disentri

26
Disentri Fitria Rahardini

Upload: gresiasally

Post on 23-Oct-2015

28 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

n

TRANSCRIPT

Disentri

Fitria Rahardini

Disentri

• Disentri adalah diare yang disertai dengan darah dalam tinja.

• Diare : keluarnya tinja yang lunak atau cair tiga kali atau lebih dalam satu hari.

Epidemiologi

• Sekitar 10% episode diare pada adalah disentri, tapi merupakan penyebab sekitar 15% kematian akibat diare

Etiologi

Bakteri• Enteroinvasive E.coli

(EIEC)• Salmonella ( s. Paratyphi

B, styphimurium, s enterriditis)

• Shigella

Parasit• Entamuba histolytica• Giardia lamblia

Cacing • A. Lumbricoides• Cacing tambang • Trichuris trichiura

• Tersering dan terpenting shigella (60%),khususnya S.flexneri & S.dysenteriae tipe 1 : usia 2-3 th

• campylobacter jejuni : bayi• Salmonella jarang, tidak berat• Entamuba histolytica :anak-anak lebih besar

patogenesis

Patogenesis EIEC

Mengeluarkan enterotoksin (toksin LT & ST) • toksin LT rangsang enzim adenil siklase dalam epitel

mukosa usus halus peningkatan aktivitas enzim peningkatan permeabilitas sel epitel usus

• Toksin ST mengaktivasi enzim guanilat siklase hasilkan siklik guanosin monofosfat gangguan absorpsi Cl & Na

• Kuman invasi sel mukosa usus timbulkan kerusakan sel dan terlepasnya lapisan mukosa feses mengandung darah, mukus dan pus

Patogenesis salmonella

• Kuman salmonella melakukan penetrasi kedalam epitel usus sub epitel lamia propia berkembang biak invasi lapisan usus bentuk lesi & jar. Nekrosis terjadi peradangan ,semakin meluas feses mengandung darah

• Peradangan usus mengaktifkan enzim adenil siklase dan siklik AMP sekresi cairan berlebih

Patogenesis Shigella

invasi sel epitel mukosa usus berkembang biak membentuk mikro abses proses peradangan bentuk jar. Nekrotik nekrosis selaput mukosa usus bentuk ulkus ulkus melebar, peradangan semakin hebat terbentuk pseudomembran lepas bersama diare feses mengandung darah dan lendir

Patogenesis Entamuba histolytica

• Histolitika (bentuk trofozoit) memasuki mukosa usus besar yang utuh dan mengeluarkan enzim (cystein proteinase yang disebut histolisin) yang dapat menghancurkan jaringan

• Lalu bentuk histolitika masuk ke submukosa dengan menembus lapisan muskularis mukosa. Di submukosa ini, bentuk histolitika akan membuat kerusakan yang lebih besar dari pada di mukosa usus.

Daur hidup cacing tambang

Cacing dewasa dalam rongga

usus halus

Telur dalam feses

Larva filariform dalam tanah

Larva filariform -> kulit -> kapiler -> jantung kanan -> paru -> bronkus -> trakea -> laring

Daur hidup ascaris lumbricoides

Cacing dewasa dalam rongga

usus halus

Telur dalam feses

Telur infektif dalam tanah

Telur tertelan menetas larva rongga usus

Larva -> kapiler -> hati -> jantung kanan -> paru ->

bronkus -> trakea -> laring

Gambaran klinis

• Diagnosis klinis disentri semata-mata pada terlihatnya darah didalam tinja.

• tinja mungkin mengandung sel-sel nanah (lekosit polimorfonuklear) yang terlihat dalam mikroskopik dan mengandung banyak lendir (infeksi bakteri yang invasif : campylobacter jejuni/shigella)

• Panas, kadang subfebris• Sakit kram diperut , sakit didubur pada waktu

defekasi

Shigella : • nyeri abdomen berat,demam

tinggi,muntah,anoreksia,toksisitas menyeluruh,mendadak ingin BAB, dan nyeri defekasi.

• Tanda-tanda neurologis : nyeri kepala, kejang-kejang, lesu, bingung.

• PX. Fisik : kembung perut,nyeri,suara usus hiperaktif, nyerti rektum pada pemeriksaan digital

Amoebiasis : tinja mengandung cukup banyak lendir dengan sedikit leukosit. Kadang serangan demam mendadak, menggigil, dan diare berat

Gejala klinik Shigella Salmonella EIEC

Masa tunas 17-72 jam 6-12 jam 6-12bjam

Panas ++ ++ ++

Mual muntah Jarang Sering -

Nyeri perut Tenesmus Tenesmus

Nyeri kepala + + -

Lama sakit >7 hari 3-7 hari Variasi

Sifat tinja

Volume Sedikit Sedikit Sedikit

Frekuensi >10 x/ hr Sering Sering

Konsistensi Lembek Lembek Lembek

Darah sering Kadang +

Bau Amis Busuk Tidak

Warna Merah-hijau kehijauan Merah-hijau

Leukosit + + -

makroskopik Amoebiasis Shigella

Epidemiologi Kronik Akut

Periode inkubasi Lama Kurang 1 minggu

onset Lambat Cepat

Umur Segala umur Umumnya anak-anak

Jumlah defekasi 6-8 x/hr >10 x/hr

Bau Busuk Amis

Warna Merah gelap Merah segar

Mikroskopik

RBC Menggumpal Terpisah

Makrofag Sedikit Banyak

Parasit Amoeba histolytica Tidak ada

KomplikasiKomplikasi yang berat kemungkinan fatal• Perporasi usus• Megakolon toksik• Prolapsus rektum• Anemiaseptik• Hiponatremi yang lamaKomplikasi utama• Kehilangan berat badan• Status gizi yang cepat memburuk

Biakan tinja untuk mendeteksi bakteri patogen sering tidak mungkin. Selain itu paling tidak dibutuh kan waktu 2 hari sebelum hasil biakan ada, sedangkan antibiotik harus segera diberikan.

• Amubiasis hanya dapat didiagnosa dengan pasti bila trofozoit E histolika yang mengandung sel darah merah terlihat didalam tinja yang segar atau pada lendir ulkus rektum .

• Amuba harus di curigai bila seorang anak disentri tidak membaik setelah diberi antibiotik yang tepat untuk shigellosis.

Penatalaksanaan

AntibiotikTrimethoprim (TMP) sulfamethoxasole (SMX)Dosis • Anak: 5 mg TMP + 25 MG smx/kg, 2 kali sehari• Dewasa: 160 mg TMP + 800 mg SMX, 2x2 tab sehari

AmpisilinSediaan 250mg/tabDosis • Anak : 25 mg/ kg, 4x sehari• Dewasa: 1 gram (4 tab. Kapsul )4x sehari)• Selama 5 hari, perbaikan setelah 2 hr

Pengobatan untuk disentri ameba & giardiasis adalah metronidazol. Perbaikan akan terjadi dalam 2-3 hr setelah pengobatanSediaan obat 250 mg/tab

Dosis :• Anak: 10 mg/kg 3x sehari• 750 mg (3tab) 3x sehari

Pengobatan untuk ascariasis dan trichuriasisMebendazolDosis : 500 mg dosis tunggal

Makanan• Berikan makanan yang cukup pada anak• Asi harus terus diberikan tanpa selingan. Susu

formula atau susu sapi harus diberikan seperti biasanya

• anak umur 6 bulan/lebih (bagi yang sudah dapatkan MPASI) harus juga diberikan makanan lunak/setengah padat.

• Berikan makanan sebanyak yang dia mau, tawarkan makanan setiap 3-4jam (enam kali sehari). Berikan makanan sedikit-sedikit tapi sering

Pencegahan

• Makanan harus bersih • Cuci tangan sebelum makan• Cegah pencemaran lalat• Menggunakan alas kaki