dari ave maria ke jalan lain ke roma

21
dari ave maria ke jalan lain ke roma Jan 17, '11 7:32 PM untuk semuanya Kategori: Buku Jenis Sastra & Fiksi Penulis: idrus judul : dari ave maria ke jalan lain ke roma penulis : idrus penerbit : balai pustaka, 1990 (cetakan kesembilan) akhirnya gw baca buku ini! dari jaman sd cuma hafal nama penulis dan judulnya aja, keluar pas ulangan bahasa indonesia! dari ave maria ke jalan lain ke roma adalah salah satu karya sastra indonesia terbaik sepanjang masa. buku ini adalah kumpulan karangan karya idrus dengan setting kedatangan jepang tahun 1942 sampai dengan pasca-kemerdekaan 17 agustus 1945. sebelumnya gw banyak membaca sastra kolonial, rasanya kaget baca karangan idrus karena dia menawarkan sisi lain dari zaman pendudukan jepang dan revolusi indonesia. setelah membaca buku ini akhirnya gw tahu kenapa judulnya dari ave maria ke jalan lain ke roma. gw sangat menyukai buku ini! Kata kunci: c2o library Sebelumnya: Raden Saleh: Anak Belanda, Mooi Indie & Nasionalisme

Upload: dini-triani

Post on 22-Oct-2015

128 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

Sastra angkatan 45

TRANSCRIPT

Page 1: Dari Ave Maria Ke Jalan Lain Ke Roma

dari ave maria ke jalan lain ke romaJan 17, '11 7:32 PMuntuk semuanya

Kategori: Buku

Jenis Sastra & Fiksi

Penulis: idrus

judul : dari ave maria ke jalan lain ke romapenulis : idruspenerbit : balai pustaka, 1990 (cetakan kesembilan)

akhirnya gw baca buku ini! dari jaman sd cuma hafal nama penulis dan judulnya aja, keluar pas ulangan bahasa indonesia! dari ave maria ke jalan lain ke roma adalah salah satu karya sastra indonesia terbaik sepanjang masa. buku ini adalah kumpulan karangan karya idrus dengan setting kedatangan jepang tahun 1942 sampai dengan pasca-kemerdekaan 17 agustus 1945. sebelumnya gw banyak membaca sastra kolonial, rasanya kaget baca karangan idrus karena dia menawarkan sisi lain dari zaman pendudukan jepang dan revolusi indonesia.

Bonus - Text Bahasa Indonesia ·Lokasi Stok gudang penerbit

Masukkan ke Daftar Keinginan   

10

Rekomendasikan buku ini 

Page 2: Dari Ave Maria Ke Jalan Lain Ke Roma

setelah membaca buku ini akhirnya gw tahu kenapa judulnya dari ave maria ke jalan lain ke roma. gw sangat menyukai buku ini!

Kata kunci: c2o librarySebelumnya: Raden Saleh: Anak Belanda, Mooi Indie & Nasionalisme Selanjutnya : kota yogyakarta tempo doeloe: sejarah sosial 1880-1930balas

Kumpulan Puisi Sajak

Cover Detail

Rp 45.000

Hemat Rp 6.750

Rp 38.250

Stok Kosong

Tayang: 1 hari lagi

Tayang: 346 hari lagi  

Maaf, untuk sementara buku ini tidak tersedia.

SINOPSIS BUKU - Dari Ave Maria ke Jalan Lain ke Roma

Kumpulan kisah revolusi dengan permasalahan penderitaan rakyat kecil. Dimulai dari judul pertama, Dari Ave Maria, sampai dengan judul terakhir, Jalan Lain ke Roma, semua berjumlah dua belas cerita pendek dengan gaya komunikatif.  

Sinopsis Novel dari ave maria ke jalan lain ke roma

Bonus - Text Bahasa Indonesia ·Lokasi Stok gudang penerbit

Masukkan ke Daftar Keinginan   

10

Rekomendasikan buku ini 

Page 3: Dari Ave Maria Ke Jalan Lain Ke Roma

Novel ini merupakan kumpulan cerpen karangan Idrus. Di dalam buku ini dikumpulkan beberapa karangan-karangan Idrus dari semenjak kedatangan Jepang tahun 1942 dan sesudah 17 Agustus 1945. Dalam “Ave Maria” dan lain-lain karangannya yang mula-mula kelihatan romantik yang merawan hati. Dari Ave Maria ke Jalan Lain ke Roma merupakan laporan aktual dari peristiwa-peristiwa yang terjadi di masa itu. “Ave Maria” berkisah tentang cinta segitiga antara Zulbahri, Wartini, dan Syamsu. Pengakuan Wartini, istrinyayang mencintai Zul dan Syam, membuatnya merelakan istrinya pada adiknya itu. Zulbahri sendiri kemudian lebih memilih untuk mengabdi pada tanah air dengan bergabung dengan heiho, tentara bentukan Jepang.

Kemudian Idrus menampilkan cinta segitiga pada drama “Kejahatan Membalas Dendam”. Cinta Kartili pada Setiliwati membuatnya mengkhianati Ishak, sahabatnya sendiri. Sugesti dan obat-obatan yang diberikan pada ishak membuat sahabatnya itu makin depresi. Cerita ini ditutup dengan terbongkarnya kedok kejahatan Kartili yang telah berkeluarga sehingga membuat Kartili menjadi gila.

Bagian kedua buku ini, “Corat-Coret di Bawah Tanah” cerita-cerita dalam bagian dua ini berisi corak baru yang disebut “kesederhanaan baru”. Cerpen “Kota-Harmoni mengetengahkan fragmen dalam sebuah trem. Suasan trem yang penuh sesak, bau keringat dan terasi, memberi gambaran realitas itu. Cerpen “Sanyo” dan “Fujinkai” menunjukkan keterasiangan rakyat Indonesia di negerinya sendiri. Kadir yang tak tahu istilah Sanyo mengira Sanyo sebagai tukang catut, akibatnya ia ditangkap karena dianggap menghina Dai Nipppon dan dituduh mata-mata. Para anggota Fujinkai dengan Amerika, seolah mereka hidup bukan di Indonesia.

Bentuk cerpen “Oh... Oh... Oh! adalah gaya realis Idrus yang satire. Dalam perjalanan kereta api antara Sukabumi-Jakarta, kematian seorang penumpang berkaki sebelah yang terjatuh dari atas kereta api di anggap peristiwa biasa. Cerpen “Heiho” mengisahkan seorang laki-laki yang menjadi anggota Heiho karena berharap bisa membela Tanah Air. Namun, oleh istrinya sendiri, ia malah dituding sebagai antek penjajah. Sungguh ironis kondisi lelaki lugu itu yang di akhir cerita, dikisahkan tewas dalam sebuah pertempuran. Dan sang istri, kawin lagi dengan lelaki lain.

Setelah Jepang angkat kaki, ia tetap bersikap kritis. Yaitu pada bagian ketiga buku ini, “Sesudah 17 Agustus 1945”, Idrus banyak mengkritisi sikap rakyat Indonesia yang mengalami uforia selepas perang. Melalui “Kisah Celana Pendek” yaitu Idrus mencemooh sikap Kusno yang sengsara tapi hidup bangga dengan celana 1001 made in Italy-nya. Pada novelnya “Surabaya”, Idrus menunjukkan sikap skeptisnya, ia seolah tak peduli dengan gegap-gempita revolusi. Pada akhirnya, perang telah melahirkan tokoh absurd seperti Open dalam “Jalan Lain ke Roma”. Open yang mula-mula jadi guru di sekolah rakyat, setelah itu jadi mualim, lantas jadi pengarang, kemudian jadi tukang jahit dan akhirnya sukses.

Page 4: Dari Ave Maria Ke Jalan Lain Ke Roma

Sinopsis dari Ave maria ke jalan lain ke roma

SINOPSIS

Ave Maria

            Sebuah keluarga duduk didepan teras rumah, mereka menanti-nanti kedatangan

seorang pemuda, tiba-tiba adik Usup tertawa tergelak sambil menjulurkan tangan ke arah

jalan, ternyata seseorang dengan baju jas yang robek-robek dibagian belakang tinggal hanya

benang-benang saja, lagi terkulai lemas seperti ekor kuda. Sambil tertawa dia memberi

hormat dialah Zulbahri yang dinanti-nanti akhirnya datang.

            Zulbahri menceritakan kisah romannya ketika menikah dengan Wartini, dia sudah 8

bulan menikah namun belum juga mendapatkan anak. ternyata ada pria lain yang dicintai

oleh Wartini yaitu Syamsu, adik Zulbahri, Zulbahri mengetahui bahwa Wartini dan Syamsu

begitu saling mencintai. Zulbahri menceraikan Wartini dan menjodohkan Wartini dengan

Syamsu. Dan Zulbahri pergi ke medan perang untuk membela nusa dan bangsanya.

Kejahatan Membalas Dendam

            Seorang pemuda bernama Ishak, dia seorang pengarang dan penerbit buku, dia

pengarang dengan gaya roman, dan perempuan bernama Satilawati, dia adalah tunangan

Ishak, Satilawati mempunyai watak yang keras kepala, hubungannya dengan Ishak tidak

Page 5: Dari Ave Maria Ke Jalan Lain Ke Roma

disetujui Suksoro, ayah Satilawati, Suksoro adalah pengarang kolot pada era zaman Belanda

dan kritikus terkenal yang tajam, dia begitu ingin memisahkan hubungan Ishak dan

Satilawati. Suksoro memanggil seorang perempuan tua yang sangat sakti dalam hal

memisahkan suatu hubungan seseorang, dia adalah nenek Satilawati, namun Nenek Satilawati

tidak menyetujui permintaan Suksoro, karena Satilawati begitu mencintai Ishak.

            ternyata dibalik kepergian Ishak, karena temannya sendiri yang mencelakainya,

Kartili memberi obat gila kepada Ishak, agar Ishak meninggalkan Satilawati, dia adalah

seorang dokter. Asmadiputera adalah teman Ishak dia adalah Master in de rechten, dia

berusaha meyakinkan karangan roman Ishak adalah karangan pada era baru saat ini.

Akhirnya Ishak yang sempat gila berhasil disembuhkan oleh perempuan tua, dan hubungan

mereka disetujui oleh Suksoro, Kartili yang sempat membuat Ishak gila, akhirnya menjadi

gila.

Kota Harmoni

            Trem penuh sesak dengan orang-orang dan bau keringat ditambah bau terasi yang

sangat tidak mengenakkan, datang seorang nona Indo-Belanda yang mengeluh dengan bau

terasi dari seorang wanita Tionghoa. Wanita Tionghoa tersebut merasa tersinggung dan

marah-marah kepada wanita Indo-Belanda. Didalam Trem penuh sesak orang-orang

berdesakan dan hampir sulit menghirup udara segar, orang-orang berasa lega saat orang-

orang turun, tetapi kembali berdesakan saat orang-orang naik lagi, ditambah seorang Nippon

yang datang dengan gaya sok kuasa memerintah untuk memberi jalan, seorang anak muda

merasa jengkel terhadap orang nippon tersebut, namun ketika didekati anak muda tersebut

hanya diam.

            Konduktor meminta karcis saat tiba di Kota Harmoni, orang-orang banyak yang sudah

turun, di Trem sudah banyak orang yang mendapat tempat duduk. Beberapa orang naik lewat

jendela, orang-orang nippon ikut pula lewat jendela, orang Indonesia menegur orang Nippon

yang lewat jendela, mereka adu mulut hingga akhirnya ada seorang Kenpetai yang memarahi

Nippon tersebut, orang Indonesia tersebut merasa senang akan kemenangannya.

Jawa Baru

            Semua bahan-bahan pokok sangat mahal, orang-orang Indonesia hanya mendapat

seperlima liter beras sehari, namun orang-orang Nippon mendapat jatah lebih banyak lima

liter sehari, dijalanan orang-orang banyak yang kelaparan lalu mati, namun pemerintah tetap

Page 6: Dari Ave Maria Ke Jalan Lain Ke Roma

bungkam, media massa hanya memberitakan tentang perang dan perang, padahal mereka tahu

dijalanan rakyat Indonesia sedang kelaparan, di Jawa orang-orang sengsara, mereka

kelaparan lalu mati.

            Jawa Hokaido mengadakan rapat tentang penambahan pasokan beras tanpa melihat

keadaan rakyat Indonesia. Orang-orang Jawa hanya sabar menerima dengan lapang dada.

Pasar Malam Zaman Jepang

            Orang-orang berbondong-bondong ke pasar raya jika bantuan Sendenbu, karena

apapun yang bantuan Sendenbu selalu menarik, mereka berdesakan membeli karcis. Pasar

malam ada tempat gelap yang sepertinya disiapkan untuk para pengunjung, dan ada tempat

terang, di rumah makan terdengar bunyi musik, di ruangan barisan propoganda diperlihatkan

ban kapal tempur, dan baju bagor, diruang main rolet orang-orang berjam-jam duduk, tak ada

yang ribut, seperti Ghandi, ia main rolet hingga menjual semua pakainnya hingga ia setengah

telanjang, namun pada akhirnya ia kalah. Beberapa hari kemudian ia gantung diri.

Sanyo

            Duduk seorang tukang kacang goreng, Kadir namanya, ia sudah berjam-jam jualan

namun keranjangnya masih penuh, ia hanya mendengar Radio umum, tentang pecah sebagai

ratna, Pengangkatan Sanyo, ia memaki-maki Sanyo tanpa tahu arti kata Sanyo. Datang

seorang tukang es lilin dan yang ingin membeli kacang, Kadir disangka Kumico oleh tukang

es lilin tersebut, ia pun merasa sombong, Kadir masih memikirkan arti kata Sanyo. Datang

seorang laki-laki yang akan membeli kacang dengan harga 3 sen, Kadir bertanya tentang arti

Sanyo, laki-laki itu melempar kacang kepada Kadir dan pergi.

            Kadir masih memikirkan tentang Sanyo, lalu ia merasa Sanyo itu adalah tukang catut.

Datang seorang laki-laki yang hendak membeli kacang, Kadir bertanya kepada laki-laki

tersebut. "apakah Sanyo itu tukang catut?". Mendengar itu laki-laki itu marah dan membawa

Kadir ke kantor polisi.

Fujinkai

            Nyonya Sastra akan mengadakan rapat dikampung A, ia terlihat sok sibuk. Nyonya

Sastra membuka rapat, ia berbicara sangat lama, membuat anggota yang datang merasa

bosan, diantara para anggota ada yang pulang karena kesal dengan pembicaraan Nyonya

Sastra. Namun pada akhirnya para anggota diminta uang seringgit untuk membuat kuwe-

Page 7: Dari Ave Maria Ke Jalan Lain Ke Roma

kuwe untuk perajurit Nippon, para anggota merasa marah karena mengapa Nyonya Sastra

bicara panjang lebar namun pada akhirnya para anggota diminta sembangan.

Oh...Oh...Oh

            Sukabumi terkenal dengan hawa dinginnya, namun orang-orang mengantre beli karcis

setengah mati kepanasan. Kereta api berangkat dari Sukabumi menuju Jakarta, orang-orang

di kelas dua dapat duduk dengan tenang, namun orang-orang di kelas tiga dan empat

berdesak-desakan, kereta berhenti di sebuah stasiun kecil. Beberapa anak muda tak

berpakaian masuk kereta, mereka Keibodan yang memeriksa orang-orang yang membawa

beras. Orang-orang yang membawa beras dipukuli dan diambil berasnya, sebungkus beras

tidak jadi diambil karena milik Agen Polisi, anak-anak muda tersebut pergi. Agen Polisi

tersebut meminta beras kepada perempuan muda yang diselamatkan tadi agar berasnya aman

hingga di Jakarta, namun sesampai di Jakarta beras tersebut dibawa lari oleh Agen Polisi,

perempuan muda tersebut menangis hingga air matanya kering.

Heiho

            Kartono orang yang rajin bekerja dikantornya, ia tetap semangat meski gajinya kecil,

belum sekali pun ia mangkir kerja namun penghargaan belum juga ia dapatkan. Ia pun

mencalonkan diri menjadi Heiho. Opas pos memberinya sehelai surat bahwa ia lulus menjadi

seorang Heiho. Teman-temannya memberinya selamat.

            Di asrama Heiho Kartono diberi pakaian Heiho, ia pulang dengan wajah gembira,

Kartono menyampaikan bahwa ia menjadi Heiho kepada istrinya, dengan berat hati Miarti

melepas Kartono untuk menjadi Heiho.

Kisah Sebuah Celana Pendek

            Pada saat hari Pearl Harbour diserang Jepang, Kusno merasa senang karena mendapat

celana kepar 1001 dari sang ayah. Kusno buta akan politik, yang ia tahu hanya, setelah

mendapat celana baru pekerjaan terbuka baginya, Kusno melamar pekerjaan dimana-mana,

namun pada akhirnya ia menjadi seorang Opas pos yang hanya digaji 10 sen perbulan. Lama

kelamaan celananya mulai rusak, dan ia berhenti bekerja karena gajinya terlalu kecil. Kusno

hidup dalam kelaparan, ia berpikir mengapa selalu ada perang.

Surabaya

Page 8: Dari Ave Maria Ke Jalan Lain Ke Roma

            Orang-orang mabuk akan kemenangan, namun orang-orang Indo-Belanda berani

memasang bendera merah putih biru di hotel Yamato. Orang-orang Indonesia tercengang,

tiba-tiba seorang pemuda naik ke atastiang bendera dan dirobeknya kain biru, orang-orang

bertepuk tangan , namun orang-orang Indo-Belanda marah dan menembaki orang-orang bak

cowboy yang memegang belati. Di Jakarta teriakan-teriakan membelah dua jantung rakyat,

mereka menganggap sekutu datang hanya untuk menganmbil tawanan-tawanan, sebelah lagi

masih mencurigai sekutu.Pertempuran di Jakarta membara, orang-orang harus menyerahkan

senjatanya kepada sekutu, namun mereka tidak mau menyerahkan senjatanya kepada sekutu,

akhirnya api kebakaran menjilat gedung-gedung dan jiwa bangsa Indonesia.

            Jalan-jalan di luar kota penuh dengan manusia, keanyakan perempuan, mereka

beralan sempoyongan

Si Jamin Dan Si Johanby Merari Siregar

Customer Rating:Click here to review this item.

Product ID: 671523 Availability: LIMITED STOCKclick here to be notified.

 

List Price: Rp 35.000Online Price: Rp 29.750 You Save: Rp 5.250 (15%)

add to wish list +

 More Sharing ServicesShare | Share on facebookon twitter Share on email Share on print

SynopsisSi Jamin dan Si Johan merupakan saduran dari karya sastrawan Belanda Justus van Maurik (1918). Ceritanya mengenai dua kakak beradik bernama Jamin dan Johan.

Sepeninggal ibu kandungnya, ayahnya jadi suka mabuk-mabukan. Ia menikah dengan Inem. Ibu tirinya itu gemar memaki dan memukul Jamin dan Johan. Si Jamin pun disuruh mengemis.

Suatu hari, Jamin bertemu dengan pemilik toko obat yang baik hati, saat ia tengah mengemis. Jamin diberi uang serta pakaian bagus. Rupanya, dalam saku celana pemberian itu ada sebuah cincin. Waktu Jamin mau mengembalikan, cincin itu direbut oleh ibu tirinya.

Apa yang dilakukan Jamin dan Johan berhasil merebut kembali cincin itu dan mengembalikan pada pemiliknya?

Page 9: Dari Ave Maria Ke Jalan Lain Ke Roma

Details

Author: Merari SiregarLanguage: INDONESIADate Published: 2010Type: SOFT COVERNo. of Pages: 98Dimensions (cm): 14.5 x 21

RESENSI: Dari Ave Maria ke Jalan Lain ke Roma

Resensi: Dari Ave Maria ke Jalan Lain ke RomaOleh Dewi Erita

Page 10: Dari Ave Maria Ke Jalan Lain Ke Roma

Sastra tidak dibawa malaikat dari langit.Sastra tidak datang begitu saja.

Ia lahir melalui proses pergulatan sastrawan dengan kondisi sosial-budaya zamannya.Maka, membaca karya sastra pada hakikatnya membaca keadaan masyarakat dan budaya

yang terungkap dalam karya itu.Jadi, sastra menyimpan pemikiran sastrawannya juga.

(Maman S. Mahayana)

Mengikuti jalannya Kamisan FLP Bandung pada tanggal 18 Oktober 2012 yang membahas cerpen “Ave Maria”, salah satu karya Idrus dalam buku “Dari Ave Maria ke Jalan Lain ke Roma” yang dijelaskan oleh Imas Saripah, membuat penulis tertarik untuk membaca seluruh cerita.

Kumpulan karya Idrus dalam buku ini terdiri dari periode zaman Jepang dan sesudah 17 Agustus 1945 serta periode antara dalam bab Corat-Coret di Bawah Tanah.

Zaman JepangCerpen “Ave Maria” dan Drama “Kejahatan Membalas Dendam” bercerita tentang

kisah percintaan. Meskipun begitu, nuansa perjuangan sangat kental dan menjadi dasar adanya alur cerita. Ave Maria berkisah tentang Zulbahri, seorang suami yang baru beberapa bulan menikah, namun mengalami kegellisahan tentang masa depan rumah tangganya. Sumber keretakan itu datang. Zulbahri yang sadar bahwa dari awal dia adalah perebut kekasih orang, merelakan istrinya bersama pasangan masa lalunya. Setelah menghilangkan diri, Zulbahri menjadi kacau pikirannya. Yang menarik dari cerita ini adalah sejak dia membaca cerpen dalam berbagai majalah, kondisi pikiran dan jiwanya menjadi baik. Dia juga

Page 11: Dari Ave Maria Ke Jalan Lain Ke Roma

sadar bahwa selama ini hanya mementingkan diri sendiri. Akhirnya, untuk membaya kesalahan masa lalu dia bergabung dengan kelompok pembela tanah air.

Demikianlah hendaknya semangat pengarang Indonesia semua. Tidak ada kertas, tulis dimana saja. Jangan pikiran terbelenggu oleh yang kecil-kecil. (Asmadiputera)

Kejahatan Membalas Dendam memiliki kerangka percintaan, padat akan perjuangan, dan lengkap dengan variasi kejiwaan tokoh. Ishak, seorang pengarang, mengisi hari-harinya dengan menulis. Dia berusaha mengubah pola pikir masyarakat agar mereka sadar bahwa kebebasan tanah air harus diperjuangkan. Konflik timbul saat sahabat baiknya berusaha menghancurkan hidupnya. Dalam kondisi yang serba sulit, Ishak tetap konsisten menulis dan menghasilkan karya yang luar biasa.

Lebih baik menulis kebenaran satu halaman dalam sebulan daripada membohong berpuluh halaman dalam sehari. (Ishak)

Corat-Coret di Bawah TanahKumpulan cerpen dalam bab ini benar-benar memilukan. Kita diajak melihat

gambaran masa itu, saat nenek moyang kita diperlakukan seperti binatang. Disiksa, dipukul, dihilangkan anggota badannya, bahkan nyawanya. Kejahatan seksual mudah sekali dilakukan seperti membeli makan siang di warung makan, bersama siapa pun, kapan pun, dan dimana pun. Makanan juga sulit sekali didapat, layaknya membeli emas. Hal-hal menonjol lainnya yaitu: 

1.       Pengkastaan manusiaNippon (orang Jepang), Belanda, Belanda Indo, dan Tionghoa menduduki kasta atas dan penduduk asli adalah kasta bawah. Orang Indonesia diperlakukan seperti budak, kecuali orang-orang yang memiliki jabatan dan uang. Rasa kemanusiaan pun hampir tidak ada.Seorang anak muda melihat kepada Nippon itu dengan muka masam dan katanya lambat-lambat, “Orang kelas satu dan orang kelas dua disamakannya saja, seperti binatang saja diperlakukannya.” (hal. 77)

2.       Kondisi PanganMakanan seperti batu mulia, hanya orang-orang kaya saja yang mendapatkannya. Sisanya makan makanan sisa orang, makanan hewan, bangkai ayam, atau bangkai orang. Parahnya, ada juga yang melakukan onani sebagai pengganti makanan.Mereka mengemis meminta sisa makanan orang. Akan tetapi, mereka tidak saja memakan makanan orang, juga makanan anjing sudah sedap pula oleh mereka. (hal. 82)Jika ada bangkai ayam atau bangkai orang hanyut, tergesa-gesa ia turun ke kali itu, diangkatnya bangkai ke tepian dan … dimakannya. (hal. 83)Mereka semua pucat. Mereka melakukan onani … untuk menghilangkan lapar. (hal. 83)

3.       Kondisi wanitaSulitnya mencari uang dan makanan membuat rakyat liar. Apapun mereka lakukan demi menyambung hidup. Pelacuran menjadi pekerjaan yang paling menjanjikan.“Beribu-ribu anak-anak gadis melamarkan diri untuk menjadi perempuan jalang. Mereka ini mencari uang, uang … untuk pembeli beras, buat sanak saudara. (Hal. 83)

4.       Kondisi transportasi

Page 12: Dari Ave Maria Ke Jalan Lain Ke Roma

Trem adalah angkutan umum masa itu. Jumlahnya sedikit sehingga penumpang harus rela berdesakan, keadaannya sangat kotor dan bau.Trem penuh sesak dengan orang, keranjang-keranjang, tong-tong kosong dan berisi, kambing, dan ayam. Hari panas, orang dan binatang keringatan. Trem bau keringat dan terasi. Ambang jendela penuh dengan air ludah dan air sirih, kemerah-merahan seperti buah tomat. Dalam Trem susah bernapas, tetapi orang merokok juga. (hal. 76)

5.       Keluguan orang IndonesiaOrang Indonesia sedikit yang bersekolah, itupun hanya sampai tingkat dasar. Ini yang menjadi akar dari masalah-masalah kecil berefek besar. Misalnya dalam keadaan serba sulit, seseorang dapat melakukan apa saja tanpa pertimbangan termasuk judi yang berakibat pada kematiannya sendiri. Ada juga yang salah mengajukan pertanyaan, akhirnya dipenjara. Yang mengenaskan adalah seseorang yang rajin bekerja, namun karena tidak mengerti arti dari suatu jabatan, tewas pula. Sebagai terpaku duduk seorang-orang Indonesia, kurus seperti tonggak telepon, menghadapi meja rolet. . . . Yang diketahuinya hanya bahwa ia harus meletakkan uang di atas sebuah nomor dan jika tukang putar rolet itu sudah berteriak, dengan sendirinya tangannya merogoh sakunya, dikeluarkannya beberapa helai uang kertas. Begitu berturut-turut . . . Beberapa hari sudah itu terdengar kabar angin, di kampung anu, si anu telah menggantung diri, karena … kalah rolet. (Hal. 88-89)Hanya radio umum yang selalu bicara kepadanya, tentang pecah sebagai ratna, pengangkatan sanyo. Tidak ada yang dapat dimengerti oleh Kadir, seakan-akan radio umum itu orang asing baginya . . . “Dari sekarang aku mesti mengetahui arti sanyo. Dipertakutnya saja aku dengan perkaraan itu. Siapa tahu sanyo itu orang biasa saja. Tukang catut misalnya.” . . . “Yang hendak saya tanyakan ini, Tuan. Apa sanyo itu tukang catut?” Laki-laki itu terkejut dan marah katanya, “Apa katamu? Engkau jangan menghina Dai Nippon, ya. Engkau tahu siapa ini? Mata-mata ini. Ayo mari ke kantor polisi. Jahanam.” (hal. 90-93)“ . . . Kau kira aku suka engkau jadi Heiho? Sehelai rambut pun aku tidak rela. Jika engkau mati, siapa yang akan mengembalikan engkau kepadaku, Nippon?” Kartono terkejut mendengar perkataan Miarti itu. Sangkanya Miarti akan bergirang hati betul. Bingung jawabnya, “Kan aku hendak membela tanah air.” “Tanah air? Mana tanah airmu? Engkau tahu apa arti Heiho? Kalau dalam rumah tangga Heiho itu dinamakan jongos, tolol!” Pukul 8 malam Kartono sudah ada di asrama dan 8 bulan sudah ia meninggal dunia di Birma. (hal. 108-109)

6.       Egoisme tinggiPadi rakyat panen tiap tahun, tapi seluruhnya diangkut ke Jepang. Penduduk hanya diberi seperlima liter per keluarga, bahkan kurang dari itu.Dengan lemah lembut ia berkata, “Nyonya Sastra, seperlima liter kan tidak sampai. Dari mana dicari tambahnya? Suami saya tidak dapat bekerja lagi” . . . “Tolonglah saya , Nyonya. Anak saya dua sedang kuat makan.” Semua anggota merasa kasihan. Dengan tegas Nyonya Sastra berkata, “Nyonya Salim, saya tidak dapat menolong. Sudah ditetapkan begitu.” (hal. 96)

7.       KorupsiInilah sifat negatif yang terus berkembang, berlanjut ke masa reformasi.“Karcis-karcis,” kata kondektur. Semua orang mengeluarkan uangnya. Pura-pura marah kata kondektur, “Kalau tidak ada karcis, mengapa naik kereta api juga. Bagaimana masuk stasiun tadi?” Seorang daripada mereka berkata, “Tukang periksa karcis di pintu stasiun,

Page 13: Dari Ave Maria Ke Jalan Lain Ke Roma

kami beri sepicis seorang, Tuan.” Kondektur tidak menjawab lagi, uang di tangan orang-orang itu diambilnya, dimasukkannya kedalam sakunya dan lambat-lambat katanya, “Lain kali beli karcis, ya.” (hal. 101)

Sesudah 17 Agustus 1945Cerpen Kisah Sebuah Celana Pendek dan Surabaya memberikan poin menarik:

1.       Hal yang paling melekat saat terjadi pendudukan Surabaya adalah semangat persatuan dan keinginan untuk merdeka. Keyakinan bahwa Allah merupakan sebab mereka berjuang begitu dalam. Idrus menawarkan sisi lain.Kemenangan berturut-turut memabukkan manusia. Orang-orang bertambah percaya kepada Tuhan baru dan meninggalkan Tuhan lama sama sekali. Karabin dan revolver dicintai seperti gadis-gadis molek jelita, dibelai-belai, dicium, dan dijual dengan harga yang sangat tinggi. (hal. 119)Orang-orang dalam mabuk kemenangan . . . Pemakaian pikiran menjadi berkurang, orang-orang bertindak seperti binatang dan hasilnya memuaskan. Orang tidak banyak percaya lagi kepada Tuhan. Tuhan baru datang dan namanya macam-macam, bom, mitraliur, mortir. (hal. 116)

2.       Pemuda-pemuda seluruhnya turun ke medan juang, turut membela tanah air. Harga kemerdekaan mereka bayar dengan nyawa. Mereka lebih baik mati saat melawan daripada hidup tapi terjajah. Namun, tidak semua pemuda memiliki rasa itu. Dimanapun pasti ada yang melenceng. Kalaupun ada yang berjuang, mereka menyombongkan diri karenanya. Dan yang paling memalukan, prajurit melakukan pelecehan.“ . . . Pemuda lain menyabung nyawanya. Engkau melarikan diri seperti perempuan.” (hal. 122)Amat, seorang pemuda yang dapat meloloskan diri dari penjagaan prajurit, membual dimana-mana. (hal. 126)Di stasiun-stasiun dekat medan pertempuran semua penumpang kereta api harus turun . . . Laki-laki dan perempuan seperti Adam dan Siti Hawa . . . Mula-mula yang memeriksa orang-orang perempuan, pemuda-pemuda. Mereka meraba-raba badan perempuan itu. (hal. 127)

3.       Gegap gempita perang melahirkan kekuatan luar biasa dari pejuang. Semua orang bergerak. Namun, ada yang lebih memilih mementingkan pekerjaan dan kesejahteraan keluarganya, susah senang ditanggung sendiri. Rasa empati dengan memberi tempat perlindungan, makanan, dan pertolongan yang layak terhadap pelarian diabaikan.“Pak Kusno buta politik. Ia tidak tahu, betapa besarnya arti penyerangan itu. Yang diketahuinya hanya bahwa anaknya sudah tidak mempunyai celana lagi yang pantas dipakai. (hal. 112)“Bersihkanlah sendiri kamar itu. Tempat tidur tidak ada. Kami miskin. Jangan harapkan apa-apa dari kami. Besok carilah pekerjaan.” (hal. 124)

4.       Kacaunya keadaan saat itu sangat dahsyat. Perasaan kehilangan membuat jiwa tertekan. Mereka harus meninggalkan rumah dan harta benda. Gangguan kejiwaan terlihat saat pelarian. Seorang perempuan tua menjadi gila. (hal. 120)

5.       Analogi cerita perang disusun secara sederhana menjadi suatu gambaran yang ada pada masa kini.

Page 14: Dari Ave Maria Ke Jalan Lain Ke Roma

Koboi-koboi tidak mengangkat tangannya dan tidak pula mau memberikan senjatanya. Mereka berteriak, ambillah jiwa kami! Pada waktu berteriak itu mereka menembak. Bandit-bandit pun menembak dan pertempuran seru terjadi. (hal. 118)

Cerpen terakhir masa ini berjudul Jalan Lain ke Roma, bercerita tentang seorang laki-laki yang mengawali karirnya menjadi guru Sekolah Rakyat. Konflik yang terjadi membuatnya dikeluarkan dari pekerjaannya. Perjalanan menjadi mualim dilalui. Setelah itu menjadi pengarang. Terakhir menjadi seorang penjahit. Semua peran itu dilakukan untuk merealisasikan nasihat ibunya bahwa dia harus menjadi orang yang berterus terang. Kisah pahit selama hidup membuatnya makin menyadari arti sesungguhnya dari terus terang dalam segala hal. Kebijaksanaan ini membawanya menuju kebahagiaan sejati, mencintai dan dicintai keluarga.

Jika ilmu sejarah kini menuntut perubahan sudut pandang dalam penulisan sejarah, yakni bukan sekadar memeriksa kejadian-kejadian penting tentang para pemimpin, melainkan

segala sesuatu, betapapun tidak pentingnya, yang mampu mengungkapkan kembali gambaran aktual pada masa lalu, seperti kehidupan sehari-hari rakyat, maka buku ini

adalah jawabannya.(Seno Gumira Ajidarma)

Idrus. 2010. Dari Ave Maria ke Jalan Lain ke Roma. Jakarta: Balai Pustaka 

Derita Hidup Anak TiriMerari Siregar (1896-1940), penulis Si Jamin dan Si Johan adalah sastrawanIndonesia yang berasal dari angkatan Balai Pustaka. Setelah meraih ijazahHandelscorrespondent Bond A di Jakarta, ia bekerja sebagai guru bantu di Medan,kemudian bekerja di Rumah Sakit Umum Jakarta, dan terakhir di Opium & ZoutregieKalianget, Madura.Sebelum menulis Si Jamin dan Si Johan, Merari Siregar sebelumnya juga telahcukup dikenal dalam dunia sastra Indonesia dengan novel Azab dan Sengsara yangmerupakan salah satu tonggak kesusastraan Indonesia. Oleh karena itu tidak heranSiJamin dan Si Johan memiliki jalan cerita yang tidak kalah menariknya dengan Azabdan Sengsara.Si Jamin dan Si Johan menceritakan tentang kisah hidup dua orang anak bernamaJamin dan Johan. Jamin dan Johan adalah anak dari Bertes dan Mina. Bertes memilikikelakuan yang kurang baik dari sejak mudanya. Pada umur dua puluh satu tahun, diameninggalkan ibunya yang sudah tua dan janda untuk menjadi serdadu. Bahkan sampaiibunya meninggal pun Bertes tidak pernah mengirim kabar satu kali pun pada ibunya.Beberapa tahun kemudian, Bertes menikah dengan Mina. Mereka memiliki duaorang anak, bernama Jamin dan Johan. Tetapi, walaupun sudah menikah dan mempunyaianak, kelakuan Bertes tidak bertambah baik. Bertes suka berteman dengan orang-orangyang suka mabuk. Oleh karena pergaulan itu, perlahan-lahan Bertes terbawa ke jurangyang dalam. Ia terbiasa meniru perbuatan kawan-kawannya yang suka mabuk. Walaupunsudah berkali-kali Mina menasihati, Bertes tidak pernah mau mendengar. KelakuanBertes makin menjadi-jadi dan membuat Mina makan hati dan akhirnya meninggal.Beberapa hari setelah Mina meninggal, Bertes mengambil Inem menjadi istrinya.Inem pun seorang perempuan yang kurang baik, suka mabuk dan mengisap candu. Uangsimpanan Mina yang dahulu dihabiskan membeli candu. Perkakas rumah pun satu demisatu dijual Inem untuk membeli candu. Inem juga berbuat sesuka hatinya kepada Jamindan Johan. Inem memaksa Jamin meminta-minta setiap hari dan uangnya dihabiskanuntuk membeli candu. 

Page 15: Dari Ave Maria Ke Jalan Lain Ke Roma

Suatu pagi, Inem kembali memaksa Jamin pergi meminta-minta dan mengancam siJamin agar tidak pulang sebelum mendapatkan sejumlah uang. Si Jamin pun pergi ketempat-tempat di mana dia biasa mengemis. Sampai jauh malam Jamin belum jugamendapat uang sebanyak yang diminta ibu tirinya. Karena kelaparan dan kelelahan, siJamin pingsan di depan sebuah toko obat. Esok paginya, pemilik toko obat, Kong Sui danistrinya, Nyonya Fi menemukan si Jamin. Mereka menolong si Jamin. Memberinya makan, pakaian, dan uang sebanyak yang diminta ibu tirinya. Lalu si Jamin dibiarkan pulang.Ketika si Jamin sampai di rumah, uang yang diberikan Kong Sui dan Nyonya Fidiambil oleh Inem. Pakaian yang diberikan pada si Jamin juga hendak dijualnya. Tapisaat si Jamin merogoh kantung celananya, dia menemukan cincin Nyonya Fi di situ,sehingga dia tidak mau melepas celananya. Tapi tidak berapa lama, cincin itu diambil juga oleh si Inem. Sementara itu, Bertes ditahan polisi karena dituduh membunuh orang.Esok paginya, saat Jamin kembali disuruh meminta-minta, si Johan entah bagaimana berhasil mengambil cincin Nyonya Fi dari Inem. Maka pergilah si Jamin dansi Johan mengembalikan cincin itu. Tetapi di jalan, si Jamin tertabrak trem dan dibawaorang ke rumah sakit. Si Johan yang kebingungan pergi ke tempat Kong sui dan istrinyalalu menceritakan perihal si Jamin. Nyonya Fi yang kasihan pada Johan dan Jaminmengajak anak itu ke rumah sakit untuk melihat Jamin. Tapi sayang, beberapa saatkemudian si Jamin akhirnya meninggal karena sudah parah dan tidak tertolong lagi.Setelah si Jamin meninggal, Johan tinggal di rumah Kong Sui dan dibiayaisekolahnya oleh Kong Sui dan istrinya karena mereka tidak memiliki anak. Sementaraitu, si Inem ditemukan mati lemas tenggelam di sungai. Itulah akhir kehidupan si Inem.Tiga bulan kemudian, Bertes keluar dari tahanan. Si Bertes menyesali kelakuannyayang turut menyebabkan anak dan istrinya meninggal. Bertes pergi ke rumah Kong Sui,meminta maaf pada si Johan dan berterima kasih pada Kong Sui dan istrinya.Cerita Si Jamin dan Si Johan memiliki alur cerita yang menarik untuk dibaca.Problem yang ada membuat orang yang membaca merasa seakan-akan ikutmengalaminya. Di dalam cerita yang menarik ini akan banyak kita temukan nasihat serta   pesan-pesan yang amat berguna bagi kehidupan kita. Di antaranya adalah, setiap perbuatan, entah itu yang baik atau yang jahat pasti akan mendatangkan ganjaran yangsetimpal. Tapi sayangnya, novel ini masih memiliki struktur kalimat yang sulit dipahami.Catatan kaki yang diberikan penulis pun tidak cukup memadai sehingga orang yang tidak terbiasa membaca buku seperti ini akan kesulitan mencerna maksud si penulis.Gaya bahasa yang dipakai oleh penulis lebih cenderung memakai gaya bahasa penegasan karena pada dasarnya problem yang terkandung dalam cerita Si Jamin dan SiJohan cukup kompleks dan memerlukan penegasan pada bagian-bagian tertentu.Cerita Si Jamin dan Si Johan ini bisa dibaca oleh siapa saja karena mengandungnasihat-nasihat yang berguna dalam kehidupan. Terutama bagi para remaja sekarang iniyang cenderung mengikuti gaya hidup konsumtif, buku ini sangat cocok karenamengingatkan akan penderitaan dan kesulitan-kesulitan orang-orang yang kekurangan.Demikianlah resensi ini saya buat, semoga dapat bermanfaat bagi orang yangmembutuhkan. Sekian dan terima kasih.