataan yang mengacu pada
ketiga variabel penelitian yaitu variabel Kepemimpinan
(X1), variabel Audit Internal (X2) dan variabel Kinerja
(Y).
Untuk mempermudah perhitungan, maka total
skor masing-masing variabel dari keseluruhan
kuesioner (angket) yang masuk disusun dalam satu
sheet format rekapitulasi skor. Rekapitulasi skor
mempermudah untuk perhitungan dalam Microsoft
Office exel 2007 yang ditampilkan dalam bentuk angka-
angka serta grafik.
Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen
Dalam hal ini perlu dibedakan antara hasil
penelitian yang valid reliabel dengan instrumen yang
valid dan reliabel. Hasil penelitian yang valid bila
terdapat kesamaan antara data yang terkumpul dengan
data yang sesungguhnya terjadi pada obyek yang
diteliti. Hasil penelitian yang reliabel bila terdapat
kesamaan data dalam waktu yang berbeda. Dengan
menggunakan instrumen yang valid dan reliabel dalam
pengumpulan data, diharapkan hasil penelitian akan
menjadi valid dan reliabel. Instrumen yang valid dan
reliabel adalah syarat mutlak untuk mendapatkan hasil
penelitian yang valid dan reliabel (Sugiyono, 2001:
121).
a. Uji Validitas Instrumen
Instrumen yang valid berarti alat ukur yang
digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu
valid. Valid berarti instrumen tersebut dapat
digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya
diukur. Berikut tabel hasil validitas instrument
yang digunakan:
JURNAL 8 Januari 2014
Danang Kristioko L,Amd TEM, ST, MM NIM: 2012520002
Program Studi Magister Manajemen| Universitas Pamulang 10 of 12
Tabel 4.1 Uji Validitas Instrumen Kepemimpinan (X1)
No. Butir
Instrumen
(pernyataan)
Uji Validitas Kepemimpinan (X1)
Koefisien
Korelasi
rhitung
rtabel
N=17
Taraf Signifikan 5%
Validitas
1 0.912 0.482 VALID
2 0.908 0.482 VALID
3 0.706 0.482 VALID
4 0.505 0.482 VALID
5 0.521 0.482 VALID
6 0.530 0.482 VALID
7 0.526 0.482 VALID
8 0.483 0.482 VALID
9 0.842 0.482 VALID
10 0.754 0.482 VALID
11 0.672 0.482 VALID
12 0.834 0.482 VALID
13 0.536 0.482 VALID
14 0.500 0.482 VALID
15 0.489 0.482 VALID
16 0.608 0.482 VALID
17 0.505 0.482 VALID
Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa untuk masing-masing
pernyataan pada variabel Kepemimpinan (X1) seluruh
instrumen dikatakan valid, karena nilai rhitung lebih besar
daripada rtabel untuk N=17 taraf signifikan 5%.
Tabel 4.2 Uji Validitas Instrumen Audit Internal (X2)
No. Butir
Instrumen
(pernyataan)
Uji Validitas Audit Internal (X2)
Koefisien
Korelasi
rhitung
rtabel
N=27
Taraf Signifikan 5% Keterangan
1 0.767 0.381 VALID
2 0.767 0.381 VALID
3 0.748 0.381 VALID
4 0.846 0.381 VALID
5 0.794 0.381 VALID
6 0.772 0.381 VALID
7 0.736 0.381 VALID
8 1.117 0.381 VALID
9 0.577 0.381 VALID
10 0.905 0.381 VALID
11 1.135 0.381 VALID
12 0.905 0.381 VALID
13 0.905 0.381 VALID
14 0.917 0.381 VALID
15 0.874 0.381 VALID
16 0.948 0.381 VALID
17 0.920 0.381 VALID
18 0.866 0.381 VALID
19 0.867 0.381 VALID
20 0.904 0.381 VALID
21 0.821 0.381 VALID
22 0.871 0.381 VALID
23 0.658 0.381 VALID
24 0.893 0.381 VALID
25 0.610 0.381 VALID
26 0.681 0.381 VALID
27 0.688 0.381 VALID
Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa untuk
masing-masing pernyataan pada variabel Audit
Internal (X2) seluruh instrumen dikatakan valid,
karena nilai rhitung lebih besar daripada rtabel untuk
N=27 taraf signifikan 5%.
Tabel 4.3 Uji Validitas Instrumen Kinerja (Y)
No. Butir
Instrumen
(pernyataan)
Uji Validitas Kinerja (Y)
Koefisien
Korelasi
rhitung
rtabel
N=21
Taraf Signifikan 5%
Keterangan
1 0.562 0.433 VALID
2 0.576 0.433 VALID
3 0.494 0.433 VALID
4 0.444 0.433 VALID
5 0.503 0.433 VALID
6 0.522 0.433 VALID
7 0.623 0.433 VALID
8 0.628 0.433 VALID
9 0.792 0.433 VALID
10 0.806 0.433 VALID
11 0.774 0.433 VALID
12 0.782 0.433 VALID
13 0.529 0.433 VALID
14 0.443 0.433 VALID
15 0.497 0.433 VALID
16 0.479 0.433 VALID
17 0.487 0.433 VALID
18 0.438 0.433 VALID
19 0.529 0.433 VALID
20 0.443 0.433 VALID
21 0.497 0.433 VALID
Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa untuk
masing-masing pernyataan pada variabel Kinerja
(Y) seluruh instrumen dikatakan valid, karena nilai
rhitung lebih besar daripada rtabel untuk N=21 taraf
signifikan 5%.
b. Uji Reliabilitas Instrumen
Reliabilitas instrumen merupakan syarat
untuk pengujian validitas instrumen. Instrumen
yang valid umumnya pasti reliabel, tetapi
pengujian reliabilitas perlu dilakukan. Berikut
tabel hasil reliabilitas instrument yang digunakan:
Tabel 4.4 Uji Reliabilitas Instrumen
Variabel
Uji Reliabilitas
rhitung rtabel
N-2
Taraf
Signifikan
5%
Keterangan
Uji Reliabilitas
Kepemimpinan (X1) 0.884 0.514 15 Reliabel
Uji Reliabilitas
Audit Internal (X2) 0.971 0.396 25 Reliabel
Uji Reliabilitas
Kinerja (Y) 0.879 0.456 19 Reliabel
Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa untuk
masing-masing variabel dikatakan reliabel, karena
nilai rhitung lebih besar daripada rtabel untuk N-2
taraf signifikan 5%. Untuk uji reliabilitas variabel
Kepemimpinan (X1) mempunyai nilai rhitung > rtabel
yaitu: 0.884 > 0.514 dikatakan reliabel dengan
ketentuan N=15 taraf signifikan 5%, variabel
Audit Interal (X2) mempunyai nilai rhitung > rtabel
yaitu: 0.971 > 0.396 dikatakan reliabel dengan
ketentuan N=25 taraf signifikan 5%, variabel
Kinerja (Y) mempunyai nilai rhitung > rtabel yaitu:
0.879 > 0.456 dikatakan reliabel dengan ketentuan
N=15 taraf signifikan 5%.
JURNAL 8 Januari 2014
Danang Kristioko L,Amd TEM, ST, MM NIM: 2012520002
Program Studi Magister Manajemen| Universitas Pamulang 11 of 12
1. Uji Normalitas dan Homogenitas
a. Uji Normalitas
Uji normalitas untuk menguji distribusi data
yang akan dianalisis menyebar normal. Uji
normalitas dimaksudkan untuk menguji apakah
data yang digunakan dalam penelitian memiliki
distribusi normal baik secara multivarian maupun
univarian. Berikut tabel hasil normalitas
instrument:
Tabel 4.8 Uji Normalitas
Diskripsi
Uji Normalitas
thitung
ttabel
N=34
Taraf Signifikan
5%
Keterangan
Variabel
Kepemimpinan (X1) 0.102 2.034 Normal
Variabel Audit Internal
(X2) 0.250 2.034 Normal
Variabel Kinerja (Y) 0.114 2.034 Normal
Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa untuk
masing-masing variabel dikatakan normal, karena
nilai thitung lebih kecil daripada ttabel untuk N = 34
taraf signifikan 5%. Untuk uji normalitas variabel
Kepemimpinan (X1) mempunyai nilai thitung < ttabel
yaitu: 0.102 < 2.034 dikatakan normal dengan
ketentuan N= 34 taraf signifikan 5%, variabel
Audit Internal (X2) mempunyai nilai thitung < ttabel
yaitu: 0.250 < 2.034 dikatakan normal dengan
ketentuan N= 34 taraf signifikan 5%, variabel
Kinerja (Y) mempunyai nilai thitung < ttabel yaitu:
0.114 < 2.034 dikatakan normal dengan ketentuan
N= 34 taraf signifikan 5%.
b. Uji Homogenitas
Uji homogenitas digunakan untuk
mengetahui apakah data dari sampel yang
diperoleh homogen atau tidak. Berikut tabel hasil
homogenitas:
Tabel 4.9 Uji Homogenitas
Diskripsi
Uji Homogenitas
Fhitung
Ftabel
N=34-1
Taraf Signifikan 5%
Keterangan
Kepemimpinan (X1)
terhadap Kinerja (Y) 1.166 1.795 Homogen
Audit Internal (X2)
terhadap Kinerja (Y) 1.580 1.795 Homogen
Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa
variabel Kepemimpinan (X1) terhadap Kinerja (Y)
dan Audit Internal (X2) terhadap Kinerja (Y)
dikatakan homogen, karena nilai Fhitung lebih kecil
daripada Ftabel untuk N= 34-1 taraf signifikan 5%.
Untuk uji homogenitas variabel Kepemimpinan
(X1) terhadap Kinerja (Y) mempunyai nilai Fhitung
< Ftabel yaitu: 1.166 < 1.795 dikatakan homogen
dengan ketentuan N= 34-1 taraf signifikan 5%,
variabel Audit Internal (X2) terhadap Kinerja (Y)
mempunyai nilai Fhitung < Ftabel yaitu: 1.580 <
1.795 dikatakan homogen dengan ketentuan N=
34-1 taraf signifikan 5%.
2. Uji Hipotesis (uji t dan uji F)
a. Uji t
Untuk mengetahui variabel Kepemimpinan
(X1) dan Audit Internal (X2) terhadap Kinerja
Karyawan (Y) menggunakan persyaratan Uji t.
Persyaratannya sebagai berikut:
Jika t hitung > t tabel maka Ho ditolak ada
pengaruh signifikan.
Jika t hitung < t tabel maka Ho diterima tidak
ada pengaruh signifikan.
Berikut tabel hasil uji t:
Tabel 4.10 Uji t
Diskripsi
Uji t
thitung
ttabel
N=34
Taraf Signifikan
1%
Keterangan
Pengaruh antara
Kepemimpinan (X1)
dengan Kinerja (Y)
5.892 2.741 Sangat
Signifikan
Pengaruh antara
Audit Internal (X2)
dengan Kinerja (Y)
0.256 2.741 Tidak Signifikan
Dari hasil tabel di atas dapat dijelaskan
bahwa pengaruh antara variabel Kepemimpinan
(X1) dengan Kinerja (Y) positif dan sangat
signifikan karena nilai thitung > ttabel yaitu 5.892 >
2.741 sehingga Ha diterima, Pengaruh antara Audit
Internal (X2) dengan Kinerja (Y) tidak signifikan
thitung < ttabel yaitu 0.256 > 2.741 sehingga Ha
ditolak.
b. Uji F
Uji F digunakan untuk mengetahui signifikan
atau tidaknya variabel independen (bebas) secara
simultan dengan variabel dependen (terikat) yakni
: “Kepemimpinan (X1) dan Audit Internal (X2)
terhadap Kinerja Karyawan (Y).
Persyaratannya sebagai berikut:
Jika nilai Fhitung > nilai Ftabel maka Ho ditolak
dan Ha diterima, ada pengaruh signifikan.
Jika nilai Fhitung < nilai Ftabel maka H0
diterima dan Ha ditolak, tidak ada pengaruh
signifikan.
Berikut tabel hasil uji F:
Tabel 4.11 Regression Statistics
Regression Statistics
Multiple R 0.734
R Square 0.538
Adjusted R Square 0.508
Standard Error 7.373
Observations 34
Dari hasil tabel di atas dapat dijelaskan
bahwa Multiple R mempunyai nilai 0.734, R
Square mempunyai nilai 0.538, Adjusted R Square
mempunyai nilai 0.508, Standard Error
mempunyai nilai 7.373, Observations mempunyai
nilai 34.
JURNAL 8 Januari 2014
Danang Kristioko L,Amd TEM, ST, MM NIM: 2012520002
Program Studi Magister Manajemen| Universitas Pamulang 12 of 12
Tabel 4.12 Anova
ANOVA
df SS MS F Significance F
Regression 2 1963.122 981.561 18.058 6.3127E-06
Residual 31 1684.996 54.355
Total 33 3648.118
Dari hasil tabel di atas dapat dijelaskan
bahwa F Regression mempunyai nilai 18.058 dan
Significance F Regression mempunyai nilai
6.3127E-06.
Tabel 4.13 Coefficients
Coefficients Standard
Error t Stat P-value
Intercept 28.334 10.956 2.586 0.015
Kepemimpinan (X1) 0.880 0.147 5.998 0.000
Audit Internal (X2) 0.087 0.080 1.092 0.283
Dari hasil tabel di atas dapat dijelaskan
bahwa Coefficients Intercept mempunyai nilai
28.334, Coefficients Kepemimpinan (X1)
mempunyai nilai 0.880, Coefficients Audit Internal
(X2) mempunyai nilai 0.087, t Stat Intercept
mempunyai nilai 2.586, t Stat Kepemimpinan (X1)
mempunyai nilai 5.998, t Stat Audit Internal (X2)
mempunyai nilai 1.092.
Tabel 4.14 Uji F
Diskripsi
Uji F
Fhitung
Ftabel
N=34
Taraf Signifikan 1%
Keterangan
Pengaruh antara
Kepemimpinan (X1)
dan
Audit Internal (X2)
secara simultan
terhadap Kinerja (Y)
18.058 5.348 Sangat
Signifikan
Dari hasil tabel di atas dapat dijelaskan
bahwa pengaruh antara variabel Kepemimpinan
(X1) dan Audit Internal (X2) secara simultan
terhadap Kinerja (Y) positif dan sangat signifikan
karena nilai Fhitung > Ftabel yaitu 18.058 > 5.348
sehingga Ha diterima, dengan menggunakan rumus
regresi linier berganda dengan persamaan:
Ŷ = 28.334 + 0.880X1 + 0.087X2.
G. KESIMPULAN
Dari hasil penelitian dan pembahasan
menggunakan bantuan fasilitas komputer program
Microsoft Office exel 2007, dapat ditarik kesimpulan
sebagai berikut:
1. Secara parsial variabel Kepemimpinan (X1)
berpengaruh secara nyata, positif dan sangat
signifikan terhadap variabel Kinerja (Y) dengan
nilai thitung (5.892) > ttabel (2.741).
2. Secara parsial variabel Audit Internal (X2)
berpengaruh tidak signifikan terhadap variabel
Kinerja (Y) dengan nilai thitung (0.256) > ttabel
(2.741) hal ini disebabkan karena tidak semua
responden mengerti tentang Audit Internal.
3. Dalam pengujian secara simultan dengan
menggunakan uji F menunjukkan adanya
pengaruh sangat signifikan variabel
Kepemimpinan (X1) dan variabel Audit Internal
(X2) secara bersama-sama terhadap variabel
Kinerja (Y). Terbukti dengan nilai Fhitung (18.058)
> Ftabel (5.348).
H. SARAN
1. Menurut penelitian variabel Kepemimpinan (X1)
yang mempunyai nilai score terendah yaitu
pernyataan reward sistem dilakukan secara
obyektif, menunjukkan bahwa perusahaan tidak
transparan dalam pembagian bonus kepada
karyawan, kedepan adanya profit (keuntungan)
perusahaan serta prosentase pembagian bonus di
umumkan pada kajiulang manajemen.
2. Menurut penelitian variabel Audit Internal (X2)
yang mempunyai nilai score terendah yaitu
pernyataan penyajian laporan hasil audit internal
selalu tepat waktu, menunjukkan bahwa
kuranganya koordinasi antara auditor dan auditi
dalam menyelesaikan ketidaksesuaian..
Kedepannya harus ada koordinasi intensif antara
auditor dan auditi untuk penyelesaian
ketidaksesuaian.
3. Menurut penelitian variabel Kinerja (Y) yang
mempunyai nilai score terendah yaitu insentif
yang diterima sesuai dengan kebutuhan,
menunjukkan bahwa dalam pemberian insentif
manajemen sangat kurang dengan nilai prosentase
3% dari total penjualan. Kedepanya untuk
meningkatkan kinerja meminta agar manajemen
memberi insentif dengan nilai prosentase 10%
dari total penjualan.