deskripsi, screen, scop
TRANSCRIPT
DESKRIPSI, SCREENING DAN SCOPING
PROYEK JALAN TOL SEMARANG- SOLO
Disusun untuk mata kuliah Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
Dosen pengampu: Eram Tunggul P. , S.KM, M.Kes
Oleh:
1. Laily Andriyanti 6411409085/ Rombel 04
2. Estydyah N 6411409087/ Rombel 04
3. Dina A 6411409088/ Rombel 04
4. Mustafidah 6411409089/ Rombel 04
5. Rizki Mardiansah 6411409091/ Rombel 04
6. Victa Sonia 6411409118/ Rombel 05
7. Annisa Rahayu 6411409123/ Rombel 05
8. Linda Riski Sefrina 6411409128/ Rombel 05
9. Ayu Andini 6450408134/ Rombel 05
JURUSAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2012
PEMBANGUNAN TOL SEMARANG-SOLO
A. DESKRIPSI KEGIATAN
Identitas Pemrakarsa
Nama lnstansi : PT TRANS MARGA JATENG
Alamat : Jl. Murbei Sumurboto Semarang, 50269, Indonesia
Penanggung Jawab : Ir. Danang Atmodjo, MT
Jabatan : Komisaris Utama
ldentitas Penyusun Studi AMDAL
Nama : PT. Osaka Maju Raya
Alamat : Jl. Pete Raya No. 09 Semarang
Penanggung Jawab : Prof. Budi Raharjo, ST, M.Kes
MAKSUD DAN TUJUAN PEMBANGUNAN TOL SEMARANG-SOLO
Jalan tol Semarang – Solo merupakan salah satu prioritas bagian program
Nasional pembangunan Jalan Tol Trans Jawa (Trans Java Toll Road) bersama
ruas jalan tol yang lain di Provinsi Jawa Tengah. Jalan tol Semarang – Solo
memiliki arti yang strategis bagi pengembangan jaringan jalan nasional secara
khusus di Jawa Tengah dan juga bagi perkembangan jaringan jalan dalam skala
regional.
Tujuan :
1. Untuk meningkatkan perekonomian Jawa Tengah dan menjadi akses
angkutan barang.
Bibit Waluyo, gubernur Jawa Tengah, menyatakan tol ini akan meningkatkan
pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah. Tol ini juga memiliki fungsi strategis,
salah satunya karena menjadi penghubung Ungaran sebagai kawasan industri
dengan Semarang.
2. Untuk kepentingan umum/ masyarakat.
3. Untuk mempersingkat jarak tempuh Semarang-Solo.
Realisasi jalan tol Semarang-Solo sudah sangat mendesak, mengingat jalur ini
sangat padat sehingga saat ini dibutuhkan waktu tiga jam untuk jarak tempuh
Semarang-Solo sepanjang 101 km. Waktu tempuh Semarang-Solo lewat jalan
tol hanya 50 menit. Ini sangat efisien sehingga menguntungkan warga
masyarakat
4. Untuk memperlancar lalu lintas dan aksesbilitas orang, barang dan jasa di
daerah yang berkembang serta penghematan biaya perjalanan bagi pelaku
pergerakan.
LOKASI, SARANA DAN URAIAN KEGIATAN
Lokasi Pembangunan Tol Semarang-Solo melewati 6 kota, yaitu Kota
Semarang, Kabupaten Semarang, Kota Salatiga, Kabupaten Boyolali, Kabupaten
Kartasura dan Kabupaten Karanganyar, dengan panjang 75,67 km.
Pembangunan dibagi menjadi 5 seksi, yaitu:
1. Seksi I Semarang-Ungaran (16,3 km) yang sudah beroperasi sejak
diresmikan pada November 2011,
2. Seksi II Ungaran-Bawen (13,33 km),
3. Seksi III Bawen-Solo (18,2 km),
4. Seksi IV Solo-Boyolali (22,4 km),
5. Seksi V Boyolali-Karanganyar (11,1 km)
Jalur utama terbagi menjadi:
1. Tahap 1: Semarang-Bawen
a. Seksi 1 Semarang-Ungaran
a.1 Paket I : 3,525km
a.2 paket II : 4,950 km
a.3 Paket III : 5,625km
b. Seksi 2 Ungaran-Bawen
b.1 Paket IV : 3,900 km
b.2 Paket V : 3,825 km
b.3 Paket VI : 1,275 km
2. Tahap 2: Bawen – Solo
a. Bawen- Salatiga : 17,300 km
b. Salatiga- Boyolali : 24,500 km
c. Boyolali-Kartasura: 7,800 km
Daerah yang terkena tol Semarang-Solo:
1. Kota Semarang : Kecamatan banyumanik (Kelurahan Sumurboto,
Pedalangan, Pudakpayung, Padangsari, Jabungan, Gedawang, Untuk
Kecamatan Tembalang hanya di Kelurahan Kramas (Keputusan Gubernur
Jawa Tengah Nomor 620/25/2008 tentang Persetujuan Penetapan Lokasi
Pembangunan Jalan Tol Trans Jawa di Provinsi Jawa Tengah, 2008).
2. Kabupaten Semarang : Kecamatan Ungaran, Bergas, Pringapus, Bawen,
Tuntang, Pabelan, Tengaran, Suruh, Susukan dan Kaliwungu.
3. Kota Salatiga : Kecamatan Sidorejo, Kecamatan Tingkir
4. Kabupaten Boyolali : Kecamatan Ampel, Kecamatan Boyolali,
Kecamatan Mojosongo, Kecamatan Teras, Kecamatan Banyudono
5. Kabupaten Sukoharjo : Kecamatan Kartosuro
6. Kabupaten Karanganyar: Kecamatan Colomadu
Sarana yang dibangun
Jalan tol
Rest area di KM 22 yang memiliki sarana tempat parkir, ruang istirahat,
restoran cepat saji, pujasera, mushola, bengkel, minimarket, toilet, SPBU,
sarana informasi, telepon umum serta fasilitas yang menunjang lainnya.
Kegiatan yang dilakukan : Lalu lintas kendaraan
B. TAHAP PENAPISAN (SCREENING)
Penapisan atau screening merupakan kegiatan untuk memilih/ menyaring/
menapis rencana proyek manakah yang perlu dilengkapi dengan dokumen
AMDAL dan mana yang tidak. Agar tidak mengakibatkan bertambahnya
biaya, tenaga, waktu, dan birokrasi, maka prosedur penapisan harus disusun
sesederhana mungkin dengan tingkat keakuratan (kepercayaan) yang
maksimum. Metode dalam penapisan ada dua, yaitu penapisan bertahap dan
penapisan satu langkah. Dalam penyusunan AMDAL untuk kegiatan operasi
jalan tol Semarang-Solo ini menggunakan metode satu langkah. Berikut ini
bagan proses penapisan satu langkah:
Semua kegiatan
Kegiatan di luar daftar
Penapisan dengan daftar
Kegiatan masuk daftar
Wajib AMDAL Tidak perlu AMDAL (buat UKL &UPL)
Menurut bagan diatas dan dalam daftar Keputusan Menteri Lingkungan
Hidup RI No. 17 Tahun 2001 tentang kegiatan yang wajib dilengkapi dengan
AMDAL, pembangunan jalan tol termasuk didalamnya, pada bidang prasarana
wilayah. Sehingga pembangunan jalan tol Semarang-Solo ini termasuk
kegiatan yang wajib AMDAL.
C. TAHAP PELINGKUPAN (SCOPING)
Yang dimaksud dengan tahap pelingkupan adalah proses awal (dini) untuk
menentukan lingkup permasalahan dan mengidentifikasi dampak besar dan
penting yang terkait dengan rencana usaha atau kegiatan. Proses pelingkupan
terdiri dari dua macam proses, yaitu Pelingkupan Dampak Penting dan
Pelingkupan Batas ( Pelingkupan batas dalam ruang dan Pelingkupan batas
dalam waktu).
Jalan tol yang dibangun ini berada pada daerah patahan dan wilayah
dengan tanah yang labil, sehingga berpotensi besar terjadi pergerakan tanah
atau longsor. Penurunan level tanah di daerah Gedawang kemungkinan akan
kerap terjadi, mengingat daerah timbunan tanah setinggi 30 meter ini diapit
dua sungai besar yakni Sungai Kaligarang disisi barat dan Kali Pengkol di
sebelah timur. Daerah patahan paling ideal, sebagai daerah resapan air.
Gedawang hingga hutan wisata Penggaron selama ini, sebelum dibangun jalan
tol, merupakan daerah resapan dan kawasan hutan lindung, tempat sumber air
bagi Kota Semarang. Akibat pembangunan jalan tol ini, sebanyak 22 hektar
hutan lindung dan lebih dari 3.000.000 m² lahan pertanian di Jawa Tengah
akan hilang. Selain itu, pembangunan rute jalan tol banyak yang akan
mengorbankan sekolah.
1. Pelingkupan dampak penting
Pelingkupan dampak penting mencakup: identifikasi dampak penting,
evaluasi dampak potensial, pemusatan dampak penting, perumusan
lingkup dan kedalaman studi ANDAL.
A. Identifikasi dampak penting
Mengidentifikasi dampak lingkungan yang potensial akan timbul tanpa
memperhatikan besar/kecil dampak, positif/negatif dampak dan
penting tidaknya dampak.
Pembebasan lahan
Perubahan iklim yang tidak stabil
Kualitas udara terganggu
Kebisingan.
Kualitas dan resapan air yang terganggu
Perekonomian daerah meningakat
Struktur dan interaksi sosial masyarakat terganggu
Aktivitas anak sekolah menjadi terganggu
Terdapat beberapa daerah terisolir
Kemacetan pada pintu tol
Sampah yang menyebabkan pencemaran
Erosi (darat)
Vegetasi darat dan sungai
Hotel dan restaurant di Salatiga sepi pengunjung
Perekonomian di sekitar ruas jalan utama Semarang Solo terjadi
penurunan pendapatan
Efisiensi waktu tempuh Semarang-Solo, yang tadinya 3 jam
menjadi 50 menit
Kesehatan lingkungan
Kesehatan masyarakat
B. Evaluasi dampak potensial
Meniadakan dari daftar dampak potensial yang kurang relevan atau tidak
mengalami perubahan mendasar. Hasil: Daftar dampak penting hipotetis.
Pembebasan lahan
Perubahan iklim yang tidak stabil
Kualitas udara terganggu
Kebisingan.
Kualitas dan resapan air yang terganggu
Struktur dan interaksi sosial masyarakat terganggu
Aktivitas anak sekolah menjadi terganggu
terdapat beberapa daerah terisolir
Sampah yang menyebabkan pencemaran
Longsor karena tanah yang labil.
Vegetasi darat dan sungai
Timbulnya banjir lumpur di kabupaten Semarang
Perekonomian ruas jalan utama Semarang Solo terjadi penurunan
pendapatan
C. Pemusatan dampak penting
Pengelompokkan dampak penting hipotetis atas beberapa isu pokok dengan
langkah :
a. Dampak penting dikelompokkan berdasarkan kedekatan keterkaitannya
satu sama lain
Hasil: 2 – 3 Isu Pokok lingkungan yang merupakan hasil pengelompokan
dampak penting
b. Membuat urutan Isu Pokok menurut kepentingan ekonomi, sosial
maupun ekosistem
Hasil: Urutan Isu Pokok lingkungan
D. Perumusan lingkup dan kedalaman studi ANDAL
Dampak Potensial
Pembebasan lahan
Perubahan iklim yang tidak
stabil
Kualitas udara terganggu
Kebisingan.
Kualitas dan resapan air yang
terganggu
Perekonomian lokal
meningakat
Struktur dan interaksi sosial
masyarakat terganggu
Aktivitas anak sekolah
menjadi terganggu
terdapat beberapa daerah
terisolir
Kemacetan pada pintu tol
Sampah yang menyebabkan
pencemaran
Erosi (darat)
Vegetasi darat dan sungai
Hotel dan restaurant di
Salatiga sepi pengunjung
Perekonomian ruas jalan
utama Semarang Solo terjadi
penurunan pendapatan
Efisiensi waktu tempuh
Semarang-Solo, yang tadinya
3 jam menjadi 50 menit
Dampak Penting
Hipotesis
Pembebasan lahan
Perubahan iklim yang
tidak stabil
Kualitas udara terganggu
Kebisingan.
Kualitas dan resapan air
yang terganggu
Struktur dan interaksi
sosial masyarakat
terganggu
Aktivitas anak sekolah
menjadi terganggu
terdapat beberapa daerah
terisolir
Sampah yang
menyebabkan
pencemaran
Longsor karena tanah
yang labil.
Vegetasi darat dan
sungai
Timbulnya banjir lumpur
di kabupaten Semarang
Perekonomian ruas jalan
utama Semarang Solo
terjadi penurunan
pendapatan
pendapatan
Isu Pokok
Penurunan Kualitas
lingkungan
Kebisingan.
Struktur dan interaksi
sosial masyarakat
terganggu
Timbulnya banjir
lumpur di kabupaten
Semarang
Perekonomian ruas
jalan utama Semarang
Solo terjadi penurunan
pendapatan
Pembangunan Jalan Tol Semarang-Solo
kualitas udarakebisingan Kualitas dan resapan air Struktur dan interaksi sosial masyarakat tergangguair yang terganggu
Aktivitas anak sekolah menjadi terganggu
Sampah
Longsor Banjir lumpur di kabupaten Semarang
perekonomian melemah
Sikap Masyarakat Terhadap Proyek
Terdapat beberapa daerah terisolir
Hasil Proses Pelingkupan Bagan Alir Dampak Penting Hipotetik
2. Pelingkupan batas
a. Pelingkupan Batas dalam Ruang
- Batas Proyek
Proyek tol Semarang – Solo terbentang antara kota Semarang sampai kota
Solo. Panjang jalan tol ini adalah 75,7 km. Jalan tol Semarang-Solo dibangun
dengan lebar per lajurnya 3,6 meter, bahu luar jalan selebar tiga meter, bahu
dalam 1,5 meter, dan lebar median 5,5 meter. Dengan spesifikasi ini, lebar
jalan tol Semarang-Solo minimal mencapai 40 meter.
Panjang total Semarang-Ungaran 14,10 km, mulai dari daerah Tembalang-
Banyumanik-Ungaran. Dibagi menjadi 3 paket yaitu :
Paket I 3,525 km
Paket II 4,950 km
Paket III 5,625 km
Lebar laju lalu lintas dengan ukuran 3 lajur x 3,6m x 2jalur, dengan lebar
bahu luar 3,0 m dan lebar bahu dalam 1,5 m.
- Batas Ekologi
Proyek tol Semarang – Solo diperkirakan menyebabkan perubahan alami
yang mendasar mulai dari ruas jalan tol Srondol - Jatingaleh (Semarang)
hingga Sukoharjo- Karanganyar.
- Batas Sosial
Proyek tol Semarang – Solo dapat menimbulkan perubahan kehidupan social
ekonomi dan sosial budaya masyarakat disekitar jalan tol mulai Semarang
sampai Solo, seperti sebanyak delapan kepala keluarga (KK) atau 12 rumah
di Dukuh Bukuning, Desa Mudal, Kecamatan Boyolali dipastikan akan
terisolasi dan beberapa sekolah tergusur akibat proyek tol ini.
- Batas Administrasi
Proyek tol Semarang – Solo melalui 6 daerah kabupaten/kota yaitu Kota
Semarang, Kabupaten Semarang, Kota Salatiga, Kabupaten Boyolali,
Kabupaten Karanganyar, dan Kabupaten Sukoharjo. Pembangunan tol
Semarang-Ungaran melewati Kota Semarang dan Kabupaten Semarang:
Kota Semarang yang meliputi Kecamatan Banyumanik (Kelurahan
Pedalangan, Padangsari, Gedawang, Sumur Boto), Kecamatan
Tembalang (Kelurahan Kramas)
Kabupaten Semarang, terdiri dari :
• Kecamatan Ungaran: Desa Susukan, Kalirejo, Sidomulyo,
Gedanganak, Leyangan
• Kecamatan Bergas: Desa Karangjati, Wringin Putih, Ngempon.
• Kecamatan Pringapus: Desa Derekan, Klepu.
b. Pelingkupan Batas dalam Waktu
Pembangunan Jalan Tol Semarang-Ungaran mulai tahun 2009, dan diperkirakan
akan selesai pada tahun 2013. Proyek tol Semarang–Solo diperkirakan memiliki
masa konsesi selama 35 tahun (termasuk pembebasan lahan, kontruksi, dan
operasi).