di desa sumita gianyar

76
KADAR KOLESTEROL TOTAL PADA PEMINUM KOPI DI DESA SUMITA GIANYAR OLEH: NI MADE TIK DWI MANDA SARI NIM : P07134016047 KEMENTERIAN KESEHATAN R.I POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES DENPASAR JURUSAN ANALIS KESEHATAN DENPASAR 2019

Upload: others

Post on 16-Oct-2021

27 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: DI DESA SUMITA GIANYAR

KADAR KOLESTEROL TOTAL PADA PEMINUM KOPI

DI DESA SUMITA GIANYAR

OLEH:

NI MADE TIK DWI MANDA SARI

NIM : P07134016047

KEMENTERIAN KESEHATAN R.I POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES DENPASAR

JURUSAN ANALIS KESEHATAN

DENPASAR

2019

Page 2: DI DESA SUMITA GIANYAR

KARYA TULIS ILMIAH

KADAR KOLESTEROL TOTAL PADA PEMINUM KOPI

DI DESA SUMITA GIANYAR

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Menyelesaikan Pendidikan Program Diploma III Poltekkes

Denpasar Jurusan Analis Kesehatan Program Reguler

Oleh :

NI MADE TIK DWI MANDA SARI

NIM. P07134016047

KEMENTERIAN KESEHATAN R.I.

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES DENPASAR

JURUSAN ANALIS KESEHATAN

DENPASAR

2019

i

Page 3: DI DESA SUMITA GIANYAR

LEMBAR PERSEMBAHAN

Terimakasih kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa dan para Leluhur

Terimakasih kedua orang tua dan keluarga yang selalu memberi dukungan dan

semangat, semoga pencapaian ini menjadi bagian kebahagian terbesar kalian.

Terimakasih kepada sahabat setia Ayu dan Dwi Adnyani yang selalu menemani

selama 3 tahun selalu bersama dalam suka dan duka

Terimakasih kepada teman – teman JAK 16 selalu memberi dukungan dan

semangat

Terimakasih kepada Ibu Ida Ayu Made Sri Arjani, S.IP.M., Erg dan Ibu

Dr. I Gusti Agung Dewi Sarihati, M.Biomed yang selalu sabar memberikan

bimbingan, dukungan dan masukan dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah

ini Terimakasih Kepada Bapak Drs. I Gede Sudarmanto, B.Sc., M.Kes. dan Bapak

Surya Bayu Kurniawan, A.Md.AK., S.Si selalu sabar memberikan bimbingan, dukungan,

dan masukan demi kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini

Terimakasih Kepada Bapak/Ibu Dosen Pengajar maupun pembimbing yang telah banyak

memberikan masukan dan dukungan

Semoga Karya Tulis ini bermanfaat bagi kita semua. Astungkara.

ii

Page 4: DI DESA SUMITA GIANYAR

LEMBAR PERSETUJUAN

KARYA TULIS ILMIAH

KADAR KOLESTEROL TOTAL PADA PEMINUM KOPI

DI DESA SUMITA GIANYAR

TELAH MENDAPATKAN PERSETUJUAN

Pembimbing Utama : Pembimbing Pendamping :

Ida Ayu Made Sri Arjani, S.IP.M., Erg Dr. dr. I Gusti Agung Dewi Sarihati, M.Biomed.

NIP. 19620911 198502 2001 NIP. 196804202002122004

iii

Page 5: DI DESA SUMITA GIANYAR

KADAR KOLESTEROL TOTAL PADA PEMINUM KOPI

DI DESA SUMITA GIANYAR

TELAH DIUJI DI HADAPAN TIM PENGUJI

PADA HARI

: SENIN

TANGGAL

: 27 MEI 2019

TIM PENGUJI :

1. Drs. I Gede Sudarmanto, B.Sc., M.Kes. (Ketua)

2. Ida Ayu Made Sri Arjani, S.IP.M., Erg (Anggota)

3. Surya Bayu Kurniawan, A.Md.AK., S.Si. (Anggota)

iv

Page 6: DI DESA SUMITA GIANYAR

SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Ni Made Tik Dwi Manda Sari

Nim : P07134016047

Program Studi : Analis Kesehatan

Jurusan : DIII Analis Kesehatan

Tahun Akademik : 2018/2019

Alamat : Br. Mulung, Ds. Sumita, Kec. Gianyar, Kab. Gianyar

1. Tugas akhir dengan judul Kadar Kolesterol Total Pada Peminum Kopi di

Desa Sumita Gianyar adalah benar karya sendiri atau bukan plagiat hasil

karya orang lain

2. Apabila dikemudian hari terbukti bahwa Tugas Akhir ini bukan karya saya

sendiri atau plagiat hasil karya orang lain, maka saya sendiri bersedia

menerima sanksi sesuai sesuai perarturan Mendiknas RI No. 7 Tahun 2010

dan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.

Demikian saran ini saya buat untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.

v

Page 7: DI DESA SUMITA GIANYAR

RIWAYAT HIDUP PENULIS

Penulis bernama Ni Made Tik Dwi Manda Sari, lahir

di Banjar Mulung pada tanggal 19 April 1998. Penulis

berasal dari Banjar Mulung, Desa Sumita, Gianyar. Penulis

merupakan anak kedua dari 2 bersaudara, putri pasangan I

Nyoman Mustika (ayah) dan Ni Ketut Setyawati (ibu).

Pada tahun 2004-2010 penulis bersekolah di sekolah dasar di SD Negeri 1

Sumita. Pada tahun 2010-2013 penulis melanjutkan pendidikan ke jenjang sekolah

menegah pertama di SMP Negeri 2 Gianyar. Pada tahun 2013-2016 penulis

melanjutkan pendidikan ke jenjang sekolah menengah atas di SMA Negeri 1

Blahbatuh. Pada tahun 2016 penulis menyelesaikan pendidikan di sekolah

menengah atas dan melanjutakan pendidikan di Politeknik Kesehatan Denpasar

program studi Diploma III Jurusan Analis Kesehatan.

vi

Page 8: DI DESA SUMITA GIANYAR

KADAR KOLESTEROL TOTAL PADA PEMINUM KOPI DI DESA SUMITA GIANYAR

ABSTRAK

Kolesterol total adalah jumlah kolesterol yang dibawa dalam semua partikel pembawa

kolesterol dalam darah, termasuk HDL (High Density Lipoprotein), LDL (Low

Density lipoprotein), dan VLDL. Kadar kolesterol total yang meningkat merupakan

salah satu faktor risiko dari berbagai macam penyakit tidak menular seperti penyakit

jantung dan stroke. Faktor risiko yang dapat mempengaruhi kadar kolesterol total

adalah usia, IMT, aktivitas fisik dan banyaknya konsumsi kopi. Tujuan penelitian ini

adalah untuk mengetahui kadar kolesterol total pada peminum kopi dengan metode

CHOD-PAP. Jenis penelitian yaitu deskriptif dengan teknik probability sampling,

yaitu cluster sampling yang diambil pada peminum kopi di Desa Sumita Gianyar

dengan besar sampel 30 orang. Hasil penelitian diperoleh bahwa peminum kopi

dengan kadar kolesterol total normal sebanyak 80% dan tinggi sebanyak 20%. Kadar

kolesterol total meningkat terdapat pada rentang usia 42-51 tahun sebanyak 13,4%,

pada kategori IMT normal sebanyak 16,7%, dengan aktivitas fisik <3 kali sebanyak

20%, dan pada konsumsi kopi 4-5 gelas sebanyak 16,7%. Dari hasil tersebut dapat

disimpulkan bahwa kadar kolesterol total tinggi sebagian besar terjadi pada responden

usia 42-51 tahun dengan IMT normal, aktivitas fisik <3 kali dan konsumsi kopi

sebanyak 4-5 kali per hari.

Kata kunci: kadar kolesterol total, peminum kopi

vii

Page 9: DI DESA SUMITA GIANYAR

TOTAL CHOLESTEROL LEVELS IN COFFEE DRINKERS IN SUMITA VILLAGE GIANYAR

ABSTRACT

Total cholesterol is the amount of cholesterol carried in all cholesterol-carrying

particles in the blood, including HDL (High Density Lipoprotein), LDL (Low

Density lipoprotein), and VLDL. Increased total cholesterol level is one of the risk

factors for various types of diseases such as heart disease and stroke. Risk factors

that can affect total cholesterol levels are age, BMI, physical activity and the

amount of coffee consumed. The purpose of this study were to determine total

cholesterol levels in coffee drinkers with the CHOD-PAP method. This type of

research is descriptive with probability sampling techniques, namely cluster

sampling taken on coffee drinkers in Sumita Village Gianyar with a sample size of

30 people. The results showed that 80% coffee drinkers had normal total

cholesterol levels, while 20% had high total cholesterol level. Total cholesterol

levels increased in the age range of 42-51 years as much as 13.4%, in the normal

BMI category as much as 16.7%, with physical activity <3 times as much as 20%,

and at consumption of coffee 4-5 glasses as much as 16.7 %. From these results it

can be concluded that high total cholesterol levels mostly occur in respondents

aged 42-51 years with normal BMI, physical activity <3 times and consumption of

coffee as much as 4-5 times per day.

Keywords: total cholesterol levels, coffee drinkers

viii

Page 10: DI DESA SUMITA GIANYAR

RINGKASAN PENELITIAN

Kadar Kolesterol Total Pada Peminum Kopi di Desa Sumita Gianyar

Oleh: NI MADE TIK DWI MANDA SARI (NIM: PO7134016047)

Kopi merupakan salah satu minuman yang sering dikonsumsi oleh

masyarakat. Perkembangan kopi yang pesat membuat minuman ini sudah menjadi

bagian dari kebiasaan dan budaya masyarakat. Di Desa Sumita sendiri merupakan

salah satu desa dimana ditemukan masyarakatnya masih banyak yang

mengonsumsi kopi. Masyarakat sering mengonsumsi kopi ketika waktu senggang,

ataupun disuguhkan ketika melakukan acara adat. Konsumsi kopi berbeda dengan

konsumsi minuman lainnya, karena faktor ketenangan dan kefokusan yang

diperoleh. Disisi lain, kopi sering dikaitkan dengan sejumlah faktor risiko

penyakit, termasuk meningkatkan kadar kolesterol total karena kandungan kafein

dan kafestol dalam kopi yang berhubungan dengan metabolisme lipid dan dapat

mempengaruhi profil lipid serum.

Kadar kolesterol total di dalam darah sangat berpengaruh terhadap

pembentukan plak pada dinding pembuluh darah. Tingginya kadar kolesterol di

dalam darah merupakan permasalahan yang serius karena merupakan salah satu

faktor risiko dari berbagai macam penyakit tidak menular seperti penyakit jantung

dan stroke.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kadar kolesterol total pada

peminum kopi, mengetahui karakteristik peminum kopi, mengukur kadar

kolesterol total pada peminum kopi dan mendeskripsikan kadar kolesterol total

pada peminum kopi berdasarkan karakteristik. Jenis penelitian yaitu deskriptif

dengan populasi penelitian yaitu peminum kopi di Desa Sumita Gianyar. Sampel

penelitian ini berjumlah 30 orang responden peminum kopi yang dipilih secara

probability sampling dengan teknik cluster sampling. Pemeriksaan kolesterol total

dilakukan dengan metode CHOD-PAP. Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret

hingga Mei 2019.

ix

Page 11: DI DESA SUMITA GIANYAR

Hasil pemeriksaan kadar kolesterol total pada peminum kopi diperoleh

sebanyak 24 responden (80%) memiliki kadar kolesterol total normal dan

sebanyak 6 responden (20%) memiliki kadar kolesterol total tinggi. Kadar

kolesterol total tinggi paling banyak ditemukan pada kelompok usia 42-51 tahun

yaitu sebanyak 4 responden (13,4%). Kadar kolesterol total tinggi terbanyak

ditemukan pada responden dengan IMT normal yaitu sebanyak 5 responden

(16,7%). Berdasarkan aktivitas fisik, responden dengan aktivitas fisik <3 kali

seminggu sebanyak 6 responden (20%) memiliki kadar kolesterol total tinggi. dan

kadar kolesterol total tingi terbanyak ditemukan pada responden dengan konsumsi

kopi sebanyak 4-5 gelas yaitu sebanyak 5 responden (16,7%). Dapat disimpulkan

bahwa 20% responden yang memiliki kadar kolesterol total tinggi paling banyak

ditemukan pada kelompok usia 42-51 tahun, kategori IMT normal, melakukan

aktivitas fisik <3 kali seminggu dan mengonsumsi kopi sebanyak 4-5 gelas.

Tingginya kadar kolesterol total dapat membahayakan kesehatan, oleh

karena itu disarankan bagi masyarakat khususnya peminum kopi di Desa Sumita

Gianyar agar menerapkan pola hidup sehat dengan olahraga secara teratur serta.

Kepada instansi terkait agar memberikan penyuluhan tentang pola konsumsi kopi

yang baik dan mengajak peminum kopi melakukan aktivitas berolahraga secara

rutin agar dapat mengurangi dampak buruk dari konsumsi kopi. Bagi peneliti

selanjutnya, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan, dan diharapkan

untuk melakukan penelitian yang berhubungan dengan peminum kopi seperti

pemeriksaan tekanan darah, kolesterol LDL, kolesterol HDL dan trigliserida.

Daftar bacaan: 37 (tahun 2000 – tahun 2018)

x

Page 12: DI DESA SUMITA GIANYAR

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Ida Sang Hyang Widhi Wasa,

Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat rahmat-Nya penulis dapat

menyelesaikan karya tulis ilmiah dengan judul “Kadar Kolesterol Total pada

Peminum Kopi di Desa Sumita Gianyar” tepat pada waktunya. Penelitian ini

disusun untuk memenuhi salah satu syarat menyelesaikan pendidikan program

diploma III Poltekkes Denpasar Jurusan Analis Kesehatan program reguler.

Penyusunan karya tulis ilmiah ini dapat diselesaikan bukan hanya karena

usaha penulis sendiri melainkan berkat bantuan, dukungan serta bimbingan dari

berbagai pihak secara langsung maupun tidak langsung baik secara material

maupun moril. Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Anak Agung Ngurah Kusumajaya, S.P., M.PH selaku Direktur

Politeknik Kesehatan Denpasar yang telah memberikan kesempatan

mengikuti pendidikan di Jurusan Analis Kesehatan Politeknik Kesehatan

Denpasar.

2. Ibu Cokorda Dewi Widhya, S.KM., M.Si, selaku Ketua Jurusan Analis

Kesehatan yang telah memberikan kesempatan menyusun karya tulis ilmiah

untuk memenuhi salah satu syarat menyelesaikan program pendidikan

Diploma III.

3. Ida Ayu Made Sri Arjani, S.IP.M., Erg, selaku pembimbing utama yang telah

bersedia meluangkan waktu, tenaga dan pikirannnya untuk membimbing dan

mengarahkan penulis dalam menyelesaikan karya tulis ilmiah.

xi

Page 13: DI DESA SUMITA GIANYAR

4. Dr. dr. I Gusti Agung Dewi Sarihati, M.Biomed selaku pembimbing

pendamping yang telah memberi bimbingan, dukungan, petunjuk, koreksi

dan saran dalam menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.

5. Bapak dan Ibu Penguji yang telah memberikan masukan dan bimbingan

untuk kesempurnaan karya tulis ilmiah ini.

6. Bapak Ibu Dosen beserta staff Jurusan Analis Kesehatan Politeknik

Kesehatan Denpasar, yang telah membimbing dan memberikan ilmu

pengetahuan selama mengikuti pendidikan serta membantu dalam

penyusunan karya tulis ilmiah ini.

7. Orang tua dan seluruh keluarga yang telah menjadi motivasi, memberi

dorongan dan semangat untuk menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.

8. Teman-teman mahasiswa Jurusan Analis Kesehatan Poltekkes Denpasar dan

semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini.

Penulis menyadari bahwa karya tulis ilmiah ini masih jauh dari

kesempurnaan mengingat keterbatasan pengetahuan dan pengalaman yang

penulis miliki, oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik dari

semua pihak demi penyempurnaan karya tulis ilmiah ini. Semoga karya tulis

ilmiah ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Atas perhatian bapak/ibu, penulis

ucapkan terima kasih.

Denpasar, Mei 2019

Penulis

xii

Page 14: DI DESA SUMITA GIANYAR

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................................ i

LEMBAR PERSEMBAHAN ........................................................................................ ii

LEMBAR PERSETUJUAN ........................................................................................ iii

LEMBAR PENGESAHAN .......................................................................................... iv

SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT........................................................... v

RIWAYAT HIDUP PENULIS .................................................................................... vi

ABSTRAK.......................................................................................................................vii

RINGKASAN PENELITIAN ...................................................................................... ix

KATA PENGANTAR ................................................................................................... xi

DAFTAR ISI ................................................................................................................. xiii

DAFTAR GAMBAR .................................................................................................... xv

DAFTAR TABEL ........................................................................................................ xvi

DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................................. xvii

DAFTAR SINGKATAN .......................................................................................... xviii

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................................. 1

A. Latar Belakang Masalah ......................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah .................................................................................................... 3

C. Tujuan Penelitian ...................................................................................... 4

D. Manfaat Penelitian .................................................................................... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................... 5

A. Kopi .......................................................................................................... 5

B. Lipid ......................................................................................................... 7

C. Kolesterol .................................................................................................. 8

xiii

Page 15: DI DESA SUMITA GIANYAR

D. Hubungan Kolesterol Dengan Konsumsi Kopi ........................................ 13

E. Pemeriksaan Kolesterol Total .............................................................................. 13

BAB III KERANGKA KONSEP ............................................................................... 16

A. Kerangka Konsep ................................................................................................... 16

B. Variabel dan Definisi Operasional Variabel ..................................................... 17

BAB IV METODE PENELITIAN ............................................................................. 19

A. Jenis Penelitian ....................................................................................................... 19

B. Tempat dan Waktu Penelitian .............................................................................. 19

C. Populasi dan Sampel Penelitian .......................................................................... 19

D. Jenis, Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data ........................................... 21

E. Pengolahan dan Analisa Data .............................................................................. 28

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................................... 29

A. Hasil Penelitian ....................................................................................................... 29

B. Pembahasan ............................................................................................................. 35

BAB VI ............................................................................................................................ 41

A. Kesimpulan ............................................................................................................... 41

B. Saran ........................................................................................................................... 41

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................... 42

LAMPIRAN ......................................................................................................

xiv

Page 16: DI DESA SUMITA GIANYAR

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Kerangka Konsep ...................................................................................... 17

xv

Page 17: DI DESA SUMITA GIANYAR

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Definisi Operasional Variabel ................................................................ 18

Tabel 2 Perhitungan Besar Sampel ...................................................................... 22

Tabel 3 Karakteristik Responden Berdasarkan Kelompok Usia .................... 32

Tabel 4 Karakteristik Responden Berdasarkan IMT ......................................... 33

Tabel 5 Karakteristik Responden Berdasarkan Aktivitas Fisik ...................... 33

Tabel 6 Karakteristik Responden Berdasarkan Banyaknya Konsumsi Kopi…34

Tabel 7 Kadar Kolesterol Total Responden ........................................................ 35

Tabel 8 Hasil Pengukuran Kadar Kolesterol Total Berdasarkan Usia .......... 35

Tabel 9 Hasil Pengukuran Kadar Kolesterol Total Berdasarkan IMT .......... 36

Tabel 10 Hasil Pengukuran Kadar Kolesterol Total Berdasarkan Aktivitas Fisik

37

Tabel 11 Hasil Pengukuran Kadar Kolesterol Total Berdasarkan Banyaknya

Konsumsi Kopi ......................................................................................... 38

xvi

Page 18: DI DESA SUMITA GIANYAR

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Informed Concent .................................................................................. 51

Lampiran 2 Form Pertanyaan Wawancara ............................................................ 52

Lampiran 3 Gambaran Desa Sumita ....................................................................... 53

Lampiran 4 Hasil Pemeriksaan Kadar Kolesterol Total ..................................... 54

Lampiran 5 Tabel Hasil Wawancara dan Hasil Pemeriksaan Laboratorium

55

Lampiran 6 Surat Ijin Penelitian ............................................................................. 57

Lampiran 7 Dokumentasi Penelitian...................................................................... 58

xvii

Page 19: DI DESA SUMITA GIANYAR

DAFTAR SINGKATAN

ATP : Adenosin Trifosfat

CHOD-PAP : Cholesterol Oxidase –Peroxidase Aminoantipyrine

Phenol

FFA : Free Fatty Acid

HDL : High Density Lipoprotein

IFCC : International Federation of Clinical Chemistry and

Laboratory Medicine

IMT : Indeks Massa Tubuh

Kemenkes : Kementerian Kesehatan

KoA : Koenzim A

LDL : Low Density Lipoprotein

Riskesdas : Riset Kesehatan Dasar

VLDL : Very Low Density Lipoprotein

WHO : World Health Organization

xviii

Page 20: DI DESA SUMITA GIANYAR

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Desa Sumita merupakan salah satu desa di Kabupaten Gianyar dengan

jumlah penduduk pada tahun 2017 sebanyak 2.668 jiwa (Data Statistik Potensi

Desa Sumita, 2017). Sebagian besar masyarakat di desa ini bekerja sebagai

pengrajin ukiran dan buruh dimana pekerjaan ini memerlukan tenaga yang lebih

banyak sehingga lebih mudah merasa lelah. Untuk menjaga produktivitasnya,

maka masyarakat perlu memiliki kondisi fisik yang bugar. Dewasa ini masyarakat

melakukan banyak cara untuk mengatasi rasa kantuk dan lelah, karena hal ini

dianggap mengganggu kegiatan sehari-hari dan menghambat produktivitas kerja,

salah satunya adalah mengonsumsi kopi karena dipercaya dapat meningkatkan

kebugaran.

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa ada enam alasan utama orang

minum kopi, yaitu mencegah rasa kantuk, merelaksasi pikiran, menyegarkan

napas, rasanya nikmat, alasan kesehatan, dan dapat mengurangi depresi. Budaya

minum kopi juga dikatakan tidak memandang usia dan gender (Demura et al.,

2013). Pada tahun 2013, diketahui tingkat konsumsi kopi di Provinsi Bali yaitu

sebesar 49,0% dan di Kabupaten Gianyar diketahui tingkat konsumsi masyarakat

terhadap kopi yaitu sebesar 48,4% (Riskesdas, 2013).

Minuman kopi memiliki sifat sebagai perangsang (stimulan) menjadikan

kopi digemari oleh banyak orang, tetapi minuman kopi juga dapat bersifat

mengganggu kesehatan jika dikonsumsi dalam jumlah yang berlebih (Ikrawan,

Hervelly dan Panuntas, 2011). Kopi mengandung kafein dan kafestol yang

Page 21: DI DESA SUMITA GIANYAR

berhubungan dengan metabolisme lipid dan dapat mempengaruhi profil lipid

serum. Kandungan kafestol dalam kopi memiliki efek negatif yaitu sebagai faktor

penyebab hiperkolesterolemia (Zindany dan Kadri, 2014).

Kopi tubruk (kopi yang disiapkan dengan menuangkan bubuk kopi

kedalam gelas lalu diseduh dengan air panas tanpa penyaringan) mengandung 4-6

mg kafestol per cangkir. Penelitian menunjukkan bahwa penambahan 10 mg

kafestol per hari selama 4 minggu meningkatkan kolesterol total 0,13 mmol/L.

Dengan rata-rata kolesterol darah 5,5 mmol/L maka ada peningkatan sekitar 2%

(Anggraeni dan Banamtuan, 2016).

Kolesterol merupakan komponen utama sel otak dan saraf, serta

merupakan bahan pembentuk sejumlah senyawa penting dalam tubuh (Waani,

Tiho dan Kaligis, 2016). Dalam kondisi normal kadar kolesterol total yang

dibutuhkan tubuh yaitu sebanyak <200 mg/dL dan apabila melebihi dari 200

mg/dL akan menyebabkan penimbunan kolesterol di dalam dinding pembuluh

darah, yang secara perlahan akan mengeraskan dinding pembuluh darah sehingga

menghambat aliran darah dan dapat menyebabkan aterosklerosis pada pembuluh

darah serta penyakit kardiovaskuler lainnya (Rini, Karim dan Novayelinda, 2015).

Dalam penelitian yang dilakukan oleh Maruni Wiwin Diarti, Iswari Pauzi,

Siti Rif‟ah Sabariah (2016) tentang “Kadar Kolesterol Total pada Peminum Kopi

Tradisional di Dusun Sembung Daye Kecamatan Narmada Kabupaten Lombok

Barat”, diperoleh hasil kadar kolesterol total normal pada peminum kopi

tradisional di Dusun Sembung Daye Kecamatan Narmada Kabupaten Lombok

Barat adalah 19,3%, kadar kolesterol total kurang dari normal adalah 4,8% dan

kadar kolesterol total lebih dari normal adalah 75,9%.

2

Page 22: DI DESA SUMITA GIANYAR

Kadar kolesterol total di dalam darah sangat berpengaruh terhadap

pembentukan plak pada dinding pembuluh darah. Tingginya kadar kolesterol di

dalam darah merupakan permasalahan yang serius karena merupakan salah satu

faktor risiko dari berbagai macam penyakit tidak menular seperti penyakit jantung

dan stroke (Yoeantafara dan Martini, 2017).

Berdasarkan hasil uji pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti

menggunakan dua sampel darah peminum kopi, didapatkan hasil pada sampel satu

sebesar 208 mg/dl yang berarti melebihi nilai rujukan sebesar <200 mg/dl. Pada

sampel dua didapatkan hasil sebesar 196 mg/dl yang berarti tidak melebihi nilai

rujukan sebesar <200 mg/dl.

Terkait dengan latar belakang dan permasalahan tersebut, penulis tertarik

untuk melakukan penelitian tentang “Kadar Kolesterol Total pada Peminum Kopi

di Desa Sumita Gianyar”.

B. Rumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan masalah

dalam penelitian ini yaitu: “Bagaimanakah kadar kolesterol total pada peminum

kopi di desa Sumita Gianyar?”

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan umum

Untuk mengetahui kadar kolesterol total pada peminum kopi di Desa

Sumita Gianyar secara umum.

3

Page 23: DI DESA SUMITA GIANYAR

2. Tujuan khusus

a. Untuk mengetahui kadar kolesterol total pada peminum kopi di Desa Sumita

Gianyar secara parsial.

b. Untuk mendeskripsikan kadar kolesterol total pada peminum kopi di Desa

Sumita Gianyar berdasarkan karakteristik seperti usia, IMT, aktivitas fisik

dan banyaknya konsumsi kopi.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat teoritis

Diharapkan dapat memberikan pengetahuan kepada masyarakat khususnya

peminum kopi dan dapat digunakan sebagai data awal untuk bahan penyuluhan

tentang kadar kolesterol total pada peminum kopi.

2. Manfaat praktis

Diharapkan dapat digunakan oleh masyarakat khususnya peminum kopi di

Desa Sumita Gianyar agar rutin memeriksakan kadar kolesterol total.

4

Page 24: DI DESA SUMITA GIANYAR

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kopi

1. Kopi di Indonesia

Kopi adalah sejenis minuman yang berasal dari proses pengolahan dan

ekstraksi biji tanaman kopi. Tanaman kopi adalah Perpugenus coffea dari familia

Rubiaceae. Terdapat empat jenis kopi yang dikenal di dunia, yaitu kopi Arabika,

kopi Robusta, kopi Liberika, dan kopi Ekselsa. Di Indonesia, tanaman kopi

dikenal sejak tahun 1696, yang didatangkan oleh pemerintah Hindia Belanda.

Jenis kopi yang pertama kali ditanam di Indonesia adalah kopi Arabika (Coffea

arabica). Pada umumnya kopi Arabika tumbuh baik di daerah pegunungan atau

dataran tinggi. Jenis kopi lainnya yaitu kopi Robusta (Coffea canephora). Kopi

Robusta banyak ditanam di daerah Ngrangkah Pawon (Kediri), Bangelan

(Malang), Malangsari, dan Kaliselogiri (Banyuwangi), Jawa Timur. Kopi

Robusta tumbuh dan berproduksi dengan baik di dataran rendah. Saat ini kopi

merupakan salah satu komoditas perdagangan dunia terbesar kedua setelah

minyak. Perdagangan kopi bernilai lebih dari $12 miliar dolar setiap tahun,

terutama dari negara-negara berkembang sebagai produsen, dan negara-negara

industri sebagai konsumen (Rukmana, 2014).

2. Kandungan kopi

Biji kopi mengandung protein, minyak aromatis, dan asam-asam organik.

Pada umumnya biji kopi mengandung air 48% dan bahan kering 50-52%. Kopi

mengandung senyawa yang terdiri atas karbohidrat (60%), minyak (13%), protein

(13%), asam-asam nonvolatil (8%), abu (4%), trigonelin (1%), kafein kopi Arabika

Page 25: DI DESA SUMITA GIANYAR

(1%) dan Robusta (2%). Beberapa kandungan penting dalam biji kopi memiliki

banyak komponen variannya. Misalnya, kandungan karbohidrat meliputi gula-gula

reduksi (D-manosa, L-arabinosa, D-galaktosa, D-glukosa), sukrosa, pektin, pati,

pentosan, hemiselulosa, holoselulosa, dan lignin. Kandungan minyak dalam kopi

terdiri atas ester fistosterin, ester asam lemak diterpen, sterol bebas, diterpen, dan

bahan-bahan yang tidak tersabunkan ( -sitosterol, stigmasterol, dehidrostirosterol,

kafestol, kahweol), serta asam-asam lemak meliputi linoleat, stearat, oleat, arachidat,

palmitat, behenat, miristat, palmitoleat, linolenat. Sementara kandungan protein

meliputi asam aspartat, isoleusin, serin, leusin, asparagin, tirosin,

glutamate, fenilalanin, prolin, -aminobutirat, glisin, lisin, alanin, histidin, valin,

dan arginine (Rukmana, 2014).

3. Manfaat positif dan negatif kopi

Kopi juga mengandung beberapa mineral, asam organik, magnesium dan

besi yang dapat bermanfaat untuk kecantikan. Meskipun demikian, kopi memiliki

efek atau pengaruh negatif. Kafein sebagai kandungan utama kopi bersifat

stimulan yang mencandu. Kafein memengaruhi sistem kardiovaskuler, seperti

peningkatan detak jantung dan tekanan darah, sebagai dampak negatif apabila

mengonsumsi kopi secara berlebihan. Selain itu senyawa kafestol yang terdapat

pada kopi dapat meningkatkan kadar trigliserida dengan cara menghambat

mekanisme beta oksidasi, mencegah pemecahan trigliserida menjadi energi

sehingga kadar trigliserida dalam darah meningkat (Diarti, Pauzi, dan Sabariah,

2016). Minum kopi dengan frekuensi berlebihan dapat menyebabkan jantung

berdebar-debar, sulit tidur, kepala pusing dan gangguan lain (Rukmana, 2014).

6

Page 26: DI DESA SUMITA GIANYAR

4. Dosis aman konsumsi kopi

International Food Information Council Foundation (2007) menyatakan

bahwa batas aman konsumsi kafein yang masuk ke dalam tubuh perharinya adalah

100-150 mg atau 1,73 mg/kgBB. Dengan jumlah ini, tubuh sudah mengalami

peningkatan aktivitas yang cukup untuk membuatnya tetap terjaga. Sebuah studi

menunjukkan bahwa 100 – 200 mg kafein (1 – 2 cangkir kopi) setiap hari adalah

batas aman yang dianjurkan oleh beberapa dokter, namun jumlah tersebut berbeda

setiap individu dan para ahli sepakat bahwa 600 mg kafein (4 – 7 cangkir kopi) atau

lebih setiap harinya adalah jumlah yang terlalu banyak karena overdosis kafein

berbahaya dan dapat membunuh (Food and Drug Administration, 2007).

B. Lipid

1. Definisi lipid

Istilah "lipid" didefinisikan secara bebas sebagai salah satu kelompok

senyawa organik yang tidak larut dalam air tetapi larut dalam pelarut organik.

Lipid atau lemak tubuh adalah salah satu komponen yang dibutuhkan untuk

proses-proses kimiawi dalam tubuh. Lipid bertindak sebagai bahan dasar

pembuatan hormon, sumber energi dan berperan sebagai komponen struktural

membran sel. Lipid juga berperan dalam membantu proses pencernaan. Lipid

besumber dari makanan yang dikonsumsi serta disintesis pula dalam hati. Lipid

terdiri dari beberapa kelompok yaitu triasilgliserol, fosfolipid, kolesterol, dan

asam lemak bebas. Lipid agar dapat diangkut melalui aliran darah harus berikatan

dengan protein membentuk senyawa yang larut dalam air yang disebut

lipoprotein (Suwandi, Sugiarto, dan Fenny, 2011).

7

Page 27: DI DESA SUMITA GIANYAR

2. Jenis-jenis lipid

Lipid dalam makanan terdiri dari trigliserida, fosfolipid, dan kolesterol.

a. Trigliserida tersusun oleh tiga asam lemak yang teresterifikasi ke molekul

gliserol. Trigliserida sebagai sumber asam lemak dan membentuk lipid di

jaringan adiposa. Trigliserida juga ditranspor sebagai komponen lipoprotein.

Trigliserida dihidrolisis dalam jaringan adiposa, dan melepaskan asam lemak

bebas yang akan digunakan sebagai sumber energi.

b. Fosfolipid mempunyai struktur yang mirip dengan trigliserida, tetapi pada

atom C ketiga dari gliserol terikat gugus fosfat. Fosfolipid merupakan

molekul hidrofilik sehingga dapat bercampur pada permukaan pemisah air-

lemak. Jenis lipid ini yang membentuk komponen membran dari lipoprotein.

c. Kolesterol merupakan komponen utama membran sel, serta sebagai prekursor

hormon steroid, asam empedu dan vitamin D. Sumber kolesterol dalam darah

yaitu 15% berasal dari makanan dan 85% dibuat dari asetil KoA di hati.

Kolesterol dikeluarkan dari tubuh ketika dikatabolisme dan disekresi dalam

garam empedu, yang akhirnya diekskresi melalui feses (Jim, 2013).

C. Kolesterol

1. Definisi kolesterol

Kolesterol adalah senyawa lemak kompleks, yang 80 % dihasilkan dari

dalam tubuh (organ hati) dan 20 % sisanya dari luar tubuh (zat makanan).

Kolesterol tidak larut dalam cairan darah, untuk itu agar dapat dikirim ke seluruh

tubuh perlu dikemas bersama protein menjadi partikel yang disebut lipoprotein,

yang dapat dianggap sebagai „pembawa‟ (carrier) kolesterol dalam darah.

8

Page 28: DI DESA SUMITA GIANYAR

Kolesterol adalah sterol yang sangat penting, merupakan subtansi lemak yang

secara normal dibentuk di dalam tubuh. Kolesterol dibentuk di hati dari lemak

makanan. Kolesterol mempunyai fungsi didalam tubuh antara lain: 1) merupakan

zat esensial untuk membran sel, 2) merupakan bahan pokok untuk pembentukan

garam empedu yang sangat diperlukan untuk pencernaan makanan, dan 3)

merupakan bahan baku membentuk hormon steroid, misalnya: progesteron, dan

estrogen pada wanita, testoteron pada pria, kortikosteroid.

Kolesterol total adalah jumlah kolesterol yang dibawa dalam semua

partikel pembawa kolesterol dalam darah, termasuk HDL (High Density

Lipoprotein), LDL (Low Density lipoprotein), dan VLDL. Kadar kolesterol total

itu sangat pararel dengan kadar LDL pada kebanyakan. Kolesterol merupakan

steroid yang ada dalam konsentrasi yang biasa dinilai di seluruh tubuh. Sebagian

besar kolesterol yang dibutuhkan tubuh, disintesa secara endogen dari asetil KoA

melalui ß-metil glutamil KoA. Kolesterol diproduksi oleh hepar diangkut di

plasma sebagai LDL. Kolesterol yang dilepaskan dari jaringan tepi di esterifikasi

didalam plasma dengan asam lemak yang berasal dari lesitin oleh lesitin kolesterol

diangkut ke hepar sebagai HDL. Ester kolesterol ini biasa diangkut ke lipoprotein

lain oleh penukaran dengan trigliserida. Kadar kolesterol meningkat dengan

bertambahnya usia, dan sampai usia 50 lebih tinggi pada laki-laki. Ester kolesterol

adalah 65 – 75% dari kolesterol plasma total (Ujiani, 2015).

Menurut Pudiastuti (2011), kolesterol dibagi menjadi 2 jenis yaitu:

a) Kolesterol jahat, atau kolesterol LDL yang membuat endapan dan menyumbat

arteri. Kadar kolesterol LDL yang baik adalah lebih rendah dari 130, dan

semakin rendah akan semakin baik.

9

Page 29: DI DESA SUMITA GIANYAR

b) Kolesterol baik atau kolesterol HDL, karena kemampuannya untuk

membersihkan pembuluh darah arteri. Kadar kolesterol HDL diatas 60 berarti

sangat baik. Makin tinggi kadar kolesterol HDL, makin rendah risiko untuk

mendapatkan serangan jantung atau stroke.

2. Faktor risiko dislipidemia

a. Usia

Peningkatan kadar kolesterol dalam batas tertentu merupakan hal alami yang

terjadi dalam proses penuaan. Dengan kata lain, semakin tua usia seseorang,

maka kemampuan mekanisme kerja organ tubuhnya juga semakin menurun.

Kadar kolesterol meningkat seiring dengan pertambahan usia pada pria

maupun wanita. Pada pria kadar kolesterol tinggi terlihat pada usia 45 sampai

54 tahun, sedangkan pada wanita kadar kolesterol tertinggi pada usia antara

55 sampai 64 tahun.

b. Indeks Massa Tubuh (IMT)

IMT berlebih atau obesitas menandakan cukup banyak lemak yang tersimpan

dalam tubuh serta dapat dipastikan juga akan ada lemak yang tersimpan di

dalam darah. Berat badan berlebih dapat menyebabkan kolesterol tinggi,

penyakit jantung, diabetes dan penyakit serius lainnya. Klasifikasi IMT

menurut Direktorat Gizi Masyarakat (2003) yaitu kurus sekali (<17,0 kg/m2),

kurus (17,0 – 18,4 kg/m2), normal (18,5 – 25,0 kg/m

2), gemuk (25,1 – 27,0

kg/m2), obesitas (>27,0 kg/m

2). Obesitas merupakan keabnormalan jumlah

lipid dalam darah, salah satunya adalah peningkatan kolesterol. Kadar

kolesterol dalam tubuh adalah satu faktor terpenting untuk menentukan risiko

seseorang untuk menderita penyakit pembuluh darah jantung.

10

Page 30: DI DESA SUMITA GIANYAR

c. Aktivitas fisik

Menurut World Health Organization (WHO) yang dimaksud aktivitas fisik

adalah gerakan tubuh yang dihasilkan oleh otot rangka yang memerlukan

pengeluaran energi. Energi ini didapatkan dari makanan yang dikonsumsi.

Makanan yang dikonsumsi akan mengalami proses metabolisme dan

menghasilkan adenosin triphosphate (ATP). ATP ini merupakan energi untuk

melakukan aktivitas fisik. Pembentukan ATP ini disesuaikan dengan

kebutuhan, sehingga tidak semua makanan yang dikonsumsi akan diubah

langsung menjadi ATP melainkan ada yang disimpan dalam bentuk

kolesterol. Semakin banyak aktivitas fisik yang dilakukan maka akan semakin

banyak kebutuhan ATP dan akan menyebabkan sedikitnya pembentukan

kolesterol total dan kolesterol LDL serta peningkatan kolesterol HDL

(Zuhroiyyah, Sukandar, dan Sastradimaja, 2017).

d. Banyaknya konsumsi kopi

Minuman kopi banyak digemari oleh masyarakat seluruh dunia. Aroma dan

rasa yang khas pada kopi seringkali membuat para penikmat kopi kecanduan.

Mengonsumsi kopi menunjukkan hubungan positif dengan peningkatan kadar

apolipoprotein B, kolesterol LDL, dan kolesterol total plasma dengan diet

lebih dari dua cangkir kopi per hari. Kelebihan kolesterol LDL ini tidak

disertai peningkatan kolesterol HDL. Oleh karena itu, kolesterol HDL tidak

dapat mengangkut kelebihan kolesterol total plasma untuk dihancurkan

didalam hati. Sehingga terjadi penumpukkan kolesterol LDL dalam pembuluh

darah (Diarti, Pauzi, dan Sabariah, 2016).

11

Page 31: DI DESA SUMITA GIANYAR

3. Penyakit akibat dislipidemia

a. Penyakit jantung koroner adalah penyakit penyempitan pembuluh darah arteri

koronaria yang memberi pasokan nutrisi dan oksigen ke otot-otot jantung,

terutama ventrikel kiri yang memompa darah ke seluruh tubuh. Penyempitan

dan penyumbatan menyebabkan terhentinya aliran darah ke otot jantung

sehingga dalam kondisi lebih parah, jantung tidak dapat memompa darah ke

seluruh tubuh. Sehingga sistem kontrol irama jantung akan terganggu dan

selanjutnya bias menyebabkan kematian.

b. Hipertensi, atau penyakit tekanan darah tinggi merupakan suatu gangguan

pada pembuluh darah dan jantung yang mengakibatkan suplai oksigen dan

nutrisi yang dibawa oleh darah terhambat sampai ke jaringan tubuh yang

membutuhkan. Hipertensi merupakan suatu keadaan dimana seseorang

mengalami peningkatan tekanan darah diatas normal yang ditunjukkan oleh

angka sistolik (bagian atas) dan angka bawah (diastolik) pada pemeriksaan

tensi darah. Tekanan darah yang tinggi yang terus menerus menyebabkan

jantung seseorang bekerja extra keras, akhirnya kondisi ini berakibat

terjadinya kerusakan pada pembuluh darah jantung, ginjal, otak dan mata.

c. Stroke, merupakan penyakit serebrovaskuler (pembuluh darah otak) karena

kematian jaringan otak (infark serebral). Penyebabnya adalah berkurangnya

aliran darah dan oksigen ke otak, dikarenakan adanya sumbatan, penyempitan

atau pecahnya pembuluh darah. Stroke berkaitan erat dengan tekanan darah

tinggi yang mempengaruhi munculnya kerusakan dinding pembuluh darah

12

Page 32: DI DESA SUMITA GIANYAR

sehingga dinding pembuluh darah tidak merata. Akibatnya, zat-zat terlarut

seperti kolesterol, kalsium dan lain sebagainya akan mengendap pada dinding

pembuluh darah yang dikenal dengan istilah penyempitan pembuluh darah.

Bila penyempitan pembuluh darah terjadi dalam waktu yang lama, akan

mengakibatkan suplai darah ke otak berkurang, bahkan terhenti yang

selanjutnya menimbulkan stroke.

D. Hubungan Kolesterol dengan Konsumsi Kopi

Kopi mengandung kafein, kafestol dan kahweol yang berhubungan dengan

metabolisme lipid dan secara teoritis dapat mempengaruhi profil lipid serum.

Senyawa kafestol dan kahweol adalah alkohol diterpen pentasiklik. Kafestol adalah

konstituen utama dari reaksi penyabunan minyak kopi yaitu sekitar 0,2 – 0,6% dari

berat kopi. Hasil penelitian menunjukkan hubungan positif konsumsi kafestol dan

kahweol dengan peningkatan serum kolesterol, low density lipoprotein plasma dan

peningkatan homosistein yang mungkin secara tidak langsung meningkatkan risiko

penyakit kardivaskuler (Diarti, Pauzi, dan Sabariah, 2016).

E. Pemeriksaan Kolesterol Total

1. Metode pemeriksaan

Pemeriksaan kolesterol total dapat dilakukan dengan beberapa metode

antara lain:

a. Metode Elektrode-Based Biosensor

Prinsip pemeriksaan adalah katalis yang digabung dengan teknologi

biosensor yang spesifik terhadap pengukuran kolesterol. Strip pemeriksaan

dirancang dengan cara tertentu sehingga pada saat darah diteteskan pada zona

13

Page 33: DI DESA SUMITA GIANYAR

reaksi dari strip, katalisator kolesterol memicu oksidasi kolesterol dalam darah.

Intensitas dari elektron yang terbentuk diukur oleh sensor dari alat dan sebanding

dengan konsentrasi kolesterol dalam darah (Suwandi, Sugiarto, dan Fenny,

2011). b. Metode CHOD-PAP

Metode kolometrik enzimatik CHOD-PAP (Cholesterol Oxidase Methode)

adalah metode yang disyaratkan sesuai standar WHO/IFCC. Prinsip pemeriksaan

kadar kolesterol total metode kolorimetrik enzimatik adalah kolesterol ester

diurai menjadi kolesterol dan asam lemak menggunakan enzim kolesterol

esterase. Kolesterol yang terbentuk kemudian diubah menjadi Cholesterol-3-one

dan hydrogen peroksida oleh enzim kolesterol oksidase. Hydrogen peroksida

yang terbentuk beserta fenol dan 4-aminophenazone oleh peroksidase diubah

menjadi zat yang berwarna merah. Intensitas warna yang terbentuk sebanding

dengan konsentrasi kolesterol total dan dibaca pada panjang gelombang 500 nm

(Permenkes, 2010).

Pemeriksaan kolesterol total dapat digunakan plasma atau serum pasien.

Plasma adalah cairan kekuningan yang masih mengandung fibrinogen, faktor

pembekuan dan protrombin karena adanya penambahan antikoagulan sedangkan

serum adalah bagian darah yang tersisa setelah darah membeku (Widada,

Martsiningsik, dan Carolina, 2016).

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi pemeriksaan kolesterol total

Hasil pemeriksaan laboratorium yang tepat dan teliti dapat tercapai apabila

di dalam proses pemeriksaan terhadap sampel selalu memperhatikan secara

terpadu beberapa hal yaitu: persiapan pasien, pengambilan sampel pasien, proses

pemeriksaan sampel, dan pelaporan hasil pemeriksaan sampel. Penyimpanan

sampel dilakukan apabila pemeriksaan ditunda atau sampel dikirim ke

14

Page 34: DI DESA SUMITA GIANYAR

laboratorium lain. Hal yang perlu diperhatikan dalam penyimpanan sampel yaitu

waktu penyimpanan spesimen, suhu penyimpanan sampel dan cara penanganan

sampel (Permenkes, 2010).

a. Cara penyimpanan dan penanganan sampel

Beberapa sampel yang tidak langsung diperiksa dapat disimpan dengan

memperhatikan jenis pemeriksaan yang akan diperiksa. Penyimpanan sampel harus

sesuai dengan prosedur yang disyaratkan, sehingga diperoleh hasil pemeriksaan yang

tepat. Persyaratan penyimpanan untuk beberapa pemeriksaan laboratorium harus

memperhatikan jenis spesimen, antikoagulan atau pengawet, dan wadah serta

stabilnya. Waktu penyimpanan disarankan untuk sampel kolesterol total adalah

selama 4 hari. Sampel yang disyaratkan pada pemeriksaan kolesterol total adalah

serum atau plasma, baik plasma heparin atau plasma EDTA. Baik serum atau plasma

harus segera dipisahkan dari sel-sel darah dan apabila tidak langsung diperiksa

dapat disimpan di dalam almari es pada suhu 2 – 80C, dibekukan pada suhu -20

0C,

-700C atau -120

0C agar komposisi dan enzim-enzim yang terkandung di dalam

serum atau plasma tetap stabil .

15

Page 35: DI DESA SUMITA GIANYAR

BAB III

KERANGKA KONSEP

A. Kerangka Konsep

Peminum Kopi

Faktor yang Mempengaruhi Faktor lain yang Mempengaruhi

Kolesterol Total: Kolesterol Total:

Usia Keturunan

IMT Merokok

Aktivitas Fisik Jenis Kelamin

Banyaknya Konsumsi Kopi Pola Konsumsi Makanan

Berlemak Konsumsi alkohol

Sampel Darah

Pemeriksaan Kadar Kolesterol Total

Normal Tinggi

Ket:

: Diteliti

: Tidak Diteliti

Gambar 1.Kerangka Konsep

Page 36: DI DESA SUMITA GIANYAR

Kadar kolesterol total dipengaruhi oleh usia, IMT, aktivitas fisik dan

banyaknya konsumsi kopi. Untuk mengetahui kadar kolesterol total dalam darah

maka dilakukan pemeriksaan kolesterol total. Faktor lain yang juga mempengaruhi

kadar kolesterol total yaitu keturunan, merokok, jenis kelamin, pola konsumsi

makanan berlemak dan konsumsi alkohol. Berdasarkan nilai rujukan laboratorium,

kadar kolesterol total dapat dikategorikan dalam normal (<200 mg/dL) dan tinggi

(>200 mg/dL).

B. Variabel dan Definisi Operasional Variabel

1. Variabel penelitian

Variabel dalam penelitian ini adalah kadar kolesterol total pada peminum kopi.

C. Definisi operasional variabel

Tabel 1 Definisi Operasional Variabel

Cara

No. Variabel Definisi Operasional Pengumpulan Skala Data

Data

1 2 3 4

1 Kadar Suatu hasil pemeriksaan Pemeriksaan Rasio

kolesterol kolesterol total dalam laboratorium Normal :

total serum yang diperoleh dari dengan <200 mg/dL

pengambilan spesimen menggunakan mg/dL

darah. metode CHOD- Tinggi :

PAP. >200 mg/dL

17

Page 37: DI DESA SUMITA GIANYAR

1 2 3 4

2 Peminum Laki-laki pada semua usia Melalui Ordinal

kopi di yang mengonsumsi kopi wawancara pada

Desa beras secara rutin lebih setiap responden

Sumita dari satu gelas per hari.

Gianyar

18

Page 38: DI DESA SUMITA GIANYAR

BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif yaitu penelitian

yang dilakukan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan suatu fenomena di

masyarakat atau memotret masalah kesehatan pada sekelompok penduduk atau

orang yang tinggal dalam komunitas tertentu (Notoatmodjo, 2010).

B. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat penelitian

Penelitian ini dilakukan di Desa Sumita Gianyar, dan pemeriksaan sampel

dilakukan di Laboratorium Kimia Klinik Rumah Sakit Umum Daerah Sanjiwani

Gianyar.

2. Waktu penelitian

Adapun waktu penelitian dilakukan antara bulan Februari 2019 sampai

dengan bulan Mei 2019.

C. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Variabilitas populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah semua peminum kopi di desa Sumita

Gianyar yang rutin mengonsumsi kopi yaitu sebanyak 304 orang.

Page 39: DI DESA SUMITA GIANYAR

2. Kriteria sampel

Kriteria sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah yang

memenuhi kriteria inklusi dan kriteria eksklusi sebagai berikut: Kriteria

inklusi dalam penelitian ini adalah:

1) Laki-laki pada semua usia yang rutin mengkonsumsi kopi beras lebih dari

satu gelas per hari.

2) Jenis kopi yang dikonsumsi adalah kopi beras yang disajikan dalam

bentuk kopi tubruk.

3) Bersedia menjadi responden.

Kriteria eksklusi dalam penelitian ini adalah:

1) Tidak mengkonsumsi kopi setiap harinya.

2) Jenis kopi yang dikonsumsi adalah kopi instan yang beredar di pasaran.

3) Tidak bersedia menjadi responden.

3. Besar sampel

Menurut Arikunto (2006), apabila subjek penelitian lebih dari 100 maka sampel

dapat diambil antara 10 – 15% atau 20 – 25% atau lebih. Pada penelitian ini besar

sampel yang diambil adalah 10% dari total populasi, yaitu 304 orang, dengan

perhitungan sebagai berikut:

Tabel 2

Perhitungan Besar Sampel

1 2 3 4

Banjar Populasi Cluster Sampling Total

(orang) (Jumlah Populasi × Pengambilan

Fraction 10%)

20

Page 40: DI DESA SUMITA GIANYAR

1 2 3 4

Banjar Melayang 43 10% × 43 4 × 3 mL

Banjar Siih 60 10% × 60 6 × 3 mL

Banjar Tengah 57 10% × 57 6 × 3 mL

Banjar Pande 48 10% × 48 5 × 3 mL

Banjar Sema 54 10% × 54 5 × 3 mL

Banjar Mulung 42 10% × 42 4 × 3 mL

Total 304 90 mL

4. Teknik sampling

Pengambilan sampel pada penelitian ini dilakukan dengan cara Probability

sampling, dengan teknik Cluster sampling (Nasir, Muhith, dan Ideputri, 2011).

D. Jenis, Teknik dan Instumen Pengumpulan Data

1. Jenis data yang dikumpulkan

a. Data primer

Data primer pada penelitian ini berupa kadar kolesterol total dan

karakteristik peminum kopi di desa Sumita Gianyar.

b. Data sekunder

Data sekunder pada penelitian ini berupa data Riskesdas tahun 2013,

Data Statistik Potensi Desa Sumita, maupun data penelitian yang dilakukan

oleh para ahli atau peneliti dari dalam dan luar negeri.

2. Teknik pengumpulan data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan melalui

wawancara dan pemeriksaan laboratorium. Wawancara dilakukan untuk

mengetahui nama, usia, aktivitas fisik dan banyaknya konsumsi kopi.

21

Page 41: DI DESA SUMITA GIANYAR

Pemeriksaan laboratorium, yaitu kadar kolesterol total yang dilakukan di

Laboratorium Kimia Klinik Rumah Sakit Umum Daerah Sanjiwani Gianyar.

3. Instrumen penelitian

Instrumen yang digunakan dalam pengumpulan data, yaitu:

a. Lembar persetujuan responden, digunakan untuk menyatakan kesediaan

pasien menjadi responden.

b. Lembar wawancara responden, digunakan untuk mengumpulkan data sesuai

dengan kriteria yang diinginkan dan dicatat.

c. Alat tulis dan alat dokumentasi.

d. Alat untuk pemeriksaan kadar kolesterol total yaitu Biolis 24i Premium.

4. Alat, bahan dan prosedur kerja pemeriksaan laboratorium

a. Alat dan bahan yang digunakan

Alat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu alat Biolis 24i

Premium, syringe, tabung vakum dengan tutup merah (tanpa antikoagulan)

dengan kapasitas 3 mL, tourniquet, cool box, centrifuge, mikropipet 500 µl,

rak tabung, timbangan berat badan dan alat ukur tinggi badan (meteran).

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sampel serum, handscoon,

masker, kapas alkohol 70%, plester, tip biru, reagen kontrol untuk

pemeriksaan kolesterol total dan reagen pemeriksaan kolesterol total.

b. Prosedur kerja

1) Penimbangan berat badan

a) Alat penimbangan berat badan disiapkan dengan baik.

b) Timbangan diletakkan pada posisi yang datar dan jarum timbangan

menunjuk skala nol.

22

Page 42: DI DESA SUMITA GIANYAR

c) Responden diminta untuk naik ke alat timbangan dengan posisi badan tegak

tanpa menggunakan alas kaki dan menjinjing barang bawaan. Kaki tepat berada

di tengah alat timbang dan tidak boleh menutupi skala baca berat badan.

d) Saat menimbang berat dapan, kepala menghadap lurus ke depan dan tidak

boleh ditundukkan.

e) Jarum timbangan akan menunjuk kearah baca berat badan sesuai dengan

berat badan responden yang ditimbang.

f) Skala badan dicatat pada lembar data responden.

2) Pengukuran tinggi badan

a) Alat pengukur tinggi badan disiapkan dengan baik.

b) Responden diminta untuk berdiri dengan tegak tanpa menggunakan alas kaki,

kepala menghadap lurus ke depan dan tidak boleh ditundukkan.

c) Tinggi badan responden diukur dari tumit hingga kepala menggunakan

meteran.

d) Tinggi badan dicatat pada lembar data responden.

e) Indeks massa tubuh (IMT) responden dihitung berdasarkan hasil

penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan.

3) Pengambilan sampel darah

Pengambilan darah vena dilakukan dengan prosedur sebagai berikut (WHO,

2010):

a) Persiapan alat

Disiapkan alat dan bahan yang diperlukan seperti syringe, tabung

vakum dengan tutup merah (tanpa antikoagulan) dengan kapasitas 3 mL,

tourniquet, kapas alkohol 70% dan plester.

23

Page 43: DI DESA SUMITA GIANYAR

b) Identifikasi pasien

(1) Perkenalkan diri Anda kepada pasien, dan minta pasien untuk menyebutkan

nama lengkap mereka.

(2) Periksa apakah formulir laboratorium sesuai dengan identitas pasien (yaitu

sesuai rincian pasien dengan form pemeriksaan laboratorium, untuk

memastikan identifikasi yang akurat).

(3) Tanyakan kepada pasien apakah memiliki alergi, fobia atau pernah pingsan

sebelumnya selama pengambilan darah berlangsung.

(4) Jika pasien cemas atau takut, yakinkan pasien dan ajak berbicara agar lebih

nyaman.

(5) Jika memungkinkan, pengambilan darah pasien pada posisi terlentang.

(6) Tempatkan handuk atau kain yang bersih di bawah lengan pasien.

(7) Jelaskan prosedur tindakan kepada pasien dan mintalah persetujuan secara

verbal terhadap jenis tes dan tindakan yang akan anda lakukan. Sangat

penting untuk memastikan bahwa pasien memahami prosedur.

c) Pilih lokasi

(1) Lengan tangan pasien direntangkan dan periksa bagian antecubital fossa

(lengan bagian bawah).

(2) Cari vena yang terlihat yaitu, ukuran besar, lurus, dan jelas.

(3) Pasang tourniquet sekitar 4 – 5 jari diatas lokasi venepuncture.

d) Bersihkan tangan dan menggunakan sarung tangan (hand gloves) non-steril.

(1) Cuci tangan dengan sabun dan air, keringkan dengan handuk sekali pakai atau

bersihkan tangan dengan alcohol rub, tuangkan 3 mL alcohol rub pada telapak

tangan, dan gosokkan ke ujung jari, punggung tangan dan seluruh tangan

24

Page 44: DI DESA SUMITA GIANYAR

sampai kering.

(2) Setelah dibersihkan, gunakan sarung tangan (hand gloves) non-steril.

e) Desinfeksi lokasi penusukan.

(1) Bersihkan lokasi penusukan dengan kapas alkohol 70% selama 30 detik dan

biarkan kering seluruhnya (30 detik).

(2) Lakukan tekanan kuat namun lembut secara sirkular yaitu mulai dari pusat

lokasi penusukan, kebawah dan keluar seluas ±2 cm atau lebih.

(3) Biarkan mengering, jika masih dalam keadaan basah dilakukan penusukan

maka akan meningkatkan risiko kontaminasi.

(4) Jangan menyentuh lokasi penusukan yang telah dibersihkan. Jika vena

disentuh, ulangi desinfeksi.

f) Pengambilan darah

(1) Regangkan atau tarik vena dibawah lokasi penusukan.

(2) Minta pasien untuk mengepalkan tangan sehingga pembuluh darah vena

terlihat menonjol.

(3) Tusukkan jarum kedalam vena dengan sudut 300 atau kurang.

(4) Jika telah mendapatkan volume darah yang diinginkan, lepaskan tourniquet.

(5) Lepas pelan jarum dari lokasi penusukan dan tekan lembut dengan kapas

kering. Minta pasien untuk menekan kapas kering di lokasi penusukan. Minta

pasien untuk tidak menekuk lengan, karena hal itu menyebabkan

haematoma.

g) Isi tabung sampel

(1) Tusuk langsung tutup tabung dengan jarum secara lambat dan tekanan

stabil. Jangan menekan plunger syringe terlalu keras karena dapat

meningkatkan risiko hemolisis.

25

Page 45: DI DESA SUMITA GIANYAR

(2) Masukkan sampel darah sesuai tanda batas. Jangan membuka tutup tabung

karena bersifat vakum.

(3) Jika tabung sampel tidak memiliki gabus, maka dialirkan langsung kedalam

tabung dengan mengurangi tekanan. Jangan menutup kembali dan

mengeluarkan jarum.

(4) Sebelum sampel dalam tabung dikirim, sebaiknya dihomogenkan terlebih

dahulu.

h) Membersihkan meja dari kontaminasi

(1) Buang jarum pada sharp container.

(2) Cek label dan formulir untuk akurasi pemeriksaan. Label tabung harus ditulis

dengan jelas, sesuai informasi yang dibutuhkan laboratorium seperti nama

pasien, nomor rekam medik, tanggal lahir, dan tanggal dan waktu

pengambilan darah.

(3) Buang limbah sesuai tempatnya.

(4) Bersihkan tangan kembali.

(5) Periksa kembali label dan formulir sebelum dilakukan pengiriman.

(6) Informasikan kepada pasien jika prosedur berakhir.

(7) Tanya pada pasien keluhan setelah dilakukan pengambilan darah, cek bekas

tusukan apakah ada rembesan darah atau tidak.

i) Persiapan pengiriman sampel

(1) Sampel laboratorium dikemas dengan aman yaitu wadah anti bocor.

(2) Jika ada beberapa tabung, letakkan dalam rak atau bantalan empuk untuk

menghindari kerusakan selama pengiriman.

26

Page 46: DI DESA SUMITA GIANYAR

4) Pemisahan sampel

Pemisahan sampel dilakukan dengan melakukan sentrifugasi pada

sampel darah yang telah membeku dalam tabung pada kecepatan 3000 rpm

selama 15 menit untuk memperoleh serum.

5) Pemeriksaan kolesterol total

a) Pemeriksaan bahan kontrol

(1) Klik “Order” pada menu utama.

(2) Input nama kontrol pada kolom “Patient ID”.

(3) Pilih nama pemeriksaan, yaitu kolesterol total, lalu klik “Order”.

(4) Setelah selesai melakukan order kontrol, susun kontrol pada tray dan klik

“Start” untuk memulai pemeriksaan bahan kontrol.

(5) Kosongkan posisi kontrol yang sudah digunakan jika akan mengerjakan kontrol

berikutnya di posisi lain.

b) Pemeriksaan kolesterol total

(1) Klik “Order” pada menu utama.

(2) Pilih tray dengan klik tanda panah yang ada di tengah-tengah tray sampel.

(3) Isi kolom “Tray – S. No * **” sesuai nomor sampel pada sampel tray lalu

tekan “Enter”.

(4) “*” menunjukkan nomor tray sampel dan “**” menunjukkan nomor sampel.

(5) Masukkan data pasien (nama pasien, ID, dst.)

(6) Pilih nama pemeriksaan lalu klik “Order”

(7) Lanjutkan order sampel berikutnya.

(8) Setelah selesai, klik “Exit” untuk kembali ke menu utama.

(9) Susun sampel pada tray lalu klik “Start” untuk memulai pemeriksaan.

27

Page 47: DI DESA SUMITA GIANYAR

(10) Setelah sampling untuk semua pemeriksaan selesai akan terdapat pesan suara

“Sampling has been completed”.

(11) Klik “OK” untuk menghilangkan pesan.

(12) Klik tombol “R & E”, kemudian klik “Database”

(13) Klik “Single Report”, pilih hasil yang akan di print (tanggal/pasien ID),

kemudian klik “Print”.

(14) Hasil pemeriksaan yang diperoleh kemudian diverifikasi oleh petugas

laboratorium.

E. Pengolahan dan Analisa Data

1. Pengolahan data

Data yang diperoleh dalam penelitian ini dicatat, dikumpulkan dan

diolah dengan bantuan komputer dan disajikan dalam bentuk tabel dan narasi.

2. Analisa data

Data yang diperoleh berupa hasil pemeriksaan kadar kolesterol total

pada peminum kopi tidak dianalisis secara statistik namun dibahas dengan

membandingkan hasil penelitian yang diperoleh dengan nilai rujukan dan teori-

teori yang terkait dengan penelitian.

28

Page 48: DI DESA SUMITA GIANYAR

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Gambaran umum Desa Sumita

Lokasi penelitian yaitu terletak di Desa Sumita yang merupakan salah satu

desa yang berada di Kabupaten Gianyar memiliki luas wilayah yaitu 1,68 km2,

dengan pembagian luas wilayah menurut penggunaannya yaitu tanah sawah seluas

35,70 ha, tanah kering seluas 140,80 ha, tanah perkebunan seluas 61,40 ha, dan

tanah untuk fasilitas umum seluas 30,10 ha (Data Statistik Potensi Desa Sumita,

2017).

Desa Sumita terdiri dari enam banjar yaitu Banjar Melayang, Siih, Tengah,

Pande, Sema dan Mulung. Batas-batas wilayah Desa Sumita adalah sebelah utara

berbatasan dengan Petak Kaja, sebelah timur berbatasan dengan Dusun Benawah

dan Petak Kelod, sebelah selatan berbatasan dengan Petak Jeruk dan Desa Suwat,

dan sebelah barat berbatasan dengan Pejeng Kangin dan Sungai Pakerisan.

Data Statistik Potensi Desa Sumita (2017) menunjukkan jumlah penduduk di

Desa Sumita sebanyak 2.668 jiwa yang terdiri dari 1.351 laki-laki dan 1.317

perempuan. Penduduk di desa ini sebagian besar bekerja sebagai pengrajin yaitu

sebanyak 307 jiwa. Selain sebagai pengrajin, mata pencaharian penduduk di desa

ini juga bekerja sebagai petani, peternak, pedagang, tukang bangunan, industri,

penjahit, buruh, TNI/ABRI, PNS, dan pegawai swasta.

2. Kararakteristik peminum kopi di Desa Sumita

Subjek dalam penelitian ini adalah laki-laki peminum kopi yang bertempat

tinggal di Desa Sumita Gianyar, yaitu sebanyak 30 orang. Berikut ini adalah tabel

Page 49: DI DESA SUMITA GIANYAR

distribusi karakteristik responden:

a. Karakteristik peminum kopi berdasarkan kelompok usia

Berdasarkan hasil penelitian, karakteristik peminum kopi berdasarkan

kelompok usia seperti disajikan pada Tabel 3 berikut:

Tabel 3

Karakteristik Peminum Kopi Berdasarkan Kelompok Usia

Kategori Usia (Tahun) Jumlah (Orang) Prosentase (%)

22-31 6 20

32-41 10 33,3

42-51 14 46,7

Total 30 100

Tabel 3 menunjukkan bahwa berdasarkan kelompok usia, dari 30 orang

peminum kopi yang diteliti, kelompok usia 42-51 tahun menjadi kelompok usia

dengan jumlah responden terbanyak yaitu sebanyak 14 orang (46,7%) dan terkecil

pada kelompok usia 22-31 tahun yaitu sebanyak 6 orang (20%).

b. Karakteristik peminum kopi berdasarkan IMT

Karakteristik peminum kopi berdasarkan IMT seperti disajikan pada Tabel 4

berikut:

Tabel 4 Karakteristik Peminum Kopi Berdasarkan IMT

IMT Jumlah (Orang) Prosentase (%)

Normal (IMT 18,5 – 25,0) 26 86,7

Gemuk (IMT 25,1 – 27,0) 3 10

Obesitas (IMT >27,0) 1 3,3

Total 30 100

30

Page 50: DI DESA SUMITA GIANYAR

Tabel 4 menunjukkan bahwa berdasarkan karakteristik IMT, dari 30 orang

peminum kopi yang diteliti, sebagian besar memiliki IMT normal yaitu sebanyak

26 orang (86,7%) dan terkecil yaitu obesitas sebanyak 1 orang (3,3%). c.

Karakteristik peminum kopi berdasarkan aktivitas fisik

Karakteristik peminum kopi berdasarkan aktivitas fisik seperti disajikan

pada Tabel 5 berikut:

Tabel 5

Karakteristik Peminum Kopi Berdasarkan Aktivitas Fisik

Aktivitas Fisik Jumlah (Orang) Prosentase (%)

<3 kali 19 63,3

3-4 kali 11 36,7

Total 30 100

Tabel 5 menunjukkan bahwa berdasarkan aktivitas fisik yang dilakukan,

dari 30 orang peminum kopi yang diteliti, sebagian besar melakukan aktivitas

fisik <3 kali yaitu sebanyak 19 orang (63,3%).

d. Karakteristik peminum kopi berdasarkan banyaknya konsumsi kopi

Karakteristik peminum kopi berdasarkan banyaknya konsumsi kopi seperti

disajikan pada Tabel 6 berikut

31

Page 51: DI DESA SUMITA GIANYAR

Tabel 6 Karakteristik Peminum Kopi Berdasarkan Banyaknya Konsumsi Kopi

Banyaknya konsumsi kopi Jumlah (Orang) Prosentase (%)

2-3 gelas 15 50,0

4-5 gelas 12 40,0

>5 gelas 3 10,0

Total 30 100

Tabel 6 menunjukkan bahwa berdasarkan banyaknya kopi yang dikonsumsi,

dari 30 orang peminum kopi yang diteliti, sebagian besar mengonsumsi kopi

sebanyak 1-3 gelas yaitu sebanyak 15 orang (50,0%) dan terkecil mongonsumsi

kopi >5 gelas yaitu sebanyak 3 orang (10,0%).

3. Kadar kolesterol total pada peminum kopi di Desa Sumita Gianyar

Berdasarkan penelitian, didapatkan kadar kolesterol total pada peminum kopi

seperti yang disajikan pada Tabel 7 berikut:

Tabel 7 Kadar Kolesterol Total Peminum Kopi

Kadar Kolesterol Total Jumlah (Orang) Prosentase (%)

Normal 24 80

Tinggi 6 20

Total 30 100

Tabel 7 menunjukkan bahwa dari 30 orang peminum kopi yang diteliti,

sebanyak 6 orang (20%) memiliki kadar kolesterol total tinggi.

32

Page 52: DI DESA SUMITA GIANYAR

a. Kadar kolesterol total pada peminum kopi di Desa Sumita Gianyar

berdasarkan usia

Berdasarkan penelitian, didapatkan kadar kolesterol total peminum kopi

berdasarkan usia seperti yang disajikan pada Tabel 8 berikut:

Tabel 8

Hasil Pengukuran Kadar Kolesterol Total Berdasarkan Usia

Kadar Kolesterol Kadar Kolesterol

Kategori Total Normal Total Tinggi Jumlah

Usia Jumlah Prosentase Jumlah Prosentase (%)

(orang) (%) (orang) (%)

22-31 6 20 0 0 6 (20)

32-41 8 26,7 2 6,6 10 (33,3)

42-51 10 33,3 4 13,4 14 (46,7)

Total 24 80 6 20 30 (100)

Tabel 8 menunjukkan bahwa kadar kolesterol total tinggi terbanyak pada

kelompok usia 42-51 tahun yaitu sebanyak 4 orang (13,4%).

b. Kadar kolesterol total pada peminum kopi di Desa Sumita Gianyar berdasarkan

IMT

Berdasarkan penelitian, didapatkan kadar kolesterol total peminum kopi

berdasarkan IMT seperti yang disajikan pada Tabel 9 berikut:

33

Page 53: DI DESA SUMITA GIANYAR

Tabel 9 Hasil Pengukuran Kadar Kolesterol Total Berdasarkan IMT

Kadar Kolesterol Kadar Kolesterol

Kategori Total Normal Total Tinggi

Jumlah

Jumlah Prosentase Jumlah Prosentase IMT (%) (orang) (%) (orang) (%)

Normal

(IMT 18,5 – 21 70 5 16,7 26 (86,7)

25,0)

Gemuk

(IMT 25,1 – 2 6,7 1 3,3 3 (10,0)

27,0)

Obesitas

(IMT 1 3,3 0 0 1 (3,3)

>27,0)

Total 24 80 6 20 30 (100)

Tabel 9 menunjukkan bahwa kadar kolesterol total tinggi terbanyak pada

peminum kopi dengan IMT normal yaitu sebanyak 5 orang (16,7%).

c. Kadar kolesterol total pada peminum kopi di Desa Sumita Gianyar berdasarkan

aktivitas fisik

Berdasarkan penelitian, didapatkan kadar kolesterol total peminum kopi

berdasarkan aktivitas fisik seperti disajikan pada Tabel 10 berikut:

Tabel 10 Hasil Pengukuran Kadar Kolesterol Total Berdasarkan Aktivitas Fisik

Kadar Kolesterol Kadar Kolesterol

Aktivitas Total Normal Total Tinggi Jumlah

Fisik Jumlah Prosentase Jumlah Prosentase (%)

(orang) (%) (orang) (%)

<3 kali 13 43,3 6 20 19 (63,3)

3-4 kali 11 36,7 0 0 11 (36,7)

Total 24 80 6 20 30 (100)

34

Page 54: DI DESA SUMITA GIANYAR

Tabel 10 menunjukkan bahwa kadar kolesterol total tinggi terbanyak terdapat

pada peminum kopi dengan aktivitas fisik <3 kali yaitu sebanyak 6 orang (20%).

d. Kadar kolesterol total pada peminum kopi di Desa Sumita Gianyar

berdasarkan banyaknya konsumsi kopi

Berdasarkan penelitian, didapatkan kadar kolesterol total pada pemium kopi

berdasarkan banyaknya konsumsi kopi seperti disajikan pada Tabel 11 berikut :

Tabel 11

Hasil Pengukuran Kadar Kolesterol Total Berdasarkan Banyaknya Konsumsi Kopi

Kadar Kolesterol Kadar Kolesterol

Banyaknya Total Normal Total Tinggi Jumlah

Konsumsi Jumlah Prosentase Jumlah Prosentase (%)

Kopi (orang) (%) (orang) (%)

2-3 gelas 15 50 0 0 15 (50)

4-5 gelas 7 23,3 5 16,7 12 (40,0

>5 gelas 2 6,7 1 3,3 3 (10,0)

Total 24 80 6 20 30 (100)

Tabel 11 menunjukkan bahwa kadar kolesterol total tinggi terbanyak pada

peminum kopi dengan konsumsi kopi 4-5 gelas yaitu sebanyak 5 orang (16,7%).

B. Pembahasan

1. Kadar kolesterol total pada peminum kopi

Hasil pemeriksaan kadar kolesterol total pada peminum kopi di Desa Sumita

Gianyar sebagian besar didapatkan hasil yang normal yaitu sebanyak 80% dan

sebanyak 20% responden memiliki kadar kolesterol normal. Hasil penelitian oleh

35

Page 55: DI DESA SUMITA GIANYAR

Diarti, Pauzi, dan Sabariah (2016) menemukan rerata kadar kolesterol peminum

kopi tradisional di Dusun Sembung Daye adalah lebih dari nilai normal, yakni 221

mg/dL. Dengan demikian, penelitian tersebut mendukung adanya peningkatan

kadar kolesterol total pada peminum kopi. Kadar kolesterol total yang tinggi pada

peminum kopi sebaiknya mengurangi mengonsumsi kopi dan menerapkan pola

hidup sehat dengan olahraga secara teratur serta melakukan pemeriksaan rutin

bagi individu berisiko. Menerapkan pola hidup sehat dengan berolahraga dapat

berpengaruh terhadap penurunan kadar kolesterol total dalam darah. Pada saat

olahraga otot dan sel otot rangka akan berkontraksi sehingga asam lemak yang

tersimpan dalam jaringan lemak akan dilepaskan menuju ke otot melalui darah

sebagai energi (Indra, 2007).

Namun demikian, berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan bahwa

konsumsi kopi memberikan pengaruh yang tidak terlalu besar terhadap kadar

kolesterol total. Hal ini dapat diketahui berdasarkan prosentase kadar kolesterol

total normal sebanyak 80% dan kadar kolesterol tinggi sebanyak 20%. Hasil

normal dari kadar kolesterol total pada penelitian ini dipengaruhi oleh beberapa

faktor dari responden yang tidak dapat dipantau oleh peneliti seperti pola

konsumsi responden. Hal ini menjadi keterbatasan pada penelitian ini.

2. Kadar kolesterol total pada peminum kopi berdasarkan

karakteristik a. Kadar kolesterol total pada peminum kopi berdasarkan usia

Usia responden dalam penelitian ini dibagi menjadi 3 kelompok yaitu 22-31

tahun, 32-41 tahun dan 42-51 tahun. Hasil penelitian kadar kolesterol total pada

peminum kopi menunjukkan bahwa jumlah responden dengan kadar kolesterol total

tinggi terbanyak pada kelompok usia 42-51 tahun yaitu sebanyak 4 responden

36

Page 56: DI DESA SUMITA GIANYAR

(13,4%). Hasil penelitian yang diperoleh sejalan dengan penelitian yang

dilakukan oleh Diarti, Pauzi, dan Sabariah (2016) dimana jumlah tertinggi kadar

kolesterol total lebih dari normal adalah pada rentang usia 41-50 tahun.

Pada usia yang semakin tua kadar kolesterol total relatif lebih tinggi dari

pada kadar kolesterol total pada usia muda. Hal ini menunjukkan bahwa usia

dapat mempengaruhi kadar kolesterol total seseorang. Pada usia lanjut kerja dari

sistem metabolisme dalam tubuh akan menurun, terutama fungsi hepar dalam

metabolisme kolesterol, begitu juga dengan penurunan keelastisan pembuluh

darah dan penurunan aktivitas reseptor LDL. Oleh karena itu, proses

pembentukan maupun penyerapan kolesterol dalam tubuh maupun dari luar tubuh

tidak berlangsung secara optimal (Diarti, Pauzi dan Sabariah, 2016).

Ketika usia seseorang bertambah, aktifitas fisik juga cenderung berkurang

atau kurangnya olahraga. Dengan aktifitas fisik dan olahraga yang kurang dapat

memungkinkan pada usia tua kolesterol yang ada tidak dapat mengalami proses

metabolisme dan pembakaran yang sempurna, dalam hal ini kolesterol yang ada

makin menumpuk dalam pembuluh darah (Listiana dan Purbosari, 2000). Selain

itu, ditambah dengan adanya konsumsi kopi yang menurut beberapa penelitian

sebelumnya mengemukakan bahwa konsumsi kopi dapat meningkatkan kadar

beberapa jenis lipid darah. Kedua hal tersebut tentunya dapat meningkatkan risiko

terjadinya penumpukan kolesterol dalam pembuluh darah yang dikenal dengan

arterosklerosis (Diarti, Pauzi dan Sabariah, 2016).

b. Kadar kolesterol total pada peminum kopi berdasarkan IMT

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar kolesterol total tinggi terbanyak

pada responden dengan IMT normal yaitu sebanyak 16,7%. Hasil penelitian ini

37

Page 57: DI DESA SUMITA GIANYAR

tidak selaras dengan penelitian oleh Sari, Purnakarya dan Azrimaidaliza (2010) yang

menyatakan bahwa responden dengan kategori IMT tinggi berisiko memiliki kadar

kolesterol total tinggi dibanding responden dengan kategori IMT normal.

Penderita obesitas tidak selalu memiliki kadar kolesterol yang tinggi

(Musdalifa, Wicaksono dan Tien, 2017). Hampir seluruh kolesterol dan fosfolipid

akan diabsorpsi di saluran gastrointestinal dan masuk ke dalam kilomikron yang

dibentuk di dalam mukosa usus. Kolesterol disintesis sepenuhnya dari asetil-KoA

di banyak jaringan. Sehingga memungkinkan jika kadar kolesterol bisa tinggi pada

setiap individu, tidak terlepas apakah orang tersebut obesitas atau non obesitas.

Meskipun beberapa penelitian sebelumnya mendapati hasil bahwa kadar kolesterol

berhubungan dengan IMT namun sintesis kolesterol juga dipengaruhi banyak

faktor (Hastuty, 2010).

Hal lain yang berperan dalam penentuan tinggi atau rendahnya kadar

kolesterol adalah olahraga. Olahraga yang sering akan menurunkan kadar LDL

dalam plasma sedangkan kadar HDL akan meningkat. Selain itu, dalam keadaan

kondisi emosi yang tidak stabil atau stress serta pengambilan kafein dianggap

berhubungan dengan meningkatnya asam lemak bebas dalam plasma. Hasilnya,

peningkatan trigliserida dan kolesterol yang diangkut melalui VLDL dimana hal

ini berakibat pada peningkatan kadar kolesterol dalam sirkulasi darah (Hastuty,

2010). c. Kadar kolesterol total pada peminum kopi berdasarkan aktivitas fisik

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar kolesterol total tinggi terbanyak

terdapat pada responden dengan aktivitas fisik <3 kali yaitu sebanyak 20% dari

total sampel. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa aktivitas fisik yang kurang

dapat meningkatkan kadar kolesterol total. Hal ini sejalan dengan penelitian yang

38

Page 58: DI DESA SUMITA GIANYAR

dilakukan oleh Kurniawati (2015) dimana ditemukan kadar kolesterol darah tinggi

terbanyak pada responden dengan aktivitas fisik yang ringan yaitu sebanyak 21,1%.

Aktivitas fisik yang rendah akan mendorong keseimbangan energi ke arah

positif sehingga mengarah pada penyimpanan energi dan penambahan berat

badan, akibatnya akan berpengaruh terhadap peningkatan kadar kolesterol darah,

begitu pula sebaliknya (Waloya, Rimbawan dan Andarwulan, 2013). Aktifitas

fisik seperti berolahraga penting karena berhubungan dengan kadar kolesterol

dalam darah. Olahraga yang teratur dapat menurunkan kadar LDL dalam plasma,

dan dapat meningkatkan kadar HDL dalam plasma, kadar kolesterol juga akan

berkurang karena kemungkinan besar meningkatnya sensitivitas insulin yang

meningkatkan ekspresi lipoprotein lipase (Lombo, Purwanto dan Masinem, 2012).

Selain itu, olahraga juga dapat membantu pembentukan ATP. ATP merupakan

energi untuk melakukan aktivitas fisik. Pembentukan ATP disesuaikan dengan

kebutuhan, makanan yang dikonsumsi tidak semua yang akan diubah menjadi

ATP, salah satunya ada yang disimpan dalam bentuk kolesterol. Semakin banyak

aktivitas fisik yang dilakukan berarti semakin banyak kebutuhan ATP dan

kolesterol total yang terbentuk akan lebih sedikit.

d. Kadar kolesterol total pada peminum kopi berdasarkan banyaknya konsumsi

kopi

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar kolesterol total responden tinggi

terbanyak pada responden dengan konsumsi kopi 4-5 gelas yaitu sebanyak 5

responden (16,7%). Penelitian yang dilakukan oleh Strandhagen dan Thelle (2003)

menunjukkan adanya peningkatan kadar kolesterol total dalam serum sebesar 0,15-

0,25 mmol/L pada konsumsi kopi sebanyak 600 ml (sekitar empat cangkir). Selain

39

Page 59: DI DESA SUMITA GIANYAR

itu, penelitian oleh Williams et al (2010) yang dilakukan terhadap 77 orang laki-

laki usia 30-55 tahun yang mengonsumsi jenis kopi bubuk biasa dengan berbagai

bahan tambahan menunjukkan adanya peningkatan kadar kolesterol total plasma

dengan diet lebih dari dua cangkir kopi per hari.

Seseorang yang memiliki kebiasaan mengonsumsi kopi berlebih memiliki

risiko lebih tinggi mengalami kadar kolesterol total tinggi. Hal ini karena adanya

kandungan kafestol dan kahweol pada minyak biji kopi. Dimana kafestol dan

kahweol merupakan alkohol diterpen pentasiklik yang memiliki efek negatif

seperti penyebab hypercolesterlemic. Secangkir kopi tubruk mengandung 4-6 mg

kafestol dimana penambahan 10 mg kafestol per hari selama 4 minggu dapat

meningkatkan kolesterol total sekitar 2% (Anggraeni dan Banamtuan, 2016).

Konsumsi kopi secara berlebihan dalam jangka waktu yang lama dapat

menginduksi pelepasan FFA atau asam lemak bebas, dimana FFA termasuk salah

satu prekursor utama asetil KoA yang akan menjadi prekursor sintesis kolesterol.

Beberapa studi yang dilakukan pada manusia menunjukan terjadinya peningkatan

FFA sebagai akibat tingginya liposis karena konsumsi kopi terlalu lama (Diarti,

Jiwintarum dan Reka, 2018).

40

Page 60: DI DESA SUMITA GIANYAR

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian tentang kadar kolesterol total pada peminum

kopi di Desa Sumita Gianyar, maka dapat disimpulkan bahwa:

1. Karakteristik peminum kopi dalam penelitian ini yaitu berdasarkan kelompok

usia terbanyak pada rentang 42-51 tahun sebanyak 46,7%, dengan IMT

normal sebanyak 86,7%, aktivitas fisik yaitu <3 kali sebanyak 63,3%, dan

konsumsi kopi yaitu 2-3 gelas sebanyak 50,0%.

2. Kadar kolesterol total pada peminum kopi yang normal didapatkan sebanyak

24 responden (80%) dan tinggi sebanyak 6 responden (20%).

3. Berdasarkan karakteristik pada peminum kopi didapatkan hasil kadar

kolesterol total tinggi terdapat pada responden dengan usia 42-51 tahun

sebanyak 13,4%, dengan IMT normal sebanyak 16,7%, aktivitas fisik <3 kali

sebanyak 20%, dan pada konsumsi kopi 4-5 gelas sebanyak 16,7%.

B. Saran

1. Bagi peminum kopi agar menjaga pola hidup sehat dengan cara berolahraga

secara teratur dan mengurangi konsumsi kopi.

2. Bagi peneliti selanjutnya, diharapkan untuk melakukan penelitian yang

berhubungan dengan peminum kopi seperti pemeriksaan tekanan darah,

kolesterol LDL, kolesterol HDL dan trigliserida.

Page 61: DI DESA SUMITA GIANYAR

DAFTAR PUSTAKA

Anggraeni, D. A., dan A. Banamtuan. 2016. Analisa Kadar Kolesterol Total Pada Lansia yang Mengkonsumsi Kopi di Posyandu Kelurahan Tlogopatut

Kabupaten Gresik. Jurnal Sains, 6(12), 21–27. https://journal.unigres.ac.id/index.php/Sains/article/download/581/454.

diakses tanggal 25 November 2019.

Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta :

PT.Rineka Cipta.

Data Statistik Potensi Desa Sumita. 2017. Profil Potensi Desa dan Kelurahan.

Demura, S., H. Aoki, T. Mizusawa, K. Soukura, M. Noda, dan T. Sato. 2013. Gender Differences in Coffee Consumption and Its Effects in Young People.

Food and Nutrition Sciences, 4(July), 748– 757. https://www.scirp.org/journal/PaperInformation.aspx?PaperID=34029.

diakses tanggal 22 November 2019.

Diarti, M. W., I. Pauzi, dan S. R. Sabariah. 2016. Kadar Kolesterol Total Pada

Peminum Kopi Tradisional di Dusun Sembung Daye Kecamatan Narmada

Kabupaten Lombok Barat. Jurnal Kesehatan Prima, I(1), 1626–1637.

poltekkes-mataram.ac.id/wp-content/uploads/2016/06/8.-Maruni-Wiwin-

D.pdf. diakses tanggal 22 Oktober 2018.

Diarti, M. W., Y. Jiwintarum, dan I. A. Reka. 2018. „Kadar Kolesterol Total Pada

Pengonsumsi Kopi Bubuk Hitam (Tradisional) Dengan Persiapan Pasien‟,

Jur nal Kesehat an Pr ima, I(12), Pp. 73 –82. download.garuda.ristekdikti.go.id/article.php?. diakses tanggal 6 Mei 2019.

Direktorat Gizi Masyarakat. 2003. „Petunjuk Teknis Pemantauan Status Gizi

Orang Dewasa Dengan Indeks Massa Tubuh (IMT). Dirjen Binkesmas.

Depkes RI. Jakarta. gizi.depkes.go.id/wp-content/uploads/2011/10/ped-

praktis-stat-gizi-dewasa.doc. diakses tanggal 10 Mei 2019.

Food and Drug Administration. 2007. Medicines in My Home: Caffeine and Your Body. Diakses tanggal 16 Januari 2019. http://www.fda.gov

Hastuty, Y. D. 2010. „Perbedaan Kadar Kolesterol Orang yang Obesitas Dengan Orang yang Non Obesitas‟, Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Malikussaleh,

47–56.https://ojs.unimal.ac.id/index.php/averrous/article/download/407/331. diakses tanggal 12 Mei 2019.

Ikrawan, Y., Hervelly dan M. M. Panuntas. 2011. „Kajian Konsentrasi Kopi Saccharomyces cereviseae var. Ellipsoideus dan Suhu Pada Proses

Fermentasi Kering Terhadap Karakteristik Kopi Var. Robusta‟, pp. 1–41.

http://repository.unpas.ac.id/28763/1/artikel_ta.doc. diakses tanggal 25

Januari 2019

42

Page 62: DI DESA SUMITA GIANYAR

Indra, E. N. 2007. „Kontribusi Latihan Pada Metabolisme Lemak‟, Medikora, 3(1),42–60.

https://journal.uny.ac.id/index.php/medikora/article/download/4718/4065. diakses tanggal 13 Mei 2019.

International Food Information Council Foundation. 2007. „Caffein & Health:

Clarifying The Controversies‟, Washington, DC. https://www.foodinsight.org/

Content/3147/Caffeine_v8-2.pdf. diakses tanggal 16 Januari 2019.

Jim, E. L. 2013. Metabolisme Lipoprotein. Jurnal Biomedik, 5, 149–156.

https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/biomedik/article/viewFile/4335/3864. diakses tanggal 17 November 2018.

Kemenkes. 2014. Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI Situasi Kesehatan Jantung. Tersedia dalam www.depkes.go.id/ download.php?file=download/.../infodatin/infodatin- jantung.pdf. diakses

tanggal 15 Desember 2018.

Kurniawati, F. K. 2015. „Hubungan Konsumsi Lemak Dan Aktivitas Fisik Dengan

Kadar Kolesterol Darah Dan Kadar Low Density Lipoprotein Pada Pasien

Penyakit Jantung Koroner Rawat Jalan Di Rumah Sakit Umum Daerah Dr.

Moewardi‟, Skripsi. eprints.ums.ac.id/39755/18/naskah%20publikasi.pdf.

diakses tanggal 9 Mei 2019.

Listiana, L., dan T. Y. Purbosari. 2000. „Kadar Kolesterol Total Pada Usia 25-60

Tahun‟, Pp. 36–40. journal.um-surabaya.ac.id/index.php/Health/article/view/7.

diakses tanggal 12 Mei 2019.

Lombo, V. R., D. S. Purwanto, dan T. V. Masinem. 2012. „Gambaran Kadar Kolesterol Total Darah Pada Laki-Laki Usia 40-59 Tahun‟, Jurnal Biomedik, 4(3), Pp. 77–82. https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/biomedik/

article/download/1216/986. diakses tanggal 10 Mei 2019.

Musdalifa, N. R., S. Wicaksono, dan Tien. 2017. „Hubungan Indeks Massa Tubuh

Dengan Kadar Kolesterol Total Pada Staf dan Guru SMA Negeri 1 Kendari‟, Universitas Halu Oleo, 4(April), Pp. 361–367.

ojs.uho.ac.id/index.php/medula/article/view/2813. diakses tanggal 10 Mei

2019.

Nasir, A., A. Muhith, dan M.E. Ideputri. 2011. Buku Ajar Metodologi Penelitian Kesehatan: Konsep Pembuatan Karya Tulis dan Thesis untuk Mahasiswa

Kesehatan. Jakarta: Nuha Medika.

Notoatmodjo, S. 2010. Metodelogi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka

Cipta

Permenkes. 2010. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor:1792/Menkes/SK/XII/2010 Tentang Pedoman Pemeriksaan Kimia

Klinik. Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.

43

Page 63: DI DESA SUMITA GIANYAR

pelayanan.jakarta.go.id/.../peraturan-menteri-kesehatan-nomor-411-tahun-2010-tenta. Diakses tanggal 16 Januari 2019.

Pudiastuti, R. D. 2011. Penyakit Pemicu Stroke. Yogyakarta: Nuha Medika.

Rini, T. P., D. Karim dan R. Novayelinda. 2015. „Gambaran Kadar Kolesterol Pasien yang Mendapatkan Terapi Bekam‟, JOM PSIK, 1(2), pp. 1–8.

https://media.neliti.com/media/publications/186838-ID-gambaran-kadar-kolesterol-pasien-yang-me.pdf. diakses tanggal 27 Januari 2019.

Rukmana, R. 2014. Untung Selangit dari Agribisnis Kopi. Yogyakarta : Lily Publisher

Riskesdas. 2013. Riset Kesehatan Dasar. Jakarta: Badan Penelitian dan

Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan Republik Indonesia,

(Penyakit Menular), 103. https://doi.org/10.1007/s13398-014-0173-7.2. diakses tanggal 30 Oktober 2018.

Sari, D. M., I. Purnakarya, dan Azrimaidaliza. 2010. „Faktor Risiko Kolesterol

Total Pasien Penyakit Jantung Koroner Di Rumah Sakit Achmad Mochtar

Bukittinggi‟, Jurnal Kesehatan Masyarakat, 4(2), Pp. 77–81. jurnal.fkm.unand.ac.id/index.php/jkma/article/view/72. diakses tanggal 5

Mei 2019.

Strandhagen, E., D. S. Thelle. 2003. „Filtered Coffee Raises Serum Cholesterol:

Results From A Controlled Study‟. Sep; 57 (9): 1164-8. NCBI

https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/12947437. Diakses tanggal 17 Mei 2019.

Suwandi, D., Sugiarto, C., dan Fenny. 2011. Perbandingan Hasil Pemeriksaan Kadar Kolesterol Total Metode Electrode-Based Biosensor Dengan Metode Spektrofotometri. Jurnal Kesehatan Masyarakat, 4(1), 1–9.

repository.maranatha.edu/12330/9/1010161_Journal.pdf. diakses tanggal 17 November 2018.

Ujiani, S. 2015. Hubungan Antara Usia dan Jenis Kelamin dengan Kadar Kolesterol

Penderita Obesitas RSUD Abdul Moeloek Provinsi Lampung. Jurnal Kesehatan, 6(1),43–48.https://ejurnal.poltekkes tjk.ac.id/index.php/

JK/article/viewFile/24/22. diakses tanggal 13 November 2018.

Waani, O. T., M. Tiho, dan S. H. M. Kaligis. 2016. „Gambaran kadar kolesterol

total darah pada pekerja kantor‟, Jurnal e-Biomedik (eBm), 4(2), pp. 0–5.

https://media.neliti.com/media/publications/58600-ID-gambaran-kadar-

kolesterol-total-darah-pa.pdf. diakses pada tanggal 27 Januari 2019.

Waloya, T., Rimbawan, dan N. Andarwulan. 2013. „Hubungan Antara Konsumsi Pangan Dan Aktivitas Fisik Dengan Kadar Kolesterol Darah Pria Dan Wanita

44

Page 64: DI DESA SUMITA GIANYAR

Dewasa Di Bogor‟, Jurnal Gizi Dan Pangan, 8(1), Pp. 9–16. https://journal.ipb.ac.id/index.php/jgizipangan/article/view/7243. diakses tanggal 5 Mei 2019.

WHO. 2010. „WHO Guidelines On Drawing Blood: Best Practices In Phlebotomy‟.

http://www.euro.who.int/__data/assets/pdf_file/0005/268790/WHO-guidelines-

on-drawing-blood-best-practices-in-phlebotomy-Eng.pdf?ua-1. Diakses tanggal

28 September 2018.

Widada, S. T., M. A. Martsiningsik, dan S. C. Carolina. 2016. Gambaran

Perbedaan Kadar Kolesterol Total Metode CHOD-PAP (Cholesterol Oxidase – Peroxsidase Aminoantypirin) Sampel Serum dan Sampel Plasma EDTA.

Jurnal Teknologi Laboratorium, 5(1), 1–4.

https:// www.teknolabjournal.com/index.php/Jtl/article/view/76.

tanggal 28 September 2018.

diakses

Williams, P. T., P. D. Wood, K. M. Vranizan, J. J. Albers, S. C. Garay, dan C. B. Taylor. 2010. „Coffee Intake and Elevated Cholesterol and Apolipoprotein

BLevels in Men‟. JAMA. 253(10) : Hal 1-2. https://

www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2864577/. diakses tanggal 17 Mei 2019.

Yoeantafara, A. dan S. Martini. 2017. „Pengaruh Pola Makan Terhadap Kadar Kolesterol‟, Jurnal MKMI, 13(4),

pp. 304–309. http://journal.unhas.ac.id/index.php/mkmi/article/view/2132/pdf. diakses

tanggal 27 Januari 2019.

Zindany, M. F., dan H. Kadri. 2014. Artikel Penelitian Pengaruh Pemberian Kopi terhadap Kadar Kolesterol dan Trigliserida pada Tikus Wistar ( Rattus

novergiccus ). Jurnal Kesehatan Andalas, 3(1), 1–5. jurnal.fk.unand.ac.id/index.php/jka/article/view/706. diakses tanggal 15

Desember 2018.

Zuhroiyyah, S. F., H. Sukandar. dan S. B. Sastradimaja. 2017. „Hubungan

Aktivitas Fisik dengan Kadar Kolesterol Total , Kolesterol Low- Density Lipoprotein , dan Kolesterol High-Density Lipoprotein pada Masyarakat

Jatinangor‟, JSK, 2, pp. 116–122. jurnal.unpad.ac.id/jsk_ikm/

article/download/11954/5571. diakses tanggal 13 Januari 2019

45

Page 65: DI DESA SUMITA GIANYAR

Lampiran 1

No Responden……………..

Informed Concent

(Surat Persetujuan)

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : ………………………..

Alamat : ………………………..

Setelah mendapat penjelasan, dengan ini saya menyatakan bersedia / tidak

bersedia *) berpartisipasi menjadi responden untuk melakukan penelitian yang

berjudul “Gambaran Kadar Kolesterol Total Pada Peminum Kopi di Desa Sumita

Kecamatan Gianyar”. Bila sewaktu-waktu saya merasa dirugikan dalam bentuk

apapun saya berhak membatalkan persetujuan ini.

Demikian surat pernyataan ini dibuat tanpa ada pemaksaan dari pihak

manapun dan informasi yang diperoleh dapat digunakan sepenuhnya untuk

kepentingan penelitian.

Sumita, Maret 2019

Responden

(……………………….)

*) coret yang tidak perlu

46

Page 66: DI DESA SUMITA GIANYAR

Lampiran 2

Tabel Hasil Surat Persetujuan

Kode Responden Bersedia Tidak Bersedia

01

02

03

04

05

06

07

08

09

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

21

22

23

24

25

26

27

28

29

30

47

Page 67: DI DESA SUMITA GIANYAR

Lampiran 3

Form Pertanyaan Wawancara Mengenai Kebiasaan-Kebiasaan

yang dapat Mempengaruhi Kadar Kolesterol Total pada

Peminum Kopi di Desa Sumita Kecamatan Gianyar

Nama Responden :

Jenis Kelamin :

Usia :

1. Berapa kali saudara berolahraga dalam

seminggu? 3-4 kali seminggu berolahraga

< 3 kali seminggu berolahraga

2. Berapa gelas kopi yang anda konsumsi dalam

sehari? 2-3 gelas

4-5 gelas

> 5 gelas

Keterangan:

48

Page 68: DI DESA SUMITA GIANYAR

Lampiran 4

Gambaran Desa Sumita

49

Page 69: DI DESA SUMITA GIANYAR

Lampiran 5

Hasil Pemeriksaan Kadar Kolesterol Total

50

Page 70: DI DESA SUMITA GIANYAR

Lampiran 6

TABEL HASIL WAWANCARA DAN HASIL PEMERIKSAAN LABORATORIUM

Kode Usia Berat Tinggi Rumus IMT Indeks Massa Aktivitas fisik Banyaknya Kadar Interpretasi

Responden (tahun) Badan Badan Tubuh (dalam 1 konsumsi Kolesterol Hasil

(kg) (cm) (kg/m2) minggu) kopi

01 34 63 165 ( ) 23,3 <3 kali 2-3 gelas 186 Normal

[ ( )]2

02 39 66 167 ( ) 23,7 <3 kali 4-5 gelas 278 Tinggi

[ ( )]2

03 22 69 175 ( ) 22,5 3-4 kali 2-3 gelas 165 Normal

[ ( )]2

04 29 64 170 ( ) 22,1 3-4 kali 2-3 gelas 150 Normal

[ ( )]2

05 24 75 165 ( ) 27,5 3-4 kali 2-3 gelas 196 Normal

[ ( )]2

06 34 63 163 ( ) 24,2 3-4 kali 4-5 gelas 176 Normal

[ ( )]2

07 35 68 170 ( ) 23,5 <3 kali 2-3 gelas 165 Normal

[ ( )]2

08 35 73 175 ( ) 23,8 <3 kali 2-3 gelas 161 Normal

[ ( )]2

09 35 70 173 ( ) 24,1 <3 kali 4-5 gelas 277 Tinggi

[ ( )]2

51

Page 71: DI DESA SUMITA GIANYAR

10 34 76 180 ( ) 23,4 3-4 kali >5 gelas 178 Normal

[ ( )]2

11 25 68 167 ( ) 24,4 3-4 kali 4-5 gelas 184 Normal

[ ( )]2

12 38 69 171 ( ) 23,6 3-4 kali 4-5 gelas 156 Normal

[ ( )]2

13 44 69 170 ( ) 23,8 <3 kali 2-3 gelas 194 Normal

[ ( )]2

14 23 75 172 ( ) 25,4 <3 kali 2-3 gelas 166 Normal

[ ( )]2

15 45 69 167 ( ) 24,8 <3 kali 4-5 gelas 188 Normal

[ ( )]2

16 47 67 166 ( ) 24,3 <3 kali 4-5 gelas 199 Normal

[ ( )]2

17 45 70 168 ( ) 25,0 <3 kali >5 gelas 315 Tinggi

[ ( )]2

18 40 73 169 ( ) 25,6 3-4 kali 4-5 gelas 191 Normal

[ ( )]2

19 44 65 168 ( ) 23,2 <3 kali 2-3 gelas 182 Normal

[ ( )]2

20 43 68 168 ( ) 24,2 <3 kali 2-3 gelas 166 Normal

[ ( )]2

21 45 71 170 ( ) 24,5 <3 kali 2-3 gelas 162 Normal

[ ( )]2

52

Page 72: DI DESA SUMITA GIANYAR

22 50 69 167 ( ) 24,8 <3 kali 4-5 gelas 218 Tinggi

[ ( )]2

23 43 68 169 ( ) 24,2 3-4 kali 2-3 gelas 177 Normal

[ ( )]2

24 43 69 167 ( ) 24,8 3-4 kali >5 gelas 199 Normal

[ ( )]2

25 47 68 167 ( ) 24,4 <3 kali 2-3 gelas 169 Normal

[ ( )]2

26 47 69 169 ( ) 24,2 <3 kali 4-5 gelas 193 Normal

[ ( )]2

27 28 69 170 ( ) 23,8 3-4 kali 2-3 gelas 163 Normal

[ ( )]2

28 48 67 165 ( ) 24,8 <3 kali 4-5 gelas 213 Tinggi

[ ( )]2

29 40 69 167 ( ) 24,8 <3 kali 2-3 gelas 160 Normal

[ ( )]2

30 42 71 169 ( ) 24,9 <3 kali 4-5 gelas 248 Tinggi

[ ( )]2

53

Page 73: DI DESA SUMITA GIANYAR

Lampiran 7

Surat Ijin Penelitian

54

Page 74: DI DESA SUMITA GIANYAR

Lampiran 8

Dokumentasi Penelitian

A. Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian

Alat dan bahan untuk pengambilan Alat pelindung diri (APD) darah vena

Meteran dan timbangan Alat Biolis 24iPremium

Centrifuge

55

Page 75: DI DESA SUMITA GIANYAR

B. Kegiatan pengumpulan data responden

Pengisian lembar wawancara dan pengambilan darah vena responden

Pengukuran tinggi badan dan berat badan responden

Proses pemipetan sampel dan input data sampel

56

Page 76: DI DESA SUMITA GIANYAR

Proses pemeriksaan kadar kolesterol total pada alat Biolis 24iPremium

57