data krisan fix
DESCRIPTION
Data pertumbuhan krisanTRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
Krisan (Chrysanthemum sp.), biasa dikenal dengan sebutan aster atau seruni,
merupakan tanaman hias yang memiliki nilai ekonomi tinggi dan berpotensi untuk
dikembangkan secara komersial (Bambang, 2006). Di Indonesia, permintaan terhadap bunga
krisan meningkat 25% per tahun, bahkan menjelang tahun 2003 permintaan pasarnya
meningkat 31,62%. Ekspor bunga krisan ke luar negeri seperti Belanda, Brunei, Singapura,
Jepang, dan UEA mencapai 1,44 juta tangkai (Stasiun Karantina Tumbuhan Soekarno Hatta
2003). Permintaan pasar yang tinggi tersebut menjadikan tanaman krisan mempunyai
prospek yang cerah untuk dikembangkan baik pada saat ini maupun yang akan datang (Balai
Penelitian Tanaman Hias 2000). Bunga krisan berasal dari dataran Cina, dan dikenal sebagai
krisan kuning (Chrysanthenum indicum), krisan ungu dan pink (C. Morifolium) dan krisan
bulat atau ponpon (C. Daisy) (Mums, 2000). Krisan masuk ke Indonesia pada tahun 1800.
Sejak tahun 1940, krisan dikembangkan secara komersial. (Mums, 2000).
Fotoperiodisme merupakan suatu respon tanaman terhadap lama penyinaran matahari
dan lama gelap atau panjang hari relatif. Lamanya periode penyinaran matahari dapat
memberikan tanggapan tertentu yang mempengaruhi kegiatan fisiologis tanaman (Irwan,
2007). Bunga Krisan termasuk tanaman hari pendek (short day plant), yang membutuhkan
panjang hari dengan batas kritisnya berkisar antara 13,5-16 jam, bergantung genotipenya
sedangkan Indonesia merupakan daerah tropis yang panjang harinya hanya sekitar 10- 12
jam/hari. Berdasarkan uraian tersebut perlu adanya perlakuan panjang hari untuk memenuhi
produksi bunga krisan.
Pengaturan jumlah bunga per tanaman pada krisan standar dilakukan dengan
membuang pucuk tunas (pinching) saat tanaman berumur 2 minggu setelah tanam. Tujuan
pinching adalah merangsang pertumbuhan tunas lateral. Terlambat melakukan pinching dapat
mengakibatkan tangkai bunga menjadi pendek (Bintang, 2008).
Perlakuan yang digunakan untuk pengujian pertumbuhan vegetatif dan pembungaan
pada tanaman berhari pendek ialah penambahan pencahayaan di rumah kaca gedung D3
Fakultas Pertanian dan perlakuan pinching yang berbeda pada masing-masing perlakuan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Morfologi tanaman krisan
Klasifikasi Krisan
Kingdom: Plantae (Tumbuhan)
Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas: Asteridae
Ordo: Asterales
Famili: Asteraceae
Genus: Chrysanthemum
Spesies: Chrysanthemum sp.
Menurut Rukmana dan Mulyana (2002) berdasarkan bentuk dan susunan floret, bunga
krisan dapat diklasifikasikan dalam tipe bunga sebagai berikut :
1. Single: bunga terdiri atas satu atau dua lapisan ray flower dengan disk flower di
bagian tengahnya (bentuk aster).
2. Anemone: bentuk bunga mirip dengan single tetapi mahkota bunga bagian
pinggirnya tidak sepanjang single dan bagian tengah bunganya
mempunyai bantalan.
3. Spider: mahkota bunganya pipih dan panjang seperti kaki laba – laba.
4. Pompon: berbentuk bulat seperti bola, mahkota bunganya menyebar ke semua arah
dan piringan dasar bunga tidak tampak.
5. Dekoratif: mirip dengan bentuk pompon, tetapi mahkota bunga bagian luarnya
berkembang lebih panjang dari mahkota bunga bagian bawah.
Menurut Kofranek (1980) krisan dapat digolongkan ke dalam banyaknya kuntum bunga yang
terdapat dalam satu tangkai, yaitu :
1. Tipe standar, adalah tipe krisan yang mempunyai bunga tunggal per batang. Tipe
ini dihasilkan dengan membuang calon bunga samping (lateral bud)
dan membiarkan calon bunga utama (terminal bud) tumbuh dan
berkembang sendiri.
2. Tipe spray, adalah tipe krisan yang mempunyai bunga paling sedikit lima kuntum
per batang. Tipe ini dihasilkan dengan membuang kuncup bunga utama dan
membiarkan calon bunga samping.
Tanaman krisan memiliki banyak varietas diantaranya Chrysanthemum japonicum
(berasal dari Jepang), Chrysanthemum indicum (berasal dari Cina) dan krisan yang paling
banyak dibudidayakan secara komersial adalah Chrysanthemum morifolium (Kofranek,
1980).
2.2 Syarat tumbuh
Krisan dapat tumbuh pada semua jenis tanah, bila dikelola dengan baik (Kofranek,
1980). Tetapi umumnya tanaman ini tumbuh dengan baik pada tanah gembur, subur serta
bebas penyakit dengan pH tanah optimal untuk bunga potong sekitar 5,6 – 6,5 (Crater, 1980).
Selain itu krisan juga membutuhkan air yang cukup selama pertumbuhan dan
perkembangannya.
Krisan membutuhkan nitrogen dan kalium dalam jumlah yang besar dibanding dengan
unsur hara yang lain. Pemberian nitrogen selama 7 minggu setelah tanam sangat penting
karena kekurangan pada masa tersebut tidak dapat digantikan. Pemberian nitrogen tambahan
setelah masa tersebut tidak dapat lagi mengembalikan kualitas bunga yang dihasilkan
(Kofranek, 1980).
Krisan membutuhkan suhu yang hangat, suhu yang terbaik adalah + 24° C siang hari
dan + 18° C pada malam hari (Fides, 1990). Menurut Kofranek (1980) untuk menumbuhkan
stek krisan dibutuhkan suhu udara +15,5° C dan suhu media +21° C.
Tanaman hari pendek seperti krisan, membutuhkan hari pendek atau panjang malam
tertentu untuk pembungaan dan hari panjang untuk pertumbuhan vegetatif. Di daerah tropis
diperlukan pencahayaan tambahan sepanjang tahun untuk pertumbuhan vegetatif (Fides,
1990). Menurut Kofranek (1980) tanaman krisan membutuhkan hari panjang lebih dari 14,5
jam dan suhu minimum + 15,5° C untuk pertumbuhan vegetatifnya.
Untuk membudidayakan tanaman krisan sepanjang tahun dibutuhkan pencahayaan
tambahan guna menghilangkan pengaruh hari pendek dan merangsang pertumbuhan
vegetatif. Intensitas cahaya rendah minimum 10 fc (foot candles) cukup efektif untuk
memberikan respons hari panjang. Biasanya digunakan lampu pijar 100 watt dengan
ketinggian 1,5 – 2,0 m di atas permukaan tanah dan 2,5 m antar lampu (Fides, 1990). Untuk
pembungaan membutuhkan cahaya yang lebih lama yaitu dengan bantuan cahaya dari lampu
TL dan lampu pijar. Penambahan penyinaran yang paling baik adalah tengah malam antara
jam 22.30 – 01.00 dengan lampu 150 watt untuk areal 9 m2 dan lampu dipasang setinggi 1,5
m dari permukaan tanah. Periode pemasangan lampu dilakukan sampai fase vegetatif (2-8
minggu) untuk mendorong pembentukan bunga.
Pertumbuhan Vegetatif
Fase vegetatif dan penggunaan karbohidrat. Fase vegetatif terutama terjadi pada
perkembangan akar, daun dan batang baru. Fase ini berhubungan dengan 3 proses penting;
(1) pembelahan sel, (2) pemanjangan sel, dan (3) tahap awal dari diferensiasi sel.
Pembelahan sel terjadi pada pembuatan sel-sel baru. Sel-sel baru ini memerlukan
karbohidrat dalam jumlah yang besar, karena dinding-dindingnya terbuat dari selulosa dan
protoplasmanya kebanyakan terbuat dari gula. Jadi, bila faktor-faktor lain dalam keadaan
favorabel, laju pembelahan sel tergantug pada persediaan karbohidrat yang cukup. Seperti
telah dinyatakan di muka, pembelahan sel terjadi dalam jaringan-jaringan meristematik pada
titik-titik tumbuh batang dan ujung-ujung akar, dan pada kambium. Karena itu, jaringan-
jaringan ini harus dilengkapi dengan pangan yang dibentuk, hormon-hormon dan vitamin-
vitamin dengan tujuan untuk membuat sel-sel baru (Harjadi, 1989).
Pemanjangan sel terjadi pada pembesaran sel-sel baru tersebut. Proses ini
membutuhkan (1) pemberian air yang banyak, (2) adanya hormon tertentu yang
memungkinkan dinding-dinding sel merentang, dan (3) adanya gula. Daerah pembesaran sel-
sel berada tepat di belakang titik tumbuh. Kalau sel-sel pada daerah ini membesar, vakuola-
vakuola yang besar terbentuk. Vakuola ini secara relatif mengisap air dalam jumlah besar.
Akibat dari absorpsi air ini dan adanya hormon perentang sel, sel-sel memanjang. Sebagai
tambahan dari pertambahan besar sel, dinding-dindingnya bertambah tebal, karena
menumpuknya selulosa tambahan yang terbuat dari gula (Harjadi, 1989).
Tahap awal dari diferensiasi sel, atau pembentukan jaringan, terjadi pada
perkembangan jaringan-jaringan primer. Perkembangannya memerlukan karbohidrat, seperti:
penebalan dinding dari sel-sel pelindung pada epidermis batang dan perkembangan
pembuluh-pembuluh kayu baik di batang maupun di akar. Jadi kalau suatu tanaman membuat
sel-sel baru, pemanjangan sel-sel tersebut, dan penebalan jaringan-jaringan, sebenarnya
mengembangkan batang, daun dan sistem perakarannya (Ketty, 2000)
Jika laju pembelahan sel dan perpanjangannya serta pembentukan jaringan berjalan
cepat, pertumbuhan batang, daun dan akar juga berjalan cepat. Sebaliknya, bila laju
pembelahan sel lambat, pertumbuhan batang, daun dan perakaran dengan sendirinya lambat
juga. Karena pembelahan, pembesaran dan pembentukan jaringan memerlukan persediaan
karbohidrat dan karena karbohidrat dipergunakan dalam proses-proses ini, perkembangan
batang, daun dan akar memerlukan pemakaian karbohidrat. Jadi dalam fase vegetatif dari
suatu perkembangan, karbohidrat dipergunakan dan tanaman menggunakan sebagian besar
karbohidrat yang dibentuknya.
Untuk memperloleh kualitas krisan yang baik tanaman perlu dipacu pertumbuhan
vegetatifnya dengan perlakuan penyinaran lebih lama dari panjag hari normal. Penambahan
cahaya dimaksudkan agar stadia vegetatif lebih lama, sehingga akan dihasilkan tanaman
krisan bertangkai panjang, bunga lebih besar dan tajuk rimbun untuk menunjang
pertumbuhan bunga dan kekompakan pertumbuhan bunga (Anonim, 2011).
Pengaruh Fotoperiodisme terhadap inisiasi bunga
Inisiasi bunga atau evokasi (evocation) adalah tahap awal proses pembungaan. Pada
tahap awal ini terjadi perubahan produk morfologis. Sel-sel meristem pada ujung tunas yang
biasanya menghasilkan daun atau cabang menjadi penghasil tunas generatif atau tunas
reproduktif. Sehingga masa inisiasi bunga merupakan masa transisi dari bentuk daun ke
bentuk bunga. Secara fisiologis, hal ini dapat dideteksi dengan meningkatnya sintesis asam
nukleat dan protein yang diperlukan bagi pembelahan sel dan diferensiasi (Ashari, 1997).
Pada kenyataannya, beberapa pesan untuk berbunga diangkut dari daun ke tunas
bunga. Sebagian besar ahli fisiologi tumbuhan yakin bahwa pesan ini adalah sebuah hormon
atau beberapa perubahan konsentrasi relatif dari dua atau lebih hormon. Sinyal berbunga
yang berjalan dari daun ke tunas bunga kelihatannya sama pada tumbuhan hari pendek dan
tumbuhan hari panjang, meskipun keduanya berbeda dalam hal kondisi fotoperiodik yang
diperlukan daun untuk mengirimkan sinyal tersebut. Bukti adanya pengiriman sinyal
hormonal dalam pembungaan sangat menantang, akan tetapi para peneliti masih belum
berhasil mengidentifikasi hormon- hormon yang berperan dalam fotoperiode (Campbell, et
al., 2003)
Fotoperiode Bunga Krisan
Induksi pembungaan merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan keseragaman
pembungaan pada tanaman. Induksi dapat dilakukan secara eksogen dengan beberapa cara,
antara lain dengan modifikasi panjang hari (fotoperiodisme). Induksi pembungaan melalui
modifikasi fotoperiodisme telah berhasil dilakukan untuk mengatur masa pembungaan (panen
bunga) pada beberapa tanaman, seperti krisan (Langton dalam Sutisna, 2010).
Inisiasi bunga merupakan awal dari vase generatif tanaman untuk menuju pada
pembentukan bunga. Makin cepat waktu insiasi bunga, makin cepat pula waktu panen. Bunga
krisan akan terinduksi ke fase generatif (inisiasi bunga) bila panjang hari yang diterima
kurang dari batas kritisnya. Bunga Krisan termasuk tanaman hari pendek (short day plant),
dengan panjang hari dengan batas kritisnya berkisar antara 13,5-16 jam, bergantung
genotipenya (Nasihin dan Qodriyah, 2008).
Bunga krisan merupakan tanaman hari pendek yang secara alamiah di daerah asalnya
akan mengalami pertumbuhan vegetatif pada hari panjang (long day) pada musim panas dan
akan mengalami perkembangan generatif pada hari pendek pada musim gugur. tanaman hari
pendek memerlukan panjang hari lebih pendek dari periode kritisnya untuk berbunga,
sehingga akan segera berbunga apabila panjang hari atau jumlah jam terang kurang dari suatu
batasan tertentu (Dwimahyani, 2006)
Sebagian besar bunga krisan yang dikembangkan di Indonesia ditujukan untuk
produksi sepanjang tahun adalah spesies yang memerlukan hari pendek (short day plant)
untuk pembungaannya. Indonesia merupakan daerah tropis yang panjang harinya hanya
sekitar 10-12 jam/hari (Santoso, 2010). Pembungaan krisan membutuhkan cahaya menjelang
pembungaan 70 – 80 % dan tanaman akan berbunga bila penyinaran kurang dari 11 jam.
Sedangkan untuk mempertahankan masa vegetatif memerlukan periode malam yang
panjang yaitu lebih dari 14.5 jam. Penambahan pencahayaan dilakukan untuk menentukan
ketinggian tanaman yang dikehendaki maka penambahan pencahayaan dapat dihentikan dan
akan memacu tanaman memasuki fase generatif dengan tumbuhnya bunga (Balai besar
pelatihan pertanian. 2011).
BAB III
METODE
3.1 Judul praktikum
Pertumbuhan Vegetatif dan Pembungaan pada Tanaman Berhari Pendek (shortday
plant)
3.2 Perlakuan
Kontrol (tanpa diberi perlakuan) dilakukan oleh laboran untuk pengamatan bersama
1.1. Tanaman krisan disimpan dalam rumah plastik tanpa penambahan pencahayaan
dilakukan oleh laboran.
1.2. Tanaman krisan disimpan dalam rumah plastik dan ditambah pencahayaan (selama 4
jam) dilakukan oleh laboran.
1.3. Tanaman krisan disimpan dalam rumah plastik dan ditambah pencahayaan selama 2
minggu, kemudian dipinching, (tempat gelap) yang dilakukan oleh mahasiswa dalam
masing-masing kelompok.
1.4. Tanaman krisan dipinching, kemudian disimpan dalam rumah plastik, dan ditambah
pencahayaan selama 2 minggu, lalu dipindahkan ke rumah plastik biasa yang dilakuan
oleh mahasiswa dalam masing-masing kelompok.
1.5. Tanaman krisan disimpan dalam rumah plastik, ditambah pencahayaan selama 2
minggu, kemudian dipinching, lalu dipindahkan ke rumah plastik tanpa penambahan
pencahayaan agar berbunga yang dilakukan oleh mahasiswa dalam masing-masing
kelompok.
1.6. Tanaman krisan disimpan dalam rumah plastik, kemudian ditambah pencahayaan
selama 2 minggu, lalu dipindahkan ke rumah plastik tanpa penambahan pencahayaan,
setelah berbunga dilakukan disbudding.
3.3 Pengamatan
Pengamatan dilakukan oleh setiap mahasiswa setiap dua minggu sekali untuk
memantau apa yang terjadi pada tanaman akibat setiap perlakuan. Perlakuan sesuai program
dan pengukuran dilakukan 2 minggu sekali pada jam praktikum. Adapun parameter
pengamatan yang dilakukan oleh setiap mahasiswa dalam masing-masing kelompok adalah :
Pengamatan pertumbuhan tanaman (tinggi tanaman, jumlah daun, ukuran daun, dan
jumlah cabang).
Pengamatan waktu berbunga, waktu bunga mekar, jumlah tangkai bunga/tanaman,
jumlah kuntum bunga per tangkai, dan diameter kuntum bunga.
BAB IV
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pengamatan
Tabel 2. Data hasil pengamatan pertumbuhan tanaman krisan sesudah perlakuan.
Tanggal Pengamatan/
umur
Polybag (sesuai
perlakuan)Pengamatan
Rata-RataKelas
9 April 20132 MSP
1.3 Tinggi Tanaman (cm) 12.56Jumlah Daun 14.01Jumlah Cabang 1.23Panjang Daun (cm) 4.38Lebar Daun (cm) 2.58
1.4 Tinggi Tanaman (cm) 9.14Jumlah Daun 9.44Jumlah Cabang 2.58Panjang Daun (cm) 4.41Lebar Daun (cm) 2.80
1.5 Tinggi Tanaman (cm) 12.18Jumlah Daun 11.79Jumlah Cabang 0.98Panjang Daun (cm) 4.78Lebar Daun (cm) 3.11
1.6 Tinggi Tanaman (cm) 13.62Jumlah Daun 12.01Jumlah Cabang 1.39Panjang Daun (cm) 4.36Lebar Daun (cm) 2.76
23 April 20134 MST
1.3 Tinggi Tanaman (cm) 8.66Jumlah Daun 10.08Jumlah Cabang 2.83Panjang Daun (cm) 5.00Lebar Daun (cm) 3.14
1.4 Tinggi Tanaman (cm) 10.21Jumlah Daun 12.26Jumlah Cabang 2.73Panjang Daun (cm) 4.82Lebar Daun (cm) 3.08
1.5 Tinggi Tanaman (cm) 8.51Jumlah Daun 10.02Jumlah Cabang 2.91Panjang Daun (cm) 4.68Lebar Daun (cm) 2.96
1.6 Tinggi Tanaman (cm) 8.68Jumlah Daun 8.09Jumlah Cabang 2.63Panjang Daun (cm) 5.22Lebar Daun (cm) 3.52
7 Mei 20136 MST
1.3 Tinggi Tanaman (cm) 9.25Jumlah Daun 11.58Jumlah Cabang 2.45Panjang Daun (cm) 5.35Lebar Daun (cm) 3.26
1.4 Tinggi Tanaman (cm) 10.72Jumlah Daun 12.13Jumlah Cabang 3.16Panjang Daun (cm) 5.23Lebar Daun (cm) 3.21
1.5 Tinggi Tanaman (cm) 9.10Jumlah Daun 12.65Jumlah Cabang 2.64Panjang Daun (cm) 5.55Lebar Daun (cm) 3.20
1.6 Tinggi Tanaman (cm) 8.38Jumlah Daun 12.08Jumlah Cabang 2.68Panjang Daun (cm) 5.16Lebar Daun (cm) 3.37
21 Mei 20138 MST
1.3 Tinggi Tanaman (cm) 10.23Jumlah Daun 15.14Jumlah Cabang 2.98Panjang Daun (cm) 5.11Lebar Daun (cm) 3.11
1.4 Tinggi Tanaman (cm) 11.81Jumlah Daun 15.32Jumlah Cabang 3.51Panjang Daun (cm) 6.15Lebar Daun (cm) 3.71
1.5 Tinggi Tanaman (cm) 10.47Jumlah Daun 12.18Jumlah Cabang 3.05Panjang Daun (cm) 5.73Lebar Daun (cm) 3.37
1.6 Tinggi Tanaman (cm) 8.98Jumlah Daun 9.55Jumlah Cabang 2.77Panjang Daun (cm) 5.42Lebar Daun (cm) 3.31
4 Juni 201310 MST
1.3 Tinggi Tanaman (cm) 11.41Jumlah Daun 17.51Jumlah Cabang 2.62
Panjang Daun (cm) 4.89Lebar Daun (cm) 3.23Lebar Kanopi (cm) 15.69Jumlah Bakal Bunga (pendul) 2.46
1.4 Tinggi Tanaman (cm) 13.19Jumlah Daun 18.28Jumlah Cabang 3.21Panjang Daun (cm) 5.44Lebar Daun (cm) 3.35Lebar Kanopi (cm) 14.60Jumlah Bakal Bunga (pendul) 3.06
1.5 Tinggi Tanaman (cm) 10.47Jumlah Daun 16.16Jumlah Cabang 3.68Panjang Daun (cm) 5.21Lebar Daun (cm) 3.24Lebar Kanopi (cm) 15.44Jumlah Bakal Bunga (pendul) 2.77
1.6 Tinggi Tanaman (cm) 9.97Jumlah Daun 10.83Jumlah Cabang 3.19Panjang Daun (cm) 5.33Lebar Daun (cm) 3.52Lebar Kanopi (cm) 15.05Jumlah Bakal Bunga (pendul) 2.48
4.2 Pembahasan
Hasil analisis statistik menunjukkan terjadi perbedaan nyata pada pertumbuhan
vegetatif tanaman krisan yaitu pada komponen pengamatan tinggi tanaman dan jumlah daun.
Perlakuan 1.4 memiliki nilai tertinggi dengan tinggi tanaman 13.19 cm dan jumlah daun
18.28. Perlakuan tinggi tanaman terpendek adalah 1.5 dengan nilai 9.97 cm dan jumlah daun
pada perlakuan 1.6 yaitu 10.83.
Pada komponen pengamatan lainnya yaitu jumlah cabang, panjang daun, dan lebar
daun tidak menunjukkan perbedaan berarti. Hasil tertinggi ada pada perlakuan 1.5 yaitu
dengan jumlah cabang 3.68, lalu panjang daun terbesar pada perlakuan 1.6 yaitu 3.52 cm,
lebar daun terbesar pada perlakuan 1.4 yaitu 5.44 cm dan lebar kanopi terbesar pada
perlakuan 1.3 yaitu 15,69 cm.
Pertumbuhan vegetatif krisan sangat dibutuhkan untuk menunjang pembungaan bunga
pada fase generatif. Menurut Wareig dan Philips (1999) penambahan cahaya bertujuan untuk
menciptakan panjang hari yang berguna untuk menunda pembungaan untuk mendapatkan
pertumbuhan vegetatif yang optimal.
Selain perlakuan pencahayaan perlakuan lainnya agar krisan dapat tumbuh dengan
baik adalah pinching. Pinching adalah pembuangan titik tumbuh apikal muda, yang berfungsi
merangsang pertumbuhan tunas aksiler untuk percabangan tanaman yang dipelihara hingga
berbunga. Sehingga jumlah bunga per tanaman yang dihasilkan meningkat, terlihat lebih
banyak dan kompak (Citra, 2004).
Perlakuan 1.4 menjadi perlakuan yang memiliki pertumbuhan vegetatif terbaik karena
perlakuan pinching dilakukan pada saat yang tepat yaitu 10-14 hari, kemudian disimpan di
dalam rumah plastik yang akan menghindarkan tanaman dari gangguan dan diberi perlakuan
pencahayaan yang akan mempercepat proses inisiasi bunga. Jumlah daun yang dihasilkan
juga banyak, karena pada saat dilakukan peminchingan akan muncul cabang-cabang baru
sehingga pertumbuhan jumlah daun pada perlakuan 1.4 meningkat.
Pada komponen pengamatan generatif yaitu bakal bunga (pendul) pada masing-
masing perlakuan tidak menunjukkan perbedaan berarti namun yang memiliki rata-rata
jumlah bakal bunga tertinggi adalah perlakuan 1.4 dengan nilai 3,06. Pertumbuhan generatif
pada krisan bisa terjadi apabila masa kritisnya lebih dari 14 jam (Citra, 2005). Pertumbuhan
krisan pada perlakuan 1.4 dipacu pada 2 minggu awal dengan disimpan di rumah plastik
dengan naungan lalu dihambat dengan perlakuan penyinaran pada rumah plastik biasa pada
minggu-minggu selanjutnya. Pada saat disimpan pada rumah plastik biasa pertumbuhan
vegetatif krisan perlakuan 1.4 menjadi optimal. Optimalisasi itu ditunjukkan oleh jumlah
daun dan tinggi tanaman krisan. Menurut Yos Sutiyoso (1999) optimalisasi hasil fotosintesis
dapat meningkatkan hasil produksi tanaman yang ditunjang oleh tingginya jumlah daun.
Hasil fotosintat yang optimal ditranslokasikan dan disimpan untuk pembentukan pendul
bunga, sehingga semakin banyak jumlah daun maka pendul bunganya akan semakin banyak.
BAB V
KESIMPULAN
Tanaman krisan yang memiliki hasil vegetatif terbaik adalah perlakuan 1.4 dengan
tinggi tanaman 13.19 cm dan jumlah daun 18.28. Hal ini terjadi karena pembungaannya
dihambat dengan perlakuan penyinaran di rumah plastik biasa. Dengan dihambatnya
pembungaan dalam waktu dini akan membuat alokasi fotosintat terfokus pada pertumbuhan
vegetatif. Pada saat masuk fase generatif jumlah fotosintat yang terdapat pada tanaman akan
cukup dan bisa menghasilkan pendul bunga yang banyak, terbukti dengan jumlah pendul
terbanyak dimiliki perlakuan 1.4 yaitu 3,06.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2008. Budidaya Tanaman Krisan. Diakses melalui
(http://www.warintek.ristek.go.id/pertanian/krisan.pdf) pada 25 Juni 2013
Indrianingsih , Citra (2004) Pengaruh Perbedaan Lama Penambahan Cahaya Terhadap Pertumbuhan Vegetatif Tanaman Krisan (Chrysanthemum indicum cv. Town talk). Undergraduate thesis, FMIPA Undip. Diakses melalui http://eprints.undip.ac.id/32165/ pada 24 Juni 2013.
Simanjuntak, Bintang. 2008. PELUANG PENGEMBANGAN AGROFORESTRI
DENGAN TANAMAN KRISAN. Departemen Silvikultur Fakultas Kehutanan. Institut
Pertanian Bogor. Bogor. Diunduh melalui
(http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/31996/E08bms.pdf) pada 25
Juni 2013
Lampiran :
DATA HASIL PENGAMATAN PERTUMBUHAN TANAMAN KRISAN
KELAS AGROTEKNOLOGI B
Tabel 1. Data hasil pengamatan pertumbuhan tanaman krisan
Tanggal Pengamatan/
umur
Polybag (sesuai
perlakuan)Pengamatan
Rata-Rata Kelompok Rata-Rata
Kelas1 2 3 4 5 6 7 8
9 April 2013
2 MSP
1.3 Tinggi Tanaman (cm) 11.80 14.20 15.30 12.00 6.04 12.70 15.42 13.00 12.56
Jumlah Daun 14.80 12.00 19.67 20.00 7.00 14.00 10.60 14.00 14.01
Jumlah Cabang 1.20 0 3.67 0 2.00 1.00 0 2.00 1.23
Panjang Daun (cm) 4.26 4.00 4.20 6.00 4.80 5.50 4.28 2.00 4.38
Lebar Daun (cm) 2.26 3.50 2.25 2.50 3.10 3.40 2.66 1.00 2.58
1.4 Tinggi Tanaman (cm) 7.40 9.70 6.90 11.00 7.50 9.00 9.12 12.500 9.14
Jumlah Daun 9.00 8.00 12.50 14.00 4.00 5.00 10.00 13.00 9.44
Jumlah Cabang 2.00 0 4.00 0 2.00 2.00 1.60 9.00 2.58
Panjang Daun (cm) 5.50 3.40 4.50 5.50 4.90 4.50 5.00 2.00 4.41
Lebar Daun (cm) 2.73 2.50 2.25 3.50 3.20 3.00 3.20 2.00 2.80
1.5 Tinggi Tanaman (cm) 8.43 12.65 12.30 11.00 7.40 16.00 15.14 14.50 12.18
Jumlah Daun 7.50 12.00 12.20 14.00 5.00 16.00 11.60 16.00 11.79
Jumlah Cabang 1.00 0 0.80 0 2.00 0 0 4.00 0.98
Panjang Daun (cm) 4.85 3.80 4.00 6.00 4.75 6.00 4.82 4.00 4.78
Lebar Daun (cm) 2.13 2.40 2.50 5.50 3.70 3.00 2.68 3.00 3.11
1.6 Tinggi Tanaman (cm) 8.63 14.36 14.90 11.00 8.90 17.50 18.18 15.50 13.62
Jumlah Daun 6.60 12.00 18.25 12.00 4.00 13.00 16.20 14.00 12.01
Jumlah Cabang 0.60 2.00 5.50 0 2.00 0 0 1.00 1.39
Panjang Daun (cm) 3.90 4.00 4.20 4.50 4.67 5.00 4.60 4.00 4.36
Lebar Daun (cm) 2.00 2.50 2.00 3.00 3.42 3.30 2.82 3.00 2.76
23 April 2013
4 MST
1.3 Tinggi Tanaman (cm) 11.30 7.78 7.83 7.00 7.10 14.700 5.72 7.87 8.66
Jumlah Daun 10.20 7.00 10 6.00 13.00 16.00 4.60 13.80 10.08
Jumlah Cabang 4.00 0 6 2.00 2.00 1.00 1.80 5.80 2.83
Panjang Daun (cm) 4.70 4.30 4.25 5.50 5.10 5.50 4.62 6.00 5.00
Lebar Daun (cm) 2.70 3.50 2.50 3.50 3.50 3.40 2.98 3.00 3.14
1.4 Tinggi Tanaman (cm) 7.40 13.38 6.70 11.50 10.00 11.50 10.20 11.00 10.21
Jumlah Daun 9.00 13.00 9 18.00 5.00 18.00 10.80 15.25 12.26
Jumlah Cabang 2.00 2.00 3 3.00 2.00 3.00 3.80 3.00 2.73
Panjang Daun (cm) 5.50 3.50 4.75 4.50 5.20 4.50 5.14 5.50 4.82
Lebar Daun (cm) 2.73 2.80 2.75 3.00 3.60 3.00 3.28 3.50 3.08
1.5 Tinggi Tanaman (cm) 8.13 6.78 5.55 14.50 7.45 12.50 6.40 6.80 8.51
Jumlah Daun 6.75 14.00 7.00 16.00 5.00 12.00 8.00 11.40 10.02
Jumlah Cabang 2.50 4.00 5.00 0 2.00 2.00 3.80 4.00 2.91
Panjang Daun (cm) 4.92 3.00 3.30 5.20 4.98 5.50 5.56 5.00 4.68
Lebar Daun (cm) 2.97 2.80 2.20 3.00 3.85 3.00 2.84 3.00 2.96
1.6 Tinggi Tanaman (cm) 8.70 8.30 6.10 14.25 8.96 9.00 5.90 8.25 8.68
Jumlah Daun 7.80 9.00 6.00 11.00 4.00 6.00 4.20 16.75 8.09
Jumlah Cabang 1.60 2.00 2.00 4.00 2.00 2.00 4.20 3.25 2.63
Panjang Daun (cm) 4.92 6.50 4.50 5.50 4.98 5.00 4.86 5.50 5.22
Lebar Daun (cm) 2.78 5.00 3.25 3.50 3.78 3.40 2.92 3.50 3.52
7 Mei 2013
6 MST
1.3 Tinggi Tanaman (cm) 12.70 8.40 8.13 7.25 8.00 14.70 5.88 8.90 9.25
Jumlah Daun 13.60 8.40 10.67 8.00 8.00 24.00 6.00 14.00 11.58
Jumlah Cabang 2.80 0 4.00 2.00 2.00 1.00 2.00 5.80 2.45
Panjang Daun (cm) 5.14 4.70 4.00 5.00 5.10 8.00 4.82 6.00 5.35
Lebar Daun (cm) 2.60 2.70 2.80 4.00 3.70 4.20 3.04 3.00 3.26
1.4 Tinggi Tanaman (cm) 7.85 13.12 10.10 14.70 1.40 13.50 11.46 13.63 10.72
Jumlah Daun 9.25 16.75 12.25 14.00 5.00 12.00 10.00 17.75 12.13
Jumlah Cabang 1.75 0.25 3.50 2.00 3.00 2.00 5.00 7.75 3.16
Panjang Daun (cm) 4.60 5.12 4.00 4.80 5.33 5.00 5.96 7.00 5.23
Lebar Daun (cm) 2.88 3.00 3.00 2.50 4.00 3.50 3.28 3.50 3.21
1.5 Tinggi Tanaman (cm) 10.13 7.15 6.00 10.50 11.14 13.50 6.52 7.86 9.10
Jumlah Daun 7.50 15.25 12.70 12.75 6.00 25.00 8.80 13.20 12.65
Jumlah Cabang 2.50 2.25 5.00 2.0 2.00 2.00 4.00 1.40 2.64
Panjang Daun (cm) 6.63 4.20 5.00 5.50 5.46 6.00 5.62 6.00 5.55
Lebar Daun (cm) 3.25 2.85 3.50 3.00 4.02 2.50 2.94 3.50 3.20
1.6 Tinggi Tanaman (cm) 8.50 9.20 6.20 7.00 11.04 10.00 6.20 8.87 8.38
Jumlah Daun 10.00 6.80 33.00 7.50 5.00 7.00 4.80 22.50 12.08
Jumlah Cabang 1.00 1.80 2.20 4.00 3.00 2.00 4.20 3.25 2.68
Panjang Daun (cm) 5.00 4.20 5.00 5.50 5.35 5.50 5.20 5.50 5.16
Lebar Daun (cm) 3.00 3.00 3.00 3.50 4.02 3.50 3.46 3.50 3.37
21 Mei 2013 1.3 Tinggi Tanaman (cm) 12.30 8.44 10.20 7.50 8.33 16.50 8.44 10.10 10.23
8 MST Jumlah Daun 14.40 9.80 20.00 9.50 8.00 32.00 9.60 17.82 15.14
Jumlah Cabang 3.80 1.00 4.66 3.00 2.00 2.00 2.40 5.00 2.98
Panjang Daun (cm) 4.80 4.50 4.50 5.00 5.25 7.00 4.86 5.00 5.11
Lebar Daun (cm) 2.50 2.80 2.50 4.12 3.89 3.00 3.10 3.00 3.11
1.4 Tinggi Tanaman (cm) 8.07 14.32 8.12 12.50 12.47 13.50 11.50 14.00 11.81
Jumlah Daun 6.50 31.20 14.75 10.00 6.00 15.00 19.40 19.74 15.32
Jumlah Cabang 2.00 2.00 2.50 2.00 4.00 2.00 5.20 8.35 3.51
Panjang Daun (cm) 5.50 9.00 5.00 6.50 5.60 4.60 5.98 7.00 6.15
Lebar Daun (cm) 3.12 4.60 4.00 4.00 4.37 3.30 3.32 3.00 3.71
1.5 Tinggi Tanaman (cm) 10.38 13.72 7.12 10.00 13.78 13.50 6.58 8.67 10.47
Jumlah Daun 6.50 17.60 9.00 11.25 6.00 23.00 9.80 14.27 12.18
Jumlah Cabang 2.50 2.40 1.50 6.00 3.00 2.00 4.20 2.80 3.05
Panjang Daun (cm) 5.63 6.50 5.00 5.00 6.07 6.00 5.66 6.00 5.73
Lebar Daun (cm) 3.23 4.50 3.75 2.50 4.46 2.50 3.04 3.00 3.37
1.6 Tinggi Tanaman (cm) 9.30 9.10 6.95 7.00 14.05 9.75 6.48 9.21 8.98
Jumlah Daun 7.60 16.40 9.80 4.50 5.00 7.00 7.40 18.70 9.55
Jumlah Cabang 2.20 1.00 1.80 3.50 4.00 2.00 4.40 3.27 2.77
Panjang Daun (cm) 5.00 5.40 5.00 5.20 5.67 5.90 5.20 6.00 5.42
Lebar Daun (cm) 3.00 2.40 3.25 3.50 4.56 3.30 3.46 3.00 3.31
4 Juni 2013
10 MST
1.3 Tinggi Tanaman (cm) 14.20 8.90 12.86 9.00 8.35 17.00 8.96 12.00 11.41
Jumlah Daun 23.40 17.40 19.30 10.00 7.00 40.00 14.20 24.80 19.51
Jumlah Cabang 3.80 1.60 3.33 3.00 2.00 1.00 4.00 2.20 2.62
Panjang Daun (cm) 5.60 4.10 4.00 5.50 4.50 5.50 4.90 5.00 4.89
Lebar Daun (cm) 2.76 3.20 2.75 4.00 4.00 3.00 3.12 3.00 3.23
Jumlah Bakal Bunga (pendul) 2.25 2.20 3.00 1.00 5.00 3.00 2.25 1.00 2.46
1.4 Tinggi Tanaman (cm) 12.12 13.90 12.30 13.00 14.62 13.50 11.60 14.50 13.19
Jumlah Daun 16.75 25.20 28.00 14.40 6.00 14.00 20.60 21.25 18.28
Jumlah Cabang 2.00 2.50 2.80 3.00 4.00 2.00 5.60 3.75 3.21
Panjang Daun (cm) 5.87 5.30 5.25 5.50 5.87 4.70 6.02 5.00 5.44
Lebar Daun (cm) 2.75 3.00 3.75 3.00 4.59 3.30 3.38 3.00 3.35
Jumlah Bakal Bunga (pendul) 3.75 3.20 2.25 3.00 4.50 2.00 4.00 1.80 3.06
1.5 Tinggi Tanaman (cm) 11.32 8.05 7.17 10.72 14.88 14.00 7.10 10.50 10.47
Jumlah Daun 4.50 21.50 18.25 14.00 6.00 37.00 12.60 15.40 16.16
Jumlah Cabang 2.50 2.00 4.75 6.00 3.00 3.00 4.60 3.60 3.68
Panjang Daun (cm) 5.63 4.00 4.50 4.50 6.85 5.50 5.70 5.00 5.21
Lebar Daun (cm) 2.93 2.50 2.75 3.50 4.53 2.80 3.12 3.80 3.24
Jumlah Bakal Bunga (pendul) 3.40 2.75 2.25 2.00 5.00 2.50 1.75 2.50 2.77
1.6 Tinggi Tanaman (cm) 9.80 10.20 9.06 7.00 14.45 12.70 6.68 9.87 9.97
Jumlah Daun 9.20 16.00 9.80 6.00 6.00 18.00 8.60 13.00 10.83
Jumlah Cabang 2.20 3.20 1.80 4.00 4.00 2.00 4.80 3.50 3.19
Panjang Daun (cm) 5.30 4.20 5.50 5.50 6.08 5.80 5.26 5.00 5.33
Lebar Daun (cm) 2.70 3.50 2.75 4.00 4.68 3.60 3.46 3.50 3.52
Jumlah Bakal Bunga (pendul) 2.25 3.40 2.60 3.00 4.50 1.00 1.80 1.25 2.48