diagnosis penyakit alergi
DESCRIPTION
diagnosis penyakit alergiTRANSCRIPT
-
DIAGNOSISPENYAKIT ALERGIDr. Ny. D. Takumansang-Sondakh, SpA(K)
Sub Bagian Alergi ImunologiFakultas KedokteranUniversitas Sam Ratulangi
-
I. ANAMNESAFaktor yang berperan :- Obat-obatan- Makanan- Lingkungan- Iritan (bau-bauan)- Gigitan binatang- Kelelahan- Pergantian cuaca- Haid- Emosi2. Kapan timbul serangan pertama kali ?3. Bagaimana frekuensi serangan ?4. Apakah keluhan paling hebat pada siang/pagi/malam?5. Apakah ada riwayat alergi dalam keluarga?
-
II. PEMERIKSAAN PENUNJANGPemeriksaan penunjang klinis1. Uji kulit terhadap alergen (tes kulit)2. Uji fungsi paru3. Uji provokasi bronkial4. Uji provokasi obat5. Uji provokasi makanan6. Uji kulit tipe lambat
Pemeriksaan penunjang laboratoris- Darah tepi lengkap- Hitung eosinofil total- Kadar IgE total serum, IgE spesifik
-
1. TES KULIT
Prinsip Pemeriksaan
adanya reaksi wheal and flare pada kulit untuk membuktikan adanya IgE spesifik terhadap alergen yang di uji (reaksi tipe I)
-
SYARAT :
- Alergen dipilih paling mungkin terpapar- Tes ditunda bila terdapat bronkospasme atau gejala alergi berat lain atau kelainan daerah kulit- Selama 3-5 hari tidak bleh minum obat-obat (antihistamin, kortikosteroid, teofilin, agonis)- Perlengkapan resusitasi dan obat mengatasi reaksi anafilaksis tersedia
-
Faktor Yang Mempengaruhi
Usia penderitamakin muda usia reaktivitas kulit lebih rendahuji kulit paling baik : usia > 3 tahunObat : - antihistamin- kortikosteroid- agonis- teofilin
-
Kemaknaan Hasil Uji Kulit
Teknik dan interpretasi yang benarAlergen dengan kualitas yang baik
SpesisifitasSensitivitas
Tinggi
-
Macam Tes Kulit
Tes Tusuk (prick test)
Tes intradermal (intrakutan)
Tes tempel (pacth test)
-
Indurasi dan eritema dari alergen yang di uji > Histamin : ++++Indurasi dan eritema dari alergen yang di uji= Histamin : +++Indurasi dan eritema dari alergen yang di uji < (+ 50%) Histamin : ++Indurasi dan eritema dari alergen yang di uji< (dari 50%) Histamin : +
Tes kulit terhadap alergen (+) resiko besar untuk bereaksi terhadap alergen tersebutTes kulit (-) tahan terhadap alergen
-
Tes Tusuk
Waktu singkatLebih sesuai dengan untuk anakTempat paling baik : daerah volar lengan bawahLapisan superfisial kulit ditusuk dan dicungkil keatas lansetEkstrak alergen 1.000-10.000 kali lebih pekatTrauma lebih kecilReaksi anafilaksis lebih kecilSpesifitas , sensitivitas
-
Tes Intradermal
0.02 ml ekstrak alergen dalam 1 ml semprit tuberkulin superfisial
Mulai konsentrasi rendah dengan konsentrasi 10 kali lipat indurasi
Paling sensitif
Resiko besar reaksi anafilaksis
-
2. Uji Fungsi Paru
Menilai : - Beratnya asma- Hasil pengobatan
Sederhana dan relatif murah
Anak usia > 6-8 tahun asma
-
* FEV1 (Volume ekspirasi Paksa Dalam 1 Detik)
Spirometer
Hanya sedikit kooperasi penderita (dibandingkan dengan PEFR)
Kapasitas vital paksa (FVC = forced vital capacity) dapat di ukur
Disesuaikan dengan jenis kelamin, umur, tinggi badan
-
* PEFR (Aliran Ekspirasi Puncak)
Wright peak flow meter atau wright mini peak flow meter
Pasien berobat jalan
Gangguan saluran nafas
-
Asma Episodik
Ringan FEV1 dan PEFR : 25-50%
Sedang FEV1 dan PEFR : 12-25%
Berat FEV1 dan PEFR : 10-15% (< 12%)
-
3. Uji Provokasi Bronkial
Menilai reaktivitas bronkus- Uji latihan (exercise test)- Uji provokasi metakolin dan histamin
-
Uji Latihan
Menilai hiperreaktivitas bronkus asma latihan fisis, prinsip : bronkokonstriksi o/k kehilangan pada mukosa saluran nafas
Dilakukan bila pada pemeriksaan fisis dan respons terhadap bronkodilator meragukan
Membedakan asma dengan kelainan saluran nafas lain
-
Teknik :- lari bebas 6-8 menit- latihan cukup keras sesak nafas- pemeriksaan FEV1 atau PFER sebelum uji dan kemudian 1, 5, 10, 15 dan 20 menit setelah latihan- penurunan 20% abnormal
Kontraindikasi :- kelainan kardiovaskular
-
Uji Provokasi Metakolin Dan HistaminPerangsangan bronkus bronkokonstriksi
Inhalasi larutan bolus pada awal inspirasi dalam
Frekuensi nafas dan konsentrasi metakolin bervariasi
Dosis total provokasi 20% Penurunan FEV1
Inhalasi kontinu meningkatkan konsentrasi metakolin selama 2 menit
-
4. Uji Provokasi Obat
Menimbulkan kembali gejala-gejala yang timbul sebelumnya dengan memberikan obat yang dicurigai
Cara :- Uji tempel (patch tempel)* Dermatitis Kontak- Rechallenge test : pemberian ulang
-
Obat yang dicurigai Uji Provokasi Obat
Obat mulai dengan dosis rendah secara oral
Dosis awal dapat sampai 1% dari dosis terapeutik
Dosis tersebut dinaikkan 10 kali setiap 15-60
Bila terjadi reaksi uji provokasi dihentikan atau dilanjutkan dengan desensitisasi, bila obat tersebut sangat penting dan sangat sulit diganti
-
5. Uji Provokasi Makanan
Eliminasi makanan (diet elimination)Provokasi
Cara :- Uji provokasi makanan terbuka (open food challenge)- Uji provokasi makanan buta ganda (double blind placebo controlled food challenge = DBPCFC)
-
6. Uji Kulit Tipe Lambat
Pemeriksaan status imunologis seluler invivo dan invitro
Untuk mengukur reaksi imunologi seluler secara invitro reaksi hipersensitivitas tipe lambat sesudah penyuntikan antigen yang sudah dikenal sebelumnya (recall antigen) pada kulit
-
Pemeriksaan Penunjang laboratoris
Darah tepi lengkap
- Anemia- Leukopenia atau leukositosis- LED
-
Total Eosinofil Darah
Cara :- darah vena + eosin (1:10)- diamkan selama 10 menit- dikocok-kocok + 3 menit- taruh dalam 2 kotak hitung (neubauer)- lihat dibawah mikroskop
-
Tanda khas eosinofil :- nukleus bilobus- banyak granula- sitoplasma warna merah terang
Nilai Normal : 50-100/mm3
Eosinofilia :- penyakit alergi- non alergi : investasi cacing, penyakit hodgkin, periarteritis nodosa, loeffler syndrome
-
IgE total dan IgE spesifik serumIgE total atopi
IgE spesifik :Lebih berartiSangat membenatu dalam diagnosisTerutama dilakukan :1. tes kulit tidak dapat dilakukan pada dermografism2. hasil tes kulit diragukan atau kurang dapat dipercaya
-
Aspek imunologi ImunisasiImunisasi :Suatu cara untuk meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu antigen, sehingga bila kelak ia terpajan pada antigen yang serupa, tidak terjadi penyakit
-
Cara Timbulnya Kekebalan :
Kekebalan Pasif
Kekebalan Aktif
-
Kekebalan Pasif :Diperoleh dari luar tubuh
Bukan dibuat oleh individu itu sendiri
Tidak berlangsung lama
-
Kekebalan Aktif :Dibuat oleh tubuh sendiri akibat terpajan pada antigen seperti pada imunisasi atau terpajan secara alamiah
Berlangsung lebih lama karena adanya memori imunologik
-
Respon imun : respon tubuh terhadap antigen, sehingga tubuh dapat mengeliminasi antigen tersebut
Dilihat dari berapa kali pajanan antigen :- respon imun primer- respon imun sekunder
-
Respon imun primer : respon imun yang terjadi pada pajanan pertama kalinya dengan antigen
Antibodi yang terbentuk : IgM dengan titer dan daya afinitas lebih rendah serta fase lag (waktu antara antigen masuk sampai timbul antibodi) lebih lama bila dibandingkan dengan respons imun sekunder
-
Respon Imun Sekunder :
Respon imun yang terjadi pada pajanan berulang kali dengan antigen
Antibodi yang terbentuk : IgG dengan titer dan afinitas lebih tinggi serta fase lag lebih pendek dibandingkan dengan respons imun primer
-
Konsentrasi AntibodiPRIMERSEKUNDERSteady StateLogarithmicIncreaseInductive PeriodeTotal AbIgMIgGIgMIgGTotal AbDeclineNegative Phase
-
Pada imunisasi respons imun sekunder inilah yang diharapkan akan memberi respons adekuat bila terpajan antigen yang serupa kelak
Titer antibodi cukup tinggiSifatNilai protektif
Respon imun sekunder ini diterapkan dengan memberikan berulang beberapa kali
-
Keberhasilan imunisasi- Status imun host- Kualitas dan kuantitas vaksin
Status imun host- Gizi buruk menurunkan fungsi sel sistem imun (makrofag dan limfosit)- Adanya antibodi spesifik pada host terhadap vaksin yang diberikan
-
Kualitas Dan Kuantitas Vaksin :Vaksin : Mikroorganisme atau toksoid yang diubah sedemikian rupa sehingga patogenisitas atau toksisitasnya hilang tetapi masih tetap mengandung antigenisitasnya
Faktor kualitas dan kuantitas vaksin :- cara pemberian- dosis- frekuensi pemberian- ajuvan yang dipergunakan- jenis vaksin
-
Macam-Macam Jenis Vaksin
Mikroorganisme mati- tifoid- poliomielitis (salk)- kolera
Mikroorganisme yang dilemahkan- measle- poliomielitis (sabin)- rubella
-
Beda Vaksin Poliomielitis
SABIN :SALK :Oral (mulut)Virus hidupRespons SIgA yang melindungi infeksi virus lebih baikSuntikan (IM)Virus matiKurang baik