daftar isibalitbang-bulukumba.com/dokumen/kinerja/lap. antara.pdfdaftar isi halaman judul prakata...
TRANSCRIPT
PENGEMBANGAN DESA INOVASIBERBASIS PRODUK UNGGULAN
DESA MANYAMPA, 2018
LAPORAN ANTARALEMBAGA MADANI SOCIETY iNSTITUTE(MSi)
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDULPRAKATADAFTAR ISIDAFTAR TABELDAFTAR GAMBAR
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang …………………………………………………. BAB I – 11.2. Rumusan Masalah……………………………………………… BAB I – 41.3. Maksud, Tujuan dan Sasaran………………………………… BAB I – 41.3.1. Maksud……………………………………………………….. BAB I – 41.3.2. Tujuan………………………………………………………….. BAB I – 41.3.3. Sasaran……………………………………………………….. BAB I – 51.4. Ruang Lingkup…………………………………………………. BAB I – 61.4.1. Lingkup Kegiatan …………………………………………….. BAB I – 6
1.4.2. Lingkup Wilayah…………………………………………….. BAB I – 71.5. OutPut / Keluaran……………………………………………….. BAB I – 71.6. Pelaporan………………………………………………………. BAB I – 8
1.6.1. Tahapan Palaporan………………………………………… BAB I – 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA2.1. Pengertian desa ………………………………………………. BAB II – 12.2. Teori Pertumbuhan Ekonomi Wilayah………………………. BAB II – 22.3. Teori Sektor Basis………………………………………………. BAB II – 3
2.3.1. Identifikasi Sektor Basis dan Non-Basis ………………. BAB II – 42.3.2. Sektor Unggulan ………………………………………….. BAB II – 4
2.4. Teori Ekonomi Basis……………………………………………. BAB II – 52.5. Pembangunan Ekonomi……………………………………….. BAB II – 6
2.5.1. Pembangunan Ekonomi Daerah…………………………. BAB II – 82.5.2. Otonomi Daerah ………………………………………….. BAB II – 92.4.3. Peran Sektor Pertanian DalamPembangunan Ekonomi ………………………………………… BAB II – 10
2.6. Landasan Hukum……………………………………………… BAB II – 13
PENGEMBANGAN DESA INOVASIBERBASIS PRODUK UNGGULAN
DESA MANYAMPA, 2018
LAPORAN ANTARALEMBAGA MADANI SOCIETY iNSTITUTE(MSi)
BAB III METODOLOGI3.1. Jenis Penelitian……………………………………………….. BAB III – 13.2. Metode Analisis ………………………………………………. BAB III – 13.3. Jenis Data dan Teknik Pengumpulan Data………………… BAB III – 33.4. Metode Pelaksanaan Pekerjaan…………………………….. BAB III – 4
a. Tahap Persiapan Survey……………………………………… BAB III – 4b. Tahap Survey/Pengumpulan Data…………………………… BAB III – 4c. Teknik Survey…………………………………………………… BAB III – 6
3.5. Lokasi Penelitian……………………………………………… BAB III – 83.6. Jadwal Penelitian……………………………………………… BAB III – 83.7. Layanan Tenaga Ahli…………………………………………. BAB III – 9
BAB IV PEMBAHASAN
4.1. Sejarah Singkat Terbentuknya Desa Manyampa………… BAB IV – 14.2. Tinjauan Desa Manyampa…………………………………… BAB IV – 3
4.2.1. Fisik Wilayah…………………………………………….. BAB IV – 3a. Letak Geografis……………………………………………. BAB IV – 3b. Topografi…………………………………………………….. BAB IV – 6c. Jenis Tanah…………………………………………………. BAB IV – 6d. Klimatologi………………………………………………….. BAB IV – 6
4.2.2. Kependudukan…………………………………………….. BAB IV – 7a. Jumlah Penduduk……………………………………………. BAB IV – 7b. Kepadatan dan Penyebaran Penduduk…………………… BAB IV – 7c. Mata Pencaharian…………………………………………… BAB IV – 9
1. Typologi Desa……………………………………………. BAB IV – 92. Penggunaan Lahan……………………………………… BAB IV – 9
4.2.3. Tata Guna Lahan……………………………………………. BAB IV – 10a. Luas Lahan dan Penyebarannya…………………………… BAB IV – 10b. Luas dan Tingkat Produktivitas Lahan……………………... BAB IV – 13
PENGEMBANGAN DESA INOVASIBERBASIS PRODUK UNGGULAN
DESA MANYAMPA, 2018
LAPORAN ANTARALEMBAGA MADANI SOCIETY iNSTITUTE(MSi)
DAFTAR TABEL
Tabel4.1Luas Wilayah DesaManyampaTahun 2018……………………….. BAB IVHal. - 3
Tabel 4.2JumlahPenduduk di DesaManyampaTahun 2018…………… BAB IV, HAL - 7
Tabel 4.3KepadatandanPenyebaranPendudukDi DesaManyampaTahun 2018……………………………………… BAB IV HAL. – 8
Tabel 4.4LuasdanPenggunaanLahan Di DesaManyampaTahun 2018….. BAB IV HAL. - 11
Tabel 4.5LuasdanProduksiLahanDi DesaManyampaDirinciPerDusunTahun 2018…………………… BAB IV HAL. – 14
Tabel 4.6Luasdan Tingkat ProduktivitasLahanDi DesaManyampa Kecamatan Ujung LoeKabupatenBulukumbaDirinciPerDusunTahun 2018…………….. BAB IV HAL. – 15
PENGEMBANGAN DESA INOVASIBERBASIS PRODUK UNGGULAN
DESA MANYAMPA, 2018
LAPORAN ANTARALEMBAGA MADANI SOCIETY iNSTITUTE(MSi)
DAFTAR GAMBAR
1. Peta / GambarKabupatenBulukumba
2. Peta / GambarKecamatan Ujung Loe
3. Peta / GambarDesaManyampa
4. Peta / GambarDusunLuppung
PENGEMBANGAN DESA INOVASIBERBASIS PRODUK UNGGULAN
DESA MANYAMPA, 2018
LAPORAN ANTARA
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah kami PanjatkanKehadirat Allah SWT atasLimpahanRahmat-
Nyasehinggalaporan
ANTARAtentangKajianPengembanganDesaInovasiBerbasisProdukUnggulanKabupatenBul
ukumbadapatterselesaikansebagaisyaratdalampelaksanaankegiatanpadaBadanPenelitian
danPengembangan Daerah kabupatenBulukumba.
KajianPengembanganDesaInovasiBerbasisProdukUnggulanKabupatenBulukumbamerupa
kansuatubentukpenelitianuntukmenghasilkanPotensi
Unggulandalamsuatuwilayahsehinggadapatdijadikanindikatorbagipengembangandesa
inovasi.Dengandemikianakanterciptasuatuinovasidalamwilayah yang bersangkutan.
Sebagaimanusiabiasa, kami menyadariakanadanyahal-hal yang
perluuntukdikoreksidandievaluasi, dengandemikianmasukandansumbang saran
darisemuapihakakansangatberartidalampenyempurnaanlaporanini. Olehkarenaitu kami
menyampaikanbanyakterimakasih.
TIM PENYUSUN
PENGEMBANGAN DESA INOVASIBERBASIS PRODUK UNGGULAN
DESA MANYAMPA, 2018
LAPORAN ANTARABAB I - HAL. - 1
LEMBAGA MADANI SOCIETY iNSTITUTE(MSi)
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Desa adalah desa dan desa adat atau yang disebut dengan nama lain, selanjutnya
disebut Desa, adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah
yang berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan,
kepentingan masyarakat setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal
usul, dan/atau hak tradisional yang diakui dan dihormati dalam sistem
pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia(Undang-Undang Nomor 6
Tahun 2014).
Paradigma pengembangan desa tersebut menekankan pada upaya peningkatan
daya saing desa dalam menghadapi berbagai dinamika global melalui
pemberdayaan masyarakat desa dan perwujudan efektivias dan efesiensi
kapasitas aparatur desa.Upaya pembangunan di desa telah lama dilakukan
pemerintah.Meski dalam konteks ini tidak ada metode atau pendekatan tunggal
dalam membangun dan mengembangkan desa.
Secara konseptual, produk unggulan merupakan suatu barang atau jasa yang
dimiliki dan dikuasai oleh suatu desa/daerah, yang mempunyai nilai ekonomis dan
daya saing tinggi serta menyerap tenaga kerja dalam jumlah besar, yang
diproduksi berdasarkan pertimbangan kelayakan teknis (bahan baku dan pasar),
talenta masyarakat dan kelembagaan (penguasaan teknologi, kemampuan
sumber daya manusia, dukungan infrastruktur, dan kondisi sosial budaya
setempat) yang berkembang di lokasi tertentu.
PENGEMBANGAN DESA INOVASIBERBASIS PRODUK UNGGULAN
DESA MANYAMPA, 2018
LAPORAN ANTARABAB I - HAL. - 2
LEMBAGA MADANI SOCIETY iNSTITUTE(MSi)
Hidayat dkk tahun 2012 menyebutkan bahwa produk unggulan merupakan
produk yang potensial untuk dikembangkan dalam suatu desa/wilayah dengan
memanfaatkan sumber daya alam dan sumber daya manusia setempat, serta
mendatangkan pendapatan bagi masyarakat maupun pemerintah.Produk
unggulan juga merupakan produk yang memiliki daya saing, berorientasi pasar
dan ramah lingkungan, sehingga tercipta keunggulan kompetitif yang siap
menghadapi persaingan global. Logika tentang produk unggulan juga akan sangat
relevan jika diterapkan sebagai pendekatan dalam pemberdayaan kawasan
pedesaan. Karakteristik khas kawasan pedesaan, keterbatasan infrastruktur,
perilaku ekonomi masyarakat, interaksi sosial, budaya setempat serta masalah
keamanan juga akan sangat mempengaruhi pola atau model pemberdayaan
kawasan pedesaan.
Produk unggulan menjadi salah satu modal dasar bagi pembangunan desa.
Pembangunan ini berorientasi pada kebutuhan lokal dijalankan secara mandiri
oleh desa dengan menggerakkan potensi modal sosial, kearifan lokal, dan
sumberdaya lokal, misalnya pengaturan tata ruang, pola bercocok tanam,
konservasi lingkungan, ataupun distribusi hasil alam kepada masyarakat, yang
semakin berkembang dengan orientasi pada perbaikan infrastruktur desa sampai
kepada perbaikan dan pemerataan pelayaan publik.
Pendekatan dan program apapun yang dipilih untuk membangun desa, harus
dilaksanakan secara terencana, sistematis, dan melibatkan seluruh stakeholder
yang ada.Sinergisitas antar stakeholder ini dalam rangka untuk meningkatkan
kualitas kehidupan masyarakat desa dan meningkatkan kesejahterannya.Sejumlah
upaya pemerintah untuk memajukan desa telah dilakukan.Namun dalam
kenyatannya, akselerasi pembangunan di desa-desa sangat variatif sehingga
diperlukan upaya terus menerus, apalagi dalam konteks kekinian yakni adanya
persaingan global.Pengembangan dan pemberdayaan potensi desa perlu
PENGEMBANGAN DESA INOVASIBERBASIS PRODUK UNGGULAN
DESA MANYAMPA, 2018
LAPORAN ANTARABAB I - HAL. - 3
LEMBAGA MADANI SOCIETY iNSTITUTE(MSi)
dioptimalkan oleh seluruh aktor dan pemangku kebijakan yang terlibat di
dalamnya.
Disparitas pemanfaatan teknologi antara masyarakat desa dan kota inilah yang
membedakan tingkat kesejahteraan. Keterbatasan penguasaan teknologi juga
berakibat ketidakmampuan dalam mengembangkan potensi desa yang
berimplikasi pada minimnya nilai tambah secara ekonomi. Dalam konteks ini
diperlukan keselarasan program desa dan kota dengan pengembangan teknologi
tepat guna, suntikan permodalan, dan pemberdayaan usaha kreatif di desa,
penguatan kulture dan spirit mental masyarakat perdesaan yang ditopang
kebijakan pemerintah yang mendukungnya, serta penguatan pembangunan
ekonomi kreatif sesuai potensi di masing-masing desa.
Salah satu program pemerintah adalah program desa inovasi. Desa Inovasi adalah
desa yang mampu memanfaatkan sumberdaya desa dengan cara yang baru
berdasarkan Iptek serta kearifan lokal untuk kesejahteraan masyarakat, kemajuan
desa dan peningkatan taraf hidup masyarakat dengan melibatkan segenap unsur
desa. Pada kenyatannya, tidak semua desa mampu melakukan optimalisasi
potensi menjadi desa inovasi. Oleh sebab itu pengembangan menuju desa inovasi
sangat dibutuhkan..Hal ini agar pembangunan desa terfokus pada sejumlah desa
yang memang potensial menjadi desa inovasi. Dari sini diharapkan desa-desa yang
lain akan mengikuti dalam memberdayakan potensinya sesuai dengan kondisi
masing-masing.
Agar proses pembangunan bisa berjalan terarah, mempunyai target yang jelas,
dapat dievaluasi, dan lebih diberdayakan, maka sangat diperlukan penelitian
mendalam dan menggali potensi yang ada sesuai dengan standar dalam
membangun desa inovasi.
PENGEMBANGAN DESA INOVASIBERBASIS PRODUK UNGGULAN
DESA MANYAMPA, 2018
LAPORAN ANTARABAB I - HAL. - 4
LEMBAGA MADANI SOCIETY iNSTITUTE(MSi)
1.2. RUMUSAN MASALAH
Beberapa permasalahan yang menjadi dasar dalam penelitian ini, antara lain :
1. Sejauhmana potensi yang ada di Desa Manyampa Kecamatan Ujung
LoeKabupaten Bulukumba dapat menjadi Potensi Unggulan dan dapat
dijadikan indikator bagi pengembangan desa inovasi
2. Bagaimanakah konsep, dan strategi bagi penerapan serta pengembangan Desa
Inovasi di Desa Manyampa Kecamatan Ujung LoeKabupaten Bulukumba
3. Sektor Apakah yang paling berpengaruh bagi Pengembangan Desa
Inovasiberdasarkan AnalisisLocation Quotient (LQ) untuk dapat dijadikan
sebagai sektor basis.
4. Bentuk produk apa yang dapat dijadikan sebagai produk unggulan dalam
mewujudkan inovasi desa.
1.3. MAKSUD, TUJUAN DAN SASARAN
1.3.1. Maksud
Kerangka Acuan Kerja (KAK) ini disusun untuk dijadikan sebagai pedoman bagi PPK,
PPTK, Penyedia Barang/Jasa yang memuat masukan, azas, kriteria, keluaran dan
proses yang harus dipenuhi dan diperhatikan dalam tugas yang diberikan.
1.3.2. Tujuan
a. Aspek administrasi wilayah dan pemerintahan desa :
Untuk mengidentifikasi potensi unggulan dalam lingkup wilayah desa
Untuk menyusun konsep, strategi dan analisis pendekatan bagi
pengembangan desa inovasi
Untuk mengetahui, memahami dan merinci secara keseluruhan potensi
unggulan desa yang dimiliki
Untuk meningkatkan kualitas dan kapasitas SDM aparatur desa dalam
penyelenggaraan pemerintahan yang profesional, efektif dan efisien
PENGEMBANGAN DESA INOVASIBERBASIS PRODUK UNGGULAN
DESA MANYAMPA, 2018
LAPORAN ANTARABAB I - HAL. - 5
LEMBAGA MADANI SOCIETY iNSTITUTE(MSi)
Untuk menerapkan teknologi tepat guna atau industri lokal baik bagi
pengembangan desa inovasi maupun dalam pengelolaan administrasi desa
dan informasi
Untuk memberikan kesempatan bagi masyarakat untuk berperan aktif
dalam perencanaan dan pelaksanaan pembangunan.
b. Aspek Tata guna lahan :
Untuk mengetahui tingkat produktivitas lahan
Untuk menemukenali produk unggulan desa
Untuk mengetahui luas dan sebaran tata guna lahan di lokasi penelitian
c. Aspek kesejahteraan masyarakat :
Pengembangan desa inovasi dapat menjadi salah satu solusi percepatan
peningkatan kesejahteraan dan peningkatan pendapatan masyarakat.
Sebagai media untuk memfasilitasi industri kecil dengan pihak perbankan
d. Aspek Teknologi dan Industri
Sebagai modal yang kuat untuk meningkatkan produktivitas dan
pengembangan inovasi produk baru yang lebih baik di tengah persaingan
global.
Untuk menciptakan varian produk baru dalam bentuk kemasan baik karena
tuntutan pasar maupun pengetahuan pelaku usaha industri kecil
1.3.3. SASARAN
a. Aspek administrasi wilayah dan pemerintahan desa :
Lahirnya desa inovasi berdasarkan potensi unggulan yang dimiliki
Meningkatkan kapasitas SDM aparatur desa
Pemanfaatan teknologi dalam pengelolaan administrasi desa dan informasi
Meningkatkan peran serta masyarakat dalam perencanaan dan pelaksanaan
pembangunan.
Meningkatnya kualitas dan kapasitas SDM aparatur desa dalam
penyelenggaraan pemerintahan yang profesional, efektif dan efisien
PENGEMBANGAN DESA INOVASIBERBASIS PRODUK UNGGULAN
DESA MANYAMPA, 2018
LAPORAN ANTARABAB I - HAL. - 6
LEMBAGA MADANI SOCIETY iNSTITUTE(MSi)
Tersedianya teknologi dalam mendukung pengelolaan administrasi desa dan
informasi
Meningkatnya peran serta masyarakat dalam perencanaan dan pelaksanaan
pembangunan di tingkat desa
b. Aspek Tata guna lahan :
Teridentifikasinya tingkat produktivitas lahan
Teridentifikasinya produk unggulan desa
Teridentifikasinya tata guna lahan berdasarkan luas dan deliniasinya
c. Aspek Ekonomi bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat :
Meningkatnya minat masyarakat dalam mengembangkan usaha industri
kecil dan produk lokal
Peningkatan pendapatan masyarakat
Fasilitasi industri kecil dengan pihak perbankan
Meningkatkan produktivitas pertanian
Meningkatkan fungsi dan peran kelompok tani
Meningkatkan pemanfaatan teknologi tepat guna dalam pengelolaan produk
unggulan
d. Aspek Teknologi dan industri
Terciptanya teknologi tepat guna atau industri rumah tangga untuk
mengolah produk unggulan
Terbukanya peluang berusaha bagi industri kecil/industri rumah tangga
Peningkatan kapasitas pelaku usaha industri kecil
1.4. RUANG LINGKUP
1.4.1. LINGKUP KEGIATAN
Sesuai dengan tujuan dan sasaran penyusunan dokumen ini adalah
pengembangan desa inovasi yang berbasis produk unggulan di Desa Manyampa
Kecamatan Ujung Loe Kabupaten Bulukumba, maka uraian kegiatan ini meliputi :
PENGEMBANGAN DESA INOVASIBERBASIS PRODUK UNGGULAN
DESA MANYAMPA, 2018
LAPORAN ANTARABAB I - HAL. - 7
LEMBAGA MADANI SOCIETY iNSTITUTE(MSi)
a. Desk Study
Desk Study merupakan tahapan pengumpulan data dan informasi yang
berkaitan dengan penyusunan dokumen ini.Data dan informasi tersebut
dapat diperoleh dari instansi terkait baik swasta maupun pemerintah. Pada
tahapan ini akan dilakukan pengumpulan data sekunder dan/atau up dating
data yang sudah tersedia.
b. Field Study.
Field Study dilakukan sebagai langkah persiapan untuk meninjau daerah yang
menjadi objek kegiatan.Hal ini penting sebagai pengenalan lokasi dalam
rangka penyusunan pengambilan data primer.Pengambilan data-data potensi
dengan merinci per dusun sesuai dengan kebutuhan.
c. Analisa Data
Data-data yang telah diperoleh dari field study baik data primer maupun data
sekunder dianalisis dengan menggunakan / menerapkan prinsip metode
ilmiah.Perangkat analisis harus mendukung arahan pada tujuan dan sasaran
yang telah ditetapkan.Hasil analisis tersebut dituangkan dalam bentuk
gambar, peta dan laporan.
d. Pembahasan dan Pelaporan
Pembahasan dilakukan sebanyak dua kali yakni seminar awal dan
akhir.Sedangkan pelaporan terdiri atas laporan pendahuluan, dan laporan
akhir.
1.4.2. LINGKUP WILAYAH
Lingkup wilayah kegiatan ini adalah Desa Manyampa Kecamatan Ujung Loe
Kabupaten Bulukumba.
1.5. OUTPUT/KELUARAN
a. Laporan Pendahuluan sebanyak 5 eksemplar;
b. Laporan Antara 5 eksemplar
c. Laporan Akhir 5 eksemplar;
PENGEMBANGAN DESA INOVASIBERBASIS PRODUK UNGGULAN
DESA MANYAMPA, 2018
LAPORAN ANTARABAB I - HAL. - 8
LEMBAGA MADANI SOCIETY iNSTITUTE(MSi)
d. FD / Compec Disk sebanyak 5keping.
1.6. PELAPORAN
1.6.1. TAHAPAN PELAPORAN
a. Laporan Pendahuluan (Interception Report)
Laporan ini berisikan pemahaman terhadap pekerjaan, lingkup dasar
pelaksanaan pekerjaan serta cara/metode pelaksanaan dan rencana
kerja.Laporan pendahuluan dibuat dalam ukuran kertas A4 sebanyak 5
eksamplar.
b. Laporan Antara
Laporan ini berisikan uraian data dan informasi yang di peroleh di lokasi
penelitian dalam bentuk tulisan, angka, tabel, grafik, peta/gambar serta foto-
foto penunjang.Data dan informasi tersebut merupakan dasar dan acuan bagi
pengembangan desa inovasi berdasarkan potensi unggulan yang dimiliki di
lokasi penelitian.
c. Laporan Akhir (Final Report)
Laporan ini sebagai hasil final dari keseluruhan pekerjaan setelah
melaluiproses pembahasan/seminar dihadapan pemilik
pekerjaandinas/instansi/pemerintah setempat serta pihak terkait lainnya.
PENGEMBANGAN DESA INOVASIBERBASIS PRODUK UNGGULAN
DESA MANYAMPA, 2018
LAPORAN ANTARABAB II - HAL. - 1
LEMBAGA MADANI SOCIETY iNSTITUTE(MSi)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengertian desa
Desa sebagai wilayah yang bertumpu pada potensi lokal, terutama perekonomian
berbasis pertanian dan UMKM di tengah pertumbuhan industri global, sehingga
membutuhkan perhatian khusus sebagaimana amanat Undang-Undang Nomor 6 Tahun
2014 terutama Bab IX Pasal 78 tentang Pembangunan Desa dan Pembagunan Kawasan
Perdesaan terutama yang menyatakan bahwa :
a. Pembangunan desa bertujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa dan
kualitas hidup manusia serta penanggulangan kemiskinan melalui pemenuhan
kebutuhan dasar, pembangunan sarana dan prasarana Desa, pengembangan
potensi ekonomi lokal, serta pemanfaatan sumber daya alam dan lingkungan secara
berkelanjutan.
b. Pembangunan desa meliputi tahap perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan.
c. Pembangunan desa sebagaimana dimaksud pada ayat (2) mengedepankan
kebersamaan, kekeluargaan, dan kegotongroyongan guna mewujudkan
pengarusutamaan perdamaian dan keadilan sosial.
UU Nomor 6 Tahun 2014 menyatakan bahwa pembangunan wilayah pedesaan
dilaksanakan dengan memperhatikan potensi lokal yang dimiliki didukung dengan
pengembangan teknologi tepat guna dan inovasi-inovasi yang dilakukan untuk
kesejahteraan masyarakat perdesaan. Greg Richards dan Julie Wilson menyatakan
bahwa inovasi adalah pengenalan penemuan-penemuan baru atau menyebarkan
makna penemuan baru tersebut ke dalam penggunaan umum di masyarakat (Richards
dan Wilson, 2007:6). Sedangkan Hamel(2000:419-421) mengatakan bahwa strategi
inovasi bukan tugas manajemen puncak saja, tetapi setiap orang bisa membantu
PENGEMBANGAN DESA INOVASIBERBASIS PRODUK UNGGULAN
DESA MANYAMPA, 2018
LAPORAN ANTARABAB II - HAL. - 2
LEMBAGA MADANI SOCIETY iNSTITUTE(MSi)
membangun strategi inovatif. Inovasi sama dengan konsep-konsep bisnis yang sama
sekali baru dan merupakan investasi.Pengembangan desa inovasi tidak dapat
dipisahkan dari pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi sebagaimana yang
dikemukakan Tatang (2005:17) bahwa upaya pembangunan desa yang inovatif, inklusif
dan berkelanjutan dilakukan dengan penguasaan dan pemanfaatan ilmu pengetahuan,
teknologi dan inovasi (IPTEKIN) dengan sistem inovasi sebagai vehicle nya.
Menurut Mahroum (2007:6): rural innovation is defined as the introduction of
something new (a novel change) to economic or social life in rural areas, which adds
new economic or social value to rural life, bahwa inovasi pedesaan didefinisikan sebagai
pengenalan sesuatu yang baru (perubahan baru) untuk kehidupan ekonomi dan sosial
di daerah pedesaan, yang menambahkan ekonomi baru atau sosial nilai kehidupan
pedesaan.Desa inovasi merujuk pada suatu kondisi dimana desa melakukan
pembaharuan. Artinya, desa yang mampu memanfaatkan sumberdaya desa dengan
cara baru. Untuk mengembangkan desa inovasi, penting bagi pemerintah untuk
mengidentifikasi potensi, terutama karakter unik pada suatu desa yang memungkinkan
dikembangkan menjadi desa inovasi, dimana pengembangan desa inovasi hendaknya
sesuai dengan potensi yang ada.Hal yang sangat penting dalam pengembangan desa
inovasi adalah komitmen dari semua pemangku kepentingan.
2.2. Teori Pertumbuhan Ekonomi Wilayah
Pertumbuhan ekonomi wilayah adalah pertambahan pendapatan masyarakat yang
terjadi di suatu wilayah, yaitu kenaikan seluruh nilai tambah (added value) yang
terjadi di wilayah tersebut.Perhitungan pendapatan wilayah pada awalnya dibuat
dalam harga berlaku.Namun agar dapat melihat pertambahan dari kurun waktu ke
kurun waktu berikutnya, harus dinyatakan dalam nilai riil, artinya dinyatakan dalam
harga konstan.Biasanya BPS dalam menerbitkan laporan pendapatan regional
tersedia angka dalam harga berlaku dan harga kostan.Pendapatan wilayah
menggambarkan balas jasa bagi faktor-faktor produksi yang beroperasi di daerah
PENGEMBANGAN DESA INOVASIBERBASIS PRODUK UNGGULAN
DESA MANYAMPA, 2018
LAPORAN ANTARABAB II - HAL. - 3
LEMBAGA MADANI SOCIETY iNSTITUTE(MSi)
tersebut (tanah, modal, tenaga kerja, dan teknologi) yang berarti secara kasar dapat
menggambarkan kemakmuran daerah tersebut.
Kemakmuran suatu wilayah selain ditentukan oleh besarnya nilai tambah yang
tercipta di wilayah tersebut juga oleh seberapa besar terjadi transfer payment, yaitu
bagian pendapatan yang mengalir ke luar wilayah atau mendapat aliran dana dari
luar wilayah. (Tarigan 2007).
2.3. Teori Sektor Basis
Teori basis dikemukakan oleh Harry W. Richardson (1973) yang menyatakan bahwa
faktor penentu utama pertumbuhan ekonomi suatu daerah adalah berhubungan
langsung dengan permintaan akan barang dan jasa dari luar daerah (Arsyad,
1999:116). Dalam penjelasan selanjutnya dijelaskan bahwa pertumbuhan industri-
industri yang menggunakan sumber daya lokal, termasuk tenaga kerja dan bahan
baku untuk diekspor akan menghasilkan kekayaan daerah dan penciptaan peluang
kerja (job creation).
Asumsi ini memberikan pengertian bahwa suatu daerah akan mempunyai sektor
unggulan apabila daerah tersebut dapat memenangkan persaingan pada sektor yang
sama dengan daerah lain sehingga dapat menghasilkan ekspor (Suyatno, 2000: 146).
Richardson dalam Taroman (2000:18) mengembangkan suatu teori ekonomi regional
yaitu basis ekonomi. Dalam teori basis ekonomi atau teori basis-ekspor (economic
base theory), menyatakan bahwa penentu utama pertumbuhan ekonomi suatu
daerah adalah berhubungan langsung dengan permintaan akan barang dan jasa dari
luar daerah. Teori basis ekonomi pada intinya membedakan sektor basis dan aktifitas
sektor non basis.Aktivitas basis memiliki peranan sebagai penggerak utama (primer
mover) dalam pertumbuhan suatu wilayah. Semakin besar ekspor suatu wilayah ke
wilayah lain akan semakin maju pertumbuhan wilayah tersebut, dan demikian
PENGEMBANGAN DESA INOVASIBERBASIS PRODUK UNGGULAN
DESA MANYAMPA, 2018
LAPORAN ANTARABAB II - HAL. - 4
LEMBAGA MADANI SOCIETY iNSTITUTE(MSi)
sebaliknya. Setiap perubahan yang terjadi pada sektor basis akan menimbulkan efek
ganda (multiplier effect) dalam perekonomian regional (Adisasmita, 2005:28).
2.3.1. Identifikasi Sektor Basis dan Non-Basis
Salah satu cara dalam menentukan suatu sektor sebagai sektor basis atau non-
basis adalah Location Quotient (LQ). Arsyad (1999:315) menjelaskan bahwa
teknik Location Quotient (LQ) dapat membagi kegiatan ekonomi suatu daerah
menjadi dua golongan, yaitu:
a. Kegiatan sektor ekonomi yang melayani pasar di daerah itu senidiri maupun
di luar daerah yang bersangkutan. Sektor ekonomi seperti ini dinamakan
sektor ekonomi potensial (sektor basis)
b. Kegiatan sektor ekonomi yang melayani pasar di daerah tersebut dinamakan
sektor tidak potensial (non basis) atau local industry.
2.3.2. Sektor Unggulan
Sektor unggulan adalah sektor yang mampu mendorong pertumbuhan atau
perkembangan bagi sektor-sektor lainnya, baik sektor yang mensuplai inputnya
maupun sektor yang memanfaatkan outputnya sebagai input dalam proses
produksinya (Tri Widodo, 2006). Sektor unggulan sebagai sektor yang sangat
penting dalam pembangunan ekonomi suatu wilayah tidak hanya mengacu pada
lokasi secara geografis saja melainkan merupakan suatu sektor yang menyebar
dalam berbagai saluran ekonomi sehingga mampu menggerakkan ekonomi
secara keseluruhan. Sambodo (dalam Firman, 2007), ciri-ciri sektor yang memiliki
keunggulan adalah sebagai berikut:
1) Sektor yang memiliki laju pertumbuhan yang tinggi;
2) Sektor tersebut memiliki angka penyebaran yang relatife besar;
3) Sektor tersebut memiliki keterkaitan antar sektor yang tinggi baik keterkaitan
depan ataupun ke belakang;
4) Sektor tersebut mampu menciptakan nilai tambah yang tinggi.
PENGEMBANGAN DESA INOVASIBERBASIS PRODUK UNGGULAN
DESA MANYAMPA, 2018
LAPORAN ANTARABAB II - HAL. - 5
LEMBAGA MADANI SOCIETY iNSTITUTE(MSi)
2.4. Teori Ekonomi Basis.
Teori Ekonomi Basis (Economic Base Tehory) mendasarkan pandangannya bahwa
laju pertumbuhan ekonomi suatu wilayah ditentukan oleh besarnya ekspor dari
wilayah tesebut. Didalam pengertian ekonomi regional, ekspor adalah menjual
produk dan jasa ke luar wilayah baik ke wilayah lain di dalam negara itu maupun ke
luar negeri. Pada dasarnya semua kegiatan baik penghasil produk maupun penyedia
jasa yang mendatangkan uang dari luar wilayah, karena kegiatannya adalah kegiatan
basis.Lapangan kerja dan pendapatan di sektor basis adalah fungsi permintaan yang
bersifat exogenous (tidak tergantung pada kekuatan intern /permintaan lokal).
Sedangkan sektor non basis adalah untuk memenuhi kebutuhan konsumsi lokal maka
permintaan akan sektor ini akan sangat dipengaruhi oleh tingkat pendapatan
masyarakat setempat dan oleh sebab itu kenaikannya sejalan dengan kenaikan
pendapatan masyarakat setempat dan tidak bisa berkembang melebihi
pertumbuhan ekonomi wilayah. Atas dasar anggapan diatas maka satu–satunya
sektor yang bisa meningkatkan perekonomian wilayah melebihi pertumbuhan
alamiah adalah sektor basis (Tarigan, 2002). Arsyad (2005) menyebutkan bahwa
Location Quotien (LQ) yaitu usaha mengukur konsentrasi suatu kegiatan/ industri
dalam suatu daerah dengan cara membandingkan perannya dalam perekonomian
daerah itu dengan peran kegiatan atau industri sejenis dalam perekonomian regional
atau nasional. Kriteria penggolongan dapat bermacam-macam sesuai dengan
keperluan. Misalnya dapat dilihat dari aspek kesempatan kerja, maka ukuran dasar
yang dipakai adalah jumlah tenaga kerja yang diserap
Jika dilihat dari usaha menaikan pendapatan daerah maka ukuran dasar yang dipakai
besarnya kenaikan pendapatan yang diciptakan di daerah.Inti dari model ekonomi
basis (economic base model) adalah bahwa arah dan pertumbuhan suatu wilayah
ditentukan oleh ekspor wilayah tersebut.Ekspor tersebut berupa barang-barang dan
jasa, termasuk tenaga kerja.Akan tetapi dapat juga berupa pengeluaran orang asing
PENGEMBANGAN DESA INOVASIBERBASIS PRODUK UNGGULAN
DESA MANYAMPA, 2018
LAPORAN ANTARABAB II - HAL. - 6
LEMBAGA MADANI SOCIETY iNSTITUTE(MSi)
yang berada di wilayah tersebut terhadap barang-barang tidak bergerak (immobile),
seperti yang berhubungan dengan aspek geografi, iklim, peninggalan sejarah, atau
daerah pariwisata. Sifat industri yang seperti ini disebut sektor basis (Budiharsono,
2001) Metode kombinasi antara pendekatan asumsi dengan metode Location
Quotien yang dikemukakan oleh Hyot memiliki beberapa aturan untuk membedakan
sektor basis dan non basis, yaitu :
a. Semua tenaga kerja dan pendapatan dari sektor (industri) ekstraktif (exstractive
industries) adalah sektor basis.
b. Semua tenaga kerja dan pendapatan dari “sumber khusus” seperti politik,
pendidikan, kelembagaan, tempat peristirahatan, kegiatan hiburan
dipertimbangkan sebagai sektor basis.
Nilai LQ = 1, menggambarkan bahwa output dari barang atau jasa industri tersebut
hanya dapat memenuhi permintaan dari ekonomi lokal. Karena tidak ada output
yang diekspor, maka industri ini diasumsikan sebagai non basis dalam ekonomi lokal.
Sedangkan LQ<1 menggambarkan bahwa output dari industri tidak dapat memenuhi
permintaan lokal, sehingga wilayah lokal melakukan impor beberapa produk barang
atau jasa dari luar wilayah. Sehingga semua tenaga kerja dalam industri dalam
ekonomi lokal diasumsikan sebagai non basis.
Dan untuk LQ>1 menggambarkan bahwa industri tersebut mampu untuk memenuhi
kebutuhan lokal akan produk atau jasa tersebut dan mengekspor beberapa output ke
wilayah lain sehingga diasumsikan sebagai basis (Anonim, 2002).
2.5. Pembangunan Ekonomi
Pembangunan Ekonomi Pembangunan ekonomi merupakan suatu proses peralihan
dari satu tingkat tertentu yang masih bercorak sederhana menuju tingkat ekonomi
yang lebih maju dan mencakup kegiatan yang beraneka ragam. Dalam transformasi
tersebut terlaksana suatu penjelmaan (transformasi) dalam arti perubahan pada
pembangunan dan keadaan yang berkisar pada landasan kegiatan ekonomi yang
PENGEMBANGAN DESA INOVASIBERBASIS PRODUK UNGGULAN
DESA MANYAMPA, 2018
LAPORAN ANTARABAB II - HAL. - 7
LEMBAGA MADANI SOCIETY iNSTITUTE(MSi)
melekat pada tata susunan ekonomi dalam kehidupan masyarakat yang biasa disebut
perubahan struktural (Djoyohadikusumo, 1994). Dalam proses pembangunan
ekonomi biasanya akan diikuti dengan terjadinya perubahan dalam struktur
permintaan domestik, struktur produksi serta struktur perdagangan international.
Proses perubahan ini seringkali disebut dengan proses alokasi. Kejadian adanya
perubahan struktur ini akibat adanya interaksi antara akumulasi dan proses
perubahan konsumsi masyarakat yang terjadi akibat adanya peningkatan
pendapatan per kapita. Dalam pembangunan ini, sektor pertanian masih diharapkan
memberikan sumbangan yang berarti dalam peningkatan pendapatan nasional
terutama dalam penyediaan lapangan kerja dan penyediaan bahan pangan (Ropingi,
2004).
Menurut Arsyad (1999), pembangunan ekonomi diartikan sebagai suatu proses yang
menyebabkan pendapatan per kapita penduduk suatu masyarakat meningkat dalam
jangka panjang. Dari definisi yang dikemukakan oleh Arsyad tersebut diatas
mengandung tiga unsur, yaitu : a. Pembangunan ekonomi sebagai suatu proses
berarti perubahan secara terus-menerus yang didalamnya telah mengandung unsur-
unsur kekuatan sendiri untuk investasi baru. b. Usaha meningkatkan pendapatan per
kapita. c. Kenaikan pendapatan per kapita harus berlangsung dalam jangka panjang.
Keberhasilan pembangunan ekonomi suatu wilayah dapat diukur melalui beberapa
indikator, seperti tinggi pertumbuhan ekonomi dan pendapatan perkapita, semakin
terbukanya kesempatan kerja sehingga dapat menekan pengangguran, menurunnya
jumlah penduduk yang hidup di bawah kemiskinan absolut, pergeseran struktur
ekonomi kearah yang lebih modern dan semakin besarnya kemampuan keuangan
untuk membiayai administrasi pemerintah dan kegiatan pembangunan (Soekarni dan
Mahmud, 2000).
PENGEMBANGAN DESA INOVASIBERBASIS PRODUK UNGGULAN
DESA MANYAMPA, 2018
LAPORAN ANTARABAB II - HAL. - 8
LEMBAGA MADANI SOCIETY iNSTITUTE(MSi)
2.5.1. Pembangunan Ekonomi Daerah
Sudrajat dan Ariwibowo (2005) menyebutkan bahwa sudah menjadi adagium
bahwa upaya untuk memacu pertumbuhan ekonomi daerah harus dilakukan
secara terpadu dan sinergis. Untuk itu, di masa mendatang, perencanaan
kebijakan dan program pembangunan ekonomi dilandasi oleh pemahaman yang
lebih komprehensif, dengan pemahaman yang dibentuk sebagai berikut :
a. Pembangunan ekonomi daerah tidak lagi semata–mata bersifat sectoral
approach, tetapi perlu diimbangi dengan pendekatan kawasan agar
kesenjangan dapat dikurangi.
b. Pemb an gunan ekonomi daerah bukan lagi penjumlahan masing–masing
sector secara terpisah, tetapi berdasarkan pada kebutuhan masing–masing
wilayah secara utuh yang di break-down ke dalam spesifikasi masing– masing
program secara jelas (action oriented).
c. Pembangunan ekonomi daerah menekankan pada kerja sama dan sinergisitas
antar daerah dan antar pelaku, berupa komitmen untuk bekerjasama secara
sinergis dalam mengembangkan potensi lokal (local based resource).
Harus diakui bahwa di masa lalu, perencanaan pembangunan sangat sentralistis
dan kurang membuka peluang bagi daerah untuk melakukan perencanaan yang
penuh dengan inisiatif, kreativitas dan inovatif.Berbeda dengan sekarang, sejak
pemberlakuan Undang-Undang RI Nomor 32 tahun 2004 (Revisi atas Undang-
Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah), maka perencanaan
pembangunan ekonomi daerah di era otonomi daerah memerlukan lompatan dan
inovasi-inovasi agar daya saing dapat lebih diciptakan.Perencanaan pembangunan
ekonomi regional jauh lebih sulit dibandingkan dengan perencanaan
pembangunan ekonomi nasional.Hal ini disebabkan oleh batas-batas daerah yang
lebih terbuka dibandingkan batas-batas nasional.Karena batas-batas daerah yang
relatif terbuka tersebut, maka aliran faktor-faktor produksi antara daerah lebih
PENGEMBANGAN DESA INOVASIBERBASIS PRODUK UNGGULAN
DESA MANYAMPA, 2018
LAPORAN ANTARABAB II - HAL. - 9
LEMBAGA MADANI SOCIETY iNSTITUTE(MSi)
leluasa keluar masuknya dibandingkan dengan antar negara. Daerah memiliki
dasar hukum yang lemah dalam melakukan pengawasan terhadap arus keluar
masuknya faktor-faktor produksi atau hasil-hasil produksi. Tenaga kerja akan
mengalir dari wilayah yang memiliki tingkat upah rendah ke wilayah yang memiliki
tingkat upah tinggi. Begitu pula modal, akan mengalir dari daerah yang memiliki
tingkat bunga yang lebih rendah ke daerah yang memiliki tingkat bunga yang lebih
tinggi (Ghalib, 2005). Keberhasilan pembangunan ekonomi suatu wilayah dapat
diukur melalui beberapa indikator, seperti tingginya pertumbuhan ekonomi dan
pendapatan per kapita, semakin terbukanya kesempatan kerja sehingga dapat
menekan pengangguran, menurunnya jumlah penduduk yang hidup di bawah
kemiskinan absolut, pergeseran struktur ekonomi ke arah yang lebih modern dan
semakin besarnya kemampuan keuangan untuk membiayai administrasi
pemerintah dan kegiatan pembangunan (Soekarni dan Mahmud, 2000).
2.5.2. Otonomi Daerah
Otonomi daerah adalah hak, wewenang dan kewajiban daerah untuk mengatur
dan mengurus rumah tangganya sendiri sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.Adapun tujuan pemberian otonomi kepada daerah adalah
untuk memungkinkan daerah yang bersangkutan mengatur dan mengurus rumah
tangganya sendiri untuk meningkatkan daya guna dan hasil guna penyelenggaraan
pemerintah dalam rangka pelayanan terhadap masyarakat dan pelaksanaan
pembangunan (Kamaluddin, 1992). Otonomi memungkinkan terlaksananya
bottom-up planning secara signifikan dan mengikis rantai birokrasi yang dirasakan
sangat menghambat pelayanan kepada masyarakat. Otonomi juga akan dapat
memberdayakan partisipasi masyarakat yang lebih besar dalam pelaksanaan
pembangunan sehingga pembangunan akan berjalan sesuai dengan kebutuhan
daerahnya (Sudantoko, 2003). Diberlakukanya UU No.32 Tahun 2004 tentang
Pemerintah Daerah sebagai pengganti dari UUNo.32 Tahun 1999 dimaksudkan
PENGEMBANGAN DESA INOVASIBERBASIS PRODUK UNGGULAN
DESA MANYAMPA, 2018
LAPORAN ANTARABAB II - HAL. - 10
LEMBAGA MADANI SOCIETY iNSTITUTE(MSi)
untuk mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan
pelayanan, pemberdayaan dan peran serta masyarakat. Dengan otonomi seluas-
luasnya yang diberikan kepada daerah, diharapkan daerah mampu meningkatkan
daya saing dengan memperhatikan prinsip demokrasi, pemerataan, keadilan serta
potensi keanekaragaman daerah dalam sistem Negara Kesatuan Republik
Indonesia (Anonim, 2004).
2.4.3. Peran Sektor Pertanian Dalam Pembangunan Ekonomi
Kedudukan sektor pertanian dalam tatanan perekonomian nasional kembali
memegang peranan cukup penting pada saat sektor perekonomian lainnya
mengalami penurunan pertumbuhan akibat krisis ekonomi dan moneter yang
terjadi selama beberapa tahun terakhir ini. Kondisi seperti ini memberikan
kenyataan bahwa sektor pertanian masih merupakan bagian dari sumber daya
pembangunan yang potensial untuk dijadikan sebagai sektor strategis
perencanaan pembangunan nasional maupun perencanaan pembangunan di
tingkat regional atau daerah saat ini dan ke depan, melalui program
pembangunan jangka pendek, menengah maupun dalam program pembangunan
jangka panjang (Anugrah dan Dedy, 2003). Simatupang dalam Anugrah dan Dedy
(2003) juga menjelaskan bahwa sektor pertanian masih akan tetap memegang
peranan penting dalam perekonomian Indonesia. Hal ini karena pertama, sektor
pertanian masih tetap menyerap tenaga kerja terbesar.Kedua, sektor pertanian
merupakan penopang utama perekonomian desa dimana sebagian besar
penduduk Indonesia berada.Ketiga, sektor pertanian merupakan penghasil bahan
makanan pokok penduduk.Keempat, harga produk-produk pertanian memiliki
bobot yang besar dalam indeks harga konsumen sehingga dinamikanya sangat
berpengaruh terhadap inflasi.Kelima, akselerasi pembangunan pertanian
sangatlah penting dalam rangka menyongsong ekspor dan mengurangi
PENGEMBANGAN DESA INOVASIBERBASIS PRODUK UNGGULAN
DESA MANYAMPA, 2018
LAPORAN ANTARABAB II - HAL. - 11
LEMBAGA MADANI SOCIETY iNSTITUTE(MSi)
impor.Menurut Jhingan (1999), sumbangan atau jasa sektor pertanian pada
pembangunan ekonomi terletak dalam hal :
a. Menyediakan surplus pangan yang semakin besar kepada penduduk yang kian
meningkat.
b. Meningkatkan permintaan akan produk industri dan dengan demikian
mendorong diperluasnya sektor sekunder dan tersier.
c. Menyediakan tambahan penghasilan devisa untuk impor barang-barang modal
bagi pembangunan melalui ekspor hasil pertanian terus-menerus.
d. Meningkatkan pendapatan desa untuk dimobilisasi pemerintah.
e. Memperbaiki kesejahteraan rakyat pedesaan.
Untuk menentukan pemilihan wilayah pengembangan suatu pertanian tanaman
pangan, pemerintah perlu mempelajari potensi dari masing-masing wilayah, dengan
menggunakan sektor basis tanaman pertanian pangan ini dapat membantu dalam
pengambilan keputusan.Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
analisis data sekunder dengan menggunakan analisis Location Quotient (LQ) serta
wawancara mendalam. Dengan rumus LQ maka akan dihasilkan indeks untuk
menentukan suatu kecamatan termasuk basis atau non basis pada suatu sektor
tanaman pangan. apabila LQ>1 (Sektor Basis), LQ=1 (Swasembada), LQ<1 (Non Basis)
Pengolahan data untuk mendapatkan nilai indeks Location Quotient (LQ) ini dilakukan
dengan cara menggunakan rumus sebagai berikut :
Dimana:
Si = Jumlah luas panen komoditi tanaman pangan x di desa/kecamatan
Ni = Jumlah luas panen komoditi tanaman x di kabupaten
S = Jumlah luas panen Seluruh Produksi pada sektor tanaman pangan di kecamatan
N = Jumlah luas panen pada sektor tanaman pangan dikabupaten
PENGEMBANGAN DESA INOVASIBERBASIS PRODUK UNGGULAN
DESA MANYAMPA, 2018
LAPORAN ANTARABAB II - HAL. - 12
LEMBAGA MADANI SOCIETY iNSTITUTE(MSi)
Dengan demikian akan dihasilkan sebuah angka untuk satu wilayah
desa/kecamatan/kabupaten, angka tersebut dapat bernilai >1 , =1 atau <1 dimana
masing-masing nilai tersebut memiliki perbedaan tingkat keunggulan.Setelah
terpetakan sektor basis tanaman pertanian pangan tersebut kemudian dilakukan
wawancara mendalam pada satu informan yang dianggap sangat menguasai tentang
pertanian tanaman pangan di wilayah bersangkutan.
Komoditas Unggulan Keunggulan komperatif bagi suatu komoditi bagi suatu negara
atau daerah adalah bahwa komoditi itu lebih unggul secara relatif dengan komoditi lain
di daerahnya (Mawardi, 1997). Pengertian unggul dalam hal ini adalah dalam bentuk
perbandingan dan bukan dalam bentuk nilai tambah riil.Keunggulan komperatif adalah
suatu kegiatan ekonomi yang secara perbandingan lebih menguntungkan bagi
pengembangan daerah. Sedangkan sektor unggulan adalah sektor yang memiliki
keunggulan komperatif dan keunggulan kompetitif dengan produk sektor sejenis dari
daerah lain serta memberikan nilai manfaat yang besar. Sektor unggulan juga
memberikan nilai tambah dan produksi yang besar, memiliki multiplier effect yang
besar terhadap perekonomian lain, serta memiliki permintaan yang tinggi baik pasar
local maupun pasar ekspor .Komoditas unggulan adalah komoditas andalan yang
memiliki posisi strategis untuk dikembangkan di suatu wilayah.Posisi strategis ini
didasarkan pada pertimbangan teknis (kondisi tanah dan iklim), sosial ekonomi dan
kelembagaan. (Handewi Rachman,2003).
Penentuan ini penting dengan pertimbangan bahwa ketersediaan dan kapabilitas
sumberdaya (alam, modal dan manusia) untuk menghasilkan dan memasarkan semua
komoditas yang dapat diproduksi di suatu wilayah secara simultan relatif terbatas. Disisi
lain pada era pasar bebas saat ini baik ditingkat pasar lokal, nasional maupun global
hanya komoditas yang diusahakan secara efisien dari sisi teknologi dan sosial ekonomi
serta mempunyai keunggulan komparatif dan kompetitif yang mampu bersaing secara
berkelanjutan dengan komoditas yang sama dari wilayah lain. Secara lebih sederhana
PENGEMBANGAN DESA INOVASIBERBASIS PRODUK UNGGULAN
DESA MANYAMPA, 2018
LAPORAN ANTARABAB II - HAL. - 13
LEMBAGA MADANI SOCIETY iNSTITUTE(MSi)
yang dimaksud komoditas unggulan adalah komoditas yang layak diusahakan karena
memberikan keuntungan kepada petani baik secara biofisik, sosial dan
ekonomi.Komoditas tertentu dikatakan layak secara biofisik jika komoditas tersebut
diusahakan sesuai dengan zona agroekologi, layak secara sosial jika komoditas tersebut
memberi peluang berusaha, bisa dilakukan dan diterima oleh masyarakat setempat
sehingga berdampak pada penyerapan tenaga kerja.Sedangkan layak secara ekonomi
artinya komoditas tersebut menguntungkan.
2.6. Landasan Hukum
1. Keputusan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tetinggal, dan Transmigrasi
Republik Indonesia Nomor 48 Tahun 2018 tetang Pedoman Umum Program Inovasi
Desa.
2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 38 Tahun 2017 tentang Inovasi
Daerah.
3. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia nomor 1 tahun 2017 tentang
Penataan Desa.
4. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Nomor
27 Tahun 2016 tentang Pedoman Umum Dalam Rangka Penyaluran Bantuan
Pemerintah Di Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, Dan
Transmigrasi (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 141);
5. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Nomor
6 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Desa, Pembangunan
Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015
Nomor 463);
6. UndangUndang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Undang-
Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia 5679);
PENGEMBANGAN DESA INOVASIBERBASIS PRODUK UNGGULAN
DESA MANYAMPA, 2018
LAPORAN ANTARABAB II - HAL. - 14
LEMBAGA MADANI SOCIETY iNSTITUTE(MSi)
7. Peraturan Presiden Nomor 11 Tahun 2015 tentang Kementerian Dalam Negeri
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 12);
8. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 43 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata
Kerja Kementerian Dalam Negeri (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015
Nomor 564) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri
Nomor 69 Tahun 2015 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Dalam Negeri
Nomor 43 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Dalam Negeri
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 1667);
9. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 80 Tahun 2015 tentang Pembentukan
Produk Hukum Daerah (BeritaPeraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 45 Tahun
2016 tentang Penetapan dan Penegasan Batas Desa (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2016 Nomor 1038);
10. Undang-Undang Republik Indonesia nomor 6 tahun 2014 tentang Desa
11. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana
12. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 123.Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5539) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 47 Tahun 2015 tentang Perubahan atas
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan
Pelaksana Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 6.
13. Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor
123 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5539);
PENGEMBANGAN DESA INOVASIBERBASIS PRODUK UNGGULAN
DESA MANYAMPA, 2018
LAPORAN ANTARABAB III - HAL. - 1
LEMBAGA MADANI SOCIETY iNSTITUTE(MSi)
BAB III
METOD0LOGI
3.1. Lokasi dan Waktu Pelaksanaan
Kegiatan Pengembangan Desa Inovasi Berbasis Produk Unggulan di Dusun Luppung
Desa Manyampa Kecamatan Ujung Loe Kabupaten Bulukumba. Kegiatan penelitian ini
dilaksanakan selama 3 (tiga) bulan yakni pada bulan Mei – Juli 2018
3.2. Jenis Penelitian
Metode dasar penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif
analitik.Metode pengambilan daerah penelitian dilakukan secara purposive
berdasarkan pertimbangan dan alasan tertentu sesuai dengan tujuan penelitian
(Singarimbun dan Effendi, 1997).Daerah penelitian yang diambil adalah wilayah desa
Manyampa secara keseluruhan kecamatan Ujung Loe yang didasarkan pada
pertimbangan bahwa masing-masing wilayah dusun/lingkungan memiliki produk
unggulan. Di samping itu penyebaran semua sektor ada di semua wilayah
dusun/lingkungan sehingga dari masing-masing wilayah dusun/lingkungan akan
diketahui masing-masing produk unggulannya.
Selanjutnya dari masing-masing wilayah dusun/lingkungan tersebut dengan
menggunakan nilai LQ untuk menentukan, apakah lebih besar Nol (0) atau lebih kecil
Nol (0) dari potensi tersebut.Selanjutnya setelah diketahui atau diperoleh nilai LQ dari
tiap wilayah dusun/lingkungan, maka potensi tersebut yang merupakan produk
unggulan desa yang kemudian menjadi sector basis dalam wilayah desa tersebut.
3.3. MetodePengumpulan Data
Metode yang dilakukan dalam Pengembangan Desa Inovasi Berbasis Produk
Unggulan di Desa Manyampa Kecamatan Ujung Loe Kabupaten Bulukumba dengan
PENGEMBANGAN DESA INOVASIBERBASIS PRODUK UNGGULAN
DESA MANYAMPA, 2018
LAPORAN ANTARABAB III - HAL. - 2
LEMBAGA MADANI SOCIETY iNSTITUTE(MSi)
menyusun berbagai kerangka kegiatan, mulai pada tahapan persiapan survey, tahap
survey (observasi lapangan, survey instansional), tahapan pengolahan data, dan
tahap penyusunan laporan.
a. Tahap Persiapan Survey
Pada tahap persiapan survey beberapa hal yang akan dilakukan sebagai berikut :
Melakukan koordinasi awal pada pihak pemberi kegiatan mengenai lingkup
pekerjaan yang akan disusun.
Pemahaman substansi kegiatan yaitu Pengembangan Desa Inovasi Berbasis
Produk Unggulandi Desa Manyampa Kecamatan Ujung Loe Kabupaten
Bulukumba sesuai Kerangka AcuanKerja (KAK) yangtelah ditetapkan;
Persiapan data-data dasar yang dibutuhkan dalam Pengembangan Desa
Inovasi Berbasis Produk Unggulandi Desa Manyampa Kecamatan Ujung Loe
Kabupaten Bulukumba;
Pembuatan model kegiatan sosialisasi dan daftar data yang akan diambil di
lapangan;
Pembuatan model-model untukpengumpulan data di lapangan dan
penyusunan program survey.
Kordinasi dengan tentang potensi-potensi unggulan yang memiliki nilai
ekonomis tinggi di wilayah penelitian denga instansi terkait, lembaga
masyarakat, masyarakat setempat serta pemerintah desa. Kordinasi ini
sebagai tahap awal dalam mempermudah survey selanjutnya.
b. Tahap Survey/Pengumpulan Data
Pengumpulan data/survey,baik survey lapangan maupun survey instansional
dilakukan dengan cara :
Peninjauan lokasi penelitian untuk mengetahui deliniasi yang menjadi obyek
penelitian;
Pengumpulan data sekunder pada instansi terkait serta;
Inventarisasi/pemetaan obyek yang didasarkan pada fungsi dan kondisinya;
PENGEMBANGAN DESA INOVASIBERBASIS PRODUK UNGGULAN
DESA MANYAMPA, 2018
LAPORAN ANTARABAB III - HAL. - 3
LEMBAGA MADANI SOCIETY iNSTITUTE(MSi)
Evaluasi data dilakukan terhadap hal-hal yang berhubungan dengan situasi, kondisi
wilayah,antaralain:
Tinjauan Desa Manyampa mencakup :
Aspek fisik wilayah, antara lain :
o Letak geografis
o Topografi
o Geologi dan jenis tanah
o Iklim dan Curah Hujan
Aspek penggunaan lahan, antara lain :
o Tingkat produktivitas lahan
o Jumlan panen dalam setahun dari penggunaan lahan
o Luas dan sebaran penggunaan lahan
Aspek kependudukan, antara lain :
o Perkembangan jumlah penduduk
o Kepadatan dan penyebaran penduduk
o Mata pencaharian
o Tingkat pendapatan
Aspek sosial, ekonomi dan budaya
Visualisasi Kondisi Eksisting desa Manyampa
Peta-Peta Penunjang
Peta Administrasi desa Manyampa
Peta Batas-Batas tiap dusun
c. Teknik Survey
Teknik yang akan dipergunakan untuk mendapatkan data-data yang diperlukan
dalam kegiatan Pengembangan Desa Inovasi Berbasis Produk Unggulandi Desa
Manyampa Kabupaten Bulukumba, sebagai berikut :
Survey Instansional
PENGEMBANGAN DESA INOVASIBERBASIS PRODUK UNGGULAN
DESA MANYAMPA, 2018
LAPORAN ANTARABAB III - HAL. - 4
LEMBAGA MADANI SOCIETY iNSTITUTE(MSi)
Yaitu teknik yang dilakukan dengan mengumpulkan data-data yang ada pada
berbagai instansi terkait, seperti Biro Pusat Statistik (BPS), dinas terkait, serta
kantor desa dan kecamatan.
Observasi Lapangan
Yaitu teknik yang dipergunakan untuk mendapatkan data yang dibutuhkan
melalui pengamatan langsung terhadap lokasi kawasan strategis yang telah
ditetapkan.Model observasi lapangan ini dilakukan dengan mengadakan
pengukuran langsung pada obyekyang dimaksud.
Praktek Lapangan
Praktek lapangan merupakan pelatihan langsung dengan kelompok perempuan
di lokasi penelitian sesuai dengan produk yang akan dikembangkan di lokasi
penelitian. Praktek ini bertujuan sebagai pembekalan kepada kelompok
perempuan dalam usaha pemberdayaan dengan pemanfaatan potensi lokal.
Salah satu praktek langsung yang akan dilakukan adalah Pembuatan Ikan Bolu
Kambu yang nantinya akan menjadi produk unggulan di lokasi penelitian.
Visualisasi
Yaitu teknik pengambilan data dengan melakukan pemotretan obyek yang
dimaksud dan pemotretan kawasan dengan menggunakan Drone dan
camera.Teknik ini dilakukan gunamemperlihatkan kondisi riil/terkini obyek yang
diamati, dengan memperlihatkan berbagai aktivitas ruang yang ada pada lokasi
deliniasi.
Teknik Wawancara
Teknik wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang membantu dan
melengkapi pengumpulan data yang tidak dapat diungkapkan oleh teknik
observasi.Pada tahapan survey teknik ini bukan merupakan teknik pengumpulan
data yang utama, melainkan hanya sebagai teknik pelengkap.
Teknik wawancara yang dapat menjamin kebutuhan kita secara terarah, adalah
wawancara yang tertutup.Wawancara yang tertutup ini pada pelaksanaannya
PENGEMBANGAN DESA INOVASIBERBASIS PRODUK UNGGULAN
DESA MANYAMPA, 2018
LAPORAN ANTARABAB III - HAL. - 5
LEMBAGA MADANI SOCIETY iNSTITUTE(MSi)
menggunakan pedoman wawancara. Pada pedoman wawancara ini dituangkan
metode pendekatan, variabel, dan item-item yang akan kita peroleh.
Teknik Kuesioner
Jika data yang berupa pendapat atau sikap orang atau penduduk itu diperlukan
dalam jumlah yang sangat banyak, dapat dikatakan tidak efektif bila
menggunakan teknik wawancara. Oleh karena itu, kita harus menggunakan
teknik kuesioner. Teknik kuesioner ini dilakukan dengan menyebarkan daftar
pertanyaan kepada responden sejumlah sampel yang kita butuhkan dalam
perencanaan. Dalam teknik kuesioner tersebut diedarkan beberapa angket,
dimana penentuan angket didasarkan pada populasi dan sampel dalam suatu
wilayah penelitian.
Menurut Sudjana (1992;165), bahwa sampel yang mempunyai populasi yang
heterogen, maka besaran sampel antara 15 – 20 % dari jumlah populasi.
Sedangkan menurut Sugiyono (2004;65) apabila populasi bersifat homogen,
maka jumlah sampel yang diperlukan 1 % saja sudah mewakili.
Studi Kepustakaan
Konsep-konsep teoritis dan operasional tentang ketentuan penelitian dan lain
sebagainya, akan kita dapat peroleh dari kepustakaan tanpa mempelajari bahan-
bahan ini kita tidak dapat mencapai hasil yang memuaskan pada penelitian.
Mempelajari kepustakaan selain dituntut ketekunan juga dituntut keterampilan
menyeleksi dan keterampilan menggunakan kepustakaanyang berlaku.Dalam
hal ini kita harus memiliki kesiapanmental untuk mengunjungi dan menghadapi
orang yang menurut kita memiliki kepustakaan yang kita perlukan.
3.4. Metode Analisis Data
Data yang diperoleh akan diolah dan dianalisis untuk menjawab rumusan masalah.
Adapun teknik analisis data yang digunakan adalah sebagai berikut :
a. Analisi Location Quotient (LQ) Analisis LQ digunakan untuk menentukan sektor basis
dan non basis melalui pendekatan nilai tambah PDRB dan pendekatan jumlah tenaga
PENGEMBANGAN DESA INOVASIBERBASIS PRODUK UNGGULAN
DESA MANYAMPA, 2018
LAPORAN ANTARABAB III - HAL. - 6
LEMBAGA MADANI SOCIETY iNSTITUTE(MSi)
kerja masing-masing sektor. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan
nilai tambah PDRB dimana rumus yang digunakan adalah sebagai berikut :
Vi / VtLQ =
Yi / Yt
Keterangan :
Vi = Nilai PDRB pada sektor I pada tingkat wilayah yang lebih rendah (studi)
Vt = Total PDRB pada tigkat wilayah yang lebih rendah (studi)
Yi = Nilai PDRB pada sektor I pada tingkat wilayah yang lebih tinggi (referensi)
Yt = Total PDRB pada tingkat wilayah yang lebih tinggi (referensi)
Dengan ketentuan bahwa apabila nilai LQ > 1 maka sektor tersebut merupakan sektor
basis yang menjadi kekuatan daerah untuk mengekspor produknya keluar daerah
bersangkutan.Sebaliknya jika LQ< 1 maka sektor tersebut menjadi pengimpor atau
sektor non basis. Dan jika LQ = 1 maka ada kecenderungan sektor tersebut bersifat
tertutup karena tidak melakukan transaksi ke dan dari luar wilayah, namun kondisi
seperti ini jarang ditemukan dalam sebuah perekonomian wilayah.
Hasil dari penelitian ini akan mendeskripsikan fakta-fakta dan akan mengungkapkan
suatu kajian potensi unggulan yang menjadi produk di desa Manyampa, apakah dalam
bentuk bahan mentah atau bahan jadi dalam bentuk kemasan.
Analisis LQ merupakan cara permulaan untuk mengetahui kemampuan suatu daerah
dalam sektor pada dasarnya, teknik ini menjadikan perbandingan relatif antara
kemampuan suatu sektor di daerah yang diselidiki dengan kemampuan sektor yang
sama pada daerah yang lebih luas. Berdasarkan pemahaman terhadap teori ekonomi
basis, teknik LQ dapat digunakan untuk menentukan sektor unggulan dengan data PDRB
per sektor sedangkan untuk komiditas unggulan wilayah berupa data produksi (Rustadi
et al 2011). Teknik LQ juga digunakan untuk menentukan komoditas unggulan wilayah,
data yang biasa digunakan mengindetifikasi komoditas unggulan yaitu data produksi
sehingga dapat dirumuskan teknik LQ menunjukkan keunggulan komparatif dari suatu
PENGEMBANGAN DESA INOVASIBERBASIS PRODUK UNGGULAN
DESA MANYAMPA, 2018
LAPORAN ANTARABAB III - HAL. - 7
LEMBAGA MADANI SOCIETY iNSTITUTE(MSi)
komoditi berdasarkan produksinya untuk komoditas unggulan menggunakan data
produksi untuk komoditas berbasis lahan dan data populasi ternak untuk komoditas
peternakan pada setiap wilayah.
Komoditas Unggulan :
Pi = Produksi populasi I di suatu wilayah yang lebih luas
(desa/kecamatan/kabupaten (ton atau ekor)
Pt = Total produksi populasi di seluruh komoditas di suatu wilayah yang lebih
rendah (dusun/desa/kecamatan)
Pi = Total produksi populasi komoditas i di wilayah yang lebih luas
(desa/kecamatan/kabupaten (ton atau ekor)
Pt = Total produksi populasi di seluruh komoditas di suatu wilayah yang lebih
rendah (dusun/desa/kecamatan)
Nilai LQ yang diperoleh kemudian dinterpresentasikan untuk menentukan komoditas
unggulan secara komparatif. Interpretasi nilai LQ didasarkan pada kriteria sebagi
berikut :
LQ > 1 : Sub sektor komoditi I di suatu wilayah memiliki keunggulan komparatif
LQ = 1 : Sub sektor komoditi I di suatu wilayah tidak memiliki keunggulan
produksi hanya cukup memenuhi kebutuhan wilayah
LQ < 1 : Sub sektor / komoditi di suatu wilayah tidak memiliki keunggulan
komparatif
b. Untuk mencapai tujuan yang diingikan maka data yang diperoleh dan dikumpulkan
dan ditabulasi dan selanjutnya dianalisis secara kualitatif. Selanjutnya, untuk melihat
kelayakan usahatani ditinjau dari aspek ekonomi kriterian-kriteria penerimaan
pendapatan dan Benefit Cost Ratio(B/C Ratio) dengan menggunakan rumus :
PENGEMBANGAN DESA INOVASIBERBASIS PRODUK UNGGULAN
DESA MANYAMPA, 2018
LAPORAN ANTARABAB III - HAL. - 8
LEMBAGA MADANI SOCIETY iNSTITUTE(MSi)
Penerimaan = Jumlah produksi x harga jual.....................(1)
Pd = TP – TB ...................................................................(2)
Dimana :
Pd = Pendapatan
TP = Total Penerimaan
TB = Total Biaya
Total ManfaatB/C Ratio = ...................................(3)
Total Biaya
3.5. Jenis Data dan Tekhnik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini, ada 2 jenis data yang akan digunakan yaitu data primer dan
data sekunder
a. Data primeryaitu data yang diperoleh langsung dari lapangan melalui hasil
pengukuran, hasil kuesioner serta wawancara dengan responden dan
informan/narasumber.
b. Data sekunderyaitu data yang diperoleh dari sumber-sumber yang ada melalui
kajian pustaka,teori-teori dan instansi/dinas/kantor/badan.
3.6. Alasan dijadikan Lokasi Penelitian
Adapun beberapa pertimbangan pemilihan lokasi penelitian ini, antara lain:
1. Berdasarkan tata guna lahan di desa Manyampa dimana dari 5 (lima) Dusun
yang ada yaitu Dusun Luppung, Alaraya, Mapua, Dongi dan Tana Eja lahan
empang yang keberadaannya terkonsentrasi dalam satu hamparan yaitu di
wilayah Dusun Luppung.
2. Secara geografis wilayah Dusun Luppung terletak pada posisi yang strategis yang
dilalui oleh jalan arteri primer antara Kabupaten Bulukumba – Kabupaten
selayar serta akses untuk menuju ke pantai Bira.
PENGEMBANGAN DESA INOVASIBERBASIS PRODUK UNGGULAN
DESA MANYAMPA, 2018
LAPORAN ANTARABAB III - HAL. - 9
LEMBAGA MADANI SOCIETY iNSTITUTE(MSi)
3. Keberdaan lahan empang di Dusun Luppung dengan ikan bolu/bandeng sebagai
potensi andalan dinilai sangat memungkinkan untuk dijadikan sebagai potensi
local bagi pengembangan usaha mayarakat dalam bentuk makanan/kemasan
jadi selain ikan bolu/bandeng mentah.
3.7. Jadwal Penelitian
Jadwal pelaksanaan kegiatan ini direncanakan selama 90 (sembilan puluh) hari
kalender atau 3 (tiga) bulan. Secara rinci tahapan Pekerjaan Pengembangan Desa
Inovasi Berbasis Produk Unggulandi Desa Manyampa Kecamatan Ujung Loe
Kabupaten Bulukumba disajikan pada tabel berikut :
Tabel 3.1
Pengembangan Desa Inovasi Berbasis Produk UnggulanDesa Manyampa Kecamatan Ujung Loe Kabupaten BulukumbaTahun 2018
NO KEGIATANBULAN / MINGGU
I II III1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Persiapan dan Koordinasi
2 Survey instansi dan surveylapangan
3 Penyusunan LaporanPendahuluan
4 Tabulasi data / Entri data
5 Analisis data-data
8 Penyusunan Laporan Akhir
9 Seminar Akhir
10 Penyerahan Laporan
3.8. LAYANAN TENAGA AHLI
Tim pelaksana pekerjaan ini terdiri atas 3 (Dua) tenaga ahli yang dibantu oleh
beberapa tenaga pendukung. Tim ahli terdiri atas :
PENGEMBANGAN DESA INOVASIBERBASIS PRODUK UNGGULAN
DESA MANYAMPA, 2018
LAPORAN ANTARABAB III - HAL. - 10
LEMBAGA MADANI SOCIETY iNSTITUTE(MSi)
1. Ahli Ekonomi Pembangunan. Sebagai Ketua Tim dengan syarat pendidikan
minimal S-1/S-2, dengan pengalaman minimal 3 tahun;
2. Ahli Planologi. Syarat pendidikan minimal S-1/S-2 dengan pengalaman minimal 3
tahun.
3. Ahli Pertanian (Agribisnis). Syarat pendidikan minimal S-1/S-2 dengan
pengalaman minimal 3 tahun.
4. Tim ahli dibantu oleh beberapa tenaga pendukung yang terdiri atas:
a. Operator Komputer; 1 (satu) orang
b. Tenaga Surveyor; 5 (lima) orang
PENGEMBANGAN DESA INOVASIBERBASIS PRODUK UNGGULAN
DESA MANYAMPA, 2018
LAPORAN ANTARABAB IV - HAL. - 1
LEMBAGA MADANI SOCIETY iNSTITUTE(MSi)
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1. Sejarah Singkat Terbentuknya Desa Manyampa
Pada awal mulanya Manyampa hanya merupakan sebuah perkampungan yang
disebut Dusun Manyampa setelah runtuh orde baru dan beralih pada orde
reformasi, maka tokoh-tokoh Dusun Manyampa bergerak seiring dengan semakin
berkembangnya jumlah penduduk Dusun Manyampa, tokoh masyarakat bergerak
antara lain : Galla Kentang, H. Idris, dan H. Masalam Saleh untuk memprakarsai
Dusun Manyampa menjadi sebuah desa yang disebut Desa Manyampa. Pada
waktu itu Dusun Manyampa berada pada struktur pemerintahan Desa Balleanging
dibawah kepemimpinan H. Bundu dan Dusun Manyampa ingin berdiri dari Dusun
menjadi Desa Manyampa yang diusulkan kepada bupati yang pada waktu Bupati
Bulukumba berada dibawah kepemimpinan H. A. Patabaipabokori dan pada waktu
itu apa yang digagas oleh tokoh masyarakat disetujui oleh bupati dan bupati
mengusulkan ke DPR untuk dibahas menjadi sebuah desa yang disebut Desa
Manyampa, setelah diajukan ke DPR, maka akhirnya disetujui oleh DPR sehingga
Dusun Manyampa berubah status yang disebut dengan Desa Persiapan
Manyampa pada tahun 1987.
PENGEMBANGAN DESA INOVASIBERBASIS PRODUK UNGGULAN
DESA MANYAMPA, 2018
LAPORAN ANTARABAB IV - HAL. - 2
LEMBAGA MADANI SOCIETY iNSTITUTE(MSi)
Desa Persiapan Manyampa pada waktu ditunjuk sebagai pelaksana tugas desa
persiapan adalah salah seorang prakarsa berdirinya Desa Manyampa yaitu H.
Masalam Saleh dan pada waktu itu Desa Persiapan Manyampa berada di bawah
struktur pemerintahan Kecamatan Ujung Bulu.Dan sekarang berubah menjadi
struktur pemerintahan berada pada Kecamatan Ujung Loe.
Desa Manyampa pada waktu itu dibawah kepemimpian H. Masalam Saleh yang
ditunjuk sebagai pelaksana tugas desa persiapan dan setelah definitive
diadakanlah pemilihan kepala Desa Manyampa dan yang terpilih H. Masalam
Saleh. Kepemimpinan H. Masalam Saleh terpilih 2 periode dan setelah berakhir
periodenya maka diadakan kembali pemilihan kepala desa dan yang terpilih pada
waktu itu saudara Arif Saleh yang merupakan adik kandung dari H. Masalam Saleh
dan setelah berakhir masa jabatannya ia digantikan oleh saudara Abbas Madda
sebagai kepala Desa Manyampa sampai sekarang.
Desa Manyampa terbagi atas lima dusun dengan nama Kepala Dusunnya yaitu :
1. Dusun Mampua : Kepala Dusun Riswandi
2. Dusun Dongi : Kepala Dusun Asfan Sam, S.Pd
3. Dusun Tanaeja : Kepala Dusun Muh. Arsyad
4. Dusun Alaraya : Kepala Dusun Bahtiar Saleh
5. Dusun Luppung : Kepala Dusun Muh. Sahib, S.H.
PENGEMBANGAN DESA INOVASIBERBASIS PRODUK UNGGULAN
DESA MANYAMPA, 2018
LAPORAN ANTARABAB IV - HAL. - 3
LEMBAGA MADANI SOCIETY iNSTITUTE(MSi)
4.2. Tinjauan Desa Manyampa
4.2.1. Fisik Wilayah
a. Letak Geografis
Secara geografis wilayah desa Manyampa berada pada bagian Timur kota
kecamatan yaitu kelurahan Dannuang. Luas wilayah desa Manyampa
berdasarkan data kecamatan Ujung Loe dalam angka tahun 2017 seluas 2.405 ha
atau sekitar 16,7 % dari total luas wilayah kecamatan Ujung Loe.Untuk lebih
jelasnya mengenai luas wilayah desa Manyampa, dapat dilihat pada tabel
berikut:
Tabel 4.1
Luas Wilayah Desa Manyampa
NO DUSUN LUAS WILAYAH(HA) %
1 Mampua 488,2 20,32 Dongi 610,9 25,43 Tana Eja 420,9 17,54 Alaraya 469,7 18,75 Luppung 415,3 18,1
JUMLAH 2.405 100,00
Sumber : Kecamatan Ujung Loe Dalam Angka 2018, Data Base Desa, 2018 dan Hasil Survey 2018
Berdasarkan data diatas terlihat bahwa luas wilayah desa Manyampa 2.405 ha
yang terbagi dalam 5 (lima) wilayah dusun dimana dusun Dongi memiliki wilayah
terluas yaitu 610,9 ha (25,4%) dari total luas desa Manyampa. Sedangkan dusun
PENGEMBANGAN DESA INOVASIBERBASIS PRODUK UNGGULAN
DESA MANYAMPA, 2018
LAPORAN ANTARABAB IV - HAL. - 4
LEMBAGA MADANI SOCIETY iNSTITUTE(MSi)
Tanah Eja memiliki wilayah terkecil dengan luas 420,9 ha (17,5%). Hasil data
tersebut diperoleh perhitungan dari Peta Citra Bing Maps 2018 dan hasil survey
2018.
Letak desa Manyampa yang dilalui oleh jalan arteri sekunder menghubungkan
antara kota desa dengan kecamatan Bontotiro, kecamatan Herlang, kecamatan
Kajang dan kecamatan Tanah Beru.
Adapun batas-batas wilayahnya adalah :
Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Balleanging / Kecamatan Herlang
Sebelah Timur berbatasan dengan kecamatan Bontotiro
Sebelah Selatan berbatasan dengan laut Florest
Sebelah Barat berbatasan dengan desa Garanta / desa Balleanging
PENGEMBANGAN DESA INOVASIBERBASIS PRODUK UNGGULAN
DESA MANYAMPA, 2018
LAPORAN ANTARABAB IV - HAL. - 5
LEMBAGA MADANI SOCIETY iNSTITUTE(MSi)
PENGEMBANGAN DESA INOVASIBERBASIS PRODUK UNGGULAN
DESA MANYAMPA, 2018
LAPORAN ANTARABAB IV - HAL. - 6
LEMBAGA MADANI SOCIETY iNSTITUTE(MSi)
b. Topografi
Keadaan topografi atau kemiringan lereng yang tersebar di wilayah desa
Manyampa berdasarkan peta geologi dari RTRW kabupaten Bulukumba terdapat
bentuk konfigurasi kelerengan yaitu 0 – 5 % yang penyebarannya terdapat di
wilayah desa-desa pantai yaitu desa Salemba, desa Dannuang, Desa Manjalling,
desa Garanta serta desa Manyampa. Untuk wilayah desa Manyampa dengan
kondisi topografi tersebut dengan kategori wilayah datar.
c. Jenis Tanah
Keadaan jenis tanah yang tersebar di wilayah desa Manyampa tidak jauh berbeda
dengan wiayah kecamatan Ujung Loe.Berdasarkan peta jenis tanah RTRW
kabupaten Bulukumba jenis tanah yang terdapat di wilayah desa Manyampa
yaitu Alluvium Endapan Kipas Alluvial danNapal Batu Gamping.
d. Klimatologi
Berdasarkan perolehan data statistik (Kecamatan Ujung Loe Dalam Angka, 2017),
curah hujan pertahun di lokasi penelitian yaitu 1500-2000 mm/th, suhu antara
25-32 derajat celcius, , bulan basah 5 bulan (bb) sedangkan bulan kering 7 bulan
(BK). Artinya bulan kering (bb) lebih lama dibanding dengan bulan basah.pH
tanah antara 5,5 - 6,5 dengan jenis tanah liat berpasir.
PENGEMBANGAN DESA INOVASIBERBASIS PRODUK UNGGULAN
DESA MANYAMPA, 2018
LAPORAN ANTARABAB IV - HAL. - 7
LEMBAGA MADANI SOCIETY iNSTITUTE(MSi)
4.2.2. Kependudukan
a. Jumlah Penduduk
Berdasarkan perolehan data dari data base desa Manyampa jumlah penduduk
yang tersebar di 5 (lima) dusun sebanyak 5.145 jiwa, dengan jumlah penduduk
terbesar di dusun Alaraya yaitu sebanyak 1.530 jiwa atau sekitar 29,7%.
Sedangkan dusun Luppung yang memiliki jumlah penduduk terkecil yaitu 435
jiwa atau sekitar 8,4% dari total jumlah penduduk desa. Untuk lebih jelasnya
dapat dilhat pada tabel berikut :
Tabel 4.2
Jumlah Penduduk di Desa Manyampa Tahun 2018
NO DUSUNJUMLAH PENDUDUK
(JIWA)%
1 Mampua 735 14,32 Dongi 1.365 26,53 Tana Eja 1.080 21,04 Alaraya 1.530 29,75 Luppung 435 8,4
JUMLAH 5.145 100,0
Sumber : Kecamatan Ujung Loe Dalam Angka 2018, Data Base Desa, 2018 dan Hasil Survey 2018
b. Kepadatan dan Penyebaran Penduduk
Kepadatan penduduk dapat diketahui dengan melihat perbandingan antara
jumlah penduduk (jiwa) dengan luas wilayah.Sedangkan penyebaran penduduk
PENGEMBANGAN DESA INOVASIBERBASIS PRODUK UNGGULAN
DESA MANYAMPA, 2018
LAPORAN ANTARABAB IV - HAL. - 8
LEMBAGA MADANI SOCIETY iNSTITUTE(MSi)
dapat diketahui dengan melihat persebaran penduduk yang terkonsentrasi dalam
suatu wilayah/daerah.
Desa Manyampa mengenai kepadatan penduduknya sebesar 2 jiwa/ha, dan
Dusun yang memiliki tingkat kepadatan tertinggi adalah dusun Alaraya yaitu 3
jiwa/ha sedangkan dusun yang memiliki tingkat kepadatan terendah adalah
Dusun Luppung yaitu 1 jiwa/ha. Untuk lebih jelasnya mengenai hal tersebut
dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4.3Kepadatan dan Penyebaran Penduduk
Di Desa Manyampa Tahun 2018
NO DUSUN Jlh.Pddk (Jiwa) Jumlah KK LuasWil.(Ha)
Kepadatan(Jiwa / Ha)
1 Mampua 459 104 488,2 12 Dongi 1.089 230 610,9 23 Tana Eja 804 173 420,9 24 Alaraya 1.254 263 469,7 35 Luppung 159 67 415,3 1
JUMLAH 3.766 832 2.405 2Sumber : Kecamatan Ujung Loe Dalam Angka 2018,
Dinas Tanaman Pangan, hortikultura dan Perkebunan Kab. Bulukumba 2018Hasil Survey dan Pemetaan Citra Satelite Bing Maps 2018
c. Mata Pencaharian
Mata pencaharian juga merupakan salah satu aspek ekonomi yang perlu untuk di
nilai dalam suatu daerah/wilayah. Namun ketersediaan data secara rinci tidak
terdapat di kantor desa Manyampa. Dengan demikian maka tolak ukur yang
menjadi penilaian yang berkaitan erat dengan mata pencaharian adalah
PENGEMBANGAN DESA INOVASIBERBASIS PRODUK UNGGULAN
DESA MANYAMPA, 2018
LAPORAN ANTARABAB IV - HAL. - 9
LEMBAGA MADANI SOCIETY iNSTITUTE(MSi)
typologidesa dan penggunaan lahan dalam wilayah/daerah bersangkutan.
Adapun uraian mengenai typology desa dan pemanfaatan lahannya adalah
sebagai berikut :
1. Typologi Desa
Desa Manyampa secara geografis terdapat empat (4) dari lima (5) dusun
yang ada yaitu dusun Luppung, dusun Alaraya, dusun Tanah Eja dan dusun
Dongi yang wilayahnya berbatasan langsung dengan garis pantai. Dengan
demikian berdasarkan typologinya termasuk dalam kategori desa pantai
dalam arti bahwa penduduk setempat aktivitasnya atau mata
pencahariannya adalah petani nelayan (empang/tambak).
2. Penggunaan Lahan
Penggunaan lahan merupakan jenis tata lahan yang terdapat dan tersebar
dalam suatu wilayah/desa yang memiliki luasan dan pemanfaatannya. Desa
Manyampa berdasarkan data yang diperoleh dari hasil survey dan
pemetaan Citra Satelite Bing Maps 2018dari total luas wilayahnya seluas
2.405 ha didominasi oleh penggunaan tanaman pertanian lahan
kering/kebun campuran dengan luas 1.095,3 Ha atau 45,5% dari total luas
wilayah desa. Selain itu untuk penggunaan lahan empang/tambak seluas
606,1 Ha atau sekitar 25,2% persen dari total luas wilayah desa. Sehingga
jika dijumlahkan kedua penggunaan lahan yang ada terdapat 70,7% luas
wilayah desa Manyampa yang merupakan lahan pertanian.
PENGEMBANGAN DESA INOVASIBERBASIS PRODUK UNGGULAN
DESA MANYAMPA, 2018
LAPORAN ANTARABAB IV - HAL. - 10
LEMBAGA MADANI SOCIETY iNSTITUTE(MSi)
Dengan demikian berdasarkan penggunaan lahannya dapat diasumsikan
bahwa penduduk desa Manyampa umumnya bermatapencaharian sebagai
petani khususnya petani tambak dan petani sawah/kebun.
4.2.3. Tata Guna Lahan
a. Luas Lahan dan Penyebarannya
Desa Manyampa yang merupakan salah satu desa dalam wilayah kecamatan
Ujung Loe yang letak di bagian sebelah Timur kota kecamatan, memiliki luas
wilayah 2.405 ha. Dari luas wilayah tersebut terdiri dari beberapa jenis
penggunaan lahan antara lain; permukiman/bangunan lainnya seluas 83,4 ha,
persawahan seluas 210,5 ha, pertanian lahan kering/kebun campuran seluas
1.095,3 ha, kebun kelapa seluas 32,6 ha, tambak/empang seluas 606,1 ha,
tanaman bakao/mangrove seluas 17,7 ha, penggunaan lainnya seluas 349,3 ha.
Adapun penyebaran dari masing-masing penggunaan lahan yang terdapat di desa
Manyampa yang sangat jelas terlihat adalah penggunaan
tambak/empang.Peruntukan lahan tersebut umumnya terkonsentrasi di semua
wilayah dusun Luppung, sebagian di dusun Alaraya, sebagian di dusun Dongi dan
sebagian di dusun Tanah Eja.
Untuk lebih jelasnya mengenai penggunaan lahan dan penyebarannya yang
terdapat di desa Manyampa, sebagaimana terlihat padatabel dan peta berikut ;
PENGEMBANGAN DESA INOVASIBERBASIS PRODUK UNGGULAN
DESA MANYAMPA, 2018
LAPORAN ANTARABAB IV - HAL. - 11
LEMBAGA MADANI SOCIETY iNSTITUTE(MSi)
Tabel 4.4Luas dan Penggunaan Lahan Di Desa Manyampa Tahun 2018
NO PENGGUNAAN LAHAN LUAS (HA) Persen (%)
1 Permukiman/Bangunan Lainnya 83,4 3,52 Persawahan 210,5 8,73 Pertanian Lahan Kering/Kebun Campuran 1.095,3 45,54 Kebun Kelapa 42,6 1,85 Tambak/empang 606,1 25,26 Tanaman bakao/mangrove 17,7 0,77 Penggunaan Lainnya 349,3 14,5
JUMLAH 2.405,0 100,0Sumber : Kecamatan Ujung Loe Dalam Angka 2018,
Dinas Tanaman Pangan, hortikultura dan Perkebunan Kab. Bulukumba 2018Hasil Survey dan Pemetaan Citra Satelite Bing Maps 2018
PENGEMBANGAN DESA INOVASIBERBASIS PRODUK UNGGULAN
DESA MANYAMPA, 2018
LAPORAN ANTARABAB IV - HAL. - 12
LEMBAGA MADANI SOCIETY iNSTITUTE(MSi)
PENGEMBANGAN DESA INOVASIBERBASIS PRODUK UNGGULAN
DESA MANYAMPA, 2018
LAPORAN ANTARABAB IV - HAL. - 13
LEMBAGA MADANI SOCIETY iNSTITUTE(MSi)
b. Luas dan Tingkat Produktivitas Lahan
Tingkat produktivitas suatu lahan yang akan diuraikan pada bagian ini adalah
lahan-lahan yang dinilai memiliki nilai ekonomis tinggi dan menjadi mata
pencaharian utama bagi masyarakat setempat. Berdasarkan pada data tata guna
lahan (tabel 4.5), memperlihatkan bahwa terdapat beberapa penggunaan lahan
yang dapat dinilai untuk dijadikan sebagai data untuk dihitung dan dianalisis
sebagai dasar dalam menentukan suatu produk unggulan menjadi sector basis.
Adapun beberapa penggunaan lahan yang dimaksud, antara lain persawahan,
tambak/empang, tanaman pertanian lahan kering/kebun campuran serta
tanaman kelapa.Untuk lebih jelasnya mengenai hal tersebut sebagaimana terlihat
pada tabel berikut :
PENGEMBANGAN DESA INOVASIBERBASIS PRODUK UNGGULAN
DESA MANYAMPA, 2018
LAPORAN ANTARABAB IV - HAL. - 14
LEMBAGA MADANI SOCIETY iNSTITUTE(MSi)
Tabel 4.5Luas dan Produksi Lahan
Di Desa Manyampa Dirinci Per Dusun Tahun 2018
NO DUSUNLUAS LAHAN, PRODUKSI DAN JUMLAH PANEN
Persawahan EmpangPertanian Lahan
Kering/KebunCampuran
Kebun Kelapa
1 Mampua72,6 Ha :0,3
Ton/Ha : 2x/Thn 0242,1 Ha : 0,3
Ton/Ha :3x/Thn
9,6 Ha : 4,7Ton/Ha :3x/Thn
2 Dongi37,3 Ha :0,3
Ton/Ha : 2x/Thn93,9 Ha :
1,2 Ton/Ha :2x/Thn
298,7 Ha : 0,3Ton/Ha :3x/Thn
11,4 Ha : 4,7Ton/Ha :3x/Thn
3 Tana Eja46,9 Ha :0,3
Ton/Ha : 2x/Thn82,4 Ha :
1,2 Ton/Ha :2x/Thn
211,1 Ha : 0,3Ton/Ha :3x/Thn
8,6 Ha : 4,7Ton/Ha:3x/Yhn
4 Alaraya53,7 Ha :0,3
Ton/Ha : 2x/Thn58,2 Ha :
1,2 Ton/Ha :2x/Thn
289,7 Ha : 0,3Ton/Ha :3x/Thn
11,2 Ha : 4,7Ton/Ha :3x/Thn
5 Luppung 0371,6 Ha
:1,2 Ton/Ha: 2x/Thn
53,7Ha : 0,3Ton/Ha :3x/Thn
1,8Ha : 4,7Ton/Ha :3x/Thn
Sumber :Kecamatan Ujung Loe Dalam Angka 2018,Dinas Tanaman Pangan, hortikultura dan Perkebunan Kab. Bulukumba 2018Hasil Surveydan Pemetaan Citra Satelite Bing Maps 2018
PENGEMBANGAN DESA INOVASIBERBASIS PRODUK UNGGULAN
DESA MANYAMPA, 2018
LAPORAN ANTARABAB IV - HAL. - 15
LEMBAGA MADANI SOCIETY iNSTITUTE(MSi)
Tabel 4.6Luas dan Tingkat Produktivitas Lahan
Di Desa Manyampa Kecamatan Ujung Loe Kabupaten BulukumbaDirinci Per Dusun Tahun 2018
NO DUSUN
PENGGUNAAN LAHAN YANG DINILAI
PERSAWAHAN EMPANG K. CAMPURAN KEBUN KELAPA
LUAS(Ha)
PRODUKSI(Ton/Ha)
LUAS(Ha)
PRODUKSI(Ton/Ha
LUAS(Ha)
PRODUKSI(Ton/Ha
LUAS(Ha)
PRODUKSI(Ton/Ha
1 MAMPUA 72.6 0.3 0 0 242.1 0.5 9.6 4.7
2 DONGI 37.3 0.3 93.9 1.2 298.7 0.5 11.4 4.7
3TANAHEJA 46.9 0.3 82.4 1.2 211.1 0.5 8.6 4.7
4 ALARAYA 53.7 0.3 58.2 1.2 289.7 0.5 11.2 4.7
5 LUPPUNG 0 0 371.6 1.2 53.7 0.5 1.8 4.7JUMLAH 210.5 1.2 606.1 4.8 1,095.3 2.5 42.6 23.5
Jumlah PanenDalam Setahun 126,3 ton 1.454,6 ton 547,6 ton 600,7 ton
Sumber : Kecamatan Ujung Loe Dalam Angka 2018,Dinas Tanaman Pangan,Hhortikultura dan Perkebunan Kab. Bulukumba 2018Hasil Perhitungan dan Analisis Data
Dari tabel diatas terlihat empat (4) penggunaan lahan yang dinilai memiliki nilai
ekonomis tinggi yaitu lahan persawahan, lahan empang/tambak, lahan pertanian
tanaman kering/kebun campuran dan tanaman kelapa.
PENGEMBANGAN DESA INOVASIBERBASIS PRODUK UNGGULAN
DESA MANYAMPA, 2018
LAPORAN ANTARABAB IV - HAL. - 16
LEMBAGA MADANI SOCIETY iNSTITUTE(MSi)
Lahan persawahan di wilayah desa Manyampa yangmenjadi salah satu potensi desa yang dinilai memiliki nilaiekonomis tinggi.
Lahan empang/tambakyang keberadaannya didesa Manyampaterkonsentrasi di satuwilayah dusun yaitudusun Luppung denganikan bandeng/bulosebagai potensiunggulannya.
Adapun luas dan tingkat produksinya dari lima (5) dusun yang terdapat di wilayah
desa Manyampa untuk
lahan persawahan dari
total luasnya 210,5 ha
menghasilkan 0,3 ton/ha
yang tersebar di empat
(4) dusun kecuali dusun
Luppung.
Mengenai lahan persawahan persebaran terluas berada di dusun Mampua
dengan luas 72,6 ha.
Untuk lahan empang/tambak dari total luas arealnya yaitu 606,1 ha dengan
tingkat produksinya 0,6 ton/ha yang tersebar di empat (4) dusun yaitu dusun
PENGEMBANGAN DESA INOVASIBERBASIS PRODUK UNGGULAN
DESA MANYAMPA, 2018
LAPORAN ANTARABAB IV - HAL. - 16
LEMBAGA MADANI SOCIETY iNSTITUTE(MSi)
Lahan persawahan di wilayah desa Manyampa yangmenjadi salah satu potensi desa yang dinilai memiliki nilaiekonomis tinggi.
Lahan empang/tambakyang keberadaannya didesa Manyampaterkonsentrasi di satuwilayah dusun yaitudusun Luppung denganikan bandeng/bulosebagai potensiunggulannya.
Adapun luas dan tingkat produksinya dari lima (5) dusun yang terdapat di wilayah
desa Manyampa untuk
lahan persawahan dari
total luasnya 210,5 ha
menghasilkan 0,3 ton/ha
yang tersebar di empat
(4) dusun kecuali dusun
Luppung.
Mengenai lahan persawahan persebaran terluas berada di dusun Mampua
dengan luas 72,6 ha.
Untuk lahan empang/tambak dari total luas arealnya yaitu 606,1 ha dengan
tingkat produksinya 0,6 ton/ha yang tersebar di empat (4) dusun yaitu dusun
PENGEMBANGAN DESA INOVASIBERBASIS PRODUK UNGGULAN
DESA MANYAMPA, 2018
LAPORAN ANTARABAB IV - HAL. - 16
LEMBAGA MADANI SOCIETY iNSTITUTE(MSi)
Lahan persawahan di wilayah desa Manyampa yangmenjadi salah satu potensi desa yang dinilai memiliki nilaiekonomis tinggi.
Lahan empang/tambakyang keberadaannya didesa Manyampaterkonsentrasi di satuwilayah dusun yaitudusun Luppung denganikan bandeng/bulosebagai potensiunggulannya.
Adapun luas dan tingkat produksinya dari lima (5) dusun yang terdapat di wilayah
desa Manyampa untuk
lahan persawahan dari
total luasnya 210,5 ha
menghasilkan 0,3 ton/ha
yang tersebar di empat
(4) dusun kecuali dusun
Luppung.
Mengenai lahan persawahan persebaran terluas berada di dusun Mampua
dengan luas 72,6 ha.
Untuk lahan empang/tambak dari total luas arealnya yaitu 606,1 ha dengan
tingkat produksinya 0,6 ton/ha yang tersebar di empat (4) dusun yaitu dusun
PENGEMBANGAN DESA INOVASIBERBASIS PRODUK UNGGULAN
DESA MANYAMPA, 2018
LAPORAN ANTARABAB IV - HAL. - 17
LEMBAGA MADANI SOCIETY iNSTITUTE(MSi)
Salah satu tanaman yang dikembangkan di desa Manyampayaitu jagung yang termasuk tanaman pertanian lahankering/kebun campuran yang dikembangkan masyarakat.
Dongi, dusun Alaraya, dusun Tanah Eja dan dusun Luppung. Mengenai areal
empang/tambak persebaran terluas berada di dusun Luppung dengan luas 371,6
ha.
Untuk lahan pertanian tanaman
kering/kebun campuran (jagung)
dari total luas arealnya 1.095,3 ha
dengan tingkat produksinya 0,3
ton/ha yang tersebar di lima (5)
dusun yaitu dusun Mampua,
Dongi, Tanah Eja, Alaraya, dan
dusun Luppung.
Mengenai areal tersebut
persebaran terluas
berada di dusun Dongi dengan luas 298,7 ha.
PENGEMBANGAN DESA INOVASIBERBASIS PRODUK UNGGULAN
DESA MANYAMPA, 2018
LAPORAN ANTARABAB IV - HAL. - 17
LEMBAGA MADANI SOCIETY iNSTITUTE(MSi)
Salah satu tanaman yang dikembangkan di desa Manyampayaitu jagung yang termasuk tanaman pertanian lahankering/kebun campuran yang dikembangkan masyarakat.
Dongi, dusun Alaraya, dusun Tanah Eja dan dusun Luppung. Mengenai areal
empang/tambak persebaran terluas berada di dusun Luppung dengan luas 371,6
ha.
Untuk lahan pertanian tanaman
kering/kebun campuran (jagung)
dari total luas arealnya 1.095,3 ha
dengan tingkat produksinya 0,3
ton/ha yang tersebar di lima (5)
dusun yaitu dusun Mampua,
Dongi, Tanah Eja, Alaraya, dan
dusun Luppung.
Mengenai areal tersebut
persebaran terluas
berada di dusun Dongi dengan luas 298,7 ha.
PENGEMBANGAN DESA INOVASIBERBASIS PRODUK UNGGULAN
DESA MANYAMPA, 2018
LAPORAN ANTARABAB IV - HAL. - 17
LEMBAGA MADANI SOCIETY iNSTITUTE(MSi)
Salah satu tanaman yang dikembangkan di desa Manyampayaitu jagung yang termasuk tanaman pertanian lahankering/kebun campuran yang dikembangkan masyarakat.
Dongi, dusun Alaraya, dusun Tanah Eja dan dusun Luppung. Mengenai areal
empang/tambak persebaran terluas berada di dusun Luppung dengan luas 371,6
ha.
Untuk lahan pertanian tanaman
kering/kebun campuran (jagung)
dari total luas arealnya 1.095,3 ha
dengan tingkat produksinya 0,3
ton/ha yang tersebar di lima (5)
dusun yaitu dusun Mampua,
Dongi, Tanah Eja, Alaraya, dan
dusun Luppung.
Mengenai areal tersebut
persebaran terluas
berada di dusun Dongi dengan luas 298,7 ha.
PENGEMBANGAN DESA INOVASIBERBASIS PRODUK UNGGULAN
DESA MANYAMPA, 2018
LAPORAN ANTARABAB IV - HAL. - 18
LEMBAGA MADANI SOCIETY iNSTITUTE(MSi)
Untuk lahan tanaman
kelapa dari total luas
arealnya yaitu 42,6 ha
dengan tingkat
produksinya 4,7 ton/ha
yang tersebar di lima (5)
dusun yaitu dusun
Mampua, Dongi, Tanah
Eja, Alaraya, dan dusun
Luppung. Mengenai areal
tersebut persebaran terluas berada di dusun Dongi dan dusun Alaraya dengan
luas 22,6 ha (11,4 ton untuk tiap dusun).
Salah satu tanaman perkebunan rakyat yang dikembangkandi desa Manyampa yaitu tanaman kelapa yang diolahmenjadi kopra.
PENGEMBANGAN DESA INOVASIBERBASIS PRODUK UNGGULAN
DESA MANYAMPA, 2018
LAPORAN ANTARABAB IV - HAL. - 18
LEMBAGA MADANI SOCIETY iNSTITUTE(MSi)
Untuk lahan tanaman
kelapa dari total luas
arealnya yaitu 42,6 ha
dengan tingkat
produksinya 4,7 ton/ha
yang tersebar di lima (5)
dusun yaitu dusun
Mampua, Dongi, Tanah
Eja, Alaraya, dan dusun
Luppung. Mengenai areal
tersebut persebaran terluas berada di dusun Dongi dan dusun Alaraya dengan
luas 22,6 ha (11,4 ton untuk tiap dusun).
Salah satu tanaman perkebunan rakyat yang dikembangkandi desa Manyampa yaitu tanaman kelapa yang diolahmenjadi kopra.
PENGEMBANGAN DESA INOVASIBERBASIS PRODUK UNGGULAN
DESA MANYAMPA, 2018
LAPORAN ANTARABAB IV - HAL. - 18
LEMBAGA MADANI SOCIETY iNSTITUTE(MSi)
Untuk lahan tanaman
kelapa dari total luas
arealnya yaitu 42,6 ha
dengan tingkat
produksinya 4,7 ton/ha
yang tersebar di lima (5)
dusun yaitu dusun
Mampua, Dongi, Tanah
Eja, Alaraya, dan dusun
Luppung. Mengenai areal
tersebut persebaran terluas berada di dusun Dongi dan dusun Alaraya dengan
luas 22,6 ha (11,4 ton untuk tiap dusun).
Salah satu tanaman perkebunan rakyat yang dikembangkandi desa Manyampa yaitu tanaman kelapa yang diolahmenjadi kopra.
DOKUMENTASI / FOTO SEMINAR AKHIRKAJIAN PENGEMBANGAN DESA INOVASI BERBASIS PRODUK UNGGULAN
KABUPATEN BULUKUMBA TAHUN 2018
DOKUMENTASI / FOTO SEMINAR AWALKAJIAN PENGEMBANGAN DESA INOVASI BERBASIS PRODUK UNGGULAN
KABUPATEN BULUKUMBA TAHUN 2018
DOKUMENTASI / FOTO PRAKTEK LAPANGANPEMBUATAN IKAN BOLU/BANDENG KAMBU
KAJIAN PENGEMBANGAN DESA INOVASI BERBASIS PRODUK UNGGULANKABUPATEN BULUKUMBA TAHUN 2018
DOKUMENTASI / FOTO PRAKTEK LAPANGANPEMBUATAN IKAN BOLU/BANDENG KAMBU
KAJIAN PENGEMBANGAN DESA INOVASI BERBASIS PRODUK UNGGULANKABUPATEN BULUKUMBA TAHUN 2018
DOKUMENTASI / FOTOWAWANCARA DAN SURVEY LAPANGAN
KAJIAN PENGEMBANGAN DESA INOVASI BERBASIS PRODUK UNGGULANKABUPATEN BULUKUMBA TAHUN 2018
DOKUMENTASI / FOTOWAWANCARA DAN SURVEY LAPANGAN
KAJIAN PENGEMBANGAN DESA INOVASI BERBASIS PRODUK UNGGULANKABUPATEN BULUKUMBA TAHUN 2018
DOKUMENTASI / FOTOWAWANCARA DAN SURVEY LAPANGAN
KAJIAN PENGEMBANGAN DESA INOVASI BERBASIS PRODUK UNGGULANKABUPATEN BULUKUMBA TAHUN 2018
PENGEMBANGAN DESA INOVASIBERBASIS PRODUK UNGGULAN
DESA MANYAMPA, 2018
LAPORAN AKHIRHAL. - 1
LEMBAGA MADANI SOCIETY iNSTITUTE(MSi)
DAFTAR PUSTAKA
Adisasmita, R. (2006). Pembangunan PedesaandanPerkotaan. Yogyakarta:GrahaIlmu.
Arikunto, Suharsimi. 2002. ProsedurPenelitianSuatuPendekatanPraktek.Jakarta: PT. RinekaCipta.
Arsyad, Lincoln. 1999. EkonomiPembayaran. BagianPenerbitan.STIE YKPNYogyakarta.
Ayub S. Parnata..Panduan Budi DayaPerawatan. AgromediaPustaka. 2005
Bungin, Burhan. 2010. Analisis Data PenelitianKualitatif:PemahamanFilosofisdanMetodelogiskeArahPenguasaan Model Aplikasi.Jakarta: PT.RajagrafindoPersada.
Dirdjojuwono, R. W. (2015). MembangunPerdesaan Modern. Bogor: PTIndec.
Faisal, Sanapiah. Format-format PenelitianSosial. Jakarta: Rajawali Press.2005.
Garna, Judistira K. MetodePenelitianPendekatanKualitatif. Bandung:PrimacoAkademika. 1999.
Greg Richardsdan Julie Wilson 2004. The Global Nomad Backpacker Travelin Theory and Practice.
George Ritzerdan Douglas J.Goodman.TeoriSosiologi Modern. 2007.
Koentjaraningrat.Metode-MetodePenelitianMasyarakat. Jakarta: PTGramediaPustakaUtama. 1994.
Moleong, L.J. MetodologiPenelitianKualitatif. Bandung: PT.RemajaRosdakarya. 1995.
Nawawi, H. (2005). Metodepenelitianbidangsosial. Yogyakarta: GadjahMadaPress.
PENGEMBANGAN DESA INOVASIBERBASIS PRODUK UNGGULAN
DESA MANYAMPA, 2018
LAPORAN AKHIRHAL. - 2
LEMBAGA MADANI SOCIETY iNSTITUTE(MSi)
Tatang M. Sosiologi Bandung: Pustaka Setia, 2005.
Widodo, Tri. 2006. Perencanaan Pembangunan. AplikasiKomputer (EraOtonomi Daerah). UUP STIM YKPN. Yogyakarta.