digital skills for the future - ised

12
Digital Skills for the Future White Paper By: G. Riyan Aditya, Umi Fitria Ridya Rahmawaty, Julie Trisnadewani

Upload: others

Post on 19-Nov-2021

14 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Digital Skills for the Future - ISED

Digital Skills for the Future

White Paper

By: G. Riyan Aditya, Umi Fitria Ridya

Rahmawaty, Julie Trisnadewani

Page 2: Digital Skills for the Future - ISED

2

Pengantar

Laporan ini disusun oleh tim dari institute of Social Economic Digital (ISED)

berdasarkan “Webinar ISED Series #11: Digital Skills for the Future” yang

diselenggarakan pada Kamis, 18 Maret 2021 secara online. Materi ini

disusun oleh G. Riyan Aditya, Umi Fitria Ridya Rahmawaty dan Julie

Trisnadewani berdasarkan hasil diskusi dengan narasumber berikut:

1. Dr. (H.C) Ir. H. Suharso Monoarfa

Menteri PPN/Kepala Bappenas

2. Genevieve Lim

Engagement Manager

Alphabeta Singapore

3. Fahrurozi, S.H., M.A.

Direktur Bina Produktivitas Kementerian Ketenagakerjaan

4. Gati Wibawaningsih, M.A.

Direktur Jenderal IKMA

Kementerian Perindustrian

5. Cipto Adiguno

President Asosiasi Game Indonesia (AGI)

6. Alita F. Harsaningtyas

Owner Risum

7. Riza Fahmi

Co-Founder & Chief Evangelist Hacktive8

8. Permata Nur M.R., Ph.D

Dewan Pakar ISED/ Kaprodi Engineering Universitas Prasetiya Mulya

Page 3: Digital Skills for the Future - ISED

3

Daftar Isi:

Visi Indonesia Maju 2045

Ringkasan Eksekutif

Peluang Keterampilan Ekonomi

Digital Bagi Indonesia

Pelatihan dan Upaya Peningkatan

Digital Skills di Masyarakat

04

05

06

10

Penguatan Industri Digital

Bagi Industri Kecil Menengah08

Membangun Kualitas SDM

Melalui Vokasi09

Rekomendasi 11

Page 4: Digital Skills for the Future - ISED

4

Ringkasan Eksekutif

Era pandemi memunculkan sejumlah ketidakpastian ekonomi dan

prospek pasar tenaga kerja di masa depan. Perekonomian global

diperkirakan mengalami kontraksi sebesar 4 persen pada 2020 akibat

menurunnya permintaan dunia sebagai imbas dari kebijakan lockdown dan

pembatasan sosial yang diterapkan di hampir seluruh negara di dunia.

Perekonomian Indonesia sendiri mengalami kontraksi sebesar 2,07 persen

sebagai imbas dari pandemi.

Kombinasi otomatisasi dan Covid-19 menciptakan double

disruption bagi sebagian besar tenaga kerja (WEF, 2020). Perubahan

demografi, inovasi dan teknologi menggeser model bisnis dan sifat

pekerjaan — secara signifikan mengubah keterampilan yang diminta oleh

pasar tenaga kerja. Peran pekerjaan juga berubah, sehingga interaksi

manusia dan teknologi menjadi penting di masa depan. Diperkirakan tahun

2025 akan ada 97 juta peran pekerjaan baru yang disesuaikan dengan

pembagian kerja antara manusia, mesin dan algoritma (WEF, 2020) [1].

Kesenjangan keterampilan (skills mismatches) khususnya

keterampilan digital masih menjadi tantangan besar sehingga dibutuhkan

reskilling dan upskilling para pekerja hampir di seluruh sektor industri.

Sistem pendidikan dan pelatihan di Indonesia juga perlu menyesuaikan

dengan perubahan pola dan permintaan tenaga kerja serta membuka akses

pelatihan dan pengembangan keterampilan seluas-luasnya untuk semua

lapisan masyarakat. Diantaranya, kebutuhan keterampilan digital (software,

aplikasi online, Machine Learning, Big Data dsb) penting untuk ditingkatkan

bagi tenaga kerja di masa depan. Berdasarkan proyeksi AlphaBeta (2021),

keterampilan digital di Indonesia berpotensi memberikan kontribusi PDB

sebesar Rp 4.434 T pada tahun 2030 (setara dengan 16% PDB). Sehingga

perlu adanya kerjasama antar pemangku kepentingan yaitu para pembuat

kebijakan, pelaku usaha, industri besar maupun kecil, lembaga pendidikan

serta berbagai elemen masyarakat agar potensi ekonomi ini dapat

terealisasi.

Page 5: Digital Skills for the Future - ISED

5

Visi Indonesia Maju 2045

Transformasi digital merupakan salah satu bagian dari

transformasi ekonomi sesuai arahan Presiden Joko Widodo. Memanfaatkan

ekonomi digital sangat penting untuk Indonesia, dimana pada tahun 2025,

ekonomi digital Indonesia diperkirakan sebanyak USD $155 Miliar dan

berkontribusi sekitar 9,5% ke PDB Indonesia. Selain itu, pemanfaatan

digitalisasi akan berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia

untuk setiap tahun. Riset juga sudah menunjukkan ada korelasi kuat antara

PDB per kapita dengan Indeks pembangunan ekosistem digital [2].

Bappenas berencana untuk membantu transformasi digital lewat 3

strategi: (1) Penuntasan infrastruktur Teknologi Informasi dan Komunikasi

(TIK), (2) Pemanfaatan infrastruktur TIK, dan (3) Pendukung transformasi

digital [3].

Transformasi digital ini diharapkan membawa beberapa

keuntungan bagi Indonesia seperti [2]: penghematan biaya operasi dan

pemeliharaan data centre dan aplikasi, meningkatkan nilai ekspor industri

pengolahan, penghematan dari Smart City, pengurangan limbah dari Smart

Factory, peningkatan inklusi keuangan, dan penciptaan lapangan kerja baru

akibat transformasi digital.

Page 6: Digital Skills for the Future - ISED

6

Peluang Keterampilan Ekonomi

Digital Bagi IndonesiaRiset dari AlphaBeta Singapore mencoba

memprediksi peluang ekonomi yang muncul dari

pemanfaatan keterampilan digital di Indonesia [4].

Saat ini, keterampilan digital telah berkontribusi sekitar

6% (Rp 908T) PDB Indonesia di tahun 2019.

Kontribusi ini dibagi dari 3 sektor: (1) pekerja di sektor

teknologi, (2) pekerja digital di sektor non-teknologi

dan (3) pekerja non-digital di sektor non-teknologi.

Menariknya, ¾ dari kontribusi ekonomi ini, ternyata

berasal dari sektor non-teknologi seperti produksi.

Menurut estimasi AlphaBeta, berdasarkan tingkat pertumbuhan

tren akhir-akhir ini, nilai keterampilan digital di Indonesia akan tumbuh

menjadi Rp 1,965T pada tahun 2030, atau sekitar 7% dari PDB Indonesia

pada tahun 2030. Tetapi, dengan skenario peningkatan yang dipercepat,

nilai keterampilan digital di Indonesia dapat tumbuh menjadi Rp 4,434T atau

sekitar 16% dari PDB Indonesia pada tahun 2030.

Page 7: Digital Skills for the Future - ISED

7

AlphaBeta merekomendasikan tiga hal yang dapat dilakukan

untuk memaksimalkan potensi ekonomi Indonesia di masa depan. Tiga hal

ini juga berdasarkan pengalaman dari negara lain yang sudah dianggap

sukses mengadopsi tindakan tersebut dengan baik.

Icons: [5], [6], [7]

Membekali SDM saat ini dengan kemampuan digital

Kemenperin sudah melakukan program E-smart IKM.

Dapat ditingkatkan dengan mencontoh program “Digilyft

Kickstart” dari Swedia.

Menyiapkan generasi pekerja berikutnya

Kominfo membantu melalui program Digital Talent

Scholarship Online Academy. Dapat ditingkatkan dengan

mengadopsi sistem “belajar berbasis fenomena” dari

Finlandia.

Memperluas akses digital untuk semua

Kemendikbud memiliki program Open Distance Learning

untuk meningkatkan akses pendidikan ke seluruh

Indonesia. Dapat ditingkatkan dengan mencontoh

program “Future Digital Inclusion” dari Inggris.

Hasi riset dari AlphaBeta ini dapat diakses di halaman ini.

Page 8: Digital Skills for the Future - ISED

8

Penguatan Industri Digital Bagi

Industri Kecil Menengah

Image: [8], [9], [11]

Pemanfaatan teknologi digital bagi Industri Kecil dan Menengah

(IKM) masih cukup terbatas di Indonesia. Beberapa kendala yang di alami

para IKM antara lain: (1) Keterbatasannya kemampuan SDM untuk

mengoperasikan teknologi digital, (2) Akses teknologi digital masih terbatas

dan (3) Investasi dalam bidang teknologi masih terbatas. Pemerintah

mengharapkan adopsi teknologi digital ini dapat membantu parak IKM untuk

meningkatkan kualitas dan kuantitas dagangan.

Kementerian Perindustrian telah mencoba

membantu para IKM ini lewat program Smart IKM dan

program Startup4Industry. Anggota Smart IKM sudah

dihimbau untuk meningkatkan produktivitas mereka

dengan mengadopsi berbagai sistem teknologi digital,

seperti Internet of Things, Data Analytics dan

Augmented Reality.

Program Startup4Industry bertujuan untuk membentuk ekosistem

inovasi berbasis teknologi untuk menjembatani kebutuhan industri dengan

penyedia teknologi dalam negeri. Para startup juga dihimbau untuk menjadi

penyedia teknologi dan problem solver bagi IKM. Program ini juga untuk

mendorong penggunaan teknologi buatan Indonesia.

Salah satu Startup yang dibina

program ini adalah Simonkori (sistem

monitoring kontrol irigasi) [10], di mana

teknologi Internet of Things seperti

sensor digunakan untuk memudahkan

pengelolaan kebun hidroponik.

Page 9: Digital Skills for the Future - ISED

9

Membangun Kualitas SDM Melalui

VokasiKementerian Tenaga Kerja (Kemenaker) mengestimasi ada 199

juta pekerja di Indonesia. Pembangunan ketenagakerjaan di Indonesia

tentunya mengalami beberapa tantangan dalam menghadapi digitalisasi.

Kemampuan digital SDM kita cukup rendah, di mana 56% mempunyai

pendidikan SMP ke bawah [12]. Secara nasional, digital competitiveness

index Indonesia berada di peringkat 56 dari 63 negara [13]. Belum lagi

mengingat jika sekitar 23 juta pekerja di Indonesia akan rentan digeser oleh

otomatisasi [14].

Image: [15], Icons: [16] – [18]

Dua hal yang ditargetkan di sini adalah penciptaan ekosistem

ketenagakerjaan yang kondusif (nyaman bagi pengusaha dan tenaga kerja)

dan perlindungan kepada tenaga kerja (melalui skill development fund).

Salah satu program pelatihan yang sedang dilakukan Kemnaker adalah

melalui skema kartu prakerja. Pelatihan vokasi ini dilaksanakan melalui

program triple skilling:

Pemerintah Indonesia berfokus untuk

mengembangkan SDM melalui Pelatihan

Vokasi. Negara kita berpeluang untuk

mendapatkan bonus demografi di mana

tenaga kerja kita sampai pada tahun 2030

akan didominasi oleh pekerja dalam usia

produktif.

Skilling

Untuk fresh graduate,

pembekalan skill untuk

pencari kerja

Up-Skilling

Untuk pencari kerja,

peningkatan

kompetensi dan

peningkatan karir

Re-Skilling

Untuk pekerja yang ter-PHK,

pembekalan skill baru untuk

alih profesi

Page 10: Digital Skills for the Future - ISED

10

Pelatihan dan Upaya Peningkatan

Digital Skills di MasyarakatDigital Skills sedang disiapkan di Indonesia secara akademis.

Pada tahun 2020, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim

menerapkan kebijakan Kampus Merdeka [19]. Salah satu pelaksanaan

kurikulum ini adalah penerapan program magang di perusahaan yang

sekarang bisa 1 tahun, untuk memastikan para lulusan baru mempunyai

keterampilan digital yang diperlukan di industri. Selain itu banyak dosen

yang dianjurkan untuk mengambil sertifikasi profesional dari industri, yang

diharapkan pengetahuan ini dibagi kepada mahasiswa, sehingga mahasiswa

sudah siap kerja ketika mereka lulus dengan mempunyai kemampuan

memakai teknologi yang saat ini sedang dipakai di industri.

Namun demikian, pelatihan dari universitas kadang masih kurang

mencukupi. Terdapat sedikit kesenjangan antara lulusan dari kampus dan

teknologi industri, yang mengakibatkan tidak semua lulusan dapat langsung

diserap oleh industri. Salah satu tantangannya adalah perkembangan

teknologi yang sangat cepat, dimana hal yang dipelajari di kampus, kadang

sudah tertinggal di lingkup industri. Organisasi seperti Hactiv8 berusaha

untuk melengkapinya dengan menambah re-skilling dan up-skilling agar

para pekerja dapat bersaing di dunia teknologi.

Pelaku bisnis pun sadar bahwa pemakaian teknologi digital dapat

menjadi sarana untuk menjaring konsumen, termasuk untuk menjangkau

pasar secara online, juga untuk memberikan informasi tentang produk yang

mereka jual. Proses teknis yang awalnya tak mudah bagi para pelaku bisnis

tersebut disiasati dengan cara berkolaborasi dan membangun sebuah tim

untuk menjalankan hal yang lebih kompleks seperti pembuatan website atau

iklan digital.

Selain itu ada hal lain yang perlu diperhatikan seperti User

Experience, di mana para pengguna dapat mengerti cara menggunakan

aplikasi tersebut secara intuitif. Hal ini sangat penting, terutama dalam

proses digitalisasi yang telah membuat banyak pengguna baru memakai

berbagai macam aplikasi digital dalam kehidupan sehari-hari.

Page 11: Digital Skills for the Future - ISED

11

Rekomendasi

Reformasi Sistem Pendidikan

Diperlukan strategi yang berorientasi pada pengembangan

keterampilan. Seperti memasukan penilaian keterampilan

digital dalam kurikulum dan mengintegrasikan keterampilan

digital ke dalam ruang kelas ataupun dalam kegiatan

ekstrakulikuler. Selain itu, keterampilan non-teknis atau

soft skill juga perlu dimasukkan ke dalam sistem

pendidikan seperti pemikiran analitis, pemecah

permasalahan, dan kreativitas.

Kolaborasi Multi-Stakeholders

Ketidaksesuaian keterampilan di pasar tenaga kerja

membuat transisi dari pendidikan ke tempat kerja

menjadi tidak mudah. Perlunya kolaborasi dengan

melibatkan industri dalam menyusun standar

kompetensi pada sistem pendidikan dan pelatihan

vokasi agar sesuai dengan kebutuhan pasar tenaga

kerja. Selain itu Menurut ILO (2020), pembelajaran

berbasis kerja (magang/intern) masih sangat

dibutuhkan karena mengajarkan keterampilan teknis

maupun non-teknis [20].

Image: Icons: [21] – [22]

Pada akhirnya, dengan ekonomi digital yang terus berkembang pesat,

dunia kerja harus menyesuaikan perubahan yang ada. Di sektor pendidikan

diperlukan kerangka kompetensi yang sesuai kebutuhan keterampilan di

masa depan serta bagi industri pelatihan, kursus serta pelatihan vokasi

perlu metode yang pembelajaran yang fleksibel sesuai dengan kecepatan

perkembangan ekonomi digital.

Page 12: Digital Skills for the Future - ISED

12

References

Cover page: https://www.pexels.com/ by fauxels.

[1] Worl Economic Forum (2020), Recession and Automation Changes Our Future of Work,

But There are Jobs Coming, Report Says.

[2] Katz & Callorda (2018), The economic contribution of broadband, digitization and ICT

regulation, International Telecommunication Union.

[3] Bappenas (2021), Keynote Speech: Digital Skills for the Future, Mewujudkan Visi

Indonesia Maju 2045 melalui Peningkatan Keterampilan Digital. Presentasi untuk ISED

SERIES #11.

[4] AlphaBeta (2021), Skills for the Future: Capturing the Economic Opportunity of Digital

Skills in Indonesia.

[5] https://thenounproject.com/ by Gan Khoon Lay.

[6] https://thenounproject.com/ by Hea Poh Lin.

[7] https://thenounproject.com/ by Icons Producer.

[8] http://esmartikm.id/

[9] https://www.startup4industry.id/

[10] https://www.simonkori.com/#

[11] https://relifline.wordpress.com/2019/01/21/simonkori-hydroponic-monitoring-and-control-

system-startup/

[12] Kemanker (2021), Digital Skills for the Future, Mewujudkan Visi Indonesia Maju 2045

melalui Peningkatan Keterampilan Digital. Presentasi untuk ISED SERIES #11.

[13] Institute for Management Development (2020), IMD World Digital Competitiveness

Ranking 2020.

[14] McKinsey & Company (2019), Otomasi dan Masa Depan Pekerjaan di Indonesia.

[15] https://www.pexels.com/ by Agung Pandit.

[16] https://www.flaticon.com/ by Freepik

[17] https://www.flaticon.com/ by Freepik

[18] https://www.flaticon.com/ by Freepik

[19] https://kampusmerdeka.kemdikbud.go.id/

[20] International Labour Organization (ILO). 2020. Kurangnya keterampilan

dan migrasi tenaga kerja pada bidang informasi dan teknologi komunikasi di Kanada

Tiongkok, Jerman, India, Indonesia, Singapura dan Thailand

[21 ] https://thenounproject.com/ by Sumit Saengthong

[22] https://thenounproject.com/ by By Tom Ingebresten