dimensi dinkel

34
Assalaamu’alaikum

Upload: ginastia

Post on 18-Jul-2015

939 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: Dimensi dinkel

Assalaamu’alaikum

Page 2: Dimensi dinkel

DIMENSI DINAMIKA KELOMPOK

Page 3: Dimensi dinkel

2. Konflik dalam Kelompok

1. Kesatupaduan Kelompok (group cohesiveness)

3. Pengambilan Keputusan dalam Kelompok

Page 4: Dimensi dinkel

Kesatupaduan Kelompok (group cohesiveness)

Festinger :“kohesi kelompok merupakan hasil menyeluruh dari kekuatan-kekuatan tindakan para anggota kelompok yang berbekas pada kelompok tersebut“

Budhi Whibawa “kesatupaduan kelompok adalah keterkaitan yang kuat kepada kelompok”

cohesiveness menunjukkan adanya kekuatan-kekuatan yang mengikat para anggota suatu kelompok satu sama lain dan kekuatan yang mengikat anggotanya terhadap kelompoknya

Page 5: Dimensi dinkel

Anggota-anggota yang memiliki kohesi kelompok yang tinggi ditunjukkan dengan semakin besarnya kekuatan (energi) dalam aktivitas-aktivitas kelompok

Kelompok yang memiliki kohesi yang rendah menunjukkan kerendahaan keterikatannya dalam aktivitas-aktivitas kelompok

Page 6: Dimensi dinkel

lebih kohesif suatu kelompok dan lebih besar lagi pengaruh kelompok kepada anggota-anggotanya. Dengan kata lain, jika suatu kelompok mempunyai tarik yang sangat besar terhadap anggota-anggotanya, maka kelompok tersebut mempunyai kemampuan untuk membuat perubahan-perubahan dalam sikap-sikap, pendapat-pendapat dan tingkah laku para anggotanya. (Budhi Wibhawa)

Page 7: Dimensi dinkel

Secara umum dapat dikatakan lebih kohesif suatu kelompok maka akan lebih memuaskan kelompok tersebut bagi para anggotanya. Dengan demikian daya tarik suatu kelompok terhadap anggota-anggotanya terutama tergantung pada tingkat kemampuan kelompok untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan para anggotanya

Page 8: Dimensi dinkel

Achlis

Ciri-ciri kelompok yang dapat memenuhi kebutuhan para anggotanya

1. Tersedianya kesempatan beridentifikasi bagi setiap orang secara sama dan merata.

2. Tersedianya kesempatan untuk mengembangkan perasaan kebersamaan, ikut memiliki dan membagakan kelompok bagi sebagian besar anggota kelompok

3. Adanya kebebasan untuk “menjadi diri sendiri” dan kebebasan untuk “menyatakan diri” serta “berbeda” diantara yang lain .

Page 9: Dimensi dinkel

4. Kebebasan untuk memilih teman yang disukai disertai tanggungjawab untuk menerima orang lain yang membutuhkan “penerimaan” (acceptance).

5. Tersedianya kesempatan untuk mengembangkan Individualitas bagi setiap orang yang disertai pula dengan tanggung jawab untuk menghargai dan memberikan kesempatan kepada orang lain.

6. Tersedianya kesempatan untuk “bebas” maupun untuk “bergantung” kepada orang lain bilamana hal itu dibutuhkan .

Page 10: Dimensi dinkel

7. Tersedianya kesempatan untuk saling memberi dan menerima.

8. Tersedianya kesempatan untuk merasakan bahwa sebagai individu maupun sebagai anggota kelompok seseorang memiliki kekuatan untuk menentukan nasibnya sendiri.

Apabila kelompok tersebut memenuhi ciri di atas, maka kelompok tersebut adalah sehat, dalam arti

kelompok tersebut menunjukkan situasi yang positif bagi perkembangan para anggotanya.

Page 11: Dimensi dinkel

Konflik dalam Kelompok

Budhi Wibhawa :cenderung menimbulkan hal-hal yang bernada ketakutan atau kebencian, padahal konflik itu sendiri merupakan suatu unsur yang penting dalam pengembangan atau perubahan.

Page 12: Dimensi dinkel

Johnson (1989: 138)

Konflik merupakan bagian dari dinamika sosial yang lumrah terjadi disetiap interaksi sosial dalam tatanan pergaulan keseharian masyarakat. Namun demikian, bahwa konflik sosial menjadi tidak lumrah dan menjadi sumber malapetaka dan kehancuran kehidupan ketika disertai dengan tindakan anarkis dan brutal. Konflik tidak dapat dihilangkan sama sekali, karena itu konflik yang ada dalam masyarakat kiranya perlu dikelola dengan dilakukan upaya pengendalian sehingga konflik menjadi lumrah, bahkan dapat menciptakan dinamika sosial yang positif.

Page 13: Dimensi dinkel
Page 14: Dimensi dinkel

Menurut Fisher (2000: 4)

Konflik adalah hubungan antara dua pihak atau lebih (individu atau kelompok) yang memiliki, atau yang merasa memiliki, sasaran-sasaran yang tidak sejalan

Page 15: Dimensi dinkel

Yusmar Yusuf : konflik dalam kelompok dapat terjadi akibat ketentuan norma yang berlaku dalam kelompok tidak sesuai dengan norma pribadi individu selaku anggota kelompok, dapat pula terjadi penempatan posisi yang tidak diingini dalam suatu kelompok karena kemampuan yang kurang dibanding dengan anggota kelompok lain

Page 16: Dimensi dinkel

Achlis : “Konflik merupakan gelagat yang wajar di dalam setiap kelompok. Kelompok tanpa konflik adalah kelompok yang mati. Sebaliknya kelompok yang selalu konflik tanpa ada jalan pemecahan yang sehat adalah kelompok yang sakit. Kelompok serupa ini tidak memberi kepuasan kepada anggota-anggotanya dan senantiasa cenderung memelihara situasi yang penuh kebencian dan rasa tidak aman.”

Page 17: Dimensi dinkel

Maka, konflik dalam kelompok tidak dapat dipungkiri keberadaannya, namun apakah konflik itu akan berpengaruh positif artinya membuat kelompok tersebut menjadi lebih berkembang itu sangat tergantung kepada bagaimana kelompok tersebut mengendalikan atau memecahkan konflik-konflik yang menimpanya.

Page 18: Dimensi dinkel

kedua, unit-unit tersebut mempunyai perbedaan-perbedaan yang tajam dalam hal tujuan-tujuan, masalah-masalah, nilai-nilai, sikap-sikap ataupun gagasan-gagasan;

ketiga, terdapat interaksi diantara bagian-bagian yang mempunyai perbedaan-perbedaan tersebut.

tiga elemen dasar yang merupakan ciri-ciri dari situasi konflik, yaitu : pertama, terdapat dua atau lebih unit-unit/bagian-bagian yang terlibat dalam konflik;

Page 19: Dimensi dinkel

Keadaan Konflik

Page 20: Dimensi dinkel

Terdapat beberapa cara yang dapat ditempuh kelompok dalam memecahkan konflik (Wisnubrata H)

• Menolak – mengundurkan diri• Menekan perasaan – mengajak damai• Menggunakan kekuasaan – pengaruh

(memberlakukan ketentuan/keputusan mayoritas)• Kompromi – perundingan• Integrasi – kerjasama

Page 21: Dimensi dinkel

Pengambilan Keputusan dalam Kelompok

Tindakan realistis yang dipertimbangkan dan dipahami secara baik oleh anggota kelompok untuk mencapai tujuan (pemecahan masalah) yang diinginkan oleh tiap anggota kelompok

Page 22: Dimensi dinkel

Suatu keputusan dinyatakan efektif apabila memenuhi kriteria : • Sumber-sumber yang ada pada setiap

anggota kelompok digunakan sepenuhnya.

• Waktu yang tersedia digunakan dengan baik.• Keputusan yang diambil merupakan

keputusan yang benar atau memiliki kualitas yang tinggi.

• Keputusan yang diambil dilaksanakan sepenuhnya oleh semua anggota kelompok yang menginginkannya.

• Kemampuan kelompok itu dalam memecahkan masalah menjadi meningkat atau sekurang-kurangnya tidak menurun.

Page 23: Dimensi dinkel

Keputusan Perseorangan dan Keputusan Kelompok 1. Situasi2. Keterampilan dalam komunikasi

Pertukaran Informasi•Sumber-sumber yang dimiliki para anggota harus dipertimbangkan secara tepat.•Tiap anggota harus didorong untuk berpartisipasi.•Semua anggota yang memberi kontribusi harus betul-betul didengarkan.•Pengetahuan yang bisa melengkapi harus dikoordinasikan secara layak.

Page 24: Dimensi dinkel

Motivasi Membuat Keputusan Yang Berkualitas Tinggi •Lebih optimistik bahwa keputusan yang dibuat akan lebih berhasil.•Lebih termotivasi dari dalam dirinya sendiri untuk mengambil keputusan yang berkualitas tinggi.•Secara emosional menjadi lebih terlihat dalam proses pengambilan keputusan.

Page 25: Dimensi dinkel

Proses Kognitif dan PerspektifMakin mampu seseorang mengambil berbagai perspektif terhadap keputusan yang dibuat, maka efektif keputusan yang akan terjadi (Falk dan Johnson, 1977; Johnson, 1977).

Page 26: Dimensi dinkel

Organisasi/Diskusi Kelompok•Pengungkapan informasi baru dan alasan-alasan yang bersifat persuasif.•Pengulangan dan elaborasi alasan.•Komitmen aktif para anggota terhadap posisi kelompok.

Jadi diskusi kelompok bisa mengarahkan pada peningkatan keterlibatan anggota

terhadap masalah yang dibahas dan keyakinan bahwa keputusan kelompok

adalah benar

Page 27: Dimensi dinkel

Faktor yang Merintangi Pengambilan Keputusan Kelompok Efektif

Kelompok Kurang Matang Tujuan Anggota yang Saling Bertentangan Egosentrisme Mencari Persetujuan/Menghindari Perbedaan Pendapat Kelompok Kurang Heterogen Gangguan Jumlah Kelompok yang Kurang Sesuai Tidak Butuh Pertimbangan Membiarkan Orang Lain yang Mengerjakan Perbedaan Kekuasaan dan Rasa Tidak Percaya

Keterbukaan Prematur dan Pengurangan Ketidakcocokan – Mengabaikan alternative

Page 28: Dimensi dinkel

Wassalaamu’alaikum

Page 29: Dimensi dinkel

Tahap Perkembangan Kelompok H. B. Tracker

6 Tahap : 1. Tahap 12. Tahap 23. Tahap 34. Tahap 45. Tahap 56. Tahap 6

Page 30: Dimensi dinkel

Individual berkumpul untuk pertama kalinya dan diikuti oleh perkenalan di antara mereka. Mulai timbulnya perasaan-perasaan berkelompok dan kemudian disusul dengan penyusunan organisasi serta program Berkembangnya ikatan kelompok tujuan yang harus dicapai keakraaban/kerekatan antar sesama anggota kelompok.

Page 31: Dimensi dinkel

Timbulnya perasaan kelompok yang kuat dan berhasil mencapai tujuan-tujuan baik itu tujuan sementara antara ataupun tujuan akhir

Timbulnya kemunduran dalam perhatian dan proses kelompok (terutama diantara para anggotanya).

Saat penentuan akan berakhir atau bubarnya kelompok (termasuk di dalamnya keanggotaan kelompok).

Page 32: Dimensi dinkel

Skidmore dan Thakeray Groping.

Griping Grasping

Grouping

Page 33: Dimensi dinkel

Umumnya….

Mula-mula kelompok terbentuk

Lama-lama terdapat persaingan diantara anggotanya dalam soal apa saja

Keteganganpun menjadi unsur positif dan negatif

Sub-grouping

Perpecahan yang timbul dalam kelompok

Page 34: Dimensi dinkel