diajukan kepada fakultas ekonomi dan bisnis untuk memenuhi...
TRANSCRIPT
PENGARUH ZAKAT,INFAQ, SHADAQOH (ZIS), INDEKS
PEMBAGUNAN MANUSIA (IPM) DAN KEMISKINAN
TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI PROVINSI
SUMATRA BARAT TAHUN 2013-2016
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat-syarat Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh:
VIKA FATIMATUZ ZAHRO
1113086000008
Jurusan Ekonomi Syariah
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
1437 H/2017M
`
iv
v
vi
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
IDENTITAS DIRI
PENDIDIKAN FORMAL
Nama Lengkap
Jenis Kelamin
Tempat, Tanggal Lahir
Kewarganegaraan
Status
Tinggi/Berat Badan
Agama
Pendidikan Terakhir
Alamat
Telfon
: Vika Fatimatuz Zahro
: Perempuan
: Manna, 26 Oktober 1995
: Indonesia
: Belum Menikah
: 156 cm / 47 kg
: Islam
: SLTA / MA
: Jln. Trip Kastalani No.108 Manna, Bengkulu Selatan,
Bengkulu, 38516
: +62 85714352229
2001 - 2007
2007 - 2010
2010 - 2013
2013 - 2017
: MI Al-Quraniyah, Bengkulu Selatan
: SMP Negeri 2 Bengkulu Selatan
: MA Amanatul Ummah, Pacet, Mojokrto
: Program Sarjana (S1) Jurusan Ekonomi Syariah
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
vii
PENGALAMAN ORGANISASI
1. Staf Keuangan Simpanan Koperasi Mahasiswa (KOPMA) UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta Periode 2014.
2. Wakil Humas Pekan Koperasi (KOPMA) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Periode 2014
3. Sekretaris Kuliah Kerja Nyata (KKN) GAUNG 035 di Desa Tegallega,
Cigudeg-Bogor 25 Juli-25 Agustus 2016
SEMINAR DAN WORKSHOP
1. Seminar Kewirausahaan KOPMA “Menciptakan Enterpreneur yang Sip
dan Berprinsip” pada Oktober 2013.
2. Seminar Kewirausahaan KOPMA “Menciptakan Enterpreneur yang Sip
dan Berprinsip” pada Oktober 2013.
3. Seminar Nasional Ikatan Ahli Ekonomi Islam “Building Strategic Alliance
In Islamic Economic, Finance, and Business Policies” pada april 2015
4. Seminar Anti Corruption Clearing House “Langkah Cerdas Cegah
Korupsi”
KEGIATAN
1. Meet and Greet 2013 LDK KOMDA Fakultas Ekonomi dan Bisnis
“Rahasia Mahasiswa Ideal” 12 September 2013.
2. Bedah Buku “Satanic Finance” LDK KOMDA Fakultas Ekonomi dan
Bisnis, Mei 2014
viii
3. Pendidikan dan Pelatihan Dasar Perkoperasian ke XXIV “Menjadi
Generasi Kopma Luar Biasa” pada November – Desember 2013.
4. Pendidikan Menengah Koperasi Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah ke-
24 “Growing The Spirit and Skill of Management” pada Mei – Juni 2014.
5. Diskusi Interaktif Kompas Kampus “APEC Di Mata Anak Muda” pada
Oktober 2013.
6. Company Visit “Peran Bank Indonesia di Bidang Moneter” di Bank
Indonesia pada April 2014.
7. CompanyVisit di Otorijas Jasa Keuangan (OJK) pasa 23 September 2015
8. Company Visit di Dana Reksa Sekuritas pada Desember 2015
ix
ABSTRACT
This study aims to analyze the Influence of Zakat, Infaq and Shadaqah
(ZIS), Human Development Index (HDI) and Poverty to Economic Growth Rate in
West Sumatra Province Year 2013-2016. The data used in this study is secondary
data and the method used is panel data regression analysis using Fixed Effect
Model with the help of Eviews 9 to get an overview about the relationship between
one variable with another variables. The sample in this study consisted of 19
cities/regencies in West Sumatra Province for 4 years from 2013-2016.
The results showed that the variable of HDI and Poverty has a
significant influence on the rate of economic growth partially. While the ZIS does
not have a significant effect on the rate of economic growth partially. The result
of regression analysis simultaneously obtained that ZIS, IPM and Poverty
together influence Economic Growth Rate. The prediction ability of the three
variables to the Economic Growth Rate is 84.15% and the remaining 15.85% is
influenced by other factors not included in the research model.
Keywords: Economic Growth Rate of West Sumatra Province, Zakat, Infaq and
Shadaqah (ZIS), Human Development Index (HDI) and Poverty, Panel Data
x
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis Pengaruh Zakat, Infaq dan
Shadaqah (ZIS), Indeks Pembangunan Manusia (IPM) dan Kemiskinan terhadap
Laju Pertumbuhan Ekonomi di Provinsi Sumatra Barat Tahun 2013-2016. Data
yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dan metode yang
digunakan yaitu analisis regresi data panel menggunakan Fixed Effect Model
dengan bantuan program Eviews 9 untuk memperoleh gambaran yang menyeluruh
mengenai hubungan antara variabel satu dengan variabel yang lain. Sampel dalam
penelitian ini terdiri dari 19 kota/kabupaten di Provinsi Sumatra Barat selama 4
tahun yaitu dari tahun 2013-2016.
Hasil Penelitian menunjukkan bahwa variabel IPM dan Kemiskinan
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Laju Pertumbuhan Ekonomi secara
parsial. Sedangkan ZIS tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Laju
Pertumbuhan Ekonomi secara parsial. Hasil analisis regresi secara simultan
diperoleh bahwa ZIS, IPM dan Kemiskinan secara bersama-sama mempengaruhi
Laju Pertumbuhan Ekonomi. Kemampuan prediksi dari ketiga variabel tersebut
terhadap Laju Pertumbuhan Ekonomi sebesar 84.15% dan sisanya 15.85%
dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak dimasukkan ke dalam model penelitian.
Kata Kunci : Laju Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Sumatra Barat, Zakat,
Infaq dan Shadaqah (ZIS), Indeks Pembangunan manusia
(IPM) dan Kemiskinan, Data Panel
xi
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum wa rahmatullahi wa barakaatuh
Puji dan syukur kehadirat Allah Subhanahu wa Ta‟ala yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini dengan judul “Pengaruh Zakat, Infaq dan Shadaqah (ZIS), Indeks
Pembangunan Manusia (IPM) dan Kemiskinan terhadap Laju Pertumbuhan
Ekonomi di Provinsi Sumatra Barat Tahun 2013-2016” sebagai salah satu syarat
untuk menyelesaikan Program Sarjana (S1) Jurusan Ekonomi Syariah Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Tak
lupa pula shalawat serta salam tercurahkan kepada junjungan Nabi besar
Muhammad Shallallahu Alayhi wa Sallam, sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini dengan sebaik-baiknya.
Dalam penelitian ini penulis menyadari bahwa penulisan ini tidak dapat
terselesaikan tanpa dukungan, bantuan, bimbingan serta do’a dari berbagai pihak.
Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini terutama pada:
1. Terimakasih kepada kedua orang tua, pembimbing sepanjang masa. Ibuku
tersayang Istianah dan Ayahku tercinta Rohman Hakim. Terima kasih
telah mencintai, mendidik, dan memberikan do’a tanpa henti kepadaku.
Terimakasih banyak atas jasa-jasa mu selama ini baik dukungan materi
maupun non-materi untuk dapat melancarkan studi ini yang tidak bisa
terbalaskan atas apa yang Ibu dan Ayah lakukan.
xii
2. Bapak Dr. M. Arief Mufraini, Lc., M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta dan
sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah meluangkan waktunya
dengan penuh kesabaran dan pengarahan dalam menyelesaikan skripsi ini.
3. Bapak Yoghi Citra Pratama, M.Si Selaku Ketua Jurusan Ekonomi Syariah
dan Pembimbing Akademik serta Ibu Tini Anggraeni ST., M.Si selaku
sekretaris Jurusan Ekonomi Syariah. Semoga dapat menjadi panutan untuk
Jurusan Ekonomi Syariah dalam memajukannya.
4. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis, terima kasih atas curahan
ilmu yang Bapak dan Ibu berikan kepada saya. Semoga amalmu mendapat
keberkahan dari Allah Subhanahu wa Ta‟ala.
5. Seluruh jajaran karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis, atas kerja
kerasnya melayani mahasiswa dengan baik dan meningkatkan citra
Fakultas Ekonomi dan Bisnis.
6. Kepada teman sekaligus keluarga selama berada di tanah perantauan,
Neztovero Jakarta, yang telah memberikan semangat dan do’a yang tak
henti kepada penulis.
7. Seluruh teman-teman Ekonomi Syariah angkatan 2013 terutama Abie
Ayub Al Anshori, Dita Fathiani, Ficky Septiana, Dimas Rachman Taufik,
Muhammad Bahariansyah, yang telah memberikan dukungan dan berbagi
ilmu satu sama lain semasa kuliah.
xiii
Penulis menyadari bahwa hasil penelitian ini masih memiliki banyak
kekurangan dan jauh dari kata sempurna dikarenakan terbatasnya pengalaman dan
pengetahuan yang dimiliki penulis. Dengan segenap kerendahan hati penulis
mengharapkan saran, arahan, maupun kritikan yang konstuktif dengan
penyempurnaan hasil penelitian ini.
Wassalamualaikum wa rahmatullahi wa barakaatuh
Jakarta, 26 Oktober 2017
Vika Fatimatuz Zahro
1113086000008
xiv
DAFTAR ISI
COVER
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ................................................................................ v
ABSTRACT ............................................................................................................. ix
ABSTRAK .............................................................................................................. x
KATA PENGANTAR ........................................................................................... xi
DAFTAR ISI ........................................................................................................ xiv
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang ............................................................................................. 1
2. Rumusan Masalah ........................................................................................ 9
3. Tujuan Penelitian ......................................................................................... 9
4. Manfaat Penelitian ..................................................................................... 10
5. Sistematika Penulisan ................................................................................ 11
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
1. Landasan Teori ........................................................................................... 13
a. Pertumbuhan Ekonomi ........................................................................... 13
b. Pertumbuhan Ekonomi Perspektif Islam ................................................ 14
c. Pengertian Zakat, Infaq dan Shadaqah (ZIS) ......................................... 15
d. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) .................................................... 20
e. Pengertian Indeks Pembangunan Manusia ........................................... 20
f Kemiskinan ............................................................................................. 25
2. Keterkaitan Antar Variabel ........................................................................ 27
Hubungan ZIS dengan Pertumbuhan Ekonomi ...................................... 27
Hubungan IPM dengan Pertumbuhan Ekonomi ..................................... 29
Hubungan Kemiskinan dengan Pertumbuhan Ekonomi ........................ 29
xv
3. Penelitian Terdahulu .................................................................................. 30
4. Kerangka Penelitian ................................................................................... 35
5. Hipotesa Penelitian .................................................................................... 36
BAB III METODOLOGI PENELITIAN.............................................................. 37
1. Ruang Lingkup penelitian .......................................................................... 37
2. Metode Penentuan Sampel ......................................................................... 38
3. Metode Pengumpulan Data ........................................................................ 39
4. Metode Analisis Data ................................................................................. 39
5. Metode Data Panel ................................................................................. 40
Pemodelan Data Panel ............................................................................ 41
a. Common Effect atau Pooled Least Square (PLS) ................................... 41
b. Fixed effect Model (FEM) ...................................................................... 42
c. Random effect Model (REM).................................................................. 43
Tahapan Analisis Data ............................................................................ 43
b. Uji Heteroskedastisitas ........................................................................... 46
Pengujian Signifikan .............................................................................. 47
a. Uji Signifikan Parameter Individual (Uji Statistik t) .............................. 47
b. Uji Signifikan Simultan (Uji Statistik F) ................................................ 47
c. Uji Koefesien Determinasi (R2).............................................................. 48
6. Operasional Variabel Penelitian ................................................................. 48
a. Variabel Dependen ................................................................................. 49
b. Variabel Independen ............................................................................... 49
BAB IV ANALISI DAN PEMBAHASAN .......................................................... 52
1. Gambaran Umum Objek Penelitian ........................................................... 52
a. Kondisi Geografis ................................................................................... 52
b. Kondisi Laju Pertumbuhan Ekonomi di Provinsi Sumatra Barat ........... 53
c. Kondisi Zakaf, Infaq dan Shadaqah (ZIS) di Provinsi Sumatra Barat ... 54
d. Kondisi Indeks Pembangunan Manusia di Provinsi Sumatra Barat ....... 55
e. Kondisi Kemiskinan di Provinsi Sumatra Barat ..................................... 56
2. Analisis Data .............................................................................................. 57
pengujian Asumsi Klasik ........................................................................ 57
xvi
Pemilihan Model Regresi Data Panel ..................................................... 59
3. Pengujian Hipotetsis dengan Regresi Data Panel ...................................... 61
4. Persamaan Model Regresi .......................................................................... 65
5. Pembahasan Hasil Penelitian ..................................................................... 73
a) Hubungan Zakat, Infaq, dan Shadaqah (ZIS) terhadap Laju Pertumbuhan
Ekonomi ......................................................................................................... 73
b) Hubungan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) terhadap Laju
Pertumbuhan Ekonomi .................................................................................. 74
c) Hubungan Kemiskinan terhadap Laju Pertumbuhan Ekonomi .............. 75
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................ 76
A. Kesimpulan ............................................................................................. 76
B. Saran ....................................................................................................... 77
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 78
LAMPIRAN .......................................................................................................... 84
xvii
DAFTAR GRAFIK
Nomor Keterangan Halaman
4.1 Laju Pertumbuhan Ekonomi dari tahun 2013-2016 53
4.2 Penghimpunan ZIS Provinsi Sumatra Barat tahun 2013-
2016
54
4.3 Indeks Pembangunan Manusia Provinsi Sumatra Barat
tahun 2013-2016
55
4.4 Jumlah Penduduk Miskin Provinsi Sumatra Barat tahun
2013-2016
56
xviii
DAFTAR TABEL
Nomor Keterangan Halaman
1.1 Persntase Laju Pertumbuhan Ekonomi Sumatra Barat
Tahun 2013-2016
2
1.2 Pertumbuhan ZIS, IPM, Kemiskinan dan Pertumbuhan
Ekonomi Provinsi Sumatra Barat tahun 2013-2016
5
3.1 Daftar Kota/Kabupaten di Provinsi Sumatra Barat 57
4.1 Hasil Uji Multikolinearitas 58
4.2 Hasil Uji Heterokadastisitas 58
4.3 Hasil Regresi Data Penel 59
4.4 Uji Chow 60
4.5 Uji Hausman 60
4.6 Koefisien Variabel 65
4.7 Hasil Uji Persamaan Setiap Objek Peneliti 66
4.8 Hubungan Variabel Independen terhadap Pertumbuhan
Ekonomi
73
xix
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Keterangan Halaman
Lampiran 1 Hasil Uji Multikolinearitas 84
Lampiran 2 Hasil Uji Heterokadastisitas 84
Lampira 3 Hasil Uji Common Effect Model 84
Lampiran 4 Hasil Uji Fixed Effect Model 85
Lampiran 5 Hasil Uji Chow 86
Lampiran 6 Hasil Uji Random Effect Model 86
Lampiran 7 Hasil Uji Hausman 87
Lampiran 8 Data Penelitian 87
1
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator
keberhasilan pembangunan. Pertumbuhan ekonomi adalah proses di mana
terjadi kenaikan produk nasional bruto rill atau pendaptan nasional rill.
Maka dari itu perekonomian dikatakan tumbuh atau berkembang bila
terjadi pertumbuhan output rill. Definisi lain menyebutkan bahwa
pertumbuhan ekonomi terjadi bila kenaikan output perkapita. Pertumbuhan
ekonomi menggambarkan kenaikan taraf hidup diukur dengan output rill
per orang. Pertumbuhan ekonomi sering pula dikaitkan sebagai proses
kenaikan kapasitas produksi suatu perekonomian yang diwujudkan dalam
bentuk kenaikan pendapatan nasional
Adanya keseimbangan dalam suatu perekonomian merupakan
salah satau target dalam rangka peningkatan perekonomian suatu negara.
Pertumbuhan ekonomi suatu negara tidak luput dilihat dari pertumbuhan
ekonomi di setiap provinsi pada negara tersebut. Negara yang mengalami
pertumbuhan ekonomi yang tinggi maka akan mampu memberikan efek
yang tinggi terhadap bidang-bidang yang lain sebab ketika suatu negara
mengalami pertumbuhan ekonomi maka pendapatan nasional suatu negara
akan terdongkrak naik sehingga bisa dialokasikan untuk pembiayaan
pembangunan infrastruktur perekonomian. Ekonomi pada umumnya
2
didefinisikan sebagai kajian tentang prilaku manusia dalam hubungannya
dengan pemanfaatan sumber-sumber produktif yang langka untuk
memproduksi barang-barang dan jasa-jasa serta mendistribusikannya
untuk dikonsumsi. (Kahf, 1995)
Banyak faktor yang diduga digunakan untuk meningkatkan
pertumbuhan ekonomi, seperti yang dipaparkan dalam penelitian ini.
Provinsi Sumatra Barat menjadi studi kasus dalam penelitian ini, dengan
98% mayoritas penduduk muslim di Provinsi Sumatra Barat, agar dapat
menunjang variabel independen yang digunakan penulis.
Pertumbuhan ekonomi di Sumatra Barat terus mengalami
perubahan dari tahun 2013-2016, walaupun keadaan perekonomian di
Sumatra Barat menurun pada tahun tersebut.
Tabel 1.1
Persntase Laju Pertumbuhan Ekonomi Sumatra Barat Tahun
2013-2016
Sumber : BPS Sumatra Barat, 2016
6.08
5.88
5.52
5.26
4.8
5
5.2
5.4
5.6
5.8
6
6.2
2013 2014 2015 2016
Pertumbuhan Ekonomi
PertumbuhanEkonomi
3
Pada Tabel 1.1 menunjukan penurunan persentase pertumbuhan
ekonomi di Sumatra Barat dari tahun 2013-2016. Pada tahun 2013
pertumbuhan ekonomi turun sebanyak 0,2% di tahun 2014 menjadi 5.88%,
kemudian di tahun 2015 terjadi penurunan sebanyak 0,36% turun menjadi
5,52% dan pada akhir 2016 kembali terjadi penurunan sebanyak 0,26%
menjadi 5.26%. Namun pertumbuhan ekonomi Sumatra Barat cenderung
stabil dari tahun 2013-2016, berkisar 5%-6%.
Penurunan terjadi akibat melambatnya kinerja perekonomian
karena pengaruh dari produksi sektor pertanian mendominasi
perekonomian di wilayah ini menunjukan pertumbuhan yang menurun.
Indikator pertumbuhan ekonomi pada Tabel 1.1 dilihat dari PDRB pada
provinsi tersebut. Sedangkan PDRB dilihat dari rata-rata keseluruhan
pendapatan, bukan pendapatan per individu, yang artinya tidak
mencerminkan pendapatan yang tinggi setiap individu di Sumatra Barat.
Dalam berbagai literature tentang ekonomi Islam, pada dasarnya
memandang bahwa pertumbuhan ekonomi adalah bagian dari
pembangunan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi didefenisikan dengan a
sustained growth of a right kind of output which can contribute to human
welfare (Pertumbuhan yang terus-menerus dari faktor produksi secara
benar yang mampu memberikan konstribusi bagi kesejahteraan manusia).
Dalam penelitian Istianingsih (2016) salah satu tujuan ekonomi
Islam adalah mewujudkan pertumbuhan ekonomi. Prioritas dalam
pertumbuhan ekonomi yaitu pemerataan (growth with equity) dan
4
pertumbuhan itu sendiri membutuhkan kedua aspek tersebut secara
simultan. Islam memandang pemerataan adalah hal yang sangat penting,
karena pertumbuhan ekonomi tidak menggambarkan kesejahteraan secara
menyeluruh.
Pertumbuhan ekonomi bukan hanya aktivitas produksi material
saja. lebih dari itu, pertumbuhan ekonomi merupakan aktivitas
menyeluruh dalam bidang produksi yang terkait erat dengan keadilan
distribusi. Pertumbuhan ekonomi bukan hanya diukur dari aspek
ekonomi, melainkan aktivitas manusia yang ditujukan untuk pertumbuhan
dan kemajuan sisi material dan spiritual manusia sekaligus. (At Tariqy,
1999)
Dalam penelitian Beik (2016) pertumbuhan ekonomi menurut
ekonomi Islam bukan sekedar terkait dengan peningkatan terhadap barang
dan jasa, namun juga terkait dengan aspek moralitas dan kualitas akhlak
serta keseimbangan antara tujuan duniawi dan ukhrawi. Untuk
keberhasilan pertumbuhan ekonomi tidak semata-mata dilihat dari sisi
pencapaian materi semata atau hasil dari kuantitas, namun juga ditinjau
dari sisi perbaikan kehidupan agama, sosial dan kemasyarakatan. Jika
pertumbuhan ekonomi yang terjadi justru memicu terjadinya
keterbelakangan, kekacauan, dan jauh dari nilai-nilai keadilan dan
kemanusiaan, maka dipastikan pertumbuhan tersebut tidak sesuai dengan
ekonomi Islam.
5
Di sini Islam mengajarkan bagaimana harta yang harus disalurkan
kepada mereka yang membutuhkan, agar pendapatan seorang juga bisa di
terdistribusi dengan baik dan tidak di nikmati oleh segelintir orang saja,
yaitu zakat.
Tabel 1.2
Pertumbuhan ZIS, IPM, Kemiskinan dan Pertumbuhan Ekonomi
Provinsi Sumatra Barat tahun 2013-2016
Tahun Pertumbuhan
Ekonomi (%)
ZIS
(Milyar Rupiah)
IPM
(%)
Jumlah
Penduduk
Miskin
2013 6.08 23,337,582.02 68.91 337
2014 5.88 23,581,879.55 69.36 350
2015 5.22 23,823,400.90 69.98 384
2016 5.26 25,058,895.74 70.76 425
Sumber: BAZNAS Provinsi Sumatra Barat, BPS
Berdasarkan Tabel 1.2 perkembangan pertumbuhan ekonomi di
Sumatra Barat mengalami penurunan dari tahun 2013-2016. Pertumbuhan
ZIS dan IPM selalu mengalami peningkatan dari tahun 2013-2016.
Sedangkan pertumbuhan jumlah penduduk miskin terus bertambah diiringi
dengan terunnya pertumbuhan ekonomi di Sumatra Barat pada tahun
tersebut.
Fenomena ini menunjukkan telah terjadi ketidakkonsistenan
hubungan antara ZIS dengan pertumbuhan ekonomi di Sumatra Barat.
Penelitian Sarea (2012) memperlihatkan bahwa ketika orang membayar
zakat maka tingkat pertumbuhan ekonomi akan lebih tinggi dan
sebaliknya.
6
Dalam perspektif ekonomi Islam juga terdapat faktor yang
mempengaruh pertumbuhan ekonomi yaitu penyaluran dana ZIS (Zakat,
Infaq, Shadaqah). Jika zakat hukumnya wajib, maka infaq dan shadaqah
hukumnya sunnah atau sukarela. Saat ini zakat semakin berperan menjadi
salah satu instrumen dalam pembangunan manusia, khususnya di
Indonesia. Semakin meningkatnya penyaluran dan Zakat maka dapat
mendorong pertumbuhan ekonomi di Indonesia, selian itu juga dapat
meningkatkan taraf hidup manusia, yang akhirnya akan mengakibatkan
terdorongnya pertumbuhan ekonomi.
Zakat dalam bentuk bantuan konsumtif yang diberikan kepada
mustahik akan meningkatkan pendapatan mustahik, yang berarti daya beli
mustahik tersebut atas suatu produk yang menjadi kebutuhannya akan
meningkat pula. Peningkatan daya beli atas suatu produk ini akan
berimbas pada peningkatan permintaan atas suatu produk tersebut.
Peningkatan permintaan berarti akan terjadi peningkatan produksi suatu
perusahaan, imbas dari peningkatan produksi adalah penambahan
kapasitas produksi yang hal ini berarti perusahaan akan menyerap tenaga
kerja lebih banyak. Hal ini berarti tingkat pengangguran akan semakin
berkurang. Sementara itu di sisi lain peningkatan produksi akan berakibat
pada meningkatnya pula pajak yang dibayarkan kepada negara, baik pajak
perusahaan, pajak pertambahan nilai maupun pajak penghasilan. (Al Arif,
2009). Bila penerimaan negara dari pajak bertambah, maka negara akan
mampu menyediakan sarana dan prasarana untuk pembangunan serta
7
mampu menyediakan fasilitas publik bagi masyarakat, dan apabila zakat
yang mampu dikumpulkan secara signifikan akan mampu memberikan
pendidikan dan kesehatan gratis bagi masyarakat.
Dari penjelasan tersebut dijelaskan bahwa zakat mampu
menghasilkan efek pengganda (multiplier effect) dalam perekonomian.
Dana zakat dalam bentuk bantuan konsumtif saja mampu memberkan efek
pengganda yang signifikan, apalagi zakat yang diberikan dalam bentuk
bantuan produktif seperti modal kerja atau dana bergulir, maka yang
didapat akan lebih besar dalam suatu perekonomian (Al Arif, 2009).
Menurut Sadeq (1990) dalam pertumbuhan ekonomi juga ada
beberapa fakor yang mempengaruhi pertumbuhan itu sendiri. Faktor
tersebut adalah sumber daya yang dapat dikelola (Invistible resources),
sumber daya manusia (human resources), wirausaha (entrepreneurship)
dan teknologi.
Sumber daya manusia yang berkualitas terbentuk dari Indeks
Pembangunan Manusia (IPM) yang berkualitas pula, dengan faktor
penunjangnya ialah pengukuran dari angka harapan hidup yang tinggi,
angka melek huruf, pendidikan serta standar hidup yang layak. Tingkat
pembangunan manusia yang tinggi sangat menentukan kemampuan
penduduk dalam menyerap dan mengelola sumber-sumber pertumbuhan
ekonomi, baik kaitannya dengan teknologi maupun terhadap kelembagaan
sebagai sarana penting untuk mencapai pertumbuhan ekonomi (Dewi dan I
Ketut, 2014).
8
Pertumbuhan ekonomi yang baik tercermin dari pengurangan
tingkat kemiskinan, artinya pertumbuhan ekonomi seharusnya dapat
mengurangi jumlah penduduk miskin secara signifikan. Salah satu
penelitian yang menguatkan pendapat tersebut adalah penelitian yang
dilakukan oleh Piotrowska (2016) hasil estimasi data panel membuktikan
bahwa pertumbuhan ekonomi secara signifikan mempengaruhi penurunan
kemiskinan dan mendorong perubahan distribusi pendapatan yang
mendukung kelompok miskin. Tetapi tingginya pertumbuhan ekonomi
suatu daerah tidak menjamin kesejahteraan masyarakat di daerah tersebut
(Soleh, 2013).
Berdasarkan latar belakang tersebut dan adanya beberapa
penelitian yang berhubungan antara ZIS, IPM dan Kemiskinan yang
mennjukkan ketidakkonsistenan hubungan antara fakta dan teori dengan
membandingkan dari hasil beberapa penelitian sebelumnya. Maka hal
tersebut mendorong peneliti untuk melakukan penelitian kembali
mengenai pertumbuhan ekonomi dengan mengambil studi kasus di
Provinsi Sumatra Barat. Berdasarkan latar belakang, maka penulis
memberikan judul untuk penelitian skripsi ini dengan judul: “Pengaruh
Zakat, Infaq, Shadaqoh (ZIS), Indeks Pembangunan Manusia (IPM)
dan Kemiskinan terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Provinsi Sumatra
Barat pada tahun 2013-2016”.
9
2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, bahwa pertumbuhan ekonomi
mengalami penurunan begitu juga dengan adanya ketidakkonsistenan
hubungan antara ZIS, IPM, dan Kemiskinan terhadap Pertumbuhan
Ekonomi tahun 2013-2016 maka perlu dilakukan penelitian lebih lanjut.
Sehingga penelitian ini akan dibahas bagaimanakah pengaruh ZIS,
IPM dan Kemiskinan terhadap Laju Pertumbuhan Ekonomi di Provinsi
Sumatra Barat tahun 2013-2016 ?
3. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan, maka tujuan
penelitian ini yaitu :
1. Untuk menganalisi pengaruh Zakat, Infaq, Shadaqoh (ZIS), Indeks
Pembangunan Manusia (IPM) dan Kemiskinan berpengaruh secara
parsial dan simultan terhadap pertumbuhan ekonomi di Provinsi
Sumatra Barat pada tahun 2013-2016.
2. Untuk menganlisi pengaruh Zakat, Infaq, Shadaqoh (ZIS), Indeks
Pembangunan Manusia (IPM) dan Kemiskinan terhadap
pertumbuhan ekonomi di Provinsi Sumatra Barat pada tahun 2013-
2016.
10
4. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan penulis dalam penelitian ini yang
dapat memberikan informasi dan menambah khasanah ilmu pengetahuan
bagi :
a. Secara Teoritis
Penelitian ini diharapkan bermanfaat sebagai saran implementasi
ilmu pengetahuan bagi perkembangan dunia pendidikan dan
perekonomian serta memberikan pembuktian yang empiris hubungan
antara variabel-variabel Zakat, Infaq Shadaqoh (ZIS), Indeks
Pembangunan Manusia (IPM) dan Kemiskinan terhadap pertumbuhan
ekonomi di Provinsi Sumatra Barat.
b. Manfaat Akademisi
Dari penelitian ini karena erat hubungannya dengan bidang ilmu
ekonomi islah dengan pembanguan ekonomi, sehingga dengan
penulisan penelitian ini pihak-pihak yang berkepentingan dapat lebih
mudah memahami, dan menambah referensi serta rujukan bai penelitian
selanjutnya menganai pertumbuhan ekonomi
c. Manfaat Bagi Pemerintah Daerah
Penelitian ini dapat dijadikan sebagai pertimbangan untuk sebagai
acuaan untuk strategi dalam meningkatkan Laju Partumbuhan Ekonomi
di Sumatra Barat di tahun selanjutnya.
11
d. Manfaat Bagi Peneliti
Penelitian ini merupakan sarana bagi peneliti untuk
mengaplikasikan ilmu yang telah diperoleh selama proses pembelajaran
di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Jurusan Ekonomi Syariah dan untuk
memotivasi peneliti untuk penelitian-penelitian selanjutnya.
5. Sistematika Penulisan
Dalam penulisan skripsi ini, sistematika penulisan yang digunakan
penulis adalah sebagai berikut :
BAB I : Pendahuluan
Pada bab ini berisi hal-hal yang akan dibahas dalam skripsi. Bab
ini berisi latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian,
manfaat penelitian dan sistematika penulisan.
BAB II : Landasan Teori
Landasan teori pada penelitian ini merupakan landasan teori yang
akan mendasari pemecahan masalah dan pembentukan hipotesis
serta hasil-hasil penelitian terdahulu yang ada kaitannya dengan
masalah yang diteliti.
BAB III: Metode Penelitian
Pada bab ini terdapat batasan populasi dan sample penelitian,
jenis dan sumber data serta metode pengumpulan data serta
metode analisis data, dan data penelitian.
12
BAB IV: Analisis dan Pembahasan
Pada bab ini menguraikan tentang gambaran umum penelitian
yang diangkat, data dan hasil analisa dari masalah penelitian.
BAB V: Kesimpulan dan Saran.
13
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Landasan Teori
a. Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator
keberhasilan pembangunan di suatu perekonomian. Kesejahteraan dan
kemajuan suatu perekonomian ditentukan oleh besarnya pertumbuhan
yang ditunjukkan oleh perubahan output nasional. Adanya perubahan
output dalam perekonomian merupakan analisis ekonomi jangka
pendek.
Pertumbuhan ekonomi adalah kenaikan kapasitas dalam jangka
panjang dari negara yang bersangkutan untuk menyediakan berbagai
barang ekonomi kepada penduduknya. Kenaikan kapasitas itu sendiri
ditentukakan atau dimungkinkan oleh adanya kemajuan atau
penyesuaian-penyesuaian teknologi, institional (kelembagaan) dan
ideologis terhadap berbagai tuntutan kedaan yang ada (Todaro, 2006)
Menurut Sukirno (2003) Pertumbuhan ekonomi adalah proses
kenaikan output perkapita yang terus menerus dalam jangka panjang.
Pertumbuhan ekonomi tersebut merupakan salah satu indicator
keberhasilan pembangunan. Makin tingginya pertumbuhan ekonomi
biasanya makin tinggi pula kesejahteraan masyarakat, meskipun
terdapat indicator yang lain seperti, distribusi pendapatan.
14
Dalam analisis makro untuk mengukur pertumbuhan ekonomi, para
ekonom menggunakan data Produk Domestik Bruto (PDB). PDB
mengukur aliran pendapatan dan pengeluaran dalam perekonomian selama
perode tertentu. Pertumbuhan ekonomi berkaitan dengan proses
peningkatan produksi barang dan jasa dalam kegiatan ekonomi
masyarakat. Untuk mengukur pertumbuhan ekonomi, nilai PDB yang
digunakan adalah PDB berdasarkan harga konstan (PDB riil) sehingga
angka pertumbuhan yang dihasilkan merupakan pertumbuhan riil yang
terjadi karena adanya tambahan produksi. (Mankiw, 2003)
b. Pertumbuhan Ekonomi Perspektif Islam
Ilmu ekonomi Islam adalah suatu ilmu petunjuk berkehidupan
untuk memperoleh kebahagiaan atau kemenangan di akhirat nanti dengan
jalan berbelanja dijalan Allah serta diamalkan seperti halnya perilaku
Rasullullah SAW dalam keseharian sepanjang kehidupan Manusia.
Menurut Ahmad (1997) dalam pertumbuhan ekonomi
perpsektif Islam, ada beberapa faktor yang mempengaruhi
pertumbuhan itu sendiri:
a) Sumber daya yang dapat dikelola
b) Sumber daya Manusia
c) Wirausaha
d) Teknologi
Islam melihat bahwa faktor-faktor di atas juga sangat
penting dalam pertumbuhan ekonomi. Kekhususan pertumbuhan dan
15
pembangunan dalam Islam ditekankan pada perhatian yang sangat
serius pada pengembangan sumber daya manusia. Ini tidak hanya di
wujudkan dalam keberhasilan pemenuhan kebutuhan material saja,
namun juga kebutuhan dan persiapan menyongsong kehidupan
akhirat.
Dalam berbagai literatur tentang ekonomi islam salah satu
tujuan ekonomi Islam adalah mewujudkan pertumbuhan ekonomi.
Untuk melakukan pertumbuhan ekonomi, Islam membutuhkan dua
aspek, pertumbuhan ekonomi itu sendiri dan pemerataan, keduanya
dibutuhkan secara bersamaan. Dalam rangka pencapaian keadilan
social-ekonomi yang dapat membahagiakan, itulah realisasi
pertumbuhan ekonomi yang sangat diperlukan.
c. Pengertian Zakat, Infaq dan Shadaqah (ZIS)
Zakat
Zakat merupakan ibadah yang dapat diartikan banyak hal, baik
secara etimologi maupun secara terminologi. Secara etimologi
(bahasa) kata “zakat” merupakan kata dasar (masdar) dari zakat
yang berarti tumbuh, berkah, bersih dan bertambahnya kebaikan
(Qardawi, 2004).
Zakat ditinjau dari segi bahasa memiliki beberapa arti, yaitu al-
barakatu yang berarti keberkahan, al-namma yang berarti
pertumbuhan dan perkembangan, ath-thaharathu yang berarti
kesucian, dan ash-shalahu yang berarti keberesan. Sedangkan
16
menurut istilah, pengertian zakat adalah bagian dari harta yang
telah memenuhi syarat tertentu, yang diwajibkan oleh Allah untuk
diserahkan kepada yang berhak menerimanya dengan persyaratan
tertentu pula (Hafidhuddin, 2004). Seseorang yang mengeluarkan
zakat, berarti dia telah membersihkan diri, jiwa dan hartanya. Dia
telah membersihkan jiwanya dari penyakit kikir (bakhil) dan
membersihkan hartanya dari hak orang lain yang ada dalam harta
itu. Orang yang berhak menerimanya pun akan bersih jiwanya dari
penyakit dengki, iri hati terhadap orang yang mempunyai harta.
Sedangkan menurut Departemen Agama RI (2009) zakat
adalah harta wajib yang disisihkan oleh seorang muslim atau badan
yang dimiliki oleh orang muslim sesuai dengan ketentuan agama
untuk diberikan kepada yang sesuai atau berhak menerima nya.
Perintah zakat dan sekaligus mendefinisikan zakat antara lain
disebutkan, dalam surat At-Taubah 103 sebagai berikut:
Artinya : Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan
zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka dan
mendoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi)
ketenteraman jiwa bagi mereka. Dan Allah Maha Mendengar lagi
Maha Mengetahui.
Ayat tersebut menjelaskan Allah SWT merintahkan
Rasulullah SAW untuk mengambil sebagian harta mereka untuk
17
disedekahkan atas nama mereka, dan mendo’akan mereka, karena
dengan mengabil sedekah dari mereka, akan membuat mereka
kembali merasakan keanggotaan mereka secara utuh dalam kaum
muslimin. Mereka turut serta dalam kewajibannya, menanggung
bebannya, dan mereka tak diusir atau dicampakkan darinya.
Kesukarelaan mereka memberikan sedekah itu, menjadi pembersih
dan penyuci bagi mereka Do’a Rasulullah SAW bagi mereka
menjadi ketengan dan ketentraman bagi mereka.
Zakat sebagai patokan untuk mengevaluasi pertumbuhan
ekonomi. Menurutnya penelitian tentang zakat ini akan
memberikan kontribusi untuk umat dan literatur yang ada karena
kurangnya data empiris dan teoritis pada zakat. Temuan ini
menunjukkan bahwa, Zakat sebagai patokan bisa memperkirakan
pertumbuhan ekonomi dan berkontribusi dalam pembangunan
ekonomi dalam hal pengentasan kemiskinan, mengurangi
pengangguran dan tingkat inflasi. Meskipun hasil penelitian ini
secara teoritis, pemeriksaan empiris harus dilakukan untuk
penelitian masa depan (Sarea, 2012).
Menurut Mohammad Daud Ali (1988) zakat terdiri dari dua jenis,
yaitu:
Zakat maal atau zakat harta, yaitu bagian dari harta kekayaan
seseorang (juga badan hukum) yang wajib dikeluarkan untuk
18
golongan orang-orang tertentu setelah dimiliki selama jangka
waktu tertentu dalam jumlah minimal tertentu.
Zakat fitrah, yaitu pengeluaran yang wajib dilakukan oleh
setiap muslim yang mempunyai kelebihan dari keperluan
keluarga yang wajar pada bulan puasa sebelum hari raya idul
fitri.
Zakat, Infaq, dan Shadaqah ialah sesuatu yang diberikan orang
sebagai hal Allah SWT., kepada yang berhak menerima. Menurut
Asqar (1985) dalam Mufraini (2006) dalam menunaikan ibadah
zakat dan infaq, harta yang dikeluarkan untuk berzakat dan
berinfak harus dari harta yang baik, terpilih dan tertentu. Khusus
untuk zakat, ketentuan penerima dana zakat sudah ditentukan
kepada katagori delapan asnaf sebagaimana dalam firman-Nya:
Artinya : Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-
orang fakir, orang-orang miskin, pengurus-pengurus zakat, para
mu'allaf yang dibujuk hatinya, untuk (memerdekakan) budak,
orang-orang yang berhutang, untuk jalan Allah dan untuk mereka
yuang sedang dalam perjalanan, sebagai suatu ketetapan yang
diwajibkan Allah, dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha
Bijaksana. (at-Taubah:60)
19
Infaq
Infaq berasal dari kata anfaqa yang berarti mengeluarkan
sesuatu (harta) untuk suatu kepentingan Hafihuddin (2004).
Sedangkan definisi infaq menurut Hidayat (2010) adalah
pengeluaran sukarela yang dilakukan seseorang setiap kali
memperoleh rezeki sebanyak yang dikehendakinya.
Jika zakat ada nishabnya kalau infaq tidak ada nishabnya. Infaq
dikeluarkan oleh setiap orang yang beriman baik berpenghasilan
tinggi maupun rendah, baik disaat sempit ataupun lapang.
Shadaqah
Menurut Inoed (2005) menyatakan bahwa shadaqah berasal
dari kata shadaqa yang berarti benar, dan dapat dipahami dengan
memberikan atau mendermakan sesuatu kepada orang lain Dalam
konsep ini, shadaqah merupakan wujud dari keimanan dan
ketaqwaan seseorang, artinya orang yang suka bershadaqah adalah
orang yang benar pengakuan imannya. Dalam istilah syariat Islam,
shadaqah sama dengan pengertian infaq, termasuk juga hukum dan
ketentuan-ketentuannya. Sisi perbedaannya hanya terletak pada
bendanya. Infaq berkaitan dengan materi, sedangkan shadaqah
berkaitan dengan materi dan non materi, baik dalam bentuk
pemberian uang atau benda, tenaga atau jasa, menahan diri untuk
tidak berbuat kejahatan, mengucapkan takbir, tahmid, tahlil bahkan
yang paling sederhana adalah tersenyum kepada orang lain dengan
20
ikhlas.Shadaqah mempunyai cakupan yang sangat luas dan
digunakan Al-Qur’an untuk mencakup segala jenis sumbangan.
Shadaqah berarti memberi derma, termasuk memberi derma untuk
memenuhi hukum dimana kata zakat digunakan dalam Al-Qur’an
dan sunnah. Zakat juga dapat disebut shadaqah karena zakat juga
merupakan derma yang diwajibkan sedangkan shadaqah adalah
sukarela. Zakat dikumpulkan oleh pemerintah sebagai suatu
pungutan wajib, sedangkan shadaqah diberikan secara sukarela.
Aturan syariah menetapkan bahwa dana hasil pengumpulan
zakat,infaq dan shadaqah sepenuhnya adalah hak milik dari para
mustahik. Dengan demikian, pola distribusi produktif yang
dikembangkan pada umumnya mengambil skema qardul hasan
yakni satu bentuk pinjaman yang menetapkan tidak adanya tingkat
pengambilan tertantu (return/bagi hasil) dari pokok pinjaman.
(Mufraini, 2016)
d. Indeks Pembangunan Manusia (IPM)
Pengertian Indeks Pembangunan Manusia
UNDP (United Nation Development Programe)
mendefenisikan pembangunan manusia sebagai suatu proses untuk
memperluas pilihan-pilihan bagi penduduk. Dalam konsep tersebut
penduduk ditempatkan sebagai tujuan akhir (the ultimate end)
sedangkan upaya pembangunan dipandang sebagai sarana (principal
means) untuk mencapai tujuan itu. Untuk menjamin tercapainya
21
tujuan pembangunan manusia, empat hal pokok yang perlu
diperhatikan adalah produktivitas, pemerataan, kesinambungan dan
pemberdayaan.
Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menetapkan suatu
standar pembanguanna manusia yaitu IPM atau Human Development
Index (HDI). IPM lebih fokus menyoroti pada hal-hal yang lebih
sensitif daripada hanya melihat pendapatan perkapita sebagai ukuran
untuk menilai pembangunan ekonomi. IPM dapat menilai
pembangunan di daerah disebabkan : (Kuncoro, 2009)
IPM menjadi indikator penting untuk mengukur keberhasilan
dalam pembangunan kualitas manusia.
IPM menjelaskan tentang bagaimana manusia mempunyai
kesempatan untuk mengakses hasil dari proses pembangunan,
sebagai bagian dari haknya seperti dalam memperoleh
pendapatan, kesehatan, pendidikan dan kesejahteraan.
IPM digunakan sebagai salah satu ukuran kinerja daerah,
khususnya dalam hal evaluasi terhadap pembangunan kualitas
hidup masyarakat.
Meskipun menjadi indikator penting untuk mengukur
keberhasilan dalam pembangunan kualitas hidup manusia,
tetapi IPM belum tentu mencerminkan kondisi sesungguhnya
namun untuk saat ini merupakan satu-satunya indikator yang
22
dapat digunakan untuk mengukur pembangunan kualitas
hidup manusia.
Komponen-komponen yang dilihat dalam mengukur IPM
didasarkan pada komponen dasar kualitas hidup yang terdiri dari
angka harapan hidup, angka melek huruf dan rata-rata lama sekolah
dan standar kehidupan yang layak. Penetapan kategori IPM
didasarkan pada skala 0,0 – 0,10 yarng terdiri dari2 :
Kategori rendah : nilai IPM 0 – 0,05
Kategori menengah : nilai IPM antara 0,51 – 0,79
Kategori tinggi : nilai IPM 0,8 – 1
IPM berperan penting dalam pembangunan perekonomian
modern sebab pembangunan manusia yang baik akan menjadikan
faktor-faktor produksi mampu di maksimalkan. Mutu penduduk
yang baik akan mampu untuk berinovasi mengembangkan faktor-
faktor produksi yang ada. Selain dari pada itu pembangunan manusia
yang tinggi mengakibatkan jumlah penduduk akan tinggi pula
sehingga akan menaikkan tingkat konsumsi. Hal ini akan
mempermudah untuk menggalakkan pertumbuhan ekonomi
(Sukirno, 2006).
23
Komponen Pembangunan Manusia
Lembaga United Nations Development Programme (UNDP)
telah mempublikasikan laporan pembangunan sumber daya manusia
dalam ukuran kuantitatif yang disebut Human Development Indeks
(HDI). Meskipun HDI merupakan alat ukur pembangunan SDM
yang dirumuskan secara konstan, diakui tidak akan pernah
menangkap gambaran pembangunan SDM secara sempurna.
Adapun indikator yang dipilih untuk mengukur dimensi HDI adalah
sebagai berikut: (UNDP, Human Development Report 1993)
Longevity, diukur dengan variabel harapan hidup saat lahir atau
life expectancy of birth dan angka kematian bayi per seribu
penduduk atau infant mortality rate.
Educational Achievement, diukur dengan dua indikator, yakni
melek huruf penduduk usia 15 tahun ke atas (adult literacy rate)
dan tahun rata-rata bersekolah bagi penduduk 25 ke atas (the
mean years of schooling).
Access to resource, dapat diukur secara makro melalui PDB rill
perkapita dengan terminologi purchasing power parity dalam
dolar AS dan dapat dilengkapi dengan tingkatan angkatan kerja.
Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa komponen-
komponen yang mempengaruhi IPM.
24
Manfaat Indeks Pembangunan
Manusia IPM dapat dimanfaatkan untuk beberapa hal sebagai
berikut:
a) Untuk mengalihkan fokus perhatian para pengambil keputusan,
media, dan organisasi non pemerintah dari penggunaan
statistik ekonomi biasa, agar lebih menekankan pada
pencapaian manusia. IPM diciptakan untuk menegaskan bahwa
manusia dan segenap kemampuannya seharusnya menjadi
kriteria utama untuk menilai pembangunan sebuah negara,
bukannya pertumbuhan ekonomi.
b) Untuk mempertanyakan pilihan-pilihan kebijakan suatu
negara. Bagaimana dua negara yang tingkat pendapatan
perkapitanya sama dapat memiliki IPM yang berbeda.
c) Untuk memperlihatkan perbedaan di antara negara-negara, di
antara provinsi-provinsi atau negara bagian, di antara gender,
kesukuan, dan kelompok sosial ekonomi lainnya. Dengan
memperlihatkan disparitas atau kesenjangan di antara
kelompok-kelompok tersebut, maka akan lahir berbagai debat
dan diskusi di berbagai negara untuk mencari sumber masalah
dan solusinya.
25
e. Kemiskinan
1. Pengertian Kemiskinan
Bank Dunia (2006) mendefinisikan kemiskinan adalah keadaan
kelaparan, kurang tempat tinggal kurang sandang, dan kurang
pendidikan. Ada banyak hal yang menyebabkan seseorang masuk
dalam kategori miskin, diantaranya:
a. Rendahnya pendapatan dan asset untuk memenuhi kebutuhan
dasar,seperti makanan, tempat tinggal, pakain, kesehatan dan
pendidikan.
b. Ketidakmampuan untuk bersuara dan ketiadaan kekuatan di
depan institusi dan masyarakat.
c. Rentan terhadap guncangan ekonomi.
Hampir setiap negara, kemiskinan selalu terpusat di tempat-
tempat tertentu, yaitu biasanya dipedesaan atau di daerah-daerah
yang kekurangan sumber daya. Persoalan kemiskinan juga selalu
berkaitan dengan masalah-masalah lain,misalnya lingkungan.
Kemiskinan sebagai minimnya kebutuhan dasar sebagaimana
yang dirumuskan dalam konferensi ILO tahun 1976. Kebutuhan
dasar menurut konferensi tersebut dirumuskan sebagai berikut
(Friedmann, 1992):
a. Kebutuhan minimum dari suatu keluarga akan konsumsi privat
(pangan, sandang, papan dan sebagainya).
26
b. Pelayanan esensial atas konsumsi kolektif yang disediakan
oleh dan untuk komunitas pada umumnya (air minum sehat,
sanitasi, tenaga listrik, angkutan umum, dan fasilitas kesehatan
dan pendidikan.
c. Partisipasi masyarakat dalam pembuatan keputusan yang
mempengaruhi mereka.
d. Terpenuhinya tingkat absolut kebutuhan dasar dalam kerangka
kerja yang lebih luas dari hak-hak dasar manusia.
e. Penciptaan lapangan kerja baik sebagai alat maupun tujuan
dari setrategi kebutuhan dasar.
Ukuran kemiskinan
Menurut BPS (Biro Pusat Statistik), tingkat kemiskinan
didasarkan pada jumlah konsumsi rupiah berupa makanan yaitu
2100 kalori per orang per hari (dari 52 jenis komoditi yang
dianggap mewakili pola konsumsi penduduk yang berada
dilapisan bawah), dan konsumsi non makanan (dari 45 jenis
komoditi makanan sesuai kesepakatan nasional dan tidak
dibedakan antara wilayah pedesaan dan perkotaan). Patokan
kecukupan 2100 kalori ini berlaku untuk semua umur, jenis
kelamin, dan perkiraan tingkat kegiatan fisik, berat badan, serta
perkiraan status fisiologis penduduk, ukuran ini sering disebut
dengan garis kemiskinan. Penduduk yang memiliki pendapatan
dibawah garis kemiskinan dikatakan dalam kondisi miskin.
27
Todaro (2006), menyatakan bahwa tinggi rendahnya tingkat
kemiskinan disuatu negara tergantung dari dua faktor utama,
yakni: pertama, tingkat pendapatannasional rata-rata. Kedua, lebar
sempitnya kesenjangan dalam distribusi pendapatan. Selain itu
Todaro juga menjelaskan bahwa adanya variasi kemiskinan di
setiap wilayah karena disebabkan: 1) perbedaan geografis,
penduduk dan pendapatan; 2) perbedaan sejarah; 3) perbedaan
kekayaan SDA dan kualitas SDM; 4) perbedaan sektor swasta dan
negara; 5) perbedaan struktur perindustrian; 6) perbedaan pada
ketergantungan kekuatan ekonomi dan politik dari negara lain; 7)
perbedaan pembagian kekuasaan, struktur politik dan kelembagaan
dalam negeri.
2. Keterkaitan Antar Variabel
Hubungan ZIS dengan Pertumbuhan Ekonomi
Pengukuran pertumbuhan ekonomi, umumnya diukur dengan
sejumlah indikator, beberapa indikator tersebut memberikan gambaran
yang jelas tentang pertumbuhan ekonomi untuk membantu pemerintah
menetapkan kebijakan yang jelas untuk memimpin negara-negara.
Di sisi lain, beberapa dari para indiktor ini memberikan gambaran
salah paham dan kemudian membingungkan masyarakat tentang hal
tersebut tingkat pertumbuhan ekonomi. Berdasarkan hal tersebut,
Sebagai Muslim, kita memiliki zakat untuk dianggap sebagai ukuran
baru di Indonesia.
28
Untuk mengevaluasi pertumbuhan ekonomi, zakat merupakan
salah satu indikator yang tepat untuk mengukur pertumbuhan ekonomi,
Saat orang membayar zakat tingkat pertumbuhan ekonomi akan lebih
tinggi dan sebaliknya. Dengan kata lain, zakat sebagai sistem keuangan
akan mengintegrasikan untuk menjembatani kesenjangan ini dan
pengurangan masalah sosial di dunia Muslim dan juga dapat
berkontribusi dalam kegiatan ekonomi untuk mencapai pembangunan
berkelanjutan.
Menurut Nurzaman (2012) dampak zakat terhadap peningkatan
kesejahteraan manusia adalah sesuatu yang secara teoritis signifikan
dan membangun dalam sistem Islam. Menurut Serea (2012) salah satu
metode yang tepat untuk mengukur pertumbuhan ekonomi adalah zakat,
karna ketika orang membayar zakat maka pertumbuhan akan meningkat
karena tujuan zakat adalah sebagai redistribusi kekayaan antara Muslim
juga sebagai jembatan kesenjangan antara orang kaya dan orang miskin
.Beberapa ekonom Muslim percaya bahwa sejumlah dana zakat
diinvestasikan menurut prioritas produksi secara keseluruhan dari
sebuah ekonomi akan menguntungkan kaum miskin pada khususnya
dan ekonomi, secara umum, melalui efek pengganda pada pekerjaan
dan pendapatan.
29
Hubungan IPM dengan Pertumbuhan Ekonomi
Pembangunan manusia merupakan salah satu indikator terciptanya
pembangunan yang mampu mendorong pertumbuhan ekonomi. Untuk
mengukur mutu modal manusia, United Nations Development Program
(UNDP) mengenalkan konsep mutu modal manusia yang diberi nama
Human Development Index atau Indeks Pembangunan Manusia (IPM).
Tingkat pembangunan manusia yang tinggi sangat menentukan
kemampuan penduduk dalam menyerap dan mengelola sumber-sumber
pertumbuhan ekonomi, baik kaitannya dengan teknologi maupun
terhadap kelembagaan sebagai sarana penting untuk mencapai
pertumbuhan ekonomi (Dewi dan I Ketut,2014).
Hubungan Kemiskinan dengan Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi yang terjadi berpihak pada penduduk
miskin. Siregar (2014) juga menyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi
merupakan syarat keharusan (necessary condition) bagi pengurangan
kemiskinan, sedangkan syarat kecukupannya (sufficient condition)
adalah pertumbuhan ekonomi tersebut harus efektif dalam mengurangi
kemiskinan. Artinya, pertumbuhan hendaklah menyebar di setiap
golongan pendapatan, termasuk di golongan penduduk miskin (growth
with equity). Secara langsung, hal ini berarti pertumbuhan itu perlu
dipastikan terjadi di sektor-sektor dimana penduduk miskin bekerja
(pertanian atau sektor yang padat karya). Adapun secara tidak langsung,
30
hal itu berarti diperlukan pemerintah yang cukup efektif meredistribusi
manfaat pertumbuhan.
Kontribusi pertumbuhan ekonomi terhadap penurunan tingkat
kemiskinan. Kesuksesan negara-negara Asia Timur di tahun 1970- an
dan 1980-an menunjukkan bahwa tingginya pertumbuhan ekonomi
yang dikombinasi dengan rendahnya ketimpangan pendapatan dapat
secara signifikan mengurangi kemiskinan (World Bank, 1993). Analisa
yang dilakukan oleh Kakwani dan Son (2006) terhadap beberapa negara
Asia menunjukkan bahwa selama tahun 1990-an pertumbuhan ekonomi
Korea dan Vietnam tergolong pro-poor. Analisa yang menggunakan
data panel negaranegara berkembang di tahun 1980-an dan 1990-an
juga menunjukkan pentingnya pertumbuhan ekonomi bagi penurunan
kemiskinan.
3. Penelitian Terdahulu
No Peneliti dan Judul Variabel Metode dan Hasil
1 Adel Sarea
Judul : Zakat as a
Benchmark to
Evaluate Economic
Growth: An
Alternative
Approach
Ekonomi Islam,
zakat
Hasil : salah satu metode
yang tepat untuk mengukur
pertumbuhan ekonomi, yang
berarti, ketika orang
membayar zakat tingkat
pertumbuhan ekonomi akan
lebih tinggi dan sebaliknya.
Dengan kata lain, komitmen
umat Islam untuk membayar
zakat kedelapan kategori
untuk mencapai
pembangunan berkelanjutan
31
dalam hal redistribusi
kekayaan antara Muslim
juga sebagai menjembatani
kesenjangan antara orang
kaya dan orang miskin di
masyarakat.
2 M Nur Rianto Al
Arif
Judul: Efek
Multiplier Zakat
Terhadap
Pendapatan di
Provinsi Dki Jakarta
Zakat, Efek
Multliplier
Analisis: regresi dengan two
stage least square
Hasil: Hasil penelitian ini
menunjukkan 2,522 efek
multiplier zakat pendapatan
dan 3,561 efek multiplier
dari pendapatan ekonomi
tanpa zakat pendapata, yang
menunjukkan bahwa
pengelolaan zakat di BAZIS
DKI Jakarta masih belum
dapat memberikan pengaruh
yang signifikan terhadap
ekonomi
3 Aris Budi Susanto
dan Lucky
Rachmawati
Judul: Pengaruh
Indeks Pembanguna
Manusia(IPM) dan
Inflasi terhadap
Pertumbuhan
Ekonomi di
Kabupaten
Lamongan
IPM, Inflasi
Analisis. Regresi Berganda
Hasil:
Penelitian menunjukkan
bahwa ada pengaruh positif
variabel IPM terhadap
variabel pertumbuhan
ekonomi. Hasil penelitian
juga menunjukkan bahwa
ada Pengaruh negatif
variabel inflasi terhadap
variabel pertumbuhan
ekonomi.
4 Rachmasari
anggraini
Judul : Analisis
pengaruh Dana
Dana ZIS,
Inflasi,
Pertumbuhan
Ekonomi
Analisis: Regresi Linier
Berganda
Hasil :
Hasil penelitian dilakukan
menunjukkan bahwa ZIS
32
Zakat, Infaq,
Shadaqoh (ZIS) dan
Inflasi Terhadap
Pertumbuhan
Ekonomi di
Indonesia pada
Periode 2011-2015
berpengaruh positif dan
signifikan terhadap
pertumbuhan ekonomi di
Indonesia dan Inflasi tidak
berpengaruh signifikan
terhadap pertumbuhan
ekonomi di Indonesia serta
ZIS dan Inflasi secara
Simultan berpengaruh
signifikan terhadap
pertumbuhan ekonomi di
Indonesia periode 2011-
2015
5 Khairina Tambunan
Judul : Analisis
Pengaruh Investasi,
Operasi Moneter dan
ZIS terhadap
Pertumbuhan
Ekonomi Indonesia
Reksadana
konvensional,re
ksadana
syariah,
FASBIS
(Fasilitas
Simpanan Bank
Indonesia)
Syariah, zakat,
PDB
Analisis : analisis regresi
linier berganda
Hasil:
Penelitian ini menemukan
bahwa secara serempak
menunjukkan bahwa sekitar
97,2% variabel reksadana
konvensonal, reksadana
syariah, FASBIS, dan ZIS
mempengaruhi PDB
Indonesia periode Januari
2013 - Desember 2015,
sedangkan 2,8% dijelaskan
oleh faktor-faktor lain.
Secara parsial Reksadana
Konvensional, FASBIS, dan
ZIS memberi pengaruh
terhadap PDB riil Indonesia,
sedangkan reksadana
syariah belum terlihat nyata
terhadap PDB riil Indonesia.
6 Maria Piotrowska Pro-poor Analisis : Data panel
33
Judul: The Direct
ND Indirect Effects
of The Pro-Poor
Growth
growth, labor
market, local
redistribution
Hasil : bahwa pertumbuhan
ekonomi di Polandia secara
signifikan memepengaruhi
penurunan kemiskinan dan
mendorong perubahan
distribusi pendapatan yang
mendukung kelompok
miskin.
Selanjutnya penelitian ini
mengungkapkan hal itu
karena perbedaan regional
dalam tingkat dan
pertumbuhan PDB,
rendahnya pendidikan dan
rendahnya keterampilan,
dan rendahnya upah di ritel
perdagangan, adalah
hambatan dalam
pengentasan kemiskinan,
oleh karena itu mendapat
intervensi dari pemerintah.
7 Nurul Izzah
Judul: Analisis
Pengaruh Indeks
Pembangunan
Manusia (IPM) dan
Inflasi terhadap
Pertumbuhan
Ekonomi di Provinsi
Riau tahun 1994-
2013
IPM, Inflasi,
dan
Pertumbuhan
Ekonomi.
Analisis : OLS (Ordinary
Least Square)
Hasil:
Dari penelitian tersebut
menunjukkan bahwa IPM
berpengaruh positif dan
signifkan terhadap
pertumbuhan ekonomi di
Provinsi Riau sedangkan
Inflasi berpengaruh negatif
terhadap pertumbuhan
ekonomi di Provinsi Riau.
8 Anton Wijayanto
Judul: Analisis
Keterkaitan
Pertumbuhan
ekonomi,
Ketimpangan
Pendapatan dan
Analisis: Data Panel
Hasil:
Dari penelitian ini
34
Pertumbuhan
Ekonomi,
Ketimpangan
Pendapatan dan
Pengentasan
Kemiskinan di
Provinsi Sulawesi
Utara
Pengentasan
Kemiskinan
menunjukkan pertumbuhan
ekonomi mampu
menurunkan kemiskinan
tetapi ketimpangan
pendapatan menjadi
penghambat atau
mengurangi efektivitas
pertumbuhan ekonomi
dalam pengentasan
kemiskinan. Pertumbuhan
ekonomi di Provinsi
Sulawesi Utara selama
tahun 2000-2010 bersifat
pro kemiskinan
35
4. Kerangka Penelitian
Tabel 2.1
Kerangka Penelitian
ZIS (X1)
IPM (X2)
Kemiskinan (X3)
Variabel Independen
Pertumbuhan
Ekonomi Sumatra
Barat
(Y)
Model Regresi Data Panel
Common Effect Fixed Effect Random Effect
Uji Chow Uji Hausman
Uji Asumsi Klasik
Uji Multikolinearitas Uji Heterokedastisitas
Uji Spesifikasi
Uji t Uji F Adjusted R2
Interpretasi
36
Berdasarkan gambar kerangka pnelitian, pertumbuhan ekonomi
merupakan salah satu tolak ukur yang penting untuk mensejahterkan
rakyat.Untuki menunjang pertumbuhan ekonomi banyak hal yang harus
diperhatikan agar tingginya perekonomian tidak dinikmati oleh segelintir orang
saja. Dengan menggunakan analisis data panel penelitian ini bertujuan untuk
menguji pengaruh Zakat, Infaq dan Shadaqah (ZIS), Indeks Pembagunan
Manusia (IPM) dan Kemiskinan terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Provinsi
Sumatra Barat.
Hipotesa Penelitian
Hipotesa merupakan jawaban sementara atas suatu persoalan yang masih
perlu dibuktikan kebenarannya dan harus bersifat logis, jelas, dan dapat diuji.
Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah :
1. Adanya pengaruh secara parsial antara Zakat, Infaq dan Shadaqah (ZIS),
Indeks Pembagunan Manusia (IPM) dan Kemiskinan terhadap Pertumbuhan
Ekonomi di Provinsi Sumatra Barat.
2. Adanya pengaruh secara simultan antara Zakat, Infaq dan Shadaqah (ZIS),
Indeks Pembagunan Manusia (IPM) dan Kemiskinan terhadap Pertumbuhan
Ekonomi di Provinsi Sumatra Barat.
37
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
1. Ruang Lingkup penelitian
Penelitian ini didasarkan pada maslalah pertumbuhan ekonomi di
Kabupaten/Kota Provinsi Sumatra Barat. Penelitian Ini menggunakan dua
variabel yaitu variabel independen dan variabel dependen.
1. Variabel Dependen
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah laju
pertumbuhan ekonomi yang terjadi di Kabupaten/Kota Provinsi
Sumatra Barat pada tahun 2013-2015.
2. Variabel Independen
Variabel independen dalam penelitian ini adalah Dana Zakat,
Infaq, dan Shadaqah (ZIS), Index Pembangunan Manusi (IPM)
dan Kemiskinan di Kabupaten/Kota Provinsi Sumatra Barat.
Data yang diambil merupakan data tahunan. Sedangkan jenis data
yang digunakan dalam penelitian ini adalah data panel (pooled data), yaitu
kombinasi antara data time series dan data cross section sebanyak 19 data
Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatra Barat tahun 2013, 2014, 2015, dan
2016. Penulis ingin mengetahui sejauh mana variabel independen
mempengaruhi variabel dependen.
38
2. Metode Penentuan Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki
oleh populasi (Sugiyono, 2005). Metode penentuan sampel akan sangat
membantu dalam penelitian yang dihadapkan pada sampel yang beragam
dari suatu populasi. Data yang digunakan berupa data sekunder periode
2012-2015. Studi kasus Provinsi Sumatra Barat. Adapun sampel yang
digunakan merupakan Judgement Sampling.
Pada metode judgement sampling atau purposive sample
pengumpulan data atas dasar strategi kecakapan atau pertimbangan pribadi
semata. Pada dasarnya sampel dipilih berdasarkan pendapat analis dan
hasil penelitian digunakan untuk menarik kesimpulan tentang item-item di
dalam sampel.
Tabel 3.1
Daftar Kabupatan/Kota di Provinsi Sumatra Barat
No Kabupaten/ Kota
1 Kepulauan Mentawai
2 Pesisir Selatan
3 Kabupaten Solok
4 Sijunjung
5 Tanah Datar
6 Padang Pariaman
7 Agam
8 Lima Puluh Kota
9 Pasaman
10 Solok Selatan
11 Dharmasraya
12 Pasaman Barat
13 Padang
14 Kota Solok
15 Sawah Lunto
39
16 Padang Panjang
17 Bukittinggi
18 Payahkumbuh
19 Pariaman
3. Metode Pengumpulan Data
Jenis data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data
sekunder. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan
menggunakan Library Research yang dilakukan dengan mengumpulkan
data-data yang berkaitan dengan variabel penelitian, baik yang berasal dari
buku, website atau artikel. Data yang digunakan diperoleh dari berbagai
sumber antara lain:
1) Realisasi Penghimpunan Dana ZIS
Diperoleh dari badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Provinsi
Sumatra Barat tahun 2013, 2014, 2015, 2016
2) Indeks Pembangunan Manusia (IPM)
Diperoleh dari data IPM Sumatra Barat tahun 2013, 2014, 2015,
2016 yang diterbitkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS)
3) Kemiskinan
Diperoleh dari data Kemiskinan Sumatra Barat tahun 2013, 2014,
2015, 2016 yang diterbitkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS)
4. Metode Analisis Data
Penelitian ini menggunakan metode analisis regresi data
panel dengan menggunakan program komputer Eviews 9.
40
5. Metode Data Panel
Menurut Winarno (2011) data panel adalah jenis data yang
merupakan gabungan antara data runtut waktu (time series)
dengan data silang (cross section). Data runtut waktu adalah data
yang terdiri atas suatu objek tetapi meliputi beberapa periode
waktu. Sedangkan data seksi silang adalah data yang terdiri atas
beberapa objek (misalnya data beberapa perusahaan) pada suatu
waktu.
Uji regresi data panel ini dilakukan untuk mengetahui
hubungan antara variabel independen ZIS, IPM dan Kemiskinan
terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Provinsi Sumatra Barat.
Menurut Gujarati (2003) keuntungan menggunakan data panel
yaitu:
1) Mengingat penggunaan data panel juga meliputi data cross
section dalam rentan waktu tertentu, maka data panel akan
memperhitungkan secara eksplisit heterogenitas tersebut.
2) Dengan pengkombinasian, data akan memberikan informasi
yang lebih baik, tingkat kolinearitas yang lebih kecil antar
variabel dan lebih efisien.
3) Penggunaan data panel mampu meminimalisasi bisa yang
dihasilkan jika kita meregresikan data individu ke dalam
agregasi yang luas.
41
Jika kita meregresikan data individu ke dalam agregasi
yang luas. Dalam data panel, hilangnya suatu variabel akan tetap
menggambarkan perubahan lainnya akibat penggunaan data time
series. Selain itu, penggunaan data yang tidak lengkap
(unbalanced data) tidak akan mengurangi ketajaman estimasi.
Pemodelan Data Panel
Model Regresi Panel menurut Widarjono (2009):
Pertumbuhan Ekonomiit= α + β1ZISit + β2IPMit + β3Kemiskinanit
+ εit
Dimana :
α = Konstanta
t = waktu
i = (Kota/kabupaten)
ε = Error term
Dalam metode estimasi model regresi dengan
menggunakan data tabel dapat dilakukan melalui tiga
pendekatan, antara lain (Dedi, 2012):
a. Common Effect atau Pooled Least Square (PLS)
Hal pertama yang dilakukan dalam menentukan model
regresi data panel adalah dengan uji Common Effect atau Pooled
Least Square. Pendekatan ini merupakan pendekatan yang paling
sederhana karena hanya menggabungkan antara data time series
42
dan data cross section. Pendekatan ini mengabaikan dimensi
waktu dan ruang yang dimiliki oleh data panel (Ghozali, 2013).
Secara umum, bentuk model linear yang dapat digunakan
untuk memodelkan data panel adalah :
Yit = Xitβit + Ɛit
Dimana:
Yit : observasi dari unit ke-i dan diamati pada periode waktu ke-t
(yakni variabel dependen yang merupakan suatu data panel)
Xit : variabel independen dari unit ke-i dan diamati pada periode
waktu ke-t disini diasumsikan Xit memuat variabel
konstanta
Ɛit : adalah komponen error yang diasumsikan memiliki harga
mean 0 dan variansi homogen dalam waktu serta
independen dengan Xit.
Untuk model data panel, sering diasumsikan βit = β yakni
pengaruh dari perubahan dalam X diasumsikan bersifat konstanta
dalam waktu kategori cross section.
b. Fixed effect Model (FEM)
Selanjutnya langkah kedua yaitu menguji model regresi data
panel dengan menguji model Fixed Effect. Model ini dapat
menunjukkan perbedaan konstanta antar objek, meskipun dengan
koefisien regresor yang sama. Fixed Effect disini maksudnya
adalah bahwa satu objek, memiliki slope konstanta yang tetap
43
besarannya untuk berbagai periode waktu. Demikian juga dengan
koefisien regresinya, tetap besarannya dari waktu ke waktu (time
invariant). Untuk membedakan satu objek dengan objek lainnya,
digunakan variabel semu (dummy). Oleh karena itu, model ini
sering disebut dengan Least Square Dummy Variables (LSDV).
(Winarno, 2011)
c. Random effect Model (REM)
Random Effect digunakan untuk mengatasi kelemahan
metode Fixed Effect yang menggunakan variabel dummy,
sehingga model mengalami ketidakpastian. Tanpa menggunakan
variabel dummy, metode Random Effect menggunakan residual,
yang diduga memiliki hubungan antar waktu dan antar objek.
Namun untuk menganalisis dengan metode Random Effect, objek
data silang harus lebih besar daripada banyaknya koefisien.
(Winarno, 2011).
Tahapan Analisis Data
Untuk menganalisis data panel diperlukan uji spesifikasi
model yang tepat untuk menggambarkan data. Uji tersebut yaitu:
a. Uji Chow
Uji chow adalah pengujian untuk menentukan model apa
yang akan dipilih antara common effect model atau fixed effect
model. Hipotesis uji chow adalah:
44
H0 : common effect model
H1 : fixed effect model
Jika nilai F hitung > F tabel, maka H0 ditolak yang artinya
model panel yang harus digunakan adalah Fixed Effect Model,
dan sebaliknya jika H0 diterima maka model panel yang harus
digunakan adalah Common Effect Model. Selanjutnya bisa juga
dilihat dari nilai probabilitas, apabila probabilitas < α 5% maka
model panel yang digunakan adalah Fixed Effect Model, dan
sebaliknya apabila probabilitas > α 5% maka model panel yang
digunakan adalah Common Effect Model (PLS).
b. Uji Hausman
Uji Hausman adalah uji yang digunakan untuk
menentukan model antara Fixed Effect model atau Random Effect
model. Dengan hipotesis yaitu:
H0 : Random Effect Model
H1 : Fixed Effect Model
Penentuan model bisa dilihat dari nilai profitabilitas,
apabila profitabilitas < α 5% maka model panel yang harus
digunakan adalah Fixed Effect Model, dan sebaliknya apabila
profitabilitas > α 5% maka model panel yang harus digunakan
adalah Random Effect Model.
45
Uji Asumsi Klasik
Dengan pemakaian metode Ordinary Least Squared
(OLS), untuk menghasilkan nilai parameter model penduga yang
lebih tepat, maka diperlukan pendekteksian apakah model
tersebut menyimpang dari asumsi klasik atau tidak, deteksi
tersebut terdiri dari:
a. Uji Multikolinearitas
Multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah dalam
model regresi yang terbentuk ada korelasi yang tinggi atau
sempurna di antara variabel bebas (Suliyanto, 2011).
Multikolinearitas adalah kondisi adanya hubungan linier variabel
independen. Karena melibatkan beberapa variabel independen,
maka multikolinearitas tidak akan terjadi pada persamaan regresi
sederhana (yang terdiri atas satu variabel dependen dan satu
variabel independen). Masalah multikolinearitas biasanya muncul
karena jumlah observasi yang sedikit. Selain itu dapat dengan
menghilangkan salah satu variabel independen terutama yang
memiliki hubungan linier yang kuat dengan variabel lain. Namun
jika tidak mungkin dihilangkan maka tetap harus dipakai
(Winarno, 2011)
Dalam penelitian ini uji multikolinearitas akan dilakukan
dengan melihat pada nilai koefisien korelasinya pada hasil uji
correlation dengan menggunakan matriks korelasi. Jika hasil
46
koefisien korelasi pada output menunjukan hasil di atas 0,8 maka
diduga terjadi multikolinearitas. Sebaliknya, jika koefisien rendah
di bawah 0,8 maka diduga model terbebas dari masalah
multikolinearitas.
b. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah
dalam model regresi yang terbentuk terjadi ketidaksamaan varian
dari residual model regresi. Data yang baik adalah data yang
homokedastisitas. Heteroskedastisitas adalah keadaan dimana
varians dari setiap gangguan tidak konstan. Dampak adanya hal
tersebut adalah tidak efisiennya proses estimasi, sementara hasil
estimasinya sendiri tetap konsisten dan tidak “reliable” atau tidak
dapat dipertanggungjawabkan. Jika varians dari residual satu
pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut
homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heretokedastisitas
(Supranto, 2004).
Untuk mengetahui ada tidaknya heterokedastisitas, dalam
hal ini akan dilakukan dengan cara melihat pengujian White
Heteroskedasticity bertujuan untuk mendeteksi apakah varians
dari setiap unsur error term menunjukkan suatu angka yang
konstan. (Widarjono, 2009)
47
Pengujian Signifikan
a. Uji Signifikan Parameter Individual (Uji Statistik t)
Pengujian hipotesis yang dilakukan secara parsial bertujuan
untuk mengetahui pengaruh dan signifikansi dari masing-masing
variabel independen terhadap variabel dependen. Pengujian parsial
terhadap koefisien regresi secara parsial menggunakan uji-t pada
tingkat keyakinan 95% dan tingkat kesalahan dalam analisis (α) 5%
dengan ketentuan degree of freedom (df) = n-k, dimana n adalah
besarnya sampel, k adalah jumlah variabel. Dasar pengembalian
keputusan adalah:
Jika t-hitung < t-tabel : H0 diterima dan H1 ditolak
Jika t-hitung > t-tabel : H0 ditolak dan H1 diterima
b. Uji Signifikan Simultan (Uji Statistik F)
Pengujian ini untuk mengetahui apakah variabel independen
yaitu Pengaruh Zakat infaq shadaqah, Indeks Pembangunan
Manusia, Produk Domestik Regional Bruto, dan Gini Rasio.
secara simultan berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen
(pertumbuhan ekonomi di Sumatra Barat). Pengujian ini dilakukan
dengan uji F pada tingkat keyakinan 95% dan tingkat kesalahan (α)
5% dengan degree of freedom (df1) = k-1, degree of freedom (df2)
= n-k. dasar pengambilan keputusan adalah :
Jika f-hitung < F-tabel : H0 diterima dan H1 ditolak
Jika f-hitung > F-tabel : H0 ditolak dan H1 diterima
48
c. Uji Koefesien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi (R2) digunakan untuk mengukur
seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi
variabel dependen (Ghozali, 2013). Dengan uji koefisien
determinasi dapat diketahui berapa persen variabel bebas
berpengaruh terhadap variabel terikat, atau berapa persen pengaruh
variabel lain yang tidak dimasukkan ke dalam penelitian.
Untuk menguji koefisien determinasi bisa dilihat dari nilai
Adjusted R-squared, koefisien determinasi bernilai antara 0 dan 1.
Jika nilai Adjusted R-square mendekati 1 maka semakin baik, dan
sebaliknya jika nilai Adjusted R-square mendekati 0 maka semakin
buruk.
Secara umum koefisien determinasi untuk data silang
(cross section) relatif rendah karena adanya variasi yang besar
antara masing-masing pengamatan, sedangkan untuk data runtun
waktu (time series) biasanya mempunyai nilai koefisien
determinasi yang tinggi (Ghozali, 2013).
6. Operasional Variabel Penelitian
Variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang
berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari
sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik
kesimpulannya. Sugiyono (2005).
49
Penelitian ini melibatkan empat variabel bebas (independen), satu
variabel terikat (dependen). Variabel bebas dalam penelitian ini
meliputi:
a. Variabel Dependen
Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi yang tinggi maka ia akan mampu
memberikan efek yang tinggi terhadap bidang-bidang yang lain
sebab ketika suatu negara mengalami pertumbuhan ekonomi maka
pendapatan nasional suatu negara akan terdongkrak naik sehingga
bisa dialokasikan untuk pembiayaan pembangunan infrastruktur
perekonomian. Oleh sebab itu pertumbuhan ekonomi menjadi
prioritas utama suatu negara guna mensejahterakan penduduknya.
Dalam Penelitian ini, data yang digunakan adalah Laju
Pertumbuhan Ekonomi di Kabupaten/Kota Provinsi Sumatra Barat
tshun 2013-2016. Data tersebut diperoleh dari laporan Sumatra
Barat dalam angkat 2013, 2014, 2015, 2016 yang diterbitkan oleh
Biro Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sumatra Selatan
b. Variabel Independen
Variabel independen merupakan variabel yang mempengaruhi
atau menjadi penyebab perubahannya atau timbulnya variabel
dependen. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel independen
adalah sebagai berikut:
50
Zakat, Infaq dan Shadaqah (ZIS)
Zakat adalah bagian dari harta yang telah memenuhi syarat
tertentu, yang diwajibkan oleh Allah untuk diserahkan kepada yang
berhak menerimanya dengan persyaratan tertentu pula
(Hafidhuddin, 2004). Sedangkan pendayagunaan dana ZIS
merupakan pemberian dana Zakat, Infak dan Sedekah (ZIS) yang
telah terkumpul di Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS)
Provinsi Sumatra Barat dan dikeluarkan dalam bentuk
pendayagunaan dana. Satuan dari variabel pendayagunaan dana
ZIS adalah dalam miliar rupiah . Data ZIS yang digunakan dalam
penelitian ini adalah data periode tahun 2013-2016.
Indeks Pembangunan Manusia
Indeks Pembangunan Manusia atau Human Development
Indeks (HDI) adalah pengukuran perbandingan dari harapan hidup,
melek huruf, pendidikan dan standar hidup untuk semua negara
seluruh dunia. HDI digunakan untuk mengklasifikasi apakah
sebuah negara adalah negara maju, negara berkembang atau negara
terbelakang dan juga untuk mengukur pengaruh dari kebijaksanaan
ekonomi terhadap kualitas hidup. Dalam penelitian ini data IPM
yang digunakan berasal dari Badan Pusat Statistika (BPS) Provinsi
Sumatra Barat dari tahun 2013-2016.
51
Kemiskinan
Bank Dunia (2006) mendefinisikan kemiskinan adalah keadaan
kelaparan,kurang tempat tinggal kurang sandang, dan kurang
pendidikan. Ada banyak hal yang menyebabkan seseorang masuk
dalam kategori miskin, diantaranya:
Rendahnya pendapatan dan asset untuk memenuhi kebutuhan
dasar,seperti makanan, tempat tinggal, pakain, kesehatan dan
pendidikan.
Ketidakmampuan untuk bersuara dan ketiadaan kekuatan di
depan institusi dan masyarakat.
Rentan terhadap guncangan ekonomi.
Dalam penelitian ini data jumlah penduduk miskin yang digunakan
berasal dari Badan Pusat Statistika (BPS) Provinsi Sumatra Barat
dari tahun 2013-2016.
52
BAB IV
ANALISI DAN PEMBAHASAN
1. Gambaran Umum Objek Penelitian
a. Kondisi Geografis
Sumatera Barat adalah salah satu provinsi di Indonesia yang terletak
di pulau Sumatera dengan Padang sebagai ibu kotanya. Sesuai dengan
namanya, wilayah provinsi ini menempati sepanjang pesisir barat
Sumatera bagian tengah dan sejumlah pulau di lepas pantainya seperti
Kepulauan Mentawai. Dari utara ke selatan, provinsi dengan wilayah
seluas 42.297,30 km² ini berbatasan dengan empat provinsi, yakni
Sumatera Utara, Riau, Jambi, dan Bengkulu.
Sumatera Barat adalah rumah bagi etnis Minangkabau, walaupun
wilayah adat Minangkabau sendiri lebih luas dari wilayah administratif
Provinsi Sumatera Barat saat ini. Provinsi ini berpenduduk sebanyak
4.846.909 jiwa dengan mayoritas beragama Islam. Provinsi ini terdiri dari
12 kabupaten dan 7 kota dengan pembagian wilayah administratif sesudah
kecamatan di seluruh kabupaten (kecuali kabupaten Kepulauan Mentawai)
dinamakan sebagai nagari.
Sumatera Barat terletak di pesisir barat bagian tengah pulau Sumatera
yang terdiri dari dataran rendah di pantai barat dan dataran tinggi vulkanik
yang dibentuk oleh Bukit Barisan. Provinsi ini memiliki daratan seluas
42.297,30 km² yang setara dengan 2,17% luas Indonesia. Dari luas
53
tersebut, lebih dari 45,17% merupakan kawasan yang masih ditutupi hutan
lindung.
b. Kondisi Laju Pertumbuhan Ekonomi di Provinsi Sumatra Barat
Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu tolak ukur dari
keberhasilan pembangunan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi adalah proses
kenaikan output perkapita yang terus menerus naik dalam jangka panjang.
Grafik 4.1
Laju Pertumbuhan Ekonomi dari tahun 2013-2016
Sumber: bps.go.id
Berdasarkan Grafik 4.1 menujukkan laju pertumbuhan ekonomi
mengalami penurunan dari tahun 2013-2016. Menurut BPS Sumatra Barat
Melambatnya kinerja perekonomian pada tahun 2013-2014 karena
pengaruh dari produksi sektor pertanian mendominasi perekonomian.
Sedangakan Menurut Kepala Bank Indonesia wilayah Sumatra Barat pada
tahun 2015-2016 perlambatan pertumbuhan ekonomi tersebut berasal dari
pelemahan ekspor karena berlanjutnya penurunan harga komoditas ekspor
utama Sumbar yaitu CPO dan Karet, serta imbas penurunan tingkat daya
6.08
5.88
5.52
5.26
4.8
5
5.2
5.4
5.6
5.8
6
6.2
2013 2014 2015 2016
Pertumbuhan Ekonomi
PertumbuhanEkonomi
54
beli masyarakat yang berdampak pada perlambatan tingkat konsumsi
rumah tangga. Meskipun mengalami trend yang menurun namun
perekonomian di Sumatra Barat tetap tumbuh dari tahun ke tahun.
c. Kondisi Zakaf, Infaq dan Shadaqah (ZIS) di Provinsi Sumatra
Barat
Zakat yang terdistribusi dengan baik dapat meningkatkan pertumbuhan
ekonomi. Pemabayaran zakat masyarakat muslim merakam bentuk
redistribusi kekayaan kaum muslim sebagai jembatan ketimpangan antara
masyarakat dari golongan kaya dan masyakarat dari golongan miskin.
Grafik 4.2
Penghimpunan ZIS Provinsi Sumatra Barat dari tahun 2013-2016
(Milyar Rupiah)
Sumber: BAZNAS provinsi Sumatra Barat
Grafik 4.2 menunjukkan bahwa penyaluran dana zis terus
meningkat dari tahun 2013-2016. Pada tahun 2015 menuju tahun 2016
penyaluran ZIS meningkat tinggi dari tahun-tahun sebelumnya menajadi
54,172,101,913 miliyar rupiah.
0
10,000,000,000
20,000,000,000
30,000,000,000
40,000,000,000
50,000,000,000
60,000,000,000
2013 2014 2015 2016
Penyaluran ZIS
55
d. Kondisi Indeks Pembangunan Manusia di Provinsi Sumatra Barat
Menurut BPS Indek pembangunan manusia merupakan suatu indeks
komposit yang mencakup tiga bidang pembagian manusia yang dianggap
sangat mendasar yaitu kesehatan yang diukur dari rata-rata usia harapan
hidup, pengetahuan dan pendidikan yang diukur dari rata-rata lama sekolah
dan angka melek huruf dan standar hidup layak (kesejahteraan) secara
keseluruhan.
Grafik 4.3
Indeks Pembangunan Manusia Provinsi Sumatra Barat
tahun 2013-2016
Sumber: bps.go.id
Pada Grafik 4.3 menujukan IPM yang terus meningkat dari tahun
2013-2016 di Provinsi Sumatra Barat setiap tahunnya. IPM yang terus
menungkat disebabkan oleh faktor meningkatnya angka harapan hidup,
pendidikan yang tinggi, serata pengeluaran perkapita masyarakat Sumatra
68.91
69.36
69.98
70.73
68
68.5
69
69.5
70
70.5
71
2013 2014 2015 2016
Indeks Pembangunan Manusia (IPM)
IndeksPembangunanManusia (IPM)
56
Barat. Sementara itu IPM Sumbar lebih tinggi dari IPM nasional (68,90)
pada tahun 2014.
e. Kondisi Kemiskinan di Provinsi Sumatra Barat
Salah satu tujuan utama pertumbuhan ekonomi adalah pengurangan
tingkat kemiskinan, artinya pertumbuhan ekonomi seharusnya dapat
mengurangi jumlah penduduk miskin secara signifikan.
Grafik 4.4
Kemiskinan Provinsi Sumatra Barat di tahun 2013-2016
Sumber: bps.go.id
Pada Grafik 4.4 menujukan Kemiskinan yang terus meningkat dari
tahun 2013-2016 di Provinsi Sumatra Barat setiap tahunnya. Menurut BPS
Sumatra Barat untuk mengurangi kemiskinan Sumatra Barat pemerintah
daerah harus memningkatkan koordinasi sinergi dalam mengoptimalkan
kebijakan dan program penanggulangan kemiskinan.
337 350 384
425
0
100
200
300
400
500
2013 2014 2015 2016
Jumlah Penduduk miskin
Jumlah Pendudukmiskin
57
2. Analisis Data
pengujian Asumsi Klasik
a. Uji Multikolinieritas
Uji Multikolinieritas betujuan untuk menguji apakah dalam
model regresi yang berbentuk terdapat korelasi tinggi atau sempurna
diantara variabel bebas (Suliyanto,2011).
Untuk mengetahui ada atau tidaknya multikolinieritas
digunakan uji correlation dengan menggunakan matriks korelasi. Jika
koefisien korelasi cukup tinggi diatas 0,8 maka diduga adanya
multikolinieritas. Sebaliknya, jika koefisien korelasi rendah atau
dibawah 0,8 maka diduga model tidak mengandung multikolinieritas.
Berdasarkan hasil perhitungan yang dilakukan dengan Eviews, berikut
adalah hasil uji multikolinieritas :
Tabel 4.1
Uji Multikolinearitas
ZIS IPM KEMISKINAN
ZIS 1.000000 0.099659 -0.253857
IPM 0.099659 1.000000 0.171936
KEMISKINAN -0.253857 0.171936 1.000000
Sumber: Data Output Eviews
Berdasarkan hasil pengujian multikolinieritas pada tabel di atas,
dapat dilihat bahwa nilai koefesien korelasi antar variabel independen
dalam penelitian ini berada pada kisaran angka dibawah 0,9 sehingga
58
dapat disimpulkan bahwa data yang digunakan dalam penelitian ini
terbebas dari masalah multikolinieritas.
b. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam
model regresi yang terbentuk terjadi penyimpangan asumsi klasik
heteroskedastisitas yaitu adanya ketidaksamaan varian dari residual
untuk semua pengamatan model regresi. Data yang baik adalah data
yang homokedastisitas.
Uji heteroskedastisitas pada penelitian ini menggunakan uji glejser,
uji geljser dapat menjelaskan apabila nilai Probabilitas F-statistik lebih
kecil dari α=5% maka data bersifat heteroskedastisitas begitu pula
sebaliknya. Uji heteroskedastisitas pada penelitian ini menggunakan uji
white, uji white dapat menjelaskan apabila nilai Probabilitas Chi-Square
lebih kecil dari α=5% maka data bersifat heteroskedastisitas begitu pula
sebaliknya.
Tabel 4.2
Uji Heterokedastisitas
Heteroskedasticity Test: White F-statistic 0.396170 Prob. F(3,72) 0.7561
Obs*R-squared 1.234166 Prob. Chi-Square(3) 0.7448
Scaled explained SS 0.861229 Prob. Chi-Square(3) 0.8348
Hasil output pada tabel 4.2 menunjukan nilai Probabiliti F-statistik
adalah sebesar 0.7561 > α=0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa data tidak mengandung heteroskedastisitas.
59
Pemilihan Model Regresi Data Panel
Data panel merupakan gabungan dari data time series (runtun
waktu) dan cross section (data silang). Dalam analisis data panel terdapat
tiga pemodelan :
Tabel 4.3
Hasil Regresi Data Panel Menggunakan Common Effect
Model, Fixed Effect Model dan Random Effect Model
Variabel
Common Effect
Model (t-Statistic &
Prob)
Fixed Effect Model
(t-Statistic & Prob)
Random Effect
Model (t-Statistic &
Prob)
C 11.86660 0.0000 7.486143 0.0000 10.10276 0.0000
ZIS? -9.677761 0.0000 -0.811266 0.4208 -14.47967 0.0000
IPM? 7.196391 0.0000 -6.034032 0.0000 5.436656 0.0000
KEMISKINAN? -1.101126 0.2745 -2.789213 0.0073 -2.565898 0.0124
Adjusted R-
squared 0.636880 0.841517 0.641796
F- statistic 44.84778 19.96360 45.79259
Prob (F- statistic) 0.000000 0.000000 0.000000
Sumber: Output Eviews
Tabel 4.3 merupakan hasil regresi data panel dengan common
effect, fixed effect dan random effect, maka langkah selanjutnya dilihat dari
hasil uji chow. Uji chow ini dilakukan untuk menentukan model terbaik
yang akan digunakan antara common effect atau fixed effect. Hasil uji
chow dapat dilihat sebagai berikut:
60
Tabel 4.4
Hasil Uji chow
Redundant Fixed Effects Tests
Pool: WILAYAH
Test cross-section fixed effects Effects Test Statistic d.f. Prob. Cross-section F 6.164868 (18,54) 0.0000
Cross-section Chi-square 84.874158 18 0.0000
Sumber : Output Eviews
Hasil uji chow pada Tabel 4.4 menunjukkan bahwa nilai
probabilitas cross section adalah 0.0000 yang menunjukkan bahwa 0.0000
< 0.05, maka H0 ditolak. Oleh karena itu model yang dipilih adalah Fixed
Effect Model. Selanjutnya setelah di dapat hasil regresi Random Effect
Model maka dilakukan pengujian seterusnya ke uji hausman.
Tabel 4.5
Hasil Uji Hausman
Correlated Random Effects - Hausman Test
Pool: WILAYAH
Test cross-section random effects
Test Summary Chi-Sq. Statistic Chi-Sq. d.f. Prob.
Cross-section random 0.000000 3 1.0000
* Cross-section test variance is invalid. Hausman statistic set to zero.
Sumber : Output Eviews
Berdasarkan hasil uji hausman pada Tabel 4.3, dapat dilihat dari
nilai probabilitas cross-section random yaitu sebesar 1.0000 yang
menunjukkan bahwa 1.0000 > 0.05, maka H0 diterima sehingga model
terbaik yang dipilih adalah Random Effect Model. Namun menurut
61
Kristanto dan Sumani (2015) jika nilai probabilitas 1.0000 berarti random
effect model adalah model yang lebih tepat untuk digunakan, tetapi jika
terdapat peringatan yang menunjukkan bahwa variance pada uji hausman
tidak valid sehingga hasil uji hausman menjadi tidak valid. Maka
kesimpulan dari uji hausman yang tidak valid membuat penelitian ini
harus kembali menggunakan hasil dari uji sebelumnya yaitu fixed effect.
Berarti dapat disimpulkan model yang tepat digunakan dalam penelitian
ini adalah fixed effect model.
3. Pengujian Hipotetsis dengan Regresi Data Panel
Merujuk pada Tabel 4.3 dengan menggunakan Fixed Effect Model maka
dapat dilakukan pengujian hipotesis :
a. Pengaruh Variabel ZIS, IPM, dan Kemiskinan terhadap
Pertumbuhan Ekonomi secara parsial (Uji t)
Uji t digunakan untuk melihat pengaruh variabel independen
secara parsial terhadap variabel dependen. Apabila nilai probabilitas <
0.05 maka hasilnya signifikan, yang artinya terdapat pengaruh dari
variabel independen secara individual terhadap variabel dependen.
Dalam persamaan, digunakan tingkat kepercayaan α = 5% dengan
df=(n-k), df = 71 maka diperoleh t-tabel 1,99394.
Merujuk pada Tabel 4.3 maka uji hipotasis secara parsial
menggunakan uji t dengan fixed effect model adalah:
Pengaruh ZIS terhadap Pertumbuhan Ekonomi
62
Hasil regresi data panel menunjukkan hasil t-hitung variabel
ZIS 0.811266 dan nilai t-tabel adalah sebesar 1.99394 yang berarti
bahwa nilai t-hitung lebih kecil dari t-tabel (0.811266 < 1.99394).
Kemudian jika dilihat dari nilai probabilitas yaitu sebesar 0,4208 >
0.05, hal ini menunjukkan bahwa ZIS tidak memiliki pengaruh
terhadap Pertumbuhan Ekonomi.
Pengaruh IPM terhadap Pertumbuhan Ekonomi
Hasil regresi data panel menunjukkan hasil t-hitung variabel
IPM 6.034032 dan nilai t-tabel adalah sebesar 1.99394 yang berarti
bahwa nilai t-hitung lebih kecil dari t-tabel (6.034032 < 1.99394).
Kemudian jika dilihat dari nilai probabilitas yaitu sebesar 0,0000 <
0.05, hal ini menunjukkan IPM memiliki pengaruh terhadap
Pertumbuhan Ekonomi.
Pengaruh Kemiskinan terhadap Pertumbuhan Ekonomi
Hasil regresi data panel menunjukkan hasil t-hitung variabel
Kemiskinan 2.789213 dan nilai t-tabel adalah sebesar 1.99394 yang
berarti bahwa nilai t-hitung lebih kecil dari t-tabel (2.789213 <
1.99394). Kemudian jika dilihat dari nilai probabilitas yaitu sebesar
0,0073 < 0.05, hal ini menunjukkan IPM memiliki pengaruh
terhadap Pertumbuhan Ekonomi.
63
b. Pengaruh Variabel ZIS, IPM, dan Kemiskinan terhadap
Pertumbuhan Ekonomi secara Simultan (Uji F)
Uji F digunakan untuk melihat apakah variabel independen secara
bersama-sama berpengaruh terhadap variabel dependen atau untuk
mengetahui apakah model regresi dapat digunakan untuk memprediksi
variabel dependen atau tidak.
Merujuk pada Tabel 4.3 maka uji hipoteses secara simultan
menggunakan uji F dengan fixed effect model adalah:
Apabila nilai F hitung > F tabel maka H0 ditolak yang berarti bahwa
variabel independen secara simultan mempengaruhi variabel
dependen. Apabila F hitung < F tabel maka H0 diterima yang berarti
bahwa tidak ada variabel independen yang mempengaruhi variabel
dependennya. Kemudian jika dilihat dari nilai probabilitas F < 0.05
maka hasilnya signifikan, yang artinya terdapat pengaruh dari variabel
independen secara simultan terhadap variabel dependen.
H0 : tidak terdapat pengaruh signifikan anatara variabel ZIS, IPM dan
Kemiskinan secara simultan terhadap Pertumbuhan Ekonomi di
Provinsi Sumatra Barat
H1 : terdapat pengaruh signifikan anatara variabel ZIS, IPM dan
Kemiskinan secara simultan terhadap Pertumbuhan Ekonomi di
Provinsi Sumatra Barat
Berdasarkan hasil output eviews pada Tabel 4.3, nilai F hitung yaitu
sebesar 19.96360 sementara F tabel dengan α = 5% adalah sebesar
64
2,73. Dengan demikina Fhitung > Ftabel (19.96360 > 2.73).
Kemudian jika dilihat dari nilai probabilitas yaitu sebesar 0.000000 <
0.05, sehingga H0 ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa variabel ZIS,
IPM dan Kemiskinan secara bersama-sama (simultan) mempunyai
pengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi di Provinsi Sumatra Barat,
sehingga model regresi dapat digunakan untuk memprediksi variabel
dependen.
c. Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi (Adjusted R-Square) digunakan untuk
mengukur seberapa besar variabel independen mampu menjelaskan
variabel dependen. Apabila nilai Adjusted R-Square semakin
mendekati satu maka semakin baik, yang artinya variabel independen
yang digunakan memberikan semua informasi yang dibutuhkan untuk
memprediksi variabel dependen.
Merujuk pada Tabel 4.3 nilai Adjusted R-squared untuk fixed effect
model adalah sebesar 0.841517. Hal ini menunjukkan bahwa
persentase sumbangan pengaruh variabel independen terhadap
variabel dependen adalah sebesar 84.15%. Dapat diartikan juga bahwa
variabel independen yang digunakan dalam penelitian mampu
menjelaskan sebesar 84.15% terhadap variabel dependen, dan sisanya
15.85% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam
penelitian ini.
65
Berdasarkan estimasi model regresi data panel yang telah dilakukan
sebelumnya, maka penelitian in akan menggunakan fixed effect model
yang ditampilkan pada tabel berikut:
4. Persamaan Model Regresi
Tabel 4.6
Koefisien Variabel
Variabel Coefficient
C 35.46926
ZIS? -0.040096
IPM? -0.418236
KEMISKINAN? -0.086454
Sumber: Output Eviews
Berdasarkan tabel, maka ditemukan hasil perhitungan ZIS, IPM
dan Kemiskinan terhadap pertumbuhan ekonomi di Provinsi Sumatra Barat
sebagai berikut :
Pertumbuhan Ekonomi = 35.46926 - 0.040096 ZIS - 0.418236 IPM -
0.086454 Kemiskinan
Dari model di atas dapat dibuat interpretasi sebagai berikut:
1) Konstanta sebesar 35.46926 menunjukkan bahwa jika variabel
independen (ZIS, IPM, dan Kemiskinan) adalah nol, maka kenaikan
pertumbuhan ekonomi sebesar 35.46926 .
66
2) Nilai koefisien regresi jumlah dana ZIS sebesar -0.040096 yang
berarti setiap kenaikan jumlah dana ZIS naik 1%, maka pertumbuhan
ekonomi mengalami penurunan sebesar - 0.040096.
3) Nilai koefesien regresi IPM sebesar -0.418236 yang berarti setiap
kenaikan IPM naik 1% maka pertumbuhan ekonomi mengalami
kenaikan sebesar -0.418236.
4) Nilai koefesien regresi jumlah Kemiskinan sebesar -0.086454 yang
berarti setiap kenaikan tingkat Kemiskinan naik 1% maka
pertumbuhan ekonomi mengalami penurunan -0.086454.
Tabel 4.7
Hasil Uji Persamaan Setiap Objek Penelitian
Fixed Effects (Cross) Coefficient
AGAM--C -0.184372
BUKITTINGGI--C 3.863808
DHARMASRAYA--C -0.071751
KABSOLOK--C -1.527371
KEPMENTAWAI--C -5.849101
KOTASOLOK--C 3.084282
LIMAPULUHK--C -1.139646
PADANG--C 4.746835
PARIAMAN--C 1.964012
PASAMAN--C -2.847750
PASAMANBAR--C -2.032683
PAYAKUMBUH--C 3.348388
PESISIRSEL--C -0.949496
PPANJANG--C 2.551006
PPARIAMAN--C -0.696501
SAWAHLUNTO--C 0.134732
SIJUNJUNG--C -2.038761
SOLOKSEL--C -1.653992
TANAHDATAR--C -0.701640
Sumber : Output Eviews
67
Berdasarkan tabel di atas, maka didapat persamaan model regresi
pertumbuhan ekonomi tiap Kabupaten dan Kota di Sumatra Barat,
sebagai berikut :
1) Persamaan model regresi Kabupaten Agam
Pertumbuhan ekonomi Kab. Agam = -0.184372 - 0.040096 ZIS
- 0.418236 IPM - 0.086454 Kemiskinan
Konstanta sebesar -0.184372 menunjukan bahwa jika variabel
independen (ZIS, IPM dan Kemiskinan) adalah nol, maka
pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Agam adalah sebesar -
0.184372
2) Persamaan model regresi Kabupaten Bukittinggi
Pertumbuhan ekonomi Kab. Bukittinggi =3.863808 - 0.040096
ZIS - 0.418236 IPM - 0.086454 Kemiskinan
Konstanta sebesar 3.863808 menunjukan bahwa jika variabel
independen (ZIS, IPM dan Kemiskinan) adalah nol, maka
pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Bukittinggi adalah sebesar
3.863808.
3) Persamaan model regresi Kabupaten Dharmasraya
Pertumbuhan ekonomi Kab. Dharmasraya = -0.071751 -
0.040096 ZIS - 0.418236 IPM - 0.086454 Kemiskinan
Konstanta sebesar -0.071751 menunjukan bahwa jika variabel
independen (ZIS, IPM dan Kemiskinan) adalah nol, maka
68
pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Dharmasraya adalah
sebesar -0.071751
4) Persamaan model regresi Kabupaten Solok
Pertumbuhan ekonomi Kab. Solok = -1.527371 - 0.040096 ZIS
- 0.418236 IPM - 0.086454 Kemiskinan
Konstanta sebesar -1.527371 menunjukan bahwa jika variabel
independen (ZIS, IPM dan Kemiskinan) adalah nol, maka
pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Solok adalah sebesar -
1.527371.
5) Persamaan model regresi Kepulauan Mentawai= -5.849101 -
0.040096 ZIS - 0.418236 IPM - 0.086454 Kemiskinan
Konstanta sebesar -5.849101 menunjukan bahwa jika variabel
independen (ZIS, IPM dan Kemiskinan) adalah nol, maka
pertumbuhan ekonomi di Kepulauan Mentawai adalah sebesar -
5.849101 .
6) Persamaan model regresi Kota Solok
Pertumbuhan ekonomi Kota Solok = 3.084282 -0.040096 ZIS -
0.418236 IPM - 0.086454 Kemiskinan
Konstanta sebesar 3.084282 menunjukan bahwa jika variabel
independen (ZIS, IPM dan Kemiskinan) adalah nol, maka
pertumbuhan ekonomi di Kota Solok adalah sebesa 3.084282.
7) Persamaan model regresi Kabupaten Lima Puluh Kota
69
Pertumbuhan ekonomi Kab. Lima Puluh Kota = -1.139646
-0.040096 ZIS - 0.418236 IPM - 0.086454 Kemiskinan
Konstanta sebesar -1.139646 menunjukan bahwa jika variabel
independen (ZIS, IPM dan Kemiskinan) adalah nol, maka
pertumbuhan ekonomi di Kab. Lima Puluh Kota adalah sebesa -
1.139646.
8) Persamaan model regresi Kota Padang
Pertumbuhan ekonomi Kota Padang = 4.746835 - 0.040096 ZIS
- 0.418236 IPM - 0.086454 Kemiskinan
Konstanta sebesar 4.746835 menunjukan bahwa jika variabel
independen (ZIS, IPM dan Kemiskinan) adalah nol, maka
pertumbuhan ekonomi di Kota Padang adalah sebesar 4.746835.
9) Persamaan model regresi Kabupaten Pariaman
Pertumbuhan ekonomi Kab. Pariaman = 1.964012 -0.040096
ZIS - 0.418236 IPM - 0.086454 Kemiskinan
Konstanta sebesar 1.964012 menunjukan bahwa jika variabel
independen (ZIS, IPM dan Kemiskinan) adalah nol, maka
pertumbuhan ekonomi di Kab. Pariaman adalah sebesar
1.964012.
10) Persamaan model regresi Kabupaten Pasaman
Pertumbuhan Ekonomi Kab. Pasaman = -2.847750 -0.040096
ZIS - 0.418236 IPM - 0.086454 Kemiskinan
70
Konstanta sebesar -2.847750 menunjukan bahwa jika variabel
independen (ZIS, IPM dan Kemiskinan) adalah nol, maka
pertumbuhan ekonomi di Kab. Pasaman adalah sebesar -
2.847750.
11) Persamaan model regresi Kabupaten Pesaman Barat
Pertumbuhan Ekonomi Kab. Pesaman Barat = - 2.032683-
0.040096 ZIS -0.418236 IPM - 0.086454 Kemiskinan
Konstanta sebesar -2.032683 menunjukan bahwa jika variabel
independen (ZIS, IPM dan Kemiskinan) adalah nol, maka
pertumbuhan ekonomi di Kab. Pasaman Barat adalah sebesar -
2.032683.
12) Persamaan model regresi Kabupaten Payakumbuh
Pertumbuhan Ekonomi Kab. Payakumbuh = 3.348388 -
0.040096 ZIS - 0.418236 IPM - 0.086454 Kemiskinan
Konstanta sebesar 3.348388 menunjukan bahwa jika variabel
independen (ZIS, IPM dan Kemiskinan) adalah nol, maka
pertumbuhan ekonomi di Kab. Payakumbuh adalah sebesar
3.348388.
13) Persamaan model regresi Kabupaten Pesisir Selatan
Pertumbuhan Ekonomi Kab. Pesisir Selatan = -0.949496-
0.040096 ZIS - 0.418236 IPM - 0.086454 Kemiskinan
Konstanta sebesar -0.949496 menunjukan bahwa jika variabel
independen (ZIS, IPM dan Kemiskinan) adalah nol, maka
71
pertumbuhan ekonomi di Kab. Pesisir Selatan adalah sebesar -
0.949496.
14) Persamaan model regresi Kabupaten Padang Panjang
Pertumbuhan ekonomi Kab. Padang Panjang = 2.551006 -
0.040096 ZIS - 0.418236 IPM - 0.086454 Kemiskinan
Konstanta sebesar 2.551006 menunjukan bahwa jika variabel
independen (ZIS, IPM dan Kemiskinan) adalah nol, maka
pertumbuhan ekonomi di Kab. Padang Panjang adalah sebesar
2.551006.
15) Persamaan model regresi Kabupaten Padang Pariaman
Pertumbuhan Ekonomi Kab. Padang Pariaman = -0.696501 -
0.040096 ZIS - 0.418236 IPM - 0.086454 Kemiskinan
Konstanta sebesar -0.696501 menunjukan bahwa jika variabel
independen (ZIS, IPM dan Kemiskinan) adalah nol, maka
pertumbuhan ekonomi di Kab. Padang Pariaman adalah sebesar
-0.696501.
16) Persamaan model regresi Kabupaten Sawah Lunto
Pertumbuhan ekonomi Kab. Sawah Lunto = 0.134732-0.040096
ZIS - 0.418236 IPM - 0.086454 Kemiskinan
Konstanta sebesar 0.134732 menunjukan bahwa jika variabel
independen (ZIS, IPM dan Kemiskinan) adalah nol, maka
pertumbuhan ekonomi di Kab. Sawah Lunto adalah sebesar
0.134732.
72
17) Persamaan model regresi Kabupaten Sijunjung
Pertumbuhan ekonomi Kab. Sijunjung = -2.038761 -0.040096
ZIS - 0.418236 IPM - 0.086454 Kemiskinan
Konstanta sebesar -2.038761 menunjukan bahwa jika variabel
independen (ZIS, IPM dan Kemiskinan) adalah nol, maka
pertumbuhan ekonomi di Kab. Sijunjung adlah sesbesar -
2.038761.
18) Persamaan model regresi Kabupaten Solok Selatan
Pertumbuhan ekonomi Kab. Solok Selatan = -1.653992 -
0.040096 ZIS - 0.418236 IPM - 0.086454 Kemiskinan
Konstanta sebesar -1.653992 menunjukan bahwa jika variabel
independen (ZIS, IPM dan Kemiskinan) adalah nol, maka
pertumbuhan ekonomi di Kab. Solok Selatan adalah sebesar -
1.653992.
19) Persamaan model regresi Kabupaten Tanah Datar
Pertumbuhan ekonomi Kab. Tana Datar = -0.701640-0.040096
ZIS - 0.418236 IPM - 0.086454 Kemiskinan
Konstanta sebesar -0.701640 menunjukan bahwa jika variabel
independen (ZIS, IPM dan Kemiskinan) adalah nol, maka
pertumbuhan ekonomi di Kab. Tanah Datar adalah sebesar -
0.701640.
73
5. Pembahasan Hasil Penelitian
Analisis regresi yang telah dilakukan bertujuan untuk
mengetahui hubunganan antara ZIS, IPM, dan Kemiskinan
terhadap Pertumbuhan Ekonomi. Berikut ini adalah tabel hubungan
antar variabel :
Tabel 4.8
Hubungan Variabel Independen terhadap Pertumbuhan
Ekonomi
Variabel Signifikansi
ZIS Tidak Signifikan
IPM Signifikan
Kamiskinan Signifikan
a) Hubungan Zakat, Infaq, dan Shadaqah (ZIS) terhadap
Laju Pertumbuhan Ekonomi
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa tidak terdapat
pengaruh yang signifikaan antara ZIS dan Pertumbuhan Ekonomi
di Sumatra Barat. Peningkatan dan penurunan ZIS tidak akan
berpengarauh terhadap pertumbuhan ekonomi.
Walaupun dari data BAZNAS menujukkan peningkatan
setiap tahunnya, taetapi hasil dari penelitian ini, peningkatan dana
ZIS tidak dapat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi di Sumatra
Barat. Menurut BAZNAS penghimpunan zakat masih berasal dari
perorangan, sedangkan potensi perhimpunan dana zis dari lembaga
74
akan lebih besar dari dana zis perorangan. Dari data yang telah di
paparkan sebelumnya menyatakan bahwa meningkatnya
penghimpunan zakat, belum tersalurkan dengan baik dan merata,
sehingga tidak memiliki dampak pertumbuhan ekonomi di Provinsi
Sumatra Barat.
Penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Tambunan (2016),
Sarea (2012) yang menyatakan ZIS memberikan pengaruh positif
terhadap perekonomian Indonesia.
b) Hubungan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) terhadap
Laju Pertumbuhan Ekonomi
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang
signifikan anatara IPM dengan pertumbuhan ekonomi. Sehingga
peningkatan dan penurunan IPM berpengaruh terhadap
pertumbuhan ekonomi. Meningkatnya pertumbuhan ekonomi saat
IPM meningkat merupakan indikasi bahwa peningkatan Indeks
Pembangunan Manusia merupakan indikasi tingginya kualitas
sumber daya manusia yang akan berakibat pada meningkatnya
produktifitas kerja penduduk yang akan meningkatkan perolehan
pendapatan. Dengan pendapatan yang meningkat akan
menyebabkan masyarakat mampu memenuhi kebutuhan hidupnya
serta dapat menurunkan tingkat kemiskinan
Hasil tersebut sesuai dengan teori dan penelitian terdahulu yang
menjadi landasan teori dalam penelitian Susanto dan Rachmawati
75
(2012), Izzah (2015) menunjukkan bahwa variabel IPM
mempunyai hubungan yang positif dan signifikan terhadap
pertumbuhan ekonomi.
c) Hubungan Kemiskinan terhadap Laju Pertumbuhan
Ekonomi
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang
signifikan anatara Kemiskinan dengan pertumbuhan ekonomi.
Sehingga peningkatan dan penurunan Kemiskinan berpengaruh
terhadap pertumbuhan ekonomi.
Hal ini menyatakan bahwa intervensi pemerintah sangat perlu
untuk menggulangi kemiskinan seperti membuka lapangan
pekerjaan, agar dapat menyerap tenaga kerja, dan menghasilkan
pendaptan untuk memenuhi kebutuhan hidup, demi meningkatkan
pertumbuhan ekonomi. Mengurangi kemiskinan bisa ditunjang pula
dengan meningkatkan sektor rill seperti pertambangan, perkebunan,
pertanian, dan properti bisa menjadi cara meningkatkan
pertumbuhan ekonomi.
Penelitian ini sejalan dengan penelitian Piotrowska (2016)
Wijayanto (2006) yang menyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi
secara signifikan mempengaruhi penurunan kemiskinan dan
mendorong perubahan distribusi pendapatan yang mendukung
kelompok miskin.
76
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan analisis dan pembahasan dari yang telah dilakukan terhadap
pengaruh ZIS, IPM dan Kemiskinan terhadap Laju Pertumbuhan Ekonomi di
Provinsi Sumatra Barat selama periode 2013 sampai 2016. Menunjukan hasil
penelitian yang telah diuji dan dijelaskan pada bab sebelumnya dengan
melakukan, uji persamaan model dengan menggunakan common effect model,
fixed effect model, dan random effect model, uji pemilihan persamaan model
dengan uji chow dan uji hausman, uji asumsi klasik yang terdiri dari, uji
heteroskedastisitas, uji multikolinieritas serta uji regresi linier data panel
dengan menggunakan Fixed effect model, maka dapat diambil beberapa
kesimpulan dari hasil penelitian ini, antara lain:
1. Hasil regresi data panel menunjukkan bahwa secara parsial variabel
Zakat, Infaq dan Shadaqah (ZIS) tidak berpengaruh terhadap
pertumbuhan ekonomi, variabel Indeks Pembangunan Manusia (IPM)
berpengaruh negatif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi,
variabel kemiskinan berpengaruh negatif dan signifikan terhadap
pertumbuhan ekonomi..
2. Variabel ZIS, IPM dan Kemiskinan secara bersama-sama berpengaruh
signifikan terhadap Laju Pertumbuhan Ekonomi sehingga mampu
77
menjelaskan variabel dependen sebesar 84,15% dan sisanya 15,85%
dijelaskan oleh variabel lain yang tidak disertakan dalam penelitian ini.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan yang telah diuraikan di ats, maka penulis
mencoba menyampaikan saran yang diharapkan dapat membantu dan
bermanfaat, diantaranya :
1. Penelitian ini selanjutnya diharapkan dapat meneliti dengan variabel
yang berbeda dari hasil yang didapat masih ada variabel yang dapat
memepengaruhi Laju Pertumbuan Ekonomi di Sumatra Barat. Serta,
diharapkan dapat meneliti dengan sempel yang lebih besar lagi untuk
dapat mewakili populasi tersebut.
2. Bagi Pemerintah Daerah Provinsi Sumatra Barat, penelitian ini
diharapkan dapat membantu atau sebagai acuaan untuk strategi dalam
meningkatkan Laju Partumbuhan Ekonomi di Sumatra Barat di tahun
selanjutnya. Kemudian, pemerataan dalam pandangan ekonomi Islam,
merupakan prioritas utama demi meningkatkan Laju Pertumbuhan
Ekonomi dan juga meningkatkan kesejahteraan.
78
DAFTAR PUSTAKA
Al Arif, M. Nur Rianto. 2012. Efek Multiplier Zakat Terhadap Pendapatan di
Propinsi DKI Jakarta. Al-Iqtishad Vol. IV No. 1. Hlm 51-65.
Ahmad, Khursid. 1997. Pembangunan Ekonomi dalam Perspektif Islam, dalam
Etika Ekonomi Politik. Risalah Gusti: Jakarta.
Anggraini, Rachmasari. 2006 Analisis Pengaruh Dana Zakat, Infaq, Shadaqoh
(ZIS) dan Infalsi Terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia pada
Periode 2011-2015. Skripsi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Airlangga.
At Tariqy, Abdullah Abdul Hasan. 1999. Al-Iqtishad Al-islami, Ushuluhu wa
Mabaun wa Ahdaf, Dar An-Nafais, Kuwait
Beik, Irfan Syauqi. 2016. Ekonomi Pembangunan Syariah. Jakarta: Raja Grafindo
Persada.
Daud, Ali M. 1988. Sistem Ekonomi Islam Zakat dan Wakaf, Jakarta: UI Press..
Dedi, Rosadi. 2012. Ekonometrika dan Analisis Runtun Waktu Terapan dengan
Eviews. Yogyakarta : Andi Offset
Dewi, Nyoman Laiya S dan I Ketut Sutrisna. 2014. Pengaruh Komponen Indeks
Pembangunan Manusia terhadap Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Bali. E-
jurnal Ekonomi Pembangunan Universitas Udayana. Vol.3, No.3. Hlm
76-123
79
Friedmann, J. 1992. Terjemahan. Empowerment. The politics of an alternative
development. Oxford: Basil Blackwell.
Ginting, Ari M & Dewi, Galuh Prila. 2013. Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi dan
Pertumbuhan Sektor Keuangan Terhadap Pengurangan Kemiskinan di
Indonesia. Jurnal Ekonomi dan Kebijakan Publik, Vol.4 No.2. Hlm. 117-
130
Ghozali, Imam dan Dwi Ratmono. 2013. Analisis Multivariat dan Ekonometrika,
Teori, Konsep dan Aplikasi dengan Eviews 8, Semarang: Badan Penerbit
UNDIP.
Gujarati, Damodar. 2003. Ekonometrika Dasar, Jakarta: Erlangga.
Hafidhuddin, Didin. 2004. Reinterpretasi Pendayagunaan ZIS, Jakarta:
Piramedia.
Hidayat, Mohammad. 2010. Pengantar Ekonomi Syariah, Jakarta: Zikrul Hakim.
Hamid, Abdul. 2010. Buku Pedoman Penulisan Skripsi, Jakarta: FEB UIN
Jakarta.
Inoed, Amiruddin dkk. 2005. Anatomi Fiqh Zakat (Potret & Pemahaman Badan
Amiln Zakat Sumatera Selatan), Cetakan I. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Istianingsih, Ninik. 2016 Dalam Review Kajian Ekonomi Islam. Jurnal Aplikasi
Ekonomi dan Bisnis Vol 1, No.1 Hlm 1-16
80
Izzah, Nurul. 2015. Analisis Pengaruh Indeks Pembangunan Manusia (IPM) dan
Inflasi terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Provinsi Riau tahun 1994-2013.
At Tijaroh. Volume 1, No.2 Hlm 1-17
Khaf, Monzer. 1995. Ekonomi Islam (Telaah Analitik terhadap Fungsi Sistem
Ekonomi Islam). Yogyakarka: Pustaka Belajar.
Kuncoro, Mudrajad. 2009. Ekonomika Indonesia. Edisi pertama, (Yogyakarta :
Penerbit UUP STIM YKPN
Mankiw. N. Gregory. 2003. Teori Makro Ekonomi, Jakarta: Erlangga.
Mufraini, M Arief. 2006. Akuntansi dan Manajemen Zakat: Mengomunikasikan
Kesadaran dan Membangun Jariangan, Jakarta: Kencana
Nurzaman, M Soleh. 2012. Zakat and Human Development: An Empirical
Analysis on Poverty Alleviation in Jakarta Indonesia, Center for Islamic
Economics and Finance, Qatar Faculty of Islamic Studies, Qatar
Foundation. Hlm 1-5
Piotrowska, Maria. 2016. The Direct and Indirect Effects Of The Pro-Poor
Growth. Buletin Ekonomi Moneter dan Perbankan, Vol. 18, No. 3. Hlm
252-278
Pradnyadewi T, Diah & Purbadharmaja, Ida Bagus P. 2017. Pengaruh IPM, Biaya
Infrastruktur, Investasi dan Pertumbuhan Ekonomi Terhadap Ketimpangan
Distribusi Pendapatan Di Provinsi Bali. E-jurnal Ekonomi Pembangunan
Universitas Udayana.Vol.6, No.2. Hlm 255-285
81
Qardawi, Yusuf. 2004. Hukum Zakat, terj Salman Harun dkk, cet 7, Bogor:
Pustaka Lentera Antar Nusa.
Sadeq, Abdul Hasan Muhammad. 1990. Economic Development in Islam.
Malaysia: Pelindung Publicarion.
Sarea, Adel. 2012 Zakat as a Benchmark To Evaluate Economi Growth: An
Alternative Approach. International Journal of Business and Social
Science. Vol. 3 No. 18. Hlm. 242-245
Seri Analisis Pembangunan Wilayah Provinsi Sumatra Barat 2015, dokumen
dalam bentuk soft file pdf
Siregar, Saparuddin. 2014. Problematika Fundrising Zakat: Studi Kasus Baznas di
Sumatra Utara, Jurnal Ilmu-Ilmu Keislaman. Vol 40, No 2. Hlm 247-265
Soleh, Ahmad. 2013. Pertumbuhan Ekonomi dan Kemiskinan di Indonesia. Jurnal
Ekombis Review. Hlm. 1-15
Son & Kakwani. (2003). Pro-poor Growth: Concepts and Measurement with
Country Case Studies. The Pakistan Development Review, Volume
42,No.4, Part 1 Hlm 417-444.
Sugiyono. 2005. Statistika Untuk Penelitian, Bandung: Alfabeta.
Suliyanto. 2011. Ekonometrika Terapan, Teori dan Aplikasi dengan SPSS,
Yogyakarta: Penerbit Andi.
82
Sukirno, Sadono. 2000. Makro Ekonomi Modern: Perkembangan Pemikiran dari
Klasik hingga Keynesian Baru, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
Supranto, J. 2004. Ekonometrika, Jakarta: Ghalia Indonesia.
Susanto, Aris Budi dan Lucky Rachmawati. 2012. Pengaruh Indeks Pembangunan
Manusia (IPM) dan Inflasi Terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Kabupaten
Lamongan. Jurnal Pendidikan Ekonomi (JUPE), Vol.1, No.3). Hlm 1-18
Tambunan, Khairina. 2016. Analisis Pengaruh Investasi, Operator Moneter dan
ZIS terhadap Pertumbuhan Ekonomi. At-Tawassuth. Vol. 1, No. 1. Hlm
73-94
Todaro, Michael P, Stephen C. Smith. 2006 “Pembangunan Ekonomi (Edisi
kesembilan, jilid I)”, Jakarta: Erlangga.
Widarjono, Agus. 2009. Ekonometrika: Teori dan Aplikasi Untuk Ekonomi dan
Bisnis, edisi kedua. Yogyakarta: Ekonisia FE Universitas Islam Indonesia
Wijayanto, Anton. 2006. Analisis Keterkaitan Pertumbuhan Ekonomi,
Ketimpangan Pendapatan dan Pengentasan Kemiskinan di Provinsi
Sulawesi Utara. Jurnal Berkala Ilmiah Efisiensi. Vol.16, No.02. Hlm 418-
428
Winarno, Wing Wahyu. 2011. Analisis Ekonometrika dan Statistika dengan
Eviews, Yogyakarta: Unit Penerbit dan Percetakan STIM YKPN
83
Yunita, Veby, Harlen dan Hainin Kadir . 2014. Analisis pertumbuhan ekonomi
terhadap ketimpangan pendapatan masyarakat di provinsi riau, JOM
FEKON Vol.1 No..2 Hlm. 1-15.
Daftar Website:
http://www.bps.go.id
http://www.kemenag.go.id
84
LAMPIRAN
Lampiran 1 : Hasil Uji Multikolinearitas
ZIS IPM KEMISKINAN
ZIS 1.000000 0.099659 -0.253857
IPM 0.099659 1.000000 0.171936
KEMISKINAN -0.253857 0.171936 1.000000
Lampiran 2 : Hasil Uji Heterokedastisitas
Heteroskedasticity Test: White F-statistic 0.396170 Prob. F(3,72) 0.7561
Obs*R-squared 1.234166 Prob. Chi-Square(3) 0.7448
Scaled explained SS 0.861229 Prob. Chi-Square(3) 0.8348
Lampiran 3 : Hasil Regresi Data Panel Common Effect Model
Dependent Variable: GROWTH?
Method: Pooled Least Squares
Date: 12/27/17 Time: 19:40
Sample: 1 4
Included observations: 4
Cross-sections included: 19
Total pool (balanced) observations: 76 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 4.154947 0.350138 11.86660 0.0000
ZIS? -0.313290 0.032372 -9.677761 0.0000
IPM? 0.036125 0.005020 7.196391 0.0000
KEMISKINAN? -0.034870 0.031668 -1.101126 0.2745 R-squared 0.651405 Mean dependent var 5.843289
Adjusted R-squared 0.636880 S.D. dependent var 0.402520
S.E. of regression 0.242556 Akaike info criterion 0.056030
Sum squared resid 4.236015 Schwarz criterion 0.178700
Log likelihood 1.870864 Hannan-Quinn criter. 0.105055
F-statistic 44.84778 Durbin-Watson stat 1.600132
Prob(F-statistic) 0.000000
85
Lampiran 4 : Hasil Regresi Data Panel Fixed Effect Model
Dependent Variable: GROWTH?
Method: Pooled Least Squares
Date: 12/27/17 Time: 19:40
Sample: 1 4
Included observations: 4
Cross-sections included: 19
Total pool (balanced) observations: 76 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 35.46926 4.737989 7.486143 0.0000
ZIS? -0.040096 0.049424 -0.811266 0.4208
IPM? -0.418236 0.069313 -6.034032 0.0000
KEMISKINAN? -0.086454 0.030996 -2.789213 0.0073
Fixed Effects (Cross)
AGAM--C -0.184372
BUKITTINGGI--C 3.863808
DHARMASRAYA--C -0.071751
KABSOLOK--C -1.527371
KEPMENTAWAI--C -5.849101
KOTASOLOK--C 3.084282
LIMAPULUHK--C -1.139646
PADANG--C 4.746835
PARIAMAN--C 1.964012
PASAMAN--C -2.847750
PASAMANBAR--C -2.032683
PAYAKUMBUH--C 3.348388
PESISIRSEL--C -0.949496
PPANJANG--C 2.551006
PPARIAMAN--C -0.696501
SAWAHLUNTO--C 0.134732
SIJUNJUNG--C -2.038761
SOLOKSEL--C -1.653992
TANAHDATAR--C -0.701640 Effects Specification Cross-section fixed (dummy variables) R-squared 0.885892 Mean dependent var 5.843289
Adjusted R-squared 0.841517 S.D. dependent var 0.402520
S.E. of regression 0.160243 Akaike info criterion -0.587051
Sum squared resid 1.386604 Schwarz criterion 0.087635
Log likelihood 44.30794 Hannan-Quinn criter. -0.317414
F-statistic 19.96360 Durbin-Watson stat 2.197097
Prob(F-statistic) 0.000000
86
Lampiran 5 : Hasil Uji Chow
Redundant Fixed Effects Tests
Pool: WILAYAH
Test cross-section fixed effects Effects Test Statistic d.f. Prob. Cross-section F 6.164868 (18,54) 0.0000
Cross-section Chi-square 84.874158 18 0.0000
Lampiran 6 : Hasil Uji Regresi Data Panel Random Effect Model
Dependent Variable: GROWTH?
Method: Pooled EGLS (Cross-section random effects)
Date: 12/27/17 Time: 19:41
Sample: 1 4
Included observations: 4
Cross-sections included: 19
Total pool (balanced) observations: 76
Swamy and Arora estimator of component variances Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 4.411244 0.436638 10.10276 0.0000
ZIS? -0.321256 0.022187 -14.47967 0.0000
IPM? 0.034472 0.006341 5.436656 0.0000
KEMISKINAN? -0.069240 0.026985 -2.565898 0.0124
Random Effects (Cross)
AGAM--C -0.033117
BUKITTINGGI--C 0.003503
DHARMASRAYA--C 0.068339
KABSOLOK--C -0.119722
KEPMENTAWAI--C -0.063089
KOTASOLOK--C 0.088245
LIMAPULUHK--C 0.029648
PADANG--C 0.066864
PARIAMAN--C -0.204841
PASAMAN--C -0.037853
PASAMANBAR--C 0.149259
PAYAKUMBUH--C 0.119422
PESISIRSEL--C -0.039454
PPANJANG--C -0.006643
PPARIAMAN--C 0.173725
SAWAHLUNTO--C 0.120912
SIJUNJUNG--C 0.064191
SOLOKSEL--C -0.138146
TANAHDATAR--C -0.241244 Effects Specification
87
S.D. Rho Cross-section random 0.133172 0.4085
Idiosyncratic random 0.160243 0.5915 Weighted Statistics R-squared 0.656124 Mean dependent var 3.012378
Adjusted R-squared 0.641796 S.D. dependent var 0.340459
S.E. of regression 0.203765 Sum squared resid 2.989455
F-statistic 45.79259 Durbin-Watson stat 2.244404
Prob(F-statistic) 0.000000 Unweighted Statistics R-squared 0.644164 Mean dependent var 5.843289
Sum squared resid 4.324003 Durbin-Watson stat 1.551698
Lampiran 7: Hasil Uji Hausman
Correlated Random Effects - Hausman Test
Pool: WILAYAH
Test cross-section random effects
Test Summary Chi-Sq. Statistic Chi-Sq. d.f. Prob.
Cross-section random 0.000000 3 1.0000
* Cross-section test variance is invalid. Hausman statistic set to zero.
Lampiran 8 : Data penelitian
No WILAYAH TAHUN GROWTH ZIS IPM KEMISKINAN
1 KEPMENTAWAI 2013 5.77 23.33758202 56.33 13.3
2 KEPMENTAWAI 2014 5.57 23.58187955 56.73 12.58
3 KEPMENTAWAI 2015 5.19 23.8234009 57.41 13.16
4 KEPMENTAWAI 2016 5.01 25.05889574 58.27 13.09
5 PESISIRSEL 2013 5.9 23.33758202 67.31 38.3
6 PESISIRSEL 2014 5.8 23.58187955 67.75 35.02
7 PESISIRSEL 2015 5.73 23.8234009 68.07 38.13
8 PESISIRSEL 2016 5.3 25.05889574 68.39 35.86
9 KABSOLOK 2013 5.63 23.33758202 66.15 36.9
10 KABSOLOK 2014 5.79 23.58187955 66.44 34.48
88
11 KABSOLOK 2015 5.43 23.8234009 67.12 36.42
12 KABSOLOK 2016 5.3 25.05889574 67.67 34.06
13 SIJUNJUNG 2013 6.14 23.33758202 64.48 18.4
14 SIJUNJUNG 2014 6.02 23.58187955 64.95 17
15 SIJUNJUNG 2015 5.68 23.8234009 65.3 17.52
16 SIJUNJUNG 2016 5.25 25.05889574 66.01 17.12
17 TANAHDATAR 2013 5.85 23.33758202 68.12 19.8
18 TANAHDATAR 2014 5.79 23.58187955 68.51 18.22
19 TANAHDATAR 2015 5.31 23.8234009 69.49 20.05
20 TANAHDATAR 2016 5.01 25.05889574 70.11 19.63
21 PPARIAMAN 2013 6.2 23.33758202 67.15 36.8
22 PPARIAMAN 2014 6.05 23.58187955 67.56 33.92
23 PPARIAMAN 2015 6.13 23.8234009 68.04 35.87
24 PPARIAMAN 2016 5.5 25.05889574 68.44 36.34
25 AGAM 2013 6.15 23.33758202 68.73 36.1
26 AGAM 2014 5.92 23.58187955 69.32 33.28
27 AGAM 2015 5.51 23.8234009 69.84 36.06
28 AGAM 2016 5.5 25.05889574 70.36 37.55
29 LIMAPULUHK 2013 6.23 23.33758202 66.3 30
30 LIMAPULUHK 2014 5.98 23.58187955 66.78 27.42
31 LIMAPULUHK 2015 5.58 23.8234009 67.65 28.76
32 LIMAPULUHK 2016 5.4 25.05889574 68.37 28.57
33 PASAMAN 2013 5.82 23.33758202 62.91 22.2
34 PASAMAN 2014 5.87 23.58187955 63.33 20.33
35 PASAMAN 2015 5.33 23.8234009 64.01 21.88
36 PASAMAN 2016 5.31 25.05889574 64.57 20.83
37 SOLOKSEL 2013 6.13 23.33758202 65.86 12.6
38 SOLOKSEL 2014 5.9 23.58187955 66.29 11.56
39 SOLOKSEL 2015 5.35 23.8234009 67.09 11.95
40 SOLOKSEL 2016 5.06 25.05889574 67.47 11.91
41 DHARMASRAYA 2013 6.51 23.33758202 68.71 16.4
42 DHARMASRAYA 2014 6.34 23.58187955 69.27 15.22
43 DHARMASRAYA 2015 5.75 23.8234009 69.84 15.89
44 DHARMASRAYA 2016 5.11 25.05889574 70.25 16.24
45 PASAMANBAR 2013 6.4 23.33758202 63.92 31.1
46 PASAMANBAR 2014 6.04 23.58187955 64.56 28.59
47 PASAMANBAR 2015 5.69 23.8234009 65.26 32.34
48 PASAMANBAR 2016 5.39 25.05889574 66.03 30.76
49 PADANG 2013 6.66 23.33758202 79.23 44.2
50 PADANG 2014 6.46 23.58187955 79.83 40.7
51 PADANG 2015 6.39 23.8234009 80.36 44.43
89
52 PADANG 2016 5.32 25.05889574 81.06 42.56
53 KOTASOLOK 2013 6.44 23.33758202 75.54 2.9
54 KOTASOLOK 2014 6.01 23.58187955 76.2 2.71
55 KOTASOLOK 2015 5.97 23.8234009 76.83 2.72
56 KOTASOLOK 2016 6.21 25.05889574 77.07 2.59
57 SAWAHLUNTO 2013 6.11 23.33758202 69.07 1.4
58 SAWAHLUNTO 2014 6.08 23.58187955 69.61 1.34
59 SAWAHLUNTO 2015 6.02 23.8234009 69.87 1.34
60 SAWAHLUNTO 2016 5.75 25.05889574 70.67 1.34
61 PPANJANG 2013 6.29 23.33758202 74.54 3.3
62 PPANJANG 2014 6.08 23.58187955 75.05 3.23
63 PPANJANG 2015 5.91 23.8234009 75.98 3.44
64 PPANJANG 2016 5.71 25.05889574 76.5 3.47
65 BUKITTINGGI 2013 6.28 23.33758202 77.67 6.4
66 BUKITTINGGI 2014 6.2 23.58187955 78.02 6
67 BUKITTINGGI 2015 6.12 23.8234009 78.72 6.54
68 BUKITTINGGI 2016 5.79 25.05889574 79.11 6.81
69 PAYAKUMBUH 2013 6.56 23.33758202 76.34 9.7
70 PAYAKUMBUH 2014 6.47 23.58187955 76.49 8.85
71 PAYAKUMBUH 2015 6.19 23.8234009 77.42 8.51
72 PAYAKUMBUH 2016 6.04 25.05889574 77.56 8.35
73 PARIAMAN 2013 6.06 23.33758202 74.51 4.4
74 PARIAMAN 2014 5.99 23.58187955 74.66 4.3
75 PARIAMAN 2015 5.78 23.8234009 74.98 4.58
76 PARIAMAN 2016 5.58 25.05889574 75.44 4.47