diagnosis omsk

2
Diagnosis OMSK Diagnosis OMSK (pre op) ditegakkan berdasarkan anmnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang. Dari anamnesis didapatkan keluhan keluar cairan dari telinga kanan yang hilang timbul sejak 1 tahun yang lalu. Keluhan otorea ini sudah berlangsung lebih dari 2 bulan yang menujukkan telah terjadi otorea kronis. Keluhan otorea ini dapat terjadi akibat adanya suatu proses di telinga luar atau telinga tengah, oleh karena itu diperlukan pemeriksaan fisik yang baik. Pada PF inspeksi tidak ditemukan abses pada daerah retroaurikuler yang dapat menandakan terjadinya proses infeksi kronis pada telinga. Namun pada bagian retroaurikuler pasien terdapat fistel dan krusta. Pada pemeriksaan liang telinga, liang tampak sempit namun tampak tenang sehingga dapat menyingkirkan kemungkinan otorea tersebut berasal dari telinga luar oleh akibat adanya infeksi (OE, jamur), benda asing, serumen prop, dan massa. Liang telinga yang tampak sempit ini menyulitkan pemeriksa untuk melihat keadaan membrane timpani, sebab untuk mendukung diagnosis OMSK harus melihat keutuhan membrane timpani. Pada pemeriksaan penunjang (Rontgen Mastoid) didapatkan hasil yang normal yaitu pneumatisasi kedua mastoid masih baik dan tidak didapatkan gambaran yang mengarah pada terdapatnya kolesteatoma. Namun pada CT scan didapatkan pneumatisasi mastoid kanan yang agak berkurang. Kedua membrane timpani juga

Upload: dennis-william-pratama

Post on 26-Jun-2015

177 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: Diagnosis OMSK

Diagnosis OMSK

Diagnosis OMSK (pre op) ditegakkan berdasarkan anmnesis, pemeriksaan fisik, dan

pemeriksaan penunjang. Dari anamnesis didapatkan keluhan keluar cairan dari telinga kanan

yang hilang timbul sejak 1 tahun yang lalu. Keluhan otorea ini sudah berlangsung lebih dari 2

bulan yang menujukkan telah terjadi otorea kronis. Keluhan otorea ini dapat terjadi akibat

adanya suatu proses di telinga luar atau telinga tengah, oleh karena itu diperlukan

pemeriksaan fisik yang baik.

Pada PF inspeksi tidak ditemukan abses pada daerah retroaurikuler yang dapat menandakan

terjadinya proses infeksi kronis pada telinga. Namun pada bagian retroaurikuler pasien

terdapat fistel dan krusta. Pada pemeriksaan liang telinga, liang tampak sempit namun tampak

tenang sehingga dapat menyingkirkan kemungkinan otorea tersebut berasal dari telinga luar

oleh akibat adanya infeksi (OE, jamur), benda asing, serumen prop, dan massa. Liang telinga

yang tampak sempit ini menyulitkan pemeriksa untuk melihat keadaan membrane timpani,

sebab untuk mendukung diagnosis OMSK harus melihat keutuhan membrane timpani.

Pada pemeriksaan penunjang (Rontgen Mastoid) didapatkan hasil yang normal yaitu

pneumatisasi kedua mastoid masih baik dan tidak didapatkan gambaran yang mengarah pada

terdapatnya kolesteatoma. Namun pada CT scan didapatkan pneumatisasi mastoid kanan

yang agak berkurang. Kedua membrane timpani juga tidak tervisualisasi pada pencitraan ini

sehingga masih menyulitkan untuk mendiagnosa. Selain itu didapatkan kesan normal untuk

poin-poin yang lainnya.

Pada pemeriksaan BERA didapatkan hasil yang masih normal untuk kedua telinga yaitu:

- Aurikular Dextra : Ambang respons elektrofisiologi terdeteksi sampai 20 dB

- Aurikular Sinistra : Ambang respons elektrofisiologi terdeteksi sampai 25 dB

Selain itu pada pemeriksaan hidung dan tenggorok masih dalam batas normal. Pemeriksaan

hidung tersebut penting dilakukan untuk melihat kelainan yang mungkin dapat menjadi factor

predisposisi terjadi infeksi hidung yang dapat berlanjut menjadi OM.