database sosial ekonomi paser 2011
DESCRIPTION
Database Sosial Ekonomi Paser 2011TRANSCRIPT
-
| Data Base Sosial Ekonomi Kabupaten Paser 2011
i
-
| Data Base Sosial Ekonomi Kabupaten Paser 2011
ii
DATA BASE SOSIAL EKONOMI KABUPATEN PASER
2011
No. Katalog : 3101009 .6401
No. Publikasi : 64.015.08.03
Ukuran buku : 21 cm x 29,7 cm
Jumlah halaman : 77 halaman
Naskah : Badan Pusat Statistik Kabupaten Paser
Penyunting : Badan Pusat Statistik Kabupaten Paser
Gambar kulit : Badan Pusat Statistik Kabupaten Paser
Diterbitkan oleh : Bappeda Kabupaten Paser bekerjasama dengan
Badan Pusat Statistik Kabupaten Paser
Boleh dikutip dengan menyebut sumbernya
-
| Data Base Sosial Ekonomi Kabupaten Paser 2011
iii
VISI KABUPATEN PASER
Menuju Masyarakat Kabupaten Paser yang
Agamais, Sejahtera, dan Berbudaya
MISI KABUPATEN PASER
Mengembangkan ekonomi kerakyatan
Meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia
Menumbuhkembangkan kehidupan masyarakat yang berbudaya
Mewujudkan Kabupaten Konservasi
-
| Data Base Sosial Ekonomi Kabupaten Paser 2011
iv
SSAADDAARR SSTTAATTIISSTTIIKK
PENYELENGGARA
RESPONDEN
PENGGUNA
Sadar untuk menggunakan teknik
statisistik yang tepat guna dan
menyajikan data statistik yang
diperlukan konsumen secara tepat
waktu, akurat dan mudah dipahami
Sadar untuk memberikan jawaban
apa adanya sesuai dengan
kenyataan tanpa ragu-ragu
Sadar untuk memahami metode,
konsep /definisi serta
memanfaatkan data statistik secara
optimal
DATA ITU SULIT DAN MAHAL AKAN TETAPI
MEMBANGUN TANPA DATA AKAN LEBIH SULIT DAN MAHAL
Hari
Statistik
September
-
| Data Base Sosial Ekonomi Kabupaten Paser 2011
v
KATA PENGANTAR
Buku "Data Base Sosial Ekonomi Kahupaten Paser 2011" ini merupakan publikasi
yang diterbitkan oleh Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten
Paser bekerja sama dengan Badan Pusat Statistik Kabupaten Paser. Dalam
publikasi ini dimuat berbagai macam data yang menunjukkan hasil pembangunan
dilihat dari kondisi sosial maupun ekonomi misalnya indeks pembangunan
manusia, tingkat kemiskinan, angka pertumbuhan ekonomi, pendapatan
perkapita, dll.
Data yang digunakan dalam publikasi ini bersumber dari dinas/instansi/lembaga
pemerintah maupun pihak swasta, juga data dari hasil sensus dan survei yang
dilaksanakan oleh BP$ Kabupaten Paser secara langsung. Semoga dengan
penerbitan publikasi ini dapat dapat dimanfatkan oleh pemerintah khususnya
dan lembaga swasta maupun lembaga pendidikan serta masyarakat pada
umumnya, terutama untuk perencanaan pembangunan, rencana investasi,
kegiatan penelitian dan kegiatan lainnya yang bertujuan untuk percepatan
pembangunan Kabupaten Paser.
Kami sadar bahwa masih banyak kelemahan dan kekurangan yang terdapat
dalam penyusunan buku ini, untuk itu kritik dan saran dari para pengguna sangat
kami harapkan. Akhirnya kepada semua pihak yang telah membantu sehingga
publikasi ini dapat diterbitkan kami ucapkan terima kasih.
Tanah Grogot, Agustus 2011
Ketua Bappeda Kepala Badan Pusat Statistik
Kabupaten Paser, Kabupaten Paser,
Drs. Muhammad Fauzi, MT
Ir. Bahramsyah
-
| Data Base Sosial Ekonomi Kabupaten Paser 2011
vi
DAFTAR ISI
Halaman
Kata Pengantar V
Daftar Isi VI
BAB I GAMBARAN UMUM KABUPATEN PASER 1
A. Kondisi Geografis 1
1. Letak dan Luas Wilayah 1
2. Topografi Wilayah 3
3. Iklim dan Curah Hujan 4
4. Geologi dan Kondisi Tanah 5
B. Kondisi Geografi 6
BAB II GAMBARAN SOSIAL KABUPATEN PASER 10
A. Tingkat Pendidikan 10
1. Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan 10
2. Partisipasi Pendidikan Sekolah 11
3. Fasilitas Pendidikan 12
B. Tingkat Kesehatan 13
1. Status Gizi Balita 14
2. Imunisasi 15
3. LIngkungan Perumahan 17
4. Akses Fasilitas Kesehatan 19
C. Tingkat Kemiskinan 20
D. Ketenagakerjaan 23
-
| Data Base Sosial Ekonomi Kabupaten Paser 2011
vii
Halaman
BAB III GAMBARAN EKONOMI KABUPATEN PASER 26
A. Perkembangan Ekonomi 26
B. Pertumbuhan Ekonomi 28
C. Struktur Ekonomi 31
D. PDRB Perkapita dan Pendapatan Regional Perkapita 33
E. Rasio APBD terhadap PDRB 35
F. Perkembangan Perbankan 37
G. Koperasi 38
BAB IV GAMBARAN SEKTOR UNGGULAN KABUPATEN PASER 39
A. Pertanian 39
1. Tanaman Bahan Makanan 40
2. Perkebunan 42
3. Peternakan 46
4. Perikanan dan Sumber Daya Kelautan 50
5. Kehutanan 52
B. Pertambangan dan Penggalian 55
POTRET PEMBANGUNAN KABUPATEN PASER 2006 - 2010
LAMPIRAN
-
| Data Base Sosial Ekonomi Kabupaten Paser 2011
1
A. KONDISI GEOGRAFIS
1. Letak dan Luas Wilayah
Kabupaten Paser terletak di bagian paling selatan wilayah Provinsi
Kalimantan Timur tepatnya pada posisi 00 45'18,37 - 20 27'20,82' Lintang
Selatan dan 1150 36'14,5" - 1660 57'35,03' Bujur Timur dengan luas wilayah
11.603,94 Km2 terdiri dari 10.851,18 Km2 luas darat dan 752,76 Km2 luas laut.
Tabel 1.1.
Letak dan Luas Kabupaten Paser
Tahun 2010
Letak 00 45'18,37* - 20 27'20,82' Lintang Selatan dan 1150 36'14,5" 1660
57'35,03' Bujur Timur
Batas Utara
Timur
Selatan
Barat
Kabupaten Kutai
Kabupaten PPU
Kabupaten Kota Baru Propinsi Kalimantan Selatan.
Kabupaten Tabalong Propinsi Kalimantan Selatan dan
Kalimantan Tengah.
Luas Darat 10.851.18 Km2
Laut 752.76 Km2
Sumber : Bappeda Kabupaten Paser,2011
GAMBARAN UMUM
KABUPATEN PASER
-
| Data Base Sosial Ekonomi Kabupaten Paser 2011
2
Wilayah Kabupaten Paser terdiri atas 10 kecamatan. Jarak kecamatan terjauh
dari ibukota Kabupaten adalah Kecamatan Muara Komam dengan jarak
86 Km disusul Kecamatan Longkali denga n jarak 77 Km. Sedangkan
kecamatan terdekat ke ibukota Kabupaten adalah keca matan Pasir
Belengkong dengan jarak 5 Km. Dilihat dari luas wilayah, Kecamatan dengan
luas wilayah terbesar adalah Kecamatan Longkali (2.385,39 Km2) disusul
Kecamatan Muara Komam (1.753,40 Km2) dan Kecamatan Batu Engau (1.507,26
Km2). Sedang Kecamatan Tanah Grogot merupakan kecamatan dengan luas
wilayah terkecil, yaitu 335,58 Km2.
Tabel 1.2.
Luas Kabupaten Paser Dirinci Per Kecamatan
Tahun 2010
Kecamatan
Luas
Wilayah
(KM 2)
Jarak Ke Ibukota Kabupaten
(Km)
1 2 3
Batu Sopang 1.111,38 58
Muara Samu 855,25 66
Batu Engau 1.507,26 55
Tanjung Harapan 714,05 76/57
Pasir Belengkong 990,11 5/7
Tanah Grogot 335,58 0
Kuaro 747,30 28
Long Ikis 1.204,22 60
Muara Komam 1.753,40 86
Long Kali 2.385,39 77
Sumber : Bappeda Kabupaten Paser, 2011
-
| Data Base Sosial Ekonomi Kabupaten Paser 2011
3
2. Topografi Wilayah
Secara umum karateristik Topografi di Kabupaten Paser terbagi 2 bagian,
yaitu :
a. Bagian Timur merupakan daerah dataran rendah, landai
hingga bergelombang. Bentangan daerah ini memanjang dari
utara hingga selatan dengan lebih melebar. Di bagian selatan
yang terdiri dari r a w a - r a w a d a n d a e r a h a l i r a n s u n g a i
d e n g a n J a l a n N e g a r a Penajam - Kuaro - Kerang Dayu sebagai batas
topografi.
b. Bagian Barat merupakan daerah dataran yang bergelombang,
berbukit dan bergunung sampai ke perbatasan Provinsi Kalimantan
Selatan. Pada Daerah ini terdapat beberapa puncak yaitu Gunung
Serumpaka dengan ketinggian 1.380m, Gunung Lumut 1.233m,
Gunung Narujan atau Gunung Rambutan dan Gunung Halat
Selanjutnya, ketinggian wilayah Kabupaten Paser berkisar antara 0 sampai 100
meter lebih di atas permukaan air laut. Kecamatan yang memiliki ketinggian 00
25 m diatas permukaan meliputi kecamatan Tanjung Harapan, Paser Belengkong,
dan Kecamatan Tanah Grogot. Kecamatan Muara Samu, Batu Sopang, dan Muara
Komam yang memiliki ketinggian wilayah di atas permukaan laut berkisar antara
25 100 m. Sedangkan kecamatan Batu Engau, Kuaro, Longikis dan Longkali
merupakan kecamatan yang memiliki ketinggian wilayah di atas permukaan laut
berkisar antara 00 100 m.
-
| Data Base Sosial Ekonomi Kabupaten Paser 2011
4
3. Iklim dan Curah Hujan
Kabupaten Paser termasuk daerah yang beriklim tropis basah dan tidak
memiliki perbedaan musim yang jelas, dengan kecepatan angin
bert iup sedang dan suhu rata -rata sepanjang tahun 26C, hal in i
dipengaruhi oleh garis lintang dan topografi wilayah.
Dalam klimatologi, curah hujan merupakan faktor yang paling
dominan dalam menentukan iklim suatu wilayah. Curah hujan pada
tahun 2010 yang dilaporkan dari 7 pos pengamatan hujan di kecamatan,
rata-rata curah hujan di Kabupaten Paser 197,95 mm.
Tabel 1.3.
Curah Hujan Kabupaten Paser
Tahun 2010
Kecamatan Curah Hujan ( mm/tahun )
1 2
Batu Sopang 192,8
Muara Samu -
Batu Engau 327,9
Tanjung Harapan -
Pasir Belengkong 107,9
Tanah Grogot 203,6
Kuaro 239,8
Long Ikis 167,3
Muara Komam 146,4
Long Kali -
Sumber :Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Paser, 2011
-
| Data Base Sosial Ekonomi Kabupaten Paser 2011
5
4. Geologi dan Kondisi Tanah
a. Geologi
Struktur geologi Kabupaten Paser berumur antara metazoik, tertier dan
kwartair, penyebarannya adalah sebagai berikut :
Wilayah Bagian Timur kwartair dan meoser atas (neogen),
Wilayah Bagian Tengah berumur meoser bawah (paleagen);
Wilayah Bagian Barat berumur tertier dan pratertiair (mesozoik).
Geologi daerah umumnya terbentuk di zaman meocene muda, a l l u v i a l
y a n g b e r u m u r k u a rt a i r d a n u l t r a b a s i c y a n g b e r u m u r pratertiair,
pelecene dan sedikit Oligocene.
S e c a r a u m u m w i l a y a h K a b u p a t e n P a s e r m e r u p a k a n
antiklinorium dari punggung struktur deretan pegunungan Meratus
yang miring kearah Selat Makassar. Formasi yang terbentuk pada
zaman meocene muda umumnya tersusun dari batu liat, batuba ra,
batu pasir dan mineral tanah lapuk. Sedang formasi yang terbentuk
pada zaman pratertiair tersusun dari batu kapur, batu pasir dan
sedikit batu liat, formasi di zaman kuartair terdiri dari bate liat.
-
| Data Base Sosial Ekonomi Kabupaten Paser 2011
6
b. Kondisi Tanah
Secara eksp lorat i f d i daerah Kabu pa ten Paser terd ap at beberapa
jenis tanah dengan kondisi :
Tanah AI luvial/ Gambut , men yeb ar pada daerah dataran
rendah, landai dan bergelombang di bagian timur pada lembah -
lembah a l i ran sungai dan pantai dengan luas wilayah 181.200
ha.
Tanah Podzolik Merah Kuning , terdapat pada daerah-daerah
bergelombang dan berbukit yaitu pada bagian barat wilayah
dengan luas 517.850 ha.
Kompleks, terdiri dari podzolik coklat / anclosol seluas 32.750 ha,
podzolik/lithozol yang luasnya 74.000 ha, organosol/organo gambut
luasnya 56.000 ha, jenis podzol ik luasnya 422.000 ha.
B. KONDISI DEMOGRAFI
Jumlah penduduk Kabupaten Paser dari tahun ke tahun terus mengalami
kenaikan yang cukup berarti. Pada tahun 1990, jumlah penduduk Kabupaten
Paser mencapai 102 936 jiwa dan bertambah menjadi 230 316 jiwa pada tahun
2010. Dengan kata lain dapat dinyatakan penduduk Kabupaten Paser telah
tumbuh lebih dari dua kali lipat selama 20 tahun terakhir sejak tahun 1990.
Berdasarkan jenis kelamin terlihat bahwa dari tahun 1990 2010 jumlah
-
| Data Base Sosial Ekonomi Kabupaten Paser 2011
7
penduduk lakilaki masih lebih banyak dibandingkan jumlah penduduk
perempuan. Hal ini terlihat jelas dari rasio jenis kelamin penduduk yang selalu
mengalami peningkatan. Rasio jenis kelamin (RJK) merupakan perbandingan
antara jumlah penduduk lakilaki terhadap jumlah penduduk perempuan, dan
bila nilai RJK penduduk disuatu wilayah di atas seratus berarti proporsi penduduk
lakilaki lebih banyak dibandingkan perempuan.
Tabel 1.4
Jumlah Penduduk menurut Jenis Kelamin
Kabupaten Paser, Tahun 1990- 2010
Jenis Kelamin Tahun
1990 2000 2010
1 2 3 4
Laki Laki 54.090 83.485 122.568
Perempuan 48.846 75.537 107.748
Total 102.936 159.022 230.316
Rasio Jenis Kelamin 110,74 110,52 113,75
Sumber : BPS Kabupaten Paser,2011 (hasil SP1990, SP2000, SP2010)
Dibandingkan dengan hasil Sensus Penduduk Tahun 1990, dimana jumlah
penduduk pada saat itu adalah sebanyak 102.936 jiwa, maka telah terjadi
pertumbuhan sebesar 123,75% di tahun 2010. Atau dengan kata lain dapat
dinyatakan bahwa penduduk Kabupaten Paser telah tumbuh lebih dari 2 kali lipat
selama 20 tahun terakhir sejak tahun 1990.
-
| Data Base Sosial Ekonomi Kabupaten Paser 2011
8
Tabel 1.5
Rata-Rata Laju Pertumbuhan Penduduk menurut Jenis Kelamin Kabupaten Paser, Tahun 1990- 2010
Jenis Kelamin Tahun
1990-2000 2000-2010 1990-2010 1 2 3 4
Laki Laki 4,44 3,91 8,52 Perempuan 4,46 3,62 8,23
Total 4,45 3,77 8,39
Sumber : BPS Kabupaten Paser, 2011 (hasil SP1990, SP2000, SP2010)
Pertumbuhan penduduk tahun 2000 s.d. 2010 mengalami penurunan jika
dibandingkan pada periode 10 tahun sebelumnya (tahun 1990 s.d. 2010) . Jika
pada tahun 1990 - 2000 rata-rata laju pertumbuhan penduduk per tahun
Kabupaten Paser mencapai 4,45%, maka pada tahun 2000 - 2010 rata-rata laju
pertumbuhan penduduk turun menjadi 3,77%.
Persebaran penduduk yang tidak merata perlu mendapat perhatian karena
berkaitan dengan daya dukung dan daya tampung lingkungan. Persebaran
penduduk di Kabupaten Paser secara geografis dapat dikatakan belum merata
yang mengakibatkan penumpukan penduduk pada suatu wilayah.
Ketidakmerataan ini tentunya disebabkan beberapa faktor, salah satu
diantaranya adalah potensi wilayah yang dimiliki.
Jika diperhatikan, penduduk Kabupaten Paser masih mengelompok pada wilayah
wilayah yang jaraknya cukup dekat dengan ibu kota kabupaten. Lebih dari 25
persen penduduk Kabupaten Paser bertempat tinggal di kecamatan yang terletak
-
| Data Base Sosial Ekonomi Kabupaten Paser 2011
9
di ibu kota kabupaten, yaitu Kecamatan Tanah Grogot. Sedang sisanya tersebar
di 9 kecamatan yang lain. Pola penyebaran ini akan sangat tidak menguntungkan
bagi pemerataan pembangunan di suatu wilayah.
Ketidakmerataan persebaran penduduk ini, secara tidak langsung juga
berpengaruh pada tingkat kepadatan penduduk di Kabupaten Paser. Kecamatan
Tanah Grogot, sebagai kecamatan dengan jumlah penduduk terbanyak, memiliki
kepadatan 188,66 jiwa/Km2. Hal ini berarti tiap Km2 dihuni 188 sampai 189 jiwa.
Tabel 1.6
Persebaran dan Kepadatan Penduduk menurut Kecamatan
Kabupaten Paser, Tahun 2010
Kecamatan Luas
Wilayah
Penduduk Kepadatan Penduduk
( Jiwa / KM2 ) Jumlah %
1 2 3 4 5
Batu Sopang 1.111,38 22.540 9,77 20,28
Muara Samu 855,25 4.221 1,83 4,94
Batu Engau 1.507,26 11.662 5,06 7,74
Tanjung Harapan 715,05 7.720 3,35 10,81
Pasir Belengkong 990,11 23.543 10,22 23,78
Tanah Grogot 335,58 63.311 27,49 188,66
Kuaro 747,30 23.934 10,39 32,03
Long Ikis 1.204,22 36.701 15,93 30,48
Muara Komam 1.753,40 12.459 5,41 7,11
Long Kali 2.385,39 24.225 10,52 10,16
Kabupaten Paser 11.603,94 230.316 100,00 19,85
Sumber : BPS Kabupaten Paser, 2011 (hasil SP2010)
-
| Data Base Sosial Ekonomi Kabupaten Paser 2011
10
GAMBARAN SOSIAL
KABUPATEN PASER
-
| Data Base Sosial Ekonomi Kabupaten Paser 2011
11
A. TINGKAT PENDIDIKAN
Pendidikan merupakan elemen penting pembangunan dan perkembangan sosial-
ekonomi masyarakat. Telah disadari bersama, pendidikan memiliki arti penting
bagi upaya meningkatkan kualitas hidup individu, masyarakat dan bangsa. Oleh
karena itu, proses pendidikan yang baik sesungguhnya adalah upaya sadar
individu atau masyarakat untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, serta
memperluas wawasannya. Berbekal pendidikan yang cukup, setiap individu
dituntut dengan kemampuannya sendiri dapat meningkatkan partisipasinya
dalam berbagai aspek kehidupan, sehingga dapat hidup secara lebih layak. Dalam
konteks ini, pendidikan adalah suatu sarana untuk mencapai tujuan tersebut.
1. Pendidikan Tertinggi Yang Ditamatkan
Selama lima tahun terakhir peningkatan pendidikan penduduk umur 10 tahun
keatas ditandai dengan menurunnya persentase penduduk berpendidikan
rendah kemudian diikuti dengan meningkatnya persentase penduduk pada
tingkat pendidikan yang lebih tinggi. Persentase penduduk Kabupaten Paser
umur 10 tahun ke atas yang berpendidikan rendah (SD ke bawah) masih cukup
besar (53,5 persen), walau sebagian besar diantaranya adalah penduduk dewasa
dan tua. Oleh karena itu proporsi penduduk yang berpendidikan rendah tersebut
-
| Data Base Sosial Ekonomi Kabupaten Paser 2011
12
secara berangsur akan turun sejalan dengan peralihan generasi dan perluasan
kesempatan melanjutkan sekolah.
Gambar 2.1. Persentase Penduduk Kabupaten Paser Usia 10 Tahun Ke Atas
Menurut Pendidikan Terakhir Yang Ditamatkan, Tahun 2006 2010
Sumber : BPS Kabupaten Paser, 2011
3. Partisipasi Pendidikan Sekolah
Angka Partisipasi Sekolah (APS) yang merupakan gambaran tingkat partisipasi
dan keikutsertaan masyarakat untuk mengikuti pendidikan, semakin tinggi
tingkat pendidikan, semakin rendah tingkat partisipasinya, walaupun dalam
setiap tingkatan semakin menunjukkan peningkatan APS. APS untuk SD/MI paling
besar dibanding pada tingkatan pendidikan di atasnya. Demikian juga untuk
tingkat SLTP, APS-nya masih cukup besar. Angka-angka tersebut menunjukkan
tingkat partisipasi pendidikan di tingkat dasar sangat tinggi, dan menurun ketika
masuk tingkatan yang lebih tinggi.
Tabel 2.1.
Angka Partisipasi Sekolah Kabupaten Paser
-
| Data Base Sosial Ekonomi Kabupaten Paser 2011
13
Menurut Kelompok Umur Jenjang Pendidikan
Tahun 2006 2010
Usia Sekolah 2006 2007 2008 2009 2010
1 2 3 4 5 6
7-12 96,52 97,89 98,03 98,50 96,38
13-15 86,97 85,53 85,00 85,80 85,30
16-18 59,67 49,84 47,64 59,78 65,52
19 24 - 8,97 8,52 12,42 7,42
Sumber : BPS Kabupaten Paser, 2011
4. Fasilitas Pendidikan
Dalam upaya peningkatan tingkat pendidikan penduduk, ketersediaan sarana
dan tenaga pengajar yang memadai sesuai dengan potensi jumlah penduduk
usia sekolah yang ada merupakan hal pokok yang harus menjadi perhatian.
Ketersediaan sarana dan prasarana pendidikan dapat dilihat pada tabel 2.2. Dari
tabel tersebut dapat diketahui jumlah sekolah tingkat SLTP dan SLTA selama
tahun 2010 mengalami mengalami peningkatan. Namun penambahan jumlah
SLTP dan SLTA ini belum diimbangi dengan penambahan tenaga pengajar. Hal ini
terlihat dari naiknya rasio murid guru pada kedua jenjang pendidikan.
-
| Data Base Sosial Ekonomi Kabupaten Paser 2011
14
Tabel 2.2. Jumlah Sekolah, Murid dan Guru Kabupaten Paser
Menurut Jenjang Pendidikan , Tahun 2009 - 2010
Jenjang Pendidikan 2009 2010
1 2 3
SD/MI/SDLB
Jumlah SD 225 225
Murid 31.143 32.338
Guru 1.987 2.457
Rasio Murid Guru 15,63 13,16
SLTP/ MTS/ SMPLB
Jumlah SLTP 68 69
Murid 10.819 11.260
Guru 925 874
Rasio Murid Guru 11,70 12,88
SLTA / SMK / MA
Jumlah SLTA 32 34
Murid 7.897 8.140
Guru 698 712
Rasio Murid Guru 11,31 11,43
Sumber : Dinas Pendidikan Kabupaten Paser, 2011
B. TINGKAT KESEHATAN
Peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) serta kesejahteraan keluarga
dan masyarakat akan tercapai bila derajat kesehatan masyarakat meningkat. Hal
ini dapat terjadi apabila mutu dan jangkauan pelayanan kesehatan masyarakat
yang merata dapat ditingkatkan serta kesadaran dan perilaku hidup sehat di
kalangan masyarakat pun dikembangkan. Dengan meningkatnya derajat
kesehatan masyarakat maka produktifitas SDM diharapkan akan meningkat
sehingga upaya pengentasan kemiskinan akan dapat lebih dipacu.
-
| Data Base Sosial Ekonomi Kabupaten Paser 2011
15
Hal ini sesuai dengan amanat yang tercantum dalam Undang-Undang Kesehatan
Nomor 23 Tahun 1992, yaitu pembangunan kesehatan bertujuan untuk
meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap
orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal (Profil
Kesehatan Indonesia; 1998 :1). Pembangunan di bidang kesehatan bertujuan
juga antara lain untuk memperbaiki derajat kesehatan masyarakat secara efektif
dan efisien, agar semua lapisan masyarakat memperoleh layanan kesehatan
secara mudah dan murah, karena kesehatan menyentuh hampir seluruh aspek
kehidupan masyarakat, tanpa membedakan jenis kelamin laki-laki atau
perempuan. Salah satu indikator tingkat kesehatan masyarakat adalah status gizi
balita.
1. Status Gizi Balita
Status gizi balita merupakan salah satu indikator mengenai jumlah balita yang
mengalami kekurangan gizi. Pada tahun 2010 di Kabupaten Paser terdapat 25
706 balita usia 1 sampai 4 tahun.
Dari balita yang ada tersebut, 1 096 baliya mengalami Kekurangan Energi Protein
Total dan 140 balita mengalami Kekurangan Energi Protein Nyata. Bila
dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumya, angka ini mengalami penurunan
drastis.
-
| Data Base Sosial Ekonomi Kabupaten Paser 2011
16
Tabel 2.3.
Status Gizi Balita Kabupaten Paser,
Tahun 2006 2010
Tahun
Jumlah
Balita
(1-4tahun)
Jumlah
Balita
Ditimbang
Jumlah Balita Dengan
KEP
Total %
KEP
Nyata %
1 2 3 4 5 6 7
2010 25.706 17.015 1.096 6,44 140 0,82
2009* - - - - - -
2008 25.387 5.178 894 17,27 177 3,42
2007* - - - - - -
2006 22.771 7.488 1.049 14,01 182 2,43
Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Paser, 2011
* Data tidak tersedia
2. Imunisasi
Selain mendapat kecukupan gizi, balita juga diharapkan mendapat imunisasi.
Imunisasi mempunyai pengertian sebagai tindakan untuk memberikan
perlindungan (kekebalan) di dalam tubuh bayi dan anak, agar terlindung dan
terhindar dari penyakit-penyakit menular dan berbahaya bagi bayi dan anak.
Berdasarkan program pengembangan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI)
imunisasi terbagi menjadi 2, yaitu Program Pengembangan Imunisasi (PPI) yang
diwajibkan dan Program Imunisasi Non PPI yang dianjurkan. Wajib jika kejadian
penyakitnya cukup tinggi dan menimbulkan cacat atau kematian. Sedangkan
imunisasi yang dianjurkan untuk penyakit-penyakit khusus yang biasanya tidak
seberat kelompok pertama. Jenis imunisasi wajib terdiri dari:
-
| Data Base Sosial Ekonomi Kabupaten Paser 2011
17
1. BCG (Bacille Calmette Guerin)
2. Hepatitis B
3. Polio
4. Campak
Pemberian imunisasi harus dilakukan secara tepat. Pemberian imunisasi aman
bagi anak, bahkan saat anak sedang sakit ringan, mempunyai cacat fisik/mental
atau mengalami malnutrisi (kekurangan gizi).
Tingkat pemberian iminusasi di Kabupaten Paser sudah sangat tinggi. Hampir
semua balita (96.58 persen) pernah diimunisasi.
Tabel 2.4.
Perkembangan Tingkat Imunisasi Kabupaten Paser,
Tahun 2005 - 2009
Pemberian Imunisasi 2006 2007 2008 2009 2010
1 2 3 4 5 6
Tingkat Imunisasi 90,6 93,8 96,1 91,9 96,6
BCG 88,8 91,3 96,1 95,3 99,6
DPT 90,1 92,6 96,1 93,6 98,7
POLIO 90,0 93,2 96,1 94,1 99,1
CAMPAK 85,5 88,8 94,6 84,0 90,4
HEPATITIS B 72,8 77,6 91,0 92,4 95,1
Sumber : BPS Kabupaten Paser, 2011
-
| Data Base Sosial Ekonomi Kabupaten Paser 2011
18
Manfaat imunisasi bagi anak dapat mencegah penyakit, cacat dan kematian.
Sedangkan manfaat bagi keluarga adalah dapat menghilangkan kecemasan dan
mencegah biaya pengobatan yang tinggi bila anak sakit. Di dunia selama tiga
dekade United Nations Childrens Funds (UNICEF) telah menggalakkan program
vaksinasi untuk anak-anak di negara berkembang dengan pemberian bantuan
vaksinasi Dipteria, Campak, Pertusis, Polio, Tetanus, dan TBC. Bila dibandingkan,
risiko kematian anak yang menerima vaksin dengan yang tidak menerima vaksin
kira-kira 1:9 sampai 1:4.
3. Lingkungan Perumahan
Upaya meningkatkan derajat kesehatan tidak bisa terlepas pula dari kondisi
perumahan dan lingkungan yang sehat. Sesuai dengan teori Henrik L Blum,
lingkungan turut berperan dalam penentuan derajat kesehatan sebesar 45
persen. Faktor lingkungan yang dimaksudkan di sini berkaitan dengan lingkungan
fisik, biologis, dan sosial yang menunjang penentuan status kesehatan dan gizi
penduduk. Sumber daya alam sebagai lingkungan fisik yang ada selama ini
dipergunakan bagi kelangsungan hidup manusia yang memiliki sifat irrevertible
(tidak mungkin berkembang), sedangkan jumlah penduduk semakin lama
semakin meningkat. Laju pertumbuhan yang cukup cepat, hingga kini selalu
memunculkan masalah, tidak saja pada masalah ekonomi, sosial, budaya, namun
juga berdampak pada permasalahan lingkungan seperti ketersediaan air yang
sehat dan bersih dan peningkatan kadar polusi udara, laut, maupun darat. Tidak
selalu lingkungan sebagai penyebab, melainkan juga sebagai penunjang, media
-
| Data Base Sosial Ekonomi Kabupaten Paser 2011
19
transmisi, maupun memperberat penyakit yang telah ada. Untuk melihat tingkat
sanitasi lingkungan, dapat diperhatikan dari berbagai sarana penunjang
kesehatan yang berada di lingkungan rumahtangga.
Indikator lingkungan / rumah sehat meliputi Atap Layak (bukan daun), Dinding
Permanen/Tembok, Lantai Bukan Tanah, Sumber Air Minum Bersih : Air
Kemasan, Leding, Pompa, Sumur Terlindung, dan Mata Air Terlindung.
Dari tabel 2.5. kondisi perumahan di Kabupaten Paser terus mengalami
perbaikan dari tahun ke tahun. Namun demikian penggunaan sumber air minum
bersih dan penggunaan jamban dengan tangki septik masih perlu mendapat
perhatian khusus.
Tabel 2.5.
Indikator Perumahan Kabupaten Paser,
Tahun 2006 2010
Indikator Perumahan 2006 2007 2008 2009 2010
1 2 3 4 5 6
Atap Layak Bukan Daun 90,93 93,28 90,21 95,95 96,00
Dinding Permanen/Tembok 14,38 17,66 13,74 22,84 21,50
Lantai Bukan Tanah 92,18 93,59 94,94 95,32 95,30
Sumber : BPS Kabupaten Paser, 2011
-
| Data Base Sosial Ekonomi Kabupaten Paser 2011
20
4. Akses Fasilitas Kesehatan
Kemiskinan seringkali menghambat penduduk miskin untuk dapat mengakses
berbagai fasilitas kesehatan. Salah satu contohnya adalah akses terhadap sarana
kesehatan seperti Puskesmas atau Klinik untuk memeriksakan kesehatannya,
terutama dalam hal mengobati anggota rumahtangga yang menderita sakit.
Kemampuan berobat ini, tidak hanya dilihat dari kemampuan dalam hal biaya
kesehatan yang dikeluarkan oleh rumahtangga tersebut tetapi juga kemampuan
rumahtangga dalam aspek lain, seperti kemampuan dalam hal transportasi,
akomodasi atau hal lain yang memerlukan biaya dalam hal proses
pengobatannya.
Akses yang rendah terhadap kesehatan merupakan masalah yang dihadapi
masyarakat miskin. Masalah-masalah yang dihadapi oleh masyarakat miskin
antara lain biaya pengobatan dan obat-obatan yang mahal, jarak yang jauh dari
sarana kesehatan tersebut, serta kurangnya pengetahuan tentang pentingnya
kesehatan.
Sarana kesehatan yang ada di Kabupaten Paser ternyata cukup memadai untuk
jumlah penduduk yang harus dilayani. Hal ini dapat dilihat dari jumlah
puskesmas, rumah sakit, dan jumlah tenaga medis yang ada di Kabupaten Paser.
-
| Data Base Sosial Ekonomi Kabupaten Paser 2011
21
Tabel 2.6.
Jumlah Fasilitas dan Tenaga Kesehatan
Kabupaten Paser,Tahun 2006 - 2010
Sarana / Tenaga Kesehatan 2006 2007 2008 2009 2010
1 2 3 4 5 6
Rumah Sakit 1 1 1 1 1
Puskesmas 17 17 17 17 17
Pusban 90 89 95 97 94
Puskesmas Keliling 17 16 20 27 17
Tenaga Kesehatan 497 520 518 564 642
Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Paser, 2011
Dibandingkan dengan jumlah penduduk, sebuah puskesmas/puskesmas
pembantu di wilayah Kabupaten Paser melayani kurang lebih 2.000 penduduk.
Idealnya, satu puskesmas hanya melayani kurang lebih 7.000 penduduk. Jadi, di
Kabupaten Paser jumlah puskesmas sudah memadai dengan jumlah penduduk.
Ke depan, untuk lebih mendekatkan akses masyarakat ke sarana layanan
kesehatan, akan lebih baik jika keberadaan puskesmas/puskesmas pembantu
mampu menjangkau masyarakat di desa secara langsung sehingga mengurangi
biaya transportasi untuk berobat.
C. TINGKAT KEMISKINAN
Dari hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) dapat diketahui indikator
kemiskinan yang bersifat makro seperti jumlah dan persentase penduduk miskin.
Perkembangan jumlah dan persentase penduduk miskin pada tahun 2006 2010
terlihat pada tabel 2.7.
-
| Data Base Sosial Ekonomi Kabupaten Paser 2011
22
Tabel 2.7
Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin
Kabupaten Paser, Tahun 2006 2010
Tahun Jumlah Persentase (%)
1 2 3
2010 18.400 9,49
2009 18.370 10,11
2008 19.700 10,97
2007 28.000 15,47
2006 45.240 25.25
Sumber : BPS Kabupaten Paser,2011
Perlu diketahui, hasil Susenas hanya mampu menunjukkan jumlah dan
persentase penduduk miskin di setiap daerah berdasarkan estimasi, tetapi tidak
dapat menunjukkan siapa si miskin dan di mana alamat mereka, sehingga tidak
operasinal di lapangan. Untuk target sasaran keluarga / rumah tangga secara
langsung sangat diperlukan data anggota keluarga / rumah tangga miskin dan
lokasi tempat tinggal mereka. Upaya penyediaan data kemiskinan mikro ini
dilakukan BPS dengan melaksanakan Pendataan Sosial Ekonomi Penduduk 2005
(PSE05) yang pada dasarnya adalah pendataan keluarga / RTS untuk penyaluran
BLT tahun 2005/2006. Selanjutnya data PSE05 di-up date melalui Pendataan
Program Perlindungan Sosial (PPLS) 2008 dalam rangka penyiapan database RTS
untuk memenuhi kebutuhan data perbagai program perlindungan sosial mulai
tahun 2009.
Berdasarkan hasil PSE05, pada tahun 2005 terdapat 24.459 rumah tangga miskin
di Kabupaten Paser, dimana Kecamatan Tanah Grogot merupakan kecamatan
dengan persentase penduduk miskin terbesar yaitu 15,28 persen disusul
-
| Data Base Sosial Ekonomi Kabupaten Paser 2011
23
Kecamatan Long Ikis (14,75 persen). Sedang kecamatan dengan persentase
penduduk miskin terkecil adalah Kecamatan Muara Samu ( 3,02 persen ).
Pada tahun 2008, jumlah penduduk miskin Kabupaten Paser turun menjadi
22.202 rumah tangga atau turun 9,23 persen. Penurunan jumlah penduduk
miskin ini terjadi hampir di semua kecamatan. Penurunan yang cukup mencolok
terjadi di Kecamatan Muara Samu (61,71 persen), Kecamatan Muara Komam
(40,54 persen), dan Kecamatan Batu Sopang ( 27,57 persen ).
Tabel 2.8
Perkembangan Rumah Tangga Sasaran ( Penerima BLT )
Kabupaten Paser, Tahun 2005 dan 2008
Kecamatan
PSE05 PPLS 2008 Perubahan
(%) Jumlah
RTS %
Jumlah
RTS %
1 2 3 4 5 6
Batu Sopang 1,186 4.85 859 3.87 (27.57)
Muara Samu 739 3.02 283 1.27 (61.71)
Batu Engau 2,166 8.86 2,009 9.05 7.25
Tanjung Harapan 1,853 7.58 1,581 7.12 (14.68)
Pasir Belengkong 3,330 13.61 3,494 15.74 4.92
Tanah Grogot 3,738 15.28 3,776 17.01 1.02
Kuaro 2,224 9.09 1,932 8.70 (13.13)
Long Ikis 3,607 14.75 3,297 14.85 (8.59)
Muara Komam 2,378 9.72 1,414 6.37 40.54
Long Kali 3,238 13.24 3,557 16.02 (9.85)
Kabupaten Paser 24,459 100.00 22,202 100.00 9.23
Sumber : BPS Kabupaten Paser, 2011
-
| Data Base Sosial Ekonomi Kabupaten Paser 2011
24
Hal sebaliknya terjadi di Kecamatan Long Kali, Kecamatan Pasir Belengkong, dan
Kecamatan Tanah Grogot. Ketiga kecamatan tersebut mengalami kenaikan
jumlah penduduk miskin. Kenaikan jumlah penduduk miskin Kecamatan Long
Kali, Kecamatan Pasir Belengkong, dan Kecamatan Tanah Grogot secara
berurutan adalah 9,85 persen; 4,92 persen dan 1,02 persen.
D. KETENAGAKERJAAN
Perubahan aktivitas ekonomi akan sangat berkait erat pula dengan dinamika
ketenagakerjaan. Indikator ketenagakerjaan dapat menggambarkan tentang
bagaimana daya serap perekonomian terhadap pertumbuhan dan produktivitas
tenaga kerja. Jika akitivitas ekonomi bergerak dinamis biasanya akan diikuti oleh
tingginya serapan tenaga kerja dan pada gilirannya mengurangi pengangguran.
Indikator ketenagakerjaan yang diulas berikut ini menggunakan pendekatan
konsep dasar angkatan kerja (standard labour force concept), yang umumnya
dapat digunakan sebagai penilaian keberhasilan pembangunan ketenagakerjaan
di daerah.
Tingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK) mengindikasikan besarnya penduduk
usia kerja yang aktif secara ekonomi di suatu negara atau wilayah. TPAK diukur
sebagai persentase jumlah angkatan kerja terhadap jumlah penduduk usia kerja.
-
| Data Base Sosial Ekonomi Kabupaten Paser 2011
25
Indikator ini menunjukkan besaran relatif dari pasokan tenaga kerja (Labour
Supply) yang tersedia untuk memproduksi barang barang dan jasa dalam suatu
perekonomian. TPAK Kabupaten Paser dari tahun ke tahun berfluktuatif dengan
nilai diatas 60,00 persen.
Pertumbuhan tenaga kerja yang kurang diimbangi dengan pertumbuhan
lapangan kerja akan menyebabkan tingkat kesempatan kerja cenderung
menurun. Dengan demikian jumlah penduduk yang bekerja tidak selalu
menggambarkan jumlah kesempatan kerja yang ada. Hal ini dikarenakan sering
terjadinya mismatch dalam pasar kerja.
Tabel 2.9.
Perkembangan Angkatan Kerja, TPAK, dan TPT
Kabupaten Paser, Tahun 2006 2010
Uraian 2007 2008 2009 2010
1 2 3 4 5
Angkatan Kerja (jiwa) 81.791 90.751 88.447 99.383
TPAK (%) 65,57 67,00 64,06 61.97
TPT (%) 10,89 7,76 7,64 6,82
Sumber : BPS Kabupaten Paser, 2011 (hasil Survei Angkatan Kerja Nasional)
Isu penting lain terkait ketenagakerjaan adalah masalah pengangguran. Angka
pengangguran seringkali menjadi tolok ukur utama keberhasilan pembangunan
ekonomi di suatu daerah, bahkan cukup banyak pula dijadikan indikator makro
pencapaian kinerja pemerintah daerah setempat.
-
| Data Base Sosial Ekonomi Kabupaten Paser 2011
26
Konsep pengangguran yang digunakan adalah mereka yang sedang mencari
pekerjaan, yang mempersiapkan usaha, yang tidak mencari pekerjaan karena
merasa tidak mungkin mendapatkan pekerjaan, dan yang sudah punya pekerjaan
tetapi belum mulai bekerja dan pada waktu bersamaan mereka tidak bekerja
(jobless). Penganggur dengan konsep / definisi tersebut biasanya disebut
pengangguran terbuka (open unemploymnet ).
Indikasi tentang penduduk usia kerja yang termasuk dalam kelompok
pengangguran diukur dengan tingkat pengangguran terbuka (TPT), dimana TPT
merupakan persentase jumlah penganggur terhadap jumlah angkatan kerja. TPT
Kabupaten Paser dari tahun ke tahun terus menunjukkan penurunan, bahkan
pada tahun 2010 TPT Kabupaten Paser hanya 6,82 persen.
GAMBARAN EKONOMI
KABUPATEN PASER
-
| Data Base Sosial Ekonomi Kabupaten Paser 2011
27
A. PERKEMBANGAN EKONOMI
Indikator agregat ekonomi makro yang lazim digunakan untuk mengukur kondisi
perekonomian suatu wilayah adalah Produk Domestik Bruto (PDB)untuk tingkat
nasional dan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) untuk tingkat
propinsi/kabupaten. PDRB merupakan hasil penjumlahan nilai tambah bruto
yang dihasilkan oleh unit-unit kegiatan ekonomi dalam suatu wilayah pada suatu
periode waktu tertentu biasanya satu tahun.
PDRB menunjukkan kemampuan sumber daya ekonomi yang dihasilkan oleh
suatu daerah. Nilai PDRB yang besar maupun kecil dapat menunjukkan
kemampuan sumber daya ekonomi yang besar maupun kecil pula, yang dapat
dikelola oleh suatu daerah. Dilihat dari perkembangan PDRB, kemampuan
Kabupaten Paser dalam mengelola sumber daya ekonominya terus mengalami
peningkatan. Angka PDRB tahun 2009 ADHB sebesar 9,97 triliyun rupiah dan
pada tahun 2010 naik hingga 13,21 triliyun rupiah.
Tabel 3.1.
PDRB Atas Dasar Harga Berlaku dan Atas Dasar Harga Konstan 2000 Kabupaten Paser ,
-
| Data Base Sosial Ekonomi Kabupaten Paser 2011
28
Tahun 2006 2010 ( Jutaan Rupiah )
Tahun
PDRB ADHB PDRB ADHK 2000
Dengan
Batubara
Tanpa
Batubara
Dengan
Batubara
Tanpa
Batubara
1 2 3 4 5
2006 4.912.604 1.747.912 3.709.866 1.115.615
2007 6.151.390 2.115.788 4.189.093 1.215.526
2008 r) 8.696.804 2.412,982 4.486.554 1.271.486
2009 *) 9.972.212 2.814.844 4.833.721 1.368.343
2010**) 13.207.170 3.147.802 5.670.576 1.444.281
Sumber : BPS Kabupaten Paser, 2011
Namun seperti kita ketahui bersama bahwa di Kabupaten Paser terdapat
tambang non migas (batubara) yang memiliki konstribusi sangat besar dalam
pembentukan nilai PDRB, sehingga perlu kita lihat angka PDRB jika dihitung
tanpa subsektor pertambangan non migas. Pada tahun 2009 angka PDRB ADHB
tanpa non migas sebesar 2,81 triliyun rupiah dan pada tahun 2010 naik menjadi
3,15 triliyun rupiah. Terjadinya selisih antara kedua angka PDRB ADHB yaitu
dengan batubara dan tanpa batubara tersebut menunjukkan dominasi
pertambangan non migas.
B. PERTUMBUHAN EKONOMI
-
| Data Base Sosial Ekonomi Kabupaten Paser 2011
29
Pertumbuhan ekonomi merupakan suatu gambaran mengenai dampak dari
kebijaksanaan pembangunan yang telah diambil khususnya dalam bidang
ekonomi. Bagi daerah indikator ini penting untuk mengetahui keberhasilan
pembangunan yang telah dicapai, dan berguna sebagai bahan untuk
menentukan kebijaksanaan dan arah pembangunan dimasa yang akan datang.
Pertumbuhan tersebut merupakan laju pertumbuhan yang dibentuk dari
berbagai sektor ekonomi, yang secara tidak langsung menggambarkan tingkat
perubahan ekonomi yang terjadi. Untuk melihat perkembangan pertumbuhan
ekonomi tersebut secara riil dari tahun ke tahun tergambar melalui penyajian
PDRB atas dasar harga konstan secara berkala karena PDRB ADHK tidak
dipengaruhi oleh faktor harga (inflasi / deflasi). Pertumbuhan yang positip
menunjukkan adanya peningkatan perekonomian, sebaliknya apabila negatif
menunjukkan terjadinya penurunan.
Secara umum, dampak krisis ekonomi global terhadap perekonomian Kabupaten
Paser mulai terlihat. Pada tahun 2006 dan 2007, rata-rata pertumbuhan ekonomi
Kabupaten Paser telah menembus angka dua digit, yaitu 11,94 persen 12,91
persen. Tapi pada tahun 2008, pertumbuhan ekonomi kembali ke satu digit, yaitu
7,10 persen. Dan pada tahun 2010, pertumbuhan ekonomi Kabupaten Paser
kembali menembus angka dua digit, yaitu 17,31 persen.
-
| Data Base Sosial Ekonomi Kabupaten Paser 2011
30
Gambar 3.1 Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Paser
Tahun 2006 - 2010
Sumber : BPS Kabupaten Paser,2011
Perlu diingat bahwa secara riil sub sektor pertambangan non migas tidak dapat
menunjukkan tingkat kesejahteraan masyarakat. Oleh karena itu, perlu juga
dilihat pertumbuhan ekonomi Kabupaten Paser jika dihitung tanpa memasukkan
sub sektor pertambangan non migas. Pada tahun 2010 pertumbuhan ekonomi
jika dihitung tanpa memasukkan komponen sub sektor pertambangan non migas
hanya sebesar 5,55 persen.
Jika diperhatikan dengan seksama, sektor yang dominan pada pembentukan
angka PDRB seperti pertambangan dan pertanian pengalami penurunan laju
pertumbuhan nilai tambah lebih dari 5 persen. Pada tahun 2006 dan 2007, laju
pertumbuhan sektor pertambangan telah menembus angka dua digit, yaitu
12,31 persen dan 14,57 persen. Namun pada tahun 2008 laju pertumbuhan
hanya 8.11 persen. Tapi tahun 2010 kembali menembus dua digit 21,90 persen.
-
| Data Base Sosial Ekonomi Kabupaten Paser 2011
31
Tabel 3.3.
Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Paser Menurut Sektor,
Tahun 2006 2010 ( % )
Sektor 2006 2007 2008 r) 2009*) 2010**)
1 2 3 4 5 6
1. Pertanian 7,34 7,04 0,99 7,72 3,84
a. Tanaman Bahan Makanan 4,74 21,28 4,05 0,22 2,76
b. Perkebunan 26,05 9,62 2,04 9,40 5,26
c. Peternakan 6,96 9,06 9,91 12,94 8,32
d. Kehutanan -14,94 -11,09 -6,73 -2,43 -3,88
e. Perikanan 12,94 11,61 0,72 13,61 5,19
2. Pertambangan dan Penggalian 12,31 14,57 8,11 7,77 21,90
3. Industri Pengolahan 6,70 6,58 6,18 6,93 5,72
4. Listrik, Gas, Airbersih 19,93 15,36 7,54 5,67 6,31
5. Bangunan 28,07 12,48 6,97 9,39 7,73
6. Perdagangan, Hotel, Restoran 24,06 11,36 10,74 7,09 8,31
7. Pengangkutan dan Komunikasi 5,96 8,96 6,66 4,00 7,50
8. Keu,Persewaan,Perusahaan 1,52 12,84 11,47 11,13 8,45
9. Jasa Jasa 14,38 13,99 11,49 6,58 7,06
PDRB 11,94 12,91 7,10 7,74 17,31
PDRB Tanpa Batubara 10,99 8,93 4,60 7,62 5,55
Sumber : BPS Kabupaten Paser,2011
Sedang sektor pertanian, pada tahun 2010 laju pertumbuhannya hanya 3,84
persen. Bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya, sektor ini mengalami
perlambatan pertumbuhan. Pada tahun 2009, laju pertumbuhan sektor
pertanian 7,72 persen.
-
| Data Base Sosial Ekonomi Kabupaten Paser 2011
32
C. STRUKTUR EKONOMI
Struktur perekonomian menggambarkan berapa besar peran masing masing
sektor terhadap pembentukan angka Produk Domestik Regional Bruto (PDRB).
Dari nilai peran sembilan sektor perekonomian bisa dilihat sektor mana yang
memiliki konstribusi terbesar dalam pembentukan angka PDRB. Dengan melihat
besarnya peranan masing-masing sektor terhadap pembentukan PDRB suatu
negara atau daerah, dapat diketahui mana kecenderungan struktur ekonomi
negara atau daerah tersebut. Seiring dengan berkembangnya perekonomian
suatu daerah, maka akan terjadi pula perubahan-perubahan peranan setiap
sektor yang berakibat bergesernya struktur ekonomi daerah tersebut.
Struktur ekonomi Kabupaten Paser hingga tahun 2010 masih didominasi oleh
sektor pertambangan dan penggalian. Jika diperhatikan lebih lanjut, Konstribusi
sektor pertambangan dan penggalian terhadap pembentukan nilai PDRB dari
tahun ke tahun terus mengalami kenaikan. Pada tahun 2009 konstribusi sektor
ini mencapai 72.01 persen dan pada tahun 2010 mencapai 76,37 persen.
Peningkatan konstribusi sektor pertambangan dan penggalian terjadi karena
adanya kenaikan produksi dan harga batubara sebagai komoditas utama sektor
ini. Perlu diketahui bahwa penjualan komoditas batubara dihargai dengan mata
uang asing. Sehingga fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing sangat
mempengaruhi nilai tambah bruto sektor pertambangan dan penggalian.
-
| Data Base Sosial Ekonomi Kabupaten Paser 2011
33
Tabel 3.4.
Struktur Ekonomi Kabupaten Paser,
Tahun 2006 2010 ( % )
Sektor 2006 2007 2008 r) 2009*) 2010**)
1 2 3 4 5 6
1. Pertanian 20,32 19,81 15,21 15,27 12,66
a. Tanaman Bahan Makanan 2,11 2,12 1,66 1,49 1,29
b. Perkebunan 6,97 7,41 6,03 6,32 5,22
c. Peternakan 1,09 1,06 0,88 0,89 0,75
d. Kehutanan 4,15 3,27 2,31 2,08 1,60
e. Perikanan 6,01 5,95 4,33 4,49 3,80
2.Tambangan dan Penggalian 64,81 65,94 72,51 72,01 76,37
3. Industri Pengolahan 1,62 1,41 1,08 1,06 0,86
4. Listrik, Gas, Air bersih 0,20 0,19 0,16 0,16 0,13
5. Bangunan 3,41 3,16 2,49 2,39 2,04
6. Perdagangan, Hotel, Restoran 4,63 4,59 3,88 4,10 3,59
7. Pengangkutan dan komunikasi 1,00 0,91 0,73 0,72 0,61
8. Keu,Persewaan,Perusahaan 1,26 1,27 1,04 1,04 0,91
9. Jasa Jasa 2,86 2,71 2,91 3,25 2,84
PDRB 100.0 100,0 100,0 100,0 100,0
Sumber : BPS Kabupaten Paser,2011
Sektor lain yang memberikan kostribusi besar terhadap pembentukan nilai PDRB
adalah sektor pertanian. Konstribusi sektor pertanian lima tahun terakhir secara
berurutan adalah 20,21 persen, 19,81 persen, 15,21 persen, 15,27 persen, dan
12,66 persen. Dari beberapa sub sektor pertanian. Konstribusi sub sektor
perkebunan terhadap pembentukan nilai tambah sektor pertanian dari tahun
2006 sampai tahun 2010 secara berurutan adalah 6,97 persen, 7,41 persen, 6,03
persen, 6,32 persen, dan 5,22 persen.
-
| Data Base Sosial Ekonomi Kabupaten Paser 2011
34
Sebenarnya penurunan kontribusi sektoral terhadap PDRB merupakan proses
alamiah biasa dalam perekonomian yang sedang mengalami tranformasi
struktural. Jika suatu daerah tidak menghendaki penurunan kontribusi sektor
pertanian maka biaya-biaya yang diperlukan untuk penyesuaian dalam
perekonomian akan sangat tinggi.
D. PDRB PERKAPITA DAN PENDAPATAN REGIONAL PERKAPITA
PDRB perkapita merupakan gambaran nilai tambah bruto yang dihasilkan oleh
masing masing penduduk akibat dari adanya aktivitas ekonomi. Nilainya
diperoleh dari PDRB dibagi dengan jumlah penduduk pertengahan tahun. Sedang
pendapatan perkapita merupakan gambaran rata rata pendapatan yang
diterima oleh masing masing penduduk karena andilnya dalam proses
produksi. Nilai pendapatan perkapita ini diperoleh dengan cara membagi
pendapatan regional (nilai PDRB yang telah dikurangi dengan penyusutan dan
pajak tak langsung) dengan jumlah penduduk pertengahan tahun. Kedua
indikator ini digunakan untuk mengukur tingkat kemakmuran penduduk suatu
daerah dalam periode tahun tertentu. Walaupun nilai PDRB perkapita dan
pendapatan perkapita dapat dijadikan ukuran kemakmuran suatu daerah, akan
tetapi data tersebut tidak dapat digunakan untuk mengukur tingkat pemerataan
pendapatan karena pada dasarnya pemilik pendapatan tersebut adalah mereka
yang memiliki faktor produksi.
-
| Data Base Sosial Ekonomi Kabupaten Paser 2011
35
Nilai PDRB perkapita Kabupaten Paser selama tahun 2006 2010 mengalami
peningkatan secara nominal rupiah. Pada tahun 2006, PDRB perkapita 24,59 juta
sedang tahun 2010 naik hingga 57,34 juta. Hal yang sama juga terjadi pada
pendapatan perkapita. Pendapatan perkapita Kabupaten Paser tahun 2006
2010 secara berurutan adalah 21,46 juta, 25,91 juta, 35,32 juta, 39,06 juta dan
50,04 juta. Hal ini berarti, rata rata penduduk Kabupaten Paser memperoleh
pendapatan semakin meningkat setiap tahunnya.
Besarnya nilai pendapatan perkapita ini karena adanya konstribusi yang besar
dari sektor pertambangan dan penggalian (khususnya batubara) pada
pembentukan PDRB. Sedangkan dampak ekonominya tidak dirasakan langsung
oleh masyarakat. Untuk itu perlu dilihat nilai PDRB perkapita dan Pendapatan
Perkapita tanpa konstribusi pertambangan batubara. Secara nominal, PDRB
perkapita dan pendapatan perkapita tanpa pertambangan batubara dalam 5
tahun terakhir terus mengalami kenaikan. Pada tahun 2010, PDRB perkapita dan
pendapatan perkapita tanpa pertambangan batubara telah mencapai angka
13,67 juta dan 11,93 juta.
Walaupun PDRB perkapita dan pendapatan perkapita tanpa pertambangan
batubara terus mengalami kenaikan, laju pertumbuhan tidak sebanding dengan
laju pertumbuhan PDRB perkapita dan pendapatan perkapita dengan
pertambangan batubara.
-
| Data Base Sosial Ekonomi Kabupaten Paser 2011
36
Tabel 3.5.
PDRB Perkapita Kabupaten Paser,
Tahun 2006 2010
( Jutaan Rupiah )
Tahun
PDRB Perkapita Pendapatan Regional
Perkapita
Dengan
Batubara
Tanpa
Batubara
Dengan
Batubara
Tanpa
Batubara
1 2 3 4 5
2006 24,59 9,56 21,46 8,35
2007 29,68 11,26 25,91 9,83
2008 r) 40,47 11,23 35,32 9,80
2009 *) 44,75 12,63 39,06 11,02
20010 **) 57,34 13,67 50,04 11,93
Sumber : BPS Kabupaten Paser , 2011
E. RASIO APBD TERHADAP PDRB
Anggaran Penerimaan dan Belanja Daerah (APBD), memuat seluruh penerimaan
dan pengeluaran pemerintah daerah, baik rutin maupun pembangunan. Dalam
APBD, semua penerimaan dan pengeluaran akan terurai dalam berbagai pos.
Pada umumnya realisasi penerimaan dan pengeluaran dalam APBD merupakan
besaran anggaran penerimaan dan pengeluaran pemerintah daerah, maka
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan nilai barang dan jasa yang
diproduksi oleh penduduk di suatu wilayah pada kurun waktu tertentu (biasanya
satu tahun). Jadi bila dibandingkan, maka besaran APBD hanya merupakan
bagian kecil dari PDRB.
-
| Data Base Sosial Ekonomi Kabupaten Paser 2011
37
Namun demikian, peran APBD dalam perekonomian tidak dilihat dari besar
kecilnya nominal, tetapi dari nilai kebijakan yang dapat menstimulasi
pertumbuhan ekonomi (PDRB). Untuk mengetahui seberapa besar peranan APBD
terhadap PDRB, maka berikut ini dapat diperhatikan hasil perbandingan antara
APBD terhadap PDRB Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB).
Tabel 3.6.
Rasio APBD terhadap PDRB
Kabupaten Paser, Tahun 2006 - 2010
(milyar)
Uraian 2006 2007 2008 r) 2009*) 2010**)
1 2 3 4 5 6
APBD 833,16 834,83 1.094,66 944,88 1.065,64
PDRB 4.912,60 6.151,39 8.696,80 9.972,21 13.207,17
APBD/PDRB 16.96 13,57 12,59 9,48 8,07
Sumber : BPS Kabupaten Paser.2011
Dalam lima tahun terakhit peranan APBD terhadap PDRB semakin menurun. Hal
ini menunjukkan peran pemerintah mulai berkurang dalam pertumbuhan
ekonomi dengan kata lain pertumbuhan ekonomi lebih banyak karena investasi
pihak swasta.
-
| Data Base Sosial Ekonomi Kabupaten Paser 2011
38
F. PERKEMBANGAN PERBANKAN
Perkembangan perbankan dapat menggambarkan perkembangan perekonomian
suatu daerah. Perkembangan perbankan Kabupaten Paser menunjukkan arah
yang positif.
Jumlah simpanan dan pinjaman bank mengalami kenaikan. Jumlah simpanan
pada 2010 naik hingga 13,83 persen dan jumlah pinjaman naik hinga 47,96
persen. Pada akhirnya pemberian pinjaman atau kredit ini dapat mempercepat
pertumbuhan ekonomi.
Tabel 3.7.
Perkembangan Jumlah Kantor Bank, Simpanan dan Pinjaman
yang Diberikan Kabupaten Paser,
Tahun 2006 2010
Uraian 2006 2007 2008 2009 2010
1 2 3 4 5 6
Bank 13 14 15 18 20
Pinjaman 487.476 612.860 773.026 1.049.667 1.553.082
Simpanan 304.613 501.044 578.870 571.229 650.213
Pinjaman / Simpanan 1,60 1,22 1,34 1,84 2,39
Sumber : Bank Indonesia, Samarinda.2011
Jika diperhatikan lebih lanjut, dari tahun ke tahun persentase pinjaman yang
diberikan terhadap jumlah simpanan tidak mengalami perubahan. Persentase
jumlah pinjaman terhadap simpanan dari tahun 2006 sampai 2010 secara
berurut adalah 1,60 persen, 1,22 persen, 1,34 persen, 1,84 persen dan 2,39
persen.
-
| Data Base Sosial Ekonomi Kabupaten Paser 2011
39
G. KOPERASI
Penyelenggaraan pembangunan koperasi diarahkan untuk meningkatkan
lembaga koperasi aktif yang sehat, meningkatkan peranan koperasi dalam
penyediaan barang dan jasa bagi anggotanya.
Capaian kinerja bidang koperasi dapat di lihat dari pertambahan jumlah koperasi
dan anggotanya. Dalam kurun waktu 2006 2010 jumlah koperasi di Kabupaten
Paser bertambah sebanyak 99 unit koperasi.
Gambar 3.2 Perkembangan Jumlah Koperasi Kabupaten Paser
Tahun 2006 - 2010
Sumber : Disperindagkop Kabupaten Paser,2011
GAMBARAN SEKTOR UNGGULAN
KABUPATEN PASER
-
| Data Base Sosial Ekonomi Kabupaten Paser 2011
40
Dalam kurun 5 tahun terakhir, perekonomian Kabupaten Paser masih didominasi
oleh sektor primer. Konstribusi sektor primer dari tahun 2006 2010 secara
berurutan adalah sebagi berikut 85,13 persen, 85,75 persen, 87,72 persen, 87,28
persen dan 89,03 persen dimana konstribusi terbesar adalah sektor
pertambangan dan penggalian. Dengan demikian, untuk meningkatkan nilai
PDRB maka perkembangan sektor primer harus diperhatikan. Pemantapan sektor
primer pada akhirnya juga akan meningkatkan PAD.
A. PERTANIAN
Untuk mencapai suatu pertanian yang maju, efisien, dan tangguh sehingga makin
mampu meningkatkan dan menganekaragamkan hasil, meningkatkan mutu dan
derajat pengolahan produksi, dan menunjang pembangunan dapat dilakukan
dalam bentuk diversifikasi, intensifikasi, dan ekstensifikasi pertanian yang
penyelenggaraannya di upayakan lebih terpadu dan disesuaikan dengan kondisi
tanah, air, dan iklim, pola tata ruang, serta upaya pelestarian lingkungan hidup.
-
| Data Base Sosial Ekonomi Kabupaten Paser 2011
41
1. TANAMAN BAHAN MAKANAN
Pembangunan sub sektor ini pada dasarnya merupakan bagian dari
pembangunan pertanian dengan tujuan menunjang mantapnya swasembada
pangan, memenuhi kebutuhan industri dan pakan ternak, serta meningkatkan
taraf hidup petani sekaligus penanggulangan penduduk miskin, memperluas
desempatan kerja melalui peningkatan produktivitas pangan dan mendukung
pembangunan daerah dengan penerapan pola pembangunan yang
memperhatikan aspek lingkungan. Pelaksanannya dilakukan antara lain dengan
pola pengembangan pembinaan faktor produksi, pengelolaan sumber daya alam
dan lingkungan hidup, penangganan pasca panen dan pemasaran, melalui usa
intensifikasi, ekstensifikasi, rehabilitasi, dan diversifikasi yang dilaksanakan
dengan memperhatikan kondisi sosial budaya dan kebutuhan masyarakat
setempat terutama pada desa-desa miskin, terpencil Namur mempunyai potensi
baik sumber daya manusia maupun sumber daya alam sehingga berkembang dan
mandiri.
Potensi pertanian khususnya tanaman pangan Kabupaten Paser meliputi padi,
jagung, kedelai, kacang tanah, kacang hijau, ubi kayu, dan ubi jalar. Dibanding
tanaman bahan makanan lainnya tanaman padi memiliki luas panen yang paling
luas, yaitu 11.627 Ha, diikuti tanaman jagung seluas 285 Ha. Sedang tanaman
dengan luas panen paling rendah adalah kacang hijau, seluas 55 Ha. Fakta di atas
memberikan gambaran bahwa tanaman padi dan jagung masih mendominasi sub
sektor tanaman bahan makanan Kabupaten Paser.
-
| Data Base Sosial Ekonomi Kabupaten Paser 2011
42
Tabel 4.1.
Luas Panen Padi dan Palawija Kabupaten Paser,
Tahun 2006 2010 ( HA )
Uraian 2006 2007 2008 2009 2010
1 2 3 4 5 6
Padi 11.568 16.272 16.845 13.025 11.627
Jagung 430 356 327 278 285
Ubi Kayu 335 299 287 188 121
Ubi Jalar 162 155 155 117 107
Kacang Tanah 227 226 215 106 124
Kedelai 89 74 150 99 197
Kacang Hijau 96 109 81 58 55
Sumber : Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Paser
Bila dibandingkan jumlah produksi masing-masing komoditi tersebut, tanaman
padi juga mempunyai jumlah produksi yang paling banyak, yaitu 41.397 ton,
diikuti singkong/umbi-umbian sebesar 1.668 ton dan ubi jalar 1.030 ton. Dengan
demikian, meskipun tidak menjadi komoditi unggulan di sub sektor tanaman
bahan makanan, produksi kayu dan ubi jalar setidaknya bisa menambah
pendapatan bagi petani.
-
| Data Base Sosial Ekonomi Kabupaten Paser 2011
43
Tabel 4.2.
Produksi Padi dan Palawija Kabupaten Paser,
Tahun 2005 2010 ( HA )
Uraian 2006 2007 2008 2009 2010
1 2 3 4 5 6
Padi 38.521 52.856 55.416 44.319 41.397
Jagung 1.423 1.242 1.182 973 998
Ubi Kayu 4.417 3.928 3.858 2.584 1.668
Ubi Jalar 1.467 1.395 1.443 1.128 1.030
Kacang Tanah 245 266 269 140 163
Kedelai 90 75 157 109 220
Kacang Hijau 98 111 82 62 60
Sumber : Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Paser, 2011
2. PERKEBUNAN
Dalam melaksanakan pembangunan sub sektor perkebunan yang merupakan
bagian integral dari sektor pertanian dan lanjutan dari pembangunan
sebelumnya mempunyai tujuan untuk meningkatkan pendapatan dan
kesejahteraan masyarakat khususnya petani perkebunan dengan cara
meningkatkan produksi komoditas perkebunan sehingga secara tidak langsung
berdampak pada terbukanya kesempatan kerja. Untuk mencapai tujuan tersebut
dilaksanakan melalui usaha peremajaan (replanting), intensifikasi, ekstensifikasi,
maupun diversifikasi dengan pola pengembangan seperti pola swadaya/parsial,
perkebunan inti rakyat dan perkebuan besar swasta atau milik negara.
-
| Data Base Sosial Ekonomi Kabupaten Paser 2011
44
Tabel 4.3.
Luas Areal Perkebunan Kabupaten Paser Menurut Status,
Tahun 2006 2010 ( HA )
Uraian 2006 2007 2008 2009 2010
1 2 3 4 5 6
K Sawit 65.918,68 66.118,68 66.132,50 72.356,91 108.060,30
PR 37.594,51 37.794,51 37.808,33 37.536,19 40.104,30
PBN 13.526,00 13.526,00 13.526,00 15.912,00 17.212,00
PBS 14.798,17 14.98,17 14.798,17 18.908,00 50.744,00
Karet 7.016,00 7.416,00 7.419,00 8.297,81 9.796,32
PR 6.407,00 6.807,00 6.810,00 7.668,81 9.187,32
PBN 399,00 399,00 399,00 399,00 399,00
PBS 210,00 210,00 210,00 210,00 210,00
Kakao 1.053,00 1.053,00 1.053,00 878,05 850,50
PR 853,00 853,00 853,00 878,05 850,50
PBN 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
PBS 200,00 200,00 200,00 0,00 0,00
Kelapa 4.160,90 4.160,90 3.325,90 4.328,52 4.133,39
Kopi 3.015,94 3.053,00 2.977,94 3.032,41 3.042,54
Lada 187,80 187,80 187,80 177,56 175,21
Lainnya 515,00 518,00 518,50 520,72 477,89
Sumber : Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Paser, 2011
Catatan :
PR = Perkebunan Rakyat
PBN = Perkebunan Besar Negara
PBS = Perkebunan Besar Swasta
-
| Data Base Sosial Ekonomi Kabupaten Paser 2011
45
Kebun kelapa sawit masih mendominasi perkebunan di Kabupaten Paser. Pada
tahun 2010, luas kebun kelapa sawit di Kabupaten Paser adalah seluas
108.060,30 Ha. Disamping kelapa sawit masih banyak lagi jenis perkebunan,
antara lain karet, kelapa, kopi, kakao, lada dan lain-lain. Luas kebun karet di
Kabupaten Paser tahun 2010 adalah seluas 9.796,32 Ha, kelapa seluas 4.133,39
Ha, kopi seluas 3.042,54 Ha dan kakao seluas 850,50 Ha, lada 175,21 Ha, dan
tanaman lainnya 477,89 Ha.
Komoditi perkebunan yang dikembangkan di Kabupaten Paser sebagian besar
berstatus sebagai perkebunan rakyat. Untuk perkebunan sawit yang merupakan
komoditi perkebunan unggulan Kabupaten Paser, 37,11 persen atau 40.104,30
Ha berstatus sebagai perkebunan rakyat. Sedang sisanya 17.212,00 Ha berstatus
sebagai perkebunan besar negara dan 50.744,00 Ha berstatus sebagai
perkebunan besar swasta.
Meskipun dilihat dari luas areal yang ada cukup luas, tidak semua perkebunan
yang ada di Kabupaten Paser berada dalam kondisi produktif. Dari luas
108.060,30 Ha kebun kelapa sawit yang ada, seluas 49.097,00 Ha belum
menghasilkan, 897,00 Ha sudah tua dan sisanya seluas 58.066,30 Ha yang
berada pada tahap produktif.
-
| Data Base Sosial Ekonomi Kabupaten Paser 2011
46
Tabel 4.4.
Luas Areal Perkebunan Kabupaten Paser Menurut Kondisi,
Tahun 2006 2010 ( HA )
Uraian 2006 2007 2008 2009 2010
1 2 3 4 5 6
K Sawit
TBM 17,861.68 17,508.68 17,016.50 18,716.44 49,097.00
TM 46,715.00 47,268.00 47,774.00 52,498.47 58,066.30
TR 1,342.00 1,342.00 1,342.00 1,142.00 897.00
Karet
TBM 741.00 1,094.00 1,094.00 1,518.00 3,580.50
TM 5,977.00 6,027.00 6,027.00 6,481.81 5,837.03
TR 298.00 298.00 298.00 298.00 378,97
Kakao
TBM 57.00 56.00 56.00 59.00 62.90
TM 594.00 595.00 595.00 617.05 504.60
TR 402.00 402.00 402.00 202.00 283.00
Kelapa
TBM 8.50 13.50 13.50 66.50 103..85
TM 3,795.00 3,795.00 3,795.00 3,881.62 3,634.64
TR 357.40 357.40 357.40 380.40 394.90
Kopi
TBM 6.50 6.50 6.50 4.50 98,30
TM 2,657.00 2,657.00 2,657.00 2,659.00 2,428.00
TR 352.44 352.44 352.44 352.44 516.24
Lada
TBM 16.00 16.00 16.00 15.00 22.00
TM 139.00 139.00 139.00 135.76 124.71
TR 32.80 32.80 32.80 26.80 28.50
Sumber : Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Paser, 2011
TBM = Tanaman Belum Menghasilkan
TM = Tanaman Menghasilkan
TR/TT = Tanaman Rusak / Tanaman Tua
-
| Data Base Sosial Ekonomi Kabupaten Paser 2011
47
Produksi perkebunan Kabupaten Paser pada tahun 2010 mengalami peningkatan
pada semua komoditi kecuali kelapa dan kopi. Jumlah produksi kelapa sawit di
Kabupaten Paser tahun 2010 sebanyak 830.648,57 Ton.
Tabel 4.5.
Produksi Tanaman Perkebunan Kabupaten Paser,
Tahun 2006 2010 (Ton)
Uraian 2006 2007 2008 2009 2010
1 2 3 4 5 6
K Sawit 596.218,85 653.739,78 645.436,47 706.955,58 830.648,57
Karet 6.760,82 7.339,99 7.347,37 6.639,89 8.017,73
Kelapa 3.570,15 3.854,93 3.194,00 9.486,64 7.703,70
Kopi 1.238,54 1.314,63 1.320,12 1.435,09 580,80
Kakao 59,54 64,15 65,29 69,64 149,38
Lada 31,22 32,96 32,29 35,66 355,00
Lainnya 312,97 325,96 324,22 342,89 436,00
Sumber : Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Paser, 2011
3. PETERNAKAN
Pembangunan sub sektor peternakan tidak hanya untuk meningkatkan populasi
dan produksi ternak dalam usaha memperbaiki gizi masyarakat tetapi juga untuk
meningkatkan pendapatan peternak. Usaha peternakan di Kabupaten Paser pada
umumnya merupakan usaha rakyat bersifat sambilan dan berskala kecil (sapi,
kerbau, kambing dan unggas), namun cukup memberikan harapan dalam hal
pengembangannya. Meskipun demikian ada juga usaha peternakan dalam skala
besar, khususnya bagi petani yang mempunyai modal besar. Adapun
permasalahan dalam hal pembangunan sub sektor peternakan adalah relatif
rendahnya kualitas sumber daya manusia, belum berkembangnya pembibitan
-
| Data Base Sosial Ekonomi Kabupaten Paser 2011
48
hewan ternak, usaha peternakan rakyat masih belum dikelola secara profesional
dan minimnya sarana dan prasarana penunjang usaha peternakan rakyat. Pada
umumnya peternakan di Kabupaten Paser masih bersifat tradisional, meskipun
demikian beberapa daerah mendapatkan penyuluhan dari Petugas Lapangan
yang didatangkan dari Badan Penyuluhan dan Ketahanan Pangan dalam upaya
peningkatan produksi ternak serta imunisasi ternak terhadap berbagai
kemungkinan terserang penyakit. Hal ini perlu dilakukan agar jangan terjadi
meluasnya wabah penyakit yang dapat merugikan peternak.
Dari berbagai jenis populasi hewan ternak besar yang ada di Kabupaten Paser,
sapi potong mempunyai jumlah populasi yang paling banyak, yaitu 10.384 ekor,
diikuti populasi kambing sebanyak 5.875 ekor, kerbau sebanyak 635 ekor, dan
terakhir domba sebanyak 82 ekor.
Selain ternak besar, di Kabupaten Paser juga terdapat beberapa jenis ternak kecil
seperti ayam ras, ayam buras, itik, angsa, dan ayam petelur. Dari beberapa jenis
ternak kecil tersebut, ayam buras atau ayam kampung memiliki populasi
terbanyak dibanding jenis ternak yang lain, yaitu sebanyak 1.385.113 ekor. Jika
diamati lebih jauh, jumlah populasi ayam buras ini dari tahun ke tahun terus
mengalami kenaikan.
-
| Data Base Sosial Ekonomi Kabupaten Paser 2011
49
Tabel 4.6
Populasi Ternak Kabupaten Paser,
Tahun 2006 - 2010
Uraian 2006 2007 2008 2009 2010
1 2 3 4 5 6
Ternak Besar
Sapi 6.548 7.482 8.235 9.458 10.384
Kerbau 596 578 601 625 635
Kambing 5.083 5.317 5.619 5.862 5.875
Domba 82 69 71 79 82
Ternak Kecil
Ayam Ras 72.717 102.505 149.395 172.645 181.815
Ayam Buras 521.114 648.791 835.654 1.068.769 1.385.113
Itik 6.044 6.873 5.949 105.485 31.871
Ayam Petelur 30.648 60.977 80.903 8.494 9.012
Sumber : Dinas Kelautan, Perikanan dan Peternakan Kabupaten Paser, 2011
Berbicara masalah populasi ternak kecil terutama unggas tidak terlepas dari
jumlah produksi yang dihasilkan, karena kebanyakan peternak menjual telur
ternaknya untuk menghidupi kebutuhan hidup sehari-hari. Jumlah produksi telur
tergantung kepada kondisi ternak itu sendiri. Ternak yang berkembang dengan
baik atau dalam keadaan sehat akan besar jumlah produksinya, namun
sebaliknya apabila perkembangan ternak tidak normal atau sakit akan
mengurangi jumlah daging ternak itu sendiri. Untuk itu suplai makanan kepada
ternak menjadi modal utama bagi perkembangan ternak itu sendiri. Pada tahun
2010, produksi telur ayam ras mencapai 13.350.175 butir, ayam buras
15.442.749 butir, dan itik 736.368 butir.
-
| Data Base Sosial Ekonomi Kabupaten Paser 2011
50
Tabel 4.7.
Produksi Telur Kabupaten Paser (Kg),
Tahun 2006 - 2010
Uraian 2006 2007 2008 2009 2010
1 2 3 4 5 6
Ayam Petelur 5.772.800 3.878.810 5.285.046 8.010.112 13.350.175
Ayam Buras 7.404.760 7.887.581 9.373.732 10.866.177 15.442.749
Itik 1.146.240 2.140.912 594.966 736.624 736.368
Sumber : Dinas Kelautan, Perikanan dan Peternakan Kabupaten Paser, 2011
Untuk memenuhi kebutuhan akan daging di Kabupaten Paser, biasanya ternak
tersebut di lakukan pemotongan setiap hari. Namun sebahagian ternak banyak
juga dilakukan pemotongan pada hari raya qurban.
Selama tahun 2010, tercatat jumlah sapi, kerbau, dan kambing mengalami
kenaikan jumlah pemotongan dibanding tahun 2009 sedang kambing mengalami
penurunan. Secara berurutan jumlah pemotongan sapi, kerbau, kambing dan
domba yang dipotong selama tahun 2010 adalah 2.189 ekor, 76 ekor, 2.420 ekor
dan 20 ekor.
Untuk ternak kecil / unggas, pada tahun 2010 jumlah pemotongan semua jenis
unggas mengalami kenaikan dibanding tahun 2009. Secara berurutan jumlah
pemotongan ayam ras, ayam buras, dan itik yang dipotong selama tahun 2010
adalah 2.087.545 ekor, 970.832 ekor, dan 4.982 ekor.
-
| Data Base Sosial Ekonomi Kabupaten Paser 2011
51
Tabel 4.8.
Banyaknya Ternak yang Dipotong di Kabupaten Paser,
Tahun 2006 2010
Komoditi 2006 2007 2008 2009 2010
1 2 3 4 5 6
Ternak Besar
Sapi 1.530 1.672 1.752 2.125 2.189
Kerbau 27 47 68 70 76
Kambing 2.143 2.156 2.217 2.458 2.420
Domba 23 35 20 17 20
Ternak Kecil
Ayam Ras 1.257.583 1.492.437 1.875.485 2.073.545 2.087.545
Ayam Buras 475.260 592.327 757.432 855.360 970.832
Itik 3.170 4.865 3.654 4.714 4.982
Sumber : Dinas Kelautan, Perikanan dan Peternakan Kabupaten Paser, 2011
4. PERIKANAN DAN SUMBER DAYA KELAUTAN
Dari tahun ke tahun produksi perikanan Kabupaten Paser menunjukkan
kecenderungan naik, terutama produksi tambak. Di tahun 2010, produksi tambak
terus mengalami kenaikan. Sedang produksi perikanan laut sangat fluktuatif. Hal
ini terkait dengan kondisi alam.
Peningkatan produksi perikanan Kabupaten Paser ini terkait dengan adanya
budidaya tambak dan perikanan air tawar, khususnya kolam dan keramba.
Adanya pengembangan budidaya tambak maupun kolam air tawar dapat dilihat
dari kenaikan luas arel budidaya.
-
| Data Base Sosial Ekonomi Kabupaten Paser 2011
52
Tabel 4.9.
Produksi Perikanan Kabupaten Paser Menurut Jenis Produksi,
Tahun 2006 2010
Uraian 2006 2007 2008 2009 2010
1 2 3 4 5 6
Perikanan Laut 12.225,50 13.108,70 13.062,70 12.523,20 12.919,80
Perairan Umum 158,50 204,10 202,20 203,20 207,10
Tambak 3.328,80 7.824,00 7.845,50 8.551,60 9.449,50
Kolam 105,10 27,30 26,60 27,4 33,00
Keramba 23,20 4,00 2,90 7,00 17,40
Rumput Laut - - - 32,00 3.449,60
Sumber : Dinas Kelautan, Perikanan dan Peternakan Kabupaten Paser, 2011
Areal budidaya digolongkan menjadi dua bagian, luas potensi dan luas manfaat.
Luas potensi adalah areal budidaya yang belum dikembangkan sedang luas
manfaat adalah areal budidaya yang sudah dikembangkan baik yang telah
berproduksi maupun belum berproduksi. Luas areal tambak baik luas potensi
maupun luas manfaat dari tahun ke tahun terus mengalami penambahan. Luas
manfaat areal tambak tahun 2006, 18.325,70 Ha, sedang tahun 2007 2009 luas
manfaat tambak adalah 18.939,20 Ha. Luas areal manfaat kolam air tawar dari
tahun ke tahun juga mengalami kenaikan walaupun tidak sebesar tambak.
-
| Data Base Sosial Ekonomi Kabupaten Paser 2011
53
Tabel 4.10.
Luas Budidaya Tambak dan Kolam Air Tawar Kabupaten Paser,
Tahun 2006 2010
Jenis Budidaya 2006 2007 2008 2009 2010
1 2 3 4 5 6
Tambak
Potensi 32.750,00 32.750,00 32.750,00 32.750,00 32.750,00
Manfaat 18.325,70 18.939,20 18.939,20 18.939,20 19.034,00
Kolam
Potensi 706,00 706,00 706,00 706,00 706,00
Manfaat 93,90 153,51 156,71 141,70 141,90
Keramba 90,00 90,00 28,00 58,00 78,00
Rumput Laut - - - 2,50 19,30
Sumber : Dinas Kelautan, Perikanan dan Peternakan Kabupaten Paser, 2011
5. KEHUTANAN
Pembangunan kehutanan pada hakekatnya mencakup semua upaya
memanfaatkan dan memantapkan fungsi sumber daya alam hutan dan sumber
daya alam hayati lain serta ekosistemnya, baik sebagai pelindung dan penyangga
kehidupan dan pelestarian keanekaragaman hayati maupun sebagai sumber
daya pembangunan. Namun dalam realitanya tiga fungsi utamanya sudah hilang,
yaitu fungsi ekonomi jangka panjang, fungsi lindung dan estetika sebagai dampak
kebijakan pemerintah yang lalu.
Hilangnya ketiga fungsi diatas mengakibatkan semakin luasnya lahan kritis yang
diakibatkan oleh pengusahaan hutan yang tidak mengindahkan aspek
kelestarian. Efek selanjutnya adalah semakin menurunnya produksi kayu hutan
-
| Data Base Sosial Ekonomi Kabupaten Paser 2011
54
non HPH, sementara upaya reboisasi dan penghijauan belum optimal
dilaksanakan. Masalah lain yang sangat merugikan tidak saja Kabupaten Paser
pada khususnya tapi Indonesia pada umumnya adalah masalah illegal logging.
Masalah ini merupakan akar dari masah lalu yang sulit sekali untuk
diberantas.
Luas hutan Kabupaten Paser tahun 2010, 1.024.845 Ha dengan rincian 114.518
hutan lindung, 96.641 hutan suaka alam dan wisata, 168.091 hutan produksi
terbatas, 238.752 produksi tetap, dan 406.843 hutan tetap.
Tabel 4.11.
Luas Kawasan Hutan Kabupaten Paser
Menurut Tata Guna Hutan Kesepakatan,
Tahun 2009 2010
Fungsi Hutan 2009 2010
1 2 3
Hutan Lindung 114.518 114.518
Hutan Suaka Alam dan Wisata 96.641 96.641
Hutan Produksi Terbatas
Hutan Produksi Tetap
168.091
238.752
168.091
238.752
Hutan Tetap 406.843 406.843
Sumber : Dinas Kehutanan Propinsi Kalimantan Timur, 2011
Hak Pengusahaan Hutan (HPH) adalah hak untuk mengusahakan hutan didalam
suatu kawasan hutan produksi yang meliputi kegiatan penanaman,
pemeliharaan, pengamanan, pemanenan hasil, pengolahan, dan pemasaran hasil
-
| Data Base Sosial Ekonomi Kabupaten Paser 2011
55
hutan, berdasarkan ketentuanketentuan yg berlaku serta berdasarkan azas
kelestarian. Di Kabupaten Paser, pada tahun 2010 terdapat 4
perusahaan pemegang HPH dengan luas hutan 135.950 Ha.
Tabel 4.12.
Jumlah Perusahaan dan Luas HPH dan HTI
Kabupaten Paser, Tahun 2009 2010
Uraian 2009 2010
1 2 3
HPH
Jumlah Perusahaan 4 4
Luas Hutan (HA) 197.425 135.950
HTI
Jumlah Perusahaan 4 3
Luas Hutan (HA) 97.259 56.375
Sumber : Dinas Kehutanan Propinsi Kalimantan Timur, 2011
Sedangkan Hutan Tanaman Industri (HTI) adalah usaha hutan tanaman untuk
meningkatkan potensi dan kualitas hutan produksi dengan menerapkan
silvikultur sesuai dengan tapaknya (satu atau lebih sistem silvikultur) dalam
rangka memenuhi kebutuhan bahan baku industri hasil hutan kayu maupun non
kayu. Pada tahun 2010, di Kabupaten Paser terdapat 3 perusahaan pemegang
HTI dengan luas pengusahaan 56.375 Ha.
-
| Data Base Sosial Ekonomi Kabupaten Paser 2011
56
B. PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN
Struktur ekonomi Kabupaten Paser sangat didominasi oleh sektor yang berkaitan
dengan pertambangan non migas terutama batubara. Pada tahun 2010,
kontribusi sektor pertambangan dan penggalian terhadap PDRB Kabupaten Paser
mencapai 76,37 persen. PT Kideco Jaya Agung adalah perusahaan swasta asing
terbesar yang bergerak dalam eksplorasi batubara di Kabupaten Paser. Dalam
kurun 10 tahun terakhir produksi batubara (diluar Perusahaan Kuasa
Pertambangan) naik hingga 200 persen, yaitu 9.403.424 MT pada tahun 2001
menjadi 29.049.279 MT
Gambar 4.1.
Produksi Batubara Kabupaten Paser*, 2001 - 2010
Sumber : Dinas Pertambangan Propinsi Kalimantan Timur, 2011
* Diluar Perusahaan Kuasa Pertambangan
POTRET PEMBANGUNAN
-
| Data Base Sosial Ekonomi Kabupaten Paser 2011
57
PEMBANGUNAN RSUD PANGLIMA SEBAYA KABUPATEN PASER
-
| Data Base Sosial Ekonomi Kabupaten Paser 2011
58
PEMBANGUNAN JEMBATAN SUNGAI TUAK TANAH GROGOT
-
| Data Base Sosial Ekonomi Kabupaten Paser 2011
59
KABUPATEN PASER
-
| Data Base Sosial Ekonomi Kabupaten Paser 2011
60
PEMBANGUNAN TERMINAL KOTA TANAH GROGOT
KABUPATEN PASER
-
| Data Base Sosial Ekonomi Kabupaten Paser 2011
61
LAMPIRAN
-
| Data Base Sosial Ekonomi Kabupaten Paser 2011
62
2006 2007 2008 r) 2009*) 2010**)
1 2 3 4 5 6
1. PERTANIAN 992.918 1.218.513 1.322.963 1.522.538 1.671.646
a. Tanaman Bahan Makanan 103.425 130.190 144.730 148.942 170.015
b. Tanaman Perkebunan 342.515 455.992 524.206 630.595 689.680
c. Peternakan & Hasil-hasilnya 53.445 65.124 76.626 88.435 98.717
d. Kehutanan 203.838 200.923 200.684 207.221 211.840
e. Perikanan 295.203 366.283 376.718 447.345 501.394
2. PERTAMBANGAN & PENGGALIAN 3.183.701 4.056.147 6.305.986 7.181.386 10.086.581
a. Pertambangan Migas - - - - -
b. Pertambangan Non Migas 3.164.693 4.035.602 6.283.822 7.157.367 10.059.368
c. Penggalian 19.008 20.546 22.164 24.019 27.213
3. INDUSTRI PENGOLAHAN 79.554 86.921 94.196 105.573 113.884
a. Industri Migas : 0 0 0 0 0
a.1. Pengilangan Minyak Bumi - - - - -
a.2. Gas Alam Cair (LNG) - - - - -
b. Industri Non Migas 79.554 86.921 94.196 105.573 113.884
4. LISTRIK, GAS & AIR BERSIH 9.716 11.957 13.880 15.551 17.038
a. Listrik 6.683 8.423 10.022 11.287 12.381
b. Air Bersih 3.033 3.534 3.857 4.263 4.657
5. BANGUNAN 167.593 194.593 216.367 238.773 268.921
6. PERDAG, HOTEL & RESTORAN 227.680 282.299 337.061 409.189 474.009
a. Perdagangan 200.901 247.808 295.572 361.595 419.616
b. Hotel 1.353 1.580 1.667 1.803 1.968
c. Restoran 25.426 32.910 39.822 45.791 52.426
7. PENGANGKUTAN & KOMUNIKASI 49.224 56.243 63.408 71.612 80.817
a. Pengangkutan : 36.054 40.502 45.050 51.103 57.556
a.1. Angkutan Darat 19.771 21.781 24.554 28.125 31.598
a.2. Angkutan Laut 9.514 11.125 12.382 14.223 16.337
a.3. Angkutan Sungai 701 735 780 823 903
a.4. Angkutan Udara - - - - -
a.5. Jasa Penunjang Angkutan 6.068 6.861 7.334 7.932 8.718
b. Komunikasi 13.170 15.742 18.359 20.509 23.261
b.1. Telkom dan Pos & Giro 13.094 15.659 18.270 20.417 23.166
b.2. Jasa Penunjang Komunikasi 76 83 88 92 95
8. KEU, PERSEWAAN & JASA PERUSH 61.751 78.173 90.142 103.941 119.761
a. Bank 10.728 15.872 19.312 22.016 28.240
b. Lembaga Keu. Non Bank 1.973 2.223 2.448 2.700 3.004
c. Jasa Penunjang Keuangan - - - - -
d. Sewa Bangunan 48.764 59.735 67.970 78.716 87.921
e. Jasa Perusahaan 286 343 412 509 596
9. JASA-JASA 140.467 166.543 252.801 323.649 374.512
a. Pemerintahan Umum 131.740 156.869 242.123 311.782 361.323
b. S w a s t a 8.727 9.674 10.679 11.867 13.189
b.1. Jasa Sosial Kemasyarakatan 4.360 4.789 5.208 5.681 6.264
b.2. Jasa Hiburan & Rekreasi 465 504 562 635 703
b.3. Jasa Perorangan & RT 3.902 4.381 4.909 5.551 6.222
Produk Domestik Regional Bruto 4.912.604 6.151.390 8.696.804 9.972.212 13.207.170
Produk Domestik Regional Bruto @ 1.747.912 2.115.788 2.412.982 2.814.844 3.147.802
Keterangan : *) Angka Sementara r) Angka Revisi @ Tanpa Pertambangan Non Migas
Tabel 1. PDRB ATAS DASAR HARGA BERLAKU MENURUT LAPANGAN USAHA
TAHUN 2000 - 2010 (JUTAAN RUPIAH)
Lapangan Usaha
-
| Data Base Sosial Ekonomi Kabupaten Paser 2011
63
2006 2007 2008 r) 2009*) 2010*)
1 2 3 4 5 6
1. PERTANIAN 625.171 669.153 675.807 727.978 755.900
a. Tanaman Bahan Makanan 73.460 89.089 92.700 92.906 95.473
b. Tanaman Perkebunan 192.903 211.451 215.769 236.045 248.472
c. Peternakan & Hasil-hasilnya 49.835 54.349 59.736 67.465 73.080
d. Kehutanan 134.703 119.766 111.704 108.993 104.760
e. Perikanan 174.270 194.497 195.898 222.570 234.116
2. PERTAMBANGAN & PENGGALIAN 2.605.374 2.985.268 3.227.247 3.478.106 4.239.888
a. Pertambangan Migas - - - - -
b. Pertambangan Non Migas 2.594.251 2.973.566 3.215.068 3.465.378 4.226.295
c. Penggalian 11.123 11.701 12.179 12.728 13.594
3. INDUSTRI PENGOLAHAN 65.525 69.837 74.156 79.292 83.832
a. Industri Migas : 0 0 0 0 0
a.1. Pengilangan Minyak Bumi - - - - -
a.2. Gas Alam Cair (LNG) - - - - -
b. Industri Non Migas 65.525 69.837 74.156 79.292 83.832
4. LISTRIK, GAS & AIR BERSIH 7.654 8.829 9.496 10.026 10.659
a. Listrik 5.257 6.107 6.619 6.962 7.390
b. Air Bersih 2.397 2.723 2.876 3.064 3.269
5. BANGUNAN 113.815 128.022 136.941 144.711 155.896
6. PERDAG, HOTEL & RESTORAN 113.485 126.378 139.952 153.089 165.811
a. Perdagangan 102.611 114.210 126.633 138.775 150.515
b. Hotel 820 890 913 944 989
c. Restoran 10.053 11.278 12.406 13.371 14.306
7. PENGANGKUTAN & KOMUNIKASI 34.225 37.293 39.776 42.595 45.789
a. Pengangkutan : 28.216 30.450 32.229 34.593 37.273
a.1. Angkutan Darat 13.961 14.982 16.090 17.502 19.104
a.2. Angkutan Laut 8.336 9.127 9.674 10.385 11.149
a.3. Angkutan Sungai 586 591 598 603 633
a.4. Angkutan Udara - - - - -
a.5. Jasa Penunjang Angkutan 5.334 5.750 5.867 6.102 6.387
b. Komunikasi 6.009 6.843 7.547 8.003 8.516
b.1. Telkom dan Pos & Giro 5.943 6.776 7.476 7.931 8.443
b.2. Jasa Penunjang Komunikasi 66 68 71 72 73
8. KEU, PERSEWAAN & JASA PERUSH 46.971 53.003 59.082 65.656 71.202
a. Bank 2.980 4.249 4.988 5.421 6.355
b. Lembaga Keu. Non Bank 1.421 1.529 1.590 1.669 1.762
c. Jasa Penunjang Keuangan - - - - -
d. Sewa Bangunan 42.404 47.038 52.285 58.308 62.801
e. Jasa Perusahaan 167 188 219 258 284
9. JASA-JASA 97.645 111.309 124.098 132.267 141.599
a. Pemerintahan Umum 91.901 105.324 117.846 125.718 134.772
b. S w a s t a 5.745 5.985 6.252 6.548 6.828
b.1. Jasa Sosial Kemasyarakatan 2.081 2.162 2.288 2.384 2.503
b.2. Jasa Hiburan & Rekreasi 366 385 407 424 446
b.3. Jasa Perorangan & RT 3.298 3.437 3.557 3.740 3.879
Produk Domestik Regional Bruto 3.709.866 4.189.093 4.486.554 4.833.721 5.670.576
Produk Domestik Regional Bruto @ 1.115.615 1.215.526 1.271.486 1.368.343 1.444.281
Keterangan : *) Angka Sementara r) Angka Revisi @ Tanpa Pertambangan Non Migas
Tabel 2. PDRB ATAS DASAR HARGA KONSTAN 2000 MENURUT LAPANGAN USAHA
TAHUN 2000 - 2010 (JUTAAN RUPIAH)
Lapangan Usaha
-
| Data Base Sosial Ekonomi Kabupaten Paser 2011
64
2006 2007 2008 r) 2009*) 2010**)
1 2 3 4 5 6
1. PERTANIAN 17,85 22,72 8,57 15,09 9,79
a. Tanaman Bahan Makanan 6,13 25,88 11,17 2,91 14,15
b. Tanaman Perkebunan 38,79 33,13 14,96 20,30 9,37
c. Peternakan & Hasil-hasilnya 18,60 21,85 17,66 15,41 11,63
d. Kehutanan -4,72 -1,43 -0,12 3,26 2,23
e. Perikanan 23,36 24,08 2,85 18,75 12,08
2. PERTAMBANGAN & PENGGALIAN 23,52 27,39 55,47 13,88 40,45
a. Pertambangan Migas - - - - -
b. Pertambangan Non Migas 23,58 27,52 55,71 13,90 40,55
c. Penggalian 14,81 8,09 7,88 8,37 13,30
3. INDUSTRI PENGOLAHAN 14,67 9,26 8,37 12,08 7,87
a. Industri Migas : - - - - -
a.1. Pengilangan Minyak Bumi - - - - -
a.2. Gas Alam Cair (LNG) - - - - -
b. Industri Non Migas 14,67 9,26 8,37 12,08 7,87
4. LISTRIK, GAS & AIR BERSIH 28,82 23,07 16,08 12,04 9,57
a. Listrik 22,27 26,03 18,98 12,62 9,69
b. Air Bersih 46,06 16,53 9,16 10,52 9,23
5. BANGUNAN 36,65 16,11 11,19 10,36 12,63
6. PERDAG, HOTEL & RESTORAN 38,64 23,99 19,40 21,40 15,84
a. Perdagangan 38,05 23,35 19,27 22,34 16,05
b. Hotel 18,21 16,77 5,52 8,19 9,14
c. Restoran 44,86 29,44 21,00 14,99 14,49
7. PENGANGKUTAN & KOMUNIKASI 10,26 14,26 12,74 12,94 12,85
a. Pengangkutan : 8,80 12,34 11,23 13,44 12,63
a.1. Angkutan Darat 10,22 10,17 12,73 14,55 12,35
a.2. Angkutan Laut 7,72 16,94 11,30 14,86 14,86
a.3. Angkutan Sungai 4,56 4,93 6,07 5,50 9,79
a.4. Angkutan Udara - - - - -
a.5. Jasa Penunjang Angkutan 6,48 13,06 6,90 8,16 9,90
b. Komunikasi 14,47 19,53 16,62 11,71 13,42
b.1. Telkom dan Pos & Giro 14,54 19,59 16,67 11,75 13,47
b.2. Jasa Penunjang Komunikasi 3,16 9,12 7,10 3,43 3,63
8. KEU, PERSEWAAN & JASA PERUSH 7,18 26,59 15,31 15,31 15,22
a. Bank -11,26 47,95 21,67 14,00 28,27
b. Lembaga Keu. Non Bank 12,77 12,67 10,13 10,26 11,29
c. Jasa Penunjang Keuangan - - - - -
d. Sewa Bangunan 11,98 22,50 13,79 15,81 11,69
e. Jasa Perusahaan 28,12 20,21 19,85 23,68 17,07
9. JASA-JASA 21,95 18,56 51,79 28,03 15,72
a. Pemerintahan Umum 22,45 19,07 54,35 28,77 15,89
b. S w a s t a 14,88 10,85 10,38 11,13 11,14
b.1. Jasa Sosial Kemasyarakatan 22,90 9,83 8,76 9,09 10,25
b.2. Jasa Hiburan & Rekreasi 12,47 8,41 11,37 13,12 10,65
b.3. Jasa Perorangan & RT 7,34 12,27 12,05 13,07 12,10
Produk Domestik Regional Bruto 22,78 25,21 41,38 14,67 32,44
Produk Domestik Regional Bruto @ 21,36 21,02 14,05 16,65 11,83
Keterangan : *) Angka Sementara r) Angka Revisi @ Tanpa Pertambangan Non Migas
Tabel 3. LAJU PERTUMBUHAN PDRB ATAS DASAR HARGA BERLAKU
Lapangan Usaha
MENURUT LAPANGAN USAHA, TAHUN 2000 - 2010 (%)
-
| Data Base Sosial Ekonomi Kabupaten Paser 2011
65
2006 2007 2008 r) 2009*) 2010**)
1 2 3 4 5 6
1. PERTANIAN 7,34 7,04 0,99 7,72 3,84
a. Tanaman Bahan Makanan 4,74 21,28 4,05 0,22 2,76
b. Tanaman Perkebunan 26,05 9,62 2,04 9,40 5,26
c. Peternakan & Hasil-hasilnya 6,96 9,06 9,91 12,94 8,32
d. Kehutanan -14,94 -11,09 -6,73 -2,43