web viewmengembangkan teori psikologi. teori belajar b.f skinner operant conditioning. diajukan...
TRANSCRIPT
Mengembangkan Teori Psikologi
Teori Belajar B.F Skinner Operant Conditioning
Diajukan untuk Memenuhi Tugas Logika Scientific
Kelas Psikologi 2J1
Dosen Pengampu :
Drs. Masduqi Affandi, M.Pd.I
Disusun Oleh :
Fika Fitria (B07210065)
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI
FAKULTAS DAKWAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL
SURABAYA
2011
1
DAFTAR ISI
Bab I : Pendahuluan
A. Latar Belakang…………………………………………………….. 3
B. Rumusan Masalah…………………………………………………. 3
C. Tujuan………………………………………………………………. 3
Bab II : Pembahasan
A. Pengertian Belajar……………………………………………………. 4
B. Hubungan Belajar dengan Berpikir…………………………………. 5
C. Teori Belajar Menurut B.F Skinner………………………………… 6
a. Teori Kondisioning Operan Menurut B.F.Skiner……………… 6
b. Kajian Teori Kondisioning Operan Menurut B.F.Skiner ……… 7
c. Analisa Perilaku terapan dalam pendidikan…………………….. 9
D. Kelebihan dan kekurangan Menurut B.F. Skinner……………… 11
E. Contoh Penerapan Teori B.F Skinner dalam Kehidupan Sehari-hari.. 12
Bab III: Penutup
Kesimpulan…………………………………………………………… 13
Daftar Pustaka
2
BAB I
Pendahuluan
A. Latar Belakang
“ Living is Learning”, merupakan sepenggal kalimat yang dikemukakan oleh
Havighurst (1953). Dengan kalimat tersebut memberikan gambaran bahwa belajar
merupakan hal yang sangat penting, sehingga tidaklah mengherankan bahwa banyak orang
ataupun ahli yang membicarakan masalah belajar. Hampir semua pengetahuan, sikap,
ketrampilan, perilaku manusia dibentuk, diubah dan berkembang melalui belajar. Kegiatan
belajar dapat berlangsung dimana dan kapan saja. Di rumah, di sekolah, di pasar, di toko, di
masyarakat luas, pagi, sore dan malam. Karena itu tidaklah mengherankan bahwa belajar
merupakan masalah bagi setiap manusia. Oleh sebab itu dibutuhkan cara belajar yang tepat
untuk menghasilkan perubahan sikap yang baik pula.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan belajar ?
2. Adakah hubungan antar berpikir dengan belajar?
3. Bagaimana teori belajar B F Skinner dapat mempengaruhi tindakan seseorang?
4. Bagaimana penerapan teori belajar B F Skinner dalam kehidupan sehari-hari?
C. Tujuan
Tujuan dari pembahasan ini adalah mengembangkan teori belajar dari pandangan
psikologi , yatu teori belajar dari B.F Skinner tentang Operant Conditioning. Dengan
mengetahui cara belajar yang telah dialakukan oleh B.F Skinner ini diharapkan pembaca
dapat menerapkan cara belajar yang benar sesui dengan kepribadian dan kebutuhannya.
3
BAB IIPembahasan
A Pengertian Belajar
Belajar merupakan istilah yang tidak asing lagi dalam kehidupan manusia sehari-
hari. Karena telah sangat dikenal mengenai hal belajar, seakan-akan orang telah
mengetahui dengan sendirinya apakah yang dimaksud dengan belajar itu. Tetapi kalau
ditanyakan pada diri sendiri, maka akan termenunglah untuk mencari jawaban apakah
sebenarnya yang dimaksud dengan belajar itu. Kemungkinan besar jawaban atas
pertanyaan tersebut akan mendapatkan jawaban yang bermacam-macam, demikian pula
di kalangan para ahli.
Untuk memberi gambaran mengenai hal tersebut dapat dikemukakan beberapa
definisi tentang belajar oleh orang ahli sebagai berikut. Skinner (1958) memberikan
definisi belajar “ Laerning is a process of progressive behavior adaptation”. Dari definisi
tersebut dapat dijelaskan bahwa belajar itu merupakan suatu proses adaptasi perilaku
yang bersifat progresif. Ini berarti bahwa sebagai akibat dari belajar adanya sifat
progresifitas, adanya tendensi kearah yang lebih baik dari keadaan sebelumnya.
McGeoch (lih. Bugelski, 1956) memberikan definisi tentang belajar “ Learning as
a result of practice”. Ini berarti bahwa belajar membawa perubahan pada penampilan dan
perubahan itu sebagai akibat dari latihan (practice). Pengertian latihan atai practice
mengandung arti bahwa adanya usaha dari individu yang belajar. Baik yang dikemukakan
oleh Skinner maupun yang dikemukakan oleh McGeoch memberikan gambaran bahwa
sebagai akibat belajar adanya perubahan yang dialami oleh individu yang bersangkutan.
Hanya oleh McGeoch dikemukakan perubahan itu sebagai akibat dari latihan, sedangkan
apa yang dikemukakan Skinner tidak secara jelas hal tersebut diajukan.
Morgan, dkk (1984) memberikan definisi mengenai belajar “ Learning can be
defined as any relatively permanent change in behavior which occurs as a result of
practice or experience”. Hal yang muncul dalam definisi adalah perubahan perilaku atau
4
performance itu relative permanent.. Di samping itu juga dikemukakan bahwa perubahan
prilaku itu sebagai akibat belajr dari latihan (practice) atau karena pengalaman
(experience). Pada pengertian latihan dibutuhkan usaha dari individu yang bersangkutan,
sedangkan dari pengertian pengalaman usaha tersebut tidak tentu diperlukan. Ini
mengandung arti bahwa dengan pengalaman seseorang atau individu dapat berubah
perilakunya, disamping perubahan itu dapat disebabkan oleh karena latihan.1
Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa belajar secara sederhana
dikatakan sebagai proses perubahan dari belum mampu menjadi sudah mampu, terjadi
dalam jangka waktu tertentu. Perubahan yang terjadi itu harus secara relative bersifat
menetap (permanent) dan tidak hanya terjadi pada perilaku yang saat ini Nampak
(immediate behavior) tetapi juga pada prilaku yang mungkin terjadi di masa mendatang
(potential behavior. Hal lain yang perlu diperhatikan adalah bahwa perubahan-perubahan
tersebut terjadi kareana pengalaman.
B. Hubungan Belajar dengan Berpikir2
Belajar dan berpikir merupakan dua proses yag tidak dapat dipisahkan. Meskipun
demikian, keduanya merupakan proses-proses yang berbeda. Belajar adalah suatu proses
terjadinya perubahan perilaku, tetapi berpikir tidak selalu menghasilkan perubahan
perilaku.
Berpikir merupakan suatu proses mental yang tidak kasat mata. Proses ini hanya
dapat diamati dari perilaku yang nampak. Dengan kata lain proses berpikir hanya dapat
disimpulkan dari perilaku yang diperkirakan diarahkan oleh pikiran sebagai perilaku yang
terorganisasi, bukan perilaku yang terjadi secara sembarangan.
Berpikir tidak dapat diamati langsung karena merupakan suatu representasi
simbolis baik dari suatu objek, peristiwa, ide, atau hubungan-hubungan antara hal-hal
tersebut. Representasi simbolis dalam kerangka mental itu kemudian diolah sedemikian
rupa sehingga terjadi suatu proses berpikir. Berpikir tidak selalu memecahkan suatu
masalah, tetapi juga untuk membentuk suatu konsep tertentu, atau menimbulkan ide-ide
1 Prof.Dr. Bimo Walgito, Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta:Andi 2003. hal: 1672 Irwanto, Psikologi Umum. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama 1980. Hal 106
5
kreatif. Secara singkat, berpikir merupakan suatu proses pengolahan simbolis yang
diarahkan pada pengertian yang lebih baik mengenai lingkungan dan dirinya sendiri.
Bila pengertian-pengertian yang diperoleh dari proses berpikir dapat
mengakibatkan perubahan prilaku yang relative permanen, maka proses berpikir tersebut
menimbulkan proses belajar.
C. Teori Belajar Menurut B.F Skinner3
Pada kesempatan kali ini akan dijelaskan teori belajar menurut Burhuss Frederic
Skinner. B. F Skinner lahir pada tanggal 20 Maret 1904 di sebuah kota kecil bernama
Susquehanna, Pennsylvania. Ayahnya adalah seorang pengacara dan ibunya adalah
seorang ibu rumah tangga yang baik. Ia merefleksikan tahun-tahun awal kehidupannya
sebagai suatu masa dalam lingkungan yang stabil, di mana belajar sangat dihargai dan
disiplin sangat kuat. Skinner mendapat gelar BA-nya dalam sastra bahasa inggris pada
tahun 1926 dari Presbyterian-founded Humilton College. Setelah wisuda, ia menekuni
dunia tulis menulis sebagai profesinya selama dua tahun. Pada tahun 1928, ia melamar
masuk program pasca sarjana psikologi Universitas Harvard. Ia memperoleh MA pada
tahun 1930 dan Ph.D pada tahun 1931. Pada tahun 1945, dia menjadi kepala departemen
psikologi Universitas Indiana. Kemudian 3 tahun kemudian, tahun 1948, dia diundang
untuk datang lagi ke Universitas Harvard. Di Universitas tersebut dia menghabiskan sisa
karirnya. Skinner adalah seseorang yang aktif dalam berbagai kegiatan, seperti
melakukan berbagai penelitian, membimbing ratusan calon doktor, dan menulis berbagai
buku. Meski tidak sukses sebagai penulis buku fiksi dan puisi, ia menjadi salah satu
penulis psikologi terbaik. Salah satu karyanya yang terkenal adalah Walden II. Pada
tanggal 18 Agustus 1980, Skinner meninggal dunia karena penyakit Leukemia.
a. Teori Kondisioning Operan Menurut B.F.Skiner
Asas pengkondisian operan B.F Skinner dimulai awal tahun 1930-an, pada
waktu keluarnya teori S-R. Pada waktu keluarnya teori-teori S-R. pada waktu itu
model kondisian klasik dari Pavlov telah memberikan pengaruh yang kuat pada
pelaksanaan penelitian. Skinner tidak sependapat dengan pandangan S-R dan
3 http://edukasi.kompasiana.com/2011/02/13/teori-bf-skinner/
6
penjelasan reflex bersyarat dimana stimulus terus memiliki sifat-sifat kekuatan
yang tidak mengendur. Menurut Skinner penjelasan S-R tentang terjadinya
perubahan tingkah laku tidak lengkap untuk menjelaskan bagaimana organisme
berinteraksi dengan lingkungannya. Bukan begitu, banyak tingkah laku
menghasilkan perubahan atau konsekuensi pada lingkungan yang mempunyai
pengaruh terhadap organisme dan dengan begitu mengubah kemungkinan
organisme itu merespon nanti. Asas-asas kondisioning operan adalah kelanjutan
dari tradisi yang didirikan oleh John Watson. Artinya, agar psikologi bisa menjadi
suatu ilmu, maka studi tingkah laku harus dijadikan fokus penelitian psikologi.
Tidak seperti halnya teoritikus-teoritikus S-R lainnya, Skinner menghindari
kontradiksi yang ditampilkan oleh model kondisioning klasik dari Pavlov dan
kondisioning instrumental dari Thorndike. Ia mengajukan suatu paradigma yang
mencakup kedua jenis respon itu dan berlanjut dengan mengupas kondisi-kondisi
yang bertanggung jawab atas munculnya respons atau tingkah laku operan.
b. Kajian Teori Kondisioning Operan Menurut B.F.Skiner
Kondisian operan adalah sebentuk pembelajaran dimana konsekuensi-
konsekuensi dari prilaku menghasilkan perubahan dalam probabilitas prilaku itu
akan diulangi. Inti dari teori behaviorisme Skinner adalah Pengkondisian operan
(kondisioning operan). Ada 6 asumsi yang membentuk landasan untuk
kondisioning operan (Margaret E. Bell Gredler, hlm 122). Asumsi-asumsi itu
adalah sebagai berikut:
a. Belajar itu adalah tingkah laku.
b. Perubahan tingkah-laku (belajar) secara fungsional berkaitan dengan adanya
perubahan dalam kejadian-kejadian di lingkungan kondisi-kondisi lingkungan.
c. Hubungan yang berhukum antara tingkah-laku dan lingkungan hanya dapat di
tentukan kalau sifat-sifat tingkah-laku dan kondisi eksperimennya di devinisikan
menurut fisiknya dan di observasi di bawah kondisi-kondisi yang di control secara
seksama.
d. Data dari studi eksperimental tingkah-laku merupakan satu-satunya sumber
informasi yang dapat di terima tentang penyebab terjadinya tingkah laku.
7
Menurut Skinner (J.W. Santrock, 272) unsur yang terpenting dalam belajar
adalah adanya penguatan (reinforcement ) dan hukuman (punishment).Penguatan
dan Hukuman. Penguatan (reinforcement) adalah konsekuensi yang meningkatkan
probabilitas bahwa suatu perilaku akan terjadi. Sebaliknya, hukuman
(punishment) adalah konsekuensi yang menurunkan probabilitas terjadinya suatu
perilaku.
Menurut Skinner penguatan berarti memperkuat, penguatan dibagi
menjadi dua bagian yaitu4 :
a. Penguatan positif adalah penguatan berdasarkan prinsip bahwa frekuensi
respons meningkat karena diikuti dengan stimulus yang mendukung (rewarding).
Bentuk-bentuk penguatan positif adalah berupa hadiah (permen, kado, makanan,
dll), perilaku (senyum, menganggukkan kepala untuk menyetujui, bertepuk
tangan, mengacungkan jempol), atau penghargaan (nilai A, Juara 1 dsb).
b. Penguatan negatif, adalah penguatan berdasarkan prinsif bahwa frekuensi
respons meningkat karena diikuti dengan penghilangan stimulus yang merugikan
(tidak menyenangkan). Bentuk-bentuk penguatan negatif antara lain:
menunda/tidak memberi penghargaan, memberikan tugas tambahan atau
menunjukkan perilaku tidak senang (menggeleng, kening berkerut, muka kecewa
dll).
Satu cara untuk mengingat perbedaan antara penguatan positif dan
penguatan negatif adalah dalam penguatan positif ada sesuatu yang ditambahkan
atau diperoleh. Dalam penguatan negatif, ada sesuatu yang dikurangi atau di
hilangkan. Adalah mudah mengacaukan penguatan negatif dengan hukuman. Agar
istilah ini tidak rancu, ingat bahwa penguatan negatif meningkatkan probabilitas
terjadinya suatu prilaku, sedangkan hukuman menurunkan probabilitas terjadinya
perilaku.
c. Analisa Perilaku terapan dalam pendidikan
Analisis Perilaku terapan adalah penerapan prinsip pengkondisian operan 4 http://sujinalarifin.wordpress.com/2009/06/09/teori-belajar-skinner/
8
untuk mengubah perilaku manusia. Ada tiga penggunaan analisis perilaku yang
penting dalam bidang pendidikan yaitu :
1. Meningkatkan perilaku yang diharapkan
Ada lima strategi pengkondisian operan dapat dipakai untuk meningkatkan
perilaku anak yang diharapkan yaitu:
a. Memilih Penguatan yang efektif
Tidak semua penguatan akan sama efeknya bagi anak. Analisis perilaku
terapan menganjurkan agar guru mencari tahu penguat apa yang paling baik untuk
anak, yakni mengindividualisasikan penggunaan penguat tertentu. Untuk mencari
penguatan yang efektif bagi seorang anak, disarankan untuk meneliti apa yang
memotivasi anak dimasa lalu, apa yang dilakukan murid tapi tidak mudah
diperolehnya, dan persepsi anak terhadap manfaat dan nilai penguatan. Penguatan
alamiah seperti pujian lebih dianjurkan ketimbang penguat imbalan materi, seperti
permen, mainan dan uang.
b. Menjadikan penguat kontingen dan tepat waktu
Agar penguatan dapat efektif, guru harus memberikan hanya setelah murid
melakukan perilaku tertentu. Analisis perilaku terapan seringkali menganjurkan
agar guru membuat pernyataan “jika…maka”. penguatan akan lebih efektif jika
diberikan tepat pada waktunya, sesegera mungkin setelah murid menjalankan
tindakan yang diharapkan. Ini akan membantu anak melihat hubungan
kontingensi antar-imbalan dan perilaku mereka. Jika anak menyelesaikan perilaku
sasaran (seperti mengerjakan sepuluh soal matematika) tapi guru tidak
memberikan waktu bermain pada anak, maka anak itu mungkin akan kesulitan
membuat hubungan kontingensi.
c. Memilih jadwal penguatan terbaik
Menyusun jadwal penguatan menentukan kapan suatu respons akan
diperkuat. Empat jadwal penguatan utama adalah
1). Jadwal rasio tetap: suatu perilaku diperkuat setelah sejumlah
9
respon.
2). Jadwal rasio variabel : suatu perilaku diperkuat setelah terjadi sejumlah
respon, akan tetapi tidak berdasarkan basis yang dapat diperidiksi.
3). Jadwal interval - tetap : respons tepat pertama setelah beberapa waktu akan
diperkuat.
4). Jadwal interval - variabel : suatu respons diperkuat setelah sejumlah variabel
waktu berlalu.
d. Menggunakan Perjanjian (contracting)
adalah menempatkan kontigensi penguatan dalam tulisan. Jika muncul
problem dan anak tidak bertindak sesuai harapan, guru dapat merujuk anak pada
perjanjian yang mereka sepakati. Analisis perilaku terapan menyatakan bahwa
perjanjian kelas harus berisi masukan dari guru dan murid. Kontrak kelas
mengandung pernyataan “jika… maka” dan di tandatangani oleh guru dan murid,
dan kemudian diberi tanggal.
e. Menggunakan penguatan negatif secara efektif
Dalam penguatan negatif, frekuensi respons meningkat karena respon
tersebut menghilangkan stimulus yang dihindari seorang guru mengatakan “Fika,
kamu harus menyelesaikan PR mu dulu diluar kelas sebelum kamu boleh masuk
kelas ikut pembelajaran” ini berarti seorang guru menggunakan penguatan
negatif.
2. Menggunakan dorongan (prompt) dan pembentukkan (shaping).
Prompt (dorongan) adalah stimulus tambahan atau isyarat tambahan yang
diberikan sebelum respons dan meningkatkan kemungkinan respon tersebut akan
terjadi. Shapping (pembentukan) adalah mengajari perilaku baru dengan
memperkuat perilaku sasaran.
3. Mengurangi perilaku yang tidak diharapkan.
Ketika guru ingin mengurangi perilaku yang tidak diharapkan (seperti
mengejek, mengganggu diskusi kelas, atau sok pintar) yang harus dilakukan
10
berdasarkan analisis perilaku terapan adalah
a. Menggunakan Penguatan Diferensial.
b. Menghentikan penguatan (pelenyapan)
c. Menghilangkan stimuli yang diinginkan.
d. Memberikan stimuli yang tidak disukai (hukuman).
D. Kelebihan dan kekurangan Menurut B.F. Skinner5
1. Kelebihan
Pada teori ini, pendidik diarahkan untuk menghargai setiap anak didiknya. hal ini
ditunjukkan dengan dihilangkannya sistem hukuman. Hal itu didukung dengan adanya
pembentukan lingkungan yang baik sehingga dimungkinkan akan meminimalkan
terjadinya kesalahan.
2. Kekurangan
Tanpa adanya sistem hukuman akan dimungkinkan akan dapat membuat anak
didik menjadi kurang mengerti tentang sebuah kedisiplinan. hal tersebuat akan
menyulitkan lancarnya kegiatan belajar-mengajar. Dengan melaksanakan mastery
learning, tugas guru akan menjadi semakin berat.
Beberapa Kekeliruan dalam penerapan teori Skinner adalah penggunaan hukuman
sebagai salah satu cara untuk mendisiplinkan siswa. Menurut Skinner hukuman yang baik
adalah anak merasakan sendiri konsekuensi dari perbuatannya. Misalnya anak perlu
mengalami sendiri kesalahan dan merasakan akibat dari kesalahan. Penggunaan hukuman
verbal maupun fisik seperti: kata-kata kasar, ejekan, cubitan, jeweran justru berakibat
buruk pada siswa.
Selain itu kesalahan dalam reinforcement positif juga terjadi didalam situasi
pendidikan seperti penggunaan rangking Juara di kelas yang mengharuskan anak
menguasai semua mata pelajaran. Sebaliknya setiap anak diberi penguatan sesuai dengan
kemampuan yang diperlihatkan sehingga dalam satu kelas terdapat banyak penghargaan
sesuai dengan prestasi yang ditunjukkan para siswa: misalnya penghargaan di bidang
bahasa, matematika, fisika, menyanyi, menari atau olahraga.5 http://tambahan-ilmu.blogspot.com/2011/04/normal-0-false-false-false-in-x-none-x.html
11
E. Contoh Penerapan Teori B.F Skinner dalam Kehidupan Sehari-hari
Dari penjelasan terperinci diatas tentang operant conditioning dapat diambil
kesimpulan bahwa operant conditioning merupakan teori belajar yang menjelaskan
bahwa sesuatu yang diikuti oleh konsekuensi yang menyenangkan akan cenderung
diulang-ulang. Saya (penulis) sudah mengamati tentang cara belajar yang digunakan oleh
sebagian mahasiswa IAIN Sunan Ampel jurusan Psikologi Kelas 2j1. Setiap hari Jumat
mahasiswi ini ada mata kuliah Psikologi Umum dimana dosen yang mengajar adalah
dosen yang dianggap mahasiswa ini adalah dosen yang disiplin dan sedikit galak. Beliau
(dosen) memberi peraturan bahwa setiap mahasiswa yang terlambat lebih dari 10 menit
dilarang mengikuti mata kuliahnya. Hal ini membuat mahasiswa psikologi 2j1 menaati
peraturan yang ada. Pada suatu hari di hari Jumat ada mahasiswa yang terlambat datang
untuk mengikuti mata kuliah psikologi, mahasiswa ini meminta ijin untuk dapat
mengikuti perkulihaan, tetapi dosen menyuruhnya keluar. Tindakan yang dilakukan oleh
dosen ini merupakan punishment. Hal ini merupakan hukuman, dikarenakan sudah ada
pertauran yang dibuat tetapi dilanggar oleh mahasiswa. Tidak boleh mengikuti
perkuliahan merupakan konsekuensi yang diberikan. Konsekuensi yang diberikan dosen
kepada mahasiswa yang terlambat, memberikan pengalaman kepada mahasiswa lain yang
sedang mengikuti perkulihan psikologi. Di minggu-minggu berikutnya ternyata sudah
tidak ada lagi mahsiswa yang terlambat masuk di saat jam perkuliahaan psikologi,
bahkan semua mahasiswa datang lebih cepat sebelum perkuliahan di mulai. Dari
pengamatan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa hal itu merupakan proses
belajar dimana ada perubahan prilaku maupun pengetahuan yang relative menetap yang
disebabkan oleh pengalaman.
BAB III
12
Penutup
Kesimpulan
Belajar secara sederhana dikatakan sebagai proses perubahan dari belum mampu
menjadi sudah mampu, terjadi dalam jangka waktu tertentu. Perubahan yang terjadi itu
harus secara relative bersifat menetap (permanent) dan tidak hanya terjadi pada perilaku
yang saat ini Nampak (immediate behavior) tetapi juga pada prilaku yang mungkin
terjadi di masa mendatang (potential behavior). Hal lain yang perlu diperhatikan adalah
bahwa perubahan-perubahan tersebut terjadi karena pengalaman.
Belajar dan berpikir merupakan dua proses yag tidak dapat dipisahkan. Meskipun
demikian, keduanya merupakan proses-proses yang berbeda. Belajar adalah suatu proses
terjadinya perubahan perilaku, tetapi berpikir tidak selalu menghasilkan perubahan
perilaku. Berpikir tidak dapat diamati langsung karena merupakan suatu representasi
simbolis baik dari suatu objek, peristiwa, ide, atau hubungan-hubungan antara hal-hal
tersebut. Representasi simbolis dalam kerangka mental itu kemudian diolah sedemikian
rupa sehingga terjadi suatu proses berpikir. Berpikir tidak selalu memecahkan suatu
masalah, tetapi juga untuk membentuk suatu konsep tertentu, atau menimbulkan ide-ide
kreatif. Secara singkat, berpikir merupakan suatu proses pengolahan simbolis yang
diarahkan pada pengertian yang lebih baik mengenai lingkungan dan dirinya sendiri.
Teori belajar menurut B.F Skinner yaitu Oprant Conditioning erupakan suatu
bentuk belajar yang mana kehadiran respon berulang-ulang dikendalikan oleh
konsekuensinya, dimana individu cenderung mengulang-ulang respon yang diikuti oleh
konsekuensi yang menyenangkan. Adanya hukuman dan hadiah yang diberikan akan
membuat individu lebih mudah untuk belajar.
Daftar Pustaka
13
Irwanto. 1980. Psikologi Umum. Gramedia Pustaka Utama : Jakarta.
Walgito Bimo. 2003. Pengantar Psikologi Umum. Andi : Yogyakarta.
http://edukasi.kompasiana.com/2011/02/13/teori-bf-skinner/
http://sujinalarifin.wordpress.com/2009/06/09/teori-belajar-skinner/
http://tambahan-ilmu.blogspot.com/2011/04/normal-0-false-false-false-in-x-none-x.html
14