diplomasi 1.docx

21
Pendapat Ahli Ellis Briggs Diplomasi adalah sebuah kegiatan urusan official dengan cara mengirim seseorang untuk mewakili pemerintahan. Tujuan diplomasi adalah untuk menciptakan persetujuan dalam kacamata kebijakan (1968, p.202) Geoffrey McDermott Diplomasi adalah pertimbangan dalam manajemen hubungan internasional. Masing-masing Negara, seberapapun kaliber dan ukurannya, selalu ingin memelihara/ mengembangkan posisinya dalam kancah internasional. Begitulah adanya, kendati faktanya, akan lebih baik jika lebih sedikit negara nationally minded di dunia ini. (1973, p.39) Honore de Balzac Ilmu pengetahuan bagi mereka yang tidak berkuasa. suatu ilmu pengetahuan menyenangkan yang selalu demi memenuhi dirinya sendiri; suatu ilmu pengetahuan yang mengijinkan praktisinya untuk tidak mengatakan apapun dan berlindung di belakang anggukan kepala misterius; suatu ilmu pengetahuan yang mengatakan bahwa eksponen yang paling berhasil, pada akhirnya, adalah mereka yang mampu berenang bersama kepalanya di atas arus kejadian-kejadian yang pura-pura ia lakukan.

Upload: imam-taufik-bur

Post on 23-Oct-2015

32 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Diplomasi 1.docx

Pendapat Ahli

Ellis Briggs

Diplomasi adalah sebuah kegiatan urusan official dengan cara mengirim seseorang

untuk mewakili pemerintahan. Tujuan diplomasi adalah untuk menciptakan persetujuan

dalam kacamata kebijakan (1968, p.202)

Geoffrey McDermott

Diplomasi adalah pertimbangan dalam manajemen hubungan internasional. Masing-

masing Negara, seberapapun kaliber dan ukurannya, selalu ingin memelihara/

mengembangkan posisinya dalam kancah internasional. Begitulah adanya, kendati faktanya,

akan lebih baik jika lebih sedikit negara nationally minded di dunia ini. (1973, p.39)

Honore de Balzac

Ilmu pengetahuan bagi mereka yang tidak berkuasa. suatu ilmu pengetahuan

menyenangkan yang selalu demi memenuhi dirinya sendiri; suatu ilmu pengetahuan yang

mengijinkan praktisinya untuk tidak mengatakan apapun dan berlindung di belakang

anggukan kepala misterius; suatu ilmu pengetahuan yang mengatakan bahwa eksponen yang

paling berhasil, pada akhirnya, adalah mereka yang mampu berenang bersama kepalanya di

atas arus kejadian-kejadian yang pura-pura ia lakukan.

Page 2: Diplomasi 1.docx

Potensi Diaspora Indonesia Cukup Besar

Edward Wanandi

Presiden IDBC

Indonesian Diaspora Business Council (IDBC) sebetulnya tidak dikhususkan bagi

perusahaan besar, menengah atau kecil. Tapi biasanya perusahaan-perusahaan besar itu sudah

memiliki apparatus sendiri, sehingga ketika mereka pergi ke luar negeri untuk memasarkan

produknya, mereka sudah memiliki perwakilan sendiri karena mereka memang memiliki

kemampuan untuk itu. Sedangkan untuk perusahaan kecil dan menengah, biasanya mereka

masih dalam tahap pencarian dan tidak memiliki budget sendiri baik untuk investasi maupun

penyediaan fasilitas di luar negeri, termasuk perwakilan.

IDBC tidak melakukan aktifitas penjualan, tugas IDBC hanya sebatas memberikan

fasilitas conection, kita hanya memberikan counterpartnya mereka di luar negeri. Kalau

mereka bisa mengatur sendiri hal ini, silahkan mereka mengatur sendiri. Tapi kalau ingin

melalui kita, maka tidak bisa melalui IDBC, tapi mungkin melalui perusahaan milik diaspora

Indonesia yang ada di luar negeri ataupun yang lainnya. Mana yang lebih baik dan bisa cepat

dilakukan.

Saat ini, IDBC masih dalam tahap mendata, jadi masih agak sulit bagi kita untuk

menafsirkan sejauh mana kontribusi perusahaan diaspora Indonesia dalam peningkatan

ekonomi Indonesia. Namun tentu secara exceptional ada beberapa perusahaan diaspora

Indonesia yang memang sudah besar dan mapan di luar negeri. Jadi potensinya memang

besar sekali, hanya saja data yang kita miliki sekarang ini masih sangat minim.

Salah satu tugas IDBC adalah mengumpulkan data, yaitu dimana saja perusahaan

diaspora Indonesia berada, siapa pemiliknya, apa produknya dan bagaimana kapabilitasnya,

itulah yang mesti kita lakukan.

Page 3: Diplomasi 1.docx

IDBC memang baru saja berdiri dan belum genap 6 bulan, tetapi harapan kita setelah

CID II ini kita sudah memiliki data tersebut. Target kita adalah bahwa pada 2014 semua data

yang kita butuhkan terkait dengan bisnis yang dimiliki oleh diaspora Indonesia sudah kita

miliki.

Kontribusi utama dari diaspora adalah brain bank, yaitu para profesional Indonesia

yang ada di luar negeri dan sudah bekerja selama bertahun-tahun serta mempunyai

pengalaman bekerja di perusahaan kaliber dunia, inilah yang paling utama. Para profesional

inilah yang akan memberikan kontribusi cukup besar. Meskipun tidak bekerja di perusahaan

milik sendiri, mereka tetap memiliki kapasitas, dan bisa membawa perusahaan tempatnya

bekerja untuk investasi di Indonesia. Inilah yang perlu kita lakukan, yaitu agar lebih banyak

perusahaan-perusahaan besar dunia yang melakukan investasi di Indonesia.

Kalau kita melihat peta kekuatan diaspora Indonesia saat ini, saya kira yang paling

canggih adalah di Eropa dan AS, selanjutnya di Jepang dan China, karena diaspora yang

datang kesana itu pada umumnya memiliki skill ataupun capital. Sementara di Middle East,

pada umumnya adalah diaspora yang unskill.

Dari segi kapasitas, diaspora kita memang lebih ba-nyak berada di negara-negara

maju, dimana kalau mereka berhasil, itu juga akan membawa kebaikan bagi kita. Sehingga

kalau kita welcome dengan mereka, sebagaimana yang kita usahakan sekarang ini, pasti

hasilnya juga akan jauh lebih baik. Ini juga akan jauh lebih menarik, karena mereka memiliki

ikatan batin yang kuat dengan Indonesia.

Masalah yang kita hadapi dalam pengembangan diaspora di negara-negara pasar non-

tradisional kita adalah sedikitnya diaspora kita yang ada disana, kecuali di Afrika Selatan.

Karena pada umumnya mereka berada di negara-negara pasar tradisional kita. Jadi sekarang

ini kita belum tahu seberapa besar kapasitas mereka.

Sejalan dengan tugas IDBC untuk melakukan pendataan, kita akan bicara dengan

HIPMI mengenai line business apa saja yang mereka punya, dan apa saja yang dapat kita

bantu kalau mereka ingin ekspor produk mereka. Apa saja yang belum mereka miliki, apakah

data, koneksi dan lain sebagainya, sehingga dengan begitu kita bisa menentukan secara riel

bagaimana kerjasama yang akan kita lakukan.

Jadi target kita sekarang ini adalah perusahaan kecil dan menengah yang memiliki

kapasitas dan kapabilitas. Baru setelah itu, kalau mungkin diperlukan, kita bisa bantu

Page 4: Diplomasi 1.docx

perusahaan yang besar. Kalau ada perusahaan-perusahaan besar di luar negeri yang ingin

masuk ke Indonesia, IDBC bisa meng-introduce mereka kepada Kadin dan Apindo.

Sampai sekarang ini fasilitas yang diberikan kepada IDBC dari instansi pemerintah

bisa dikatakan belum ada, namun kita sudah memulai pembicaraan mengenai bagaimana kita

bisa melakukan partnership, misalnya dengan BKPM jika ada investasi yang ingin masuk ke

Indonesia. Dengan Kementerian Perdagangan kita bisa melakukan partnership untuk

membuat suatu active promotion. Kita cari produknya, kemudian ada support dari

perusahaan-perusahaan di Indonesia, pemerintah membiayai promosinya, dan IDBC

mencarikan macth-nya di luar negeri. IDBC juga bisa mencarikan kalau ada produk-produk

di luar negeri yang ingin di buat di Indonesia dan kemudian di ekspor. Jadi inilah yang akan

lebih banyak kita lakukan.

Bantuan yang kita harapkan dari Pemerintah sebetulnya adalah masalah visa bagi

diaspora Indonesia. Saya berharap bahwa apa yang sudah di bicarakan dengan Presiden SBY

pada saat CID I di Los Angeles, bisa terlaksana dengan baik. Jadi tinggal bagaimana

pemerintah melihat kita, apakah kita akan dilihat sebagai sesuatu yang penting untuk di

optimalkan dampaknya, atau hanya sebagai sebuah upaya sekilas yang akan hilang begitu

saja.

Kita tentunya tidak menginginkan hal itu, tapi saya melihat bahwa dari kalangan

pemerintahan di dalam negeri belum ada yang betul-betul melihat bahwa diaspora ini ada

gunanya. Karena itulah maka kita mengupayakan seminar, sosialisasi, promosi dan

sebagainya untuk menunjukkan bahwa ada sesuatu di luar sana yang dapat digunakan.

Page 5: Diplomasi 1.docx

GERILYA PEOPLE TO PEOPLE DIPLOMACY

Duta Besar M. Wahid Supriyadi

Duta Besar M. Wahid Supriyadi adalah sosok seorang diplomat karir yang sederhana

dan ramah namun sangat antusias menjalin hubungan dengan siapa saja, apakah itu pejabat

ataupun rakyat biasa.

Sewaktu menjabat sebagai Duta Besar RI untuk Uni Emirat Arab (2008-2012),

diplomat yang suka membaca dan bersepeda ini dikenal gesit mengurus masalah TKI dan

banyak melakukan berbagai terobosan untuk menyelesaikan permasalahan yang ada dan

mencairkan hubungan komunikasi dengan semua pihak. Tak urung, ketika transit di, Dubai,

Presiden SBY sampai menyempatkan diri untuk menyampaikan apresiasi atas kinerjanya

tersebut.

Saat ini, atau tepatnya sejak tanggal 13 April 2012, lulusan Sastra Inggris Universitas

Gajah Mada, Yogyakarta dan Swinburne University of Technology, Melbourne ini menjabat

sebagai Staf Ahli Menteri Luar Negeri bidang Ekonomi, Sosial dan Budaya, disamping juga

ditugaskan sebagai Alternate SOM Chair APEC.Diplomat yang pernah bercita-cita menjadi

dalang sewaktu kecil ini, juga dinilai sukses ketika menjabat sebagai Jenderal RI di

Melbourne (2004-2007). Pak Wahid, demikian beliau biasa disapa oleh staffnya, mampu

meng-counter berbagai pemberitaan media Australia yang dikenal sangat garang dalam

memberitakan isu-isu negatif tentang Indonesia, khususnya terkait dengan Islamfobia, HAM,

OPM, GAM dan lain sebagainya.

Tidak jarang Pak Wahid harus melakukan gerilya people to people diplomacy

didalam memberikan penjelasan kepada LSM, jurnalis, dan kelompok masyarakat di

Australia, yang tentunya dengan dukungan data-data otentik di lapangan.

Pak Wahid juga sukses merintis dan memperkenalkan gamelan kepada masyarakat

Australia, disamping menghimpun WNI di Melbourne untuk menyelenggarakan Festival

Page 6: Diplomasi 1.docx

Indonesia dengan biaya swadaya masyarakat. Festival budaya ini sekarang menjadi ajang

tahunan yg meriah dan di dalamnya terdapat forum bisnis dan investasi yang diakui oleh

City of Melbourne serta Pemerintah Negara Bagian Victoria sebagai salah satu event

multikultural paling sukses di Victoria. Sebagai bentuk apresiasi, pemerintah Kota Melbourne

dan Negara Bagian Victoria memberikan bantuan finansial setiap tahunnya.

Sebelum bergabung dengan Kemlu RI pada 1985, diplomat yang sempat menjabat

sebagai Direktur Informasi dan Media (2002-2004) ini berprofesi sebagai guru bahasa Inggris

di SMA Muhammadiyah II (1981-1983), Yogyakarta dan menjadi dosen di Universitas

Pancasila, Jakarta.

Ayah dari tiga orang anak dan memiliki business mind yang tinggi ini juga aktif

menulis berbagai artikel mengenai isu-isu international di berbagai media, diantaranya di The

Sun Herald, The Age, Tempo, Kompas, Suara Pembaruan dan lain-lain.

Duta Besar yang berpenampilan low profile dan merakyat, tapi sangat tegas dan kritis

ini, memiliki philosofi hidup yang sederhana, yaitu hidup seperti air mengalir. “Ikuti saja

hidup ini seperti air mengalir, easy going, dan tidak perlu membuat target tertentu, tapi yang

penting kita concern denga apa yang kita kerjakan”, kata diplomat yang masih gesit mengejar

shutlecock dan melakukan smash ketika bermain badminton ini.

Diplomat kelahiran desa Winong, Kecamatan Mirit, Kebumen, Jawa Tengah pada

tangga 18 Agustus 1959 ini, sekarang ini juga dipercaya untuk menjabat sebagai Kepala Desk

Diaspora Indonesia, dimana selama ini Indonesia dianggap belum dapat memanfaatkan

kelompok diaspora yang dimilikinya dengan maksimal, sebagaimana halnya China, India,

Meksiko dan lain-lainnya.

“Saat ini Indonesia masih perlu meningkatkan kinerjanya di berbagai bidang, seperti

ekonomi, pendidikan, teknologi dan budaya. Sementara Diaspora Indonesia memiliki aset

dan akses yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan tersebut dan dapat menjadi ujung

tombak kita di luar negeri”, jelas Pak Wahid.

Page 7: Diplomasi 1.docx

Membangun Komunitas Global Diaspora Indonesia

Diaspora Indonesia yang tersebar di lima benua, dan terdiri dari warga negara

Indonesia serta warga bangsa-bangsa dunia keturunan Indonesia, merupakan sebuah

komunitas yang besar dan beragam serta terikat oleh tali hubungan dan rasa kecintaan

terhadap Indonesia. Diaspora Indonesia terdiri dari para profesional, buruh, perawat, awak

kapal, insinyur, arsitek, guru, mahasiswa, politikus, aktivis, artis, wiraswasta, inovator, atlit,

pemuka agama, pemuda, ibu rumah tangga dan lain sebagainya.

Saat ini mereka tengah membangun sebuah komunitas global Diaspora Indonesia

melalui pembentukan Indonesian Diaspora Network (IDN) dan bertekad untuk bersinergi

dengan Indonesia. Ini merupakan jawaban Diaspora Indonesia atas imbauan Presiden SBY

yang disampaikan pada pelaksanaan Congres of Indonesian Diaspora (CID) I di AS. Diaspora

Indonesia berkomitmen untuk mengembangkan kemitraan dan kerjasama yang dinamis untuk

kesejahteraan Indonesia. Diaspora Indonesia sangat berbesar hati dengan capaian yang telah

diraih Indonesia dalam hal kemajuan demokrasi, ekonomi dan peran Indonesia di dunia

internasional, disamping juga semakin mendunianya budaya Indonesia.

Diaspora Indonesia percaya dan berkeyakinan bahwa Indonesia akan mampu

mengatasi berbagai tantangan yang masih ada, diantaranya seperti memajukan kesejahteraan

umum, meningkatkan good governance, dan penegakan hukum.

Diaspora Indonesia juga menaruh harapan yang tinggi pada masa depan Indonesia

yang cerah dan penuh potensi, serta tetap percaya pada nilai-nilai terbaik Indonesia, yaitu:

toleransi dan harmoni, Bhinneka Tunggal Ika, pluralisme, dan tradisi yang menghormati

lingkungan. Diaspora Indonesia berpandangan bahwa warisan nilai-nilai yang penuh kearifan

ini perlu selalu dilestarikan, karena tanpa itu Indonesia akan kehilangan makna. Sehubungan

dengan itu Diaspora Indonesia akan berupaya keras untuk bersama-sama melestarikan nilai-

nilai tersebut.

Diaspora Indonesia meyakini bahwa abad ke-21 akan menjadi abad terbaik bagi

Indonesia, dan untuk memenuhi harapan ini, Indonesia harus percaya diri, adaptif, terbuka

pada ide-ide baru, meritokratis, dan secara cerdas mengelola kekayaan sumber daya alam,

sumber daya manusia dan warisan budayanya.

Page 8: Diplomasi 1.docx

Selain mempromosikan budaya Indonesia, Diaspora Indonesia juga akan menjadi

penghubung (hub) untuk gagasan, solusi, sumber-daya dan jaringan guna membangun

kesejahteraan bersama, serta menjadi suatu kekuatan untuk perdamaian dan kemajuan.

Visi ini akan disebarluaskan oleh Diaspora Indonesia melalui kerjasama dengan

komunitas Diaspora Indonesia lainnya. Diaspora Indonesia juga akan berupaya untuk terus

tumbuh bersama dan membantu satu sama lain.

Ini merupakan babak baru bagi Indonesia dan Diaspora Indonesia, karena itu Diaspora

Indonesia me-ngundang dan mengajak semua Diaspora Indonesia untuk maju bersama.

Diaspora Indonesia Berperan Pada Industri Minyak Dan Gas Di Qatar

Ali Musthofa,

Diaspora Indonesia di Qatar

Human resources lokal di Qatar jumlahnya sangat sedikit, mungkin hanya sekitar 400

ribu, dengan jumlah penduduk 1,8 juta, artinya bahwa lebih banyak pendatang dibandingkan

penduduk lokal.Pada 2022, Qatar akan menjadi tuan rumah Word Cup, dan untuk melakukan

persiapan, maka sejak beberapa tahun terakhir ini Qatar melakukan pembangunan

infrastruktur yang luar biasa agresif. Oleh karena itu Qatar sangat membutuhkan bantuan

tenaga kerja asing termasuk dari Indonesia, sehingga peluang bagi diaspora Indonesia di

Qatar sangat terbuka lebar, baik untuk membangun infrastruktur maupun untuk mengisi

industri-industri yang sekarang sudah mulai berjalan di Qatar. Industri yang sangat kuat saat

ini adalah industri perminyakan dan juga industri turunannya seperti pupuk, vinyl dan lain

sebagainya.

Indonesia banyak memiliki ahli di bidang perminyakan dan gas serta sudah memiliki

pengalaman selama puluhan tahun sehingga peluang bagi diaspora Indonesia untuk berperan

di industri minyak dan gas di Qatar sangat besar. Hal ini sudah dimulai sejak pertengahan

tahun 1995, tetapi kedepan saya melihat bahwa kesempatan itu masih terbuka lebar, termasuk

di industri dan bisnis pendukungnya, seperti resto dan perhotelan.

Page 9: Diplomasi 1.docx

Sekarang ini memang sudah cukup banyak orang Indonesia yang ada di Qatar, yaitu

sekitar 37 ribu orang, tetapi dibandingkan dengan bangsa-bangsa lainnya, seperti Belanda,

Filipina dan negara-negara lainnya, diaspora Indonesia masih tergolong sedikit jumlahnya.

Saya kira dengan begitu banyaknya peluang yang ada di Qatar saat ini, mudah-mudahan

informasi mengenai peluang kerjasama ekonomi dan lapangan kerja yang ada disana bisa

dibantu oleh diaspora Indonesia di Qatar.

Demikian juga kalau teman-teman di Indonesia ingin membuka usaha, dimana

peluang yang cukup bagus adalah resto, pemasok makanan, dan produk furnitur. Masyarakat

Qatar sangat tertarik dengan produk-produk yang memiliki nilai seni tinggi, tapi sayangnya

bahwa disana belum ada semacam show room bagi produk-produk dari Indonesia.

Padahal setiap tahunnya Qatar menyelenggarakan pameran dagang dengan

mengundang para pedagang dan pebisnis dari manca negara. Dari kawasan Asia, paling

banyak adalah pedagang dari China, dan belum ada pedagang yang datang dari Indonesia,

padahal sebetulnya pameran tersebut merupakan kesempatan yang sangat baik untuk

mempromosikan produk-produk kita. Furniture dan rotan dari Cirebon, peminatnya cukup

banyak di Qatar.

Karena itu diaspora Indonesia di Qatar akan membantu memberikan berbagai

informasi semacam itu, termasuk bantuan lainnya ketika berada di Qatar. Pihak KBRI

tentunya juga akan membantu, dan secara tataran teknis teman-teman kita disana juga sudah

ada yang membuka usaha sehingga bisa menginformasikan bagaimana seluk-beluk membuka

usaha di Qatar.

Di bidang kesehatan, Qatar memiliki banyak rumah sakit dan klinik yang besar, tapi

untuk tenaga dokter, perawat dan lainnya mereka membutuhkan pekerja asing. Di Qatar

cukup banyak dokter spesialis maupun umum seta tenaga perawat dari Indonesia, disamping

juga ada beberapa dokter ocupasion asal Indonesia di beberapa perusahaan besar di Qatar.

Sayangnya jumlah dokter dan perawat kita masih jauh lebih sedikit dibandingkan

dengan Filipina atau negara lainnya. Kita perlu membantu agar jumlah tenaga kerja Indonesia

yang memiliki keahlian bisa bertambah jumlahnya di Qatar. Mungkin ini bisa kita lakukan

melalui pendekatan G to G, agar kita bisa memenuhi kebutuhan tenaga dokter, perawat, ahli

perminyakan dan lain sebagainya di Qatar sesuai dengan spesifikasi yang mereka inginkan.

Page 10: Diplomasi 1.docx

Kita tidak bisa hanya mengandalkan informasi yang disampaikan oleh diaspora Indonesia,

karena proses recruiting yang terjadi hanya bersifat perorangan. Tapi kalau ini didorong

dengan pendekatan G to G, maka kita bisa rekrut dalam jumlah yang lebih besar. Karena itu

saya membayangkan bahwa kita memiliki banyak training center untuk berbagai sektor guna

memaksimalkan pengiriman tenaga kerja terampil dan tenaga ahli Indonesia ke luar negeri.

Para profesional kita mulai masuk ke Qatar pada 1995, dan sekarang sudah cukup

banyak anak-anak Indonesia yang lahir di Qatar. Mereka kemudian kesulitan dalam

berbahasa Indonesia dan kurang mengenal budaya Indonesia, sehingga kemudian para orang

tua memperkenalkan budaya Indonesia kepada anak-anak mereka. Upaya ini kemudian

berkembang dengan terbentuknya sanggar-sanggar hingga munculnya Yayasan Rumah Kita

yang kemudian mengembangkan berbagai kesenian dan budaya Indonesia. Jadi selain di

KBRI, ada juga tempat-tempat pengembangan seni dan budaya Indonesia lainnya.

Pemerintah Qatar melihat bah-wa kehadiran SDM dari Indonesia sangat penting, dan

teman-teman juga merasa penting untuk mempertahankan budaya Indonesia, sehingga pada

akhirnya Pemerintah Qatar menyediakan fasilitasi berupa penyelenggaraan pameran dan

berbagai perlombaan seni dan budaya Indonesia yang coba di maintenance oleh teman-teman

para pekerja profesional kita di Qatar.

Terkait dengan pengajaran Bahasa Indonesia, salah satu sekolah internasional di Qatar

juga telah memfasilitasi dengan memasukkan pelajaran bahasa dan seni dan budaya

Indonesia kedalam kurikulum mereka. Bahasa Indonesia menjadi mata pelajaran pilihan,

sedangkan seni dan budaya Indonesia menjadi pelajaran ekstra kurikuler. Pemerintah Qatar

melihat bahwa Bahasa dan Seni Budaya Indonesia penting untuk dilestarikan, sehingga

kemudian mereka memberikan peluang untuk dilakukannya upaya pelestarian, baik melalui

sekolah maupun wadah lainnya yang didukung dengan infrastruktur yang baik.

Page 11: Diplomasi 1.docx

Produk Makanan Dan Obat-Obatan Indonesia Digemari Warga Madagaskar

Kolonel Richard,

Diaspora Indonesia di Madagaskar

Indonesia dan Madagaskar memang memiliki kedekatan sejarah dan budaya, karena

pada jaman dulu, para pedagang dari Indonesia melakukan perdagangan hingga ke

Madagaskar. Sekarang ini bahkan sebagian besar orang Madagaskar adalah keturunan

Indonesia. Dalam segi budaya dan bahasa, kita juga bisa melihat bahwa bahasa dan budaya di

Madagaskar juga banyak yang berasal dari Indonesia, sehingga kalau kita melihat budaya

Nusantara secara komparatif, maka kita juga bisa menemukan budaya tersebut ada di

Madagaskar.

Dari penelitian yang dilakukan, ternyata DNA orang Indonesia juga banyak

ditemukan di Madagaskar, dan oleh karena itulah maka Madagaskar memiliki keinginan yang

kuat untuk masuk kedalam Diaspora Indonesia.Sekarang ini jumlah orang Indonesia yang

berada di Madagaskar memang hanya sedikit, tapi Seni budaya Madagaskar memiliki banyak

kemiripan dengan seni budaya Indonesia, ini mungkin diakibatkan oleh terjalinnya hubungan

perdagangan yang sangat baik antara Indonesia dan Madagaskar pada jaman nenek moyang

kita dulu, sehingga juga terjadi pertukaran seni budaya antara Indonesia dan Madagaskar.

Madagaskar terkenal dengan sumber daya alam berupa mineral, sehingga banyak

mengundang investor untuk datang ke Mada-gaskar. Namun karena faktor kedekatan dengan

Indonesia, maka Madagaskar lebih senang memilih investor dari Indonesia dibandingkan

dengan investor dari negara lain. Dalam hal ini kami sangat berharap, agar investor dari

Indonesia bisa bersama-sama mengembangkan sektor pertambangan dan juga sektor-sektor

lainnya di Madagaskar.

Sebagai negara berkembang, Madagaskar tentunya membutuhkan teknologi yang

sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan yang dimiliki. Dan sebagaimana kita ketahui

bersama, bahwa diaspora Indonesia terus menghasilkan sesuatu yang bersifat teknis, sehingga

memerlukan kerjasama kedua negara.

Kerjasama di bidang ekonomi cukup bagus, namun kita perlu menetapkan bahwa

target kita adalah untuk membantu masyarakat dan agar kesejahteraan mereka semakin

Page 12: Diplomasi 1.docx

meningkat. Indonesia dan Madagaskar memang perlu melakukan suatu kerjasama yang

bersifat win-win cooperation, khususnya di bidang pertanian, energi, kesehatan dan ekonomi.

Iklim di Madagaskar tidak jauh berbeda dengan iklim di Indonesia, dan makanan

pokoknya juga sama, yaitu nasi. Oleh karena itu kerjasama di bidang pertanian ini memang

memiliki peluang yang sangat besar. Di sektor perkebunan, Madagaskar adalah produsen

cengkeh yang cukup besar. Sementara Indonesia memerlukan impor cengkeh untuk bahan

baku rokok. Madagaskar juga merupakan produsen kedelai yang sangat dibutuhkan oleh

Indonesia.

Sebaliknya, Madagaskar memerlukan obat generik yang diproduksi oleh Indonesia.

Produk mie instan asal Indonesia juga sangat digemari di Madagaskar, tapi sayangnya

Indonesia tidak memiliki semacam show room untuk memperkenalkan produk-produk

Indonesia lainnya. Kerjasama ekonomi Indonesia-Madagaskar bisa kita mulai dari komoditas

yang ada di kedua negara, dan selanjutnya bisa dikembangkan dengan perdagangan produk

hasil industri.

Pengembangan ini tentunya harus dilakukan oleh orang Indonesia sendiri, dimana

dalam hal ini adalah diaspora Indonesia yang link dengan pengusaha-pengusaha di Indonesia.

Sebagian besar orang Madagaskar memang menganggap dirinya sebagai keturunan

orang Indonesia, terutama setelah Indonesia memperkenalkan seni dan budaya Indonesia di

Madagaskar, sehingga orang Madagaskar memahami bah-wa seni budaya mereka memang

berasal dari Indonesia.

Keunikan orang Madagskar dalam menanam padi dan membuat rumah ternyata

memang persis sama dengan orang Indonesia. Begitu banyaknya kesamaan yang dimiliki

oleh kedua negara, sehingga dapat dikatakan bahwa Madagaskar merupakan Nusantara Kecil,

karena berbagai kebudayaan dari Sumatera, Kalimantan, Jawa, Sulawesi dan lain-lainnya,

semuanya ada di Madagaskar.

Kebetulan saat ini memang orang Madagaskar sangat tertarik untuk berkunjung ke

Indonesia yang mereka anggap sebagai negeri leluhur mereka. Apalagi Indonesia merupakan

anggota G20, yang menunjukkan bahwa Indonesia bukanlah sebuah negara yang biasa-biasa

saja, melainkan negara yang memiliki peran dan pengaruh cukup kuat di lingkup dunia.

Page 13: Diplomasi 1.docx

Untuk meningkatkan pem-bangunan di Madagaskar, tentunya kami juga harus

melakukan kerjasama dengan negara-negara lain yang sudah maju. Indonesia adalah pilihan

yang tepat, karena tidak mungkin bagi kami untuk bisa langsung melakukan kerjasama

dengan AS misalnya, karena teknologi yang mereka miliki mungkin belum tentu cocok untuk

kami. Demikian juga dalam hal kerjasama di bidang politik, dimana Indonesia merupakan

motor dari kerjasama Selatan-Selatan, dan kita harus memulai kerjasama ini dari situ.

Kendala yang kita hadapi adalah, bahwa saat ini Indonesia dan Madagaskar belum

memiliki perwakilan setingkat Duta Besar, sehingga peningkatan hubungan antara kedua

negara belum begitu signifikan. Oleh karena itu, sebagai diaspora Indonesia, kami perlu

mendorong agar hubungan kedua negara dapat lebih ditingkatkan, sehingga hubungan dan

kerjasama politik, ekonomi, perdagangan, pendidikan, dan seni budaya yang dilakukan kedua

negara bisa lebih memberikan hasil nyata.

Page 14: Diplomasi 1.docx

ARTIKEL DAN PENDAPAT AHLI TENTANG KEGIATAN

DIPLOMASI

Diajukan Untuk Memenuhi Mata Kuliah Hubungan Masyarakat Internasional

Disusun oleh :

IMAM TAUFIK BUR

10080009352

UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG

FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI

2013