data pengamatan inhibitor

17
PENGAMATAN Larutan elektrolit yang digunakan : Larutan HCl 1% Logam yang digunakan : Besi (Fe) No . Larutan Inhibitor Pengamatan Berat Logam awal (Gram) 1 NaNO 2 5% Larutan berwarna kuning 3,44 2 Urea 5% Larutan tidak berwarna (bening) 3,33 3 K 2 Cr 2 O 7 2% Larutan berwarna jingga 3,38 4 Na 2 CO 3 5% Larutan tidak berwarna (bening) 3,30 5 Tanpa inhibitor Larutan tidak berwarna (bening) 3,34 4.1. Pengamatan Pertama Pengamatan dilakukan pada hari senin, 12 November 2012 pukul 14.00 No . Larutan Inhibitor Pengamatan 1 NaNO 2 5% Larutan berwarna kuning Logam berwarna hitam dan bergelembung 2 Urea 5% Larutan tidak berwarna

Upload: nurul-aini-kesuma-wardhani

Post on 06-Aug-2015

75 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Laporan Korosi

TRANSCRIPT

Page 1: Data Pengamatan Inhibitor

PENGAMATAN

Larutan elektrolit yang digunakan : Larutan HCl 1%

Logam yang digunakan : Besi (Fe)

No. Larutan Inhibitor PengamatanBerat Logam awal

(Gram)

1 NaNO2 5% Larutan berwarna kuning 3,44

2 Urea 5% Larutan tidak berwarna (bening) 3,33

3 K2Cr2O7 2% Larutan berwarna jingga 3,38

4 Na2CO3 5% Larutan tidak berwarna (bening) 3,30

5 Tanpa inhibitor Larutan tidak berwarna (bening) 3,34

4.1. Pengamatan Pertama

Pengamatan dilakukan pada hari senin, 12 November 2012 pukul 14.00

No. Larutan Inhibitor Pengamatan

1 NaNO2 5%Larutan berwarna kuning

Logam berwarna hitam dan bergelembung

2 Urea 5%Larutan tidak berwarna (bening)

Logam bersih

3 K2Cr2O7 2%Larutan berwarna jingga

Logam bersih

4 Na2CO3 5%Larutan tidak berwarna (bening)

Logam bersih

5 Tanpa inhibitorLarutan tidak berwarna (bening)

Logam berwarna hitam dan bergelembung

Page 2: Data Pengamatan Inhibitor

4.2. Pengamatan Kedua

Pengamatan dilakukan pada hari rabu, 14 November 2012

No. Larutan Inhibitor Pengamatan

1 NaNO2 5%

Larutan berwarna kuning dan terbentuk

endapan coklat

Logam berwarna hitam

2 Urea 5%Larutan tidak berwarna (bening)

Logam berwarna hitam

3 K2Cr2O7 2%

Larutan berwarna hitam dan terbentuk

endapan hitam

Logam berwarna hitam

4 Na2CO3 5%Larutan tidak berwarna (bening)

Logam bersih

5 Tanpa inhibitorLarutan tidak berwarna (bening)

Logam berwarna hitam

4.3. Pengamatan Ketiga

Pengamatan dilakukan pada hari senin, 12 November 2012 pukul 13.00

No

.

Larutan

InhibitorPengamatan

Berat Logam akhir

(Gram)

1 NaNO2 5%

Larutan berwarna kuning dan terbentuk

endapan coklat

Logam berwarna hitam

3,31

2 Urea 5%Larutan tidak berwarna (bening)

Logam berwarna hitam2,65

3 K2Cr2O7 2%

Larutan berwarna hitam dan terbentuk

endapan hitam

Logam berwarna hitam

3,12

4 Na2CO3 5%Larutan tidak berwarna (bening)

Logam bersih3,29

Page 3: Data Pengamatan Inhibitor

5 Tanpa inhibitor

Larutan berwarna kuning dan terbentuk

endapan coklat

Logam berwarna hitam

2,67

Page 4: Data Pengamatan Inhibitor

PERHITUNGAN

A=(p× l )×2 permukaan×| 1cm2

(0.155)¿2|= (1,9×3,6 )cm2×2 permukaan×| 1cm2

(0.155)¿2|= 88,26 in2

t=167 jam×| 1hari24 jam|×| 1 tahun

365hari|=0,01906 tahun

ρbaja karbon=7,86 gram /cm3×| 1cm3

(0.061)¿3|=128.8 gram /¿3

v= ∆WA×t× ρ

No

.

Larutan

Inhibitor

Berat Logam

awal (Gram)

Berat Logam akhir

(Gram)Laju Korosi (mpy)

1 NaNO2 5% 3,44 3,31 6,00 x 10-4

2 Urea 5% 3,33 2,65 3,14 x 10-3

3 K2Cr2O7 2% 3,38 3,12 1,20 x 10-3

4 Na2CO3 5% 3,30 3,29 4,62 x 10-5

5 Tanpa inhibitor 3,34 2,67 3,09 x 10-3

Page 5: Data Pengamatan Inhibitor

LAMPIRAN KONDISI LARUTAN AWAL

Larutan NaNO2 5% dalam HCl 1%

Larutan Urea 5% dalam HCl 1%

Larutan K2Cr2O7 2% dalam HCl 1%

Larutan Na2CO3 5% dalam HCl 1%

Larutan HCl 1%

Page 6: Data Pengamatan Inhibitor

LAMPIRAN PENGAMATAN PETAMA

Logam dalam larutan NaNO2 5%

Logam dalam larutan urea 5%

Logam dalam larutan K2Cr2O7 2%

Logam dalam larutan Na2CO3 5%

Logam dalam larutan HCl 1%

Page 7: Data Pengamatan Inhibitor

LAMPIRAN PENGAMATAN KEDUA

Logam dalam larutan NaNO2 5%

Logam dalam larutan urea 5%

Logam dalam larutan K2Cr2O7 2%

Logam dalam larutan Na2CO3 5%

Logam dalam larutan HCl 1%

Page 8: Data Pengamatan Inhibitor

LAMPIRAN PENGAMATAN KETIGA

Logam dalam larutan NaNO2 5%

Logam dalam larutan urea 5%

Logam dalam larutan K2Cr2O7 2%

Logam dalam larutan Na2CO3 5%

Page 9: Data Pengamatan Inhibitor

Logam dalam larutan HCl 1%

Kondisi Akhir Logam

Page 10: Data Pengamatan Inhibitor

V. PEMBAHASAN

Pada praktikum Inhibitor kali ini, inhibitor yang digunakan pada larutan HCl 1% adalah

NaNO2 5%, urea 5%, K2Cr2O7 2%, Na2CO3 5% dan tanpa inhibitor. Penambahan inhibitor

bertujuan untuk menurunkan nilai laju korosi dengan pembentukan lapisan pasif. Dari data

praktikum didapat laju korosi terbesar yaitu pada larutan HCl dengan inhibitor urea. Hal ini

ditunjukkan dengan pengurangan berat besi dalam larutan HCl dengan urea sebagai inhibitor.

Reaksi yang terjadi adalah :

3¿¿

Senyawa NH2Cl mengandung ion Cl- yang menempel dipermukaan logam dan kemudian

mengikis logam Fe sehingga logam Fe semakin terkorosi. Pengamatan secara fisik dilihat dari

permukaan logam Fe yang menjadi kasar, tetapi tidak terjadi perubahan larutan karena proses

korosi dari ion Cl- tidak menghasilkan endapan.

Selain urea larutan lain yang menyebabkan proses korosi menjadi relatif lebih cepat

adalah NaNO2 5% dan K2Cr2O7 2%. Selain itu larutan tanpa inhibitor juga mempercepat

terjadinya reaksi.

Pada larutan K2Cr2O7 2% terjadi endapan hitam dan larutan yang berubah menjadi warna

hitam pekat. Warna hitam ini ditimbulkan dari reaksi yang terjadi antara inhibitor K2Cr2O7 2%

dan HCl yang membuat logam Fe semakin aktif dan terkorosi. Hal ini ditunjukkan dengan nilai

laju korosi yang didapat adalah 1,20 x 10-3 mpy. Pengamatan secara fisik terlihat dari logam Fe

yang permukaannya menjadi hitam.

Logam dalam larutan HCl dan tanpa inhibitor juga mengalami korosi, hal ini dikarenakan

larutan HCl bersifat asam dan tanpa diberi inhibitor yang sesuai maka logam Fe akan terkorosi.

Inhibitor yang sesuai untuk larutan HCl dan logam Fe adalah Na2CO3, reaksi yang terjadi

adalah :

N a2CO3 (aq )+HC l(aq)→N a2C l(aq)+HCO3 (aq)

Berdasarkan reaksi di atas Na2Cl melapisi logam Fe dan membawa logam Fe ke daerah imun,

dan inhibitor Natrium Karbonat merupakan inhibitor anodik yaitu inhibitor yang menghasilkan

lapisan pasif pada logam sehingga menghambat proses terjadinya korosi, dibuktikan dengan nilai

laju korosi pada perhitungan yaitu 4,62 x 10-5 mpy, dan berat logam Fe yang berkurang hanya

0,01 gram. Pengamatan logam secara fisik terlihat dari tidak banyak berubahnya logam Fe dan

Page 11: Data Pengamatan Inhibitor

tidak adanya endapan pada larutan HCl dengan inhibitor Na2CO3. Berikut adalah proses inhibisi

yang terjadi pada logam Fe dengan inhibitor Natrium Karbonat :

Fe Fe2+ + 2e

½ O2 + H2O+ 2e 2OH-

+

Fe + ½ O2 + H2O Fe2+ + 2OH-

Fe2+ + 2OH- Fe(OH)2

CO32- + 8H+ + 6e H2CO3 + 2H2O

6 Fe(OH)2 2 Fe3O4 + 4 H2O + 4H+ + 4e

2 Fe3O4 + H2O 3(a- Fe2O3) + 2 H+ + 2e

2 H2O 2 H+ + 2OH-

6Fe(OH)2 + CO32- 3(a- Fe2O3) + H2CO3 + 3H2O + 2OH-

Selain Natrium Karbonat inhibitor yang sesuai untuk larutan HCl 1% dengan logam Fe adalah

nitrit. Hal ini ditunjukkan dengan nilai laju korosi yang kecil yaitu 6,00 x 10-4 mpy dan berat

logam yang berkurang relatif lebih kecil yaitu 0,13 gram. Reaksi antara inhibitor NaNO2 dan HCl

membentuk lapisan pasif pada logam Fe dan membuat proses korosi semakin lambat

Page 12: Data Pengamatan Inhibitor

VI. KESIMPULAN

Laju korosi yang didapat pada larutan HCl 1% dan logam Fe adalah :

No

.

Larutan

InhibitorLaju Korosi (mpy)

1 NaNO2 5% 6,00 x 10-4

2 Urea 5% 3,14 x 10-3

3 K2Cr2O7 2% 1,20 x 10-3

4 Na2CO3 5% 4,62 x 10-5

5 Tanpa inhibitor 3,09 x 10-3

Berdasarkan nilai laju korosi yang didapat larutan urea tidak cocok untuk digunakan

sebagai inhibitor dalam HCl 1% dengan logam Fe.

Berdasarkan percobaan inhibitor yang paling sesuai untuk logam Fe dalam larutan HCl

1% adalah Na2CO3 5%.