dcd a adc ada
Embed Size (px)
DESCRIPTION
jijdl jndnc kbcTRANSCRIPT
MAKALAH FISIKA
Nama: Haniifa H. HendyKelas: XI-IPA-2
SMAN 81 JAKARTA 2014/2015I. DefinisiA. Pemanasan Global /Global WarmingPemanasan global adalah suatu peningkatan temperatur rata-rata di atas permukaan bumi. Sejak akhir tahun 1800, temperatur rata-rata permukaan bumi telah meningkat sekitar 0,4 sampai 0,8 C. Banyak ahli memperkirakan bahwa temperatur rata-rata akan naik bertambah dari 1,4 s/d 5,8 C sampai tahun 2100. Rata-rata peningkatan suhu akan lebih cepat bila dibandingkan dengan waktu lampau.Para ilmuan mencemaskan bahwa apakah masyarakat dunia dan ekosistem alam dapat beradaptasi dengan cepat terhadap perubahan iklim yang terjadi. Suatu ekosistem terdiri dari organisme yang hidup dan lingkungan fisik dalam area tertentu. Pemanasan global dapat menyebabkan banyak kerugian, sehingga negara di seluruh dunia telah menyusun kesepakatan untuk membatasinya.
B. Perubahan Iklim/ Climate ChangePerubahan signifikan yang terjadi pada saat ini mengenai pola cuaca yang dihitung berdasarkan angka statistik dalam jangka waktu tertentu dalam kurun waktu puluhan hingga jutaan tahun. Perubahan iklim ini terjadi oleh banyak faktor seperti proses biologis, radiasi sinar matahari, tekanan tektonik, erupsi gunung merapi, tingkah laku manusia yang menyebabkan terjadinya pemanasan global.II. PenyebabA. Pemanasan GlobalPemanasan Global terjadi karena beberapa sebab, yaitu:-> Efek Rumah Kaca/ Green House EffectEfek rumah kaca diperkenalkan oleh Joseph Fourier di tahun 1824. Menurut beliau efek rumah kaca adalah permukaan benda langit yang mengalami proses pemanasan (dalam hal ini adalah planet dan juga satelit bukan satelit buatan) yang disebabkan karena komposisi atmosfernya dan keadaan atmosfernya.Planet seperti Venus, Jupiter dan lainnya juga memiliki efek rumah kaca. Begitu juga dengan bumi. Efek rumah kaca dibagi menjadi dua hal yaitu efek rumah kaca secara alami dan efek rumah kaca secara buatan yakni akibat kegiatan manusia yang menyebabkan efek rumah kaca. Untuk aktivitas manusia yang menyebabkan efek rumah kaca disebut pemanasan global.Energi yang diserap bumi dipantulkan kembali. Bentuk dari pantulan itu adalah radiasi infra red atau infra merah oleh permukaan bumi dan awan. Sebagaian dari inframerah yang dipancarkan bumi kembali di tahan oleh gas CO2 dan awan serta gas lainnya dan akan di pantulkan lagi ke bumi.-> Efek Umpan BalikPemanasan global juga dipengaruhi oleh berbagai proses umpan balik yang dihasilkannya. Sebagai contoh adalah pada penguapan air. Pada kasus pemanasan akibat bertambahnya gas-gas rumah kaca seperti CO2, pemanasan pada awalnya akan menyebabkan lebih banyaknya air yang menguap ke atmosfer. Karena uap air sendiri merupakan gas rumah kaca, pemanasan akan terus berlanjut dan menambah jumlah uap air di udara sampai tercapainya suatu kesetimbangan konsentrasi uap air. Efek rumah kaca yang dihasilkannya lebih besar bila dibandingkan oleh akibat gas CO2 sendiri. (Walaupun umpan balik ini meningkatkan kandungan air absolut di udara, kelembapan relatif udara hampir konstan atau bahkan agak menurun karena udara menjadi menghangat). Umpan balik ini hanya berdampak secara perlahan-lahan karena CO2 memiliki usia yang panjang di atmosfer.-> Variasi MatahariTerdapat hipotesa yang menyatakan bahwa variasi dari matahari, dengan kemungkinan diperkuat oleh umpan balik dari awan, dapat memberi kontribusi dalam pemanasan saat ini. Perbedaan antara mekanisme ini dengan pemanasan akibat efek rumah kaca adalah meningkatnya aktivitas matahari akan memanaskan stratosfer sebaliknya efek rumah kaca akan mendinginkan stratosfer. Pendinginan stratosfer bagian bawah paling tidak telah diamati sejak tahun 1960, yang tidak akan terjadi bila aktivitas matahari menjadi kontributor utama pemanasan saat ini. Penipisan lapisan ozon juga dapat memberikan efek pendinginan tersebut tetapi penipisan tersebut terjadi mulai akhir tahun 1970-an. Fenomena variasi Matahari dikombinasikan dengan aktivitas gunung berapi mungkin telah memberikan efek pemanasan dari masa pra-industri hingga tahun 1950, serta efek pendinginan sejak tahun 1950.
B. Efek Rumah KacaEfek rumah kaca disebabkan karena naiknya konsentrasi gas karbon dioksida (CO2) dan gas-gas lainnya di atmosfer. Kenaikan konsentrasi gas CO2 ini disebabkan oleh kenaikan pembakaran bahan bakar minyak, batu bara dan bahan bakar organik lainnya yang melampaui kemampuan tumbuhan-tumbuhan dan laut untuk menyerapnya.Energi yang masuk ke Bumi: 25% dipantulkan oleh awan atau partikel lain di atmosfer 25% diserap awan 45% diserap permukaan bumi 5% dipantulkan kembali oleh permukaan bumiEnergi yang diserap dipantulkan kembali dalam bentuk radiasi inframerah oleh awan dan permukaan bumi. Namun sebagian besar inframerah yang dipancarkan bumi tertahan oleh awan dan gas CO2 dan gas lainnya, untuk dikembalikan ke permukaan bumi. Dalam keadaan normal, efek rumah kaca diperlukan, dengan adanya efek rumah kaca perbedaan suhu antara siang dan malam di bumi tidak terlalu jauh berbeda.Selain gas CO2, yang dapat menimbulkan efek rumah kaca adalah belerang dioksida, nitrogen monoksida (NO) dan nitrogen dioksida (NO2) serta beberapa senyawa organik seperti gas metana dan klorofluorokarbon (CFC). Gas-gas tersebut memegang peranan penting dalam meningkatkan efek rumah kaca.
C. Perubahan Iklim1. Aktivitas ManusiaKegiatan manusia dibumi ini merupakan penyebab utama terjadinya perubahan iklim, terlebih aktivitas manusia yang mengarah kepada pengrusakan lingkungan seperti penebangan hutan, pembangun pemukiman didaerah resapan air, membuang limbah pabrik sembarangan, dan lain sebagainya. Aktivitas-aktivitas manusia yang tidak memperdulikan lingkungan membuat bumi semakin tidak ramah kepada manusia dan menjadikan bumi semakin tidak nyaman ditempati lagi.
2. Pemanasan GlobalSalah satu penyebab perubahan iklim yang terjadi dibumi ini adalah pemanasan global. Pemanasan global merupakan meningkatnya suhu rata-rata dipermukaan bumi baik itu darat maupun laut. Pengaruh pemanasan global terhadap terjadinya perubahan iklim sangat signifikan, contohnya adalah dari sebuah penelitian mengungkapkan bahwa pemanasan global dapat meningkatkan intensitas terjadinya badai. Hal ini membuktikan bahwa anomali iklim dialam ini seringkali terjadi.
3. Efek Rumah KacaEfek rumah kaca merupakan penyebab utama terjadinya pemanasan global yang menjadikan bumi ini mengalami perubahan iklim. Peristiwa efek rumah kaca utamanya disebabkan oleh aktivitas manusia seperti polusi dari pabrik-pabrik, polusi dari kendaraan bermotor dan juga dari sektor pertanian. Peristiwa ini bisa berdampak kepada mencairnya es-es atau salju-salju abadi didaerah kutub yang bisa menyebabkan meningkatkan permukaan air laut disekitar daerah tropis.
4. El Nino dan La NinaEl Nino adalah proses terjadinya peningkatan temperatur atau suhu air laut didaerah Peru dan Ekuador yang dapat berdampak mengganggu iklim secara global. Peristiwa ini umumnya terjadi dalam waktu dua sampai tujuh tahun sekali. Sedangkan La Nina adalah kebalikan dari El Nino, yaitu ketika suhu atau temperatur air laut didaerah Peru dan Ekuador menjadi dingin. Peristiwa La Nina bisa menyebabkan angin kencang, hujan lebat dan juga banjir didaerah-daerah sekitar Indonesia.
5. Menipisnya Lapisan OzonPerlu diketahui bersama bahwa saat ini lapisan ozon di atmosfer bumi semakin menipis, dan ini merupakan salah satu penyebab terjadinya perubahan iklim secara global. Sinar matahari yang menyinari bumi langsung terpancar ke bumi tanpa terfilter terlebih dahulu dilapisan ozon (karena semakin menipis), ini yang membuat sinar matahari terasa sangat terik. Nah inilah salah satu penyebab kenapa bumi semakin hari semakin panas dan kita merasa tidak nyaman lagi di bumi ini.III. Dampak-Dampak pada Hewan:Sejumlah besar spesies hewan akan hilang dari planet ini, karena hilangnya habitat dipicu oleh pemanasan global. Tidak ada keraguan bahwa banyak hewan akan menanggung beban perubahan iklim dikaitkan dengan itu. Bahkan, itu dikhawatirkan bahwa cepat atau lambat akan memicu kepunahan massal, dan sepertiga dari spesies hewan akan punah pada tahun 2050.1. Beruang Kutub: Beruang kutub tergantung pada es terbentuk di laut ketika berburu. Jika es mencair, kisaran beruang kutub akan berkurang untuk sebagian besar, dan ini kehilangan habitat pada gilirannya akan menyebabkan penurunan populasi beruang kutub.2. Penguin: es laut lebur juga akan mengakibatkan penurunan pertumbuhan alga, yang pada gilirannya akan mengakibatkan penurunan organisme kecil, seperti udang krill, yang merupakan bagian yang sangat penting dari makanan penguin. Dan dengan demikian, kelangkaan pangan dan hilangnya habitat akhirnya akan mendorong penguin menuju kepunahan.3. Serigala Arktik: suhu hangat telah mendorong rubah Arktik lebih jauh ke utara untuk mencari habitat dingin, tapi tingkat di mana kita kehilangan daerah dingin, rubah Arktik terikat untuk kehilangan pertempuran untuk bertahan hidup dalam waktu dekat.-Dampak pada Tanaman:Karena perubahan drastis dalam tingkat suhu, berbagai jenis tanaman telah mengalami kesulitan dalam beradaptasi dengan daerah dimana ketika mereka berkembang. Musim pertumbuhan beberapa spesies tanaman juga telah diubah, yang pada gilirannya telah mengganggu siklus reproduksi spesies, sehingga memberikan pukulan drastis pada populasi tanaman. Bahkan perubahan pola curah hujan dapat menyebabkan dampak berbahaya pada berbagai jenis tanaman. Dampak pemanasan global pada pertanian adalah contoh terbaik dari ini. Sering hujan akan menyebabkan banjir, sedangkan kurang hujan akan mengakibatkan kekeringan, keduanya hanya akan menyebabkan kerusakan lahan pertanian.Bencana alam lainnya, seperti badai, yang juga disebabkan karena pemanasan global, dapat memiliki dampak buruk pada kehidupan tanaman. Selanjutnya kepunahan hewan juga akan menyebabkan dampak negatif terhadap kehidupan tanaman, baik secara langsung maupun tidak langsung. Misalnya, kepunahan harimau akan mengakibatkan peningkatan jumlah herbivora dan makan berlebihan oleh herbivora akan mengakibatkan menipisnya cakupan hutan. Kepunahan burung akan mempengaruhi proses penyerbukan dan menghambat reproduksi pada tumbuhan. Karena semua faktor ini, berbagai spesies tanaman juga diharapkan menjadi punah pada akhir abad ini.-Dampak pada Cuaca:Peningkatan suhu akan menyebabkan dampak yang merugikan pada cuaca juga. Bahkan perubahan kecil dalam suhu global akan memicu serangkaian ekstremitas cuaca, dan mengubah pola iklim di planet ini. Jumlah bencana alam telah meningkat selama jangka waktu tertentu. Tiga dekade terakhir telah menyaksikan peningkatan jumlah kategori badai 4 dan kategori 5. Panel Antarpemerintah tentang Perubahan Iklim (IPCC) mengakui fakta bahwa frekuensi hujan lebat telah meningkat selama 50 tahun terakhir. Di satu sisi, pemanasan laut akibat pemanasan global menimbulkan badai ganas, sementara lebih dari suhu normal di darat menimbulkan gelombang panas yang hebat. Suhu yang lebih tinggi menyebabkan penguapan lebih cepat dari air dan menyebabkan kekeringan di satu bagian, dan membawa hujan deras dan menyebabkan banjir di bagian lain dunia. Meskipun kita tidak dapat menyimpulkan dampak serius dari pemanasan global terhadap cuaca dengan mempertimbangkan satu tahun kekeringan tunggal atau badai menghancurkan tunggal, tren ini kejadian alam berbicara dalam volume untuk diri mereka sendiri.-Dampak pada GletserSalah satu dampak yang lebih parah dari pemanasan global di Bumi adalah mencairnya es abadi dan permanen menutupi di muka bumi. Ada beberapa ribu gletser tersebar di seluruh dunia yang merupakan sumber penting air tawar. Pemantauan dari gletser ini, oleh proyek-proyek seperti Global Ice Pengukuran Tanah dari angkasa (GLIMS), telah mengungkapkan bahwa gletser ini menghilang pada tingkat yang mengkhawatirkan. Hal ini dipandang sebagai salah satu faktor yang paling menonjol untuk naiknya permukaan air laut. Gletser di bidang es Patagonia Argentina telah surut 1,5 kilometer lebih dua dekade terakhir. Jumlah gletser di Taman Nasional Gletser di Montana telah turun dari angka perkiraan dari 150-50 dalam kurun waktu 150 tahun, dan diperkirakan akan turun lebih jauh, akhirnya mengarah pada hilangnya semua gletser pada 2030. Mencairnya gletser dapat memicu bencana alam yang parah, seperti banjir bandang, di daerah sekitarnya. Lebih penting lagi, air meleleh mengalir ke lautan sehingga menyebabkan permukaan laut naik, yang akhirnya mengarah pada merendam daerah dataran rendah seperti Bangladesh dan Maladewa.-Dampak pada Tingkat LautSalah satu yang paling menyedihkan di antara berbagai dampak pemanasan global di bumi adalah naiknya permukaan air laut, yang mengancam untuk mengganggu sampai di darat. Jika permukaan air laut naik maka akan menghasilkan kuburan air ke beberapa daerah dataran rendah, pulau-pulau kecil dan bagian reklamasi lahan. Jadi bagaimana sebenarnya hal itu mempengaruhi permukaan air laut? Dasar-dasar studi geografis menunjukkan bahwa air mengembang ketika dipanaskan. Dalam kasus ini, suhu global meningkat yang menyebabkan badan air panas, memperluas dan dengan demikian melanggar batas di darat. Alasan lain yang menonjol untuk kenaikan permukaan laut yang mencair es dari gletser dan lapisan es kutub yang sekali lagi dipercepat oleh pemanasan global. Toko-toko es jauh besar daripada yang kita bayangkan. Bahkan, mencairnya Barat Ice Sheet Antartika saja mungkin dapat menyebabkan laut naik kekalahan 10 meter.Menurut Panel Antarpemerintah tentang Perubahan Iklim (IPCC) permukaan air laut telah melihat peningkatan dari 6,7 inci pada abad lalu, dan jika tingkat mengkhawatirkan pemanasan global terus berlanjut, tingkat air laut akan naik hingga 22 inci pada tahun 2100. Ini akan berarti bahwa pulau seperti Maladewa dan Tuvalu dan daerah dataran rendah seperti Bangladesh akan pergi di bawah air, dan kota-kota penting seperti Mumbai, Shanghai dan Florida akan menjadi rentan terhadap kuburan air seperti kota legendaris Atlantis. Bahkan, Maladewa pulau tenggelam adalah contoh terbaik dari kehancuran karena kenaikan permukaan air laut.-Dampak pada Terumbu Karang:Dampak dari pemanasan global terhadap terumbu karang yang menghancurkan ke mana-mana, bahwa ekosistem besar terumbu ini akan pertama yang dihapus dari planet dalam waktu dekat. Ketika air laut menjadi hangat, ganggang di lautan cenderung menghasilkan senyawa oksigen beracun yang disebut superoksida yang merusak bagi karang. Sebagai mekanisme pertahanan, karang mengeluarkan tumpangan alga mereka, yang meninggalkan terumbu kelaparan untuk nutrisi dan warna berubah menjadi putih. Proses ini disebut sebagai pemutihan. Pemanasan global mengancam terumbu karang untuk sebagian besar, dan faktanya adalah bahwa jika terumbu karang yang dihapus dari planet ini, itu akan mempengaruhi planet sepertiga dari keanekaragaman hayati laut, serta ekosistem lainnya yang terkait dengan terumbu karang secara langsung maupun tidak langsung.-Dampak pada ManusiaKetika seluruh lingkungan akan mengalami dampak pemanasan global, secara alami manusia tidak akan menjadi pengecualian. Bahkan, kita akan menjadi makhluk yang terkena dampak terburuk di planet karena langsung atau tidak langsung kita tergantung pada semua komponen lingkungan yang dibahas di atas. Hewan dan tanaman terkait satu sama lain, kepunahan baik akan memberikan tekanan besar pada lainnya, akhirnya menyebabkan kepunahan. Manusia, pada gilirannya, tergantung dari keduanya untuk berbagai tujuan, sehingga punahnya hewan atau tanaman juga akan mempengaruhi manusia untuk sebagian besar. Cuaca yang tidak teratur akan memiliki dampak yang parah pada beberapa aktivitas manusia. Musim panas yang hangat akan berarti lebih banyak alergi dan bahkan lebih penyebaran penyakit serangga. Curah hujan tidak alami akan menyebabkan kehancuran tanaman dan menghambat pertanian. Meningkatnya suhu akan menyebabkan pemanasan tubuh laut, yang pada gilirannya akan meningkatkan frekuensi badai.
IV. Solusi dan UsahaSolusi dan usaha untuk mengurangi pemanasan global, antara lain:1. Kurangi menggunakan kendaraan bermotor dengan memakai sepeda atau jalan kaki juga baik untuk kesehatan2. Jangan menggunakan ac karena ac yang menggunakan daya 1000wat 650gr co2 per jamnya yang merusak atmosfer bumi dan kesehatan lebih maik menggunakan kipas angina3. Jangan menggunakan pengering mesin cuci lebih baik baju dijemur langsung di bawah sinar matahari4. Gantilah lampu dengan lampu hemat energi karena jika kita mengganti satu lampu hemat energi berarti kita sudah menghemat 400kg CO25. Daur sampah organic karena sampah menyumbang 3% emisi gas rumah kaca melalu metana6. Pisahkan sampah kertas, plastic dan kaleng agar dapat di adaur ulang karena mendaur ulang alumunium berarti menghemat90% energi yang dibutuhkan untuk memproduksi alumunium yang berate menhemat 9kg CO2 per kikogram alumunium7. Tanamlah satu orang satu pohon yang utama dipedesaan yang masih banyak lahan kosong8. Jangan menebang hutan
V. Hasil Kesepakatan Dunia Internasional-Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC)Suatu panel ilmiah yang terdiri dari para ilmuwan dari seluruh dunia. IPCC didirikan pada tahun 1988 oleh dua organisasi PBB, World Meteorological Organization (WMO) dan United Nations Environment Programme (UNEP) untuk mengevaluasi risiko perubahan iklim akibat aktivitas manusia, dengan meneliti semua aspek berdasarkan pada literatur teknis/ilmiah yang telah dikaji dan dipublikasikan. Panel ini terbuka untuk semua anggota WMO dan UNEP. Terdapat 6 skenario yang dibuat IPCC untuk melakukan penanggulangan perubahan iklim yang tiap skenario berisikan tentang skenario untuk populasi, pertumbuhan ekonomi, dan persediaan energi.Laporan-laporan dari IPCC sering dikutip dalam setiap perdebatan yang berhubungan dengan perubahan iklim. Badan-badan nasional dan internasional yang terkait dengan perubahan iklim menganggap panel iklim PBB ini sebagai layak dipercaya.Pada 12 Oktober 2007, IPCC diumumkan sebagai pemenang anugerah Penghargaan Perdamaian Nobel bersama dengan Al Gore "untuk usaha mereka dalam membangun dan menyebar luaskan pengetahuan mengenai perubahan iklim yang disebabkan manusia serta dalam merintis langkah-langkah yang diperlukan untuk melawan perubahan tersebut."
-Protokol Kyotosebuah amandemen terhadap Konvensi Rangka Kerja PBB tentang Perubahan Iklim (UNFCCC), sebuah persetujuan internasional mengenai pemanasan global. Negara-negara yang meratifikasi protokol ini berkomitmen untuk mengurangi emisi/pengeluaran karbon dioksida dan lima gas rumah kaca lainnya, atau bekerja sama dalam perdagangan emisi jika mereka menjaga jumlah atau menambah emisi gas-gas tersebut, yang telah dikaitkan dengan pemanasan global.Jika sukses diberlakukan, Protokol Kyoto diprediksi akan mengurangi rata-rata cuaca global antara 0,02C dan 0,28C pada tahun 2050. (sumber: Nature, Oktober 2003)Nama resmi persetujuan ini adalah Kyoto Protocol to the United Nations Framework Convention on Climate Change (Protokol Kyoto mengenai Konvensi Rangka Kerja PBB tentang Perubahan Iklim). [1] Ia dinegosiasikan di Kyoto pada Desember 1997, dibuka untuk penanda tanganan pada 16 Maret 1998 dan ditutup pada 15 Maret 1999. Persetujuan ini mulai berlaku pada 16 Februari 2005 setelah ratifikasi resmi yang dilakukan Rusia pada 18 November 2004.
-Asia-Pacific Partnership on Clean Development and Climate (APPCDC)Adalah kerjasama antara Australia, Kanada, India, Jepang, Republik Rakyat Cina, Korea Selatan, dan Amerika Serikat. Dibentuk di pertemuan Forum Regional ASEAN pada 28 Juli 2005, dan disahkan pada 12 Januari 2006. Menteri Luar Negeri, Menteri Lingkungan dan Menteri Energi dari negara-negara sepakat untuk bekerja sama pada pengembangan dan transfer teknologi yang memungkinkan pengurangan emisi gas rumah kaca yang konsisten dengan dan melengkapi Konvensi Kerangka Kerja PBB tentang Perubahan Iklim dan instrumen internasional lain yang relevan, dan dimaksudkan untuk melengkapi tetapi tidak menggantikan Protokol Kyoto.Negara-negara anggota menyumbang lebih dari 50% dari emisi gas rumah kaca dunia, konsumsi energi, GDP dan populasi. Berbeda dengan Protokol Kyoto (saat ini belum diratifikasi oleh Amerika Serikat), yang memberikan batasan wajib pada emisi gas rumah kaca, melibatkan negara-negara anggota untuk mempercepat pengembangan dan penyebaran teknologi energi bersih, tanpa mekanisme penegakan wajib. Hal ini telah menimbulkan kritik bahwa kerjasama tidak berharga, oleh pemerintah lainnya, para ilmuwan iklim dan kelompok-kelompok lingkungan. Para pendukung, di sisi lain, berpendapat bahwa pengurangan pertumbuhan ekonomi dan emisi terbatas hanya dapat dibawa melalui keterlibatan aktif oleh semua pencemar utama, termasuk India dan China, dalam kerangka Protokol Kyoto tidak India atau China belum diperlukan untuk mengurangi emisi.
VI. Cara Mengurangi Dampak Emisi Karbon Mengurangi penggunaan kendaraan pribadi. Mengurangi penggunaan kendaraan pribadi sangatlah sulit, apalagi di kota-kota besar. Hal ini dikarenakan banyak faktor yang mempengaruhi gaya hidup masyarakat. Perasaan gengsi, ingin lebih nyaman, tidak adanya kendaraan umum yang memadai dll, merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi penggunaan kendaraan pribadi. Namun jika harus mengendarai kendaraan pribadi pastikan bahwa kendaraan tersebut harus hemat BBM dan BBM tersebut hendaknya yang ramah lingkungan. Selain itu kurangi penggunaan kendaraan pribadi untuk jarak dekat. Alternatif kendaraan untuk jarak dekat diantaranya adalah jalan kaki atau bersepeda. Gunakan transportasi umum. Tidak mudah untuk menggunakan transportasi umum kecuali bagi yang terbiasa. Penggunaan transportasi umum sangat membantu untuk mengurangi gas emisi rumah kaca. Namun demikian perawatan kendaraan umum juga sangat besar pengaruhnya. Karena itu perlu diusulkan kepada pemerintah untuk memperbaiki sistem transportasi umum sehingga menjadi lebih baik. Menghentikan penebangan hutan. Penebangan hutan hingga saat ini masih menjadi isu yang menarik perhatian. Rata-rata setiap hari lebih negara dirugikan lebih dari 1 milyar rupiah setiap harinya akibat penebangan hutan yang liar (illegal loging). Padahal hutan sangat bermanfaat untuk menyerap CO2. Karena itu perlu didukung penanaman jenis-jenis tanaman yang mampu menyerap karbon. Mencegah kebakaran hutan. Kebakaran hutan yang disebabkan oleh kegiatan manusia sangat besar dampaknya. Hal ini dikarenakan kebutuhan untuk mendapatkan lahan yang lebih luas. Akibat dari kebakaran hutan maka luasan daerah yang mampu menyerap karbon akan berkurang. Dampak yang lebih parah adalah semakin meluasnya wilayah-wilayah yang potensial menjadi daerah gurun. Mengurangi sampah rumah tangga dan industri. Tindakan ini memang tidak mudah dilakukan. Sosialisasi mengenai program ini sudah berlangsung puluhan tahun namun nampaknya masih jauh dari harapan. Sampah yang semakin banyak dan tidak didaur ulang akan dikirim ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) dimana TPA memiliki banyak kandungan methan yang tinggi. Lakukan hemat energi. Melakukan hemat energi misalnya dengan mengurangi penggunaan lampu yang tidak diperlukan, pemakaian televisi yang terus menerus agak dikurangi dll. Hemat energi akan juga menghemat penggunaan batubara di PLTU. Kurangi penggunaan bahan-bahan kimia yang meningkatkan efek rumah kaca. Mengurangi penggunaan bahan-bahan kimia seperti CFC untuk AC dan penggunaan bahan kimia lainnya juga diharapkan akan mengurangi efek rumah kaca. Kembangkan energi alternative. Mengembangkan energi alternatif sangat penting. Energi yang berasal dari angin, sinar matahari, air dll sebenarnya sangat potensial digunakan di Indonesia. Karena itu hendaknya dari aspek kebijakan nasional energi perlu didorong pengembangan energi alternatif ini. Masih banyak cara-cara lain yang ditempuh untuk mengurangi efek rumah kaca seperti, kebijakan penggunaan bensin, pengurangan daerah-daerah tandus dll. Cara-cara yang sederhana hingga yang rumit harus dilakukan namun dengan cara simultan dari mulai perencanaan hingga evaluasi terhadap seluruh kebijakan lingkungan hidup di Indonesia. Tindakan ini dapat dilakukan misalnya penyadaran terhadap kalangan siswa didik melalui pendidikan lingkungan hingga implementasi pada kebijakan nasional mengenai pendidikan lingkungan.