cooperative learning

46
Cooperative Learning Kelompok 1 Argi Sofyan (12108244057) Angkat Hesti P (12108244117) Titin Setianingrum (12108244133) Dwijayanti Cahyaningrum (12108244137) Heny Setyowati (12108244140)

Upload: sofyan-argi

Post on 28-Jul-2015

38 views

Category:

Education


1 download

TRANSCRIPT

Cooperative Learning

Kelompok 1Argi Sofyan (12108244057)Angkat Hesti P (12108244117)Titin Setianingrum (12108244133)Dwijayanti Cahyaningrum (12108244137) Heny Setyowati (12108244140)

Pengertian Cooperative Learning

Menurut Slavin (dalam Etin Solihatin dan Raharjo, 2009: 4), cooperative learning adalah suatu model pembelajaran di mana siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya terdiri dari 4-6 orang, dengan struktur kelompoknya yang bersifat heterogen.

Pengertian Cooperative Learning

Stahl (dalam Etin Solihatin dan Raharjo, 2009: 5) mengatakan bahwa pada model pembelajaran cooperative learning menempatkan siswa sebagai bagian dari model kerja sama dalam mencapai suatu hasil yang optimal dalam belajar. Model pembelajaran ini berangkat dari asumsi mendasar dalam kehidupan masyarakat, yaitu getting better together, atau raihlah yang lebih baik secara bersama-sama.

Pengertian Cooperative Learning

Menurut Richard I. Arends (2008: 5), cooperative learning ditandai oleh struktur tugas, tujuan dan reward yang kooperatif. Siswa dituntut untuk mengerjakan tugas yang sama secara bersama-sama, kemudian memikirkan bersama cara untuk menyelesaikan tugas tersebut. Siswa bergantung untuk mendapatkan reward yang nantinya akan dibagi rata dalam satu kelompok tersebut.

Pengertian Cooperative Learning

Dari pendapat para ahli tersebut dapat disimpulkan :

Cooperative Learning merupakan model pembelajaran di mana siswa belajar dan bekerja dalam suatu kelompok kooperatif yang ditandai dengan adanya struktur tugas, tujuan, dan reward. Siswa akan bekerja sama menyelesaikan suatu tugas tertentu dan berusaha untuk mendapatkan hasil yang optimal bagi kelompoknya. Selama proses belajar, pemahaman dan sikap siswa dalam hidup bermasyarakat akan terlatih karena siswa bekerja dan berinteraksi bersama-sama secara kelompok.

Tujuan Cooperative Learning

Meningkatkan hasil belajar akademikPenerimaan terhadap keragamanPengembangan ketrampilan sosial

Ciri-Ciri Khusus Cooperative Learning

Saling Ketergantungan PositifDalam pembelajaran kooperatif, guru menciptakan suasana yang mendorong agar siswa merasa saling membutuhkan atau yang biasa disebut dengan saling ketergantungan positif yang dapat dicapai melalui :saling ketergantungan mencapai tujuan, saling ketergantungan menyelesaikan tugas, saling ketergantungan bahan atau sumber, saling ketergantungan peran.

Ciri-Ciri Khusus Cooperative Learning

Interaksi Tatap MukaDengan hal ini dapat memaksa siswa saling bertatap muka sehingga mereka akan berdialog. Dialog tidak hanya dilakukan dengan guru tetapi dengan teman sebaya juga karena biasanya siswa akan lebih luwes, lebih mudah belajarnya dengan teman sebaya.

Ciri-Ciri Khusus Cooperative Learning

Akuntabilitas individualPembelajaran kooperatif menampilkan wujudnya dalam belajar kelompok. Penilaian ditunjukkan untuk mengetahui penguasaan siswa terhadap materi pelajaran secara individual. Intinya yang dimaksud dengan akuntabilitas individual adalah penilaian kelompok yang didasarkan pada rata-rata penguasaan semua anggota secara individual.

Peran Guru dalam Cooperative Learning

Sebagai FasilitatorPeran guru sebagai fasilitator harus mempnyai beberapa sikap sebagai berikut:

Mampu menciptakan suasana kelas yang nyaman dan menyenangkanMembantu dan mendorong siswa untuk mengingkapkan dan menjelaskan keinginan dan pembicaraannya.Membatu kegiatan dan menyiapkan sumber atau alat.

Peran Guru dalam Cooperative Learning

Sebagai MediatorGuru berperan untuk menjembati atau

mengaitkan materi pelajaran yang sedang di bahas melalui pembelajaran cooperative learning dengan permasalahan yang nyata di temukan di lapangan. Peran ini sangat penting dalam menciptakan pembelajaran bermakna (meaningful learning), yaitu istilah yang dikemukakan Ausubel untuk menunjukkan bahan yang dipelajari memiliki kaitan makna dan wawasan dengan apa yang sudah dimiliki siswa sehingga mengubah apa yang menjadi milik siswa

Peran Guru dalam Cooperative Learning

Sebagai Director-MotivatorGuru beperan dalam membimbing serta

mengarahkan jalannya diskusi, membantu kelancaran diskusi tetapi tidak memberikan jawaban. Selain itu juga menjadi pemberi semangat pada siswa untuk aktif berpartisipasi.

Peran Guru dalam Cooperative Learning

Sebagai EvaluatorGuru berperan dalam menilai kegiatan

belajar mengajar yang sedang berlangsung. Penilaian ini tidak hanya pada hasil, tapi lebih ditekankan pada proses pembelajarannya. Penilaian dilakukan baik secara perorangan maupun kelompok. Alat yang digunakan dalam evaluasi selain bentuk tes sebagai alat pengumpul data juga berbentuk catatan observasi guru untuk melihat kegiatan siswa di kelas.

Peran Siswa dalam Cooperative Learning

MerencanakanSiswa harus mampu merencanakan materi

pembelajaran yang akan dipelajari pada saat proses pembelajaran. Dengan demikian Siswa diharapkan menguasai materi pembelajaran sehingga pada saat pembelajaran dengan menggunakan metode cooperative learning, siswa lebih siap dengan materi yang telah didapatkan.

Peran Siswa dalam Cooperative Learning

MenerangkanDalam pembelajaran model cooperative

learning, siswa harus mampu berperan aktif dalam pembelajaran. Peran aktif siswa ini ditunjukan dengan melihat seberapa besar penguasaan materi pelajaran sehingga pada saat proses pembelajaran, siswa dapat menerangkan atau memberikan inti dari materi belajar. Apabila siswa dapat menerangkan materi belajar dengan baik dan jelas maka dapat ditandai dengan adanya pemahaman materi belajar dari siswa lain.

Peran Siswa dalam Cooperative Learning

BertanyaSetelah siswa mendapatkan inti materi

belajar dari siswa maupun kelompok lain maka siswa yang menerima materi harus mampu bertanya kepada siswa yang sedang menerangkan. Hal ini bertujuan agar siswa yang menerangkan materi belajar dapat menjelaskan lebih detail materi yang diketahuinya. Kegiatan bertanya ini juga bertujuan agar siswa yang belum jelas dengan materi yang diterangkan akan lebih memahami lagi materi pembelajaran

Peran Siswa dalam Cooperative Learning

MengkritikPembelajaran cooperative learning

menekankan pada seberapa besar peran siswa dalam proses belajar. Setelah pembelajaran selesai maka diharapkan siswa mampu mengkritik atau mengoreksi apakah materi yang diterima sudah benar atau belum. Dalam kegiatan ini, guru diharapkan dapat menjadi mediator untuk menjelaskan ketika ada bagian materi yang mungkin belum tepat.

Peran Siswa dalam Cooperative Learning

MerangkumSetelah pembelajaran cooperative

learning, siswa merangkum materi yang telah ia terima dari siswa maupun kelompok lain. Tujuannya agar mengetahui seberapa paham siswa terhadap materi yang telah ia dapatkan. Kegiatan merangkum berfungsi sebagai sumber siswa untuk belajar kembali materi pembelajaran sebelumnya.

Peran Siswa dalam Cooperative Learning

MencatatMencatat ini juga berguna agar siswa

semakin paham dengan pembelajaran dengan cara menuliskannya dalam buku milik siswa. Kegiatan mencatat ini juga sebagai bahan evaluasi guru untuk mengetahui seberapa jauh siswa mampu merangkum materi belajar dalam bentuk tulisan.

Manfaat Cooperative Learning

Membantu siswa dalam melakukan transisi dari seluruh kelas ke kelompok Mengajarkan kerjasama dengan keterampilan sosial dan kelompok

Variasi dalam Cooperative Learning

Student Teams Achievement Divisions (STAD)JigsawGroup Investigation (GI)Pendekatan StrukturalTeams Game Tournament (TGT)Team Assistend Individualization (TAI)Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC)Struktur Berpikir-Berpasangan-Berbagi dan Modifikasinya

Variasi dalam Cooperative Learning

Struktur Membuat Catatan KooperatifPengajaran KompleksKontroversi Akademik

Langkah-Langkah Pelaksanaan Cooperative Learning

Merancang rencana program pembelajaranPada langkah ini guru mempertimbangkan dan

menetapkan target pembelajaran yang ingin dicapai dalam peembelajaran. Guru juga perlu menetapkan sikap dan keterampilan sosial yang akan dikembangkan dan diperlhatkan selama proses pembelajaran.

Merancang lembar observasi dan penyampaian materiLembar observasi akan digunakan untuk

mengobservasi kegiatan mahasiswa dalam belajar secara bersama dalam kelompok-kelompok kecil. Dalam penyampaian materi, guru tidak lagi menyampaikan materi secara panjang lebar (hanya pokok-pokok materi) karena pemahaman dan pendalaman materi tersebut nantinya akan dilakukan siswa ketika belajar bersama dalam kelompok

Langkah-Langkah Pelaksanaan Cooperative Learning

Melakukan Observasi Terhadap Kegiatan SiswaGuru melakukan kegiatan pengarahan dan

bimbingan pada siswa baik secara individu maupun kelompok dalam memahami meteri maupun mengenai sikap dan perilaku siswa selama kegiatan belajar berlangsung.

Memberikan Kesempatan Siswa UntukMempresentasikan Hasil Kerjanya.

Pada saat diskusi kelas, guru bertindak sebagai moderator. Hal ini untuk mengarahkan dan mngoreksi pengertian dan pemahaman siswa terhadap materi atau hasil kerja yang telah ditampilkannya

KesimpulanCooperative learning merupakan model

pembelajaran di mana siswa belajar dan bekerja dalam suatu kelompok kooperatif yang ditandai dengan adanya struktur tugas, tujuan, dan reward.

Siswa akan bekerja sama menyelesaikan suatu tugas tertentu dan berusaha untuk mendapatkan hasil yang optimal bagi kelompoknya.

Selama proses belajar, pemahaman dan sikap siswa dalam hidup bermasyarakat akan terlatih karena siswa bekerja dan berinteraksi bersama-sama secara kelompok.

Student Teams Achievement Divisions (STAD); Robert Slavin ;

Guru menyampaikan materi pelajaran kepada siswa setiap minggu dalam bentuk presentasi verbal maupun melalui teks materi. Siswa-siswa dikelompokkan ke dalam tim belajar/ kelompok kooperatif yang heterogen.

Student Teams Achievement Divisions (STAD); Robert Slavin ;

Secara kelompok, anggota dalam satu tim tersebut masing-masing menguasai berbagai materi akademis, kemudian saling membantu rekannya untuk mempelajari materi tersebut melalui tutoring, saling memberikan kuis, atau melakukan diskusi tim. Sedangkan secara individu, siswa akan diberikan kuis mingguan atau dua mingguan tentang berbagai materi yang telah dipelajari sebelumnya oleh siswa. Hasil kuis tersebut akan diakumulasi dengan skor-skor sebelumnya kemudian dirata-rata untuk mengetahui kemajuan akademis siswa.

Jigsaw ; Elliot Aronson;

Siswa-siswa dikelompokkan ke dalam tim belajar yang heterogen dengan jumlah anggota lima sampai enam orang. Guru menyampaikan materi kepada siswa dalam bentuk teks.

Jigsaw ; Elliot Aronson;

Setiap siswa dalam satu tim hanya bertanggungjawab untuk mempelajari satu bagian materi saja. Misalnya dalam tim A, seorang siswa mempelajari materi STAD, seorang lagi mempelajari materi Jigsaw, seorang siswa yang lain memelajari materi GI dan sebagainya. Kemudian siswa-siswa yang bertanggungjawab pada materi yang sama dari tim yang berbeda (expert group atau tim ahli) berkumpul untuk mendiskusikan materi tersebut. Setelah itu, siswa kembali ke tim asalnya dan mengajarkan materi yang telah didiskusikan kepada anggota-anggotanya yang lain. Setelah semua siswa melakukan pertemuan dan diskusi, siswa secara individu mengerjakan kuis tentang berbagai materi yang telah dipelajari bersama tersebut.

Group Investigation (GI)

Seluruh siswa dilibatkan langsung untuk merancang dan cara mempelajari topik-topik yang akan dipelajari sehingga guru membutuhkan kelas yang lebih interaktif, bukan hanya sekedar teacher centered. Siswa dikelompokkan ke dalam tim heterogen yang beranggotakan lima sampai enam orang. Namun, bisa juga kelompok dibentuk berdasarkan pertemanan atau minat siswa terhadap topik tertentu. Siswa memilih sendiri topik yang akan dipelajari, mengkaji satu per satu terhadap sub-sub topik yang dipilih, kemudian menyiapkan laporan hasil kajian tersebut dan mempresentasikan kepada seluruh siswa di kelasnya.

Pendekatan Struktural

Model pembelajaran ini menekankan penggunaan struktur tertentu yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa. Struktur yang dikembangkan bertujan untuk membangun struktur kelas yang lebih tradisional. Misalnya, guru mengajukan pertanyaan kepada seluruh siswa, kemudian siswa memberikan jawaban setelah mengangkat tangan dan dipanggil namanya

Teams Game Tournament (TGT)

TGT mendorong siswa bermain sambil berpikir, bekerja dalam suatu tim dan kompetitif terhadap tim lain.

Sintak atau cara kerja, yaitu:Sintak sama dengan struktur STAD hanya sebagai pengganti kuis guru melaksanakan permainan. Pemainan biasanya dilakukan dengan menggunakan meja-meja, setiap meja terdiri dari 3 orang siswa yang mewakili tim yang berbeda. Permainan berupa pertanyaan yang dirancang guru untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan siswa tentang konten kurikulum tertentu. Permainan berupa kartu-kartu soal yang diberi nomor, setiap siswa perwakilan tim mengambil kartu soal tersebut dan berusaha menjawabnya.

Teams Game Tournament (TGT)

Turnamen merupakan struktur terkait pelaksanaan permainan tersebut. Biasanya dilaksanakan pada minggu terakhir setiap bulan. Untuk turnamen pertama guru menetapkan siapa saja yang bertanding pada meja permainan. Guru menetapkan 3 siswa peringkat atas dari setiap tim untuk duduk di meja satu, 3 siswa berikutnya juga mewakili timnya duduk di meja 2 dan seterusnya. Dengan demikian setiap meja akan diisi oleh siswa dengan kopetensi seimbang.Pada minggu selanjutnya siswa boleh berpindah meja bergantuk pada kinerjanya pada turnamen pertama minggu tersebut.Skor tim yang dihutung berdasarkan seluruh skor anggota tim.

Team Assistend Individualization (TAI)

Guru menyiapkan paket-paket pembelajaran aritmatika, baik untuk pembelajaran klasikal maupun pembelajaran kooperatif, serta berbagai alat tes yang terdiri dari tes penempatan, tes formatif maupun tes akhir. Dilaksanakan presentasi singkat oleh guru.Selama pembelajaran kooperatif, sekelompok kecil siswa yang heterogen belajar bersama dalam sejumlah waktu yang telah ditetapkan, kemudian mendapatkan skor (nilai) bergantung kepada kinerja seluruh anggota tim. Dengan pengaturan semacam ini, siswa-siswa yang berkompeten diberikan kesempatan untuk membantu siswa lain yang tertinggal agar skor kelompok cukup baik.

Team Assistend Individualization (TAI)

Kemudian, dalam pengajaran klasikal setiap siswa mengerjakan tugas-tugasnya sendiri sesuai paket yang telah ditentukan dan disiapkan oleh guru. Dalam hal ini assesmen setelah pembelajaran selesai yang berupa pemberian skor dapat dilakukan oleh siswa sendiri atau oleh guru, bergantung pada kesepakatan awal. Jika sejumlah pertanyaan atau masalah yang diajukan dalam paket tersebut sudah selesai dikerjakan siswa secara benar, siswa tersebut dapat melanjutkan ke paket yang lain yang lebih tinggi tingkat kesulitannya.Tim yang memperoleh nilai rata-rata tertinggi akan diberikan predikat Superteam, yang memperoleh nilai rata-rata cukup akan memperoleh sebagai Greateam, yang mencapai rata-rata minimal mendapatkan predikat sebagai Goodteam.

Team Assistend Individualization (TAI)

Guru menyiapkan paket-paket pembelajaran aritmatika, baik untuk pembelajaran klasikal maupun pembelajaran kooperatif, serta berbagai alat tes yang terdiri dari tes penempatan, tes formatif maupun tes akhir. Dilaksanakan presentasi singkat oleh guru.Selama pembelajaran kooperatif, sekelompok kecil siswa yang heterogen belajar bersama dalam sejumlah waktu yang telah ditetapkan, kemudian mendapatkan skor (nilai) bergantung kepada kinerja seluruh anggota tim. Dengan pengaturan semacam ini, siswa-siswa yang berkompeten diberikan kesempatan untuk membantu siswa lain yang tertinggal agar skor kelompok cukup baik.

Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC)

Aktivitas ini mendorong siswa untuk bekerja sama dalam suatu tim dengan anggota yang berbeda tingkat kemampuan membacanya.

Guru mengelompokkan siswa dalam kelompok-kelompok pembaca yang terdiri dari dua orang atau tiga orang dan kemudian pasangan atau triad ini ditugasi membentuk pasangan dari dua kelompok pembaca yang levelnya berbeda. Misalnya suatu tim dapat terdiri dari kelompok baca tingkat mahir dan dua kelompok pembaca tingkat pemula.

Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC)

Kegiatan yang harus dilakukan oleh setiap anggota tim adalah membaca dengan suara nyaring, kecakapan pemahaman bacaan, dan penulisan serta seni sastra.Anggota tim akan menerima nilai berdasarkan kinerja individual masing-masing dalam setiap kuis, tugas terkait komposisi, dan kemampuan membuat laporan buku nilai individual ini menentukan skor tim.Tim-tim yang mencapai kriteria rata-rata 90% dari seluruh kegiatan akan diberi predikat Superteams, dan akan menerima sertifikat menarik, yang mencapai kriteria rata-rata 80% diberi predikat Greatteams.

Struktur Berpikir-Berpasangan-Berbagi dan Modifikasinya

Pembelajaran ini mendorong siswa terbiasa berpikir mula-mula secara mandiri kemudian bekerja secara berpasangan

Siswa duduk berpasangan.Guru melakukan presentasi dan kemudian mengajukan pertanyaan.Mula-mula siswa diberi kesempatan berpikir scara mandiri.Siswa kemudian saling berbagi bertukar pikiran dengan pasangannya untuk menjawab pertanyaan guru.

Struktur Berpikir-Berpasangan-Berbagi dan Modifikasinya

Guru memandu pleno kecil diskusi, setiap kelompok, setiap kelompok mengemukakan hasil diskusinya.Guru memberikan penguatan tentang prinsip-prinsip apa yang harus dibahas, menambahkan pengetahuan atau konsep yang luput dari perhatian siswa saat berdiskusi dengan pasangannya.Simpulan dan refleksi.

Struktur Membuat Catatan Kooperatif

Setelah semua siswa memiliki ringkasannya sendiri, guru menugasi setiap pasangan untuk berperan sebagai pembaca dan pendengar. Pembaca membacakan ringkasan selengkap-lengkapnya dengan memasukkan gagasan-gagasan dalam ringkasan.Setelah itu siswa bertukar peran.Guru bersama dengan siswa membuat kesimpulan bersama.Refleksi akhir kemudian dilanjutkan evaluasi.

Struktur Membuat Catatan Kooperatif

Setelah semua siswa memiliki ringkasannya sendiri, guru menugasi setiap pasangan untuk berperan sebagai pembaca dan pendengar. Pembaca membacakan ringkasan selengkap-lengkapnya dengan memasukkan gagasan-gagasan dalam ringkasan.Setelah itu siswa bertukar peran.Guru bersama dengan siswa membuat kesimpulan bersama.Refleksi akhir kemudian dilanjutkan evaluasi.

Pengajaran Kompleks

Struktur ini tepat untuk pembelajaran yang berdimensi multikultural, yaitu terdapat kemajemukan dalam budaya, bahasa, seta kecakapan kognitifnya. Implementasi dari struktur ini juga mempertimbangkan adanya berbagai kecerdasan majemuk, sehingga praktis semua siswa dapat terlibat dalam pembelajaran dan menyumbangkan gagasannya karena setiap siswa memiliki jenis kecerdasan yang berbeda. Dengan kata lain sesuai dengan jenis kecerdasan yang dimiliki setiap siswa, mereka memiliki kesempatan menjadi narasumber bagi siswa lain dalam usaha memecahkan masalah bersama.

Kontroversi Akademik

Variasi ini dimaksudkan untuk mendiskusikan topik yang kontroversial di dalam suatu kelompok.

Siswa dikelompokkan dalam pasangan dua orang, sehingga ada empat orang per kelompok.Guru memberikan tugas kepada setiap pasangan untuk melakukan kajian atau menyampaikan pandangan tentang suatu bahan ajar yang mengandung kontroversi yang disampaikan oleh guru. Pasangan pertama betugas menyepakati atau mendukung sedangkan pasangan kedua bertugas menentang konsep yang controversial tersebut. Jika waktunya cukup sebelum satu sesi diskusi terbuka dilaksanakan..

Kontroversi Akademik

Pasangan pertama betugas menyepakati atau mendukung sedangkan pasangan kedua bertugas menentang konsep yang controversial tersebut. Jika waktunya cukup sebelum satu sesi diskusi terbuka dilaksanakan. Pasangan-pasangan siswa tersebut dapat ditugasi melaksanakan kajian pustaka atau mengumpulkan data serta bukti atau pendapat ahli yang relevan dari berbagai sumber.Setelah setiap pasangan siswa selesai melaksanakan tugasnya untuk mengu,pulkan bukti-bukti pendukung, dilaksanakan diskusi terbuka. Siswa yang diberikan kesempatann terlebih dahulu kepada tim yang mendukung konsep. Masing-masing tim menyampaikan argumennya namun meghindari perdebatan kusir.

Kontroversi Akademik

Kemudian kelompok tersebut bergantian dalam menyampikan argumentasi.Dengan arahan guru pada langkah terakhir kedua kelompok saling melakukan sintesis dan memadukan bukti-bukti terbaik dan pemikiran yang lebih masuk akal terkait permasalahan tersebut sehingga semua siswa mendapat pandangan yang sama mengenai bahan ajar tersebut.Dilakukan refleksi dan evaluasi.