dampak media jejaring sosial terhadap ...penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dampak positif...
TRANSCRIPT
-
DAMPAK MEDIA JEJARING SOSIAL TERHADAP PENGGUNAAN
GAYA BAHASA GAUL PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 14
MAKASSAR
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana
Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar
Oleh
ADRIAN DJAHARUDDIN
10533 7266 13
1
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
2017
-
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMUPENDIDIKAN
iv
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Judul : Dampak Media Jejaring Sosial Terhadap Gaya Bahasa
Gaul Pada Siswa SMA Negeri 14 Makassar.
Nama : Adrian Djaharuddin
Nim : 10533 7266 13
Program Studi : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Fakultas : FakultasKeguruan dan Ilmu Pendidikan
Setelah diperiksa dan diteliti ulang, maka Skripsi ini telah memenuhi
persyaratan dan layak untuk diujikan.
Makassar, Agustus 2017
Disetujui oleh:
Pembimbing I, Pembimbing II,
Dr. A. Rahman Rahim, M. Hum. Andi Paida, S.Pd., M.Pd.
Mengetahui:
Dekan FKIP Ketua jurusan
Unismuh Makassar Pendidikan Bahasa Indonesia
Erwin Akib, M.Pd., Ph. D. Dr, Munirah, M.Pd
NBM: 860 934 NBM: 951 576
-
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU
PENDIDIKAN
v
SURAT PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Adrian Djaharuddin
Nim : 10533 7266 13
Jurusan : PendidikanBahasa dan Sastra Indonesia
Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Judul Skripsi : Dampak Media Jejaring Sosial Terhadap Gaya
Bahasa Gaul Pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 14
Makassar.
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya ajukan di depan tim
penguji adalah hasil karya saya sendiri dan bukan hasil ciptaan orang lain atau
dibuatkan oleh siapapun.
Demikian pernyataan ini saya buat dan saya bersedia menerima sanksi
apabila pernyataan ini tidak benar.
Makassar, September 2017
Yang Membuat Pernyataan
Adrian Djaharuddin
10533 7266 13
-
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU
PENDIDIKAN
vi
SURAT PERJANJIAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Adrian Djaharuddin
Nim : 10533 726613
Jurusan : PendidikanBahasa dan Sastra Indonesia
Fakultas : FakultasKeguruan dan Ilmu Pendidikan
Judul Skripsi : Dampak Media Jejaring Sosial Terhadap Gaya
Bahasa Gaul Pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 14
Makassar.
Dengan ini menyatakan perjanjian sebagai berikut :
1. Mulai dari penyusunan proposal sampai selesai penyusunan skripsi ini, saya
akan menyusun sendiri skripsi, saya akan (tidak dibuatkan oleh siapapun).
2. Dalam menyusun skripsi, saya akan selalu melakukan konsultasi dengan
pembimbing yang telah ditetapkan oleh pemimpin fakultas.
3. Saya tidak akan melakukan penjiplakan (Plagiat) dalam penyusunan skripsi.
4. Apabila saya melanggar perjanjian seperti butir 1,2 dan 3, saya bersedia
menerima sanksi sesuai dengan aturan yang berlaku.
Demikian perjanjian ini saya buat dengan penuh kesadaran.
Makassar, September 2017
Yang Membuat Perjanjian
Adrian Djaharuddin
NIM : `10533 7266 13
-
vii
MOTO DAN PERSEMBAHAN
“Bertakwalah kepada Allah maka Allah akan mengajarimu. Sesungguhnya
Allah Maha mengetahui segala sesuatu” (QS. Al-Baqarah ayat 282).
Aku persembahkan karya ini untuk:
Kedua orang tuaku tersayang, pendamping hidupku kelak,
dan sahabatku tercinta, atas doanya maupun kesabarannya menemaniku
melalui proses ini, hingga pada akhirnya harapanku terwujud dan menjadi
kenyataan
-
viii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji dan syukur bagi Allah Swt pencipta alam
semesta penulis panjatkan kehadirat-Nya, semoga salawat dan salam senantiasa
tercurah pada Rasulullah Muhammad SAW, beserta keluarga, sahabat dan orang-
orang yang senantiasa istiqamah untuk mencari Ridha-Nya hingga di akhir zaman.
Skripsi dengan judul “DampakMedia Jejaring Sosial Terhadap
Penggunaan Gaya Bahasa Gaul pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 14Makassar”
diajukan sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar sarjana
pendidikan pada Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar.
Berbekal dari kekuatan dan ridha dari Allah Swt. semata, maka penulisan
skripsi ini dapat terselesaikan meski dalam bentuk yang sangat sederhana. Tidak
sedikit hambatan dan rintangan yang penulis hadapi, akan tetapi penulis sangat
menyadari sepenuhnya bahwa tidak ada keberhasilan tanpa kegagalan. Oleh sebab
itu, hanya dari pertolongan Allah Swt. yang hadir lewat uluran tangan serta
dukungan dari berbagai pihak. Karenanya, penulis menghaturkan terima kasihatas
segala bantuan modal dan spritual yang diberikan dalam menyelesaikan skripsi
ini.
Oleh karena itu, ucapan terima kasih dan penghargaan teristimewa dengan
segenap cinta dan hormat ananda haturkan kepada ayahanda Djaharuddin dan Dra
Nurhayatiatas pengorbanan, doa, cinta dan kasih sayang, yang tak pernah terputus,
tercurah sejak penulis berada dalam kandungan, detik ini dan hingga kapan pun.
Berkat semua ini, penulis mampu mengarungi hidup dengan penuh semangat dan
-
ix
harapan untuk menyongsong masa depan. Serta seluruh keluarga yang telah
memberikan bimbingan, kasih sayang, dan doa. Semoga tercatat sebagai amal
ibadah di sisi Allah Swt.
Ucapan terima kasih dan penghargaan istimewa juga penulis sampaikan
kepadaDr. A. Rahman Rahim, M.Hum.danAndi Paida, S.Pd., M.Pd. pembimbing
I dan pembimbing II yang telah meluangkan waktunya dalam memberikan
bimbingan, motivasi, arahan dan semangat kepada penulis sejak penyusunan
proposal hingga terselesainya skripsi ini.
Selanjutnya penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang
setinggi-setingginya kepada Dr. H. Abd. Rahman Rahim, SE.,MM.Rektor
Universitas Muhammadiyah Makassar.Erwin Akib, M.Pd., Ph.D.Dekan FKIP
Universitas Muhammadiyah Makassar.IbuDr. Munirah, M.Pd. dan Bapak Syekh
Adilatif, M.Pd. Ketua dan Sekertaris Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia serta kakanda Muhammad Dahlan, S.Pd., M.Pd. yang selalu memberiku
semangat dan motivasi untuk menjadi orang yang sukses dan berguna bagi bangsa
dan negara, seluruh Dosen dan para Staf pegawai dalam lingkungan Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar yang telah
membekali penulis dengan dengan serangkaian ilmu pengetahuan yang sangat
bermanfaat bagi penulis.
KakakkuIhwan Djaharuddin, Rara Angraeniyang selalu menjadi motivasi
untuk menjadi yang lebih baik. Ucapan terima kasih juga penulis ucapkan kepada
Nur Hazanah Ismail yang telah menemaniku selama ini dalam suka dan duka serta
memberiku semangat dalam melangkah, para sahabatku (Muh Imran Anny, Muh
-
x
Adlis, Zulfahmi Rahman, Mahriani, Nurfazira, Fadliah, Nurdiana, Rahmi) yang
terkasih, kalian adalah sosok sahabat yang takkan penulis lupakan, serta seluruh
rekan mahasiswa Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia Angkatan 2013 terkhusus
kelas A atas segala kebersamaan, motivasi, saran, dan bantuannya kepada penulis.
Akhirnya, dengan segala kerendahan hati, penulis senantiasa
mengharapkan kritikan dan saran dari berbagai pihak, selama saran dan kritikan
tersebut sifatnya membangun karena penulis yakin suatu persoalan tidak akan
berarti sama sekali tanpa adanya kritikan. Mudah-mudahan dapat memberi
manfaat bagi para pembaca, terutama bagi diri pribadi penulis. Amin.
Makassar, Agustus 2017
Penulis
-
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................... ii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................... iii
SURAT PERNYATAAN ................................................................................ iv
SURAT PERJANJIAN ................................................................................... v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN .................................................................. vi
ABSTRAK ....................................................................................................... vii
KATA PENGANTAR ..................................................................................... viii
DAFTAR ISI ................................................................................................... ix
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................... 1
A. Latar Belakang ........................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ...................................................................... 3
C. Tujuan Penelitian ...................................................................... 4
D. Manfaat Penelitian ..................................................................... 4
BAB II KAJIAN PUSTAKA KERANGKA PIKIR ................................. 6
A. Kajian Pustaka ......................................................................... 6
1. Hasil Penelitian yang Relevan .............................................. 6
2. Pengertian Gaya Bahasa ........................................................ 8
3. Jenis-jenis Gaya Bahasa ........................................................ 10
4. Fungsi Gaya Bahasa .............................................................. 20
5. Penggunaan Gaya Bahasa ..................................................... 21
-
xiii
6. Bahasa Gaul .......................................................................... 24
7. Jejaring Sosial ....................................................................... 25
8. Globalisasi ............................................................................. 29
9. Media..................................................................................... 31
B. Kerangka Pikir ......................................................................... 32
BAB III METODE PENELITIAN .............................................................. 35
A. Jenis Penelitian ........................................................................... 35
B. Populasi dan Sampel ................................................................... 35
C. Data dan Sumber data ................................................................. 36
D. Defenisi Istilah Variabel ............................................................. 36
E. Instrumen Penelitian.................................................................... 37
F. Teknik Pengumpulan data ........................................................... 37
G. Teknik Analisis Data .................................................................. 37
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................ 39
A. Hasil Penelitian .......................................................................... 39
B. Pembahasan ............................................................................. 39
BAB V SIMPULAN DAN SARAN ............................................................ 48
A. Simpulan .................................................................................... 48
B. Saran ............................................................................................ 48
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
-
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi dinegara Indonesia,
sebagaimana tercantum dalam ikrar ketiga Sumpah Pemuda 1928. Selain itu,
di dalam UUD 1945 tercantum pasa khusus (Bab. XV, pasal 36) mengenai
kedudukan Indonesia yang menyatakan bahwa bahasa negara ialah bahasa
Indonesia. Dengan demikian, bahasa Indonesia selayaknya digunakan oleh
seluruh masyarakat sebagai cara berkomunikasi antarawarga, antardaerah,
dan antarsuku bangsa. Adapun penggunaan bahasa indonesia dalam
percakapan terbagi menjadi dua jenis, yaitu gaya bahasa formal dan
nonformal.
Bahasa Indonesia bukanlah sebuah sistem yang tunggal. Bahasa
indonesia sebagai bahasa yang hidup mempunyai berbagai variasi
penggunaan yang masing-masing ada fungsinya sendiri dalam kegiatan
berkomunikasi. Variasi yang digunakan itu sejajar, artinya tidak ada yang
lebih baik dari yang lain, (Tarman, 2013:9).
Seiring perkembangan zaman khususnya dinegara indonesia semakin
terlihat pengaruh yang diberikan oleh bahasa gaul terhadap bahasa Indonesia
dalam penggunaan tata bahasanya. Penggunaan bahasa gaul oleh masyarakat
khususnya pada siswa menimbulkan dampak negatif terhadap perkembangan
bahasa Indonesia sebagai identitas bangsa.
1
-
2
Dewasa ini, banyak siswa memakai bahasa gaul dan diperparah
dengan generasi muda Indonesia juga tidak terlepas daari pemakaian bahasa
gaul ini. Bahkan generasi muda Indonesia inilah yang banyak memakai
bahasa gaul daripada pemakaian bahasa Indoensia.
Pemakaian gaya bahasa di era modern sekarang ini mulai diabaikan
oleh masyarakat, terutama dikalangan remaja. Remaja enggan menggunakan
gaya bahasa yang baik dan benar sesuai kaidah-kaidah bahasa Indonesia
dalam percakapan yang seharusnya digunakan tetapi tidak menggunakannya
lagi karena dianggap ketinggalan zaman. Banyak para remaja yang
menggunakan gaya bahasa nonformal dalam percakapan sehari-hari.
Mengingat semakin berkembangnya arus komunikasi, maka remaja atau
siswa telah mengesahkan pemakaian bahasa slang disetiap situasi dan tidak
memperhatikan keadaan dengan siapa dan dimana mereka menggunakan
bahasa tersebut.
Bahasa slang atau yang biasa disebut dengan bahasa gaul telah
menjadi fenomena sosial dalam bidang bahasa, karenapenggunaan bahasa
gaul sudah semakin banyak ditemukan pada berbagai media di Indonesia,
baik media cetak maupun elektronik. Bahasa gaul adalah bahasa senantiasa
berkembang, banyak sekali kata-kata yang menjadi kuno ataupun usang
disebabkan oleh perkembangan zaman. Penggunaan bahasa gaul dikalangan
remaja yang semakin tinggi intensitasnya membuat kosa kata dalam bahasa
gaul semakin bertambah dan rumusan pembentukannya pun menjadi tidak
tetap.
-
3
Media sosial merupakan sarana komunikasi untuk memperluas
wawasan, pergaulan serta pertemanan dalam lingkup global yang terhubung
melalui internet. Adapun yang tercakup di dalam media sosial ialah
Facebook, Instagram, WhatsApp, Twitter, Tumblr,dan Path.
Media sebagai salah satu sarana informasi dan komunikasi ternyata
juga memiliki peran penting dalam memberikan panduan mengenai gaya
berbahasa terkini. Kalangan remaja dalam usianya yang masih belum stabil
dengan sangat mudah menyerap dan mengikuti bahasa yang ditampilkan di
media.
Berdasarkan latar belakang di atas peneliti memilih lokasi SMA
Negeri 14 Makassar sebagai lokasi penelitian karena SMA Negeri 14
merupakan sekolah yang dekat dengan pusat kota yang secara tidak lansung
member dampak terhadap penggunaan bahasa sehari-hari siswa yang mulai
mengikuti arus modernisasi.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, penulis
merumuskan permasalahan dalampenelitian ini yaitu bagaimanakah dampak
pengaruh media jejaring sosial terhadap penggunaan gaya bahasa gaul pada
siswa kelas XI SMA Negeri 14 Makassar?
-
4
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang dikemukakan di atas, maka
penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dampak positif dan negatif
media jejaring sosial terhadap penggunaan gaya bahasa gaul pada siswa
kelas XI SMA Negeri 14 Makassar.
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dalam penelitian kepada pembaca, baik yang bersifat
teoretis maupun praktis, manfaat tersebut sebagai berikut:
1. Manfaat teoretis dari hasil penelitian ini dapat menambah informasi
mengenai pengaruh media jejaring sosial secara langsung terhadap
penggunaan gaya berbahasa siswa. Penulis juga ingin menyadarkan
siswa untuk dapat memilih bahasaa yang ditimbulkan dalam media
jejaring sosial, menerapkan yang baik dan tidak meniru yang buruk
atau tidak sopan.
2. Manfaat praktis bagi peneliti dapat menambah wawasan nilai
pendidikan khususnya pendidikan bahasa Indonesia dalam
penggunaan media jejaring sosial terhadap penggunaan gaya
bahasa gaul dan dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dan
dikembangkan lebih lanjut.
-
5
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Pustaka
1. Penelitian yang Relevan
Beberapa orang juga telah melakukan penelitian yaitu Della
Nadya (2011). Pengaruh Media Terhadap Gaya Bahasa Remaja.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa seluruh
responden memiliki setidaknya satu buah akun jejaring sosial. Bahkan,
50 pesen dari responden diketahui memiliki akun jejaring sosial lebih
dari 2 buah akun
Responden yang hanya memiliki akun Facebook saja sebesar
10 persen, sedangkan yang hanya memiliki akun Twitter saja
berjumlah 15 persen. Responden yang memiliki baik akun facebook
dan Twitter sebesar 25 persen. Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa penggunaan kata-kata Slang dalam gaya bahasa remaja cukup
tinggi. Berdasarkan hasil survei, diketahui bahwa penggunaan kata-
kata Slang yang tinggi diimbangi dengan intensitas penggunaan media
jejaring sosial yang tinggi pula.
Data ini menunjukkan adanya ketertarikan antara intensitas
penggunaan media jejaring sosial terhadap gaya bahasa remaja.
Ketertarikan ini akan dibahas pada bagian pembahasan kedua.
Berdasarkan data pada grafik diatas terlihat jelas, bahwa penggunaan
5
6
-
6
gaya bahasa yang benar dalam percakapan remaja sehari-hari
(responden) sangat rendah. 65 persen responden hanya menggunakan
0-10 kata saja dari 62 kata dengan gaya bahasa yang benar. Di sisi lain,
ternyata hanya 5 persen responden yang tingkat penggunaan gaya
bahasa yang benar dalam percakapan sehari-hari cukup tinggi, yaitu
41-51 kata dari 62 kata.
Selain itu, Andi Afifah, (2013). Analisis Pergaulan di SMA Negeri
8 Bulukumba. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa peneliti
berkesimpulan dalam penelitiannya rata-rata 90 persen siswa sering
menggunakan bahasa gaul dalam kesehariannya baik dalam sehari-hari
maupun dalam media sosial.
Nina Nurhasanah, (2014). Pengaruh Bahasa Gaul Terhadap Bahasa
Indonesia. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa bahasa gaul
memiliki pengaruh kuat terhadap perkembangan berbahasa Indonesia,
umumnya dalam hal bertutur kata. Bahasa yang digunakan oleh remaja
ini muncul dari kreativitas mengolah kata baku dalam bahasa
Indonesia menjadi kata tidak baku dan cenderung tidak lazim
pemakaian bahasa gaul dapat terlihat di iklan televisi, jejaring sosial
dan lain-lain. Inilah kenyataan bahwa tumbuhnya bahasa gaul ditengah
keberadaan bahasa Indonesia tidak dapat dihindari, hal ini karena
pengaruh perkembangan teknologi serta pemakaiannya oleh sebagian
besar remaja sehingga cepat atau lambat bahasa Indonesia akan
tergeser keberadaannya.
-
7
Oleh karrena itu, penelitian tertarik untuk membahas permasalahan
tersebut untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Media
Jejaring Sosial Terhadap Penggunaan Bahasa Gaul pada Siswa Kelas
XI SMA Negeri 14 Makassar”.
Dengan demikian, jelas terdapat perbedaan antara penelitian yang
pernah dilakukan sebelumnya dengan penelitian ini. Penelitian
sebelumnya berfokus pada kajian kesastraan penggunaan gaya bahasa
formal sedangkan penelitian ini dilakukan pada siswa remaja
penggunaan gaya bahasa gaul atau bahasa slang nonformal dan
penelitian ini termasuk dalam penelitian kebahasaan.
2. Pengertian Gaya Bahasa
Gaya atau style adalah cara menungkapkan diri sendiri, dengan
cara berbahasa, tingkah laku, berpakaian, dan sebagaianya. Bila dilihat
dari segi bahasa, maka gaya berbahasa adalah cara menggunakan
bahasa. Gaya bahasa kita bisa menilai pribadi seseorang dan
kemampuan seseorang dalam menggunakan bahasa tersebut.
Menurut Sudjiman (1998:13) menyatakan bahwa sesungguhnya
gaya bahasa dapat digunakan dalam segala ragam bahasa, baik ragam
bahasa lisan, tulis, nonsastra, maupun ragam sastra, karena gaya
bahasa adalah cara menggunakan bahasa dalam konteks tertentu oleh
orang tertentu untuk maksud tertentu.
Menurut Kridaklasana (2001:25) penjelasan istilah gaya bahasa
secara luas yaitu pertama, pemanfaatan atas kekayaan bahasa oleh
-
8
seseorang dalam bertutur atau menulis. Kedua, pemakaian ragam
tertentu untuk memperoleh efek-efek tertentu. Ketiga, keseluruhan
ciri-ciri bahasa sekelompok penulis sastra.
Keraf (2007:113) mengemukakan bahwa gaya bahasa adalah cara
mengungkapkan pikiran melalui bahasa sastra khas yang
memperlihatkan jiwa dan kepribadian penulis.
Untuk membedakan gaya bahasa yang baik dan gaya bahasa yang
buruk, Gorys Keraf dalam bukunya Diksi dan Gaya bahasa,
memaparkan tiga unsur dalam gaya bahasa yang baik. Ketiga unsur
tersebut unsur adalah kejujuran, sopan-santun, dan menarik.
1) Kejujuran: gaya bahasa mengikuti aturan-aturan atau kaidah yang
baik dan benar dalam berbahasa.
2) Sopan-santun: gaya bahasa memberikan penghargaan atau
menghormati orang lain yang diajak bicara, khususnya pendengar
atau pembaca. Rasa hormat ini diwujudkan melalui gaya bahasa
yang menggunakan ungkapan-ungkapan jelas dan singkat.
3) Menarik: penggunaan gaya bahasa yang variatif akan menghindari
monotomi dalam nada, struktur, dan diksi. Selain itu, gaya bahasa
yang menarik juga memiliki kosakata yang luas serta mengandung
tenaga untuk menciptakan rasa gembira dan nikmat.
Dari beberapa pendapat para ahli yang telah diuraikan
diatas, maka dapat disimpulkan bahwa gaya bahasa adalah cara
-
9
mengungkapkan pikiran serta perasaan melalui kata-kata dengan
gaya bahasa sendiri baik dalam lisan maupun tertulis.
3. Jenis-jenis Gaya Bahasa
1) Gaya Bahasa Hiperbola
Hiperbola adalah sejenis gaya bahasa yang mengandung
pernyataan yang melebih-lebihkan jumlahnya, ukurannya dan sifatnya
dengan maksud memberi penekanan pada suatu pernyataan atau situasi
untuk memperhebat, meningkatkan kesan pengaruhnya. Gaya bahasa
ini melibatkan kata-kata, frase, atau kalimat (Guntur Tarigan 2009: 55).
Dengan kata lain hiperbola ialah ungkapan yang melebih-lebihkan
apa yang sebenarnya dimaksudkan: jumlahnya, ukurannya, atau
sifatnya. Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa gaya
bahasa hiperbola adalah jenis gaya bahasa yang mengandung ungkapan
yang melebih-lebihkan baik itu jumlah, ukuran, dan sifatnya. Contoh:
(1) Dengan new Jupiter Z kamu bisa tampil lebih percaya diri !.
(2) Honda naik kelas
2) Gaya Bahasa Litotes
Kata ini berasal dari bahasa Yunani dan berarti “Kesederhanaan”.
Berbeda dengan hiperbola, majas ini digunakan untuk melemahkan
ungkapan pikiran, jadi untuk menam- pilkan gagasan tentang sesuatu
yang kuat atau besar dengan ungkapan yang lemah.
Contoh : “silahkan singgah di gubuk saya”
-
10
Sebenarnya, yang dikemukakan dengan kata gubuk itu, mungkin
saja rumah yang besar dan mewah, tetapi si pengujar ingin
menampilkan kesan kecil, sehingga ia Gaya bahasa ini tidak pernah
digunakan untuk reklame karena apabila reklame menggunakan jenis
gaya bahasa ini otomatis konsumen tidak akan tertarik untuk membeli
produk yang ditawarkan ataupun sesuatu yang di promosikan oleh
reklame tersebut.
3) Gaya Bahasa Ironi
Dalam ironi, pengujar menyampaikan sesuatu yang sebaliknya dari
apa yangingin dikatakannya, jadi di sini terdapat satu penanda dengan
dua kemungkinanpetanda. Ironi mengandung antonimi atau oposisi
antara kedua tataran isi. Ironi juga mengandung kesenjangan yang
cukup kuat antara makna harfiah dan makna kiasan. Maka di dalam
ironi terdapat keharusan yang sering bertumpu pada makna inversi
semantis, baik secara keseluruhan maupun sebahagian. Hal ini menjadi
ciri ironi. Apabila dilihat dari wilayah maknanya, ironi tidak banyak
berbeda dengan majas pertentangan lainnya. Namun dalam ironi salah
satu bentuk (penanda) tidak hadir, jadi bersifat implisit. Perlu diingat
bahwa pemahaman ironi sangat tergantung dari konteks (bahkan
beberapa ahli bahasa membedakan ironi dari majas lainnya, karena hal
tersebut).
Apabila konteks tidak mendukung ironi, maka ujaran yang
mengandung ejekan dapat menjadi pujian.
-
11
Contoh: “Wah, pemerintah sekarang memangsukses,ya!
“Benarkah pendapatmu demikian?”
“Ya, tentu saja, sukses dalam menaikkan harga-harga”
Di sini, tampak ada dua petanda. Leksem sukses biasanya
mengandung komponenmakna positif, tetapi kadang-kadang juga dapat
mempunyai makna negatif apabilakonteks mendukungnya. Pada ujaran
pertama, leksem sukses masih mengandungkemungkinan bermakna
positif (sebagaimana lazimnya), namun pada ujaran yang ke-3 leksem
itu diikuti frasa “menaikkan harga-harga” yang secara konotatif
mempunyai makna negatif. Oposisi makna ini menunjukkan adanya
ironi. Di sini,konteks bersifat tekstual, sehingga tidak mungkin ada
makna pujian. Berkatkonteksnya, ujaran yang mengandung gagasan
positif, dapat menyembunyikanmakna yang negatif. Berikut ini
dikemukakan bagan wilayah makna ironi:
Sebenarnya, hampir semua majas memerlukan konteks, baik
tekstual maupunsituasional. Meskipun demikian, ironi selalu terdiri dari
unsur pragmatika khusus: mengujarkan sesuatu dengan ironis selalu
kurang lebih ditujukan pada sasaran bulan-bulanan. Dikatakan bahwa
ironi sering kali digunakan untuk mengolokolok. Menyam paikan
sesuatu dengan ironis adalah menggunakan kosakata yang seakan
meninggikan nilai padahal merendahkannya. Selain perubahan
petanda,dalam ironi juga ada perubahan acuan.
-
12
4) Gaya Bahasa Oksimoron
Oksimoron adalah suatu acuan yang berusaha untuk
menggabungkan kata-katauntuk mencapai efek yang bertentangan,
namun sifatnya lebih padat dan tajam dari paradoks. Misalnya :
Keramah-tamahan yang bengis.
5) Gaya Bahasa Paronomasia
Paronomasia adalah gaya bahasa yang berisi penjajaran kata-kata
yang berbunyisama tetapi bermakna lain; kata- kata yang sama
bunyinya tetapi artinya berbeda. Istilah Paronomasia ini sering juga
disamakan dengan yang mengandung maknayang sama (Keraf, 2007).
Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa gaya
bahasaParonomasia adalah gaya bahasa yang berisi penjajaran kata-kata
yang berbunyi sama yang memiliki arti yang sama maupun berbeda.
Contoh:
(1) Centralite, lebih terang lebih hemat lebih tahan lama.
(2) “semakin dekat semakin teriamin purnajual”
6) Gaya Bahasa Paralepsis
Paralepsis gaya bahasa yang merupakan suatu formula yang
digunakan sebagaisarana untuk menerangkan bahwa seseorang tidak
mengatakan apa yang tersiratdalam kalimat itu sendiri.Contoh: Juallah
segera ubi itu ke kota (ih....) yang saya maksud ke desa.
-
13
7) Gaya Bahasa Zeugma dan Silepsis
Silepsis dan zeugma adalah gaya di mana orang mempergunakan
dua konstruksirapatan dengan menghubungkan sebuah kata dengan dua
kata lain yangsebenarnya hanya salah satu yang mempunyai hubungan
dengan kata pertama.Dalam silepsis, konstruksi yang dipergunakan itu
secara gramatikal benar, tetapi secara semantik tidak benar.
Misalnya: Ia sudah kehilangan topi dansemangatnya.
8) Gaya Bahasa Satire
Satire adalah ungkapan yang menertawakan atau menolak sesuatu.
Bentuk initidak harus bersifat ironis. Satire mengandung kritik tentang
kelemahan manusia. Misalnya : Jangan pernah berpikir kau adalah
dewa, menghadapi masalah seperti ini pun kau sudah kewalahan.
9) Gaya Bahasa Inuendo
Inuendo adalah semacam sindiran dengan mengecilkan kenyataan
yangsebenarnya. Misalnya : Setiap ada pesta ia pasti sedikit mabuk
karena kebanyakan minum.
10) Gaya Bahasa Antifrasis
Antifrasis adalah semacam ironi yang berwujud penggunaan
sebuah kata denganmakna kebalikannya, yang bisa saja dianggap
sebagai ironi sendiri. Misalnya :Lihatlah sang raksasa telah datang
(maksudnya si cebol).
-
14
11) Gaya Bahasa Paradoks
Paradoks adalah opini atau argumen yang berlawanan dengan
pendapat umum,bisa dianggap aneh atau luar biasa. Dikatakan juga
paradoks, suatu proposisi yangsalah tetapi sekali gus juga benar. Sering
kali di balik gagasan yangmengherankan, paradoks menyembunyikan
kebenaran yang dapat dipertahankan.Dalam majas ini, ada dua penanda
yang mempunyai makna yang beroposisi.Kedua penanda muncul, jadi
tidak bersifat implisit. Namun, oposisi itu ada dalammakna kata saja,
sedangkan di dalam kehidupan seringkali paradoks itu tidakmerupakan
oposisi melainkan menguat- kan makna. Contoh: “Aku merasa
kesepian di tengah keramaian ini.”
Berikut ini akan dikemukakan bagan wilayah makna: Bagan
wilayah makna iniperlu dikemukakan dalam lingkup konteks
pengujaran (di sini dikemukakan dengan bentuk persegi panjang)
karena bila tidak, majas paradoks tak akan dipahami dan kata-kata yang
ada hanya akan dianggap aneh..
Di dalam leksem kesepian terdapat komponen makna ..tidak
ramai”. Sehinggatentu saja beroposisi dengan leksem keramaian.Dalam
tataran denotatif gagasan yang beroposisi ini tidak mempunyai konteks
(pendapat”umum”). Sehingga tampak mengherankan atau aneh.
Walaupun demikian, secara konotatif, keduanya merupakan paradoks,
karena sebenarnya hal ini sering terjadi bila seseorang merasa tidak
-
15
mempunyai hubungan dengan orang-orang yang berada di sekitarnya.
Inilah yang disebut paradoks.
Contoh lain: “meskipun hatinya sangat panas, kepalanya tetap
dingin.”Leksem panas dan leksem dingin mengandung komponen
makna yangberlawanan. Ujaran itu tampak aneh, luar biasa, karena
hati dan kepala yang dimaksud, berada dalam diri satu orang manusia.
Jadi acuannya tidak sesuai dengan pendapat “umum”. Meskipun
demikian. Secara konotatif, hal itu bisa sajaterjadi, bahkan seharusnya
demikian. Inilah yang disebut paradoks.
12) Gaya Bahasa Klimaks
Kata klimaks dari bahasa Yunani “klimax” yang berarti tangga.
Klimaks adalah sejenis gaya bahasa yang berupa susunan ungkapan
yang semakin lamasemakin mengandung penekanan; kebalikannya
adalah antiklimaks.
Gaya bahasa klimaks diturunkan dari kalimat yang bersifat periodik.
Klimaks adalah semacam gaya bahasa yang mengandung urutan-
urutan pikiran yang setiapkali semakin meningkatkan kepentingannya
dari gagasan-gagasansebelumnya.(Keraf, 2007).
Berdasarkan uraian di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa gaya
bahasa klimaksadalah gaya bahasa yang digunakan untuk menyatakan
beberapa peristiwa. Halatau keadaan secara berturut-turut mulai dari
urutan pikiran yang nilai ataufungsinya kurang penting kemudian
meningkat keurutan pikiran yang lebihpenting.
-
16
Contoh:
a. Nikmati serunya internetan di PONSEL LEPTOP atau PC
dengan FlashUnlimited.
b. Ingin sehat, bayar murah dan dapatkan kesehatan
berguna...sering seringlahpakai Treadmill JACO.
13) Gaya Bahasa Antiklimaks
Gaya bahasa antiklimaks adalah kebalikan gaya bahasa klimaks.
Antiklimaksdihasilkan oleh kalimat yang berstruktur mengendur.
Kalimat yang bersifat kendur yaitu bila bagian kalimat yang mendapat
penekanan ditempatkan pada awal kalimat.
Sebagian gaya bahasa antiklimaks merupakan suatu acuan yang
berisi gagasan yang diurutkan dari yang terpenting berturut-turut ke
gagasan yang kurang penting (Keraf, 2007).
Berdasarkan uraian di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa gaya
bahasaantiklimaks adalah gaya yang digunakan untuk menyatakan
beberapa peristiwa, hal atau keadaan secara berturut-turut, mulai dari
urutan pikiran yang paling penting ke urutan pikiran yang kurang
penting.
Contoh:
(1) Kamera 12 megapixels, harga 10 megapixels!!!
(2) Motor otomatis berkecepatan tinggi dengan mesin 125 cc yang
seirit 115 cc.
-
17
14) Gaya Bahasa Apostrof
Apostrof adalah semacam gaya yang berbentuk pengalihan amanat
dari para hadirin kepada sesuatu yang tidak hadir. Cara ini biasanya
dilakukan oleh orator klasik. Dalam pidato yang disampaikan kepada
suatu massa, si orator secara tiba-tiba mengarahkan pembicaraan
langsung kepada sesuatu yang tidak hadir: kepadamereka yang sudah
meninggal, atau kepada barang atau objek khayalan atausesuatu yang
abstrak, sehingga tampaknya ia tidak berbicara kepada hadirin.
Misalnya : Hai kamu dewa-dewa yang berada di surga, datanglah
danbebaskanlah kami dari belenggu penindasan ini.
15) Gaya Bahasa Anastrof dan Inversi
Anastrof atau inversi adalah semacam gaya bahasa retoris yang
diperoleh denganpembalikan susunan kata yang biasa dalam kalimat.
Misalnya: Pergilah iameninggalkan kami, keheranan kami melihat
perangainya.
16) Gaya Bahasa Apofasis dan Preterisio
Apofasis atau disebut juga dengan preterisio merupakan sebuah
gaya dimanapenulis atau pengarang menegaskan sesuatu, tetapi
nampaknya menyangkal. Berpura-pura membiarkan sesuatu berlalu,
tetapi sebenarnya ia menekankan hal itu. Misalnya : Saya tidak mau
mengungkapkan dalam forum ini bahwa saudaratelah menggelapkan
ratusan juta rupiah uang negara.
-
18
17) Gaya Bahasa Histeron Preteron
Histeron proteron adalah semacam gaya bahasa yang merupakan
kebalikan darisesuatu yang wajar, misalnya menempatkan sesuatu
yang terjadi kemudian padaawal peristiwa. Gaya bahasa ini juga
disebut hiperbaton. Misalnya : Keretamelaju dengan cepat di depan
kuda yang menariknya.
18) Gaya Bahasa Hipalase
Hipalase adalah semacam gaya bahasa di mana sebuah kata
tertentu digunakanuntuk menerangkan sebuah kata, yang seharusnya
dikenakan pada sebuah katayang lain. Misalnya : Ia berbaring di atas
sebuah kasur yang gelisah. (yanggelisah adalah manusianya bukan
kasurnya).
19) Gaya Bahasa Sinisme
Sinisme adalah gaya bahasa yang menyatakan sesuatu dengan
menggunakan halyang berlawanan dengan tujuan agar orang tersindir
secara lebih tajam danmenusuk perasaan. Misalnya : Kau kan sudah
hebat, tak perlu lagi mendengarnasihat orang tua seperti aku ini!
20) Gaya Bahasa Sarkasme
Sarkasme adalah gaya bahasa yang melontarkan tanggapan secara
pedas dan kasartanpa menghiraukan perasaan orang lain. Misalnya :
Sikapmu seperti anjing dan sifatmu seperti babi!
-
19
4. Fungsi Gaya Bahasa
Gaya bahasa merupakan bentuk retorik yaitu penggunaan kata-kata
dalam berbicara dan menulis untuk mempengaruhi pembaca atau
pendengar (Guntur Tarigan, 2009: 4). Bertolak dari pernyataan tersebut,
dapat dilihat fungsi gaya bahasa yaitu sebagai alat untuk meyakinkan atau
mempengaruhi pembaca atau pendengar.
Di samping itu, gaya bahasa juga berkaitan dengan situasi dan
suasana karangan. Maksudnya ialah bahwa gaya bahasa menciptakan
keadaan perasaan hati tertentu, misalnya kesan baik ataupun buruk, senang
tidak enak dan sebagainya yang diterima pikiran dan perasaan karena
pelukisan tempat, benda-benda, suatu keadaan atau kondisi tertentu
(Ahmadi, 1990: 169). Selain pendapat di atas, Guntur Tarigan (2009: 4)
Mengatakan bahwa kadangkadang dengan kata-kata belumlah begitu jelas
untuk menerangkan sesuatu; oleh karena itu dipergunakanlah persamaan,
perbandingan serta kata-kata kias lainnya.
Bertolak dari beberapa pendapat di atas, dapatlah dilihat fungsi
gaya bahasa yaitu sebagai alat untuk memperkuat efek terhadap gagasan
yang disampaikan, alat untuk memperjelas sesuatu dan alat untuk
menciptakan keadaan hati tertentu. Berdasarkan beberapa pendapat
tentang fungsi gaya bahasa yang telah dipaparkandi atas, dapat
disimpulkan fungsi gaya bahasa adalah sebagai berikut:
(1) Gaya bahasa berfungsi sebagai alat untuk mempengaruhi atau
meyakinkan pembaca atau pendengar, maksudnya gaya bahasa dapat
-
20
membuat pembaca atau pendengar semakin yakin dan percaya
terhadap apa yang disampaikan penulis;
(2) Gaya bahasa berfungsi sebagai alat untuk menciptakan keadaan
perasaan hati tertentu, maksudnya gaya bahsa dapat menjadikan
pembaca hanyut dalam suasana hati tertentu, misalnya kesan baik atau
buruk, senang, tidak enak dan sebagainya setelah mengetahui tentang
apa yang disampaikan penulis;
(3) Gaya bahasa berfungsi sebagai alat untuk memperkuat efek terhadap
gagasan yang disampaikan, maksudnya gaya bahasa dapat membuat
pembaca atau pendengar terkesan terhadap agasan yang disampaikan
penulis atau pembicara.
5. Penggunaan Gaya Bahasa
a. Tinjauan tentang komunikasi
Manusia merupakan makhluk sosial. Secara naluriah,
makhluk sosial membutuhkan berkomunikasi dengan sesama.
Tidak ada manusia yang dapat hidup tanpa terjadinya komunikasi.
Seiring dengan perkembangan zaman dan berkembang pesatnya
teknologi bentuk komunikasi juga ikut berubah. Jika awalnya
komunikasi berada pada lingkungan sekitar, kini jangkauan
komunikasi setiap orang meluar karena adanya teknologi.
Menurut KBBI komunikasi adalah pengiriman dan
penerimaan pesan berita antara dua orang atau lebih sehingga
-
21
pesan yang dimaksud dapat dipahami; hubungan; kontak (KBBI,
2008:721).
Komunikasi adalah proses penyampaian pikiran atau
perasaan oleh seseorang kepada orang lain dengan menggunakan
lambang-lambang yang bermakna bagi kedua pihak, dalam situasi
yang tertentu komunikasi menggunakan media tertentu untuk
mengubah sikap atau tingkah laku seorang atau jumlah orang
sehingga ada efek tertentu yang diharapkan.
b. Jenis Komunikasi
Kita mengenal dua jenis atau kategori komunikasi:
1) Komunikasi lisan atau verbal, yaitu komunikasi menggunakan
kata-kata, hal itu diucapkan, maupun ditulis.
Komunikasi nirkata atau nonverbal, yaitu komunikasi
menggunakan bahasa tubuh, bahasa gerak atau gerak isyarat (gesture),
atau gambar.
Berbekal pengetahuan jenis atau kategori komunikasi tersebut,
dapat dikatakan bahwa komunikasi adalah perbuatan mentransfer pesan
atau informasi dari satu tempat ke tempat lain, baik secara verbal atau
lisan (menggunakan suara), tertulis (menggunakan barang cetak atau
media digital seperti buku, majalah, laman, atau surel), maupun secara
nirkata atau nonverbal (menggunakan bahasa tubuh, gerak isyarat
(gesture), serta tekanan atau tinggi nada suara.
-
22
Kemampuan seseorang berkomunikasi diukur dari seberapa akurat
informasi atau pesan yang dikirim oleh komunikator (pengirim informasi)
dapat diterima oleh komunikan (penerima informasi) dan sebaliknya. Hal
tersebut juga menjadi ukuran seberapa mahir kita berkomunikasi.
Mengasah dan mengembangkan kemahiran berkomunikasi dalam
kehidupan keseharian adalah penting, karena dapat membantu keseluruhan
aspek perikehidupan kita, baik dalam kehidupan sosial maupun kehidupan
profesional. Kemampuan mengomunikasikan pesan atau informasi secara
jelas, akurat, seperti yang dimaksudkan di atas adalah kecakapan hidup
yang sangat vital dan tak dapat diabaikan. Jika Anda merasa belum
memilikinya, jangan berkecil hati. Tak ada istilah terlambat untuk
meningkatkan kemampuan anda berkomunikasi, karena hal tersebut akan
meningkatkan kualitas hidup Anda. Contoh sederhana adalah ketika Anda
melamar pekerjaan.
Saat itu anda sudah harus menunjukkan kemahiran Anda
berkomunikasi. Mulai dari berbicara secara jelas, akurat, tegas, tetapi tetap
menjaga sopan santun, menatap mata pewawancara. Satu hal lagi, latih
dan biasakan menyimak (listen) dengan cermat, tidak sekadar
mendengarkan (hear), dan menjawab pertanyaan secara cekatan dan
cerdas. Tidak tergesa-gesa atau terburu-buru. Pikirkan terlebih dahulu
sebelum Anda mengatakan. Hal-hal itulah yang biasanya dituntut pemberi
kerja dari seorang pencari kerja.
-
23
6. Bahasa Gaul
Bahasa gaul adalah ragam bahasa Indonesia nonstandar yang lazim
digunakan di Jakarta pada tahun 1980-an. Ragam ini semuala
diperkenalkan oleh generasi muda yang mengambilnya dari kelompok
waria dan masyarakat terpinggir lain. (Harimurti Kridaklasana 2008).
Kamus Linguistik (edisi Ke-Edisi Empat). Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama).
Bahasa gaul adalah gaya bahasa yang merupakan perkembangan
atau modifikasi dari berbagai macam bahasa, termasuk bahasa
Indonesia sehingga bahasa gaul tidak memiliki sebuah struktur gaya
bahasa yang pasti. Sebagian besar kata-kata dalam bahasa gaul remaja
merupakan terjemahan, singkatan, maupun plesetan. Namun,
terkadang diciptakan pula kata-kata aneh yang sulit dilacak asal
usulnya.
Kalimat-kalimat yang digunaan umumnya kalimat tunggal.
Bentuk-bentuk elip juga banyak digunakan untuk membuat susunan
kalimat menjadi lebih pendek sehingga seringkali dijumpai kalimat-
kalimat yang tidak lengkap. Dengan demikian menggunakan struktur
yang pendek, pengungkapan makna menjadi lebih cepat yang sering
membuat pendengar yang bukan penutur asli bahasa Indonesia
mengalami kesulitan untuk memahaminya.
Sebagai bahasa nasional bahasa Indonesia merupakan alat
komunikasi formal dan nonformal, ada konsekuensi logis terkait
-
24
dengan pemakaiannya sesuai dengan situasi dan kondisi. Pada kondisi
tertentu, yaitu pada situasi formal pengguaan bahasa Indonesia yang
benar menjadi prioritas utama. Penggunaan bahasa seperti ini sering
menggunakan bahasa baku. Akan tetapi terkadang dalam suasana acara
resmi seringkali dicampuri kata-kata yang tidak baku, inilah yang
merusak dan membuat bahasa menjadi bercampur antara baku dan
tidak.
Bahasa gaul dapat timbul dimana saja, bahasa yang digunakan oleh
siswa pada umumnya ini muncul dari kreativitas mengolah kata baku
dalam bahasa Indonesia menjadi kata yang tidak baku. Bahsa gaul kita
seringkali dapati dimana saja, karena bahasa gaul dapat timbul dari
beberapa media elektronik. Inilah kenyataan bahwa timbulnya bahasa
gaul ditengah eksistensi bahasa Indonesia tidak dapat dihindari karena
pengaruh perkembangan alat komunikasi yang terus berkembang
tempat bahasa gaul bisa terus berkembang yang dipakai dikalangan
remaja sehingga kemungkinan bahasa yang baku akan tergeser
eksistensinya.
7. Jejaring sosial
Menurut Wikipedia jejaring sosial adalah suatu struktur sosial yang
dibentuk dari simpul-simpul (yang umunya adalah individu atau
organisasi) yang dijalin dengan satu atau lebih tipe relasi spesifik seperti
nilai, visi, ide, teman, keturunan dan lain-lain.
-
25
Jejaring sosial adalah struktur sosial yang terdiri dari elemen-elemen
individual atau organisasi. Jejaring ini menunjukkan jalan dimana mereka
berhubungan karena kesamaan sosialitas, mulai dari mereka yang dikenal
sehari-hari sampai dengan keluarga.
Jaringan merupakan terjemahan dari network, yang berasal dari dua
suku kata yaitu Net dan Work. Net diterjemahkan dalam bahasa sebagai
jaringan, yaitu tenunan seperti jala, terdiri banyak ikatan antar simpul yang
saling terhubung antara satu sama lain. Sedangkan kata work bermakna
sebagai kerja.
Ada dua konsep yang harus dipahami dalam jaringan sosial, antara
lain: Jaringan sosial sebagai suatu konsep metaporik: jaringan sosial hanya
dilihat sebagai suatu rangkaian antar hubungan (inter-relationship) dalam
suatu sistem sosial. Jaringan sosial sebagai suatu konsep analitis: jaringan
sosial tidak hanya dilihat sebagai jaringan yang khusus saja, tetapi juga
bagaimana karakteristik dari hubungan-hubungan yang ada sehingga
kemudian dapaat dipergunakan untuk menginterpretasikan tingkah laku
sosial dari orang-orang yang terlibat didalamnya.
1) Layanan Jejaring Sosial
Banyak layanan jejaring sosial berbasiskan web yang
menyediakan kumpulan cara yang beragam bagi pengguna untuk
dapat berinteraksi seperti messaging, email, video, chat, share file,
blog, diskusi grup, dan lain-lain. Umumnya jejaring sosial
memberikan layanan untuk membuat biodata dirinya. Pengguna
-
26
dapat meng-upload foto dirinya dan dapat menjadi teman dengan
pengguna lainnya. Beberapa jejaring sosial memiliki fitur
tambahan seperti pembuatan grup untuk dapat saling sharing
didalamnya.
2) Macam-macam situs jejaring sosial
a. Facebook adalah situs web yang diluncurkan pada 4 Februari
2004 dan didirikan oleh Mark Zuckerberg, seorang lulusan
Haarvard dan mantan murid Ardsley High School.
Keanggotaannya pada awalnya dibatasi untuk siswa dari
Harvard College.
b. Twitter adalah suatu situs web layanan jaringan sosial dan
mikroblog yang memberikan fasilitas bagi pengguna untuk
mengirimkan "pembaharuan" berupa tulisan teks dengan
panjang maksimum 140 karakter melalui SMS, pengirim pesan
instan, surat elektronik, atau aplikasi seperti Twitterrific dan
Twitbin. Twitter didirikan pada Maret 2006 oleh perusahaan
rintisan Obvious Corp.
c. Tumblr, sekarang menjadi salah satu jejaring yang banyak
diminati kalangan muda. Salah satu micro-blog atau jejaring
sosial yang anda dapat coba. Tumblr dibuat oleh David Karp
pada tahun 2007 dan sampai sekarang sudah memiliki user
kurang lebih sebanyak 3 juta orang. Berdasarkan posting David
Karp di Tumblr Staff blog pada 15 Maret 2010, rata-rata
-
27
2.000.000 posting dibuat dan 15.000 pengguna baru setiap
harinya.
d. Instagram sebagai sebuah media sosial, banyak orang yang tak
tahu arti sebenarnya dari pemakaian kata tersebut. Disusun dari
dua kata, yaitu “Insta” dan “Gram”. Arti dari kata pertama
diambil dari istilah “Instan” atau serba cepat/mudah. Namun
dalam sejarah penggunaan kamera foto, istilah “Instan”
merupakan sebutan lain dari kamera Polaroid. Yaitu jenis
kamera yang bisa langsung mencetak foto beberapa saat setelah
membidik objek. Sedangkan kata “Gram” diambil dari
“Telegram” yang maknanya dikaitkan sebagai media pengirim
informasi yang sangat cepat.Dari penggunaan dua kata
tersebut, kita jadi semakin memahami arti dan fungsi
sebenarnya dari Instagram. Yaitu sebagai media untuk
membuat foto dan mengirimkannya dalam waktu yang sangat
cepat. Tujuan tersebut sangat dimungkinkan oleh teknologi
internet yang menjadi basis aktivitas dari media sosial ini.
e. Menurut Wikipedia WhatsApp adalah aplikasi pesan untuk
smartphone dengan basic mirip BlackBerry Messenger.
WhatsApp Messenger merupakan aplikasi pesan lintas platform
yang memungkinkan kita bertukar pesan tanpa biaya SMS,
karena WhatsApp Messenger menggunakan paket data internet
yang sama untuk email, browsing web, dan lain-lain.
-
28
f. Path ialah media sosial atau jejaring sosial yang mempunyai
kegunaan hampir sama dengan media sosial instagram Yaitu
sama-sama suatu media sosial yang berfungsi untuk
membagikan pesan kepada pengguna lainnya ataupun
membagikan foto atau gambar kepada pengguna lainnya.
Namun Path mempunyai perbedaan dengan instagram. Jika
instagram, akun instagram anda dapat dilihat oleh semua orang
atau publik tetapi jika Path, akun anda hanya diperuntukkan
berteman dengan keluarga, teman dekat dan kerabat dekat
anda. Path dibandingkan dengan Instagram, sedikit lebih bagus
Path, karena Path membuat akun anda tidak sembarang orang
yang bisa melihatnya dan privasi anda di Path sangat
dilindungi.Path didirikan pada tahun 2011 lebih tepatnya pada
bulan februari 2011, Path didirikan oleh 3 orang penting di
Path yaitu Dave Morin, Shawn Fanning, dan Dustin Mierau.
Path mempunyai misi utama yaitu membuat media sosial yang
memiliki kualitas tinggi dan membuat penggunanya nyaman.
8. Globalisasi
Globalisasi merupakan proses integritasi internasional yang terjadi
karena pertukaran pandangan dunia, produk, pemikiran, dan aspek-aspek
kebudayaan lainnya. Kemajuan infastruktur transportasi dan
telekomunikasi, termasuk kemunculan telegraf dan internet merupakan
https://rahman371.wordpress.com/2014/09/06/pengertian-instagram-lengkap/
-
29
faktor utama dalam globalisasi yang semakin mendorong saling
ketergantungan (interdepensasi) aktivitas ekonomi dan budaya.
Meski sejumlah pihak menyatakan bahwa globalisasi berawal di era
modern, beberapa pakar lainnya melacak sejarah globalisasi sampai
sebelum zaman penemuan Eropa dan pelayaran ke dunia baru. Ada pula
pakar yang mencatat terjadinya globalisasi pada milenium ketiga sebelum
masehi. Pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20 keterhubungan
ekonomi dan budaya dunia berlangsung sangat cepat.
Istilah globalisasi makin sering digunakan sejak pertengahan tahun
1980-an dan lebih sering lagi sejak pertengahan 1990-an. Pada tahun 2000,
dana Monoter Internasional (IMF) mengidentifikasi empat aspek dasar
globalisasi: perdangangan dan transaksi, pergerakan modal investasi,
migrasi dan perpindahan manusia, dan pembebasan ilmu pengetahuan.
Selain itu tantangan lingkungan seperti perubahan iklim dan sangat begitu
cepat dan berpengaruh terhadap globalisasi. Proses globalisasi sangat
memengaruhi tata kerja serta sumber daya alam manusia dan sosial
budaya.
Globalisasi merupakan suatu proses dimana segala sesuatu berupa
kebudayaan, teknologi, perdagangan, investasi, serta interaksi antar negara
dapat masuk ke wilayah negara manapun, tidak mengenal batas suatu
wilayah. Teori globalisasi juga muncul sebagai akibat dari serangkaian
perkembangan internal teori sosial, khususnya reaksi terhadap perpektif
terdahulu seperti teori modernisasi.
-
30
Seperti yang terjadi pada sekarang ini, masyarakat indonesia
terkhususnya pada siswa munculnya Smart Phone yang menimbulkan
suatu gaya hidup siswa yang dapat memengaruhi gaya bahasa yang
digunakan dari media jejaring sosial akibat dari globalisasi tersebut.
9. Media
Kata “media” sendri dalam bahasa Indonesia memiliki arti sebagai alat
(sarana) komunikasi seperti koran, majalah, radio, televisi, film, dan
spanduk.
Media adalah alat atau sarana yang digunakan untuk menyampaikan
pesan dari komunikator kepada khalayak. Ada beberapa pakar psikologi
memandang bahwa dalam komunikasi antarmanusia, maka media yang
paling dominasi dalam berkomunikasi adalah pancaindera manusia seperti
mata dan telinga. Pesan-pesan yang diterima selanjutnya diproses oleh
pikiran manusia untuk mengontrol dan menentukan sikapnya terhadap
sesuatu, sebelum dinyatakan dalam tindakan.
Media (bentuk dari kata medium), merupakan kata yang berasal dari
bahasa latin Medius, yang secara harfiah berarti „tengah‟, „perantara‟ atau
„pengantar‟. Oleh karena itu, media dapat diartikan sebagai perantara atau
pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan. Media dapat berupa
sesuatu bahan (software) atau alat (hardware).
Teknologi atau media pembelajaran sebagai penerapan ilmiah tentang
proses belajar pada manusia dalam tugas praktis belajar mengajar.
Jenis-jenis Media secara Umum dapat dibagi menjadi 3, yaitu :
-
31
1. Media Visual : media visual adalah media yang bisa dilihat,
dibaca dan diraba. Media ini mengandalkan indra penglihatan
dan peraba. Contohnya :media foto, gambar, komik, gambar
tempel, dan lain-lain.
2. Media Audio : media audio adalah media yang bisa didengar
saja, contohnya : alat musik, radio, lagu dan lain-lain.
3. Media Audio Visual : media audio visual adalah media yang
bisa didengar dan dilihat secara bersamaan, contohnya : media
drama, pementasan, film, dan lain-lain. Internet termasuk
dalam bentuk media audio visual, tetapi lebih lengkap dan
menyatukan semua jenis format media, disebut multimedia
karena berbagai format ada dalam internet.
Dalam konteks penelitian ini, media yang menjadi fokus yaitu
media jejaring sosial. Media jenis ini merupakan sarana komunikasi untuk
memperluas pergaulan dan pertemanan dalam lingkup global yang
terhubung melalui internet.
B. Kerangka Pikir
Perkembangan teknologi di zaman modern ini telah menyebabkan
tergesernya nilai budaya. Salah satunya, yaitu budaya berbahasa atau
lebih tepatnya dalam hal ini bahasa Indonesia. Telah menjadi isu tersendiri
bahwa siswa sekarang ini kurang memahami benar arti sesungguhnya dari
penggunaan bahasa yang baik dan benar.
-
32
Karena kebanyakan dari mereka lebih terpengaruh oleh budaya
dari luar dan penggunaan bahasa yang sifatnya universal menurut mereka
lebih penting. Sehingga bahasa Indonesia dianggap tidak penting dan
tersingkirkan dengan adanya gaya bahasa gaul dan gaya bahasa alay
tersebut. Globalisasi memiliki pengaruh tidak langsung terhadap
perkembangan bahasa yang ada di Indonesia ini, selain membawa
pengaruh negatif juga membawa pengaruh positif. Seiring dengan
perkembangan teknologi yang modern, membuat masyarakat terkhususnya
siswa selalu mengikuti arah perkembangan teknologi yang semakin
canggih.
Berawal dari kenyataan tersebut, maka perlu adanya suatu
penelitian untuk mengetahui sejauh manakah pengaruh media jejaring
sosial terhadap gaya bahasa sehari-hari siswa. Selain itu, untuk
mengetahui apa dampak positif dan negatif dari pengaruh media sosial
terhadap gaya bahasa siswa.
-
33
Bagan Kerangka Pikir
Bagan 3.1.1 Kerangka Pikir
Pembelajaran
Bahasa
Gaya Bahasa
Gaya Bahasa Gaul
Temuan
Gaya Bahasa
Hiperbola
Analisis
Media Sosial
Akronim
-
34
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. Berusaha
menggambarkan suatu gejala sosial. Dengan kata lain penelitian ini
bertujuan untuk menggambarkan sifat sesuatu yang tengah berlangsung
pada saat studi. Metode kualitatif ini memberikan informasi yang lengkap
sehingga bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan serta lebih
banyak dapat diterapkan pada berbagai masalah.
B. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Sugiyono (2012:61) menyatakan bahwa populasi adalah wilayah
generalisasi yang terdiri atas: objek/ subjek yang mempunyai kualitas
dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari
dan kemudian ditarik kesimpulannya. Dalam penelitian ini populasi
adalah siswa kelas XI SMA Negeri 14 Makassar.
2. Sampel
Sampel adalah proses pemilihan sejumlah individu (objek
penelitian) untuk suatu penelitian sedemikian rupa sehingga individu-
individu (Objek penelitian) tersebut merupakan perwakilan kelompok
yang lebih besar pada mana objek itu dipilih (Sumanto, 2014:160).
Pengambilan sampel pada penelitian ini adalah siswa kelas XI IPS 1
yang berjumlah 35 siswa SMA Negeri 14 Makassar. Peneliti memilih
35
-
35
kelas IPS 1 karena kelas tersebut lebih cenderung menggunakan gaya
bahasa gaul dalam penggunaan bahasa sehari-hari baik di lingkungan
formal maupun nonformal.
C. Data dan Sumber Data
1. Data
Dalam penelitian ini menggunakan data yang berasal dari objek
penelitian ialah siswa kelas XI SMA Negeri 14 Makassar.
2. Sumber data
Sumber data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah berasal
dari hasil observasi dan beberapa media jejaring sosial berupa
percakapan atau yang menuliskan status pada akun media jejaring
sosial pribadinya.
D. Definisi Istilah
Dalam penelitian ini untuk memudahkan dan memberikan arah
yang jelas mengenai apa yang diukur, maka perlu diberikan definisi
operasional dari variabel dalam penelitian ini.
1. Jejaring sosial adalah struktur sosial yang terdiri dari elemen-elemen
individual atau organisasi. Jejaring ini menunjukkan jalan dimana
mereka berhubungan karena kesamaan sosialitas, mulai dari mereka
yang dikenal sehari-hari sampai dengan keluarga.
2. Gaya atau style adalah cara menungkapkan diri sendiri, dengan cara
berbahasa, tingkah laku, berpakaian, dan sebagaianya. Bila dilihat dari
segi bahasa, maka gaya berbahasa adalah cara menggunakan bahasa.
-
36
Gaya bahasa kita bisa menilai pribadi seseorang dan kemampuan
seseorang dalam menggunakan bahasa tersebut.
E. Instrumen Penelitian
Instrumen merupakan alat untuk mendapatkan informasi dan data
mengenai hal-hal yang menyangkut proses penelitian analisis deskriptif
kualitatif. Instrumen penelitian ini berupa lembar pengamatan/observasi
dan wawancara.
F. Teknik Pengumpulan data
1. Pengamatan Observasi
Observasi adalah metode pengumpulan data melalui pengamatan
langsung atau peninjauan secara cermat dan langsung dilapangan atau
lokasi penelitian. Dalam hal ini peneliti perlu mengunjungi lokasi
penelitian untuk mengamati secara langsung berbagai hal atau kondisi
belajar siswa.
2. Wawancara
Wawancara (interview) merupakan salah satu bentuk teknik
pengunmpulan data yang banyak digunakan dalam penelitian
kualitatif. Wawancara dilakukan dengan pertemuan secara lisan dalam
pertemuan tatap muka.
G. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis
deskriptif.untuk mengetahu pengaruh media jejaring sosial terhadap gaya
bahasa gaul, maka peneliti melakukan langkah-langkah sebagai berikut:
-
37
1. Mengamati langsung proses pada saat di luar jam pembelajaran
berlangsung.
2. Melakukan wawancara kepada siswa mengenai pengaruh media
jejaring sosial terhadap gaya bahasa gaul.
3. Menganalisis hasil pengamatan dan wawancara yang telah
dilakukan oleh peneliti untuk mengetahui apakah pengaruh
media jejaring sosial terhadap gaya bahasa gaul.
-
40
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Sebagaimana telah diuraikan pada bab I bahwa tujuan penelitian ini adalah
untuk mengetahui dampak media jejaring sosial terhadap penggunaan gaya bahasa
gaul pada siswa kelas XI SMA Negeri 14 Makassar. Dilakukan prosedur
penelitian analisis deskriptif kuantitatif. Hasil analisis dari keduanya diuraikan
sebagai berikut:
1. Hasil Analisis Deskriptif
Analisis statistik deskriptif dimaksudkan untuk menggambarkan
dampak media jejaring sosial terhadap penggunaan gaya bahasa gaul siswa,
melalui teknik wawancara, observasi serta respon siswa terhadap dampak
media jejaring sosial terhadap penggunaan gaya bahasa gaul pada siswa kelas
XI SMA Negeri 14 Makassar. Deskripsi masing-masing hasil analisis tersebut
adalah sebagai berikut:
a. Deskripsi Respon Siswa
Deskripsi Hasil Wawancara
Hari, Tanggal Pelaksanaan : Rabu, 28 September 2016
Waktu Pelaksanaan : 10.30 WITA – Selesai
Tempat Pelaksanaan : Kantin Sekolah SMA Negeri 14 Makassar
39
-
40
Narasumber : Anca / Nurannisa/ Nurfatma
Pewawancara : Adrian Djaharuddin
Tema wawancara : Dampak Media Jejaring Sosial Terhadap
Penggunaan Gaya Bahasa Gaul
Tujuan Wawancara : Untuk mengetahui apakah penggunaan
media jejaring sosial dapat memdampaki
penggunaan gaya bahasa gaul pada siswa
kelas XI SMA Negeri 14 Makassar.
B. Pembahasan
1. Hasil Wawancara
Dilihat dari hasil wawancara dari beberapa responden, terlihat bahwa tidak
ada satupun responden yang menjawab hampir tidak pernah menggunakan
ataupun mengecek akun media jejaring sosialnya. Hal ini menunjukkan bahwa,
intensitas penggunaan media jejaring sosial oleh siswa sangat tinggi.
Intensitas yang tinggi menggambarkan gaya hidup serta penggunaan gaya
bahasa gaul siswa yang tidak pernah terlepas dari media jejaring sosial. Sebagai
siswa yang masih dalam usia muda, media komunikasi yang paling mudah, cepat,
dan efisien pada zaman modern ini adalah media jejaring sosial. Media jejaring
sosial merupakan salah satu gaya hidup yang tidak dapat dipisahkan dari siswa
karena memiliki dua fungsi, yaitu sebagai media hiburan dan informasi, serta
media berkomunikasi.
-
40
Berdasarkan hasil wawancara terhadap beberapa responden, diketahui
bahwa penggunaan gaya bahasa gaul oleh siswa cukup tinggi. Kebanyakan
responden mengakui telah menggunakan gaya bahasa gaul disetiap update-tan
atau berkomunikasi dengan temannya di akun media sosial miliknya karena
penggunaan gaya bahasa gaul yang kurang terkendali.
Penggunaan bahasa gaul itu menjadi masalah bila digunakan dalam
komunikasi kehidupan keseharian karena bahasa yang mereka pakai tidak dapat
dipahami oleh segenap khayalak. Bahasa gaul hanya mementingkan bahasa secara
kelompok saja, tidak secara menyeluruh. Dampak lainnya, dapat mengganggu
siapa pun yang membaca dan mendengar kata-kata yang termaksud di dalamnya,
karena tidak semua orang mengerti akan maksud dari kata-kata gaul tersebut.
Terlebih lagi dalam bentuk tulisan, sangat memusingkan dan memerlukan waktu
yang lebih banyak untuk memahaminya. Penggunaan bahasa gaul yang demikian
akan membuat siswa tidak mengenal lagi bahasa baku.
2. Deskripsi Hasil Observasi
Pada studi observasi, status fenomena ditentukan dengan tidak memberikan
pertanyaan tetapi dengan cara mengamati. Pada penelitian ini metode yang
digunakan adalah observasi partisipan. Pada observasi pastisipan, pengamat
sungguh-sungguh menjadi bagian dan ambil bagian pada situasi yang diamati.
Observasi dapat dilakukan secara terang-terangan atau diam-diam. Studi dengan
menggunakan teknik observasi partisipan bervariasi pada tinggat struktur yang
dibahas pada penyelidikan. Penyelidikan-penyelidikan itu dirancang untuk
menguji hipotesis, untuk memperoleh/menggali hipotesis, atau keduanya.
41
-
40
Umumya observasi partisipan dipakai untuk menggali/membangun hipotesis. Jadi,
penelitian tersebut ditandai dengan pengumpulan sejumlah besar data yang sulit
dianalisis. (Sumanto, 2014:191).
Observasi penelitian ini mengambil sampel sebagai bukti dari beberapa
akun milik responden di media jejaring sosial yang menyangkut tentang
penggunaan gaya bahasa gaul.
Bahasa gaul adalah gaya bahasa yang merupakan perkembangan atau
modifikasi dari berbagai macam bahasa, termasuk bahasa Indonesia, sehingga
bahasa gaul tidak memiliki sebuah struktur gaya bahasa yang pasti. Sebagian
besar kata-kata dalam bahasa gaul siswa merupakan terjemahan, singkatan,
maupun pelesetan. Namun, terkadang diciptakan pula kata-kata aneh yang sulit
dilacak asal mulanya. Berikut ini adalah hasil observasi dari beberapa akun milik
responden di media jejaring sosial.
Nama Siswa/ Responden 1 : Anca
Kelas : XI IPS
Media Sosial : Komentar di Instagram
Nama Akun : Anca
1. Penggunaan gaya bahasa gaul : “BL nah, oke sip”
Anca : “wee BL nah”
ilham : “Oke sip”
Maksud dari komunikasi tersebut adalah :
Anca : “we, Boom like nah”
ilham : “Oke sip”
42
-
40
2. Penggunaan gaya bahasa gaul : “stalker”, “haters”
Nurannisa : “Kau masih seringka nu stalker, dasar haters haha”
Nurlaila : “haha kayak tong artis ada tong hatersnya”
Maksud dari komunikasi tersebut adalah :
Nurannisa : “kau masih sering cari tahu tentang saya, dasar pembenci”
Nurlaila : “haha kayak tong artis ada pembencinya”
3. Penggunaan gaya bahasa gaul : “Mang Ujang”, “Terkejoed”
Anca : “Mang ujang mau bede na rekrut bale”
Ilham : “wah hoaxji itu”
Anca : “Haha iyo langsungka terkejoed”
Maksud dari komunikasi tersebut adalah :
Anca : “Manchaster United mau merekrut pemain Gareth Bale”
Ilham : “Wah, berita menipuji itu”
Anca : “Haha iya langsung terkejut dengar beritanya”
Nama Siswa/ Responden 2 : Nurannisa
Kelas/ N I S : XI IPS
Media Sosial :Chat Instagram,
1. Penggunaan gaya bahasa gaul : “follbck”
Nisa : “follbck fat”
Fatma : “Oke”
43
-
40
Maksud dari kata follbck (follow back) yang artinya mengikuti kembali,
kalau akun kamu difollow (diikuti) oleh teman kamu di media sosial itu artinya
teman kamu dapat mengetahui segala informasi yang diberikan di akun media
sosial kamu, dan jika kamu juga ingin mengetahui informasi teman kamu, kamu
harus follow back (mengikuti kembali) akun teman kamu di media sosial.
2. Penggunaan gaya bahasa gaul : “Woles”
“Woles mko kah para kitaji semua disini”
Maksud dari kata Woles adalah sebuah kata yang menunjuk pada santai.
Namun kata santai tersebut tidak diartikan yang sebenarnya.
Nama Siswa/ Responden 3 : Nurfatma
Kelas/ N I S : XI IPA
Media Sosial : Chat Facebook
1. Penggunaan gaya bahasa gaul : “TR”, “Samsip”, “Bss”
Nurfatma : “Ayo kekantin deh”
Safika : “TR kah? haha”
: “Samsip?”
Nurfatma : “Bss”
: “berdua maki”
Maksud dari komunikasi tersebut adalah :
Nurfatma : “Ayo kekantin deh”
: “Kamu mau traktir aku? Hahaha...”
: “Sama siapa?”
Supianti : “Bayar sendiri-sendiri”
44
-
40
: “Berdua saja”
2. Penggunaan gaya bahasa gaul : “cogan”, “ndaji”
Saskia : “Bnyak cogan pasti hahahaha :v”
: “Ohahha ute anggota ku ji jga itu”
Hijrah Safitri : “Ndaji -,- haha”
: “Ada fotonya disini hahah ”
Maksud dari komunikasi tersebut adalah :
Saskia : “Pasti banyak cowok ganteng yah, hahahaha”
: “Oh... Hahaha, itu Ute anggota ku juga”
Hijrah Safitri : “Tidak ada, hahaha...”
: “Ada fotonya di sini, hehehe...”
Beberapa kalimat dan kata yang aneh dan unik seperti hasil observasi di atas
dari bahasa gaul atau bahasa slang yang dipakai di kalangan siswa saat ini.
3. Dampak yang Ditimbulkan Media Jejaring Sosial Terhadap
Penggunaan Gaya Bahasa Gaul
Penggunaan bahasa gaul oleh siswa lebih menimbulkan dampak negatif dari
pada positif terhadap perkembangan bahasa Indonesia sebagai identitas bangsa
pada saat sekarang dan masa yang akan datang. Siswa sudah banyak yang
memakai bahasa gaul dan parahnya lagi generasi muda Indonesia juga tidak
terlepas dari pemakaian bahasa gaul ini. Bahkan, generasi muda inilah yang
banyak memakai bahasa gaul daripada pemakaian bahasa Indonesia.
45
-
40
Munculnya bahasa gaul merupakan ancaman yang cukup serius pada
penggunaan bahasa lisan dan tulis. Terkadang penggunaan bahasa lisan tidak
terlalu disorot, karena merupakan bahasa percakapan sehari-hari, meski demikian
pada situasi formal penggunaan bahasa lisan yang kurang baik akan menimbulkan
kesan kurang baik pada penggunanya. Seseorang terbiasa menggunakan “qu,u”
akan cenderung sulit menggunakan kata “saya, anda”. Banyak siswa yang lancar
dalam penggunaan bahasa gaul, tetapi kesulitan dalam berbahasa Indonesia yang
baik dan benar. Contohnya, mereka lebih nyaman memakai kata “Binund”
(bingung), kemudian ada lagi penggunaan kata “di mana” menjadi “dimandose”.
Penggunaan bahasa gaul dapat mempersulit penggunanya untuk berbahasa
Indonesia dengan baik dan benar. Sudah terbukti dari hasil penelitian observasi,
wawancara dampak media jejaring sosial dapat mempengarui penggunaan gaya
bahasa gaul pada siswa sehingga siswa tersebut menggunakan gaya bahasa gaul di
kehidupan kesehariannya yang dapat menimbulkan berbagai masalah. Padahal, di
sekolah, kita diharuskan untuk selalu menggunakan bahasa Indonesia yang baik
dan benar. Dengan dibiasakannya seseorang menggunakan bahasa gaul, maka
dapat menyulitkan diri sendiri, misalnya dalam membuat tulisan ilmiah seseorang
akan kesulitan menulis karena telah terbiasa menggunakan bahasa gaul, dampak
penggunaan bahasa gaul dan yang lebih memprihatinkan lagi sampai saat ini
belum ada yang pernah mencapai nilai sempurna dalam UN (Ujian Nasional)
untuk mata pelajaran bahasa Indonesia.
46
-
40
a. Dampak Positif
Dengan digunakannya bahasa gaul adalah remaja menjadi lebih kreatif serta
mempunyai wawasan luas tentang gaya bahasa yang terus berkembang. Terlepas
dari menganggu atau tidaknya bahasa gaul, tidak ada larangan untuk menikmati
tiap perubahan atau inovasi bahasa yang muncul. Asalkan dipakai pada situasi dan
penggunaan pada orang atau lawan bicara yang tepat, media yang tepat dan
komunikan yang tepat juga.
b. Dampak Negatif
Dapat mengganggu siapa pun yang membaca dan mendengar kata-kata yang
termaksud di dalamnya, karena tidak semua orang mengerti akan maksud dari
kata-kata gaul tersebut. Keterbiasaan menggunakan gaya bahasa gaul di media
sosial dan membawa di kehidupan keseharian dapat menimbulkan berbagai
masalah. Terlebih lagi dalam bentuk tulisan, sangat memusingkan dan
memerlukan waktu yang lebih banyak untuk memahaminya.
Jika hal ini terus berlangsung, dikahawatirkan akan menghilangkan budaya
berbahasa Indonesia yang baik dan benar di kalangan siswa. Karena bahasa
Indonesia merupakan bahasa resmi negara kita dan juga sebagai identitas bangsa.
47
-
40
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan, maka dapat ditarik
kesimpulan bahwa dari hasil observasi dan wawancara siswa dapat dilihat bahwa
penggunaan bahasa gaul pada siswa terbilang sangat tinggi. Dengan demikian
respon siswa tentang dampak media jejaring sosial terhadap penggunaan gaya
bahasa gaul dapat dikatakan cukup besar karena telah memenuhi kriteria respon
siswa. Artinya media jejaring sosial cukup berdampak terhadap penggunaan gaya
bahasa gaul pada siswa kelas XI SMA Negeri 14 Makassar.
Peniruan bahasa gaul oleh pelajar tentu berdampak negatif terhadap
pemakaian bahasa Indonesia secara baik dan benar pada saat ini dan pada masa
yang akan datang. Saat ini sudah jelas di kalangan pelajar sudah banyak adanya
pemakaian bahasa gaul dan parahnya lagi generasi muda Indonesia juga tidak
lepas dari pemakaian bahasa gaul ini. Bahkan para generasi muda inilah yang
paling banyak memakai bahasa gaul daripada memakai bahasa Indonesia.
B. Saran
Semakin maraknya penggunaan bahasa gaul yang digunakan oleh pelajar,
perlu adanya tindakan nyata dari semua pihak yang peduli terhadap penggunaan
bahasa Indonesia yang merupakan bahasa nasional, bahasa persatuan dan bahasa
pengantar dalam dunia pendidikan. Untuk itu orang tua memiliki peran yang
sangat kuat dalam pemakaian bahasa, karena orang tua adalah sosok yang
seharusnya paling dekat secara psikologis dengan anak. Guru juga memegang
48
-
40
peranan yang sangat penting di sekolah, yaitu memiliki dampak yang kuat dalam
mengubah perilaku atau bahkan karakter seorang anak didik.
Ada beberapa solusi yang dapat meningkatkan penggunaan bahasa
Indonesia antara lain:
a. Menyadarkan dan memotivasikan siswa akan fungsi dan pentingnya
dari bahasa yang baku. Upaya ini dimaksud untuk mengajak seseorang
menyadari porsi dan tempat yang tepat bagi penggunaan bahasa Indonesia
yang baik dan benar.
b. Membutuhkan suatu upaya pembiasaan. Artinya, siswa dilatih untuk
berbahasa secara tepat, baik secara lisan maupun tulisan setiap saat setidaknya
selama berada di lingkungan sekolah. Pembiasaan ini akan sangat
memdampaki perkembangan kemampuan berbahasa pada siswa.
c. Proses penyadaran dan pembiasaan ini membutuhkan suatu kekuatan atau
sanksi yang mengikat, misalnya tugas menuliskan suatu artikel atau karangan
dengan bahasa yang baku. Hal ini akan menimbulkan keinginan pelajar untuk
mempelajari bahasa Indonesia yang baik dan benar.
Bahasa Indonesia adalah bahasa milik warga negara Indonesia. Oleh
karena itu, wajib hukumnya bagi warga negara Indonesia untuk merawat dan
melestarikannya.
49
-
DAFTAR PUSTAKA
Afifah, Andi. 2013. Analisis Bahasa Pergaulan di SMA Negeri 8 Bulukumba. (online)
http://andiafifah.blogspot.co.id. Diakses pada tanggal 10 Februari 2017.
Anonim. 2014. Pengertian Media dan Jenis Media. (online) http://www.pengertianahli.com.
Diakses pada 10 Februari 2017.
Anonim. 2012. Materi Makalah Tentang Jejaring Sosial. (online) http://www.definisi-
pengertian.com. Diakses pada 10 Februari 2017.
Gusdanela. 2014. Pengertian Media Menurut Beberapa Ahli dan Perbedaan Media
pembelajaran dan sumber belajar. (online) http://gusdanela.blogspot.co.id. Diakses
pada 10 Februari 2017.
Kridalaksana, Harimurti. 2001. Kamus Linguistik. Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama.
Keraf, Gorys. 2007. Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Nadya, Della. 2012. Pengaruh Media terhadap Gaya Bahasa Remaja. (online)
https://dellanadya.wordpress.com. Diakses pada tanggal 10 Februari 2017.
Nurhazanah, Nina. 2014. Pengaruh Bahasa Gaul Terhadap Bahasa Indonesia. Jurnal:
Universitas Esa Unggul Jakarta.
Rachmat. 2015. Wikipedia bahasa Indonesia, Ensiklopedia bebas. Globalisasi, (Online),
(https://id.m.wikipedia.org/wiki/Globalisasi, diakses 10Februari 2017).
Sugiyono. 2012.Statistik untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Sudjiman, Punutri. 1998. Bunga Rampai Stilistika. Jakarta: Pustaka Jaya.
Sumanto. 2014. Teori dan Aplikasi Metode Penelitian. Yogyakarta: CAPS (Center of
Academic Publishing Service)
Tarman. 2013. Bahasa Indonesia. Makassar: Universitas Muhammadiyah Makassar.
http://andiafifah.blogspot.co.id/http://www.pengertianahli.com/http://www.definisi-pengertian.com/http://www.definisi-pengertian.com/http://gusdanela.blogspot.co.id/https://dellanadya.wordpress.com/https://id.m.wikipedia.org/wiki/Globalisasi
-
SAMPUL.pdf (p.1-3)2. PERSETUJUAN PEMBIMBING.pdf (p.4)3. SURAT PERNYATAAN DAN PERJANJIAN.pdf (p.5-6)MOTO DAN PERSEMBAHAN.pdf (p.7)05 KATA PENGANTAR.pdf (p.9-11)Daftar isi.pdf (p.12-13)BAB I.pdf (p.14-50)bab IV.pdf (p.51-61)daftar Pustaka.pdf (p.62)LAMPIRAN.pdf (p.63-70)RIWAYAT HIDUP.pdf (p.71)