database sosial ekonomi paser 2011

Upload: mulatikulon

Post on 13-Oct-2015

77 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Database Sosial Ekonomi Paser 2011

TRANSCRIPT

  • | Data Base Sosial Ekonomi Kabupaten Paser 2011

    i

  • | Data Base Sosial Ekonomi Kabupaten Paser 2011

    ii

    DATA BASE SOSIAL EKONOMI KABUPATEN PASER

    2011

    No. Katalog : 3101009 .6401

    No. Publikasi : 64.015.08.03

    Ukuran buku : 21 cm x 29,7 cm

    Jumlah halaman : 77 halaman

    Naskah : Badan Pusat Statistik Kabupaten Paser

    Penyunting : Badan Pusat Statistik Kabupaten Paser

    Gambar kulit : Badan Pusat Statistik Kabupaten Paser

    Diterbitkan oleh : Bappeda Kabupaten Paser bekerjasama dengan

    Badan Pusat Statistik Kabupaten Paser

    Boleh dikutip dengan menyebut sumbernya

  • | Data Base Sosial Ekonomi Kabupaten Paser 2011

    iii

    VISI KABUPATEN PASER

    Menuju Masyarakat Kabupaten Paser yang

    Agamais, Sejahtera, dan Berbudaya

    MISI KABUPATEN PASER

    Mengembangkan ekonomi kerakyatan

    Meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia

    Menumbuhkembangkan kehidupan masyarakat yang berbudaya

    Mewujudkan Kabupaten Konservasi

  • | Data Base Sosial Ekonomi Kabupaten Paser 2011

    iv

    SSAADDAARR SSTTAATTIISSTTIIKK

    PENYELENGGARA

    RESPONDEN

    PENGGUNA

    Sadar untuk menggunakan teknik

    statisistik yang tepat guna dan

    menyajikan data statistik yang

    diperlukan konsumen secara tepat

    waktu, akurat dan mudah dipahami

    Sadar untuk memberikan jawaban

    apa adanya sesuai dengan

    kenyataan tanpa ragu-ragu

    Sadar untuk memahami metode,

    konsep /definisi serta

    memanfaatkan data statistik secara

    optimal

    DATA ITU SULIT DAN MAHAL AKAN TETAPI

    MEMBANGUN TANPA DATA AKAN LEBIH SULIT DAN MAHAL

    Hari

    Statistik

    September

  • | Data Base Sosial Ekonomi Kabupaten Paser 2011

    v

    KATA PENGANTAR

    Buku "Data Base Sosial Ekonomi Kahupaten Paser 2011" ini merupakan publikasi

    yang diterbitkan oleh Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten

    Paser bekerja sama dengan Badan Pusat Statistik Kabupaten Paser. Dalam

    publikasi ini dimuat berbagai macam data yang menunjukkan hasil pembangunan

    dilihat dari kondisi sosial maupun ekonomi misalnya indeks pembangunan

    manusia, tingkat kemiskinan, angka pertumbuhan ekonomi, pendapatan

    perkapita, dll.

    Data yang digunakan dalam publikasi ini bersumber dari dinas/instansi/lembaga

    pemerintah maupun pihak swasta, juga data dari hasil sensus dan survei yang

    dilaksanakan oleh BP$ Kabupaten Paser secara langsung. Semoga dengan

    penerbitan publikasi ini dapat dapat dimanfatkan oleh pemerintah khususnya

    dan lembaga swasta maupun lembaga pendidikan serta masyarakat pada

    umumnya, terutama untuk perencanaan pembangunan, rencana investasi,

    kegiatan penelitian dan kegiatan lainnya yang bertujuan untuk percepatan

    pembangunan Kabupaten Paser.

    Kami sadar bahwa masih banyak kelemahan dan kekurangan yang terdapat

    dalam penyusunan buku ini, untuk itu kritik dan saran dari para pengguna sangat

    kami harapkan. Akhirnya kepada semua pihak yang telah membantu sehingga

    publikasi ini dapat diterbitkan kami ucapkan terima kasih.

    Tanah Grogot, Agustus 2011

    Ketua Bappeda Kepala Badan Pusat Statistik

    Kabupaten Paser, Kabupaten Paser,

    Drs. Muhammad Fauzi, MT

    Ir. Bahramsyah

  • | Data Base Sosial Ekonomi Kabupaten Paser 2011

    vi

    DAFTAR ISI

    Halaman

    Kata Pengantar V

    Daftar Isi VI

    BAB I GAMBARAN UMUM KABUPATEN PASER 1

    A. Kondisi Geografis 1

    1. Letak dan Luas Wilayah 1

    2. Topografi Wilayah 3

    3. Iklim dan Curah Hujan 4

    4. Geologi dan Kondisi Tanah 5

    B. Kondisi Geografi 6

    BAB II GAMBARAN SOSIAL KABUPATEN PASER 10

    A. Tingkat Pendidikan 10

    1. Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan 10

    2. Partisipasi Pendidikan Sekolah 11

    3. Fasilitas Pendidikan 12

    B. Tingkat Kesehatan 13

    1. Status Gizi Balita 14

    2. Imunisasi 15

    3. LIngkungan Perumahan 17

    4. Akses Fasilitas Kesehatan 19

    C. Tingkat Kemiskinan 20

    D. Ketenagakerjaan 23

  • | Data Base Sosial Ekonomi Kabupaten Paser 2011

    vii

    Halaman

    BAB III GAMBARAN EKONOMI KABUPATEN PASER 26

    A. Perkembangan Ekonomi 26

    B. Pertumbuhan Ekonomi 28

    C. Struktur Ekonomi 31

    D. PDRB Perkapita dan Pendapatan Regional Perkapita 33

    E. Rasio APBD terhadap PDRB 35

    F. Perkembangan Perbankan 37

    G. Koperasi 38

    BAB IV GAMBARAN SEKTOR UNGGULAN KABUPATEN PASER 39

    A. Pertanian 39

    1. Tanaman Bahan Makanan 40

    2. Perkebunan 42

    3. Peternakan 46

    4. Perikanan dan Sumber Daya Kelautan 50

    5. Kehutanan 52

    B. Pertambangan dan Penggalian 55

    POTRET PEMBANGUNAN KABUPATEN PASER 2006 - 2010

    LAMPIRAN

  • | Data Base Sosial Ekonomi Kabupaten Paser 2011

    1

    A. KONDISI GEOGRAFIS

    1. Letak dan Luas Wilayah

    Kabupaten Paser terletak di bagian paling selatan wilayah Provinsi

    Kalimantan Timur tepatnya pada posisi 00 45'18,37 - 20 27'20,82' Lintang

    Selatan dan 1150 36'14,5" - 1660 57'35,03' Bujur Timur dengan luas wilayah

    11.603,94 Km2 terdiri dari 10.851,18 Km2 luas darat dan 752,76 Km2 luas laut.

    Tabel 1.1.

    Letak dan Luas Kabupaten Paser

    Tahun 2010

    Letak 00 45'18,37* - 20 27'20,82' Lintang Selatan dan 1150 36'14,5" 1660

    57'35,03' Bujur Timur

    Batas Utara

    Timur

    Selatan

    Barat

    Kabupaten Kutai

    Kabupaten PPU

    Kabupaten Kota Baru Propinsi Kalimantan Selatan.

    Kabupaten Tabalong Propinsi Kalimantan Selatan dan

    Kalimantan Tengah.

    Luas Darat 10.851.18 Km2

    Laut 752.76 Km2

    Sumber : Bappeda Kabupaten Paser,2011

    GAMBARAN UMUM

    KABUPATEN PASER

  • | Data Base Sosial Ekonomi Kabupaten Paser 2011

    2

    Wilayah Kabupaten Paser terdiri atas 10 kecamatan. Jarak kecamatan terjauh

    dari ibukota Kabupaten adalah Kecamatan Muara Komam dengan jarak

    86 Km disusul Kecamatan Longkali denga n jarak 77 Km. Sedangkan

    kecamatan terdekat ke ibukota Kabupaten adalah keca matan Pasir

    Belengkong dengan jarak 5 Km. Dilihat dari luas wilayah, Kecamatan dengan

    luas wilayah terbesar adalah Kecamatan Longkali (2.385,39 Km2) disusul

    Kecamatan Muara Komam (1.753,40 Km2) dan Kecamatan Batu Engau (1.507,26

    Km2). Sedang Kecamatan Tanah Grogot merupakan kecamatan dengan luas

    wilayah terkecil, yaitu 335,58 Km2.

    Tabel 1.2.

    Luas Kabupaten Paser Dirinci Per Kecamatan

    Tahun 2010

    Kecamatan

    Luas

    Wilayah

    (KM 2)

    Jarak Ke Ibukota Kabupaten

    (Km)

    1 2 3

    Batu Sopang 1.111,38 58

    Muara Samu 855,25 66

    Batu Engau 1.507,26 55

    Tanjung Harapan 714,05 76/57

    Pasir Belengkong 990,11 5/7

    Tanah Grogot 335,58 0

    Kuaro 747,30 28

    Long Ikis 1.204,22 60

    Muara Komam 1.753,40 86

    Long Kali 2.385,39 77

    Sumber : Bappeda Kabupaten Paser, 2011

  • | Data Base Sosial Ekonomi Kabupaten Paser 2011

    3

    2. Topografi Wilayah

    Secara umum karateristik Topografi di Kabupaten Paser terbagi 2 bagian,

    yaitu :

    a. Bagian Timur merupakan daerah dataran rendah, landai

    hingga bergelombang. Bentangan daerah ini memanjang dari

    utara hingga selatan dengan lebih melebar. Di bagian selatan

    yang terdiri dari r a w a - r a w a d a n d a e r a h a l i r a n s u n g a i

    d e n g a n J a l a n N e g a r a Penajam - Kuaro - Kerang Dayu sebagai batas

    topografi.

    b. Bagian Barat merupakan daerah dataran yang bergelombang,

    berbukit dan bergunung sampai ke perbatasan Provinsi Kalimantan

    Selatan. Pada Daerah ini terdapat beberapa puncak yaitu Gunung

    Serumpaka dengan ketinggian 1.380m, Gunung Lumut 1.233m,

    Gunung Narujan atau Gunung Rambutan dan Gunung Halat

    Selanjutnya, ketinggian wilayah Kabupaten Paser berkisar antara 0 sampai 100

    meter lebih di atas permukaan air laut. Kecamatan yang memiliki ketinggian 00

    25 m diatas permukaan meliputi kecamatan Tanjung Harapan, Paser Belengkong,

    dan Kecamatan Tanah Grogot. Kecamatan Muara Samu, Batu Sopang, dan Muara

    Komam yang memiliki ketinggian wilayah di atas permukaan laut berkisar antara

    25 100 m. Sedangkan kecamatan Batu Engau, Kuaro, Longikis dan Longkali

    merupakan kecamatan yang memiliki ketinggian wilayah di atas permukaan laut

    berkisar antara 00 100 m.

  • | Data Base Sosial Ekonomi Kabupaten Paser 2011

    4

    3. Iklim dan Curah Hujan

    Kabupaten Paser termasuk daerah yang beriklim tropis basah dan tidak

    memiliki perbedaan musim yang jelas, dengan kecepatan angin

    bert iup sedang dan suhu rata -rata sepanjang tahun 26C, hal in i

    dipengaruhi oleh garis lintang dan topografi wilayah.

    Dalam klimatologi, curah hujan merupakan faktor yang paling

    dominan dalam menentukan iklim suatu wilayah. Curah hujan pada

    tahun 2010 yang dilaporkan dari 7 pos pengamatan hujan di kecamatan,

    rata-rata curah hujan di Kabupaten Paser 197,95 mm.

    Tabel 1.3.

    Curah Hujan Kabupaten Paser

    Tahun 2010

    Kecamatan Curah Hujan ( mm/tahun )

    1 2

    Batu Sopang 192,8

    Muara Samu -

    Batu Engau 327,9

    Tanjung Harapan -

    Pasir Belengkong 107,9

    Tanah Grogot 203,6

    Kuaro 239,8

    Long Ikis 167,3

    Muara Komam 146,4

    Long Kali -

    Sumber :Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Paser, 2011

  • | Data Base Sosial Ekonomi Kabupaten Paser 2011

    5

    4. Geologi dan Kondisi Tanah

    a. Geologi

    Struktur geologi Kabupaten Paser berumur antara metazoik, tertier dan

    kwartair, penyebarannya adalah sebagai berikut :

    Wilayah Bagian Timur kwartair dan meoser atas (neogen),

    Wilayah Bagian Tengah berumur meoser bawah (paleagen);

    Wilayah Bagian Barat berumur tertier dan pratertiair (mesozoik).

    Geologi daerah umumnya terbentuk di zaman meocene muda, a l l u v i a l

    y a n g b e r u m u r k u a rt a i r d a n u l t r a b a s i c y a n g b e r u m u r pratertiair,

    pelecene dan sedikit Oligocene.

    S e c a r a u m u m w i l a y a h K a b u p a t e n P a s e r m e r u p a k a n

    antiklinorium dari punggung struktur deretan pegunungan Meratus

    yang miring kearah Selat Makassar. Formasi yang terbentuk pada

    zaman meocene muda umumnya tersusun dari batu liat, batuba ra,

    batu pasir dan mineral tanah lapuk. Sedang formasi yang terbentuk

    pada zaman pratertiair tersusun dari batu kapur, batu pasir dan

    sedikit batu liat, formasi di zaman kuartair terdiri dari bate liat.

  • | Data Base Sosial Ekonomi Kabupaten Paser 2011

    6

    b. Kondisi Tanah

    Secara eksp lorat i f d i daerah Kabu pa ten Paser terd ap at beberapa

    jenis tanah dengan kondisi :

    Tanah AI luvial/ Gambut , men yeb ar pada daerah dataran

    rendah, landai dan bergelombang di bagian timur pada lembah -

    lembah a l i ran sungai dan pantai dengan luas wilayah 181.200

    ha.

    Tanah Podzolik Merah Kuning , terdapat pada daerah-daerah

    bergelombang dan berbukit yaitu pada bagian barat wilayah

    dengan luas 517.850 ha.

    Kompleks, terdiri dari podzolik coklat / anclosol seluas 32.750 ha,

    podzolik/lithozol yang luasnya 74.000 ha, organosol/organo gambut

    luasnya 56.000 ha, jenis podzol ik luasnya 422.000 ha.

    B. KONDISI DEMOGRAFI

    Jumlah penduduk Kabupaten Paser dari tahun ke tahun terus mengalami

    kenaikan yang cukup berarti. Pada tahun 1990, jumlah penduduk Kabupaten

    Paser mencapai 102 936 jiwa dan bertambah menjadi 230 316 jiwa pada tahun

    2010. Dengan kata lain dapat dinyatakan penduduk Kabupaten Paser telah

    tumbuh lebih dari dua kali lipat selama 20 tahun terakhir sejak tahun 1990.

    Berdasarkan jenis kelamin terlihat bahwa dari tahun 1990 2010 jumlah

  • | Data Base Sosial Ekonomi Kabupaten Paser 2011

    7

    penduduk lakilaki masih lebih banyak dibandingkan jumlah penduduk

    perempuan. Hal ini terlihat jelas dari rasio jenis kelamin penduduk yang selalu

    mengalami peningkatan. Rasio jenis kelamin (RJK) merupakan perbandingan

    antara jumlah penduduk lakilaki terhadap jumlah penduduk perempuan, dan

    bila nilai RJK penduduk disuatu wilayah di atas seratus berarti proporsi penduduk

    lakilaki lebih banyak dibandingkan perempuan.

    Tabel 1.4

    Jumlah Penduduk menurut Jenis Kelamin

    Kabupaten Paser, Tahun 1990- 2010

    Jenis Kelamin Tahun

    1990 2000 2010

    1 2 3 4

    Laki Laki 54.090 83.485 122.568

    Perempuan 48.846 75.537 107.748

    Total 102.936 159.022 230.316

    Rasio Jenis Kelamin 110,74 110,52 113,75

    Sumber : BPS Kabupaten Paser,2011 (hasil SP1990, SP2000, SP2010)

    Dibandingkan dengan hasil Sensus Penduduk Tahun 1990, dimana jumlah

    penduduk pada saat itu adalah sebanyak 102.936 jiwa, maka telah terjadi

    pertumbuhan sebesar 123,75% di tahun 2010. Atau dengan kata lain dapat

    dinyatakan bahwa penduduk Kabupaten Paser telah tumbuh lebih dari 2 kali lipat

    selama 20 tahun terakhir sejak tahun 1990.

  • | Data Base Sosial Ekonomi Kabupaten Paser 2011

    8

    Tabel 1.5

    Rata-Rata Laju Pertumbuhan Penduduk menurut Jenis Kelamin Kabupaten Paser, Tahun 1990- 2010

    Jenis Kelamin Tahun

    1990-2000 2000-2010 1990-2010 1 2 3 4

    Laki Laki 4,44 3,91 8,52 Perempuan 4,46 3,62 8,23

    Total 4,45 3,77 8,39

    Sumber : BPS Kabupaten Paser, 2011 (hasil SP1990, SP2000, SP2010)

    Pertumbuhan penduduk tahun 2000 s.d. 2010 mengalami penurunan jika

    dibandingkan pada periode 10 tahun sebelumnya (tahun 1990 s.d. 2010) . Jika

    pada tahun 1990 - 2000 rata-rata laju pertumbuhan penduduk per tahun

    Kabupaten Paser mencapai 4,45%, maka pada tahun 2000 - 2010 rata-rata laju

    pertumbuhan penduduk turun menjadi 3,77%.

    Persebaran penduduk yang tidak merata perlu mendapat perhatian karena

    berkaitan dengan daya dukung dan daya tampung lingkungan. Persebaran

    penduduk di Kabupaten Paser secara geografis dapat dikatakan belum merata

    yang mengakibatkan penumpukan penduduk pada suatu wilayah.

    Ketidakmerataan ini tentunya disebabkan beberapa faktor, salah satu

    diantaranya adalah potensi wilayah yang dimiliki.

    Jika diperhatikan, penduduk Kabupaten Paser masih mengelompok pada wilayah

    wilayah yang jaraknya cukup dekat dengan ibu kota kabupaten. Lebih dari 25

    persen penduduk Kabupaten Paser bertempat tinggal di kecamatan yang terletak

  • | Data Base Sosial Ekonomi Kabupaten Paser 2011

    9

    di ibu kota kabupaten, yaitu Kecamatan Tanah Grogot. Sedang sisanya tersebar

    di 9 kecamatan yang lain. Pola penyebaran ini akan sangat tidak menguntungkan

    bagi pemerataan pembangunan di suatu wilayah.

    Ketidakmerataan persebaran penduduk ini, secara tidak langsung juga

    berpengaruh pada tingkat kepadatan penduduk di Kabupaten Paser. Kecamatan

    Tanah Grogot, sebagai kecamatan dengan jumlah penduduk terbanyak, memiliki

    kepadatan 188,66 jiwa/Km2. Hal ini berarti tiap Km2 dihuni 188 sampai 189 jiwa.

    Tabel 1.6

    Persebaran dan Kepadatan Penduduk menurut Kecamatan

    Kabupaten Paser, Tahun 2010

    Kecamatan Luas

    Wilayah

    Penduduk Kepadatan Penduduk

    ( Jiwa / KM2 ) Jumlah %

    1 2 3 4 5

    Batu Sopang 1.111,38 22.540 9,77 20,28

    Muara Samu 855,25 4.221 1,83 4,94

    Batu Engau 1.507,26 11.662 5,06 7,74

    Tanjung Harapan 715,05 7.720 3,35 10,81

    Pasir Belengkong 990,11 23.543 10,22 23,78

    Tanah Grogot 335,58 63.311 27,49 188,66

    Kuaro 747,30 23.934 10,39 32,03

    Long Ikis 1.204,22 36.701 15,93 30,48

    Muara Komam 1.753,40 12.459 5,41 7,11

    Long Kali 2.385,39 24.225 10,52 10,16

    Kabupaten Paser 11.603,94 230.316 100,00 19,85

    Sumber : BPS Kabupaten Paser, 2011 (hasil SP2010)

  • | Data Base Sosial Ekonomi Kabupaten Paser 2011

    10

    GAMBARAN SOSIAL

    KABUPATEN PASER

  • | Data Base Sosial Ekonomi Kabupaten Paser 2011

    11

    A. TINGKAT PENDIDIKAN

    Pendidikan merupakan elemen penting pembangunan dan perkembangan sosial-

    ekonomi masyarakat. Telah disadari bersama, pendidikan memiliki arti penting

    bagi upaya meningkatkan kualitas hidup individu, masyarakat dan bangsa. Oleh

    karena itu, proses pendidikan yang baik sesungguhnya adalah upaya sadar

    individu atau masyarakat untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, serta

    memperluas wawasannya. Berbekal pendidikan yang cukup, setiap individu

    dituntut dengan kemampuannya sendiri dapat meningkatkan partisipasinya

    dalam berbagai aspek kehidupan, sehingga dapat hidup secara lebih layak. Dalam

    konteks ini, pendidikan adalah suatu sarana untuk mencapai tujuan tersebut.

    1. Pendidikan Tertinggi Yang Ditamatkan

    Selama lima tahun terakhir peningkatan pendidikan penduduk umur 10 tahun

    keatas ditandai dengan menurunnya persentase penduduk berpendidikan

    rendah kemudian diikuti dengan meningkatnya persentase penduduk pada

    tingkat pendidikan yang lebih tinggi. Persentase penduduk Kabupaten Paser

    umur 10 tahun ke atas yang berpendidikan rendah (SD ke bawah) masih cukup

    besar (53,5 persen), walau sebagian besar diantaranya adalah penduduk dewasa

    dan tua. Oleh karena itu proporsi penduduk yang berpendidikan rendah tersebut

  • | Data Base Sosial Ekonomi Kabupaten Paser 2011

    12

    secara berangsur akan turun sejalan dengan peralihan generasi dan perluasan

    kesempatan melanjutkan sekolah.

    Gambar 2.1. Persentase Penduduk Kabupaten Paser Usia 10 Tahun Ke Atas

    Menurut Pendidikan Terakhir Yang Ditamatkan, Tahun 2006 2010

    Sumber : BPS Kabupaten Paser, 2011

    3. Partisipasi Pendidikan Sekolah

    Angka Partisipasi Sekolah (APS) yang merupakan gambaran tingkat partisipasi

    dan keikutsertaan masyarakat untuk mengikuti pendidikan, semakin tinggi

    tingkat pendidikan, semakin rendah tingkat partisipasinya, walaupun dalam

    setiap tingkatan semakin menunjukkan peningkatan APS. APS untuk SD/MI paling

    besar dibanding pada tingkatan pendidikan di atasnya. Demikian juga untuk

    tingkat SLTP, APS-nya masih cukup besar. Angka-angka tersebut menunjukkan

    tingkat partisipasi pendidikan di tingkat dasar sangat tinggi, dan menurun ketika

    masuk tingkatan yang lebih tinggi.

    Tabel 2.1.

    Angka Partisipasi Sekolah Kabupaten Paser

  • | Data Base Sosial Ekonomi Kabupaten Paser 2011

    13

    Menurut Kelompok Umur Jenjang Pendidikan

    Tahun 2006 2010

    Usia Sekolah 2006 2007 2008 2009 2010

    1 2 3 4 5 6

    7-12 96,52 97,89 98,03 98,50 96,38

    13-15 86,97 85,53 85,00 85,80 85,30

    16-18 59,67 49,84 47,64 59,78 65,52

    19 24 - 8,97 8,52 12,42 7,42

    Sumber : BPS Kabupaten Paser, 2011

    4. Fasilitas Pendidikan

    Dalam upaya peningkatan tingkat pendidikan penduduk, ketersediaan sarana

    dan tenaga pengajar yang memadai sesuai dengan potensi jumlah penduduk

    usia sekolah yang ada merupakan hal pokok yang harus menjadi perhatian.

    Ketersediaan sarana dan prasarana pendidikan dapat dilihat pada tabel 2.2. Dari

    tabel tersebut dapat diketahui jumlah sekolah tingkat SLTP dan SLTA selama

    tahun 2010 mengalami mengalami peningkatan. Namun penambahan jumlah

    SLTP dan SLTA ini belum diimbangi dengan penambahan tenaga pengajar. Hal ini

    terlihat dari naiknya rasio murid guru pada kedua jenjang pendidikan.

  • | Data Base Sosial Ekonomi Kabupaten Paser 2011

    14

    Tabel 2.2. Jumlah Sekolah, Murid dan Guru Kabupaten Paser

    Menurut Jenjang Pendidikan , Tahun 2009 - 2010

    Jenjang Pendidikan 2009 2010

    1 2 3

    SD/MI/SDLB

    Jumlah SD 225 225

    Murid 31.143 32.338

    Guru 1.987 2.457

    Rasio Murid Guru 15,63 13,16

    SLTP/ MTS/ SMPLB

    Jumlah SLTP 68 69

    Murid 10.819 11.260

    Guru 925 874

    Rasio Murid Guru 11,70 12,88

    SLTA / SMK / MA

    Jumlah SLTA 32 34

    Murid 7.897 8.140

    Guru 698 712

    Rasio Murid Guru 11,31 11,43

    Sumber : Dinas Pendidikan Kabupaten Paser, 2011

    B. TINGKAT KESEHATAN

    Peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) serta kesejahteraan keluarga

    dan masyarakat akan tercapai bila derajat kesehatan masyarakat meningkat. Hal

    ini dapat terjadi apabila mutu dan jangkauan pelayanan kesehatan masyarakat

    yang merata dapat ditingkatkan serta kesadaran dan perilaku hidup sehat di

    kalangan masyarakat pun dikembangkan. Dengan meningkatnya derajat

    kesehatan masyarakat maka produktifitas SDM diharapkan akan meningkat

    sehingga upaya pengentasan kemiskinan akan dapat lebih dipacu.

  • | Data Base Sosial Ekonomi Kabupaten Paser 2011

    15

    Hal ini sesuai dengan amanat yang tercantum dalam Undang-Undang Kesehatan

    Nomor 23 Tahun 1992, yaitu pembangunan kesehatan bertujuan untuk

    meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap

    orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal (Profil

    Kesehatan Indonesia; 1998 :1). Pembangunan di bidang kesehatan bertujuan

    juga antara lain untuk memperbaiki derajat kesehatan masyarakat secara efektif

    dan efisien, agar semua lapisan masyarakat memperoleh layanan kesehatan

    secara mudah dan murah, karena kesehatan menyentuh hampir seluruh aspek

    kehidupan masyarakat, tanpa membedakan jenis kelamin laki-laki atau

    perempuan. Salah satu indikator tingkat kesehatan masyarakat adalah status gizi

    balita.

    1. Status Gizi Balita

    Status gizi balita merupakan salah satu indikator mengenai jumlah balita yang

    mengalami kekurangan gizi. Pada tahun 2010 di Kabupaten Paser terdapat 25

    706 balita usia 1 sampai 4 tahun.

    Dari balita yang ada tersebut, 1 096 baliya mengalami Kekurangan Energi Protein

    Total dan 140 balita mengalami Kekurangan Energi Protein Nyata. Bila

    dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumya, angka ini mengalami penurunan

    drastis.

  • | Data Base Sosial Ekonomi Kabupaten Paser 2011

    16

    Tabel 2.3.

    Status Gizi Balita Kabupaten Paser,

    Tahun 2006 2010

    Tahun

    Jumlah

    Balita

    (1-4tahun)

    Jumlah

    Balita

    Ditimbang

    Jumlah Balita Dengan

    KEP

    Total %

    KEP

    Nyata %

    1 2 3 4 5 6 7

    2010 25.706 17.015 1.096 6,44 140 0,82

    2009* - - - - - -

    2008 25.387 5.178 894 17,27 177 3,42

    2007* - - - - - -

    2006 22.771 7.488 1.049 14,01 182 2,43

    Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Paser, 2011

    * Data tidak tersedia

    2. Imunisasi

    Selain mendapat kecukupan gizi, balita juga diharapkan mendapat imunisasi.

    Imunisasi mempunyai pengertian sebagai tindakan untuk memberikan

    perlindungan (kekebalan) di dalam tubuh bayi dan anak, agar terlindung dan

    terhindar dari penyakit-penyakit menular dan berbahaya bagi bayi dan anak.

    Berdasarkan program pengembangan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI)

    imunisasi terbagi menjadi 2, yaitu Program Pengembangan Imunisasi (PPI) yang

    diwajibkan dan Program Imunisasi Non PPI yang dianjurkan. Wajib jika kejadian

    penyakitnya cukup tinggi dan menimbulkan cacat atau kematian. Sedangkan

    imunisasi yang dianjurkan untuk penyakit-penyakit khusus yang biasanya tidak

    seberat kelompok pertama. Jenis imunisasi wajib terdiri dari:

  • | Data Base Sosial Ekonomi Kabupaten Paser 2011

    17

    1. BCG (Bacille Calmette Guerin)

    2. Hepatitis B

    3. Polio

    4. Campak

    Pemberian imunisasi harus dilakukan secara tepat. Pemberian imunisasi aman

    bagi anak, bahkan saat anak sedang sakit ringan, mempunyai cacat fisik/mental

    atau mengalami malnutrisi (kekurangan gizi).

    Tingkat pemberian iminusasi di Kabupaten Paser sudah sangat tinggi. Hampir

    semua balita (96.58 persen) pernah diimunisasi.

    Tabel 2.4.

    Perkembangan Tingkat Imunisasi Kabupaten Paser,

    Tahun 2005 - 2009

    Pemberian Imunisasi 2006 2007 2008 2009 2010

    1 2 3 4 5 6

    Tingkat Imunisasi 90,6 93,8 96,1 91,9 96,6

    BCG 88,8 91,3 96,1 95,3 99,6

    DPT 90,1 92,6 96,1 93,6 98,7

    POLIO 90,0 93,2 96,1 94,1 99,1

    CAMPAK 85,5 88,8 94,6 84,0 90,4

    HEPATITIS B 72,8 77,6 91,0 92,4 95,1

    Sumber : BPS Kabupaten Paser, 2011

  • | Data Base Sosial Ekonomi Kabupaten Paser 2011

    18

    Manfaat imunisasi bagi anak dapat mencegah penyakit, cacat dan kematian.

    Sedangkan manfaat bagi keluarga adalah dapat menghilangkan kecemasan dan

    mencegah biaya pengobatan yang tinggi bila anak sakit. Di dunia selama tiga

    dekade United Nations Childrens Funds (UNICEF) telah menggalakkan program

    vaksinasi untuk anak-anak di negara berkembang dengan pemberian bantuan

    vaksinasi Dipteria, Campak, Pertusis, Polio, Tetanus, dan TBC. Bila dibandingkan,

    risiko kematian anak yang menerima vaksin dengan yang tidak menerima vaksin

    kira-kira 1:9 sampai 1:4.

    3. Lingkungan Perumahan

    Upaya meningkatkan derajat kesehatan tidak bisa terlepas pula dari kondisi

    perumahan dan lingkungan yang sehat. Sesuai dengan teori Henrik L Blum,

    lingkungan turut berperan dalam penentuan derajat kesehatan sebesar 45

    persen. Faktor lingkungan yang dimaksudkan di sini berkaitan dengan lingkungan

    fisik, biologis, dan sosial yang menunjang penentuan status kesehatan dan gizi

    penduduk. Sumber daya alam sebagai lingkungan fisik yang ada selama ini

    dipergunakan bagi kelangsungan hidup manusia yang memiliki sifat irrevertible

    (tidak mungkin berkembang), sedangkan jumlah penduduk semakin lama

    semakin meningkat. Laju pertumbuhan yang cukup cepat, hingga kini selalu

    memunculkan masalah, tidak saja pada masalah ekonomi, sosial, budaya, namun

    juga berdampak pada permasalahan lingkungan seperti ketersediaan air yang

    sehat dan bersih dan peningkatan kadar polusi udara, laut, maupun darat. Tidak

    selalu lingkungan sebagai penyebab, melainkan juga sebagai penunjang, media

  • | Data Base Sosial Ekonomi Kabupaten Paser 2011

    19

    transmisi, maupun memperberat penyakit yang telah ada. Untuk melihat tingkat

    sanitasi lingkungan, dapat diperhatikan dari berbagai sarana penunjang

    kesehatan yang berada di lingkungan rumahtangga.

    Indikator lingkungan / rumah sehat meliputi Atap Layak (bukan daun), Dinding

    Permanen/Tembok, Lantai Bukan Tanah, Sumber Air Minum Bersih : Air

    Kemasan, Leding, Pompa, Sumur Terlindung, dan Mata Air Terlindung.

    Dari tabel 2.5. kondisi perumahan di Kabupaten Paser terus mengalami

    perbaikan dari tahun ke tahun. Namun demikian penggunaan sumber air minum

    bersih dan penggunaan jamban dengan tangki septik masih perlu mendapat

    perhatian khusus.

    Tabel 2.5.

    Indikator Perumahan Kabupaten Paser,

    Tahun 2006 2010

    Indikator Perumahan 2006 2007 2008 2009 2010

    1 2 3 4 5 6

    Atap Layak Bukan Daun 90,93 93,28 90,21 95,95 96,00

    Dinding Permanen/Tembok 14,38 17,66 13,74 22,84 21,50

    Lantai Bukan Tanah 92,18 93,59 94,94 95,32 95,30

    Sumber : BPS Kabupaten Paser, 2011

  • | Data Base Sosial Ekonomi Kabupaten Paser 2011

    20

    4. Akses Fasilitas Kesehatan

    Kemiskinan seringkali menghambat penduduk miskin untuk dapat mengakses

    berbagai fasilitas kesehatan. Salah satu contohnya adalah akses terhadap sarana

    kesehatan seperti Puskesmas atau Klinik untuk memeriksakan kesehatannya,

    terutama dalam hal mengobati anggota rumahtangga yang menderita sakit.

    Kemampuan berobat ini, tidak hanya dilihat dari kemampuan dalam hal biaya

    kesehatan yang dikeluarkan oleh rumahtangga tersebut tetapi juga kemampuan

    rumahtangga dalam aspek lain, seperti kemampuan dalam hal transportasi,

    akomodasi atau hal lain yang memerlukan biaya dalam hal proses

    pengobatannya.

    Akses yang rendah terhadap kesehatan merupakan masalah yang dihadapi

    masyarakat miskin. Masalah-masalah yang dihadapi oleh masyarakat miskin

    antara lain biaya pengobatan dan obat-obatan yang mahal, jarak yang jauh dari

    sarana kesehatan tersebut, serta kurangnya pengetahuan tentang pentingnya

    kesehatan.

    Sarana kesehatan yang ada di Kabupaten Paser ternyata cukup memadai untuk

    jumlah penduduk yang harus dilayani. Hal ini dapat dilihat dari jumlah

    puskesmas, rumah sakit, dan jumlah tenaga medis yang ada di Kabupaten Paser.

  • | Data Base Sosial Ekonomi Kabupaten Paser 2011

    21

    Tabel 2.6.

    Jumlah Fasilitas dan Tenaga Kesehatan

    Kabupaten Paser,Tahun 2006 - 2010

    Sarana / Tenaga Kesehatan 2006 2007 2008 2009 2010

    1 2 3 4 5 6

    Rumah Sakit 1 1 1 1 1

    Puskesmas 17 17 17 17 17

    Pusban 90 89 95 97 94

    Puskesmas Keliling 17 16 20 27 17

    Tenaga Kesehatan 497 520 518 564 642

    Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Paser, 2011

    Dibandingkan dengan jumlah penduduk, sebuah puskesmas/puskesmas

    pembantu di wilayah Kabupaten Paser melayani kurang lebih 2.000 penduduk.

    Idealnya, satu puskesmas hanya melayani kurang lebih 7.000 penduduk. Jadi, di

    Kabupaten Paser jumlah puskesmas sudah memadai dengan jumlah penduduk.

    Ke depan, untuk lebih mendekatkan akses masyarakat ke sarana layanan

    kesehatan, akan lebih baik jika keberadaan puskesmas/puskesmas pembantu

    mampu menjangkau masyarakat di desa secara langsung sehingga mengurangi

    biaya transportasi untuk berobat.

    C. TINGKAT KEMISKINAN

    Dari hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) dapat diketahui indikator

    kemiskinan yang bersifat makro seperti jumlah dan persentase penduduk miskin.

    Perkembangan jumlah dan persentase penduduk miskin pada tahun 2006 2010

    terlihat pada tabel 2.7.

  • | Data Base Sosial Ekonomi Kabupaten Paser 2011

    22

    Tabel 2.7

    Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin

    Kabupaten Paser, Tahun 2006 2010

    Tahun Jumlah Persentase (%)

    1 2 3

    2010 18.400 9,49

    2009 18.370 10,11

    2008 19.700 10,97

    2007 28.000 15,47

    2006 45.240 25.25

    Sumber : BPS Kabupaten Paser,2011

    Perlu diketahui, hasil Susenas hanya mampu menunjukkan jumlah dan

    persentase penduduk miskin di setiap daerah berdasarkan estimasi, tetapi tidak

    dapat menunjukkan siapa si miskin dan di mana alamat mereka, sehingga tidak

    operasinal di lapangan. Untuk target sasaran keluarga / rumah tangga secara

    langsung sangat diperlukan data anggota keluarga / rumah tangga miskin dan

    lokasi tempat tinggal mereka. Upaya penyediaan data kemiskinan mikro ini

    dilakukan BPS dengan melaksanakan Pendataan Sosial Ekonomi Penduduk 2005

    (PSE05) yang pada dasarnya adalah pendataan keluarga / RTS untuk penyaluran

    BLT tahun 2005/2006. Selanjutnya data PSE05 di-up date melalui Pendataan

    Program Perlindungan Sosial (PPLS) 2008 dalam rangka penyiapan database RTS

    untuk memenuhi kebutuhan data perbagai program perlindungan sosial mulai

    tahun 2009.

    Berdasarkan hasil PSE05, pada tahun 2005 terdapat 24.459 rumah tangga miskin

    di Kabupaten Paser, dimana Kecamatan Tanah Grogot merupakan kecamatan

    dengan persentase penduduk miskin terbesar yaitu 15,28 persen disusul

  • | Data Base Sosial Ekonomi Kabupaten Paser 2011

    23

    Kecamatan Long Ikis (14,75 persen). Sedang kecamatan dengan persentase

    penduduk miskin terkecil adalah Kecamatan Muara Samu ( 3,02 persen ).

    Pada tahun 2008, jumlah penduduk miskin Kabupaten Paser turun menjadi

    22.202 rumah tangga atau turun 9,23 persen. Penurunan jumlah penduduk

    miskin ini terjadi hampir di semua kecamatan. Penurunan yang cukup mencolok

    terjadi di Kecamatan Muara Samu (61,71 persen), Kecamatan Muara Komam

    (40,54 persen), dan Kecamatan Batu Sopang ( 27,57 persen ).

    Tabel 2.8

    Perkembangan Rumah Tangga Sasaran ( Penerima BLT )

    Kabupaten Paser, Tahun 2005 dan 2008

    Kecamatan

    PSE05 PPLS 2008 Perubahan

    (%) Jumlah

    RTS %

    Jumlah

    RTS %

    1 2 3 4 5 6

    Batu Sopang 1,186 4.85 859 3.87 (27.57)

    Muara Samu 739 3.02 283 1.27 (61.71)

    Batu Engau 2,166 8.86 2,009 9.05 7.25

    Tanjung Harapan 1,853 7.58 1,581 7.12 (14.68)

    Pasir Belengkong 3,330 13.61 3,494 15.74 4.92

    Tanah Grogot 3,738 15.28 3,776 17.01 1.02

    Kuaro 2,224 9.09 1,932 8.70 (13.13)

    Long Ikis 3,607 14.75 3,297 14.85 (8.59)

    Muara Komam 2,378 9.72 1,414 6.37 40.54

    Long Kali 3,238 13.24 3,557 16.02 (9.85)

    Kabupaten Paser 24,459 100.00 22,202 100.00 9.23

    Sumber : BPS Kabupaten Paser, 2011

  • | Data Base Sosial Ekonomi Kabupaten Paser 2011

    24

    Hal sebaliknya terjadi di Kecamatan Long Kali, Kecamatan Pasir Belengkong, dan

    Kecamatan Tanah Grogot. Ketiga kecamatan tersebut mengalami kenaikan

    jumlah penduduk miskin. Kenaikan jumlah penduduk miskin Kecamatan Long

    Kali, Kecamatan Pasir Belengkong, dan Kecamatan Tanah Grogot secara

    berurutan adalah 9,85 persen; 4,92 persen dan 1,02 persen.

    D. KETENAGAKERJAAN

    Perubahan aktivitas ekonomi akan sangat berkait erat pula dengan dinamika

    ketenagakerjaan. Indikator ketenagakerjaan dapat menggambarkan tentang

    bagaimana daya serap perekonomian terhadap pertumbuhan dan produktivitas

    tenaga kerja. Jika akitivitas ekonomi bergerak dinamis biasanya akan diikuti oleh

    tingginya serapan tenaga kerja dan pada gilirannya mengurangi pengangguran.

    Indikator ketenagakerjaan yang diulas berikut ini menggunakan pendekatan

    konsep dasar angkatan kerja (standard labour force concept), yang umumnya

    dapat digunakan sebagai penilaian keberhasilan pembangunan ketenagakerjaan

    di daerah.

    Tingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK) mengindikasikan besarnya penduduk

    usia kerja yang aktif secara ekonomi di suatu negara atau wilayah. TPAK diukur

    sebagai persentase jumlah angkatan kerja terhadap jumlah penduduk usia kerja.

  • | Data Base Sosial Ekonomi Kabupaten Paser 2011

    25

    Indikator ini menunjukkan besaran relatif dari pasokan tenaga kerja (Labour

    Supply) yang tersedia untuk memproduksi barang barang dan jasa dalam suatu

    perekonomian. TPAK Kabupaten Paser dari tahun ke tahun berfluktuatif dengan

    nilai diatas 60,00 persen.

    Pertumbuhan tenaga kerja yang kurang diimbangi dengan pertumbuhan

    lapangan kerja akan menyebabkan tingkat kesempatan kerja cenderung

    menurun. Dengan demikian jumlah penduduk yang bekerja tidak selalu

    menggambarkan jumlah kesempatan kerja yang ada. Hal ini dikarenakan sering

    terjadinya mismatch dalam pasar kerja.

    Tabel 2.9.

    Perkembangan Angkatan Kerja, TPAK, dan TPT

    Kabupaten Paser, Tahun 2006 2010

    Uraian 2007 2008 2009 2010

    1 2 3 4 5

    Angkatan Kerja (jiwa) 81.791 90.751 88.447 99.383

    TPAK (%) 65,57 67,00 64,06 61.97

    TPT (%) 10,89 7,76 7,64 6,82

    Sumber : BPS Kabupaten Paser, 2011 (hasil Survei Angkatan Kerja Nasional)

    Isu penting lain terkait ketenagakerjaan adalah masalah pengangguran. Angka

    pengangguran seringkali menjadi tolok ukur utama keberhasilan pembangunan

    ekonomi di suatu daerah, bahkan cukup banyak pula dijadikan indikator makro

    pencapaian kinerja pemerintah daerah setempat.

  • | Data Base Sosial Ekonomi Kabupaten Paser 2011

    26

    Konsep pengangguran yang digunakan adalah mereka yang sedang mencari

    pekerjaan, yang mempersiapkan usaha, yang tidak mencari pekerjaan karena

    merasa tidak mungkin mendapatkan pekerjaan, dan yang sudah punya pekerjaan

    tetapi belum mulai bekerja dan pada waktu bersamaan mereka tidak bekerja

    (jobless). Penganggur dengan konsep / definisi tersebut biasanya disebut

    pengangguran terbuka (open unemploymnet ).

    Indikasi tentang penduduk usia kerja yang termasuk dalam kelompok

    pengangguran diukur dengan tingkat pengangguran terbuka (TPT), dimana TPT

    merupakan persentase jumlah penganggur terhadap jumlah angkatan kerja. TPT

    Kabupaten Paser dari tahun ke tahun terus menunjukkan penurunan, bahkan

    pada tahun 2010 TPT Kabupaten Paser hanya 6,82 persen.

    GAMBARAN EKONOMI

    KABUPATEN PASER

  • | Data Base Sosial Ekonomi Kabupaten Paser 2011

    27

    A. PERKEMBANGAN EKONOMI

    Indikator agregat ekonomi makro yang lazim digunakan untuk mengukur kondisi

    perekonomian suatu wilayah adalah Produk Domestik Bruto (PDB)untuk tingkat

    nasional dan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) untuk tingkat

    propinsi/kabupaten. PDRB merupakan hasil penjumlahan nilai tambah bruto

    yang dihasilkan oleh unit-unit kegiatan ekonomi dalam suatu wilayah pada suatu

    periode waktu tertentu biasanya satu tahun.

    PDRB menunjukkan kemampuan sumber daya ekonomi yang dihasilkan oleh

    suatu daerah. Nilai PDRB yang besar maupun kecil dapat menunjukkan

    kemampuan sumber daya ekonomi yang besar maupun kecil pula, yang dapat

    dikelola oleh suatu daerah. Dilihat dari perkembangan PDRB, kemampuan

    Kabupaten Paser dalam mengelola sumber daya ekonominya terus mengalami

    peningkatan. Angka PDRB tahun 2009 ADHB sebesar 9,97 triliyun rupiah dan

    pada tahun 2010 naik hingga 13,21 triliyun rupiah.

    Tabel 3.1.

    PDRB Atas Dasar Harga Berlaku dan Atas Dasar Harga Konstan 2000 Kabupaten Paser ,

  • | Data Base Sosial Ekonomi Kabupaten Paser 2011

    28

    Tahun 2006 2010 ( Jutaan Rupiah )

    Tahun

    PDRB ADHB PDRB ADHK 2000

    Dengan

    Batubara

    Tanpa

    Batubara

    Dengan

    Batubara

    Tanpa

    Batubara

    1 2 3 4 5

    2006 4.912.604 1.747.912 3.709.866 1.115.615

    2007 6.151.390 2.115.788 4.189.093 1.215.526

    2008 r) 8.696.804 2.412,982 4.486.554 1.271.486

    2009 *) 9.972.212 2.814.844 4.833.721 1.368.343

    2010**) 13.207.170 3.147.802 5.670.576 1.444.281

    Sumber : BPS Kabupaten Paser, 2011

    Namun seperti kita ketahui bersama bahwa di Kabupaten Paser terdapat

    tambang non migas (batubara) yang memiliki konstribusi sangat besar dalam

    pembentukan nilai PDRB, sehingga perlu kita lihat angka PDRB jika dihitung

    tanpa subsektor pertambangan non migas. Pada tahun 2009 angka PDRB ADHB

    tanpa non migas sebesar 2,81 triliyun rupiah dan pada tahun 2010 naik menjadi

    3,15 triliyun rupiah. Terjadinya selisih antara kedua angka PDRB ADHB yaitu

    dengan batubara dan tanpa batubara tersebut menunjukkan dominasi

    pertambangan non migas.

    B. PERTUMBUHAN EKONOMI

  • | Data Base Sosial Ekonomi Kabupaten Paser 2011

    29

    Pertumbuhan ekonomi merupakan suatu gambaran mengenai dampak dari

    kebijaksanaan pembangunan yang telah diambil khususnya dalam bidang

    ekonomi. Bagi daerah indikator ini penting untuk mengetahui keberhasilan

    pembangunan yang telah dicapai, dan berguna sebagai bahan untuk

    menentukan kebijaksanaan dan arah pembangunan dimasa yang akan datang.

    Pertumbuhan tersebut merupakan laju pertumbuhan yang dibentuk dari

    berbagai sektor ekonomi, yang secara tidak langsung menggambarkan tingkat

    perubahan ekonomi yang terjadi. Untuk melihat perkembangan pertumbuhan

    ekonomi tersebut secara riil dari tahun ke tahun tergambar melalui penyajian

    PDRB atas dasar harga konstan secara berkala karena PDRB ADHK tidak

    dipengaruhi oleh faktor harga (inflasi / deflasi). Pertumbuhan yang positip

    menunjukkan adanya peningkatan perekonomian, sebaliknya apabila negatif

    menunjukkan terjadinya penurunan.

    Secara umum, dampak krisis ekonomi global terhadap perekonomian Kabupaten

    Paser mulai terlihat. Pada tahun 2006 dan 2007, rata-rata pertumbuhan ekonomi

    Kabupaten Paser telah menembus angka dua digit, yaitu 11,94 persen 12,91

    persen. Tapi pada tahun 2008, pertumbuhan ekonomi kembali ke satu digit, yaitu

    7,10 persen. Dan pada tahun 2010, pertumbuhan ekonomi Kabupaten Paser

    kembali menembus angka dua digit, yaitu 17,31 persen.

  • | Data Base Sosial Ekonomi Kabupaten Paser 2011

    30

    Gambar 3.1 Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Paser

    Tahun 2006 - 2010

    Sumber : BPS Kabupaten Paser,2011

    Perlu diingat bahwa secara riil sub sektor pertambangan non migas tidak dapat

    menunjukkan tingkat kesejahteraan masyarakat. Oleh karena itu, perlu juga

    dilihat pertumbuhan ekonomi Kabupaten Paser jika dihitung tanpa memasukkan

    sub sektor pertambangan non migas. Pada tahun 2010 pertumbuhan ekonomi

    jika dihitung tanpa memasukkan komponen sub sektor pertambangan non migas

    hanya sebesar 5,55 persen.

    Jika diperhatikan dengan seksama, sektor yang dominan pada pembentukan

    angka PDRB seperti pertambangan dan pertanian pengalami penurunan laju

    pertumbuhan nilai tambah lebih dari 5 persen. Pada tahun 2006 dan 2007, laju

    pertumbuhan sektor pertambangan telah menembus angka dua digit, yaitu

    12,31 persen dan 14,57 persen. Namun pada tahun 2008 laju pertumbuhan

    hanya 8.11 persen. Tapi tahun 2010 kembali menembus dua digit 21,90 persen.

  • | Data Base Sosial Ekonomi Kabupaten Paser 2011

    31

    Tabel 3.3.

    Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Paser Menurut Sektor,

    Tahun 2006 2010 ( % )

    Sektor 2006 2007 2008 r) 2009*) 2010**)

    1 2 3 4 5 6

    1. Pertanian 7,34 7,04 0,99 7,72 3,84

    a. Tanaman Bahan Makanan 4,74 21,28 4,05 0,22 2,76

    b. Perkebunan 26,05 9,62 2,04 9,40 5,26

    c. Peternakan 6,96 9,06 9,91 12,94 8,32

    d. Kehutanan -14,94 -11,09 -6,73 -2,43 -3,88

    e. Perikanan 12,94 11,61 0,72 13,61 5,19

    2. Pertambangan dan Penggalian 12,31 14,57 8,11 7,77 21,90

    3. Industri Pengolahan 6,70 6,58 6,18 6,93 5,72

    4. Listrik, Gas, Airbersih 19,93 15,36 7,54 5,67 6,31

    5. Bangunan 28,07 12,48 6,97 9,39 7,73

    6. Perdagangan, Hotel, Restoran 24,06 11,36 10,74 7,09 8,31

    7. Pengangkutan dan Komunikasi 5,96 8,96 6,66 4,00 7,50

    8. Keu,Persewaan,Perusahaan 1,52 12,84 11,47 11,13 8,45

    9. Jasa Jasa 14,38 13,99 11,49 6,58 7,06

    PDRB 11,94 12,91 7,10 7,74 17,31

    PDRB Tanpa Batubara 10,99 8,93 4,60 7,62 5,55

    Sumber : BPS Kabupaten Paser,2011

    Sedang sektor pertanian, pada tahun 2010 laju pertumbuhannya hanya 3,84

    persen. Bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya, sektor ini mengalami

    perlambatan pertumbuhan. Pada tahun 2009, laju pertumbuhan sektor

    pertanian 7,72 persen.

  • | Data Base Sosial Ekonomi Kabupaten Paser 2011

    32

    C. STRUKTUR EKONOMI

    Struktur perekonomian menggambarkan berapa besar peran masing masing

    sektor terhadap pembentukan angka Produk Domestik Regional Bruto (PDRB).

    Dari nilai peran sembilan sektor perekonomian bisa dilihat sektor mana yang

    memiliki konstribusi terbesar dalam pembentukan angka PDRB. Dengan melihat

    besarnya peranan masing-masing sektor terhadap pembentukan PDRB suatu

    negara atau daerah, dapat diketahui mana kecenderungan struktur ekonomi

    negara atau daerah tersebut. Seiring dengan berkembangnya perekonomian

    suatu daerah, maka akan terjadi pula perubahan-perubahan peranan setiap

    sektor yang berakibat bergesernya struktur ekonomi daerah tersebut.

    Struktur ekonomi Kabupaten Paser hingga tahun 2010 masih didominasi oleh

    sektor pertambangan dan penggalian. Jika diperhatikan lebih lanjut, Konstribusi

    sektor pertambangan dan penggalian terhadap pembentukan nilai PDRB dari

    tahun ke tahun terus mengalami kenaikan. Pada tahun 2009 konstribusi sektor

    ini mencapai 72.01 persen dan pada tahun 2010 mencapai 76,37 persen.

    Peningkatan konstribusi sektor pertambangan dan penggalian terjadi karena

    adanya kenaikan produksi dan harga batubara sebagai komoditas utama sektor

    ini. Perlu diketahui bahwa penjualan komoditas batubara dihargai dengan mata

    uang asing. Sehingga fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing sangat

    mempengaruhi nilai tambah bruto sektor pertambangan dan penggalian.

  • | Data Base Sosial Ekonomi Kabupaten Paser 2011

    33

    Tabel 3.4.

    Struktur Ekonomi Kabupaten Paser,

    Tahun 2006 2010 ( % )

    Sektor 2006 2007 2008 r) 2009*) 2010**)

    1 2 3 4 5 6

    1. Pertanian 20,32 19,81 15,21 15,27 12,66

    a. Tanaman Bahan Makanan 2,11 2,12 1,66 1,49 1,29

    b. Perkebunan 6,97 7,41 6,03 6,32 5,22

    c. Peternakan 1,09 1,06 0,88 0,89 0,75

    d. Kehutanan 4,15 3,27 2,31 2,08 1,60

    e. Perikanan 6,01 5,95 4,33 4,49 3,80

    2.Tambangan dan Penggalian 64,81 65,94 72,51 72,01 76,37

    3. Industri Pengolahan 1,62 1,41 1,08 1,06 0,86

    4. Listrik, Gas, Air bersih 0,20 0,19 0,16 0,16 0,13

    5. Bangunan 3,41 3,16 2,49 2,39 2,04

    6. Perdagangan, Hotel, Restoran 4,63 4,59 3,88 4,10 3,59

    7. Pengangkutan dan komunikasi 1,00 0,91 0,73 0,72 0,61

    8. Keu,Persewaan,Perusahaan 1,26 1,27 1,04 1,04 0,91

    9. Jasa Jasa 2,86 2,71 2,91 3,25 2,84

    PDRB 100.0 100,0 100,0 100,0 100,0

    Sumber : BPS Kabupaten Paser,2011

    Sektor lain yang memberikan kostribusi besar terhadap pembentukan nilai PDRB

    adalah sektor pertanian. Konstribusi sektor pertanian lima tahun terakhir secara

    berurutan adalah 20,21 persen, 19,81 persen, 15,21 persen, 15,27 persen, dan

    12,66 persen. Dari beberapa sub sektor pertanian. Konstribusi sub sektor

    perkebunan terhadap pembentukan nilai tambah sektor pertanian dari tahun

    2006 sampai tahun 2010 secara berurutan adalah 6,97 persen, 7,41 persen, 6,03

    persen, 6,32 persen, dan 5,22 persen.

  • | Data Base Sosial Ekonomi Kabupaten Paser 2011

    34

    Sebenarnya penurunan kontribusi sektoral terhadap PDRB merupakan proses

    alamiah biasa dalam perekonomian yang sedang mengalami tranformasi

    struktural. Jika suatu daerah tidak menghendaki penurunan kontribusi sektor

    pertanian maka biaya-biaya yang diperlukan untuk penyesuaian dalam

    perekonomian akan sangat tinggi.

    D. PDRB PERKAPITA DAN PENDAPATAN REGIONAL PERKAPITA

    PDRB perkapita merupakan gambaran nilai tambah bruto yang dihasilkan oleh

    masing masing penduduk akibat dari adanya aktivitas ekonomi. Nilainya

    diperoleh dari PDRB dibagi dengan jumlah penduduk pertengahan tahun. Sedang

    pendapatan perkapita merupakan gambaran rata rata pendapatan yang

    diterima oleh masing masing penduduk karena andilnya dalam proses

    produksi. Nilai pendapatan perkapita ini diperoleh dengan cara membagi

    pendapatan regional (nilai PDRB yang telah dikurangi dengan penyusutan dan

    pajak tak langsung) dengan jumlah penduduk pertengahan tahun. Kedua

    indikator ini digunakan untuk mengukur tingkat kemakmuran penduduk suatu

    daerah dalam periode tahun tertentu. Walaupun nilai PDRB perkapita dan

    pendapatan perkapita dapat dijadikan ukuran kemakmuran suatu daerah, akan

    tetapi data tersebut tidak dapat digunakan untuk mengukur tingkat pemerataan

    pendapatan karena pada dasarnya pemilik pendapatan tersebut adalah mereka

    yang memiliki faktor produksi.

  • | Data Base Sosial Ekonomi Kabupaten Paser 2011

    35

    Nilai PDRB perkapita Kabupaten Paser selama tahun 2006 2010 mengalami

    peningkatan secara nominal rupiah. Pada tahun 2006, PDRB perkapita 24,59 juta

    sedang tahun 2010 naik hingga 57,34 juta. Hal yang sama juga terjadi pada

    pendapatan perkapita. Pendapatan perkapita Kabupaten Paser tahun 2006

    2010 secara berurutan adalah 21,46 juta, 25,91 juta, 35,32 juta, 39,06 juta dan

    50,04 juta. Hal ini berarti, rata rata penduduk Kabupaten Paser memperoleh

    pendapatan semakin meningkat setiap tahunnya.

    Besarnya nilai pendapatan perkapita ini karena adanya konstribusi yang besar

    dari sektor pertambangan dan penggalian (khususnya batubara) pada

    pembentukan PDRB. Sedangkan dampak ekonominya tidak dirasakan langsung

    oleh masyarakat. Untuk itu perlu dilihat nilai PDRB perkapita dan Pendapatan

    Perkapita tanpa konstribusi pertambangan batubara. Secara nominal, PDRB

    perkapita dan pendapatan perkapita tanpa pertambangan batubara dalam 5

    tahun terakhir terus mengalami kenaikan. Pada tahun 2010, PDRB perkapita dan

    pendapatan perkapita tanpa pertambangan batubara telah mencapai angka

    13,67 juta dan 11,93 juta.

    Walaupun PDRB perkapita dan pendapatan perkapita tanpa pertambangan

    batubara terus mengalami kenaikan, laju pertumbuhan tidak sebanding dengan

    laju pertumbuhan PDRB perkapita dan pendapatan perkapita dengan

    pertambangan batubara.

  • | Data Base Sosial Ekonomi Kabupaten Paser 2011

    36

    Tabel 3.5.

    PDRB Perkapita Kabupaten Paser,

    Tahun 2006 2010

    ( Jutaan Rupiah )

    Tahun

    PDRB Perkapita Pendapatan Regional

    Perkapita

    Dengan

    Batubara

    Tanpa

    Batubara

    Dengan

    Batubara

    Tanpa

    Batubara

    1 2 3 4 5

    2006 24,59 9,56 21,46 8,35

    2007 29,68 11,26 25,91 9,83

    2008 r) 40,47 11,23 35,32 9,80

    2009 *) 44,75 12,63 39,06 11,02

    20010 **) 57,34 13,67 50,04 11,93

    Sumber : BPS Kabupaten Paser , 2011

    E. RASIO APBD TERHADAP PDRB

    Anggaran Penerimaan dan Belanja Daerah (APBD), memuat seluruh penerimaan

    dan pengeluaran pemerintah daerah, baik rutin maupun pembangunan. Dalam

    APBD, semua penerimaan dan pengeluaran akan terurai dalam berbagai pos.

    Pada umumnya realisasi penerimaan dan pengeluaran dalam APBD merupakan

    besaran anggaran penerimaan dan pengeluaran pemerintah daerah, maka

    Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan nilai barang dan jasa yang

    diproduksi oleh penduduk di suatu wilayah pada kurun waktu tertentu (biasanya

    satu tahun). Jadi bila dibandingkan, maka besaran APBD hanya merupakan

    bagian kecil dari PDRB.

  • | Data Base Sosial Ekonomi Kabupaten Paser 2011

    37

    Namun demikian, peran APBD dalam perekonomian tidak dilihat dari besar

    kecilnya nominal, tetapi dari nilai kebijakan yang dapat menstimulasi

    pertumbuhan ekonomi (PDRB). Untuk mengetahui seberapa besar peranan APBD

    terhadap PDRB, maka berikut ini dapat diperhatikan hasil perbandingan antara

    APBD terhadap PDRB Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB).

    Tabel 3.6.

    Rasio APBD terhadap PDRB

    Kabupaten Paser, Tahun 2006 - 2010

    (milyar)

    Uraian 2006 2007 2008 r) 2009*) 2010**)

    1 2 3 4 5 6

    APBD 833,16 834,83 1.094,66 944,88 1.065,64

    PDRB 4.912,60 6.151,39 8.696,80 9.972,21 13.207,17

    APBD/PDRB 16.96 13,57 12,59 9,48 8,07

    Sumber : BPS Kabupaten Paser.2011

    Dalam lima tahun terakhit peranan APBD terhadap PDRB semakin menurun. Hal

    ini menunjukkan peran pemerintah mulai berkurang dalam pertumbuhan

    ekonomi dengan kata lain pertumbuhan ekonomi lebih banyak karena investasi

    pihak swasta.

  • | Data Base Sosial Ekonomi Kabupaten Paser 2011

    38

    F. PERKEMBANGAN PERBANKAN

    Perkembangan perbankan dapat menggambarkan perkembangan perekonomian

    suatu daerah. Perkembangan perbankan Kabupaten Paser menunjukkan arah

    yang positif.

    Jumlah simpanan dan pinjaman bank mengalami kenaikan. Jumlah simpanan

    pada 2010 naik hingga 13,83 persen dan jumlah pinjaman naik hinga 47,96

    persen. Pada akhirnya pemberian pinjaman atau kredit ini dapat mempercepat

    pertumbuhan ekonomi.

    Tabel 3.7.

    Perkembangan Jumlah Kantor Bank, Simpanan dan Pinjaman

    yang Diberikan Kabupaten Paser,

    Tahun 2006 2010

    Uraian 2006 2007 2008 2009 2010

    1 2 3 4 5 6

    Bank 13 14 15 18 20

    Pinjaman 487.476 612.860 773.026 1.049.667 1.553.082

    Simpanan 304.613 501.044 578.870 571.229 650.213

    Pinjaman / Simpanan 1,60 1,22 1,34 1,84 2,39

    Sumber : Bank Indonesia, Samarinda.2011

    Jika diperhatikan lebih lanjut, dari tahun ke tahun persentase pinjaman yang

    diberikan terhadap jumlah simpanan tidak mengalami perubahan. Persentase

    jumlah pinjaman terhadap simpanan dari tahun 2006 sampai 2010 secara

    berurut adalah 1,60 persen, 1,22 persen, 1,34 persen, 1,84 persen dan 2,39

    persen.

  • | Data Base Sosial Ekonomi Kabupaten Paser 2011

    39

    G. KOPERASI

    Penyelenggaraan pembangunan koperasi diarahkan untuk meningkatkan

    lembaga koperasi aktif yang sehat, meningkatkan peranan koperasi dalam

    penyediaan barang dan jasa bagi anggotanya.

    Capaian kinerja bidang koperasi dapat di lihat dari pertambahan jumlah koperasi

    dan anggotanya. Dalam kurun waktu 2006 2010 jumlah koperasi di Kabupaten

    Paser bertambah sebanyak 99 unit koperasi.

    Gambar 3.2 Perkembangan Jumlah Koperasi Kabupaten Paser

    Tahun 2006 - 2010

    Sumber : Disperindagkop Kabupaten Paser,2011

    GAMBARAN SEKTOR UNGGULAN

    KABUPATEN PASER

  • | Data Base Sosial Ekonomi Kabupaten Paser 2011

    40

    Dalam kurun 5 tahun terakhir, perekonomian Kabupaten Paser masih didominasi

    oleh sektor primer. Konstribusi sektor primer dari tahun 2006 2010 secara

    berurutan adalah sebagi berikut 85,13 persen, 85,75 persen, 87,72 persen, 87,28

    persen dan 89,03 persen dimana konstribusi terbesar adalah sektor

    pertambangan dan penggalian. Dengan demikian, untuk meningkatkan nilai

    PDRB maka perkembangan sektor primer harus diperhatikan. Pemantapan sektor

    primer pada akhirnya juga akan meningkatkan PAD.

    A. PERTANIAN

    Untuk mencapai suatu pertanian yang maju, efisien, dan tangguh sehingga makin

    mampu meningkatkan dan menganekaragamkan hasil, meningkatkan mutu dan

    derajat pengolahan produksi, dan menunjang pembangunan dapat dilakukan

    dalam bentuk diversifikasi, intensifikasi, dan ekstensifikasi pertanian yang

    penyelenggaraannya di upayakan lebih terpadu dan disesuaikan dengan kondisi

    tanah, air, dan iklim, pola tata ruang, serta upaya pelestarian lingkungan hidup.

  • | Data Base Sosial Ekonomi Kabupaten Paser 2011

    41

    1. TANAMAN BAHAN MAKANAN

    Pembangunan sub sektor ini pada dasarnya merupakan bagian dari

    pembangunan pertanian dengan tujuan menunjang mantapnya swasembada

    pangan, memenuhi kebutuhan industri dan pakan ternak, serta meningkatkan

    taraf hidup petani sekaligus penanggulangan penduduk miskin, memperluas

    desempatan kerja melalui peningkatan produktivitas pangan dan mendukung

    pembangunan daerah dengan penerapan pola pembangunan yang

    memperhatikan aspek lingkungan. Pelaksanannya dilakukan antara lain dengan

    pola pengembangan pembinaan faktor produksi, pengelolaan sumber daya alam

    dan lingkungan hidup, penangganan pasca panen dan pemasaran, melalui usa

    intensifikasi, ekstensifikasi, rehabilitasi, dan diversifikasi yang dilaksanakan

    dengan memperhatikan kondisi sosial budaya dan kebutuhan masyarakat

    setempat terutama pada desa-desa miskin, terpencil Namur mempunyai potensi

    baik sumber daya manusia maupun sumber daya alam sehingga berkembang dan

    mandiri.

    Potensi pertanian khususnya tanaman pangan Kabupaten Paser meliputi padi,

    jagung, kedelai, kacang tanah, kacang hijau, ubi kayu, dan ubi jalar. Dibanding

    tanaman bahan makanan lainnya tanaman padi memiliki luas panen yang paling

    luas, yaitu 11.627 Ha, diikuti tanaman jagung seluas 285 Ha. Sedang tanaman

    dengan luas panen paling rendah adalah kacang hijau, seluas 55 Ha. Fakta di atas

    memberikan gambaran bahwa tanaman padi dan jagung masih mendominasi sub

    sektor tanaman bahan makanan Kabupaten Paser.

  • | Data Base Sosial Ekonomi Kabupaten Paser 2011

    42

    Tabel 4.1.

    Luas Panen Padi dan Palawija Kabupaten Paser,

    Tahun 2006 2010 ( HA )

    Uraian 2006 2007 2008 2009 2010

    1 2 3 4 5 6

    Padi 11.568 16.272 16.845 13.025 11.627

    Jagung 430 356 327 278 285

    Ubi Kayu 335 299 287 188 121

    Ubi Jalar 162 155 155 117 107

    Kacang Tanah 227 226 215 106 124

    Kedelai 89 74 150 99 197

    Kacang Hijau 96 109 81 58 55

    Sumber : Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Paser

    Bila dibandingkan jumlah produksi masing-masing komoditi tersebut, tanaman

    padi juga mempunyai jumlah produksi yang paling banyak, yaitu 41.397 ton,

    diikuti singkong/umbi-umbian sebesar 1.668 ton dan ubi jalar 1.030 ton. Dengan

    demikian, meskipun tidak menjadi komoditi unggulan di sub sektor tanaman

    bahan makanan, produksi kayu dan ubi jalar setidaknya bisa menambah

    pendapatan bagi petani.

  • | Data Base Sosial Ekonomi Kabupaten Paser 2011

    43

    Tabel 4.2.

    Produksi Padi dan Palawija Kabupaten Paser,

    Tahun 2005 2010 ( HA )

    Uraian 2006 2007 2008 2009 2010

    1 2 3 4 5 6

    Padi 38.521 52.856 55.416 44.319 41.397

    Jagung 1.423 1.242 1.182 973 998

    Ubi Kayu 4.417 3.928 3.858 2.584 1.668

    Ubi Jalar 1.467 1.395 1.443 1.128 1.030

    Kacang Tanah 245 266 269 140 163

    Kedelai 90 75 157 109 220

    Kacang Hijau 98 111 82 62 60

    Sumber : Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Paser, 2011

    2. PERKEBUNAN

    Dalam melaksanakan pembangunan sub sektor perkebunan yang merupakan

    bagian integral dari sektor pertanian dan lanjutan dari pembangunan

    sebelumnya mempunyai tujuan untuk meningkatkan pendapatan dan

    kesejahteraan masyarakat khususnya petani perkebunan dengan cara

    meningkatkan produksi komoditas perkebunan sehingga secara tidak langsung

    berdampak pada terbukanya kesempatan kerja. Untuk mencapai tujuan tersebut

    dilaksanakan melalui usaha peremajaan (replanting), intensifikasi, ekstensifikasi,

    maupun diversifikasi dengan pola pengembangan seperti pola swadaya/parsial,

    perkebunan inti rakyat dan perkebuan besar swasta atau milik negara.

  • | Data Base Sosial Ekonomi Kabupaten Paser 2011

    44

    Tabel 4.3.

    Luas Areal Perkebunan Kabupaten Paser Menurut Status,

    Tahun 2006 2010 ( HA )

    Uraian 2006 2007 2008 2009 2010

    1 2 3 4 5 6

    K Sawit 65.918,68 66.118,68 66.132,50 72.356,91 108.060,30

    PR 37.594,51 37.794,51 37.808,33 37.536,19 40.104,30

    PBN 13.526,00 13.526,00 13.526,00 15.912,00 17.212,00

    PBS 14.798,17 14.98,17 14.798,17 18.908,00 50.744,00

    Karet 7.016,00 7.416,00 7.419,00 8.297,81 9.796,32

    PR 6.407,00 6.807,00 6.810,00 7.668,81 9.187,32

    PBN 399,00 399,00 399,00 399,00 399,00

    PBS 210,00 210,00 210,00 210,00 210,00

    Kakao 1.053,00 1.053,00 1.053,00 878,05 850,50

    PR 853,00 853,00 853,00 878,05 850,50

    PBN 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

    PBS 200,00 200,00 200,00 0,00 0,00

    Kelapa 4.160,90 4.160,90 3.325,90 4.328,52 4.133,39

    Kopi 3.015,94 3.053,00 2.977,94 3.032,41 3.042,54

    Lada 187,80 187,80 187,80 177,56 175,21

    Lainnya 515,00 518,00 518,50 520,72 477,89

    Sumber : Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Paser, 2011

    Catatan :

    PR = Perkebunan Rakyat

    PBN = Perkebunan Besar Negara

    PBS = Perkebunan Besar Swasta

  • | Data Base Sosial Ekonomi Kabupaten Paser 2011

    45

    Kebun kelapa sawit masih mendominasi perkebunan di Kabupaten Paser. Pada

    tahun 2010, luas kebun kelapa sawit di Kabupaten Paser adalah seluas

    108.060,30 Ha. Disamping kelapa sawit masih banyak lagi jenis perkebunan,

    antara lain karet, kelapa, kopi, kakao, lada dan lain-lain. Luas kebun karet di

    Kabupaten Paser tahun 2010 adalah seluas 9.796,32 Ha, kelapa seluas 4.133,39

    Ha, kopi seluas 3.042,54 Ha dan kakao seluas 850,50 Ha, lada 175,21 Ha, dan

    tanaman lainnya 477,89 Ha.

    Komoditi perkebunan yang dikembangkan di Kabupaten Paser sebagian besar

    berstatus sebagai perkebunan rakyat. Untuk perkebunan sawit yang merupakan

    komoditi perkebunan unggulan Kabupaten Paser, 37,11 persen atau 40.104,30

    Ha berstatus sebagai perkebunan rakyat. Sedang sisanya 17.212,00 Ha berstatus

    sebagai perkebunan besar negara dan 50.744,00 Ha berstatus sebagai

    perkebunan besar swasta.

    Meskipun dilihat dari luas areal yang ada cukup luas, tidak semua perkebunan

    yang ada di Kabupaten Paser berada dalam kondisi produktif. Dari luas

    108.060,30 Ha kebun kelapa sawit yang ada, seluas 49.097,00 Ha belum

    menghasilkan, 897,00 Ha sudah tua dan sisanya seluas 58.066,30 Ha yang

    berada pada tahap produktif.

  • | Data Base Sosial Ekonomi Kabupaten Paser 2011

    46

    Tabel 4.4.

    Luas Areal Perkebunan Kabupaten Paser Menurut Kondisi,

    Tahun 2006 2010 ( HA )

    Uraian 2006 2007 2008 2009 2010

    1 2 3 4 5 6

    K Sawit

    TBM 17,861.68 17,508.68 17,016.50 18,716.44 49,097.00

    TM 46,715.00 47,268.00 47,774.00 52,498.47 58,066.30

    TR 1,342.00 1,342.00 1,342.00 1,142.00 897.00

    Karet

    TBM 741.00 1,094.00 1,094.00 1,518.00 3,580.50

    TM 5,977.00 6,027.00 6,027.00 6,481.81 5,837.03

    TR 298.00 298.00 298.00 298.00 378,97

    Kakao

    TBM 57.00 56.00 56.00 59.00 62.90

    TM 594.00 595.00 595.00 617.05 504.60

    TR 402.00 402.00 402.00 202.00 283.00

    Kelapa

    TBM 8.50 13.50 13.50 66.50 103..85

    TM 3,795.00 3,795.00 3,795.00 3,881.62 3,634.64

    TR 357.40 357.40 357.40 380.40 394.90

    Kopi

    TBM 6.50 6.50 6.50 4.50 98,30

    TM 2,657.00 2,657.00 2,657.00 2,659.00 2,428.00

    TR 352.44 352.44 352.44 352.44 516.24

    Lada

    TBM 16.00 16.00 16.00 15.00 22.00

    TM 139.00 139.00 139.00 135.76 124.71

    TR 32.80 32.80 32.80 26.80 28.50

    Sumber : Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Paser, 2011

    TBM = Tanaman Belum Menghasilkan

    TM = Tanaman Menghasilkan

    TR/TT = Tanaman Rusak / Tanaman Tua

  • | Data Base Sosial Ekonomi Kabupaten Paser 2011

    47

    Produksi perkebunan Kabupaten Paser pada tahun 2010 mengalami peningkatan

    pada semua komoditi kecuali kelapa dan kopi. Jumlah produksi kelapa sawit di

    Kabupaten Paser tahun 2010 sebanyak 830.648,57 Ton.

    Tabel 4.5.

    Produksi Tanaman Perkebunan Kabupaten Paser,

    Tahun 2006 2010 (Ton)

    Uraian 2006 2007 2008 2009 2010

    1 2 3 4 5 6

    K Sawit 596.218,85 653.739,78 645.436,47 706.955,58 830.648,57

    Karet 6.760,82 7.339,99 7.347,37 6.639,89 8.017,73

    Kelapa 3.570,15 3.854,93 3.194,00 9.486,64 7.703,70

    Kopi 1.238,54 1.314,63 1.320,12 1.435,09 580,80

    Kakao 59,54 64,15 65,29 69,64 149,38

    Lada 31,22 32,96 32,29 35,66 355,00

    Lainnya 312,97 325,96 324,22 342,89 436,00

    Sumber : Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Paser, 2011

    3. PETERNAKAN

    Pembangunan sub sektor peternakan tidak hanya untuk meningkatkan populasi

    dan produksi ternak dalam usaha memperbaiki gizi masyarakat tetapi juga untuk

    meningkatkan pendapatan peternak. Usaha peternakan di Kabupaten Paser pada

    umumnya merupakan usaha rakyat bersifat sambilan dan berskala kecil (sapi,

    kerbau, kambing dan unggas), namun cukup memberikan harapan dalam hal

    pengembangannya. Meskipun demikian ada juga usaha peternakan dalam skala

    besar, khususnya bagi petani yang mempunyai modal besar. Adapun

    permasalahan dalam hal pembangunan sub sektor peternakan adalah relatif

    rendahnya kualitas sumber daya manusia, belum berkembangnya pembibitan

  • | Data Base Sosial Ekonomi Kabupaten Paser 2011

    48

    hewan ternak, usaha peternakan rakyat masih belum dikelola secara profesional

    dan minimnya sarana dan prasarana penunjang usaha peternakan rakyat. Pada

    umumnya peternakan di Kabupaten Paser masih bersifat tradisional, meskipun

    demikian beberapa daerah mendapatkan penyuluhan dari Petugas Lapangan

    yang didatangkan dari Badan Penyuluhan dan Ketahanan Pangan dalam upaya

    peningkatan produksi ternak serta imunisasi ternak terhadap berbagai

    kemungkinan terserang penyakit. Hal ini perlu dilakukan agar jangan terjadi

    meluasnya wabah penyakit yang dapat merugikan peternak.

    Dari berbagai jenis populasi hewan ternak besar yang ada di Kabupaten Paser,

    sapi potong mempunyai jumlah populasi yang paling banyak, yaitu 10.384 ekor,

    diikuti populasi kambing sebanyak 5.875 ekor, kerbau sebanyak 635 ekor, dan

    terakhir domba sebanyak 82 ekor.

    Selain ternak besar, di Kabupaten Paser juga terdapat beberapa jenis ternak kecil

    seperti ayam ras, ayam buras, itik, angsa, dan ayam petelur. Dari beberapa jenis

    ternak kecil tersebut, ayam buras atau ayam kampung memiliki populasi

    terbanyak dibanding jenis ternak yang lain, yaitu sebanyak 1.385.113 ekor. Jika

    diamati lebih jauh, jumlah populasi ayam buras ini dari tahun ke tahun terus

    mengalami kenaikan.

  • | Data Base Sosial Ekonomi Kabupaten Paser 2011

    49

    Tabel 4.6

    Populasi Ternak Kabupaten Paser,

    Tahun 2006 - 2010

    Uraian 2006 2007 2008 2009 2010

    1 2 3 4 5 6

    Ternak Besar

    Sapi 6.548 7.482 8.235 9.458 10.384

    Kerbau 596 578 601 625 635

    Kambing 5.083 5.317 5.619 5.862 5.875

    Domba 82 69 71 79 82

    Ternak Kecil

    Ayam Ras 72.717 102.505 149.395 172.645 181.815

    Ayam Buras 521.114 648.791 835.654 1.068.769 1.385.113

    Itik 6.044 6.873 5.949 105.485 31.871

    Ayam Petelur 30.648 60.977 80.903 8.494 9.012

    Sumber : Dinas Kelautan, Perikanan dan Peternakan Kabupaten Paser, 2011

    Berbicara masalah populasi ternak kecil terutama unggas tidak terlepas dari

    jumlah produksi yang dihasilkan, karena kebanyakan peternak menjual telur

    ternaknya untuk menghidupi kebutuhan hidup sehari-hari. Jumlah produksi telur

    tergantung kepada kondisi ternak itu sendiri. Ternak yang berkembang dengan

    baik atau dalam keadaan sehat akan besar jumlah produksinya, namun

    sebaliknya apabila perkembangan ternak tidak normal atau sakit akan

    mengurangi jumlah daging ternak itu sendiri. Untuk itu suplai makanan kepada

    ternak menjadi modal utama bagi perkembangan ternak itu sendiri. Pada tahun

    2010, produksi telur ayam ras mencapai 13.350.175 butir, ayam buras

    15.442.749 butir, dan itik 736.368 butir.

  • | Data Base Sosial Ekonomi Kabupaten Paser 2011

    50

    Tabel 4.7.

    Produksi Telur Kabupaten Paser (Kg),

    Tahun 2006 - 2010

    Uraian 2006 2007 2008 2009 2010

    1 2 3 4 5 6

    Ayam Petelur 5.772.800 3.878.810 5.285.046 8.010.112 13.350.175

    Ayam Buras 7.404.760 7.887.581 9.373.732 10.866.177 15.442.749

    Itik 1.146.240 2.140.912 594.966 736.624 736.368

    Sumber : Dinas Kelautan, Perikanan dan Peternakan Kabupaten Paser, 2011

    Untuk memenuhi kebutuhan akan daging di Kabupaten Paser, biasanya ternak

    tersebut di lakukan pemotongan setiap hari. Namun sebahagian ternak banyak

    juga dilakukan pemotongan pada hari raya qurban.

    Selama tahun 2010, tercatat jumlah sapi, kerbau, dan kambing mengalami

    kenaikan jumlah pemotongan dibanding tahun 2009 sedang kambing mengalami

    penurunan. Secara berurutan jumlah pemotongan sapi, kerbau, kambing dan

    domba yang dipotong selama tahun 2010 adalah 2.189 ekor, 76 ekor, 2.420 ekor

    dan 20 ekor.

    Untuk ternak kecil / unggas, pada tahun 2010 jumlah pemotongan semua jenis

    unggas mengalami kenaikan dibanding tahun 2009. Secara berurutan jumlah

    pemotongan ayam ras, ayam buras, dan itik yang dipotong selama tahun 2010

    adalah 2.087.545 ekor, 970.832 ekor, dan 4.982 ekor.

  • | Data Base Sosial Ekonomi Kabupaten Paser 2011

    51

    Tabel 4.8.

    Banyaknya Ternak yang Dipotong di Kabupaten Paser,

    Tahun 2006 2010

    Komoditi 2006 2007 2008 2009 2010

    1 2 3 4 5 6

    Ternak Besar

    Sapi 1.530 1.672 1.752 2.125 2.189

    Kerbau 27 47 68 70 76

    Kambing 2.143 2.156 2.217 2.458 2.420

    Domba 23 35 20 17 20

    Ternak Kecil

    Ayam Ras 1.257.583 1.492.437 1.875.485 2.073.545 2.087.545

    Ayam Buras 475.260 592.327 757.432 855.360 970.832

    Itik 3.170 4.865 3.654 4.714 4.982

    Sumber : Dinas Kelautan, Perikanan dan Peternakan Kabupaten Paser, 2011

    4. PERIKANAN DAN SUMBER DAYA KELAUTAN

    Dari tahun ke tahun produksi perikanan Kabupaten Paser menunjukkan

    kecenderungan naik, terutama produksi tambak. Di tahun 2010, produksi tambak

    terus mengalami kenaikan. Sedang produksi perikanan laut sangat fluktuatif. Hal

    ini terkait dengan kondisi alam.

    Peningkatan produksi perikanan Kabupaten Paser ini terkait dengan adanya

    budidaya tambak dan perikanan air tawar, khususnya kolam dan keramba.

    Adanya pengembangan budidaya tambak maupun kolam air tawar dapat dilihat

    dari kenaikan luas arel budidaya.

  • | Data Base Sosial Ekonomi Kabupaten Paser 2011

    52

    Tabel 4.9.

    Produksi Perikanan Kabupaten Paser Menurut Jenis Produksi,

    Tahun 2006 2010

    Uraian 2006 2007 2008 2009 2010

    1 2 3 4 5 6

    Perikanan Laut 12.225,50 13.108,70 13.062,70 12.523,20 12.919,80

    Perairan Umum 158,50 204,10 202,20 203,20 207,10

    Tambak 3.328,80 7.824,00 7.845,50 8.551,60 9.449,50

    Kolam 105,10 27,30 26,60 27,4 33,00

    Keramba 23,20 4,00 2,90 7,00 17,40

    Rumput Laut - - - 32,00 3.449,60

    Sumber : Dinas Kelautan, Perikanan dan Peternakan Kabupaten Paser, 2011

    Areal budidaya digolongkan menjadi dua bagian, luas potensi dan luas manfaat.

    Luas potensi adalah areal budidaya yang belum dikembangkan sedang luas

    manfaat adalah areal budidaya yang sudah dikembangkan baik yang telah

    berproduksi maupun belum berproduksi. Luas areal tambak baik luas potensi

    maupun luas manfaat dari tahun ke tahun terus mengalami penambahan. Luas

    manfaat areal tambak tahun 2006, 18.325,70 Ha, sedang tahun 2007 2009 luas

    manfaat tambak adalah 18.939,20 Ha. Luas areal manfaat kolam air tawar dari

    tahun ke tahun juga mengalami kenaikan walaupun tidak sebesar tambak.

  • | Data Base Sosial Ekonomi Kabupaten Paser 2011

    53

    Tabel 4.10.

    Luas Budidaya Tambak dan Kolam Air Tawar Kabupaten Paser,

    Tahun 2006 2010

    Jenis Budidaya 2006 2007 2008 2009 2010

    1 2 3 4 5 6

    Tambak

    Potensi 32.750,00 32.750,00 32.750,00 32.750,00 32.750,00

    Manfaat 18.325,70 18.939,20 18.939,20 18.939,20 19.034,00

    Kolam

    Potensi 706,00 706,00 706,00 706,00 706,00

    Manfaat 93,90 153,51 156,71 141,70 141,90

    Keramba 90,00 90,00 28,00 58,00 78,00

    Rumput Laut - - - 2,50 19,30

    Sumber : Dinas Kelautan, Perikanan dan Peternakan Kabupaten Paser, 2011

    5. KEHUTANAN

    Pembangunan kehutanan pada hakekatnya mencakup semua upaya

    memanfaatkan dan memantapkan fungsi sumber daya alam hutan dan sumber

    daya alam hayati lain serta ekosistemnya, baik sebagai pelindung dan penyangga

    kehidupan dan pelestarian keanekaragaman hayati maupun sebagai sumber

    daya pembangunan. Namun dalam realitanya tiga fungsi utamanya sudah hilang,

    yaitu fungsi ekonomi jangka panjang, fungsi lindung dan estetika sebagai dampak

    kebijakan pemerintah yang lalu.

    Hilangnya ketiga fungsi diatas mengakibatkan semakin luasnya lahan kritis yang

    diakibatkan oleh pengusahaan hutan yang tidak mengindahkan aspek

    kelestarian. Efek selanjutnya adalah semakin menurunnya produksi kayu hutan

  • | Data Base Sosial Ekonomi Kabupaten Paser 2011

    54

    non HPH, sementara upaya reboisasi dan penghijauan belum optimal

    dilaksanakan. Masalah lain yang sangat merugikan tidak saja Kabupaten Paser

    pada khususnya tapi Indonesia pada umumnya adalah masalah illegal logging.

    Masalah ini merupakan akar dari masah lalu yang sulit sekali untuk

    diberantas.

    Luas hutan Kabupaten Paser tahun 2010, 1.024.845 Ha dengan rincian 114.518

    hutan lindung, 96.641 hutan suaka alam dan wisata, 168.091 hutan produksi

    terbatas, 238.752 produksi tetap, dan 406.843 hutan tetap.

    Tabel 4.11.

    Luas Kawasan Hutan Kabupaten Paser

    Menurut Tata Guna Hutan Kesepakatan,

    Tahun 2009 2010

    Fungsi Hutan 2009 2010

    1 2 3

    Hutan Lindung 114.518 114.518

    Hutan Suaka Alam dan Wisata 96.641 96.641

    Hutan Produksi Terbatas

    Hutan Produksi Tetap

    168.091

    238.752

    168.091

    238.752

    Hutan Tetap 406.843 406.843

    Sumber : Dinas Kehutanan Propinsi Kalimantan Timur, 2011

    Hak Pengusahaan Hutan (HPH) adalah hak untuk mengusahakan hutan didalam

    suatu kawasan hutan produksi yang meliputi kegiatan penanaman,

    pemeliharaan, pengamanan, pemanenan hasil, pengolahan, dan pemasaran hasil

  • | Data Base Sosial Ekonomi Kabupaten Paser 2011

    55

    hutan, berdasarkan ketentuanketentuan yg berlaku serta berdasarkan azas

    kelestarian. Di Kabupaten Paser, pada tahun 2010 terdapat 4

    perusahaan pemegang HPH dengan luas hutan 135.950 Ha.

    Tabel 4.12.

    Jumlah Perusahaan dan Luas HPH dan HTI

    Kabupaten Paser, Tahun 2009 2010

    Uraian 2009 2010

    1 2 3

    HPH

    Jumlah Perusahaan 4 4

    Luas Hutan (HA) 197.425 135.950

    HTI

    Jumlah Perusahaan 4 3

    Luas Hutan (HA) 97.259 56.375

    Sumber : Dinas Kehutanan Propinsi Kalimantan Timur, 2011

    Sedangkan Hutan Tanaman Industri (HTI) adalah usaha hutan tanaman untuk

    meningkatkan potensi dan kualitas hutan produksi dengan menerapkan

    silvikultur sesuai dengan tapaknya (satu atau lebih sistem silvikultur) dalam

    rangka memenuhi kebutuhan bahan baku industri hasil hutan kayu maupun non

    kayu. Pada tahun 2010, di Kabupaten Paser terdapat 3 perusahaan pemegang

    HTI dengan luas pengusahaan 56.375 Ha.

  • | Data Base Sosial Ekonomi Kabupaten Paser 2011

    56

    B. PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN

    Struktur ekonomi Kabupaten Paser sangat didominasi oleh sektor yang berkaitan

    dengan pertambangan non migas terutama batubara. Pada tahun 2010,

    kontribusi sektor pertambangan dan penggalian terhadap PDRB Kabupaten Paser

    mencapai 76,37 persen. PT Kideco Jaya Agung adalah perusahaan swasta asing

    terbesar yang bergerak dalam eksplorasi batubara di Kabupaten Paser. Dalam

    kurun 10 tahun terakhir produksi batubara (diluar Perusahaan Kuasa

    Pertambangan) naik hingga 200 persen, yaitu 9.403.424 MT pada tahun 2001

    menjadi 29.049.279 MT

    Gambar 4.1.

    Produksi Batubara Kabupaten Paser*, 2001 - 2010

    Sumber : Dinas Pertambangan Propinsi Kalimantan Timur, 2011

    * Diluar Perusahaan Kuasa Pertambangan

    POTRET PEMBANGUNAN

  • | Data Base Sosial Ekonomi Kabupaten Paser 2011

    57

    PEMBANGUNAN RSUD PANGLIMA SEBAYA KABUPATEN PASER

  • | Data Base Sosial Ekonomi Kabupaten Paser 2011

    58

    PEMBANGUNAN JEMBATAN SUNGAI TUAK TANAH GROGOT

  • | Data Base Sosial Ekonomi Kabupaten Paser 2011

    59

    KABUPATEN PASER

  • | Data Base Sosial Ekonomi Kabupaten Paser 2011

    60

    PEMBANGUNAN TERMINAL KOTA TANAH GROGOT

    KABUPATEN PASER

  • | Data Base Sosial Ekonomi Kabupaten Paser 2011

    61

    LAMPIRAN

  • | Data Base Sosial Ekonomi Kabupaten Paser 2011

    62

    2006 2007 2008 r) 2009*) 2010**)

    1 2 3 4 5 6

    1. PERTANIAN 992.918 1.218.513 1.322.963 1.522.538 1.671.646

    a. Tanaman Bahan Makanan 103.425 130.190 144.730 148.942 170.015

    b. Tanaman Perkebunan 342.515 455.992 524.206 630.595 689.680

    c. Peternakan & Hasil-hasilnya 53.445 65.124 76.626 88.435 98.717

    d. Kehutanan 203.838 200.923 200.684 207.221 211.840

    e. Perikanan 295.203 366.283 376.718 447.345 501.394

    2. PERTAMBANGAN & PENGGALIAN 3.183.701 4.056.147 6.305.986 7.181.386 10.086.581

    a. Pertambangan Migas - - - - -

    b. Pertambangan Non Migas 3.164.693 4.035.602 6.283.822 7.157.367 10.059.368

    c. Penggalian 19.008 20.546 22.164 24.019 27.213

    3. INDUSTRI PENGOLAHAN 79.554 86.921 94.196 105.573 113.884

    a. Industri Migas : 0 0 0 0 0

    a.1. Pengilangan Minyak Bumi - - - - -

    a.2. Gas Alam Cair (LNG) - - - - -

    b. Industri Non Migas 79.554 86.921 94.196 105.573 113.884

    4. LISTRIK, GAS & AIR BERSIH 9.716 11.957 13.880 15.551 17.038

    a. Listrik 6.683 8.423 10.022 11.287 12.381

    b. Air Bersih 3.033 3.534 3.857 4.263 4.657

    5. BANGUNAN 167.593 194.593 216.367 238.773 268.921

    6. PERDAG, HOTEL & RESTORAN 227.680 282.299 337.061 409.189 474.009

    a. Perdagangan 200.901 247.808 295.572 361.595 419.616

    b. Hotel 1.353 1.580 1.667 1.803 1.968

    c. Restoran 25.426 32.910 39.822 45.791 52.426

    7. PENGANGKUTAN & KOMUNIKASI 49.224 56.243 63.408 71.612 80.817

    a. Pengangkutan : 36.054 40.502 45.050 51.103 57.556

    a.1. Angkutan Darat 19.771 21.781 24.554 28.125 31.598

    a.2. Angkutan Laut 9.514 11.125 12.382 14.223 16.337

    a.3. Angkutan Sungai 701 735 780 823 903

    a.4. Angkutan Udara - - - - -

    a.5. Jasa Penunjang Angkutan 6.068 6.861 7.334 7.932 8.718

    b. Komunikasi 13.170 15.742 18.359 20.509 23.261

    b.1. Telkom dan Pos & Giro 13.094 15.659 18.270 20.417 23.166

    b.2. Jasa Penunjang Komunikasi 76 83 88 92 95

    8. KEU, PERSEWAAN & JASA PERUSH 61.751 78.173 90.142 103.941 119.761

    a. Bank 10.728 15.872 19.312 22.016 28.240

    b. Lembaga Keu. Non Bank 1.973 2.223 2.448 2.700 3.004

    c. Jasa Penunjang Keuangan - - - - -

    d. Sewa Bangunan 48.764 59.735 67.970 78.716 87.921

    e. Jasa Perusahaan 286 343 412 509 596

    9. JASA-JASA 140.467 166.543 252.801 323.649 374.512

    a. Pemerintahan Umum 131.740 156.869 242.123 311.782 361.323

    b. S w a s t a 8.727 9.674 10.679 11.867 13.189

    b.1. Jasa Sosial Kemasyarakatan 4.360 4.789 5.208 5.681 6.264

    b.2. Jasa Hiburan & Rekreasi 465 504 562 635 703

    b.3. Jasa Perorangan & RT 3.902 4.381 4.909 5.551 6.222

    Produk Domestik Regional Bruto 4.912.604 6.151.390 8.696.804 9.972.212 13.207.170

    Produk Domestik Regional Bruto @ 1.747.912 2.115.788 2.412.982 2.814.844 3.147.802

    Keterangan : *) Angka Sementara r) Angka Revisi @ Tanpa Pertambangan Non Migas

    Tabel 1. PDRB ATAS DASAR HARGA BERLAKU MENURUT LAPANGAN USAHA

    TAHUN 2000 - 2010 (JUTAAN RUPIAH)

    Lapangan Usaha

  • | Data Base Sosial Ekonomi Kabupaten Paser 2011

    63

    2006 2007 2008 r) 2009*) 2010*)

    1 2 3 4 5 6

    1. PERTANIAN 625.171 669.153 675.807 727.978 755.900

    a. Tanaman Bahan Makanan 73.460 89.089 92.700 92.906 95.473

    b. Tanaman Perkebunan 192.903 211.451 215.769 236.045 248.472

    c. Peternakan & Hasil-hasilnya 49.835 54.349 59.736 67.465 73.080

    d. Kehutanan 134.703 119.766 111.704 108.993 104.760

    e. Perikanan 174.270 194.497 195.898 222.570 234.116

    2. PERTAMBANGAN & PENGGALIAN 2.605.374 2.985.268 3.227.247 3.478.106 4.239.888

    a. Pertambangan Migas - - - - -

    b. Pertambangan Non Migas 2.594.251 2.973.566 3.215.068 3.465.378 4.226.295

    c. Penggalian 11.123 11.701 12.179 12.728 13.594

    3. INDUSTRI PENGOLAHAN 65.525 69.837 74.156 79.292 83.832

    a. Industri Migas : 0 0 0 0 0

    a.1. Pengilangan Minyak Bumi - - - - -

    a.2. Gas Alam Cair (LNG) - - - - -

    b. Industri Non Migas 65.525 69.837 74.156 79.292 83.832

    4. LISTRIK, GAS & AIR BERSIH 7.654 8.829 9.496 10.026 10.659

    a. Listrik 5.257 6.107 6.619 6.962 7.390

    b. Air Bersih 2.397 2.723 2.876 3.064 3.269

    5. BANGUNAN 113.815 128.022 136.941 144.711 155.896

    6. PERDAG, HOTEL & RESTORAN 113.485 126.378 139.952 153.089 165.811

    a. Perdagangan 102.611 114.210 126.633 138.775 150.515

    b. Hotel 820 890 913 944 989

    c. Restoran 10.053 11.278 12.406 13.371 14.306

    7. PENGANGKUTAN & KOMUNIKASI 34.225 37.293 39.776 42.595 45.789

    a. Pengangkutan : 28.216 30.450 32.229 34.593 37.273

    a.1. Angkutan Darat 13.961 14.982 16.090 17.502 19.104

    a.2. Angkutan Laut 8.336 9.127 9.674 10.385 11.149

    a.3. Angkutan Sungai 586 591 598 603 633

    a.4. Angkutan Udara - - - - -

    a.5. Jasa Penunjang Angkutan 5.334 5.750 5.867 6.102 6.387

    b. Komunikasi 6.009 6.843 7.547 8.003 8.516

    b.1. Telkom dan Pos & Giro 5.943 6.776 7.476 7.931 8.443

    b.2. Jasa Penunjang Komunikasi 66 68 71 72 73

    8. KEU, PERSEWAAN & JASA PERUSH 46.971 53.003 59.082 65.656 71.202

    a. Bank 2.980 4.249 4.988 5.421 6.355

    b. Lembaga Keu. Non Bank 1.421 1.529 1.590 1.669 1.762

    c. Jasa Penunjang Keuangan - - - - -

    d. Sewa Bangunan 42.404 47.038 52.285 58.308 62.801

    e. Jasa Perusahaan 167 188 219 258 284

    9. JASA-JASA 97.645 111.309 124.098 132.267 141.599

    a. Pemerintahan Umum 91.901 105.324 117.846 125.718 134.772

    b. S w a s t a 5.745 5.985 6.252 6.548 6.828

    b.1. Jasa Sosial Kemasyarakatan 2.081 2.162 2.288 2.384 2.503

    b.2. Jasa Hiburan & Rekreasi 366 385 407 424 446

    b.3. Jasa Perorangan & RT 3.298 3.437 3.557 3.740 3.879

    Produk Domestik Regional Bruto 3.709.866 4.189.093 4.486.554 4.833.721 5.670.576

    Produk Domestik Regional Bruto @ 1.115.615 1.215.526 1.271.486 1.368.343 1.444.281

    Keterangan : *) Angka Sementara r) Angka Revisi @ Tanpa Pertambangan Non Migas

    Tabel 2. PDRB ATAS DASAR HARGA KONSTAN 2000 MENURUT LAPANGAN USAHA

    TAHUN 2000 - 2010 (JUTAAN RUPIAH)

    Lapangan Usaha

  • | Data Base Sosial Ekonomi Kabupaten Paser 2011

    64

    2006 2007 2008 r) 2009*) 2010**)

    1 2 3 4 5 6

    1. PERTANIAN 17,85 22,72 8,57 15,09 9,79

    a. Tanaman Bahan Makanan 6,13 25,88 11,17 2,91 14,15

    b. Tanaman Perkebunan 38,79 33,13 14,96 20,30 9,37

    c. Peternakan & Hasil-hasilnya 18,60 21,85 17,66 15,41 11,63

    d. Kehutanan -4,72 -1,43 -0,12 3,26 2,23

    e. Perikanan 23,36 24,08 2,85 18,75 12,08

    2. PERTAMBANGAN & PENGGALIAN 23,52 27,39 55,47 13,88 40,45

    a. Pertambangan Migas - - - - -

    b. Pertambangan Non Migas 23,58 27,52 55,71 13,90 40,55

    c. Penggalian 14,81 8,09 7,88 8,37 13,30

    3. INDUSTRI PENGOLAHAN 14,67 9,26 8,37 12,08 7,87

    a. Industri Migas : - - - - -

    a.1. Pengilangan Minyak Bumi - - - - -

    a.2. Gas Alam Cair (LNG) - - - - -

    b. Industri Non Migas 14,67 9,26 8,37 12,08 7,87

    4. LISTRIK, GAS & AIR BERSIH 28,82 23,07 16,08 12,04 9,57

    a. Listrik 22,27 26,03 18,98 12,62 9,69

    b. Air Bersih 46,06 16,53 9,16 10,52 9,23

    5. BANGUNAN 36,65 16,11 11,19 10,36 12,63

    6. PERDAG, HOTEL & RESTORAN 38,64 23,99 19,40 21,40 15,84

    a. Perdagangan 38,05 23,35 19,27 22,34 16,05

    b. Hotel 18,21 16,77 5,52 8,19 9,14

    c. Restoran 44,86 29,44 21,00 14,99 14,49

    7. PENGANGKUTAN & KOMUNIKASI 10,26 14,26 12,74 12,94 12,85

    a. Pengangkutan : 8,80 12,34 11,23 13,44 12,63

    a.1. Angkutan Darat 10,22 10,17 12,73 14,55 12,35

    a.2. Angkutan Laut 7,72 16,94 11,30 14,86 14,86

    a.3. Angkutan Sungai 4,56 4,93 6,07 5,50 9,79

    a.4. Angkutan Udara - - - - -

    a.5. Jasa Penunjang Angkutan 6,48 13,06 6,90 8,16 9,90

    b. Komunikasi 14,47 19,53 16,62 11,71 13,42

    b.1. Telkom dan Pos & Giro 14,54 19,59 16,67 11,75 13,47

    b.2. Jasa Penunjang Komunikasi 3,16 9,12 7,10 3,43 3,63

    8. KEU, PERSEWAAN & JASA PERUSH 7,18 26,59 15,31 15,31 15,22

    a. Bank -11,26 47,95 21,67 14,00 28,27

    b. Lembaga Keu. Non Bank 12,77 12,67 10,13 10,26 11,29

    c. Jasa Penunjang Keuangan - - - - -

    d. Sewa Bangunan 11,98 22,50 13,79 15,81 11,69

    e. Jasa Perusahaan 28,12 20,21 19,85 23,68 17,07

    9. JASA-JASA 21,95 18,56 51,79 28,03 15,72

    a. Pemerintahan Umum 22,45 19,07 54,35 28,77 15,89

    b. S w a s t a 14,88 10,85 10,38 11,13 11,14

    b.1. Jasa Sosial Kemasyarakatan 22,90 9,83 8,76 9,09 10,25

    b.2. Jasa Hiburan & Rekreasi 12,47 8,41 11,37 13,12 10,65

    b.3. Jasa Perorangan & RT 7,34 12,27 12,05 13,07 12,10

    Produk Domestik Regional Bruto 22,78 25,21 41,38 14,67 32,44

    Produk Domestik Regional Bruto @ 21,36 21,02 14,05 16,65 11,83

    Keterangan : *) Angka Sementara r) Angka Revisi @ Tanpa Pertambangan Non Migas

    Tabel 3. LAJU PERTUMBUHAN PDRB ATAS DASAR HARGA BERLAKU

    Lapangan Usaha

    MENURUT LAPANGAN USAHA, TAHUN 2000 - 2010 (%)

  • | Data Base Sosial Ekonomi Kabupaten Paser 2011

    65

    2006 2007 2008 r) 2009*) 2010**)

    1 2 3 4 5 6

    1. PERTANIAN 7,34 7,04 0,99 7,72 3,84

    a. Tanaman Bahan Makanan 4,74 21,28 4,05 0,22 2,76

    b. Tanaman Perkebunan 26,05 9,62 2,04 9,40 5,26

    c. Peternakan & Hasil-hasilnya 6,96 9,06 9,91 12,94 8,32

    d. Kehutanan -14,94 -11,09 -6,73 -2,43