d a n k a s i h berita u.k - uki.cauki.ca/sites/uki.ca/files/documents/august-2014.pdfsebagai...
TRANSCRIPT
GEREJA
St. Anselm’s Church
1 MacNaughton Rd. (Bayview & Millwood)
Toronto
ON M4G 3H3
Ph: (416) 485-1792
Subway Stn:
Davisville
Redaksi:
Angelina Hanapie
Julian Wibowo
Novius Handy
Randy Danurahardja
Yusup Yusup
Penasehat:
Rm. A. Purwono SCJ
Alamat Redaksi:
c/o Priests of the
Sacred Heart
58 High Park Blvd.
Toronto
ON M6R 1M8
Email:
Bersambung ke halaman 8,
eserta ziarah ke Lancaster,
Pennsylvania, USA, tanggal 18-20
Juli, 2014 untuk melihat drama
“MOSES” pasti masih mengingat saya.
Puteri Firaun memberi saya nama MUSA
karena saya diselamatkan dari (di atas) air
(Kel 2: 10). Banyak orang menilai saya
sebagai pemimpin besar dan tanpa cacat.
Sejujurnya, dari kecil sampai tua, saya
selalu takut dan cemas (Kel 2: 12 & 14), tak
percaya diri (Kel 4: 1), dan gagap (Kel 10).
Itu sebab saya mudah menghindar dan selalu
punya alasan menolak peran apapun yang
ditawarkan pada saya (Kel 4:13). Tapi
syukurlah, dari rasa takut, tak percaya diri,
dan gagap tersebut, saya akhirnya mengerti
apa arti pembebasan, iman, dan
kepemimpinan.
Soal ketakutan, saya punya certificate. Saya
tak tahu persis kenapa saya selalu takut,
ragu, dan susah ambil keputusan. Mungkin
pengalaman terapung-apung di atas air jadi
sumber rasa terancam, takut, dan cemas (Kel
2:1-10). Mungkin kematian orang Mesir di
tangan saya menghantui jiwa saya (Kej
2:12). Mungkin juga, saya mewarisi
ketakutan keluarga, tetangga, dan bangsa
saya yang tak pernah mencecap rasa aman.
Takut dan kuatir selalu menghantui jiwa
saya; dan membuat saya ingin lari
menghindar atau sembunyi. Anda bisa
bayangkan, betapa lelah hidup dalam
ketakutan, dan betapa haus jiwa saya akan
kedamaian dan keselamatan. Namun ada
juga hal penting terjadi dalam diri saya. Saat
melihat saudari-saudara saya yang kerja
paksa tiap hari dan hidup dalam ketakutan di
Mesir, saya bisa jadi amat sedih, marah,
berani, dan nekat. Saya menjadi seperti
banteng yang marah untuk melindungi anak-
anaknya. Yang terpenting, saya merasakan
bahwa Allah telah membuat ketakutan saya
menjadi kehausan besar akan pembebasan.
Seakan Allah berbisik, “Ketakutanmu
| Rm. Yulius Sunardi, SCJ |
P
Kehendak Allah W W W . U K I . C A A G U S T U S 2 0 1 4 / N O . 2 6 7
BERITA U.K.I M e w a r t a k a n I m a n d a n K a s i h
MUSA Iman dan
Kepemimpinan
DIRGAHAYU
RI
KE-69
17 AGUSTUS
1945-2014
Pastor Pamong
Rm. Antonius Purwono SCJ, (647) 896.5945
Deacon
Deacon Val Danukarjanto, (416) 497.2274
DEWAN PENGURUS
UMAT KATOLIK INDONESIA
Koordinator
Christine Budihardjo, (647) 895.7089 [email protected]
Wakil Koordinator
Albert Tee, (905) 824.1168 [email protected]
Sekretaris
Christianita Kuswoyo, (647) 774.3801 [email protected]
Bendahara
Janto Solichin, (416) 587.2362 [email protected]
WILAYAH TIMUR
Ketua Wilayah
Nani Widjaja, (416) 890.0894 [email protected]
Seksi Liturgi
Jeffrey Susilo, (416) 388.6169 [email protected]
Seksi Bina Iman
Reza Aguswidjaya, (647) 863.0030 [email protected]
Seksi Sosial
Sofjan “Chopi” Suhadi, (416) 949.3900 [email protected]
Seksi Rumah Tangga
Selvie Widjaja, (647) 896.6121 [email protected]
Usher
Harty Doyle, (647) 533.6246
WILAYAH BARAT
Ketua Wilayah
Ben Dijong, (905) 997.5765
Seksi Liturgi
Raymond Wirahardja, (905) 812.9491
Seksi Bina Iman
Maya Adisuria, (905) 814.8475 [email protected]
Seksi Sosial
Lucas Noegroho, (416) 859.0222 [email protected]
Seksi Rumah Tangga
Ribkah Mesach, (905) 286.9081 [email protected]
Usher
Joyo Sudardi, (905) 785.6379 [email protected]
BIDANG KHUSUS
Mudika, Yoanitha [email protected]
PELAKSANA KHUSUS
Ketua Lektor
Lilian Tjokro, (905) 887.9546
Ketua Sakristi
Hendry Wijaya, (416) 450.6536
KEPENGURUSAN WILAYAH EAST UKI
Setelah hampir dua bulan jabatan Ketua Wilayah East mengalami kekosongan,
pada Misa UKI 27 July 2014 lalu Romo Purwono, SCJ berkenan melantik
pengurus-pengurus baru yaitu:
Ketua Wilayah East (2014 – 2016) : Sdr. Adrianus Sofjan Suhadi (Chopi)
Seksi Bina Iman East : Sdri. Esther Kurniadi (menggantikan Reza Agus)
Seksi Sosial East : Sdr. Damian Indyarta (menggantikan Chopi)
Selamat berkarya dan Selamat melayani.
Tuhan memberkati.
Christine Budihardjo
Koordinator
Damianus Indyarta Seksi Sosial East
Esther Kurniadi Seksi Bina Iman East
Adrianus Sofjan Suhadi (Chopi)
Ketua Wilayah East
2014-2016
Baru satu tahun kebersamaan UKI dan Romo Purwono sebagai Pamong UKI, tepatnya
sejak 3 July 2013.
Pada Misa UKI 10 Agustus lalu Romo Pur berpamitan kepada warga UKI yang hadir
untuk melanjutkan sekolah ke Ottawa (Univ. of St. Paul). Karena keberadaan Romo di
Ottawa maka Komunitas SCJ – Toronto telah mengajukan permohonan kepada
Archdiocese of Toronto untuk mengangkat satu orang romo dari Indonesia sebagai
Pamong UKI menggantikan Romo Purwono.
Romo Pur mulai berada di Ottawa sejak tanggal 14 Agustus, untuk mengadakan
orientasi kota Ottawa dan juga Univ. of St. Paul. Selama kekosongan menunggu
kedatangan romo pamong baru, segala urusan UKI akan ditangani oleh mantan pamong
UKI selama 8 tahun yaitu Romo Aegidius Warsito, SCJ.
Bersama ini saya mengajak seluruh warga UKI di Toronto dan di manapun Anda
berada, untuk berdoa demi kelancaran belajar Romo Purwono di Ottawa, dalam
mengemban amanah dari SCJ – Indonesia. Kita juga akan berdoa untuk kelancaran
pengurusan surat dan visa Canada bagi romo pamong baru UKI. Tuhan telah
menghidupi dan mengantar UKI ke usia yang ke-34….kita harus percaya bahwa Dia
akan tetap menyertai langkah UKI dalam perjalanan iman dan kasih di masa depan.
Amin.
Salam,
Christine Budihardjo Koordinator
SELAMAT MENUNTUT ILMU di OTTAWA,
ROMO PURWONO, SCJ.
H A L A M A N 3 A G U S T U S 2 0 1 4 / N O . 2 6 7
cropolis terletak pada lokasi yang menarik pada
sebuah perbukitan kota Athena, dan dari sini
dapat dinikmati pemandangan ke kawasan
perdagangan Athena dengan Agora (pasar) nya
yang merupakan pusat keramaian, sehingga Acropolis
menyimbolkan dewi kebijaksanaan, keadilan, semangat
dan inspirasi bagi penduduk Athena. Lingkungan utama
komplek Acropolis sendiri terdiri atas kuil-kuil yang
membentuk sebuah panorama kota, antara lain:
Erichteion, Parthenon, Nike dan Propylaea.
Erichteion adalah sebuah bangunan kuil yang masih baru
dan sangat indah sebagai pengganti bangunan
sebelumnya yang mengalami kehancuran pada 480 SM
akibat peperangan dengan bangsa Persia yang dipimpin
Salamis. Kuil yang dibangun oleh arsitek Mnesicles
antara tahun 421-405 SM dan memiliki ukuran yang
kecil, tak beraturan, bertingkat dengan gaya kolom ionic
ini terletak pada situs yang dikelilingi oleh hutan keramat
dan tanah perkuburan. Terdapat tiga ciri utama kuil ini:
adanya beranda, jendela di setiap bagian dari pintu di
beranda sebelah timur, ornamen berbentuk gadis pada
kolom yang berfungsi sebagai penopang atap beranda
Acropolis of Athens Acropolis adalah sebuah kota tua dengan
dataran tinggi berbatu setinggi 156 m, dan di
tempat ini kita bisa menemukan beberapa
reruntuhan bangunan kuno yg menjadi pusat
sejarah Athena. Kini Acropolis menjadi bukti
sejarah kebanggaan Athena tentang kejayaan
sekitar 2.400 tahun lalu.
A
| oleh Rm Aegidius Warsito SCJ |
Theatre of Herodes Atticus
Di samping kuil Parthenon
H A L A M A N 4 A G U S T U S 2 0 1 4 / N O . 2 6 7
bagian selatan. Bentuk ini sedikit ramping dan
berkesan seolah-olah sedang menjunjung beban
berupa atap.
Parthenon merupakan bangunan yang sangat
menonjol dan merupakan pusat dari Acropolis.
Parthenon dibangun antara 447-438 SM sebagai
karya dari arsitek Ictimus (Iktinos) dan
Callicrates (Kallikrates) dan ahli pematung
Phidias (Pheidias). Parthenon adalah kuil tertua
di Yunani dan merupakan tempat pemujaan bagi
dewi Athena. Dahulu, hal ini disimbolkan
dengan berdirinya patung dewi Athena setinggi
12 meter yang terbuat dari gading gajah dan
emas. Pada kuil ini juga banyak disematkan
patung-patung yang melambangkan demokrasi.
Di Acropolis juga terdapat beberapa kuil kecil,
salah satunya adalah kuil dewi Nike untuk
bersyukur atas kemenangan dalam peperangan
dan mohon kebijaksanaan. Sementara itu kita juga
menemukan bangunan lain yang diberi nama
Propylaea, yaitu sebuah bangunan pintu gerbang
kompleks Acropolis pada jaman Pericles sebagai
pemimpin Athena yang meminta Phidias
merencanakan pembangunan kembali Acropolis
secara keseluruhan pada akhir Perang Persia.
Bangunan Propylaea ini sendiri dirancang oleh
arsitek Mnesicles, 437- 432 SM.
Sementara itu di pintu masuk Acropolis sebelah
selatan, kita bisa menyaksikan bangunan theater
terbuka yang masih kokoh berdiri yaitu theater
Dionysus dan beberapa ratus meter jauhnya dari
theater ini kita akan menemukan satu teater lagi
yaitu theater Herodes Atticus yang dalam proses
pemugaran.
Di lokasi Acropolis ini masih banyak bangunan
yang berdiri kokoh walau tidak ada struktur
bangunan yang utuh lagi. Sebelum terjadi invasi
bangsa Persia atau yang sekarang dikenal sebagai
daerah Iran, Acropolis adalah daerah yang tertata
rapi. Namun invasi itu menjadikan semua bangunan
porak-poranda. Akan tetapi setelah kebangkitan
pimpinan Athena, mereka berhasil mengusir bangsa
Persia dan merestorasi bangunan-bangunan yang
Mendengarkan penjelasan dari guide di depan Acropolis
Kuil Erechtheum or Erichteion
Sebuah gereja Orthodok Yunani di atas bukit dekat kompleks Acropolis
H A L A M A N 5
telah dihancurkan menjadi seperti sedia kala. Tidak
berselang lama, kekaisaran Ottoman dari Turki- Seljuk
menginvasi Yunani secara keseluruhan dan Acropolis pun
jatuh ke tangan mereka. Namun berbeda dengan saat
pendudukan bangsa Persia, bangsa Ottoman malah
menjadikan daerah Acropolis sebagai daerah konservasi
sehingga Acropolis menjadi simbol dari Athena.
Untuk masuk ke gerbang Acropolis ini kita harus
melewati tangga yang terbuat dari marmer dan limestone.
Pilar-pilar marmer yang besar-besar membuat suasana ini
benar-benar terasa kita berada pada jaman dimana
bangunan ini dibuat. Yang menjadi pertanyaan besar kita,
tentu adalah bagaimana membawa marmer-marmer yang
utuh dan besar ini ke puncak bukit di ketinggian 150 meter
itu. Teknologi apa yang dimiliki pada peradaban manusia
saat itu? Dari segi kesenian juga mereka sangat piawai
mengukir marmer. Mungkin kita harus mengubah konsep
berfikir kita untuk dapat memahami keadaan saat itu.
Sehingga kita tidak terkungkung oleh teknologi sekarang
untuk diterapkan pada jaman itu. Mereka memiliki
teknologi yang bisa jadi lebih modern, dilihat dari benda
purbakala yang bisa kita saksikan di Acropolis ini. Di
sinilah kita bisa melihat keagungan Tuhan yang berkarya
pada setiap peradaban umat manusia di bumi ini. Thanks
God, saya (paling tidak) diberi kesempatan untuk melihat
dan mengagumi semuanya ini.□
Denah Lokasi dari the Acropolis of Athena
1. Parthenon.
2. Old Temple of Athens
3. Erechtheum
4. Statue of Athena
Promachos.
5. Propylaea
6. Temple of Athens Nike
7. Eleusinion
8. Sanctuary of Artemis
Brauronia
9. Chalkotheke
10. Pandroseion
11. Arrephorion.
12. Altar of Athens.
13. Sanctuary of Zeus Po-
lieus.
14. Sanctuary of Pandion
15. Theatre of Herodes
Atticus.
16. Stoa of Eumenes
17. Sanctuary of Ascle-
pieion.
18. Theatre of Dionysus
Eleuthereus.
19. Odeon of Pericles
20. Temenos of Dionysus
Eleuthereus.
21. Aglaureion.
Sekali-kali photographer (Julian Wibowo) mejeng dengan
latar belakang kuil Erichteion
Theatre of Dionysus Eleuthreus
Material yang berserakan di kompleks Acropolis
H A L A M A N 6 A G U S T U S 2 0 1 4 / N O . 2 6 7
uhan menciptakan kita dan
menghendaki kita untuk saling
mengasihi agar kita tidak binasa
dan memperoleh hidup yang
kekal. Yesus sendiri memberikan banyak
contoh bagaimana Ia berkarya karena
tergerak oleh kasih-Nya kepada orang
banyak. Perintah-Nya kepada para
murid “Kamu yang harus memberi
mereka makan” menegaskan bahwa kita
juga harus mengasihi sesama kita. Yesus
telah melipatgandakan 5 roti dan 2 ikan
yang tersedia untuk memberi makan 5000
orang lebih. Dia juga menggunakan
tangan-tangan manusia ciptaan Allah
sebagai saluran kemurahan hati Allah
dalam membagi rejeki bagi banyak orang
lain. Kerelaan, keikhlasan dan
kedermawanan kita bagi sesama adalah
mukjijat yang digunakan Yesus untuk
menopang kehidupan umat-Nya.
Catatan Redaksi. Tulisan di bawah ini
(pernah dimuat di milist UKI, dalam
bahasa Inggris) merupakan pengalaman
seorang rekan kita di saat beliau
bergabung dengan team volunteer
membangun rumah-rumah sederhana
bagi masyarakat miskin Cambodia.
Kesediaan beliau untuk menuliskan
kembali pengalamannya dalam Berita
UKI untuk sharing kepada kita akan
kasih Tuhan yang tak mengenal batas,
dan bahwa iman katolik harus kita
wujudkan dalam karya nyata. Tuhan akan
selalu menunggu kita untuk kembali
kepada-Nya dan menjadi tangan dan kaki
-Nya.
CAMBODIA
Cambodia atau kita kenal dengan nama
Kamboja (Kampuchea) beribukota
Phnom Penh, terletak di semenanjung
Indochina, berbatasan dengan Thailand
dan Laos di Utara, serta Vietnam di
sebelah Selatan dan Timur. Berpenduduk
sekitar 14.8 juta jiwa menempati urutan
ke-70 negara berpenduduk terpadat di
dunia. Cambodia adalah negara
komunis, dengan sebagian besar
penduduk menganut agama Budha, dan
berbahasa Khmer. Sejak pecah perang
Vietnam yang menyebar ke Cambodia di
1975, kelompok Khmer Merah (Rouge) di
bawah pimpinan Pol Pot telah memakan
korban sekitar 1 – 2 juta jiwa dalam
kurun waktu 4 tahun dengan adanya
“killing fields” (pembunuhan massal)
ataupun kerja paksa. Situasi politik yang
kacau, kudeta dan pembunuhan masih
berlangsung hingga tahun 1998.
Akibat kekejaman dan hampir tidak
adanya pembangunan sumberdaya
manusia selama lebih dari 30 tahun,
Cambodia termasuk dalam kelompok
negara-negara termiskin di dunia. Salah
satu organisasi non-profit NGO (Non
Government Organization) Tabitha
Foundation (tabitha.ca) memiliki
komitmen untuk membantu masyarakat
miskin Cambodia agar terlepas dari
kualitas hidup yang rendah dan
mempunyai kepercayaan diri untuk hidup
mandiri. Karya Tabitha Foundation bagi
masyarakat Cambodia antara lain
meningkatkan kesehatan, membangun
rumah-rumah sederhana, penyediaan air
bersih dan pembangunan system
drainase, pembangunan jalan,
pengembangan pengusaha kecil,
pelatihan pekerja di berbagai industri
dan pelatihan kerja sama dalam
komunitas.
Mission ke Cambodia
Oktober 2013. Selama 2 minggu saya
berada di Cambodia, bersama 21 orang
volunteer lainnya mengerjakan misi
pembangunan rumah-rumah bagi orang-
orang yang sangat miskin di negara ini
melalui Tabitha Foundation. Team
volunteer 22 orang ini terdiri dari 17
orang asal Australia dan 5 orang dari
Canada dimana hanya saya yang berasal
dari Toronto dan 4 orang lainnya berasal
dari Vancouver. Target mission kali ini
adalah membangun 18 rumah kecil
sederhana.
Mission kami ditujukan bagi keluarga-
keluarga miskin di Propinsi Koh Kong,
sekitar 300 kilometer Barat Laut
(northwest) Phnom Penh. Selama
mission ini kami tinggal di sebuah desa
sekitar 60 kilometer dari lokasi
pembangunan rumah. Acara rutin setiap
hari adalah bangun jam 6 pagi, sarapan
jam 6:30, lalu berangkat ke lokasi sekitar
jam 7. Kami berusaha berangkat sepagi
mungkin sebelum matahari tinggi dan
panas terik menyerang. Cuaca di daerah
ini sangat panas. Perjalanan dimulai
dengan kendaraan mobil melalui jalan-
jalan tak beraspal, yang dilanjutkan
dengan berjalan kaki sepanjang beberapa
ratus meter ke lokasi karena jembatan
penghubung rusak tertimpa hujan lebat
dan banjir yang terjadi beberapa waktu
lalu. Selain medan tak beraspal, 60
kilometer perjalanan ini memakan waktu
lebih dari satu jam oleh karena
rombongan harus sering berhenti
menunggu kerbau atau sapi menyeberang/
melintasi jalan.
Semangat team volunteer sangat tinggi
meskipun banyak tantangan yang harus
dihadapi, cuaca yang ekstrim hujan,
panas, dan angin, serta lalat dan nyamuk
yang luar biasa banyaknya meskipun di
siang hari. Suhu siang hari dapat
mencapai 40 derajat Celcius dan sangat
lembab. Setiap hari selalu ada hujan yang
awalnya kami rasakan sebagai siraman
memberikan rasa segar. Namun, setelah
hujan reda udara menjadi sangat lembab
Lukas 9: 13 Tetapi Ia berkata kepada mereka:
”Kamu harus memberi mereka makan!”….
T
H A L A M A N 7
B E R I T A U . K . I
Sambungan dari halaman 1,
membuat badan berkeringat sepanjang
hari. Untuk mencegah ‘heatstrokes’ kami
harus mengguyur kepala dengan air
sungai. Saya tidak pernah menduga kalau
air sungai yang kotor bisa memberikan
rasa nyaman di tubuh.
Warga desa mempersiapkan makan siang kami (atas) dan makan siang yang sederhana namun nikmat (bawah)
Orang-orang desa di lokasi menyajikan
santapan siang setiap hari bagi team
kami, sangat sederhana namun nikmat
sekali. Semua makanan yang dimasak
oleh mereka berasal dari bahan-bahan
segar. Listrik dan air bersih (ledeng)
tidak tersedia di lokasi ini. Sore hari
sekitar jam 4 kami berhenti bekerja, dan
bermain bola dengan anak-anak desa
sebelum kami kembali ke tempat kami
menginap.
Sesampainya di desa tempat kami
menginap, kami langsung makan malam
secepatnya karena sudah merasa lelah
untuk melakukan hal-hal lain. Apalagi
tempat makan kami berada di luar rumah,
nyamuk meraja-lela. Sebelum tidur kami
mandi, yang sudah pasti tanpa air panas.
Pemberian Setulus Hati
Bekerja sama dengan teman-teman dalam
team, saya berhasil menyelesaikan
pembangunan dua rumah sederhana. Satu
rumah saya dedikasikan untuk almarhum
kedua orang tua saya, yang telah
menyediakan bukan hanya tempat tinggal
secara fisik namun juga naungan dan
perlindungan dalam kehidupan saya.
Satu rumah lagi untuk perusahaan tempat
saya bekerja di Toronto, yang telah ikut
menjadi sponsor dalam mission ini.
"Untuk membangun sebuah rumah
diperlukan biaya sekitar US$1500, tidak
sebanding dengan “kebahagiaan” yang
kami dan para keluarga miskin penerima
sumbangan rasakan. Satu rumah
sangat kecil yang saya bangun dapat
saya sumbangkan kepada keluarga
yang terdiri dari lima orang yaitu:
ayah, ibu, nenek, dan dua anak
perempuan. Saya tidak bisa
membayangkan bagaimana mereka
berlima dapat hidup dan tinggal di
tempat sekecil itu. Namun bila
dibandingkan dengan tempat tinggal
mereka saat ini, rumah kecil ini
bagaikan mansion. Yang penting
mereka tidak basah kuyup kalau hujan
seperti yang dialami mereka
selama ini.
Di saat acara serah terima
rumah-rumah yang kami
bangun, seluruh keluarga
memberikan penghargaan dan
penghormatan dengan tradisi
adat Cambodia. Selesai
upacara, mereka dipersilakan
untuk memasuki rumah baru
mereka untuk pertama kalinya.
Menyaksikan para keluarga miskin
Cambodia menerima rumah-rumah
kecil mereka dengan penuh rasa terima
kasih, saya mengalami keharuan yang
besar…. apa yang saya kerjakan dalam
mission ini memberikan arti yang begitu
besar bagi mereka, lebih besar dari
US$1500.
Saya menyesal tidak dapat memberikan
lebih dari apa yang telah saya
sumbangkan kali ini. Tetapi yang penting
pemberian ini benar-benar saya berikan
secara tulus dari dalam hati saya.
Semoga Tuhan memberkati apa yang
telah saya dan volunteer lainnya kerjakan
dan berikan untuk mereka.
Tiga Butir Nasi
Hampir 2 juta orang Cambodia dibunuh
Rumah" mereka selama ini (atas) dan rumah
baru yang kami bangun untuk mereka (bawah)
H A L A M A N 8
oleh kelompok Khmer Merah di sekitar
tahun 1975 sampai tahun 1979. Satu dari
empat orang di negara ini dibunuh oleh
kekerasan dan kebrutalan bangsanya
sendiri. Sebagian besar dari orang-orang
yang masih hidup di negara ini adalah
mereka yang selamat dari kekejaman
pada saat itu.
Pada mission kali ini saya berkesempatan
berkenalan dengan seorang wanita
bernama Vorng yang selamat dari
kekejaman. Di suatu hari tentara-tentara
Khmer Merah datang ke rumahnya,
menyeret ayah dan enam saudara laki-
lakinya ke halaman depan rumah.
Mereka membunuh tujuh anggota
keluarganya di depan matanya. Vorng
tidak dibunuh karena mereka
memerlukan anak perempuan untuk
menjaga bayi-bayi yang ditinggal mati
orang tuanya. Tugasnya adalah menjaga
enam bayi meskipun pada saat itu dia
sendiri masih berumur enam tahun. Bayi-
bayi tersebut hanya diberi makan tiga
butir nasi tiga kali sehari. Kalau ada bayi
yang menangis terus-menerus, salah
seorang tentara akan merampas bayi yang
sedang dia jaga, dan dibenturkan ke
dinding sampai mati. Setelah itu mereka
akan bilang, “Lihat…. persoalan selesai”.
Vorng mengalami kekejaman ini selama
tiga setengah tahun. Hampir setiap
malam dia harus menyaksikan perbuatan
brutal dan sadis dari para tentara Khmer
Merah. Setelah dibebaskan, Vorng
mengalami trauma dan gangguan mental.
Di saat dia menuturkan kisah ini ke saya,
dia selalu berkata berulang-ulang bahwa
pembunuhan bayi-bayi tersebut adalah
kesalahan dia karena tidak mampu
melindungi bayi-bayi tersebut meskipun
dia sendiri sadar, tak ada yang dapat dia
perbuat saat itu.
Vorng tidak menikah sampai saat ini dan
mengadopsi empat anak yatim piatu.
Anak yang tertua sekarang sedang
mengambil master degree di universitas.
Dia benar-benar seorang survivor. Saya
merasa bersyukur dapat bertemu dan
berkenalan dengan Vorng.
Untuk sebuah bangsa yang telah
mengalami banyak kejadian-kejadian
kejam, saya tidak melihat adanya rasa
dendam di antara masyarakat Cambodia.
Baik anak-anak yang kehilangan orang
tua, yang selamat dari ranjau tanah atau
mereka yang hidupnya sangat miskin,
selalu ada senyuman di wajah mereka
setiap kali kami bertemu. Saya sungguh
berharap mempunyai kesempatan untuk
melakukan mission ini kembali di masa
mendatang. □
Aw kohn (“salam” dalam bahasa
Cambodia)
Dengan demikian iman dapat bersinar
dalam hidup kita, kita akan memperoleh
berkat-Nya, dan orang lain dapat
bersuka cita karena iman itu juga.
adalah ketakutan bangsamu, dan
kehausan jiwamu akan pembebasan
juga kehausan bangsamu.” Perlu
waktu lama bagi saya untuk
memproses dan mengamini bahwa
Allah telah merubah ketakutan saya
menjadi alasan untuk menyelamatkan
saudari-saudara saya.
Saya juga punya ijasah skeptis dan
tak percara diri. Dari aneka ancaman
dan ketakutan yang panjang, saya jadi
skeptis terhadap hidup dan tak punya
rasa percaya. Mungkin aslinya saya
lelah karena takut, putus asa karena
tak ada resolusi dalam jiwa, dan
akhirnya jadi tak percaya diri dan
skeptis pada orang lain dan pada
Allah. Walau ada sedikit kesadaran
bahwa Allah pelan-pelan
mendamaikan jiwa saya yang
terpecah dan mempercayai saya lebih
dari pada saya percaya kepadaNya,
rasa tak percaya dan skeptis selalu
ada. Seakan ada pikiran otomatis
yang bersuara, “kamu akan selalu
begitu; keadaan akan tetap sama;
takkan ada pembebasan.” Itu
sebabnya susah bagi saya untuk
percaya apalagi berharap. Bahkan
Allahpun perlu waktu amat lama
untuk meyakinkan saya. Syukurlah,
Allah tak pernah berhenti percaya dan
menaruh harapan pada saya. Dia
selalu punya cara kreatif untuk
meyakinkan saya (Kel 3, 4, & 6).
Jujur hadiah terbesar yang kuterima
dari Allah bukanlah karena dipilih
untuk memimpin; tetapi karena Allah
membuat saya percaya. Saya belajar
menjadi percaya karena Allah
mempercayai saya lebih dulu. Aneh
memang; tapi itu yang kualami: Allah
mempercai seorang yang tak percaya
diri menjadi percaya.
Akhirnya, saya punya gelar doctor
gagap. Kitab Keluaran menyebut
gelar ini dengan istilah, “berat mulut
dan berat lidah” (Kel 4: 10). Saya
tidak tahu apakah ini cacat pusaka
yang menjadi berkat, atau ini berkat
yang menjengkelkan. Tidak enak jadi
Sambungan dari halaman 1,
Bersambung ke halaman 10,
H A L A M A N 9 A G U S T U S 2 0 1 4 / N O . 2 6 7
Camping UKI tahun ini
dilaksanakan
agak sedikit awal oleh karena kita tidak mendapatkan group
camping di lokasi KillBear. Di Grundy Lake group camping
kita menempati lokasi persis di pinggir danau, tempat kita
mancing dan canoeing, tidak terlalu jauh dari public washrooms,
banyak pohon dan semak yang menyebabkan nyamuk-nyamuk
berhamburan menyambut kedatangan warga UKI.
Hari pertama, Jumat 4 July, beberapa peserta tiba di
lokasi sekitar tengah hari, diawali hujan besar selama kurang
lebih 40 menit, beberapa tenda berhasil didirikan dengan gotong-
royong. Kalau di Jakarta kita pernah mengalami banjir, maka
demikian pula para peserta Camping UKI ini…terutama Fransky
dan Amel. Romo Purwono juga ikut serta dalam Camping ini,
pengalaman kedua bagi beliau selama di Toronto.
Nikmatnya Camping UKI adalah di saat malam kita
menyalakan api unggun, sambil berkaraoke diiringi dentingan
gitar Om Romo Pur…mulai dari lagu rohani (yang lupa judul-
judulnya) sampai lagu Koes Plus, Ebiet G. Ade, dan lain-lain.
Pemandangan indah dapat dinikmati saat kita hiking, lumayan
sekitar 5 km. Ber-canoe ria, dan ada juga yang mancing….begitu
dapat ikan, dilepas lagi. Misa di tempat terbuka, yang
dipersembahkan oleh Romo Pur dibarengi dengan tiupan angin
keras, beberapa rekan memegang erat tongkat-tongkat
penyanggah terpal supaya nggak ambruk. Potluck dinner selalu
rame dengan perebutan makanan…. Foto bersama dan
memanggang marshmallow, fish tofu….□ [Lucas Noegroho]
CAMPING - UKI 4 – 6 July 2014, Grundy Lake Provincial Park, Britt, ON
Hiking bersama di trail sepanjang 5 km, lunch di
tengah perjalanan. Thu liat Romo Pur sampai
ngos-ngosan, bukan karena hiking-nya tapi capek
nungguin kita-kita yang nggak nyampe-nyampe,
jalannya pelaaaaannnn……sekali.
H A L A M A N 1 0
alam rangka merayakan hari ulangtahun Republik
Indonesia ke-69, KJRI Toronto
menyelenggarakan acara tahunan pertandingan
Bola Volley pada hari Sabtu. 9 Agustus 2014 di Aula
Gym – Univ. of Toronto, Mississauga. Pertandingan ini
diikuti oleh 12 team yang berasal dari berbagai kelompok
masyarakat Indonesia yang ada di Greater Toronto Area
(GTA).
UKI pada kesempatan ini mengirimkan 4 team
terbaiknya yaitu UKI 1 dan UKI 2 dari Wilayah East,
UKI 3 dari Wilayah West, dan UKI 4 dari kelompok
Mudika. Para pemain 4 team UKI mengenakan seragam
berwarna biru bertuliskan UKI Toronto yang berwarna
putih.
Pertandingan berlangsung lancar, menarik dan
cukup ketat. Para penonton memberikan dukungan
fanatik bagi team kelompoknya (penonton UKI pakai
kaos biru juga). Dimulai sekitar pukul 9 pagi sampai
pukul 4.30 sore, dengan hasil sebagai berikut:
Juara 1 : UKI 1 (juara bertahan untuk ke-3 kalinya)
Juara 2 : UKI 3
Juara 3 : Team “Kita-kita” (gabungan berbagai
kelompok)
Sebenarnya UKI 2 (setelah dikalahkan oleh UKI 1 di
semifinal) berkesempatan melakukan sapu bersih juara
seperti tahun sebelumnya namun melalui pertandingan
alot dan melelahkan, akhirnya harus menyerahkan gelar
juara 3 kepada team “Kita-kita”. Kata pepatah bola itu
kan bundar, jadi kadang menang....kadang bisa kalah
juga.
VIVA UKI - GO
BLUE!!…
Bagaimanapun, hasil
ini tetap memberikan
kebanggaan untuk
Keluarga Besar UKI,
kita datang untuk
bertanding
dengan semangat
kebersamaan,
dan selalu nggak
mau
rugi....pulang
bawa medali.
Selamat bagi
para pemain
dan penonton
UKI. Terima
kasih : Lukas
Noegroho,
Indyarta, Tyo,
dan Bambang
Micha yang
telah
mengorganisir
ke-4 team UKI.
□ [Indyarta]
Pertandingan Bola Volley – HUT RI Ke-69 9 Agustus 2014 – Univ. of Toronto, Mississauga
D
orang gagap seperti saya. Stress melulu! Coba bayangkan
gimana saya harus menghadapi Firaun? Meyakinkan
saudari-saudara sebangsa? Tapi Allah punya maksud
besar: Menyertakan sebanyak mungkin orang sebagai
Team Penyelamat. Harun membuat mulut-lidah saya jadi
ringan. Dia menjadi juru bicara dalam kegagapan saya
(Kel 4:15.30). Meriam menjaga saya waktu kecil dan
meneguhkan saya (Kel 2:4). Dia memimpin kelompok
wanita dengan koor dan tarian, dan dengan teamnya, dia
mengobarkan semangat dan harapan saudari-saudaraku
(Kel 15: 20-21). Dari kegagapan yang menjengkelkan,
pelan-pelan saya belajar apa artinya kepemimpinan yang
Allah maksudkan: Teamwork.
Akhir kata, saya tak perlu menyembunyikan ketakutan dan
kecemasan saya; karena di situ jugalah saya menemukan
panggilan Allah, yakni kehausan akan pembebasan dan
kenekatan dalam misi keselamatan. Saya tak perlu malu
dengan kegagapan dan ketidak-percayaan diri karena
keduanya adalah ruang yang disediakan Allah bagi orang
lain. Allah memberikan Harun dan Meriam sebagai Team
Members dalam misi keselamatan dan pembebasan. Dalam
team keselamatan, setiap anggota punya peran khusus, dan
semua penting.
Musa, Saudara Tua
Yulius Sunardi, SCJ
Sambungan dari halaman 8,
“Every Precious Gift Comes From Above” ( James 1:17)
Zoe Rosalina Judith Drake
August 7, 2014
Born to Sandra Pudjowargono & Andrew Drake
Proud Grandparents
Swan Pudjowargono
Rejoicing with you on the arrival of
your precious baby girl
“ Umat Katolik Indonesia “
Lukas 2: 29-30 “Sekarang, Tuhan, biarkanlah hamba-Mu ini
pergi dalam dalam sejahtera, sesuai dengan firman-Mu, sebab mataku telah melihat
keselamatan yang daripada-Mu”
Umat Katolik Indonesia di Toronto dan sekitarnya, TURUT BERDUKA CITA,
atas berpulangnya:
Dra. Ella Suri Tanubrata Sutiyono Meninggal, 11 Agustus 2014 di Jakarta
Istri dari Alm. Sutiyono Sumomihardjo
Ibu / Ibu Mertua dari
MF Lestari dan Frederikus Lusti Tulis Yosi Waluyono Kusumowijoyo dan Nurlela
Oma dari Alvin, Laura, Karina, Adrianus
Saudara dari
Kel. Liduina Undyantara & Joseph (Canada) Kel. (Alm) Pong Permadi & Ariyanti (Jakarta)
Kel. (Alm) Mauritius Suliantoro & (Alm) Susana (Semarang)
Kel (Alm) Jeanette Lesama & Murad Lesmana
(Jakarta) Kel. (Alm) Ella Soetiyono & (Alm) Soetiyono (Jakarta)
Kel. Deacon Val Danukarjanto & Wies (Canada) Kel. Steve Taniredjo & Magdalena (Canada)
Mrs. Mary Casper Meninggal 17 Agustus 2014, di Leamington, ON
Ibunda Fr. James Casper, SCJ
Semoga Tuhan Yang Maha Rahim memberi keselamatan kekal dan tempat peristirahatan yang indah di rumah Bapa di sorga. Dan bagi keluarga
yang ditinggalkan diberi rahmat, kekuatan, ketabahan serta penghiburan dariNya.
Terima kasih atas foto2 berhubungan
dengan UKI Camping di Grundy
Provincial Park dan dengan
"Moses". Romo Sunardi berbicara
mengenai pengalaman itu dengan
saya. Pada tanggal 29 Agustus, saya
berangkat ke Filipina dan ke Vietnam
sampai 8 Oktober. Salam kepada UKI,
Juliana. Romo Wayne
WARGA UKI DAN INDONESIA HUBUNGI GREG ATAU SONELA HOXA
TELEPHONE # 905-695-1745