deskripsi kemampuan siswa smp dalam memecahkan …
TRANSCRIPT
1
DESKRIPSI KEMAMPUAN SISWA SMP DALAM MEMECAHKAN MASALAH
SOAL CERITA ARITMATIKA SOSIAL DITINJAU DARI
TAHAPAN ANALISIS NEWMAN
JURNAL
Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
pada Universitas Kristen Satya Wacana
Oleh :
Dwi Ayu Restuning Ratri
202013091
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
SALATIGA
2017
2
3
4
5
6
DESKRIPSI KEMAMPUAN SISWA SMP DALAM MEMECAHKAN MASALAH
SOAL CERITA ARITMATIKA SOSIAL DITINJAU DARI
TAHAPAN ANALISIS NEWMAN
Dwi Ayu Restuning Ratri, Helti Lygia Mampouw
Program Studi S1 Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga Jl. Diponegoro 52-60 Salatiga 50711 Indonesia
Email: [email protected]
Abstrak
Kemampuan pemecahan masalah adalah suatu serangkaian proses tertentu yang dilakukan siswa
dalam menghadapi situasi yang direpresentasikan ke dalam pernyataan yang disadari. Oleh Newman,
kemampuan pemecahan masalah dikelompokkan menjadi tahap-tahap membaca masalah, memahami
masalah, transformasi masalah, keterampilan proses dan penulisan jawaban. Temuan penelitian
sebelumnya belum ada siswa yang berhasil sekaligus memenuhi seluruh tahapan Newman. Tulisan ini
bertujuan mendeskripsikan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah berupa soal cerita
aritmarika sosial menggunakan tahapan analisis Newman. Jenis penelitian ini merupakan penelitian
deskriptif kualitatif dengan subjek terdiri dari 3 siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Salatiga yang masing-
masing dikategorikan atas kemampuan matematika tinggi, sedang dan rendah. Hasil dalam penelitian
ini menunjukkan bahwa kemampuan pemecahan masalah siswa berkemampuan matematika tinggi,
sedang dan rendah pada soal aritmatika sosial yang berkaitan dengan harga beli mampu mencapai
tahap penulisan jawaban. Kemampuan pemecahan masalah siswa berkemampuan matematika sedang
dan rendah pada soal aritmatika sosial yang berkaitan dengan harga jual mampu mencapai tahap
penulisan jawaban, sedangkan siswa berkemampuan matematika tinggi hanya mencapai tahap
transformasi malasah. Kemampuan pemecahan masalah siswa berkemampuan matematika tinggi dan
sedang pada soal aritmatika yang berkaitan dengan potongan harga atau diskon mampu mencapai
tahap penulisan jawaban, sedangkan siswa berkemampuan matematika rendah hanya mencapai tahap
transformasi masalah. Tulisan ini diharapkan dapat memberikan kontribusi wawasan pengetahuan
sehingga guru dapat merencakanan pembelajaran yang lebih baik. Kata kunci : kemampuan memecahkan masalah, aritmatika sosial, analisis Newman
PENDAHULUAN
Menurut Hudojo (2005), matematika merupakan gagasan berstruktur yang
hubungannya diatur secara logis, bersifat abstrak, penalarannya deduktif dan dapat memasuki
wilayah cabang ilmu lainnya, sehingga penguasaan terhadap matematika mutlak diperlukan
dan konsep-konsep matematika harus dipahami dengan betul dan benar sejak dini.
Matematika memiliki peranan penting dalam kehidupan manusia yang tidak terlepas dari
penggunannya di berbagai aspek dalam kehidupan sehari-hari. Abdurrahman (1999: 252)
menjelaskan bahwa dari berbagai bidang studi yang diajarkan di sekolah, matematika
merupakan bidang studi yang dianggap paling sulit oleh para siswa, baik yang tidak
berkesulitan belajar dan lebih lagi bagi siswa yang berkesulitan belajar. Kesulitan dalam
belajar matematika disebabkan karena kebanyakan dari mereka hanya sekedar menghafal
konsepnya bukan memahami konsepnya, sehingga guru sering mengeluh karena kemampuan
siswa dalam pemecahan masalah masih kurang optimal, sehingga kesulitan yang dihadapi
7
siswa menyebabkan siswa akan bersikap pesimis dalam menyelesaikan masalah matematika.
Salah satu tujuan utama pembelajaran matematika adalah memberikan pemahaman kepada
siswa agar dapat memecahkan masalah (Abdullah 2000: 37).
Pemecahan masalah merupakan suatu serangkain proses tertentu yang dilakukan siswa
dalam mengadapi situasi yang direpresentasikan ke dalam pernyataan yang disadari oleh
siswa, serta menantang untuk diselesaikan meskipun tidak dapat segera ditentukan strategi
untuk menjawab pertanyaan yang dihadapi. Menurut Goos et.al (Dindin, 2008) seseorang
dianggap sebagai pemecah masalah yang baik jika ia mampu memperlihatkan kemampuan
memecahkan masalah yang dihadapi dengan memilih dan menggunakan berbagai alternatif
strategi sehingga mampu mengatasi masalah tersebut. Dengan demikian, pemecahan masalah
memiliki peran penting dan merupakan inti dalam pembelajaran matematika.
Polya (dalam Fatmawati, 2014) menyatakan “problem solving is a skill that can be
taught and learned”. Pemecahan masalah merupakan keterampilan yang bisa diajarkan dan
dipelajari. Selain pendapat tersebut, beberapa pendapat para ahli yang mendukung pentingnya
pemecahan masalah bagi siswa antara lain menyatakan bahwa kemampuan pemecahan
masalah sebagai salah satu hasil dari pembelajaran matematika yang harus dimiliki oleh
siswa, sehingga diharapkan siswa menjadi individu yang mampu menyelesaikan masalah
yang dihadapinya sendiri (Depdiknas, 2006), kemampuan pemecahan masalah sebagai salah
satu komponen proses yang melibatkan siswa dalam memahamkan matematika (NCTM,
2000), keterampilan dan pengetahuan pemecahan masalah nantinya akan digunakan dan
diaplikasikan di dalam kehidupan nyata dalam menghadapi masalah apapun (Shadiq, 2004).
Kemampuan siswa dalam memecahkan masalah matematika dapat dilakukan dengan
melatih siswa untuk mengerjakan soal yang berbentuk soal cerita. Pembelajaran soal cerita
merupakan salah satu pembelajaran yang memuat masalah kehidupan sehari-hari, sehingga
dapat disimpulkan bahwa melalui pembelajaran soal cerita diharapkan siswa
dapat memiliki sikap yang sesuai dengan tujuan pembelajaran matematika, meliputi
kemampuan pemecahan masalah dan memahami kegunaan matematika dalam kehidupan
sehari-hari. Salah satu materi yang dirasa penting dalam membantu mengembangkan
pemecahan masalah adalah aritmatika sosial karena materi tersebut sangat memiliki
hubungan dengan kehidupan sehari-hari siswa.
Fenomena kemampuan siswa Indonesia dalam memecahkan masalah yang terbilang
lemah tersebut mendukung peneliti dalam penelitian ini. Untuk membantu mendeskripsikan
kemampuan pemecahan masalah berbentuk soal cerita aritmatika sosial maka digunakan
tahapan analisis Newman yang dikembangkan oleh Anne Newman pada tahun 1977. Tahapan
8
Analisis Newman merupakan tahapan untuk memahami dan menganalisis bagaimana siswa
memecahkan masalah berbentuk soal cerita. Indikator pemecahan masalah berbentuk soal cerita digunakan untuk menentukan
kemampuan pemecahan masalah siswa berdasarkan tahapan analisis Newman.
Tabel 1. Indikator Pemecahan Masalah berdasarkan Tahapan Newman
Tahapan Analisis
Newman White (2010) Peneliti
Membaca Masalah
(Reading)
- Siswa mampu mengartikan kata-kata
penting yang diberikan pada soal yang
kemudian hasil analisis diidentifikasi
ke dalam tiga kemampuan mental
dalam membaca masalah yaitu surface
component, textbase, dan situation
model.
- Siswa mampu membaca masalah
yang berkaitan dengan aritmatika
sosial dengan mengerti istilah,
kata-kata, kalimat dan simbol sulit
yang dicetak tebal dalam masalah
melalui ketepatan mengartikan ke
bahasa.
Memahami Masalah
(Comprehension)
- Siswa mengerti dari maksud semua
kata yang digunakan dalam soal.
- Siswa mampu menyatakan soal dengan
kalimat sendiri.
- Siswa dapat menentukan apa yang
diketahui dalam soal aritmatika
social.
- Siswa dapat menyebutkan apa yang
diminta dengan tepat.
- Siswa dapat menuliskannya
menggunakan bahasanya sendiri.
Transformasi
Masalah
(Transformasion)
- Siswa mampu mencari hubungan
antara fakta (yang diketahui) dan yang
ditanyakan.
- Siswa dapat menentukan metode,
prosedur atau strategi apa yang akan
digunakan dalam menyelesaikan soal.
- Siswa memiliki rencana
pemecahan masalah yang relevan
dari soal aritmatika sosial untuk
memecahkan masalah secara tepat.
Keterampilan
Proses/Prosedur
(Process Skill)
- Siswa mampu menyelesaikan soal
cerita dengan aturan-aturan
matematika yang telah direncanakan
pada tahap mentransformasikan
masalah.
- Siswa dapat memecahkan masalah
aritmatika sosial sesuai dengan
langkah-langkah pemecahan
masalah yang telah direncanakan
pada tahapan transformasi secara
tepat.
Penulisan Jawaban
(Encoding)
- Siswa dapat menuliskan jawaban yang
ditanyakan secara tepat.
- Siswa melakukan pengecekkan
kembali terhadap jawaban.
- Siswa menginterpretasikan jawaban
akhir.
- Siswa dapat melakukan
pengecekan dan memberikan
kesimpulan terhadap hasil
pemecahan masalah dari soal
aritmatika sosial yang diberikan.
Berdasarkan uraian yang telah disebutkan, maka tujuan dari penulisan makalah ini
adalah untuk mendeskripsikan kemampuan siswa kelas VIII dalam memecahkan masalah
berbentuk soal cerita aritmatika sosial menggunakan tahapan analisis Newman. Materi
aritmatika sosial pada penelitian ini terdiri dari harga beli, harga jual, dan diskon.
9
METODE
Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Subjek dalam penelitian
ini terdiri dari 3 siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Salatiga yang masing-masing merupakan
siswa dengan kemampuan matematika tinggi, sedang, dan rendah.
Kriteria pemilihan subjek didasarkan pada nilai UTS semester Ganjil tahun ajaran
2016/2017, rekomendasi guru mata pelajaran dan wawasan yang sudah dimiliki subjek
seputar materi aritmatika sosial. Oleh sebab itu penelitian ini dilakukan di kelas VIII-H yang
terdiri dari 27 siswa dan dikelompokkan pada 5 kategori seperti tabel berikut.
Tabel 2. Interval Nilai untuk Penentuan Subjek
Kategori Interval Banyaknya Siswa Nilai Subjek Inisial
Tinggi 93,00 – 99,00 5 98 MM
Agak Tinggi 89,00 – 92,00 5
Sedang 84,00 – 88,00 6 88 SP
Agak Rendah 70,00 – 79,00 5
Rendah 46,00 – 68,00 6 67 FM
Siswa yang menjadi subjek hanya siswa berkemampuan matematika tinggi, sedang
dan rendah karena menurut guru mata pelajaran, siswa berkemampuan matematika agak
tinggi dan agak rendah masih bisa masuk dalam kategori sebelum atau sesudahnya.
Instrumen utama pada penelitian ini adalah peneliti itu sendiri dan instrumen bantu
yang digunakan adalah tes dan wawancara. Tes yang digunakan adalah tes kemampuan
pemecahan masalah berbentuk soal cerita aritmatika sosial terdiri dari dua tipe soal yang
masing-masing berisi 3 butir soal aritmatika sosial yang disesuaikan dengan kurikulum kelas
VII SMP. Instrumen selanjutnya adalah pedoman wawancara. Pedoman wawancara disusun
oleh peneliti untuk memperoleh informasi dalam penyusunan deskripsi kemampuan siswa
dalam pemecahan masalah menggunakan tahapan analisis Newman.
Tabel 3. Instrumen Soal Tes
Indikator Soal A Soal B
Siswa dapat
menentukan harga
beli suatu barang
setelah diberikan
diskon.
Sebuah toko elektronik memberikan
diskon sebesar 10% untuk semua jenis
barang jika dibayar secara tunai. Anita
melihat harga sebuah handphone
sebelum mendapat diskon di etalase
seharga Rp1.050.000,00. Anita ingin
membeli handphone tersebut tapi dia
hanya mempunyai uang sebesar
Rp980.000,00. Cukupkah uang Anita
Sebuah toko perhiasan memberikan diskon
sebesar 5% untuk semua jenis barang jika
dibayar secara tunai. Melisa ingin
membelikan sebuah kalung emas untuk
ibunya, ia melihat harga sebuah kalung emas
sebelum mendapat diskon di etalase seharga
Rp845.000,00. Melisa ingin membeli kalung
emas tersebut tapi dia hanya mempunyai
uang sebesar Rp780.000,00. Cukupkah uang
10
untuk membeli handphone yang dia
inginkan jika dibayar secara tunai?
Melisa untuk membeli kalung emas yang dia
inginkan jika dibayar secara tunai?
Siswa dapat
menentukan harga
jual suatu barang
setelah diberikan
untung.
Koperasi sekolah membeli 15 lusin buku
tulis dengan harga Rp. 54.000,00 per
lusin. Apabila koperasi ingin
memperoleh laba Rp. 180.000,00.
Berapakah harga jual tiap buku tulisnya?
Toko buku “Andi” membeli 10 lusin pulpen
dengan harga Rp. 15.000,00 per lusin.
Apabila toko buku tersebut ingin
memperoleh laba Rp. 45.000,00. Berapakah
harga jual tiap satu buah pulpen?
Siswa dapat
menentukan
persentase diskon
dari suatu barang.
Ega membeli satu lusin buku di
supermarket. Dalam buku tersebut tertera
harga buku tersebut Rp. 36.000,00.
Tetapi setelah membayarnya di kasir,
Ega hanya membayar Rp. 32.400,00.
Berapa % Ega mendapat potongan
harga?
Raka membeli satu lusin buku notes di
supermarket. Dalam buku tersebut tertera
harga buku tersebut Rp. 24.000,00. Tetapi
setelah membayarnya di kasir, Raka hanya
membayar Rp. 20.400,00. Berapa % Raka
mendapat potongan harga?
Menurut Sugiyono (2013) data berupa hasil tes dan cuplikan wawancara yang sudah
terkumpul akan dirangkum dan dianalisis berdasarkan indikator tahapan analisis Newman
pada setiap perbedaan kemampuan matematika, kemudian disajikan secara deskriptif dan
membuat simpulan dari hasil penelitian.
HASIL DAN ANALISIS HASIL
1. Analisis Kemampuan Subjek dalam Memecahkan Masalah pada Soal Cerita Aritmatika
Sosial oleh Subjek Berkemampuan Matematika Tinggi
Data kemampuan memecahkan masalah subjek MM diperoleh dari hasil tes dan
wawancara. Hasil tes subjek MM pada soal nomor 1 ditampilkan pada gambar 1.
a
b
Gambar 1. Jawaban Subjek MM pada soal nomor 1 : a. tipe A, b. tipe B
Dari soal tipe A dan B terlihat bahwa subjek MM dapat menjawab yang dimaksud dalam soal
secara tepat. Berdasarkan jawaban tersebut, dapat disimpulkan bahwa subjek MM telah
11
memahami dan mampu menyelesaikan soal aritmatika sosial yang berkaitan dengan harga
beli. Saat dikonfirmasi dengan subjek melalui wawancara, maka didapat informasi bahwa :
1) Membaca Masalah
Tipe A
P : Berapa kali sih kamu harus membaca soal agar kamu bisa paham?
S : Saya harus membaca dua kali untuk soal nomor 1 ini
Tipe B
P : Kira-kira berapa kali kamu membaca soalnya agar bisa memahami?
S : Dua kali
2) Memahami Masalah
Tipe A
P : Masalah apa yang kamu peroleh dari soal nomor 1?
S : Cukupkah uang Anita dalam membeli handphonenya yang dia inginkan dengan
secara tunai? Menurut saya cukup.
P : Dari soal nomor 1 ini apa yang diketahui dalam soal?
S : 10% untuk jenis barangnya
P : 10% itu apa?
S : Diskon, sebuah diskon buat yang ada handphone itu
P : Diskonnya 10%, ada lagi yang diketahui?
S : Harganya 1 juta 50 ribu untuk handphone itu
P : Ada lagi ?
S : Uang Anita 980 ribu
Tipe B
P : Yang didapat dari nomor 1 maksudnya apa aja yang diketahui.
S : Diskonnya 5%
P : Ada lagi?
S : Trus harga awal dari kalung emas itu 845 ribu sama uang Melisa 780 ribu
P : Masalah dari nomor 1 ini apa?
S : Mencari apakah uang Melisa itu cukup atau tidak
3) Transformasi Masalah
Tipe A
P : Kira-kira rumus apa yang kamu gunakan?
S : Yang pertama rumus untuk besar diskon kemudian untuk mencari harga jual
P : Kira-kira rumusnya apa? Masih ingat tidak?
S : Kalo untuk mencari mencari diskon itu besar diskonnya dikali harga jual trus kalau
udah harga jualnya itu dikurangi sama besar diskon yang dicari sebelumnya
Tipe B
P : Kira-kira untuk menyelesaikan masalahnya kamu menggunakan rumus apa?
S : Rumus untuk mencari besar diskon trus rumus apakah cukup uang Melisa sama uang
awal tadi dikurangi harga sebesar diskon
P : Nah itu untuk mencari apa?
S : Untuk mencari besar harga setelah di diskon
4) Keterampilan Proses
Tipe A
P : Coba dijelaskan bagaiman cara kamu menyelesaikan masalah nomor 1?
S : Harga handphone 1 juta 50 itu dikalikan 10% diskonnya tadi ketemunya 105 ribu
P : Oke berikutnya?
S : 1 juta 50 dikurangi 105 ribu ketemunya 945 ribu
P : Oke berikutnya?
S : 980 dikurangi harga handphone yang mau dibeli Anita 945 ketemunya 35 ribu
12
Tipe B
P : Coba dijelaskan gimana tadi kamu mengerjakan soal nomor 1?
S : Kalau punya saya caranya 845 ribu dikali 5% sama dengan 845 ribu dikali 5 per 100
trus hasilnya 42.250
P : Trus?
S : Yang mencari uang setelah di diskon 845 ribu dikurangi 42.250 ketemunya 802.750
P : Selanjutnya masih ada langkah lagi ga?
S :
Yang terakhir mencari apakah cukup uang Melisa yaitu 802.750 dikurangi uang
Melisa 780 sama dengan 22.750
Jadi, uang Melisa tidak cukup untuk membeli kalung emas secara tunai
5) Penulisan Jawaban
Tipe A
P : Jadi apakah masalah ini terselesaikan?
S : Ya, uang Anita cukup untuk membeli handphonenya dan lebih 35 ribu.
Tipe B
P : Apa kesimpulannya tadi?
S : Uang Melisa tidak cukup untuk membeli kalung emas secara tunai
Berdasarkan kelima tahapan analisis Newman pada soal nomor 1 tipe A dan B, subjek MM
telah berhasil memecahkan masalah berdasarkan lima tahapan tersebut. Dibuktikan dari
tahapan pertama yaitu membaca masalah, subjek MM telah mampu memahami masalah yang
terdapat dalam soal. Tahapan kedua yaitu memahami masalah, subjek MM dapat menentukan
apa yang diketahui dan apa yang diminta dalam soal dengan tepat walaupun tidak dituliskan
dalam lembar jawaban. Tahapan ketiga yaitu transformasi masalah, subjek MM memiliki
rencana untuk pemecahan masalah dalam soal namun ia tidak mampu menuliskannya dalam
bentuk rumus matematika. Tahapan keempat yaitu keterampilan proses, subjek MM dapat
memecahkan masalah dari soal tersebut sesuai dengan langkah yang telah ia rencakan
sebelumnya dengan tepat. Tahapan kelima yaitu penulisan jawaban, subjek MM berhasil
memberikan kesimpulan yang tepat terhadap hasil pemecahan masalah dari soal yang
diberikan. Berdasarkan hasil analisis tersebut, dapat disimpulkan bahwa subjek MM sudah
mencapai tahap penulisan jawaban.
Hasil tes subjek MM pada soal nomor 2 ditampilkan pada gambar 2.
a
13
b
Gambar 2. Jawaban Subjek MM pada soal nomor 2 : a. tipe A, b. tipe B
Dari soal tipe A dan B terlihat bahwa subjek MM belum dapat menjawab yang dimaksud
dalam soal secara tepat. Berdasarkan jawaban tersebut, dapat disimpulkan bahwa subjek MM
belum sepenuhnya memahami dan mampu menyelesaikan soal aritmatika sosial yang
berkaitan dengan harga jual. Saat dikonfirmasi dengan subjek melalui wawancara, maka
didapat informasi bahwa :
1) Membaca Masalah
Tipe A
P : Dari soal nomor 2 ini berapa kali kamu butuh membaca soal agar memahami?
S : Tiga kali karena menurut saya ini agak sulit
Tipe B
P : Kamu membaca soal nomor 2 ini langsung paham atau tidak?
S : Langsung paham
2) Memahami Masalah
Tipe A
P : Masalah apa yang kamu dapat dari soal nomor 2 ini?
S : Masalahnya penjualan tiap buku tulis, harga jual tiap buku tulis
P : Apa sih yang diketahui dalam soal nomor 2 ini?
S : 15 lusin buku tulis harga 54 ribu per lusin dan laba yang ingin koperasi, eh labanya 180
Tipe B
P : Apa aja yang kamu dapatkan dari soal nomor 2 ini?
S : Membeli 10 lusin pulpen dengan hara 15 ribu per lusinnya dan laba yang diinginkan
toko buku 45 ribu
P : Masalah apa yang kamu dapat dari soal nomor 2?
S : Harga jual tiap satu buah pulpen.
3) Transformasi Masalah
Tipe A
P : Kira-kira rumus apa yang kamu gunakan untuk menyelesaikan masalah itu?
S : Rumus untuk mencari total harga belinya dulu trus harga jual setelah ditambah laba
P : Kira-kira rumusnya apa? Masih ingat?
S : Kalo total harga beli itu banyaknya barang yang dibeli dikali harga satuannya trus
totalnya ditambah laba yang diinginkan nanti dapat harga jualnya
Tipe B
P : Kira-kira rumus apa yang kamu gunakan?
S :
Awalannya mencari satu lusin berapa buah terus tiap harga per lusin tadi dikalikan per
satu lusin terus jumlah laba yang diinginkan toko buku ditambah harga per lusinnya
ketemunya harga buku
P : Selanjutnya?
S : Trus harga buku per satuannya
14
4) Keterampilan Proses
Tipe A
P : Bagaimana cara kamu menyelesaikan masalah tersebut?
S :
54 ribu per lusin tadi dikalikan 15 lusin buku sama dengan 810 ribu, 810 ribu ditambah
180 ribu sama dengan 990 ribu. 990 tadi dibagikan 12 karena 1 lusin 12 buah jadi
82.500
P : Jadi jawabannya itu harga tiap bukunya itu 82.500 ?
S : Tidak. Tapi kalau di logika itu satu buku tidak sampai 82.500.
Tipe B
P : Coba kamu jelasin tadi kamu ngerjainnya gimana sih langkan-langkahnya?
S :
Satu lusin sama dengan 12 buah kan 10 lusin tadi pulpen. 10 kali 12 sama dengan 120
buah trus 15 ribu dikali 1 lusin sama dengan 15 ribu. 15 ribu ditambah laba yang
diingkan toko buku 45 ribu sama dengan 60 ribu. 60 ribu dikalikan 120 sama dengan 5
ribu
P : Berarti 15 ribu tambah 45 ribu itu 60 ribu setelah dikasih laba ya?
S : Iya
5) Penulisan Jawaban
Tipe A
P : Kalau gitu, masalahnya terselesaikan ga?
S : Tidak, eemm soalnya ada yang salah tadi.
Tipe B
P : Nah jadi masalah yang nomor 2 ini terselesaikan atau tidak?
S : Tidak
Berdasarkan kelima tahapan analisis Newman pada soal nomor 2 tipe A dan B, subjek MM
belum berhasil memecahkan masalah berdasarkan lima tahapan tersebut. Dibuktikan dari
tahapan pertama yaitu membaca masalah, subjek MM telah mampu memahami masalah yang
terdapat dalam soal. Tahapan kedua yaitu memahami masalah, subjek MM dapat menentukan
apa yang diketahui dan apa yang diminta dalam soal dengan tepat walaupun tidak dituliskan
dalam lembar jawaban. Tahapan ketiga yaitu transformasi masalah, subjek MM memiliki
rencana untuk pemecahan masalah dalam soal namun ia tidak mampu menuliskannya dalam
bentuk rumus matematika. Tahapan keempat yaitu keterampilan proses, subjek MM belum
dengan sempurna dapat memecahkan masalah dari soal tersebut sesuai dengan langkah yang
telah ia rencakan sebelumnya karena ada satu langkah yang tidak dijalankan dengan tepat
namun telah dibenarkan oleh subjek MM saat proses wawancara. Tahapan kelima yaitu
penulisan jawaban, subjek MM belum berhasil memberikan kesimpulan yang tepat terhadap
hasil pemecahan masalah dari soal yang diberikan. Berdasarkan hasil analisis tersebut, dapat
disimpulkan bahwa subjek MM hanya mampu memecahkan masalah sampai pada tahap
transformasi.
Hasil tes subjek MM pada soal nomor 3 ditampilkan pada gambar 3.
15
a
b
Gambar 3. Jawaban Subjek MM pada soal nomor 3 : a. tipe A, b. tipe B
Dari soal tipe A dan B terlihat bahwa subjek MM dapat menjawab yang dimaksud dalam soal
secara tepat, meskipun terdapat kesalahan saat mentransformasikan rumus. Berdasarkan
jawaban tersebut, dapat disimpulkan bahwa subjek MM belum sepenuhnya memahami dan
mampu menyelesaikan soal aritmatika sosial yang berkaitan dengan potongan harga atau
diskon. Saat dikonfirmasi dengan subjek melalui wawancara terhadap soal tes nomor 3 yang
telah diberikan, maka didapat informasi bahwa :
1) Membaca Masalah
Tipe A
P : Berapa kali kamu membutuhkan untuk memahami soal?
S : Dua kali
Tipe B
P : Harus berapa kali membaca?
S : Dua kali
2) Memahami Masalah
Tipe A
P : Nah masalah yang kamu dapat dari soal nomor 3 ini apa?
S : Berapa persen potongan harga
P : Apa yang diketahui dalam soal nomor 3 ini apa aja?
S : Harga bukunya 36 ribu trus sama pembayarannya 32.400
Tipe B
P : Apa aja yang kamu dapat dari nomor 3 ini?
S : Harga awalnya 24 ribu, harga untuk pembayarannya 20.400
P : Trus masalah apa yang kamu dapat dari nomor 3?
S : Potongan harga yang didapatkan
3) Transformasi Masalah
Tipe A
P : Kira-kira rumus apa yang kamu gunakan?
S : Rumus untuk mencari persentase diskon
P : Nah, rumusnya apa?
S : Besar diskon per harga jual dikali 100%
16
Tipe B
P : Kira-kira rumus apa aja yang kamu pakai?
S : Harga awal yang tertera dikurangi harga yang pembayaran ketemu harga diskonan.
Harga diskonan dibagi harga awal dikali 100% ketemu potongan harganya
P : Nah untuk mencari persenan diskonnya rumusnya apa itu kamu bisa ingat ga kalau
ditulis dalam bentuk rumus?
S : Harga besar diskon dibagi harga awal dikali 100%
4) Keterampilan Proses
Tipe A
P : Bagaimana cara kamu menyelesaikan masalahnya?
S : 36 ribu dikurangi 32.400 ketemunya 3.600
P : 3.600 itu apa?
S : Besar diskon 3.600
P : Oke kemudian?
S : 36 ribu tadi dibagi 3600.
P : Jadi hasilnya diperoleh?
S : Dikali 100, ketemunya 10%
Tipe B
P : Coba dijelaskan dari awal gimana cara kamu menyelesaikan masalahnya itu?
S : 24 ribu harga awal tadi dikurangi 20.400 harga yang dibayarkan sama dengan 3.600.
3.600 dibagi 24 ribu dikali 100% sama dengan 360 ribu dibagi 24 ribu ketemu 15%
5) Penulisan Jawaban
Tipe A
P : Tapi apakah kamu sudah memperoleh kesimpulannya?
S : Sudah, jadinya harga jual tiap bukunya 5.500
Tipe B
P : Apa kesimpulan dari nomor 3 ini?
S : Jadi, potongan harga yang didapat oleh Raka adalah 15%
Berdasarkan kelima tahapan analisis Newman pada soal nomor 3 tipe A dan B, subjek MM
berhasil memecahkan masalah berdasarkan lima tahapan tersebut. Dibuktikan dari tahapan
pertama yaitu membaca masalah, subjek MM telah mampu memahami masalah yang terdapat
dalam soal. Tahapan kedua yaitu memahami masalah, subjek MM dapat menentukan apa
yang diketahui dan apa yang diminta dalam soal dengan tepat walaupun tidak dituliskan
dalam lembar jawaban. Tahapan ketiga yaitu transformasi masalah, subjek MM memiliki
rencana untuk pemecahan masalah dalam soal namun ia tidak mampu menuliskannya dalam
bentuk rumus matematika. Tahapan keempat yaitu keterampilan proses, subjek MM belum
dengan sempurna dapat memecahkan masalah dari soal tersebut sesuai dengan langkah yang
telah ia rencakan sebelumnya. Tahapan kelima yaitu penulisan jawaban, subjek MM berhasil
memberikan kesimpulan yang tepat terhadap hasil pemecahan masalah dari soal yang
diberikan. Berdasarkan hasil analisis tersebut, dapat disimpulkan bahwa subjek MM sudah
mencapai tahap penulisan jawaban.
17
2. Analisis Kemampuan Subjek dalam Memecahkan Masalah pada Soal Cerita Aritmatika
Sosial oleh Subjek Berkemampuan Matematika Sedang
Data kemampuan memecahkan masalah subjek SP diperoleh dari hasil tes dan
wawancara. Hasil tes subjek SP pada soal nomor 1 ditampilkan pada gambar 4.
a
b
Gambar 4. Jawaban Subjek SP pada soal nomor 1 : a. tipe A, b. tipe B
Dari soal tipe A dan B terlihat bahwa subjek SP dapat menjawab yang dimaksud dalam soal
secara tepat. Berdasarkan jawaban tersebut, dapat disimpulkan bahwa subjek SP sudah
memahami dan mampu menyelesaikan soal aritmatika sosial yang berkaitan dengan harga
beli. Saat dikonfirmasi dengan subjek melalui wawancara terhadap soal tes nomor 1 yang
telah diberikan, maka didapat informasi bahwa :
1) Membaca Masalah
Tipe A
P : Kamu harus membaca berapa kali agar kamu bisa memahami soal nomor 1?
S : Sekali saja karena saya sudah membaca dari apa maunya soal
Tipe B
P : Kamu membaca soal nomor 1 ini langsung memahaminya atau tidak?
S : Langsung memahami
2) Memahami Masalah
Tipe A
P : Dari soal nomor 1 ini apa aja yang kamu dapatkan?
S : Harga handphone di toko senilai 1 juta 50 ribu dan diskon dari toko 10% trus uang
Anita 980 ribu
P : Masalah apa sih yang kamu dapat dari soal nomor 1 ini?
S : Masalahnya itu cukupkah uang Anita untuk membeli handphone yang dia ingin
18
Tipe B
P : Apa saja yang kamu dapat dari soal nomor 1 ini?
S : Harga buku senilai 845 ribu diskon 5% dan uang Melisa 780 ribu
P : Masalah apa sih yang kamu dapat dari soal nomor 1 ini?
S : Cukupkah uang Melisa untuk membeli kalung yang dia inginkan
3) Transformasi Masalah
Tipe A
P : Kira-kira rumus apa yang kamu gunakan untuk menyelesaikan masalah itu?
S : Pertama mencari potongan harganya atau diskonnya, itu menggunakan rumus
menggunakan harga handphone dikali presentase diskon lalu ketemu
P : Setelah itu?
S : Memotong harga menjadi harga diskon jadi harga toko dikurang potongan harga
yang tadi sudah dicari
P : Ada lagi ga rumus yang digunakan?
S : Mengurang uang Anita dengan harga handphone yang sudah di diskon
Tipe B
P : Kira-kira rumus apa yang kamu pake untuk menyelesaikan masalah nomor 1 ini?
S :
Harga kalung dikali persentase diskon untuk menemukan potongan harganya lalu
harga kalung dikurang potongan harga tadi lalu harga kalung setelah di diskon
dikurang uang Melisa untuk melihat cukup atau tidak.
4) Keterampilan Proses
Tipe A
P : Coba kamu jelaskan gimana cara kamu menyelesaikan soal nomor 1 tadi?
S :
Dari yang harga handphone dikali presentase diskon itu 1 juta 50 ribu dikali 10%
sama dengan atau nanti mendapat 105 ribu itu harga diskonnya, lalu kita diskonin
jadi 1 juta 50 ribu dikurang 105 ribu itu hasilnya 945 ribu. Jadi untuk menentukan
uang Anita cukup atau tidak, kita kurang dengan 945 ribu atau harga hape yang telah
di diskon itu 980 ribu dikurang 945 ribu dan hasilnya adalah cukup, malah uang
Anita masih mempunyai uang 35 ribu.
Tipe B
P : Coba dijelaskan dari awal gimana sih cara kamu memecahkan masalah nomor 1 tadi?
S :
Harga kalung dikali persentase diskon itu 845 ribu dikali 5% hasilnya 42.250 itu
adalah potongan harganya. Karena ingin tau harga setelah di diskonnya jadi 845 ribu
dikuran 42.250 harga setelah di diskonnya menjadi 802.750
P : Selanjutnya?
S : Untuk menentukan uang Melisa cukup atau tidak kita kurang harga kalung denga
uang Melisa 802.750 dikurang 780 ribu hasilnya adalah minus 22.750
P : 802.750 dikurang 780 ribu hasilnya minus?
S : Emm tidak..
P : Trus gimana?
S : Jadi 780 ribu dikurang 802.750
P : Oh berarti itu baru hasilnya minus ya?
S : Iya
5) Penulisan Jawaban
Tipe A
P : Apa sih kesimpulannya tadi?
S : Uang Anita cukup untuk membeli handphone tersebut malah dia masih memiliki
uang lebih 35 ribu
Tipe B
P : Kira-kira apa kesimpulannya?
S : Uang Melisa tidak cukup untuk membeli kalung tersebut
19
Berdasarkan kelima tahapan analisis Newman pada soal nomor 1 tipe A dan B, subjek SP
telah berhasil memecahkan masalah berdasarkan lima tahapan tersebut. Dibuktikan dari
tahapan pertama yaitu membaca masalah, subjek SP telah mampu memahami masalah yang
terdapat dalam soal. Tahapan kedua yaitu memahami masalah, subjek SP dapat menentukan
apa yang diketahui dan apa yang diminta dalam soal dengan tepat dan dituliskan dalam
lembar jawaban. Tahapan ketiga yaitu transformasi masalah, subjek SP memiliki rencana
untuk pemecahan masalah dalam soal meskipun ia tidak menuliskannya dalam bentuk rumus
matematika. Tahapan keempat yaitu keterampilan proses, subjek SP dapat memecahkan
masalah dari soal tersebut sesuai dengan langkah yang telah ia rencakan sebelumnya dengan
tepat. Tahapan kelima yaitu penulisan jawaban, subjek SP berhasil memberikan kesimpulan
yang tepat terhadap hasil pemecahan masalah dari soal yang diberikan. Berdasarkan hasil
analisis tersebut, dapat disimpulkan bahwa subjek SP telah sampai pada tahap penulisan
jawaban.
Hasil tes subjek SP pada soal nomor 2 ditampilkan pada gambar 5.
a
b
Gambar 5. Jawaban Subjek SP pada soal nomor 2 : a. tipe A, b. tipe B
Dari soal tipe A dan B terlihat bahwa subjek SP dapat menjawab yang dimaksud dalam soal
secara tepat. Berdasarkan jawaban tersebut, dapat disimpulkan bahwa subjek SP sudah
memahami dan mampu menyelesaikan soal aritmatika sosial yang berkaitan dengan harga
jual. Saat dikonfirmasi dengan subjek melalui wawancara terhadap soal tes nomor 2 yang
telah diberikan, maka didapat informasi bahwa :
20
1) Membaca Masalah
Tipe A
P : Apakah kamu bisa langsung memahaminya seperti soal nomor 1 atau harus membaca
berapa kali?
S : Dua kali
Tipe B
P : Berapa kali membaca untuk memahaminya?
S : Sekali
2) Memahami Masalah
Tipe A
P : Apa aja yang kamu dapatkan?
S : Buku yang ingin dibeli 15 lusin, lalu harga per lusin 54 ribu rupiah dan laba yang ingin
diperoleh koperasi 180 ribu rupiah
P : Masalahnya apa dari nomor 2 ini?
S : Harga jual tiap buku tulis
Tipe B
P : Apa saja sih yang kamu dapatkan dari nomor 2 ini?
S : Harga pulpen 1 lusin itu 15 ribu rupiah, ingin membeli 10 lusin jadi harga 10 lusin itu
150 ribu rupiah, dan laba yang ingin diperoleh yaitu 45 ribu rupiah
P : Masalahnya apa sih nomor 2 ini?
S : Harga jual tiap buah pulpen
3) Transformasi Masalah
Tipe A
P : Trus rumus apa aja yang kamu gunakan untuk memecahkan masalah nomor 2 ini?
S : Pertama saya cari total buku dulu, lalu harga 1 lusin dikali 15 lusin lalu harga total 15
lusin ditambah laba sesudah itu dikurang eh dibagi total buku
Tipe B
P : Nah berikutnya, kira-kira untuk menyelesaikan atau memecahkan masalah nomor 2
rumus apa saja yang kamu gunakan?
S : Harga 10 lusin ditambah laba dibagi total buku eh total pulpen
P : Gimana cara memperoleh harga 10 lusin?
S : Harga 1 lusin 15 ribu dikali 10
P : Trus gimana cara memperoleh total pulpen semuanya?
S : 10 lusin karenga 1 lusinnya ada 12 jadi 12 kali 10
4) Keterampilan Proses
Tipe A
P : Coba dijelaskan gimana cara kamu menyelesaikan cara nomor 2?
S :
Pertama saya mencari berapa total buku yaitu dengan cara 15 kali 12 sama dengan 180
buku, lalu mencari harga 15 lusin dengan cara 54 ribu dikali 15 sama dengan 810 ribu
tetapi itu tidak dengan laba. Jadi jika ingin mencari harga tiap buku dengan laba
menjadi 810 ribu ditambah 180 ribu dibagi 180 sama dengan 990 ribu per 180 sama
dengan 5 ribu 500 per bukunya
Tipe B
P : Coba dijelaskan dari awal gimana caranya agar kamu bisa memperoleh harga satu buah
pulpen?
S : Harga satu buah pulpen?
P : Iyaa, gimana caranya?
S : Harga 10 lusin ditambah laba yaitu 150 ribu ditambah 45 ribu dibagi total pulpen yaitu
120 jadi sama dengan 195 ribu dibagi 120 hasilnya yaitu 1.625
21
5) Penulisan Jawaban
Tipe A
P : Berarti udah dapat kesimpulannya?
S : Harga jual buku jika ingin mendapatkan laba 180 ribu, maka harga jualnya 5 ribu 500
tiap bukunya
Tipe B
P : Apa kira-kira kesimpulannya?
S : Harga tiap buah pulpen jika ingin memperoleh laba 45 ribu adalah 1.625
Berdasarkan kelima tahapan analisis Newman pada soal nomor 2 tipe A dan B, subjek SP
telah berhasil memecahkan masalah berdasarkan lima tahapan tersebut. Dibuktikan dari
tahapan pertama yaitu membaca masalah, subjek SP telah mampu memahami masalah yang
terdapat dalam soal nomor 2. Tahapan kedua yaitu memahami masalah, subjek SP dapat
menentukan apa yang diketahui dan apa yang diminta dalam soal dengan tepat dan dituliskan
dalam lembar jawaban. Tahapan ketiga yaitu transformasi masalah, subjek SP memiliki
rencana untuk pemecahan masalah dalam soal meskipun ia tidak menuliskannya dalam
bentuk rumus matematika. Tahapan keempat yaitu keterampilan proses, subjek SP dapat
memecahkan masalah dari soal tersebut sesuai dengan langkah yang telah ia rencakan
sebelumnya dengan tepat. Tahapan kelima yaitu penulisan jawaban, subjek SP berhasil
memberikan kesimpulan yang tepat terhadap hasil pemecahan masalah dari soal yang
diberikan. Berdasarkan hasil analisis tersebut, dapat disimpulkan bahwa subjek SP telah
sampai pada tahap penulisan jawaban.
Hasil tes subjek SP pada soal nomor 3 ditampilkan pada gambar 6.
a
b
Gambar 6. Jawaban Subjek SP pada soal nomor 3 : a. tipe A, b. tipe B
22
Dari soal tipe A dan B terlihat bahwa subjek SP dapat menjawab yang dimaksud dalam soal
secara tepat. Berdasarkan jawaban tersebut, dapat disimpulkan bahwa subjek SP sudah
memahami dan mampu menyelesaikan soal aritmatika sosial yang berkaitan dengan diskon
atau potongan harga. Saat dikonfirmasi dengan subjek melalui wawancara terhadap soal tes
nomor 3 yang telah diberikan, maka didapat informasi bahwa :
1) Membaca Masalah
Tipe A
P : Berapa kali membaca agar bisa langsung paham?
S : Sekali
Tipe B
P : Berapa kali kamu membaca soal nomor 3 agar bisa memahaminya?
S : Dua kali.
2) Memahami Masalah
Tipe A
P : Trus apa aja yang kamu dapatkan dari soal nomor 3?
S : Harga buku lalu harga setelah di diskon?
P : Harga bukunya itu berapa?
S : 36 ribu dan harga setelah di diskonnya 32.400
P : Kalo gitu masalahnya apa dari nomor 3 ini?
S : Berapa persen Ega mendapat potongan harga
Tipe B
P : Nah dari soal nomor 3 ini apa aja yang kamu dapatkan?
S : Harga buku 24 ribu lalu harga yang dibayar Raka 20 ribu 400
P : Kalo gitu, masalah apa sih yang kamu peroleh dari nomor 3 ini?
S : Berapa persen potongan harganya
3) Transformasi Masalah
Tipe A
P : Rumus apa aja yang kamu gunakan?
S :
Mencari selisih dulu dari harga bukunya dikurangi harga setelah diskon lalu abis itu
mencari diskonnya dengan rumus harga buku dikali persentase diskon sama dengan
selisih harga buku dikurang harga setelah diskon
Tipe B
P : Rumus apa aja yang kamu gunakan?
S : Mencari selisih antara harga buku dan harga setelah dibayar
P : Selanjutnya?
S : Memasukkan ke rumus harga buku dikali persentase diskon sama dengan potongan
harga yang tadi
P : Oke kalo gitu rumusnya tadi apa untuk mencari persentasenya?
S : Harga buku dikali persentase diskon sama dengan potongan harga
4) Keterampilan Proses
Tipe A
P : Coba dijelaskan dari awal gimana kamu menyelesaikan masalah nomor 3 ini?
S :
Harga buku dikurang harga diskon itu 36 ribu dikurang 32 ribu 400 hasilnya 3.600
lalu dimasukkan ke rumus selanjutnya 36 ribu dikali persentasi diskon = 3.600 lalu
persentase diskon = 3.600 per 36 ribu lalu persentase diskon = 10
Tipe B
P : Coba dijelaskan dari awal gimana cara kamu memecahkan masalahnya nomor 3 ini?
S : Untuk mencari potongan harga kurangi harga buku dan harga setelah dibayar yaitu
24 ribu kurangi 20.400 hasilnya 3.600 lalu masukkan ke rumus harga buku dikali
23
persentase diskon sama dengan potongan harga itu 24 ribu dikali persentase diskon
sama dengan 3.600. Jadi persentase diskon sama dengan 360 per 24 lalu
disederhanakan lagi hasilnya 15. Jadi persentase diskon sama dengan 15%
5) Penulisan Jawaban
Tipe A
P : Jadi kesimpulan yang kamu dapat dari nomor 3 ini apa?
S : Potongan harga yang Ega dapatkan dari toko tersebut 10%
Tipe B
P : Apa kesimpulannya?
S : Potongan harga yang Raka dapatkan itu adalah 15%
Berdasarkan kelima tahapan analisis Newman pada soal nomor 3 tipe A dan B, subjek SP
telah berhasil memecahkan masalah berdasarkan lima tahapan tersebut. Dibuktikan dari
tahapan pertama yaitu membaca masalah, subjek SP telah mampu memahami masalah yang
terdapat dalam soal nomor 3. Tahapan kedua yaitu memahami masalah, subjek SP dapat
menentukan apa yang diketahui dan apa yang diminta dalam soal dengan tepat dan dituliskan
dalam lembar jawaban. Tahapan ketiga yaitu transformasi masalah, subjek SP memiliki
rencana untuk pemecahan masalah dalam soal meskipun ia tidak menuliskannya dalam
bentuk rumus matematika. Tahapan keempat yaitu keterampilan proses, subjek SP dapat
memecahkan masalah dari soal tersebut sesuai dengan langkah yang telah ia rencakan
sebelumnya dengan tepat. Tahapan kelima yaitu penulisan jawaban, subjek SP berhasil
memberikan kesimpulan yang tepat terhadap hasil pemecahan masalah dari soal yang
diberikan. Berdasarkan hasil analisis tersebut, dapat disimpulkan bahwa subjek SP telah
sampai pada tahap penulisan jawaban.
3. Analisis Kemampuan Subjek dalam Memecahkan Masalah pada Soal Cerita Aritmatika
Sosial oleh Subjek Berkemampuan Matematika Rendah
Data kemampuan memecahkan masalah subjek FM diperoleh dari hasil tes dan
wawancara. Hasil tes subjek FM pada soal nomor 1 ditampilkan pada gambar 7.
a
b
Gambar 7. Jawaban Subjek FM pada soal nomor 1 : a. tipe A, b. tipe B
24
Dari soal tipe A dan B terlihat bahwa subjek FM dapat menjawab yang dimaksud dalam soal
secara tepat, walaupun belum dapat menuliskannya dalam bentuk yang dapat diterima.
Berdasarkan jawaban tersebut, dapat disimpulkan bahwa subjek FM memahami dan mampu
menyelesaikan soal aritmatika sosial yang berkaitan dengan harga beli. Saat dikonfirmasi
dengan subjek melalui wawancara terhadap soal tes nomor 1 yang telah diberikan, maka
didapat informasi bahwa :
1) Membaca Masalah
Tipe A
P : Berapa kali kamu butuh membaca soal agar kamu bisa memahami soal tersebut?
S : Dua kali agar bisa memahami soal ini saya membaca dua kali
Tipe B
P : Berapa kali kira-kira agar kamu bisa memahami keseluruhan soal nomor 1 ini??
S : Dua kali
2) Memahami Masalah
Tipe A
P : Apa masalah yang kamu peroleh dari soal nomor 1 ini?
S : Cukupkah uang Anita untuk membeli handphone
P : Dari soal nomor 1 ini, apa saja yang diketahui dalam soal ini?
S : Diskon sebesar 10%, harga handphone yang ingin dibeli Anita sebesar 1 juta 50 ribu,
dan uang Anita sebesar 980 ribu
Tipe B
P : Aaja yang kamu dapat dari nomor 1 ini?
S : Harga diskon 5 %
P : Ada lagi?
S : Eemmm.. harga kalung di etalase seharga 845 ribu
P : He eh, ada lagi?
S : Uang Melisa sebesar 780
P : Masalah dalam soal nomor 1 ini apa sih?
S : Uang Melisa cukup atau tidak untuk membeli kalung emas
3) Transformasi Masalah
Tipe A
P : Kira-kira rumus apa yang kamu gunakan untuk menyelesaikan permasalahan itu?
S : Rumus untuk besar diskon
P : Masih inget tidak rumusnya?
S : Persen diskonnya yang diketahui dikali harga jualnya
Tipe B
P : Kira-kira untuk menyelesaikan masalah itu kamu menggunakan rumus apa saja?
S : Mencari harga diskon 5% itu tadi sama mencari harga kalung emas tersebut
4) Keterampilan Proses
Tipe A
P : Bagaimana cara kamu menyelesaikan masalah tersebut?
S :
Harga handphone yang ingin dibeli Anita dikali 10% sama dengan 105. Trus 1 juta
50 ribu dikurangi 105 sama dengan 945. Jadi, 980 dikurangi 945 sama dengan 35
ribu. Jadi, uang untuk membeli handphone uangnya cukup
Tipe B
P : Cara penyelesaian kamu agar masalah itu terselesaikan gimana? Coba dijelaskan.
S : 845 dikali 5 per 100 sama dengan 42.250 ; 845 ribu dikurangi 42.250 diperoleh
802.750
25
P : Oke, berarti itu udah jawabannya atau belum?
S : Belum. Jadi, uang Melisa tidak cukup untuk membeli kalung emas
5) Penulisan Jawaban
Tipe A
P : Oke. Jadi masih bisa dikatakan cukup ya?
S : Iya
Tipe B
P : Nah apa kesimpulannya?
S : Uang Melisa tidak cukup untuk membeli kalung emas
Berdasarkan kelima tahapan analisis Newman pada soal nomor 1 tipe A dan B, subjek FM
telah berhasil memecahkan masalah berdasarkan lima tahapan tersebut. Dibuktikan dari
tahapan pertama yaitu membaca masalah, subjek FM telah mampu memahami masalah yang
terdapat dalam soal nomor 1. Tahapan kedua yaitu memahami masalah, subjek FM dapat
menentukan apa yang diketahui dan apa yang diminta dalam soal dengan tepat walaupun
tidak dituliskan dalam lembar jawaban. Tahapan ketiga yaitu transformasi masalah, subjek
FM memiliki rencana untuk pemecahan masalah dalam soal namun ia tidak mampu
menuliskannya dalam bentuk rumus matematika. Tahapan keempat yaitu keterampilan
proses, subjek FM dapat memecahkan masalah dari soal tersebut sesuai dengan langkah yang
telah ia rencakan sebelumnya dengan tepat. Tahapan kelima yaitu penulisan jawaban, subjek
FM berhasil memberikan kesimpulan yang tepat terhadap hasil pemecahan masalah dari soal
yang diberikan. Berdasarkan hasil analisis tersebut, dapat disimpulkan bahwa subjek FM
telah sampai pada tahap penulisan jawaban
Hasil tes subjek FM pada soal nomor 2 ditampilkan pada gambar 8.
a
b
Gambar 8. Jawaban Subjek FM pada soal nomor 2 : a. tipe A, b. tipe B
26
Dari soal tipe A dan B terlihat bahwa subjek FM belum dapat menjawab yang dimaksud
dalam soal secara tepat. Berdasarkan jawaban tersebut, dapat disimpulkan bahwa subjek FM
belum sepenuhnya memahami dan mampu menyelesaikan soal aritmatika sosial yang
berkaitan dengan harga jual. Saat dikonfirmasi dengan subjek melalui wawancara terhadap
soal tes nomor 2 yang telah diberikan, maka didapat informasi bahwa :
1) Membaca Masalah
Tipe A
P : Berapa kali kamu membaca soal untuk bisa memahami?
S : Dua kali
Tipe B
P : Berapa kali kira-kira agar kamu bisa memahami?
S : Tiga kali
2) Memahami Masalah
Tipe A
P : Apa masalah yang kamu peroleh dari soal nomor 2 tersebut?
S : Berapa harga jual tiap buku
P : Nah dari soal nomor 2 ini apasih yang diketahui?
S : 15 lusin buku dengan harga 54 ribu, memperoleh laba sebesar 180
P : Ada lagi yang diketahui?
S : Sudah, Cuma itu
Tipe B
P : Apa saja yang kamu dapat?
S : Eemm.. 10 lusin pulpen dengan harga 15 ribu trus memperoleh laba sebesar 45 ribu
P : Oke. Trus ada masalah apa di nomor 2 ini?
S : Berapa harga jual tiap satu buah pulpen
3) Transformasi Masalah
Tipe A
P : Rumus apa yang kamu gunakan?
S : Rumus untuk mencari harga belinya dulu trus harga jual setelah diberi laba
P : Kira-kira rumusnya apa?
S : Harga beli itu banyak barang dikali harga satuannya trus totalnya dikurangi laba
Tipe B
P : Kira-kira rumus apa yang kamu gunakan untuk menyelesaikan masalah ini?
S : Eemmm.. harga pulpen per lusin 10 lusin dikalii 15 ribu
P : Nah berarti harga keseluruhan pulpen. Apa lagi? Setelah itu?
S : Emmm.. mencari keseluruhan pulpen
P : Nah selanjutnya cari apa lagi kira-kira?
S : Harga jual tiap satu buah pulpen
4) Keterampilan Proses
Tipe A
P : Nah kalo gitu, gimana cara kamu menyelesaikannya?
S :
15 lusin dikali 54 ribu sama dengan 810, 810 ribu dikurangi 180 sama dengan 630.
630 ribu dibagi 180 sama dengan 3.500. jadi harga jual tiap buku tulisnya seharga
3.500
Tipe B
P : Cara kamu menyelesaikannya agar dapat harga satu buah pulpen itu coba dijelaskan
tadi gimana?
S : 10 lusin dikali 15 perlusin sama dengan 150 ribu. 150 ribu ditambah karena ingin
memperoleh laba 45 ribu sama dengan 195 ribu.
27
10 lusin dikali 12 sama dengan 120 pulpen.
Jadi 195 tadi dibagi 120 sama dengan 1.625
Jadi harga per pulpen sama dengan 1.625
5) Penulisan Jawaban
Tipe A
P : Apakah kamu memperoleh kesimpulan dari soal nomor 2?
S : Iyaa, harga buku tulisnya satunya 3.500
Tipe B
P : Udah berarti kesimpulannya tadi apa?
S : Eee.. jadi harga jual tiap satu buah pulpen sama dengan 1.625
Berdasarkan kelima tahapan analisis Newman pada soal nomor 2 tipe A dan B, subjek FM
berhasil memecahkan masalah berdasarkan lima tahapan tersebut, meskipun pada awalnya
masih terdapat sedikit kesalahan. Dibuktikan dari tahapan pertama yaitu membaca masalah,
subjek FM telah mampu memahami masalah yang terdapat dalam soal nomor 2. Tahapan
kedua yaitu memahami masalah, subjek FM dapat menentukan apa yang diketahui dan apa
yang diminta dalam soal dengan tepat walaupun tidak dituliskan dalam lembar jawaban.
Tahapan ketiga yaitu transformasi masalah, subjek FM memiliki rencana untuk pemecahan
masalah dalam soal namun ia tidak mampu menuliskannya dalam bentuk rumus matematika.
Tahapan keempat yaitu keterampilan proses, subjek FM dapat memecahkan masalah dari soal
tersebut sesuai dengan langkah yang telah ia rencakan sebelumnya meskipun pada soal tipe A
ada satu langkah yang tidak dijalankan dengan tepat. Tahapan kelima yaitu penulisan
jawaban, subjek FM berhasil memberikan kesimpulan yang tepat terhadap hasil pemecahan
masalah dari soal tipe B yang diberikan. Berdasarkan hasil analisis tersebut, dapat
disimpulkan bahwa subjek FM telah sampai pada tahap penulisan jawaban.
Hasil tes subjek FM pada soal nomor 3 ditampilkan pada gambar 9.
a
b
Gambar 9. Jawaban Subjek FM pada soal nomor 3 : a. tipe A, b. tipe B
28
Dari soal tipe A dan B terlihat bahwa subjek FM dapat menjawab yang dimaksud dalam soal
secara tepat, meskipun terdapat kesalahan saat mentransformasikan rumus. Berdasarkan
jawaban tersebut, dapat disimpulkan bahwa subjek FM belum sepenuhnya memahami dan
mampu menyelesaikan soal aritmatika sosial yang berkaitan dengan potongan harga atau
diskon. Saat dikonfirmasi dengan subjek melalui wawancara terhadap soal tes nomor 3 yang
telah diberikan, maka didapat informasi bahwa :
1) Membaca Masalah
Tipe A
P : Berapa kali kamu butuh untuk membaca soal?
S : Tiga kali
Tipe B
P : Kira-kira berapa kali tadi membacanya?
S : Tiga kali
2) Memahami Masalah
Tipe A
P : Masalah apa yang kamu dapatkan?
S : Berapa persen Ega mendapat potongan harga?
P : Apa saja yang diketahui?
S : Harga buku tersebut 36 ribu
P : Ada lagi?
S : Ega hanya membayar 32.400
Tipe B
P : Apa yang kamu dapatkan?
S : Harga buku 24 ribu dan Raka hanya membayar 20.400 ; dan berapa % Raka
mendapat potonga harga
P : Jadi masalahnya apa dari soal nomor 3 ini?
S : Berapa % Raka mendapat potongan harga
3) Transformasi Masalah
Tipe A
P : Kira-kira rumus apa yang kamu gunakan?
S : Rumus untuk persentase diskon
P : Rumusnya apa? Masih ingat tidak?
S : Harga jual dibagi besar diskonnya
Tipe B
P : Rumus apa aja yang kamu pake?
S : Mencari mencari persen
P : Mencari persen, trus apa lagi?
S : Eee.. harga tertera buku dikurangi Raka membayar
P : Itu untuk mecari apa?
S : Untuk mencari harga per buku
P : Harga per buku?
Inget ga sih rumus persentase potongan harga itu apa?
S : Engga
4) Keterampilan Proses
Tipe A
P : Gimana cara kamu menyelesaikannya?
S : 36 ribu dikurangi 32.400 sama dengan 3.600.
36 ribu dibagi 3.600 sama dengan 10%
29
P : Nah berarti untuk apa kamu memperoleh 3.600 ini?
S : Karena harga buku tersebut 36 ribu
P : Oh gitu. Berarti berapa besar diskon yang kamu peroleh?
S : 10%
Tipe B
P : Coba dijelaskan aja kamu tadi mengerjakan nomor 3 seperti apaa?
S : 24 ribu – 20.400 sama dengan 3.600 ;
24 ribu dibagi 3.600 sama dengan 6,7%
5) Penulisan Jawaban
Tipe A
P : Kesimpulan apa yang kamu dapat?
S : Ega memperoleh untungnya sebesar 10%
Tipe B
Berdasarkan kelima tahapan analisis Newman pada soal nomor 3 tipe A dan B, subjek FM
belum berhasil memecahkan masalah berdasarkan lima tahapan tersebut meskipun jawaban
yang dihasilkan sudah tepat. Dibuktikan dari tahapan pertama yaitu membaca masalah,
subjek FM telah mampu memahami masalah yang terdapat dalam soal nomor 3. Tahapan
kedua yaitu memahami masalah, subjek FM dapat menentukan apa yang diketahui dan apa
yang diminta dalam soal dengan tepat walaupun tidak dituliskan dalam lembar jawaban.
Tahapan ketiga yaitu transformasi masalah, subjek FM memiliki rencana untuk pemecahan
masalah dalam soal namun ia tidak mampu menuliskannya dalam bentuk rumus matematika.
Tahapan keempat yaitu keterampilan proses, subjek FM belum dengan sempurna dapat
memecahkan masalah dari soal tersebut sesuai dengan langkah yang telah ia rencakan
sebelumnya karena subjek FM lupa akan rumus yang akan ia gunakan untuk memecahlan
masalah tersebut. Tahapan kelima yaitu penulisan jawaban, subjek FM belum berhasil
memberikan kesimpulan yang tepat terhadap hasil pemecahan masalah dari soal yang
diberikan karena meskipun hasil yang ia berikan tepat namun proses atau rumus yang ia
gunakan untuk memperoleh hasil tersebut belum tepat. Berdasarkan hasil analisis tersebut,
dapat disimpulkan bahwa subjek FM hanya mampu memecahkan masalah sampai pada tahap
transformasi.
PEMBAHASAN
1. Membaca Masalah
Hasil penelitian pada 3 subjek, subjek berkemampuan matematika tinggi, sedang, dan
rendah mampu mencapai tahap membaca masalah pada soal aritmatika sosial yang berkaitan
dengan harga beli. Ketiga subjek tersebut tidak ada yang melakukan kesalahan pada tahap
P : Apa kesimpulannya kira-kira?
S : Raka 6,7% mendapat potongan harga
30
membaca masalah karena mereka mampu membaca masalah yang berkaitan dengan soal
dengan mengerti istilah, kata, kalimat, dan simbol dalam masalah melalui ketepatan dalam
mengartikan ke bahasa. Menurut White (2010) seorang siswa dikatakan telah mencapai tahap
membaca masalah apabila ia mampu mengartikan kata-kata penting yang diberikan pada soal
yang kemudia hasil analisis diidentifikasi ke dalam tiga kemampuan mental dalam membaca
masalah yaitu surface component, text base dan situation model. Oleh sebab itu dapat
dikatakan ketiga subjek telah mencapai tahap membaca masalah yang berkaitan dengan harga
beli. Hal tersebut sama dengan hasil penelitian Satoto (2012) yang menemukan bahwa tidak
ada subjek yang melakukan kesalahan pada tahap membaca masalah.
Hasil penelitian pada 3 subjek, subjek berkemampuan matematika tinggi, sedang, dan
rendah mampu mencapai tahap membaca masalah pada soal aritmatika sosial yang berkaitan
dengan harga jual. Ketiga subjek tersebut tidak ada yang melakukan kesalahan pada tahap
membaca masalah karena mereka mampu membaca masalah yang berkaitan dengan soal
dengan mengerti istilah, kata, kalimat, dan simbol dalam masalah melalui ketepatan dalam
mengartikan ke bahasa. Menurut White (2010) seorang siswa dikatakan telah mencapai tahap
membaca masalah apabila ia mampu mengartikan kata-kata penting yang diberikan pada soal
yang kemudia hasil analisis diidentifikasi ke dalam tiga kemampuan mental dalam membaca
masalah yaitu surface component, text base dan situation model. Oleh sebab itu dapat
dikatakan ketiga subjek telah mencapai tahap membaca masalah yang berkaitan dengan harga
jual. Hal tersebut sama dengan hasil penelitian Satoto (2012) yang menemukan bahwa tidak
ada subjek yang melakukan kesalahan pada tahap membaca masalah.
Hasil penelitian pada 3 subjek, subjek berkemampuan matematika tinggi, sedang, dan
rendah mampu mencapai tahap membaca masalah pada soal aritmatika sosial yang berkaitan
dengan potongan harga atau. Ketiga subjek tersebut tidak ada yang melakukan kesalahan
pada tahap membaca masalah karena mereka mampu membaca masalah yang berkaitan
dengan soal dengan mengerti istilah, kata, kalimat, dan simbol dalam masalah melalui
ketepatan dalam mengartikan ke bahasa. Menurut White (2010) seorang siswa dikatakan
telah mencapai tahap membaca masalah apabila ia mampu mengartikan kata-kata penting
yang diberikan pada soal yang kemudia hasil analisis diidentifikasi ke dalam tiga kemampuan
mental dalam membaca masalah yaitu surface component, text base dan situation model.
Oleh sebab itu dapat dikatakan ketiga subjek telah mencapai tahap membaca masalah yang
berkaitan dengan potongan harga atau. Hal tersebut sama dengan hasil penelitian Satoto
(2012) yang menemukan bahwa tidak ada subjek yang melakukan kesalahan pada tahap
membaca masalah.
31
2. Memahami Masalah
Hasil penelitian pada 3 subjek, subjek berkemampuan matematika tinggi, sedang, dan
rendah mampu mencapai tahap memahami masalah pada soal aritmatika sosial yang
berkaitan dengan harga beli. Ketiga subjek tersebut tidak ada yang melakukan kesalahan pada
tahap memahami masalah karena mereka dapat menentukan apa yang diketahui dalam soal
dan dapat menyebutkan apa yang diminta dengan tepat, serta dapat menuliskannya
menggunakan bahasanya sendiri. Menurut White (2010) seorang siswa dikatakan telah
mencapai tahap memahami masalah apabila ia mengerti maksud dari semua kata yang
digunakan dalam soal dan mampu menyatakan soal dengan kalimat sendiri. Oleh sebab itu
dapat dikatakan ketiga subjek telah mencapai tahap memahami masalah yang berkaitan
dengan harga beli. Hal tersebut berbeda dengan hasil penelitian Satoto (2012) yang
menemukan bahwa terdapat 66,67% subjek yang melakukan kesalahan pada tahap
memahami masalah.
Hasil penelitian pada 3 subjek, subjek berkemampuan matematika tinggi, sedang, dan
rendah mampu mencapai tahap memahami masalah pada soal aritmatika sosial yang
berkaitan dengan harga jual. Ketiga subjek tersebut tidak ada yang melakukan kesalahan pada
tahap memahami masalah karena mereka dapat menentukan apa yang diketahui dalam soal
dan dapat menyebutkan apa yang diminta dengan tepat, serta dapat menuliskannya
menggunakan bahasanya sendiri. Menurut White (2010) seorang siswa dikatakan telah
mencapai tahap memahami masalah apabila ia mengerti maksud dari semua kata yang
digunakan dalam soal dan mampu menyatakan soal dengan kalimat sendiri. Oleh sebab itu
dapat dikatakan ketiga subjek telah mencapai tahap memahami masalah yang berkaitan
dengan harga jual. Hal tersebut berbeda dengan hasil penelitian Satoto (2012) yang
menemukan bahwa terdapat 66,67% subjek yang melakukan kesalahan pada tahap
memahami masalah.
Hasil penelitian pada 3 subjek, subjek berkemampuan matematika tinggi, sedang, dan
rendah mampu mencapai tahap memahami masalah pada soal aritmatika sosial yang
berkaitan dengan potongan harga atau diskon. Ketiga subjek tersebut tidak ada yang
melakukan kesalahan pada tahap memahami masalah karena mereka dapat menentukan apa
yang diketahui dalam soal dan dapat menyebutkan apa yang diminta dengan tepat, serta dapat
menuliskannya menggunakan bahasanya sendiri. Menurut White (2010) seorang siswa
dikatakan telah mencapai tahap memahami masalah apabila ia mengerti maksud dari semua
kata yang digunakan dalam soal dan mampu menyatakan soal dengan kalimat sendiri. Oleh
sebab itu dapat dikatakan ketiga subjek telah mencapai tahap memahami masalah yang
32
berkaitan dengan potongan harga atau diskon. Hal tersebut berbeda dengan hasil penelitian
Satoto (2012) yang menemukan bahwa terdapat 66,67% subjek yang melakukan kesalahan
pada tahap memahami masalah.
3. Transformasi Masalah
Hasil penelitian pada 3 subjek, subjek berkemampuan matematika tinggi, sedang, dan
rendah mampu mencapai tahap transformasi masalah pada soal aritmatika sosial yang
berkaitan dengan harga beli. Ketiga subjek tersebut tidak ada yang melakukan kesalahan pada
tahap transformasi masalah karena mereka memiliki rencana pemecahan masalah yang
relevan dari soal yang ada untuk memecahkan masalah secara tepat. Menurut White (2010)
seorang siswa dikatakan telah mencapai tahap transformasi masalah apabila ia mampu
mencari huungan antara apa yang diketahui dan yang ditanyakan, serta dapat menentukan
metode atau strategi apa yang akan digunakan dalam memecahkan soal. Oleh sebab itu dapat
dikatakan ketiga subjek telah mencapai tahap memahami masalah yang berkaitan dengan
harga beli. Hal tersebut berbeda dengan hasil penelitian Satoto (2012) yang menemukan
bahwa terdapat 83,3% subjek yang melakukan kesalahan pada tahap transformasi masalah.
Hasil penelitian pada 3 subjek, subjek berkemampuan matematika tinggi, sedang, dan
rendah mampu mencapai tahap transformasi masalah pada soal aritmatika sosial yang
berkaitan dengan harga jual. Ketiga subjek tersebut tidak ada yang melakukan kesalahan pada
tahap transformasi masalah karena mereka memiliki rencana pemecahan masalah yang
relevan dari soal yang ada untuk memecahkan masalah secara tepat. Menurut White (2010)
seorang siswa dikatakan telah mencapai tahap transformasi masalah apabila ia mampu
mencari huungan antara apa yang diketahui dan yang ditanyakan, serta dapat menentukan
metode atau strategi apa yang akan digunakan dalam memecahkan soal. Oleh sebab itu dapat
dikatakan ketiga subjek telah mencapai tahap memahami masalah yang berkaitan dengan
harga jual. Hal tersebut berbeda dengan hasil penelitian Satoto (2012) yang menemukan
bahwa terdapat 83,3% subjek yang melakukan kesalahan pada tahap transformasi masalah.
Hasil penelitian pada 3 subjek, subjek berkemampuan matematika tinggi, sedang, dan
rendah mampu mencapai tahap transformasi masalah pada soal aritmatika sosial yang
berkaitan dengan potongan harga atau diskon. Ketiga subjek tersebut tidak ada yang
melakukan kesalahan pada tahap transformasi masalah karena mereka memiliki rencana
pemecahan masalah yang relevan dari soal yang ada untuk memecahkan masalah secara
tepat. Menurut White (2010) seorang siswa dikatakan telah mencapai tahap transformasi
masalah apabila ia mampu mencari huungan antara apa yang diketahui dan yang ditanyakan,
serta dapat menentukan metode atau strategi apa yang akan digunakan dalam memecahkan
33
soal. Oleh sebab itu dapat dikatakan ketiga subjek telah mencapai tahap memahami masalah
yang berkaitan dengan potongan harga atau diskon. Hal tersebut berbeda dengan hasil
penelitian Satoto (2012) yang menemukan bahwa terdapat 83,3% subjek yang melakukan
kesalahan pada tahap transformasi masalah.
4. Keterampilan Proses
Hasil penelitian pada 3 subjek, subjek berkemampuan matematika tinggi, sedang, dan
rendah mampu mencapai tahap keterampilan proses pada soal aritmatika sosial yang
berkaitan dengan harga beli. Ketiga subjek tersebut tidak ada yang melakukan kesalahan pada
tahap keterampilan proses karena mereka dapat memecahkan masalah sesuai dengan langkah-
langkah pemecahan masalah yang telah direncakan pada tahap sebelumnya secara tepat.
Menurut White (2010) seorang siswa dikatakan telah mencapai tahap keterampilan proses
apabila ia mampu menyelesaikan soal cerita dengan aturan-aturan yang telah direncakan pada
tahap sebelumnya. Oleh sebab itu dapat dikatakan ketiga subjek telah mencapai tahap
keterampilan proses yang berkaitan dengan harga beli. Hal tersebut berbeda dengan hasil
penelitian Satoto (2012) yang menemukan bahwa terdapat 50% subjek yang melakukan
kesalahan pada tahap keterampilan proses.
Hasil penelitian pada 3 subjek, subjek berkemampuan matematika sedang dan rendah
mampu mencapai tahap keterampilan proses pada soal aritmatika sosial yang berkaitan
dengan harga jual. Sedangkan subjek berkemampuan matematika tinggi belum mencapai
tahap keterampilan proses pada soal aritmatika sosial yang berkaitan dengan harga jual. Hal
tersebut disebabkan karena ia belum dapat memecahkan masalah sesuai dengan langkah-
langkah pemecahan masalah yang telah direncakan pada tahap sebelumnya secara tepat.
Menurut White (2010) seorang siswa dikatakan telah mencapai tahap keterampilan proses
apabila ia mampu menyelesaikan soal cerita dengan aturan-aturan yang telah direncakan pada
tahap sebelumnya. Oleh sebab itu dapat dikatakan hanya 2 dari 3 subjek yang telah mencapai
tahap keterampilan proses yang berkaitan dengan harga jual. Hal tersebut berbeda dengan
hasil penelitian Satoto (2012) yang menemukan bahwa terdapat 50% subjek yang melakukan
kesalahan pada tahap keterampilan proses.
Hasil penelitian pada 3 subjek, subjek berkemampuan matematika tinggi dan sedang
mampu mencapai tahap keterampilan proses pada soal aritmatika sosial yang berkaitan
dengan potongan harga atau diskon. Sedangkan subjek berkemampuan matematika rendah
belum mencapai tahap keterampilan proses pada soal aritmatika sosial yang berkaitan
dengan potongan harga atau diskon. Hal tersebut disebabkan karena ia belum dapat
memecahkan masalah sesuai dengan langkah-langkah pemecahan masalah yang telah
34
direncakan pada tahap sebelumnya secara tepat. Menurut White (2010) seorang siswa
dikatakan telah mencapai tahap keterampilan proses apabila ia mampu menyelesaikan soal
cerita dengan aturan-aturan yang telah direncakan pada tahap sebelumnya. Oleh sebab itu
dapat dikatakan hanya 2 dari 3 subjek yang telah mencapai tahap keterampilan proses yang
berkaitan dengan potongan harga atau diskon. Hal tersebut berbeda dengan hasil penelitian
Satoto (2012) yang menemukan bahwa terdapat 50% subjek yang melakukan kesalahan pada
tahap keterampilan proses.
5. Penulisan Jawaban
Hasil penelitian pada 3 subjek, subjek berkemampuan matematika tinggi, sedang, dan
rendah mampu mencapai tahap penulisan jawaban pada soal aritmatika sosial yang berkaitan
dengan harga beli. Ketiga subjek tersebut tidak ada yang melakukan kesalahan pada tahap
penulisan jawaban karena mereka dapat melakukan pengecekan dan memberikan kesimpulan
terhadap hasil pemecahan masalah dari soal yang diberikan. Menurut White (2010) seorang
siswa dikatakan telah mencapai tahap penulisan jawaban apabila ia dapat menuliskan
jawaban yang ditanyakan secara tepat, melakukan pengecekan kembali terhadap jawaban,
dan menginterpretasikan jawaban akhir. Oleh sebab itu dapat dikatakan ketiga subjek telah
mencapai tahap penulisan jawaban yang berkaitan dengan harga beli. Hal tersebut berbeda
dengan hasil penelitian Satoto (2012) yang menemukan bahwa terdapat 50% subjek yang
melakukan kesalahan pada tahap keterampilan proses.
Hasil penelitian pada 3 subjek, subjek berkemampuan matematika sedang dan rendah
mampu mencapai tahap penulisan jawaban pada soal aritmatika sosial yang berkaitan dengan
harga jual. Sedangkan subjek berkemampuan matematika tinggi belum mencapai tahap
penulisan jawaban pada soal aritmatika sosial yang berkaitan dengan harga jual. Hal tersebut
disebabkan karena mereka dapat melakukan pengecekan dan memberikan kesimpulan
terhadap hasil pemecahan masalah dari soal yang diberikan. Menurut White (2010) seorang
siswa dikatakan telah mencapai tahap penulisan jawaban apabila ia dapat menuliskan
jawaban yang ditanyakan secara tepat, melakukan pengecekan kembali terhadap jawaban,
dan menginterpretasikan jawaban akhir. Oleh sebab itu dapat dikatakan hanya 2 dari 3 subjek
yang telah mencapai tahap penulisan jawaban yang berkaitan dengan harga jual. Hal tersebut
berbeda dengan hasil penelitian Satoto (2012) yang menemukan bahwa terdapat 50% subjek
yang melakukan kesalahan pada tahap keterampilan proses.
Hasil penelitian pada 3 subjek, subjek berkemampuan matematika sedang dan rendah
mampu mencapai tahap penulisan jawaban pada soal aritmatika sosial yang berkaitan dengan
potongan harga atau diskon. Sedangkan subjek berkemampuan matematika tinggi belum
35
mencapai tahap penulisan jawaban pada soal aritmatika sosial yang berkaitan dengan
potongan harga atau diskon. Hal tersebut disebabkan karena mereka dapat melakukan
pengecekan dan memberikan kesimpulan terhadap hasil pemecahan masalah dari soal yang
diberikan. Menurut White (2010) seorang siswa dikatakan telah mencapai tahap penulisan
jawaban apabila ia dapat menuliskan jawaban yang ditanyakan secara tepat, melakukan
pengecekan kembali terhadap jawaban, dan menginterpretasikan jawaban akhir. Oleh sebab
itu dapat dikatakan hanya 2 dari 3 subjek yang telah mencapai tahap penulisan jawaban yang
berkaitan dengan potongan harga atau diskon. Hal tersebut berbeda dengan hasil penelitian
Satoto (2012) yang menemukan bahwa terdapat 50% subjek yang melakukan kesalahan pada
tahap keterampilan proses.
PENUTUP
1. Temuan
Kemampuan pemecahan masalah siswa berkemampuan matematika tinggi, sedang dan
rendah pada soal aritmatika sosial yang berkaitan dengan harga beli mampu mencapai tahap
penulisan jawaban. Kemampuan pemecahan masalah siswa berkemampuan matematika
sedang dan rendah pada soal aritmatika sosial yang berkaitan dengan harga jual mampu
mencapai tahap penulisan jawaban, sedangkan siswa berkemampuan matematika tinggi
hanya mencapai tahap transformasi malasah. Kemampuan pemecahan masalah siswa
berkemampuan matematika tinggi dan sedang pada soal aritmatika yang berkaitan dengan
potongan harga atau disekon mampu mencapai tahap penulisan jawaban, sedangkan siswa
berkemampuan matematika rendah hanya mencapai tahap transformasi masalah.
2. Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan simpulan, maka peneliti dapat mengemukakan
beberapa saran. Sebagai guru, sebaiknya mengadakan pembelajaran yang meningkatkan
kemampuan memecahkan masalah berbentuk soal cerita yaitu menekankan ide dasar
aritmatika dalam memecahkan masalah agar siswa tidak hanya menggunakan strategi coba-
coba yang kurang efisien waktu, serta meningkatkan kemampuan membaca siswa melalui
memperkaya kosakata matematika siswa. Untu peneliti lain, penelitian ini merupakan
penelitian dalam skala kecil. Apabila penelitian ini ingin dikembangkan, dapat dikembangkan
dengan skala besar. Dengan menggunakan lebih banyak subjek dari beberapa sekolah untuk
melihat kemampuan siswa dalam memecahkan masalah berbentuk soal cerita dalam skala
besar dan memperluas intrumen penelitian melalui variasi cakupan materi soal tes.
36
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, S. 2000. Memecahkan Masalah dalam Matematika. Jurnal Gentengkali 3, (1), 36-39.
Abdurahman. 1999. Stress, Cemas Depresi. Jakarta: Gaya Baru.
Depdiknas. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: Direktorat Jendral
Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional.
Fahim, M & Pezeshki, M. 2012. Manipulating Critical Thinking Skills in Test Taking. International
Journal of Education, Vol.4, No.1, p.153-160.
Fatmawati, Harlinda. 2014. Analisis Berpikir Kritis Siswa dalam Pemecahan Masalah Matematika
berdasarkan Polya pada Pokok Bahasan Persamaan Kuadrat. Jurnal Elektronik Pembelajaran
Matematika, Vol.2 No.9, p.899-901.
Herman, Hudojo. 2005. Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran Matematika. Malang: UM
Press.
Ismunamto, A. 2011. Ensiklopedia Matematika 5. Jakarta: PT Lentera Abadi.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI. 2013. Matematika. Jakarta: Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan.
Kurniawan. 2013. Matematika 1. Jakarta: PT. Gelora Aksara Pratama.
Mulyadi dkk. 2015. Analisis Kesalahan dalam Menyelesaikan Soal Cerita pada Materi Luas
Permukaan Bangun Ruang berdasarkan Newman’s Error Analysis (NEA) ditinjau dari
Kemampuan Spasial. Jurnal Elektronik Pembelajaran Matematika Vol.3, No.4, p.370-382 Juni
2015.
National Council of Teachers of Mathematics (NCTM). 2000. Principles and standards for school
mathematics. Reston, VA: National Council of Teachers of Mathematics.
Österholm, M. 2007. A Reading Comprehension Perspective on Problem Solving. In C. Bergsten &
B. Grevholm (Eds.) Developing and Researching Quality in Mathematics Teaching and Learning.
Proceedings of MADIF 5, the 5th Swedish Mathematics Education Research Seminar, Malmö,
January 24-25, 2006, p.136-145.
Rokhimah, Siti. 2015. Analisis Kesalahan Siswa dalam Menyelesaikan Soal Cerita Matematika
Materi Aritmatika Sosial Kelas VII Berdasarkan Prosedur Newman. Semarang.
Santrock, John W. 2008. Psikologi Pendidikan. Terjemahan oleh Tri Wibowo B.S. Jakarta: Kencana.
Shadiq, Fadjar. 2004. Penalaran, Pemecahan Masalah dan Komunikasi Dalam Pembelejaran
Matematika. Yogyakarta: P4TK Matematika. (notyet)
Satoto, Seto dkk. 2012. Analisis Kesalahan Hasil Belajar Siswa dalam Menyelesaikan Soal dengan
Prosedur Newman.
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.
Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D).
Bandung: Alfabeta.
Turmudi. 2008. Landasan Filsafat dan Teori Pembelajaran Matematika: Paradigma Eksploratif dan
Investigatif. Jakarta: Leuser Citra Pustaka.
37
Wagiyo, A., Surati, F., & Supradiarini, I. 2008. Pegangan Belajar Matematika Untuk SMP/MTs Kelas
VII. Jakarta: Depdiknas.
Wahyudi & Kriswandani. 2013. Pengembangan Pembelajaran Matematika SD. Salatiga: Widya Sari.
White, Allan L. 2010. Numeracy, Literacy, and Newman’s Error Analysis. Journal of Science and
Mathematics Education in Southeast Asia, Vol.33 No.2, p.129-148.
Widoyoko, Eko Putro. 2014. Penilaian Hasil Pembelajaran di Sekolah. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.