contoh rpp oksidasi
DESCRIPTION
Bidang KimiaTRANSCRIPT
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DENGAN MATERI
REAKSI OKSIDASI DAN REDUKSI
Disusun untuk memenuhi tugas akhir mata kuliah
Strategi Belajar Mengajar Kimia
Yang dibina oleh :
Ibu Oktavia Sulistina,S.Pd., M.Pd.
Oleh :
Sherly Fatin Roihanah Suhah
130331614725-OFF.C
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN KIMIA
APRIL 2015
A. Tujuan Pembelajaran
Siswa dapat:
a. Memahami reaksi oksidasi dan reduksi berdasarkan konsep yang erbeda, yaitu
penggabunan dan pelepasan oksigen, serah-terima elektron, dan perubahan
bilangan oksidasi
b. Melakukan percobaan sederhana untuk mengetahu reaksi oksidasi dan reduksi
dalam peristiwa sehari-hari, seperti perkaratan besi serta faktor yang
mempengaruhi perkaratan.
B. Pengetahuan Prasyarat
Pengetahuan prasyarat merupakan kemamuan awal yang harus dimiliki siswa
untuk menunjang pemahaman terhadap pengetahuan yang menuntut daya pikir
lebih tinggi. Dalam memahami konsep-konsep reaksi oksidasi dan reduksi
dibutuhkan pemahaman tentang ikatan kimia dan persamaan reaksi kimia. Reaksi
oksidasi dan reduksi merupakan suatu persamaan reaksi kimia, dimana reaksi kimia
merupakan pemutusan dan penggabungan ikatan kimia, untuk itulah pemahaman
mengenai ikatan kimia dan persamaan reaksi kimia dibutuhkan untuk menunjang
pemahaman konsep reaksi oksidasi dan reduksi.
Pehaman persamaan reaksi membuat pemahaman terjadinya reaksi reduksi dan
oksidasi lebih mudah dipahami. Persamaan reaksi menggambarkan zat-zat kimia
yang terlibat sebelum dan sesudah reaksi kimia baik secara kualitatif maupun
kuantitatif, pada raksi kimia terjadi pemutusan ikatan kimia sehingga zat-zat
pereaksi terpisah menjadi atom-atomnya, yang kemudian akan tersusun ulang
sebelum brgabung kembali membentuk ikatan kimia dalam zat-zat produknya.
Ikatan kimia dapat mempermudah pemahaman konsep reaksi oksidasi reduksi,
seperti pembentukan ikatan ionik melalui serah terima elektron dapat
mempermudah siswa dalam memahami konsep reaksi oksidasi dan reduksi
berdasarkan serah terima elektron, begitu juga pemahaman mengenai ikatan
kovalen dapat mempermudah siswa dalam memahami konsep reaksi oksidasi dan
reduksi berdasarkan perubahan bilangan oksidasi.
Pengetahuan lain yang perlu dipahami sebelum mempelajari reaksi oksidasi
dan reduksi. Pengatahuan ni untuk menjelaskan tentang bilangan oksidasi , yaitu
muatan yang dimiliki oleh atom sempama elektron valensinya tertarik ke atom lain
yang berikatan dengannya, yang memiliki keelektronegatifan lebih besar, dengan
memahami kecenderungan bilangan oksidasi suatu atom akan lebih mudah
memahami reaksi oksidasi dan resuksi terutama pada konsep yang didasarkan
perubahan bilangan oksidasi.
C. Peta Konsep
D. Deskripsi Materi
1. Konsep Reaksi Oksidasi Reduksi
1) Konsep I: Reaksi Oksidasi dan Reduksi berdasarkan Pengabungan dan
pelepasan Oksigen
Konsep reaksi oksidasi dan reduksi yang berdasar pada penggabungan dan
pelepasan oksigen hanya berlaku untuk reaksi yang melibatkan oksigen.
Konsep konsep ini didasarkan atas:
reaksi oksidasi yang melibatkan penggabungan oksigen dengan
unsur/senyawa dimana spesi yang menangkap oksigen pada reaksi
oksidasi disebut sebagai reduktor, dan
T
e
r
d
i
r
i
a
t
a
s
T
e
r
d
i
r
i
a
t
a
s
T
e
r
d
i
r
i
a
t
a
s
T
e
r
d
i
r
i
a
t
a
s
reaksi reduksi yang melibatkan pelepasan oksigen dari senyawa, dimana
spesi yang melepas oksigen pada reaksi reduksi disebut sebagai
oksidator.
Contoh reaksi oksidasi dan reduksi berdasarkan penggabungan dan
pelepasan oksigen.
Contoh reaksi oksidasi (reaksi penggabungan oksigen)
Contoh 1: Reaksi penggabungan oksigen dengan unsur
2Mg(s) + O2(g) 2MgO(s)
Mg menangkap oksigen artinya reaksi di atas merupakan reaksi
oksidasi berdasarkan penggabungan dan pelepasan oksigen. Mg disebut
sebagai reduktor karena merupakan spesi yang menangkap oksigen.
Contoh 2: Reaksi penggabungan oksigen dengan unsur dalam senyawa
CH4(g) + 2O2(g) CO2(g) + 2H2O(i)
CH4 menangkap oksigen artinya reaksi di atas merupakan reaksi
oksidasi berdasarkan penggabungan dan pelepasan oksigen. CH4 disebut
sebagai reduktor karena merupakan spesi yang menangkap oksigen.
Contoh 3: Reaksi penggabungan oksigen dengan senyawa
2CO2(g) + O2(g) 2CO2(g)
CO2 menangkap oksigen artinya reaksi di atas merupakan reaksi
oksidasi berdasarkan penggabungan dan pelepasan oksigen. CO2 disebut
sebagai reduktor karena merupakan spesi yang menangkap oksigen.
Contoh reaksi reduksi (reaksi pelepasan oksigen)
Reaksi pelepasan oksigen dari senyawanya.
2CuO(s) 2Cu(s) + O2(g)
2PbO2(s) 2PbO(s) + O2(g)
CuO dan PbO2 melepas oksigen artinya reaksi di atas merupakan
reaksi reduksi berdasarkan konsep penggabungan dan pelepasan oksigen.
Cu dan PbO disebut sebagai oksidator karena merupakan spesi yang
melepas oksigen.
Pada sebagian reaksi, reaksi oksidasi dan reduksi dapat terjadi secara
bersama-sama.
Contoh:
CuO(s) + H2(g) Cu(s) + H2O(l)
CuO melepas oksigen dan H2 menangkap oksigen, menunjukkan
bahwa reaksi oksidasi dan reduksi dapat terjadi secara bersamaan.CuO
adalah oksidator yang merupakan spesi pelepas okigen dan H2 adalah
reduktor yang merupakan spesi penarik oksigen.
2) Konsep II: Reaksi Oksidasi dan Reduksi Berdasarkan Pelepasan dan
Penerimaan Elektron
Konsep oksidasi dan reduksi berdasarkan pelepasan dan penerimaan
elektron merupakan pengembangan konsep reaksi oksidasi reduksi
berdasarkan penggabungan dan pelepasan oksigen. Konsep ini berkembang
setelah adanya pemahaman mengenai ikatan ionik dimana pembentukan
ikatannya melibatkan serah-terima elektron.
Konsep ini menyatakan bahwa dalam satu reaksi ada spesi yang melepas
elektron dan ada spesi yang menerima elektron. Artinya reaksi oksidasi dan
reduksi selalu berjalan bersama-sama . Oleh karena berjalan bersama-sama,
reaksi oksidasi dan reduksi disebut juga reaksi redoks (reduksi oksidasi).
Reaksi redoks terdiri dari:
reaksi oksidasi yang berarti pelepasan eletron, bersamaan dengan
reaksi reduksi yang berarti penangkapan elektron.
Konsep reaksi oksidasi dan reduksi yang berdasar pada serah-terima
elektron tidak hanya terjadi pada reaksi yang melibatkan oksigen.
Contoh reaksi oksidasi dan reduksi berdasarkan pelepasan dan penangkapan
elektron:
reaksi antara Na dan Cl2 membentuk NaCl
2Na(s) + Cl2(g) 2NaCl(s)
atau Na(s) + Cl2(g) NaCl(s)
dalam reaksi ini na melepas 1 elektron dan kemudian diterima oleh Cl.
Reaksi antara Mg dengan O2 membentuk MgO
2 Mg(s) + O2(g) 2MgO(s)
atau Mg(s) + O2(g) MgO(s)
Dalam reaksi ini, Mg melepas 2 elektron yang kemudian diterima oleh O.
Zat yang mengalami oksidasi (melepas e-) sehingga menyebabkan zat
lain tereduksi (menerima e-) disebt reduktor. Sedangkan zat yang
mengalami reduksi (menerima e-) sehingga menyebabkan zat lain
teroksidasi (melepas e-) disebut oksidator.
Reduktor dan oksidator dapat lebih mudah dengan menuliskan
persamaan reaksi oksidasi reduksinya secara terpisah sbagai 2 setengah
reaksi, yakni oksidasi dan reduksi. Contoh:
Reaksi antara Na dan Cl2 membentuk NaCl
Oksidasi : Na(s) Na+(aq) + e
-
Reduksi : Cl2(g) + 2 e- Cl
-(aq) +
Sel : Na(s) + Cl2(g) 2NaCl(s)
3) Konsep III : Konsep Reaksi Oksidasi dan reduksi Berdasarkan Perubahan
Bilangan Oksidasi
Konsep reaksi oksidasi dan reduksi berdasarkan perubahan bilangan
oksidasi merupakan pengembangan reaksi redoks berdasarkan serah-terima
elektron. Konsep ini menjelaskan reaksi redoks tidak hanya terjadi pada
senyawa ion namun juga terjadi pada senyawa kovalen. Gagasan ini muncul
setelah dipahami bahwa ikatan kimia terbentuk karena adanya pergerakan
elektron baik ikatan pada senyawa ion maupun pada senyawa kovalen.
Pada senyawa ini, pergerakan elektron berupa serah-terima eletron,
sedangkan pada senyawa kovalen berupa pergerakan elektron menuju atom
dengan keelektronegatifan besar.
Pergerakan elektron pada reaksi yang melibatkan senyawa ion dan
senyawa kovalen ini dapat dijelaskan melalui contoh berikut.
2Mg(s) + O2(g) 2MgO(s)
Senyawa ion
Terbentuk karena serah terima elektron
2H2(g) + O2(g) 2H2O(l)
Senyawa kovalen
Tebentuk karena pergerakan elektron ke atom O yang memiliki
keelektronegatifan lebih tinggi.
Pergerakan elektron akan menyebabkan perbedaan muatan atom-atom pada
senyawanya (muatan penuh atau parsial). Untuk mengtahui atom mana yang
memiliki muatan positif dan atom mana yang memliki muatan negatif,
dirumuskan suatu sistem yang dapat berlaku umum, yakni bilangan oksidasi
(tingkat oksidasi). Konsep reaksi redoks pun diperluas berdasarkan bilangan
oksidasi sebagai berikut.
C(s) + O2(g) CO2(g)
Bilangan oksidasi C bertambah dari 0 ke +4, artinya C mengalami oksidasi
Bilangan oksidasi O berkurang dari 0 ke -2, artina O mengalami reduksi.
Ditinjau dari perubahan bilangan oksidasinya, terlihat bahwa bilangan
oksidasi C bertambah sedangkan bilangan oksidasi O berkurang.
zat yang bilangan oksidasinya bertambah dikatakan mengalami oksidasi.
Sedangkan zat yang bilangan oksidasinya berkurang dikatakan mengalami
reduksi.
Zat yang mengalami oksidasi (bilangan oksidasi bertambah) sehingga
menyebabkan zat lain tereduksi (bilangan oksidasi berkurang) disebut
reduktor. Sedangkan zat yang mengalami reduksi (bilangan oksidasi
berkurang) shingga menyebabkan suatu zat lain teroksidasi (bilangan
oksidasi bertambah) disebut oksidator. Pada contoh di atas, C adalah
reduktor karena mreduksi O2 (bilangan oksidasi O berkurang), dan O2
adalah oksidator karena mengoksidasi C (bilangan oksidasi C bertambah).
Bilangan Oksidasi
Bilangan oksidasi menyatakan muatan yang dimiliki oleh atom dimiliki
oleh atom seumpama elektron valensinya tertarik ke atom lain yang
berikatan dengannya yang memiliki keelektronegatifan lebih besar.
Secara umum, untuk dua atom yang berikatan (secara ionik maupun
kovalen):
atom dengan unsur dengan keelektronegatifan yang lebih kecil akan
mempunyai bilangan oksidasi lebih positif.
Atom unsur dengan keelektronegatifan yang lebih besar akan
mempunyai bilangan oksidasi lebih negatif
Jika keelektronegatifan kedua atom tersebut sama, maka bilangan
oksidasinya adalah nol. Sementara itu, atom unsur bebas memiliki
bilangan oksidasi sama dengan nol.
Aturan Penentuan Bilangan Oksidasi
a. Unsur-unsur bebas (Na, Cu, dan Ag), molekul dwi atom (H2, N2, dan
O2), molekul poli atom (S8 dan P4), dan molekul netral (H2O, HNO3,
dan KOH) memiliki bilangan oksidasi = 0
b. Bilangan oksidasi logam golongan I A (logam alkali: Li, Na, K, Rb,
dan Cs) dalam senyawa selalu +1
c. Bilangan oksidasi logam golongan II A (alkali tanah: Be, Mg, Ca, Sr,
dan Ba) dalam senyawa selalu +2.
d. Bilangan ooksidasi ion dari suatu atom sama dengan muatan ionnya
e. Bilangan oksidasi atom H dalam senyawa adalah +1, kecuali pada
senywa hidrida (NaH dan CaH2), bilangan oksidasi H= -1
f. Bilangan oksidasi atom O dalam senyawa adalah -2, kecuali pada
senyawa superoksida (H2O2), bilangan oksidasi O=-1. Sementara itu
bilangan oksidasi atom O dalam senyawa OF2 adalah +2
g. Jumlah total bilangan oksidasi (biloks) atom dalam senyawa adalah 0,
sedangkan jumlah total bilangan oksidasi atom dalam ion adalah sama
dengan muatan ion tersebut.
Secara umum konsep reaksi oksidasi dan reduksi berdasarkan bilangn
oksidasi lebh luas dibandingkan dua konsep sebelumnya. Dengan kata lain,
konsep III dapat menjeaskan konsep II dan I; dan konsep II dapat
menjelaskan konsep I.
E. Rasionalisasi Pemilihan Materi dan Strategi
1. Karakteristik Materi
Materi reaksi oksidasi dan reduksi ini bersifat konseptual, deskriptif, dan
aplikatif. Meskipun reaksi oksidasi dan reduksi dapat dilihat secara kasat mata,
seperti perkaratan pada besi namun untuk menjelaskan pross terjadinya reaksi
oksidasi dan reduksi perlu pengkajian secara mikroskopik, sehingga materi ini
juga bisa dikategorikan materi yang bersifat abstrak. Materi ini akan mudah
dipelajari jika pemahaman tentang konsep-konsep pengetahuan prasyarat dikusa
dengan baik oleh siswa. Kemampuan analogi siwa juga akan mendukung siswa
lebih mudah memahami materi ini.
2. Karakteristik Strategi Pembelajaran yang Digunakan
Learning cycle adalah suatu strategi mengajar yang melibatkan siswa secara
langsung pada kegiatan penelitian (investigation) secara aktif. Dalam LC, siswa
mengembangkan pemahamannya terhadap suatu konse dengan kegiatan
mencoba (hand-on activities) sebelum diperkenalkan dengan kata-kata melalui
diskusi atau memperoleh informasi dari buku. Oleh karena itu,
LC dapat mengembangkan keterampilan proses siwa, memberikan
kesempatan kepada siswa melakukan prcobaan sains secara langsung, dan
membuat pembelajaran bermakna.
Pada pembelajaran ilmu kimia, hampir semua tipe LC tepat untuk
diterapkan disesuaikan dengan materi yang diajarkan. Descriptive LC didesain
agar siswa dapat mengamati bagian kecil dari dunia a small part of the world),
menemukan suatu pola (keteraturan), memberi nama keteraturan tersebut, dan
menemukan pola lainnya. Tipe selanjutnya adalah Empirical-deductive LC
dimana siswa diajak untuk mendiskripsikan dan menjelaskan tentang suatu
fenomena, membuat siklus yang memungkinkan muncul konsep alternatif,
argumentai, self-regulated, dan mengembangkan keterampilan berfikir tingkat
tinggi. Tipe ketiga yaitu Hipothetical-deductive LC dimana siswa diajak
memikirkan dengan segera tentang konsep alternatif dalam pernyataan yang
eksplisit, membuat hipotesis untuk menjelaskan fenomena, menguji hipotesis
menggunakan keterampilan berpikir tinggi,
Pada implementasi LC dalam pembelajaran, ketiga tipe tersebut berkembang
menjadi fase-fase, dengan setiap fase memiliki tujuan yang berarti. Pada setiap
fase, siswa diharapkan memperoleh keterampilan-keterampilan proses sains dan
pengalaman belajar mandiri (self-regulated) sehinggan lebih
mampumengkonstruksi konsep-konsep yang sesuai serta mengembangkan
konsep tersebut pada alur pikir yang benar.
3. Kesesuaian Materi dengan Strategi yang Dipilih
Materi konsep reaksi oksidasi dan resuksi menggunakan LC sebagai strategi
karena materi ini merupakan materi yang konseptual dan aplikatif sehingga
membutuhkan pemahamn konsep yang utuh untuk memahami materi ini dengan
baik, selain itu materi reaksi oksidasi dan reduksi memiliki banyak keterkaitan
dengan materi yang lain yang tentunya akan fatal jika terjadi kesalahan
miskonsepsi pada materi ini.
Penggunaan LC sebagai instructional alternative dapat mengurangi
miskonsepsi siswa dan dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi
yang dipelajari, penerapan LC juga dapat meningkatkan motivasi, kemampuan
menjelaskan (argumentasi), kualitas tanya jawab, dan interaksi, serta belajar
siswa.
LC memberikan kesempatan kepadasiwa untuk mencari informasi secara
mandiri maupun kelomok berdasarkan fakta tanpa instruksi atau pengarahan
secara langsung dari pengajar,seswa dapat mengonstruk pemahaman dan
mendiskripsikan suatu konsep berdasarkan fakta atau hubungan antar variabel
yang telah dimiliki. Siswa selanjutnya juga diberi kesempatan untuk melakukan
eksperimen sebagai pengujian konsep, sehingga pemahaman siswa meningkat
dan konsep yang dimiliki menjadi lebih mantap.
Setelah konsep dikuasai penggunaan LC sebagai strategi mengajar
meberikan siswa peluang untuk mengembangkan siklus lebih lanjut yaitu
pembelajaran ke konsep selanjutnya sehingga menjadikan siswa lebih antusias
karena pengalaman belajar yang diperoleh adalah konsep yang dikonstruk oleh
pikiran mereka sendiri.
4. Dampak Langsung
Dampak langsung yang dari pembelajaran menggunakan LC sebagi strategi
mengajar adalah.
1) Siswa dapat memahami konsep-konsep reaksi oksidasi dan reduksi.
2) Siswa dapat menentukan zat teroksidasi dan tereduksi dalam persamaan
reaksi oksidasi dan resuksi.
3) Siswa dapat menentukan reduktor dan oksidator dalam persamaan reaksi
redoks.
4) Siswa dapat menyebutkan contoh reaksi resoks dalam kehidupan sehari-hari
5. Dampak pengiring yang diharapkan
Dampak pengiring yang diharapan dari penggunaan LC sebagai strategi
mengaajar adalah.
1) Meningkatkan kualitas proses pembelajaran yang diketahui meningkatnya
motivasi, keaktifan, kualitas tanya jawab, dan interaksi antar siswa.
2) Meningkatkan hasil belajar siswa yang diketahui dari prestasi siswa meliputi
nilai ujian dan test yang memenuhi.
3) Mengembangkan keterampian proses siswa sehingga siswa terlatih
menghadap dan menyelesaikan masalah sendiri dengan berdasarkan fakta
dan variabel yang ada.
F. Sintaks Pembelajaran
G. Sumber Belajar
Buku : Buku Paket SMA Kelas X
LKS : LKS kimia sma kelas X
H. Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan pertama (2x45 menit)
Tujuan: memahami konsep reaksi oksidasi dan reduksi, serta melakukan
percobaan yang sesuai
Tahap Fase Kegiatan Belajar
Pembukaan - - Membuka pelajaran dengan salam
dan menanyakan keadaan siswa
- Menanyakan peristiwa yang
termasuk reaksi kimia
PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE
Guru memancing perhatian siswa dengan
pertanyaan
Siswa bekrja melakuan percobaan,
melakukan pengamatan, mengumpulkan
data, membuat kesimpulan percobaan
Pelajar memperkenalkan istilah baru yang
belum diketahui siswa.
Siswa menerapkan konsep-konsep yang telah
dipahami dan keterampilan yang telah
dimiliki pada situasi baru (tetapi similiar)
Guru melakukan penilaian berdasarkan
pengalaman belajar siswa dan mengajukan
pertanyaan terbuka
Kegiatan inti Engagement - Guru melakukan demonstrasi: siswa
diminta mengamati reaksi Mg
dengan larutan asam klorida
- Meminta siswa mendiskusikan
dengan teman sebangkunya “apakah
reaksi Mg dengan HCl termasuk
reaksi oksidasi dan reduksi?”
- Meminta siswa mengumplkan bukti
dan memberi contoh reaksi lain.
Exploration - Meminta siswa mengumpulkan data
tentang reaksi Mg dan HCl
Eksplanation - Meminta siswa menjelaskan reaksi
yang terjadi antara Mg dengan
larutan HCl
- Memperkenalkan siswa tentang
reaksi oksidasi dan reduksi
- Meminta siswa membaca buku
tentang konsep reaksi oksidasi dan
reduksi dan menanyakan perihal
yang belum jelas
Extention/
Elaboration
- Meminta siswa mendiskusikan cara
menentukan reaksi redoks dan
memprsentasikan hasi diskusinya
Evaluation - Menyelesaikan LKS
Penutup - Mengajak siswa menyimpulkan
pelajaran pada hari ini
- Menutup pelajaran
Pertemuan ke dua (1 x 45 menit)
Tujuan : mempresentasikan hasil percobaan dan pengamatan selama percobaan
Tahap Fase Kegiatan Belajar
Pembukaan - Membuka pelajaran dengan
salam dan menanyakan
keadaan siswa.
- Memberi pertanyaan kepada
siswa: “bagaimana hubungan
keelektronegatifan dengan
kemampuan membentuk ion
positif pada suatu logam?”
Kegiatan Inti Engagement - Meminta siswa
mendiskusikan “bagaimana
hubungan keelektronegatifan
dengan kemampuan
membentuk ion positif pada
suatu logam?”
Exploration - Meminta siswa
mengumpulkan data untuk
menjawab pertanyaan
Explaination - Meminta siswa merancang
desain praktikum untuk
menjawab pertanyaan
- Guru membimbing siswa
dalam merancang desain
percobaan
Extention/Elaboration - Meminta siswa
mempresentasikan rancangan
percobaan, serta
penjelasannys
Evaluation - Mengajak siswa menelaah
setiap percobaan yang telah
dilakukan
- Guru menilai dari hasil LKS
Penutup - - Menutup pelajaran
I. Lampiran
Lembar Kerja Siswa
Konsep-konsep Reaksi Oksidasi dan Reduksi
Konsep I: Reaksi Oksidasi dan Reduksi Berdsarkan Penggabungan dan Pelepasan
Oksigen
Reaksi Kimia Mengikat
Oksigen
Melepas
Oksigen
Jenis Reaksi Kimia Reduktor Oksidator
Reduksi Oksidasi
Fe + O2 Fe2O3
CuO + H2 Cu + H2O
CO + O2 CO2
Fe2O3 + CO Fe +
CO2
2Mg + O2 2Mg
2Al2O3 4Al + 3O2
Kesimpulan
Konsep II: Reaksi Oksidasi dan Reduksi Berdasrkan Pelepasan dan Penerimaan
Elektron
Reaksi Kimia Menangkap
Elektron
Melepas
Elektron
Jenis Reaksi Kimia Reduktor Oksidator
Reduksi Oksidasi
Ag+ + e
- Ag
Pb Pb2+
+ 2e-
Ca Ca2+
+ 2e-
S + 2e- S
2-
O + 2e- O
2-
Fe Fe2+
+ 2 e-
Kesimpulan
Konsep III: Konsep Reaksi Oksidasi dan reduksi Berdasarkan Perubahan
Bilangan Oksidasi
Tentukan bilangan oksidasi tiap-tiap unsur, tunjukkan mana reduksi, oksidasi,
reduktor dan oksidatornya untuk reaksi-reaksi berikut ini:
a. Cu + Al 3 +
→ Cu 2 +
+ Al
b. H 2 S + H N O 3 → H 2 O + S + N O
c. 2 Mn O2 + 3 Bi O
3 + 12 H
+ 2 H Mn O4 + 3 Bi
3 + + 5 H2 O
d. As H3 + 8 Ag +
+ 11 O H As O 3
4 + 7 H2 O + 8 Ag
e. 8 Al + 3 N O
3 + 5 O H
+ 2 H2 O 8 Al O
2 + 3 N H3
f. 6 O H
+ 3 Cl 2 → Cl O
3
+ 5 Cl
+ 3 H 2 O
Lembar Kerja Siswa
Konsep-konsep Reaksi Oksidasi dan Reduksi
A. Tujuan
Mengetahu reaksi redoks pada beberapa logam dengan larutan
B. Alat dan Bahan
a. Gelas kimia 250 ml
b. Logam seng
c. Logam tembaga
d. Larutan CuSO4 1 M
e. Larutan AgNO3 1 M
C. Cara Kerja
1. Siapkan alat dan bahan
2. Masukkan CuSO4 sebanyak 100 ml ke dalam gelas kimia 250 ml
3. Siapkan sepotong logam seng berukuran 4x2 cm yang telah diampelas
bersih. Kemudian masukkan ke dalam larutan CuSO4
4. Amati perubahan yang terjadi
5. Lakukan kembali percobaan seperti di atas dengan menggunakan logam
tembaga dan mengganti larutan CuSO4 1 M dengan larutan AgNO3
D. Data Pengamatan
Perubahan Sebelum bereaksi Sesudah bereaksi
Logam seng
Logam tembaga
Larutan CuSO4
Larutan AgNO3
E. Pertanyaan
Jelaskan perubahan dalam setiap spesi!
F. Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
Dasna, I Wayan. Model Siklus Belajar (Learning Cycle) Kajian Teoritis dan
Implementasinya dalam Pembelajaran Kimia.
Johari, J.M.C. & Rachmawati, M. 2006. Kimia SMA dan MA Kelas X. Jakarta :
Penerbit Erlangga