dadada dadc

15
PENGARUH METODE INQUIRY DISCOVERY TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD NEGERI SE-KECAMATAN LAWEYAN KOTA SURAKARTA TAHUN AJARAN 2014/2015 Siti Kamsiyati, dkk Program Studi PGSD, FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta Abstract – The purpose of this research was known the effect of the inquiry discovery method implementation to the Mathematics learning achievement of fifth grade students of elementary school in sub district Laweyan Surakarta in academic year of 2014/2015. This research is quantitative type with quasi experimental method. The research design was Pre-test Post-test Control Group Design. The research populations were all of fifth grade students of elementary school in Laweyan sub of Surakarta in academic year of 2014/2015. The experiment group is SD Negeri Karangasem 01 amounted to 31 students and control group is SD Negeri Karangasem 02 amounted to 31 students, and also the try out group is SD Negeri Karangasem 03 amounted to 31 students. The sampling techniques were done by cluster random sampling. The data collecting techniques are documentation, test and observation. Documentation used to known the student’s ability in the beginning. Test and observation were used to assess the student’s mathematics learning achievement. Normality test used the Chi Quadrate method, homogeneity test used the Bartllet method, balance and hypotheses test used t-test method. Based on the data analysis of research result obtained the value of t count > t table (4.8951 > 1.671), so Ho were rejected. This indicated that there are positive and significant differences of the inquiry discovery method implementation compared with the discussion method implementation. The conclusion of this research that the student’s mathematics learning achievement with inquiry discovery method were better than discussion method implementation. Key words: inquiry discovery method, discussion method, mathematics learning achievement PENDAHULUAN Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang pasti diberikan pada setiap tingkat pendidikan mulai dari

Upload: eko-cahyono

Post on 21-Nov-2015

4 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

v

TRANSCRIPT

PENGARUH METODE INQUIRY DISCOVERY TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD NEGERI SE-KECAMATAN LAWEYAN KOTA SURAKARTATAHUN AJARAN 2014/2015

Siti Kamsiyati, dkkProgram Studi PGSD, FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta

Abstract The purpose of this research was known the effect of the inquiry discovery method implementation to the Mathematics learning achievement of fifth grade students of elementary school in sub district Laweyan Surakarta in academic year of 2014/2015. This research is quantitative type with quasi experimental method. The research design was Pre-test Post-test Control Group Design. The research populations were all of fifth grade students of elementary school in Laweyan sub of Surakarta in academic year of 2014/2015. The experiment group is SD Negeri Karangasem 01 amounted to 31 students and control group is SD Negeri Karangasem 02 amounted to 31 students, and also the try out group is SD Negeri Karangasem 03 amounted to 31 students. The sampling techniques were done by cluster random sampling. The data collecting techniques are documentation, test and observation. Documentation used to known the students ability in the beginning. Test and observation were used to assess the students mathematics learning achievement. Normality test used the Chi Quadrate method, homogeneity test used the Bartllet method, balance and hypotheses test used t-test method. Based on the data analysis of research result obtained the value of tcount > ttable (4.8951 > 1.671), so Ho were rejected. This indicated that there are positive and significant differences of the inquiry discovery method implementation compared with the discussion method implementation. The conclusion of this research that the students mathematics learning achievement with inquiry discovery method were better than discussion method implementation. Key words: inquiry discovery method, discussion method, mathematics learning achievement

PENDAHULUANMatematika merupakan salah satu mata pelajaran yang pasti diberikan pada setiap tingkat pendidikan mulai dari SD, SMP, SMA sampai Perguruan Tinggi. Melalui mata pelajaran Matematika, siswa dibekali dengan kemampuan berpikir logis, kritis, analitis, sistematis, kreatif serta kemampuan bekerjasama sehingga akan terbentuk siswa yang cerdas dan mampu memecahkan setiap persoalan yang dihadapinya.Akan tetapi, selama ini banyak orang yang menganggap Matematika tidak lebih dari menghitung dan bermain dengan rumus serta angka-angka yang membuat siswa merasa kesulitan. Kesulitan belajar Matematika pada umumnya berkaitan dengan ketidakmampuan siswa di dalam menerapkan pengetahuan dan pengalamannya dalam pembelajaran Matematika serta tidak adanya usaha dari siswa untuk mencari dan menyelidiki pemecahan masalah Matematika. Hal ini bertolak belakang dengan keadaan sebenarnya. Matematika menjadi tolok ukur kelulusan siswa, yaitu dengan diujikannya Matematika dalam ujian nasional dan diajarkannya di semua jenjang pendidikan.Di dalam mempelajari Matematika, guru tidak hanya menuntut siswa untuk menghafal rumus-rumus, akan tetapi juga memberikan pemahaman terhadap konsep-konsep materi matematika. Untuk mengetahui seberapa besar penguasaan materi yang telah dikuasai oleh siswa dapat dilihat pada perolehan nilai hasil belajar. Tetapi pada kenyataannya, tidak semua siswa dapat menguasai materi pembelajaran dengan baik sehingga berakibat pada hasil evaluasi belajar yang kurang memuaskan. Hal ini disebabkan karena siswa kurang dalam pemahaman materi pelajaran.Salah satu materi Matematika yang diajarkan di Sekolah Dasar adalah materi bangun ruang. Konsep-konsep materi bangun ruang seperti sifat-sifat dan jaring-jaring bangun ruang seharusnya sudah dipahami oleh siswa. Karena materi bangun ruang merupakan materi yang mengaitkan Matematika dengan bentuk-bentuk benda yang ada di lingkungan sekitar. Diharapkan siswa dapat menerapkan pengalamannya di dalam memahami materi bangun ruang. Akan tetapi pada kenyataannya, sebagian besar siswa mengalami kesulitan di dalam mempelajari materi bangun ruang. Hal ini disebabkan karena siswa tidak berusaha untuk mencari dan memecahkan permasalahan yang dihadapinya. Permasalahan lain yang timbul dalam pembelajaran matematika adalah cara guru menyampaikan materi pelajaran. Guru tidak menggunakan metode pembelajaran yang bervariasi.Proses pembelajaran Matematika di kelas V SD Negeri Se-Kecamatan Laweyan, Kota Surakarta juga mengalami permasalahan yaitu dalam hal rendahnya hasil belajar Matematika. hal ini disebabkan karena kebanyakan guru saat ini menggunakan metode diskusi pada pembelajaran Matematika. Banyak siswa yang masih pasif, sehingga pembelajaran menjadi monoton. Jalannya diskusi hanya didominasi oleh beberapa siswa yang aktif saja. Sedangkan bagi siswa yang pasif, pembelajaran sangat membosankan dan kurang bermakna sehingga keaktifan belajar mereka menjadi kurang. Hal ini akan berdampak pada hasil belajar Matematika pada siswa kelas V SD Negeri Se-Kecamatan Laweyan Kota Surakarta. Berdasarkan nilai ulangan akhir semester I menunjukkan bahwa banyak siswa yang nilainya dibawah KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yang telah ditentukan yaitu 65. Hasil ulangan semester I yang digunakan sebagai nilai pretest menunjukkan bahwa 14% dari 29 siswa SD Negeri Karangasem I yang mendapatkan nilai diatas KKM. Sedangkan di SD Negeri Karangasem II, hanya terdapat 12% dari 20 siswa yang mendapat nilai diatas KKM. Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan bahwa sebagian besar siswa belum bisa menguasai materi pembelajaran.Keberhasilan pembelajaran Matematika di sekolah dasar banyak dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain faktor siswa, guru serta model dan metode pembelajaran yang digunakan. Model dan metode pembelajaran merupakan salah satu faktor yang sangat berperan penting dalam pembelajaran. Seorang guru harus pandai dalam merancang serta melaksanakan pembelajaran yang efektif dan efisien agar pembelajaran menjadi lebih aktif sehingga akan membuat siswa termotivasi untuk belajar. Agar pembelajaran lebih bermakna, pemilihan metode pembelajaran harus tepat. Dengan menerapkan metode pembelajaran yang tepat diharapkan dapat memudahkan siswa untuk memahami konsep-konsep pengetahuan sehingga pembelajaran menjadi lebih bermakna.Adapun cara untuk mengatasi permasalah tersebut diantaranya dengan penggunaan metode pembelajaran yang tepat untuk menjadikan pembelajaran lebih bermakna. Salah satu metode yang dapat digunakan adalah metode inquiry discovery. Metode inquiry discovery merupakan metode pembelajaran yang berpusat pada siswa. Metode ini banyak melibatkan siswa dalam proses pembelajaran, sehingga siswa menjadi lebih aktif. Hanafiah dan Suhana (2009: 77) mengemukakan, Discovery dan Inquiry merupakan suatu rangkaian kegiatan pembelajaran yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan peserta didik untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis dan logis sehingga mereka dapat menemukan sendiri pengetahuan, sikap dan keterampilan sebagai wujud adanya perubahan perilaku.Metode pembelajaran ini menekankan pada proses mencari dan menemukan pengetahuan sendiri. Sanjaya (2009: 196) berpendapat, Strategi pembelajaran inquiry adalah rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu permasalahan yang dipertanyakan.Metode pembelajaran inquiry discovery memiliki beberapa keunggulan, antara lain: (1) Membantu peserta didik untuk mengembangkan, kesiapan, serta penguasaan keterampilan dalam proses kognitif, (2) peserta didik memperoleh pengetahuan secara individual sehingga dapat dimengerti dan mengendap dalam pikirannya, (3) dapat membangkitkan motivasi dan gairah belajar peserta didik untuk belajar lebih giat lagi, (4) memberikan peluang untuk berkembang dan maju sesuai dengan kemampuan dan minat masing-masing, (5) memperkuat dan menambah kepercayaan pada diri sendiri dengan proses menemukan sendiri karena pembelajaran berpusat pada peserta didik dengan peran guru yang sangat terbatas (Hanafiah dan Suhana, 2009: 79).Dengan diterapkannya metode inquiry discovery diharapkan siswa dapat memahami materi pelajaran matematika dengan baik, dan proses pembelajaran menjadi bermakna. Metode inquiry discovery dapat membangun sikap aktif, kreatif dan inovatif dalam proses pembelajaran. Selain itu, siswa dapat mencari pengetahuan, serta meneliti sendiri pemecahan suatu permasalahan.

METODE PENELITIANPenelitian ini dilaksanakan di kelas V SD se-Kecamatan Laweyan Kota Surakarta. Penelitian ini dilaksanakan selama 10 bulan, yakni bulan Maret sampai dengan Desember 2014.Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah pretest posttest control group, karena sesuai dengan tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui perbedaan pengaruh hasil pembelajaran antara kelompok eksperimen dengan hasil belajar pada kelompok kontrol.Sebagai langkah awal, sebelum pembelajaran berlangsung akan diadakan pretest untuk mengetahui kemampuan awal pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Setelah diketahui hasilnya, masing-masing kelompok mendapatkan pembelajaran dari guru menggunakan metode pembelajaran yang berbeda. Pada kelompok eksperimen, kegiatan belajar mengajar dilaksanakan dengan metode inquiry discovery, sedangkan pada kelompok kontrol kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan metode pembelajaran yang sering dipakai guru yaitu metode diskusi. Setelah diberikan perlakuan, guru mengadakan posttest untuk mengetahui perbedaan hasil belajar matematika pada masing-masing kelompok. Sugiyono mengemukakan bahwa, variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (2010: 60). Variabel dalam penelitian ini meliputi: 1) Variabel bebas/independent (X), yaitu variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahan variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah metode inquiry discovery dan metode diskusi; dan 2) Variabel terikat/dependent (Y), yaitu variabel yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar matematika. Menurut Arikunto, Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (2006: 130). ). Populasi sasaran penelitian ini adalah siswa Kelas V SD Negeri se-Kecamatan Laweyan Kota Surakarta.Sugiyono menjelaskan, Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki populasi tersebut. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini mengambil SD. Sebagai kelompok eksperimen adalah SD Negeri Karangasem 01 dengan jumlah siswa sebanyak 31 siswa dan untuk kelompok kontrol adalah SD Negeri Karangasem 02 dengan jumlah siswa sebanyak 31 siswa serta untuk kelompok uji coba adalah SD Negeri Karangasem 03 sebanyak 31 siswa. Teknik sampling merupakan teknik pengambilan sampel (Sugiyono, 2010: 118). Teknik sampling dalam penelitian ini menggunakan sampling acak (cluster random sampling) dikarenakan populasi tidak terdiri dari individu-individu, melainkan terdiri dari kelompok-kelompok individu atau cluster.Pengumpulan data merupakan langkah penelitian yang sangat penting. Untuk memperoleh data yang diperlukan dan dapat dipertanggung jawabkan diperlukan teknik pengumpulan data yang tepat. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes, observasi, dan dokumentasi.Uji normalitas dalam penelitian ini menggunakan uji Chi Kuadrat. Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah populasi penelitian mempunyai variansi yang sama atau tidak. Untuk menguji homogenitas ini digunakan metode Bartlett.Uji keseimbangan dilakukan untuk mengetahui apakah hasil belajar siswa dari kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dalam keadaan seimbang atau tidak, sebelum kelompok eksperimen mendapat perlakuan (treatment). Secara statistik uji ini dilakukan untuk mengetahui apakah ada perbedaan mean yang berarti (signifikan) dari dua sampel yang independen. Statistik uji yang digunakan adalah uji t.Setelah data terkumpul, baik data sebelum perlakuan maupun data setelah perlakuan dengan menggunakan metode pembelajaran diuji prasyaratnya maka kedua data tersebut dianalisis dengan menggunakan analisis statistik t-test pada taraf signifikansi 5%.HASIL PENELITIANDalam penelitian ini, peneliti menggunakan nilai ulangan semester ganjil untuk dijadikan nilai pretest. Jadi untuk uji instrumen yaitu uji validitas, uji reliabilitas, uji daya beda soal dan uji kesukaran soal, peneliti tidak menghitung lagi karena soal-soal yang digunakan dibuat oleh tim dari Dinas Pendidikan Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kota Surakarta. Karena soal-soal tersebut sudah di uji oleh tim yang telah terpercaya. Untuk mengetahui kevalidan instrumen tes hasil belajar siswa pada posttest dilakukan uji validitas. Berdasarkan uji validitas soal, diketahui rtabel product moment dengan n = 25 pada taraf signifikasi 5% adalah 0,396. Soal yang valid jika rhitung > rtabel. Dari 60 butir soal tersebut terdapat 43 soal yang valid, akan tetapi yang akan digunakan untk mengukur kemampuan siswa sebanyak 40 butir soal. Sedangkan 17 soal yang tidak valid yaitu nomor 3, 6, 11, 12, 13, 15, 17, 18, 20, 22, 24, 25, 35, 39, 47 dan 53 tidak digunakan. Dengan demikian, instrumen tes 40 butir soal tersebut sudah valid dan digunkan untuk mengukur kemampuan akhir siswa terhadap hasil belajar Matematika siswa kelas V. Setelah analisis validitas soal, kemudian dihitung reliabiltas terhadap 43 butir soal yang sudah valid dengan menggunakan KR-20. Berdasarkan uji reliabilitas soal, diperoleh indeks reliabilitas soal yaitu 0,913. Sebuah instrumen dinyatakan reliabel jika ri > rtabel. Hal ini menunjukkan bahwa soal tersebut memiliki reliabilitas/tingkat keajegan yang sangat tinggi. Dengan demikian, instrumen tes 43 butir soal tersebut valid dan reliabel. Hasil uji daya beda soal diklasifikasikan menjadi empat, yaitu baik sekali, baik, cukup baik, dan jelek. Klasifikasi uji daya beda soal posttest dapat dilihat pada tabel 1 berikut ini.

Tabel 1 Klasifikai Hasil Uji Daya Beda Instrumen PosttestKlasifikasi Daya BedaFrekuensiPersentase

0,40 atau lebih: Baik sekali0,30 0,39: Baik0,20 0,29: Cukup baikKurang dari 0,20: Jelek38041863,3%0%6,7%30%

Jumlah60100%

Berdasarkan perhitungan uji daya beda terhadap 60 butir soal dapat diketahui 38 soal memiliki daya beda baik sekali, 0 soal memiliki daya beda baik dan 4 soal memiliki daya beda cukup. Dan 18 soal memiliki daya beda yang jelek. Uji taraf kesukaran diklasifikasikan menjadi tiga yaitu sukar, sedang dan mudah. Klasifikasi uji taraf kesukaran soal posttest dapat dilihat pada tabel 2 berikut.

Tabel 2. Klasifikasi Hasil Uji taraf Kesukaran Instrumen PosttestKlasifikasi KesukaranFrekuensiPersentase

SukarSedangMudah35165%85%10%

Jumlah60100%

Berdasarkan hasil uji indeks kesukaran soal terhadap 60 soal, dinyatakan bahwa 3 soal berada pada indeks kesukaran sukar, 51 soal berada pada indeks kesukaran sedang dan 6 soal berada pada indeks kesukaran mudah. Uji prasyarat analisis meliputi uji prasyarat pretest dan posttest. Masing-masing tes dilakukan uji normalitas, homogenitas, dan uji keseimbangan. Tujuan dari uji normalitas adalah untuk mengetahui apakah data dalam keadaan berdistribusi normal atau tidak. Hasil uji normalitas data kemampuan awal (pretest) dapat dilihat pada tabel 3 berikut.

Tabel 3. Hasil Uji Normalitas Data Kemampuan Awal (Pretest) Menggunakan Metode Chi KuadratNoKelompokx2hitungx2tabelKeterangan

12KontrolEksperimen2,4571,9699,4889,488H0 diterimaH0 diterima

Berdasarkan uji normalitas kedua kelompok (sampel) pada tabel di atas, diketahui kelompok kontrol x2hitung < x2tabel (2,457 < 9,488) dan kelompok eksperimen x2hitung < x2tabel (1,969 < 9,488). Hal ini dapat dilihat bahwa x2hitung dari kedua kelompok lebih kecil dari x2tabel. Maka H0 dari kedua kelompok diterima atau kedua kelompok berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Uji homogenitas pada penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah kedua sampel yang diambil dalam penelitian ini berasal dari populasi yang homogen atau tidak. Uji homogenitas kelompok kontrol dan eksperimen disajikan pada tabel 4 berikut.

Tabel 4. Hasil Uji Homogenitas Data Kemampuan Awal (Pretest) Menggunakan Metode BarlettVariabelx2hitungx2tabelKeterangan

Kelompok kontrol dan kelompok eksperimen0,0225581693,841Homogen

Dari hasil analisis uji homogenitas diperoleh x2hitung < x2tabel atau 0,022558169 < 3,841. Hal ini menunjukkan kedua sampel tersebut berasal dari populasi yang bervarian homogen. Sehingga kedua sampel ini telah memenuhi syarat homogenitas. Uji keseimbangan dilakukan terhadap data kemampuan awal kelompk kontrol dan kelompok eksperimen. Hasil uji keseimbangan disajikan pada tabel 5 berikut ini.

Tabel 5 Hasil Uji Keseimbangan Kelompok Kontrol dan EksperimenVariabelthitungttabelKeputusan

Kelompok kontrol dan kelompok eksperimen0,2531,671Seimbang

Berdasarkan perhitungan diperoleh thitung = 0,253 dengan t(0,05,60) = 1,671. DK = {t | t < - 1,671 atau t > 1,671}. Ho diterima jika -t 1-1/2 < t < t 1-1/2. Jadi - 1,671 < 0,253 < 1,671. Sehingga Ho diterima karena thitung berada diantara -1,671 sampai 1,671 dan anggota daerah kritik. Dengan demikian kedua sampel (eksperimen dan kontrol) tersebut mempunyai kemampuan awal yang sama. Nilai posttest juga dilaksanakan uji prasyarat analisis yang terdiri dari uji normalitas, homogenitas, dan uji keseimbangan. Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data dalam keadaan berdistribusi normal atau tidak. Hasil uji normalitas data hasil belajar posttest dapat dilihat pada tabel 6 berikut ini. Tabel 6 Hasil Uji Normalitas Data Hasil Belajar (Posttest) menggunakan Metode Chi KuadratNoKelompokx2hitungx2tabelKeterangan

12KontrolEksperimen0,85344,630599,4889,488H0 diterimaH0 diterima

Berdasarkan uji normalitas kedua kelompok pada tabel di atas, diketahui kelompok kontrol x2hitung < x2tabel (0,8534 < 9,488) dan kelompok eksperimen x2hitung < x2tabel (4,63059 < 9,488). Hal ini dapat dilihat bahwa x2hitung dari kedua kelompok lebih kecil dari x2tabel. Maka H0 dari kedua kelompok diterima atau kedua kelompok berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Uji homogenitas pada penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah kedua sampel yang diambil dalam penelitian ini berasal dari populasi yang homogen atau tidak. Hasil uji homogenitas disajikan pada tabel 7 berikut.

Tabel 7 Hasil Uji Homogenitas Data Hasil Belajar (Posttest) Menggunakan Metode BarlettVariabelx2hitungx2tabelKeterangan

Kelompok kontrol dan kelompok eksperimen0,63786443,841Homogen

Dari hasil analisis uji homogenitas diperoleh x2hitung < x2tabel atau 0,6328644 < 3,841. Hal ini menunjukkan kedua sampel tersebut berasal dari populasi yang bervarian homogen. Sehingga kedua sampel ini telah memenuhi syarat homogenitas.

A. Pengujian Hipotesis Setelah uji prasyarat terpenuhi, selanjutnya pengujian hipotesis. Data yang terkumpul dalam penelitian ini adalah data kuantitatif. Analisis data yang digunakan adalah uji t. Hasil analisis uji hipotesis disajikan pada tabel 5.20 berikut ini.

Tabel 5.20 Hasil Uji Hipotesis dengan t Test Hasil BelajarKelompok EksperimenKelompok Kontrolthitungttabel

MeanSDMeanSD

Posttest69,3412,9263,5311,171,89511,671

Dari hasil uji hipotesis dengan analisis data uji t diperoleh thitung = 1,8951 sedangkan ttabel dengan taraf signifikan 5% dan DK=47 sebesar 1,671. Dengan demikian harga thitung lebih besar daripada harga ttabel (1,8951 > 1,671). Hal ini berarti keputusan uji menolak Ho dan menerima H1 sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh penerapan metode inquiry discovery terhadap hasil belajar Matematika terhadap kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Oleh karena itu, penerapan metode inquiry discovery memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap hasil belajar Matematika siswa kelas V SD Negeri Se- Kecamatan Laweyan Kota Surakarta Tahun Ajaran 2014/2015. Hal ini dibuktikan dari perolehan rata-rata nilai hasil belajar siswa kelompok eksperimen yang diberi perlakuan dengan metode inquiry discovery yaitu 69,34. Sedangkan nilai hasil belajar siswa kelompok kontrol dengan metode diskusi yaitu 63,53. Hasil rata-rata nilai ini menunjukkan bahwa hasil belajar siswa kelompok eksperimen dengan metode inquiry discovery lebih besar dibandingkan dengan hasil belajar siswa kelompok kontrol dengan metode diskusi. B. Pembahasan Hasil Analisis Data Berdasarkan hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa hasil belajar siswa yang diberi perlakuan metode inquiry discovery lebih baik daripada hasil belajar siswa yang diberi perlakuan metode diskusi. Hal ini dikarenakan dalam pembelajaran metode inquiry discovery ini siswa lebih banyak diberi kesempatan untuk membangun konsep pengetahuannya sendiri. Siswa dibimbing untuk memecahkan masalah yang dihadapi dengam pemikiran mereka sendiri. Sehingga pembelajaran akan menjadi lebih bermakna, karena materi pelajaran yang dipelajari tidak hanya sekedar dihafal akan tetapi dipahami. Akan tetapi pada pembelajaran dengan metode diskusi, proses pembelajaran hanya didominasi oleh beberapa siswa yang mempunyai kemampuan berbicara. Sedangkan siswa lainnya pasif. Hal ini berakibat siswa menjadi lebih cepat bosan dalam mengikuti pembelajaran. Sehingga siswa menjadi kurang di dalam memahami materi pembelajaran. Penerapan metode inquiry discovery tidak hanya berdampak pada hasil belajar aspek kognitif saja, akan tetapi juga berdampak pada aspek afektif dan psikomotor setelah diberi perlakuan. Peningkatan rata-rata nilai afektif dan psikomotor kelompok eksperimen yang diberi perlakuan metode inquiry discovery lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata nilai afektif psikomotor kelompok kontrol yang diberi perlakuan metode diskusi. Ada tiga pokok perbedaan keaktifan siswa pada pembelajaran yang menerapkan metode inquiry discovery dan metode diskusi, yaitu: (1) pada pembelajaran metode inquiry discovery semua siswa aktif dan terlibat langsung dalam pembelajaran, sedangkan pada pembelajaran metode diskusi hanya beberapa siswa saja yang aktif; (2) pada pembelajaran metode inquiry discovery guru berperan sebagai pembimbing, sedangkan pada pembelajaran metode diskusi guru sebagai sumber pengetahuan; (3) pada pembelajaran metode inquiry discovery siswa dapat menemukan konsep pengetahuannya sendiri sehingga pembelajaran lebih bermakna, sedangkan pada pembelajaran metode diskusi banyak siswa yang belum memiliki kemauan untuk lebih aktif dalam pembelajaran. Pada kelompok eksperimen (SD Negeri Karangasem 01) diterapkan metode inquiry discovery dan pada kelompok kontrol (SD Negeri Karangasem 02) diterapkan metode diskusi. Untuk mengetahui kemampuan awal dari kelompok kontrol dan ekspeimen, peneliti mengambil nilai ulangan semester ganjil yang digunakan sebagai nilai pretest. Rata-rata nilai pretest yang diperoleh dari kelompok kontrol sebesar 54,5 sedangkan dari kelompok eksperimen sebesar 55,24. Kemudian dilakukan analisis uji keseimbangan. Dari hasil uji keseimbangan tersebut menunjukkan tidak ada perbedaan yang signifikan nilai Matematika antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Setelah masing-masing kelompok diberikan perlakuan, yaitu dengan menerapkan metode inquiry discovery pada kelompok eksperimen dan metode diskusi pada kelompok kontrol kemudian dilakukan posttest. Dari hasil posttest, terdapat perbedaan yang signifikan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Hal ini dibuktikan dengan perolehan rata-rata nilai hasil belajar siswa pada kelompok eksperimen sebesar 69,34 lebih besar dari perolehan rata-rata nilai pada kelompok kontrol yaitu sebsesar 63,53. Hasil ini menunjukkan bahwa hasil belajar Matematika siswa yang diberi perlakuan dengan metode inquiry discovery lebih baik daripada hasil belajar siswa yang diberi perlakuan dengan metode diskusi.

Berdasarkan hasil analisis uji hipotesis dengan menggunakan uji t diperoleh thitung sebesar 1,8951 dan ttabel dengan taraf signifikan 5% dan DK = 47 sebesar 1,671. Uji hipotesis ini menggunakan statistik uji t dan hasilnya adalah thitung > ttabel atau 1,8951 > 1,671, sehingga menolak Ho dan menerima H1. Dengan demikian hipotesis berbunyi Ada pengaruh penerapan metode inquiry discovery terhadap hasil belahar Matematika siswa kelas V SD Negeri Se-Kecamatan Laweyan Kota Surakarta tahun ajaran 2014/2015 diterima. Jadi dapat didimpulkan bahwa ada pengaruh yang positif dan signifikan penerapan metode inquiry discovery terhadap hasil belajar Matematika pada siswa kelas V SD Negeri Se- Kecamatan Laweyan Kota Surakarta tahun ajaran 2014/2015.