dewi adityaningrum, wiwik setyaningsih, avi marlina

12
Dewi Adityaningrum, Wiwik Setyaningsih, Avi Marlina/ Jurnal SENTHONG 2019 __________________________________________________________________________________________ 839 POLA TATA RUANG MASJID KERAJAAN DI SURAKARTA Dewi Adityaningrum , Wiwik Setyaningsih, Avi Marlina Prodi Magister Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta [email protected] Abstrak Perkembangan Islam di nusantara terutama di pulau Jawa tidak terlepas dari peranan mubaligh dalam mendirikan langgar atau masjidnya. Surakartasebagaipeninggalan kerajaan MataramIslamdi Jawa memiliki peran penting dalam penyebaran Agama Islam. Selama ini, karakter keberadaan tata ruang masjid- masjid di Surakarta cenderung mengikuti pola tata ruang kosmologis kerajaan Jawa. Namun, sejauh ini tata ruang masjid- masjid kerajaan yang ada di Surakarta cenderung belum teridentifikasi kosmologisnya. Dengan demikian diperlukan penelitian yang lebih lanjut mengenai pola tata ruang masjid.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola tata ruang dari masjid yang didirikan oleh kedua kerajaan yang ada di Surakarta yaitu Kasunanan dan Mangkunegaran. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode penelitian studi kasus ganda terhadap lima objek masjid kerajaan di Surakarta yaitu Masjid Agung, Masjid Al Wustho, Masjid Al Fatih. Dari hasil penelitian yang dilakukan, ditemukan bahwa tidak ada bentuk masjid yang berkubah dan bermenara yang menjulang tinggi, yang dibangun justru selalu memanfaatkan potensi setempat dari bangunan-bangunan ibadah agama hindu dan bangunan umum berdenah luas (Joglo). Keaneka ragaman bentuk masjid menunjukka nadanya fleksibilitas didalam proses perencanaannya. Kata kunci: masjid di Jawa, masjid kerajaan,kerajaan di Surakarta, arsitektur Jawa 1. PENDAHULUAN Perkembangan Islam di nusantara terutama di pulau Jawa tidak terlepas dari peranan mubaligh dan penyiar agama Islam yang berdakwah dengan mendirikan pesantren di daerah bagian Utara Jawa lengkap dengan langgar atau masjidnya. Surakarta sebagai peninggalan kerajaan Mataram Islamdi Jawa memiliki peran penting dalam penyebaran Agama Islam Untuk menyesuaikan nilai-nilai budaya masyarakat Jawa yang saat itu yang telah memiliki budaya yang kuat, maka para wali tersebut tidak mudah menggantikannya dengan nilai- nilai budaya Islam yang masih baru dikenal. Oleh karena itu maka mereka berusaha untuk memasukkan ajaran islam ke dalam kesenian Jawa, termasuk dalam membangun langgar dan masjid ini para wali tidak menerapkan bentuk dan pola masjid yang ada di negeri Islam tempat mereka berasal. Tidak ada bentuk masjid yang berkubah dan bermenara yang menjulang tinggi, yang dibangun justru selalu memanfaatkan potensi setempat dari bangunan-bangunan ibadah agama hindu dan bangunan umum berdenah luas (Joglo). Prijotomo juga menyatakan arsitektur (klasik)Jawa dikenal dengan tampilannya yang dapat dikelompokkan ke dalam lima tipe bangunan yaitu tipe masjid/Tajug, tipe joglo,tipe limasan tipe kampung, dan tipe panggang-pe. Mengenai tipe tajug banyak ditampilkan pada masjid dan berbagai tempat ibadah. Tampilan tipe ini memang memiliki kekhasan yaitu atapnya berbentuk piramida tanpa bubungan yang jelas-jelas menjadi pembedanya. Mengenai tipe bangunan ini berasal dari kata taju yang dalam bahasa Arab berarti mahkota, namun kemudian lebih populer disebut tajuk. Berkaitan dengan hirarki ruang masjid Yosep Prijotomo (1991) dan Gunawan T (1992) mengungkapkan kemungkinan bentuk dan hirarki peruangan masjid Jawa diadopsi oleh organisasi ruang” Dalem” yang ada dalam khasanah arsitektur rumah tradisional Jawa.

Upload: others

Post on 03-Oct-2021

32 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Dewi Adityaningrum, Wiwik Setyaningsih, Avi Marlina

DewiAdityaningrum,WiwikSetyaningsih,AviMarlina/JurnalSENTHONG2019__________________________________________________________________________________________

839

POLATATARUANGMASJIDKERAJAANDISURAKARTA

DewiAdityaningrum,WiwikSetyaningsih,AviMarlina

ProdiMagisterArsitekturFakultasTeknikUniversitasSebelasMaretSurakartadewiaditya@student.uns.ac.id

Abstrak

PerkembanganIslamdinusantaraterutamadipulauJawatidakterlepasdariperananmubalighdalammendirikan langgar ataumasjidnya. Surakartasebagaipeninggalan kerajaanMataramIslamdi JawamemilikiperanpentingdalampenyebaranAgamaIslam.Selamaini,karakterkeberadaantataruangmasjid-masjiddiSurakarta cenderung mengikuti pola tata ruang kosmologis kerajaan Jawa. Namun, sejauh ini tata ruangmasjid- masjid kerajaan yang ada di Surakarta cenderung belum teridentifikasi kosmologisnya. Dengandemikian diperlukan penelitian yang lebih lanjut mengenai pola tata ruang masjid.Penelitian ini bertujuanuntukmengetahuipolatataruangdarimasjidyangdidirikanolehkeduakerajaanyangadadiSurakartayaituKasunanandanMangkunegaran.Penelitianinidilakukandenganmenggunakanmetodepenelitianstudikasusganda terhadap lima objekmasjid kerajaan di Surakarta yaituMasjid Agung,Masjid AlWustho,Masjid AlFatih. Dari hasil penelitian yang dilakukan, ditemukan bahwa tidak ada bentuk masjid yang berkubah danbermenara yang menjulang tinggi, yang dibangun justru selalu memanfaatkan potensi setempat daribangunan-bangunan ibadah agama hindu dan bangunan umum berdenah luas (Joglo). Keaneka ragamanbentukmasjidmenunjukkanadanyafleksibilitasdidalamprosesperencanaannya.

Katakunci:masjiddiJawa,masjidkerajaan,kerajaandiSurakarta,arsitekturJawa

1. PENDAHULUAN

Perkembangan Islam di nusantara terutama di pulau Jawa tidak terlepas dari perananmubalighdanpenyiaragamaIslamyangberdakwahdenganmendirikanpesantrendidaerahbagianUtara Jawa lengkap dengan langgar atau masjidnya. Surakarta sebagai peninggalan kerajaanMataramIslamdiJawamemilikiperanpentingdalampenyebaranAgamaIslamUntukmenyesuaikannilai-nilaibudayamasyarakat Jawayangsaat ituyangtelahmemilikibudayayangkuat,makaparawali tersebut tidak mudah menggantikannya dengan nilai- nilai budaya Islam yang masih barudikenal.OlehkarenaitumakamerekaberusahauntukmemasukkanajaranislamkedalamkesenianJawa,termasukdalammembangunlanggardanmasjid iniparawalitidakmenerapkanbentukdanpolamasjidyangadadinegeriIslamtempatmerekaberasal.Tidakadabentukmasjidyangberkubahdanbermenarayangmenjulangtinggi,yangdibangunjustruselalumemanfaatkanpotensisetempatdaribangunan-bangunanibadahagamahindudanbangunanumumberdenahluas(Joglo).

Prijotomo juga menyatakan arsitektur (klasik)Jawa dikenal dengan tampilannya yang dapatdikelompokkan ke dalam lima tipe bangunan yaitu tipe masjid/Tajug, tipe joglo,tipe limasan tipekampung,dantipepanggang-pe.Mengenaitipetajugbanyakditampilkanpadamasjiddanberbagaitempat ibadah. Tampilan tipe ini memang memiliki kekhasan yaitu atapnya berbentuk piramidatanpa bubungan yang jelas-jelas menjadi pembedanya. Mengenai tipe bangunan ini berasal darikatatajuyang dalam bahasa Arab berartimahkota, namun kemudian lebih populer disebut tajuk.Berkaitan dengan hirarki ruang masjid Yosep Prijotomo (1991) dan Gunawan T (1992)mengungkapkan kemungkinanbentukdanhirarki peruanganmasjid Jawadiadopsi olehorganisasiruang”Dalem”yangadadalamkhasanaharsitekturrumahtradisionalJawa.

Page 2: Dewi Adityaningrum, Wiwik Setyaningsih, Avi Marlina

DewiAdityaningrum,WiwikSetyaningsih,AviMarlina/JurnalSENTHONG2019__________________________________________________________________________________________

840

Keaneka ragaman bentuk masjid menunjukkan adanya fleksibilitas didalam prosesperencanaannya.. Sifat santri dan abanganataumunculnyaide-ide pembaharuan dalampemurnianajaran Islam mewarnai kehidupan beragama masyarakatnya. Masjid dengan atap tajuk,masjiddengan atap kubah atau masjid dengan karakter modern muncul dan berkembang di Surakarta.Keanekaragamanbentukarsitekturmasjidinimengilhamisebuahpemikiranadakahdasar-dasaryangdigunakandalampembentukanmasjidataukahdiaberdiridanadakarena sifatdankaraktermasyarakatnya. Terdapat dua kerajaan yangberkuasa di Surakartamemberikan keaneka ragamanbentuk masjid yang didirikan oleh kedua kerajaan tersebut, yaitu Keraton Kasunanan dan PuraMangkunegaran. Masing- masing kerajaan memiliki ciri khas yang diaplikasikan ke dalampembangunanmasjidsebagaisaranadakwahagamaIslam.PerkembanganIslamyangterjadisejakawalKerajaanIslamdiJawa,mengalamibeberapaperiode.Padamasing-masingperiodekekuasaankerajaan tersebut telah terjadi pergeseran sosial budaya yang menyangkut pandangan terhadapagama, kultur kerajaan, dan struktur sosial. Keadaan ini menjadikan masjid mengalami berbagaipemaknaansesuaidenganpandanganmasyarakatpadamasanya.

MasjidkerajaansebagaibagiandariKerajaanIslamdiJawa,banyakmengungkapkanbentuk-bentukdantatananyangmemberikaninformasikulturalpadamasanya.StudikasusmengenaipolatataruangimasjidkerajaandiSurakartainiadalahusahauntukmengungkaptentangtipologiruangpada bangunan dan lingkungan masjid kerajaan tersebut. Bagaimana perbedaan pola tata ruangmasjid antara kedua kerajaan Surakarta, dimana kedua kerajaan ini sejak dari jaman penjajahansudahbersainguntukmenonjolkancirikhasnyamasing-masing

2. METODEPENELITIAN

Penelitian kualitatif merupakan salah satu metode penelitian yang bersifat deskriptif dancenderungmencari sebuahmaknadaridatayangdidapatkandarihasil sebuahpenelitian.Metodeini biasanya digunakan seseorang ketika akanmeneliti terkait denganmasalah sosial dan budaya.Menurut Sugiyono (2017)mengatakan bahwametode penelitian kualitatif sering disebutmetodepenelitian naturalistik karena penelitiannya dilakukan pada kondisi yang masih alamiah (naturalsetting).

Seiring dengan perkembangannya, penelitian kualitatif kemudian terbagi menjadi beberapamacam jenis pendekatan. Adapun pendekatan yang dimaksud adalah sebuah pendekatan yangdigunakanuntuk lebihmemudahkanpenelitidalammengkaji sebuahmasalahyangsedangditeliti.Menurut Cresweel,2007, jenis pendekatan dalam penelitian kualitatif menjadi 5 bagian, yakniFenomenologi,Etnografi,StudiKasus,TeoriGrounded,danNaratif.

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis studi kasus. MenurutYin,1994, studi kasus adalah suatu pendekatan untuk mempelajari,menerangkan,ataumenginterpretasi suatukasusdalamkonteksnyasecaranatural tanpaadanya intervensidaripihakluar.Jenis penelitian ini akan segera berlaku jika terdapat pertanyaanmengenai bagaimana (how)danmengapa(why).Kecenderungandalamstudikasusiniadalahbahwastudiiniberusahauntukmenyorotisuatukeputusanatauseperangkatkeputusan,danmengapakeputusantersebutdiambil,bagaimanapelaksanaannya,dan apakahhasilnya.Alasandigunakannya jenis penelitian studi kasusadalah karena metode penelitian yang digunakan merupakan metode penelitian deskriptif,dimana metode kualitatif ini dalampelaksanaannyadapat dilakukanmelalui studi kasusmaupunstudi komparasi.Berdasarkan hal tersebut,jenis penelitian studikasus ini dipilih juga karena sifatkecenderungannya yang biasamemperhatikan permasalahanmengenai mengapa dan bagaimanasuatubentukpolaruangbisaterwujud.

Studi kasus adalah sebuah eksplorasi dari “suatu sistem yang terikat” atau “suatukasus/beragamkasus”yangdariwaktukewaktumelaluipengumpulandatayangmendalamserta melibatkan berbagai sumber informasi yang “kaya” dalam suatu konteks. Sistem

Page 3: Dewi Adityaningrum, Wiwik Setyaningsih, Avi Marlina

DewiAdityaningrum,WiwikSetyaningsih,AviMarlina/JurnalSENTHONG2019__________________________________________________________________________________________

841

terikat ini diikat olehwaktudan tempat sedangkankasusdapat dikaji dari suatuprogram,peristiwa, aktivitas atau suatu individu. Dengan perkataan lain, studi kasus merupakanpenelitian dimana penelitimenggali suatu fenomena tertentu (kasus) dalam suatuwaktudankegiatan(program,event,proses, institusiataukelompoksosial)sertamengumpulkaninformasi secara terinci dan mendalam dengan menggunakan berbagai prosedurpengumpulandataselamaperiodetertentu.

Metode studi kasus yang digunakan adalah metode dari Yin,2008 yang mengungkapkanbahwa terdapat enam bentuk pengumpulan data dalam studi kasus yaitu: (1) dokumentasi; (2)rekaman arsip; (3)wawancara biasanya bertipe open-ended; (4) observasi langsung; (5) observasipartisipan dan (6) perangkat fisik atau kultural. Kemudian, dalam analisis data terdapat empatbentuk analisis data beserta interpretasinya dalam penelitian studi kasus, yaitu: (1) pengumpulankategori; (2) interpretasi langsung, (3) penelitimembentuk pola danmencari kesepadanan antaraduaataulebihkategori.(4)padaakhirnya,penelitimengembangkangeneralisasinaturalistikmelaluianalisadata.

3. HASILDANPEMBAHASAN

A. MASJIDAGUNGSURAKARTATidaklamasetelahpusatkerajaanKartasuradipindahkankeSurakartapada17Februari1745

Matau14Surotahun1670Saka,maka12tahunkemudiansebuahmasjidresmiyangdidirikanolehkerajaan mulai dibangun. Letaknya tidak begitu jauh dari istana,yaitu disebelah barat alun-alunutara, menghadap ke timur. Untuk mudahnya ditirulah bentuk bangunan yang miripMasjidAgungDemakyangdidirikan oleh para Wali penyiar Agama di Jawa. Menurut Adnan BasitBangunan Masjid Agung Surakarta itu berbentuk ”Tajuk” ialah bangunan klasik dengan atapbersusun tiga. Padamasa laluMasjid Agung SurakartamerupakanMasjid Agung Negara. Semuapegawai pada masjid agung merupakan abdi dalem keraton,dengan gelar dari keraton misalnyaKanjeng Raden Tumenggung Penghulu Tafsiranom(penghulu) dan lurah muadzin. Masjid agungdibangunolehPBIIItahun1763danselesaipadatahun1768.Masjidagungmerupakankompleksbangunan seluas 19.180m² yang dipisahkan oleh lingkungan sekitar dengan tembok pagar kelilingsetinggi3,25meter.Bangunanmasjidagungsurakartasecarakeseluruhanmerupakanbangunantajugyangberataptumpangtigadanberpuncakmustaka.

Adapunruang-ruangyangterdapatMasjidAgungSurakartaadalahsebagaiberikut:1. Serambi,mempunyai semacam lorong yang menjorok kedepan (tratag rambat) yang

bagiandepannyaberbentukkuncung.2. Ruang sholatutama,mempunyai 4 saka guru dan 12 sakarawa dengan mihrab dengan

kelengkapanmimbarsebagaitempatkhotibpadawaktusholatjum’at.3. Pawastren(tempatsholatuntukwanita)danbalaimusyawarah.4. Tempatwudlu.5. Pangongan,terdapat dikiri kanan pintumasukmasjid,bentuk dan ukuran sama yaitu berbentuk

pendopoyangdigunakanuntuktempatgamelanketikaupacarasekaten(upacaraperingatanharilahirNabiMuhammadS.A.W)

6. Istal dan garasi kereta untuk raja ketika sholat jumat dan grebeg, diperkirakan dibangunbersamaandengandibangunnyaMasjidagungsurakarta.

7. GedungPGANegeri,didirikanolehSusuhunanPakuBuwonoX(1914)danmenjadimilikkraton.8. Menaraadzan,mempunyaicorakarsitekturmenarakutabminardiIndia.Didirikanpada1928.9. TuguJamIstiwak,yaitujamyangmenggunakanpatokanposisimatahariuntukmenentukanwaktu

sholat.10. Gedangselirang,merupakanbangunanyangdipergunakanuntukparaabdidalemyangmengurusi

masjidagung.

Page 4: Dewi Adityaningrum, Wiwik Setyaningsih, Avi Marlina

DewiAdityaningrum,WiwikSetyaningsih,AviMarlina/JurnalSENTHONG2019__________________________________________________________________________________________

842

Menaranya yangberadadi bagian timur lautdibangunpada tahun1901,bergayaarsitekturmenaradiNewDelhi ,India. Sementaragapurayangmenghadapkealun-alunutaramengingatkankita pada gerbang-gerbang gaya Persia. Diatas pintu gerbang utama terdapat hiasan tempelberbentuk bulat telur dari kayu ukiran yangmenggambarkan bulan, bintang,matahari dan bumisebagailambangKeratonKasunananSurakartayangberartikeratonsebagaipemersatubangsa.

B. MASJIDALFATIHKEPATIHAN

MasjidAlFatihdidirikanpada1312Hatau1891M.Masjid inidibangunolehKanjengRadenAdipati Sosrodiningrat IV, Pepatih Dalem (Rijksbestuurder van Soerakarta), atas perintah SriSusuhunanPakubuwonoX.Konon,pembangunanmasjid inisebagaimahar lamaranSriSusuhunanPakubuwono X kepada salah satu istrinya.Sekilas Masjid Al Fatih atau yang lebih dikenal dengansebutan Masjid Kepatihan tampak seperti bangunan masjid lainnya. Namun jika diketahui asalusulnyamasjidyangberadadiRT006/RW001KepatihanWetan,Jebers,Soloinimemilikisejarah.Yakni peninggalan Raja Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat, Paku Buwono (PB) X. Semuaornamen bangunan merupakan peninggalan PB X yang sampai saat ini masih berdiri kokoh diKampungKepatihan.Pintu,jendela,mimbar,kentongan,bedugsertatiangmasjidsemuamasihaslidari kayu Jati peninggalan PB X. Selama puluhan tahun berdiri Masjid Al Fatih baru mengalamiperbaikansatukali.

Semulabangunanmasjidtersebuthanyalahsaturuangansaja,yangsekarangmenjadiruangsholatutama.Didalamruangutamasholatditopangoleh4sokoguru(kolomterbuatdarikayujati).

Gambar1SerambiMasjidAgung

Gambar2Ruangsolatwanita

Gambar3DenahMasjidAgung

Sumber:TakmirmasjidAgung

Gambar4DenahMasjidAgung

Page 5: Dewi Adityaningrum, Wiwik Setyaningsih, Avi Marlina

DewiAdityaningrum,WiwikSetyaningsih,AviMarlina/JurnalSENTHONG2019__________________________________________________________________________________________

843

Seperti padaMasjidAgung Surakarta, di kanan kiri mihrab masjid Al Fatih terdapat jendelayang besar terbuat dari kayu jati dan diberi tralis (jeruji besi).Mimbar berukiran seni yang tinggi,diletakkandidekat jendela sebelahutarayangberdekatandenganpintumenujukepawestren.Dimimbar itu terdapat ukiran berbentuk buah srikaya. Filosofinya agar siapa pun yangmemberikankhotbahhendaknya yangpenuh isi atau kandunganmateri yangdisampaikanberisi penuh sepertiapayangtelahdituntunkanolehNabiMuhammadSAW.

Pembangunanmasjidinitidaksertamertasepertibentuknyayangsekarangini.Penambahandemi penambahan dilakukan sesuai kebutuhan yang ada. Dari hanya ruangan utama kemudianbeberapa tahun kemudianditambah ruangandi sebelahutara yangdigunakan sebagaipawestren.Pawestrenberasal dari kata “pawestri” yang artinya adalah wanita. Pawestrenadalah salah saturuangan yang dibuat khusus untuk para wanita. Sedangkan, di sebelah selatan ruang utama jugaterdapat ruangan yang mirip denganpawestren, baik ukuran maupun bentuknya. Akan tetapi,ruanganyangberadadiselatantersebuttampaknyadigunakansebagairuanganuntukmenyimpanbarangyangringan-ringansaja.Jadi,seandanyaidibutuhkankarenajamaahmembludakketikaadaacarakeagamaan,ruangantersebutbisadifungsikan.

Di antara halamanmasjid dengan ruangan yang ada di dalammasjid itu, terdapat serambi.Serambimasjid (ruhbah) adalah bangunan yang disandarkan kepadamasjid atau yangmenempelmasjidtapidiluarnya.BangunanserambimasjidAlFatihiniditopangoleh12“soko”(kolomterbuatdari kayu jati)berukuran lebih kecil dengan“soko guru”yang ada di dalam ruangan utama.Bangunanserambiiniberbentuklimasanterbuka,sehinggaterasasejukbilaberadadiserambiini.Diserambiinilah,pesertarombonganGelarPotensiWisataKampungKotaberkumpuldidekatsebuahbedug yang berumur tua, guna mendengarkan ceritera sejarah dari masjid ini. Tak hanya kisahpendirianmasjid tersebut,peserta jugadiantarkanuntukmenyimakkaligrafiyang terdapatdiataspintu-pintuyangadadiantaraserambimenujukeruanganutamamasjid.Pintutengahyangselurusdenganmihrab,memilikikaligrafiyangberbunyiAllahdengantambahanornamenukirandaunkecil-kecil. Di sebelah kanan dan kiri pintu utama terdapat pintu juga yang mempunyai kaligrafibertuliskanMuhammad.

Lalu,pintuyangberadadisebelahutaradanselatandaripintuitumasihadapintulagi.Keduapintu itu juga di atasnya terdapat kaligrafi yang bertuliskan empat orang khalifah pertama agamaIslam, yang dipercaya kepemimpinan setelah Nabi Muhammad wafat. Atapnya berbentuktajugtumpang,sepertikebanyakanmasjidtuayangberhubungandengankekuasaankerajaan.Kemudianada penambahan mustaka pada atap masjid, yang melambangkan ma’rifat. Ma’rifat itu sendiriadalah tingkat penyerahan diri kepada Allah secara berjenjang, secara tingkat demisetingkatsehinggasampaikepada tingkatkeyakinanyangkuat.MasjidAlFatih terakhirmengalami renovasipadatahun1992.Renovasiitumeliputipemasangankeramikpadadindingmasjid.Halinidilakukanuntukmengurangipemborosan.Sebelumnya,setiaptahunharusmelakukanpengecatan.Lalu,padatahun 2000 sampai dengan tahun 2001, tempat wudhu diubah menghadap ke kiblat dari yangsebelumnyamenghadapkeselatan.Setiapkranuntukwudhudibuatkankeramikyanglebihpendekdengankeramiklainnya.Tujuannyaagar lantaiyanglainnyaterjagakesuciannyalantarankakiyangkeluardaritempatwudhutersebutsudahhilangkotorannyadibawah.

Page 6: Dewi Adityaningrum, Wiwik Setyaningsih, Avi Marlina

DewiAdityaningrum,WiwikSetyaningsih,AviMarlina/JurnalSENTHONG2019__________________________________________________________________________________________

844

C. MasjidAlWusthoMangkunegaran

Pendirian masjid mangkunegaran diprakarsai olehKanjeng Gusti Pangeran Aryo AdipatiMangkunegara I di KadipatenMangkunegaran sebagaimasjid Lambang Panotogomo. Sebelumnyaterletak diwilayah kauman, PasarLegi, namun pada masa MN II dipindah ke wilayah banjarsaridengan pertimbangan letakmasjid yang strategis dan dekat kepada PuroMangkunegaran.MesjidAlWusthoMangkunegarandipugarbesar-besaranolehPadukaPangeranAdipatiMangkunegaranVII.Bangunan mesjid yang dirancang oleh Ir.HermanThomas ini didirikantahun 1878-1918 maka takheranwalaupunarsitekturbangunan Jawatetapi terdapatbanyakpengaruhgayakolonial.Gapurahalaman masjid dibuat tahun 1917-1918, dengan dinding berhiaskan relief kaligrafi huruf arab.PengelolaaanmasjiddilakukanolehparaabdidalemPuroMangkunegaran, sehinggastatusmasjidmerupakanMasjidPuroMangkunegaran.Luasmasjidsekitar4200m² denganbataspagar tembokkelilingsebagianbesardimukaberbentuklengkungan.

Pemberian nama Al-wustho pada masjid mangkunegaran pada tahun 1949 oleh BopoPanghuluPuroMangkunegaranRadenTumenggungK.H.ImamRosidi.MasjidAl-wusthoterdiridari:

Gambar7RuangSolatpria

Gambar6RuangSolatwanita

Gambar5SerambiMasjid

Sumber:DokumentasiPribadi2018

Gambar5RuangSolatpria

Gambar4SerambiMasjid

Page 7: Dewi Adityaningrum, Wiwik Setyaningsih, Avi Marlina

DewiAdityaningrum,WiwikSetyaningsih,AviMarlina/JurnalSENTHONG2019__________________________________________________________________________________________

845

1. Serambi, merupakan ruangan depan masjid dengan sakasebanyak18yangmelambangkanumurR.MSaidketikakeluardarikeratonKasunananSurakartauntukdinobatkansebagaiAdipatiMangkunegaran.DiserambiterdapatbedugyangbernamaKanjengKyaiDanaswara

2. RuangShola tutama,merupakanruangdalamdengan4sokogurudan12penyanggapembantuyangberhiashurufkaligrafiAl-Qu’an

3. Pawastren, merupakan bangunan tambahan yang dipergunakan untuk tempat shalat khususwanita.

Walaupun bangunan masjid Al-Wustho berarsitektur Jawa tetapi terdapat banyakpengaruh gaya kolonial. Mangkunegaran merupakan masjid yang cukup unik karenaterdapat hiasan kaligrafi Al-Qur’an di berbagai tempat, seperti pada pintu gerbang, padamarkis/kuncungan, soko dan Maligin. Maligin dibangun atas prakarsa Mangkunegaran V,digunakanuntukmelaksanakankhitanbagiputrakerabatMangkunegaran.

Sejak pemerintahan Mangkunegaran VII MaligindiperkenankanuntukdipergunakanolehMuhammadiyah sebagai tempat khitan masyarakat umum. Menara Masjid Al-wustho dibanguntahun 1926 padamasaMangkunegaran VII. Dipergunakan untukmengumandangkan adzan, padasaat itu dibutuhkan3-4orangmuadzin untuk adzan bersama-sama dalammenara ke arah 4 yangberbeda

Gambar8DenahMasjidAlWustho

Gambar9SerambiMasjid

Gambar10TempatSolatpria

Page 8: Dewi Adityaningrum, Wiwik Setyaningsih, Avi Marlina

DewiAdityaningrum,WiwikSetyaningsih,AviMarlina/JurnalSENTHONG2019__________________________________________________________________________________________

846

TeoriMasjidAgung

MasjidGambuhan

MasjidAlFatih

Kesesuaian

Pijper(1947)adalahsebagaiberikut:(1)mempunyaibentukpersegi,(2)tidakdisanggaolehtiang-tiangpadadasarbangunannya.(3)Memiliki atap tumpang dua sampailimatingkatan.(4) Memiliki perluasan ruang pada sisibarat atau barat laut, yang digunakansebagaimihrab.(5) Memiliki serambi Masjid padabagiandepanatausamping.(6) Halaman sekeliling Masjid tertutupolehdinding-dindingdenganhanyasatupintumasukmelalui sebuahgerbangdibagiandepan.

√√√√√−

√√√−√−

√√√−√√

SesuaiSesuaiSesuaiBeberapaobjektidaksesuaiSesuaiBeberapaobjektidaksesuai

Gambar11Mihrab

Gambar12TempatSolatwanita

Page 9: Dewi Adityaningrum, Wiwik Setyaningsih, Avi Marlina

DewiAdityaningrum,WiwikSetyaningsih,AviMarlina/JurnalSENTHONG2019__________________________________________________________________________________________

847

Keterangan:√:sesuaidenganteoriyangdigunakan−:tidaksesuaidenganteoriyangdigunakan

Teori MasjidAgung MasjidAlWustho MasjidAlFatihPijper(1947)menjelaskanbahwamasjiddiJawamemilikitipologiygmeliputisebagaiberikut:(1)mempunyaibentukpersegi

(2)tidakdisanggaolehtiang-tiangpadadasarbangunannya

H.J.de Graaf dalam tulisannya “DeOorsprong der Javaansche Moskee”(Indo- nesia 1947:289-305) yang sudahditerjemahkan ke dalam bahasa Inggrisdengan judul “The Origin of JavaneseMosque” (Journal ofSoutheast AsianHistory, IV, l963)menyatakan bahwaprototipebangunanmasjidIndonesiatidak berdasarkan atas bangunan yangada di Indonesia, tetapi dari bentukmasjid-masjid yang ada di daerahGujarat(India).

√ − − HanyaadaduaobjekyangsesuaidenganteoridariH.J.deGraffyaituMasjidAgungSurakartadanMasjidAlWusthoMangkunegaran

Page 10: Dewi Adityaningrum, Wiwik Setyaningsih, Avi Marlina

DewiAdityaningrum,WiwikSetyaningsih,AviMarlina/JurnalSENTHONG2019__________________________________________________________________________________________

848

(3)Memilikiataptumpangdenganduasampailimatingkatan.

(4)Memilikiperluasanruangpadasisibaratataubaratlaut,yangdigunakansebagaimihrab.

(5)MemilikiserambiMasjidpadabagiandepanatausamping.

(6)HalamansekelilingMasjidtertutupolehdinding-dindingdenganhanyasatupintumasukmelaluisebuahgerbangdibagiandepan.

Page 11: Dewi Adityaningrum, Wiwik Setyaningsih, Avi Marlina

DewiAdityaningrum,WiwikSetyaningsih,AviMarlina/JurnalSENTHONG2019__________________________________________________________________________________________

849

4. KESIMPULANDANSARAN

Berdasarkan teori tipologi menurut Pijper (1947) yang menyatakan bahwa masjid di Jawamemiliki beberapa karakteristik sebagai berikut: :(1)mempunyai bentuk persegi,(2) tidak disanggaoleh tiang-tiang pada dasar bangunannya.(3) Memiliki atap tumpang dua sampai lima tingkatan.(4)Memiliki perluasan ruang pada sisi barat atau barat laut, yang digunakan sebagai mihrab. (5)Memiliki serambiMasjid pada bagian depan atau samping. (6)Halaman sekeliling masjid tertutupolehdinding-dindingdenganhanyasatupintumasukmelaluisebuahgerbangdibagiandepan.Dariketiga objek masjid yang diteliti, hanya 2 objek masjid yang memiliki atap tumpang dengan duasampailimatingkatanyaitumasjidAgungdanMasjidAlWustho,sedangkan1masjidyaitumasjidAlFatih memiliki atap berbentuk limasan. Semua masjid yang diteliti memiliki bentuk persegi.Mengenai teoriyangmengatakanbahwabangunanmasjiddi Jawatidakdisanggaolehtiang-tiangpadadasarbangunan, teori tersebut tidakbisadiaplikasikanpadaobjekyangditelitikarenaketigaobjek masjid yang diteliti memiliki tiang atau yang disebut soko guru sebagai penyangga. Setiapobjekmasjidmemiliki serambi pada bagian depan atau sampingmasjid.Halaman sekelilingmasjidmemangtertutupolehdindingtetapitidakhanyamemilikisatupintumasuk.MengenaipernyataanteoriyangmenyatakanbahwamasjiddiJawamemilikimihrab,dariketigaobjekmasjidyangditelitisemuanyamemilikimihrabsebagaitempatuntukimammemimpinsolatberjamaah.

Menurut Budi (2006,220:231),ada tiga elemen dalam Masjid Jawa,yaitu: (1) Ruang shalatsebagaikebutuhanmutlakyangdigunakanjemaahuntukmelakukanibadah.(2)Mihrabmerupakanruang imammemimpinshalat, sekaligussebagaipenunjukarahkiblat. (3)AtapdanstrukturMasjidJawamemilikibentuktumpangyangkhasdimanapadabagianbawahterdapatstruktur(sokoguru)yangmenyangganya.DariketigaobjekmasjidyangditelitiyaituMasjidAgungSurakarta,MasjidAlWusthodanMasjidAlFatihKepatihan,semuanyamemilikitigaelemenyangdisebutkanyaituruangsolat, mihrab, dan atap serta struktur berbentuk tumpang dan bagian bawah terdapat sokoguru.Berdasarkanteoriyangdigunakansertakeadaandilapangan,hasilpenelitianyangdiperolehadalahsemuaobjekpenelitiansesuaidenganteoriyangdigunakan.

DeGraaftahun1947mengajukanteoribahwaprototipebangunanmasjidIndonesiatidakberdasarkan atas bangunan yang ada di Indonesia, tetapi dari bentuk masjid-masjid yang adadidaerah Gujarat (India). Berdasarkan teori De Graff tersebut, dari tiga objekmasjid yang ditelititerdapat dua objek masjid yang memiliki menara, yaitu Masjid Agung Surakarta dan Masjid AlWustho.SedangkanpadamasjidAlFatihKepatihantidakterdapatmenarasepertiyangdisebutkanpadateoriDeGrafftersebut.

REFERENSI

Budi,BambangSetia.2006.AStudyontheHistoryandDevelopmentofJavaneseMosquepart3:TypologyofThePlanandStructureofTheJavaneseMosqueandItsDistribution.JournalofAsianArchitectureandBuildingEngineering.

H.J.deGraaf“TheOriginofJavaneseMosque”JournalofSoutheastAsianHistory,IV,l963.Macrus.2008.Simbol-Simbol Sosial Kebudayaan Jawa,Hindu dan Islam yang direpresentasikan

dalamartefakMasjidAgungSurakarta.Tesis.UniversitasSebelasMaretSurakarta.H.Pijper,inhispaperTheMinaretinJava,inIndiaAntiqua(1947).

Page 12: Dewi Adityaningrum, Wiwik Setyaningsih, Avi Marlina

DewiAdityaningrum,WiwikSetyaningsih,AviMarlina/JurnalSENTHONG2019__________________________________________________________________________________________

850

TakmirmasjiddantimdosenaritekturUNS,2014.SejarahMasjidAgungSurakarta.Franck,KA,(1994),OrderingSpace.Krier,Rob.1991:15-62.ArchitecturalCompotition.Habraken,N.J(1988).TheSystematicDesignofSupport.Sugiyono.2017.MetodePenelitianPendidikan.Yin,Robert.K,2018,StudiKasusDesaindanMetode.