deskripsi tingkat kemampuan penyesuaian sosial … · deskripsi tingkat kemampuan penyesuaian...
TRANSCRIPT
i
DESKRIPSI TINGKAT KEMAMPUAN PENYESUAIAN SOSIAL REMAJATERHADAP KELOMPOK SEBAYA PANTI ASUHAN WIRA KARYA TAMA
PURWOREJO TAHUN 2007/2008 DAN IMPLIKASINYA TERHADAPUSULAN TOPIK-TOPIK BIMBINGAN PRIBADI-SOSIAL
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu SyaratMemperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Bimbingan dan Konseling
Disusun Oleh:Dewi Wahyuningsih
NIM 021114064
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELINGJURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANUNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA2008
v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Motto
Life is Beautiful
Skripsi ini kupersembahkan untuk:
Ҩ Hati Kudus Yesus yang setia menemaniku saat kesulitan Ҩ
Ҩ Bunda Suci Maria yang slalu mengajariku untuk sabar Ҩ
Ҩ Suamiku dan anakku, trima kasih cinta untuk sgalanya. Aku sayang kalian Ҩ
Ҩ Orang tuaku yang sayang dan slalu mendoakanku Ҩ
Ҩ Teman & saudaraku, sahabat yang membantuku Ҩ
vi
ABSTRAK
DESKRIPSI TINGKAT KEMAMPUAN PENYESUAIAN SOSIAL REMAJATERHADAP KELOMPOK SEBAYA DI PANTI ASUHAN WIRA KARYA TAMAPURWOREJO TAHUN 2007/2008 DAN IMPLIKASINYA TERHADAP USULAN
TOPIK-TOPIK BIMBINGAN PRIBADI-SOSIAL
DEWI WAHYUNINGSIH2008
Penelitian ini dimaksudkan untuk memperoleh gambaran tentang tingkatkemampuan penyesuaian sosial remaja panti asuhan Wira Karya Tama Purworejoterhadap kelompok sebaya di panti asuhan tahun 2007/2008 dan implikasinyaterhadap usulan topik-topik bimbingan pribadi-sosial. Permasalahan yang dibahasdalam penelitian ini adalah: (1) Sejauh mana tingkat kemampuan penyesuaian sosialremaja panti asuhan Wira Karya Tama tahun 2007/2008 terhadap kelompok sebaya?(2) Topik-topik bimbingan apa saja yang dapat diusulkan sebagai usulan topik-topikbimbingan pribadi sosial untuk para remaja panti asuhan Wira Karya Tama tahun2007/2008?
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitiandeskriptif. Subyek penelitiannya adalah para remaja panti asuhan Wira Karya TamaPurworejo tahun 2007/2008 yang berjumlah 30 orang. Instrumen penelitian yangdigunakan adalah “Kuesioner Tingkat Kemampuan Penyesuaian Sosial RemajaTerhadap Kelompok Sebaya” yang disusun oleh peneliti dengan memodifikasikuesioner yang dibuat oleh Anita Widia Ariati tahun 2004. Dalam instrumen inidikemukakan ada lima aspek penyesuaian sosial yang dijabarkan dalam item-iteminstrumen penelitian.
Hasil penelitian adalah: (1) Tingkat kemampuan penyesuaian sosial remajapanti asuhan Wira Karya Tama Purworejo tahun 2007/2008 terhadap kelompoksebaya, yaitu: Jumlah anak yang memiliki tingkat kemampuan penyesuaian sosialterhadap kelompok sebaya pada kategori tinggi ada 15 anak, sedangkan padakategori rendah ada 15 anak. (2) Topik-topik bimbingan yang dapat diusulkansebagai usulan topik-topik bimbingan pribadi sosial untuk para remaja panti asuhanWira Karya Tama tahun 2007/2008 adalah: Percaya Diri, Penghargaan Terhadap DiriSendiri dan Orang lain, Kepemimpinan, Kerjasama, Cara Mengelola Emosi.
vii
ABSTRACT
THE DESCRIPTION OF ADOLESCENCE SOCIAL ADJUSMENT ABILITYLEVEL AT WIRA KARYA TAMA ORPHANAGE, PURWOREJO IN 2007/2008TO THE PEERS GROUP AND ITS IMPLICATION TO THE SUGGESTION OF
PERSONAL-SOCIAL GUIDANCE TOPICS
DEWI WAHYUNINGSIH2008
The research aimed to provide a description about the level adolescent socialadjustment at Wira Karya Tama Orphanage Purworejo in 2007/2008 to peers groupand its implication in the social personal guidance topics idea. The problems that arediscussed in the research are (1) What is the adolescent social adjustment ability levelat Wira Karya Tama Orphanage Purworejo 2007/2008 to the peer group? (2)Whatguidance topics that could be suggested as a personal-social guidance topic at WiraKarya Tama Orphanage Purworejo in 2007/2008.
The type of research used in the research was descriptive analysis. Therespondent was 30 adolescents. The instrument of the research was the questionnaireof adolescent social adjustment ability level to the peers group. This questionnairewas arranged by Anita Widia Ariati 2004 with some modifications by the writer. Thisinstrument had 5 social adjustment aspect which divided into some items of researchinstruments.
The result of this research were (1) The social adjustment ability levels ofadolescent at Wira Karya Tama Orphanage Purworejo in 2007/2008 to the peersgroup, 15 peers were high and 15 peers were low.(2) Guidance topics that could besuggested as a personal-social guidance topic at Wira Karya Tama OrphanagePurworejo in 2007/2008 were: Confidance, Self and Other Appreciation, Leadership,Partnership, and Management Emotion.
viii
KATA PENGANTAR
Penulis menghaturkan puji syukur pada Yesus Kristus yang telah menyertai
penulis dengan kasih dan cinta-Nya dalam penulisan skripsi ini, penulis mendapatkan
kekuatan dan semangat sehingga dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini.
Kelancaran dan keberhasilan dalam menyusun skripsi ini tidak lepas dari
penerimaan, dukungan, bantuan dan kerjasama dari semua pihak yang terlibat secara
langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu penulis ingin mengucapkan terima
kasih kepada:
1. Bapak Drs.Y.B. Adimassana, MA, selaku dosen pembimbing yang telah
memberikan bimbingan, kritik, saran dan dorongan kepada penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini.
2. Para Dosen Program Studi Bimbingan Konseling Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta yang telah banyak memberikan bekal, bantuan
kepada penulis selama menjalani masa studi.
3. Ibu Sri Tanmiati, S.Pd, yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk
mengadakan penelitian di panti asuhan Wira Karya Tama Purworejo, serta
dukungan beliau yang selalu memberikan semangat kepada penulis agar
cepat menyelesaikan studinya.
4. Para remaja dan para pengasuh panti asuhan Wira Karya Tama Purworejo
yang menerima kehadiran penulis dengan penuh keterbukaan dan
ix
ketulusan, serta segala bentuk bantuan yang diberikan. Mbak Santi yang
membantu peneliti dalam melakukan proses uji coba penelitian &
penelitian.
5. Suamiku Valentinus Prima Dhani A, S.S dan Ananda Fransiskus Xaverius
Raka Putra Adrianto yang Tercinta, yang selalu setia dan sabar menunggu
bundanya lulus kuliah.
6. Bapak/Ibu Santoso dan Bpk/Ibu Ishadi K, mereka yang selalu memberikan
doa dan semangatnya.
7. Teman-teman Bimbingan Konseling angkatan 2002 & 2003 (Mb.Surmi,
Litha, Om gugun yang setia dan sabar membantu penulis bila mengalami
kesulitan).
8. Saudaraku dan semua pihak tidak dapat disebutkan satu persatu, yang
telah membantu dalam penulisan skripi ini.
Penulis menyadari bahwa karya penulisan skripsi ini masih belum sempurna.
Oleh karena itu penulis dengan senang hati menerima sumbangan baik berupa
pemikiran, kritik, maupun saran yang bersifat membangun. Semoga penulisan skripsi
ini bermanfaat bagi dunia bimbingan di panti asuhan dan bagi para pembaca.
Penulis
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........……………………………………………………… i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ...............…………………………. ii
HALAMAN PENGESAHAN ....…………………………………………………. iii
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN …………………………………. iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ………………………………………... v
ABSTRAK .......……………………………………………………………………vi
ABSTRACT .............………………………………………………………………vii
KATA PENGANTAR.....................………………………………………………viii
DAFTAR ISI …………………….……………………………………………... x
DAFTAR TABEL………………………………………………………………… xiii
DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………………………... xiv
BAB I PENDAHULUAN …………………………………………………… 1
A. Latar Belakang Masalah ………………………………………. 1
B. Perumusan Masalah …………………………………………… 4
C. Tujuan Penelitian ……………………………………………… 5
D. Manfaat penelitian …………………………………………….. 5
E. Batasan Istilah & Variabel …………………………………….. 6
xi
BAB II KAJIAN TEORITIS….……………………………………………… 8
A. Panti Asuhan …………………………………………………... 8
1. Pengertian Panti Asuhan ..……………………………. 8
2. Tujuan Panti Asuhan ……...…………………………. 9
3. Fungsi Panti Asuhan …………………………………. 10
B. Remaja …………………………………………………….. 11
1. Pengertian Remaja …………………………………… 11
2. Batasan Usia Remaja ………………………………… 12
3. Tugas Perkembangan Remaja…..…………………….. 12
C. Kelompok Sebaya ……….…………………………………… 13
D. Penyesuaian Sosial ……….………………………………….. 17
1. Pengertian Penyesuaian Sosial ……………………… 17
2. Penyesuaian Sosial Remaja Panti Asuhan ………….. 18
3. Aspek-aspek Penyesuaian Sosial ……………………19
4. Kebutuhan Sosial Remaja Panti Asuhan …………… 25
E. Bimbingan ………………………………………………….. 27
1. Pengertian Bimbingan ……………………………… 27
2. Bimbingan Pribadi-Sosial …………………………... 27
3. Tujuan Pokok Bimbingan …………………………… 28
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ………………..…………………….…31
A. Jenis Penelitian …..…………………………………………... 31
B. Populasi ……..………………………………………………. 31
xii
C. Instrumen Penelitian.………………………………………….. 32
1. Reliabilitas Instrumen ……………………………… 35
2. Validitas Instrumen ………………………………… 36
3. Perhitungan Mean …………………………………. 36
4. Koefisien Reliabilitas dan Validitas Kuesioner …… 37
D. Prosedur Pengumpulan Data ………………………………. 38
E. Teknik Pengolahan Data ……………………………………40
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .............………………. 42
A. Hasil Penelitian ………………………………………………. 42
B. Pembahasan ………………………………………………….. 45
BAB V USULAN TOPIK-TOPIK BIMBINGAN …..…. ………………………. 51
BAB VI RINGKASAN, KESIMPULAN DAN SARAN ..........………………… 57
A. Ringkasan ... …………………………………………………. 57
B. Kesimpulan ….……………………………………………….. 60
C. Saran ………………………………………………………… 60
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………… 62
LAMPIRAN ………………………………………………………………….. 64
xiii
DAFTAR TABEL
TABEL 1 Komposisi Item-item
Dalam Tiap Aspek Penyesuaian Sosial . .………………………….. 34
TABEL 2 Koefisien Relibilitas & Validitas Uji Coba dan Penelitian ………... 37
TABEL 3 Klasifikasi Koefisien Reliabilitas & Validitas alat tes …………….. 38
TABEL 4 Jumlah Remaja Panti Asuhan dan Tingkat Kemampuan
Penyesuaian Sosial Per-Aspek ...........……………………………... 43
TABEL 5 Jumlah Remaja Panti Asuhan dan Tingkat Kemampuan
Penyesuaian Sosial Keseluruhan………………………………….... 44
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN 1 Tabulasi Data Skor-skor Kemampuan Penyesuaian
Sosial Remaja Panti Asuhan ……………………………….. 65
LAMPIRAN 2 Distribusi Skor Gasal-Genap
Uji Coba Penelitian Panti Asuhan Wiloso …………………. 67
LAMPIRAN 3 Distribusi Skor Gasal-Genap Penelitian …………………… 68
LAMPIRAN 4 Distribusi Skor-skor Kuesioner Tiap Anak
dan Penggolongannya………………………………………. 69
LAMPIRAN 5 Perhitungan Skor-skor Per-Aspek Kemampuan
Penyesuaian Sosial …………………………………………. 70
LAMPIRAN 6 Skor-skor Per-Aspek Kemampuan Penyesuaian
Sosial & Penggolongannya ………………………………… 71
LAMPIRAN 7 Urutan Tingkat Kemampuan Penyesuaian Sosial ………….. 72
LAMPIRAN 8 Perhitungan Mean Per-Aspek
Kemampuan Penyesuaian Sosial………………………….... 73
LAMPIRAN 9 Perhitungan Koefisien Reliabilitas & Validitas
Uji Coba Penelitian .…………...…………………………… 75
LAMPIRAN 10 Perhitungan Koefisien Reliabilitas & Validitas dan
Perhitungan Mean Penelitian …...….………………………. 77
LAMPIRAN 11 Surat Ket Penelitian Dari Kampus dan Panti Asuhan.............79
LAMPIRAN 12 Contoh Satuan Pelayanan Bimbingan ………………………81
LAMPIRAN 13 Kuesioner Penyesuaian Sosial Remaja
Terhadap Teman Sebaya …………………………………… 96
- 1 -
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Panti asuhan adalah suatu lingkungan atau tempat tinggal bagi seorang
yang tidak dapat hidup bersama-sama keluarganya, baik dengan ayah, ibu dan
juga saudara-saudaranya. Seorang tersebut hidup dan tinggal bersama orang lain
dalam suatu lingkungan yang memberikan situasi berbeda dengan apa yang
didapatkan seperti anak-anak yang hidup dan tinggal dalam keluarga yang utuh
dan harmonis. Hal ini bisa mungkin terjadi karena keadaan orang tua yang tidak
mampu menjalankan tugasnya secara maksimal. Ketidakbersamaan yang dialami
seorang yang tinggal di panti asuhan tersebut mungkin disebabkan oleh beberapa
hal seperti: orangtua meninggal, keluarga broken home, atau juga disebabkan
karena tidak mampu menanggung biaya hidup karena himpitan beban ekonomi
yang terasa berat. Ketidakbersamaan dengan orangtua ini akan membuat
seseorang tidak mendapatkan kasih sayang dan pendampingan secara langsung
dari orangtuanya, sehingga fungsi atau peranan orangtua harus digantikan oleh
para pengasuh di panti asuhan.
Bagi anak-anak panti tersebut, perpindahan mereka dari keluarga asli ke
panti asuhan ini bisa menimbulkan kesulitan. Kesulitan ini muncul karena
peraturan yang ada dalam panti asuhan berbeda dengan peraturan yang berlaku di
dalam keluarga asli mereka, misalnya: penggunaan aksesoris, pekerjaan rumah
- 2 -
dan lain-lain. Kesulitan lainnya adalah perubahan orang-orang yang berada di
sekitarnya, karena mereka yang sebelumnya hidup bersama keluarga dan saudara-
saudaranya, kini mereka harus hidup bersama orang lain yang belum pernah
mereka kenal yaitu para pengasuh panti asuhan dan teman sebayanya.
Pola sikap, kebiasaan, perilaku remaja bisa berbeda-beda karena pola
pengasuhan orang tua mereka berbeda-beda. Oleh karena itu dalam membina
hubungan dengan kelompok sebaya akan membutuhkan penyesuaian sosial.
Secara tidak langsung mereka harus menyesuaikan diri dengan lingkungan panti
asuhan dan teman sebayanya, karena mereka akan tinggal bersama teman sebaya
dalam satu tempat dan berusaha melihat teman sebaya sebagai saudara mereka
dan keluarga mereka yang baru. Seperti yang diungkapkan Mu’tadin:
“Kemampuan penyesuaian sosial seharusnya diajarkan lebihawal pada diri individu karena, penyesuaian sosial merupakan halpenting yang harus dimiliki oleh remaja. Hal ini disebabkan karenapada masa remaja, individu mulai memasuki dunia pergaulan yanglebih luas di mana penyesuaian diri merupakan salah satu syaratpenting bagi individu untuk mencapai kematangan pribadi.” (www.e-psikologi.com)
Individu yang memasuki masa remaja memiliki tugas perkembangan yang
mencakup banyak hal dan salah satunya adalah mengembangkan kemampuan
penyesuaian sosial. Kemampuan penyesuaian sosial meliputi kemampuan
berkomunikasi, berhubungan dengan orang lain, bertindak sesuai dengan norma
dan aturan yang berlaku, memberi atau menerima feedback dan lain-lain. Remaja
dalam melakukan proses interaksi dengan orang lain terkadang mengalami
hambatan, misalnya: timbulnya ketidakcocokan antara orang yang satu dengan
- 3 -
orang yang lain. Hal ini mungkin terjadi karena seseorang tidak dapat menerima
kekurangan-kekurangan yang ada dalam diri orang lain. Hambatan yang lain
adalah adanya perbedaan kondisi lingkungan barunya dengan kondisi lingkungan
yang pernah ia alami, yaitu: perbedaan dengan aturan-aturan yang pernah ia
lakukan, perbedaan nilai-nilai norma yang ada, serta watak orang-orang baru ia
temui, namun hambatan-hambatan ini bisa diatasi dengan melakukan proses
penyesuaian sosial. Dalam Mu’tadin diungkapkan:
“Pengalaman keberhasilan atau kegagalan seseorang dalammelakukan penyesuaian sosial akan memberikan dampak langsungpada diri remaja. Kegagalan remaja dalam menguasai kemampuanpenyesuaian sosial dapat menyebabkan ia menjadi anak yang rendahdiri, terkucil dari dunia pergaulan teman sebayanya, cenderungbersikap kurang normatif seperti halnya bersikap anti-sosial bahkandapat mengakibatkan anak menjadi terganggu kejiwaan/psikisnya.”(www.e-psikologi.com)
Demikian pula dengan para remaja yang tinggal di panti asuhan Wira
Karya Tama Purworejo pengalaman berhasil atau gagalnya seseorang dalam
melakukan penyesuaian sosial akan menghasilkan bentuk konsekuensi yang harus
ia hadapi. Maka dari itu, penyesuaian sosial penting bagi proses perkembangan
remaja yang yang tinggal di panti asuhan, sebab mereka tidak akan tinggal
selamanya di panti asuhan melainkan harus meninggalkan panti asuhan dan
mencari pekerjaan demi kelangsungan hidup mereka.
Dalam melakukan proses penyesuaian terhadap lingkungannya, remaja
yang membutuhkan beberapa ketrampilan sosial, salah satunya adalah
kemampuan melakukan penyesuaian sosial. Maka kemampuan penyesuaian sosial
- 4 -
ini akan diperlukan dimanapun mereka tinggal di lingkungannya, dimana
peraturan-peraturan dan orang-orang didalamnya benar-benar baru dan berbeda
dari lingkungan sebelumnya.
Hal ini membuat peneliti merasa tertarik untuk melakukan penelitian guna
mengetahui tingkat kemampuan penyesuaian sosial remaja panti asuhan Wira
Karya Tama Purworejo tahun 2007/2008 terhadap kelompok sebaya dan
menyusun usulan topik-topik bimbingan pribadi-sosial yang dilakukan dengan
cara-cara mengetahui aspek-aspek penyesuaian yang rendah dari yang telah
dicapai oleh para remaja panti asuhan Wira Karya Tama Purworejo.
B. Rumusan Masalah
Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui tingkat kemampuan
penyesuaian sosial remaja panti asuhan Wira Karya Tama Purworejo tahun
2007/2008 terhadap kelompok sebaya. Masalah-masalah yang akan diteliti adalah
sebagai berikut:
1. Sejauh mana tingkat kemampuan penyesuaian sosial remaja panti asuhan
Wira Karya Tama tahun 2007/2008 terhadap kelompok sebaya?
2. Topik-topik bimbingan apa saja yang dapat diusulkan sebagai usulan topik-
topik bimbingan pribadi sosial untuk para remaja panti asuhan Wira Karya
Tama tahun 2007/2008?
- 5 -
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk:
1. Mendeskripsikan tingkat kemampuan penyesuaian sosial remaja panti asuhan
Wira Karya Tama tahun 2007/2008 terhadap kelompok sebaya.
2. Menyusun suatu usulan topik-topik bimbingan pribadi-sosial untuk panti
asuhan Wira Karya Tama Purworejo berdasarkan aspek-aspek kemampuan
penyesuaian sosial yang dari aspek kemampuan penyesuaian sosial remaja
panti asuhan yang paling rendah.
D. Manfaat Penelitian:
1. Bagi pengurus panti asuhan Wira Karya Tama Puworejo:
Sebagai bahan informasi yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan
pertimbangan dalam menyusun program bimbingan pribadi-sosial bagi anak-
anak asuh panti asuhan Wira Karya Tama dan sebagai bahan informasi yang
dapat dijadikan bekal dalam mendampingi dan membantu anak-anak asuh
remaja panti asuhan Wira Karya Tama Purworejo, agar mereka mampu
belajar menyesuaikan diri dengan orang lain dalam kehidupannya sehari-hari
demi proses perkembangan sosialnya lebih baik lagi.
2. Peneliti
Peneliti secara langsung memperoleh pengalaman menyusun penelitian dalam
mengungkap tingkat kemampuan penyesuaian sosial remaja panti asuhan
Wira Karya Tama Purworejo terhadap kelompok sebaya tahun 2007/2008.
- 6 -
E. Batasan Istilah dan Batasan Variabel
Beberapa istilah-istilah yang perlu dijelaskan dengan maksud memberi
penegasan tentang maknanya dalam penelitian ini, antara lain:
1. Deskripsi adalah pemaparan/penggambaran dengan kata-kata secara jelas dan
terinci (Poerwadarminta,1976:32). Dalam penelitian ini deskripsi tingkat
kemampuan penyesuaian sosial remaja berarti pemaparan/penggambaran
mengenai tingkat kemampuan penyesuaian sosial remaja terhadap teman-
temannya dalam kelompok sebaya.
2. Panti asuhan adalah tempat memelihara anak-anak yatim/piatu (Kamus Besar
Bahasa Indonesia,1976). Maka dalam penelitian ini panti asuhan berarti
rumah, tempat untuk memelihara dan menampung anak-anak yang dititipkan
di lingkungan panti asuhan.
3. Tingkat kemampuan penyesuaian sosial adalah tinggi-rendahnya kemampuan
seseorang dalam melakukan penyesuaian diri pada orang lain dalam kelompok
sebayanya. Beberapa aspek kemampuan penyesuaian sosial yang dijelaskan
oleh Hurlock (Hurlock,1991:287) yaitu: Penampilan fisik, penyesuaian diri
terhadap berbagai kelompok, sikap sosial, kepuasan pribadi, sifat kepribadian.
4. Remaja adalah seseorang yang berusia antara 13 tahun hingga 18 tahun.
Rentangan usia tersebut adalah merupakan usia remaja awal hingga remaja
akhir (Hurlock,1996:206). Kelompok sebaya berarti kelompok yang terdiri
dari orang-orang yang memiliki beberapa kesamaan, seperti: kesamaan umur
- 7 -
yang kurang lebih sama, minat, nilai-nilai yang diyakini, penampilan diri,
sosial ekonomi, jenis kelamin, suku bangsa (ras), letak geografis tempat
tinggal.
5. Penyesuaian sosial adalah “Keberhasilan seseorang untuk menyesuaikan
dirinya terhadap orang lain dan terhadap kelompok” (Hurlock,1992:287).
6. Bimbingan pribadi-sosial dalam Winkel, W.S. & Sri Hastuti, adalah :
“Bimbingan dalam menghadapi keadaan batinnya sendiri danmengatasi berbagai pergumulan dalam batinnya sendiri untukmengatur dirinya sendiri di bidang kerohanian, perawatan jasmani,pengisian waktu luang, penyaluran nafsu seksual dan membinahubungan kemanusian dengan sesama di berbagai lingkungan/melakukan pergaulan sosial. (Winkel, W.S. & Sri Hastuti, M.M.2004:118)
- 8 -
BAB II
KAJIAN TEORITIS
A. Panti Asuhan
1. Pengertian Panti Asuhan
Panti asuhan adalah tempat untuk merawat; mengasuh seseorang
(Kamus Besar Bahasa Indonesia,1976). Di dalam Pedoman Panti Asuhan
dikatakan bahwa panti asuhan adalah:
“Lembaga kesejahteraan sosial sebagai perwujudantanggung jawab pemerintah dalam memelihara anak-anakterlantar, yang bertanggung jawab memberikan pelayananpengganti dalam pemenuhan kebutuhan fisik, mental dan sosialpada anak asuhannya, sehingga mereka memperoleh kesempatanyang luas, tepat dan memadai bagi perkembangan kepribadiansesuai dengan harapan” (Anita, 2004:11).
Hal ini sesuai dengan pasal 34 Undang-Undang Dasar 1945 yang
menyatakan bahwa “Fakir miskin dan anak-anak terlantar dipelihara oleh
negara.” Panti asuhan terbagi menjadi dua kategori yaitu panti asuhan yatim
dan panti asuhan piatu. Ada juga yang merupakan gabungan keduanya yaitu
panti asuhan yatim-piatu. Untuk panti asuhan yatim sebagai tempat
memelihara dan merawat seseorang yang sudah tidak memiliki ayah,
sedangkan panti asuhan piatu merupakan tempat memelihara dan merawat
seseorang yang sudah tidak memiliki ibu. Jadi panti asuhan yatim-piatu
merupakan tempat untuk merawat individu yang tidak lagi mempunyai ayah
dan ibu. Namun tidak semua panti asuhan hanya terbatas untuk merawat anak-
anak yang tidak memiliki ayah dan ibu saja, panti asuhan juga melayani anak-
- 9 -
anak yang orang tuanya atau keluarganya tidak mampu lagi untuk merawat,
memelihara dan mencukupi kebutuhan anak atau karena masalah dalam
keluarga seperti; perceraian orang tua, hubungan dalam keluarga yang tidak
harmonis atau terhimpit kehidupan ekonomi yang semakin susah.
2. Tujuan Panti Asuhan
Panti asuhan adalah lembaga kesejahteraan sosial sebagai perwujudan
tanggung jawab bersama-sama antara masyarakat dengan pemerintah, pihak
pemerintah yang khusus menangani masalah ini yaitu Dinas Kesejahteraan
Sosial (Dinkesos). Panti asuhan Wira Karya Tama Purworejo termasuk dalam
Dinas Kesejahteraan Sosial Wilayah Provinsi Jawa Tengah dan kantor pusat
Dinkesos Provinsi Jawa Tengah di Semarang. Panti asuhan Wira Karya Tama
bertanggung jawab memberikan pengarahan, memelihara anak-anak terlantar
dan bertanggung jawab memberikan pelayanan pengganti dalam pemenuhan
kebutuhan fisik, mental dan sosial pada anak asuhannya.
Panti asuhan bertujuan membantu anak-anak asuhnya mempersiapkan
dirinya untuk merencanakan, mewujudkan cita-cita dan memenuhi harapan
pribadi dan harapan sosial, agar menjadi pribadi yang dewasa dan menjadi
anggota masyarakat yang baik. Menurut Departemen Sosial (dalam Widia,
Anita.A, 2004:11) panti asuhan memiliki tujuan sebagai berikut:
a. Agar anak asuh dapat menjadi warga masyarakat dan negarayang hidup layak dan mandiri, serta penuh tanggung jawabbaik pada diri sendiri, keluarga maupun orang lain.
- 10 -
b. Memberikan pelayanan kesejahteraan sosial kepada anak-anak asuh agar terpenuhi kebutuhan fisik, mental, dansosialnya.
c. Memberikan asuhan dan bimbingan kepada anak-anak asuhmengarah pada pengembangan pribadi untuk menjadianggota masyarakat yang mampu hidup layak.
d. Mewujudkan kader bangsa yang berkepribadian Pancasila.
3. Fungsi Panti Asuhan
Panti asuhan Wira Karya Tama melakukan kegiatan mengasuh dan
mendidik. Kegiatan pengasuhan anak-anak panti yang dilakukan untuk
membantu anak-anak asuhnya dalam pemenuhan kebutuhan hidupnya yaitu
kegiatan pemeliharaan dan perawatan diri meliputi kegiatan-kegiatan untuk
pemenuhan kebutuhan fisik: makan, minum, pakaian. Kehidupan sosial
meliputi kegiatan: bermain, berorganisasi. Kegiatan belajar dan kegiatan
pengembangan cita-cita meliputi: pemenuhan biaya sekolah, biaya mengikuti
kursus-kursus, mendatangkan guru untuk memberikan les pelajaran secara
khusus dan mengadakan kegiatan ektrakurikuler untuk pengembangan
kemampuan anak-anak asuhnya di luar bidang akademik (menjahit, seni
musik, seni tari, Iqro).
Di dalam panti asuhan ikatan persaudaraan yang terjalin merupakan
perwujudan dari tali kasih antara adik dengan kakak, keduanya saling
merindukan kedekatan hubungan keluarga yang dulu pernah ia alami di
rumahnya. Anak-anak panti asuhan menggantikan kerinduan tersebut dengan
menjalin hubungan yang dekat dengan teman-temannya dan menjadikannya
sebagai saudaranya sendiri, selayaknya adik dan kakak kandungnya, karena
- 11 -
selama ini mereka merasa kehilangan figur keluarga dalam hidupnya. Mereka
juga menginginkan orang tuanya bisa mendampingi, merawat, mengasuh dan
membimbing dirinya seperti anak-anak normal yang lain dan seumuran
dengan dirinya. Namun kelemahan dan kondisi ketidakmampuan keluarga
membuatnya harus mampu bertahan di lingkungan yang baru dan asing.
Anak-anak panti asuhan Wira Karya Tama menciptakan suasana kekeluargaan
tersebut dengan cara, saling menghormati, saling menyayangi, saling
menghargai dan saling membantu satu sama lain. Seperti yang diungkapkan
oleh Ahmadi (dalam Anita, 2004:11-12) bahwa peran keluarga sangat penting
dalam kehidupan seseorang, khususnya dalam pendidikan usia dini yaitu:
“Keluarga adalah merupakan kelompok primer yang paling penting di dalam
masyarakat.” Wujud nyata dari fungsi panti asuhan adalah menciptakan
suasana kekeluargaan yang akhirnya akan menciptakan perasaan sebagai satu
keluarga. Suasana kekeluargaan akan terwujud apabila terjalin sikap saling
menyayangi, menghargai, menghormati serta bekerja sama antara anggota
keluarga.
B. Remaja
1. Pengertian Remaja
Remaja adalah usia di mana mereka mampu berintegrasi dengan
masyarakat dewasa, usia di mana mereka tidak lagi merasa di bawah tingkat
orang-orang yang lebih tua melainkan berada dalam tingkatan sama sekurang-
kurangnya dalam masalah hak (Hurlock, 1996:206).
- 12 -
2. Batasan Usia Remaja
Remaja adalah seseorang yang berusia antara 13 tahun hingga 18 tahun.
Rentangan usia tersebut adalah merupakan usia remaja awal hingga remaja
akhir (Hurlock 1992:185).
3. Tugas Perkembangan Remaja
Para remaja yang tinggal di panti asuhan juga mempunyai tugas
perkembangan yang harus dicapai pada saat usia mereka remaja. Dalam
penelitian ini peneliti hanya membatasi tugas perkembangan remaja yang
harus mereka capai adalah melakukan penyesuaian diri terhadap lingkungan
sosial khususnya yaitu lingkungan panti asuhan.
Robert Y. Havigurst (dalam Anita.A, 2004:14) menjelaskan tugas-tugas
perkembangan remaja dalam hal sosial, yaitu:
a. Mencapai hubungan sosial yang lebih matang dengan teman-teman sebayanya baik dengan teman-teman sejenis maupundengan teman lawan jenis.
b. Dapat menjalankan peranan-peranan sosial mereka sesuaidengan jenis kelamin mereka, artinya mereka mempelajari danmenerima peranan masing-masing sesuai dengan ketentuan-ketentuan atau norma-norma masyarakat.
c. Mampu bertanggung jawab terhadap semua tingkah lakunyadalam kehidupan sosial.
d. Mempunyai norma-norma atau nilai-nilai kehidupan yangdigunakan sebagai pedoman dalam melakukan tindakan-tindakan dalam kehidupannya.
Dalam tugas perkembangan di atas dapat terlihat hubungan yang cukup
erat antara tugas perkembangan pribadi dengan hubungan lingkungan
kehidupan sosialnya. Diantara tugas perkembangan pribadi-sosial tersebut
- 13 -
harus ada keseimbangan, sehingga semua tugas perkembangannya dapat
tercapai seoptimal mungkin. Remaja di harapkan mampu menjalankan tugas-
tugas perkembangan tersebut agar ia mudah melewati proses menjadi seorang
pribadi dewasa dan bertanggungjawab, ia belajar untuk menyesuaikan diri,
memenuhi harapan-harapan sosial sehingga ia dapat diterima dan merasa puas
mendapat pengakuan dari masyarakat. Untuk melakukan tugas perkembangan
tersebut, remaja membutuhkan interaksi dengan lingkungan sosial, namun
dalam melakukan proses interaksi ini tidak selalu berjalan lancar, terkadang
mereka menemui kesulitan. Agar remaja mudah dalam menyelesaikan tugas
perkembangannya tersebut, ia melakukan proses penyesuaian.
C. Kelompok Sebaya
Kelompok sebaya merupakan dunia nyata kawula muda, yang menyiapkan
panggung di mana ia dapat belajar bagi dirinya sendiri dalam melakukan proses
sosialisasi terhadap orang lain. Dalam kelompok sebaya remaja di antara anggota-
anggotanya akan saling memberikan penilaian sehingga mempengaruhi konsep
diri masing-masing anak. Kelompok sebaya membuat aturan-aturan dan nilai-nilai
sendiri yang di berlakukan bagi anggotanya dan bukan aturan-aturan yang di
tetapkan oleh orang-orang dewasa, biasanya di dalamnya terdiri dari orang-orang
yang memiliki kesamaan atau kurang lebih sama dalam beberapa hal yaitu,
sebagai berikut :
- 14 -
1. Kesamaan yang pertama yaitu kesamaan mengenai usia, terutama
dalam melakukan pekerjaan-pekerjaan tertentu, remaja lebih menyukai
bekerja dengan anak-anak yang seumuran dengan dirinya/teman
sebayanya daripada dengan anak-anak dewasa yang umurnya lebih tua
dari dirinya. Steinberg (dalam Anita, A, 2004:17) menjelaskan: “Even
when adolesence work in part-time jobs, they are more likely to work
with people their own age than with adults.” Ini dapat di artikan
bahwa remaja tidak mau diatur oleh orang-orang dewasa, mereka ingin
mandiri, menunjukkan siapa dirinya-ego involvement bahwa dirinya
harus dihargai seperti halnya orang yang dewasa yang selalu di
hormati.
2. Kesamaan yang kedua yaitu kesamaan dalam hal minat. Remaja
mengalami perubahan-perubahan hal minat dari minat yang di bawa
pada masa kanak-kanak berkurang dan di gantikan oleh minat-minat
yang lebih matang, hal ini mungkin di sebabkan karena pada usia
remaja mulai di tuntut untuk belajar mempunyai rasa tanggung jawab.
Perubahan minat ini juga di pengaruhi karena perbedaan minat antara
anak laki-laki dan anak perempuan. Seperti yang diungkapkan oleh
Hurlock bahwa:
“Karena anak perempuan diharapkan berperilaku feminimdan anak laki-laki diharapkan maskulin, tidaklah mengherankanbahwa minat anak perempuan sangat berbeda dari minat anaklaki-laki selama masa remaja.” (Hurlock, 1996:217)
- 15 -
3. Kesamaan yang ketiga yaitu kesamaan mengenai perubahan nilai-nilai
yang sama dalam kelompok sebaya yaitu kesamaan nilai dalam
memilih teman dan cara bergaul dengan teman. Hal ini berkaitan
dengan pendapat Zulkifli mengatakan bahwa: “Seorang remaja
bergabung dengan kelompok sebaya yang mau menganggap, mau
mengerti, dan mempunyai kesamaan dalam hal pengalaman.” (Anita.
A, 2004:17)
4. Kesamaan yang keempat yaitu kesamaan mengenai penampilan diri,
pakaian dan aksesoris yang dipakai serta bagaimana cara
berpenampilan. Kelompok sebaya memberikan pengaruh yang kuat
pada penampilan diri, ini disebakan karena remaja ingin diakui
keberadaannya. Seperti yang dikatakan Ryan bahwa: “Salah satu
persyaratan utama dalam hal berpakaian bagi kawula muda adalah
bahwa pakaian yang dikenakan harus disetujui oleh kelompoknya
(Hurlock,1996:220).” Pengaruh yang besar ini dikarenakan remaja
selalu ingin menyamakan dirinya dengan kondisi kelompoknya,
termasuk dalam hal berpenampilan. Biasanya penampilan yang disukai
adalah penampilan yang rapi dan bersih.
5. Kesamaan yang kelima adalah kesamaan status sosial ekonomi.
“Remaja dalam memilih teman sebaya sebagai kelompoknya juga
memiliki status ekonomi yang sama atau kurang lebih sama.”
(Hurlock, 1996:217)
- 16 -
6. Kesamaan yang keenam yaitu kesamaan jenis kelamin, remaja
perempuan akan bergabung dengan remaja perempuan dan remaja
laki-laki juga akan bergabung dengan remaja laki-laki pula, kelompok
yang anggota kelompoknya mempunyai jenis kelamin yang sama
terbentuk dalam kelompok-kelompok kecil yang disebut klik (cliques).
Namun karena terdapat kegiatan-kegiatan yang membutuhkan peran
dari lawan jenis, maka remaja mulai menyadari bahwa mereka saling
membutuhkan, kemudian mereka akan bergabung dan membentuk
kelompok besar yang di sebut dengan crowds yang jumlah anggotanya
lebih dari enam orang. Kesamaan minat pada lawan jenis remaja akan
di pengaruhi oleh pola minat teman-teman sebayanya seperti yang di
katakan Hurlock bahwa : “ Minat pada lawan jenis juga sangat
dipengaruhi oleh pola minat diantara teman-teman remaja.” (Hurlock,
1996:227)
7. Kesamaan yang ketujuh adalah kesamaan suku bangsa (ras).
Kesamaan ras ini akan sangat berpengaruh terhadap kelompok-
kelompok kecil dalam memilih anggota-anggotanya.
8. Kesamaan yang kedelapan yaitu kesamaan letak geografis tempat
tinggal. Remaja akan memilih teman yang jarak rumahnya berdekatan
sehingga frekuensi pertemuan menjadi sering dilakukan. "Tempat
tinggal yang dekat dengan kelompok akan mempermudah hubungan
- 17 -
dan partisipasinya dalam berbagai kegiatan-kegiatan kelompok.”
(Anita. A, 2004:18-19)
D. Penyesuaian Sosial
1. Pengertian Penyesuaian Sosial
“Penyesuaian sosial adalah keberhasilan seseorang untuk menyesuaikan
dirinya terhadap orang lain dan terhadap kelompok” (Hurlock, 1992:287). Hal ini
berarti bagaimana usaha seseorang tersebut untuk hidup bergaul dengan orang
lain serta hidup di dalam kelompok masyarakat, dimana dalam kelompok tersebut
terdapat norma. Penyesuaian sosial itu merupakan bagian dari proses
perkembangan seseorang.
Jadi penyesuaian sosial di atas merupakan kemampuan seseorang untuk
bereaksi se-efektif mungkin terhadap situasi dan kenyataan yang ada, juga
merupakan usaha seseorang dalam memenuhi harapan dan tuntutan-tuntutan
lingkungannya, sehingga nantinya akan tercipta keseimbangan antara diri dengan
lingkungan dimana ia tinggal. Seseorang dikatakan berhasil melakukan
penyesuaian sosial apabila ia sudah dapat hidup bergaul dalam satu kelompok
sesuai norma-norma yang diterapkan. Dalam menyesuaikan diri terdapat hal yang
harus diperhatikan sehubungan dengan penelitian yang dilakukan penulis yaitu
melihat kemampuan seseorang untuk belajar memahami, mengerti dan berusaha
untuk melakukan apa yang seharusnya dilakukan dirinya dan menyeimbangkan
apa yang diinginkan oleh lingkungan sosialnya, dalam hal ini adalah lingkungan
panti asuhan dimana ia tinggal, menetap dan melakukan segala aktivitasnya.
- 18 -
2. Penyesuaian Sosial Remaja Panti Asuhan
Suatu kondisi dimana seseorang diterima menjadi anggota kelompok
disebut dengan sindrom penerimaan. Dalam penerimaan seorang anggota
kelompok akan bergantung pada sekumpulan sifat dan pola perilaku yang
disenangi oleh kelompok remaja tersebut dan dapat menambah gengsi dari klik
dan kelompok besar yang di idolakannya. Hurlock berpendapat bahwa:
“Penyesuaian sosial sangat dipengaruhi oleh kelompok sebaya yaituyang terpenting dan tersulit karena penyesuaian diri yang harusmenyesuaikan dengan kebutuhan kelompok sebaya sehingga akanmenimbulkan perubahan dalam perilaku sosial, pengelompokan sosialyang baru, nilai-nilai baru dalam seleksi persabatan, nilai-nilai barudalam dukungan dan penolakan sosial dan nilai-nilai dalam menyeleksipemimpin kelompok mereka.” (Hurlock, 1996:213)
Setiap remaja mempunyai kemampuan penyesuaian yang berbeda-beda.
Ada orang yang dapat menyesuaikan diri dengan baik yang disebut good-
adjusment, ada orang yang tidak begitu baik dalam melakukan penyesuaian sosial
yang disebut poor adjusment, atau orang yang tidak dapat melakukan penyesuaian
disebut mal-adjusted. Dalam proses melakukan penyesuaian sosial remaja akan
merasa bahagia, bangga dengan dirinya dan merasa percaya diri bila ia sudah di
terima oleh kelompoknya. Namun bila remaja gagal melakukan penyesuaian
sosial akan membuat anak menjadi rendah diri, mempunyai konsep diri yang
negatif tentang dirinya dan menjadi anak yang tertutup. Seperti yang diungkapkan
oleh Hurlock bahwa:
- 19 -
“Penyesuaian dapat dikatakan baik apabila seseorang merasa puasdan masyarakat menerimanya. Sebaliknya remaja yang tidak dapatmelakukan penyesuaian sosial dengan baik akan mengalami tidakbahagia, dan tidak menyukai diri sendiri, akibatnya remaja akanmengembangkan sikap egois, tertutup dan bahkan bersikap anti-sosial.”(Hurlock 1991:287)
3. Aspek-aspek Penyesuaian Sosial
Ada beberapa aspek-aspek penyesuaian sosial yang mempengaruhi
kemampuan penyesuaian sosial seseorang seperti yang disebutkan oleh Hurlock
(1991:287) antara lain:
a. Penampilan Fisik
Penampilan fisik disini berarti penampilan remaja yang dapat dilihat
secara kasat mata, yaitu bagaimana bentuk tubuh dan wajah seseorang dan
penampilan diri. Remaja lebih dinilai pada bagaimana ia berpenampilan
Penampilan fisik sangat mempengaruhi konsep diri seseorang, misalnya:
seseorang yang berpostur tubuh pendek akan menanamkan pada dirinya
sendiri bahwa dia tidak menarik dan ia akan mempunyai konsep diri yang
negatif mengenai bentuk tubuhnya, hal ini bisa membuat ia merasa kurang
percaya diri. Hurlock menyebutkan bahwa: “Bentuk tubuh yang tidak patut,
seperti anak perempuan yang terlampau tinggi atau anak laki-laki yang terlalu
kurus, menimbulkan penilaian sosial yang kurang baik.” (Hurlock,1992:174)
Perasaan-perasaan seperti inilah yang membuat seseorang merasa tidak
betah, tidak nyaman dan merasa asing di dalam kelompoknya, sehingga dalam
berkomunikasi dengan orang lain kurang spontan dan ia lebih membatasi diri
- 20 -
dalam berperilaku. Hal ini akan menghambat proses penyesuaian sosial
dirinya terhadap teman-teman dan lingkungannya. Penampilan fisik lainnya
adalah tentang cara berpakaian di kalangan remaja. Dalam hal berpakaian,
remaja yang memiliki minat pada pakaian ia akan berusaha keras untuk
menyesuaikan dirinya dengan pakaian dikehendaki teman-temannya.
Seperti yang dikatakan oleh Ryan bahwa : “Salah satu persyaratan utama
dalam hal berpakaian bagi kawula muda adalah bahwa pakaian yang harus
dikenakan harus disetujui oleh kelompok.” (dalam Hurlock 1996:220). Jadi
pakaian yang dikenakan kurang lebih hampir sama dengan yang dipakai oleh
teman-temannya atau kelompok sebayanya, yaitu cara berpakaian yang bersih
dan rapi serta sesuai dengan keperluan.
b. Penyesuaian Diri Terhadap Kelompok
Pada masa ini,remaja akan melakukan penyesuaian diri pada berbagai
kelompok, baik kelompok teman sebaya maupun kelompok orang dewasa.
Maka secara sosial ia dapat dianggap sebagai orang yang dapat menyesuaikan
diri dengan baik. Namun dalam penelitian ini, peneliti ingin membatasi pada
penyesuaian terhadap kelompok sebaya yang terdiri dari kelompok kecil atau
klik (cliques) dan kelompok besar (crowds).
1) Kelompok kecil atau klik (cliques)
Kelompok kecil ini biasanya terdiri dari teman-teman dekat,
jumlah anggotanya kurang lebih yaitu lima sampai dengan enam
orang dan mempunyai jenis kelamin yang sama, anak laki-laki
- 21 -
bergabung dengan anak laki-laki dan anak perempuan bergabung
dengan anak perempuan juga. Hubungan emosional anggotanya
dalam klik lebih dekat daripada hubungan pada kelomok besar
(crowd). Anak-anak panti asuhan Wira Karya Tama cenderung
membentuk klik karena kedekatan mereka yang tinggal dalam satu
kamar sehingga membuat hubungan emosional mereka semakin
dekat, sehingga anak-anak panti asuhan mempunyai kemauan
untuk selalu bersama-sama melakukan pekerjaan-pekerjaan diluar
jadwal kegiatan piket.
2) Kelompok Besar (Crowds)
Bersatunya kelompok-kelompok kecil membentuk kelompok
besar yang disebut dengan Crowds. Kelompok ini anggotanya
terdiri dari banyak orang yaitu lebih dari 6 orang dan anggotanya
berjenis kelamin laki-laki dan perempuan. Kelompok besar yang
ada di panti asuhan Wira Karya Tama, hanya terdapat beberapa
kelompok saja, kelompok-kelompok karena mempunyai kesamaan
minat tertentu yang sama.
Bila remaja ingin diterima dalam kelompok harus memiliki
kriteria-kriteria yang dipegang oleh kelompok itu. Apabila ia dapat
memenuhi kriteria-kriteria tersebut, maka ia akan diterima dan
dihargai sebagai salah satu anggota. Hurlock (1996:217)
menjelaskan bahwa Kondisi-kondisi yang menyebabkan seseorang
- 22 -
diterima dengan baik dalam kelompok, sehingga dapat melakukan
penyesuaian sosial dengan baik pula adalah:
a. Kesan pertama yang menyenangkan sebagai akibat daripenampilan yang menarik perhatian, sikap yang tenang,dan gembira.
b. Reputasi sebagai seseorang yang sportif danmenyenangkan.
c. Penampilan diri yang sesuai dengan penampilan teman-teman sebayanya.
d. Perilaku sosial yang ditandai oleh kerja sama, tanggungjawab, panjang akal, kesenangan bersama orang lain,bijaksana dan sopan.
e. Matang terutama dalam hal pengendalian emosi sertakemauan untuk mengikuti peraturan-peraturan.
f. Sifat kepribadian yang menimbulkan penyesuaian sosialyang baik seperti: jujur, setia, tidak mementingkan dirisendiri dan keterbukaan.
g. Status sosial ekonomi yang sama atau sedikitnya diatasanggota-anggota yang lain dalam kelompoknya danhubungan yang baik dengan anggota keluarga.
h. Tempat tinggal yang dekat dengan kelompok sehinggamempermudah hubungan dan partisipasi dalam berbagaikegiatan kelompok.
Remaja panti asuhan Wira Karya Tama dalam melakukan
penyesuaian sosial terhadap kelompok sebaya atau teman sebaya tidak
hanya sebagai teman saja tetapi juga sebagai saudara. Penyesuaian
sosial yang baik dalam keluarga hanya akan terwujud apabila terjalin
hubungan keluarga yang baik, ini disebabkab oleh faktor kedekatan
yang terjalin tinggal dalam satu kamar maka hubungan remaja panti
asuhan dengan teman sebaya maupun dengan adik-adiknya terjalin
seperti kakak dan adik kandung.
- 23 -
c. Sikap Sosial
Sikap sosial menurut Ahmadi (dalam Anita. A, 2004:28)
adalah “Suatu kesadaran individu yang menentukan perbuatan-
perbuatan nyata ataupun yang terjadi di dalam kegiatan-kegiatan
sosial.” Sikap sosial menunjukkan bagaimana peran anak melakukan
partisipasi dalam kegiatan-kegiatan sosial. Jadi kegiatan-kegiatan
sosial ini tidak hanya terfokus pada individual saja, namun pada
kegiatan-kegiatan yang bersifat umum atau sosial. Hurlock
berpendapat tentang sikap sosial anak bahwa:
“Anak harus menunjukkan sikap menyenangkan terhadaporang lain, terhadap partisipasi sosial, dan terhadap perannyadalam kelompok sosial bila ingin dinilai sebagai orang yangdapat menyesuaikan diri dengan baik secara sosial.” (Hurlock,1993:287)
Sikap-sikap sosial yang menyenangkan dan diharapkan antara
lain, kesediaan untuk membantu meskipun ia sendiri sedang
mengalami kesulitan dan tidak mengharapkan imbalan atau balas jasa.
Misalnya: anak-anak panti asuhan mengikuti kegiatan kerja bakti
dengan kesadaran untuk menjaga kebersihan lingkungan panti asuhan
dan mereka melakukannya dengan perasaan yang senang karena telah
menjalankan perannya sebagai anak panti yang baik. Seorang remaja
akan merasa senang apabila bisa bekerja sama dengan semua teman-
temannya, kerja sama ini juga ditandai dengan sikap tepa slira
- 24 -
terhadap teman-temannya, sehingga bila sewaktu-waktu ia sendiri
berada dalam kesulitan maka ada teman yang akan membantu.
d. Kepuasan Pribadi
Dalam melakukan hubungan dengan teman sebayanya , baik
dengan kelompoknya sendiri maupun dengan kelompok lain remaja
akan merasa puas bila ia memiliki banyak teman, diterima dan merasa
dikenal orang lain. Selain itu remaja akan merasa puas dalam
keberhasilannya menjadi seorang pemimpin kelompok. Seperti yang
dijelaskan Hurlock menjelaskan:
“Untuk dapat menyesuaikan diri dengan baik secara sosial,anak harus merasa puas terhadap kontak sosialnya dan terhadapperan yang dimainkannya dalam situasi sosial, baik sebagaipemimpin maupun sebagai anggota.” (dalam Anita. A,2004:29)
Remaja akan menemukan kepuasan dalam memimpin
kelompoknya bila ia mampu memimpin kelompoknya, mampu
memperhitungkan minat serta kehendak anggota-anggota kelompok
yang dipimpinnya. Seorang pemimpin juga haruslah mempunyai
penyesuaian diri yang baik, seperti yang diungkapkan oleh Hurlock:
“Pemimpin haruslah memiliki penyesuaian diri yang baik, iamemiliki kemampuan untuk menganalisa situasi, kemudianmembuat penyesuaian yang tepat dalam situasi tersebut,emosinya stabil. Pemimpin mampu mengolah masalahpribadinya dengan baik, jarang memperlihatkan masalahnya danbiasanya selalu nampak gembira.” (Hurlock, 1996:216)
- 25 -
e. Sifat Kepribadian
Sifat kepribadian seseorang turut menentukan taraf
keberhasilan remaja dalam melakukan penyesuaian sosial. Sifat
kepribadian remaja juga mempunyai pengaruh besar dalam melakukan
pemilihan teman. Remaja yang memiliki sifat-sifat kepribadian yang
dianggap baik akan mempunyai banyak teman, sedangkan remaja yang
tidak memiliki sifat-sifat kepribadian yang tidak baik akan tidak
disukai oleh teman dan kelompok. Hurlock menyebutkan bahwa:
“Sifat-sifat kepribadian yang dapat menimbulkanpenyesuaian sosial yang baik seperti: jujur, setia, tidakmementingkan diri sendiri dan ekstrovert. Sedangkan sifat-sifatyang tidak disukai antara lain sifat mementingkan diri sendiri,keras kepala, gelisah dan mudah marah.” (Hurlock, 1996:217)
3. Kebutuhan Sosial Remaja Panti Asuhan
Manusia memiliki kebutuhan sosial antara lain: kebutuhan akan kasih
sayang, kebutuhan akan interaksi sosial, kebutuhan akan harga diri, kebutuhan
akan rasa persatuan yang dapat dipercaya, kebutuhan akan bimbingan, dan
kebutuhan akan kesempatan untuk mengasuh. Remaja panti asuhan membutuhkan
kebutuhan-kebutuhan sosial tersebut, namun mereka kini tidak mendapatkannya
dari keluarga ataupun saudaranya, padahal mereka merindukan kasih sayang yang
tidak ia dapatkan. Sebagai pengganti kerinduan itu remaja menyalurkannya
dengan saling menyayangi, saling mengasihi teman-teman panti asuhan dan
menganggap seperti saudaranya sendiri. Sedangkan peran orang tua di panti
asuhan digantikan oleh para pengasuh panti asuhan, anak-anak panti asuhan Wira
- 26 -
Karya Tama menghormati para pengasuh seperti ia menghormati orang tuanya
sendiri, anak-anak panti mau dibimbing dan diarahkan demi masa depan mereka.
Karena ikatan keluarga dalam panti asuhan ini yang semakin dekat, membuat
mereka merasa nyaman dan aman tinggal di panti asuhan.
Remaja panti asuhan membutuhkan interaksi sosial untuk
mengembangkan dirinya melalui partisipasi kegiatan-kegiatan sosial, mereka
belajar untuk memahami sikap-sikap sosial yang diharapkan masyarakat dan
sikap-sikap sosial yang tidak diharapkan oleh masyarakat, sehingga mereka akan
menjadi orang yang mudah bergaul.
Remaja panti asuhan juga membutuhkan kebutuhan akan harga diri,
mereka belajar menghargai kemampuan diri sendiri dan mencoba menghargai
orang lain yang memiliki perbedaan dengan dirinya, memahami bahwa setiap
individu adalah unik maka mereka akan mudah untuk memberikan penghargaan
pada orang lain. Remaja belajar percaya kepada orang lain, sehingga nantinya
mereka mengharapkan mudah memberikan kepercayaan pada orang lain,
misalnya: anak-anak panti lebih percaya membicarakan masalah-masalah mereka
kepada teman-teman sebayanya daripada membicarakan masalahnya kepada para
pengasuh, jadi diantara anak-anak panti melatih untuk menjaga
kerahasiaan/menjaga kepercayaan yang telah diberikan orang lain. Selain itu
mereka ingin dipercaya oleh orang lain untuk melakukan hal-hal yang
dianggapnya penting, sehingga mereka bisa belajar untuk bertanggung jawab
terhadap semua tindakan yang dilakukan.
- 27 -
Kebutuhan akan bimbingan juga mereka butuhkan karena mereka masih
dalam kondisi emosi yang tidak stabil, sehingga membutuhkan peran orang
dewasa atau peran orang tua yang bisa mengontrol emosi dan membimbing untuk
lebih baik lagi. Kesempatan mengasuh juga diajarkan oleh para pengasuh panti
asuhan untuk mengasuh anak-anak panti yang umurnya lebih muda dari usia
remaja. Remaja akan belajar bagaimana memberikan kasih sayang, mengasuh,
memberikan perhatian dan membimbing adik-adiknya, ini akan membuat diri
remaja semakin matang dalam mengolah dirinya.
E. Bimbingan
1. Pengertian Bimbingan
Menurut Rochman Natawidjaja bimbingan merupakan proses
pemberian bantuan kepada individu yang dilakukan secara
berkesinambungan, supaya individu tersebut dapat memahami dirinya,
sehingga ia sanggup mengarahkan diri dan dapat bertindak wajar, sesuai
dengan tuntutan dan keadaan keluarga serta masyarakat. Dengan demikian
dia dapat mengecap kebahagiaan hidupnya serta dapat memberikan
sumbangan yang berarti (dalam W.S. & Sri Hastuti, M.M. 2004:29).
2. Bimbingan Pribadi-Sosial
Menurut Winkel, bimbingan pribadi-sosial adalah bimbingan dalam
menghadapi keadaan batinnya sendiri dan mengatasi berbagai pergumulan
dalam batinnya sendiri untuk mengatur dirinya sendiri di bidang
kerohanian, perawatan jasmani, pengisian waktu luang, penyaluran nafsu
- 28 -
seksual dan membina hubungan kemanusian dengan sesama di berbagai
lingkungan/ melakukan pergaulan sosial (W.S. & Sri Hastuti, M.M.
2004:118).
3. Tujuan Pokok Bimbingan
Pelayanan bimbingan yang dilakukan mempunyai tujuan agar sesama
manusia mengatur kehidupannya sendiri, menjamin perkembangan dirinya
sendiri seoptimal mungkin, memikul tanggung jawab sepenuhnya atas
arah hidupnya sendiri, kebebasannya sebagai manusia secara dewasa
dengan berpedoman pada cita-cita yang mewujudkan semua potensi yang
baik, dan menyelesaikan semua tugas yang dihadapi dalam kehidupannya
secara memuaskan. Maka dalam pelayanan bimbingan tersebut di
harapkan adanya perkembangan pribadi seseorang seoptimal mungkin,
perkembangan pribadi seoptimal mungkin yang meliputi hal-hal sebagai
berikut: (W.S. & Sri Hastuti, M.M. 2004:31)
a. Membantu individu untuk mengenal dirinya sendiri.b. Membantu individu untuk mengenal lingkungan
hidupnya.c. Membantu individu untuk membangun cita-cita yang
ingin dicapai.d. Membantu individu untuk menimbang beraneka
dorongan motivasional yang terdapat dalam dirinya.e. Membantu individu untuk mampu menimbang alternatif-
alternatif yang bisa mendukung cita-citanya.f. Membantu individu untuk mampu memperhitungkan
kewajibannya terhadap sesama manusia.
- 29 -
g. Membantu individu untuk mampu merencanakanlangkah-langkah yang diambil dalam mewujudkantujuan/cita-citanya.
h. Membantu individu untuk mampu menilai kemampuandirinya dan menentukan arah kehidupannya sendiri.
Maka dapat disimpulkan tujuan bimbingan adalah membantu individu
agar dapat mengenal dan memahami lingkungannya, mengambil
keputusan untuk melangkah maju seoptimal mungkin, berusaha sendiri
memecahkan masalah, menyesuaikan diri secara sehat terhadap
lingkugannya dan mencapai kesejahteraan mentalnya.
Dalam proses pemberian bimbingan kepada anak-anak, terkadang
terdapat yang membutuhkan pemahaman yang lebih dalam tentang
dirinya, proses bimbingan ini kemudian bisa dilanjutkan dengan
melakukan layanan konseling individual agar anak-anak yang malu, anak-
anak yang takut menceritakan masalahnya dapat di bantu seoptimal
mungkin sehingga pelayanan konseling individual dapat diterapkan secara
profesional guna membantu anak asuh yang bermasalah. Seperti yang
diungkapkan oleh Prayitno bahwa:
“Konseling merupakan proses individu yang sedangmengalami masalah dibantu untuk merasa dan bertingkah lakudalam suasana yang lebih menyenangkan melalui interaksi denganseseorang yang tidak bermasalah, yang menyediakan informasi-informasi dan reaksi-reaksi yang merangsang individu untukmengembangkan tingkah laku yang memungkinkannya berperansecara lebih efektif bagi dirinya sendiri dan lingkungannya.”(Prayitno, 2004:101)
- 30 -
Sehingga diharapkan anak-anak tersebut semakin memahami,
mencintai dirinya dan mengembangkan potensi-potensinya seoptimal
mungkin.
- 31 -
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif survey. “Penelitian survey
bertujuan untuk mengumpulkan informasi tentang variabel dan bukan informasi
tentang individu” (Furchan,1982:418). Penelitian ini bermaksud untuk
memperoleh gambaran tentang tingkat kemampuan penyesuaian sosial remaja
panti asuhan Wira Karya Tama tahun 2007/2008. Dalam penelitian ini peneliti
tidak bermaksud menguji hipotesis. Penelitian ini hanya bermaksud
mendeskripsikan tingkat kemampuan penyesuaian sosial remaja panti asuhan
Wira Karya Tama tahun 2007/2008 terhadap teman sebaya.
B. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah para remaja Panti Asuhan Wira
Karya Tama tahun 2007/2008 yang berusia 13-18 tahun yang tercatat sebagai
anak asuh dan tinggal di dalam asrama panti asuhan Wira Karya Tama.
Pembatasan usia ini berdasarkan pedoman yang dipaparkan oleh Hurlock bahwa
usia 13 tahun hingga 18 tahun adalah rentang usia remaja awal hingga remaja
akhir. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 30 orang yaitu 12
anak laki-laki dan 18 anak perempuan. Pengambilan populasi uji coba dan
penelitian dilakukan ditempat yang berbeda, hal ini dimaksudkan agar alat
tersebut benar-benar teruji tingkat validitasnya . Uji coba dilakukan pada remaja
di panti asuhan Wiloso Purworejo, sedangkan penelitian dilakukan di panti
- 32 -
asuhan Wira Karya Tama Purworejo namun diandaikan berada dalam kondisi
setara (mendapat perlakuan yang sama) sehingga benar-benar membantu dalam
mendapatkan kuesioner yang benar-benar valid dan reliabel.
C. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan adalah kuesioner “Tingkat
Kemampuan Penyesuaian Sosial Remaja Terhadap Kelompok Sebaya” yang
disusun peneliti dengan memodifikasi kuesioner yang disusun Anita Widia Ariati
dalam skripsinya yang berjudul “Deskripsi Tingkat Kemampuan Penyesuaian
Sosial Panti Asuhan Santo Thomas, Ngawen-Wonosari Gunung Kidul Tahun
2004/2005 Terhadap Kelompok Sebaya dan Implikasinya Terhadap Usulan
Topik-topik Bimbingan Pribadi-Sosial.” Alasan peneliti menggunakan kuesioner
Anita Widia Ariati, karena tempat penelitian yang digunakan sama-sama
dilakukan di panti asuhan, reliabilitasnya Product Moment Pearson dan hasilnya
tergolong sangat tinggi (0,92). Sedangkan untuk validitas item kuesioner di uji
kriteria Azwar, awalnya jumlah keseluruhan 70 item, setelah di uji cobakan 70
item tersebut menjadi 55 item tetap di pakai dan 5 item di revisi (perbaiki
bahasanya) dan 10 item digugurkan. Alasan peneliti memodifikasi kuesioner
Anita Widia Ariati karena, Pertama: peneliti ingin membuat kuesioner dengan
menggunakan bahasa yang lebih sederhana agar mudah di pahami anak-anak
panti asuhan Wira Karya Tama, ini disebabkan karena latar belakang pemahaman
anak-anak panti asuhan Wira Karya Tama agak susah. Kedua: pernyataan-
- 33 -
pernyataan kuesioner Anita Widia Ariati dalam bentuk pernyataan favorable dan
pernyataan unfavorable.
Kuesioner yang dipakai dalam penelitian ini termasuk kuesioner langsung
yang tertutup. Dikatakan kuesioner langsung karena, item-item bermaksud
merekam atau menggali informasi mengenai diri responden itu sendiri.
Sedangkan dikatakan kuesioner tertutup karena, item-item pernyataan disertai
kemungkinan jawabannya sehingga responden tinggal memilih jawaban yang di
nilainya paling sesuai dengan keadaan dirinya. Kuesioner yang digunakan terdiri
dari 2 bagian. Bagian pertama, memuat pengantar yang tersusun atas tujuan
kuesioner dan petunjuk pengisian. Bagian kedua, memuat pernyataan-pernyataan
yang tersusun atas aspek-aspek penyesuaian sosial, serta informasi singkat
mengenai data responden yaitu usia dan jenis kelamin. Peneliti sengaja tidak
meminta responden untuk menuliskan nama agar responden merasa nyaman dan
diharapkan bisa menjawab dengan sungguh-sungguh jujur. Peneliti memberikan
nomor yang digunakan sebagai kontrol jumlah responden yang mengisi
kuesioner. Kuesioner ini terdiri 76 item yang tersusun atas aspek-aspek
penyesuaian sosial. Item-item dalam kuesioner merupakan penjabaran dari aspek-
aspek penyesuaian sosial seperti yang dingkapkan oleh Hurlock (1991:287) yaitu:
penampilan nyata, penyesuaian diri terhadap kelompok, sikap sosial, kepuasan
pribadi dan sifat kepribadian. Untuk penjabaran komposisi item-item dalam setiap
aspek dapat dilihat pada tabel 1.
- 34 -
Tabel 1Komposisi item-item dalam masing-masing aspek penyesuaian sosial
No Pernyataan No Item Jumlah
1 Penampilan nyata 1-16 16
2 Penyesuaian diri terhadap
kelompok
17-36 20
3 Sikap sosial 37-52 16
4 Kepuasan pribadi 53-60 8
5 Sifat kepribadian 61-76 16
Jumlah Total 76
Item-item skala yang digunakan untuk mengungkap tingkat kemampuan
penyesuaian sosial adalah berupa pernyataan-pernyataan tentang aspek-aspek
kemampuan penyesuaian sosial, yang dirumuskan dalam bentuk pernyataan yang
bersifat favorable (pernyataan positif) saja, alasannya karena menurut peneliti
pernyataan unfavorable hanya ingin melihat keajegan anak-anak dalam memilih
alternatif jawaban sedangkan, hal ini terkadang akan membuat anak-anak merasa
bingung karena mereka pernah menjawab pernyataan yang sudah diberikan hanya
saja menggunakan pernyataannya lain dalam bentuk pernyataan unfavorable.
Alternatif jawaban yang disediakan peneliti ada empat yaitu: Selalu, Sering,
Kadang-kadang dan Tidak Pernah. Dan untuk penentuan skor kuesioner adalah
sebagai berikut: 4 untuk selalu, 3 untuk sering, 2 untuk kadang-kadang, 1 untuk
tidak pernah.
- 35 -
1 + rgg
Setelah tersusun kuesioner tersebut peneliti melakukan usaha untuk
menentukan reliabilitas dan validitas instrumen.
1. Reliabilitas Instrumen
Reliabilitas alat ukur adalah “taraf sampai dimana suatu alat tes
mampu menunjukkan konsistensi hasil pengukurannya yang diperlihatkan
dalam taraf ketepatan dan ketelitian hasil” (Masidjo,1995:209). Perhitungan
koefisien korelasi skor-skor item gasal-genap dengan rumus perhitungan taraf
reliabilitas kuesioner ini dengan metode belah dua (Split-Half Method
Spearman and Brown), dengan rumus:
rgg =
Keterangan :
rgg : Koefisien korelasi belahan gasal-genap
X : Skor item belahan gasalY : Skor item belahan genap
rtt = 2 x rgg
Keterangan :
rtt : Koefisien reliabilitas alat ukur
rgg : Koefisien korelasi item-item gasal-genap
N∑XY- (∑X)( ∑Y)
√{ N∑X2(X)2}{ N∑Y2(Y)2}
- 36 -
N
2. Validitas Instrumen
Menurut Masidjo (1995:242) “Validitas suatu alat tes adalah taraf
sampai dimana suatu alat tes mampu mengukur apa yang seharusnya diukur.”
Seperti halnya yang diungkapkan oleh Furchan (2005:294) yaitu: “Validitas
suatu instrumen selalu bergantung pada situasi dan tujuan khusus penggunaan
instrumen yang bersangkutan. Suatu instrumen yang valid untuk satu situasi
mungkin tidak valid untuk situasi yang lain.” Perhitungan koefisien Validitas
dengan rumus Garret dalam (Garret,1967:349) yaitu:
rt∞ =√rtt
Keterangan :
rt∞ : Koefisien validitas alat ukur
rtt : Koefisien reliabilitas alat ukur
3. Perhitungan Mean
Mean atau rata-rata hitung digunakan untuk mengetahui nilai rata-rata
yang diperoleh setiap kelompok subyek. Menurut Donal Ary dkk, mean
adalah jumlah semua nilai dalam suatu sebaran dibagi dengan jumlah kasus
(Furchan,2005:158). Rumus untuk mencari mean adalah sebagai berikut:
M = ∑ Skor
Keterangan :M : Rata-rata hitung skor-skor anak∑ Skor : Jumlah skor-skorN : Jumlah anak
- 37 -
Para remaja panti asuhan Wira Karya Tama yang tingkat kemampuan
penyesuaian sosialnya termasuk kategori rendah adalah remaja panti yang
memperoleh skor keseluruhan kuesioner tingkat kemampuan penyesuaian sosial
di bawah Mean (skor<M). Sedangkan para remaja panti yang tingkat
kemampuan penyesuaian sosialnya termasuk kategori tinggi adalah remaja panti
yang memperoleh skor keseluruhan kuesioner tingkat kemampuan penyesuaian
sosial di atas atau sama dengan Mean (skor≥ M).
4. Koefisien reliabilitas dan Koefisien validitas kuesioner.
Hasil uji coba kuesioner tingkat kemampuan penyesuaian sosial remaja
panti asuhan Wiloso dan hasil penelitian kuesioner tingkat kemampuan
penyesuaian sosial remaja panti asuhan Wira Karya Tama lihat dalam tabel 2
sebagai berikut:
Tabel 2Koefisien reliabilitas & validitas uji coba dan penelitian kuesioner
tingkat kemampuan penyesuaian sosial remaja
Koefisien Uji coba Penelitian
Reliabilitas 0,975 0,959
Validitas 0,987 0,979
Penafsiran tentang tinggi atau rendah validitas dan reliabilitas kuesioner
didasarkan pada pandangan Garret. Garret (1967:176) mengemukakan suatu
deskripsi tentang penafsiran koefisien korelasi sebagai berikut:
- 38 -
Tabel 3Klasifikasi koefisien reliabilitas & validitas alat tes
Koefisien Korelasi Klasifikasi
±0,70 - ±1,00 Tinggi-Sangat tinggi
±0,40 - ±0,70 Cukup
±0,20 - ±0,40 Rendah
±0,00 - ±0,20 Tidak ada atau Sangat rendah
Berdasarkan tabel kualifikasi tersebut dapat disimpulkan bahwa taraf
reliabilitas dan validitas uji coba kuesioner tingkat kemampuan penyesuaian
sosial remaja panti asuhan Wiloso terhadap kelompok sebaya termasuk
klasifikasi sangat tinggi. Begitu pula dengan hasil penelitian taraf reliabilitas
dan validitas kuesioner tingkat kemampuan penyesuaian sosial remaja panti
asuhan Wira Karya Tama terhadap kelompok sebaya termasuk klasifikasi
sangat tinggi.
D. Prosedur Pengumpulan Data
Prosedur pengumpulan data meliputi tahap-tahap sebagai berikut:
1. Tahap persiapan
Dalam tahap ini peneliti melakukan beberapa usaha sebagai persiapan
untuk melakukan penelitian yang sebenarnya. Usaha yang dilakukan peneliti
dalam tahap persiapan adalah sebagai berikut:
a. Peneliti memberitahu pihak panti asuhan bahwa peneliti bermaksud
mengadakan penelitian di panti asuhan yang bersangkutan.
- 39 -
b. Pada masa PLBK berlangsung peneliti mengadakan live-in di panti
asuhan, selama 4 minggu peneliti mengamati kondisi lapangan sehari-
hari berkaitan dengan judul penelitian.
c. Peneliti menyusun kuesioner penelitian dengan berkonsultasi dengan
dosen pemimbing.
d. Peneliti mengadakan uji coba kuesioner untuk menentukan reliabilitas
dan validitas kuesioner penelitian.
e. Perhitungan hasil uji coba kuesioner metode perhitungan manual.
2. Tahap Pelaksanaan
a. Tanggal 21 Februari 2008 peneliti mengadakan uji coba di panti
asuhan Wiloso. Sedangkan untuk penelitian dilakukan di panti asuhan
Wira Karya Tama pada tanggal 2 April 2008. Dalam pengisian
kuesioner, peneliti tidak membatasi waktu pengisian. Hal ini
dimaksudkan peneliti, agar responden mengisi kuesioner secara hati-
hati dan teliti. Hasil pengisian kuesioner langsung dikumpulkan saat
itu juga.
b. Populasi yang dapat dicapai dalam penelitian adalah sejumlah 30
orang.
c. Semua kuesioner terkumpul sesuai jumlah semula.
- 40 -
E. Teknik Pengolahan Data
Teknik pengolahan data yang digunakan sesuai dengan permasalahan
penelitian yang diajukan. Proses pengolahan data penelitian dilakukan dengan
langkah-langkah sebagai berikut:
1. Membuat tabulasi analisis item-item.
2. Menghitung skor-skor tiap nomor dengan scoring skala 4-1 yaitu: 4 untuk
selalu, 3 untuk sering, 2 untuk kadang-kadang, 1 untuk tidak pernah.
3. Selanjutnya item-item bernomor gasal dijadikan belahan pertama (X) dan
item-item bernomor genap dijadikan belahan kedua (Y), ini bertujuan untuk
membantu perhitungan reliabilitas dan validitas kuesioner.
4. Perhitungan reliabilitas kuesioner metode belah dua (Split Half-Method).
5. Skor-skor belahan pertama dikorelasikan dengan skor-skor belahan kedua,
karena hasil dari suatu tes dibagi dua bagian maka hasil dari koefisien korelasi
dari dua bagian tersebut baru mencerminkan taraf reliabilitas setengah. Untuk
mencapai taraf reliabilitas penuh/satu maka koefisien korelasi tersebut
dimasukkan dalam formulasi koreksi dari Spearman-Brown
(Masidjo,1995:219)
6. Selanjutnya menentukan validitas kuesioner, dengan rumus dari Garret
(1967:349).
7. Perhitungan mean adalah untuk mengetahui nilai rata-rata per-aspek
kemampuan penyesuaian sosial, kemudian hasil dari skor rata-rata masing-
masing per-aspek menjadi tolak ukur nilai rata-rata skor masing-masing anak
- 41 -
yaitu, dalam kategori tinggi atau kategori rendah. Selanjutnya menentukan
urutan aspek-aspek kemampuan penyesuaian sosial dari yang paling rendah
sampai yang tertinggi, ini bertujuan untuk membuat usulan topik-topik
bimbingan pribadi-sosial dari faktor kebutuhan remaja panti asuhan Wira
Karya Tama.
- 42 -
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini membahas hasil penelitian dan pembahasan hasil penelitian.
A. Hasil Penelitian
Pada bagian ini dikemukakan jawaban atas permasalahan dalam penelitian
yang telah dilakukan. Masalah dalam penelitian ini adalah (1) Sejauh mana
tingkat kemampuan penyesuaian sosial remaja panti asuhan Wira Karya Tama
Purworejo tahun 2007/2008 terhadap kelompok sebaya? (2) Usulan topik-topik
bimbingan apa saja yang dapat diusulkan sebagai topik-topik bimingan pribadi-
sosial untuk para remaja di panti asuhan Wira Karya Tama Purworejo tahun
2007/2008?
Tingkat kemampuan penyesuaian sosial remaja panti asuhan terhadap
kelompok sebaya digolongkan dalam dua kategori, yaitu kategori rendah (R) dan
kategori tinggi (T). Para remaja panti yang tingkat kemampuan penyesuaian
sosialnya termasuk kategori rendah adalah remaja panti yang memperoleh skor
keseluruhan kuesioner tingkat kemampuan penyesuaian sosial di bawah Mean
(skor<M). Sedangkan para remaja panti yang tingkat kemampuan penyesuaian
sosialnya termasuk kategori tinggi adalah remaja panti yang memperoleh skor
keseluruhan kuesioner tingkat kemampuan penyesuaian sosial di atas atau sama
dengan Mean (skor≥ M).
- 43 -
Berdasarkan analisis data penelitian yang telah dilakukan dapat dikemukakan
hasil analisis data dalam tabel berikut ini :
1. Hasil analisis data tingkat kemampuan penyesuaian sosial remaja terhadap
teman sebaya di panti asuhan Wira Karya Tama Purworejo per-aspek
penyesuaian sosial.
Tabel 4Jumlah Remaja Panti Asuhan dan Tingkat Kemampuan
Penyesuaian Sosial Per-Aspek
No. Aspek Tingkat Kemampuan
Penyesuaian Sosial Remaja
Kategori
Tinggi
Kategori
Rendah
1 Penampilan Fisik 13 anak 17 anak
2 Penyesuaian Diri Terhadap
Berbagai Kelompok
16 anak 14 anak
3 Sikap Sosial 16 anak 14anak
4 Kepuasan Pribadi 15 anak 15anak
5 Sifat Kepribadian 17 anak 13 anak
Berdasarkan data pada tabel di atas di lihat bahwa jumlah remaja panti
asuhan yang memiliki tingkat kemampuan penyesuaian sosial pada aspek
penampilan fisik dalam kategori tinggi ada 13 anak. Sedangkan jumlah remaja
dalam kategori rendah ada 17 anak.
Remaja panti asuhan yang memiliki tingkat kemampuan penyesuaian
sosial pada aspek penyesuaian diri terhadap kelompok dalam kategori tinggi
ada 16 anak. Sedangkan jumlah remaja dalam kategori rendah ada 14 anak.
- 44 -
Remaja panti asuhan yang memiliki tingkat kemampuan penyesuaian
sosial pada aspek sikap sosial dalam kategori tinggi ada 16 anak. Sedangkan
jumlah remaja dalam kategori rendah ada 14 anak.
Remaja panti asuhan yang memiliki tingkat kemampuan penyesuaian
sosial pada aspek kepuasan pribadi dalam kategori tinggi ada 15 anak.
Sedangkan jumlah remaja dalam kategori rendah ada 15 anak.
Remaja panti asuhan yang memiliki tingkat kemampuan penyesuaian
sosial pada aspek sifat kepribadian dalam kategori tinggi ada 17 anak.
Sedangkan jumlah remaja dalam kategori rendah ada 13 anak.
2. Hasil analisis data kemampuan penyesuaian sosial remaja panti asuhan
Wira Karya Tama Purworejo secara keseluruhan.
Tabel 5Jumlah Remaja Panti Asuhan dan Tingkat Kemampuan Penyesuaian
Sosial Remaja Terhadap Kelompok Sebaya
Tingkat Kemampuan Penyesuaian Sosial Remaja Panti
Asuhan Terhadap Kelompok Sebaya
Jumlah Anak
Tinggi 15
Rendah 15
Total (N) 30
Berdasarkan data pada tabel di atas di lihat bahwa secara keseluruhan
(data dalam seluruh aspek) jumlah anak yang memiliki tingkat kemampuan
penyesuaian sosial terhadap kelompok sebaya pada kategori tinggi ada 15
- 45 -
anak dengan pencapaian Mean ≥ 217, 86. Sedangkan pada kategori rendah
ada 15 anak dengan pencapaian Mean < 217,86.
B. Pembahasan
Jumlah remaja panti asuhan yang memiliki tingkat kemampuan
penyesuaian sosialnya terhadap kelompoknya secara keseluruhan dalam kategori
tinggi ada 15 anak, peneliti melihat bahwa anak-anak yang mampu menyesuaikan
dirinya dengan lingkungannya akan di sukai oleh banyak orang dan ia akan
mempunyai sahabat yang banyak, selain itu anak-anak yang mempunyai prestasi
yang menonjol akan lebih dihargai dan dihormati dan biasanya ia akan selalu
ditunjuk untuk memimpin kelompoknya. Sedangkan jumlah remaja dalam
kategori rendah ada 15 anak, peneliti melihat ini merupakan akibat dari anak-anak
yang tidak mampu memainkan peran sosialnya baik sebagai anggota maupun
sebagai pemimpin kelompok, mereka tidak di benci hanya saja kurang dihargai
dan diakui keberadaannya, mereka juga mendapat perlakuan yang lebih rendah
(misal, selalu diejek, disuruh-suruh, menjadi kambing hitam,dll). Hasil penelitian
ini menunjukkan bahwa ada banyak remaja panti yang tingkat kemampuan
penyesuaian sosialnya terhadap kelompoknya dalam kategori tinggi, namun masih
banyak pula remaja panti yang tingkat kemampuan penyesuaian sosialnya dalam
kategori rendah.
Jumlah remaja panti asuhan yang tingkat kemampuan penyesuaian
sosialnya pada aspek penampilan fisik dalam kategori tinggi ada 13 anak, ini
dimungkinkan karena anak- anak panti merasa mampu menyesuaikan pakaiannya
- 46 -
dengan anggota kelompoknya dan merasa percaya diri walaupun berpakaian
sederhana. Aturan dalam hal berpakaian anak-anak panti asuhan telah diatur
untuk pakaian yang sopan, sederhana, dan tidak asesoris yang berlebihan.
Pakaian yang digunakan kurang lebih hampir sama dengan teman-teman dalam
kelompoknya, yaitu cara berpakaian yang bersih dan sesuai dengan keperluan.
Kesamaan inilah yang akan membuat mereka tetap merasa percaya diri walaupun
dengan penampilan apa adanya. Seperti yang dijelaskan oleh Hurlock bahwa:
“ Penyesuaian sosial sangat dipengaruhi oleh sikap teman-temansebaya dalam hal berpakaian. Salah satu persyaratan utama dalam halberpakaian bagi kawula muda adalah pakaian yang dikenakan harusmemenuhi harapan dan disetujui oleh kelompok.” (Hurlock, 1992:220)
Jumlah remaja panti asuhan yang memiliki tingkat kemampuan
penyesuaian sosial pada aspek penampilan fisik dalam kategori rendah ada 17
anak, hal ini mungkin disebabkan karena ia belum mampu memahami kekurangan
pada penampilan fisiknya misalnya: wajah yang berjerawat, mempunyai postur
tubuh yang lebih pendek di antara teman-temannya, dan jenis rambut yang
keriting hal ini bisa menimbulkan perasaan malu, minder. Perasaan inilah yang
akan membuat anak merasa tidak percaya diri dan menimbulkan rasa rendah diri
sehingga ia lebih memilih menarik diri dari pergaulan.
Jumlah remaja panti asuhan yang tingkat kemampuan penyesuaian
sosialnya pada aspek penyesuaian diri terhadap kelompok dalam kategori tinggi
ada 16 anak, ini dimungkinkan karena mereka hidup dan tinggal bersama dalam
satu atap yaitu panti asuhan. Di dalam panti asuhan mereka hidup sebagai satu
- 47 -
keluarga, mempunyai ikatan persaudaraan yang kuat dan menganggap temannya
seperti saudaranya sendiri yaitu sebagai adik atau kakaknya. Di dalam panti
asuhan mereka belajar untuk saling menghargai, saling menghormati, saling
membantu. Penyesuaian sosial yang baik dalam keluarga hanya akan terwujd
apabila terjalin hubungan keluarga yang baik. Menurut Hurlock (1996:211)
“hubungan keluarga yang baik akan nampak dari kualitas hubungan antar
saudara.”
Jumlah remaja panti asuhan yang tingkat kemampuan penyesuaian
sosialnya pada aspek penyesuaian diri terhadap kelompok dalam kategori rendah
ada 14 anak. Peneliti melihat ini mungkin disebabkan adanya perbedaan latar
belakang anak-anak panti, beberapa di antara mereka berasal dari keluarga yang
bermasalah, misal: himpitan ekonomi yang semakin susah, masalah kedua orang
tua yang berujung perpisahan. Masalah himpitan ekonomi jelas akan
mempengaruhi anak dalam melakukan penyesuaian diri, yaitu anak-anak akan
merasa minder karena tidak mempunyai barang seperti yang dimiliki teman-
teman dalam kelompoknya. Masalah perceraian orangtua juga akan berdampak
langsung pada kondisi psikis anak. Seorang anak yang berada dalam keluarga
yang tidak harmonis mempunyai kemungkinan akan mengembangkan sifat
mudah curiga pada orang lain, sifat ini akan mengganggu anak dalam melakukan
proses penyesuaian sosial.
Jumlah remaja panti asuhan yang tingkat penyesuaian sosialnya pada
aspek sikap sosial dalam kategori tinggi ada 16 anak, hal terjadi mungkin karena
- 48 -
anak sudah mulai merasa bangga diakui keberadaannya dan diterima
keikutsertaannya di dalam kelompok tersebut. Peneliti menemukan bahwa anak-
anak yang mempunyai sikap bersedia berteman dengan siapa saja tanpa memilih-
milih akan disukai banyak orang. Demikian juga anak-anak lebih menyukai teman
kelompoknya yang mau rela berkorban dan membantu temannya, meskipun ia
sendiri mengalami kesulitan. Hurlock menjelaskan bahwa:
“ Seorang remaja merasa senang apabila bisa bekerja sama dengansemua teman-temannya. Kerja sama ini juga ditunjukkan dengan sikaptepa slira terhadap teman-temannya, sehingga bila sewaktu-waktu iasendiri dalam kesulitan maka ada teman yang akan membantu.”(Hurlock, 1992:214)
Jumlah remaja panti asuhan yang tingkat penyesuaian sosialnya pada
aspek sikap sosial dalam kategori rendah ada 14 anak, ini terjadi mungkin karena
perasaan bosan yang kadang-kadang dialami oleh mereka dengan adanya
kegiatan-kegiatan yang cenderung bersifat rutinitas membuat mereka merasa
jenuh dan malas untuk mengikuti kegiatan-kegiatan yang bersifat sosial, seperti:
belajar kelompok, kerja bakti, senam pagi. Bahkan mereka terkadang merasa
terpaksa melaksanakan piketnya seperti: membantu memasak di dapur,
membersihkan halaman setiap pagi dan sore, membersihkan kamar mandi,
menyiram tanaman, membersihkan aula.
Jumlah remaja yang tingkat kemampuan penyesuaian sosialnya pada
aspek kepuasan pribadi dalam kategori tinggi ada 15 anak. Peneliti melihat anak-
anak yang puas dengan dirinya adalah anak-anak yang berprestasi dibidangnya,
seperti anak-anak mendapat rangking kelas, menang lomba cerdas cermat,
- 49 -
menjadi atlet sekolah, anak-anak yang bangga dengan masing-masing bakatnya
(berpuisi, menari, bermain alat musik, menyanyi).
Jumlah remaja panti asuhan yang tingkat kemampuan penyesuaian
sosialnya dalam kategori rendah ada 15 anak, ini terlihat pada kebiasaan doa
bersama sebelum makan dikhususkan pada anak yang bertugas memimpin doa,
hal ini akan membuat anak-anak yang lain tidak mempunyai kesempatan untuk
menjadi pemimpin, dalam hal ini anak akan merasa kurang puas dengan peran
yang dimainkannya, karena dia hanya berperan sebagai anggota saja tanpa pernah
mencoba berperan sebagai seorang pemimpin. Seperti yang diungkapkan oleh
Hurlock bahwa:
“Untuk dapat menyesuaikan diri dengan baik secara sosial, anakharus merasa puas terhadap kontak sosialnya dan peran yangdimainkannya dalam situasi sosial, baik sebagai pemimpin maupunsebagai anggota.” (Hurlock, 1993:287)
Jumlah remaja yang tingkat kemampuan penyesuaian sosialnya pada
aspek sifat kepribadian dalam kategori tinggi ada 17 anak. Ini terjadi mungkin
karena mereka sadar bila mereka ingin disukai teman-temannya, maka mereka
harus menjadi pribadi yang menyenangkan dan mau melibatkan dirinya untuk
mengikuti kegiatan-kegiatan sosial, seperti: senam pagi, apel pagi, makan
bersama, kerja bakti, belajar kelompok, dan kumpul untuk bermain bersama.
Seperti yang dijelaskan Hurlock menyebutkan bahwa:
“Sifat-sifat kepribadian yang dapat menimbulkan penyesuaiansosial yang baik seperti jujur, setia, tidak mementingkan diri sendiri danekstrovert. Sedangkan sifat-sifat yang tidak disukai antara lain sifat
- 50 -
mementingkan diri sendiri, keras kepala, gelisah dan mudah marah.”(Hurlock, 1996:217)
Jumlah remaja yang tingkat kemampuan penyesuaian sosialnya pada
aspek sifat kepribadian dalam kategori rendah ada 13 anak. Banyak kondisi dalam
kehidupan remaja yang turut membentuk pola kepribadian melalui pengaruhnya
pada konsep diri. Beberapa di antaranya sama dengan kondisi pada masa kanak-
kanak, tetapi banyak yang merupakan akibat dari perubahan-perubahan fisik
psikologis yang terjadi selama masa remaja. Demikian pula dengan remaja panti
asuhan yang beberapa di antara mereka mempunyai latar belakang berasal dari
keluarga yang bercerai, keluarga yang utuh namun hubungan antar anggota
keluarga kurang harmonis, hal ini bisa mempengaruhi anak mengembangkan
sifat-sifat negatif seperti selalu curiga dengan orang lain, tidak percaya dengan
orang lain sebagai orang yang dapat memberikan rasa aman. Ia masih merasa
bahwa orang lain akan sama saja dengan orang-orang yang selama ini ia temui
dalam keluarganya, sehingga ia akan mengembangkan sikap menolak dan
menaruh curiga dalam setiap pergaulannya, sifat-sifat negatif ini masih bisa
terbawa hingga remaja memasuki masa dewasa. Pola kepribadian akan
membentuk konsep diri seorang anak, bila anak merasa rendah diri maka konsep
diri yang terbentuk adalah konsep diri negatif, ini akan menghambat anak dalam
melakukan proses penyesuaian sosial.
- 51 -
BAB V
USULAN TOPIK-TOPIK BIMBINGAN PRIBADI SOSIAL
PANTI ASUHAN WIRA KARYA TAMA PURWOREJO
TAHUN 2007/2008
Dalam bab ini disajikan topik bimbingan pribadi sosial di panti asuhan Wira
Karya Tama Purworejo tahun 2007/2008 sebagai implikasi dari hasil penelitian. Bab
ini merupakan jawaban rumusan masalah yang kedua yaitu “Topik-topik bimbingan
apa sajakah yang dapat diusulkan sebagai topik-topik bimbingan pribadi-sosial untuk
para remaja di panti asuhan Wira Karya Tama Purworejo tahun 2007/2008?.”
Hurlock mendefinisikan penyesuaian sosial sebagai “Keberhasilan seseorang
untuk menyesuaikan dirinya terhadap orang lain dan terhadap kelompok.” (Hurlock
1992:287). Hal ini berarti bagaimana usaha seseorang tersebut untuk hidup bergaul
dengan orang lain serta hidup di dalam kelompok masyarakat, dimana dalam
kelompok tersebut terdapat norma. Penyesuaian sosial itu merupakan bagian dari
proses perkembangan seseorang. Melalui hubungannya dengan orang lain dapat
belajar berpartisipasi dan berperan dalam lingkungan tempat tinggalnya. Seseorang
melakukan hubungan sosial bertujuan untuk ia dapat diterima oleh lingkungan
sosialnya. Usaha seseorang dalam melakukan penyesuaian sosial tidak selalu berjalan
lancar dan terkadang terdapat kesulitan-kesulitan. Apabila seorang anak mampu
mengatasi kesulitan tersebut maka ia dapat dikatakan mampu melakukan penyesuaian
sosial dengan baik, namun bila seorang anak kurang mampu mengatasi kesulitan
maka ia dikatakan tidak mampu melakukan penyesuaian sosial dengan baik. Hal ini
- 52 -
akan mempengaruhi rasa percaya diri anak, sehingga anak akan menarik diri dari
pergaulan, merasa bahwa hanya dirinya yang memiliki kekurangan, dan merasa
minder. Maka dalam hal ini sangat dibutuhkan peran orang tua, guru-guru di sekolah
atau khususnya para pengasuh panti asuhan untuk membantu membimbing anak-anak
panti asuhan agar mereka mampu mengatasi permasalahan yang ada dalam dirinya.
Seperti yang diungkapkan oleh Prayito bahwa bimbingan adalah:
“Proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh orang yang ahlikepada seseorang atau beberapa orang, baik anak-anak, remaja, dandewasa agar orang yang dibimbing dapat mengembangkan kemampuandirinya sendiri dan mandiri dengan memanfaatkan kekuatan dalamdirinya sendiri dan sarana yang ada dan dapat dikembangkanberdasarkan norma-norma yang berlaku.” (Prayitno,2004:99)
Berdasarkan hasil penelitian urutan aspek-aspek kemampuan penyesuaian sosial
yang telah dicapai oleh anak-anak panti asuhan Wira Karya Tama dapat dilihat :
aspek penampilan fisik (17 anak), aspek kepuasan pribadi (15 anak), aspek
penyesuaian diri terhadap kelompok (14 anak), aspek sikap sosial (14 anak), aspek
sifat kepribadian (13 anak). Maka peneliti mempunyai usul agar pencapaian aspek
kemampuan penyesuaian sosial yang paling rendah dulu yang diutamakan sehingga
topik-topik bimbingan dapat disesuaikan dengan kebutuhan yang ada di lapangan
serta dari faktor kemendesakan dan segera mampu mengatasi permasalahannya.
Peneliti melihat aspek penampilan fisik yang mendapat skor rendah yaitu, item no.8
(saya berusaha mengikuti model-model baju yang sedang nge-trend), item no.6
(teman-teman menyukai model rambut saya), item no.1 (saya pikir saya memiliki
postur tubuh yang baik). Pada aspek kepuasan pribadi item-item yang mendapat skor
- 53 -
rendah yaitu, item no.58 (saya dipilih untuk menjadi pemimpin/ketua di dalam
kegiatan kelompok), item no.57 (saya meraih prestasi tertentu: olah raga, musik,
menyanyi, menari, kepemimpinan), item no.60 (saya bisa membangkitkan semangat
di dalam kelompok).
Peneliti tidak hanya membuat topik-topik bimbingan dari aspek yang rendah
saja, tetapi ada kemungkinan aspek kemampuan penyesuaian sosial yang tingkat
tinggi juga perlu mendapat perhatian untuk diberikan bimbingan, dengan tujuan agar
anak-anak panti asuhan siap menghadapi tantangan-tantangan dimasa mendatang dan
mencegah timbulnya yang serius dikemudian hari, sifat bimbingan ini disebut sifat
bimbingan preventif atau pencegahan. Dengan demikian peneliti ingin memberikan
usulan topik-topik bimbingan pribadi-sosial yang diharapkan dapat membantu anak-
anak asuh panti asuhan Wira Karya Tama Purworejo tahun 2007/2008. Berikut ini
disajikan beberapa usulan topik-topik bimbingan pribadi-sosial:
a. Percaya Diri
Percaya diri merupakan hal penting dalam melakukan penyesuaian
sosial. Bila anak memahami bahwa ia mempunyai kelebihan dan kekurangan
dirinya dan mampu memanfaatkan kelebihannya untuk menutupi
kekurangannya maka anak akan mempunyai konsep diri yang positif tentang
dirinya. Sehingga ia akan lebih menghargai dirinya sendiri dan akan
membantunya dalam melakukan penyesuaian sosial terhadap orang lain tanpa
perasaan minder.
- 54 -
b. Penghargaan Terhadap Diri Sendiri dan Orang lain.
Remaja yang menghargai dirinya sendiri akan menyadari bahwa
dirinya memiliki kelemahan dan kekuatan yang dapat dilihat melalui bakat
dan minat yang bisa ia kembangkan untuk perkembangan dirinya yang lebih
optimal. Bila ia telah mampu mengahargai kelemahan dan kekuatan dirinya
sendiri, maka ia akan mampu juga menghargai kelemahan dan kekuatan orang
lain.
Seorang remaja yang telah mengakui dan menyadari bahwa setiap
orang adalah pribadi yang berbeda-beda dan unik, maka setiap pribadi orang
memiliki bakat dan minat yang lain pula. Apabila hal ini telah remaja pahami
maka ia akan menjadi seorang yang mudah untuk memberikan penghargaan
terhadap orang lain. Penghargaan terhadap orang lain akan menimbulkan
perasaan saling menghormati dan akan mempererat ikatan persaudaraan.
Seorang remaja yang merasa sungguh diterima, didukung dan dipercaya serta
mendapatkan pengakuan dan penghargaan dari kelompoknya atas jerih payah
yang telah ia lakukan akan menumbuhkan rasa kepuasan diri.
c. Kepemimpinan
Remaja yang memiliki kemampuan dalam memimpin kelompok akan
lebih dihargai dan dikagumi oleh teman-temannya. Kondisi ini akan
menimbulkan perasaan puas di dalam remaja dan ini akan membuatnya untuk
semakin menunjukkan kemampuannya tersebut di dalam kegiatan-kegiatan
kelompok.
- 55 -
d. Kerjasama
Seorang remaja akan merasa senang apabila bisa bekerja sama dengan
semua teman-temannya, kerja sama ini juga ditandai dengan sikap tepa slira
terhadap teman-temannya, sehingga bila sewaktu-waktu ia sendiri berada
dalam kesulitan maka ada teman yang akan membantu. Seperti yang
diungkapkan Hurlock disebutkan bahwa:
“Ciri-ciri sikap sosial yang baik yaitu, kesediaan membantutanpa membeda-bedakan orang, sehingga seorang remaja akanmempunyai teman yang banyak. Sikap sosial melatih perilakusosial seseorang antara lain, melatih kerja sama, melatih bersikaptanggung jawab, panjang akal, kesenangan bersama-sama oranglain, bijaksana dan sopan.” (Hurlock, 1992:214)
Anak-anak panti asuhan menyadari bahwa kerjasama akan membantu
kehidupannya dimasyarakat yang akan datang, sehingga mereka
mempersiapkan diri sedini mungkin dengan melatih bekerja sama dengan
teman-teman sebayanya, para pengasuh panti, dan juga orang-orang
dilingkungan sekolahnya.
e. Cara Mengelola Emosi
Sifat kepribadian seseorang turut menentukan taraf keberhasilan
remaja dalam melakukan penyesuaian sosial. Sifat kepribadian remaja juga
mempunyai pengaruh besar dalam melakukan pemilihan teman. Remaja yang
memiliki sifat-sifat kepribadian yang dianggap baik akan mempunyai banyak
teman, sedangkan remaja yang tidak memiliki sifat-sifat kepribadian yang
- 56 -
tidak baik akan tidak disukai oleh teman dan kelompok. Hurlock juga
menyebutkan bahwa :
“Sifat-sifat kepribadian yang dapat menimbulkan penyesuaiansosial yang baik seperti: jujur, setia, tidak mementingkan diri sendiridan ekstrovert. Sedangkan sifat-sifat yang tidak disukai antara lainsifat mementingkan diri sendiri, keras kepala, gelisah dan mudahmarah.” (Hurlock, 1996:217)
Remaja panti asuhan menyadari bahwa mengendalikan emosi akan
sangat membantunya dalam melakukan penyesuaian sosial, sehingga mereka
terus berlatih untuk mengendalikan emosinya dan menyalurkannya pada
waktu yang tepat.
- 57 -
BAB VI
RINGKASAN KESIMPULAN DAN SARAN
Dalam bab ini disajikan ringkasan, kesimpulan dan saran. Bagian ringkasan
memuat rumusan masalah, metodologi, hasil penelitian. Bagian kesimpulan memuat
ringkasan atau inti dari penelitian yang telah dilakukan. Bagian saran-saran memuat
saran-saran untuk pihak panti panti asuhan Wira Karya Tama Purworejo.
A. Ringkasan
Penelitian ini bertujuan untuk: (1) Mendeskripsikan tingkat kemampuan
penyesuaian sosial remaja panti asuhan Wira Karya Tama tahun 2007/2008 terhadap
kelompok sebaya. (2) Menyusun suatu usulan topik-topik bimbingan pribadi-sosial
untuk panti asuhan Wira Karya Tama Purworejo berdasarkan aspek-aspek
kemampuan penyesuaian sosial yang dari aspek kemampuan penyesuaian sosial
remaja panti asuhan yang paling rendah tahun 2007/2008. Tujuan penelitian tersebut
dituangkan dalam rumusan masalah sebagai berikut:
1. Sejauh mana tingkat kemampuan penyesuaian sosial remaja panti asuhan
Wira Karya Tama tahun 2007/2008 terhadap kelompok sebaya?
2. Topik-topik bimbingan apa saja yang dapat diusulkan sebagai usulan topik-
topik bimbingan pribadi sosial untuk para remaja panti asuhan Wira Karya
Tama tahun 2007/2008?
- 58 -
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan metode survei. Populasi
dalam penelitian ini adalah remaja panti asuhan Wira Karya Tama Purworejo tahun
2007/2008. Populasi yang dapat dicapai sejumlah 30 orang. Alat yang digunakan
adalah kuesioner “Tingkat Kemampuan Penyesuaian Sosial Terhadap Kelompok
Sebaya” dengan memodifikasi alat yang disusun oleh Anita Widia Ariati dalam
skripsinya tahun 2004.
Prosedur pengumpulan data meliputi dua tahap, yaitu: (1) Tahap persiapan,
mencakup kegiatan menghubungi pihak panti asuhan bahwa peneliti berkeinginan
mengadakan penelitian di panti asuhan yang bersangkutan; mengadakan live-in
selama 4 minggu untuk mengamati kondisi lapangan sehari-hari; menyusun alat
penelitian/kuesioner dan dikonsultasikan pada dosen pembimbing; mengadakan uji
coba alat kuesioner untuk mengetahui tingkat validitas dan reliabilitas alat penelitian.
(2) Tahap pelaksanaan Penelitian, peneliti melaksanakan penelitian di panti asuhan.
Teknik pengolahan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
memberikan skor atas jawaban subjek sesuai dengan sifat item, mentabulasi data;
skor gasal dijadikan belahan pertama (X) dan item-item bernomor genap dijadikan
belahan kedua (Y), ini bertujuan untuk membantu perhitungan reliabilitas dan
validitas kuesioner. Kemudian menentukan Mean untuk mengetahui tinggi-rendahnya
tingkat kemampuan penyesuaian sosial remaja panti asuhan terhadap kelompok
sebaya. Selanjutnya membuat usulan topik-topik bimbingan pribadi-sosial dengan
mengetahui perhitungan skor-skor per-aspek kemampuan penyesuaian sosial.
- 59 -
Hasil penelitian yang dilakukan di panti asuhan Wira Karya Tama Purworejo
tahun 2007/2008 terhadap kelompok sebaya adalah sebagai berikut:
1. Jumlah remaja panti asuhan yang memiliki tingkat kemampuan penyesuaian
sosialnya terhadap kelompoknya secara keseluruhan dalam kategori tinggi
ada 15 anak, sedangkan jumlah remaja dalam kategori rendah ada 15 anak.
2. Sedangkan Tingkat kemampuan penyesuaian sosial para remaja panti
asuhan Wira Karya Tama dilihat dari per-aspek kemampuan penyesuaian
sosial adalah sebagai berikut:
Hasil penelitian di atas menunjukkan bahwa aspek kemampuan
penyesuaian sosial para remaja panti asuhan Wira Karya Tama yang paling
rendah adalah aspek penampilan fisik (7 anak) dan aspek kepuasan pribadi
sejumlah (15 anak).
Tingkat Penyesuaian SosialAspek Penyesuaian SosialKategori Rendah Kategori Tinggi
a. Aspek penampilan fisikb. Aspek kepuasan pribadic. Aspek penyesuaian diri
terhadap kelompokd. Aspek sikap sosiale. Aspek sifat kepribadian
17 anak15 anak14 anak
14 anak13 anak
13 anak15 anak16 anak
16 anak17 anak
Rata-rata Keseluruhan 15 anak 15 anak
- 60 -
B. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan beberapa
hal antara lain:
1. Tingkat kemampuan penyesuaian sosial remaja panti asuhan Wira Karya
Tama Purworejo terhadap kelompoknya secara keseluruhan dalam kategori
tinggi ada 15 anak, sedangkan jumlah remaja dalam kategori rendah ada 15
anak.
2. Aspek kemampuan penyesuaian sosial paling rendah yang dicapai oleh remaja
panti asuhan Wira Karya Tama Purworejo tahun 2007/2008 terhadap
kelompok sebaya adalah aspek penampilan fisik sebanyak 17 anak dan aspek
kepuasan pribadi sejumlah 15 anak.
3. Usulan topik-topik bimbingan di panti asuhan Wira Karya Tama Purworejo
tahun 2007/2008 meliputi: Percaya diri, Penghargaan terhadap diri dan orang
lain, Kepemimpinan, Kerjasama dan Cara Mengelola emosi.
C. Saran-saran
1. Pimpinan panti asuhan
Untuk pimpinan panti asuhan hendaknya mulai merencanakan pelayanan
bimbingan di panti asuhan Wira Karya Tama Purworejo dengan persiapan
sarana dan prasarana yang mendukung pelaksanaan pelayanan bimbingan.
Pelayanan bimbingan dapat dilakukan segera, sehingga masalah yang
dihadapi oleh anak-anak asuh dapat terselesaikan sejak awal dan anak asuh,
sehingga mereka akan mengembangkan kemampuan penyesuaian sosialnya
- 61 -
dengan maksimal. Hasil yang maksimal ini akan dicapai bila pengasuh dan
pengurus panti asuhan melakukan kerjasama yang solid untuk menjalankan
program bimbingan yang telah dibuat sehingga bimbingan yang dilakukan
bisa dirasakan oleh semua anak asuh panti asuhan.
2. Bagi peneliti lain
Apabila ingin mengadakan penelitian terhadap permasalahan yang sama
diharapkan meninjau kembali instrumen penelitian. Peninjauan kembali
diharapkan supaya instumen penelitian yang berupa kuesioner penyesuaian
sosial mempeoleh pembaharuan yang dinggap perlu dan dapat memenuhi
persyaratan sebagai alat penelitian yang lebih bermutu. Jika melakukan
modifikasi alat, sebaiknya diberi penjelasan nomor-nomor mana saja yang
diubah dan dibuat kisi-kisi kuesionernya, sehingga memudahkan peneliti
dalam mengontrol alat yang dibuatnya.
3. Anak-anak Panti Asuhan Wira Karya Tama Purworejo
Anak-anak panti bisa membentuk kelompok-kelompok kecil, namun
sebaiknya antara anggota kelompok-kelompok kecil dapat membaur satu
sama lain dan saling bekerja sama dengan anggota kelompok yang lain. Ini
bertujuan agar anak-anak panti terbiasa hidup dengan masyarakat lain, tidak
hanya tertuju pada sekelompok tertentu saja. Karena anak-anak panti pada
akhirnya juga akan keluar dari panti asuhan dan mencoba untuk hidup mandiri
di lingkungan masyarakat yang luas.
- 62 -
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Abu. 1999. Psikologi Sosial. Jakarta: Rineka Cipta.
Furchan, Arief. 1982. Penelitian Dalam Pendidikan. Surabaya: Usaha Nasional.
Garret, Henry. E. 1967. Statistic In Physchology And Education. London: Longmans
Green And Co,Ltd.
Gunarsa, Singgih. 1990. Psikologi Untuk Keluarga. Jakarta: BPK Gunung Mulia.
Hurlock, E.B. 1996. Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Rentang Kehidupan.
Bandung : Erlangga.
----------,E.B. 1992. Perkembangan Anak, jilid I . Bandung: Erlangga.
----------,E.B. 1996. Perkembangan Anak, jilid II. Bandung: Erlangga.
Krisnawati, Yuli. 2004. Deskripsi Penyesuaian Sosial Siswa Kelas II SMA NEGERI 1
Batang Jawa Tengah Tahun Ajaran 2003/2004 dan Implikasinya Bagi
Penyusunan Topik-topik Bimbingan. Skripsi. Yogyakarta: Universitas
Sanata Dharma.
Masidjo, Ign. 1995. Penilaian Pencapaian Hail Belajar Siswa Di Sekolah.
Yogyakarta: Kanisius.
Melly. 1984. Psikologi Perkembangan Remaja Dari Segi Kehidupan Sosial.
Bandung: Bina Aksara.
Poerwadarminta, W.J.S. 1976. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: PN Balai
Pustaka.
Sears, O. David.1988. Psikologi Sosial. Jakarta: Erlangga.
- 63 -
Steinberg, Paulina. 1993. Adolesence. Toronto: Temple University
Sukarsih, Kristina. 2007. Laporan PLBK SMA Pangudi Luhur Yogyakarta.
Yogyakarta : USD
Widia, Anita.A. 2004. Deskripsi Tingkat Kemampuan Penyesuaian Sosial Remaja
Panti Asuhan Santo Thomas, Ngawen-Wonosari-Gunung Kidul Tahun
2004/2005 Terhadap Kelompok Sebaya dan Implikasinya Terhadap Usulan
Topik-topik Bimbingan Pribadi-Sosial. Skripsi. Yogyakarta: Universitas
Sanata Dharma.
Winkel, W.S & Sri Hastuti, M.M. 2004. Bimbingan Dan Konseling Di Institusi
Pendidikan Edisi Revisi. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.
Zulkifli, 1986. Psikologi Perkembangan. Bandung: Remadja Karya.
- 67 -
LAMPIRAN 2
TABEL DISTRIBUSI SKOR-SKOR GASAL GENAP UNTUKPERHITUNGAN RELIABILITAS DAN VALIDITAS UJI
COBAPENELITIANPARA REMAJA PANTI ASUHAN WILOSO
PURWOREJO
NOANAK
X(Gasal)
Y(Genap)
X2
Y2 XY
1 105 107 11025 11449 112352 109 116 11881 13456 126443 111 124 12321 15376 137644 107 110 11449 12100 117705 93 98 8649 9604 91146 95 107 9025 11449 101657 90 92 8100 8464 82808 112 115 12544 13225 128809 100 99 10000 9801 9900
10 86 100 7396 10000 860011 87 103 9409 10609 999112 105 112 11025 12544 1176013 120 126 14400 15876 1512014 110 112 12100 12544 1232015 114 121 12996 14641 1379416 107 111 11449 12321 1187717 96 112 9216 12544 1075218 92 98 8464 9604 901619 84 93 7056 8649 781220 106 114 11236 12996 1208421 117 117 13689 13689 1368922 109 115 11881 13225 1253523 127 135 16129 18225 1714524 101 103 10201 10609 1040325 103 109 10609 11881 1122726 50 43 2500 1849 215027 99 97 9801 9409 960328 110 118 12100 13924 1298029 103 109 10609 11881 1122730 87 98 7569 9604 8526
Total 3045 3214 314829 351548 332363
- 68 -
LAMPIRAN 3
TABEL DISTRIBUSI SKOR-SKOR GASAL GENAP UNTUKPERHITUNGAN RELIABILITAS DAN VALIDITAS PENELITIAN
PARA REMAJA PANTI ASUHAN WIRA KARYA TAMAPURWOREJO
NOANAK
X(Gasal)
Y(Genap)
X2
Y2 XY
1 91 94 8281 8836 85542 112 106 12544 11236 118723 90 96 8100 9216 86404 113 123 12769 15129 138995 104 111 10816 12321 115446 106 111 11236 12321 117667 129 136 16641 18496 175448 119 127 14161 16129 151139 121 124 14641 15376 1500410 92 104 8464 10816 956811 84 87 7056 7569 730812 99 110 9801 12100 1089013 97 110 9409 12100 1067014 85 90 7225 8100 765015 86 85 7396 7225 731016 119 119 14161 14161 1416117 88 97 7744 9409 853618 106 115 11236 13225 1219019 115 123 13225 15129 1414520 115 119 13225 14161 1368521 111 114 12321 12996 1265422 110 125 12100 15625 1375023 93 98 8649 9604 911424 97 104 9409 10816 1008825 100 109 10000 11881 1090026 99 114 9801 12996 1128627 132 126 17424 15876 1663228 122 132 14884 17424 1610429 123 131 151129 17161 1611330 121 117 14641 13689 14157
Total 3179 3357 342489 381123 360847
- 69 -
LAMPIRAN 4
TABEL DISTRIBUSI SKOR-SKOR KUESIONER TINGGI-RENDAHTINGKAT KEMAMPUAN PENYESUAIAN SOSIAL REMAJA
PANTI ASUHAN WIRA KARYA TAMA PURWOREJO
Keterangan :Skor Rendah : 15 anak, Mean ˂ 217,86Skor Tinggi : 15 anak, Mean ≥ 217,86
NOANAK
SKOR KATEGORI
1 185 RENDAH2 218 TINGGI3 186 RENDAH4 236 TINGGI5 215 RENDAH6 217 RENDAH7 265 TINGGI8 246 TINGGI9 245 TINGGI
10 196 RENDAH11 171 RENDAH12 209 RENDAH13 207 RENDAH14 175 RENDAH15 171 RENDAH16 238 TINGGI17 185 RENDAH18 221 TINGGI19 238 TINGGI20 234 TINGGI21 225 TINGGI22 235 TINGGI23 191 RENDAH24 201 RENDAH25 209 RENDAH26 213 RENDAH27 258 TINGGI28 254 TINGGI29 254 TINGGI30 238 TINGGI
- 70 -
LAMPIRAN 5
TABEL PERHITUNGAN SKOR-SKOR PER-ASPEKKEMAMPUAN PENYESUAIAN SOSIAL REMAJA
PANTI ASUHAN WIRA KARYA TAMAPURWOREJO
NO PENAMPILANFISIK
PENY.DIRITHD. KELP
SIKAPSOSIAL
KEPUASANPRIBADI
SIFATKEPRIBADIAN
1 42 51 36 19 372 42 54 47 22 533 41 47 33 18 474 47 62 54 21 525 44 58 41 23 496 44 54 45 23 517 52 69 56 26 628 49 68 50 27 529 56 66 49 24 5010 43 46 47 19 4111 29 50 37 16 3912 43 59 40 20 4713 45 55 40 21 4614 40 45 29 20 4115 37 47 34 14 3916 51 68 47 24 4817 36 49 39 19 4218 44 58 43 23 5319 37 61 57 28 5520 56 57 46 24 5121 38 59 49 28 5122 52 62 47 23 5123 47 47 34 18 4524 47 50 42 18 4425 45 53 43 18 5026 45 59 43 21 4527 57 67 54 26 5428 55 71 52 27 4929 51 69 53 27 5430 54 63 48 24 49
Total 1369 1724 1335 661 1447
- 71 -
LAMPIRAN 6
TABEL PERHITUNGAN SKOR-SKOR PER-ASPEKKEMAMPUAN PENYESUAIAN SOSIAL REMAJA
PANTI ASUHAN WIRA KARYA TAMAPURWOREJO
ASPEK KEMAMPUAN PENYESUAIAN SOSIALNO
I KATEGORI II KATEGORI III KATEGORI 1V KATEGORI V KATEGORI
1 42 R 51 R 36 R 19 R 37 R2 42 R 54 R 47 T 22 R 53 T3 41 R 47 R 33 R 18 R 47 R4 47 T 62 T 54 T 21 R 52 T5 44 R 58 T 41 R 23 T 49 T6 44 R 54 R 45 T 23 T 51 T7 52 T 69 T 56 T 26 T 62 T8 49 T 68 T 50 T 27 T 52 T9 56 T 66 T 49 T 24 T 50 T10 43 R 46 R 47 T 19 R 41 R11 29 R 50 R 37 R 16 R 39 R12 43 R 59 T 40 R 20 R 47 R13 45 R 55 R 40 R 21 R 46 R14 40 R 45 R 29 R 20 R 41 R15 37 R 47 R 34 R 14 R 39 R16 51 T 68 T 47 T 24 T 48 R17 36 R 49 R 39 R 19 R 42 R18 44 R 58 T 43 R 23 T 53 T19 37 R 61 T 57 T 28 T 55 T20 56 T 57 R 46 T 24 T 51 T21 38 R 59 T 49 T 28 T 51 T22 52 T 62 T 47 T 23 T 51 T23 47 T 47 R 34 R 18 R 45 R24 47 T 50 R 42 R 18 R 44 R25 45 R 53 R 43 R 18 R 50 T26 45 R 59 T 43 R 21 R 45 R27 57 T 67 T 54 T 26 T 54 T28 55 T 71 T 52 T 27 T 49 T29 51 T 69 T 53 T 27 T 54 T30 54 T 63 T 48 T 24 T 49 T
- 72 -
LAMPIRAN 7
URUTAN TINGKAT KEMAMPUAN PENYESUAIAN SOSIAL
REMAJA PANTI ASUHAN WIRA KARYA TAMA
PER-ASPEK KEMAMPUAN PENYESUAIAN SOSIAL
DARI URUTAN KATEGORI TERENDAH
Tingkat kemampuan penyesuaian sosial para remaja panti asuhan Wira
Karya Tama dari urutan yang terendah dilihat dari kemampuan penyesuaian sosial
per-aspek adalah sebagai berikut:
1. Aspek penampilan fisik : 17 anak
2. Aspek kepuasan pribadi : 15 anak
3. Aspek penyesuaian diri terhadap kelompok : 14 anak
4. Aspek sikap sosial : 14 anak
5. Aspek sifat kepribadian : 13 anak
- 73 -
LAMPIRAN 8
PERHITUNGAN MEAN UNTUK MELIHAT TINGGI-RENDAHTINGKAT KEMAMPUAN PENYESUAIAN SOSIALREMAJA PANTI ASUHAN WIRA KARYA TAMA
MELALUI PER-ASPEK KEMAMPUAN PENYESUAIAN SOSIAL
DIKETAHUI:
Rumus mencari Mean = ∑ Total skor per-aspek kemampuan peny.sosial
1. Aspek Penampilan Fisik :
Total skor aspek penampilan fisik = 1369
Jadi M = 1369
= 45, 63
2. Aspek Penyesuaian Diri Terhadap Kelompok :
Total skor aspek penyesuaian diri terhadap kelompok = 1724
Jadi M = 1724
30
= 57,46
3. Aspek Sikap Sosial :
Total skor aspek sikap sosial = 1335
Jadi M = 1335
30
= 44,5
N
30
- 74 -
4. Aspek Kepuasan Pribadi :
Total skor aspek kepuasan pribadi = 661
Jadi M = 661
30
= 22,03
5. Sifat Kepribadian
Total skor sifat kepribadian = 1447
Jadi M = 1447
30
= 48,23
- 75 -
LAMPIRAN 9
1. Perhitungan Koefisien Reliabilitas Uji Coba Penelitian
rgg = N∑XY – (X) (Y)
√{N∑X2- (∑X)2} { N∑Y2-(Y)2}
= (30 x 332.363) – (3045 x 3214)
√{30 x 314.829 - (3945)2} { 30 x 351.548 - (3214)2}
= 9.970.890 – 9.786.630
√{9.444.870 – 9.272.025} { 10.546.440 – 10.329.796}
= 184.260
√37.445.832.180
= 184.260
193.509.256
rgg = 0,952
rtt = 2 x rgg
1 + rgg
= 2 x 0,9521 + 0,952
= 1,9041,952
- 76 -
rtt = 0,972
2. Perhitungan Koefisien Validitas Uji Coba Penelitian
rt ∞ = √ 0,975
= 0,987
rt ∞ = √ rtt
- 77 -
LAMPIRAN 10
1. Perhitungan Koefisien Reliabilitas Penelitian
rgg = N∑XY – (X) (Y)
√{N∑X2- (∑X)2} { N∑Y2-(Y)2}
= (30 x 360.847) – (3179 x 3357)
√{30 x 342.489 - (3179)2} { 30 x 381.123 - (3357)2}
= 10.825.410 – 10.671.903
√{10.274.670 – 10.106.041} { 11.433.690 –
11.269.449}
= 153.507
√168.629 x 164.241
= 153.507
√27.695.795.589
= 153.507
166.420,5
rgg = 0,922
rtt = 2 x rgg
1 + rgg
= 2 x 0,9221 + 0,922
- 78 -
= 1,8441,922
rtt = 0,959
2. Perhitungan Koefisien Validitas Penelitian
rt ∞ = √ 0,959
rt ∞ = 0,979
3. Perhitungan Mean Penelitian
M = ∑SKOR
M = 6536
30
= 217,86
rt ∞ = √ rtt
N
- 79 -
LAMPIRAN 11
SURAT KETERANGAN PENELITIAN
DARI KAMPUS DAN PANTI ASUHAN
- 80 -
- 81 -
LAMPIRAN 12
SATUAN PELAYANAN BIMBINGAN
A. Topik Bimbingan : Mengelola Emosi
B. Bidang Bimbingan : Pribadi-Sosial
C. Jenis Layanan : Bimbingan Kelompok
D. Fungsi Bimbingan : Pemahaman diri dan pengembangan
E. Tujuan Perkembangan : Mempunyai norma-norma atau nilai-nilai
kehidupan yang digunakan sebagai pedoman
dalam melakukan tindakan-tindakan dalam
kehidupannya.
F. Rumusan Kompetensi : Mampu mengelola emosi yang ada pada diri
sendiri, teman sebaya maupun orang dewasa
yang ada di sekitarnya.
G. Materi Pokok : a. Definisi Emosi.
b. Contoh emosi yang mempengaruhi hubungan
dengan orang lain.
c. Cara-cara mengelola emosi.
H. Sasaran : Anak-anak asuh panti asuhan Wira Karya Tama
yang berusia 12-18 tahun.
I. Metode dan Langkah-Langkah:
1. Metode: Ceramah, Permainan instrumen.
- 82 -
2. Kegiatan dan Langkah-langkah:
No Kegiatan Waktu Metode Media
1 Langkah Awal :
Menjelaskan pengantar dan
tujuan dari kegiatan yang akan
dilakukan.
5’ Ceramah
2 Langkah Inti :
a. Membagi anak-anak
menjadi beberapa
kelompok, tiap
kelompok @ 5 orang.
b. Membagi kertas
permainan bujur sangkar
pecah dan memberi
kesempatan bermain.
c. Anak-anak mengisi
kuesioner “Seberapa
sering kamu marah?”
d. Pembimbing
menjelaskan materi
mengendalikan emosi.
5’
10’
10’
5’
Permainan
Instrumen
Ceramah
- 83 -
3 Langkah Akhir :
a. Pembimbing dan anak-
anak membuat
kesimpulan dari seluruh
kegiatan yang
dilakukan.
b. Anak-anak mengisi
lembar evaluasi
kegiatan.
c. Menutup kegiatan.
10’ Tanya-jawab
LembarEvaluasiKegiatan
J. Tempat Penyelenggaraan : Ruang Aula panti asuhan Wira Karya Tama
Purworejo.
K. Penyelenggara : Pengasuh panti asuhan yang menguasai maksud
proses bimbingan (di bantu oleh tenaga-tenaga
sukarela dari universitas yang menguasai
bimbingan)
K. Sumber/ Bahan :
Hershon, Michael, Dr.2003. Redakan Amarahmu: Tips-Tips
Pengendalian Emosi Remaja. Jakarta: PT. Bhuana Ilmu Komputer
Kelompok Gramedia.
- 84 -
Albin, Semmel, Rochelle.1996. Emosi: Bagaimana mengenal,
menerima dan mengarahkannya. Yogyakarta: Kanisius.
M. Rencana Tindak Lanjut :
1. Jelaskan Definisi emosi !
2. Sebutkanlah contoh-contoh emosi yang mempengaruhi hubungan
dengan orang lain.
3. Sebutkanlah cara-cara mengelola emosi!
4. Manfaat apa yang dapat kamu petik dari kegiatan yang telah kamu
ikuti!
N. Catatan Khusus : -
Purworejo,
...............................
Mengetahui,
Kepala Panti Asuhan Perencana Pelayanan
Bimbingan
(...............................) (...................................)
- 85 -
BUJUR SANGKAR PECAH
Yang dimaksud bujur sangkar pecah yaitu:
1. Bujur sangkar yang sudah dipotong-potong menjadi 4 macam potongan
setiap bujur sangkar.
2. Dalam setiap kelompok akan menerima 5 bujur sangkar yang sudah
terpotong-potong dengan potongan yang berebeda-beda. Jadi setiap
kelompok akan menerima 5 amplop dengan jumlah keseluruhan bujur
sangkar 20 potongan bujur sangkar.
Peraturan Permainan
1. Membagi peserta dalam kelompok.
2. Tugas kelompok adalah menyusun 5 bujur sangkar dengan ukuran yang
sama, setiap bujur sangkar terdiri dari 4 potongan.
3. Waktu permainan yang disediakan antara 10 s/d 15 menit.
4. Setiap peserta tida diperkenankan berbicara secara verbal/bahasa
tubuh/bahasa isyarat untuk berkomunikasi antar anggota kelompok.
5. Apabila sudah menyelesaikan tugasnya yaitu menyusun 5 bujur sangkar,
kelompok supaya segera memberi tahu kepada pembimbing.
- 86 -
HandoutMengelola Emosi
Kita menyebut berbagai emosi yang muncul dalam diri kita denganberbagai nama seperti sedih, gembira, kecewa, semangat, marah, benci, cinta.Sebutan yang kita berikan kepada perasaan tertentu mempengaruhi bagaimanakita berpikir mengenai perasaan itu dan bagaimana kita bertindak.
Emosi sendiri dapat didefinisikan sebagai kekuatan besar yang bisamenggerakkan hidup kita kearah kebahagiaan dan keberhasilan, tetapi selainitu emosi juga bisa merusak kualitas kehidupan kita.
Dalam kehidupan kita, pada waktu menyatakan emosi kita kepada oranglain sering merasa lebih terbuka terhadap rasa tersinggung dan rasa ditolak.Sebab dengan menyatakan emosi itu kita dapat ditolak, ditanggapi denganacuh tak acuh. Contoh rasa takut, rasa takut itu ada segi positifnya kareanarasa takut itu akan dinilai orang lain sebagai perasaan halus dan rasa halus itumemberi kita kesempatan untuk mengerti diri kita sendiri lebih dalam.
Ketika Budi sadar akan cinta kasih besar yang ia dapatkan dari keduaorang tuanya, mengingatkannya sewaktu orang tua mengasuh danmenyayanginya. Budi merasa takut dan cemas, waktu ayahnya harus ke rumahsakit, Budi merasa kehilangan sosok ayahnya di rumah. Cinta kasih yang iarasakan kepada ayahnya menjadikan Budi lebih halus perasaannya dan mudahmerasa takut dan cemas, mengenai keadaan kesehatan ayahnya, ia jugamengkhawatirkan apabila kesehatan ayahnya semakin memburuk lalumeninggal. Tetapi pengalaman itu juga membuktikan kapada Budi bahwabetapa hebatnya rasa cintanya kepada ayahnya dan ia menjadi lebih sadar akanperasaannya sendiri.
Ada juga emosi yang negatif yang menimbulkan perasaan negatif sepertirasa sedih, marah dan perasaan itu mewarnai kejadian-kejadian yang biasadalam kehidupan dan menjadikannya merasa susah. Contohnya: Waktuberumur 17 tahun, Tania merasa sedih karena kakak yang sangat dicintai telahmenikah dan pindah ke kota lain. Karena rasa sedih itu Tania sangat mudahmarah dan tersinggung bila temannya tidak menepati janji, bahkan sewaktubercanda dengan teman-temannya.
Adapun berbagai cara untuk mengelola emosi antara lain:1. Perasaan-perasaan yang kamu alami umumnya bersumber dari pikiran.
Ketika kamu berpikir negatif, maka perasaanmu juga akan cenderungnegatif.
2. Cobalah dan biasakanlah memberi kesempatan kepada pikiran untukmengambil keputusan.
- 87 -
3. Emosi negatif adalah sinyal bahwa ada yang tidak beres dalam dirimu.Ketika suasana hatimu menjadi tidak nyaman, cobalah untukmenenangkan hatimu.
4. Pertanyakanlah dengan kritis perasaan-perasaan negatif yang kamurasakan.
5. Pertanyakanlah dengan tegas keyakinan-keyakinanmu yang salah.6. Kendalikan reaksimu terhadap situasi yang tidak menyenangkan.7. Perasaan bukanlah masalah benar atau salah, manusiawi sekali bila
seseorang memiliki perasaan takut, marah, sedih, kecewa.8. Perasaan yang negatif dan suasana hati yang buruk bisa juga disebabkan
oleh kondisi tubuh yang tidak sehat.9. Hidupkanlah perasaan-perasaan yang menyenangkan sesering mungkin,
termasuk hal-hal yang kamu inginkan sendiri.10. Belajarlah mengucap syukur dalam segala keadaan.
- 88 -
SEBERAPA SERING KAMU MARAH?
Bagian IPetunjuk : Berikut ini disajikan berbagai pernyataan seberapa sering kamu marah.
Berilah nilai jawaban didepan no pertanyaan yang menurut Andapaling menggambarkan perasaan Anda pada umumnya. Dengan nilaijawaban sebagai berikut:
Angka 1 : Hampir tidak pernah Angka 3 : SeringAngka 2 : Kadang-kadang Angka 4 : Hampir selalu
Apa yang kurasakan pada umumnya…… 1. Aku seorang yang tidak sabaran.…… 2. Aku memiliki temperamen yang tinggi.…… 3. Aku seorang yang mudah marah.…… 4. Aku jadi marah saat langkahku diperlambat akibat kesalahan orang lain.…… 5. Aku menjadi jengkel ketika orang lain tidak mengakui hasil kerjaku baik.…… 6. Aku suka lepas kendali.…… 7. Ketika marah, aku mengucapkan kata-kata kotor.…… 8. Aku menjadi naik pitam saat dikritikdi depan orang lain.…… 9. Saat frustasi, aku merasa ingin memukul seseorang.. …. 10 Amarahku bangkit ketika aku mendapat evaluasi buruk.
Bagian IIPetunjuk : Berikut ini disajikan berbagai pernyataan mengenai seberapa sering
kamu pada umumnya bereaksi saat marah. Berilah nilai jawabandidepan no pertanyaan yang menurut Anda paling menggambarkanperasaan Anda pada umumnya. Dengan nilai jawaban sebagai berikut:
Angka 1 : Hampir tidak pernah Angka 3 : SeringAngka 2 : Kadang-kadang Angka 4 : Hampir selalu
Ketika aku marah atau naik pitam ……..…… 1. Aku tidak mengendalikan amarahku.…… 2. Aku mengekspresikan kemarahanku dengan kata-kata kotor.…… 3. Aku memendam kemarahanku dalam hati.…… 4. Aku tidak sabaran dengan orang lain.…… 5. Aku suka mogok bicara.…… 6. Aku menarik dari pergaulan.……7. Aku memberikan komentar yang kasar kepada orang lain.…… 8. Aku jarang menjaga pikiranku tetap dingin.…… 9. Aku merusak barang, membanting pintu kalau marah.……10. Didalam aku marah, tapi aku tidak menunjukkannya.……11. Aku tidak dapat mengendalikan tingkah lakuku.……12. Aku bertengkar dengan orang lain.
- 89 -
……13. Aku menggerutu sendiri dan tidak mengatakannya pada orang lain.……14. Aku menyerang apapu yang membuatku marah.……15. Aku tidak bisa menahan diri.……16. Aku secara diam-diam cukup kritis kepada orang lain.……17. Aku lebih pemarah dibanding dengan yang kuakui.……18. Untuk menenangkan diri, aku lebih lambat dari kebanyakan orang lain.……19. Aku mengucapkan hal-hal kotor.……20. Aku mencoba toleran dan pengertian.……21. Jika seseorang itu mengangguku, aku akan memberitahu orang itu
dengan kata-kata yang menyakitkan.……22. Aku kehilangan kendali mengontrol emosi.
Sekarang jumlahkanlah skormu untuk bagian I dab bagian II secara terpisah.Tuliskanlah skormu dibawah ini:Bagian I : ………….Bagian II : ………….
Keterangan : Jika total skormu sama atau lebih besar dari angka-angka yang
dicantumkan dalam daftar pernyataan maka kamu mungkin memilikimasalah dengan kemarahan.
Jika memiliki skor yang tinggi pada bagian I mereka cenderungmengalami frustasi yang besar dan sering mengalami kemarahan danmerasa diperlakukan tidak adil oleh orang lain.
Jika memiliki skor yang tinggi pada bagian II mereka cenderungmengekspresikan kemarahanmmu lebih sering dari jumlah yang normal.Kamu mungkin mewujudkan kemarahanmmu dalam berbagai tingkahlakumu, kamu mungkin akan mengalami kesulitan dalam berhubungandengan orang lain.
- 90 -
PERNYATAAN TENTANG HASIL BELAJARKU
Nama : ……………….Umur : ……………….
Dari pengalamanku mengikuti kegiatan bimbingan mengenai “Mengendalikan Emosi”. Tuliskanlah apa yang telah kamu alami, rasakan danpikirkan!1. Aku belajar bahwa aku………………………………………………………………..............................2. Aku menjadi sadar/tahu bahwa aku…………………………………………….…….................................................3. Aku menjadi yakin bahwa aku………………………………………………………..........................................4. Aku menjadi teringat kembali bahwa aku……………………………………………..........................................................5. Aku perhatikan bahwa aku……………………………………………………………..................................6. Aku temukan bahwa aku……………………………………………………….…….................................7. Aku heran bahwa aku…………………………………………………………………..........................8.Aku senang/bangga/gembira/puas (perasaan positif lain) bahwa
aku…………………………………………………………………………….9.Aku tidak senang/kecewa/malu (perasaan negatif) bahwa aku…………………………………………………………………………………..10. Aku putuskan dan nyatakan bahwa aku……………………………………………..........................................................11. Aku bermaksud/berencana untuk
…………………………………………….………………………………..
- 91 -
SATUAN PELAYANAN BIMBINGAN
A. Topik Bimbingan : Percaya DiriB. Bidang Bimbingan : Pribadi-SosialC. Jenis Layanan : Bimbingan KelompokD. Fungsi Bimbingan : Pemahaman diri dan pengembanganE. Tujuan Perkembangan : Mempunyai norma-norma atau nilai-nilai kehidupan
yang digunakan sebagai pedoman dalammelakukan tindakan-tindakan dalamkehidupannya.
F. Rumusan Kompetensi : Agar anak-anak semakin memahami minimal 2 caramembangun percaya diri dan anak-anak mampumemberikan satu contoh pengalaman pribadi yangberhubungan dengan percaya diri.
G. Materi Pokok : a. Pengertian percaya dirib. Cara membangun percaya diri
H. Sasaran : Anak-anak asuh panti asuhan Wira Karya Tama yangberusia 12-18 tahun.
I. Metode dan Langkah-Langkah:1. Metode: Ceramah, Permainan instrumen.2. Kegiatan dan Langkah-langkah:
No Kegiatan Waktu Metode Media1 Langkah Awal :
Menjelaskan pengantar dantujuan dari kegiatan yangakan dilakukan.
5’ Ceramah
2 Langkah Inti :a. Membagi anak-anak
menjadi beberapakelompok, tiap kelompok@ 5 orang.
b. Permainan “Bombardir”c. Anak-anak mengisi “Daftar
pertanyaan”d. Pembimbing menjelaskan
materi percaya diri.
5’
10’10’
5’
PermainanInstrumen
Ceramah
3 Langkah Akhir :a. Pembimbing dan anak-
anak membuat kesimpulandari seluruh kegiatan yangdilakukan.
b. Anak-anak mengisi lembarevaluasi kegiatan.
10’ Tanya-jawab
LembarEvaluasiKegiatan
- 92 -
c. Menutup kegiatan.
J. Tempat Penyelenggaraan : Ruang Aula panti asuhan Wira Karya TamaPurworejo.
K. Penyelenggara : Pengasuh panti asuhan yang menguasai maksud prosesbimbingan (di bantu oleh tenaga-tenaga sukarela dari universitas yangmenguasai bimbingan)
L. Sumber : Crimar, H.W dan Siregar. 1993. Proses Pengembangan Diri.
Jakarta: Grasindo. Folder. 2006. Kiat Percaya Diri. Yogyakarta: Bimbingan &
Konseling USD. Folder. 2006. Langkah-langkah Membangun Percaya Diri.
Yogyakarta: Bimbingan & Konseling USD.M. Rencana Tindak Lanjut :
1. Jelaskan Pengertian percaya diri!2. Sebutkanlah cara-cara membangun percaya diri!3. Manfaat apa yang dapat kamu petik dari kegiatan
yang telah kamu ikuti!N. Catatan Khusus : -
Purworejo,...............................
Mengetahui,Kepala Panti Asuhan Perencana PelayananBimbingan
(...............................) (...................................)
- 93 -
Handout
Pengertian Percaya DiriMenurut Crimar, H.W dan Siregar, percaya diri adalah sikap yang yakin danbangga serta mau menerima segala kemampuan yang ada pada diri sendiridengan segala kelebihan dan kekurangannya untuk terus dapat menghargaidan mengembangkan segala potensi diri.
Cara-cara membangun percaya diri :1. Tanamkanlah keyakinan dilubuk hatimu bahwa kamu adalah seorang
pribadi yang berharga. Bukan masalah bagaimanapun keadaan latarbelakang keluargamu.
2. Kenalilah kelebihan-kelebihan yang ada pada dirimu. Jadikanlah itusebagai suatu modal untuk kamu menjadi percaya diri dan semakinberkembang. Belajarlah untuk menyukai diri sendiri, sebab apapun danbagaimanapun setiap pribadi adalah unik dan berharga.
3. Kenali hambatan-hambatan dari dalam dirimu dan atasilah. Masalahnyamungkin bersumber dari pikiran negatif seperti rasa benci, malu, takmampu, dsbnya.
4. Bersikaplah proaktif. Lakukan hal-hal positifyang ingin kamu lakukan.Jangan menunggu dan bersikap pasif.
5. Belajarlah untuk selalu bersikap berani dalam mengahadapi tantangan danhal-hal baru. Belajar dan terus mmau belajar, jangan cepat putus asa.
6. Tingkatkan kemampuan untuk berkomunikasi. Karena komunikasimerupakan ketrampilan hidup yang sangat penting.
7. Tambah pengetahuan dan wawasanmu. Membaca surat kabar ataupunbuku-buku pengetahuan dapat menambah rasa percaya diri kita sebabdengan demikian kita tidak akan dianggap sebagai orang yang ketinggalaninformasi.
8. Bertindaklah sebagai orang yang percaya diri. Perhatikanlah sikap, pikirandan ucapanmu agar semua mencerminkan pribadimu yang semakin lamasemakin percaya diri.
9. PERCAYA DIRI..............SIAPA TAKUT !!!
Contoh pengalaman pribadi mengenai percaya diri :Nina mempunyai postur tubuh yang pendek, namun dia tetap percaya diri
dengan keadaan tubuhnya, awalnya ia sempat merasa minder, tidak cantiksehingga saya menarik diri dari pergaulan teman-temanku. Namun sekarang iamenyadari bahwa setiap orang mempunyai kelebihan dan kekurangan,karenanya ia selalu bersyukur bahwa “tidaklah masalah mempunyai posturtubuh yang pendek yang penting semua anggota tubuhku berfungsi normal.”Seiring perjalanan waktu Nina mengerti bahwa “suatu hal yang saya anggapsebagai kekurangan itu bukanlah suatu hambatan dalam pergaulan”. Sehingga
- 94 -
saya mulai belajar untuk bersikap supel, perhatian, sopan dan menjagakomunikasi yang baik adalah kunci bergaul dan menghasilkan teman-temanyang banyak.
Jadi kekurangan tidaklah menjadi hambatan bagi kita untuk melakukanhal-hal lainnya. Cobalah gali lagi apa kelebihan yang ada pada diri kita, danjadikanlah itu sebagai modal dan berfungi menutupi kekurangan kita.
“ SO JUST BE CONFIDENCE AND BE YOUR SELF”
- 95 -
DAFTAR PERTANYAAN
Petunjuk :Berikut ini disajikan beberapa pertanyaan mengenai diri Anda. Jawablahpertanyaan dibawah ini sesuai dengan keadaan diri Anda sebenarnya, pertanyaan-pertanyaan ini digunakan sebagai bahan Anda untuk refleksi pribadi.
1. Coba tuliskanlah pengalaman-pengalaman apa yang membuatmu merasapercaya diri!Pengalaman yang paling membuatku merasa percaya diri adalah:..................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................
2. Coba tuliskanlah prestasi/kelebihan apa yang kamu miliki!Kemudian coba renungkan kembali prestasi yang telah kamu raih.Prestasi yang paling berkesan adalah..........................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................
“Lalu jadikanlah prestasi itu sebagai modal untuk meningkatkanrasa percaya dirimu.”
3. Apakah kamu pernah merasa tidak percaya diri? Mengapa?.......................................................................................................................................Lalu apa yang kamu lakukan untuk mengembalikan rasa percayadiri pada dirimu?..............................................................................................................................Selanjutnya cara yang kamu temukan untuk tetap percaya diri dan akankamu kembangkan adalah..............................................................................................................................
4. Bagaimana dukungan orang disekitarmu dalam meningkatkan rasa percayadiri?..............................................................................................................................
5. Buatlah Motto untuk memperkuat rasa percaya dirimu!..............................................................................................................................
“Yakinlah Motto itu akan membuat kamu merasa percaya diri.”
- 96 -
PERNYATAAN TENTANG HASIL BELAJARKU
Nama : ……………….Umur : ……………….
Dari pengalamanku mengikuti kegiatan bimbingan mengenai “Mengendalikan Emosi”. Tuliskanlah apa yang telah kamu alami, rasakan danpikirkan!1. Aku belajar bahwa aku…………………………………………………………......................................2. Aku menjadi sadar/tahu bahwa aku……………………………………………..........................................................3. Aku menjadi yakin bahwa aku…………………………………………………..................................................4. Aku menjadi teringat kembali bahwa aku………………………………………..................................................................5. Aku perhatikan bahwa aku………………………………………………………..........................................6. Aku temukan bahwa aku………………………………………………………..........................................7. Aku heran bahwa aku……………………………………………………………..................................8.Aku senang/bangga/gembira/puas (perasaan positif lain) bahwa
aku…………………………………………………………………………….9.Aku tidak senang/kecewa/malu (perasaan negatif) bahwa aku……………………………………………………………………………….....10. Aku putuskan dan nyatakan bahwa aku.……………………………………….................................................................11.Aku bermaksud/berencana untuk……………………………………………..........................................................
LAMPIRAN 13
- 97 -
KUESIONERTINGKAT KEMAMPUAN PENYESUAIAN SOSIAL
REMAJA TERHADAP TEMAN SEBAYA
Jenis Kelamin : Laki-laki/PerempuanUmur : ....... TahunTanggal Pengisian : .................................
Tujuan KuesionerKuesioner ini bertujuan untuk mengumpulkan informasi mengenai tingkat
kemampuan penyesuaian sosial yang Adik-adik alami selama tinggal di PantiAsuhan Wira Karya Tama Purworejo. Informasi yang adik-adik berikan ini akandigunakan untuk pengembangan program bimbingan di Panti Asuhan khususnyabimbingan pribadi-sosial.
Kuesioner ini bersifat rahasia. Jawaban yang Adik-adik tidak akanmempengaruhi status adik-adik di panti asuhan ini. Oleh karena itu hendaknyaAdik-adik menjawab dengan jujur sesuai dengan pengalaman, pendapat Adik-adiksendiri.
Atas kerelaan, partisipasi dan kerja samanya. Kami mengucapkan terimakasih.
PetunjukDibawah ini, kami menyediakan daftar pernyataan mengenai penyesuaian sosialyang mungkin setiap hari Adik-adik alami. Setiap pernyataan disertai empatpilihan jawaban, yaitu: Selalu, Sering, Kadang-kadang, Tidak Pernah. Maksuddari masing-masing pilihan jawaban adalah sebagai berikut:
Selalu : Hal ini selalu Adik-adik pikirkan, rasakan, lakukan atau alamiSering : Hal ini berkali-kali adik-adik pikirkan, rasakan, lakukan ataualamiKadang-kadang : Hal ini sekali-kali Adik-adik pikirkan, rasakan, lakukan ataualamiTidak Pernah : Hal ini tidak pernah Adik-adik pikirkan, rasakan, lakukan ataualami
Catatan:Untuk semua pernyataan yang kami berikan, kami mengharapkan supaya Adik-adikmembubuhkan tanda (√) pada kolom pilihan jawaban yang telah tersedia sesuai dengankeadaan Adik-adik untuk memberikan jawaban pada semua pernyataan, dengan katalain tidak ada nomor yang dilewati atau tidak dijawab.
- 98 -
No. Pernyataan Selalu Sering Kadang-kadang
TidakPernah
1 Saya pikir saya memiliki posturtubuh yang baik
2 Saya tetap merasa percaya diriwalaupun berat badan saya naik
3 Saya tetap merasa percaya diri saatberkumpul dengan teman-temanberwajah cantik/ganteng
4 Saya tetap merasa percaya diriwalaupun warna kulit sayagelap/hitam
5 Saya tetap merasa percaya diriwalaupun mempunyai kekurangan diwajah (mis. jerawat, mata sipit)
6 Teman-teman menyukai modelrambut saya
7 Saya berusaha tampil rapi dalamberpakaian
8 Saya berusaha mengikuti model-model baju yang sedang nge-trend
9 Saya memperhatikan kebersihandalam hal berpakaian
10 Saya suka berpakaian sopan11 Saya merasa percaya diri dalam
berpenampilan/berpakaian12 Gaya pakaian yang saya pakai
hampir sama dengan gaya berpakaianteman sebaya dalam kelompok saya
13 Saya berusaha memakai pakaiansesuai dengan keperluan
14 Saya berusaha memperhatikanpenampilan baju yang saya pakaisetiap hari
15 Saya berusaha tampil trendi di setiapacara
16 Saya merasa percaya diri denganpenampilan apa adanya
17 Saya menyayangi teman-teman dipanti asuhan seperti saudara sayasendiri
18 Saya senang bermain dengan teman-teman
19 Saya mau terbuka menceritakanmasalah saya kepada orang lain
20 Saya berusaha tenang dalam
- 99 -
menghadapi setiap masalah21 Saya bersedia membantu teman yang
sedang dalam kesulitan pribadi(mis.konlik dengan teman, kesulitanbelajar)
22 Saya kagum dengan kelebihan yangdimiliki oleh teman saya
23 Saya mudah bekerja sama denganteman kelompok saya
24 Saya bersedia mematuhi peraturankelompok yang telah disepakatibersama
25 Teman-teman mengajak saya untukbersenang-senang ataupun pergiberekreasi
26 Saya berusaha mengikuti berbagaikegiatan kelompok di panti asuhan
27 Saya memiliki teman yang bisadiajak curhat/membicarakan masalahsaya
28 Saya merasa gembira dan aman bilaberada dalam kelompok
29 Saya dapat menempatkan diri secarabaik dalam berbagai kegiatankelompok di panti asuhan
30 Saya dapat mengontrol diri bilasedang marah
31 Saya mudah bekerja sama dengansemua teman
32 Saya berusaha bertanggung jawabdalam melakukan tugas/pekerjaan
33 Saya berusaha bersikap tenang dalammenghadapi setiap masalah
34 Saya merasa senang bila melakukansemua kegiatan bersama dengankelompok saya
35 Teman-teman meminta saran sayasaat mereka sedang mengalamimasalah
36 Saya berusaha bersikap toleransi/tepaslira terhadap semua teman
37 Saya melibatkan diri dalamkeanggotaan suatu kelompok
38 Saya terlibat dalam kegiatan apa sajadidalam kelompok manapun
39 Saya mengikuti keanggotaan
- 100 -
organisasi dalam sekolah (mis.OSIS,Tim UKS)
40 Saya suka menolong teman yangsedang kesulitan
41 Saya tidak pilih-pilih dalamberteman
42 Saya memiliki teman yang banyak43 Saya berusaha bersikap sopan
terhadap orang lain44 Saya tidak hanya memilih-milih
teman yang pandai untuk dijadikansahabat
45 Saya mampu berperilaku tepat sesuaidengan situasi dan kondisi
46 Saya berusaha menghargai pendapatteman
47 Saya diminta teman-teman untukmemberikan saran sewaktu merekadalam masalah
48 Teman-teman saya menilai sayasebagai orang yang menyenangkan
49 Kemampuan saya dihargai olehteman-teman
50 Saya tetap optimis saat menghadapikegagalan
51 Teman-teman menghargaikekurangan saya
52 Saya merasa senang jika melakukantugas di dalam kelompok
53 Saya merasa senang karenamempunyai sahabat yang banyak
54 Saya merasa puas dengan jerih payahyang telah saya lakukan
55 Saya merasa senag karena pendapatsaya dihargai dan diterima olehteman-teman
56 Saya merasa puas karena telahdiakui/diterima oleh teman-teman
57 Saya meraih prestasi tertentu (mis.olahraga,musik,menyanyi,menari,kepemimpinan)
58 Saya dipilih untuk menjadipemimpin/ketua di dalam kegiatankelompok
59 Ide saya dalam mengatasi masalah
- 101 -
dalam kelompok diterima denganbaik oleh kelompok
60 Saya bisa membangkitkan semangatteman-teman di dalam kelompok
61 Dalam pergaulan saya berusahamengutamakan kepentingan oranglain
62 Saya menganggap hidup inimenyenangkan sehingga sayabergembira setiap saat
63 Teman-teman menilai saya sebagaiorang yang setia kawan
64 Bila saya merasa gembira saya jugaakan berbagi kegembiraan denganteman-teman
65 Teman-teman menilai saya sebagaiorang yang lucu (suka humor)
66 Saya bersikap terbuka terhadap sarandan kritik dari teman
67 Saya berusaha untuk percaya padateman
68 Saya berusaha mengatakan apapundengan jujur
69 Saya berusaha bersikap setia dalammenjalin persahabatan
70 Saya berusaha berteman dengansiapa saja
71 Saya dinilai sebagai orang yang sabar72 Saya berusaha ramah terhadap
siapapun73 Saya berusaha menjadi orang yang
pemaaf74 Saya berusaha bersikap riang,
gembira, walaupun saya sedangdalam masalah
75 Saya berusaha memahami temansaya yang sedang mengalamikesulitan/masalah
76 Saya berusaha untuk belajarkonsekuen/menepati kata-kata yangpernah saya ucapkan
@ TERIMA KASIH @