dan pengolahan pascapanen indikasi geografis kopi … · 2020. 9. 14. · afb tentang budidaya,...

M A S YA R A K AT P E R L I N D U N G A N I N D I K A S I G E O G R A F I S ( M P I G ) K O P I A R A B I K A F L O R E S B A J A W A

P A N D U A N B U D I D A Y A P A N D U A N B U D I D A Y AB A G I A N I B A G I A N I

1

PANDUAN BUDIDAYA DAN PENGOLAHAN

PASCAPANEN INDIKASI GEOGRAFIS

KOPI ARABIKA FLORES BAJAWA

Asosiasi Masyarakat Perlindungan Indikasi Geografis (MPIG)

Kopi Arabika Flores Bajawa2019



2

PANDUAN BUDIDAYADAN PENGOLAHAN PASCAPANEN

INDIKASI GEOGRAFISKOPI ARABIKA FLORES BAJAWA

Dani HamdanDollaris Riauaty SuhadiSuhadi Dwijomartono

Diterbitkan oleh:Asosiasi Masyarakat Perlindungan Indikasi Geografis (MPIG)

Kopi Arabika Flores Bajawa2019



3

Disadur dari buku Persyaratan Indikasi Geografis Kopi Arabika Flores Bajawa ID G 000000014

Penyunting: Dani Hamdan Dollaris Riauaty Suhadi Suhadi Dwijomartono

Desain sampul, ilustrasi, dan tata letak: Suwendi

Foto: Dok. Sahabat Cipta, Dok. Asosiasi MPIG Kopi AFB

Diterbitkan oleh: Asosiasi Masyarakat Perlindungan Indikasi Geografis (MPIG) Kopi Arabika Flores Bajawa Jl. Trans Bajawa-Ende Km 6, RT.14, Kel. Mangulewa, Kec. Golewa Barat, Kab. Ngada, NTT – Indonesia Telp. 0821 1504 8148 e-mail: [email protected] website: www.mpigkopibajawa.com

Cetakan pertama, September 2019

ISBN:

Panduan Budidaya dan Pengolahan Pascapanen Indikasi Geografis Kopi Arabika Flores Bajawa

Hak cipta dilindungi Undang-undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini tanpa izin tertulis dari penerbit.

Supported by Indonesian-Swiss Intellectual Property (ISIP) Project Certified Indonesian Geographical Indication (GI) Product



4

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas karunianya sehingga buku Panduan Budidaya dan Pascapanen Indikasi Geografis Kopi Arabika Flores

Bajawa ini dapat diterbitkan.

Kopi Arabika Flores Bajawa (AFB) terdaftar sebagai produk Indikasi Geografis Indonesia, kekayaan intelektual komunal yang dilindungi dengan nomor Sertifikat ID G 000000014.

Buku ini merupakan panduan bagi para anggota Asosiasi Masyarakat Perlindungan Indikasi Geografis (MPIG) Kopi AFB tentang budidaya, pengolahan biji kopi pascapanen, keterunutan, kontrol kualitas, standar mutu, sertifikasi, dan pelabelan.

Dengan diterapkannya buku Panduan ini diharapkan produksi kopi dan kualitas produk kopi AFB meningkat, keterunutan produk terjamin, reputasi dan karakteristik kopi AFB terjaga. Buku ini disarikan dari Buku Persyaratan Indikasi Geografis Kopi AFB.

Kepada para pihak yang telah membantu dan berkontribusi dalam penerbitan buku ini, diucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya.

Bajawa, 26 September 2019 Asosiasi MPIG Kopi Arabika Flores Bajawa

K A T A P E N G A N T A R



5

Indikasi Geografis adalah suatu tanda yang

menunjukkan daerah asal suatu barang dan/atau

produk yang karena faktor lingkungan geografis

termasuk faktor alam, faktor manusia, atau

kombinasi dari kedua faktor tersebut memberikan

reputasi, kualitas, dan karakteristik tertentu pada

barang dan/atau produk yang dihasilkan.

““



6

Kata Pengantar

Daftar Isi

Daftar Singkatan

Pendahuluan

4

6

7

9

Budidaya

Pengolahan Pascapanen dan Standar Mutu

Kontrol Kualitas dan Keterunutan

10

25

31

Bagian 1

Bagian 2

Bagian 3

D A F T A R I S I



7

AFB Arabika Flores Bajawa

BMSS Buah Merah Sehat dan Segar

cm centimeter

dpl di atas permukaan laut

HS Hard Skin (biji kopi yang masih berkulit tanduk)

IG Indikasi Geografis

ISIP Indonesian-Swiss Intellectual Property

kg kilogram

m meter

MPIG Masyarakat Perlindungan Indikasi Geografis

Puslitkoka Pusat Penelitian Kopi dan Kakao

SCAA Specialty Coffee Association of America

TBM Tanaman Belum Menghasilkan

TM Tanaman Menghasilkan

UPH Unit Pengolahan Hasil

WIB West Indische Bereiding (olah kopi basah)

D A F T A R S I N G K A T A N



8Dok. Foto: Asosiasi MPIG Kopi AFB



9

Kopi Arabika Flores Bajawa (AFB) dihasilkan dari tanaman kopi arabika yang ditanam pada dataran tinggi Bajawa, Kabupaten Ngada, Provinsi Nusa

Tenggara Timur dengan ketinggian antara 1.000-1.550 meter di atas permukaan laut (dpl) pada tanah vulkanik jenis andosol yang subur. Suhu udara rata-rata 15-25oC dan pada saat-saat tertentu suhu udara sangat dingin (< 10oC) karena pengaruh hembusan angin muson tenggara dari benua Australia. Kawasan ini memiliki iklim kering dengan curah hujan rata-rata 2.500 mm per tahun dan terdapat 3-5 bulan kering yang kuat antara bulan Juni-Oktober. Kondisi geografis tersebut sangat sesuai untuk budidaya kopi arabika.

Masyarakat Bajawa telah membudidayakan kopi arabika secara turun temurun. Mereka bertanam kopi arabika di bawah pohon penaung dan menggunakan pupuk organik. Kopi buah masak dipetik dengan tangan dan dipilih dengan perbandingan jumlah buah merah sehat dan segar (BMSS) minimal 95%. Kopi gelondong merah selanjutnya diolah secara basah dengan fermentasi selama 18 jam atau sampai 36 jam dan dikeringkan secara alami dengan cara menjemur. Kopi AFB yang diproduksi meliputi: (1) kopi biji (green bean atau coffee bean), (2) kopi sangrai (roasted bean atau roasted coffee), (3) kopi bubuk (ground coffee). Seluruh area lahan produksi kopi dan wilayah pengolahan pascapanen harus berada di dalam wilayah geografis, yaitu di Kecamatan Bajawa, Kecamatan Golewa, dan Kecamatan Golewa Barat dengan ketinggian minimal 1.000 m dpl.

P E N D A H U L U A N



10

Budidaya

Prinsip Budidaya: Organik

A. BAHAN TANAM/VARIETASHanya varietas yang ditetapkan yang dapat dibudidayakan.

Varietas arabika• Lini S-795 (dominan dan diutamakan untuk

dikembangkan)• Arabusta timtim• Typica (juria)• Bibit tersertifikasi pemerintah

B A G I A N

1



11

B. PEMBIBITAN

Pembibitan secara mandiri• MPIG dan/atau kelompok tani dapat membibitkan

sendiri• Benih dari pemasok harus bersertifikat dan diketahui

dinas yang menangani perkebunan setempat• Pembibitan menerapkan praktik-praktik yang baik

dan dikonsultasikan dengan dinas terkait atau lembaga yang kompeten

• Menggunakan varietas yang ditetapkan• Membibitkan di dalam polybag• Bibit siap tanam: memiliki 1 sampai 3 pasang cabang

primer; cabang primer pertama setidaknya memiliki 2 ruas atau 2 pasang daun

Kopi dibibitkan di dalam polybag.

C. LAHAN PENANAMAN

Kopi ditanam pada lahan yang telah ditetapkan.• Lahan milik petani atau tanah adat yang sah• Penanaman di lahan hutan harus mendapat izin dari

pihak berwenang



12

Pena

nam

an k

opi h

arus

men

ggun

akan

ta

nam

an p

enau

ng. F

ungs

inya

unt

uk

m

engu

rang

i inte

nsita

s sin

ar m

atah

ari a

gar

tidak

lang

sung

men

yina

ri po

hon

kopi



13

• Memperhatikan aspek kelestarian lingkungan • Lahan miring

- Maksimal kemiringan 45o

- Kemiringan 0o-15o dapat dibuat teras jika perlu- Kemiringan 15o-30o dibuat teras bangku arah

melintang (sabuk gunung) - Kemiringan 30o-45o dibuat teras individu per

tanaman- Pada bibir teras ditanami tanaman penguat teras

yang bermanfaat

D. PERSIAPAN TANAMAN PENAUNG (SOMBAR) Penanaman kopi harus menggunakan penaung.

Tanaman penaung sementara• Tanaman penaung disiapkan 1 tahun sebelum penanaman• Intensitas cahaya matahari yang diterima tajuk sekitar

60%• Tanaman penaung sementara disiapkan pada lahan

baru; jarak tanam disesuaikan; gunakan jenis tanaman yang bermanfaat; dipertahankan selama 2 tahun

Tanaman penaung tetap• Tanaman penaung tetap bersifat 1 atau lebih dari 1

lapis tajuk (multi-strata)• Jenis tanaman penaung tetap adalah dadap, lamtoro,

dan pohon lokal yang layak• Pengaturan dan jumlah pohon penaung multi-strata

disesuakan dengan sifat tajuk, kemiringan lahan, dan jarak tanam

• Pada lahan berteras, pohon penaung ditanam pada bibir teras



14



15

E. PERSIAPAN LUBANG TANAM KOPIKopi ditanam dengan kedalaman dan jarak tanam yang tepat.

Jarak tanam, ukuran lubang• Lahan rata dan landai: 2,5 m x 2,5 m atau 3 m x 2 m;

baris arah utara selatan; jumlah per ha sekitar 1.600 pohon

Lubang tanam berukuran 40 cm x 40 cm x 40 cm

Pengisian lubang tanam dengan kompos atau dedaunan sebagai bahan pupuk organik

• Lahan berteras: antara 2-3 m tergantung kemiringan lahan; perhatikan jarak antar teras

• Lubang tanam berukuran 40 cm x 40 cm x 40 cm; pisahkan lapisan tanah atas dan bawah saat menggali; biarkan lubang terbuka selama 1 bulan

• Isi lubang dengan pupuk kandang/kompos dosis 10-20 kg per lubang yang dicampur tanah; biarkan 2 minggu sebelum ditanami



16

Sebelum tanam, potong pangkal polybag.

Setiap pohon kopi dibuat rorak (lubang angin/parit buntu) 120 cm x 40 cm x 40 cm berjarak 20-30 cm dari batang kopi. Isi rorak dengan bahan organik (sampah kebun, pupuk kandang, kompos). Apabila rorak penuh (umumnya setahun), buat rorak baru pada sisi yang lain secara bergantian sehingga setelah 4 tahun, kembali pada rorak yang pertama kali dibuat.

Rorak (lubang buntu) berfungsi untuk meresapkan air ke dalam tanah dan dapat

dikombinasikan dengan kompos.



17

Pemupukan lubang tanam

F. PENANAMAN

Kopi ditanam dengan cara yang benar.

Tata cara penanaman• Bersihkan gulma; rapikan tanaman penaung; lakukan

pengajiran agar tanaman lurus

• Lakukan pada awal musim hujan; curah hujan pada 200 mm

• Lakukan pemotongan dengan pisau tajam pada pangkal polybag 1-1,5 cm untuk menghindari akar bengkok

• Evaluasi penanaman setelah 1 bulan; sulam tanaman yang mati dengan bibit baru

G. PEMELIHARAAN

Tanaman kopi dan tanaman penaung dipelihara dengan cara yang benar.



18

Tanaman kopi belum menghasilkan (TBM)

• Utamakan konservasi air, tanah, dan kesuburan tanah

• Setiap pohon dibuat rorak

• Lakukan pemangkasan

• Pemupukan organik dosis 5-10 kg/pohon/tahun, pada awal dan akhir musim hujan dengan cara dimasukkan ke dalam rorak. Pupuk anorganik alami (dolomit, rock phosphate, dan lain-lain) digunakan secukupnya

• Pengendalian hama terpadu tanpa menggunakan pestisida sintetik. Pengendalian gulma dengan pemangkasan; limbahnya dimasukkan ke dalam rorak

Tanaman kopi menghasilkan (TM)

• Caranya sama seperti pada pemeliharaan TBM

• Pemangkasan batang tunggal: pangkas tunas air (wiwilan kasar); tunas/ranting yang tidak perlu; pemangkasan pascapanen (cabang yang telah berproduksi 3 kali, cabang yang tumbuh dominan, dan pemendekan tanaman)

• Pemangkasan batang ganda: pangkas tunas air; cabang primer yang terserang hama, kering, dan telah berproduksi 3 kali; batang untuk memudakan kembali setiap 5 tahun sekali

• Cabang dan ranting hasil pangkasan dimasukkan ke dalam rorak



19

Percabangan pohon kopi sebagai panduan pemangkasan agar

tanaman kopi lebih produktif

Tata cara pemangkasan

• Pangkas batang tunggal (tahun ke-2 hingga tahun ke-3 setelah tanam) diawali dengan memotong batang utama (orthotrop) setinggi 120-140 cm dari tanah. Potong 2 hingga 3 cabang samping (plagiotrop) teratas pada ruas ke-3 atau ke-4.

• Biarkan pohon kopi selama 1-2 tahun agar tumbuh cabang produktif pada cabang samping agar tanaman tumbuh kokoh. Pangkas tunas air/tunas orthotrop/wiwilan yang tumbuh pada batang tunggal yang dipangkas agar cabang-cabang primer yang dipotong cukup kuat (berkayu).

• Pangkas batang ganda, buat 2 hingga 3 batang per pohon dengan siklus pangkas 5 tahun. Setelah 1 tahun tanam, untuk menumbuhkan batang baru, batang kokoh dipotong pada ketinggian 40 cm atau tanaman dirundukkan (bending). Tunas air baru hasil pemotongan batang atau hasil perundukan dipilih dan dipelihara 2-3 tunas terbaik saja sebagai batang baru.



20

Tanaman penaung

• Potong tajuk tebal, cabang sakit, dan lain-lain

• Setelah tanaman kopi berumur 2 tahun, penaung sementara dibongkar agar kebun tidak lembab

• Pangkas tanaman penaung tetap, agar sinar matahari bagi pohon kopi cukup untuk memacu pembentukan bunga kopi

• Pada akhir musim hujan, jangan lakukan pemangkasan agar tanaman penaung dapat memberikan penaungan yang cukup pada tajuk kopi selama kemarau

H. PANEN

• Panen pada pagi hingga siang hari

• Petik buah merah sehat dan segar (BMSS) minimal 95%

• Pemanen membawa 2 wadah; 1 untuk BMSS dan 1 untuk buah kering, setengah kering, dan rontok alamiah

• Lakukan pemisahan lagi terhadap buah bukan BMSS yang ikut terpetik, seperti buah hijau, buah kuning, buah setengah kering dan buah kering pohon

• BMSS yang telah dipetik harus segera diolah, tidak boleh disimpan atau diperam karena pemeraman dapat menimbulkan cacat cita rasa



21

Pemetikan selektif hanya buah yang masak sempurna. Siapkan tangga untuk tanaman kopi bertajuk tinggi agar buah merah dapat terpetik semuanya. Sebelum pemetikan, hamparkan plastik/karung di bawah tajuk kopi agar buah yang jatuh saat petik tertahan di atasnya sehingga mudah mengumpulkannya.

• Buah hasil sortasi bukan BMSS dapat langsung dijemur hingga kering, lalu digiling untuk menghasilkan kopi biji/kopi pasar. Hasil olah kering ini tidak termasuk kopi AFB



22

Pemisahan lagi buah merah sehat dan segar

Buah kopi yang dipanen secara selektif dengan memetik saat berwarna merah penuh dan matang sempurna akan menghasilkan aroma dan cita rasa kopi yang terbaik.

Perambangan dan pencucian buah kopi di UPH

Petani membawa buah kopi ke Unit Pengolahan Hasil (UPH) untuk segera diolah.

Dok. Foto: Asosiasi MPIG Kopi AFB

Dok. Foto: Asosiasi MPIG Kopi AFB Dok. Foto: Asosiasi MPIG Kopi AFB



23Dok. Foto: Asosiasi MPIG Kopi AFB

M A S YA R A K AT P E R L I N D U N G A N I N D I K A S I G E O G R A F I S ( M P I G ) K O P I A R A B I K A F L O R E S B A J A W A24

P E N G O L A H A N P A S C A P A N E N D A N S T A N D A R M U T U P E N G O L A H A N P A S C A P A N E N D A N S T A N D A R M U T UB A G I A N 2 B A G I A N 2


M A S YA R A K AT P E R L I N D U N G A N I N D I K A S I G E O G R A F I S ( M P I G ) K O P I A R A B I K A F L O R E S B A J A W A 25


Prinsip PengolahanBuah segar diolah menjadi green bean hanya dengan proses basah (wet process).

A. PROSES PENGOLAHAN

Olah Basah (Wet Process)Terdiri dari 3 jenis proses pengolahan:• Olah basah, giling kering (wet process, dry hulling)• Olah basah, giling basah (wet process, wet hulling)• Olah basah, kopi madu (wet process, pulp natural/decascado)

Pengoptimalan nilai tambah pengolahan dilakukan sesuai dengan permintaan pasar.

PENGOLAHAN PASCAPANEN DAN STANDAR MUTU

B A G I A N

2



B. METODE PENGUJIAN MUTU BARANG

Mutu fisik biji kopi• Uji defect system mengacu pada SNI 01-2907-2008• Gunakan standar 6 tingkatan mutu

Mutu Persyaratan

Mutu 1 Jumlah nilai cacat maksimum 11

Mutu 2 Jumlah nilai cacat 12 sampai dengan 25


Mutu 4a Jumlah nilai cacat 45 sampai dengan 60

Mutu 4b Jumlah nilai cacat 61 sampai dengan 80



Penjemuran biji tanpa kulit tanduk hingga kadar air mencapai 12%. Setelah itu dilakukan sortasi untuk mendapatkan green bean dengan mutu fisik yang baik




Mutu cita rasa

• Lakukan uji organoleptik (analisis sensorial) oleh panelis di Pusat Penelitian Kopi dan Kakao (Puslitkoka) di Jember dengan menggunakan metode menurut Specialty Coffee Association of America (SCAA)

• Gunakan standar indikator uji cita rasa seperti pada tabel berikut:

Indikator Nilai

Fragrance (aroma)

Flavor (khas bau kopi)

Aftertaste (rasa pascacicip)

Acidity (rasa asam enak)

Body (kekentalan)

Uniformity (keseragaman)

Balance (keseimbangan rasa)

Clean cup (cangkir bersih)

Sweetness (rasa manis)

Overall (nilai keseluruhan)

Cacat rasa yang tidak boleh ada: stinker (bau basi), earthy (bau tanah), mouldy (bau kapang), musty (bau lumut), sour (rasa asam tidak enak), oily (bau minyak bumi), chemical (bau bahan kimia), smoky (bau asap), dan lainnya.


K O N T R O L K U A L I T A S D A N K E T E R U N U T A N K O N T R O L K U A L I T A S D A N K E T E R U N U T A NB A G I A N 3 B A G I A N 3




TUJUAN

1. Memenuhi ketentuan-ketentuan yang tercantum dalam Buku Persyaratan IG Kopi AFB

2. Mengetahui asal produk (keterunutan atau keterlacakan produk)

3. Memberikan keterangan produk:

• Mutu fisik

• Mutu cita rasa

• Kekhasan

A. KONTROL

Kontrol atas pemenuhan ketentuan-ketentuan dalam Buku Persyaratan dilakukan mulai dari budidaya hingga pengolahan yang terdiri atas: kontrol mandiri, kontrol oleh kelompok tani, dan kontrol oleh MPIG.

KONTROL KUALITAS DAN KETERUNUTAN

B A G I A N

3



A.1 Kontrol Budidaya Kopi

Setiap petani memastikan kebunnya memenuhi aturan-aturan budidaya IG Kopi AFB. Kelompok tani melaporkan hasil kontrol internal kepada MPIG secara berkala. Setiap tahun sebelum musim pengolahan, MPIG memeriksa acak kelompok tani dan kebun-kebun petani.

A.2 Kontrol Pengolahan Pascapanen

Setiap Unit Pengolahan Hasil (UPH) menugaskan seorang petugas yang melakukan kontrol terhadap proses pengolahan. Setiap tahun selama panen dan pengolahan, MPIG memeriksa acak UPH milik kelompok tani dan swasta.

B. KEANGGOTAAN

MPIG memastikan semua anggota terdaftar; data anggota selalu terbarukan dan mudah untuk diperiksa.

• Setiap kelompok tani mendata anggota

• Data anggota tersimpan di dalam komputer

• Setiap petani mendapatkan nomor dan kartu anggota MPIG

• MPIG memutakhirkan keanggotaan dan data anggota setiap tahun dengan data dari kelompok tani

• Perubahan berupa: penambahan anggota baru, pemberhentian anggota lama, perubahan data budidaya dan UPH



• UPH didaftarkan sebagai ‘Pengolah IG’; data tempat pengolahan dan penyimpanan kopi lengkap

• MPIG menarik kartu anggota petani dan pengolah yang diberhentikan

C. ASAL GELONDONG

Semua gelondong merah berasal dari produsen atau petani yang telah terdaftar dan memiliki kartu anggota.

Kontrol asal gelondong selama panen dan pengolahan:

• Pada saat petani menyetorkan gelondong merah: periksa kartu anggota, catat nama petani, nomor anggota, jumlah gelondong, dan tanggal transaksi

• MPIG mengirim daftar termutakhir semua petani kepada semua UPH setiap tahun sebelum masa panen

• Petani non-anggota kelompok tani dapat menjadi produsen IG jika memenuhi syarat dan didaftar oleh kelompok tani

Contoh data petani kopi dan kartu anggota



• UPH mengirim daftar pemasok gelondong merah kepada MPIG 2 kali setahun pada pertengahan panen (Juli) dan akhir panen (September)

• MPIG memeriksa apakah jumlah gelondong merah yang dijual petani sesuai dengan luas lahan dan jumlah pohon yang dimiliki

D. LOT KOPI

Semua kopi dapat ditelusuri sumber gelondongnya, cara pengolahan dan penyimpanannya.

Merunut urutan LOT kopi:

• Segera setelah proses pengolahan, UPH mengidentifikasi setiap karung dengan kode LOT

• Kode LOT terdiri dari: kode UPH (xx), kode tahun produksi (yyyy), nomor LOT (zz)

• Setiap karung diidentifikasi dengan kode: xx-yyyy-zz

• Catatan kode LOT disimpan setidaknya sampai kopi terjual

E. PEMBELIAN DAN PENJUALAN

Semua produk kopi yang dijual telah mendapatkan sertifikat IG.

Tata cara pembelian dan penjualan:

• Setelah pengolahan dan penyimpanan serta perolehan sertifikat IG, UPH menjual kopi



• UPH mencatat setiap transaksi

• Setiap tahun (akhir Januari) data transaksi dikirim kepada MPIG

• MPIG memeriksa kecocokan data kopi yang dijual dengan jumlah gelondong merah yang dibeli

F. KONTROL KUALITAS

Semua kopi yang dijual melalui MPIG dapat diidentifikasi mutu fisik dan cita rasa dengan menggunakan standar uji yang ditetapkan.

Tata laksana kontrol:

• Setiap UPH mengirimkan sampel kopi dari proses pengolahan

• Uji mutu fisik dan cita rasa dilakukan di Puslitkoka di Jember

• Lakukan pula uji mutu pada kopi asalan yang biasa diolah petani dan kopi pasar sebagai pembanding

• Pada masa mendatang, MPIG membangun fasilitas uji mutu fisik dan cita rasa

G. KONTROL KEKHASAN

Surat keterangan produk/sertifikat IG diberikan kepada UPH yang memenuhi ketentuan-ketentuan dalam Buku Persyaratan, keterunutan, mutu dan kekhasan kopi AFB.



Tata laksana kontrol:

• UPH meminta sertifikat kepada MPIG setelah pengolahan dari gelondong merah ke kopi HS selesai dan kopi disimpan di dalam gudang yang ditata dalam bentuk LOT-LOT selama 1-2 bulan

• MPIG memeriksa setiap LOT untuk memastikan persyaratan cita rasa dan keterunutan dipenuhi

H. LABEL INDIKASI GEOGRAFIS

Semua bungkus dan paket kopi dengan sertifikat IG mencakup:

• Nama “Indikasi Geografis Kopi Arabika Flores Bajawa”

• Logo IG Kopi Arabika Flores Bajawa

• Kode Sertifikat IG yang diperoleh

• Kode LOT

Nama Kopi Arabika Flores Bajawa hanya dapat digunakan untuk kopi asli/murni yang memiliki komposisi 100% kopi Arabika Flores Bajawa. Campuran kopi tidak dapat dijual dengan menggunakan nama ini. Namun, nama kopi Arabika Flores Bajawa dapat muncul pada daftar bahan untuk campuran tersebut. Dalam hal ini, persentase kandungan kopi Arabika Flores Bajawa yang digunakan harus secara jelas dicantumkan.

dan pengolahan pascapanen indikasi geografis kopi … · 2020. 9. 14. · afb tentang budidaya,...

Documents