perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id peningkatan ...... · dilaksanakan dalam dua siklus ,...
TRANSCRIPT
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
i
PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP PERUBAHAN LINGKUNGAN
DENGAN PENGGUNAAN MEDIA VISUAL
MELALUI STRATEGI INQUIRING MINDS WANT TO KNOW
PADA SISWA KELAS IV SDN BOBOL II BOJONEGORO
TAHUN 2012
SKRIPSI
Disusun Oleh :
SRI WAHYUNI
K7108062
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU KEPENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2012
Juli 2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP PERUBAHAN LINGKUNGAN
DENGAN PENGGUNAAN MEDIA VISUAL
MELALUI STRATEGI INQUIRING MINDS WANT TO KNOW
PADA SISWA KELAS IV SDN BOBOL II BOJONEGORO
TAHUN 2012
Oleh:
SRI WAHYUNI
K7108062
Skripsi
Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan mendapatkan gelar
Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar,
Jurusan Ilmu Pendidikan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU KEPENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
ABSTRAK
Sri Wahyuni, NIM. K7108062. Peningkatan Pemahaman Konsep Perubahan
Lingkungan dengan Penggunaan Media Visual melalui Strategi Inquiring
Minds Want to Know pada Siswa Kelas IV SDN Bobol II Bojonegoro Tahun
2012. Skripsi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta. Juli 2012.
Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan pemahaman konsep
perubahan lingkungan pada siswa kelas IV SDN Bobol II Bojonegoro tahun 2012
dengan penggunaan media visual melalui strategi inquiring minds want to know.
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian
dilaksanakan dalam dua siklus, dengan tiap siklus terdiri atas perencanaan,
pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Subjek penelitian adalah siswa
kelas IV SD Negeri Bobol II Bojonegoro yang berjumlah 15 siswa. Sumber data
dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Teknik pengumpulan
data adalah dengan tes, dokumentasi, wawancara dan observasi. Validitas data
menggunakan menggunakan triangulasi data dan triangulasi teknik. Teknik
analisis data menggunakan teknik analisis statistik deskriptif komparatif dan
analisis interaktif. Prosedur penelitian adalah model siklus yang terdiri atas empat
tahap, yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan media melalui strategi
inquiring minds want to know dapat meningkatkan pemahaman konsep perubahan
lingkungan siswa dari prasiklus ke siklus I dan dari siklus I ke siklus II. Hal ini
terbukti pada hasil kuis siklus I dan siklus II sebagai berikut :
Pada siklus I dari 15 siswa sebanyak 8 siswa atau 53,33% mencapai nilai KKM,
Pada siklus II dari 15 siswa sebanyak 11 siswa atau 73,33% mencapai KKM.
Simpulan penelitian ini adalah penggunaan media visual melalui strategi
inquiring minds want to know dapat meningkatkan pemahaman konsep perubahan
lingkungan siswa kelas IV SD Negeri Bobol II Bojonegoro tahun 2012.
Kata kunci: media visual, strategi inquiring minds want to know, pemahaman
konsep perubahan lingkungan, siswa kelas IV SD
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
ABSTRACT
Sri Wahyuni, NIM K7108062. The Improvement of Concept Understanding
Environmental Changes by Using Visual Media Through Strategy Inquiring
Minds Want to Know of the Fourth Grade Students of SDN Bobol II
Bojonegoro Year 2012. Script, Teacher Training and Educational Faculty, Sebelas
Maret University Surakarta. July 2012.
The purpose of this research was to improve of concept understanding
environmental change students fourth grade in SDN Bobol II Bojonegoro the used
of visual media through a strategy of inquiring minds want to know.
This research is a Classroom Action Research (CAR). The research was
conducted in two cycles, with each cycle consisting of planning, implementation
measures, observation, and reflection. The subjects of this research are fourth
grade students Elementary School Bobol II Bojonegoro, there are 15 students.
Sources of data are the primary data and secondary data. Technique of collecting
Data are test, documentation, interviews and observation. Data validity using data
triangulation and technique triangulation. Technique of analysis data using
descriptive statistical analysis of descriptive comparative techniques and
interactive analysis techniques. The procedure is the research cycle model
consisting of four phases, namely planning, implementation, observation and
reflection.
The results showed that the used of media through a strategy of inquiring
minds want to know can improve of concept understanding environmental
changes students from precycle to cycle I and from cycle I to cycle II. This is
evident in the results of the quiz second cycles and third cycles as follows:
in first cycle of the 15 students as much as 8 or 53.33% of students achieving the
KKM, in second cycle of 15 students by 11 students or 73.33% to reach KKM.
The conclusions of this research is the used of visual media through a
strategy of inquiring minds want to know can improve of consept understanding
environmental changes in fourth grade Bobol II Bojonegoro 2012.
Key words: visual media, strategy of inquiring minds want to know,
understanding the concept of environmental change, fourth grade students
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
MOTTO
...Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sehingga
mereka mengubah keadaan yang ada pada diri sendiri ...
(QS. Ar Ra’ad 11)
Dan bila dikatakan kepada mereka:"Janganlah kamu membuat kerusakan
di muka bumi". mereka menjawab:"Sesungguhnya Kami orang-orang
yang Mengadakan perbaikan."
(QS. Al baqarah: 11)
Belajarlah yang lebih baik, belajarlah dari orang-orang terbaik serta
lakukan yang terbaik dalam hidup ini. Dan tidak lupa untuk
memperkatakan hal-hal yang baik di dalam hidup ini.
Ubah diri Anda hari ini. Jangan bertaruh dengan masa depan dan lakukan
semuanya saat ini, jangan ditunda lagi.
(Simone de Beauvoir, Tokoh Feminis Prancis)
Percayalah di balik kesulitan pasti ada kemudahan.
Berpikirlah positif dan optimis dalam mengalami hidup.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
PERSEMBAHAN
Teriring syukurku pada-Mu, Kupersembahkan Karya ini untuk :
Ayah dan Ibu tercinta, yang selalu memberikan doa serta semangat dalam
setiap langkah-langkahku.
Bapak Ibu dosen PGSD FKIP UNS, pembimbingku.
Almamaterku tercinta tempat kutimba ilmu untuk menjadi pengabdi
bangsa Indonesia.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur bagi Allah Yang Maha Pengasih dan Penyayang,,
yang memberi ilmu, inspirasi, dan kemuliaan. Atas kehendak-Nya penulis dapat
menyelesaikan skripsi dengan judul “PENINGKATAN PEMAHAMAN
KONSEP PERUBAHAN LINGKUNGAN DENGAN PENGGUNAAN
MEDIA VISUAL MELALUI STRATEGI INQUIRING MINDS WANT TO
KNOW PADA SISWA KELAS IV SDN 02 BOBOL BOJONEGORO
TAHUN 2012”.
Skripsi ini disusun untuk memenuhi sebagian dari persyaratan untuk
mendapatkan gelar Sarjana pada Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar,
Jurusan Ilmu pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta. Penulis menyadari
bahwa dalam terselesaikan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan, bimbingan dan
pengarahan dari berbagai pihak. Untuk itu, penulis menyampaikan terima kasih
kepada:
1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
2. Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
3. Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Jurusan Ilmu
Pendidikan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas
Maret Surakarta.
4. Dr. Peduk Rintayati, M.Pd., selaku Pembimbing I, yang selalu memberikan
motivasi dan bimbingan dalam penyusunan skripsi ini.
5. Dra. Sularmi, M.Pd., selaku Pembimbing II, yang selalu memberikan
pengarahan dan bimbingan dalam penyusunan skripsi ini.
6. Kepala Sekolah Dasar Negeri Bobol II Bojonegoro yang telah member
kesempatan dan tempat guna pengambilan data dalam penelitian.
7. Sunarsih, S. Pd. SD., selaku Guru Kelas IV SD Negeri Bobol II Bojonegoro
yang telah memberi bimbingan dan bantuan dalam penelitian.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
8. Para Siswa Kelas IV SD Negeri Bobol II Bojonegoro yang telah bersedia
untuk berpartisipasi dalam pelaksanaan penelitian ini.
9. Orang tua dan teman-teman, yang selalu mendukung, membantu dan
memberi masukan dalam menyusun proposal ini.
10. Semua pihak yang turut membantu dalam penyusunan skripsi ini yang tidak
mungkin disebutkan satu persatu.
Peneliti menyadari bahwa skripsi ini jauh dari kesempurnaan karena
keterbatasan penulis. Oleh karena itu saran dan kritik yang membangun sangat
penulis harapkan. Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat
bagi penulis khususnya dan pembaca umumnya.
Surakarta, Juli 2012
Penulis,
Sri Wahyuni
K7108062
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ................................................................................. i
HALAMAN PERNYATAAN .................................................................... ii
HALAMAN PENGAJUAN ....................................................................... iii
HALAMAN PERSETEJUAN ................................................................... iv
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................... v
HALAMAN ABSTRAK ............................................................................ vi
HALAMAN ABSTRACT ........................................................................... vii
HALAMAN MOTTO ................................................................................ viii
HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................ ix
KATA PENGANTAR .............................................................................. x
DAFTAR ISI ............................................................................................. xii
DAFTAR TABEL ...................................................................................... xv
DAFTAR GAMBAR ................................................................................. xvi
DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................. xviii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ......................................................... 1
B. Perumusan Masalah ................................................................ 5
C. Tujuan Penelitian ..................................................................... 5
D. Manfaat Penelitian .................................................................. 5
BAB II LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka .................................................................... 7
1. Tinjauan tentang Pemahaman Konsep Perubahan Lingkungan 7
a. Pengertian Pemahaman Konsep ...................................... 7
b. Tinjauan tentang Perubahan Lingkungan ....................... 9
2. Tinjauan tentang Media Visual ............................................. 16
a. Pengertian Media Pembelajaran ....................................... 16
b. Pengertian Media Visual .................................................. 19
c. Tujuan Media Visual ........................................................ 22
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
d. Manfaat Media Visual ..................................................... 23
e. Kelebihan dan Kelemahan Media Visual Berbentuk Gambar 24
f. Langkah-langkah Penggunaan Media Visual Berbentuk
Gambar .............................................................................. 26
g. Pemilihan Media Visual .................................................. 27
h. Ciri Media Visual Berbentuk Gambar yang Baik ........... 29
3. Tinjauan tentang Strategi Inquiring Minds Want to Know ... 30
a. Pengertian Strategi Pembelajaran ................................... 30
b. Pengertian Strategi Pembelajaran Inquiring Minds Want
To Know .......................................................................... 31
c. Pemilihan Strategi Belajar Mengajar .............................. 33
d. Prosedur Strategi Inquiring Minds Want to Know .......... 33
4. Penelitian yang Relevan ....................................................... 34
B. Kerangka Berpikir .................................................................. 36
C. Hipotesis ................................................................................. 38
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................ 39
B. Subyek Penelitian ................................................................... 39
C. Bentuk dan Strategi Penelitian ............................................... 40
D. Sumber Data ........................................................................... 42
E. Teknik Pengumpulan Data ..................................................... 42
F. Validitas Data ......................................................................... 43
G. Teknik Analisis Data ................................................................ 44
H. Indikator Kerja ....................................................................... 45
I. Prosedur Penelitian ................................................................. 46
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Pratindakan ............................................................ 52
B. Deskripsi Hasil Tindakan ........................................................ 56
1. Siklus I ............................................................................... 56
2. Siklus II ............................................................................. 69
C. Perbandingan Hasil Tindakan Antarsiklus .............................. 83
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiv
D. Pembahasan Hasil Penelitian ................................................. 87
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN PEMBAHASAN
A. Simpulan ................................................................................. 93
B. Implikasi ................................................................................. 93
C. Saran ....................................................................................... 94
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 96
LAMPIRAN ................................................................................................ 100
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xv
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
4.1 Distribusi Frekuensi Data Nilai Awal Pemahaman Konsep Perubahan
Lingkungan Siswa Kelas IV SD Negeri Bobol II .......................... 53
4.2 Ketuntasan Belajar Siswa pada Kondisi Awal ............................... 54
4.3 Distribusi Frekuensi Nilai pada Siklus I ........................................ 65
4.4 Ketuntasan Belajar Siswa pada Siklus I ......................................... 67
4.5 Distribusi Frekuensi Nilai pada Siklus II ....................................... 79
4.6 Ketuntasan Belajar Siswa pada Siklus II ........................................ 80
4.7 Perbandingan Distribusi Frekuensi Nilai Rata-rata Pemahaman
Konsep Perubahan Lingkungan Siswa Kelas IV pada Kondisi
Awal, Siklus I, dan Siklus II .......................................................... 83
4.8 Perbandingan Ketuntasan Belajar Siswa pada Kondisi Awal,
Siklus I, dan Siklus II ..................................................................... 85
4.9 Perbandingan Keaktifan Siswa pada Siklus I dan Siklus II ........... 90
4.10 Perbandingan Kegiatan Guru pada Siklus I dan Siklus II .............. 91
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1 Angin Laut .................................................................................. 11
2.2 Angin Darat .................................................................................. 11
2.3 Hujan ............................................................................................ 12
2.4 Cahaya Matahari .......................................................................... 12
2.5 Gelombang Laut ........................................................................... 13
2.6 Erosi Angin .................................................................................. 13
2.7 Erosi Tanah .................................................................................. 13
2.8 Bencana Banjir ............................................................................. 13
2.9 Abrasi ........................................................................................... 14
2.10 Tanah Longsor ............................................................................. 14
2.11 Terasering .................................................................................... 15
2.12 Penanaman Pohon Bakau ............................................................. 15
2.13 Pembuatan Saluran Air ................................................................ 16
2.14 Penanaman Pohon-pohon di Tebing Tanah Longsor ................... 16
2.15 Contoh Media Visual Gambar tentang Perubahan Lingkungan .. 20
2.16 Kerangka Berpikir ........................................................................ 38
3.1 Tahap-tahap dalam PTK .............................................................. 40
3.2 Model Analisis Interaktif ............................................................. 45
4.1 Grafik Histogram Distribusi Frekuensi Nilai Awal Siswa Pemahaman
Konsep Perubahan Lingkungan Siswa Kelas IV SD Negeri
Bobol II ........................................................................................ 53
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvii
4.2 Grafik Daftar Nilai Rata-rata, Nilai Tertinggi, dan Nilai Terendah
pada Kondisi Awal ....................................................................... 54
4.3 Grafik Ketuntasan Belajar Siswa pada Kondisi Awal ................. 55
4.4 Grafik Distribusi Frekuensi Nilai Siswa pada Siklus I ................ 66
4.5 Grafik Daftar Nilai Rata-rata, Nilai Tertinggi, dan Nilai Terendah
Siswa pada Siklus I ...................................................................... 66
4.6 Grafik Ketuntasan Belajar Siswa pada Siklus I ........................... 67
4.7 Grafik Distribusi Nilai Siswa pada Siklus II ................................ 79
4.8 Grafik Daftar Nilai Rata-rata, Nilai Tertinggi, dan Nilai Terendah
Siswa pada Siklus II ..................................................................... 80
4.9 Grafik Ketuntasan Belajar Siswa pada Siklus I ........................... 81
4.10 Grafik Perbandingan Distribusi Frekuensi Nilai Rata-rata Pemahaman
Konsep Perubahan Lingkungan Siswa Kelas IV pada Kondisi
Awal, Siklus I, dan Siklus II ........................................................ 84
4.11 Grafik Perbandingan Rekapitulasi Nilai Rata-rata, Nilai Tertendah,
dan Nilai Tertinggi Siswa pada Kondisi Awal, Siklus I, dan
Siklus II ........................................................................................ 84
4.12 Grafik Perbandingan Ketuntasan Belajar Siswa pada Kondisi Awal,
Siklus I, dan Siklus II ................................................................... 85
4.13 Grafik Perbandingan Peningkatan Prosentase Ketuntasan Belajar
Siswa pada Kondisi Awal, Siklus I, dan Siklus II ....................... 86
4.14 Grafik Perbandingan Keaktifan Siswa pada Siklus I dan Siklus II 91
4.15 Grafik Perbandingan Kegiatan Guru pada Siklus I dan Siklus II 92
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Rincian Jadwal Penelitian .......................................................... 100
2. Silabus Pembelajaran Siklus I .................................................... 101
3. Silabus Pembelajaran Siklus II ................................................... 103
4. Bahan Ajar .................................................................................. 105
5. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I ............................. 116
6. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II ............................ 144
7. Nilai Pemahaman Konsep Perubahan Lingkungan pada Kondisi
Awal ........................................................................................... 171
8. Nilai Pemahaman Konsep Perubahan Lingkungan Siklus I ....... 172
9. Nilai Pemahaman Konsep Perubahan Lingkungan Siklus II ..... 173
10. Rekapitulasi Nilai Hasil Belajar Sebelum dan Sesudah Tindakan 174
11. Lembar Observasi Kegiatan Praktikum Siswa pada Siklus I .... 175
12. Lembar Observasi Kegiatan Praktikum Siswa pada Siklus II .... 177
13. Lembar Observasi Kegiatan Siswa pada Siklus I ....................... 179
14. Lembar Observasi Kegiatan Siswa pada Siklus II ..................... 182
15. Lembar Observasi Aktivitas Guru Siklus I ................................ 185
16. Lembar Observasi Aktivitas Guru Siklus II ............................... 188
17. Pedoman Wawancara ................................................................. 191
18. Foto Pembelajaran pada Siklus I ................................................ 194
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xix
19. Foto Pembelajaran pada Siklus II ............................................... 195
20. Surat permohonan Izin Penyusunan Skripsi ............................... 196
21. Surat Keputusan dekan FKIP tentang Izin Penyusunan Skripsi 197
22. Surat permohonan Izin Penelitian untuk Rektor ......................... 199
23. Surat permohonan Izin Penelitian untuk Kepala Sekolah .......... 200
24. Surat Keterangan telah Melakukan Penelitian ........................... 201
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Belajar merupakan suatu proses usaha perubahan tingkah laku sebagai
hasil dari pengalaman dan latihan melalui interaksi dengan lingkungan. Pada
dasarnya manusia mengalami proses belajar mengajar yang berlangsung seumur
hidup. Prinsip belajar sepanjang hayat ini sejalan dengan empat pilar pendidikan
universal seperti yang dirumuskan UNESCO, yaitu sebagai berikut:
(1) belajar untuk menguasai ilmu pengetahuan (learning to know), (2)
belajar untuk menguasai keterampilan (learning to do), (3) belajar untuk
hidup bermasyarakat (learning to live togheter), (4) belajar untuk
mengembangkan diri secara maksimal (learning to be) (Hamdani, 2011:
194-195).
Belajar dan mengajar merupakan dua konsep yang tidak dapat
dipisahkan. Belajar menunjuk pada sasaran didik, sedangkan mengajar menunjuk
pada seorang guru. Belajar dan mengajar di dalam kelas biasa disebut dengan
pembelajaran. Pembelajaran merupakan interaksi antara guru dan siswa. Guru
mempunyai peranan penting dalam meningkatkan mutu pembelajaran di dalam
kelas.
Dalam UU nomor 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen (pasal 1)
dinyatakan bahwa: “guru adalah pendidikan profesional dengan tugas utama
mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan
mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan
formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah”. Guru mempunyai tugas
utama yaitu untuk mendidik, mengajar, mengarahkan, membimbing, melatih,
menilai, dan mengevaluasi para peserta didik.
Guru juga diharapkan mampu menciptakan suasana pembelajaran yang
aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan, sehingga dapat merangsang
keaktifan siswa saat kegiatan belajar mengajar berlangsung. Semakin banyak
keterlibatan siswa dalam pembelajaran maka semakin besar daya ingat siswa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
dalam menyerap materi pembelajaran yang disampaikan oleh guru. Sehingga
prestasi belajar siswa dapat dioptimalkan.
“IPA merupakan ilmu yang mempelajari alam dengan segala isinya, atau
secara sederhana merupakan suatu kumpulan pengetahuan yang tersusun secara
sistematis tentang gejala alam” (Sukardjo, dkk, 2005 : 1). IPA sangat besar
pengaruhnya dengan ilmu pengetahuan serta teknologi. Selain itu IPA juga sangat
dibutuhkan dalam pemenuhan kebutuhan manusia melalui pemecahan masalah-
masalahnya. IPA juga berperan dalam meningkatkan sumber daya manusia
maupun sumber daya alam yang lebih berkualitas. Dalam pembelajaran IPA
diperlukan strategi serta penggunaan media yang tepat yang dapat melibatkan
siswa baik secara intelektual maupun emosional serta menarik perhatian, sehingga
siswa tidak cepat merasa jenuh dan tertarik untuk belajar atas kemauannya sendiri.
Proses pembelajaran IPA di SD Negeri Bobol II selama ini masih
cenderung kurang melibatkan dan mengembangkan proses berpikir siswa, di mana
seorang guru dianggap sebagai sumber utama pengetahuan. Padahal di masa yang
serba canggih ini seharusnya siswa tidak hanya belajar dari guru, melainkan siswa
dapat memanfaatkan berbagai sumber yang ada serta media pembelajaran yang
sesuai dengan materi yang akan dipelajari. Sudah seharusnya dalam proses
pembelajaran IPA berlangsung di dalam kelas terdapat banyak aktivitas yang
berhubungan dengan kegiatan pembelajaran. Namun faktanya di lapangan masih
banyak guru yang mengabaikan hal ini. Siswa dipaksa agar mampu menguasai
sejumlah materi IPA untuk mengejar target kurikulum yaitu nilai bukan
prosesnya, pada akhirnya siswa hanya mampu mengingat materi itu dalam ingatan
jangka pendek. Oleh karena itu, guru perlu mempelajari berbagai strategi-strategi
pembelajaran yang inovatif yang mampu meningkatkan keaktifan siswa dalam
kelas, sehingga akan menciptakan suatu pembelajaran bermakna bagi siswa.
Berdasarkan dokumen yang diambil dari hasil evaluasi guru mata
pelajaran IPA materi perubahan lingkungan, data yang diperoleh menunjukkan
bahwa pemahaman konsep perubahan lingkungan pada siswa kelas IV SD Negeri
Bobol II Kecamatan Sekar Kabupaten Bojonegoro masih banyak siswa yang
mendapatkan nilai di bawah KKM yaitu 70. Hal ini dapat dilihat dengan hanya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
33,33% siswa yang mendapat nilai 70 atau lebih, dan 66,67% siswa mendapat
nilai di bawah 70 lebih detailnya dapat dilihat pada lampiran 7 halaman 171.
Pemahaman konsep perubahan lingkungan yang masih rendah disebabkan karena
guru belum menggunakan strategi pembelajaran yang inovatif dan media
pembelajaran yang menarik.
Dari hasil pengamatan yang peneliti lakukan di SD Negeri Bobol II
ternyata kegiatan pembelajaran yang dilakukan masih bersifat konvensional. Guru
berperan sebagai sumber utama di kelas (guru hanya menstransfer ilmu kepada
siswa) melalui metode ceramah. Aktivitas siswa di kelas sangatlah kurang.
Pembelajaran hanya terbatas pada buku teks. Memang saat guru menerangkan
materi siswa juga memperhatikan penjelasan dari guru, namun tidak ada satu
siswa pun yang bertanya mengenai materi tersebut. Hal ini mungkin disebabkan
oleh belum adanya penggunaan media yang menarik siswa serta memperjelas
materi. Selain itu, kurangnya rasa ingin tahu siswa dengan materi tersebut juga
menjadi penyebab rendahnya pemahaman konsep tentang materi perubahan
lingkungan.
Pemahaman konsep perubahan lingkungan yang masih rendah akan
mengakibatkan hasil belajar siswa rendah, seperti nilai harian dan nilai semester
siswa yang kurang optimal. Selain itu, akan mengakibatkan kurangnya rasa ingin
tahu siswa terhadap lingkungan serta kesulitan dalam pembelajaran materi
perubahan lingkungan di kelas 6 yaitu materi tentang keseimbangan lingkungan.
Guru dianjurkan menggunakan strategi dan media pembelajaran yang tepat yang
sesuai dengan karakteristik siswa serta kondisi lingkungan sekolahnya, salah
satunya pembelajaran dengan menggunakan media visual visual melalui strategi
inquiring minds want to know.
Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang secara harfiah berarti
tengah, perantara, atau pengantar. Menurut Anitah (2009) berpendapat bahwa
“Media visual disebut media pandang, karena seseorang dapat menghayati media
tersebut melalui penglihatannya” (hlm. 128).
Media mempunyai peran penting terutama dalam dunia pendidikan.
Dengan menggunakan media yang tepat kegiatan belajar mengajar akan dapat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
berlangsung secara efektif, guru juga lebih dimudahkan dalam menyampaikan
materi serta pebelajar akan lebih mudah memahami materi yang disampaikan
lewat media. Penggunaan media visual berbentuk gambar yang sesuai dengan
karakteristik siswa tentu akan menciptakan kondisi belajar yang kondusif.
Menurut Arsyad (2002) menyebutkan “Salah satu kegunaan media adalah secara
tepat dan bervariasi dapat mengatasi sikap pasif anak didik, serta menimbulkan
kegairahan belajar” (hlm. 16). Yang dimaksud dengan media gambar adalah
gambar yang digunakan untuk menyampaikan pesan yang dituangkan dalam
bentuk simbol-simbol komunikasi visual biasanya memuat gambar orang, tempat,
dan binatang, maupun suatu kejadian alam. Media gambar memiliki banyak
kelebihan diantaranya yaitu dapat meningkatkan minat belajar siswa, serta
mengkonkritkan pengetahuan.
Selain, memaksimalkan penggunaan media dalam proses pembelajaran
guru juga perlu merancang strategi pembelajaran yang dapat meningkatkan
kegiatan belajar aktif. Menurut Romiszowski yang menyatakan bahwa “Strategi
adalah sebagai trik pandang dan arah berbuat yang diambil dalam rangka memilih
metode pembelajaran yang tepat, yang selanjutnya mengarah pada yang lebih
khusus, yaitu rencana, taktik, dan latihan” (Darmansyah, 2010: 18).
Zaini, dkk (2008) berpendapat bahwa “Pertimbangan untuk
menggunakan strategi pembelajaran aktif adalah realita bahwa peserta didik
mempunyai cara belajar yang berbeda-beda” (hlm. xvi). Salah satu keunggulan
dalam menerapkan strategi pembelajaran yang aktif dalam proses pembelajaran
yaitu dapat mengajak peserta didik untuk belajar aktif, karena belajar aktif sangat
diperlukan oleh peserta didik untuk mendapatkan hasil belajar yang optimal.
Strategi inquiring minds want to know merupakan salah satu strategi pembelajaran
aktif yang melatih proses berpikir siswa melalui proses pembelajaran yang
didorong oleh pertanyaan maupun kegiatan penemuan sehingga membuat siswa
menjadi ingin tahu lebih banyak. Strategi inquiring minds want to know membuat
siswa tidak hanya duduk diam, mendengarkan akan tetapi, siswa diberi
pertanyaan-pertanyaan yang dapat membangkitkan rasa ingin tahu siswa terhadap
materi yang akan dipelajari, sehingga siswa terlibat aktif dalam proses
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
pembelajaran. Silberman (2009) memberikan pengertian Strategi inquiring minds
want to know sebagai berikut.
Inquiring minds want to know (meningkatkan rasa ingin tahu siswa)
yaitu strategi sederhana yang merangsang rasa ingin tahu peserta didik
dengan mendorong spekulasi mengenai topik atau persoalan. Para
peserta didik lebih mungkin menyimpan pengetahuan tentang materi
pelajaran yang tidak tercakup sebelumnya jika mereka terlibat sejak awal
dalam pengajaran kelas penuh (hlm. 104-105).
Berdasarkan uraian di atas, maka kontribusi media visual melalui strategi
inquiring minds want to know dalam pembelajaran adalah meningkatan
pemahaman konsep materi perubahan lingkungan oleh siswa. Berdasarkan latar
belakang di atas peneliti mengadakan penelitian tentang “Peningkatan
Pemahaman Konsep Perubahan Lingkungan dengan Penggunaan Media Visual
melalui Strategi Inquiring Minds Want To Know pada Siswa Kelas IV SDN Bobol
II Bojonegoro Tahun 2012”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka peneliti merumuskan
masalah sebagai berikut : Apakah penggunaan media visual melalui strategi
inquiring minds want to know dapat meningkatkan pemahaman konsep perubahan
lingkungan pada siswa kelas IV SD Negeri Bobol II Bojonegoro tahun 2012?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang diungkapkan di atas, maka
penelitian ini bertujuan “Untuk meningkatkan pemahaman konsep perubahan
lingkungan dengan media visual melalui strategi inquiring minds want know pada
siswa kelas IV SDN Bobol II Bojonegoro tahun 2012”.
D. Manfaat Hasil Penelitian
1. Manfaat Teoritis
a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi keilmuan
yang bermanfaat dalam dunia pendidikan mengenai penggunaan media
visual dan strategi inquiring minds want to know terhadap peningkatan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
pemahaman konsep tentang perubahan lingkungan dalam pembelajaran
IPA.
b. Dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk penelitian
selanjutnya.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Siswa
1) Meningkatkan aktivitas belajar siswa.
2) Meningkatkan rasa ingin tahu siswa terhadap materi perubahan
lingkungan.
3) Meningkatkan pemahaman konsep perubahan lingkungan siswa.
4) Meningkatkan hasil belajar IPA khususnya materi perubahan
lingkungan.
b. Bagi Guru
1) Memperoleh keterampilan dalam menggunakan media visual
berbentuk gambar.
2) Menguasai strategi yang tepat dalam pembelajaran IPA.
3) Dapat menemukan solusi dalam upaya peningkatan hasil belajar siswa
khususnya dalam materi perubahan lingkungan.
c. Bagi Sekolah
1) Hasil penelitian ini, memberikan informasi untuk sekolah dalam upaya
perbaikan proses pembelajaran, sehingga berdampak pada peningkatan
mutu sekolah.
2) Hasil penelitian ini, sebagai motivator bagi sekolah agar melaksanakan
pembelajaran yang inovatif.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Tinjauan tentang Pemahaman Konsep Perubahan Lingkungan
a. Pengertian Pemahaman Konsep
Dalam proses pembelajaran di kelas pasti terdapat kegiatan belajar
dan mengajar. Belajar menunjuk pada apa yang dilakukan subjek,
sedangkan mengajar menunjuk pada apa yang harus dilakukan guru. Belajar
bukan hanya kegiatan menghafal dan mengingat dari materi yang telah
disampaikan oleh guru. Belajar merupakan proses yang ditandai dengan
perubahan tingkah laku pada diri seseorang. Sedangkan perubahan tingkah
laku tersebut dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk yang salah satunya
ialah berubah tingkat pemahamannya mengenai suatu pengetahuan. Oleh
karena itu, pemahaman merupakan salah satu kemampuan yang perlu
ditingkatkan dalam tujuan pengajaran di SD, SMP dan SMU.
Dengan pemahaman, siswa tidak hanya menghafal materi yang
diajarkan saja, Arikunto (2009) Berpendapat bahwa “Siswa diminta untuk
membuktikkan bahwa ia memahami hubungan yang sederhana diantara
fakta-fakta atau konsep” (halm. 118).
Menurut Sutrisno, Kresnadi, dan Kartono (2007) berpendapat
bahwa “Seseorang dikatakan memahami tentang sesuatu apabila seseorang
tersebut dapat memaparkan (dengan rinci) dan dapat menjelaskannya” (hlm.
1.11).
Sedangkan Dimyati dan Mudjiono (1999) berpendapat bahwa
“Pemahaman, merupakan tingkat berikutnya dari tujuan ranah kognitif
berupa kemampuan memahami/mengerti tentang isi” (hlm. 202).
Di lain pihak Haryati (2010) berpendapat bahwa “Tingkat
pemahaman (comprehension), pada tahap ini peserta kategori pemahaman
dihubungkan dengan kemampuan menjelaskan pengetahuan, informasi yang
telah diketahui dengan kata-kata sendiri” (hlm. 23).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
Kemampuan pemahaman dijabarkan menjadi tiga, Poerwanti, dkk
(2008) menyatakan:
pemahaman (comprehension), kemampuan ini menuntut siswa
mengerti apa yang diajarkan, mengetahui apa yang sedang
dikomunikasikan dan dapat memanfaatkan isinya tanpa harus
menghubungkan dengan hal-hal lain. Kemampuan ini dijabarkan
menjadi tiga, yakni; (1) menterjemahkan, (2) menginterpretasikan,
dan (3) mengekstrapolasi (halm. 1.23).
Sejalan dengan pendapat di atas, Sudjana (1995) membagi
pemahaman ke dalam tiga kategori sebagai berikut :
(1) Tingkat terendah adalah pemahaman terjemahan, mulai dari
terjemahan dalam arti yang sebenarnya. (2) Tingkat kedua adalah
pemahaman penafsiran, yakni menghubungkan bagian-bagian
terdahulu dengan yang diketahui berikutnya, atau menghubungkan
beberapa bagian dari grafik dengan kejadian, membedakan yang
pokok dan yang bukan pokok. (3) Pemahaman tingkat ketiga atau
tingkat tertinggi adalah pemahaman ekstrapolasi. Dengan
ekstrapolasi diharapkan seseorang mampu melihat di balik yang
tertulis, dapat membuat ramalan tentang konsekuensi atau dapat
memperluas persepsi dalam arti waktu, dimensi, kasus, ataupun
masalahnya (hlm. 24).
Secara lebih rinci Daryanto (2001) menjabarkan kemampuan
pemahaman menjadi tiga, yaitu:
(1) Menerjemahkan (translation), Pengertian menerjemahkan di
sini bukan saja pengalihan (translation) arti dari bahasa yang satu
ke dalam bahasa yang lain. Dapat juga dari konsepsi abstrak
menjadi model, yaitu model simbolik untuk mempermudah orang
untuk mempelajarinya. (2) Menginterpretasi (interpretation),
Kemampuan ini lebih luas dari menerjemahkan, ini adalah
kemampuan untuk mengenal dan memahami. (3) Mengekstrapolasi
(extrapolation), Kemampuan ini lebih tinggi sifatnya dibandingkan
dengan kemampuan menerjemahkan dan menginterpretasikan.
Kemampuan ini juga menuntut intelektual yang lebih tinggi (hlm.
106-109).
Dari pendapat-pendapat di atas, dapat disimpulkan pemahaman
adalah proses mengerti isi pengetahuan, informasi yang telah diketahui
kemudian mampu memaparkan dan menjelaskan isi pengetahuan maupun
informasi tersebut dengan menggunakan kata-kata sendiri, yang dijabarkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
ke dalam tiga kategori yaitu: (1) menterjemahkan, (2) menginterpretasikan,
dan (3) mengekstrapolasi. Pemahaman yang baik dapat dibuktikan dengan
keberhasilan dalam mengerjakan tugas dengan tingkat kesalahan seminimal
mungkin.
Mengenai pengertian konsep, Hamalik (2010) berpendapat
“Konsep adalah suatu kelas stimuli yang memiliki sifat-sifat (atribut-atribut)
umum” (hlm. 161).
Sejalan dengan pendapat di atas Eggen & Kauchak (2009)
berpendapat bahwa “Konsep adalah gagasan yang merujuk pada sebuah
kelompok atau kategori di mana semua anggotanya memiliki beberapa
karakteristik umum” (hlm. 98).
Secara sederhana Samlawi (2001) mendefinisikan konsep sebagai
“penamaan (pemberian label) untuk sesuatu yang membantu seseorang
mengenal, mengerti dan memahami sesuatu tersebut (hlm. 10).
Sedangkan menurut Sapriya (2009) konsep merupakan “pokok
pengertian yang bersifat abstrak yang menghubungkan orang dengan
kelompok benda, peristiwa atau kelas yang ditunjukkan oleh symbol (hlm.
62).
Berdasarkan pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa,
konsep adalah pokok pengertian yang bersifat abstrak maupun suatu
pengertian tentang suatu objek yang memungkinkan seseorang untuk
menggolongkan tentang suatu objek yang memiliki sifat-sifat/karakteristik
umum yang biasa dinyatakan dengan suatu istilah atau rangkaian kata yang
membantu seseorang mengenal, mengerti dan memahami sesuatu tersebut.
Dari beberapa uraian di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa
pemahaman konsep merupakan proses mengerti/mengetahui dengan benar
mengenai suatu pokok pengertian yang bersifat abstrak serta mampu
menjelaskannya dengan kata-kata sendiri.
b. Tinjauan tentang Perubahan Lingkungan
Dalam pembelajaran IPA di kelas IV khususnya konsep
“perubahan lingkungan fisik dan pengaruhnya terhadap daratan” merupakan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
konsep yang sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari sehingga materi
ini penting untuk dipelajari. Pemahaman konsep yang optimal di kelas IV
akan membantu siswa dalam mempelajari materi-materi di jenjang
berikutnya.
Mengenai pengertian lingkungan, Danusaputra mengemukakan
bahwa “Lingkungan adalah semua benda dan kondisi termasuk di dalamnya
manusia dan aktivitasnya, yang terdapat dalam ruang di mana manusia
berada dan mempengaruhi kelangsungan hidup serta kesejahteraan manusia
dan jasad hidup lainnya” (Darsono, 1995: 14).
Sedangkan Pamuji (2010) berpendapat “Lingkungan merupakan
suatu sistem kompleks yang berada di luar individu yang saling berinteraksi
dan bersifat dinamis yang dapat berubah seiring perkembangan jaman”
(hlm. 10).
Sementara Darsono (1995) menyatakan bahwa “Lingkungan fisik
(physical environment) yaitu segala sesuatu yang ada di sekitar kita yang
berwujud benda mati seperti gedung, jembatan, candi, dan lain-lain” (hlm.
17).
Menurut pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa lingkungan
fisik adalah segala sesuatu yang ada di sekitar manusia yang berwujud
benda mati dan bersifat dinamis yang sering mengalami perubahan seiring
perkembangan jaman serta mempengaruhi kelangsungan hidup serta
kesejahteraan manusia maupun jasad hidup lainnya.
Lingkungan fisik meliputi seluruh penampakan permukaan bumi.
Permukaan bumi ada yang tertutup oleh tanah dan ada yang tertutup oleh
air. Permukaan bumi yang tertutup oleh tanah disebut daratan. Beberapa
daerah daratan berada di tempat yang rendah, misalnya lembah. Ada juga
daerah daratan yang berada di tempat tinggi, misalnya perbukitan dan
pegunungan. Daerah pegunungan lebih tinggi dibandingkan daerah
perbukitan. Sedangkan permukaan bumi yang tertutup oleh air disebut
perairan. Daerah perairan antara lain rawa-rawa, danau, sungai, dan lautan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
Lingkungan tidak selamanya tetap. Setiap waktu tentu mengalami
perubahan. Bagian alam atau lingkungan yang paling terpengaruh adalah
permukaan bumi. Permukaan bumi meliputi daratan dan wilayah sebaran
air, serta makhluk hidup yang tinggal di sana. Perubahan tersebut dapat
terjadi oleh akibat perilaku manusia atau oleh faktor alam. Perubahan
daratan yang disebabkan oleh faktor alam atau kita sebut akibat perubahan
lingkungan fisik. Perubahan lingkungan tersebut dapat dipengaruhi oleh
hujan, angin, cahaya matahari dan gelombang laut. secara lebih rinci
pengaruh perubahan lingkungan terhadap daratan dibahas sebagai berikut:
1) Faktor-faktor Penyebab Perubahan Lingkungan
a) Angin
Tahukah kamu kenapa nelayan pergi ke laut mencari ikan pada waktu
malam hari, dan kembali ke darat pada pagi hari? Hal itu disebabkan
karena pada malam hari, para nelayan berlayar menggunakan
perahunya-perahunya ke tengah laut. Mereka memanfaatkan angin
darat untuk mendorong perahu layar mereka ke tengah laut. Pada
siang hari, kembali kedaratan atau ke pelabuhan dengan
memanfaatkan angin laut. Perhatikan gambar angin darat dan angin
laut pada Gambar 2.1 dan Gambar 2.2 di bawah ini.
Gambar 2.1 Angin Laut Gambar 2.2 Angin Darat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
b) Hujan
Tahukah kamu, kenapa kamu tidak boleh bermain hujan-
hujanan?. Perhatikanlah Gambar 2.3 di bawah ini.
Gambar 2.3 Hujan
Air hujan dapat melarutkan kotoran di udara sehingga udara
menjadi segar. Dengan demikian, air hujan sebenarnya tidak bersih,
sehingga kurang baik bermain hujan-hujanan.
c) Cahaya Matahari
Apa yang akan terjadi jika tidak ada sinar matahari? Sinar
matahari dapat memengaruhi lingkungan kita. Tumbuhan yang ada di
sekitar kita tidak dapat hidup tanpa sinar matahari yang cukup.
Apabila tidak ada tumbuhan, maka makhluk hidup yang lain juga
tidak akan bisa bertahan hidup. Cahaya matahari dapat dilihat pada
Gambar 2.4 sebagai berikut.
Gambar 2.4 Cahaya Matahari
d) Gelombang laut
Gelombang air laut yang tinggi dan besar, atau biasa disebut
tsunami, juga dapat memporakporandakan daratan yang pada akhirnya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
bisa mengubah bentuk daratan. Gambar gelombang laut dapat dilihat
pada Gambar 2.5 sebagai berikut.
Gambar 2.5 Gelombang Laut
2) Pengaruh Perubahan Lingkungan Fisik terhadap Daratan
a) Erosi
Erosi ada dua yaitu erosi angin dan erosi tanah. Erosi tanah
paling mudah terjadi di lereng-lereng bukit. Air hujan mengalir
menuruni lereng-lereng dengan deras dan menghanyutkan banyak
tanah. Erosi dapat pula terjadi di tanah terbuka yang datar. Perhatikan
erosi angin dan tanah pada Gambar 2.6 dan Gambar 2.7 di bawah ini.
Gambar 2.6 Erosi Angin Gambar 2.7 Erosi Tanah
b) Banjir
Apa penyebab terjadinya banjir? Hujan yang terus menerus
tanpa diimbangi sistem drainase yang baik dapat menimbulkan bahaya
banjir. Hujan membuat air sungai meluap. Luapan air sungai
mengakibatkan banjir di daerah sekitar aliran sungai. Untuk lebih
jelasnya bencana banjir dapat dilihat pada Gambar 2.8 sebagai berikut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
Gambar 2.8 Bencana Banjir
c) Abrasi
Apakah abrasi itu? Abrasi merupakan pengikisan pantai
akibat gelombang air laut. Abrasi dapat merusak ekosistem pantai.
Gambar abrasi dapat dilihat pada Gambar 2.9 sebagai berikut.
Gambar 2.9 Abrasi
d) Longsor
Tanah longsor terjadi di daerah yang miring. Pembangunan di
daerah perbukitan dapat menyebabkan longsor. Banyaknya pohon-
pohon yang ditebangi membuat longsor semakin cepat terjadi.
Perhatikan Gambar 2.10 di bawah ini.
Gambar 2.10 Tanah Longsor
3) Pencegahan Kerusakan Lingkungan
a) Pencegahan Erosi
Untuk mencegah terjadinya pengikisan tanah atau erosi, perlu
dilakukan hal-hal sebagai berikut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
(1) Pembuatan terasering atau sengkedan pada tanah miring.
Perhatikan Gambar 2.11 di bawah ini.
Gambar 2.11 Terasering
(2) Penanaman kembali pohon-pohon di atas tanah yang gundul
(reboisasi).
(3) Jangan melakukan penebangan pohon di hutan secara
sembarangan.
(4) Pengadaan hutan lindung di lereng-lereng gunung.
b) Pencegahan Abrasi
Abrasi dapat dicegah dengan penanaman pohon-pohon
bakau di daerah pantai. Selain penanaman hutan bakau abrasi dapat
dicegah dan ditanggulangi dengan Peletakan beton yang dapat
memecah ombak. Untuk lebih jelasnya penanaman pohon bakau
dapat dilihat pada Gambar 2.12 sebagai berikut.
Gambar 2.12 Penanaman Pohon Bakau
c) Pencegahan banjir
Adapun pencegahan banjir dapat dilakukan dengan cara-cara
sebagai berikut.
(1) Banjir dapat dicegah dengan penanaman pohon atau
penghijauan.
(2) Pembuatan saluran air atau drainase yang memadai. Drainase
yang baik dapat dilihat pada Gambar 2.13 sebagai Berikut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
Gambar 2.13 Pembuatan Saluran Air
d) Pencegahan Tanah Longsor
Longsor dapat dicegah dengan penanaman pohon di tebing-
tebing atau pembuatan tanggul-tanggul di daerah yang rawan longsor.
Perhatikan Gambar 2.14 di bawah ini.
Gambar 2.14 Penanaman Pohon-Pohon di Tebing-tebing
Daerah Rawan Longsor
2. Tinjauan tentang Media Visual
a. Pengertian Media Pembelajaran
Dalam kegiatan belajar mengajar diperlukan sebuah perantara
berupa media pembelajaran yang dapat memudahkan seorang pendidik
dalam menyampaikan isi pembelajaran, sehingga peserta didik lebih mudah
dalam memahami serta menyerap dari isi pelajaran.
Mengenai definisi media, Asra, Darmawan dan Riana (2009)
mengemukakan bahwa
“Kata media dalam media pembelajaran secara harfiah berarti
perantara atau pengantar, sedangkan kata pembelajaran diartikan
sebagai suatu kondisi yang diciptakan untuk membuat seseorang
melakukan suatu kegiatan belajar. Dengan demikian, media
pembelajaran memberikan penekanan pada posisi media sebagai
wahana penyalur pesan atau informasi belajar untuk
mengkondisikan seseorang untuk belajar” (hlm. 5.5).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
Daryanto (2010) berpendapat bahwa “Media pembelajaran adalah
segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan (bahan
pembelajaran) sehingga dapat merangsang perhatian, minat, dan perasaan
peserta didik dalam kegiatan belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran.”
(hlm. 5).
Hampir sama dengan pendapat di atas Sadiman, dkk (2002)
berpendapat bahwa “Media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan
untuk menyalurkan pesan dan pengirm ke penerima sehingga dapat
merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat serta perhatian siswa
sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi” (hlm. 6).
Sementara itu , Ngadino (2009) menyatakan bahwa.
Media itu tidak hanya sekedar alat bantu (aids) saja, tetapi meliputi
segala sesuatu berupa sarana ataupun sarana dan fasilitas yang
dapat digunakan oleh pembelajar (guru) di dalam menyampaikan
pesan kepada subjek didik untuk memperjelas, memperlancar,
merangsang/memotivasi, mempermudah belajar siswa dan
meningkatkan efektivitas dan efisiensi proses pembelajaran dalam
mencapai tujuan instruksional secara optimal (hlm. 13).
Sedangkan menurut Anitah (2009) mengatakan bahwa “Media
pembelajaran adalah setiap orang, bahan, alat, atau peristiwa yang dapat
menciptakan kondisi yang memungkinkan pebelajar menerima pengetahuan,
keterampilan, dan sikap. Dengan pengertian itu guru atau dosen, buku ajar,
lingkungan adalah media pembelajaran” (hlm. 124).
Agun juga memberikan kontribusi mengenai pengertian media
yaitu “Instructional media are all forms of information carriers which can
be used to record, store, preserve, transmit, or retrieve information for
purposes of teaching and learning. They are materials used by practising
and trainee teachers to present, illustrate, and elucidate teaching posits”
(Onasanya, 2004: p. 127).
Diartikan bahwa Media pembelajaran adalah segala bentuk
pembawa informasi yang dapat digunakan untuk merekam, menyimpan,
melestarikan, mengirimkan, atau mengambil informasi untuk tujuan belajar
mengajar. Mereka adalah bahan yang digunakan oleh guru praktisi dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
peserta pelatihan untuk menyajikan, menggambarkan, dan menjelaskan
berpendapat mengajar.
Sementara Arsyad (2007: 6-7) mengemukakan bahwa ciri-ciri
umum yang terkandung pada setiap batasan itu sebagai berikut:
1) Media pendidikan memiliki pengertian fisik yang dewasa ini
dikenal sebagai hardware (perangkat keras), yaitu suatu benda
yang dapat dilihat, didengar atau diraba dengan pancaindera.
2) Media pendidikan memiliki pengertian nonfisik yang dikenal
sebagai software (perangkat lunak), yaitu kandungan pesan yang
terdapat dalam perangkat keras yang merupakan isi yang ingin
disampaikan siswa.
3) Penekanan media pendidikan terdapat pada visual dan audio.
4) Media pendidikan memiliki pengertian alat bantu pada proses
belajar baik di dalam maupun di luar kelas.
5) Media pendidikan digunakan dalam rangka komunikasi dan
interaksi guru dan siswa dalam proses pembelajaran.
6) Media pendidikan dapat digunakan secara masal (misalnya:
radio dan televisi), kelompok besar dan kelompok kecil
(misalnya film, slide, video, OHP), atau perorangan (misalnya:
modul, computer, radio tape/kaset, video recorder).
7) Sikap, perbuatan, organisasi, strategi, dan manajemen yang
berhubungan dengan penerapan suatu ilmu (hlm. 6-7).
Dari beberapa pendapat di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa
media pembelajaran merupakan segala sesuatu berupa sarana maupun
fasilitas yang digunakan pembelajar (guru) menyampaikan pesan berupa
materi pembelajaran ke pada penerima pesan (peserta didik) sehingga
merangsang pikiran, perhatian, minat penerima pesan serta memperjelas,
dan meningkatkan efektivitas dan efisiensi kegiatan belajar sehingga
tercapai tujuan yang diharapkan.
Dalam pengklasifikasian media ada banyak cara yang dilakukan
atas bermacam-macam dasar dan kepentingan, sehubungan dengan itu,
Brets menyatakan:
Pengklasifikasian media atas ciri utamanya, yaitu: suara, bentuk
visual (gambar, garis, simbol), dan gerak. Di samping itu dia juga
membedakan media transmisi/siar dan media rekaman, sehingga
Brets menggolongkan semua media menjadi delapan kelas, yaitu:
(1) media audio visual gerak, (2) media audio visual diam, (3)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
media audio semi gerak, (4) media visual gerak, (7) media audio,
dan (8) media cetak (Ngadino, 2007: 32).
Sedangkan Asra, Darmawan dan Riana (2008) mengklasifikasikan
media menjadi lima kelompok, yaitu sebagai berikut:
(1) media visual seperti: foto, gambar, poster, grafik, kartun, liflet,
buklet, torso, film bisu. (2) media audio seperti: kaset, radio, mp3,
ipod, (3) media audio visual seperti: film bersuara, video, televise,
sound slide, (4) multimedia seperti: computer, internet, dan
pembelajaran berbasis komputer, dan (5) media realia seperti:
tumbuhan, batuan, insektarium, hebarium, air, sawah (hlm. 5.8-
5.9).
Sementara itu, Anitah (2009) mengklasifikasikan media menjadi
tiga pengklasifikasian, yaitu “(1) Media visual yang tidak diproyeksikan, (2)
media visual yang diproyesikan, dan (3) media audio” (hlm. 128-160).
b. Pengertian Media Visual
1) Media Visual
Media visual merupakan media yang menekankan kemampuan
visual siswa. Sama halnya dengan media yang lain, media visual juga
berfungsi menyalurkan pesan dari sumber ke penerima pesan. Anitah
(2009) berpendapat bahwa “Media visual juga disebut media pandang,
karena seseorang dapat menghayati media tersebut melalui
penglihatannya” (hlm. 128).
Menurut Anitah (2009) media visual yang tidak diproyeksikan
seperti gambar merupakan media yang sederhana dan banyak digunakan
oleh guru karena lebih mudah pembuatan maupun penggunaannya serta
tidak membutuhkan biaya yang mahal. Media ini tidak membutuhkan
projector dan layar untuk memproyeksikan perangkat lunak. Faktor-
faktor seperti, tidak adanya aliran listrik, daerah terpencil, tidak
tersedianya peralatan, kelompok kelas kecil, menyebabkan guru memilih
media yang dirasa.
Menurut Asra, Darmawan, dan Rianna (2007), media visual
adalah media yang hanya dapat dilihat, yang termasuk kelompok visual,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
seperti foto, gambar, poster, grafik, kartun, liflet, buklet, torso, film bisu,
model tiga dimensi seperti diorama, dan makeup.
Sedangkan Daryanto (1993), mengartikan bahwa media visual
merupakan “Semua alat peraga yang digunakan dalam proses belajar
yang bisa dinikmati lewat panca-indera mata” (hlm. 27).
Berdasarkan pendapat-pendapat di atas, dapat disimpulkan
bahwa media visual merupakan suatu alat peraga sederhana yang
digunakan untuk menyampaikan dari sumber ke penerima dalam proses
belajar yang dapat dinikmati melalui indera penglihatan (mata).
2) Media Gambar
Jenis-jenis media ada banyak namun pada penelitian ini hanya
difokuskan pada penggunaan media visual berbentuk gambar. Mengenai
definisi gambar Uno dan Lamatenggo (2010) mendefinisikan “Gambar
sebagai representasi visual dari orang, tempat, atau pun benda yang
diwujudkan di atas kanvas, kertas atau bahan lain, baik dengan cara
lukisan, gambar, foto” (hlm. 128)
Sementara, Sanjaya (2008) berpendapat bahwa ”Gambar atau
foto merupakan salah satu media grafis paling umum digunakan dalam
proses pembelajaran” (hlm. 214).
Sejalan dengan pendapat di atas, Asra, Darmawan, dan Riana
(2007), “Media gambar disebut juga sebagai media grafis, media grafis
merupakan media yang paling umum digunakan dalam proses belajar
mengajar, karena merupakan bahasa yang umum dan dapat mudah
dimengerti oleh peserta didik” (hlm. 5.20).
Sejalan dengan pendapat di atas, Ngadino (2009) berpendapat
bahwa “Gambar/foto adalah media yang umum dipakai, sifatnya
universal, mudah dimengerti, melewati batasan bahasa verbal” (hlm. 38).
Hampir sama dengan pendapat di atas, Sadiman, et al. (1986)
menyatakan bahwa “Media gambar adalah media yang paling umum
dipakai, yang merupakan bahasan umum yang dapat dimengerti dan
dinikmati dimana saja” (hlm. 29). Sedangkan Soelarko menyatakan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
bahwa “Media gambar merupakan peniruan dari benda-benda dan
pemandangan dalam hal bentuk, rupa serta ukurannya relatif terhadap
lingkungan”.
Menurut Gerlach dan Ely (1980) mengatakan bahwa “Gambar
tidak hanya bernilai seribu bahasa, tetapi juga seribu tahun atau seribu
mil (Anitah, 2009: 128).
Smaldino, dkk (2005) mengatakan bahwa “Gambar atau
topografi dapat memberikan gambaran tentang segala sesuatu seperti
binatang, orang, atau peristiwa” (Anitah, 2009: 129). Sedangkan Edgar
Dale mengatakan bahwa “Gambar dapat mengalihkan pengalaman
belajar dari taraf belajar dengan lambang kata-kata ke taraf yang lebih
konkrit (pengalaman langsung)” (Anitah, 2009: 129). Untuk lebih
jelasnya contoh dari media visual dapat dilihat pada Gambar 2.15 sebagai
berikut.
Gambar 2.15 Contoh Media Visual Gambar tentang Perubahan
Lingkungan
Onasanya (2004, p. 129) “Drawings are more finished and
representational arrangement of lives to represent persons, places,
things, and concepts”. Diartikan bahwa Gambar lebih jadi dan
representasional penataan kehidupan untuk mewakili orang, tempat,
benda, dan konsep.
Dari beberapa pengertian di atas, maka dapat ditarik kesimpulan
bahwa media gambar merupakan peniruan benda dan pemandangan yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
diwujudkan secara visual dalam bentuk dua dimensi yang bersifat
universal, mampu menarik perhatian peserta didik dalam kegiatan belajar
mengajar di kelas, serta mudah dimengerti peserta didik karena
memberikan pengalaman belajar dari taraf belajar dengan lambang kata-
kata ke taraf yang lebih konkrit.
c. Tujuan Media Visual
Penggunaan media pengajaran sangat diperlukan dalam kaitannya
dengan peningkatan mutu pembelajaran di kelas. Menurut Achsin (1986)
menyatakan bahwa tujuan penggunaan media pengajaran adalah sebagai
berikut.
(1) agar proses belajar mengajar yang sedang berlangsung dapat
berjalan dengan tepat guna dan berdaya guna, (2) untuk
mempermudah bagi guru/pendidik dalam menyampaikan informasi
materi kepada anak didik, (3) untuk mempermudah bagi anak didik
dalam menyerap atau menerima serta memahami materi yang telah
disampaikan oleh guru/pendidik, (4) untuk dapat mendorong
keinginan anak didik untuk mengetahui lebih banyak dan
mendalam tentang materi atau pesan yang disampaikan oleh
guru/pendidik, (5) untuk menghindarkan salah pengertian atau
salah paham antara anak didik yang satu dengan yang lain terhadap
materi atau pesan yang disampaikan oleh guru/pendidik (1.3).
Secara khusus Sumantri dan Permana (2001) menyatakan bahwa
media pembelajaran digunakan dengan tujuan sebagai berikut:
1) Memberikan kemudahan kepada peserta didik untuk lebih
memahami konsep, prinsip, sikap, dan ketermapilan tertentu
dengan menggunakan media yang paling tepat menurut
karakteristik bahan.
2) Memberikan pengalaman belajar yang berbeda dan bervariasi
sehinga lebih merangsang minat peserta didik untuk belajar.
3) Menumbuhkan sikap dan keterampilan tertentu dalam teknologi
karena peserta didik tertarik untuk menggunakan atau
mengoperasikan media tertentu.
4) Menciptakan situasi belajar yang tidak dapat dilupakan peserta
didik (hlm. 153-154).
Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa tujuan
penggunaan media visual dalam penelitian adalah sebagai berikut:
1) Meningkatkan motivasi serta rasa ingin tahu siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
2) Memberikan kemudahan kepada siswa dalam memahami konsep.
3) Meningkatkan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran.
4) Mengurangi verbalisme pada siswa.
5) Untuk menghindarkan kekacauan makna.
d. Manfaat Media Visual
Media visual mempunyai banyak manfaat serta dalam menunjang
keefektifan proses belajar siswa. Penggunaan media dapat mengatasi faktor-
faktor yang dapat menghambat proses belajar mengajar siswa seperti:
verbalisme, sikap pasif, kurang motivasi belajar, keterbatasan fisik dalam
kelas, kurang perhatian serta perhatian siswa yang bercabang. Di sinilah
pemanfaatan media dapat membantu guru dalam memberi variasi pada
penyajian materi, membantu siswa dalam memusatkan perhatian, dan dapat
membantu menyajikan contoh-contoh konkrit.
Kemp dan Dayton mengemukakan berbagai manfaat media
pembelajaran sebagai berikut:
1) Penyajian pelajaran menjadi lebih baku.
2) Pengajaran bisa lebih menarik.
3) Pembelajaran menjadi lebih interaktif.
4) Lama waktu pengajaran yang diperlukan dapat dipersingkat.
5) Kualitas hasil belajar dapat ditingkatkan.
6) Pengajaran dapat diberikan kapan dan di mana diinginkan atau
diperlukan
7) Sikap positif peserta didik terhadap apa yang mereka pelajari
dan terhadap proses elajar dapat ditingkatkan.
8) Peran guru/pembelajar dapat berubah kearah yang lebih positif,
beban guru dapat dikurangi bahkan dihilangkan (Ngadino,
2009:25).
Sementara Daryanto (2010) menyatakan bahwa media harus
bermanfaat sebagai berikut:
1) Memperjelas pesan agar tidak terlalu verbalistis.
2) Mengatasi keterbatasan ruang, waktu, tenaga, dan daya indra.
3) Menimbulkan gairah belajar, berinteraksi secara langsung antara
peserta didik dan sumber belajar.
4) Memungkinkan anak belajar mandiri sesuai dengan bakat dan
kemampuan visual, auditory, dan kinestetiknya.
5) Memberi rangsangan yang sama, mempersamakan pengalaman,
dan menimbulkan persepsi yang sama.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
6) Proses pembelajaran mengandung lima komponen komunikasi,
yaitu guru (komunikator), bahan pembelajaran, media
pembelajaran, peserta didik (komunikan), dan tujuan
pembelajaran (hlm. 4-5).
Mengenai manfaat gambar sebagai media visual, Anitah
menyebutkan empat manfaat gambar sebagai media visual antara lain: “(1)
Menimbulkan daya tarik bagi pebelajar, (2) Mempermudah pengertian
pebelajar, (3) Memperjelas bagian-bagian penting, (3) Menyingkat suatu
uraian” (hlm. 130).
Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa manfaat
penggunaan media visual dalam penelitian adalah sebagai berikut:
1) Kegiatan belajar mengajar menjadi lebih menarik dan interaktif.
2) Kualitas hasil belajar dapat ditingkatkan .
3) Memperjelas bagian-bagian yang penting.
4) Memperjelas pesan agar tidak terlalu verbalistis.
5) Mempermudah siswa dalam memahami suatu konsep.
6) Lebih efisien waktu.
e. Kelebihan dan Kelemahan Media Visual Berbentuk Gambar
Sebagaimana media pembelajaran lainnya, media visual berbentuk
gambar mempunyai kelemahan dan kelebihan. Anitah (2009) menyatakan
bahwa kelebihan dari media visual berbentuk gambar adalah sebagai berikut
ini:
(1) Dapat menerjemahkan ide-ide abstrak ke dalam bentuk lain
yang lebih nyata, (2) banyak tersedia dalam bentuk buku-buku, (3)
sangat mudah dipakai karena tidak membutuhkan peralatan, (4)
relatif tidak mahal, (5) dapat dipakai untuk berbagai tingkatan
pelajaran di bidang studi (hlm. 129).
Sejalan dengan pendapat di atas, Ngadino (2009) menyatakan
beberapa kelebihan media visual berbentuk gambar antara lain :
(1) Sifatnya konkrit, dapat menerjemahkan ide-ide abstrak ke
konkrit ke dalam bentuk yang lebih nyata, (2) dapat mengatasi
batasan ruang, waktu, dan indera, (3) relatif murah harganya,
mudah menggunakan serta membuatnya, (4) dapat digunakan untuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
semua tingkat pengajaran dan bidang studi, (5) Banyak tersedia
dalam buku-buku, majalah, Koran, catalog, dan kalender (hlm. 38).
Hampir sama dengan pendapat dengan pendapat di atas, Asra,
Darmawan dan Riana (2008) berpendapat bahwa kelebihan media visual
berbentuk gambar ialah: “(1) Sifatnya kongkrit, lebih realistik dibandingkan
dengan media verbal, (2) dapat memperjelas suatu masalah dalam bidang
apa saja, baik untuk usia muda maupun tua, (4) murah harganya dan tidak
memerlukan peralatan khusus dalam penyampaiannya” (hlm. 5.20).
Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa kelebihan
media visual berbentuk gambar dalam penelitian adalah sebagai berikut:
1) Sifatnya konkrit, dapat menerjemahkan ide-ide abstrak ke konkrit ke
dalam bentuk yang lebih nyata.
2) Harganya relative murah tidak memerlukan peralatan khusus.
3) Dapat dipakai untuk berbagai tingkatan pelajaran di bidang studi.
Namun, media visual berbentuk gambar juga memiliki kelemahan,
Anitah (2009) kelemahan dari media visual berbentuk gambar antara lain
adalah sebagai berikut:
1) Kadang-kadang terlampau kecil untuk ditunjukkan di kelas yang
besar.
2) Gambar mati adalah gambar dua dimensi. Untuk menunjukkan
dimensi ketiga (kedalaman benda), harus digunakan satu seri
gambar dari objek yang sama tetapi dari sisi yang berbeda.
3) Tidak dapat menunjukkan gerak.
4) Pebelajar tidak selalu mengetahui bagaimana membaca
(menginterpretasi) gambar (hlm. 130).
Sejalan dengan pendapat di atas, Ngadino (2009) menyatakan
beberapa kelemahan media visual berbentuk gambar antara lain :
(1) Gambar/foto hanya menekankan persepsi indera mata, (2)
ukurannya terbatas untuk kelompok besar, dan bilamana terlalu
kompleks kurang efektif untuk tujuan pembelajaran, (3) tidak dapat
menunjukkan gerak, (4) anak tidak selalu mengetahui bagaimana
membaca/menginterpretasikan gambar. (hlm. 38).
Hampir sama dengan pendapat di atas, Asra, Darmawan dan Riana
(2008) berpendapat bahwa “Kelemahan media visual berbentuk gambar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
ialah: (1) Gambar/ foto hanya menekankan persepsi indera mata dan (2)
ukurannya sangat terbatas untuk kelompok besar” (hlm. 4.20).
Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa manfaat
penggunaan media visual berbentuk gambar dalam penelitian adalah sebagai
berikut:
1) Kadang-kadang terlampau kecil untuk ditunjukkan di kelas yang besar.
2) Hanya menekankan persepsi indera mata.
3) Anak tidak selalu mengetahui bagaimana membaca/menginterpretasikan
gambar.
4) Tidak dapat menunjukkan gerak.
f. Langkah-langkah Penggunaan Media Visual Berbentuk Gambar
Penggunaan media pembelajaran perlu dilakukan perencanaan
secara sistematik agar sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai. Mengenai
langkah-langkah penting dalam penggunaan media Ngadino (2009)
berpendapat bahwa “Prosedur penggunaan media pembelajaran dibagi
menjadi tiga langkah, yaitu: (1) langkah persiapan, (2) langkah pelaksanaan,
dan (3) langkah tidak lanjut” (hlm. 75). Secara lebih rinci, Anitah (2009)
menjabarkan langkah-langkah penting penggunaan media sebagai berikut:
1) Langkah Persiapan
Langkah awal penggunaan media adalah membuat persiapan
sebaik-baiknya, langkah persiapan dilakukan dengan cara sebagai
berikut:
a) Sebelum menggunakan media visual gambar guru perlu menyiapkan
semua peralatan yang digunakan, agar dalam pelaksanaan
pembelajaran tidak akan terganggu oleh hal-hal yang bersifat teknis.
b) Menugaskan siswa untuk mempelajari materi yang akan dipelajari.
c) Meletakkan media gambar pada posisi sedemikian rupa sehingga
guru dapat mengontrol penyajian program tidak terganggu.
d) Selain menyiapkan media visual gambar yang akan digunakan guru
harus benar-benar memahami pembelajaran dan memiliki berbagai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
macam strategi yang mungkin yang akan ditempuh siswa dalam
menyelesaikanya.
2) Langkah pelaksanaan
Langkah pelaksanaan dalam penggunaan media pada saat
kegiatan belajar mengajar berlangsung, hendaknya kondisi kelas tetap
dijaga agar tetap kondusif, aktif perhatian siswa tetap fokus.
Dalam penggunaan media visual berbentuk gambar guru masih
perlu perlu menambahkan penjelasan yang harus di tulis di papan tulis.
Posisi guru juga jangan sampai terlalu lama membelakangi siswa, agar
kelas tidak kacau karena perhatian guru berkurang. Media visual
berbentuk gambar digunakan dalam kelompok besar, dalam hal ini guru
perlu memantau setiap siswa, sehingga guru dapat membantu siswa yang
mengalami kesulitan.
Ketertiban kelas juga perlu dijaga. Selama sajian media
berlangsung, dapat diselingi dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan
yang meningkatkan rasa ingin tahu siswa, meminta siswa melakukan
sesuatu, misalnya menunjuk gambar, menganalisis gambar, membedakan
gambar. Hal tersebut dilakukan agar siswa terlibat aktif dalam
penggunaan media visual berbentuk gambar.
3) Langkah tindak lanjut
Langkah terakhir penggunan media adalah langkah tindak
lanjut. Dalam langkah ini guru melakukan refleksi. Bila dalam
penggunaan media ditemukan kekurangan guru perlu memperbaiki pada
kegiatan pembelajaran selanjutnya. Di samping itu guru dapat meminta
siswa untuk memperdalam sajian materi dengan melakukan diskusi,
mempelajari referensi lain, dan membuat rangkuman, serta melakukan
praktikum.
g. Pemilihan Media Visual
Media merupakan bagian yang tak terpisahkan dari sistem
pembelajaran. Maka dari itu waktu (guru) memilih media pengajaran, perlu
mengingat faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam menyusun
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
rencana pengajaran, diantaranya kebutuhan belajar, tujuan pengajaran,
karakteristik siswa, isi pelajaran, metode pengajaran yang digunakan, serta
tersedia tidaknya media yang akan dipilih. Di samping itu perlu diingat juga
bahwa pemilihan media suatu sistem pendidikan yang luas akan berbeda
dengan pemilihan media yang dilakukan oleh guru yang mengajar dalam
kelas.
Sebelum memutuskan untuk menggunakan media tertentu dalam
suatu peristiwa pengajaran, seorang guru perlu memahami prinsip-prinsip
atau faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam pemilihan suatu
media. Adapun prinsip-prinsip pemilihan media menurut Sumantri dan
Permana (2001) sebagai berikut:
1) Memilih media harus berdasarkan pada tujuan pengajaran dan
bahan pengajaran yang akan disampaikan,
2) Memilih media harus disesuaikan dengan tingkat perkembangan
peserta didik,
3) Memilih media harus disesuaikan dengan kemampuan guru,
baik dalam pengadaannya dan penggunaannya,
4) Memilih media harus disesuaikan dengan situasi dan kondisi
atau pada waktu, tempat dan situasi yang tepat,
5) Memilih media harus memahami karakteristik dari media itu
sendiri (hlm. 256-257).
Pembelajaran yang efektif memerlukan perencanaan yang baik.
Media yang akan digunakan juga memerlukan perencanaan yang baik pula.
Pada tingkat yang umum dan menyeluruh pemilihan media dapat
mempertimbangkan faktor-faktor seperti, hambatan pengembangan dan
pembelajaran, persyaratan tugas, isi, dan jenis, hambatan dari siswa, tingkat
kesenangan dan keefektivan biaya, kemampuan mengakomodasi penyajian
stimulus, respon siswa, umpan balik yang tepat. Menurut Arsyad (2010)
dalam pemilihan media ada beberapa kriteria yang perlu diperhatikan antara
lain:
(1) Sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai, (2) Tepat untuk
mendukung isi pelajaran yang sifatnya fakta, konsep, prinsip, dan
generalisasi, (3) Praktik, luwes, dan bertahan, (4) Guru terampil
menggunakannya, (5) Pengelompokan sasaran, (6) Mutu teknis
(hlm. 75-76).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
Di lain pihak Wibawa dan mukti (2001) menyatakan bahwa “Suatu
riteria pemilihan media adalah (1) Tujuan, (2) Karakteristik siswa, (3)
Karakteristik media, (4) Alokasi waktu, (5) Ketersediaan, (6) Efektivitas, (7)
Kompatibilitas, (8) Biaya” (hlm. 101-102).
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, maka dapat disimpulkan
bahwa kriteria pemilihan media visual adalah sebagai berikut:
1) Tujuan
Tujuan dari pembelajaran adalah meningkatkan pemahaman
konsep perubahan lingkungan, maka media visual merupakan pilihan
tepat.
2) Karakteristik siswa
Jumlah siswa sebanyak 15 siswa, lokasi sekolah terdapat di
daerah pedesaan yang jauh dari pusat kota. jadi media gambar menjadi
pilihan yang tepat dalam mendukung anak-anak di desa yang belum
terlalu mengenal teknologi modern.
3) Alokasi waktu
Kelebihan media visual yaitu diantaranya dapat mengurangi
verbalisme, harganya relatif murah dan dapat meningkatkan motivasi
siswa dalam proses belajar. Sedangkan, kelemahannya yaitu tidak dapat
menunjukkan gerak.
4) Ketersediaan
Media visual tidak memerlukan peralatan khusus, sehingga
mudah disediakan.
5) Biaya
Media visual cukup efektif dan efisien dalah hal biaya, karena
harganya relatif murah harganya.
h. Ciri Media Visual Berbentuk Gambar yang Baik
Sebelum menggunakan media gambar kita perlu mengetahui ciri-
ciri gambar yang baik agar dalam penerapannya dapat mencapai tujuan yang
diinginkan. Anitah (2009) menyatakan ciri-ciri media visual berbentuk
gambar yang baik adalah sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
1) Cocok dengan tingkatan umur dan kemampuan pebelajar.
2) Bersahaja dalam arti tidak terlalu kompleks, karena dengan
gambar itu pebelajar mendapat gambaran yang pokok. Kalau
gambar kompleks, perhatian pebelajar terbagi, akibatnya ada
sesuatu yang justru penting tetapi tidak tertangkap oleh
pebelajar.
3) Realistis, maksudnya bahwa gambar itu seperti benda yang
sesungguhnya atau sesuai dengan apa yang digambar, sudah
tentu perbandingan ukuran juga harus diperhatikan.
4) Gambar dapat diperlakukan dengan tangan. Ada yang
menganggap bahwa gambar adalah sesuatu yang suci, tetapi
sebagai media pembelajaran, gambar arus dapat dipegang,
diraba oleh pebelajar (hlm. 130).
Sedangkan menurut Ngadino (2009) agar bermanfaat, media visual
berbentuk gambar hendaknya memenuhi persyaratan sebagai berikut:
1) Otentik, artinya secara jujur melukiskan objek/peristiwa seperti
yang dilihatnya.
2) Sederhana, harus menunjukkan dengan jelas bagian-bagian
pokok dari gambar tersebut dan tidak terlalu kompleks.
3) Ukuran relatif, untuk mempermudah orang membayangkan
ukuran benda yang sebenarnya dengan menampilkan
gambar/foto tersebut dengan benda lain yang (hlm. 38).
3. Tinjauan tentang Strategi Inquiring Minds Want ToKnow
a. Pengertian Strategi Pembelajaran
Dalam proses pembelajaran diperlukan suatu siasat yang dapat
mengoptimalkan kegiatan belajar serta keterlibatan peserta didik. Maka,
seorang guru dituntut memahami dan mampu mengimplementasikan serta
mengembangkan strategi (mengajarnya) dalam kegiatan mengajar.
Menurut Sumantri dan Permana (2001 : 35) “Kata strategi berasal
dari kata strategos atau strategus (Yunani) yang mengandung makna
jenderal atau dalam hal ini perwira Negara (state officer) yang bertanggung
jawab merencanakan suatu strategi dan mengarahkan pasukannya untuk
mencapai kemenangan” (hlm. 35).
Menurut Trianto (2009) secara umum strategi mempunyai
pengertian sebagai berikut:
Suatu garis-garis besar haluan untuk bertindak dalam usaha
mencapai sasaran yang telah ditentukan. Dihubungkan dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
belajar mengajar, strategi bisa diartikan sebagai pola-pola umum
kegiatan guru dan anak didik dalam perwujudan kegiatan belajar
mengajar untuk mencapai tujuan yang telah digariskan (hlm. 139).
Menurut Darmansyah (2010) “Strategi pembelajaran merupakan
cara pengorganisasian isi pelajaran dan pengelolaan kegiatan belajar dengan
menggunakan berbagai sumber belajar yang dapat dilakukan guru untuk
mendukung terciptanya efektivitas dan efisiensi proses pembelajaran” (hlm.
17).
Pendapat yang lebih spesifik tentang strategi pembelajaran
dinyatakan oleh Romiszowski yang menyatakan bahwa “Strategi adalah
sebagai trik pandang dan arah berbuat yang diambil dalam rangka memilih
metode pembelajaran yang tepat, yang selanjutnya mengarah pada yang
lebih khusus, yaitu rencana, taktik, dan latihan” (Darmansyah, 2010: 18).
Berdasarkan pendapat-pendapat di atas disimpulkan bahwa, strategi
merupakan suatu pola-pola umum kegiatan guru dan siswa tentang cara
pengorganisasian isi pelajaran maupun pengelolaan kegiatan pembelajaran
yang diambil dalam rangka memilih metode pembelajaran yang tepat untuk
mendukung terciptanya efektivitas dan efisiensi proses pembelajaran.
b. Pengertian Strategi Pembelajaran Inquiring Minds Want to Know
Strategi Inquiring Minds Want to Know merupakan salah satu
strategi pembelajaran aktif yang dipopulerkan oleh Mel Silberman dalam
bukunya yang berjudul Active Learning.
Kata Inquiring Minds Want To Know berasal dari kata Inquiring,
Minds, dan Want To Know. Inquiring berasal dari kata inquiry. Menurut
Stripling (2008) “Inquiry is a process of learning that is driven by
questioning, thoughtful investigating, making sense of information, and
developing new understandings” (p. 50).
Diartikan bahwa inkuiri adalah proses pembelajaran yang didorong
oleh pertanyaan, bijaksana menyelidiki, membuat rasa informasi, dan
mengembangkan pemahaman baru.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
Sedangkan Sanjaya (2006) berpendapat bahwa “strategi
pembelajaran inkuiri adalah rangkaian kegiatan pembelajaran yang
menekankan pada proses berpikir secara kritis dan analitis untuk mencari
dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan
“(hlm.196). Minds yang berarti suatu proses berpikir dan want to know
berarti ingin tahu.
Sedangkan menurut Silberman (2007) memberikan pengertian
mengenai Strategi Inquiring Minds Want To Know, sebagai berikut:
Strategi Inquiring Minds Want To Know merupakan strategi
sederhana yang dapat merangsang rasa ingin tahu peserta didik
dengan mendorong spekulasi mengenai topik atau persoalan. Para
peserta didik lebih mungkin menyimpan pengetahuan tentang
materi pelajaran yang tidak tercakup sebelumnya jika mereka
terlibat sejak awal dalam sebuah pengalaman pengajaran kelas
penuh (hlm. 103).
Hampir sama dengan pengertian di atas, Zaini, H., Munthe, B. dan
Aryani, S.A. (2008) menyatakan:
Strategi Inquiring Minds Want To Know merupakan strategi yang
dapat membangkitkan keingintahuan peserta didik dengan meminta mereka
untuk membuat perkiraan-perkiraan tentang suatu topik atau suatu
pertanyaan. Biasanya peserta didik cenderung diam ketika diajak untuk
membahas materi yang belum terpecahkan pada pertemuan sebelumnya jika
diminta untuk menjawab bersama-sama satu kelas (hlm. 28).
Sementara itu, Stripling (2008) menyatakan bahwa “Inquiring
minds want to know actually has more than a kernel of truth to it. Both
experience and research tell us that students engaged in inquiry are more
motivated to pursue learning on their own than students who are fed pre-
organized information that they are expected to remember” (p. 50).
Bertanya pikiran ingin tahu, sebenarnya memiliki lebih dari sebuah
kebenaran di dalamnya. Baik pengalaman dan penelitian mengatakan bahwa
siswa yang terlibat dalam inkuiri lebih termotivasi untuk mengejar belajar
sendiri dari siswa yang diberi makan pra-terorganisir informasi yang mereka
diharapkan untuk mengingat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
Berdasarkan pendapat-pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa,
strategi Inquiring minds want to know merupakan salah satu strategi
pembelajaran aktif yang melatih proses berpikir siswa melalui proses
pembelajaran yang didorong oleh pertanyaan maupun kegiatan penemuan
sehingga membuat siswa menjadi ingin tahu lebih banyak
c. Pemilihan Strategi Belajar Mengajar
Dalam menentukan kriteria pemilihan strategi belajar mengajar
menurut Gerlach & Ely dalam Hamdani (2011), ada beberapa kriteria yang
harus dipenuhi.
1) Efisiensi
Suatu strategi dikatakan efisien apabila strategi tersebut dapat
mencapai tujuan dalam waktu yang lebih singkat dibandingkan strategi
lain.
2) Efektivitas
Strategi yang paling efisien tidak selalu merupakan strategi yang
efektif. Cara untuk mengukur efektivitas adalah dengan menentukan
transferbilitas (kemampuan memindahkan) prinsip-prinsip yang perlu
dipelajari. Apabila kemampuan menstransfer informasi atau skill yang
dipelajari lebih besar dicapai melalui strategi tertentu dibandingkan
strategi lain, strategi tersebut lebih efektif mencapai tujuan.
3) Kriteria lain
Pertimbangan lain yang cukup penting dalam penentuan strategi
maupun metode adalah tingkat keterlibatan siswa. Guru yang kreatif akan
melihat tujuan yang akan dicapai dan kemampuan yang dimiliki siswa,
kemudian memilih strategi yang efektif dan efisien.
d. Prosedur Strategi Inquiring Minds Want To Know
Strategi Inquiring Minds Want To Know dapat dilakukan dengan
langkah-langkah pelaksanaan sebagai berikut:
1) Sebaiknya kita tanyakan kepada kelas kita (semua siswa), satu
pertanyaan pembangkit minat belajar, cukup satu pertanyaan saja, dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
usahakan kita bisa mengira-ngira bahwa pertanyaan tersebut paling
tidak ada satu siswa yang bisa menjawabnya.
2) Doronglah mereka untuk berspekulasi dan menebak dengan bebas,
gunakan kata kata seperti "tebaklah" atau "cobalah".
3) Jangan memberikan umpan balik dengan segera walaupun ada salah
satu siswa yang menjawab benar, usahakan jangan mangatakan "salah"
jika jawaban mereka salah, cobalah memakai kata "kurang tepat", atau
"hampir benar", atau "masih jauh". Terimalah semua tebakan. Bentuk
keingintahuan tentang jawaban yang "sebenarnya", maksudnya adalah
rangsang mereka dengan sebuah fakta sebagai katalisator jawaban yang
sebenarnya. Bantu mereka dengan memberikan fakta yang ada, atau
umpan yang memang mengarah kepada jawaban. Namun jangan sampai
rangsangan fakta yang kita sampaikan kepada siswa jauh melenceng
dari tema/materi yang akan kita diskusikan/ajarkan.
4) Kita juga dapat memvariasikan kegiatan dari pertanyaan kita tersebut
dengan memasangkan peserta didik dan meminta mereka menebak
secara kolektif.
5) Kita juga bisa mengganti pertanyaan tersebut dengan sebuah
pertunjukan atau atraksi menggunakan media belajar yang berhubungan
dengan materi. Buat sesuatu dibenak mereka “Apa sih yang bapak
lakukan?Apa sih yang sebenarnya bapak ingin ajarkan? Apa sih yang
akan bapak tunjukan kepada kami hari ini?”
6) Fungsi semuanya akan terlihat jika mereka benar-benar mulai antusias
dengan pertanyaan anda tadi. Buatlah Suasana kelas menjadi ramai,
namun tidak berarti gaduh. Strategi ini dikatakan berhasil apabila semua
siswa "bergerak", maksudnya semua siswa tertuju pada kegiatan yang
kita lakukan (Silberman, 2007).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
4. Hasil Penelitian yang Relevan
Hasil penelitian yang relevan merupakan uraian sistematis tentang
hasil-hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti terdahulu yang sesuai
dengan substansi yang diteliti. Fungsinya untuk memposisikan peneliti yang
sudah ada dengan penelitian yang akan dilaksanakan. Beberapa penelitian yang
dianggap relevan dengan penelitian ini diantaranya :
a. Jainudin, 2011. Peningkatan Keaktifan dan Prestasi Belajar Matematika
melalui Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Inquiring Minds Want To Know
pada Pembelajaran Matematika Kelas XI IPS 2 di SMA Negeri 1 Nogosari.
Dari penelitian ini menyatakan bahwa penerapan strategi pembelajaran aktif
tipe inquiring minds want to know dapat meningkatkan keaktifan dan
prestasi belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari meningkatnya indikator (1)
keaktifan siswa meliputi: a) mengajukan pertanyaan terhadap suatu masalah
sebelum tindakan 9,86 % dan diakhir tindakan 48,39 %, b) mengemukakan
ide sebelum tindakan 3,23 % dan diakhir tindakan 22,59%, c) mengerjakan
soal di depan kelas sebelum tindakan 3,23 % dan diakhir tindakan 45,16 %,
dan (2) Ada peningkatan prestasi belajar siswa yang mendapat nilai lebih
dari sama dengan 70 sebelum tindakan 19,35 % dan diakhir tindakan
77,41%.
Penelitian ini memiliki beberapa kesamaan dengan penelitian yang akan
peneliti lakukan yaitu, sama-sama menggunakan strategi pembelajaran aktif
tipe inquiring minds want to know dalam pembelajaran. Sedangkan
perbedaannya terletak pada penggunaan media visual serta perbedaan pada
variabel terikatnya. Penelitian ini meningkatkan pemahaman konsep
perubahan lingkungan sedangkan pada penelitian Jainudin peningkatan
keaktifan dan prestasi belajar matematika.
b. Budi Rahardjo, 2009. Penggunaan Media Gambar untuk Meningkatkan
Motivasi Belajar IPA Pada Siswa Kelas IV SD Negeri 7.
Penelitian ini menyimpulkan bahwa penggunaan media gambar dapat
meningkatkan motivasi belajar siswa yang ditandai dengan peningkatan
hasil rata-rata nilai prestasi pada siklus I sebesar 6,5 pada siklus II sebesar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
6,7 sedangkan hasil rata-rata nilai prestasi siklus I sebesar 6,8 pada siklus II
sebesar 7,5.
Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang akan peneliti laksanakan
yaitu, sama-sama menggunakan media gambar untuk memperjelas
penyajian materi. Sedangkan perbedaannya terdapat pada penerapan strategi
belajarnya serta pada variabel y. penelitian ini meningkatkan pemahaman
konsep perubahan lingkungan, sedangkan pada penelitian Budi
meningkatkan motivasi siswa
c. Abas Budi Pamuji. 2010. Penerapan Model Pembelajaran Kontekstual untuk
Meningkatkan Pemahaman Konsep tentang Perubahan Lingkungan Fisik
dalam Mata Pelajaran IPA pada Siswa Kelas IV Mojorejo 02.
Penelitian ini menyimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran
kontekstual dapat meningkatkan pemahaman konsep tentang perubahan
lingkungan fisik. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil belajar dan ketuntasan
siswa yang terus meningkat meliputi: (a) peningkatan rata-rata hasil belajar
dari keadaan awal sampai akhir sebesar 32,86%. Sedangkan ketuntasan hasil
belajara mengalami peningkatan sebesar 14, 39%.
Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang akan peneliti laksanakan
yaitu, sama-sama meningkatkan pemahaman konsep perubahan lingkungan.
Sedangkan perbedaannya terdapat pada subjek penelitian, penerapan media
pembelajarannya serta pada penerapan model pembelajaran.
B. Kerangka Berpikir
Pembelajaran merupakan serangkaian kegiatan yang dilaksanakan oleh
peserta didik dan guru dengan berbagai fasilitas dan materi untuk mencapai tujuan
yang telah ditetapkan oleh kurikulum. Kondisi awal siswa kelas IV SD Negeri
Bobol II yang terjadi pada saat proses pembelajaran siswa terlihat pasif dan
kurang berminat dalam mengikuti pembelajaran IPA dengan materi perubahan
lingkungan fisik dan pengaruhnya terhadap daratan. Pembelajaran yang lebih
banyak ceramah, menghafal tanpa memberikan kesempatan kepada siswa untuk
berlatih berpikir memecahkan masalah dengan mengembangkan keterampilan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
berpikir intelektual dan keterampilan lainnya seperti mengajukan pertanyaan dan
keterampilan menemukan jawaban dari keingintahuan mereka sehingga
pembelajaran kurang bermakna yang mengakibatkan kemampuan pemahaman
perubahan lingkungan fisik siswa rendah (variabel Y).
Berdasarkan permasalahan di atas peneliti berinisiatif menggunakan
media serta strategi pembelajaran inovatif agar pembelajaran lebih diminati dan
siswa lebih termotivasi untuk giat belajar atas kemauannya sendiri. Peneliti
menggunakan media visual berbentuk gambar melalui strategi inquiring minds
want to know (2 variabel X) dalam proses pembelajaran IPA. Pembelajaran
dengan menggunakan media gambar akan membuat siswa lebih mudah
memahami materi yang disampaikan oleh guru, karena gambar dapat
menerjemahkan ide-ide abstrak ke dalam bentuk yang lebih nyata. Media sangat
berperan penting dalam proses pembelajaran mengingat karakteristik anak SD
yang masih bersifat konkrit. Selain media peneliti juga menerapkan strategi
pembelajaran aktif tipe inquiring minds want to know. Strategi inquiring minds
want to know merupakan salah satu strategi pembelajaran yang dipopulerkan oleh
Melvin Silberman. Strategi inquiring minds want to know ini merupakan strategi
yang mampu meningkatkan rasa ingin tahu siswa dengan mendorong siswa agar
mampu membuat suatu perkiraan-perkiraan maupun suatu pertanyaan mengenai
suatu topik. Dalam penerapannya, peneliti akan melakukan dengan siklus I dan
siklus II yang masing-masing meliputi tahap perencanaan, pelaksanaan tindakan,
observasi dan refleksi. Pada siklus pertama menggunakan media visual melalui
strategi inquiring minds want to know pada pemahaman perubahan lingkungan
fisik dan pengarunya terhadap daratan, dengan indikator pencapaian 70% siswa
mencapai nilai KKM. Sedangkan bila pada siklus pertama belum mencapai
indikator pencapaian maka penelitian dilanjutkan pada siklus berikutnya.
Dengan penggunaan media visual melalui strategi inquiring minds want
to know dalam pembelajaran IPA materi perubahan lingkungan fisik dan
pengarunya terhadap daratan diharapkan pada kondisi akhir dapat meningkatkan
kemampuan pemahaman perubahan lingkungan fisik siswa kelas IV SD Negeri
Bobol II Bojonegoro.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
Untuk lebih jelasnya kerangka berfikir dalam penelitian ini dapat dilihat
dalam Gambar 2. 16 sebagai berikut.
Gambar 2.16 Kerangka Berpikir
C. Hipotesis
Berdasarkan landasan teori dan kerangka yang telah diuraikan di atas,
maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut : “penggunaan media
visual melalui strategi inquiring minds want to know dapat meningkatkan
pemahaman konsep perubahan lingkungan fisik kelas IV SD Negeri Bobol II
Bojonegoro tahun 2012”.
Kondisi
Awal
Dalam pembelajaran IPA pokok
bahasan perubahan lingkungan
guru belum menggunakan
media visual melalui strategi
inquiring minds want to know
pemahaman konsep
materi perubahan
lingkungan rendah
Tindakan
Guru menggunakan media
visual melalui strategi
inquiring minds want to know
pada materi pemahaman
perubahan lingkungan IPA
Siklus I,
Pembelajaran perubahan
lingkungan
Dengan menggunakan media
visual melalui strategi inquiring
minds want to know
meningkatkan kemampuan
penyelesaian pemahaman
perubahan lingkungan
Siklus II,
Pembelajaran perubahan
lingkungan
Kondisi
Akhir
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di kelas IV SD Negeri
Bobol II. Alasan penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Bobol II yaitu :
a. Permasalahan yang muncul di SD Negeri Bobol II.
b. Sekolah Dasar Negeri 02 Bobol Bojonegoro belum pernah dijadikan
penelitian yang sama, sehingga terhindar dari kemungkinan penelitian
ulang.
2. Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada semester genap tahun pelajaran
2011/2012, selama enam bulan yaitu mulai bulan Januari sampai bulan Juli
2012. Sebelum diadakan penelitian perlu ada persiapan antara lain koordinasi
peneliti dengan kepala sekolah dan guru kelas IV, mengidentifikasi masalah
pembelajaran, menyusun proposal dan mengadakan pelaksanaan tindakan, hal
ini dilaksanakan pada bulan Januari sampai maret. Sedangkan pelaksanaan
tindakan pada siklus I dan pelaksanaan pada siklus II dilaksanakan pada bulan
April sampai Mei selama empat minggu. Selanjutnya peneliti menganalisis
data yang telah terkumpul selama tiga minggu. Bulan Mei sampai Juni 2012
peneliti mulai menyusun hasil laporan dan revisi selama lima minggu, dan
pada akhir bulan Juni peneliti meminta persetujuan laporan dan dilanjutkan
dengan ujian yang dilaksanakan pada pertengahan bulan Juli. Adapun rincian
waktu kegiatan penelitian dapat dilihat pada lampiran 1 (halaman 100).
B. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Negeri Bobol II
Kecamatan Sekar Kabupaten Bojonegoro Tahun Pelajaran 2011/2012 pada
semester genap. Jumlah siswa yang akan menjadi subjek penelitian berjumlah 15
anak, dengan perincian laki-laki: 4 anak dan perempuan: 11 anak. Siswa kelas IV
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
sebagai subjek penelitian yang akan diamati kegiatan pembelajarannya serta
dikenai tindakan. Selain siswa, guru juga akan menjadi subjek penelitian berkaitan
dengan kegiatan guru mengajar.
C. Bentuk dan Strategi Penelitian
1. Bentuk Penelitian
Bentuk penelitian adalah merupakan penelitian tindakan kelas
(classroom action research). Dalam penelitian lebih menekankan pada
peningkatan mutu pembelajaran di kelas. Penelitian tindakan kelas merupakan
penelitian yang dilakukan oleh guru dengan tujuan untuk memperbaiki kinerja
guru melalui refleksi diri agar kinerja guru semakin berkualitas, sehingga hasil
belajar siswa meningkat.
2. Strategi Penelitian
Penelitian ini menggunakan strategi model siklus. Beberapa ahli
mengemukakan model penelitian tindakan kelas dengan bagan yang berbeda,
namun menurut Arikunto, Suhardjono dan Supardi (2008) secara garis besar
terdapat empat tahapan yang lazim dilalui, yaitu (1) perencanaan, (2)
pelaksanaan, (3) pengamatan, dan (4) refleksi (hlm. 16-21). Tahap-tahap
penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 3.1 sebagai berikut:
Gambar 3.1: Tahap-tahap dalam PTK
Perencanaan
SIKLUS I
Pengamatan
Perencanaan
Pengamatan
SIKLUS II Pelaksanaan
Pelaksanaan
Refleksi
Refleksi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
Adapun model dan penjelasan untuk masing-masing tahap adalah sebagai
berikut.
a. Perencanaan
Tahap perencanaan meliputi kegiatan :
1) Membuat skenario pembelajaran
2) Pembuatan instrument pembelajaran (lembar observasi aktifitas guru,
keaktifan siswa, dan elat evaluasi)
3) Mempersiapkan dan merancang tindakan sesuai standar kompetensi dan
kompetensi dasar.
b. Pelaksanaan Tindakan
Tahap kedua dalam penelitian tindakan adalah pelaksanaan yang
merupakan penerapan dari rancangan yang telah dibuat mengenai tindakan di
kelas. Guru melaksanakan tindakan sesuai rancangan dan observer mengamati
jalannya pembelajaran.
c. Pengamatan
Dalam tahap ini dilakukan pengamatan oleh observer dengan mengisi
instrument pengamatan (lembar observasi aktifitas guru dan keaktifan siswa).
Pengamatan ini sangat diperlukan agar memperoleh data yang akurat untuk
perbaikan siklus berikutnya.
d. Refleksi
Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan adalah mengemukakan
kembali apa yang sudah dilakukan. Kegiatan refleksi dilakukan ketika guru
pelaksana sudah selesai melakukan tindakan. Refleksi dilakukan dengan
pengumpulan data-data yang diperoleh melalui observasi, dari data-data
tersebut kemudian dianalisis sehingga diperoleh suatu simpulan tentang
pelaksanaan tindakan tersebut. Dari hasil refleksi dapat diketahui sejauh mana
penelitian tindakan mencapai keberhasilan sesuai dengan dengan yang
diharapkan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
D. Sumber Data
Data penelitian ini berupa data kualitatif dan data kuantitatif. Sumber data
tersebut meliputi:
1. Sumber data primer
Sumber data sekunder dalam penelitian ini diperoleh dari nilai
pemahaman konsep perubahan lingkungan siswa kelas IV SD Negeri Bobol II
Bojonegoro.
2. Sumber data sekunder
Sumber data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini antara
lain berupa hasil dari dokumentasi, wawancara, dan observasi.
E. Teknik Pengumpulan Data
Berdasarkan bentuk penelitian dan sumber data, maka teknik pengumpulan
data yang digunakan dalam penelitian penelitian ini adalah:
1. Tes
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan post-test. Post-test
diberikan kepada siswa setiap akhir pertemuan untuk mengetahui sejauhmana
kemajuan seorang siswa. Kemajuan yang dicapai bisa dilihat dari
perbandingan hasil post-test pada siklus 1 dengan hasil post-test pada siklus 2.
Dalam penelitian ini tes diberikan kepada siswa kelas IV SD Negeri Bobol II
Kecamatan Sekar, Kabupaten Bojonegoro yang berjumlah 15 siswa.
2. Wawancara
Wawancara dalam penelitian ini dilakukan berdasarkan pedoman
wawancara terhadap guru yang bertujuan menggali informasi guna
memeperoleh data yang berkaitan dengan kelas IV SD Negeri bobol sebelum
dan sesudah menggunakan media visual berbentuk gambar melalui strategi
inquiring minds want to know.
3. Dokumentasi
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik dokumentasi untuk
memperoleh data berupa arsip daftar nilai hasil evaluasi mata pelajaran IPA
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
materi perubahan lingkungan fisik semester II siswa kelas IV tahun pelajaran
2011/2012 pada lampiran 7 (halaman 171), foto kegiatan belajar mengajar IPA
kelas IV, dan video kegiatan belajar mengajar IPA kelas IV.
4. Observasi
Observasi atau pengamatan merupakan teknik untuk merekam data
atau keterangan atau informasi tentang diri seseorang yang dilakukan secara
langsung atau tidak langsung terhadap kegiatan-kegiatan yang sedang
berlangsung, sehingga diperoleh data tingkah laku seseorang yang Nampak,
apa yang dikatakan dan apa yang diperbuatnya. Observasi yang dilaksanakan
dalam penelitian adalah observasi langsung dan observasi partisipasi.
Observasi langsung merupakan pengamatan terhadap obyek yang diteliti,
sedangkan observasi partisipatif yaitu pengamatan yang dilakukan dengan
cara ikut ambil bagian atau melibatkan diri dalam situasi obyek yang diteliti.
Observasi dilakukan pada siswa dan guru kelas IV SD Negeri Bobol
II Bojonegoro setiap pertemuan untuk mengetahui situasi dan perkembangan
dalam proses belajar mengajar mata pelajaran IPA khususnya pada materi
perubahan lingkungan fisik dengan media visual melalui strategi (inquiring
minds want to know). Dalam penelitian ini yang dijadikan data observasi
adalah keaktifan siswa selama pembelajaran dan kegiatan guru saat
melaksanakan pembelajaran. Observer dalam penelitian ini adalah wali kelas
IV SDN Bobol II Bojonegoro.
F. Validitas Data
Di dalam suatu penelitian diperlukan adanya validitas data, sehingga data
tersebut nantinya dapat dipertanggungjawabkan serta dapat dijadikan sebagai
dasar yang kuat dalam menarik kesimpulan. Validitas merupakan derajat
ketepatan antara data yang terjadi pada obyek penelitian dengan daya yang dapat
dilaporkan oleh peneliti. Untuk menjamin dan menguji kesahihan data yang
digunakan, maka validasi data dalam penelitian ini menggunakan triangulasi data
dan triangulasi teknik. Dalam penelitian ini triangulasi data dilakukan dengan
mengumpulkan data yang sejenis dari sumber data yang berbeda. Dengan teknik
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
ini diharapkan dapat memberikan informasi yang tepat sesuai dengan keadaan
siswa. Dalam penelitian ini data yang ditriangulasikan adala data dari hasil
wawancara guru kelas IV SD Negeri Bobol II dengan hasil nilai rata-rata evaluasi
siswa SDN Bobol II, dan hasil observasi aktivitas siswa SDN Bobol II. Sedangkan
triangulasi teknik dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber yang
sama dengan teknik yang berbeda. Data yang diperoleh dari hasil tes dicek dengan
hasil observasi dan dokumentasi.
G. Teknik Analisis Data
Dalam penelitian ini data yang diperoleh ada dua yaitu data kualitatif dan
data kuantitatif. Wawancara, dokumentasi, dan observasi menghasilkan data
kualitatif, sedangkan hasil tes adalah kuantitatif. Nilai tes yang dianalisis diambil
sebelum pemberian tindakan dan setelah melakukan tindakan. Data tersebut
dianalisis dengan menggunakan teknik deskriptif komparatif dengan
membandingkan hasil tes antarsiklus, dengan perbandingan tersebut unsur
kesubjektifan dapat dikurangi. Peneliti membandingkan rerata nilai pemahaman
konsep perubahan lingkungan fisik siswa pada kondisi sebelum tindakan, setelah
siklus I, setelah siklus II, dan seterusnya.
Data kualitatif dalam penelitian ini dianalisis dengan menggunakan
teknik analisis interaktif mengacu pada Miles dan Huberman, Menurut Sugiyono
(2003:91) model analisis interaktif mempunyai tiga buah komponen pokok, yaitu
reduksi data, sajian data dan penarikan kesimpulan (verifikasi). Aktivitasnya
dilakukan dalam bentuk interaktif dengan proses pengumpulan data sebagai suatu
proses siklus.
1. Reduksi data yaitu proses menyeleksi data awal, memfokuskan,
menyederhanakan dan mengabstraksi data kasar yang ada dalam fieldnote.
Proses ini berlangsung terus sepanjang pelaksanaan penelitian. Data reduksi
adalah suatu bentuk analisis yang mempertegas, memperpendek, membuat
fokus, membuang hal-hal yang tidak penting, dan mengatur data sedemikian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
rupa sehingga kesimpulan akhir dilakukan. Proses ini berakhir sampai laporan
akhir penelitian selesai ditulis.
2. Sajian data adalah suatu rangkaian organisasi informasi yang memungkinkan
penelitian dapat dilakukan. Dengan melihat penyajian data, maka akan
dimengerti apa yang terjadi dan memungkinkan untuk mengerjakan sesuatu
pada analisis ataupun tindakan lain berdasarkan pengertian tersebut, dalam hal
ini penyajian data meliputi berbagai jenis matriks, gambar, jaringan kerja,
grafik dan tabel.
3. Penarikan kesimpulan, apabila dalam tahapan ini ditemukan data yan akurat,
maka peneliti tidak segan-segan untuk melakukan penyimpulan ulang. Peneliti
dalam hal ni bersifat terbuka dan skeptis, namun demikian akan meningkat
secara eksplisit dan memiliki landasan yang kuat. Kesimpulan akhir tidak akan
terjadi sampai proses pengumpulan data berakhir.
Hubungan interaksi antara komponen-komponen analisis dapat
divisualisasikan pada Gambar 3.2 sebagai berikut:
Gambar 3.2: Model Analisis Interaktif Miles dan Huberman
(Sumber Sugiyono, 2008:247)
H. Indikator Kinerja
Indikator kinerja merupakan merupakan rumusan kinerja yang akan
dijadikan acuan atau tolak ukur dalam menentukan keberhasilan penelitian atau
Data Collection Data Display
Data
Reduction Conclusions
Drawing/Verifying
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
keefektifan penelitian. Dalam penelitian ini yang menjadi indicator kinerja
adalah: apabila siswa yang memperoleh nilai minimal 70 mencapai minimal
sebanyak 70% dari jumlah siswa kelas IV.
I. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian tindakan merupakan gambaran secara lengkap
mengenai langkah-langkah yang akan dilakukan dalam penelitian. Penggunaan
media visual melalui strategi inquiring minds want to know diharapkan dapat
meningkatkan pemahaman konsep perubahan lingkungan fisik siswa kelas IV
SDN Bobol II. Adapun pelaksanaannya telah direncanakan sebanyak dua siklus
dan masing-masing siklus meliputi perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan
refleksi. Penjelasan prosedur rencana tindakan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut.
1. Siklus I
a. Rencana tindakan
1) Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).
2) Menyiapkan media pembelajaran.
3) Menyiapkan soal tes/lembar evaluasi dan kunci jawabannya.
4) Menyiapkan lembar kerja siswa.
5) Menyiapkan lembar instrument observasi aktivitas guru dan aktivitas
siswa.
b. Pelaksanaan tindakan
1) Pertemuan 1
a) Dalam pelaksanaan tindakan observer melakukan observasi dari
awal sampai akhir pembelajaran mengamati dan mengisi lembar
pengamatan yang telah dipersiapkan tentang aktivitas guru dan
keaktifan siswa.
b) Pada awal pembelajaran, siswa mengawali dengan berdoa dan
absensi kelas serta mengawali dengan bernyanyi agar siswa
menjadi semangat. Setelah itu, guru memberikan materi
pembelajaran tentang berbagai penyebab perubahan lingkungan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
fisik. Guru menjelaskan materi tersebut dengan menggunakan
media visual berbentuk gambar. Guru memberikan satu pertanyaan
pembangkit minat untuk merangsang keingintahuan siswa terhadap
materi perubahan lingkungan fisik. Pada akhir pembelajaran,
dilaksanakan evaluasi agar guru dapat mengetahui seberapa jauh
tingkat pemahaman konsep materi perubahan lingkungan fisik
siswa kelas IV dalam pembelajaran IPA.
2) Pertemuan 2
Pada awal pembelajaran, siswa mengawali dengan berdoa dan
absensi kelas serta mengawali dengan bernyanyi agar siswa menjadi
semangat.. Setelah itu, guru memberikan materi pembelajaran tentang
pengaruh perubahan lingkungan fisik terhadap daratan. Guru
menjelaskan materi tersebut dengan menggunakan media visual
berbentuk gambar. Guru memberikan satu pertanyaan pembangkit
minat untuk merangsang keingintahuan siswa terhadap materi
perubahan lingkungan fisik. Pada akhir pembelajaran, dilaksanakan
evaluasi agar guru dapat mengetahui seberapa jauh tingkat pemahaman
konsep materi perubahan lingkungan fisik siswa kelas IV dalam
pembelajaran IPA.
3) Pertemuan 3
Pada awal pembelajaran, siswa mengawali dengan berdoa dan
absensi kelas serta mengawali dengan bernyanyi agar siswa menjadi
semangat.. Setelah itu, guru memberikan materi pembelajaran tentang
cara pencegahan kerusakan lingkungan. Guru menjelaskan materi
tersebut dengan menggunakan media visual berbentuk gambar. Guru
memberikan satu pertanyaan pembangkit minat untuk merangsang
keingintahuan siswa terhadap materi perubahan lingkungan fisik. Pada
akhir pembelajaran, dilaksanakan evaluasi agar guru dapat mengetahui
seberapa jauh tingkat pemahaman konsep materi perubahan
lingkungan fisik siswa kelas IV dalam pembelajaran IPA
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
c. Observasi
Observasi merupakan pengamatan terhadap pelaksanaan dan hasil
tindakan yang dilaksanakan. Hal yang akan diobservasi menyangkut
kegiatan guru dan siswa kelas IV SDN 02 Bobol Bojonegoro dalam
pembelajaran dengan media visual melalui strategi inquiring minds want
to know. Observer dalam kegiatan dalam pembelajaran dengan media
visual melalui strategi inquiring minds want to know ini adalah wali kelas
IV.
Observasi aktivitas siswa meliputi observasi aktivitas siswa pada
saat mengikuti kegiatan belajar mengajar berlangsung serta observasi
aktivitas siswa saat praktikum. Hasil observasi aktivitas siswa pada siklus
I masih rendah. Hal tersebut sesuai dengan skor observasi aktivitas pada
kegiatan praktikum hanya mencapai 65, sedangkan skor observasi pada
aktivitas siswa mencapai 21.
Hasil observasi guru pada siklus I mendapatkan skor 3,5 masuk
dalam kategori baik.
d. Refleksi
Setelah pembelajaran pada siklus I selesai diadakan refleksi.
Refleksi dilakukan dengan menganalisis data yang telah terkumpul selama
pembelajaran meliputi hasil tes siswa dan hasil observasi. Dari kegiatan
refleksi ini akan dapat ditarik kesimpulan apakah pelaksanaan tindakan
sudah dapat meningkatkan pemahaman konsep perubahan lingkungan
siswa kelas IV dan apakah guru sudah menggunakan media maupun
strategi pembelajaran dengan tepat.
Hasil refleksi ini akan mengetahui kekurangan dan pencapaian
anak dalam pembelajaran, sehingga dapat digunakan sebagai acuan dalam
kegiatan pembelajaran siklus selanjutnya. Hasil refleksi pada siklus I
belum mencapai indikator kinerja. Ketuntasan siswa hanya mencapai
53,33%, oleh karena itu penelitian ini dilanjutkan pada siklus II.
2. Siklus II
a. Rencana tindakan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
Merencanakan tindakan pada siklus II yang berdasarkan perbaikan
pada siklus I dengan:
1) Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).
2) Menyiapkan media pembelajaran.
3) Menyiapkan soal tes/lembar evaluasi dan kunci jawabannya.
4) Menyiapkan lembar kerja siswa.
5) Menyiapkan lembar instrument observasi aktivitas guru dan aktivitas
siswa.
b. Pelaksanaan tindakan
1) Pertemuan 1
Pada awal pembelajaran, siswa mengawali dengan berdoa dan
absensi kelas serta mengawali dengan bernyanyi agar siswa menjadi
semangat.. Setelah itu, guru memberikan materi pembelajaran tentang
berbagai penyebab perubahan lingkungan fisik. Guru menjelaskan
materi tersebut dengan menggunakan media visual berbentuk gambar.
Guru memberikan satu pertanyaan pembangkit minat untuk
merangsang keingintahuan siswa terhadap materi perubahan
lingkungan fisik. Pada akhir pembelajaran, dilaksanakan evaluasi agar
guru dapat mengetahui seberapa jauh tingkat pemahaman konsep
materi perubahan lingkungan fisik siswa kelas IV dalam pembelajaran
IPA
2) Pertemuan 2
Pada awal pembelajaran, siswa mengawali dengan berdoa dan
absensi kelas serta mengawali dengan bernyanyi agar siswa menjadi
semangat.. Setelah itu, guru memberikan materi pembelajaran tentang
pengaruh perubahan lingkungan fisik terhadap daratan. Guru
menjelaskan materi tersebut dengan menggunakan media visual
berbentuk gambar. Guru memberikan satu pertanyaan pembangkit
minat untuk merangsang keingintahuan siswa terhadap materi
perubahan lingkungan fisik. Pada akhir pembelajaran, dilaksanakan
evaluasi agar guru dapat mengetahui seberapa jauh tingkat pemahaman
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
konsep materi perubahan lingkungan fisik siswa kelas IV dalam
pembelajaran IPA.
3) Pertemuan 3
Pada awal pembelajaran, siswa mengawali dengan berdoa dan
absensi kelas serta mengawali dengan bernyanyi agar siswa menjadi
semangat. Setelah itu, guru memberikan materi pembelajaran tentang
cara pencegahan kerusakan lingkungan. Guru menjelaskan materi
tersebut dengan menggunakan media visual berbentuk gambar. Guru
memberikan satu pertanyaan pembangkit minat untuk merangsang
keingintahuan siswa terhadap materi perubahan lingkungan fisik. Pada
akhir pembelajaran, dilaksanakan evaluasi agar guru dapat mengetahui
seberapa jauh tingkat pemahaman konsep materi perubahan
lingkungan fisik siswa kelas IV dalam pembelajaran IPA
b. Observasi
Observasi merupakan pengamatan terhadap pelaksanaan dan hasil
tindakan yang dilaksanakan. Hal yang akan diobservasi menyangkut
kegiatan guru dan siswa kelas IV SDN 02 Bobol Bojonegoro dalam
pembelajaran dengan media visual melalui strategi inquiring minds want
to know. Observer dalam kegiatan dalam pembelajaran dengan media
visual melalui strategi inquiring minds want to know ini adalah wali kelas
IV.
Observasi aktivitas siswa meliputi observasi aktivitas siswa pada
saat mengikuti kegiatan belajar mengajar berlangsung serta observasi
aktivitas siswa saat praktikum. Hasil observasi aktivitas siswa pada siklus
II mendapatkan skor 81 sudah masuk kategori baik, sedangkan skor
observasi pada aktivitas siswa mencapai 26.
Hasil observasi guru pada siklus I mendapatkan skor 3,7 masuk
dalam kategori sangat baik.
c. Refleksi
Hasil yang didapat dalam tahap observasi dikumpulkan serta
dianalisis, sehingga diperoleh hasil refleksi kegiatan yang telah dilakukan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
Untuk memperkuat hasil refleksi kegiatan yang telah dilakukan digunakan
data yang berasal dari data observasi. Melalui hasil data dapat ditarik
sebuah kesimpulan mengenai penggunaan media melalui strategi
inquiring minds want to know dalam pembelajaran IPA materi perubahan
lingkungan fisik. Dari hasil penarikan kesimpulan dapat diketahui apakah
penelitian ini berhasil atau tidak, sehingga dapat digunakan untuk
menentukan langkah selanjutnya. Guru melakukan pengolahan data, dalam
pengolahan data yang berasal dari observasi dinyatakan berhasil apabila
telah mencapai indikator kinerja. Berdasarkan pengolahan data hasil
tindakan pada siklus II telah mencapai indikator kinerja dengan
pencapaian ketuntansan pemahaman konsep perubahan lingkungan siswa
sebesar 73,33%. Oleh karena itu penelitian ini tidak dilanjutkan pada
siklus berikutnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Pratindakan
Sebelum melaksanakan penelitian, terlebih dahulu survei awal pada
siswa kelas IV SD Negeri Bobol II dengan tujuan untuk mengetahui kondisi nyata
yang ada di lapangan berkaitan dengan pembelajaran IPA khususnya pokok
bahasan perubahan lingkungan. Survei ini dilakukan dengan observasi guru kelas
mengajar dan wawancara dengan guru kelas empat tersebut, selain itu juga survei
hasil perolehan nilai ulangan harian siswa.
Dari hasil survei yang dilakukan ternyata ditemukan beberapa masalah
yang diantaranya sebagai berikut: (1) guru masih cenderung menggunakan metode
ceramah dalam menyampaikan pelajaran, (2) guru belum menggunakan media
serta strategi pembelajaran aktif dalam mengajar di kelas, (3) pembelajaran
kurang aktif. Sedangkan permasalahan yang muncul pada diri siswa antara lain
yaitu: (1) siswa kurang termotivasi dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar,
(2) siswa banyak yang masih takut bertanya maupun menjawab pertanyaan. Hasil
evaluasi awal sebelum pembelajaran dengan menggunakan media visual melalui
strategi inquiring minds want to know menunjukkan bahwa pemahaman konsep
perubahan lingkungan siswa masih rendah, hal ini dibuktikan dari 15 siswa kelas
IV hanya 5 siswa (33,33%) yang mendapat nilai di atas atau sama dengan batas
ketuntasan minimum (KKM) 70, sedangkan sisanya yaitu sekitar 66,67%
mendapatkan nilai di bawah KKM.
Dari hasil survei secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa
pemahaman konsep perubahan lingkungan siswa masih rendah dan perlu
ditingkatkan. Untuk mengantisipasi hal tersebut diperlukan suatu media visual
serta strategi yang inovatif dan tepat dalam menunjang kegiatan pembelajaran
yang lebih optimal, maka dari itu peneliti mengadakan penelitian di kelas IV
dengan menggunakan media visual melalui strategi inquiring minds want to know
sehingga dapat meningkatkan pemahaman konsep perubahan ligkungan siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
Berdasarkan lampiran 7 (halaman 171) data nilai pemahaman konsep
perubahan lingkungan siswa, maka dapat dibuat Tabel 4.1 daftar distribusi
frekuensi sebagai berikut:
Tabel 4.1 Daftar Distribusi Frekuensi Data Nilai Awal Pemahaman Konsep
Perubahan Lingkungan Siswa Kelas IV SD Negeri Bobol II
No Interval Frekuensi
(xi)
Nilai Tengah
(xi) fi.xi Persentase
1. 40-48 1 44 44 6,67%
2. 49-57 2 53 106 13,33%
3. 58-66 6 62 172 40%
4. 67-75 3 71 213 20%
5. 76-84 3 80 240 20%
Jumlah 15 975 100%
Nilai rata-rata kelas 65
Ketuntasan klasikal (5:15) x 100% = 33,33%
Dari Tabel 4.1 di atas dapat disajikan dalam bentuk grafik histogram
pada Gambar 4.1 di bawah ini:
Gambar 4.1 Grafik Histogram Distribusi Frekuensi Nilai Awal Siswa
Pemahaman Konsep Perubahan Lingkungan Siswa Kelas IV SD
Negeri Bobol II
1
2
6
3 3
0
1
2
3
4
5
6
7
40-48 49-57 58-66 67-75 76-84
Fre
kue
nsi
Interval
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
Daftar nilai rata-rata, nilai tertinggi, dan nilai terendah siswa kelas IV
SD Negeri Bobol II pada kondisi awal dilihat pada Gambar 4.2 sebagai berikut:
Gambar 4.2 Grafik Daftar Nilai Rata-Rata, Nilai Tertinggi, dan Nilai Terendah
Siswa pada Kondisi Awal
Berdasarkan Tabel 4.1 dan Gambar 4.1 dapat dilihat bahwa sebelum
dilakukan tindakan, dari 15 siswa kelas IV SD Negeri Bobol II hanya ada 5 siswa
atau 33,33% siswa yang memperoleh nilai ketuntasan yaitu nilai sama dengan
atau lebih dari 70. Sedangkan sebanyak 10 siswa atau 66,67% siswa masih
memperoleh nilai di bawah KKM.
Dari Tabel 4.1 data ketuntasan pada kondisi awal dapat dilihat pada
Tabel 4.2 sebagai berikut:
Tabel 4.2 Ketuntasan Belajar Siswa pada Kondisi Awal
No Ketuntasan Jumlah Siswa
Jumlah Prosentase
1 Tuntas 5 33,33%
2 Belum Tuntas 10 66,67%
40
65
81
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
Nilai Terendah Rata-rata Nilai Nilai Tertinggi
Nila
i
Keterangan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
Dari Tabel 4.2 di atas, maka dapat disajikan dalam bentuk grafik
ketuntasan belajar siswa pada kondisi awal pada Gambar 4.3 sebagai berikut:
Gambar 4.3 Grafik Ketuntasan Belajar Siswa pada Kondisi Awal
Berdasarkan grafik pada Gambar 4.3 dapat dilihat bahwa sebelum
dilaksanakan tindakan pada proses pembelajaran pemahaman konsep perubahan
lingkungan siswa kelas IV SD Negeri Bobol II masih rendah. Dari 15 siswa hanya
ada 5 siswa atau 33,33% siswa yang memperoleh nilai 70. Dengan demikian
masih ada 10 siswa atau sekitar 66,67% siswa yang memperoleh nilai di bawah
KKM.
Analisis hasil evaluasi dari tes awal siswa pemahaman konsep
perubahan lingkungan, diperoleh nilai rata-rata kemampuan awal siswa kelas IV
yaitu 65. Hal ini menunjukkan bahwa pemahaman konsep perubahan lingkungan
siswa kelas IV masih rendah. Hasil rata-rata nilai siswa tersebut ternyata masih di
bawah nilai rata-rata yang diharapkan oleh pihak guru, sekolah dan peneliti yaitu
70. Besarnya prosentase siswa tuntas belajar yaitu 33,33%, sedangkan ketuntasan
belajar siswa diharapkan dapat mencapai 70%. Dari hasil analisis tes awal
tersebut, maka penelitian ini dilakukan untuk meningkatkan pemahaman konsep
33.33%
66.67%
0.00%
10.00%
20.00%
30.00%
40.00%
50.00%
60.00%
70.00%
80.00%
Tuntas Belum Tuntas
Pro
sen
tase
Ketuntasan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
perubahan lingkungan dengan menggunakan media visual (gambar) melalui
strategi inquiring minds want to know pada siswa kelas IV SD Negeri Bobol II
Bojonegoro tahun 2012.
B. Deskripsi Hasil Penelitian
1. Siklus I
Pada siklus I ini dilakukan selama 3 kali pertemuan, yang
dilaksanakan selama 2 minggu yaitu pada tanggal 13 April 2012, 18 April
2012 dan tanggal 20 April 2012, dengan diikuti oleh 15 siswa yang terdiri dari
4 siswa putra dan 11 siswa putri. Peneliti berperan sebagai guru kelas
langsung yang memberikan tindakan dalam pembelajaran IPA perubahan
lingkungan. Sedangkan yang bertindak sebagai obsever yaitu wali kelas IV
yang membantu peneliti dalam mengobservasi aktivitas peneliti sebagai guru
kelas dan aktivitas siswa. Adapun tahapan-tahapan dalam pelaksanaan siklus I
yaitu, sebagai berikut:
a. Persiapan/perencanaan Tindakan I
Tahap persiapan merupakan tahap awal dalam penelitian ini.
Tahap ini diperlukan untuk membuat perencanaan-perencanan serta
mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan sebelum melakukan
tindakan. Adapun langkah-langkah persiapan peneliti dalam tahap
perencanaan antara lain sebagai berikut:
1) Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).
2) Menyiapkan media visual berupa gambar.
3) Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan dalam kegiatan
percobaan.
4) Membuat lembar kerja siswa.
5) Membuat kisi-kisi soal evalusi dan soal evaluasi beserta kunci
jawaban.
6) Membuat lembar observasi aktivitas guru dan lembar observasi
aktivitas siswa.
7) Menyiapkan sarana dan prasarana pendukung
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
a) Ruang kelas
Sebelum pelaksanaan tindakan peneliti perlu menyiapkan
ruang kelas yang kondusif sehingga kegiatan belajar mengajar
dapat berjalan secara optimal. Ruang kelas juga harus membuat
siswa nyaman selama proses pembelajaran berlangsung.
b) Buku pelajaran
Buku pelajaran yang digunakan dalam menunjang
pelajaran yaitu menggunakan buku paket BSE yang sudah tersedia.
Adapun buku yang digunakan diantaranya, buku karangan
Susilowati, Endang dan Wiyanto. 2010. Ilmu Pengetauan Alam
Kelas 4 untuk SD dan MI kelas 4. Jakarta: Pusat Perbukuan,
Departemen Pendidikan Nasional. Hal: 173-178. Sayekti, Titik dan
Priyono. 2010. Ilmu Pengetauan Alam 4 untuk SD dan MI kelas 4.
Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional. Hal:
185-190. Suhartini, Dwi dan Susantiningsih. 2010. Ilmu
pengetahuan Alam untuk SD Kelas IV. Jakarta: Pusat Perbukuan,
Departemen Pendidikan Nasional. Hal: 143-148. Haryanto. 2006.
Sains untuk Sekolah Dasar Kelas IV. Jakarta. Erlangga. Hal: 191-
201
Selain menggunakan buku pelajaran peneliti juga
menyusun bahan ajar sebagai sarana penunjang dalam
pembelajaran. Bahan ajar di susun lebih menarik dengan banyak
gambar dan penjelasan yang singkat dan jelas. Diharapkan siswa
merasa tertarik dan menggunakan bahan ajar sebagai penunjang
belajar terutama dalam meningkatkan pemahaman konsep
perubahan lingkungan.
b. Pelaksanaan Tindakan
Tahap selanjutnya yaitu pelaksanaan tindakan, penelitian
tindakan dilaksanakan dengan menggunakan media visual melalui strategi
inquiring minds want to know dalam pembelajaran IPA kelas IV SD
Negeri Bobol II khususnya dalam pokok bahasan perubahan lingkungan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
Pelaksanaan sesuai dengan rencana pelaksanaan yang telah dibuat,
diharapkan pemahaman konsep perubahan lingkungan siswa dapat
meningkat. Dalam siklus I ini dibagi menjadi tiga kali pertemuan,
pertemuan pertama membahas tentang faktor-faktor penyebab perubahan
lingkungan. Pertemuan kedua membahas tentang pengaruh perubahan
lingkungan. Pertemuan ketiga membahas tentang cara pencegahan
kerusakan lingkungan.
1) Pertemuan pertama
Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Jumat, 13 April
2012. Pelaksanaan pembelajaran pada pertemuan pertama
dilaksanakan sesuai dengan RPP yang telah dibuat dengan alokasi
waktu 2 x 35 menit. Indikator dalam pertemuan pertama terdiri dari 5
indikator yaitu: menyebutkan berbagai penyebab perubahan
lingkungan fisik, menjelaskan terjadinya angin darat dan angin laut,
mengidentifikasi penyebab perubahan lingkungan fisik yang ada di
lingkungan sekitar, menjawab pertanyaan yang berkaitan dengan
perubahan lingkungan fisik, menunjukkan gambar penyebab
perubahan lingkungan fisik. Adapun langkah-langkah pembelajaran
terbagi menjadi tiga yaitu kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan
akhir.
Pada kegiatan awal guru membuka pelajaran dengan
mengucapkan salam, berdoa bersama dan melakukan presensi. Guru
melakukan apersepsi dengan mengkaitkan materi yang akan
disampaikan dengan kehidupan sehari-hari. Apersepsi berupa
pertanyaan-pertanyaan yang mampu meningkatkan rasa ingin tahu
siswa. Misalnya apakah keadaan alam di sekitar kita tetap atau selalu
berubah?. Setelah memberikan apersepsi guru menyampaikan tujuan
kompetensi yang akan dipelajari.
Pada kegiatan inti terdiri dari tiga kegiatan yaitu eksplorasi,
elaborasi, dan konfirmasi. Pada kegiatan eksplorasi guru memberikan
pertanyaan-pertanyaan dengan tujuan menggali pengetahuan awal
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
siswa. Pertanyaan berupa apa pengertian dari lingkungan fisik?.
Pernahkah kalian melihat banjir? Apa yang menyebabkan?. Guru
Tanya jawab tentang apa saja faktor-faktor penyebab perubahan
lingkungan fisik. Guru juga memberikan satu pertanyaan pembangkit
minat untuk merangsang rasa ingin tahu siswa berupa pertanyaan yang
terdapat dalam kehidupan sehari-hari, misal “mengapa nelayan pergi
ke laut mencari ikan pada malam hari dan pulang pada siang hari?”.
Dari pertanyaan tersebut belum ada siswa yang berani menjawab,
mereka masih terlihat malu-malu dan kurang paham. Selanjutnya guru
menyiapkan media visual berupa gambar tentang angin darat dan angin
laut. Dari gambar ini guru ingin membuat siswa tertarik dan merasa
ingin tahu lebih mengenai apa yang akan disampaikan oleh guru. Guru
bertanya gambar apa ini? Kemudian guru membimbing siswa
menganalisis tentang proses terjadinya angin darat dan angin laut serta
hubungannya dengan nelayan yang pergi ke laut menangkap ikan.
Akhirnya guru menjelaskan empat faktor-faktor penyebab perubahan
lingkungan.
Pada kegiatan elaborasi guru membagi siswa ke dalam 3
kelompok yang beranggotakan 5 siswa. Siswa diminta membaca
materi perubahan lingkungan pada buku paket serta buku penunjang
yang telah guru bagikan. Guru membagikan LKS dan membimbing
siswa dalam melakukan diskusi.
Pada kegiatan konfirmasi perwakilan kelompok maju untuk
mempresentasikan hasil diskusi. Sedangkan kelompok lain
memberikan tanggapan secara bergantian. Setelah semua hasil diskusi
dipresentasikan guru meluruskan beberapa kesalahpahaman dan
meminta siswa bertanya apabila ada materi yang belum jelas.
Kegiatan penutup dilakukan dengan membuat rangkuman
bersama. Dan setelah itu guru memberikan evaluasi untuk mengetahui
apakah pemahaman konsep perubahan lingkungan siswa sudah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
meningkat ataukah belum. Sebagai tindak lanjut guru meminta siswa
untuk mempelajari materi yang sudah diajarkan di rumah.
2) Pertemuan kedua
Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Rabu, 18 April
2012. Pelaksanaan pembelajaran pada pertemuan kedua dilaksanakan
sesuai dengan RPP yang telah dibuat dengan alokasi waktu 2 x 35
menit. Indikator dalam pertemuan kedua terdiri dari 5 indikator yaitu:
menjelaskan pengertian erosi, abrasi, banjir, dan longsor, menyebutkan
akibat erosi, abrasi. banjir, dan longsor, menarik kesimpulan dari
percobaan yang telah dilakukan, siswa dapat berpartisipasi secara aktif
dalam kegiatan praktikum, melakukan percobaan mengenai pengaruh
gelombang laut terhadap daratan. Adapun langkah-langkah
pembelajaran terbagi menjadi tiga yaitu kegiatan awal, kegiatan inti,
dan kegiatan akhir.
Pada kegiatan awal guru membuka pelajaran dengan
mengucapkan salam, berdoa bersama dan melakukan presensi.
Sebelum pelajaran dimulai guru memotivasi siswa agar belajar lebih
rajin. Guru melakukan apersepsi dengan mengingatkan materi yang
telah disampaikan kemarin. Apersepsi berupa pertanyaan-pertanyaan
yang mampu meningkatkan rasa ingin tahu siswa. Misalnya masih
ingatkah kalian dengan materi yang telah dipelajari kemarin? apa saja
empat faktor yang peyebab perubahan lingkungan?. Setelah
memberikan apersepsi guru menyampaikan tujuan kompetensi yang
akan dipelajari.
Pada kegiatan inti terdiri dari tiga kegiatan yaitu eksplorasi,
elaborasi, dan konfirmasi. Pada kegiatan eksplorasi guru
membangkitkan rasa ingin tahu siswa dengan menunjukkan sebuah
gambar hutan hundul. Guru bertanya gambar apakah ini? Siswa
menjawab hutan gundul. Kemudian guru memberikan pertanyaan
lanjut yaitu hutan gundul itu hutan yang bagaimana? Siswa sudah
mulai berani menjawab. Guru bertanya mengenai penyebab banjir,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
selanjutnya menunjuk beberapa siswa maju ke depan untuk
menjelaskan apa yang dimaksud dengan erosi dan abrasi. Siswa dan
guru Tanya jawab tentang akibat erosi, abrasi, banjir, dan longsor.
Pada kegiatan elaborasi guru membagi siswa ke dalam 3
kelompok yang beranggotakan 5 siswa. Guru membagikan LKS dan
membimbing siswa dalam melakukan kegiatan praktikum untuk
membuktikan bahwa di laut terdapat gelombang yang terjadi karena
hembusan angin. Dalam kegiatan praktikum siswa terlihat antusias dan
saling bekerjasama dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan yang
terdapat dalam lembar kerja siswa.
Pada kegiatan konfirmasi perwakilan kelompok maju untuk
mempresentasikan hasil praktikumnya. Sedangkan kemompok lain
memberikan tanggapan secara bergantian. Setelah semua hasil
praktikum dipresentasikan guru meluruskan beberapa kesalahpahaman
dan meminta siswa bertanya apabila ada materi yang belum jelas. Guru
memberikan penguatan berupa tepuk tangan kepada kelompok terbaik.
Kegiatan penutup dilakukan dengan membuat rangkuman
bersama. Dan setelah itu guru memberikan evaluasi untuk mengetahui
apakah pemahaman konsep perubahan lingkungan siswa sudah
meningkat ataukah belum. Sebagai tindak lanjut guru meminta siswa
untuk mempelajari materi yang sudah diajarkan di rumah.
3) Pertemuan ketiga
Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Jumat, 20 April
2012. Pelaksanaan pembelajaran pada pertemuan kedua dilaksanakan
sesuai dengan RPP yang telah dibuat dengan alokasi waktu 2 x 35
menit. Indikator dalam pertemuan kedua terdiri dari 6 indikator yaitu:
mendeskripsikan tsunami dan banjir, menyebutkan contoh kegiatan-
kegiatan yang dapat mencegah banjir, tanah longsor, abrasi, dan erosi.
menganalisis gambar tentang teras-teras di tanah miring, Siswa dapat
berpartisipasi secara aktif dalam kegiatan praktikum, melakukan
percobaan mengenai ketahanan tanah terhadap erosi, dan membuktikan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
bahwa tumbuhan mempunyai peran untuk mencegah erosi. Adapun
langkah-langkah pembelajaran terbagi menjadi tiga yaitu kegiatan
awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir.
Sebagai kegiatan awal guru membuka pelajaran dengan
mengucapkan salam, berdoa bersama dan melakukan presensi.
Sebelum pelajaran dimulai guru memotivasi siswa dengan
menyanyikan sebuah lagu agar siswa belajar lebih rajin. Guru
melakukan apersepsi dengan mengingatkan materi yang telah
disampaikan kemarin. Apersepsi berupa pertanyaan-pertanyaan
pembangkit minat untuk merangsang keingintahuan siswa. Misalnya
masih ingatkah kalian dengan materi yang telah dipelajari kemarin?
apa saja pengaruh perubahan lingkungan fisik terhadap daratan?.
Setelah memberikan apersepsi guru menyampaikan tujuan kompetensi
yang akan dipelajari.
Kegiatan inti terdiri dari tiga kegiatan yaitu eksplorasi,
elaborasi, dan konfirmasi. Pada kegiatan eksplorasi guru
membangkitkan rasa ingin tahu siswa dengan bertanya “coba sebutkan
bencana alam yang pernah kalian lihat di televisi?”. Selanjutnya guru
menunjuk beberapa siswa maju ke depan untuk mendeskripsikan
tentang tsunami dan banjir. Guru menunjukkan gambar teras-teras
miring kemudian meminta mereka untuk menganalisis gambar
tersebut. Kemudian guru menjelaskan tentang cara-cara pencegahan
kerusakan lingkungan.
Pada kegiatan elaborasi guru membagi siswa ke dalam 3
kelompok yang beranggotakan 5 siswa. Guru membagikan LKS dan
membimbing siswa dalam melakukan kegiatan praktikum untuk
membuktikan bahwa tumbuhan mempunyai peran untuk mencegah
erosi yang disebabkan oleh angin. Dalam kegiatan praktikum siswa
terlihat antusias dan saling bekerjasama dalam menjawab pertanyaan-
pertanyaan yang terdapat dalam lembar kerja siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
Pada kegiatan konfirmasi perwakilan kelompok maju untuk
mempresentasikan hasil praktikumnya. Sedangkan kemompok lain
memberikan tanggapan secara bergantian. Setelah semua hasil
praktikum dipresentasikan guru meluruskan beberapa kesalahpahaman
dan meminta siswa bertanya apabila ada materi yang belum jelas. Guru
memberikan penguatan berupa tepuk tangan kepada kelompok terbaik.
Kegiatan penutup dilakukan dengan membuat rangkuman
bersama. Dan setelah itu guru memberikan evaluasi untuk mengetahui
apakah pemahaman konsep perubahan lingkungan siswa sudah
meningkat ataukah belum. Sebagai tindak lanjut guru meminta siswa
untuk mempelajari materi yang sudah diajarkan di rumah.
c. Observasi
Kegiatan observasi dilaksanakan selama proses pembelajaran
IPA berlangsung. Observasi dilakukan oleh peneliti kepada siswa dan guru
kelas IV kepada peneliti dan siswa dalam kegiatan pembelajaran IPA.
Kegiatan observasi difokuskan pada pelaksanaan pembelajaran yaitu
kegiatan yang dilakukan oleh guru dan siswa. Observasi dilaksanakan
dengan menggunakan instrumen berupa lembar observasi aktivitas guru,
aktivitas siswa, prosentase kegiatan praktikum siswa dan dokumentasi
yang berupa foto dan video.
Observasi dilakukan untuk memperoleh data mengenai
kesesuaian pelaksanaan dengan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)
yang telah disusun serta untuk mengetahui seberapa besar peningkatan
pemahaman konsep perubahan lingkungan dengan menggunakan media
visual berbentuk gambar melalui strategi inquiring minds want to know.
1) Kegiatan Siswa
Hasil observasi kegiatan siswa yang dilakukan guru kelas IV
selama proses pembelajaran berlangsung dapat dilihat pada lampiran
13 (halaman 179) diperoleh data sebagai berikut:
(a) Kedisiplinan siswa memperoleh skor tiga.
(b) Kesiapan siswa menerima pelajaran memperoleh skor tiga.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
64
(c) Keaktifan siswa memperoleh skor dua.
(d) Keterlibatan siswa dalam pemanfaatan media visual memperoleh
skor tiga.
(e) kemampuan siswa dalam melakukan diskusi memperoleh skor dua.
(f) Kemampuan siswa menjawab pertanyaan memperoleh skor tiga.
(g) Keadaan siswa dengan lingkungan belajar memperoleh skor tiga.
(h) kemampuan siswa mengerjakan tes individu memperoleh skor dua.
(i) Skor kegiatan siswa pada siklus I adalah dua puluh satu (baik).
Sedangkan hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti
terhadap kegiatan praktikum siswa dapat dilihat pada lampiran 11
(halaman 175) diperoleh data sebagai berikut:
(a) Kelengkapan alat dan bahan yang diperlukan untuk pelaksanaan
percobaan yang disiapkan oleh siswa, hasilnya kurang.
(b) Keruntutan langkah-langkah siswa dalam melakukan percobaan,
hasilny, kurang.
(c) Keaktifan siswa dalam melaksanakan kegiatan percobaan, hasilnya
cukup.
(d) Keaktifan siswa dalam mengutarakan pendapat ketika berdiskusi,
hasilnya kurang.
(e) Kesimpulan akhir hasil percobaan, hasilnya cukup.
(f) Dari hasil observasiyang dilakukan oleh peneliti, prosentase rata-
rata kegiatan praktikum siswa pada siklus I masih kurang (68%).
2) Kegiatan Guru
Observasi kegiatan guru dalam pembelajaran difokuskan
pada kegiatan yang dilakukan guru dalam proses belajar mengajar oleh
guru kelas IV sebagai pengamat/observer.
Hasil observasi kegiatan guru (peneliti) yang dilakukan oleh
guru kelas IV dapat dilihat pada lampiran 15 (halaman 185) diperoleh
data sebagai berikut:
(a) Membuka pelajaran memperoleh skor 3,7
(b) Kejelasan dan sistematika penyampaian materi memperoleh skor 3
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
65
(c) Pengelolaan kelas memperoleh skor 3,7
(d) Penggunaan bahasa memperoleh skor 4
(e) Ketepatan dan daya tarik media memperoleh skor 4
(f) Kemampuan menggunakan media gambar memperoleh skor 3,3
(g) Penerapan strategi inquiring minds want to know memperoleh skor
3
(h) Pemberian umpan balik memperoleh skor 3
(i) Menunjukkan hubungan antar pribadi yang kondusif memperoleh
skor 3,3
(j) Penilaian proses dan hasil belajar memperoleh skor 4
(k) Ketepatan strategi pembelajaran memperoleh skor 3,3
(l) Menutup pelajaran memperoleh skor 4
(m) Skor kegiatan guru pada siklus I adalah 3,5 (baik).
3) Hasil Observasi Peningkatan Pemahaman Konsep Perubahan
Lingkungan pada Siswa
Berdasarkan hasil tes mengenai pemahaman konsep
perubahan lingkungan siswa pada siklus I yang dapat dilihat dalam
lampiran 8 (halaman 172), maka data nilai siswa tersebut dapat
disajikan dalam Tabel 4.3 distribusi frekuensi sebagai berikut:
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Nilai Siswa pada Siklus I
No Interval Frekuensi
(xi)
Nilai
Tengah (xi) fi.xi Persentase
1. 40-48 1 44 44 6,67%
2. 49-57 2 53 106 13,33%
3. 58-66 1 62 62 6,67%
4. 67-75 9 71 639 60%
5. 76-84 2 80 160 13,33%
Jumlah 15 1011 100%
Nilai rata-rata kelas 67,4
Ketuntasan klasikal (8:15) x 100% = 53,33%
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
66
Berdasarkan Tabel 4.3 di atas, maka dapat disajikan dengan
grafik pada Gambar 4.4 sebagai berikut:
Gambar 4.4 Grafik Distribusi Frekuensi Nilai Siswa pada Siklus I
Daftar nilai rata-rata, nilai tertinggi, dan nilai terendah siswa
pada siklus I ditunjukkan pada Gambar 4.5 sebagai berikut:
Gambar 4.5 Grafik Daftar Nilai Rata-rata, Nilai Tertinggi, dan Nilai
Terendah Siswa pada Siklus I
1
2
1
9
2
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
40-48 49-57 58-66 67-75 76-84
Fre
kue
nsi
Interval
40
67.4
83
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
Nilai Terendah Rata-rata Nilai Nilai Tertinggi
Nila
i
Keterangan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
67
Dari Tabel 4.3 dan Gambar 4.4 di atas dapat dinyatakan
bahwa setelah dilaksanakan tindakan pada siklus I prosentase
ketuntasan mengalami kenaikan. Pada kondisi awal ketuntasan siswa
hanya mencapai 33,33%, sedangkan pada siklus I sebesar 53,33%.
Data ketuntasan pada siklus I dapat dilihat pada Tabel 4.4 sebagai
berikut:
Tabel 4.4 Ketuntasan Belajar Siswa pada Siklus I
No Ketuntasan Jumlah Siswa
Jumlah Prosentase
1 Tuntas 8 53,33%
2 Belum Tuntas 7 46,67%
Dari Tabel 4.4 di atas dapat disajikan dalam bentuk grafik
ketuntasan belajar siswa pada siklus I sebagai berikut:
Gambar 4.6 Grafik Ketuntasan Belajar Siswa pada Siklus I
Berdasarkan data pada kondisi awal sebelum tindakan dan
pada siklus I maka dapat disimpulkan bahwa, pada siklus I
53.33%
46.67%
42.00%
44.00%
46.00%
48.00%
50.00%
52.00%
54.00%
Tuntas Belum Tuntas
Pro
sen
tase
Ketuntasan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
68
pemahaman konsep perubahan lingkungan siswa masih belum sesuai
dengan peneliti harapkan. Dari hasil evaluasi siklus I diperoleh nilai
rata-rata kelas 67,4 pada Tabel 4.3, ketuntasan klasikal yang diperoleh
adalah 53,33% atau hanya 8 anak yang memperoleh batas nilai KKM,
sedangkan siswa yang belum tuntas sebanyak 46,67% atau 7 siswa.
d. Refleksi Siklus I
Data-data yang diperoleh melalui observasi dan penilaian hasil
pemahaman konsep perubahan lingkungan dikumpulkan untuk dianalisis
dan direfleksi. Hal ini dilakukan sebagai pedoman atau acuan pengambilan
langkah pada siklus berikutnya. Pada siklus I didapatkan ketuntasan hasil
belajar siswa hanya 53,33%, sehingga masih belum mencapai target
penelitian yaitu 70%. Dengan belum tercapainya target ketuntasan
minimal maka penelitian ini perlu dilanjutkan ke siklus II.
Hasil analisis dan refleksi dapat disimpulkan bahwa proses
pembelajaran yang dilakukan belum menunjukkan perubahan atau
peningkatan secara signifikan, ditemukan beberapa permasalahan dan
solusinya sebagai berikut:
1) Sebagian besar siswa belum mampu mengerjakan soal tes evaluasi
secara optimal. Hal ini dikarenakan guru belum dapat menyampaikan
materi secara jelas terutama materi tentang faktor-faktor penyebab
perubahan lingkungan. Selain itu kesulitan siswa untuk menyelesaikan
tugas atau soal tes juga dipengaruhi oleh media gambar yang terlalu
kecil. Pada siklus berikutnya guru mengulangi kembali materi
mengenai pengertian faktor-faktor penyebab perubahan lingkungan
dengan jelas dan tepat agar semua siswa dapat memahami materi yang
disampaikan..
2) Keaktifan siswa di dalam pembelajaran masih kurang baik, respon
siswa terhadap pertanyaan yang diberikan guru masih rendah. Hal ini
disebabkan guru yang kurang dalam mengelola kelas dan memberikan
motivasi. Untuk itu pada pembelajaran berikutnya guru perlu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
69
meningkatkan pengelolaan kelas, memberikan motivasi pada awal
pelajaran kepada siswa agar siswa lebih antusias dalam mengikuti
pembelajaran.
3) Kemampuan siswa melakukan diskusi masih dalam kategori kurang,
pada saat berdiskusi banyak siswa yang masih takut untuk
mengemukakan pendapat. Pada pembelajaran berikutnya guru
memberikan motivasi berupa penghargaan baik secara verbal maupun
non verbal kepada siswa agar mereka lebih berani lagi dalam
menyampaikan pendapat.
4) Masih banyak kelompok yang tidak memperhatikan ketika kelompok
lain menyampaikan hasil pekerjaannya. Pada siklus berikutnya guru
meminta kelompok memberi tanggapan kepada hasil yang dilaporkan
oleh tiap kelompok dan meningkatkan pengawasan kepada individu
maupun kelompok.
5) Keberanian siswa dalam bertanya maupun menjawab pertanyaan masih
rendah. Hal ini dikarenakan siswa belum terbiasa dengan pembelajaran
yang dilakukan.
2. Siklus II
Berdasarkan hasil refleksi siklus I, maka peneliti akan melanjutkan
penelitian pada siklus II. Pada siklus II ini dilakukan selama 3 kali pertemuan,
yang dilaksanakan selama 2 minggu yaitu pada tanggal 25 April 2012, 28
April 2012 dan tanggal 2 Mei 2012, dengan diikuti oleh 15 siswa yang terdiri
dari 4 siswa putra dan 11 siswa putri. Peneliti berperan sebagai guru kelas
langsung yang memberikan tindakan dalam pembelajaran IPA perubahan
lingkungan. Sedangkan yang bertindak sebagai obsever yaitu wali kelas IV
yang membantu peneliti dalam mengobservasi aktivitas peneliti sebagai guru
kelas dan aktivitas siswa. Adapun tahapan-tahapan dalam pelaksanaan siklus
II yaitu, sebagai berikut:
a. Persiapan/perencanaan Tindakan II
Berdasarkan hasil refleksi pelaksanaan pada siklus I telah
diketahui bahwa ada peningkatan pada pemahaman konsep IPA tentang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
70
perubahan lingkungan, siswa kelas IV tetapi belum maksimal. Hal tersebut
ditunjukkan dengan masih ada 7 siswa yang belum tuntas dalam
pembelajaran IPA tentang perubahan lingkungan. Dengan berpedoman
pada analisis dan hasil refleksi pada siklus I maka tahap perencanaan pada
siklus II ini meliputi:
1) Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)
2) Menyiapkan media visual berupa gambar
3) Menyiapkan alat dan bahan yangdiperlukan dalam kegiatan percobaan
4) Membuat lembar kerja siswa
5) Membuat kisi-kisi soal evalusi dan soal evaluasi beserta kunci
jawaban.
6) Membuat lembar observasi aktivitas guru dan lembar observasi
aktivitas siswa.
7) Menyiapkan sarana dan prasarana pendukung
a) Ruang kelas
Sebelum pelaksanaan tindakan peneliti perlu menyiapkan
ruang kelas yang kondusif sehingga kegiatan belajar mengajar
dapat berjalan secara optimal. Ruang kelas juga harus membuat
siswa nyaman selama proses pembelajaran berlangsung.
b) Buku pelajaran
Buku pelajaran yang digunakan dalam menunjang
pelajaran yaitu menggunakan buku paket BSE yang sudah tersedia,
Adapun buku yang digunakan diantaranya, buku karangan
Susilowati, Endang dan Wiyanto. 2010. Ilmu Pengetauan Alam
Kelas 4 untuk SD dan MI kelas 4. Jakarta: Pusat Perbukuan,
Departemen Pendidikan Nasional. Hal: 173-178. Sayekti, Titik dan
Priyono. 2010. Ilmu Pengetauan Alam 4 untuk SD dan MI kelas 4.
Jakarta: Pusat Perbukuan,Departemen Pendidikan Nasional. Hal :
185-190 Suhartini, Dwi dan Susantiningsih. 2010. Ilmu
pengetahuan Alam untuk SD Kelas IV. Jakarta: Pusat Perbukuan,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
71
Departemen Pendidikan Nasional. Hal: 143-148. Haryanto. 2006.
Sains untuk Sekolah Dasar Kelas IV. Jakarta. Erlangga. Hal: 191-
201
Selain menggunakan buku pelajaran peneliti juga
menyusun bahan ajar sebagai sarana penunjang dalam
pembelajaran. Bahan ajar di susun lebih menarik dengan banyak
gambar dan penjelasan yang singkat dan jelas. Diharapkan siswa
merasa tertarik dan menggunakan bahan ajar sebagai penunjang
belajar terutama dalam meningkatkan pemahaman konsep
perubahan lingkungan.
b. Pelaksanaan
Tahap selanjutnya yaitu pelaksanaan tindakan, penelitian
tindakan dilaksanakan dengan menggunakan media visual melalui strategi
inquiring minds want to know dalam pembelajaran IPA kelas IV SD
Negeri Bobol II khususnya dalam pokok bahasan perubahan lingkungan.
Pelaksanaan sesuai dengan rencana pelaksanaan yang telah dibuat,
diharapkan pemahaman konsep perubahan lingkungan siswa dapat
meningkat. Dalam siklus II ini dibagi menjadi tiga kali pertemuan,
pertemuan pertama membahas tentang faktor-faktor penyebab perubahan
lingkungan. Pertemuan kedua membahas tentang pengaruh perubahan
lingkungan. Pertemuan ketiga membahas tentang cara pencegahan
kerusakan lingkungan.
1) Pertemuan pertama
Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Jumat, 25 April
2012. Pelaksanaan pembelajaran pada siklus II pertemuan pertama
dilaksanakan sesuai dengan RPP yang telah dibuat dengan alokasi
waktu 2 x 35 menit. Indikator dalam pertemuan pertama terdiri dari 6
indikator yaitu: menjelaskan proses terjadinya hujan, memberi contoh
pengaruh negatif dan positif penyebab perubahan lingkungan fisik,
mengidentifikasi penyebab perubahan lingkungan fisik yang ada di
lingkungan sekitar, membedakan terjadinya angin darat dan angin laut,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
72
menjawab pertanyaan yang berkaitan dengan perubahan lingkungan
fisik, menunjukkan gambar penyebab perubahan lingkungan fisik.
Adapun langkah-langkah pembelajaran terbagi menjadi tiga yaitu
kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir.
Pada kegiatan awal guru membuka pelajaran dengan
mengucapkan salam, berdoa bersama dan melakukan presensi.
Sebelum pelajaran dimulai guru memberikan motivasi kepada siswa
dengan bernyanyi bersama tentang lagu “hujan”. Guru melakukan
apersepsi dengan mengkaitkan materi yang akan disampaikan dengan
kehidupan sehari-hari. Apersepsi berupa pertanyaan-pertanyaan yang
mampu meningkatkan rasa ingin tahu siswa. Misalnya Pernahkah
kalian mendengar bencana tsunami? apa yang menyebabkan bencana
tersebut?. Setelah memberikan apersepsi guru menyampaikan tujuan
kompetensi yang akan dipelajari.
Pada kegiatan inti terdiri dari tiga kegiatan yaitu eksplorasi,
elaborasi, dan konfirmasi. Pada kegiatan eksplorasi guru memberikan
pertanyaan-pertanyaan dengan tujuan menggali pengetahuan awal
siswa. Pertanyaan berupa apa pengertian pernahkah kalian melihat
hujan?coba kalian lihat di langit bagaimana tandanya jika akan
hujan?dari manakah hujan itu berasal?. Guru meminta siswa
menyebutkan keuntungan dari hujan. Untuk memperjelas proses
terjadinya hujan guru menggunakan media gambar dalam menjelaskan
proses terjadinya hujan. Kemudian guru menunjukan gambar-gambar
berupa empat faktor-faktor penyebab perubahan lingkungan, dan
meminta siswa menuliskan keterangan pada gambar tersebut. Guru
meningkatkan rasa ingin tahu siswa dengan menunjukkan gambar
berupa angin darat dan angin laut kemudian memberikan satu
pertanyaan mengenai apa perbedaan angin darat dan angin laut. Guru
menunjuk beberapa siswa untuk menuliskan perbedaan antara angin
darat dan angin laut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
73
Pada kegiatan elaborasi guru membagi siswa ke dalam 3
kelompok yang beranggotakan 5 siswa. Siswa diminta membaca
materi perubahan lingkungan pada buku paket serta buku penunjang
yang telah guru bagikan. Guru membagikan LKS dan membimbing
siswa dalam melakukan diskusi.
Pada kegiatan konfirmasi perwakilan kelompok maju untuk
mempresentasikan hasil diskusi. Sedangkan kelompok lain
memberikan tanggapan secara bergantian. Setelah semua hasil diskusi
dipresentasikan guru meluruskan beberapa kesalahpahaman dan
meminta siswa bertanya apabila ada materi yang belum jelas.
Kegiatan penutup dilakukan dengan membuat rangkuman
bersama. Dan setelah itu guru memberikan evaluasi untuk mengetahui
apakah pemahaman konsep perubahan lingkungan siswa sudah
meningkat ataukah belum. Sebagai tindak lanjut guru meminta siswa
untuk mempelajari materi yang sudah diajarkan di rumah.
2) Pertemuan kedua
Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Rabu, 28 April
2012. Pelaksanaan pembelajaran pada pertemuan kedua dilaksanakan
sesuai dengan RPP yang telah dibuat dengan alokasi waktu 2 x 35
menit. Indikator dalam pertemuan kedua terdiri dari 5 indikator yaitu:
mendeskripsikan pengertian erosi, abrasi, banjir, dan longsor, memberi
pengaruh erosi, abrasi. banjir, dan longsor, menarik kesimpulan dari
percobaan yang telah dilakukan, siswa dapat berpartisipasi secara aktif
dalam kegiatan praktikum, melakukan percobaan mengenai pengaruh
gelombang laut terhadap daratan. Adapun langkah-langkah
pembelajaran terbagi menjadi tiga yaitu kegiatan awal, kegiatan inti,
dan kegiatan akhir.
Pada kegiatan awal guru membuka pelajaran dengan
mengucapkan salam, berdoa bersama dan melakukan presensi.
Sebelum pelajaran dimulai guru memotivasi dengan bercerita tentang
beberapa anak yang liburan ke pantai. Guru melakukan apersepsi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
74
dengan mengingatkan materi yang telah disampaikan kemarin.
Apersepsi berupa pertanyaan-pertanyaan yang mampu meningkatkan
rasa ingin tahu siswa. Misalnya masih ingatkah kalian dengan materi
yang telah dipelajari kemarin? apa saja empat faktor yang peyebab
perubahan lingkungan?. Setelah memberikan apersepsi guru
menyampaikan tujuan kompetensi yang akan dipelajari.
Pada kegiatan inti terdiri dari tiga kegiatan yaitu eksplorasi,
elaborasi, dan konfirmasi. Pada kegiatan eksplorasi guru
membangkitkan rasa ingin tahu siswa dengan menunjukkan sebuah
gambar erosi. Guru bertanya gambar apakah ini? Siswa menjawab
erosi. Kemudian guru memberikan pertanyaan lanjut yaitu apa yang
dimaksud dengan erosi? apa kerugian yang disebabkan oleh erosi?.
Siswa sudah mulai berani menjawab. Guru bertanya mengenai
penyebab banjir, selanjutnya menjelaskan apa yang dimaksud dengan
erosi dan abrasi. Siswa dan guru Tanya jawab tentang akibat erosi,
abrasi, banjir, dan longsor. selanjutnya menunjuk salah beberapa siswa
maju ke depan untuk menunjukkan gambar abrasi, banjir, dan longsor
sambil menuliskan keterangan dan akibat yang ditimbulkan pada
gambar tersebut.
Pada kegiatan elaborasi guru membagi siswa ke dalam 3
kelompok yang beranggotakan 5 siswa. Guru membagikan LKS dan
membimbing siswa dalam melakukan kegiatan praktikum untuk
membuktikan bahwa gelombang laut mengikis daratan. Dalam
kegiatan praktikum siswa terlihat antusias dan saling bekerjasama
dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan yang terdapat dalam lembar
kerja siswa.
Pada kegiatan konfirmasi perwakilan kelompok maju untuk
mempresentasikan hasil praktikumnya. Sedangkan kelompok lain
memberikan tanggapan secara bergantian. Setelah semua hasil
praktikum dipresentasikan guru meluruskan beberapa kesalahpahaman
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
75
dan meminta siswa bertanya apabila ada materi yang belum jelas. Guru
memberikan penguatan berupa tepuk tangan kepada kelompok terbaik.
Kegiatan penutup dilakukan dengan membuat rangkuman
bersama. Dan setelah itu guru memberikan evaluasi untuk mengetahui
apakah pemahaman konsep perubahan lingkungan siswa sudah
meningkat ataukah belum. Sebagai tindak lanjut guru meminta siswa
untuk mempelajari materi yang sudah diajarkan di rumah.
3) Pertemuan ketiga
Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Jumat, 2 Mei 2012.
Pelaksanaan pembelajaran pada pertemuan kedua dilaksanakan sesuai
dengan RPP yang telah dibuat dengan alokasi waktu 2 x 35 menit.
Indikator dalam pertemuan kedua terdiri dari 6 indikator yaitu:
mendeskripsikan cara pencegahan kerusakan lingkungan, memberi
contoh kegiatan-kegiatan yang dapat mencegah banjir, tanah longsor,
abrasi, dan erosi, menganalisis gambar tentang pencegahan kerusakan
lingkungan, Siswa dapat berpartisipasi secara aktif dalam kegiatan
praktikum, melakukan percobaan mengenai ketahanan tanah terhadap
erosi, dan membuktikan bahwa tumbuhan mempunyai peran untuk
mencegah erosi. Adapun langkah-langkah pembelajaran terbagi
menjadi tiga yaitu kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir.
Sebagai kegiatan awal guru membuka pelajaran dengan
mengucapkan salam, berdoa bersama dan melakukan presensi.
Sebelum pelajaran dimulai guru memotivasi siswa dengan permainan.
Guru melakukan apersepsi dengan mengingatkan materi yang telah
disampaikan kemarin. Apersepsi berupa pertanyaan-pertanyaan
pembangkit minat untuk merangsang keingintahuan siswa. Misalnya
masih ingatkah kalian dengan materi yang telah dipelajari kemarin?
apa saja pengaruh perubahan lingkungan fisik terhadap daratan?.
Setelah memberikan apersepsi guru menyampaikan tujuan kompetensi
yang akan dipelajari.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
76
Kegiatan inti terdiri dari tiga kegiatan yaitu eksplorasi,
elaborasi, dan konfirmasi. Pada kegiatan eksplorasi guru
membangkitkan rasa ingin tahu siswa dengan bertanya apa fungsi
tanaman ketika terjadi tanah longsor? Apa reboisasi itu? Bagaimana
cara mencegahnya?. Selanjutnya guru mengamati gambar kegiatan-
kegiatan yang dapat mencegah banjir, erosi, abrasi, dan longsor.
Kemudia meminta beberapa siswa maju ke depan memberi keterangan
pada gambar tersebut. Kemudian guru menjelaskan tentang cara-cara
pencegahan kerusakan lingkungan.
Pada kegiatan elaborasi guru membagi siswa ke dalam 3
kelompok yang beranggotakan 5 siswa. Guru membagikan LKS dan
membimbing siswa dalam melakukan kegiatan praktikum untuk
membuktikan bahwa tumbuhan mempunyai peran untuk mencegah
erosi yang disebabkan oleh angin. Dalam kegiatan praktikum siswa
terlihat antusias dan saling bekerjasama dalam menjawab pertanyaan-
pertanyaan yang terdapat dalam lembar kerja siswa.
Pada kegiatan konfirmasi perwakilan kelompok maju untuk
mempresentasikan hasil praktikumnya. Sedangkan kelompok lain
memberikan tanggapan secara bergantian. Setelah semua hasil
praktikum dipresentasikan guru meluruskan beberapa kesalahpahaman
dan meminta siswa bertanya apabila ada materi yang belum jelas. Guru
memberikan penguatan berupa tepuk tangan kepada kelompok terbaik.
Kegiatan penutup dilakukan dengan membuat rangkuman
bersama. Dan setelah itu guru memberikan evaluasi untuk mengetahui
apakah pemahaman konsep perubahan lingkungan siswa sudah
meningkat ataukah belum. Sebagai tindak lanjut guru meminta siswa
untuk mempelajari materi yang sudah diajarkan di rumah.
c. Observasi
Kegiatan observasi dilaksanakan selama proses pembelajaran
IPA berlangsung. Observasi dilakukan oleh peneliti kepada siswa dan guru
kelas IV kepada peneliti dan siswa dalam kegiatan pembelajaran IPA.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
77
Kegiatan observasi difokuskan pada pelaksanaan pembelajaran yaitu
kegiatan yang dilakukan oleh guru dan siswa. Observasi dilaksanakan
dengan menggunakan instrumen berupa lembar observasi aktivitas guru,
aktivitas siswa, prosentase kegiatan praktikum siswa dan dokumentasi
yang berupa foto dan video.
Observasi dilakukan untuk memperoleh data mengenai
kesesuaian pelaksanaan dengan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)
yang telah disusun serta untuk mengetahui seberapa besar peningkatan
pemahaman konsep perubahan lingkungan dengan menggunakan media
visual berbentuk gambar melalui strategi inquiring minds want to know.
1) Kegiatan Siswa
Hasil observasi kegiatan siswa yang dilakukan guru kelas IV
selama proses pembelajaran berlangsung dapat dilihat pada lampiran
14 (halaman 182) diperoleh data sebagai berikut:
(a) Kedisiplinan siswa memperoleh skor tiga.
(b) Kesiapan siswa menerima pelajaran memperoleh skor empat.
(c) Keaktifan siswa memperoleh skor empat.
(d) Keterlibatan siswa dalam pemanfaatan media visual memperoleh
skor empat.
(e) kemampuan siswa dalam melakukan diskusi memperoleh skor dua.
(f) Kemampuan siswa menjawab pertanyaan memperoleh skor tiga.
(g) Keadaan siswa dengan lingkungan belajar memperoleh skor empat.
(h) kemampuan siswa mengerjakan tes individu memperoleh skor tiga.
(i) Skor kegiatan siswa pada siklus I adalah dua puluh enam (sangat
baik).
Sedangkan hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti
terhadap kegiatan praktikum siswa dapat dilihat pada lampiran 12
(halaman 177) diperoleh data sebagai berikut:
(a) Kelengkapan alat dan bahan yang diperlukan untuk pelaksanaan
percobaan yang disiapkan oleh siswa, hasilnya baik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
78
(b) Keruntutan langkah-langkah siswa dalam melakukan percobaan,
hasilny, cukup.
(c) Keaktifan siswa dalam melaksanakan kegiatan percobaan, hasilnya
cukup.
(d) Keaktifan siswa dalam mengutarakan pendapat ketika berdiskusi,
hasilnya cukup.
(e) Kesimpulan akhir hasil percobaan, hasilnya baik.
(f) Dari hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti, prosentase rata-
rata kegiatan praktikum siswa pada siklus II baik (81%).
2) Kegiatan Guru
Observasi kegiatan guru dalam pembelajaran difokuskan
pada kegiatan yang dilakukan guru dalam proses belajar mengajar oleh
guru kelas IV sebagai pengamat/observer.
Hasil observasi kegiatan guru (peneliti) yang dilakukan oleh
guru kelas IV dapat dilihat pada lampiran 16 (halaman 188) diperoleh
data sebagai berikut:
(a) Membuka pelajaran memperoleh skor 4
(b) Kejelasan dan sistematika penyampaian materi memperoleh skor
3,3
(c) Pengelolaan kelas memperoleh skor 4
(d) Penggunaan bahasa memperoleh skor 3,7
(e) Ketepatan dan daya tarik media memperoleh skor 4
(f) Kemampuan menggunakan media gambar memperoleh skor 3,7
(g) Penerapan strategi inquiring minds want to know memperoleh skor
3
(h) Pemberian umpan balik memperoleh skor 4
(i) Menunjukkan hubungan antar pribadi yang kondusif memperoleh
skor 3,7
(j) Penilaian proses dan hasil belajar memperoleh skor 3,7
(k) Ketepatan strategi pembelajaran memperoleh skor 3,3
(l) Menutup pelajaran memperoleh skor 4
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
79
(m) Skor kegiatan guru pada siklus I adalah 3,7 (baik).
3) Hasil Observasi Peningkatan Pemahaman Konsep Perubahan
Lingkungan pada Siswa
Berdasarkan hasil tes mengenai pemahaman konsep
perubahan lingkungan siswa pada siklus II dapat dilihat dalam
lampiran 9 (halaman 173), maka data nilai siswa tersebut dapat
disajikan dalam Tabel 4.5 distribusi frekuensi sebagai berikut:
Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Nilai Siswa pada Siklus II
No Interval Frekuensi
(xi)
Nilai
Tengah
(xi)
fi.xi Persentase
1. 43-53 2 48 96 13,33%
2. 54-64 2 59 118 13,33%
3. 65-75 1 70 70 6,67%
4. 76-86 5 81 405 33,33%
5. 87-107 5 102 510 33,33%
Jumlah 15 1199 100%
Nilai rata-rata kelas 80
Ketuntasan klasikal (11:15) x 100% = 73,33%
Berdasarkan Tabel 4.5 di atas, maka dapat disajikan dengan
grafik pada Gambar 4.7 sebagai berikut:
Gambar 4.7 Grafik Distribusi Frekuensi Nilai Siswa pada Siklus II
2 2
1
5 5
0
1
2
3
4
5
6
43-53 54-64 65-75 76-86 87-107
Fre
kue
nsi
Interval
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
80
Daftar nilai rata-rata, nilai tertinggi, dan nilai terendah siswa
kelas IV SD Negeri Bobol II pada siklus II ditunjukkan pada Gambar
4.8 sebagai berikut:
Gambar 4.8 Grafik Daftar Nilai Rata-Rata, Nilai Tertinggi, dan Nilai
Terendah Siswa pada Siklus II
Dari Tabel 4.5 dan Gambar 4.7 di atas dapat dinyatakan
bahwa setelah dilaksanakan tindakan pada siklus II prosentase
ketuntasan mengalami kenaikan. Pada kondisi awal ketuntasan siswa
hanya mencapai 33,33%, pada siklus I sebesar 53,33%, sedangkan
pada siklus II sebesar 73,33%. Data ketuntasan pada siklus II dapat
dilihat pada Tabel 4.6 sebagai berikut:
Tabel 4.6 Ketuntasan Belajar Siswa pada Siklus II
No Ketuntasan Jumlah Siswa
Jumlah Prosentase
1 Tuntas 11 73,33%
2 Belum Tuntas 4 26,67%
43
80
100
0
20
40
60
80
100
120
Nilai Terendah Rata-rata Nilai Nilai Tertinggi
Nila
i
Keterangan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
81
Dari Tabel 4.6 di atas dapat disajikan dalam bentuk grafik
ketuntasan belajar siswa pada siklus II sebagai berikut:
Gambar 4.9 Grafik Ketuntasan Belajar Siswa pada Siklus II
Berdasarkan data pada kondisi awal sebelum tindakan, pada
siklus I dan pada siklus II maka dapat disimpulkan bahwa, pada siklus
II pemahaman konsep perubahan lingkungan siswa sudah sesuai
dengan peneliti harapkan. Dari hasil evaluasi siklus II diperoleh nilai
rata-rata kelas 80 pada Tabel 4.6, ketuntasan klasikal yang diperoleh
adalah 73,33% atau 11 siswa yang memperoleh batas nilai KKM,
sedangkan siswa yang belum tuntas sebanyak 26,67% atau 4 siswa.
d. Refleksi Siklus II
Data-data yang diperoleh melalui observasi dan penilaian hasil
pemahaman konsep IPA tentang perubahan lingkungan dikumpulkan
untuk dianalisis dan direfleksi. Hal ini dilakukan sebagai pedoman atau
acuan pengambilan langkah pada siklus berikutnya. Dari hasil analisis dan
refleksi ditemukan beberapa hal, sebagai berikut:
73.33%
26.67%
0.00%
10.00%
20.00%
30.00%
40.00%
50.00%
60.00%
70.00%
80.00%
Tuntas Belum Tuntas
Pro
sen
tase
Ketuntasan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
82
1) Siswa mampu mengerjakan soal tes evaluasi secara optimal, baik soal
individu maupun kelompok. Hal ini karena guru dapat menyampaikan
materi secara jelas dan tepat sehingga semua siswa dapat memahami
materi yang diberikan. Dari 15 siswa tinggal 4 siswa yang masih
mendapat nilai di bawah KKM.
2) Keaktifan siswa di dalam pembelajaran sudah baik, hal ini terbukti
dengan respon siswa terhadap pertanyaan yang diberikan guru sudah
meningkat. Hal ini disebabkan guru yang memberikan motivasi dan
penghargaan baik secara verbal maupun non verbal dan pengelolaan
kelas yang terkendali dari guru.
3) Kemampuan siswa dalam melakukan diskusi dalam kategori baik.
Pada saat berdiskusi sudah banyak siswa yang berani untuk
mengemukakan pendapat atau ide dan terfokus pada tugas yang
diberikan guru. Hal ini karena guru telah memberikan motivasi kepada
siswa agar berani untuk mengemukakan pendapat atau idenya di dalam
kelompok.
4) Siswa terlihat antusias dengan kelompok yang berbeda dari siklus I.
5) Pada pertemuan kedua pengelolaan tepat dan efisien sehingga tidak
terjadi adanya kekurangan waktu dalam guru menyampaikan materi
tentang perubahan lingkungan. Hal ini menunjukkan pengelolaan
waktu yang dilakukan oleh guru sudah baik.
6) Keberanian siswa dalam bertanya sudah meningkat. Dibuktikan pada
waktu kegiatan konfirmasi sudah ada siswa yang bertanya mengenai
materi yang belum jelas atau belum dipahami. Hal ini menunjukkan
bahwa rasa ingin tahu siswa sudah meningkat.
Dari pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa proses
pembelajaran yang dilakukan sudah menunjukkan perubahan secara
signifikan. Selain itu, pada siklus II didapatkan ketuntasan hasil belajar
siswa mencapai 73,33% dan meningkat dibandingkan ketuntasan pada
siklus I. Dengan tercapainya target ketuntasan minimal (70%) maka
penelitian dapat dihentikan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
83
C. Perbandingan Hasil Tindakan Antarsiklus
Berdasarkan hasil analisa setelah dilakukan tindakan diketahui bahwa
dengan meningkatnya keaktifan siswa pada proses pembelajaran yang
menggunakan media visual gambar melalui strategi inquiring minds want to know
maka, pemahaman konsep perubahan lingkungan siswa kelas IV SD Negeri Bobol
II juga meningkat. Peningkatan terlihat dari meningkatnya nilai rata-rata siswa
pada kondisi awal sebelum dilaksanakan tindakan dan setelah dilaksanakan
tindakan pada siklus I serta siklus II. Berdasarkan lampiran 10 (halaman 174)
Perbandingan distribusi frekuensi nilai pemahaman konsep perubahan lingkungan
siswa kelas IV pada kondisi awal, siklus I, dan siklus II dapat dilihat pada Tabel
4.7 sebagai berikut:
Tabel 4.7 Perbandingan Distribusi Frekuensi Nilai Rata-rata Pemahaman Konsep
Perubahan Lingkungan Siswa Kelas IV pada Kondisi Awal, Siklus I,
dan Siklus II
No Interval Kondisi Awal Siklus I Siklus II
Frekuensi % Frekuensi % Frekuensi %
1. 40-49 1 6,67% 1 6,67% 1 6,67%
2. 50-59 3 20% 2 13,33% 1 6,67%
3. 60-69 6 40% 4 26,67 2 13,33%
4. 70-79 3 20% 6 40% 2 13,33%
5. 80-89 2 13,33% 2 13,33% 5 33,33%
6. 90-99 0 0 0 0 3 20 %
7. 100-109 0 0 0 0 1 6,67%
Jumlah 15 100% 15 100% 15 100%
Untuk lebih jelasnya Tabel 4.7 di atas akan disajikan dalam bentuk grafik
pada Gambar 4.10 sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
84
Gambar 4.10 Grafik Perbandingan Distribusi Frekuensi Nilai Rata-rata
Pemahaman Konsep Perubahan Lingkungan Siswa Kelas IV
pada Kondisi Awal, Siklus I, dan Siklus II
Dari Tabel 4.7 diketahui perbandingan rekapitulasi nilai rata-rata, nilai
terendah dan nilai tertinggi sebagaimana dapat dilihat pada Gambar 4.11 sebagai
berikut ini.
Gambar 4.11 Grafik Perbandingan Rekapitulasi Nilai Rata-rata, Nilai Tertendah,
dan Nilai Tertinggi Siswa Pada Kondisi Awal, Siklus I, dan Siklus
II
1
3
6
3
2
0 0
1
2
4
6
2
0 0
1 1
2 2
5
3
1
0
1
2
3
4
5
6
7
Fre
kue
nsi
Interval
Kondisi Awal
Siklus I
Siklus II
40
65
81
40
67.4
83
43
80
100
0
20
40
60
80
100
120
Nilai terendah Rata-rata Nilai Tertinggi
Nila
i
Keterangan
Kondisi Awal
Siklus I
Siklus II
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
85
Dari data di atas diketahui pencapaian ketuntasan belajar siswa pada
kondisi awal, siklus I, dan siklus II. Pada kondisi awal, siswa yang belum
mencapai KKM yang ditentukan, yaitu 33,33 %. Siklus I mengalami kenaikan
menjadi 53,33 %. Sedangkan pada siklus II naik lagi mencapai 73.33 %. Data
perbandingan ketuntasan belajar siswa tersebut dapat dilihat pada Tabel 4.8
sebagai berikut:
Tabel 4.8 Perbandingan Ketuntasan Belajar Siswa pada Kondisi Awal, Siklus I,
dan Siklus II
Keterangan Kondisi Awal Siklus I Siklus II
Tuntas 5 8 11
Belum Tuntas 10 7 4
Prosentase Tuntas 33,33% 53,33% 73,33%
Dari Tabel 4.8 diatas dapat disajikan seperti pada Gambar 4.12 sebagai
berikut ini.
Gambar 4.12 Grafik Perbandingan Ketuntasan Belajar Siswa pada Kondisi Awal,
Siklus I, dan Siklus II
10
5
78
4
11
0
2
4
6
8
10
12
Belum Tuntas Tuntas
Jum
lah
Sis
wa
Keterangan
Kondisi Awal Siklus I Siklus II
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
86
Dari data pada Tabel 4.8 dapat disajikan peningkatan prosentase
ketuntasan siswa dari kondisi awal, siklus I dan siklus II. Untuk lebih jelas dapat
dilihat pada Gambar 4.13 sebagai berikut ini:
Gambar 4.13 Grafik Perbandingan Peningkatan Prosentase Ketuntasan Belajar
Siswa pada Kondisi Awal, Siklus I, dan Siklus II
Nilai tertinggi yang diperoleh pada kondisi awal mencapai 81. Hal itu
mengalami kenaikan pada siklus I menjadi 83. Pada siklus II meningkat menjadi
100. Sedangkan nilai terendah yang dicapai pada kondisi awal 40 pada siklus I
nilai yang dicapai 40, kemudian pada siklus II baru mengalami kenaikan menjadi
43. Sedangkan, nilai pemahaman konsep perubahan lingkungan rata-rata yang
diperoleh naik dari 65 pada kondisi awal menjadi 67,4 pada siklus I, dan pada
siklus II mengalami kenaikan lagi menjadi 80. Prosentase ketuntasan siswa
mengalami peningkatan sebesar 33,33% pada kondisi awal menjadi 53,33% pada
siklus I dan pada siklus II meningkat menjadi 73,33%.
Berdasarkan analisa data di atas dapat diketahui bahwa tingkat
pencapaian ketuntasan belajar pada siswa kelas IV SD Negeri Bobol II meningkat.
Peningkatan ketuntasan belajar siswa tersebut mengindikasikan bahwa
pemahaman konsep perubahan lingkungan pada siswa sudah meningkat dan
peningkatannya sudah mencapai target peneliti, yaitu siswa yang memperoleh
33.33%
53.33%
73.33%
0.00%
10.00%
20.00%
30.00%
40.00%
50.00%
60.00%
70.00%
80.00%
Kondisi Awal Siklus I Siklus II
Pro
sen
tase
Ketuntasan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
87
nilai 70 sebanyak 70% dari 15 siswa yang ada. Peningkatan pemahaman konsep
perubahan lingkungan pada siswa tersebut tentu saja dikarenakan adanya
partisipasi aktif dari siswa dalam kegiatan pembelajaran, dalam bertanya,
menjawab pertanyaan, maupun mengikuti kegiatan praktikum serta terlibat dalam
penggunaan media visual (gambar). Dengan demikian adanya peningkatan
pemahaman konsep perubahan lingkungan pada siswa kelas IV Sekolah Dasar
Negeri Bobol II yang ditandai dengan meningkatnya nilai tes yang dicapai oleh
siswa memberikan bukti bahwa pelaksanaan Penelitian Tindakan kelas ini telah
berhasil dan diakhiri pada siklus kedua.
D. Pembahasan Hasil Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah dan tujuan penelitian, yaitu
meningkatkan pemahaman konsep perubahan lingkungan dengan media visual
melalui strategi inquiring minds want to know maka, pelaksanaan tindakan pada
pembelajaran dengan strategi dan media tersebut diharapkan dapat membawa
perubahan pada proses pembelajaran IPA di kelas IV SDN Bobol II Bojonegoro
tahun 2012 untuk kegiatan belajar mengajar selanjutnya.
Berdasarkan hasil analisis data, dilihat bahwa terdapat peningkatan
pemahaman konsep perubahan lingkungan siswa dalam kegiatan pembelajaran
dengan penggunaan media visual melalui strategi inquiring minds want to know.
Peningkatan terlihat dari nilai rata-rata siswa pada standar kompetensi Memahami
perubahan lingkungan fisik dan pengaruhnya terhadap daratan yang diperoleh
siswa pada kondisi awal sebelum tindakan dan setelah tindakan pada siklus I serta
siklus II.
Dari data sebelum tindakan, siklus I dan siklus II dapat diketahui bahwa
setiap siklus mengalami peningkatan baik peningkatan pemahaman konsep
perubahan lingkungan, peningkatan kegiatan siswa dan kegiatan guru yang akan
dibahas pada masing-masing tindakan dari pratindakan sampai siklus II sebagai
berikut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
88
1. Peningkatan Pemahaman Konsep Perubahan Lingkungan Siswa
Media visual melalui strategi inquiring minds want to know yang
diterapkan dalam kelas IV SD Negeri Bobol II mampu menjadikan siswa lebih
mudah memahami materi yang disampaikan oleh guru. Dalam proses
pembelajaran yang menggunakan media dan strategi ini siswa diharuskan lebih
aktif menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diberikan guru, serta mampu
meningkatkan rasa ingin tahu mereka dengan pertanyaan tersebut. Selain itu
diharapkan mereka berani bertanya, sehingga mereka lebih termotivasi dalam
mengikuti proses pembelajaran. Dengan penerapan media dan strategi ini siswa
menjadi lebih aktif dalam kegiatan belajar mengajar. Berbeda dengan
pembelajaran sebelumnya dimana guru menggunakan hanya menggunakan
metode ceramah dan pemberian tugas, serta belum menggunakan media dalam
penyajian materi. Siswa hanya mendengarkan penjelasan guru, mencatat materi
dan mengerjakan tugas jika diberi oleh guru.
Berdasarkan data yang diperoleh peneliti terlihat bahwa jumlah siswa
yang mencapai nilai KKM sebelum penerapan media visual melalui strategi
inquiring minds want to know hanya 33,33% dari 15 siswa, jumlah itu masih
jauh dari target siswa yang tuntas KKM yaitu 70%. Masih rendahnya
ketuntasan siswa disebabkan siswa kurang motivasi, kurang memiliki rasa
ingin tahu terhadap materi yang diajarkan serta kurang memahami sepenuhnya
materi yang diberikan oleh guru dan siswa kurang antusias dalam mengikuti
kegiatan belajar mengajar.
Media visual melalui strategi inquiring minds want to know yang
disajikan dalam kegiatan belajar mengajar dapat meningkatkan hasil belajar
siswa. Hal ini terbukti pada siklus I jumlah siswa yang mencapai nilai KKM
adalah 53,33% dari 15 siswa, terjadi peningkatan jumlah siswa yang mencapai
KKM dari sebelum adanya penerapan media visual melalui strategi inquiring
minds want to know yaitu sebesar 20%. Ini menunjukkan bahwa siswa lebih
memahami materi pelajaran saat guru menerapkan media visual melalui
strategi inquiring minds want to know.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
89
Pada siklus II jumlah siswa yang mencapai ketuntasan nilai KKM
sebanyak 73,33% dari 15 siswa. Setelah melaksanakan siklus II terjadi
peningkatan dari siklus I ke siklus II jumlah siswa yang mencapai ketuntasan
nilai KKM sebesar 20%. Dalam siklus II pemahaman konsep perubahan
lingkungan siswa sudah meningkat jumlah siswa yang mencapai nilai KKM
dalam siklus II lebih banyak dari pada siklus I. Pada siklus II masih terdapat 4
siswa atau sekitar 26,67% yang belum mencapai ketuntasan nilai KKM. Hal
tersebut disebabkan karena salah satu siswa tersebut merupakan anak
berkebutuhan khusus kategori lambat belajar. Siswa tersebut merupakan siswa
yang tinggal kelas. Sedangkan tiga siswa lainnya di antara siswa yang tidak
mencapai ketuntasan tersebut merupakan siswa yang mengalami kesulitan
dalam belajar.
Dari penelitian yang dilakukan oleh peneliti bahwa penerapan media
visual melalui strategi inquiring minds want to know sangat cocok untuk
diterapkan dalam kegiatan belajar mengajar IPA materi perubahan lingkungan
sebab dalam pembelajaran IPA bertujuan untuk meningkatkan rasa ingin tahu
siswa dengan strategi inquiring minds want to know rasa ingin tahu siswa dapat
ditingkatkan dengan lebih optimal. Selain itu penggunaan media visual gambar
juga dapat menarik perhatian siswa serta memperjelas penyajian materi.
Media visual melalui strategi inquiring minds want to know memiliki
dampak positif terhadap kegiatan belajar-mengajar. Hal ini terbukti bahwa
adanya peningkatan jumlah siswa yang mencapai nilai KKM.
Adapun temuan yang muncul selama kegiatan belajar mengajar yang
dilakukan dengan penerapan media visual melalui strategi inquiring minds
want to know antara lain:
a. Sebelum diterapkannya media visual melalui strategi inquiring minds want
to know dalam kegiatan belajar mengajar di kelas didominasi dengan
kegiatan mendengarkan, memperhatikan penjelasan guru, mencatat materi
yang penting dan melaksanakan tugas.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
90
b. Setelah diterapkan media visual melalui strategi inquiring minds want to
know antusias serta rasa ingin tahu siswa dalam mengikuti pelajaran terus
mengalami peningkatan.
c. Kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan media visual melalui
strategi inquiring minds want to know dapat meningkatkan pemahaman
konsep perubahan lingkungan siswa. Pencapaian belajar siswa dengan rata-
rata diatas tujuh menunjukkan secara umum siswa telah memahami materi
yang disajikan dengan baik melalui KBM dengan menggunakan media
visual melalui strategi inquiring minds want to know.
2. Peningkatan Kegiatan Siswa
Berdasarkan hasil observasi selama pembelajaran IPA materi
perubahan lingkungan dengan penerapan media visual melalui strategi
inquiring minds want to know berlangsung, diperoleh data keaktifan siswa
mengalami peningkatan. Keaktifan siswa terus meningkat dari tiap siklus ini
terbukti dengan semakin banyak siswa yang mulai berani bertanya kepada guru
selama kegiatan belajar mengajar.
Pada siklus I dilaksanakan pembelajaran dengan penerapan media
visual melalui strategi inquiring minds want to know keaktifan siswa semula
mendapat nilai 21. Dan pada siklus II keaktifan siswa mendapat nilai 26. Atau
dengan kata lain keaktifan siswa meningkat dari siklus 1 sampai siklus II.
Berdasarkan lampiran 13 (halaman 179) dan lampiran 14 (halaman 182) dapat
dibuat tabel perbandingan keaktifan siswa pada Tabel 4.9 dibawah ini :
Tabel 4.9. Perbandingan Keaktifan Siswa pada Siklus I dan Siklus II
No Kategori
Skor
Siklus I Siklus II
1 Sangat baik 15
2 Baik 14 8
3 Kurang 7 3
4 Sangat Kurang
Jumlah 21 26
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
91
Berdasarkan Tabel 4.9 di atas dapat dibuat grafik peningkatan
keaktifan siswa dalam pembelajaran pada Gambar 4.14 dibawah ini :
Gambar 4.14. Grafik Perbandingan Keaktifan Siswa pada Siklus I dan
Siklus II
3. Peningkatan Kegiatan Guru
Dari observasi selama pembelajaran IPA materi perubahan lingkungan
siswa dengan penerapan media visual melalui strategi inquiring minds want to
know siswa kelas IV SDN Bobol II berlangsung, diperoleh data kegiatan guru
mengalami peningkatan. Pada siklus I dilaksanakan pembelajaran dengan
menerapkan media visual melalui strategi inquiring minds want to know siswa
kelas IV SDN Bobol II kegiatan guru semula mendapat nilai 3,5. Dan pada
siklus II kegiatan guru mendapat nilai 3,7. Atau dengan kata lain kegiatan guru
meningkat dari siklus 1 sampai siklus 2. Berdasarkan lampiran 15 (halaman
185) dan lampiran 16 (halaman 188) dapat dibuat tabel perbandingan kegiatan
guru pada Tabel 4.10 dibawah ini :
21
26
0
5
10
15
20
25
30
Siklus I Siklus II
Sko
r
Siklus
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
92
Tabel 4.10. Perbandingan Kegiatan Guru pada Siklus I dan Siklus II
No Kategori
Skor
Siklus I Siklus II
1 Sangat baik 2,1 2,8
2 Baik 1,4 0,9
3 Kurang
4 Sangat Kurang
Jumlah 3,5 3,7
Berdasarkan Tabel 4.10 di atas dapat dibuat grafik peningkatan
kegiatan guru dalam pembelajaran pada Gambar 4.15 dibawah ini :
Gambar 4.14 Grafik Perbandingan Kegiatan Guru pada Siklus I dan Siklus
II
Dari analisis data dan observasi selama pembelajaran IPA materi
perubahan lingkungan, secara umum menunjukan perubahan yang
signifikan. Guru telah berhasil menerapkan media visual melalui strategi
inquiring minds want to know untuk meningkatkan pemahaman konsep
perubahan lingkungan siswa kelas IV SDN Bobol II.
3.5
3.7
3.4
3.45
3.5
3.55
3.6
3.65
3.7
3.75
Siklus I Siklus II
Sko
r
Siklus
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
93
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilakukan dengan
menggunakan media visual melalui strategi inquiring minds want to know yang
berlangsung dalam dua siklus ini dapat disimpulkan bahwa: penggunaan media
visual melalui strategi inquiring minds want to know dapat meningkatkan
pemahaman konsep perubahan lingkungan siswa kelas IV SD Negeri Bobol II
Bojonegoro. Hal ini dapat dibuktikan dari nilai pemahaman konsep perubahan
lingkungan per siklus. Pada kondisi awal nilai rata-rata siswa 65 dengan
prosentasi ketuntasan sebesar 33,33%, pada siklus 2 mengalami kenaikan menjadi
67,4 dengan prosentasi ketuntasan sebesar 53,33%, dan pada siklus 3 naik lagi
menjadi 80 dengan prosentasi ketuntasan sebesar 73,33%. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa penggunaan media visual melalui strategi inquiring minds
want to know dapat meningkatkan pemahaman konsep perubahan lingkungan
siswa kelas IV SD Negeri Bobol II Bojonegoro.
B. Implikasi
1. Implikasi Teoritis
Hasil penelitian disimpulkan bahwa penggunaan media visual melalui
strategi inquiring minds want to know dapat meningkatkan pemahaman konsep
perubahan lingkungan siswa kelas IV SD Negeri Bobol II Bojonegoro. Hal ini
menunjukkan bahwa secara teoritis hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai
salah satu acuan untuk menggunakan media visual melalui strategi inquiring
minds want to know dalam pembelajaran IPA dalam pokok bahasan perubahan
lingkungan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
94
2. Implikasi Praktis
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan bagi guru dan
calon guru dalam upaya meningkatkan pemahaman konsep perubahan
lingkungan siswa dan kualitas pembelajaran dengan memperhatikan faktor-
faktor yang mempengaruhi pembelajaran yaitu penggunaan metode, model dan
media pembelajaran yang sesuai, efektif, dan efisien.
C. Saran
Berdasarkan hasil penelitian, maka ada beberapa saran yang perlu
dipertimbangkan dan sebagai bahan uraian penutup skripsi ini, antara lain:
1. Bagi Guru
a. Guru hendaknya membuka wawasan tentang perkembangan media visual
serta strategi inquiring minds want to know dalam pembelajaran. Sehingga
dapat mengoptimalkan penggunaan media visual serta strategi inquiring
minds want to know dalam pembelajaran untuk meningkatkan pemahaman
konsep perubahan lingkungan siswa.
b. Guru diharapkan mampu meningkatkan rasa ingin tahu siswa dengan
menerapkan strategi inquiring minds want to know sesuai dengan materi
yang diajarkan.
c. Selain itu guru juga perlu meningkatkan keaktifan dan motivasi siswa dalam
pembelajaran. Sesuai dengan tujuan penelitian, yaitu meningkatkan
pemahaman konsep perubahan lingkungan siswa, disarankan guru
menggunakan media visual melalui strategi inquiring minds want to know
dalam proses pembelajaran.
2. Bagi Siswa
a. Siswa hendaknya berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran seperti, aktif
bertanya maupun menjawab pertanyaan yang diberikan guru.
b. Dalam belajar janganlah sekedar menghafalkan tetapi cobalah untuk
memahami suatu konsep tertentu.
c. Siswa dapat mengaplikasikan hasil belajarnya ke dalam kehidupan sehari-
hari. Dengan demikian, siswa dapat memperoleh hasil belajar yang optimal.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
95
3. Bagi Sekolah
Sekolah hendaknya dalam hal ini kepala sekolah senantiasa
menyarankan kepada guru untuk menggunakan media visual melalui strategi
inquiring minds want to know yang tepat sesuai materi yang diajarkan.
Sehingga dapat menunjang penanaman konsep-konsep dari abstrak menjadi
nyata, meningkatkan rasa ingin tahu siswa, meningkatkan keaktifan serta
motivasi siswa dalam belajar. Pada akhirnya juga akan meningkatkan suatu
pembelajaran yang berkualitas.
4. Bagi Peneliti Lain
Peneliti yang hendak mengkaji permasalahan yang sama hendaknya
lebih cermat dan lebih mengupayakan pengkajian teori-teori yang berkaitan
dengan pembelajaran menggunakan media visual melalui strategi inquiring
minds want to know guna melengkapi kekurangan yang ada serta sebagai salah
satu alternatif dalam meningkatkan pemahaman konsep perubahan lingkungan
siswa yang belum tercakup dalam penelitian ini agar diperoleh hasil yang lebih
baik.