dalam tiga cerita rakyat indonesia erli yetti badan bahasa

15
53 K A N D A I Volume 10 No. 1, Mei 2014 Halaman 53-67 MOTIF ASAL-USUL TANAMAN PADI DALAM TIGA CERITA RAKYAT INDONESIA (The Motives of Pady Origin in Three Indonesian Folktales) Erli Yetti Badan Bahasa, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Jalan Daksinapati Barat IV, Rawamangun, Jakarta 13220 Pos-el: [email protected] (Diterima 23 Januari 2014; Revisi 19 April 2014; Disetujui 23 April 2014) Abstract The ethnic literature is a product of the culture of ethnic groups that united by geo-culture (cultural unity) and the region. They have relation each other. Problem of the research were motives in those three stories and the difference and similarity of motives in strengthening the nation culture. The research aimed to find out the motive in the three stories and how its comparison. The method used was descriptive. Data were revised and analyzed based on index motive theory by Stith Thompson (1958). The result showed there were five motives in the stories. They were the origins of trees and plants (A 2600—2899); part of human or animal body that transformed into plants (A 2611.0.5) and human incarnation into another object (D200—299); the punishment of breaking the taboo things (C900—C999); determining the future, bargaining and promising (M200—M299); and the deception (K300-400). Keywords: the motive of paddy origins, the motive comparison, dominant motive, motive variation, three folklores. Abstrak Sastra yang dihasilkan kelompok etnik merupakan produk budaya yang disatukan oleh geobudaya (kesatuan budaya) dan wilayah. Kekayaan sastra seperti ini saling memiliki kekerabatan sastra antar kelompok lain. Masalah yang terdapat dalam penelitian ini adalah 1) motif apa saja yang terdapat pada ketiga cerita rakyat tersebut, dan 2) adakah persamaan dan perbedaan motif dalam memperteguh budaya bangsa. Tujuan penelitian ini untuk melihat motif apa saja yang terdapat pada ketiga cerita rakyat dan bagaimana perbandingan motifnya. Metode yang digunakan yaitu metode deskriptif dan pustaka. Data yang terkumpul kemudian diedit ulang untuk keterbacaan dan terakhir analisis motif dirujuk melalui teori motif indeks yang dibuat oleh Stith Thompson. Hasil analisis data menunjukkan adanya lima motif cerita, yakni (1) Asal-usul pohon dan tanaman (A 2600—2899); (2) Bagian tubuh manusia atau hewan berubah menjadi tanaman (A 2611.0.5) dan penjelmaan manusia jadi objek lain (D200—299); (3) hukuman melanggar tabu/larangan (C900-C999); (4) menentukan masa depan; penawaran dan perjanjian (M200-M299); dan (5) muslihat/penipuan (K300-400). Kata-kata kunci: motif asal-usul tanaman padi, perbandingan motif, motif dominan, variasi motif, tiga versi cerita rakyat

Upload: others

Post on 24-Oct-2021

10 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: DALAM TIGA CERITA RAKYAT INDONESIA Erli Yetti Badan Bahasa

53

K A N D A IVolume 10 No. 1, Mei 2014 Halaman 53-67

MOTIF ASAL-USUL TANAMAN PADIDALAM TIGA CERITA RAKYAT INDONESIA

(The Motives of Pady Origin in Three Indonesian Folktales)

Erli YettiBadan Bahasa, Kementerian Pendidikan dan KebudayaanJalan Daksinapati Barat IV, Rawamangun, Jakarta 13220

Pos-el: [email protected](Diterima 23 Januari 2014; Revisi 19 April 2014; Disetujui 23 April 2014)

AbstractThe ethnic literature is a product of the culture of ethnic groups that united by

geo-culture (cultural unity) and the region. They have relation each other.Problem of the research were motives in those three stories and the differenceand similarity of motives in strengthening the nation culture. The research aimedto find out the motive in the three stories and how its comparison. The methodused was descriptive. Data were revised and analyzed based on index motivetheory by Stith Thompson (1958). The result showed there were five motives inthe stories. They were the origins of trees and plants (A 2600—2899); part ofhuman or animal body that transformed into plants (A 2611.0.5) and humanincarnation into another object (D200—299); the punishment of breaking thetaboo things (C900—C999); determining the future, bargaining and promising(M200—M299); and the deception (K300-400).Keywords: the motive of paddy origins, the motive comparison, dominant motive,

motive variation, three folklores.

AbstrakSastra yang dihasilkan kelompok etnik merupakan produk budaya yang

disatukan oleh geobudaya (kesatuan budaya) dan wilayah. Kekayaan sastraseperti ini saling memiliki kekerabatan sastra antar kelompok lain. Masalah yangterdapat dalam penelitian ini adalah 1) motif apa saja yang terdapat pada ketigacerita rakyat tersebut, dan 2) adakah persamaan dan perbedaan motif dalammemperteguh budaya bangsa. Tujuan penelitian ini untuk melihat motif apa sajayang terdapat pada ketiga cerita rakyat dan bagaimana perbandingan motifnya.Metode yang digunakan yaitu metode deskriptif dan pustaka. Data yangterkumpul kemudian diedit ulang untuk keterbacaan dan terakhir analisis motifdirujuk melalui teori motif indeks yang dibuat oleh Stith Thompson.Hasil analisis data menunjukkan adanya lima motif cerita, yakni (1) Asal-usulpohon dan tanaman (A 2600—2899); (2) Bagian tubuh manusia atau hewanberubah menjadi tanaman (A 2611.0.5) dan penjelmaan manusia jadi objek lain(D200—299); (3) hukuman melanggar tabu/larangan (C900-C999); (4)menentukan masa depan; penawaran dan perjanjian (M200-M299); dan (5)muslihat/penipuan (K300-400).Kata-kata kunci: motif asal-usul tanaman padi, perbandingan motif, motif

dominan, variasi motif, tiga versi cerita rakyat

Page 2: DALAM TIGA CERITA RAKYAT INDONESIA Erli Yetti Badan Bahasa

Kandai Vol. 10, No. 1, Mei 2014; 53-67

54

PENDAHULUAN

Budaya Indonesia dalamwujudnya menunjukkan keanekaan dankesatuan, hal itu tampak dalamkehidupan bahasa dan sastra.Kekayaan bahasa kita dapat dibuktikandengan jumlah bahasa daerah lebihkurang 742 bahasa dan keanekaan itudisatukan dalam bahasa Indonesia.Kekayaan budaya nusantara jugadapat dilhat dalam sastra, baik sastraIndonesia maupun sastra daerah. Sastraini hidup dan berkembang pada setiapkelompok etnik dan setiap kelompokmemiliki khasanah yang beranekaragam dengan berbagai genrenya.

Sastra yang dihasilkan kelompoketnik ini merupakan produk budayayang disatukan oleh geobudaya(kesatuan budaya) dan wilayah.Kesatuan inilah yang menjadikan ciridan identitas bangsa Indonesia,sedangkan keanekaannya menjadiidentitas lokal yang kental dan disebutsebagai warna lokal setempat. Kondisiyang seperti ini memperlihatkankeindahan Indonesia, keindahansebuah mozaik. Di antara merekaterdapat kesatuan di antara keragaman.Hal itu juga mewarnai sastra, terutamasastra tradisional yang menjadi akarbudaya nasional. Kekayaan sastraseperti ini saling memiliki kekerabatansastra antar kelompok lain. MenurutRifai (2007: 67), dalam sebuahkelompok etnik perlu adanya toleransiterhadap masyarakat maupunlingkungan karena memilikikeberagaman budaya. Keadaan itudapat dilihat dari berperilaku, bersikap,dan bekerja. Selanjutnya ditegaskanbahwa tradisi itu bukan untuk diterimaatau ditolak, melainkan untukdipertimbangkan kembali dandisesuaikan dengan keperluan baru.

Untuk menghasilkan kekayaansastra tersebut, perlu usaha menggali

genre sastra antara satu kelompok etnikdengan etnik lain. Persamaan yang adadi dalamnya memperlihatkaankekerabatan yang kuat sebagai perekatkesatuan dalamkebhinekatunggalikaan. Oleh sebab itu,perancangan pengkajian sastratradisional yang memperlihatkankekayaan khasanah dan genre, baikdalam bentuk dan isi harus dilakukansecara berkesinambungan agar sastrayang menjadi kekayaan budayaIndonesia dapat dipetakan denganmaksimal. Sejalan dengan itu, Damono(2006:43) mengatakan bahwa sastramerupakan bagian dari kebudayaan,ditentukan antara lain oleh geografidan sumber daya alam. Berdasarkankedua hal itulah kita menyusunmasyarakat dan menentukan tata nilaidari masyarakat. Dalam karya sastrasemua hal itu dicatat dan ditanggapisecara kreatif oleh masyarakatpendukungnya. Senada dengan itumenurut Rahyono (2009:45)mengatakan setiap suku bangsamemiliki ungkapan atau proposisiyang merupakan cermin atau rujukandalam pola pikir, berperilaku, bersikap,dan bertindak. Ungkapan itu sebagianberasal dari ranah lama sehinggakadang dapat dimaknai secara positifdan kadang dimaknai secara negatiftergantung dari sudut pandangmelihatnya.

Penelitian sastra lisan, khususnyamotif cerita asal-usul tanaman padi,penting dilakukan untuk memahamidan menjaga keharmonisan masyarakatpendukungnya. Dengan pemahamansaling menghargai diharapkan konflikantarkelompok dapat dikurangi dankeharmonisan antarsuku danantarbudaya dapat tercipta. Pengenalandan pemahaman itu diharapkan dapatmenciptakan rasa menghargai danmemiliki menjadi milik bersama. Rasamencintai dan memiliki kebudayaan

Page 3: DALAM TIGA CERITA RAKYAT INDONESIA Erli Yetti Badan Bahasa

Erli Yetti: Motif Asal-Usul Tanaman Padi dalam…

55

bersama ini dapat mengukuhkankesatuan kita sebagai suatu bangsa.

Dengan adanya berbagai motif didalam berbagai cerita, kita dapatmelihat berbagai variasi, persamaandan perbedaan yang memperlihatkankesamaan budaya dan keunikan yangmenjadi warna lokal. Kesamaan motifitu dapat terjadi karena monogenesisatau poligenesis, yaitu terdapatkesamaan karena penemuan-penemuanyang tersendiri (indenpendentinvention) atau sejajar (paralelinvention) dari berbagai kelompoketnik, sedangkan poligenesis adalahpenemuan yang diikuti proses difusi(diffusion) atau penyebaran. Dalamproses penyebaran itu suatu motifdiubah dan diadaptasi dengan berbagaivariasi yang disesuaikan denganlingkungan budaya dan geografi.

Berdasarkan latar belakangtersebut, masalah yang akan diungkapdalam penelitian ini adalah 1) motifapa saja yang terdapat dalam tiga ceritarakyat tentang asal-usul tanaman padidan 2) adakah persamaan danperbedaan motif dalam ketiga ceritarakyat tersebut. Penelitian ini bertujuanuntuk menemukan motif-motif yangterkandung dalam cerita tersebut danmelihat adakah persamaan danperbedaan motif dalam memperteguhbudaya bangsa dan menelusur nilaibudaya dalam konteks keindonesiaan.

Penelitian bandingan pernahdilakukan oleh Poerbatjaraka. Hasilpenelitiannya diterbitkan dalam bentukbuku berjudul Tjeritera Pandji dalamPerbandingan (1968). Dalam buku ini,Poerbatjaraka membandingkanberbagai cerita panji yang asalnya dariJawa dengan cerita Panji Melayu danPanji Palembang. Berbagai cerita panjiitu dibandingkan dan diklasifikasisampai akhirnya dapat merunut padasejarah penyebaran dan asal-usulnya.Penelitian asal-usul tanaman juga

pernah dilakukan oleh Mardiantodengan judul Asal-usul Tanaman:Analisis Struktur dan Perbandingan(2003). Mardianto dalam penelitiannyamembahas cerita ”Sri Sedana” (ceritarakyat Jawa Tengah), ”Asal MulaPadi” (cerita rakyat Bali), dan ”AsalMula Padi” (cerita rakyat Kalimantan).

Penulis mengambil tiga ceritarakyat yang belum pernah dijadikanobjek penelitian motif cerita, yaitucerita ”Si Beru Dayang” dari SumateraUtara, ”Asal Mula Padi” dari Madura,dan ”Cerita Tentang Padi” dari Kei,Maluku. Cerita ini merupakan ceritamitos yang menggambarkan asal-usultanaman padi berawal dari tubuhmanusia/hewan atau penjelmaan.Cerita yang dijadikan objek penelitianbersumber dari buku yang diterbitkanoleh Ditjenbud dan Pusat Bahasa,Departemen Pendidikan danKebudayaan.

LANDASAN TEORI

Cerita rakyat dalam sastra lisanbiasanya dituturkan oleh penutur ceritadan disaksikan oleh suatu kelompokmasyarakat pendukungnya. MenurutSedyawati (dalam Pudentia, 2008: 7),cerita rakyat biasa dituturkan dalamempat model, yakni (1) Sastra lisanyang murni berupa pembacaan sastra,seperti mababasan pada orang Bali danmacapatan pada orang Jawa; (2)Pembacaan sastra disertai gerak geraksederhana dengan iringan musikterbatas, seperti pada cekepung dankentrung; (3) Penyajian cerita disertaigerakan-gerakan tari seperti randaipada orang Minang; (4) dan Penyajiancerita melalui aktualisasi adegandengan pameran yang melakukandialog dan menari disertai iringanmusik.

Cerita rakyat menurut isinyaterbagi menjadi beberapa jenis, di

Page 4: DALAM TIGA CERITA RAKYAT INDONESIA Erli Yetti Badan Bahasa

Kandai Vol. 10, No. 1, Mei 2014; 53-67

56

antaranya adalah mitos/mite dandongeng. Menurut Bascom (dalamDanandjaya, 1984), mite adalah ceritaprosa rakyat yang dianggap benarterjadi serta dianggap suci oleh yangempunya cerita. Mite adalah ceritaprosa rakyat, yang dianggap benar-benar terjadi serta dianggap suci olehyang empunya cerita. Mite ditokohioleh para dewa atau makhluk setengahdewa. Peristiwa terjadi di dunia lainatau di dunia yang bukan seperti yangkita kenal sekarang dan terjadi padamasa lampau. Mite pada umumnyamengisahkan cerita tentang pencipta(creator), dewa (goa), kosmogoni(cosmology and cosmogony), asal-usultumbuhan, dan bidadari (fairy). Didalam cerita ini dijumpai motif utama.Sedangkan legenda adalah prosa rakyatyang mempunyai ciri mirip denganmite, dianggap pernah benar terjadi,tetapi tidak dianggap suci. Legendaditokohi manusia, walaupun adakalanya mempunyai sifat luar biasadan sering dibantu makhluk ajaib.Tempat terjadi di dunia seperti yangkita kenal. Sebaliknya, dongengadalah prosa rakyat yang dianggapbenar-benar terjadi oleh yang punyacerita dan dongeng tidak terikat olehwaktu maupun tempat.

Cerita rakyat di dalam alurnyamemiliki motif tertentu. Motif menurutDanandjaya (1984: 53) adalah unsursuatu cerita (narrative element). Unsuritu dapat berupa benda (sepertitongkat wasiat, hewan luar biasa (kudayang dapat berbicara, suatu konsep(larangan atau tabu), suatu perbuatan(ujian ketangkasan), penipuan terhadapsuatu tokoh (raksasa atau dewa), tipeorang tertentu (si Pandir, si Kabayan),atau sifat struktur tertentu (misalnyapengulangan berdasarkan angkakeramat seperti angka tiga dan tujuh).Dalam studi motif cerita, Danandjaya(1984) menggunakan teori

monogenesis dan poligenesis.Monogenesis adalah suatu penemuanyang diikuti proses difusi (diffusion)atau penyebaran dan poligenesisadalah penemuan tersendiri(indenpendent invention) atau sejajar(paralel invention) dari motif ceritayang sama di tempat yang berlainanserta masa bersamaan atau berlainan.Seorang antropolog Inggris bernamaAndrew Lang menyatakan bahwasetiap kebudayaan di dunia inimempunyai kemampuan untuk ber-evolusi sehingga setiap etnikmempunyai kemampuan untukmelahirkan kebudayaan yang samadalam setiap evolusi(hhtp/www.Adicita.com). Dengandemikian, ada beberapa motif ceritarakyat yang sama dalam beberapanegara karena masing-masing negaramempunyai kemampuan untukmenciptakan independent atau paralelinvention.

Di dalam cerita asal-usul tanamanpadi ini terdapat lima motif utama.Thompson (1958) mengemukakanindeks motif cerita di dalam bukunyaMotive Index of Folk Literature dansetiap indeks motif cerita diberi kodeuntuk memudahkan penelusurankekerabatan sebuah cerita. MenurutThompson, kelima motif tersebutadalah:

1) Motif Asal-usul Tanaman (A2600-28990: MythologicalMotives Origin of Trees andPlants)

2) Motif Bagian Tubuh Manusiaatau Hewan Berubah MenjadiTanaman (A 2611.0.5: Part ofHuman or Animal BodyTrasformed into Plants) atauMotif Penjelmaan manusiamenjadi objek Lain (D200—299: Magic TransformationMan to Object)

Page 5: DALAM TIGA CERITA RAKYAT INDONESIA Erli Yetti Badan Bahasa

Erli Yetti: Motif Asal-Usul Tanaman Padi dalam…

57

3) Hukuman MelanggarTabu/Larangan (C900-C999:Punishment of Tabo)

4) Motif Penawaran dan Perjanjiandalam Menentukan Masa Depan(M200-M299: Ordaining theFuture, Bargains and promise)

5) Motif Berbohong, Mencuri,Muslihat/Penipuan (K 300—400:Deceptions).

METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan denganmenggunakan metode deskriptif. Adabeberapa langkah yang dilakukan,yaitu: 1) pengumpulan data melaluistudi pustaka, 2) pemilihan datadidasarkan pada keutuhan cerita. Ceritayang dijadikan objek penelitian dieditulang untuk keterbacaannya, 3)menganalisis motif yang terdapatdalam cerita asal-usul padi denganmerujuk pada teori motif Thompson,dan 4) mencari persamaan danperbedaan motif dalam setiap cerita.

Data berupa tiga cerita rakyatyang mengisahkan asal-usul tanamanpadi, yaitu cerita ”Si Beru Dayang”dari Sumatera Utara, ”Asal Mula Padi”dari Madura, dan ”Cerita TentangPadi” dari Kei, Maluku. Sumber databerupa tiga buku terbitan Ditjenbuddan Pusat Bahasa, DepartemenPendidikan dan Kebudayaan yangmemuat cerita-cerita tersebut. Untukmemudahkan pembacaan, pada datayang masih menggunakan ejaan lama,di dalam pembahasan disesuaikanpenulisannya dengan ejaan yangdisempurnakan.

PEMBAHASAN

Ketiga cerita rakyat yangdianalisis merupakan cerita mitos yangmenggambarkan asal-usul tanamanpadi. Cerita ini lahir dan hidup di

daerah yang berjauhan, tetapi memilikikesamaan topik. Cerita ”Si BeruDayang” diterbitkan oleh Pusat Bahasadalam sebuah buku Marsikam: CeritaRakyat Batak Simalungun yang ditulisoleh Kadirman Saragih. Cerita rakyatmadura, ”Asal Mula Padi”, ditulisoleh Urusan Adat Istiadat dan TjeritaRakjat dalam buku Asal Mula Padi.Sementara itu, cerita rakyat Kei,”Cerita tentang Padi”, terdapat didalam Laporan Proyek Penelitian danPencatatan Kebudayaan Daerah,Departemen Pendidikan danKebudayaan. Penelitian ini dilakukanoleh Tim Penelitian dan PencatatanKebudayaan Daerah Maluku.

Sinopsis “Si Beru Dayang” (CeritaRakyat Sumatera Utara)

Ada sebuah keluarga miskindari Tanah Karo (Sumatera Utara). Ibumiskin ini memiliki seorang anak laki-laki bernama Si Beru Dayang. Dalamkehidupan sehari-hari masyarakatmemakan buah kayu. Suatu hari, desamereka dilanda kekeringan dan seluruhpenduduk desa dilanda kelaparan. SiBeru Dayang, anak laki-laki itukelaparan dan dia menangisdipangkuan ibunya. Akibat kelaparanyang tidak dapat teratasi, si BeruDayang meninggal dunia. Melihatanaknya meninggal si ibu pun putusasa. Ia berlari dan terjun sungai hinggamati terbenam dan seketika itutubuhnya menjelma menjadi ikan.

Pada saat itu musim kemarausangat panjang. Dua orang anak kecilyang sedang kelaparan mengais tanahuntuk mendapatkan sesuatu. Dengankerja keras, mereka mendapatkan buahlabu. Ketika buah tersebut diperiksaoleh penduduk, tiba-tiba meledak danmengeluarkan suara. Bunyi suaratersebut adalah: “potong-potonglahaku hingga halus dan kemudian

Page 6: DALAM TIGA CERITA RAKYAT INDONESIA Erli Yetti Badan Bahasa

Kandai Vol. 10, No. 1, Mei 2014; 53-67

58

tanamlah!” Setelah dilakukan sesuaisuara gaib, ternyata buah itu tumbuhsubur menyerupai padi. Buah tanamanpadi itu kemudian dimakan olehpenduduk dan membuat kenyang.Sejak peristiwa itu, masyarakatsetempat menyakini kalau buah labuyang menjadi padi adalah jelmaan SiBeru Dayang.

Sinopsis “Cerita Tentang Padi”(Cerita Rakyat Kei, Maluku)

Seorang pemuda sedang berburudengan membawa seekor anjing.Pemuda itu bernama Letwir. Anjingpiaraannya tiba-tiba terjatuh ke dalamsungai dan Letwir pun menelusurisungai itu hingga ia bertemu denganseorang perempuan tua di DasarPratala. Perempuan tua itu kemudianmemberikan makanan umbi-umbian,tetapi Letwir menolak karena makananitu masih mentah. Letwir kemudianmenikah dengan perempuan tua danmereka tinggal di Dasar Pratala. Suatuhari mereka bertengkar dan kemudianbercerai. Letwir kemudian berusahamembawa bibit padi ke bumi, tetapiselalu gagal. Usaha terakhir berhasil,Letwir memasukkan beberapa butirpadi ke dalam lubang hidungnya.Sampai di Wir-werbut, Letwirmenanamnya dan bila padi sudahmasak maka diberikannya kepadatetangganya. Sampai saat ini,masyarakat Maluku mempercayai padiitu berasal dari Dasar Pratala

Sinopsis “Asal-usul Padi” (CeritaRakyat Madura)

Batara Guru, sebagai pimpinanKayangan, akan mendirikan balaipertemuan. Dia memerintahkan paradewa menyetorkan bahan bangunanyang diperlukan. Dewa Anta tidakdapat membawa bahan bangunan yangdiminta karena ia tidak memiliki

tangan dan kaki. Tubuhnya berbentukseperti ular. Ketika menghadap BataraNarada ia menangis dan air matanyaberubah menjadi tiga butir telur. DewaAnta kemudian ditugaskan BarataNarada membawa telur itu kepadaBatara Guru. Di tengah jalan bertemugaruda. Garuda bertubi-tubi bertanyakepada Dewa Anta, tetapi Dewa Antatidak dapat menjawab karena mulutnyamengulum telur. Pada saat menjawab,telur yang satu terjatuh lalu berubahmenjdi babi hutan. Telur yang laindiberikan kepada Batara Gurukemudian berubah menjadi bayiperempuan. Bayi itu diberi nama NjiPohatji dan disusui oleh Dewi Uma,istri Batara Guru. Setelah Nji Pohatjidewasa, Batara Narada inginmenjadikannya sebagai istri. Karenatakut kena bencana jika hal itu terjadi,Nji Pohatji diracun dan dikuburkan dibumi. Dikisahkan, dari kepalanyatumbuh pohon kelapa, dari matanyatumbuh padi, dari kemaluannyatumbuh pohon enau, dan dari bagianlain tumbuh rerumputan, Batara Gurumengetahui peristiwa itu menyuruhrakyatnya memelihara tumbuhantersebut.

Motif Tiga Cerita Asal-UsulTanaman Padi

Dari ketiga cerita di atas, penulismengklafikasikan motif yang terdapatpada ketiganya dengan menggunakanteori motif Thompson. Ada lima motifcerita yang ditemukan di dalam ketigacerita asal-usul tanaman padi. Kelimamotif tersebut dipaparkan sebagaiberikut.

Motif Asal-usul Pohon dan Tanaman(Mythological Motives Origin ofTrees and Plants A 2600—2899)

“Cerita Tentang Padi” berasaldari Kei (Maluku). Di dalam cerita initerdapat motif asal-usul pohon dan

Page 7: DALAM TIGA CERITA RAKYAT INDONESIA Erli Yetti Badan Bahasa

Erli Yetti: Motif Asal-Usul Tanaman Padi dalam…

59

tanaman (Mythological MotivesOrigin of Trees and Plants A 2600—2899). Asal-usul padi di dalam ceritadikatakan berasal dari Dasar Pratalakarena pertemuan Letwir denganperempuan tua, sebagai pemilik padi.Peristiwa itu terjadi ketika Letwirsedang mencari anjingnya yangterperosok ke Dasar Pratala. Letwirdisuguhi makanan yang serba mentah,di antaranya beras merah dan berasputih, tetapi Letwir menolak denganalasan barang mentah.

Pada saat Letwir pulang kekampung halamannya, ia berhasilmembawa beberapa butir padi yangdimasukkan kedalam lubang hidungnya.Padi itu kemudian ditanam di ladangLetwir di Wir-werbut. Setelah padi itumasak, Letwir memberikan kepadatetangganya. Jadi sampai saat inimasyarakat Kei mempercayai padi ituberasal dari Dasar Paratala. Hal initermuat di dalam kutipan cerita berikutini.

Setibanya didasar prataladilihatnja seorang perempuan tuaberdiri di sebuah ladang...

...Kemudian orang itumenghidangkan kepada Letwir berasmerah dan beras putih yang serbamentah pula.

...Ketika mereka bercerai, isteriLetwir menuntut kepada suaminja:“Kembalikan padi milikku itukepadaku.”

Jawab Letwir,”Segala makananyang ibu hidangkan itu memangsemuanja makanan yang utama danbaik sekali. Bahkan di arcapada kamitidak mempunyai makanan yangseutama dan sebaik yang ibu hidangkanitu. Bolehkan saya membelinya barangsedikit.

...Ketika mereka bercerai, istriLetwir menuntut kepadasuaminja,”Kembalikan padi milikku itukepadaku.”

Akan tetapi Letwir menolak untukmengembalikan padi itu kepadaistrinya. Digenggamnya erat-erat padiitu, akan tetapi istrinja berkeras hendakmerebutnja dari tangan Letwir.Kemudian Letwir memasukkan danmemuntir padi itu kedalam sarungnja.Perempuan itu masih juga berusahauntuk merebut padi itu. Lalu Letwirmengepit padi itu erat-erat didalamketiaknja. Namun perempuan itu masihjuga berusaha merebut padi itu darisuaminja. Kemudian Letwirmemasukkan padi itu kedalamhidungnja. Barulah perempuan itu tidakberdaja merebut padi itu dari Letwir.(Tim Penelitian dan PencatatanKebudayaan Daerah Maluku,1978: 13-17).

Jelas tergambar bagaimana usahaLetwir untuk dapat membawa padi kebumi (arcapada). Berbagai cara untukmenyembunyikan padi selalu sajagagal. Usaha terakhirnya lolos karenaLetwir menyembunyikan beberapabutir padi di dalam hidungnya danLetwir menanam padi itu di bumi.Setelah tumbuh subur dan dimasak,Letwir membagikannya kepadatetangganya. Oleh karena itulah sampaisaat ini masyarakat setempat (Kei)mempercayai asal-usul padi di tempatmereka berasal dari Dasar Pratala.

Motif yang sama juga terdapatpada cerita “Asal-usul Padi” dariMadura. Di dalam cerita, disebutkantanaman padi itu berasal dari tubuh NjiPohatji yang dikuburkan. Peristiwadiawali ketika Batara Guru diKayangan hendak mendirikan balaipertemuan, dia meminta agar semuadewa menyetorkan bahan-bahanbangunan. Semua dewa telahmenyetorkan bahan bangunan itu,sedangkan Dewa Anta tidak dapatmenyetorkan karena Dewa Anta tidakmemiliki kaki dan tangan danbadannya pun berbentuk ular. Oleh

Page 8: DALAM TIGA CERITA RAKYAT INDONESIA Erli Yetti Badan Bahasa

Kandai Vol. 10, No. 1, Mei 2014; 53-67

60

karena sedihnya ketika Batara Naradadatang, ia menangis dan tiga tetes airmatanya berubah menjadi tiga butirtelur. Batara Narada menyarankanDewa Anta membawa tiga telur itumenghadap Batara Guru. Ketika DewaAnta membawa ketiga telur itu didalam mulutnya, di tengah jalan iabertemu dengan garuda dan ditanyahendak kemana, tetapi tidak dapatmenjawab karena di dalam mulutnyaterdapat tiga butir telur. Hal ituterungkap dalam kutipan berikut.

“Itulah jang sangat menjedihkanhatiku,” kata Dewa Anta. “Sebenarnjaaku bermaksud akan memenuhi tugasitu, tetapi sajang, tidak bisa. Bukankarena aku tidak mau, melainkankarena tidak bisa”. Sambil berkatademikian itu, air mata Dewa Anta titiktiga butir. Anehnja, air mata itu laluberubah mendjadi telur. Tiga butir airmata yang menetes itu berubahmendjadi tiga butir telur.

Melihat kedjadian itu, heranlahDewa Narada, lalu katanja kepadaDewa Anta, “sebaiknja begini, kalaukau mau menerima usulku. Aku tahuhalmu. Karena kau tidak menjediakanbahan-bahan itu bukan karena tidakmau melainkan karena tidak bisa,tentu sadja Batara Guru maumemaafkannja. Dan tiga butir teluradjaib itu sebaiknja kau persembahkankepada Batara Guru.

“Baik. Aku akan membawa telur-telur ini menghadap Batara Guru,“kata Dewa Anta. Dewa Anta laluberangkat menudju ke istana BataraGuru. Tiga butir telurnja dibawadengan dikulumnja dalam mulutnja.Ditengah djalan, Dewa Anta bertemudengan seekor burung garuda.(Urusan Adat Istiadat dan TjeritaRakjat, 1963,34—35).

Selanjutnya, dikisahkan bahwaDewa Anta tidak dapat menjawabkarena mulutnya sedang mengulumtelur. Garuda itu menjadi marah, laluDewa Anta diterjang dan disambarberkali-kali. Akibat kesakitan, duatelurnya terjatuh dan pecah lalu keluardua ekor babi hutan yang bernamaSang Kalabuat dan Sang Badugbasu.Dengan membawa telur yang tinggalsebutir, Dewa Anta menghadap BataraGuru dan menceritakan semuamasalahnya. Ia disuruh membawa teluryang tinggal sebutir dan merawatnya;setelah menetas barulah dibawa lagikehadapan Batara Guru. Hal ituterungkap dalam kutipan berikut.

“Hai Dewa Anta. Akan pergikemanakah kau?” tanja burunggaruda itu. Dewa Anta tidakmendjawab sepatahpun. Ia tidak bisamendjawab karena mulutnjadipergunakan untuk mengulum telurtiga butir itu. Kalau dia mendjawabberarti membuka mulutnja, dan telurjang dikulumnja itu tentu akan djatuhdan petjah. Berkali-kali burung garudaitu bertanja, tetapi sama sekali tidakdidjawab oleh Dewa Anta. Lamakelamaan marahlah burung garudaitu. Dewa Anta diterdjang dandisambarnja berkali-kali. Dewa Antamerasa sakit dan terkedjut. Dua butirtelur jang dikulum itu lepas darimulutnja dan djatuh ke bumi. Duabutir telur itu petjah dan dari telur-telur itu keluarlah dua ekor babihutan, yang seekor bernama SangKalabuat seekor bernama SangBudugbasu.

Dengan membawa telur jangtinggal sebutir itu, Dewa Antamelandjutkan perdjalanannjamenghadap Batara Guru. Sesampainjadihadapan Batara Guru, Dewa Antamentjeritakan segala hal ihwalnja.

Page 9: DALAM TIGA CERITA RAKYAT INDONESIA Erli Yetti Badan Bahasa

Erli Yetti: Motif Asal-Usul Tanaman Padi dalam…

61

“Baiklah, “ kata Batara Guru.“Kau tidak kumarahi, karena kautidak bermaksud membantahperintahku. Selandjutnja tentang telurjang akan kau berikan kepadaku itubawalah lagi pulang ke rumahmu.Rawatlah baik-baik. Setelah menetaskelak, bawalah kesini serahkankepadaku. (Urusan Adat Istiadat danTjerita Rakjat, 1963, 35—36)

Dewa Anta segera membawapulang telur itu. Beberapa harikemudian telur itu menetas lalukeluarlah seorang bayi perempuan.Bayi itu lalu diserahkan kepada BataraGuru dan disusui oleh Dewi Uma, istriBatara Guru. Bayi itu diberi nama NjiPohatji Sangiang DangdajangTisnawati. Lama kelamaan bayi itutumbuh besar dan Batara Guru tertarikdan akan memperistrinya. Melihat halitu, dewa-dewa khawatir dan berusahamenggagalkan niat Batara Guru karenamelanggar adat dan dapatmenimbulkan bencana, sepertiterungkap dalam kutipan berikut.

Sesuai dengan perintah BataraGuru, Dewa Anta lalu menjerahkanbaji itu kepada Batara Guru, dandisusui oleh Dewa Uma, isteri BataraGuru. Baji itu dinamakan Nji PohatjiSangiang Sri Dangdajang Tisnawati.

Lama kelamaan si baji Nji PohatjiSangiang Sri Dangdajang Tisnawatimakin besar dan makin nampakketjantikan parasnja. Hingga padaakhirnja Sangiang Sri mendjadiseorang gadis jang sangat molekmenarik. Siapa sadja jang melihatnja,nistjaja tertariklah hatinja. BataraGuru begitu pula, tertarik kepadanja,dan ingin memperisteri. Mengetahuihal itu, dewa-dewa jang lain mendjadikhawatir. Mereka semua tidakmenjetujui perkawinan antara BataraGuru dengan Nji Pohatji SangiangDangdajang Tisnawati. Ketidak

setudjuan mereka itu sebenarnja bukankarena iri hati, melainkan karena takutakan datangnja bentjana besar akibatdari tindak jang menerdjang adat.Menurut adat mereka, pantanglahpelaksanaan kawin dengan anakkandungnja. (Urusan Adat Istiadat danTjerita Rakjat, 1963: 36)

Untuk menghindari bencana besaryang akan terjadi jika perkawinanantara Batara Guru dan Nji Pohatjiterlaksana, para dewa sepakatmemberikan racun kepada Nji Pohatjihingga Nji Pohatji akhirnya meninggal.Setelah Nji Pohatji dikuburkan darikuburnya muncul berbagai tanaman,seperti kepalanya tumbuh pohonkelapa, dari matanya tumbuh padi, daridadanya tumbuh padi pulut, darikemaluannya tumbuh pohon enau, dandari yang lainnya tumbuh rumput-rumputan. Kabar itu tersiar sampaikepada Sri Baginda. Sri Bagindamemerintahkan rakyatnya untukmemelihara tumbuhan itu karenasemua itu adalah penjelmaan dari NjiPohatji yang telah mati, sepertiterungkap dalam kutipan berikut.

Semua dewa di Kayangan lalumentjari daja upaja akanmenggagalkan niat Batara Guru itu.Tidak ada lain djalan ketjuali hanjamembunuh Sangiang Sri. Maka dewa-dewa itu meminumkan ratjun kepadaSangiang Sri. Akibat kena ratjun itu,Sangiang Sri lalu mati, dan terdjadilahkeadjaiban jang sangatmengherankan. Dari kuburan NjiPohatji Sangiang Sri Tisnawati itutumbuhlah bermatjam-matjam tumbuh-tumbuhan; dari arah kepalanjatumbuh pohon kelapa, dari arahmatanja tumbuh padi, dari arahdadanja tumbuh padi pulut, dari arahkemaluannja tumbuh pohon enau, dandari bagian-bagian lain tumbuh

Page 10: DALAM TIGA CERITA RAKYAT INDONESIA Erli Yetti Badan Bahasa

Kandai Vol. 10, No. 1, Mei 2014; 53-67

62

berbagai-bagai pohon, juga rumput-rumputan.

Tumbuh-tumbuhan itu diketahuioleh para dewa, maka Batara Gurupunbersabda: “Tumbuh-tumbuhan jangtumbuh dari kuburan Nji PohatjiSangiang Sri itu kelak akan sangatberfaedah bagi kehidupan manusia.Beritahukanlah kepada radjaPadjadjaran, agar memerintahkankepada segenap rakjatnja, memeliharatumbuh-tumbuan itu baik-baik."

Radja Padjadjaran pun diberitahuoleh para dewa tentang adanjatumbuh-tumbuhan dari kuburSangiang Sri itu. Baginda lalumemerintahkan segenap rakjatnja agarmemelihara tumbuh-tumbuhan itubaik-baik. Sampai sekarang tumbuh-tumbuhan itu terpelihara baik-baik,dan padi jang tumbuh dari mataSangiang Sri itu mendjadi makananutama rakjat. Karena tumbuh dariSangiang Sri, maka padi sering disebutdjuga Sangiang Sri. (Urusan AdatIstiadat dan Tjerita Rakjat, 1963: 36-37)

Dari kutipan ini terlihat bahwaNji Pohaji memiliki kesaktian. Setiapbagian tubuhnya tumbuh tanaman yangberguna dan bermanfaat bagimasyarakat. Sejak peristiwa itu,masyarakat menyakini asal-usul paditersebut dari tubuh Nji Pohatji.

Motif Bagian Tubuh Manusia atauHewan Berubah Menjadi Tanaman(A 2611.0.5: Part of Human orAnimal Body Trasformed Into Plants)atau Motif Penjelmaan Manusia JadiObjek Lain (D200—299: MagicTransformation Man to Object)

Cerita asal-usul tanaman yangbersumber dari tumbuhan terdapatpada cerita ”Si Beru Dayang”. Ceritaini berasal dari Sumatera Utara. Ceritaini bermula saat Tanah Karo sedangdilanda kekeringan. Semua rakyat

menderita kelaparan karena makananpokok mereka dari buah kayu tidaklagi dapat dipetik. Seorang ibu yanghidup bersama anak laki-lakinyasedang dilanda kelaparan. Anak itubernama Si Beru Dayang. Si BeruDayang menangis terus menerus dipangkuan ibunya karena kelaparan.Akibat rasa lapar yang tidaktertahankan si anak laki-laki ibu itumeninggal. Si ibu miskin itu tidakdapat menerima keadaan yangmenyedihkan itu. Ibu Si Beru Dayangputus asa dan ia nekad mengakhirihidupnya terjun ke sebuah sungai dantidak lama kemudian ibu Si BeruDayang menjelma menjadi ikan,seperti terbaca pada kutipan berikut.

Tanah Karo ditimpa kekeringan.Rakyat daerah itu biasanya memakanbuah kayu sekarang sudah tidak adalagi. Ibu miskin itu tidak dapatmemberikan apa-apa pada anak laki-lakinya bernama Si Beru Dayang yangsedang kelaparan. Semakin lamatangisnya semakin kencangdipangkuan ibunya. Tangisan Si BeruDayang benar-benar mnenyayat hatiibunya. Namun, sang ibu tak dapatmenolongnya. Ia hanya bisameneteskan air mata sambil merangkulanak. Akan tetapi, tangis itu lamakelamaan reda karena anak laki-lakiitu meninggal. Ibu miskin sedih danberputus asa. Ibu miskin itu berlarikencang dan berdiri di sebuah sungaidan kemudian terjun. Tidak lamasetelah kejadian itu muncullah seekorikan. (Saragih, 2006:2)

Kekeringan yang melanda negeriTanah Karo belum juga usai, tetapisemua rakyat tidak mengenal lelahuntuk mendapatkan bahan makanan.Diceritakan, pada suatu ketika duaorang anak kecil yang sedangkelaparan mengais tanah dekat danau.Mereka menemukan buah sebesar buah

Page 11: DALAM TIGA CERITA RAKYAT INDONESIA Erli Yetti Badan Bahasa

Erli Yetti: Motif Asal-Usul Tanaman Padi dalam…

63

labu. Setelah buah itu diperiksa makakeluarlah suara yang menyuruhmemotong-motongnya dan kemudianditanam. Perintah itu pun dijalankanoleh rakyat. Mereka memotong-motong dan menanamnya. Ternyatapotongan-potongan buah yang ditanamitu tumbuh menyerupai tumbuhanpadi. Mereka lalu memasaknyamenjadi nasi. Sejak saat itu,masyarakat Tanah Karo menyakinibahwa buah sebesar labu yangakhirnya tumbuh menjadi tanamanpadi tersebut adalah penjelaman SiBeru Dayang. Untuk mengingat SiBeru Dayang dan ibunya, masyarakatselalu memakan nasi bersama ikan.Hal ini diketahui dari kutipan berikut.

Sejak itulah penduduk Tanah Karotetap menyebut buah padi denganistilah Beru Dayang. Makanan pokokmereka yang semula dari buah kayuberalih ke si Beru Dayang. Untukmempertemukan si Beru Dayangdengan ibunya, masyarakat TanahKaro menyantap makanan itu bersamadengan ikan yang dipercaya sebagaipenjelmaan dari ibu si Beru Dayang.(Saragih, 2006:12)

Motif penjelmaan dalam ceritarakyat Madura “Asal Mula Padi”, NjiPohatji berasal dari telur yang jugaberasal dari air mata Dewa Anta.Setelah meninggalnya, di kuburan NjiPohatji tumbuh pohon. Di dalam ceritarakyat Madura itu, motif ceritanyaterlihat dalam kutipan berikut.

Dengan senang hati DewaAntapun pulang, membawa telur jangtinggal sebutir itu. Beberapa harikemudian, telur itupun menetas.Lahirlah dari telur itu seorang bajiperempuan yang sangat mungil. Sesuaidengan perintah batara Guru, DewaAnta lalu menyerahkan baji itu kepadabatara Guru. Baji itu diterima denganbaik oleh Batara Guru, dan disusui

oleh Dewi Uma, isteri Batara Guru.Baji itu dinamakan Nji PohatjiSangiang Sri Dangdajang Tisnawati.

Lama kelamaan si bayi Nji PohatjiSangiang Sri Dangdajang Tisnawatimakin besar dan makin nampakketjantikan parasnja. Hingga padaakhirnja Sangiang Sri mendjadiseorang gadis jang sangat molekmenarik. Siapa sadja yang melihatnja,nistjaja tertariklah hatinja. BataraGuru begitu pula, tertariklahkepadanja, dan ingin memperistri.Mengetahui hal itu, dewa-dewa janglain mendjadi khawatir. Mereka semuatidak menjetujui perkawinan antaraBatara Guru dengan Nji PohatjiSangiang Dangdajang Tisnawati.Ketidaksetudjuan mereka itusebenarnja bukan karena iri hati,melainkan karena takut akandatangnja bentjana besar akibat daritindakaan jang menerdjang adat.Menurut adat mereka, pantanglahpelaksanaan kawin dengan anakkandungnja. Meskipun Nji PohatjiSangiang Sri itu lahir dari sebutirtelur, tetapi karena telah dibesarkandengan air susu Dewi Uma istriBatara Guru, maka tidak bedalah iadengan anak kandung Batara Guru.(Urusan Adat Istiadat dan TjeritaRakjat, 1963: 36)

Dari kutipan tersebut, terlihat asalusul padi tersebut adalah dari tubuh NjiPohatji. Kejadian itu masih diyakinimasyarakat Madura.

Motif Hukuman MelanggarTabu/Larangan (C900--C999:Punishment of Tabo)

Motif melanggar larangan terdapatdalam cerita “Asal Mula Padi”Madura. Di dalam cerita itu, BataraGuru tertarik pada gadis yangdisusukan oleh istrinya, Dewi Uma,sehingga menimbulkan ketakutan para

Page 12: DALAM TIGA CERITA RAKYAT INDONESIA Erli Yetti Badan Bahasa

Kandai Vol. 10, No. 1, Mei 2014; 53-67

64

dewa karena dapat menimbulkanmalapetaka. Hal ini terungkap dalamkutipan berikut.

Mereka semua tidak menjetudjuiperkawinan antara Batara Gurudengan Nji Pohatji SangiangDangdajang Tisnawati.Ketidaksetudjuan mereka itu sebenarjabukan karena iri hati, melainkankarena takut akan datangnja bentjanabesar akibat dari tindakan jangmenerdjang adat. Menurut adatmereka, pantangan, pantanglahpelaksanaan kawin dengan anakkandungnja. Meskipun Nji PohatjiSangiang Sri itu lahir dari sebutirtelur, tetapi karena telah dibesarkandengan air susu Dewi Uma isteriBatara Guru, maka tidak bedalah iadengan anak kandung Batara Guru.(Urusan Adat Istiadat dan TjeritaRakjat,1963:36)

Dari kutipan ini jelas terlihatbahwa di dalam kehidupan selalu adaaturan yang harus dipatuhi. Dalamcerita ini Batara Guru sudahmelakukan kesalahan ingin menikahdengan Nji Pohatji. Nji Pohatji adalah”anak susu” Batara Guru karena iadisusui oleh istrinya, Dewi Uma.Untuk menyelamatkan negeri, paradewa meminumkan racun hingga NjiPohatji meninggal.

Motif Penawaran dan Perjanjiandalam Menentukan Masa Depan(M200-M299: Ordaining the Future.Bargains and Promise)

Motif Penawaran dan Perjanjianterdapat dalam cerita “Cerita TentangPadi” dari Kei. Dalam ceritadisebutkan bagaimana keadaan Letwirtersesat mencari anjingnya sampai keDasar Pratala. Di sana Letwir bertemudengan perempuan tua. Di DasarPratala itu, Letwir disuguhi berbagai

makanan yang utama, tetapi serbamentah sehingga Letwir tidak bisamemakannya. Ternyata orang- orang diDasar Pratala belum mengenal apiyang bisa digunakan untuk memasak.Letwir mau makan makanan yangdihidangkan oleh perempuan tua ituasalkan dimasak terlebih dahulu.Untuk itu, Letwir membuat api,kemudian memasak makanan tersebut.Setelah matang Letwir dan perempuanitu makan bersama. Selanjutnyadengan kata sepakat Letwir danperempuan tua itu berjanji kawin agarmereka dapat hidup secara bersamapula. Hal ini tampak pada kutipanberikut.

...Maka bertanyalah orang tua itukepada Letwir: “Hai anak muda!Bukankah segala yang saya hidangkanitu semuanya makanan yang utamadan baik-baik belaka? Namun, apakahgerangan sebabnya tuan tidak dapatmemakannya?”

Jawab Letwir, "Segala makananyang ibu hidangkan memang makananutama dan baik sekali. Bahkan diArcapada kami tidak mempunyaimakanan seperti itu. Bolehkan sayamembelinya barang sedikit?”

Kemudian orang tua itu bertanyakepada Letwir: “Dengan apakah Tuanhendak membayarnya?”

Letwirpun menjawab: “Tunggudulu! Saya akan memberikan ibusesuatu yang bagus sekali.”

Kemudian Letwir mengambil batu-apinya dan iapun membuat api. Letwirpun menanak nasi. Nasi itudimakannya bersama orang tua itu.

Mereka sungguh menikmati nasiitu. Mereka makan bersama-sama,kemudian kawin dan hidup bersama-sama. (Tim Penelitian dan PencatatanKebudayaan Daerah Maluku, 1978: 14-15)

Kutipan tersebut menunjukkanbahwa pertemuan Letwir dengan

Page 13: DALAM TIGA CERITA RAKYAT INDONESIA Erli Yetti Badan Bahasa

Erli Yetti: Motif Asal-Usul Tanaman Padi dalam…

65

seorang perempuan tua di Dasar Pratalamembuat sebuah kesepakatan atauperjanjian untuk kawin dan hidupbersama. Proses itu dilakukan Letwirdan perempuan tua sehabis makanbersama. Motif penawaran danperjanjian jelas terbaca di dalam kisahLetwir ini.

Motif Berbohong, Mencuri,Muslihat/Penipuan (K 300—400:Deceptions)

Motif berbohong, mencuri,muslihat/penipuan terdapat dalam“Cerita Tentang Padi” dari Kei,Maluku. Di dalam cerita, Letwirtersesat ke sebuah untuk menolonganjingnya yang terperosok. Letwirakhirnya sampai di Dasar Pratala. DiDasar Pratala itu, ia bertemu denganseorang perempuan tua. Perempuan tuamenyuguhi Letwir dengan berbagaisajian makanan utama, tetapi serbamentah sehingga Letwir tidak bisamemakannya. Ternyata orang-orang diDasar Pratala belum mengenal apiyang bisa digunakan untuk memasak.Berhubung semua makanan mentah,Letwir memasak makanan mentah tadi.Setelah matang, Letwir dan perempuanitu makan bersama. Setelah berbicarapanjang lebar, akhirnya Letwir danperempuan tua itu berjanji untukkawin dan hidup bersama sehidupsemati. Akan tetapi, dalam perjalananhidupnya, Letwir dan perempuan tuaitu bercerai. Letwir kembali ke bumi,sedangkan perempuan tua itu tetaptinggal di Dasar Pratala. Pada saatLetwir mau kembali ke bumi, iamencuri bibit padi milik perempuantua itu dengan menyembunyikan dalamhidungnya. Sesampai di bumi, Letwirmenanam bibit itu dan setelah tumbuhsubur, diketahui bahwa ternyata ituadalah padi yang kalau dimasakmenjadi nasi, seperti yang terbaca padakutipan berikut.

...Maka bertanyalah orang tua itukepada Letwir: “Hai anak muda!Bukankah segala yang saya hidangkanitu semuanya makanan yang utamadan baik-baik belaka? Namun apakahgerangan sebabnja tuan tidak dapatmemakannja?”

Jawab Letwir, "Segala makananyang ibu hidangkan itu memangsemuanya makanan utama. Bahkan diArcapada, di tempat kami tidakmempunyai makanan seperti yang ibuhidangkan. Bolehkan saya membelinyabarang sedikit?”

Kemudian orang tua itu bertanyakepada Letwir: “Dengan apakah Tuanhendak membayarnya?”

Letwirpun menjawab: “Tunggudulu! Saya akan memberikan ibusesuatu yang bagus sekali.”

Kemudian Letwir mengambil batu-apinya dan ia pun membuat api. LaluLetwir pun menanak nasi. Nasi itudimakannya bersama perempuan tuaitu.

Mereka sungguh menikmati nasiitu. Mereka makan bersama-sama,kemudian berjanji kawin dan hidupbersama-sama.

....Letwir dan perempuan tua itu

berpisah. Letwir kembali kebumi danperempuan tua itu tetap di DasarPratala. Ketika Letwir hendak kembalike bumi, Letwir mencuri bibit padi danmemasukkannya ke dalam hidung.Sesampai di bumi, Letwir menanambibit yang menyrupai padi. Setelahtumbuh subur ternyata bibit itumenyerupai padi. Masyarakat senangketika padi itu dimasak menjadi nasi.(Tim Penelitian dan PencatatanKebudayaan Daerah Maluku, 1978: 16)

Kutipan tersebut menunjukanbahwa Letwir telah berbohong denganmencuri bibit padi milik mantanistrinya. Ia memasukkan ke dalam

Page 14: DALAM TIGA CERITA RAKYAT INDONESIA Erli Yetti Badan Bahasa

Kandai Vol. 10, No. 1, Mei 2014; 53-67

66

lubang hidungnya hingga Letwir loloske bumi. Perbuatan Letwir yang tidakjujur ini menunjukkan motifberbohong, mencuri,muslihat/penipuan di dalam ceritarakyat Kei, Maluku tentang asal-usulpadi.

Motif Dominan dan Motif Variasidalam Cerita “Si Beru Dayang”,“Asal Mula Padi”, dan “CeritaTentang Padi”

Setelah mengklasifikasi cerita “SiBeru Dayang”, “Asal-usul Padi”, dan“Cerita Tentang Padi”, penulismenemukan dua motif dominan initerdapat dalam cerita “Si BeruDayang” dari Kei dan “Asal MulaPadi” dari Madura. Motif yangdominan ini adalah:

1. Motif Asal-usul Pohon danTanaman (MythologicalMotives Origin of Trees andPlants A 2600—2899)Motif ini terdapat pada ketigacerita yang menjadi objekkajian.

2. Motif Bagian Tubuh Manusiaatau Hewan Berubah MenjadiTanaman(A 2611.0.5: Part of Human orAnimal Body Trasformed IntoPlants)atau Motif Penjelmaan ManusiaJadi Objek Lain(D200—299: MagicTransformation Man to Object)Motif ini terdapat pada duacerita rakyat yang dikaji, yakni“Si Beru Dayang” dan “AsalMula Padi”. Selaintransformasi tubuh manusiamenjadi tumbuhan (dalam halini adalah padi sebagai temacerita), juga terdapattransformasi bentuk darimanusia menjadi ikan, dari

telur menjadi babi hutan danbayi manusia.

Variasi lain juga terdapat dalamcerita “Asal-usul Padi” dari Madura,yaitu dari kepala tumbuh pohonkelapa, dari matanya tumbuh padi,dadanya tumbuh padi pulut, darikemaluannya tumbuh enau, dan daribagian yang lain tumbuh rumput-rumputan. Motif bervariasi terdapatpada motif 3) hukuman melanggartabu/larangan (C999--Punishment ofTaboo) yakni pada cerita “Asal MulaPadi” dari Madura dan terdapat jugapada motif 4) penawaran danperjanjian dalam menentukan masadepan (M200-M299: Ordaining theFuture. Bargains and Promises),terdapat dalam “Cerita TentangPadi”dari Kei dan motif variasi ke 5)yakni berbohong, mencuri, muslihat/penipuan (K 300—400: Deceptions)terdapat dalam cerita “Cerita TentangPadi.” Dari Kei.

PENUTUP

Berdasarkan hasil pembahasanpenulis menyimpulkan bahwa ada limamotif yang ditemukan, yaitu (1) Asal-usul pohon dan tanaman/mythologicalmotives origin of trees and plants (A2600—2899); (2) Bagian tubuhmanusia atau hewan berubah menjaditanaman/part of human or animal bodytrasformed into plants (A 2611.0.5)dan penjelmaan manusia jadi objeklain/magic transformation man toobject (D200—299); (3) hukumanmelanggar tabu (larangan)/punishmentof taboo (C900-C999); (4)menentukan masa depan; penawarandan perjanjian/ordaining the future;bargains and promise (M200-M299);dan (5) muslihat (penipuan)/deceptions(K300-400).

Page 15: DALAM TIGA CERITA RAKYAT INDONESIA Erli Yetti Badan Bahasa

Erli Yetti: Motif Asal-Usul Tanaman Padi dalam…

67

Terdapat persamaan dalam motifdominan pada ketiga cerita, yaitu motifAsal-usul pohon dantanaman/mythological motives originof trees and plants (A 2600—2899).Sementara itu, perbedaan terletak padavariasi motif di dalam ketiga cerita.Variasi motif dalam cerita “Asal-usulPadi” dari Madura, yaitu dari kepalatumbuh pohon kelapa, dari matanyatumbuh padi, dadanya tumbuh padipulut, dari kemaluannya tumbuh enau,dan dari bagian yang lain tumbuhrumput-rumputan. Motif bervariasiterdapat pada motif hukumanmelanggar tabu/larangan (C999--Punishment of Taboo), yakni padacerita “Asal Mula Padi” dari Maduradan terdapat juga pada motif 4)penawaran dan perjanjian dalammenentukan masa depan (M200-M299:Ordaining the Future. Bargains andPromises), terdapat dalam “CeritaTentang Padi” dari Kei dan motifvariasi ke 5) yakni berbohong,mencuri, muslihat/ penipuan (K 300—400: Deceptions) terdapat dalam cerita“Cerita Tentang Padi”.

DAFTAR PUSTAKA

Damono, Sapardi Djoko. 2006.Pegangan PenelitianSastra Bandingan.Jakarta: Pusat Bahasa,Departemen PendidikanNasional.

Danandjaya, James. 1984. FolklorIndonesia: Ilmu Gosip,Dongeng, dan lain-lain.Jakarta: PT Grafiti Pers.

Pudentia. 2008. Jakarta: MetodologiKajian Tradisi Lisan.Jakarta: Asosiasi TradisiLisan (ATL).

Poerbatjaraka, Prof. Dr. R.M.NG.1968. Tjerita Pandji

dalam Perbandingan.Jakarta: Gunung Agung.

Rahyono, FX. 2009. Kearifan Budayadalam Kata. Jakarta:Wedatama Widya Sastra.

Rifai, Mien Ahmad. 2007. ManusiaMadura; Pembawaan,Perilaku, dan Etos Kerja.Penampilan danPandangan Hidupnyaseperti DicitrakanPeribahasanya. Jakarta:Pilar Media.

Saragih, Kadirman. 2006. Marsikam:Cerita Rakyat BatakSimalungun. Jakarta:Pusat Bahasa,Departemen PendidikanNasional.

Sedyawati. 2008. Sastra LisanIndonesia. Jakarta:Gramedia.

Tim Penelitian dan PencatatanKebudayaan DaerahMaluku. 1977/1978.Cerita Rakyat Maluku.Jakarta: Proyek Penelitiandan PencatatanKebudayaan Daerah,Departemen Pendidikandan Kebudayan.

Thompon, Stith. 1958. Motif Index ofFolk Literature Volume 1.New Enlarged andRevised Edition. IndianaUniversity Press.Bloomington. Indiana.

Urusan Adat Istiadat dan TjeritaRakyat. 1963. Asal MulaPadi. Madura dalamCerita Rakyat 1. Jakarta:Balai Pustaka.

hhtp://www.adicita.com/2008/07kebudayaan-dunia. Diakses 14Juli 2010.