diagnosis dan penatalaksanaan epistaksis anterior dan epistaksis posterior

Upload: irene-inkai-kozaly

Post on 02-Jun-2018

264 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

  • 8/10/2019 Diagnosis Dan Penatalaksanaan Epistaksis Anterior Dan Epistaksis Posterior

    1/36

    Diagnosis dan PenatalaksanaanEpistaksis Anterior dan Epistaksis Posterior

    Sarah Regina Christy11.2012.191

    Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit THTFakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

    Rumah Sakit Panti Wilasa Dr. Cipto, Semarang

  • 8/10/2019 Diagnosis Dan Penatalaksanaan Epistaksis Anterior Dan Epistaksis Posterior

    2/36

    Definisi Epistaksis (mimisan) adalah pendarahan akut

    dari rongga hidung atau nasofaring. Epistaksis anterior bisa berasal dari Pleksus

    Kiesselbach atau dari A. ethmoidalis anterior. Epistaksis posterior berasal dari A. sfenopalatina

    atau A. etmoidalis posterior.

  • 8/10/2019 Diagnosis Dan Penatalaksanaan Epistaksis Anterior Dan Epistaksis Posterior

    3/36

    Anatomi Hidung : Bagian Luar

    Hidung luar dibentuk oleh kerangka tulang dantulang rawan yang dilapisi kulit, jaringan ikat danbeberapa otot kecil, yaitu: yaitu M. nasalis parstransversa dan M. nasalis pars allaris.

  • 8/10/2019 Diagnosis Dan Penatalaksanaan Epistaksis Anterior Dan Epistaksis Posterior

    4/36

    Suplai darah: cabang-cabang A. facialis dananastomosisnya dengan A. infraorbitalis danA.supraorbitalis serta A. supratrochlearis.

    Persarafan: cabang-cabang terminal N.trigeminus, yakni N. infratrochlearis, N. nasalisexternus (cabang ethmoidalis anterior N. V1),

    dan N. infraorbitalis.

  • 8/10/2019 Diagnosis Dan Penatalaksanaan Epistaksis Anterior Dan Epistaksis Posterior

    5/36

    Anatomi Hidung : Bagian Dalam

    Tiap kavum nasi mempunyai 4 buah dinding,yaitu dinding medial (septum nasi), dindinglateral (4 buah konka), dinding inferior (dasarrongga hidung yang dibentuk os maksila dan ospalatum), dan dinding superior (dibentuk olehlamina kribiformis).

  • 8/10/2019 Diagnosis Dan Penatalaksanaan Epistaksis Anterior Dan Epistaksis Posterior

    6/36

    Suplai darah:

    1. Bagian atas rongga hidung: A. etmoid anteriordan posterior2.Bagian bawah rongga hidung: A. palatina mayor

    dan A. sfenopalatina

  • 8/10/2019 Diagnosis Dan Penatalaksanaan Epistaksis Anterior Dan Epistaksis Posterior

    7/36

    3.Bagian depan septum: Pleksus Kiesselbach.4.Dinding lateral rongga hidung: A. ethmoidales

    dan cabang nasal lateral r. sphenopalatinus A.maxillaris interna.

    Persarafan: Fungsi penghidu oleh N. olfaktoriusdan sensasi hidung oleh cabang pertama dankedua N. trigeminus.

    Mukosa hidung: Mukosa pernafasan (padasebagian besar rongga hidung, dilapisi epiteltorak berlapis semu, bersilia, dan terdapat sel sel goblet) dan mukosa penghidu (atap ronggahidung, konka superior dan sepertiga bagianatas septum, dilapisi epitel torak berlapis semu,dan tidak bersilia.

  • 8/10/2019 Diagnosis Dan Penatalaksanaan Epistaksis Anterior Dan Epistaksis Posterior

    8/36

  • 8/10/2019 Diagnosis Dan Penatalaksanaan Epistaksis Anterior Dan Epistaksis Posterior

    9/36

    Anatomi Nasofaring Ukuran melintang 4 cm, tinggi 4 cm, dan depan

    belakang 2 3 cm. Batas-batas nasofaring, yaitu:

    1.Anterior : koana oleh vomer dibagi atas koanakanan dan koana kiri

    2.Posterior : vertebra servikalis I dan II, dipisahkanoleh fascia prevertebra dan M.capitis longus danM. cervicis dan mukosa lanjutan dari mukosa atas

    3.Superior : basis cranii, diliputi oleh mukosa dan

    fascia4.Inferior : palatum molle5.Lateral : lamina medialis processus pterygoidei,

    berhubungan dengan ruang telinga tengahmelalui tuba Eustachius.

  • 8/10/2019 Diagnosis Dan Penatalaksanaan Epistaksis Anterior Dan Epistaksis Posterior

    10/36

    Bangunan-bangunan yang penting padanasofaring, yaitu:

    1.Adenoid (Tonsil Faringeal /Tonsil Lushka)2.Fossa Nasofaring (Forniks Nasofaring)3.Ostium Tuba Eustachius4.Torus Tubarius5.Resesus Faring (Fosa Rosenmuller)6.Isthmus nasofaring

  • 8/10/2019 Diagnosis Dan Penatalaksanaan Epistaksis Anterior Dan Epistaksis Posterior

    11/36

  • 8/10/2019 Diagnosis Dan Penatalaksanaan Epistaksis Anterior Dan Epistaksis Posterior

    12/36

    Suplai darah : cabang A. karotis eksterna (cabangfaring ascendens dan cabang fausial) serta daricabang A. maksila interna, yaitu cabang palatinasuperior.

    Persarafan motorik dan sensorik daerah faringberasal dari pleksus faring yang ekstensif yang

    dibentuk oleh cabang faring dari N. vagus, cabangdari N. glossofaring, dan serabut simpatis.Cabang faring dari N. vagus berisi serabutmotorik. Dari pleksus faring yang ekstensif inikeluar cabang-caang untuk otot-otot faring,kecuali M.stilofaring yang dipersarafi langsungoleh cabang N. glosofaring.

  • 8/10/2019 Diagnosis Dan Penatalaksanaan Epistaksis Anterior Dan Epistaksis Posterior

    13/36

    Epidemiologi

    Epistaksis dilaporkan timbul pada 60% populasiumum.

    Epistaksis jarang ditemukan pada bayi, sering

    pada anak, agak jarang pada orang dewasamuda, dan lebih banyak lagi pada orang dewasalanjut.

    Puncak kejadian dari epistaksis didapatkanberupa dua puncak (bimodal) yaitu pada usiakurang dari 10 tahun dan lebih dari 50 tahun.

  • 8/10/2019 Diagnosis Dan Penatalaksanaan Epistaksis Anterior Dan Epistaksis Posterior

    14/36

    Etiologi : Faktor Lokal

    Trauma Deviasi Septum Benda asing Reaksi inflamasi lokal pada hidung dan

    sinus paranasal Neoplasma Perubahan suhu atau tekanan atmosfir

  • 8/10/2019 Diagnosis Dan Penatalaksanaan Epistaksis Anterior Dan Epistaksis Posterior

    15/36

    Etiologi : Faktor Sistemik

    Kelainan kongenital : Teleangiektasishemoragik herediter, Von Willenbranddisease

    Kelainan darah : leukimia, trombositopenia,

    hemofilia Penyakit kardiovaskular : hipertensi,

    arteriosklerosis, nefritis kronik, sirosishepatis, diabetes mellitus

    Infeksi sistemik : DBD, demam tifoid,influenza, dan morbili yang disertai epistaksis. Gangguan hormonal : pada wanita hamil atau

    menopause karena pengaruh perubahan

    hormonal.

  • 8/10/2019 Diagnosis Dan Penatalaksanaan Epistaksis Anterior Dan Epistaksis Posterior

    16/36

    Patofisiologi

    Epistaksis anterior bagian depan hidungdengan asal perdarahan dari Pleksus Kiesselbachyang letaknya superficial dan mudah cedera olehtrauma ringan pada pembuluh darah ruptur

    perdarahan ke luar hidung. Hal ini terutama terjadi pada membran mukosa

    yang sudah terlebih dahulu mengalami inflamasiakibat dari infeksi saluran pernafasan atas, alergi,

    atau sinusitis.

  • 8/10/2019 Diagnosis Dan Penatalaksanaan Epistaksis Anterior Dan Epistaksis Posterior

    17/36

    Epistaksis posterior rongga hidungposterior melalui cabang A. sfenopalatinadan A. etmoidalis posterior.

    Epistaksis posterior menunjukkan gejalayang tidak terlalu jelas seperti mual,muntah darah, batuk darah, anemia, danmelibatkan pembuluh darah besar perdarahan lebih hebat jarang berhenti

    spontan.

  • 8/10/2019 Diagnosis Dan Penatalaksanaan Epistaksis Anterior Dan Epistaksis Posterior

    18/36

    Gejala Klinik

    Epistaksis ringan : berasal dari bagian anteriorhidung, keluar darah dalam jumlah yang sedikitdan biasanya dapat berhenti sendiri.

    Epistaksis berat : berasal dari bagian posteriorhidung, banyak kehilangan darah, tekanan darahturun, takikardi, takipneau, serta dapatmenyebabkan terjadinya iskemia serebri,insufisiensi koroner, infark miokard, bahkankematian jika tidak cepat ditolong.

  • 8/10/2019 Diagnosis Dan Penatalaksanaan Epistaksis Anterior Dan Epistaksis Posterior

    19/36

    Diagnosis

    Anamnesis Pemeriksaan Fisik

    Pemeriksaan Penunjang

  • 8/10/2019 Diagnosis Dan Penatalaksanaan Epistaksis Anterior Dan Epistaksis Posterior

    20/36

    Anamnesis Lokasi perdarahan? Darah mengalir ke luar hidung atau ke dalam

    tenggorakan, tertelan, dan muntah darah bila pasienduduk tegak?

    Lama perdarahan?

    Faktor pencetus terjadinya perdarahan? Perkiraan volume darah yang keluar? Usaha pengobatan sebelumnya? Pertama kali dirasakan atau pernah sebelumnya? Riwayat dalam keluarga dengan keluhan serupa atau

    riwayat gangguan perdarahan lainnya? Riwayat pengobatan sebelumnya, seperti pemakaian

    antikoagulan, OAINS, dan obat kimia toksik? Menderita trauma hidung, hipertensi, diabetes

    mellitus, gagal ginjal, atau penyakit genetika?

  • 8/10/2019 Diagnosis Dan Penatalaksanaan Epistaksis Anterior Dan Epistaksis Posterior

    21/36

    Pemeriksaan Fisik

    Rinoskopi Anterior Rinoskopi Posterior Nasolaringoskopi

    http://refimgshow%286%29/
  • 8/10/2019 Diagnosis Dan Penatalaksanaan Epistaksis Anterior Dan Epistaksis Posterior

    22/36

    Pemeriksaan Penunjang

    Pemeriksaan Laboratorium : darah tepi lengkap,fungsi hemostatis, uji faal hati, dan uji faal ginjal.

    EKG Pemeriksaan Radiologi : CT scan dan MRI.

  • 8/10/2019 Diagnosis Dan Penatalaksanaan Epistaksis Anterior Dan Epistaksis Posterior

    23/36

    PenatalaksanaanPerdarahan Anterior Aktif Minor

    http://refimgshow%2810%29/http://refimgshow%289%29/http://refimgshow%283%29/http://refimgshow%2816%29/
  • 8/10/2019 Diagnosis Dan Penatalaksanaan Epistaksis Anterior Dan Epistaksis Posterior

    24/36

    Epistaksis Minor Berulang

    Pembuluh darah yang menonjol melewatiseptum anterior anestesi lokal dan agenvasokonstriktor, misalnya larutan kokain 4% atauxilokain dengan epinefrin kauterisasi dengan

    larutan asam trikloroasetat 50% pada pembuluhdarah tersebut.

    Jika pembuluh darah menonjol pada kedua sisiseptum tidak mengkauter daerah yang samapada kedua sisi. Sekalipun menggunakan zatkauterisasi dengan penetrasi rendah, namundaerah permukaan yang dicakup kauterisasi

    harus dibatasi.

  • 8/10/2019 Diagnosis Dan Penatalaksanaan Epistaksis Anterior Dan Epistaksis Posterior

    25/36

    Perdarahan Posterior Aktif

    http://refimgshow%2814%29/http://refimgshow%2810%29/http://refimgshow%289%29/http://refimgshow%283%29/http://refimgshow%2816%29/
  • 8/10/2019 Diagnosis Dan Penatalaksanaan Epistaksis Anterior Dan Epistaksis Posterior

    26/36

    Ligasi Pembuluh Spesifik

    Ligasi Arteri Karotis EksternaInsisi melintang atau memanjang sepanjang

    batas anterior M. sternokleidomastoideussetinggi tulang hioid M. platisma diangkat,

    dapat dikenali batas anterior M.sternokleidomastoideus diseksi hati-hatidapat dikenali selubung karotis, vena jugularis,dan N. vagus diseksi lebih lanjut visualisasibulbus karotis ligasi dengan ikatan memakaibenang sutera di atas percabangan arterilingualis.

  • 8/10/2019 Diagnosis Dan Penatalaksanaan Epistaksis Anterior Dan Epistaksis Posterior

    27/36

    Ligasi Arteri Maksilaris InternaInsisi Cadwell dari garis tengah hingga

    daerah gigi molar atas kedua mukoperiosteumdiangkat dari dinding anterior sinus maksilaris sisa dinding anterior diangkat sambil menjagaN.infraorbitalis dinding sinus posterior yangbertulang diangkat lubang ke dalam fosapterigomaksilaris diperbesar pembuluh darahdiidentifikasi dan klip logam dipasang pada arterimaksilaris interna, sfenopalatina dan palatinedesendens luka ditutup dan tampon hidungposterior diangkat.

  • 8/10/2019 Diagnosis Dan Penatalaksanaan Epistaksis Anterior Dan Epistaksis Posterior

    28/36

    Ligasi Arteri Etmoidalis AnteriorInsisi melengkung memanjang pada hidung

    di antara dorsum dan daerah kantus media periosteum diangkat dengan hati-hati danligamentum kantus media dikenali Arterietmoidalis anterior (terletak pada suturapemisah tulang frontal dengan tulangetmoidalis) dijepit dengan suatu klip hemostatikatau suatu ligasi tunggal.

    Karena terletak dekat dengan saraf optikus,maka pembuluh etmoidalis harus dicapai denganretraksi bola mata yang sangat hati-hati.

  • 8/10/2019 Diagnosis Dan Penatalaksanaan Epistaksis Anterior Dan Epistaksis Posterior

    29/36

    Epistaksis Berkaitan denganTrauma Hidung

    Berlangsung singkat, dan berhenti spontan.Adakalanya epistaksis dapat berulang kembalibeberapa jam kemudian.

    Epistaksis dapat berulang setelah beberapa haripada fraktur yang tidak direduksi saatpembengkakan mulai berkurang.

    Terapi terbaik pada keadaan demikian adalahreduksi segera fraktur hidung. Kegagalanmengatasi perdarahan setelah reduksi frakturmungkin memerlukan prosedur ligasi.

  • 8/10/2019 Diagnosis Dan Penatalaksanaan Epistaksis Anterior Dan Epistaksis Posterior

    30/36

    Epistaksis Berkaitan dengan Kelainan

    Perdarahan Spesifik

    Dermoplasti septum pengangkatan mukosaseptum nasi anterior, dasar hidung, dan bagiananterior konka inferior dengan hati-hati, danpenggantian mukosa dengan cangkok kulitketebalan paruh biasanya hanya pada satusisi namun dapat diulangi pada sisi satunya.

    Meskipun tindakan ini menyebabkanpembentukan krusta dalam hidung, namunagaknya perlu dilakukan pada pasien-pasienyang telah mendapat transfusi berulang.

  • 8/10/2019 Diagnosis Dan Penatalaksanaan Epistaksis Anterior Dan Epistaksis Posterior

    31/36

    Epistaksis pada Penderita Leukemia

    Karena infeksi berat lebih mudah terjadi padapasien-pasien ini, maka pemakaian lama tamponhidung anterior dan posterior harus dihindari.

    Meskipun kurang dapat diandalkan, mula-muladapat dicoba preparat thrombin atau hemostatiktopikal, seperti kapas Oxycel atau Gelfoam.Antibiotik sistemik perlu diberikan bahkan padapemasangan tampon anterior dari kasa.

  • 8/10/2019 Diagnosis Dan Penatalaksanaan Epistaksis Anterior Dan Epistaksis Posterior

    32/36

    Komplikasi

    Perdarahan yang hebat aspirasi darah kedalam saluran napas bawah, juga dapatmenyebabkan syok, anemia, dan gagal ginjal.

    Turunnya tekanan darah mendadak hipotensi,hipoksia, iskemia serebri, insufisiensi koroner,infark miokard kematian.

    Tampon anterior rinosinusitis, otitis media,

    septikemia, atau toxic shock syndrome . Tampon Bellocq laserasi palatum mole atau

    sudut bibir, jika benang yang keluar dari mulutterlalu ketat dilekatkan pada pipi.

  • 8/10/2019 Diagnosis Dan Penatalaksanaan Epistaksis Anterior Dan Epistaksis Posterior

    33/36

    Tampon balon tidak boleh dipompa terlalu keras nekrosis mukosa hidung atau septum.

    Ligasi transantral arteri maxillaris interna risiko anestesi, rinosinusitis, fistula oroantral,rasa tidak nyaman di infraorbital, trauma padagigi

    Ligasi transoral arteri maxillaris interna risikoanestesi, trismus, parestesia lidah

    Ligasi arteri ethmoid anterior atau posterior

    risiko anestesi, rhinosinusitis, trauma duktuslakrimalis, dan kebutaan.

  • 8/10/2019 Diagnosis Dan Penatalaksanaan Epistaksis Anterior Dan Epistaksis Posterior

    34/36

    Pencegahan Jangan mengorek hidung atau mengeluarkan

    lendir dari hidung terlalu keras. Menggunakan semprot hidung berisi saline (over

    the counter), vaseline, atau petroleum jellysebelum tidur

    Menghindari trauma pada wajah Menggunakan masker untuk menghindarimenghirup zat-zat kimia secara langsung

    Hindari asap rokok karena asap dapatmengeringkan dan mengiritasi mukosa

    Jika menderita alergi, berikan obat antialergi untukmengurangi gatal pada hidung

    Stop pemakaian aspirin karena akan memudahkanterjadinya mimisan dan membuat mimisan

    berkepanjangan

  • 8/10/2019 Diagnosis Dan Penatalaksanaan Epistaksis Anterior Dan Epistaksis Posterior

    35/36

    Prognosis

    Dubia ad bonam

  • 8/10/2019 Diagnosis Dan Penatalaksanaan Epistaksis Anterior Dan Epistaksis Posterior

    36/36

    Terima KasihPresentasi Referat

    15 Juli 2013