diktat tpk

Upload: syahrudi

Post on 12-Jul-2015

391 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

BAB IPENTINGNYA PERANAN PENGAMBILAN KEPUTUSANA. PENDAHULUAN Administrasi (termasuk di dalamnya Administrasi Negara)pada hakekatnya adalah proses pengambilan keputusan. Wewenang yang ada di dalamnya pada hakekatnya adalah tanggung jawab untuk pengambilan keputusan, serta menjamin agar keputusan-keputusan yang telah di buat itu dapat di laksanakan. Di dalam setiap organisasi baik organisasi besar maupun kecil dapat saja terjadi perubahan-perubahan kondisi, pergeseran personalia, timbul pertentangan-pertentangan, terjadi kesalahan-kesalahan yang perlu di betulkan dan muncul hal yang tidak terduga sama sekali sebelumnya. Menghadapi perkembangan atau hal/masalah semacam itu memerlukan pengambilan keputusan yang cepat dan tepat. Setiap keputusan haruslah diikuti dengan pelaksanaan dan orang yang membuat keputusan itulah yang pertama-tama bertanggung jawab. Meskipun demikian setiap keputusan hendaknya di usahakan agar pelaksanaannya jangan sampai mengunakan kekerasan ( fisik ) kalau tidak terpaksa sekali. Copeland mengatakan : For each decision action must be taken and the primary responsibility for making sure that action is taken rest on whoever makes the decision. Action is induced however, not by the exercise of physical force, not by the threat of coporal punishment, not even by a threat of any kind except under extreme circumstances. Action is induced rather by leadership.Setiap keputusan harus dilaksanakan dan di pertanggung jawabkan oleh pengambil keputusan itu. Tetapi pelaksanaan keputusan itu tadak terletek pada kekuatan fisik dan bukan berdasarkan ancaman hukuman, bahkan bukan berdsarkan ancaman lainnya apapun, kecuali dalam keadaan luar biasa atau terpaksa. Pelaksanaan keputusan lebih di tekankan pada sifat kepemimpinan dari orang yang mengambil keputusan.

SYAHRUDI,SE EDISI IV

1

Sebagaimana di katakana di atas, Administrasi Negara pun pada hakekatnya adalah proses pengambilan keputusan yang di lakukan oleh Negara. Pendukung teori ini antara lain tokohnya adalah Simon, March, Russell Eckoff, Jay Forester, Starr dan Kenneth Boulding. Selanjutnya apa yang dimaksud, bahwa administrasi adalah proses pengambilan keputusan itu ialah bahwa keputusan merupakan salah satu inti dari administrasi. Secara lebih terinci inti administrasi itu bertingkat sebagai berikut :

Administrasi Manajemen Kepemimpinan (Leadership) Pengambilan Keputusan Hubungan Kerja kemanusian

Hubungan kerja kemanusiaan ( Human relations ) disini di artikan sebagai keseimbangan antara desiplin dan kepatuhan institusional dengan perlakuan manusiawi oleh pimpinan terhadap bawahannya. B. DEFINISI PENGAMBILAN KEPUTUSAN Sebelum mulai dengan mengemukakan definisi pengambilan keputusan, kiranya perlu disampaikan lebih dahulu tentang apa pengertian keputusan itu. Menurut Davis keputusan adalah : hasil pemecahan masalah yang di hadapinya dengan tegas

SYAHRUDI,SE EDISI IV

2

Menurut Mary Follet keputusan adalah : ikut dalam Hukum situasi apabila semua fakta dari suatu situasi sudah di ketemukan dan memenuhi syarat maka semua orang yang bersangkutan baik para super visor maupun para pelaksananya harus tunduk pada hukum itu yakni menaati keputusan yang telah di tetapkan Pengambilan Keputusan adalah : Tindakan pimpinan untuk memecahkan masalah yang di hadapi dalam organisasi yang di pimpinnya dengan melalui pemilihan satu diantara alternatif-alternatif yang dimungkinkan Secara populer dapat dikatakan bahwa pengambilan atau membuat keputusan berarti memilih satu diantara sekian banyak alternatif. Pada umumnya suatu keputusan dibuat dalam rangka untuk memecahkan permasalahan atau persoalan ( problem solving ), setiap keputusan yang dibuat pasti ada tujuannya yang akan dicapai. Hampir setiap hari, bahkan setiap saat selalu ada keputusan yang dibuat misalnya di rumah tangga, di kantor atau di dalam organisasi (departemen dan instansi pemerintah, perusahaan, perguruan tinggi ) atau di dalam masyarakat di mana kita bergaul. Keputusan di buat oleh individu, negara dengan satu tujuan atau lebih yang hendak di capai. Beberapa keputusan bisa berulang kali di buat secara rutin dan dalam bentuk persoalan yang sama sehingga mudah di lakukan. Keputusan-keputusan semacam ini dapat di tempuh secara efektif dengan mengikuti peraturan-peraturan atau pola-pola yang telah dikukuhkan dalam bentuk JUK-LAK (petunjuk pelaksanaan) yang di susun berdasarkan pengalaman sebelumnya. Misalnya penyusunan anggaran setiap tahun yang dilakukan SYAHRUDI,SE EDISI IV 3

perusahaan, pemilihan media advertensi, pengaturan belanja sehari-hari oleh ibu rumah tangga, pengolahan serta data hasil penelitian dengan menggunakan computers package program yang sudah tersedia. Inti dari pengambilan keputusan ialah terletak dalam perumusan berbagai alternatif tindakan sesuai dengan yang sedang dalam perhatian dan dalam pemilihan alternatif yang tepat setelah suatu evaluasi (penilaian) mengenai efektivitasnya dalam mencapai tujuan yang dikehendaki pengambil keputusan. Salah satu komponen yang terpenting dari proses pembuatan keputusan ialah kegiatan pengumpulan informasi dari mana suatu apresiasi mengenai situasi keputusan dapat di buat. Apabila informasi yang cukup dapat dikumpulkan guna memperoleh suatu spesifikasi yang lengkap dari semua alternatif dan tingkat keefektivannya dalam situasi yang sedang menjadi perhatian proses pembuatan atau pengambilan keputusan relatif sangatlah mudah. Akan tetapi dalam prakteknya sangat tidak mungkin untuk mengumpulkan informasi secara lengkap, mengingat terbatasnya dana, waktu dan tenaga.

C. TUJUAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN Kegiatan-kegiatan yang di lakukan dalam organisasi itu dimaksudkan untuk mencapai tujuan organisasinya. Yang diinginkan semua kegiatan itu dapat berjalan lancar dan tujuan dapat dicapai dengan mudah dan efisien. Namun kerap kali terjadi hambatan-hambatan dalam melaksanakan kegiatan. Ini merupakan masalah yang harus dipecahkan oleh pimpinan organisasi . Pengambilan keputusan dimaksudkan untuk memecahkan masalah tersebut. Kerap kali masalah pengambilan keputusan itu hanya merupakan satu segi saja dan kalau di SYAHRUDI,SE EDISI IV 4

pecahkan tidak menimbulkan efek sampingan atau akibat lain. Tetapi akan kemungkinan dapat saja terjadi masalah yang pemecahannya menghendaki dua hal kontradiksi terpecahkan sekaligus. Ini misalnya dalam bidang kesehatan, orang dapat saja terserang penyakita kencing manis (gula) sekaligus terserang penyakit kuning. Penyakit gula berarti terlalu banyak gula sehingga harus pantang gula. Tetapi penyakit kuning itu menunjukkan adanya kekurangan gula, jadi harus banyak makan gula. Kedua hal tersebut tidak dapat saling menolong meskipun dalam satu tubuh. Oleh karena itu pengobatan terhadap penyakit yang satu tidak boleh mengakibatkan fatalnya penyakit yang lain. Begitu pula halnya dalam dunia usaha(business) ada juga kontradiksi misalnya pemenuhan kebutuhan bahan dalam satu periode. Kalau dipenuhi sekaligus, berakibat murahnya biaya pesanan, tetapi berakibat mahalnya biaya pemeliharaan bahan dalam gudang. Kalau pemesanan di lakukan berulangulang, akibatnya biaya pemesanan menjadi tinggi, tetapi biaya pemeliharaan bahan selama berada di gudang murah. Keputusan untuk mencari jumlah pesanan yang paling ekonomis (Economical Order Quantity) dapat di peroleh melalui rumus matematika. Adapun rumus jumlah pesanan yang paling ekonomis atau efisien adalah : EOQ = Dimana : EOQ = Economical Order Quantity (banyaknya pembelian yang paling ekonomis) R = Requirement (kebutuhan dalam satu periode) S = Set up Cost (biaya untuk sekali pesan) C = Carrying Cost per unit (biaya-biaya yang di keluarkan di gudang per unit bahan) Dalam bidang pembangunan pun terdapat masalah yang penyelesaiannya dapat bersifat kotradiktif misalnya untuk membuat keputusan terhadap masalah : sebaiknya 2R.S C

pembangunan itu di mulai dari desa, dalam arti desa di bangun lebih dahulu atau dimulai dari SYAHRUDI,SE EDISI IV 5

kota ( kota di bangun lebih dulu, baru kemudian menyusul pembangunan di desa ). Permasalahannya terletak pada : pembangunan berarti pengubahan dari situasi dan kodisi yang kurang baik ke dalam situasi dan kondisi yang lebih baik. Situasi dan kondisi yang kurang baik itu antara lain adalah kemiskinan, yang paling banyak di desa. Desa merupakan pusat kemiskinan. Kalau melihat dari segi ini saja, maka pembangunan haruslah dimulai dari desa dulu, untuk memberantas kemiskinan yang pusatnya ada di desa. Namun pembangunan punberarti proses pengubahan yang terencana yang berarti yang berorientasi pada modernitas. Kota mempunyai sifat : masyarakatnya lebih modern dari pada masyarakat desa, dalam arti lebih terbuka untuk menerima perubahan, sedangkan desa lebih tertutup terhadap perubahan, karena ikatan tradisinya lebih kuat. Kalau di lihat dari segi ini saja, maka pembangunan sebaiknya dimulai dari kota lebih dulu. Nanti apabila kota telah makmur, kemakmuran itu akan mengalir dengan sendirinya ke desa ( trickle down to the rest of the system atau ada spread effect-nya ). Kesimnpulan yang di peroleh mengenai pengambilan keputusan adalah : tujuan pengambilan keputusan itu bersifat tunggal, dalam arti bahwa sekali di putuskan, tidak akan ada kaitanya dengan masalah lain. Kemungkinan kedua adalah tujuan pengambilan keputusan adapat juga bersifat ganda (multiple objectives) dalam arti bahwa satu keputusan yang diambilnya itu sekaligus memecahkan dua masalah (atau lebih) yang sifatnya kontradiktif ataupun yang tidak kontradiktif. Dalam masyarakat yang masih sederhana, biasanya atau secara relatif proses pengambilan keputusan juga akan bersifat sederhana pula. Tetapi dalam masyarakat modern dimana pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah maju pesat, keadaan

SYAHRUDI,SE EDISI IV

6

masyarakatnya pun juga menjadi lebih rumit lagi. Menurut Siagian, hal ini di sebabkan antara lain : 1. Informasi yang harus di perhitungkan semakin besar volumenya 2. Aparat pelaksanaan keputusan semakin besar jumlahnya 3. Kepentingan para pelaksana semakin berbeda-beda 4. Teknik-teknik pengambilan keputusan sophisticated 5. Perubahan-perubahan lingkungan yang sangat cepat 6. Pengetahuan tentang pengambilan keputusan semakin mendalam Oleh karena itu pengambilan keputusan dalam masyarakat yang modern perlu di perhitungkan akibatnya dari berbagai segi, sedemikian rupa sehingga diusahakan sejauh mungkin tidak ada pihak-pihak yang dirugikan. Apabila terpaksa ada yang dirugikan, maka kerugiannya diusahakan seminimum mungkin. D. HAKIKAT PENGAMBILAN KEPUTUSAN Pengambilan keputusan merupakan pemilihan di antara beberapa alternatif pemecahan masalah. Pada hakekatnya keputusan itu diambil jika pimpinan menghadapi masalah atau untuk mencegah timbulnya masalah dalam organisasi. Pengertian masalah disini dapat diartikan dalam arti yang luas. Misalnya pembuatan rencana kegiatan, mungkin ada beberapa cara yang dapat ditempuh. Pimpinan harus mengambil keputusan untuk memilih cara mana yang paling tepat yang akan dipergunakan. Ini sudah dianggap ada masalah dalam memilih cara yang akan di pakai pembuatan rencana. Pokoknya apabila dalam melakukan kegiatan itu ada beberapa cara yang dapat di lakukan dan harus dipilih yang paling tepat, maka itu sudah merupakan masalah yang harus diputuskan. Apabila kalau betul-betul menghadapi masalah yang kewibawaan pimpinan. Oleh karena SYAHRUDI,SE EDISI IV 7

itu informasi yang lengkap terpercaya dan aktual sangat dibutuhkan dalam rangka pengambilan keputusan. Dalam memecahkan masalah, Wallas menyarankan 4 tingkatan pemikiran kreatif : (1) tahap persiapan (2) tahap inkubasi (3) tahap iluminasi (4) tahap verifikasi. Tahap Persiapan : Meliputi proses perumusan masalah, menganalisis,

mengumpulkan informasi yang relevan dan membuat beberapa alternatif pemecahan di sertai konsekuensi masingmasing. Tahap Iluminasi : Bila dalam tahap persiapan tidak menemukan pemecahannya. Tahap ini untuk menenangkan pikiran dan perasaan. Tahap Inkubasi Tahap Verifikasi : : Tahap peralihan antara tahap persiapan dan iluminasi Memeriksa kembali permasalahannya untuk di pecahkan kembali

Dalam lingkup manajemen usaha dan proyek, masalah yang muncul hampir seluruhnya merupakan masalah yang usulan pemecahanya perlu di pertanggung jawabkan, bahkan terkadang seluruh prosesnya perlu diungkapkan untuk dapat diperiksa. Ini semua menuntut penggunaan pendekatan yang bersifat formalistic. Apakah masalah yang dapat dipecahkan dengan program linier, atau programa dinamis atau analisa jaringan, atau analisa persedian juga dapat dipecahkan dengan analisa keputusan? Pada dasarnya dapat saja, hanya efektifitasnya yang mungkin menurun. Hal ini adalah karena analisa keputusan akan sangat bermanfaat dalam menghadapi masalah yang sifatnya adalah : SYAHRUDI,SE EDISI IV 8

Unik, yaitu bahwa masalah tersebut tak mempunyai preseden dan dimasa depan

mungkin tak akan berulang kembali.

Tak Pasti, yaitu bahwa factor-faktor yang diharapkan mempengaruhi jawaban dan

memiliki dasar ketahuan atau informasi yang sangat rendah.

Jangka Panjang, yaitu bahwa inflikasinya memiliki jangkauan yang cukup jauh

ke depan dan melibatkan sumber-sumber usaha yang penting.

Komplek, yaitu dalam pengertian bahwa preferensi pengambilan keputusan atas

resiko dan waktu memiliki peranan yang besar. Analisa keputusan akan memiliki efektifitas yang tinggi dalam penggunaannya, bila permasalahan yang dihadapi adalah masalah yang bersifat strategis, atau sampai pada derajat tertentu, taktis. Sedangkan teknik lainnya yang telah disebut diatas akan efektif bila permasalahan operasional-lah yang dihadapi.

Soal Latihan : Bagaimana melihat sifat permasalahan yang akan memberikan efektifitas tinggi pada pemakaian analisa keputusan agar Nampak bahwa ia memiliki suatu cirri tertentu.

SYAHRUDI,SE EDISI IV

9

BAB IIEFEKTIVITAS DAN KOMPONEN PENGAMBILAN KEPUTUSAN

A. EFEKTIVITAS PENGAMBILAN KEPUTUSAN Maier merumuskan apakah suatu keputusan itu efektif atau tidak dengan mendasarkan diri pada penilaian penerimaan (acceptability) kemudian di bandingkan dengan kwalitas keputusan itu (quality). Kualitas suatu keputusan dapat di ketahui dari tingkatan tertentu dimana factor yang bersifat teknis dan rasional memegang peranan yang penting dalam memilih alternatif. Penerimaan (acceptability) menunjukkan adanya dukungan yang kepatuhan terhadap keputusan. Ini berarti keputusan yang akseptabel pasti akan di patuhi oleh pelaksana. Maier merumuskan secara matematis, mengenai keputusan yang efektif seperti di bawah ini : Keputusan yang efektif = kualitas x penerimaan Atau secara singkatnya : De = Q x A Dimana : De Q A = Effective Decision (keputusan efektif) = Quality (mutu, kualitas) = Acceptability (penerimaan)

Kwalitas mempunyai cirri yang bersifat objektif yang sering diukur melalui standar teknis. Sedangkan penerimaan cenderung lebih bersifat subjektif penilaiannya, lebih bersifat emosional dan tergantung dari sikap subjek yang bersangkutan. Dari rumus ini Maier mengelompokkan keputusan ke dalam 3 tipe, yakni : Tipe pertama, keputusan efektif berdasarkan Q/A yang dimaksud dengan keputusan semacam ini adalah keputusan yang memiliki kualitas tinggi, tetapi hanya memerlukan SYAHRUDI,SE EDISI IV 10

penerimaan yang rendah. Ini berarti bahwa maslah atau factor penerimaan dalam keputusan ini kurang penting yang lebih di pentingkan adalah kualitas keputusan. Tipe kedua, keputusan yang mendasarkan diri pada A/Q atau rumusnya De = A/Q. Suatu keputusan yang memerlukan penerimaan yang tinggi, meskipun segi kwalitasnya kurang berperan. Keputusan semacam ini lebih banyak menyangkut anggota organisasi yaitu menyangkut kepentingannya. Tipe Ketiga, keputusan dimana A = Q. Keputusan semacam ini segi penerimaan dan segi kwalitasnya sama-sama berperan, sama-sama pentingnya. Misalnya pengenalan prosedur kerja baru, yang lebih efisien. Kerja yang lebih efisien berarti kerja yang lebih berbobot. Tetapi penerimaan oleh para anggotanya itu penting, karena menyangkut kepentingan karyawan atau anggota organisasi tersebut, misalnya apakah cara baru itu merugikan anggota atau tidak. B. KOMPONEN PENGAMBILAN KEPUTUSAN Sebagai inti administrasi, pengambilan keputusan menempati posisi yan g sangat menentukan keberhasilan suatu organisasi. Keputusan itu sendiri menurut Prajudi merupakan pangkal permulaan dari semua aktivitas manusia yang sadar dan terarah, baik secara individual maupun secara kelompok, baik secara institusional maupun secara organisasional. Martin Starr menyebutkan unsure-unsur atau komponen pembuatan keputusan yang berlaku umum sebagai berikut : 1. Tujuan Tujuan harus di tegaskan dalam pengambilan keputusan. Apa tujuannya pengambilan keputusan itu. Misalnya kalau kita akan membeli mobil baru, untuk apa (apa tujuannya?).

SYAHRUDI,SE EDISI IV

11

Dengan menggunakan mobil baru maka pengangkutan akan menjadi lancar tidak kwatir mogok, lebih ekonomis dan lain sebagainya. 2. Identifikasi alternatif Untuk mencapai tujuan tersebut, kiranya perlu dibuatkan beberapa alternatif, yang nantinya perlu di pilih salah satu yang dianggap paling tepat. 3. Faktor yang tidak dapat di ketahui sebelumnya Faktor semacam, ini juga harus ikut di perhitungkan (uncontrol lable events). Keberhasilan pemilihan alternatif itu baru dapat diketahui setelah putusan itu di laksanakan. Waktu yang akan dating tidak di ketehui dengan pasti. Inilah yang dinamakan uncontrollable events. 4. Dibutuhkan sarana untuk mengukur hasil yang di capai Masing-masing alternatif perlu di sertai akibat positif dan negatifnya, termasuk sudah di perhitungkan di dalamnya uncontrollable events-nya. Dengan demikian jelaslah bahwa sebenarnya yang merupakan komponen pengambilan keputusan itu terdiri atas tujuan pengambilan keputusan itu apa, kemudian identifikasi alternatif-alternatif keputusan untuk memecahkan masalah, dan jangan lupa adanya factorfaktor yang tidak dapat tidak tahu sebelumnya perlu di perhitungkan, dan akhirnya di butuhkan juga alat untuk mengevaluasi dan mengukur hasil yang di capai dari keputusan yang di ambilnya. Keempat komponen inilah yang harus di perhatikan sehingga dalam pengambilan keputusan dapat lebih terarah. C. DASAR PENGAMBIL KEPUTUSAN Dasar pengambilan keputusan itu bermacam-macam tergantung dari

permasalahannya. Keputusan dapat di ambil berdasarkan perasaan semata-mata, dapat pula SYAHRUDI,SE EDISI IV 12

keputusan di buat berdasarkan rasio. Tetapi tidak mustahil bahkan banyak terjadi terutama dalam lingkungan instansi pemerintah maupun di perusahaan, keputusan di ambil berdasarkan wewenang yang dimilikinya. Dasar tersebut kecuali berguna bagi pemecahan masalah yang merupakan sarana antara, juga dapat berguna bagi pemecahan masalah yang berkaitan dengan sarana (instrumen). Apabila dasar pengambilan keputusan itu telah ditetapkan, selanjutnya pelaksana teknisnya dapat bermacam-macam tergantung juga masalahnya. Mengenai dasar dan teknik pengambilan keputusan ini Terry memberikan diagram sebagai berikut : DASAR UMUM DAN TEKNIK PENGAMBILAN KEPUTUSAN MANAJERIAL Keputusan Berdasarkan sararan Nilai-nilai (the ends) Dasar Intuisi Fakta Pengalaman Wewenang Operations research Linear programming Gaming Probability Ranking and Statistical weighting Keputusan yang diambil berdasarkan intuisi atau perasaan itu jelas lebih bersifat subjektif. Inner feeling yang bersifat subjektif ini mudah terkena sugesti, pengaruh luar, rasa lebih suka yang satu dari pada yang lain (preferences), dan factor kejiwaan lainnya. Mungkin sekali sifat pengaruh terhadap keputusan yang bersifat intuitif itu tanpa di sadari sepenuhnya. SYAHRUDI,SE EDISI IV 13 Keputusan instrumental (the means)

Teknik

1. Pengambilan keputusan berdasarkan Intuisi

2. Pengambilan keputusan rasional Keputusan yang bersifat rasional banyak berkaitan dengan pertimbangan dari segi daya guna. Masalah-masalah yang di hadapinya juga merupakan masalah-masalah yang memerlukan pemecahan rasional. Misalnya pemecahan masalah yang menyangkut berapa sebaiknya perbandingan antara jumlah mahasiswa dan dosen pada setiap universitas. Berapa jumlah polisi dengan jumlah penduduk, agar keamanan dan ketertiban dapat lebih terjamin. Keputusan yang di buat berdasarkan pertimbangan yang rasional itu lebih bersifat objektif. Dalam masyarakat, keputusan yang rasional itu dapat terasa apabila kepuasan optimal masyarakat dapat terlaksana dalam batas-batas nilai kemasyarakatan yang di akui saat itu. 3. Pengambilan keputusan berdasarkan fakta Ada yang berpendapat bahwa sebaiknya pengambilan keputusan itu di dukung oleh sejumlah fakta yang memadai. Pendapat semacam ini memang banyak juga yang mendukungnya. Sebenarnya istilah fakta disini perlu dikaitkan dengan istilah data dan informasi. Kumpulan fakta yang telah di kelompokkan secara sistematis dinamakan data. Sedangkan data itu merupakan bahan mentahnya informas. Dengan demikian maka data harus diolah lebih dulu menjadi informasi, kemudian informasi inilah yang di jadikan dasar pengambilan keputusan. 4. Pengambilan keputusan berdasarkan pengalaman Kerap kali terjadi bahwa sebelum pengambilan keputusan, pimpinan mengingatingat apakah kasus atau permasalahan semacam ini pernah terjadi. Pengingatan semacam itu biasanya dilacak melalui arsip-arsip pengambilan keputusan. Arsip-arsip pengambilan SYAHRUDI,SE EDISI IV 14

keputusan

itu

merupakan

dukomentasi

berisi

pengalaman-pengalaman

masa

lampau.Kalau ternyata pernah ada, tinggal melihat apakah permasalahan yang sama atau yang mirip itu sekarang situasi dan kondisinya kurang lebih masih sama. Kalau masih sama tinggal menerapkan cara dulu itu untuk mengatasi masalah yang timbul. Pengalaman itupun dapat juga yang dialami oleh orang atau instansi lain. Dengan demikian tidak perlu kita ini bersusah-susah mencari alternatif-alternatif pemecahan. 5. Pengambilan keputusan berdasarkan wewenang Banyak sekali keputusan yang diambilnya karena wewenang (authority) yang dimilikinya. Setiap orang yang menjadi pimpinan organisasi mempunyai tugas dan wewenang untuk mengambil keputusan dalam rangka menjalankan kegiatan demi tercapainya tujuan organisasi dengan berhasil guna dan berdaya guna. D. FAKTOR-FAKTOR PENGAMBILAN KEPUTUSAN Pengambilan keputusan itu di pengaruhi oleh beberapa factor antara lain factorfaktor : Keadaan intern organisasi Tersedianya informasi yang di perlukan Keadaan ekstern organisasi Kepribadian dan kecakapan pengambilan keputusan 1. Keadaan intern organisasi Keadaan intern organisasi akan sangat berpengaruh terhadap pengambilan keputusan akan sangat berpengaruh terhadap pengambilan keputusan. Keadaan intern itu meliputi : dana yang tersedia, kemampuan karyawan, kelengkapan dari peralatan,

SYAHRUDI,SE EDISI IV

15

struktur organisasinya, tersedianya informasi yang dibutuhkan pimpinan dan lain sebagainya. 2. Tersedianya informasi yang di perlukan Suatu keputusan diambil untuk mengatasi masalah dalam organisasi. Masalah dalam organisasi itu beraneka ragam. Kadang-kadang masalah yang sama tetapi situasi dan kondisinya berbeda, pemecahannya pun berbeda pula. Untuk dapat memecahkan masalah yang di hadapi organisasi, lebih dulu harus di ketahui apa yang menjadi penyebabnya dan apa akibatnya kalau masalah itu tidak segera di pecahkan. 3. Keadaan ekstern organisasi Dalam system organisasi terbuka, kegiatan organisasi tidak dapat terlepas dari pengaruh luar. Antara organisasi dan lingkungan ekstern saling mempengaruhi. Oleh karena itu pengambilan keputusan harus mempertimbangkan lingkungan di luar organisasi. Keadaan atau lingkungan di luar organisasi itu dapat berupa keadaan ekonomi, sosial, politik, hukum, budaya dan lain sebagainya. 4. Kepribadian dan kecakapan pengambilan keputusan Tepat tidaknya keputusan yang diambil juga sangat tergantung kecakapan dan kepribadian pengambilan keputusan. Hal ini meliputi penilaiannya, kebutuhannya, tingkatan inteligensinya, kapasitasnya, kapabilitasnya, keterampilannya dan lain sebagainya. Nilai-nilai kepribadian dari pengambilan keputusan (pimpinan) itu akan tercermin pada keputusan yang diambilnya. Tipe pengambilan keputusan (pimpinan ) yang dikaitkan dengan macam keputusannya dibedakan :

SYAHRUDI,SE EDISI IV

16

1. Tipe ketergantungan (the defensive or reseptive type) 2. Tipe eksploitatif (the exploitative or aggressive type) 3. Tipe tabungan (the hoerding type) 4. Tipe pemasaran (the marketing type) 5. tipe produktif ( the productive type)Senada dengan pendapat Terry, Millet menyatakan bahwa pada pokoknya setiap pengambilan keputusan itu ada factor-faktor yang harus di perhatikan. Faktor-faktor yang di kemukakan Millet kiranya dapat melengkapi faktor-faktor yang telah di kemukan Terry. Millet menyebutkan adanya tiga factor yang harus di penuhi oleh pimpinan dalam mengambil keputusan yang tepat yakni : Pertama, kita harus memperhatikan perbedaan antara individu pria dan wanita, dimana pria umumnya lebih tegas (berani dan cepat mengambil keputusan) sedangkan wanita umumnya sering ragu-ragu. Kedua, Peranan bagi orang yang mengambil keputusan itu juga perlu di perhatikan. Kemampuan mengumpulkan data atau fakta yang cukup mendetail, kemampuan menganalisis dan menginterpretasi dengan mantap, kemampuan

menggunakan konsep yang cukup luas tentang perilaku manusia secara fisik untuk memprakirakan perkembangan-perkembangan hari depan yang lebih baik. Ketiga, perlu kita menyadari adanya kemampuan yang terbatas dalam mengambil keputusan di bidang manajemen. Keterbatasan ini dapat bersifat institusional dan dapat juga bersifat pribadi.

SYAHRUDI,SE EDISI IV

17

Soal Latihan : Mengapa informasi penting dalam pengambilan keputusan ? Berikan contoh pengambilan keputusan berupa individu dan kelompok orang ?

SYAHRUDI,SE EDISI IV

18

BAB III MACAM, PROSES DAN PEDOMAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN

A. KEPUTUSAN INDIVIDUAL DAN KELOMPOK Untuk memecahkan masalah, perlu di cari dan diambil keputusan yang setepat mungkin. Pengambilan keputusan dapat dilakukan secara individual dan dapat juga secara kelompok, tergantung bagaimana sifat dan corak permasalahannya. Keputusan individual dibuat oleh seorang pimpinan sendirian, sedangkan keputusan kelompok dibuat oleh sekelompok orang. 1. Keputusan yang dibuat oleh seseorang Kebaikannya antara lain: Keputusanya cepat ditentukan atau diambil, karena tidak usah menunggu persetujuan dari rekan lainnya Tidak akan terjadi pertentangan pendapat Kalau pimpinan yang mengambil keputusan itu mempunyai kemampuan yang tinggi dan berpengalaman yang luas dalam bidang yang akan diputuskan, keputusan banyak tepatnya. Kelemahannya antara lain : Bagaimanapun kepandaian dan kemampuan pimpinan, tetapi

kemampuan pasti terbatas juga Keputusan yang terlalu cepat diambil dan tidak minta nasihat orang

lain kerap kali meleset, kerap kali tidak sesuai dengan harapannya SYAHRUDI,SE EDISI IV 19

Kalau terjadi kesalahan pengambilan keputusan, itu merupakan

beban berat bagi pimpinan seorang diri Adapun fungsi pimpinan dalam system informasi itu tidak hanya sebagai pemakai informasi saja, tetapi juga dapat meliputi : 1. 2. 3. 4. 5. 6. pencipta system informasi saluran informasi pengirim informasi penerima informasi pemakai informasi penilai informasi

Jadi saluran informasi juga dapat berlaku timbal balik antara pimpinan dengan tim pembuat atau pengelola MIS dan juga antara pimpinan dengan anggota. 2. Keputusan Kelompok (Group Decision) Dalam organisasi yang besar pemecahan masalah atau pencapaian tujuan tertentu harus dilakukan oleh kelompok pimpinan yang merupakan satu tim atau panitia. Adapun yang termasuk keputusan yang harus diambil oleh kelompok pimpinan antara lain : penetapan tujuan organisasi, perumusan renacana organisasi yang menyeluruh, kebijaksanaan strategi. Ciri-ciri keputusan yang perlu diambil oleh suatu tim atau kelompok adalah : Apabila masalah atau tujuan yang ingin dicapai itu akan menyangkut kelangsungan hidup organisasinya Apabila masalah atau tujuan itu membawa risiko berat bagi organisasinya

SYAHRUDI,SE EDISI IV

20

Apabila menyangkut berbagai aspek atau bidang dimana seorang diri tidak mungkin menguasainya dengan baik, dan tidak cukup diberi masukan dari para ahli dalam bidangnya.

Kebaikan dari keputusan kelompok : 1. Tugas dan tanggung jawab pucuk pimpinan menjadi lebih ringan.

Tanggung jawab dalam hal ini terutama tanggung jawab moral 2. Pemikiran oleh beberapa orang akan lebih baik hasilnya jika

dibandingkan dengan pikiran oleh seorang diri 3. Kerjasama diantara pimpinan menjadi lebih baik, karena rasa tanggung

jawab bersamanya (integrasi) terpatri dalam bentuk keputusan kelompok 4. 5. Hasil pemikiran beberapa orang itu saling melangkapi pertimbangan lebih matang

Kelemahan dari keputusan kelompok : 1. Kalau tidak terdapat kata sepakat dan masing-masing tetap bertahan pada

pendiriannya, maka akan menimbulkan ketegangan 2. Ketegangan yang timbul kerap kali menimbulkan rasa tidak senang secara

pribadi, sehingga dalam banyak hal akan selalu berusaha saling menjatuhkan atau menjegal 3. lebih lama 4. Kalau keputusan yang diambil oleh kelompok itu kerap kali dilakukan, Keputusan yang diambil oleh kelompok biasanya memakan waktu yang

maka akan mengurangi kewibawaan pucuk pimpinan, apalagi dalam proses

SYAHRUDI,SE EDISI IV

21

pengambilan keputusan ternyata pucuk pim pinan kurang berperan (karena mampu dibandingkan dengan anggota kelompok lainnya) 5. 6. Rasa tanggung jawab masing-masing berkurang Kalau terjadi kegagalan, mungkin akan saling melemparkan kesalahan Setiap orang dalam organisasi itu mempunyai kepribadian ganda yakni kepribadian individu dan kepribadian kelompok. Kepribadian kelompok timbul karena ia hidup dalam kelompok (organisasi). Adalah sangat ideal apabila seorang pimpinan mampu mendorong anggotanya untuk menyatukan kepribadian yang ganda tersebut, dalam arti tujuan pribadi sesuai dengan tujuan kelompok atau organisasinya. B. PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN Setiap keputusan yang telah diambil itu merupakan perwujudan kebijakan yang telah di gariskan. Oleh karena itu analisis proses pengambilan keputusan pada hakekatnya sama saja dengan analisis proses kebijakan. Dunn menyatakan bahwa komponenkomponen proses kebijakan (juga merupakan komponen proses pengambilan keputusan) meliputi : Masalah kebijakan ( policy problem ) Alternatif Kebijakan ( policy alternative ) Tindakan kebijakan ( policy actions ) Hasil kebijakan ( policy autcomes ) Pola pelaksanaan kebijakan ( policy perpormance ) Kiranya tidak jauh berbeda dengan Dunn, Siagian mengemukakan urutan proses pengambilan keputusan sebagai berikut : Definisi masalah 22

SYAHRUDI,SE EDISI IV

Pengumpulan data Analisis data Penentuan alternatif-alternatif Pemilihan alternatif yang terbaik Memutuskan Implementasi dan monitoring hasil Evaluasi. Dari hasil evaluasi ini ada kemungkinan untuk mengubah tujuan dan

sasaran dalam menghadapi masalah. Tahapan proses pembuatan keputusan menurut Simon meliputi 4 hal : Kegiatan intelijen yang oleh Simon diartikan dalam bentuk mengamati

lingkungan yang memungkinkan untuk pembuatan keputusan Kegiatan perancangan, dalam arti menemukan, mengembangkan dan

mengadakan analisis serangkaian kemungkinan tindakan dalam rangka pembuatan keputusan Kegiatan pemilihan, yakni memilih tindakan tertentu dari macam-macam

kemungkinan tindakan yang dapat ditempuh Kegiatan peninjauan, dalam arti apa yang telah dipilih tersebut kemudian di

laksanakan dan diadakan evaluasi Dari pendapat-pendapat yang telah dikemukakan diatas dapat disimpulkan bahwa proses pengambilan keputusan itu meliputi : 1. 2. identifikasi masalah pengumpulan dan penganalisisan data

SYAHRUDI,SE EDISI IV

23

3.

pembuatan alternatif-alternatif kebijakan yang nantinya akan di

jadikan alternatif-alternatif keputusan, dengan memperhatikan situasi lingkungan 4. 5. 6. memilih satu alternatif terbaik untuk di jadikan keputusan melaksanakan keputusan memantau dan mengevaluasi hasil pelaksanaan keputusan

C. PEDOMAN CARA PENGAMBILAN KEPUTUSAN Diakui oleh banyak pihak, bahwa pengambilan keputusan yang benar-benar tepat itu memang sulit. Namun sekedar pedoman umum cara pengambilan keputusan yang efektif dapat di berikan seperti di bawah ini : 1. mengetahui penyebab timbulnya masalah Segala kegiatan yang pelaksanaannya memerlukan pilihan itu sudah di anggap masalah, yaitu masalah memilih mana yang terbaik pelasanaannya. Apabila masalah yang akan merugikan organisasi atau menggangu kelancaran kegiatan organisasi mencapai tujuannya. 2. Mengetahui akibatnya kalau masalah itu dibiarkan berlarut-larut Dengan demikian pemecahannya mutlak diperlukan agar akibat yang berkelanjutan itu dapat di cegah 3. Merumuskan masalah dengan jelas Masalahnya harus diiidentifikasikan, dispesifikasikan, diklasifikasikan, drumuskan dan di pahaminya. Perumusan masalah meliputi batas-batas permasalahannya dan serius tidaknya masalah itu. 4. Usahakanlah bahwa tujuan keputusan itu tidak bertentangan dengan tujuan organisasi sebagai keseluruhan SYAHRUDI,SE EDISI IV 24

Tujuan organisasi harus dijadikan pedoman segala kegiatan dalam organisasi itu. Semua keputusan dan kegiatan tidak boleh bertentangan dengan tujuan umum organisasi, bahkan seharusnya mendukung tercapainya tujuan organisasi. 5. Melibatkan bawahan dalam proses pengambilan keputusan Peliobatan ini dengan tujuan yang ganda : keputusannya lebih berbobot karena di pikirkan oleh orang banyak, apalagi kalau keputusannya itu meliputi bermacammacam aspek : teknis, administratife, human relations, keuangan dan lain sebagainya. 6. Harus yakin bahwa pelaksanaan keputusannya itu akan berhasil baik Keyakinan ini merupakan modal pertama bagi keberhasilan pelaksanaan keputusan, sebab pasti sudah di pertimbangkan sebelumnya dan akan diikuti dengan usaha yang sungguh-sungguh. Keberhasilan pelaksanaan keputusan itu tergantung pada kerja sama dan dukungan semua pihak. Dukungan bawahan sangat penting, sedangkan kewibawaan atasan sangat diharapkan dan dapat diperlihatkan. 7. Menilai hasil pelaksanaan keputusan Pelaksanaan hasil keputusan perlu dinilai, baik berdasarkan tujuannya maupun berdasarkan harapannya. 8. Pendekatan yang fleksible Fleksibilitas ini tidak hanya dalam pengambilan keputusan saja, tetapi juga dalam pelaksanaan keputusan. Kalau pelaksanaan tidak sesuai dengan yang di harapkan, maka perlu ada perubahan keputusan yang akan menghasilkan pelaksanaan yang lebih baik lagi. Oleh karena itu sebaiknya disiapkan beberapa alternatif keputusan.

Soal Latihan : SYAHRUDI,SE EDISI IV 25

Jelaskan lingkungan/situasi pengambilan keputusan secara singkat ! Sebutkan empat kategori keputusan !

BAB IVKOMPONEN DAN METODE PENGAMBILAN KEPUTUSAN A. PERMASALAHAN YANG DIHADAPI Kegiatan yang dilakukan oleh setiap organisasi itu diharapkan dapat berjalan lancar, tapa mengalami suatu hambatan apapun. Tetapi dalam prakteknya selalu saja ada masalah atau kendala yang dihadapi sehingga tujuan tidak selalu dapat tercapai dengan mulus. Oleh sebab itu yang pertama-tama perlu dilakukan dalam proses pengambilan keputusan adalah mengadakan identifikasi masalahnya lebih dulu. Masalah adalah sesuatu yang perlu dipecahkan, yang kerap kali membutuhkan beberapa alternatif untuk kemudian di pilih satu yang sekiranya paling tepat untuk kasus tertentu. Apabila di hubungkan den gan kebijakan dalam pengambilan keputusan dalam suatu organisasi, maka masalah yang di hadapi itu merupakan nilai-nilai, kebutuhan-kebutuhan yang belum sempat di realisasi, namun apabila dapat diidentifikasi akan dapat melaksanakan dengan baik melalui tindakan pemerintah. Quade mengemukakan langkah-langkah apa yang sekiranya perlu dilakukan dalam menangani masalah : mengusahakan keterangan dan penjelasan lebih lanjut tentang masalah itu

sendiri, mungkin ada data tambahan yang dapat memperjelas masalahnya identifikasi sasaran dan atau tujuan kegiatan yang akan dilakukan 26

SYAHRUDI,SE EDISI IV

mengukur tingkat keberhasilannya menentukan kreteria keberhasilan pencapaian tujuan memperhatikan factor lingkungan meneliti satu persatu alternatif pemecahan masalah sehingga diketahui masing-

masing keunggulan dan kekurangannya merumuskan model mana saja yang dimungkinkan untuk pemecahan masalah mengumpulkan data untuk pengukuran dan pemilihan alternatif mana yang

dianggap paling tepat untuk di pilih terjadi mengadakan ringkasan bilamana perlu menyertakan juga saran-sarannya. Dalam menentukan dan merumuskan masalah termasuk di dalamnya menetukan keseriusan masalah. Penetapan masalah (misalnya narkotika) menggunakan teknik penghitun gan time series dengan metode Least Squares. Adapun rumusnya adalah : Y = a + bX Dimana : Y = titik trend kegiatan atau peristiwa a = rata-rata kegiatan atau peristiwa per periodenya b = perubahannya atau slope-nya ( dapat meningkat atau menurun ) X = komponen prakiraan trend SYAHRUDI,SE EDISI IV 27 mengadakan perbandingan antara model yang satu dengan model yang lain mengetes hasil analisis untuk lebih meyakinkannya mempertimbangkan juga apakah terdapat juga segi-segi ketidakefisienan yang

Untuk menghitungkan dijabarkan ke dalam rumus yang lebih rinci : Y a= n XY b= X b x 100% = kenaikkan/penurunan rata-rata per periode ( dalam % ) a Sebagai ilustrasi misalnya kasus kejahatan narkotika tahun 1994 sampai dengan 1999 sebagai berikut : Tahun 1994 = 100 kasus, tahun 1995 = 200 kasus, tahun 1996 = 150 kasus, tahun 1997 = 50, tahun 1998 = 200 kasus, tahun 1999 = 140 kasus. Setelah Mabak Polri mengadakan penelitian akhirnya di tetapkan (dibakukan) bahwa apabila rata-rata kenaikkan kejahatan narkotika pertahun 3% ke atas, maka masalah kejahatan narkotika dianggap serius. Untuk memecahkan masalah yang di hadapi manusia menurut Kast ada 6 macam : 1. Diserahkan pada yang maha kuasa (Appeal to the super natural) 2. Diserahkan pada penguasa (Appeal to the worldly authority) 3. Menggunakan perasaan batin (Intuition) 4. Menggunakan akal sehat (Commonsense) 5. Menggunakan logika murni (Pure logic) 6. Menggunakan metode ilmiah (The scientific method) Cara pemecahan mana yang paling tepat itu tergantung permasalahannya. Untuk permasalahan yang berada diluar kekuasaan manusia, pemecahannya hanyalah berserah SYAHRUDI,SE EDISI IV 28

diri kepada Tuhan, semoga di berikan keadilan, kekuatan dan semoga semuanya diatur dengan baik. Menyerahkan keadilan pada penguasa (Pemerintah) ini berkaitan dengan kasus pelanggaran hukum. B. ALTERNATIF KEPUTUSAN Setelah secara rinci masalahnya di ketahui dengan tepat dan telah tersusun baik, maka kemudian perlu di pikirkan cara-cara pemecahannya. Cara pemecahan ini hendaknya selalu di usahakan adanya alternatif-alternatif beserta segala konsekwensi masing-masing baik konsekuensi positif maupun konsekuensi negatif. Ini berarti pimpinan harus mampu mengadakan prakiraan (forecasting) yang sebaik-baiknya. Kemampuan mampu melihat jauh kedepan (overview) pimpinan sangat mewarnai hasil keputusannya. Semakin mampu melihat jauh kedepan semakin baik hasil keputusan nya. Untuk mengadakan prakiraan dibutuhkan adanya informasi yang secukupnya dan metode prakiraan yang baik. Informasi yang dibutuhkan dapat di peroleh dengan baik melalui system Informasi bagi Pimpinan (Management Information system) sedangkan untuk prakiraan ada beberapa metode yang dapat digunakan disesuaikan dengan macam prakiraannya. Perlu kiranya di ketahui bahwa prakiraan itu bermacam-macam pengertiannya. Pertama, prakiraan dalam arti proyeksi (projection) yakni prakiraan yang mengarah pada kecenderungan (tendensi atau trend) dari data yang telah terkumpul dan tersusun secara kronologis. Kedua, prakiraan dalam arti prediksi (prediction), yakni prakiraan yang di lakukan dengan mengadakan analisis hubungan sebab akibat. Jadi merupakan semacam hukum sebab SYAHRUDI,SE EDISI IV 29

akibat. Dalam ilmu ekonomi misalnya termasuk prediksi ini adalah Hukum Pertambahan Hasil yang Semakin Berkurang (The law of Deminishing Ruterns). Ketiga,prakiraan dalam pengertian konjeksi (conjecture). Dalam pengertian ini prakiraan didasarkan pada kekuatan intuisi (perasaaan). Sudah barang tentu intuisi ini sifatnya subjektif, artinya sangat tergantung dari kemampuan seseorang untuk mengolah perasaan. C. PELAKSANAAN DAN HASIL KEPUTUSAN Pemilihan satu alternatif yang dianggap paling tepat untuk memecahkan masalah tertentu (di antara pelbagai alternatif yang ada) dialkukan atas dasar pertimbangan yang matang atau rekomendasi. Pelaksanaan keputusan kerap kali berjalan lama untuk sampai pada kesimpulan mengenai apakah keputusan yang diambilnya itu cukup berhasil baik atau sebaliknya. Pembuatan dan pengambilan keputusan berarti pimpinan yang mengambil keputusan itu menghadapi resiko berhasil atau resiko gagal. Secara umum, dalam perusahaan (dan ini juga berlaku pada instansi non perusahaan) ada dua macam resiko, yakni resiko dari dalam perusahaan (intern) dan risiko datangnya dari luar perusahaan (ekstern). Risiko dari dalam perusahaan ini disebut risiko pokok bisnis (core busuness risk), sedangkan risiko luar dari perusahaan disebut risiko strategis (strategic risk). Risiko pokok bisnis menyangkut risiko yang harus diterima sebagai konsekuensi dari keputusan perusahaan. Misalnya keputusan mengenai perubahan teknologi, mengenai pengurangan pegawai, perluasan perusahaan, penambahan modal, pemberian kredit terhadap pembelian hasil produksi perusahaannya dan lain sebagainnya. Disebuit risiko strategis karena risiko jenis ini sulit sekali (kalau tidak boleh di akatakan mustahil) untuk di kendalikan oleh suatu perusahaan. Bagaimana mungkin SYAHRUDI,SE EDISI IV 30

sebuah perusahaan mampu mengendalikan turunnya kurs mata uang sesuatu negara, perubahan harga minyak atau melambungnya tingkat suku bunga bank. Semua kejadiankejadian ekonomi ini merupakan peristiwa global dan saling mempengaruhi. Kita hendaknya selalu memantau kegiatan dan kejadian yang penuh resiko. Dengan demikian seolah-olah risiko itu memang dapat diramal dan direncanakan sehingga menghadapi dan memecahkannya akan lebih mudah. Suatu semboyan yang sangat bagus berbunyi : tidak ada kemajuan tanpa risiko, dan inilah risiko yang dapat dikelola sejauh mungkin. Oleh karena itu dinamika pimpinan sangat diharapkan untuk dapat mengatasi risiko usaha.

SYAHRUDI,SE EDISI IV

31

BAB VTEORI, MODEL DAN TEKNIK PENGAMBILAN KEPUTUSAN A. TEORI PENGAMBILAN KEPUTUSAN 1. Teori Klasik Menurut teori klasik, pengambilan keputusan haruslah bersifat rasional. Keputusan itu diambil dalam situasi yang serba pasti, pengambilan keputusan harus memiliki informasi sepenuhnya dan menguasai permasalahannya. Teori pengambilan keputusan ini mendasarkan diri pada asumsi dari orang yang mempunyai pikiran ekonomi rasional untuk mendapatkan hasil atau manfaat yang semaksimal mungkin. Segala sesuatunya itu mengarah pada kepastian. Kritik terhadap teori ini antara lain adalah pengambilan keputusan itu harus berorientasi pada apa yang harus dilakukan bukan padaapa yang ingin dilakukan. Kritik berikutnya adalah kita ini tidak selalu serba mengetahui dengan pasti ada hal-hal yang belum kita ketahui dengan pasti. 2. Teori Perilaku Teori perilaku (behavioral theory) disebut juga Administrative man theory. Pada pokoknya, teori ini mendasarkan diri pada keterbatasan kemampuan pimpinan untuk berpikir rasional penuh dalam menangani masalah. Dari informasi yang ada dan beberapa alternatif yang tersedia atau disediakan oleh unit pengolah data, maka apabila pimpinan telah merasa puas dengan salah satu alternatif pemecahan masalah, maka alternatif itulah yang dipakainya. SYAHRUDI,SE EDISI IV 32

B. TINGKAT KEPUTUSAN Meskipun secara umum keputusan itu di bedakan dalam : keputusan yang sederhana dan kepuasan yang kompleks, namun dalam rangka penanganan keputusan yang lebih terinci perlu dibedakan lebih lanjut berdasarkan tingkatannya. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari agar keputusan yang dibuatnya tidak termasuk keputusan yang kurang tepat. Dalam hal ini Irwin D. Bross membedakan keputusan menurut tingkatannya kedalam : (1) keputusan otomatis, (2) keputusan memori, (3) keputusan kognitif. 1. Keputusan Otomatis Pada dasarnya merupakan keputusan yang bersifat biologis atau fisis. Lebih tegasnya lagi keputusan otomatis ini adalah keputusan yang berdasarkan gerak refleks atau insting. Pada umumnya keputusan ini tidak berubah atau akan di sempurnakan kembali karena bukan berdasarkan pikiran atau otak. Sebagai contoh sederhana kalau lebah membuat sarang, maka sepanjang masa sarang lebah tertentu akan berbentuk sama, tidak ada keinginan untuk mengubahnya agar misalnya lebih artistic. Pengambilan keputusan otomatis ini merupakan pengambilan keputusan yang tingkatannya paling rendah (sederhana). Namun demikian pengambilan keputusan otomatis ini pun dapat diterapkan penanganan organisasi yang menyangkut peralatan mekanis. Dengan menggunakan komputer misalnya, orang dapat memantau bermacam-macam proses kegiatan dalam pabrik. 2. Keputusan Memoris Keputusan tingkat kedua ini semata-mata mendasarkan diri pada kemampuan mengingat akan wewenang dan tugas yang di berikan kepada yang bersangkutan. Dalam hal ini kemampuan pengingatan kembali (memori) sangat di butuhkan untuk SYAHRUDI,SE EDISI IV 33

kelancaran pengambilan keputusan. Binatang yang termasuk cerdas dapat dilatih untuk mengerjakan sesuatu. Lumba-lumba misalnya dapat dilatih untuk melacak dan untuk mengamankan ranjau laut. Anjing dapat di latih untuk mencari narkotika yang di seludupkan. Angsa dapat di latih untuk berteriak-teriak apabila menjumpai suatu gerakan yang mencurigakan. Dengan kemampuan instingnya mereka dapat dipertajam dengan latihan yang cukup intensif, dan diarahkan pada tujuan tertentu. 3. Keputusan Kognitif Merupakan keputusan tingkat ketiga. Keputusan kognitif berarti keputusan yang pembuatannya berdasarkan ilmu pengetahuan, dan ini akan berhasil apabila pembuatan keputusan itu memperhatikan factor lingkungan, pengetahuan dan pengalaman. Tetapi pengetahuan dan dasar pengalaman ini tidaklah selalu dapat di jadikan jaminan ketepatan pengambilan keputusan. Kalau semata-mata berdasarkan

pengetahuan, segala keputusan dalam perusahaan hendaknya berorientasi pada pertimbangan keuntungan (ini menurut ilmu ekonomi). Namun dalam kenyataan kadang-kadang keputusan bisnis didasarkan pada pertimbangan politik atau pertimbangan lainnya yang non-ekonomi. Banyak tindakan yang dilakukan atas dasar pertimbangan atau petunjuk Tuhan, tetapi lain kali keputusan atau tindakan menuruti ajakan setan. Jadi kadang-kadang orang selalu berbuat baik, tetapi di lain kesempatan tahu-tahu berbuat hanya menuruti hawa nafsu saja. Dalam pencapaian tujuan dapat dilakukan dengan pelbagai cara, yang salah satu diantaranya dikenal dengan apa yang dinamakan Penelitian Operasional (operation Research). Operation Risearch mulai dikenal dan di kembangkan pada saat SYAHRUDI,SE EDISI IV 34

perang dunia II berkecamuk di Inggris. Operation Risearch merupakan pendekatan ilmiah dan metodik untuk memecahkan permasalahan peperangan yang begitu komplek. Prosedur Operation Risearch meliputu langkah-langkah dasar yang dimulai dengan penggambaran dan penentuan tujuan organisasi.

SYAHRUDI,SE EDISI IV

35