cpo narkotika

12
1. NABULIZER Nebulizer merupakan alat yang akan mengubah obat-obatan asma dari bentuk cairan (liquid) menjadi aerosol, sehingga dapat dengan mudah dihirup ke dalam paru-paru, seperti halnya bernapas biasa. Nebulizer biasanya cukup efektif digunakan untuk balita dan anak kecil, atau untuk penderita asma yang kesulitan menggunakan inhaler. Banyak jenis obat-obatan asma yang bisa digunakan dengan nebulizer, baik itu untuk menghadapi serangan asma ataupun untuk mengontrol gejala-gejala asma. Jenis nebulizer ada yang berupa model rumahan/tabletop dan ada pula yang berupa portable (menggunakan baterai), sehingga lebih mudah untuk dibawa. Umumnya pasien asma tidak membutuhkan nebulizer. Metode lain yang lebih umum adalah dengan menggunakan inhaler, dengan metode kerja yang kurang lebih sama dengan nebulizer namun lebih mudah untuk digunakan. Untuk menggunakan nebulizer, anda harus mempersipkan: Obat asma yang diberikan oleh dokter dengan dosis yang jelas Nebulizer cup (cangkir tempat anda memasukkan obat) Masker atau corong mulut Kompresor udara Berikut adalah langkah-langkah dasar untuk mempersipkan dan menggunakan nebulizer: 1. Bersihkan tangan anda sebelum menggunakan nebulizer 2. Isi nebulizer cup dengan obat yang telah diresepkan oleh dokter 3. Hubungkan corong atau masker ke nebulizer cup 4. Hubungkan selang dari kompresor ke nebulizer cup 5. Letakkan corong atau masker ke mulut, lalu bernapaslah dengan mulut (jika menggunakan corong) hingga obat

Upload: carissa

Post on 15-Jan-2016

274 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

knn

TRANSCRIPT

Page 1: Cpo Narkotika

1. NABULIZER

Nebulizer merupakan alat yang akan mengubah obat-obatan asma dari bentuk cairan (liquid) menjadi aerosol, sehingga dapat dengan mudah dihirup ke dalam paru-paru, seperti halnya bernapas biasa. Nebulizer biasanya cukup efektif digunakan untuk balita dan anak kecil, atau untuk penderita asma yang kesulitan menggunakan inhaler.

Banyak jenis obat-obatan asma yang bisa digunakan dengan nebulizer, baik itu untuk menghadapi serangan asma ataupun untuk mengontrol gejala-gejala asma. Jenis nebulizer ada yang berupa model rumahan/tabletop dan ada pula yang berupa portable (menggunakan baterai), sehingga lebih mudah untuk dibawa.

Umumnya pasien asma tidak membutuhkan nebulizer. Metode lain yang lebih umum adalah dengan menggunakan inhaler, dengan metode kerja yang kurang lebih sama dengan nebulizer namun lebih mudah untuk digunakan.

Untuk menggunakan nebulizer, anda harus mempersipkan:

Obat asma yang diberikan oleh dokter dengan dosis yang jelas Nebulizer cup (cangkir tempat anda memasukkan obat) Masker atau corong mulut Kompresor udara

Berikut adalah langkah-langkah dasar untuk mempersipkan dan menggunakan nebulizer:

1. Bersihkan tangan anda sebelum menggunakan nebulizer2. Isi nebulizer cup dengan obat yang telah diresepkan oleh dokter3. Hubungkan corong atau masker ke nebulizer cup4. Hubungkan selang dari kompresor ke nebulizer cup5. Letakkan corong atau masker ke mulut, lalu bernapaslah dengan mulut (jika

menggunakan corong) hingga obat dalam nebulizer cup habis. Biasanya obat dalam cup akan habis setelah 5-10 menit.

6. Setelah obat habis, bersihkan nebulizer cup dan corong atau masker dengan air, lalu keringkan untuk digunakan pada pengobatan berikutnya.

Tips:

Sebelum menghirup obat, posisikan duduk dengan dengan tegak di kursi yang cukup nyaman.

Bernapaslah dengan pelan dan dalam. Jika bisa, berikan jeda (menahan napas) 2-3 detik sebelum menghembuskan napas.

Selama proses berlangsung, jika obat menempel pada sisi nebulizer cup, anda bisa sedikit mengguncang pelan (menggunakan jari) cup agar obat (cairan) mengalir turun.

Page 2: Cpo Narkotika

Anak kecil biasanya akan lebih nyaman jika menggunakan masker daripada corong. Menggunakan masker membuat pasien dapat bernapas dengan normal melalui hidung ataupun mulut.

Menggunakan nebulizer jenis portable kurang lebih sama dengan cara di atas, hanya saja anda tidak perlu mencolok nebulizer ke listrik untuk menjalankannya, karena alat portable menggunakan baterai. Model portable umumnya cukup kecil sehingga bisa dipegang selama penggunaan/pengobatan berlangsung.

2. INHALER

Bagaimana cara menggunakan inhaler yang benar?

1) Bukalah penutup ujung inhaler lalu kocok inhaler dengan kuat.

2)   Genggam inhaler seperti contoh pada gambar. Tarik dan hembuskan nafas secara

perlahan

3)    Pegang inhaler di depan mulut dengan kepala agak menengadah.Tempatkan ujung

inhaler di dalam mulut di atas lidah dan tutup inhaler dengan bibir Anda.  Mulailah

menarik nafas perlahan dan tekan inhaler 1 kali bersamaan dengan menarik nafas

perlahan sedalam-dalamnya.

4)   Tahan nafas Anda selama 10 detik atau selama mungkin yang Anda sanggup, sebelum

menghembuskan nafas perlahan untuk memastikan seluruh obat masuk ke saluran nafas

5)   Jika dokter menyarankan lebih dari 1 kali pemakaian inhaler, maka tunggulah 1 menit

sebelum kembali mengocok inhaler dan mengulangi langkah pada poin 2,3,dan 4.

6) Setelah selesai, berkumurlah dahulu dengan air hangat.

7)    Cuci dan bersihkan ujung inhaler dengan air hangat tiap hari.

Penting untuk Anda ketahui!

Simpan inhaler pada suhu sejuk, kering, terhindar dari cahaya

dengan mulut inhaler menghadap ke bawah.

Jangan hentikan penggunaan inhaler atau mengubah dosis

tanpa berkonsultasi dengan dokter.

Page 3: Cpo Narkotika

Konsultasikan pada dokter bila Anda akan mengkonsumsi obat-

obatan lain.

Laporkan pada dokter bila pengobatan tidak efektif. Jangan

sembarangan menggunakan inhaler melebihi dosis yang

diberikan dokter.

Efek samping seperti meningkatnya detak jantung, gemetar,

dan pusing umum terjadi. Bila efek samping tidak tertahankan

segera laporkan pada dokter atau apoteker.

3. SUPOSITORIA4. INSULIN

Cara Penggunaan Insulin PenLangkah 1 : Persiapkan insulin pen, lepaskan  penutup insulin pen.

Langkah 2 : Hilangkan kertas pembungkus      dan tutup jarum

A. Tarik kertas pembungkus pada jarum pen.

B. Putar jarum insulin ke insulin pen.

Page 4: Cpo Narkotika

C. Lepaskan penutup jarum luar.

D. Lepaskan penutup luar jarum agar jarum  tampak.

    *Buang penutup jarum ke tempat sampah

Langkah 3 : Pertama insulin pen, pastiakan   pen siap digunakan

1.   Hilangkan udara di dalam pen melalui jarum. Hal ini untuk mengatur ketepatan pen dan jarum   dalam    mengatur dosis insulin. Putar tombol   pemilih dosis pada ujung pen untuk 1 atau 2 unit   (pengaturan   dosis dengan  cara memutar tobol).

2.   Tahan pena dengan jarum mengarah ke atas.   Tekan tombol dosis dengan benar sambil   mengamati  keluarnya insulin. Ulangi, jika perlu,   sampai insulin terlihat di ujung jarum. Tombol pemutar harus   kembali ke nol setelah insulin   terlihat di dalam pen.

Page 5: Cpo Narkotika

Langkah 4 : Aktifkan tombol dosis insulin (bisa   diputar-putar sesuai keinginan).

Langkah 5 :Pilih lokasi bagian tubuh yang akan   disuntikan.

Pastikan posisi nyaman saat menyuntikkan   insulin pen. Hindari menyuntik disekitar   pusar.

Page 6: Cpo Narkotika

Langkah 6 : Suntikkan insulin

A. Genggam pen dengan 4 jari, latekkan        ibu jari pada tombol dosis.

B. Cubit bagian kulit yang akan disuntik.

C. Segera suntikkan jarum pada sudut 90 derajat. Lepaskan cubitan.

D. Gunakan ibu jari untuk menekan ke bawah pada tombol dosis sampai berhenti (klep dosis akan kembali        pada nol). Biarkan jarum di tempat selama 5-10 detik untuk membantu mencegah insulin dari keluar dari      tempat injeksi.

     Tarik jarum dari kulit. Kadang-kadang terlihat memar atau tetesan darah, tetapi itu tidak berbahaya. Bisa      di usap dengan tissue atau kapas, tetapi jangan di pijat pada daerah bekas suntikan.

Page 7: Cpo Narkotika

Langkah 7 : Persiapkan pen insulin untuk   penggunaan berikutnya

                   Lepaskan tutup luar jarum dan putar untuk   melepaskan jarum dari pen. Tempatkan   jarum yang telah digunakan pada wadah   yang aman (kaleng kosong). Buang ke   tempat sampah jangan dibuang ditempat   pendaurulang sampah

 Bagian tubuh yang bisa dinjeksi insulin.

Page 8: Cpo Narkotika

5. TETES MATA6. TETES TELINGA

NARKOTIKA

Narkotika Golongan I

Narkotika golongan satu hanya dapat digunakan untuk tujuan

pengembangan ilmu pengetahuan dan tidak digunakan dalam

terapi, serta mempunyai potensi sangat tinggimengakibatkan

ketergantungan

Contoh: Heroin, Kokain, Opium, Ganja, Katinon, MDMDA/Ecstasy

Narkotika Golongan II

Narkotika golongan dua, berkhasiat untuk pengobatan digunakan

sebagai pilihan terakhir dan dapat digunakan dalam terapi

dan/atau untuk tujuan pengembangan ilmu pengetahuan serta

mempunyai potensi tinggi mengakibatkan ketergantungan.

Contoh: Morfin, Petidin, Fentanil, Metadon

Narkotika golongan III

Narkotika golongan tiga, berkhasiat untuk pengobatan dan

banyak digunakan dalam terapi dan/atau untuk tujuan

Page 9: Cpo Narkotika

pengembangan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi

ringan mengakibatkan ketergantungan

Contoh: Codein, Buprenorfin, Etilmorfin

Prekursor Narkotika adalah Zat atau bahan kimia yangdapat digunakan daam pembuatan narkotika.

Page 10: Cpo Narkotika

Menurut Undang-Undang No. 5 tahun 1997, narkoba jenis PSIKOTROPIKA dibedakan menjadi 4 golongan, yaitu:

Golongan I, mempunyai potensi yang sangat kuat dalam menyebabkan

ketergantungan dan dinyatakan sebagai barang terlarang. Contoh: ekstasi (MDMA =

3,4-Methylene-Dioxy Methil Amphetamine), LSD (Lysergic Acid Diethylamid), dan

DOM.

Golongan II, mempunyai potensi yang kuat dalam menyebabkan ketergantungan.

Contoh: amfetamin, metamfeamin (sabu), dan fenetilin.

Golongan III, mempunyai potensi sedang dalam menyebabkan ketergantungan,

dapat digunakan untuk pengobatan tetapi harus dengan resep dokter. Contoh:

amorbarbital, brupronorfina, dan mogadon (sering disalahgunakan).

Golongan IV, mempunyai potensi ringan dalam menyebabkan ketergantungan, dapat

digunakan untuk pengobatan tetapi harus dengan resep dokter. Contoh: diazepam,

nitrazepam, lexotan (sering disalahgunakan), pil koplo (sering disalahgunakan), obat

penenang (sedativa), dan obat tidur (hipnotika).