deskripsi poster

1
DIV Keperawatan Tingkat III Angkatan I Tak bisa dipungkiri ada banyak orang-orang yang bisa dikatakan memiliki intelektual. Namun intelektual yang katanya sangat penting dan begitu diagung-agungkan itu terkadang tak diimbangi dengan sesuatu bernama budi pekerti. Mereka yang katanya orang intelek, yang katanya punya banyak gagasan untuk kemajuan negeri ini. Mencalonkan diri dan mengucap bahwa dirinya akan sepenuhnya memikirkan jalan keluar bagi rakyat negeri yang tertindas dihimpit kemiskinan. Namun wacana hanyalah wacana. Hanya omong kosong tak berarti. Mereka kaum intelek yang katanya punya otak pandai, hanya pandai menipu rakyat dengan fatamorgana. Mereka yang katanya punya otak, setelah dipilih menjadi wakil yang menyuarakan nasib rakyat hanya sibuk berpikir. Memikirkan cara memperkaya diri sendiri dengan menggerogoti uang rakyat yang selama ini mempercayainya untuk menjadi seorang pemimpin. Miris, meratapi wakil-wakil rakyat intelek yang pandai omong kosong, miskin kearifan budi pekerti.

Upload: mae

Post on 10-Dec-2015

212 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

,m ml

TRANSCRIPT

Page 1: Deskripsi Poster

DIV Keperawatan Tingkat III Angkatan I

Tak bisa dipungkiri ada banyak orang-orang yang bisa dikatakan memiliki intelektual. Namun

intelektual yang katanya sangat penting dan begitu diagung-agungkan itu terkadang tak

diimbangi dengan sesuatu bernama budi pekerti. Mereka yang katanya orang intelek, yang

katanya punya banyak gagasan untuk kemajuan negeri ini. Mencalonkan diri dan mengucap

bahwa dirinya akan sepenuhnya memikirkan jalan keluar bagi rakyat negeri yang tertindas

dihimpit kemiskinan. Namun wacana hanyalah wacana. Hanya omong kosong tak berarti.

Mereka kaum intelek yang katanya punya otak pandai, hanya pandai menipu rakyat dengan

fatamorgana. Mereka yang katanya punya otak, setelah dipilih menjadi wakil yang menyuarakan

nasib rakyat hanya sibuk berpikir. Memikirkan cara memperkaya diri sendiri dengan

menggerogoti uang rakyat yang selama ini mempercayainya untuk menjadi seorang pemimpin.

Miris, meratapi wakil-wakil rakyat intelek yang pandai omong kosong, miskin kearifan budi

pekerti.