corpus alineum hidung
TRANSCRIPT
7/23/2019 Corpus Alineum Hidung
http://slidepdf.com/reader/full/corpus-alineum-hidung 1/9
Pendahuluan
Corpus Alienum (benda asing) pada saluran pernafasan merupakan istilah yang sering
digunakan di dunia medis. Benda asing di saluran pernafasan adalah benda yang berasal dari
luar tubuh atau dari dalam tubuh, yang dalam keadaan normal tidak ada pada saluran
pernafasan tersebut.
Benda asing pada saluran napas dapat terjadi pada semua umur terutama anak-anak
karena anak-anak sering memasukkan benda ke dalam mulutnya bahkan sering bermain atau
menangis pada waktu makan. Sekitar !" kejadian aspirasi benda asing terjadi pada anak
berumur kurang dari # tahun. $al ini terjadi karena anak seumur itu sering tidak terawasi,
lebih aktif, dan %enderung memasukkan benda apapun ke dalam mulutnya.
Benda asing dalam saluran pernafasan dapat menyebabkan keadaan yang berbahaya,
seperti penyumbatan dan penekanan ke jalan nafas. &ejala sumbatan benda asing di saluran
napas tergantung pada lokasi benda asing, derajat sumbatan, sifat, bentuk dan ukuran benda
asing. 'ada prinsipnya benda asing di esofagus dan saluran napas ditangani dengan
pengangkatan segera se%ara endoskopik dalam kondisi yang paling aman dan trauma yang
minimal. -
1. Anatomi Hidung
a. $idung *uar
$idung terdiri atas hidung bagian luar dan hidung bagian dalam. $idung bagian luar
menonjol pada garis tengah di antara pipi dan bibir atas + struktur hidung luar dibedakan atas
tiga bagian yang paling atas kubah tulang yang tak dapat digerakkan+ di bawahnya terdapat
kubah kartilago yang sedikit dapat digerakkan + dan yang paling bawah adalah lobulus hidung
yang mudah digerakkan. Bentuk hidung luar seperti piramid dengan bagian-bagiannya dari
atas ke bawah ) pangkal hidung (bridge), ) batang hidung (dorsum nasi), #) pun%ak
hidung (hip), ) ala nasi, ) kolumela, dan /) lubang hidung (nares anterior). $idung luar
dibentuk oleh kerangka tulang dan tulang rawan yang dilapisi oleh kulit, jaringan ikat dan
beberapa otot ke%il yang berfungsi untuk melebarkan atau menyempitkan lubang hidung.
0erangka tulang terdiri dari ) tulang hidung (os nasal), ) prosesus frontalis os maksila dan
#) prosesus nasalis os frontal, sedangkan kerangka tulang rawan terdiri dari beberapa pasang
tulang rawan yang terletak di bagian bawah hidung, yaitu ) sepasang kartilago nasalis
lateralis superior, ) sepasang kartilago nasalis lateralis inferior yang disebut juga sebagai
kartilago ala mayor dan #) tepi anterior kartilago septum.,
1
7/23/2019 Corpus Alineum Hidung
http://slidepdf.com/reader/full/corpus-alineum-hidung 2/9
b. $idung 1alam
Bagian hidung dalam terdiri atas struktur yang membentang dari os.internum di
sebelah anterior hingga koana di posterior, yang memisahkan rongga hidung dari nasofaring.
0a2um nasi dibagi oleh septum, dinding lateral terdapat konka superior, konka media, dan
konka inferior. Celah antara konka inferior dengan dasar hidung dinamakan meatus inferior,
berikutnya %elah antara konka media dan inferior disebut meatus media dan sebelah atas
konka media disebut meatus superior.
Septum membagi ka2um nasi menjadi dua ruang kanan dan kiri. Bagian posterior
dibentuk oleh lamina perpendikularis os etmoid, bagian anterior oleh kartilago septum,
premaksila dan kolumela membranosa+ bagian posterior dan inferior oleh os 2omer, krista
maksila, krista palatine serta krista sfenoid.
0a2um nasi terdiri dari dasar hidung dibentuk oleh prosesus palatine os maksila dan
prosesus hori3ontal os palatum. 1inding superior sangat sempit dan dibentuk oleh lamina
kribiformis, yang memisahkan rongga tengkorak dari rongga hidung. *amina kribiformis
merupakan lempeng tulang berasal dari os etmoid, tulang ini berlubang-lubang tempat
masuknya serabut saraf olfaktorius. 1i bagian posterior, atap rongga hidung dibentuk oleh os
sfenoid.
4ossa nasalis dibagi menjadi tiga meatus oleh tiga buah konka+ %elah antara konka
inferior dengan dasar hidung disebut meatus inferior+ %elah antara konka media dan inferior
disebut meatus media, dan di sebelah atas konka media disebut meatus superior. 0adang-
kadang didapatkan konka keempat (konka suprema) yang teratas. 0onka suprema, konka
superior, dan konka media berasal dari massa lateralis os etmoid, sedangkan konka inferior
merupakan tulang tersendiri yang melekat pada maksila bagian superior dan palatum.
5eatus superior atau fisura etmoid merupakan suatu %elah yang sempit antara septum
dan massa lateral os etmoid di atas konka media. 0elompok sel-sel etmoid posterior
bermuara di sentral meatus superior melalui satu atau beberapa ostium yang besarnya
ber2ariasi. 1i atas belakang konka superior dan di depan korpus os sfenoid terdapat resesus
sfenoetmoidal, tempat bermuaranya sinus sfenoid.
5eatus media merupakan salah satu %elah yang penting yang merupakan %elah yang
lebih luas dibandingkan dengan meatus superior. 1i sini terdapat muara sinus maksila, sinus
frontal dan bagian anterior sinus etmoid. 1i balik bagian anterior konka media yang letaknya
menggantung, pada dinding lateral terdapat %elah yang berbentuk bulan sabit yang dikenal
sebagai infundibulum. Ada suatu muara atau fisura yang berbentuk bulan sabit yang
menghubungkan meatus medius dengan infundibulum yang dinamakan hiatus semilunaris.
2
7/23/2019 Corpus Alineum Hidung
http://slidepdf.com/reader/full/corpus-alineum-hidung 3/9
1inding inferior dan medial infundibulum membentuk tonjolan yang berbentuk
seperti la%i dan dikenal sebagai prosesus unsinatus. 1i atas infundibulum ada penonjolan
hemisfer yaitu bula etmoid yang dibentuk oleh salah satu sel etmoid. 6stium sinus frontal,
antrum maksila, dan sel-sel etmoid anterior biasanya bermuara di infundibulum. Sinus frontal
dan sel-sel etmoid anterior biasanya bermuara di bagian anterior atas, dan sinus maksila
bermuara di posterior muara sinus frontal. Adakalanya sel-sel etmoid dan kadang-kadang
duktus nasofrontal mempunyai ostium tersendiri di depan infundibulum.
5eatus inferior adalah yang terbesar di antara ketiga meatus, mempunyai muara
duktus nasolakrimalis yang terdapat kira-kira antara # sampai #, %m di belakang batas
posterior nostril.
7ares posterior atau koana adalah pertemuan antara ka2um nasi dengan nasofaring,
berbentuk o2al dan terdapat di sebelah kanan dan kiri septum. 8iap nares posterior bagian
bawahnya dibentuk oleh lamina horisontalis palatum, bagian dalam oleh os 2omer, bagian
atas oleh prosesus 2aginalis os sfenoid dan bagian luar oleh lamina pterigoideus.
1i bagian atap dan lateral dari rongga hidung terdapat sinus yang terdiri atas sinus
maksila, etmoid, frontalis dan sphenoid. Sinus maksilaris merupakan sinus paranasal terbesar
di antara lainnya, yang berbentuk piramid yang iregular dengan dasarnya menghadap ke fossa
nasalis dan pun%aknya menghadap ke arah apeks prosesus 3ygomatikus os maksilla.
Sinus paranasal adalah rongga-rongga di dalam tulang kepala yang berisi udara yang
berkembang dari dasar tengkorak hingga bagian prosesus al2eolaris dan bagian lateralnya
berasal dari rongga hidung hingga bagian inferomedial dari orbita dan 3ygomatikus. Sinus-
sinus tersebut terbentuk oleh pseudostratified %olumnar epithelium yang berhubungan melalui
ostium dengan lapisan epitel dari rongga hidung. Sel-sel epitelnya berisi sejumlah mukus
yang menghasilkan sel-sel goblet. ,
%. 9askularisasi $idung
Bagian atas rongga hidung mendapat pendarahan dari a. etmoid anterior dan posterior
yang merupakan %abang dari a. oftalmika dari a. karotis interna. Bagian bawah rongga hidung
mendapat pendarahan dari %abang a. maksilaris interna, diantaranya adalah ujung a. palatina
mayor dan a. sfenopalatina yang keluar dari foramen sfenopalatina bersama n. sfenopalatina
dan memasuki rongga hidung di belakang ujung posterior konka media. Bagian depan hidung
mendapat pendarahan dari %abang : %abang a. fasialis.
'ada bagian depan septum terdapat anastomosis dari %abang-%abang a. sfenopalatina,
a. etmoid anterior, a. labialis superior, dan a. palatina mayor yang disebut pleksus
3
7/23/2019 Corpus Alineum Hidung
http://slidepdf.com/reader/full/corpus-alineum-hidung 4/9
0iesselba%h (*ittle;s area). 'leksus
0iesselba%h letaknya superfisial dan
mudah %edera oleh trauma, sehingga
sering menjadi sumber epistaksis
(pendarahan hidung) terutama pada
anak.
9ena-2ena hidung mempunyai nama
yang sama dan berjalan
berdampingan dengan arterinya. 9ena
di 2estibulum dan struktur luar
hidung bermuara ke 2. oftalmika yang
berhubungan dengan sinus ka2ernosus. 9ena-2ena di hidung tidak memiliki katup, sehingga
merupakan faktor predisposisi untuk mudahnya penyebaran infeksi hingga ke intrakranial. ,
d. 'ersarafan $idung
Bagian depan dan atas rongga hidung mendapat persarafan sensoris dari n. etmoidalis
anterior, yang merupakan %abang dari n. nasosiliaris, yang berasal dari n. oftalmikus (7.9-).
<ongga hidung lainnya, sebagian besar mendapat persarafan sensoris dari n. maksila melalui
ganglion sfenopalatinum. &anglion sfenopalatinum selain memberikan persarafan sensoris
juga memberikan persarafan 2asomotor atau otonom untuk mukosa hidung. &anglion ini
menerima serabut-serabut sensoris dari n. maksila (7.9-), serabut parasimpatis dari n.
petrosus superfisialis mayor dan serabut-serabut simpatis dari n. petrosus profundus.
&anglion sfenopalatinum terletak di belakang dan sedikit di atas ujung posterior konka
media.
7er2us olfaktorius turun dari lamina kribrosa dari permukaan bawah bulbus olfaktorius dan
kemudian berakhir pada sel-sel reseptor penghidu pada mukosa olfaktorius di daerah
sepertiga atas hidung. ,
2. Fisiologi Hidung ,
• 4ungsi <espirasi
=dara yang dihirup akan mengalami humidifikasi oleh palut lendir. Suhu udara yang melalui
hidung diatur sehingga berkisar #!C. 4ungsi pengatur suhu ini dimungkinkan oleh
banyaknya pembuluh darah di bawah epitel dan adanya permukaan konka dan septum yang
luas. 'artikel debu, 2irus, bakteri, dan jamur yang terhirup bersama udara akan disaring di
4
&ambar . 'leksus 0iesselba%h
7/23/2019 Corpus Alineum Hidung
http://slidepdf.com/reader/full/corpus-alineum-hidung 5/9
hidung oleh rambut (2ibrissae) pada 2estibulum nasi, silia, palut lendir. 1ebu dan bakteri
akan melekat pada palut lendir dan partikel-partikel yang besar akan dikeluarkan dengan
refle> bersin.
• 4ungsi 'enghidu
$idung bekerja sebagai indera penghidu dan pen%e%ap dengan adanya mukosa olfaktorius
pada atap rongga hidung, konka superior dan sepertiga bagian atas septum. 'artikel bau dapat
men%apai daerah ini dengan %ara difusi dengan palut lendir atau bila menarik napas dengan
kuat. 4ungsi hidung untuk membantu indera pen%e%ap adalah untuk membedakan rasa
manis yang berasal dari berbagai ma%am bahan.
• 4ungsi 4onetik
<esonansi oleh hidung penting untuk kualitas suara ketika berbi%ara dan menyanyi.
Sumbatan hidung akan menyebabkan resonansi berkurang atau hilang, sehingga terdengar
suara sengau (rhinolalia). 8erdapat jenis rhinolalia yaitu rhinolalia aperta yang terjadi akibat
kelumpuhan anatomis atau kerusakan tulang di hidung dan mulut. ?ang paling sering terjadi
karena stroke, dan rhinolalia oklusa yang terjadi akibat sumbatan benda %air (ketika pilek)
atau padat (polip, tumor, benda asing) yang menyumbat.
• <efleks 7asal
5ukosa hidung merupakan reseptor refle> yang berhubungan dengan saluran %erna,
kardio2askuler dan pernapasan. @ritasi mukosa hidung akan menyebabkan refle> bersin dan
napas berhenti. <angsang bau tertentu akan menyebabkan sekresi kelenjar liur, lambung, dan
pankreas.
3. Epidemiologi
Corpus alienum pada hidung adalah benda asing yang berasal dari luar tubuh atau dari
dalam tubuh yang dalam keadaan normal tidak ada pada hidung tersebut. Sering terjadi pada
anak-anak - tahun atau pasien dengan mental yang terbelakang. #
5
7/23/2019 Corpus Alineum Hidung
http://slidepdf.com/reader/full/corpus-alineum-hidung 6/9
4. Etiologi
Benda asing yang berasal dari luar tubuh disebut benda asing eksogen sedangkan yang
berasal dari dalam tubuh disebut benda asing endogen. Benda asing eksogen biasanya masuk
melalui hidung atau mulut.
Benda asing eksogen terdiri dari benda padat, %air atau gas. Benda asing eksogen padat
dapat berupa 3at organik seperti ka%ang-ka%angan dan tulang, ataupun 3at anorganik seperti
paku, jarum, peniti, batu dan lain sebagainya. Benda asing eksogen %air dapat berupa benda
%air yang bersifat iritatif, yaitu %airan dengan p$ ,.
Benda asing endogen dapat berupa se%ret kental, darah atau bekuan darah, nanah, krusta,
%airan amnion, atau mekonium yang dapat masuk ke dalam saluran nafas bayi pada saat
persalinan.
4aktor-faktor yang mempermudah terjadinya aspirasi benda asing ke dalam saluran napas,
antara lain #-
• 4aktor indi2idual+ umur, jenis kelamin, pekerjaan, kondisi sosial, tempat tinggal.
• 0egagalan mekanisme proteksi yang normal, antara lain+ keadaan tidur, kesadaran
menurun, alkoholisme dan epilepsi.
• 4aktor fisik+ kelainan dan penyakit neurologik.
•
'roses menelan yang belum sempurna pada anak.• 4aktor kejiwaan, antara lain, emosi, gangguan psikis.
• =kuran, bentuk dan sifat benda asing.
• 4aktor ke%erobohan, antara lain+ meletakkan benda asing di hidung, persiapan makanan
yang kurang baik, makan atau minum tergesa-gesa, makan sambil bermain, memberikan
ka%ang atau permen pada anak-anak.
5. Manifestasi klinis
$idung tersumbat oleh sekret mukopuruen yang banyak dan berbau busuk di satu sisi
rongga hidung, kanan atau kiri, tempat adanya benda asing. Setelah sekret hidung dihisap,
benda asing akan tampak dalam ka2um nasi. 0adang disertai rasa nyeri, demam, epistaksis,
dan bersin. 'ada pemeriksaan tampak edema dengan inflamasi mukosa hidung unilateral dan
dapat terjadi ulserasi.
Bila benda asing tersebut adalah binatang lintah, terdapat epistaksis berulang yang sulit
berhenti meskipun sudah diberikan koagulan. 'ada rinoskopi anterior tampak benda asing
6
7/23/2019 Corpus Alineum Hidung
http://slidepdf.com/reader/full/corpus-alineum-hidung 7/9
berwama %oklat tua, lunak pada perabaan, dan melekat erat pada mukosa hidung atau
nasofaring.
6. Penatalaksanaan
Benda asing dengan permukaan kasar dapat dikeluarkan memakai forsep. Bila benda
asing bulat dan li%in, misalnya manik-manik, dipergunakan pengait yang ujungnya tumpul.
Bagian pengait yang bengkok dimasukkan ke dalam hidung bagian atas menyusuri atap
ka2um nasi, sampai menyentuh nasofaring. Setelah itu pengait diturunkan sedikit, sampai ke
belakang obyek, kemudian ditarik ke depan. Bila tidak ada alat yang sesuai sebaiknya dirujuk
ke rumah sakit atau ahli 8$8.
=ntuk lintah, diteteskan dulu air tembakau agar terlepas dari mukosa hidung atau
nasofaring, kemudian dijepit dengan pinset dan tarik ke luar.
'emberian antibiotik sistemik selama - hari hanya bila ada infeksi hidung dan sinus.
8idak dianjurkan mendorong ke arah nasofaring dengan tujuan agar masuk ke mulut,
karena dapat terus masuk ke laring dan saluran napas bawah, sehingga timbul sesak napas
dan kegawatan. #-
'engambilan benda asing di hidung
8ujuan
• Agar luka tidak terjadi infeksi lanjut
• mengembalikan fungsi indera
Alat-alat /-
• Spuit irigasi ! %%
• 'inset anatomis
• 'inset %hirrugis
• Arteri klem
• 8$8 shet
• 0assa dan depres dalam tromol
• $ands%hone glo2es steril
• 7eerbeken
• *ampu kepala
7
7/23/2019 Corpus Alineum Hidung
http://slidepdf.com/reader/full/corpus-alineum-hidung 8/9
• Cairan pen%u%i luka dan disinfektan (Cairan 7S)
'enatalaksanaan /-
a. 5emberikan penjelasan pada pasien dan keluargapasien menandatangani @nformed
%on%ent. b. 5enyiapkan alat dan didekatkan pada pasien
%. 5emeriksa lokasi %orpus alienum di hidung baik dengan langsung atau memakai
lampu kepala
d. 5enetukan tindakan yang akan dilakukan berdasarkan letak dan jenis benda yang
masuk ke hidung antara lain
• Benda 'adat
i. 5emakai alat sonde hidungii. 5emasukan sonde ke hidung dengan arah masuk melalui bagian luar
biji-bijian tersebut.
iii. Setelah sonde masuk ke dalam hidung dan posisi sonde sudah lebih
dalam dari pada posisi biji-bijian, maka dilakukan pergerakan untuk
mengeluarkan biji-bijian.
i2. Bila biji-bijian belum keluar dilakukan pengulangan mulai dari awal.
• *intah
i. 5emasukan sonde kedalam hidung dengan arah masuk melalui bagian
luar lintah tersebut.
ii. Setelah sonde masuk kedalam hidung dan posisi sonde sudah lebih
dalam dari pada posisi lintah, maka dilakukan pergerakan untuk
mengeluarkan lintah
iii. 'erawat memakai alat sonde hidung (ukuran sonde sesuai dangan
ukuran lintah didalam)
i2. Bila lintah belum keluar dilakukan pengulangan mulai awal
7. omplikasi
=saha mengeluarkan dengan alat yang tidak sesuai dapat mendorong benda asing ke
belakang dan jika masuk ke saluran napas akan membahayakan.
8
7/23/2019 Corpus Alineum Hidung
http://slidepdf.com/reader/full/corpus-alineum-hidung 9/9
!afta" Pustaka
. 5angunkusumo , Dardani <S. Buku ajar ilmu kesehatan telinga hidung tenggorok ed.
/. Eakarta &C+ !.h.-F
. Adams &*, Boies *<, $igler 'A. Boies buku ajar penyakit 8$8. Eakarta &C+
FF.h.#-##
#. Ballenger E. 'enyakit 8$8 dan kepala leher. d.#. jlid @@. 40=@. Eakarta. !!, $ F-
#!#
. 6swari E. Corpus Alienum di $idung *udman $. 'etunjuk 'enting pada 'enyakit 8$8.
$ipokrates. Eakata, #-F
. Ballenger E. 'enyakit 8$8 dan kepala leher. d.#. jlid @@. 40=@. Eakarta. !!, $ #!-
#
/. <ukmini S, $erawati S. 8eknik pemeriksaan telinga hidung tenggorok. Eakarta &C+
!#.h./-#
. @skandar, $. 7urbaiti,dkk FF. Buku Ajar @lmu 'enyakit 8$8. Balai 'enerbit 40=@.
Eakarta.
8. 'edoman 1iagnosis dan 8erapi, *ab='4 @lmu 'enyakit 8elinga, $idung dan
8enggorokan <S=1 1r Soetomo Surabaya
9