diseminasi teknologi pengupasan kulit ari kacang koro

7
Prosiding Seminar Nasional Pengabdian Kepada Masyarakat 2017 vol. 2 no. 1 ISSN. 2541-3805 B - 60 Diseminasi Teknologi Pengupasan Kulit Ari Kacang Koro Pedang (Canavalia Ensiformis) Sistem Rotary Roller Belt di Desa Marmoyo Kecamatan Kabuh Jombang Hadi Santosa 1 , Yuliati 2 1 Jurusan Teknik Industri, 2 Jurusan Teknik Elektro Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya Jalan Kalijudan 37 Surabaya [email protected], [email protected] Abstract- Currently under development of alternative food sources such as Jack bean plant (Canavalia Ensiformis). Jack bean (Canavalia Ensiformis) is one type of plant nuts / legumes. This plant has many benefits because it has high vegetable and carbohydrate protein content and can be processed into several processed food products such as mixture of abon, tempe, tofu, Crackers, flour and derivatives of processed products such as cake, cookies and other bakery products . There are at least 137 Marmoyo Village Farmers District Kabuh Jombang District in collaboration with PERHUTANI has planted a jack bean plant on an area of ± 20 hectares. But when the harvest is abundant, the farmers experience the main obstacles in stripping the skin of the epidermis. This is due to the characteristics of the thick and hard pea of the jack bean, making the process of stripping its epidermis difficult and requires a long time. Therefore, in the dissemination of the results of technology products to the community is offered a solution in the form of utilization of appropriate technology tool to strip out the scalp with a rotary belt system. This tool has the capability of stripping capacity 20 times (100 kg / hour) compared to stripping it manually. Keywords: Jack Bean , Rotary belt system , Stripping I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tanaman kacang koro pedang (Canavalia Ensiformis) atau jack bean mempunyai banyak manfaat karena memiliki kandungan protein nabati dan karbohidrat yang tinggi dan dapat diolah menjadi beberapa produk olahan pangan seperti bahan campuran abon, tempe, tahu, kerupuk koro pedang , tepung koro pedang serta turunan produk olahannya seperti cake, cookies dan produk bakery lainnya. Jenis polong polongan yang masih muda biasanya dimasak sebagai sayur-sayuran. Biji kacang koro pedang merupakan sumber protein nabati setara dengan kacang kedelai. Biji kacang koro pedang mempunyai kandungan karbohidrat 55% dan protein 23%-34% serta mengandung juga sumber Ca, Zn, P, Mg, Cu dan Ni. Prospek biji koro pedang untuk keperluan ekspor juga masih sangat terbuka khususnya untuk memenuhi kebutuhan bahan baku industry farmasi maupun nutrisi. Namun , saat ini masih dijumpai beberapa kendala terkait pengolahan biji kacang koro pedang ini. Di dalam biji koro pedang mengandung asam sianida (HCN) yang merupakan senyawa toksik yang sangat berbahaya terhadap kesehatan tubuh manusia apabila masuk ke dalam tubuh dan dikonsumsi secara berlebihan. Batas kandungan HCN dalam tubuh tidak boleh lebih dari 0,5 mg/kg berat badan (Suciati, 2012). Proses pengolahan pasca panen yang tepat dapat menurunkan kadar HCN pada kacang koro seperti proses pencucian, pengukusan /perebusan dan perendaman dengan air garam (NaCl). Kendala lain yang sering dijumpai dalam proses pengolahan biji kacang koro adalah sulitnya proses pengupasan kulit ari kacang koro. Karakteristik kulit ari kacang koro pedang yang tebal dan keras membuat proses pengupasan kulit ari nya menjadi sulit dan memerlukan waktu yang lama sehingga menyebabkan kelelahan bagi pengguna. Hasil penelitian pendahuluan (Hadi Santosa , Yuliati 2014) telah berhasil dirancang bangun suatu alat teknologi tepat guna pengupasan kulit ari kacang koro pedang . Alat teknologi tepat guna (TTG) pengupas kulit ari koro pedang ini pada tahun 2015 juga telah berhasil menjadi juara II lomba teknologi tepat guna tingkat kota Surabaya dan piagam penghargaan kejuaraan dapat ditunjukkan pada Gambar 1. Proses pendaftaran paten sederhana ke Direktorat Jendral Kekayaan Intelektual dengan nomor pendaftaran paten S00201607954 pada bulan November tahun 2016 juga telah dalam proses (Yuliati, Hadi S, 2017). Adapun formulir permintaan pemeriksaan substantif pendaftaran paten dapat ditunjukkan pada Gambar 2.

Upload: others

Post on 26-Oct-2021

3 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Diseminasi Teknologi Pengupasan Kulit Ari Kacang Koro

Prosiding Seminar Nasional Pengabdian Kepada Masyarakat 2017 vol. 2 no. 1 ISSN. 2541-3805

B - 60

Diseminasi Teknologi Pengupasan Kulit Ari

Kacang Koro Pedang (Canavalia Ensiformis)

Sistem Rotary Roller Belt di Desa Marmoyo

Kecamatan Kabuh Jombang

Hadi Santosa 1, Yuliati

2

1Jurusan Teknik Industri,

2Jurusan Teknik Elektro Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya

Jalan Kalijudan 37 Surabaya [email protected], [email protected]

Abstract- Currently under development of alternative

food sources such as Jack bean plant (Canavalia

Ensiformis). Jack bean (Canavalia Ensiformis) is one

type of plant nuts / legumes. This plant has many

benefits because it has high vegetable and carbohydrate

protein content and can be processed into several

processed food products such as mixture of abon, tempe,

tofu, Crackers, flour and derivatives of processed

products such as cake, cookies and other bakery

products . There are at least 137 Marmoyo Village

Farmers District Kabuh Jombang District in

collaboration with PERHUTANI has planted a jack

bean plant on an area of ± 20 hectares. But when the

harvest is abundant, the farmers experience the main

obstacles in stripping the skin of the epidermis. This is

due to the characteristics of the thick and hard pea of

the jack bean, making the process of stripping its

epidermis difficult and requires a long time. Therefore,

in the dissemination of the results of technology products

to the community is offered a solution in the form of

utilization of appropriate technology tool to strip out the

scalp with a rotary belt system. This tool has the

capability of stripping capacity 20 times (100 kg / hour)

compared to stripping it manually.

Keywords: Jack Bean , Rotary belt system , Stripping

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tanaman kacang koro pedang (Canavalia Ensiformis)

atau jack bean mempunyai banyak manfaat karena memiliki

kandungan protein nabati dan karbohidrat yang tinggi dan

dapat diolah menjadi beberapa produk olahan pangan seperti

bahan campuran abon, tempe, tahu, kerupuk koro pedang ,

tepung koro pedang serta turunan produk olahannya seperti

cake, cookies dan produk bakery lainnya. Jenis polong

polongan yang masih muda biasanya dimasak sebagai

sayur-sayuran. Biji kacang koro pedang merupakan sumber

protein nabati setara dengan kacang kedelai. Biji kacang

koro pedang mempunyai kandungan karbohidrat 55% dan

protein 23%-34% serta mengandung juga sumber Ca,

Zn, P, Mg, Cu dan Ni. Prospek biji koro pedang untuk

keperluan ekspor juga masih sangat terbuka khususnya

untuk memenuhi kebutuhan bahan baku industry farmasi

maupun nutrisi.

Namun , saat ini masih dijumpai beberapa kendala terkait

pengolahan biji kacang koro pedang ini. Di dalam biji koro

pedang mengandung asam sianida (HCN) yang merupakan

senyawa toksik yang sangat berbahaya terhadap kesehatan

tubuh manusia apabila masuk ke dalam tubuh dan

dikonsumsi secara berlebihan. Batas kandungan HCN

dalam tubuh tidak boleh lebih dari 0,5 mg/kg berat badan

(Suciati, 2012). Proses pengolahan pasca panen yang

tepat dapat menurunkan kadar HCN pada kacang koro

seperti proses pencucian, pengukusan /perebusan dan

perendaman dengan air garam (NaCl). Kendala lain yang

sering dijumpai dalam proses pengolahan biji kacang koro

adalah sulitnya proses pengupasan kulit ari kacang koro.

Karakteristik kulit ari kacang koro pedang yang tebal dan

keras membuat proses pengupasan kulit ari nya menjadi

sulit dan memerlukan waktu yang lama sehingga

menyebabkan kelelahan bagi pengguna.

Hasil penelitian pendahuluan (Hadi Santosa , Yuliati

2014) telah berhasil dirancang bangun suatu alat teknologi

tepat guna pengupasan kulit ari kacang koro pedang . Alat

teknologi tepat guna (TTG) pengupas kulit ari koro pedang

ini pada tahun 2015 juga telah berhasil menjadi juara II

lomba teknologi tepat guna tingkat kota Surabaya dan

piagam penghargaan kejuaraan dapat ditunjukkan pada

Gambar 1. Proses pendaftaran paten sederhana ke Direktorat

Jendral Kekayaan Intelektual dengan nomor pendaftaran

paten S00201607954 pada bulan November tahun 2016 juga

telah dalam proses (Yuliati, Hadi S, 2017). Adapun formulir

permintaan pemeriksaan substantif pendaftaran paten dapat

ditunjukkan pada Gambar 2.

Page 2: Diseminasi Teknologi Pengupasan Kulit Ari Kacang Koro

Prosiding Seminar Nasional Pengabdian Kepada Masyarakat 2017 vol. 2 no. 1 ISSN. 2541-3805

B - 61

Gambar 1. Piagam Penghargaan Lomba TTG

Gambar 2. Pendaftaran Paten Sederhana

Kegiatan dan hasil penelitian yang telah dilakukan dan

sejalan dengan tujuan dan program nasional untuk

mengakselerasi proses hilirisasi teknologi hasil penelitian

Lembaga Litbang yang dapat dimanfaatkan oleh

masyarakat, maka teknologi tepat guna pengupasan kulit ari

koro pedang dengan sistem rotary belt ini hasilnya

didiseminasikan kepada masyarakat petani koro pedang di

Desa Marmoyo, Kecamatan Kabuh Kabupaten Jombang

Jawa Timur. Alat yang dibuat ini secara khusus

memanfaatkan metode gesekan antara dua pasang roller belt

yang berputar dan masing-masing mempunyai kecepatan

800 rpm - 1000 rpm dan 400 rpm - 600 rpm serta kedua

roller menjepit, menekan dan menggeser biji koro pedang.

Hal ini akan mengakibatkan kulit arinya akan terkelupas

dari bijinya. Sistem penyetelan alat pengupas ini juga dapat

diatur menyesuaikan dengan variasi besar kecilnya kulit

kacang kacangan yang lain.

B. Tinjauan Pustaka

1. Analisis Situasi

Di Desa Marmoyo Kecamatan Kabuh kabupaten

Jombang terdapat kurang lebih 137 petani koro pedang dan

setidaknya terdapat 20 hektar lahan yang telah ditanami

jenis tanaman koro pedang putih ini. Mereka bekerja sama

dengan PERHUTANI setempat yang dipimpin oleh Bapak

Suprapto dengan kelompok tani dengan ketua Bapak

Nyuwito untuk memanfatkan lahan tidur dengan menanam

jenis tanaman polong-polongan ini . Mereka juga telah

bersedia menjadi mitra kerjasama dalam kegiatan

diseminasi produk teknologi kepada masyarakat Adapun

gambar mitra dapat ditunjukkan pada Gambar 3.

Gambar 3. Mitra Kegiatan Diseminasi Produk Teknologi

Proses pengolahan kacang koro pedang melalui

beberapa tahap yang harus dilalui. Hal ini disebabkan biji

kacang koro pedang mengandung senyawa toksik yaitu zat

Asam Sianida (HCN). Food Agricultural Organization

(FAO) menetapkan bahwa kandungan senyawa HCN yang

diperbolehkan dan aman untuk dikonsumsi manusia yaitu

< 10 ppm. Kandungan Asam Cianida pada kacang koro

dapat dikurangi melalui proses pengolahan yang benar

meliputi pencucian perebusan/pengukusan serta proses

perendaman dalam garam NaCl untuk

menghilangkan/mengurangi kandungan asam cianida nya

sehingga aman dikonsumsi. Setelah melalui proses

perebusan /pengukusan dan perendaman, maka kulit ari

koro pedang harus dikupas satu demi satu untuk diolah

menjadi berbagai macam produk olahan pangan selanjutnya.

Kendala yang mereka jumpai adalah dengan

melimpahnya panenan koro pedang rata rata 6-7 ton/ hektar

nya untuk sekali panen namun mereka kesulitan dalam

pengolahan pasca panennya khususnya pada pengelupasan

kulit arinya. Kulit ari koro pedang harus dikupas satu demi

satu dengan tangan secara manual. Karakteristik kulit ari

kacang koro pedang yang tebal dan keras membuat proses

pengupasan kulit ari nya menjadi sulit dan tentunya

memerlukan waktu yang lama dan sangat melelahkan bagi

pengguna.

Page 3: Diseminasi Teknologi Pengupasan Kulit Ari Kacang Koro

Prosiding Seminar Nasional Pengabdian Kepada Masyarakat 2017 vol. 2 no. 1 ISSN. 2541-3805

B - 62

2. Permasalahan Mitra

Berdasarkan informasi dari survei awal, analisa situasi,

dan potensi hasil panen pertanian kacang koro pedang yang

mampu mencapai 6-7 ton / hektar dan setidaknya terdapat

137 petani dengan lahan PERHUTANI 20 hektar yang

ditanami tanaman koro di Desa Marmoyo Kecamatan

Kabuh Kabupaten Jombang dan melihat potensi permintaan

hasil olahan koro pedang yang cenderung meningkat, saat

ini para petani mengalami kesulitan akan pengolahan pasca

panen tanaman koro pedang putih ini. Kacang koro pedang

setelah melalui proses perebusan /pengukusan dan

perendaman untuk menghilangkan kandungan asam

sinanidanya maka kulit ari koro pedang harus dikupas satu

demi satu dengan tangan secara manual yang memerlukan

waktu yang lama dan sangat melelahkan bagi pengguna

(Gambar 4). Sebagai gambaran dalam satu jam mereka

hanya mampu mengupas kulit ari koro pedang sebanyak 5

kg / jam/ orangnya, sedangkan panenan begitu melimpah.

Gambar 4. Pengupasan Kulit Ari Secara Manual

Oleh sebab itu untuk meningkatkan efisiensi dan

produktivitas kerja para petani, pedagang dan pengrajin

usaha kecil di dalam pengolahan pasca panen kacang koro

pedang, maka dilakukan kegiatan diseminasi hasil produk

teknologi ke masyarakat petani berupa teknologi tepat guna

alat pengupas kulit ari kacang koro pedang yang merupakan

hasil penelitian dan pengembangan sebelumnya (Hadi

Santosa, Yuliati , 2014) . Rancang bangun alat pengupas ini

dibuat sedemikian sehingga mudah pengoperasian dan

pemeliharaannya dengan tidak mengabaikan aspek mekanik

dan ergonomisnya.

3. Kacang Koro Pedang (Canavalia Ensiformis)

Tanaman kacang koro pedang (Canavalia ensiformis)

merupakan jenis tanaman tropis yang berasal dari Amerika

Selatan/Tengah. Di beberapa daerah di Indonesia tanaman

ini memiliki penyebutan yang bervariasi. Di daerah Jawa

Tengah dikenal sebagai Koro Bedog, Kacang Mekah, Koro

Bendo, Koro Pedang, Krandang . Di Jawa Barat dikenal

sebagai Kacang Koang kaos pedang, kaos bakol, kaos

bebedogan . Dan di Madura dikenal sebagai koro ortel, koro

wedung atau kacang prasman (Heyne,1950; Ochse, 1931).

Secara botani tanaman koro pedang dibedakan ke dalam

dua tipe tanaman yaitu : koro pedang yang tumbuh

merambat (climbing) dan berbiji merah (Canavalia

gladiate (jack) DC) dan koro pedang tumbuh tegak dan

berbiji putih (Canavalia ensiformis (L.) DC.).

(Anonim, 2012). Jenis tanaman yang dibudidayakan para

petani di Desa Marmoyo Jombang adalah jenis tanaman

koro pedang putih (Canavalia ensiformis) .

Koro pedang dapat tumbuh dengan baik pada dataran

rendah (mulai 40 m dpl) sampai pada ketinggian 1.800 m

dpl. Dapat beradaptasi dengan baik di daerah tropis yang

lembab dan dapat bertahan pada musim kering dengan curah

hujan berkisar 700 s/d 4.000 mm per tahun. Oleh sebab itu,

tanaman poling-polongan ini dapat tumbuh dengan baik di

daerah Jombang dengan ketinggian 500 m dpl dengan curah

hujan relatif rendah yaitu berkisar antara 1750- 2500 mm

per tahun dan tanaman ini tumbuh dengan baik bila

mendapat penyinaran matahari yang penuh dengan toleransi

keteduhan yang sedang. Tinggi tanaman koro pedang antara

75-100 cm , masa panen sekitar 4 - 5 bulan dan selang 2 -3

minggu berikutnya setelah pemanenan pertama dapat terus

dipanen sampai umur 6 bulan. Panjang polong 20 – 30 cm ,

bentuk bijinya lonjong berwarna putih atau kuning gading

dengan panjang 6-9 mm. Adapun tanaman koro pedang ,

bentuk polong dan biji kacang koro pedang putih dan dapat

dilihat pada gambar 5.

(a) Tanaman Kacang Koro Pedang Putih

(b) Polong Kacang Koro Pedang Putih

Kulit ari

Kacang

Koro

Page 4: Diseminasi Teknologi Pengupasan Kulit Ari Kacang Koro

Prosiding Seminar Nasional Pengabdian Kepada Masyarakat 2017 vol. 2 no. 1 ISSN. 2541-3805

B - 63

(c). Biji Kacang Koro Pedang Putih

Gambar 5. Kacang Koro Pedang Putih

Manfaat kacang koro pedang disamping sebagai bahan

baku pengolahan pangan, juga dapat dimanfaatkan untuk

keperluan farmasi dan kosmetika. Kandungan Con

canavalin A yang merupakan senyawa protein yang

berfungsi sebagai antibodi yang dapat mengaktifkan sel anti

kanker atau sel T. Koro pedang juga mengandung enzim

urease yang dapat diekstrak dan bermanfaat bagi dunia

farmasi sebagai reagen untuk menentukan konsentrasi

urease dalam darah. Kandungan unsur hara N, K, Ca dan

Mg juga cukup tinggi menjadikan tanaman ini bermanfaat

untuk menyuburkan tanah.

Namun, dibalik semua manfaat koro pedang terdapat

kendala dalam pengupasan kulit ari nya. Hal ini dikarenakan

karakteristik kulit ari yang tebal, ulet dank eras. Oleh sebab

itu dalam rancang bangun alat pengupas ini

dipertimbangkan aspek mekanik maupun ergonomis nya.

4. Desain Ergonomis

Pada saat melakukan pekerjaan fisik operator, maka

sebaiknya dihindari hal-hal seperti : beban statis, sikap kerja

atau postur yang berlebihan, penggunaan tenaga kerja secara

berlebihan, serta konsentrasi beban kerja hanya pada

sejumlah otot saja dan diupayakan agar beban mental dapat

ditekan sekecil-kecilnya, bahkan seharusnya dapat

dihilangkan.

Dalam melakukan desain atau perancangan sistem kerja

yang ergonomis, ada lima prinsip rancangan yang perlu

dipertimbangkan yaitu :

a. Buatlah agar mesin/alat dapat disesuaikan dengan

kebutuhan manusia.

b. Meminimalisasi persentase yang berada diluar

rancangan.

c. Perancangan kerja agar semakin bersifat seimbang,

serta semakin berkurangnya penggunaan fisik dan hal-

hal yang kurang prosedural.

d. Tekanan pentingnya komunikasi.

e. Gunakan mesin yang memperbesar kemampuan

manusia.

Konsep dasar serta prinsip-prinsip diatas seharusnya

digunakan dalam melakukan suatu perancangan sistem

kerja, agar mesin dapat berjalan sebaik mungkin.

Aspek ergonomis dalam pembuatan alat pengupas ini

tenaga yang dikeluarkan operator jauh lebih sedikit

dibanding dengan mengupas secara manual. Tinggi alat

disesuaikan dengan kondisi operator saat menuang kacang

koro sehingga memudahkan operator untuk

mengoperasikannya. Hasil kupasan langsung keluar lewat

corong keluaran dan ditampung dalam nampan

penampungan.

5. Biomekanika

Biomekanika adalah suatu hal yang berkaitan dengan

aspek-aspek mekanika dari gerakan anggota-anggota tubuh,

pekerjaan yang menggunakan biomekanika adalah :

kekuatan kerja otot, kecepatan dan ketelitian gerak anggota-

anggota badan dan daya tahan jaringan-jaringan tubuh

terhadap beban.

Otot dan tulang merupakan bagian penting bagi ukuran-

ukuran tubuh, ukuran tinggi dan besar dari tubuh bagian-

bagiannya. Ukuran ini juga menetukan kemampuan fisik

tenaga kerja. Prinsip-prinsip fisika digunakan untuk

menyatakan tegangan mekanik pada tubuh dan gaya otot

yang diperlukan untuk mengimbangi tergangan-tegangan

tersebut.

Dalam banyak kegiatan penganan material, seperti :

mengangkat, membawa, mendorong dan menarik gaya-gaya

yang signifikan terjadi pada tulang belakang bagian bawah,

yakni lumbar L5/S1 lokasi dimana sering terjadi cidera pada

punggung.

Penelitian dengan menggunakan pendekatan

biomekanika pada dasarnya mempelajari dan menganalisa

batas-batas kekuatan, ketahanan, kecepatan dan ketelitian

yang dimiliki manusia dalam melakukan kerja. Faktor-

faktor biomekanika dipengaruhi oleh :

Faktor diri : umur, jenis kelamin, suku bangsa.

Sikap kerja.

Jenis kerja.

Kerja fisik sering disebut pula sebagai kerja otot. Otot –

ototlah yang menjadi sebab gerakan tubuh, otot – otot

menduduki sekitar 45 % dari serat tubuh. Otot – otot

tersusun dari serat – serat otot, yang garis tengah

penampangnya 0.1 mm dan panjangnya bervariasi antara 0.5

dan 14 cm, banyak serat – serat pada suatu otot bervariasi

diantara 100.000 sampai 1 juta. Ujung – ujung serat ini

terkait pada ujung otot yang berbentuk serat kolagen. Serat

– serat kolagen ini membentuk urat. Kadang – kadang pada

otot yang panjang, beberapa serat sambung – menyambung

dan berbentuk satu serat panjang.

Secara garis besar dapat dikatakan bahwa kelelahan

merupakan keadaan setiap individu, dimana terjadi

penurunan kekuatan dan kontraksi otot serta perlambatan

gerakan – gerakan aktifitas yang sedang dilakukannya. Hal

ini dapat ditimbulkan oleh dua hal yaitu kelelahan fisik

(fisiologis dan kimia) dan akibat kelelahan mental

(psikologis ).

Kelelahan psikologis adalah kelelahan yang timbul

karena adanya perubahan – perubahan psikologis dalam

tubuh manusia. Pada saat terjadi kegiatan akan terjadi proses

kimia dalam otot antara lain penyediaan energi yang

diperlukan. Pada saat relaksasi, cadangan tenaga akan

Page 5: Diseminasi Teknologi Pengupasan Kulit Ari Kacang Koro

Prosiding Seminar Nasional Pengabdian Kepada Masyarakat 2017 vol. 2 no. 1 ISSN. 2541-3805

B - 64

dibentuk kembali. Jika konsumsi energi melampui

kemampuan pembentukan kembali energi, akan

menurunkan efisiensi kerja dan hal inilah yang akan

menimbulkan adanya kelelahan.

Pada fisiologis sebenarnya merupakan kelelahan yang

semu, karena hal ini timbul dari perasaan yang ada dalam

pikiran seseorang seperti bosan, keadaan monoton,

lingkungan yang tidak cocok, tanggung jawab, kekuatiran

serta konflik – konflik. Pikiran – pikiran inilah yang

kemudian diteruskan oleh syaraf – syaraf sensorik ke otak

kemudian disadari dan dianggap sebagai kelelahan otot.

II. PEMBAHASAN

A. Solusi yang ditawarkan

Berdasarkan permasalahan mitra yang telah dipaparkan

sebelumnya, maka solusi yang ditawarkan pada kegiatan

diseminasi teknologi kepada masyarakat ini adalah dengan

menerapkan hasil penelitian pendahuluan (Hadi Santosa,

Yuliati , 2014) kepada masyarakat dalam kegiatan

diseminasi hasil teknologi tepat guna dalam memanfaatkan

alat pengupas kulit ari kacang koro pedang untuk

masyarakat mitra dengan kapasitas yang mumpuni (100

kg/jam) sesuai dengan kebutuhan masyarakat, mudah dalam

pengoperasiannya serta dalam perawatan dan

pemeliharaannya. Hal ini bertujuan agar dapat mempercepat

proses pengupasan kulit ari koro pedang sebagai bagian dari

tahapan proses pengolahan pasca panen biji kacang koro

pedang.

Adapun alat pengupas kulit ari kacang koro pedang yang

akan dibuat lagi untuk kegiatan diseminasi teknologi ke

masyarakat ini mempunyai spesifikasi sebagai berikut:

a. Daya Listrik yang diperlukan : 500 Watt

b. Putaran Motor 1 phase : 1440 rpm

c. Putaran Roller Pengupas I : 400 rpm

d. Putaran Roller Pengupas II : 600 rpm

e. Dimensi : panjang = 60cm, tinggi = 150cm, lebar =

60 cm

f. Belt Rotary : Panjang =60 cm; Lebar = 25 cm

g. Rangka dengan konstruksi bahan karbon steel,

penampung kacang koro dan corong keluaran berbahan

Stainless Steel.

h. Impeler Rotary bahan Aluminium, belt rotary berbahan

rubber belt dengan ketebalan 8 mm.

i. Kapasitas pengupasan kacang koro pedang yang telah

melalui proses perendaman sebelumnya adalah 100

kg/jam

j. Dinding luar baja karbon dicat

k. Dinding samping bagian atas dan atap terbuat dari plat

besi

l. Hopper pemasukan koro pedang terbuat dari stainless

steel

m. Sistem putaran pengupasan menggunakan belt yang

putarannya direduksi menggunakan dua rangkaian belt.

Pengupasan kulit ari kacang koro pedang diawali

dengan proses perebusan/pengukusan pada suhu 700C -

800C dengan air garam, serta perendaman kacang koro

selama 12 jam sebelum dilakukan proses pengupasan . Hal

ini bertujuan menghilangkan kandungan asam sinaida

(HCN) serta agar kacang Rancang bangun alat pengupas

kulit ari koro pedang dibuat dengan memanfaatkan

perbedaan kecepatan antara dua pasang roller belt (fast dan

slow roller belt) yang masing- masing berputar dengan

kecepatan putar 800 rpm-1000 rpm dan 400 rpm-600 rpm.

Kedua pasang rotary roller belt yang berputar akan

menjepit, menekan dan menggeser biji kacang koro

sehingga kulit arinya yang bertekstur tebal dan keras akan

terkelupas dan terpisah dari bijinya. Gambar rancangan alat

yang telah berhasil dibuat dapat ditunjukkan pada Gambar

6.

Di dalam ruang pengelupasan alat pengupas kulit ari

koro pedang beserta bagian bagian di dalam ruang

pengelupasannya, tersusun dari dua buah rotary roller belt

yaitu fast roller belt (1) dengan putaran 500 rpm dan slow

roller belt (3) dengan putaran 300 rpm yang mempunyai

kecepatan berbeda yang digerakkan dengan motor listrik (2)

dengan putaran 1500 rpm beserta sistem transmisinya (6)

dengan menggunakan belt dan gear box. Adanya komponen

adjuster Fast roller belt (4) dan adjuster Slow Roller Belt

(5) untuk mengatur ketegangan belt yang berfungsi untuk

untuk menyesuaikan dengan besar kecilnya kacang koro

pedang dan keras lunaknya kulit koro yang akan dikupas

sehingga biji koro tidak rusak dan terkelupas dengan

sempurna.

Hasil pengupasan kulit ari kacang koro pedang ini

sekitar 90% kulit ari dapat terkelupas dengan baik. Dimensi

alat pengupas ini adalah panjang 60 cm, lebar 60 cm, dan

tinggi alat 150 cm. Belt rotary nya mempunyai panjang 60

cm dan lebar = 25 cm. Dimensi alat tersebut dapat

disesuaikan dengan kapasitas proses pengupasan yang

dibutuhkan. Alat ini juga memiliki kemampuan dalam

penyetelan yang dapat menyesuaikan dengan variasi besar

kecilnya ukuran biji kacang kacangan yang lain.

Pandangan atas

Pandangan samping

Page 6: Diseminasi Teknologi Pengupasan Kulit Ari Kacang Koro

Prosiding Seminar Nasional Pengabdian Kepada Masyarakat 2017 vol. 2 no. 1 ISSN. 2541-3805

B - 65

Gambar 6. Rancangan Alat Pengupas Kulit Ari

Koro Pedang

B. Target Luaran

Target luaran dari kegiatan diseminasi teknologi kepada

masyarakat adalah memanfaatkan dan menerapkan hasil

produk teknologi tepat guna berupa alat pengupas kulit ari

kacang koro pedang serta target yang akan dicapai antara

lain adalah :

a. Adanya perubahan proses pengupasan kulit ari koro

pedang dari bersifat tradisional yang memerlukan

waktu lama (5 kg/jam) menjadi lebih singkat proses

pengupasannya serta lebih hygienis. Sehingga

produktivitas meningkat.

b. Peningkatan efektifitas pengupasan kulit ari koro

pedang yang semula dilakukan oleh tenaga manusia

selanjutnya manusia berperan sebagai operator alat.

c. Peningkatan produksi koro pedang siap olah menjadi

produk olahan yang mempunyai nilai jual lebih tinggi.

d. Menciptakan budaya bersih dan sehat bagi masyarakat

usaha kecil untuk produk olahan koro pedang.

Adapun luaran yang diharapkan dalam kegiatan diseminasi

pengabdian masyarakat ini adalah adanya nilai tambah dari

sisi ilmu pengetahuan dan teknologi yaitu :

a. Alat pengupas kulit ari koro pedang ini penggunaan

energi relatif kecil dan kapasitas pengupasan koro

meningkat 20 x lipat (100 kg/jam) apabila

dibandingkan dengan cara manual / tradisional.

b. Biaya pemeliharaan rendah dan pengoperasian alat

pengupas koro pedang mudah.

Realisasi alat pengupas kulit ari kacang koro pedang sistem

rotary belt dapat ditunjukkan pada Gambar 7.

Gambar 7. Realisasi Alat Pengupas Kulit Ari Kacang Koro Pedang

Sistem Rotary Belt.

Keterangan gambar :

1. Corong penampung kacang koro pedang

2. Lever untuk mengatur system pengupasan

3. Ruang pengupasan

4. Ruang transmisi penggerak

5. Corong keluar kacang koro pedang hasil pengupasan

6. Motor penggerak

III. METODE PELAKSANAAN

Metode pelaksanaan dalam kegiatan diseminasi

teknologi kepada masyarakat ini terbagi dalam dua kegiatan

yaitu :

1. Tahap proses pembuatan kembali alat pengupas kulit

ari koro pedang

Pelaksanaannya meliputi kegiatan sebagai berikut :

a. Pekerjaan desain konstruksi alat pengupas kulit ari koro

pedang meliputi pengerjaan mekanik dan electric

wiring. Kegiatan supervisi ke bengkel permesinan/

bubut/ las agar terjaga kulatiasnya sesuai dengan

rancangan dan spesifikasi teknik yang telah ditentukan.

Page 7: Diseminasi Teknologi Pengupasan Kulit Ari Kacang Koro

Prosiding Seminar Nasional Pengabdian Kepada Masyarakat 2017 vol. 2 no. 1 ISSN. 2541-3805

B - 66

Penentuan bahan-bahan teknik pendukung alat

pengupas yang berkualitas baik dan aman untuk

pengolahan produk makanan.

b. Pengerjaan dan supervisi di bengkel serta perakitan

peralatan pengering dan sistem electric wiring nya.

2. Tahap diseminasi produk teknologi kepada masyarakat

dalam bentuk kegiatan implementasi, penyuluhan, dan

pelatihan bagaimana cara pengoperasian dan

pemeliharaan peralatan pengupasan kulit ari koro

pedang kepada masyarakat. Adapun persiapan yang

dilakukan antara lain :

a. Pembuatan modul bagi peserta penyuluhan yang

berkaitan dengan kandungan nutrisi dan karakteristik

jenis tanaman koro pedang, beberapa variasi

pengolahan pasca panen koro pedang.

b. Pembuatan modul cara pengoperasian alat pengupas

serta pemeliharaan peralatannya.

c. Diseminasi dan implemetasi alat pengupasan kulit ari

koro pedang di Desa Marmoyo Kecamatan Kabuh

Kabupaten Jombang beserta masyarakat desa, petani

koro dan wirausaha kecil di bidang koro pedang.

d. Penyuluhan berbagai variasi cara mengolah koro

pedang untuk membuat berbagai jenis produk makanan

olahan berbasis koro pedang putih.

IV. KESIMPULAN

Rancang bangun alat pengupas kulit ari koro pedang

dibuat dengan memanfaatkan perbedaan kecepatan antara

dua pasang roller belt (fast dan slow roller belt) yang

masing- masing berputar dengan kecepatan putar 800 rpm-

1000 rpm dan 400 rpm-600 rpm. Kedua pasang rotary roller

belt yang berputar akan menjepit, menekan dan menggeser

biji kacang koro sehingga kulit arinya yang bertekstur tebal

dan keras akan terkelupas dan terpisah dari bijinya. Alat ini

juga memiliki kemampuan dalam penyetelan yang dapat

menyesuaikan dengan variasi besar kecilnya ukuran biji

kacang kacangan yang lain. . Hasil pengupasan kulit ari

kacang koro pedang ini sekitar 90% kulit ari dapat

terkelupas dengan baik. Alat pengupas koro pedang ini

mampu mengupas 100 kg/jam sehingga sangat membantu

para petani dalam proses pengupasan kulit ari koro pedang

di saat panenan melimpah.

DAFTAR PUSTAKA

1. Meriam J.L., L.G. Kraige,” Engineering Mechanics:

Vol 1: Statics”, John Willey & Son, 2001.

2. Suciati A, “Pengaruh Lama Perendaman dan

Fermentasi Terhadap Kandungan HCN Pada Tempe

Kacang Koro”, 2012.

3. Hadi Santosa, Yuliati, “Alat Pengupas Kulit Ari

Kacang Koro Pedang Secara Elektrik Mekanik”,

PPPG Research Project, 2014.

4. Sri Budi W, WyatiSaddewisasi, “Pemanfaatan Koro

Pedang Pada Aplikasi Produk Pangan dan Analisis

Ekonominya”, Riptek Vol. 7, No. 2, Tahun 2013, Hal.

1-10, 2013.

5. Yuliati, Hadi Santosa, “ Pemanfaatan Teknologi

Tepat Guna Pengupasan Kulit Ari Kacang Koro

Pedang (Canavalia Ensiformis), Prosiding Seminar

Nasional RITEKTRA 2017, ISBN: 978-602-50244-0-5