copy of makalah mama maya2

22
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam bercocok tanam, terdapat beberapa pola tanam agar efisien dan memudahkan kita dalam penggunaan lahan, dan untuk menata ulang kalender penanaman. Pola tanam sendiri ada tiga macam, yaitu: monokultur, polikultur (tumpangsari), dan rotasi tanaman. Ketiga pola tanam tersebut memiliki nilai plus dan minus tersendiri. Pola tanam memiliki arti penting dalam sistem produksi tanaman. Dengan pola tanam ini berarti memanfaatkan dan memadukan berbagai komponen yang tersedia (agroklimat, tanah, tanaman, hama dan penyakit, keteknikan dan sosial ekonomi). Pola tanam di daerah tropis seperti di Indonesia, biasanya disusun selama 1 tahun dengan memperhatikan curah hujan (terutama pada daerah/lahan yang sepenuhnya tergantung dari hujan. Maka pemilihan jenis/varietas yang ditanampun perlu disesuaikan dengan keadaan air yang tersedia ataupun curah hujan. Tumpangsari merupakan suatu usaha menanam beberapa jenis tanaman pada lahan dalam waktu yang sama, yang diatur sedemikian rupa dalam barisan-barisan tanaman. Penanaman dengan cara ini bisa dilakukan pada 1

Upload: hollow46

Post on 08-Aug-2015

59 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Copy of Makalah Mama Maya2

BAB I

PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang

Dalam bercocok tanam, terdapat beberapa pola tanam agar efisien

dan memudahkan kita dalam penggunaan lahan, dan untuk menata ulang

kalender penanaman. Pola tanam sendiri ada tiga macam, yaitu: monokultur,

polikultur (tumpangsari), dan rotasi tanaman. Ketiga pola tanam tersebut

memiliki nilai plus dan minus tersendiri.

Pola tanam memiliki arti penting dalam sistem produksi tanaman.

Dengan pola tanam ini berarti memanfaatkan dan memadukan berbagai

komponen yang tersedia (agroklimat, tanah, tanaman, hama dan penyakit,

keteknikan dan sosial ekonomi). Pola tanam di daerah tropis seperti di

Indonesia, biasanya disusun selama 1 tahun dengan memperhatikan curah

hujan (terutama pada daerah/lahan yang sepenuhnya tergantung dari hujan.

Maka pemilihan jenis/varietas yang ditanampun perlu disesuaikan dengan

keadaan air yang tersedia ataupun curah hujan.

            Tumpangsari merupakan suatu usaha menanam beberapa jenis

tanaman pada lahan dalam waktu yang sama, yang diatur sedemikian rupa

dalam barisan-barisan tanaman. Penanaman dengan cara ini bisa dilakukan

pada dua atau lebih jenis tanaman yang relatif seumur, misalnya jagung dan

kacang tanah atau bisa juga pada beberapa jenis tanaman yang umurnya

berbeda-beda.

Untuk dapat melaksanakan pola tanam tumpangsari secara baik perlu

diperhatikan beberapa faktor lingkungan yang mempunyai pengaruh

diantaranya ketersediaan air, kesuburan tanah, sinar matahari dan hama

penyakit. Penentuan jenis tanaman yang akan ditumpangsarikan dan saat

penanaman sebaiknya disesuaikan dengan ketersediaan air yang ada

selama pertumbuhan. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari persaingan

1

Page 2: Copy of Makalah Mama Maya2

(penyerapan hara dan air) pada suatu petak lahan antar tanaman. Pada pola

tanam tumpangsari sebaiknya dipilih dan dikombinasikan antara tanaman

yang mempunyai perakaran yang relatif dalam dan tanaman yang

mempunyai perakaran relatif dangkal.

1.2 Rumusan Masalah

1.2.1 Apa saja macam-macam pola tanam

1.2.2 Bagaimana pola tanam berdasarkan kondisi lahan

1.2.3 Bagaimana penetapan awal musim pada tumpang sari

1.2.4 Apa saja contoh-contoh pola tanam

1.2.5 Apa saja keuntungan dan kelemahan pola tanam tumpangsari

1.3 Tujuan

1.3.1 Mengetahui dan memahami macam-macam pola tanam

1.3.2 Mengetahui dan memahami pola tanam berdasarkan kondisi lahan

1.3.3 Mengetahui penetapan awal musim pada tumpang sari

1.3.4 Mengetahui contoh-contoh pola tanam

1.3.5 Mengetahui keuntungan dan kelemahan pola tanam tumpangsari

2

Page 3: Copy of Makalah Mama Maya2

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pola Tanam

Beberapa pola tanam yang biasa diterapkan adalah sebagai berikut:

1. Tumpang sari (Intercropping), melakukan penanaman lebih dari 1

tanaman (umur sama atau berbeda). Contoh: tumpang sari sama umur

seperti jagung dan kedelai; tumpang sari beda umur seperti jagung,

ketela pohon, padi gogo.

2. Tumpang gilir (Multiple Cropping), dilakukan secara beruntun

sepanjang tahun dengan mempertimbangkan faktor-faktor lain untuk

mendapat keuntungan maksimum. Contoh: jagung muda, padi gogo,

kacang tanah, ubi kayu.

3. Tanaman Bersisipan (Relay Cropping): pola tanam dengan cara

menyisipkan satu atau beberapa jenis tanaman selain tanaman pokok

(dalam waktu tanam yang bersamaan atau waktu yang berbeda).

Contoh: jagung disisipkan kacang tanah, waktu jagung menjelang

panen disisipkan kacang panjang.

4. Tanaman Campuran (Mixed Cropping): penanaman terdiri atas

beberapa tanaman dan tumbuh tanpa diatur jarak tanam maupun

larikannya, semua tercampur jadi satu Lahan efisien, tetapi riskan

terhadap ancaman hama dan penyakit. Contoh: tanaman campuran

seperti jagung, kedelai, ubi kayu.

2.2 Pola Tanam Rotasi

Pola tanam rotasi merupakan pola tanam yang dikembangkan dengan

cara mengganti setiap musim tanaman budidaya yang bertujuan untuk

meningkatkan produktivitas lahan pertanian.

3

Page 4: Copy of Makalah Mama Maya2

2.3 Teknik Pola Tanam Pergiliran Tanaman Pada Pertanian

1.      Polikultur (Tumpangsari)

            Polikultur (disebut Juga tumpangsari) adalah penanaman dua

tanaman secara bersama-sama atau dengan interval waktu yang singkat,

pada sebidang lahan yang sama. Tumpangsari merupakan sistem

penanaman tanaman secara barisan di antara tanaman semusim dengan

tanaman tahunan. Tumpangsari ditujukan untuk memanfaatkan lingkungan

(hara, air dan sinar matahari) sebaik-baiknya agar diperoleh produksi

maksimum.

Sistem tumpangsari dapat diatur berdasarkan:

a. Sifat-sifat perakaran

b. Waktu penanaman

Tujuan dari pada tanaman tumpangsari adalah:

a. Memanfaatkan tempat-tempat yang kosong

b. Menghemat pengolahan tanah

c. Memanfaatkan kelebihan pupuk yang diberikan kepada tanaman

utamanya

d. Menambah penghasilan tiap kesatuan luas tanah

e. Memberikan penghasilan sebelum tanaman utama menghasilkan.

            Pengukuran sifat-sifat perakaran sangat perlu untuk menghindarkan

persaingan unsur hara, air yang berasal dari dalam tanah. Sistem perakaran

yang dalam ditumpangsarikan dengan tanaman yang berakal dangkal.

Tanaman monokotil yang pada umumnya mempunyai sistem perakaran yang

dangkal, karena berasal dari akar seminal dan akar buku. Sedangkan

tanaman dikotil pada umumnya mempunyai sistem perakaran dalam, karena

memiliki akar tunggang. Dalam pengaturan tumpang sari tanaman monokotil

4

Page 5: Copy of Makalah Mama Maya2

dengan tanaman dikotil dapat dilakukan kalau dipandang dari sifat

perakarannya, misalnya tumpang sari jagung dengan jeruk manis. Jeruk

manis dapat tumbuh dengan baik, sedangkan tanaman jagung tumbuh subur

tanpa mengganggu kehidupan jeruk manis.

            Pengaturan tumpang sari harus diingat bahwa tanaman selalu

mengadakan kompetisi dengan tanaman semusim yang dapat saling

menguntungkan, misalnya antara kacang-kacangan dengan jagung. Jagung

menghendaki nitrogen tinggi, sementara kacang-kacangan, karena kacangan

dapat memfiksasi nitrogen dari udara bebas.

2. Pergiliran Tanaman (Rotasi Tanaman)

            Rotasi atau pergiliran tanaman ialah  pengaturan susunan urutan-

urutan pertanaman yang sistematis pada suatu tempat tertentu. Lamanya

rotasi itu biasanya antara dua sampai lima tahun. Apabila rotasinya dilakukan

dalam waktu satu tahun, biasanya disebut tanaman pengisi (succession

cropping). Sebagai contoh rotasi, misalnya ialah kentang-kubis-pupuk hijau-

kentang.

Tujuan dari pada rotasi ini adalah:

a. Memperbaiki struktur dan kesuburan tanah.

b. Memberantas nematoda-nematoda jahat dan penyakit yang dapat

hidup lama di dalam tanah, yang sulit diberantas dengan cara lain.

c. Menambah penghasilan tiap kesatuan luas tanah.

d. Merotasi tanaman budidaya.

e. Menjaga kesuburan lahan atau memperbaiki tekstur tanah.

f. Menghindari peledakan hama atau penyakit tanaman.

g. Penyesuaian lahan dengan setiap musimnya.

5

Page 6: Copy of Makalah Mama Maya2

Cara pergiliran tanaman pada pertanian organik tidak dilaksanakan

pada seluruh satuan luas yang bersamaan, melainkan perbaris atau

bedengan dan saling berdekatan.

            Pemilihan jenis tanaman rotasi adalah penting sekali. Kesalahan

penggunaan jenis tanaman rotasi dapat menurunkan  hasil tanaman

berikutnya, yang tidak mustahil malah merupakan tanaman inang (host plant)

bagi penyakit-penyakit yang justru akan diberantas. Sebagai contoh dapat

dikemukakan, bahwa hasil tanaman kubis akan rendah apabila ditanam

sesudah kedelai, akan tetapi dapat tinggi sesudah jagung, padahal kedelai

bersifat menyuburkan tanah.

            Tetapi sebaliknya tanaman selada, tomat, dan bawang merah,

hasilnya akan rendah apabila ditanam sesudah jagung. Tanah-tanah yang

mengandung nematoda tidak boleh ditanami Tephrosiaa sp, karena bersifat

sebagai tanaman inang. Tanamilah dengan jenis-jenis pupuk hijau lainnya.

2.4 Pola Tanam Berdasarkan Kondisi Lahan

2.4.1 Lahan Kering (tegalan)

                        Di lahan kering, palawija dapat ditanam secara monokultur

atau tumpangsari. Ada dua alternatif pelaksanaannya. Alternatif pertama,

awal musim hujan, lahan dapat ditanami palawija berumur pendek sebanyak

satu kali. Penanaman dilakukan secara monokultur atau tumpangsari dengan

saat tanam yang bersamaan. Saat akhir atau pertengahan musim hujan,

lahan dapat ditanami palawija berumur pendek atau berumur panjang

sebanyak satu kali tanam. Pelaksanaannya dilakukan secara monokultur

atau tumpangsari dengan waktu tanam yang bersamaan. Alternatif kedua,

pada awal musim hujan, lahan ditanami jagung. Kurang lebih 3 sampai 4

minggu sebelum panen, singkong ditanami di antara tanaman jagung.

6

Page 7: Copy of Makalah Mama Maya2

2.4.2 Lahan Sawah Tadah Hujan

            Di lahan tadah hujan, palawija bisa ditanam secara monokultur atau

tumpangsari. Ada dua alternatif untuk pelaksanaannya. Alternatif pertama,

pada awal musim hujan sampai pertengahan musim huajn, lahan ditanami

padi sebanyak satu kali. Pada akhir atau pertengahan musim hujan, lahan

ditanami palawija secara monokultur sebanyak satu kali. Sedangkan alternatif

kedua pada awal musim hujan, lahan ditanami padi sebanyak satu kali. Pada

akhir atau pertengahan musim hujan sampai musim kemarau lahan dapat

ditanami palawija secara tumpangsari.

Tumpangsari dapat dilakukan dengan dua cara. Cara pertama

adalah tumpangsari dua tanaman berumur pendek. Misalnya, jagung dengan

kacang kedelai, kacang tanah atau kacang hijau. Pada metode ini waktu

tanam dilakukan bersamaan. Demikian pula waktu panennya. Karena

terdapat tanaman lain, maka jarak tanam jagung harus lebih lebar. Cara

kedua dilakukan antara dua tanaman dengan umur berbeda. Misalnya, ubi

kayu dengan kacang tanah, kedelai atau kacang hijau. Metode ini waktu

tanamnya bersamaan. Ketika tanaman yang berumur pendek sudah dipanen,

singkong masih dibiarkan tumbuh sampai saatnya panen. Dengan cara ini,

jarak tanam singkong harus lebih lebar.

2.4.3 Lahan Sawah Beririgasi

            Di lahan sawah, palawija umumnya ditanami secara monokultur

dengan pola tanam sebagai berikut. Pada awal musim hujan sampai akhir

musim hujan, lahan ditanami padi sebanyak dua kali tanam. Pada musim

kemarau, lahan dapat ditanami palawija berumur pendek sebanyak satu kali.

Kerugian pola lahan sawah beririgasi tanam ini adalah: Pola pergiliran

tanaman pada setiap daerah berbeda sebab masing masing daerah

mempunyai kondisi iklim, tanah dan kecocokan tanaman untuk pergiliran

yang berbeda pula sehingga tidak bisa di samaratakan.

7

Page 8: Copy of Makalah Mama Maya2

2.4.4       Lahan Rawa Pasang Surut

            Sebelum ditanam palawija, lahan rawa harus diolah dengan sistem

sarjan. Pada sistem ini, sebagian lahan ditinggikan untuk ditanami palawija

atau tanaman lain yang tidak tahan genangan air. Bagian yang lebih tinggi ini

disebut guludan. Bagian yang lain, dibuat lebih rendah untuk ditanami padi.

Bagian yang rendah ini disebut tabukan. Perbandingan luas tabukan dan

guludan pasang tertinggi. Bagian guludan tidak boleh dilampaui air.

Sementara itu, permukaan tanah tidak lebih rendah dari lapisan pirit. Lapisan

ini merupakan akumulasi bahan-bahan beracun, sehingga bila terangkat ke

permukaan akan sangat mengganggu pertumbuhan tanaman.

            Di lahan rawa, palawija juga ditanami secara monokultur atau

tumpang sari. Aturannya sebagai berikut. Di lahan di bagian tabukan,

ditanami padi dua kali setahun. Sedangkan di bagian guludan pada awal dan

akhir musim hujan ditanami palawija berumur pendek (jagung dan kacang-

kacangan). Atau, pada awal musim hujan ditanami palawija berumur pendek

dan akhir musim hujan ditanami singkong.

2.4.5 Penetapan Awal Musim

Awal musim ditentukan jika curah hujan dalam satu dekade dan tiap

dekade berikutnya lebih besar dari 50 mm untuk musim hujan sedangkan

untuk musim kemarau kurang dari 50 mm. Lebih mudahnya dalam tiga

dekade harus lebih besar dari 150 mm untuk musim hujan dan kurang dari

150 mm untuk musim kemarau. Dari data curah hujan pada tabel ceraca air

yang disesuaikan dengan kriteria diatas maka awal musim hujan jatuh pada

bulan nopember dekade pertama. Penetapan ini dikarenakan curah hujan

pada bulan nopember dekade pertama dan dua dekade berikutnya masing-

8

Page 9: Copy of Makalah Mama Maya2

masing melebihi kriteia diatas 50 mm yaitu berturut-turut 56.31 mm, 61.81

mm, dan 74.31 mm sedangkan curah hujan sebelumnya masih rendah yaitu

45.37 mm. Penetapan awal musim kemarau jatuh pada bulan april dekade

pertama. Penetapan ini dikarenakan curah hujan pada bulan april dekade

pertama dan dua dekade sesudahnya masing-masing sesuai kriteia yaitu

berturut-turut 42.14 mm, 37.64 mm, dan 28.64 mm sedangkan curah hujan

sebelumnya masih tinggi yaitu 60.86 mm.

2.4.6 Contoh Pola Tanam

Pola tanam dapat disusun sesuai kebutuhan petani. Pemilihan jenis

tanaman budidaya umumnya disesuaikan dengan kebutuhan pasar.

Diketahuinya ketersediaan air disuatu daerah dengan adanya neraca air

maka penentuan pola

tanam dalam satu tahun dapat diatur sehingga lahan dapat dimanfaatkan

secara maksimal. Penentuan pola tanam sangat dipengaruhi ketersediaan

air. Maka dari itu, ketika waktu defisit air penentuan pola tanam akan berbeda

jika air dapat ditambahkan ataupun tidak dapat diberikan penambahan air.

Berikut akan diberikan lima contoh model pola tanam:

1. Padi - Padi - Padi

Jika air saat terjadi defisit dapat disediakan maka dapat dilakukan

penanaman padi sepanjang tahun. Namun jika air sulit tersedia ketika defisit

air maka masih memungkinkan dilakukan penanaman padi sepanjang tahun

namun dengan beberapa kriteria. Jika dalam satu tahun akan ditanam padi

sebanyak tiga kali maka varietas padi yang digunakan adalah varietas genjah

agar umurnya lebih pendek sehingga saat surplus air dapat dimanfaatkan

penanaman hingga panen.

Awal bulan nopember merupakan awal musim hujan namun pada

dekade pertama masih terjadi defisit air. Maka penanaman padi kesatu dapat

9

Page 10: Copy of Makalah Mama Maya2

mulai. Jika persiapan hingga panen memerlukan waktu empat bulan maka

saat penanaman padi kedua yaitu pada bulan maret masih terdapat air

namun bulan april hingga juni terjadi defisit air. Maka varietas padi yang

ditanam mengunakan padi lahan kering. Penanaman padi ketiga pada bulan

juli jika tetap tidak dapat diusahakan pengairan maka padi yang ditanam

menggunakan varietas lahan kering.

2. Padi - Padi - Palawija

Penanaman dengan pola tanam padi-padi-palawija dapat dimulai

dengan penanaman padi pertama saat awal musim yaitu awal nopember.

Persiapan dimulai bulan oktober sehingga pada awal musim penanaman

telah siap. Pada bulan pebruari penanaman padi kedua dapat dilaksanakan

sehingga pada waktu defisit air yaitu pada bulan juni hingga oktober dapat

digunakan untuk penanaman palawija dan pengolahan tanah.

3. Padi - Padi - Bero

Untuk memperbaiki keadaan tanah maka disamping dilakukan penanaman

dapat juga dilakukan pemberoan. Jika padi ditanam dua kali seperti pola

tanam padi-padi-palawija maka waktu penanaman palawija dapat digunakan

untuk pemberoan dan pengolahan tanah. Waktu penanaman padi dapat

disamakan dengan pola tersebut.

4. Padi - Palawija - Bero

Menurut rekomendasi Oldeman, pola tanam yang sesuai untuk tipe

iklim ini yaitu hanya mungkin satu kali padi atau satu kali palawija setahun

tergantung pada adanya persediaan air irigasi. Pola tanam ini sesuai dengan

rekomendasi Oldeman maka penanaman padi dapat dilakukan saat terjadi

surplus air yaitu pada bulan nopember hingga maret. Dengan waktu lima

bulan ini maka pertumbuhan padi dapat dioptimalkan. Sedangkan

10

Page 11: Copy of Makalah Mama Maya2

penanaman palawija ini dapat disesuaikan dengan jenis palawija dengan

kebutuhannya terhadapa air. Jika palawija yang ditanam tidak terlalu tahan

kekeringan maka penanamannya dapat dilakukan bulan maret disesuaikan

saat surplus air sehingga waktu untuk penanaman padi lebih dimajukan dan

sisanya untuk palawija. Jika palawija yang ditanam tahan terhadap

kekeringan maka penanamannya dapat dilakukan bulan april kemudian

dilakukan pemberoan.

5. Padi - Padi

Jika penanaman padi akan dilaksanakan dua kali dalam satu tahun

tanpa kegiatan lagi. Maka penanaman padi pertama dilakukan saat surplus

air yaitu bulan nopember hingga maret. Sedangkan penanaman padi kedua

dapat digunakan padi lahan kering yang ditanam setelah padi kedua.

Varietas padi dapat menggunakan varietas berumur panjang karena dalam

satu tahun hanya dilakukan dua kali penanaman.

11

Page 12: Copy of Makalah Mama Maya2

BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Keuntungan Pola Tanam Tumpangsari

Keuntungan pola tanam tumpang sari inter cropping antara lain:

a. Efisiensi tenaga lebih mudah dicapai karena persiapan tanam,

pengerjaan tanah, pemeliharaan, pemupukan dan pemungutannya

lebih mudah dimekanisir 

b. Banyaknya tanaman per hektar mudah diawasi dengan mengatur jarak

diantara dan didalam barisan 

c. Menghsilkan produksi lebih banyak untuk di jual ke pasar 

d. Perhatian lebih dapat di curahkan untuk tiap jenis tanaman sehingga

tanaman yang ditanam dapat dicocokkan dengan iklim, kesuburan dan

tekstur tanah 

e. Resiko kegagalan panen berkurang bila di bandingkan dengan

monokultur 

f. Kemungkinan merupakan bentuk yang memberikan produksi tertinggi

karena penggunaan tanah dan sinar matahari lebih efisien 

g. Banyak kombinasi jenis-jenis tanaman dapat menciptakan stabilitas

biologis terhadap serangan hama dan penyakit. 

3.2 Kelemahan Pola Tanam Tumpangsari

Kelemahan pola tanam tumpang sari inter cropping antara lain:

a. Persaingan dalam hal unsur hara

12

Page 13: Copy of Makalah Mama Maya2

Dalam pola tanam tumpangsari, akan terjadi persaingan dalam menyerap

unsur hara antar tanaman yang ditanam. Sebab, setiap tanaman memiliki

jumlah kebutuhan unsur hara yang berbeda-beda, sehingga tidak menutup

kemungkinan bahwa salah satu tanaman akan mengalami defisiensi unsur

hara akibat kkalah bersaing dengan tanaman yang lainnya.

b. Pemilihan komoditas

Diperlukan wawasan yang luas untuk memilih tanaman sela sebagai

pendamping dari tanaman utama, karena tidak semua jenis tanaman cocok

ditanam berdampingan. Kecocokan tanaman-tanaman yang akan

ditumpangsarikan dapat diukur dari kebutuhan unsur haranya, drainase,

naungan, penyinaran, suhu, kebutuhan air, dll.

c. Permintaan Pasar

            Pada pola tanam tumpangsari, tidak selalu tanaman yang menjadi

tanaman sela, memiliki permintaan yang tinggi. Sedangkan, untuk memilih

tanaman sela yang cocok ditumpangsarikan dengan tanaman utama,

merupakan usaha yang tidak mudah karena diperlukan wawasan yang lebih

luaslagi. Maka dari itu, diperlukan strategi pemasaran yang tepat agar hasil

dari tanaman sela tersebut dapat mendatangkan keuntungan pula bagi

petani.

d. Memerlukan tambahan biaya dan perlakuan

Untuk dapat melaksanakan pola tanam tumpangsari secara baik perlu

diperhatikan beberapa faktor lingkungan yang mempunyai pengaruh di

antaranya ketersediaan air, kesuburan tanah, sinar matahari dan hama

penyakit. Penentuan jenis tanaman yang akan ditumpangsari dan saat

penanaman sebaiknya disesuaikan dengan ketersediaan air yang ada

13

Page 14: Copy of Makalah Mama Maya2

selama pertumbuhan. Hal ini dimaksudkan agar diperoleh pertumbuhan dan

produksi secara optimal.

Kesuburan tanah mutlak diperlukan, hal ini dimaksudkan untuk

menghindar persiangan (penyerapan hara dan air) pada satu petak lahan

antar tanaman. Pada pola tanam tumpangsari sebaiknya dipilih dan

dikombinasikan antara tanaman yang mempunyai perakaran relatif dalam

dan tanaman yang mempunyai perakaran relatif dangkal.

Sebaran sinar matahari penting, hal ini bertujuan untuk menghindari

persiangan antar tanaman yang ditumpangsarikan dalam hal mendapatkan

sinar matahari, perlu diperhatikan tinggi dan luas antar tajuk tanaman yang

ditumpangsarikan. Tinggi dan lebar tajuk antar tanaman yang

ditumpangsarikan akan berpengaruh terhadap penerimaan cahaya matahari,

lebih lanjut akan mempengaruhi hasil sintesa (glukosa) dan muara terakhir

akan berpengaruh terhadap hasil secara keseluruhan.

Antisipasi adanya hama penyakit tidak lain adalah untuk mengurangi

resiko serangan hama maupun penyakit pada pola tanam tumpangsari.

Sebaiknya ditanam tanam-tanaman yang mempunyai hama maupun penyakit

berbeda, atau tidak menjadi inang dari hama maupun penyakit tanaman lain

yang ditumpangsarikan.

14

Page 15: Copy of Makalah Mama Maya2

BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Teknik pergiliran tanaman ada dua macam, yaitu polikultur

(tumpangsari) dan pergiliran tanaman (rotasi tanaman). Polikultur (disebut Juga

tumpangsari) adalah penanaman dua tanaman secara bersama-sama atau

dengan interval waktu yang singkat, pada sebidang lahan yang sama.

Tumpangsari merupakan sistem penanaman tanaman secara barisan di antara

tanaman semusim dengan tanaman tahunan.

Tumpangsari ditujukan untuk memanfaatkan lingkungan (hara, air dan

sinar matahari) sebaik-baiknya agar diperoleh produksi maksimum. Keuntungan

pola tanam tumpang antara lain: efisiensi tenaga lebih mudah dicapai karena

persiapan tanam, pengerjaan tanah, pemeliharaan, pemupukan dan

pemungutannya lebih mudah dimekanisir. Banyaknya tanaman per hektar

mudah diawasi dengan mengatur jarak diantara dan didalam barisan,

menghsilkan produksi lebih banyak untuk di jual ke pasar. Perhatian lebih dapat

di curahkan untuk tiap jenis tanaman sehingga tanaman yang ditanam dapat

dicocokkan dengan iklim, kesuburan dan tekstur tanah, resiko kegagalan panen

berkurang bila di bandingkan dengan monokultur, kemungkinan merupakan

bentuk yang memberikan produksi tertinggi karena penggunaan tanah dan sinar

15

Page 16: Copy of Makalah Mama Maya2

matahari lebih efisien, banyak kombinasi jenis-jenis tanaman dapat menciptakan

stabilitas biologis terhadap serangan hama dan penyakit. 

Sedangkan kelemahan dalam pola tanama tumpangsari, antara lain :

Persaingan dalam hal unsur hara, sulit dalam memilih komoditas yang cocok

dijadikan sebagai tanaman sela, sulit dalam menyesuaikan antara tanaman sela

dengan permintaan pasar, memerlukan tambahan biaya dan perlakuan.

DAFTAR PUSTAKA

Jumin, Hasan Basri. 1998. Dasar-dasar Agronomi. Jakarta : Rajawali.

Marzuki, H. A. Rasyid, Soeprapto. 2004. Bertanam Kacang Hijau. Jakarta :

Penebar Swadaya.

Najiyati, Sri. 1992. Palawija, Budidaya, dan Analisis Usaha Tani. Jakarta :

Penebar Swadaya.

Sunaryo, Hendro. 1984. Pengantar Pengetahuan Dasar Hortiklutura

(Produksi Hortikultura I). Bandung : Sinar Baru Bandung.

Tim Penulis PS. 1993. Pembudidayaan, Pengolahan, dan Pemasaran

Tembakau. Jakarta : Penebar Swadaya.

16