diskusi dan analisa manajemen - ocbc nisp - bank … ocbc nisp laporan tahunan 2013 diskusi dan...
TRANSCRIPT
OCBC NISP Laporan Tahunan 2013344
Diskusi dan Analisa ManajemenManagement and Discussion Analysis
2013 Annual Report OCBC NISP 345
OCBC NISP in Brief From Management Good Corporate Governance
Business Review Financial Review Corporate DataDISKUSI DAN ANALISA MANAJEMEN
MANAGEMENT DISCUSSION AND ANALYSIS
Paduan keahlian yang kuat dan pengalaman yang kaya memberikan landasan yang kuat yang menentukan keberhasilan pengelolaan keuangan dan perusahaan dan mencapai pertumbuhan yang optimal, serta menciptakan nilai tambah bagi pemegang saham.
Growing Values
PertumbuhanNilai
A combination of strong expertise and rich experience can serve as a strong foundation that help determining the success of our financial and banking management in achieving optimum growth in creating added value to our shareholders.
OCBC NISP Laporan Tahunan 2013346
Diskusi dan Analisa ManajemenManagement and Discussion Analysis
GAMBARAN UMUM MAKRO EKONOMI INDONESIA TAHUN 2013 Keadaan perekonomian global yang cenderung melambat dan dibayangi ketidakpastian turut mempengaruhi kinerja perekonomian negara-negara berkembang, termasuk Indonesia. Perekonomian Indonesia tahun 2013 tumbuh sebesar 5,8% y-o-y, atau melambat bila dibandingkan dengan pertumbuhan tahun 2012 sebesar 6,2% y-o-y. Penurunan pertumbuhan ekonomi 2013 tercatat pada terbatasnya pertumbuhan ekspor riil akibat melambatnya ekonomi global.
Permintaan domestik yang berasal dari konsumsi rumah tangga yang masih menjadi penggerak utama pertumbuhan juga tumbuh terbatas sekitar 5,3% y-o-y seiring menurunnya daya beli masyarakat akibat meningkatnya tekanan inflasi paska kenaikan harga BBM bersubsidi. Disamping itu pelemahan ekonomi nasional juga berdampak pada merosotnya laju investasi dalam negeri yang tercermin dari pertumbuhan investasi fisik (Pembentukan Modal Tetap Bruto) yang hanya mencapai 4,7% y-o-y pada tahun 2013 dibandingkan tahun 2012 sebesar 9,8% y-o-y
Sumber Pertumbuhan PDB Menurut Lapangan Usaha 2013 2012 Source of Growth of GDP by
Business Categories
Industri Pengolahan 1.4% 1.5% Manufacturing
Perdagangan, Hotel, dan Restoran 1.1% 1.4% Trading, Hotel, and Restaurant
Pengangkutan dan Komunikasi 1.0% 1.0% Transportation and Communication
Keuangan, Real Estat, dan Jasa Perusahaan 0.7% 0.7% Finance, Real Estate, and Business Services
Lainnya 1.6% 1.6% Others
Total 5.8% 6.2% Total
Sedangkan dari sisi eksternal, tekanan kepada Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) tahun 2013 meningkat, seiring kenaikan defisit transaksi berjalan yang mencapai 3,3% dibandingkan defisit pada tahun 2012 sebesar 2,8% dari PDB. Kenaikan defisit neraca transaksi berjalan terutama disebabkan menurunnya ekspor non-migas akibat melambatnya pertumbuhan ekonomi global dan turunnya harga komoditas dunia. Dari sisi neraca perdagangan, secara kumulatif nilai ekspor Indonesia pada tahun 2013 mencapai USD182,6 miliar atau turun sebesar 3,9% (yoy) dibanding periode yang sama tahun 2012. Nilai impor kumulatif 2013 juga mengalami penurunan sebesar 2,6% (yoy) mencapai USD186,6 miliar. Sementara itu, jumlah cadangan devisa pada akhir tahun 2013 turun menjadi USD 99,4 miliar atau setara dengan 5,4 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah dibandingkan dengan akhir Desember 2012 mencapai US$ 112,78 miliar atau setara dengan 6,1 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah.
Turunnya kinerja NPI dan cadangan devisa dibandingkan tahun sebelumnya, memberikan tekanan kepada nilai tukar Rupiah pada 2013. Rupiah secara point-to-point melemah
THE INDONESIAN MACRO ECONOMIC OVERVIEW IN 2013 The slowdown in global economic conditions, overshadowed with uncertainties impacted developing countries economic performance, including Indonesia. The Indonesian economy in 2013 grew 5.8% y-o-y, which was a decline from 6.2% growth y-o-y recorded in 2012. The lower economic growth notes in 2013 was particularly led by a fairly stagnant growth in real exports due to the global economic slowdown.
Domestic demand which stemmed mostly from household consumption remained one of the key growth drivers, thought also experienced limited growth of around 5.3% y-o-y as a result of the declining people’s purchasing power due to inflationary pressures, particularly after the increase in subsidized fuel prices. In addition, the weakening growth also impacted the decline in domestic investment as reflected by the growth of physical investment (Gross Fixed Capital Formation), which only reached 4.7% y-o-y in 2013 as compared to 9.8% y-o-y in 2012.
While from the external front, the pressure on the Indonesia balance of payments (NPI) in 2013 increased along with the rise in current account deficit which reached 3.3% as compared to the deficit in 2012 at 2.8% of the GDP. The increase in current account deficit was mainly attributed to lower non-oil and gas exports due to the global economic slowdown and fall in the world commodity prices. In terms of trade balance, the cumulative value of Indonesian exports in 2013 reached USD182.6 billion, down by 3.9 % (y-o-y) over the same period in 2012. The cumulative value of imports in 2013 also decreased 2.6% (y-o-y) reaching USD186.6 billion. Meanwhile, the amount of foreign exchange reserves at the end of the fourth quarter of 2013 fell to USD99.4 billion, or an equivalent of 5.4 months of imports and official government debt repayment, compared to USD 112.78 billion recorded at end of December 2012, or equivalent to 6.1 months of imports and government foreign debt payments.
A decrease in the balance of payments and foreign exchange reserves applied more pressure on the rupiah in 2013. Point to point, the Rupiah fell 20.8% against the US Dollar (y-o-y)
2013 Annual Report OCBC NISP 347
OCBC NISP in Brief From Management Good Corporate Governance
Business Review Financial Review Corporate Data
20,8%(yoy) selama tahun 2013 ke level Rp12.170 per dolar AS atau secara rata-rata melemah 10,4% (yoy) ke level Rp10.445 per dolar AS. Tekanan terhadap rupiah terutama cukup kuat terjadi sejak akhir Mei 2013 hingga Agustus 2013, sejalan dengan meningkatnya aliran modal keluar yang terutama dipicu sentimen terhadap rencana pengurangan stimulus moneter oleh The Fed, kenaikan inflasi domestik pasca kenaikan harga BBM bersubsidi dan persepsi terhadap prospek transaksi berjalan di dalam negeri.
Di sisi lain, selama tahun 2013 telah terjadi kenaikan inflasi yang mencapai 8,4%, berada jauh di atas tingkat inflasi tahun 2012 sebesar 4,3% maupun sasaran inflasi 2013 yang ditetapkan Bank Indonesia yaitu sebesar 4,5% ±1%. Tekanan inflasi tersebut terutama dikarenakan kenaikan harga BBM bersubsidi pada pertengahan tahun 2013.
Dampak dari inflasi ini, Bank Indonesia memutuskan untuk menaikkan BI Rate sebesar 175 basis point dari posisi akhir tahun 2012 sebesar 5,75% menjadi 7,50% pada bulan Desember 2013. Kebijakan ini ditempuh untuk mengendalikan tekanan inflasi, memelihara kestabilan makro ekonomi dan sistem keuangan, sekaligus memastikan berlangsungnya penyesuaian defisit transaksi berjalan pada tingkat yang sustainable. Di sisi lain, kenaikan BI Rate mengakibatkan kenaikan suku bunga perbankan yang mendorong kenaikan secara bertahap atas suku bunga simpanan dan kredit.
Kinerja pasar modal dan obligasi tidak terlepas dari pengaruh global dan domestik. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tercatat mengalami penurunan sekitar 1,0% mencapai level 4.274 pada akhir tahun 2013 dari 4.317 pada tahun sebelumnya. Kapitalisasi pasar saham hanya meningkat sebesar 0,9% mencapai Rp 4.163 triliun pada akhir tahun 2013 dibanding Rp 4.127 triliun, yang terutama didorong oleh penambahan 31 emiten baru. Pasar obligasi meskipun sempat menunjukkan kinerja baik di awal tahun, namun pada perkembangannya bahkan harus mencatatkan negative return. Sampai dengan akhir tahun 2013, kurva imbal hasil obligasi pemerintah Indonesia mengalami kenaikan (bearish) di keseluruhan tenor dengan besaran 277-333bps.
Namun di tengah tantangan-tantangan eksternal dan internal yang tidak sedikit pada tahun 2013, Indonesia memperoleh kepastian bahwa lembaga pemeringkat internasional Fitch Ratings, mempertahankan rating BBB minus dan prospek stabil bagi surat utang jangka pendek Indonesia. Bahkan, peringkat Indonesia pada Forum Ekonomi Dunia dalam The Global Competitiveness Report (GCR) 2013-2014 kembali meningkat secara signifikan setelah mengalami penurunan selama 3 tahun berturut-turut, mencapai peringkat ke-38 dari 148 negara yang disurvei dibanding tahun sebelumnya di peringkat ke-
during 2013 to a level of Rp 12,170 per U.S. dollar, weakening by 10.4% on average (y-o-y) to Rp 10,445 per U.S. dollar. Heavy pressure to the rupiah occurred between the end of May 2013 to August 2013, in line with an increase in capital outflows primarily driven by global market sentiment against the Fed’s plan to reduce monetary stimulus, a higher inflation after the rise in subsidized fuel prices and a shift in perception of the outlook for the current account in the country.
On the other hand, in 2013, inflation also rose reaching 8.4%, far above the inflation level at 2012 of 4.3%, even far exceeding the 2013 inflation target set by Bank Indonesia of 4.5% ±1%. The inflationary pressure was caused mainly by the rise in prices of subsidized fuel in the middle of 2013.
In response to inflation, Bank Indonesia decided to raise its benchmark rate by 175 basis points from the position at the end of December 2012 at 5.75% to 7.50% in December 2013. This policy was intended to control inflationary pressure, maintain macroeconomic stability and financial system, as well as ensuring positive adjustment of the current account deficit to a sustainable level. However, in another dimension, the BI rate increase caused the rise in bank lending rates followed by a gradual increase in deposit and lending rates.
The performance of capital and bond market was also affected by the global and domestic economic conditions. The Jakarta Composite Index (JCI) fell around 1.0%, so at the end of 2013 the stock price index reached 4,274 from 4,317 in the previous year. Market capitalization only rose 0.9% to Rp 4,163 trillion at the end of of 2013 as compared to Rp 4,127 trillion, which mainly supported by the addition of 31 new companies. The bond market managed to show a good performance at the beginning of the year, but eventually had to book a negative return. Until the end of 2013, the yield curve of Indonesian government bonds was bearish in all tenors of around 277-333 bps.
However, amidst the many external and internal challenges in 2013, Indonesia received a confirmation that international ratings agency Fitch Ratings maintained its BBB minus rating and affirmed a stable prospect for Indonesian short-term bonds. Moreover, Indonesia’s rank in the World Economic Forum in The Global Competitiveness Report (GCR) 2013-2014 increased after its continued decline in the past 3 years, reaching the 38th position out of 148 countries surveyed, compared to the previous year at the 50th out of 144 countries. Both achievements suggests recognition of Indonesia’s economic stability
OCBC NISP Laporan Tahunan 2013348
Diskusi dan Analisa ManajemenManagement and Discussion Analysis
50 dari 144 negara. Keduanya sekaligus memberikan pengakuan atas stabilitas ekonomi Indonesia dengan propspek pertumbuhan ekonomi yang tetap baik dalam jangka menegah dan panjang.
Indikator Perekonomian Indonesia
Keterangan Satuan Unit 2009 2010 2011 2012 2013 Description
Pendapatan Nasional Domestic Revenues
PDB Riil % y-o-y 4.6 6.1 6.5 6.2 5.8 GDP-actual
Konsumsi Swasta Riil % y-o-y 4.9 4.6 4.7 5.3 5.3 Private Sector Spending – actual
Konsumsi Pemerintah riil % y-o-y 15.7 0.3 3.2 1.3 4.9 Government Spending – actual
Investasi riil % y-o-y 3.3 8.5 8.8 9.8 4.7 Invesment – actual
Ekspor riil % y-o-y -9.7 14.9 13.6 2.0 5.3 Export – actual
Impor riil % y-o-y -15.0 17.3 13.3 6.7 1.2 Import – actual
PDB Nominal Rp Triliun 5,604 6,423 7,427 8,242 9,084 GDP-nominal
PDB per kapita Rp juta 23.6 27.5 30.8 33.3 36.5 GDP-per capita
PDB per kapita USD 2,350 3,005 3,543 3,563 3,500 GDP-per capita
Tingkat Pengangguran % 7.9 7.1 6.8 6.1 6.3 Unemployment level
Sektor Eksternal External Sectors
Ekspor USD miliar 116.5 157.5 201.5 190.0 182.6 Exports
Ekspor % y-o-y -15.0 35.2 27.5 -5.7 -3.9 Exports
Impor USD miliar 96.9 135.7 166.1 191.7 186.6 Imports
Impor % y-o-y -24.9 40.1 30.3 15.4 -2.6 Imports
Neraca Perdagangan USD miliar 19.7 21.8 35.4 -1.6 -4.1 Balance of Trade
Neraca Pembayaran % dari PDB 1.9 0.7 0.2 -2.8 -3.3 Balance of Payment
Hutang Pemerintah % dari PDB 28.0 26.0 24.3 27.3 23.1 Government Debt
Cadangan Devisa USD miliar 66.1 96.2 110.1 112.8 99.4 Foreign Reserves
Rp/USD (akhir periode) Rp 9,404 8,996 9,069 9,646 12,170 Rp/USD (end of period)
Rp/USD (rata-rata) Rp 10,384 9,077 9,012 9,380 10,445 Rp/USD (average)
Lainnya Others
Inflasi IHK (akhir periode) % 2.8 7.0 3.8 4.3 8.4 Inflation (end of period)
BI Rate (akhir periode) % 6.5 6.5 6.0 5.75 7.50 BI Rate (end of period)
Anggaran Pemerintah % dari PDB -1.6 -0.7 -2.1 -1.6 -1.8 Government Budget
Indeks Harga Saham Gabun-gan Akhir periode 2,534 3,704 3,822 4,317 4,274 Jakarta Composite Index
Peringkat Fitch – Valuta Asing Jangka Panjang BB BB+ BBB- BBB- BBB- Fitch Rating – Foreign Ex-
change Long Term
Sumber : Bank Indonesia, Biro Pusat Statistik (BPS), BloombergSource : Bank Indonesia, Statistic Center Bureau (BPS), Bloomberg
KONDISI INDUSTRI PERBANKAN INDONESIA
Perkembangan Bisnis Bank Umum Secara umum stabilitas sistem perbankan tetap terjaga dan disertai fungsi intermediasi yang semakin baik dalam mendukung pembiayaan perekonomian. Hal ini terutama ditunjukkan dengan kualitas aset yang terkelola dengan baik, permodalan yang kokoh dan profitabilitas yang sehat.
with good economic prospects in the medium- and long-term.
Indonesia Economic Indicators
THE CONDITION OF THE INDONESIAN BANKING INDUSTRY
Commercial Bank Business Development In general, the banking system remained stable, followed by improved intermediary functions to support finance the economy. This was primarily demonstrated with well-managed quality assets, strong capitalization and healthy profitability.
2013 Annual Report OCBC NISP 349
OCBC NISP in Brief From Management Good Corporate Governance
Business Review Financial Review Corporate Data
Indikator Perbankan Indonesia
Keterangan Satuan Unit 2009 2010 2011 2012 2013 Description
Aset Rp Triliun 2,534 3,009 3,653 4,263 4,954 Assets
Kredit yang Diberikan Rp Triliun 1,438 1,766 2,200 2,708 3,293 Loans
Dana Masyarakat Rp Triliun 1,973 2,339 2,785 3,225 3,664 Deposits
Ekuitas Rp Triliun 269 323 438 525 623 Equity
Pendapatan Bunga Rp Triliun 234 252 364 391 458 Interest Income
Beban Bunga Rp Triliun 104 102 186 184 215 Interest Expense
Pendapatan Bunga Bersih Rp Triliun 129 150 179 208 243 Net Interest Income
Pendapatan Non Bunga Rp Triliun 64 99 126 126 140 Non Interest Income
Pendapatan Operasional Rp Triliun 298 351 490 517 598 Operating Income
Beban Operasional termasuk Beban Bunga Rp Triliun 258 295 401 402 466 Operating Expense included
Interest Expense
Laba Operasional Rp Triliun 40 48 89 115 132 Income from Operations
Laba Bersih Rp Triliun 45 57 75 93 107 Net Income
Marjin Bunga Bersih (NIM) % 5.6 5.7 5.9 5.5 4.9 Net Interest Margin (NIM)
Rasio Kontribusi Pendapatan Operasional Lainnya terhadap Total Pendapatan Operasional
% 21.6 28.3 25.7 24.3 23.4 Other Operating Income to Operating Income
Rasio Pengembalian terhadap Aktiva (ROA) % 2.6 2.9 3.0 3.1 3.1 Return on Asset (ROA)
Rasio Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO)
% 86.6 86.1 85.4 74.1 74.1 Operating Expense to Operating Income
Kredit yang Diberikan terhadap Dana Masyarakat % 72.9 75.2 78.8 83.6 89.7 Loan to Deposit Ratio (LDR)
Rasio Kredit Bermasalah Bruto (Gross NPL) % 3.3 2.6 2.2 1.9 1.8 Non Performing Loans (Gross
NPL)
Tingkat Kecukupan Modal (CAR) % 17.4 17.2 16.1 17.4 18.1 Capital Adequacy Ratio (CAR)
Sumber: Bank Indonesia, Biro Pusat Statistik (BPS), BloombergSource: Bank Indonesia, Statistic Center Bureau (BPS), Bloomberg
Walaupun rasio kredit terhadap dana pihak ketiga (Loan to Deposit Ratio / LDR) bank umum sampai dengan akhir tahun 2013 meningkat menjadi 89,7% dibandingkan 83,6% pada akhir tahun 2012, pemberian kredit masih diiringi prinsip kehati-hatian (prudent) yang tercermin dari rasio kredit bermasalah bruto (Gross Non Performing Loan / NPL) pada tingkat yang sehat dan relatif stabil sekitar 1,8% pada akhir tahun 2013, jauh berada di bawah batas maksimum 5%.
Penyaluran kredit naik sebesar 21,6% y-o-y menjadi Rp 3.293 triliun pada akhir tahun 2013 dari Rp 2.708 triliun pada akhir tahun 2012. Adapun komposisi kredit perbankan berdasarkan penggunaannya didominasi oleh kredit modal kerja 48,2%, kemudian diikuti oleh kredit konsumsi 27,6% dan kredit investasi 24,2%. Kredit investasi tumbuh tertinggi sebesar 35,0% y-o-y sejalan dengan meningkatnya pertumbuhan investasi di Indonesia sejak dua tahun yang lalu dan diharapkan akan terus meningkat hingga tiga tahun ke depan. Sementara kredit konsumsi tumbuh relatif
Indonesia Banking Indicator
Although the loan to deposit ratio of commercial banks until the end of 2013 increased to 89.7% as compared to 83.6% at the end of 2012, credit disbursement adhered to prudential principles, as reflected by the ratio of gross non-performing loans (NPL) at a healthy and relatively stable at 1.8% level at the end of 2013, far below the maximum limit of 5%.
Loan disbursement increased 21.6% y-o-y to Rp 3,293 trillion at the end of 2013 from Rp 2,708 trillion at the end of 2012. The loan composition of banking industry based on usage was dominated by working capital loan at 48.2 %, followed by consumer loan at 27.6% and investment loan 24.2%. Investment loan grew the highest at 35.0% y-o-y along with the increase in investment growth in Indonesia since two years ago and is expected to continue rising in the next three years. Meanwhile, consumer loan relatively grew the slowest at 12.9% y-o-y, among others, was due to banks
OCBC NISP Laporan Tahunan 2013350
Diskusi dan Analisa ManajemenManagement and Discussion Analysis
paling rendah sebesar 12,9% y-o-y selain karena perbankan mulai mengalihkan penyaluran kredit ke sektor investasi, hal lain seperti penerapan kebijakan pengaturan besaran rasio LTV (Loan to Value) KPR dan minimum uang muka kredit kendaraan bermotor sedikit banyak mempengaruhi permintaan konsumen. Komposisi Kredit Bruto Berdasarkan Jenis PenggunaanLoan Gross Composition by UsageRp Triliun, kecuali %Rp Trillion, except %
2,708
29.6%
27.6%
1,438
30.4%
1,766
30.4%
3,293
2010 2011 2012 2013
KonsumsiConsumer
InvestasiInvestment
Modal KerjaWorking Capital
2009
24.2%
48.2%20.7%
48.9%
20.8%
48.8%
21.8%
48.6%
2,200
30.3%
21.1%
48.6%
Pertumbuhan kredit pada tahun 2013 sebagian didorong oleh tingginya pertumbuhan kredit valas. Sampai dengan Desember 2013, pertumbuhan kredit valas tumbuh sebesar 34,1% y-o-y melampaui pertumbuhan kredit denominasi Rupiah sebesar 19,3% y-o-y, terutama dipengaruhi oleh depresiasi mata uang Rupiah terhadap mata uang Dollar Amerika.
1,4381,766
2,200
2,708
3,293
2010 2011 2012 2013
RupiahRupiah
ValasForeign Currency
2009
14.6%
85.4%
15.5%
16.4%
15.8%
17.4%
84.2%
84.5%83.6%
82.6%
Komposisi Kredit Bruto Berdasarkan Jenis Mata UangLoan Gross Composition by Currency
Rp Triliun, kecuali %Rp Trillion, except %
Sementara itu, dilihat berdasarkan sektornya, sektor produktif memiliki pertumbuhan yang relatif merata pada tahun 2013.
started to channel loans to investment sectors, and the new regulations on LTV (loan to value) ratio of mortgage and minimum down payment for the purchase of motor vehicles more less influence consumer demand.
Credit growth in 2013 was partly driven by strong growth in foreign currency loans. As of December 2013, foreign-currency loans grew 34.1% y-o-y, exceeding the growth in rupiah currency loans of 19.3% y-o-y, mainly due to the depreciation in Rupiah currency against the US Dollar.
KeteranganDescription 2013 2012
YoY
Rp TriliunRp Trillion %
KonsumsiConsumer 909 800 109 13.6%
InvestasiInvestment 798 591 207 35.0%
Modal KerjaWorking Capital 1,586 1,317 269 20.4%
Total 3,293 2,708 585 21.6%
KeteranganDescription 2013 2012
YoY
Rp TriliunRp Trillion %
Rupiah 2,721 2,281 440 19.3%
ValasForeign Currency
572 427 145 34.0%
Total 3,293 2,708 585 21.6%
Meanwhile, in terms of sector-based analysis, almost all productive sectors demonstrated a relative stable growth in 2013.
2013 Annual Report OCBC NISP 351
OCBC NISP in Brief From Management Good Corporate Governance
Business Review Financial Review Corporate Data
1,766
19.2%1,438
3,293
2010 2011 2012 2013
PerdaganganTrade
ManufakturManufacture
JasaService
PertanianAgriculture
Lain-lainOthers
2009
17.6%
10.4%5.6%
45.1%
21.0%
10.5%5.3%
17.2%
46.0%
15.6%10.1%5.2%
49.9%
2,708
20.1%
16.5%
10.2%5.5%
47.7%
2,200
18.4%
15.7%
10.2%5.2%
50.5%
21.3%
Komposisi Kredit Bruto Berdasarkan Sektor EkonomiLoan Gross Composition by Economic Sector
Rp Triliun, kecuali %Rp Trillion, except %
Di sisi lain, penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) sampai dengan akhir tahun 2013 mencapai Rp 3.664 triliun atau mengalami peningkatan sebesar 13,6% y-o-y dari Rp 3.225 triliun pada akhir tahun 2012. Adapun komposisi dana dengan biaya murah seperti tabungan dan giro tumbuh masing-masing sebesar 12,6% dan 10,4% pada tahun 2013. Peningkatan dana dengan biaya murah tersebut sekaligus menunjukkan bahwa masyarakat masih memiliki kepercayaan terhadap prospek perekonomian dan kekuatan sektor perbankan di Indonesia.
2010 2011 2012 2013
DepositoTime Deposits
TabunganSaving Accounts
GiroCurrent Accounts
2009
1,973
23.6%
29.7%
46.7%
2,339
22.9%
31.3%
45.8%
2,785
23.5%
32.2%
44.3%
3,225
23.8%
33.4%
42.8%
3,664
23.1%
33.1%
43.8%
Komposisi Dana Pihak KetigaThird Party Deposits Composition
Rp Triliun, kecuali %Rp Trillion, except %
Sementara itu, berdasarkan jenis mata uang, DPK dikontribusikan terutama oleh DPK denominasi Rupiah. Sampai dengan tahun 2013, DPK denominasi Rupiah telah bertambah sebesar Rp 268 triliun atau naik 9,7% y-o-y, sedangkan DPK denominasi valas mengalami kenaikan sebesar Rp 171 triliun atau tumbuh sebesar 36,5% y-o-y.
Meanwhile, Third Party Deposits (DPK) at the end of 2013 reached Rp 3,664 trillion or an increase of 13.6% y-o-y from Rp 3,225 trillion at the end of 2012. The composition of low cost funds such as savings and current accounts grew 12.6% and 10.4% in 2013 respectively. The increase in low costs fund reflected the public still had high confidence towards the economic outlook and the resilience of the Indonesian banking sector.
KeteranganDescription 2013 2012
YoY
Rp TriliunRp Trillion %
PerdaganganTrade 703 544 159 29.2%
ManufakturManufacture 578 446 132 29.6%
JasaService 344 276 68 24.6%
PertanianAgriculture 184 148 36 24.3%
Lain-lainOthers 1,484 1,294 190 14.7%
Total 3,293 2,708 585 21.6%
KeteranganDescription 2013 2012
YoY
Rp TriliunRp Trillion %
DepositoTime Deposits 1,604 1,381 223 16.1%
TabunganSaving Accounts 1,213 1,077 136 12.6%
GiroCurrent Accounts
847 767 80 10.4%
Total 3,664 3,225 439 13.6%
Meanwhile, by type of currency, third party deposits was contributed by rupiah-denominated deposits. As of 2013, rupiah-denominated deposits had increased by Rp 268 trillion, or up 9.7% y-o-y, while deposits denominated in foreign currency increased by Rp 171 trillion or up by 36.5% y-o-y.
OCBC NISP Laporan Tahunan 2013352
Diskusi dan Analisa ManajemenManagement and Discussion Analysis
Komposisi Dana Pihak KetigaThird Party Deposits Composition
Rp Triliun, kecuali %Rp Trillion, except %
16.0%
84.0%
2010 2011 2012 20132009
1,95114.9%
85.1%
13.9%
86.1%
14.5%
85.5%
17.4%
82.6%
2,339
3,2252,785
3,664
RupiahRupiah
ValasForeign Currency
Sampai dengan akhir tahun 2013 kinerja profitabilitas industri perbankan masih menunjukkan tren pertumbuhan positif. Perbankan Indonesia mencatat laba bersih sebesar Rp 106,7 triliun, dibandingkan Rp 92,8 triliun pada tahun 2012. Kenaikan laba bersih terutama didorong oleh pertumbuhan pendapatan bunga bersih sepanjang tahun 2013 yang mencapai Rp 243 triliun, atau naik sebesar 16,8% y-o-y, yang melampaui pendapatan bunga bersih pada akhir tahun 2012 sebesar Rp 208 triliun. Tingginya pendapatan bunga bersih ini terutama didorong oleh pertumbuhan kredit yang mencapai 21,6% y-o-y dan kenaikan LDR yang mencapai 89,7% pada tahun 2013 dari 83,6% pada tahun sebelumnya.
Walaupun membukukan kenaikan pendapatan bunga bersih, pasca kenaikan BI Rate, industri perbankan sebenarnya mengalami tren penurunan marjin bunga bersih (Net Interest Margin / NIM) perbankan menjadi 4,9% pada tahun 2013 dari 5,5% pada tahun 2012, terutama diakibatkan makin ketatnya persaingan dalam penghimpunan DPK.
Pada tahun 2013, pendapatan non bunga dari perbankan meningkat sebesar 11,1% y-o-y, terutama didorong oleh peningkatan keuntungan transaksi Spot dan Derivatif sebesar 81,7% y-o-y, sejalan dengan meningkatnya kebutuhan nasabah akan jenis transaksi lindung nilai. Namun demikian, akibat laju kenaikan pendapatan non bunga lebih lambat dibandingkan pertumbuhan pendapatan bunga bersih mengakibatkan kontribusi pendapatan non bunga terhadap total pendapatan operasional sedikit turun menjadi 23,4% dibandingkan 24,3% pada tahun 2012.
Kenaikan laba sebelum pajak sebesar 14,7% lebih rendah dibandingkan kenaikan rata-rata total aset industri perbankan sebesar 16,0%, mendorong tingkat ROA turun menjadi 3,08% pada akhir tahun 2013 dibandingkan dengan akhir tahun 2012 sebesar 3,11%.
As of the end of 2013 the profitability of the Indonesian banking industry continued to show positive performance. The overall Indonesian Banking sector recorded net profit of Rp 106.7 trillion, compared to Rp 92.8 trillion in 2012. The increase in net profit was primarily driven by growth in net interest income throughout 2013 which reached Rp 243 trillion, an increase of 16.8% y-o-y, exceeding net interest income of Rp 208 trillion in 2012. The high net interest income was primarily due to high loan growth of 21.6% y-o-y and the increase in LDR which reached 89.7% in 2013 from 83.6% in the previous year.
Despite recording an increase in net interest income, after the BI rate increase, the banking industry actually suffered a trend of falling net interest margin (NIM) to 4.9% in 2013 from 5.5 % in 2012, especially due to the increased competition in acquiring third party deposits.
In 2013, banks’ non-interest income slightly increased to 11.1% y-o-y, primarily driven by an increase in profits of Spot and Derivative transactions at 81.7% y-o-y, along with the increase in consumer needs of hedging transaction products. However, as the increase in non-interest income was slower than the increase in net interest income, caused the contribution of non interest income to the operational income slightly declined to 23.4% compared to 24.3% in 2012.
The increase in profit before tax of 14.7% was lower than the average increase of total assets in the banking industry of 16.0%, pushing the ROA level down to 3.08% at the end of 2013 as compared to 3.11% at the end of 2012.
KeteranganDescription 2013 2012
YoY
Rp TriliunRp Trillion %
Rupiah 3,025 2,757 268 9.7%
ValasForeign Currency 639 468 171 36.5%
Total 3,664 3,225 439 13.6%
2013 Annual Report OCBC NISP 353
OCBC NISP in Brief From Management Good Corporate Governance
Business Review Financial Review Corporate Data
Stabilitas industri perbankan masih tetap terjaga dengan baik juga tercermin pada tingginya rasio kecukupan modal (CAR/Capital Adequacy Ratio) yang mencapai 18,1% pada akhir tahun 2013, lebih tinggi dibandingkan tahun 2012 sebesar 17,4% atau berada jauh di atas ketetapan minimum 8%.
ModalCapital
ATMRRWA
CAR
16.1%17.2% 17.4%17.4%
18.1%
3,458
627
2,850
497
2,521
405
1,882
323
1,542
2009 2010 2011 2012 2013
269
PermodalanCapital
Dalam Miliar Rupiah, kecuali %In Billion Rupiah, except %
TINJAUAN KINERJA OPERASIONAL BANK OCBC NISP Bank OCBC NISP berhasil meningkatkan kinerja keuangan selama tahun 2013 dengan membukukan kenaikan signifikan laba bersih mencapai Rp 1.143 miliar atau naik 25% dari Rp 915 miliar pada tahun 2012. Pencapaian imbal hasil aset (ROA) dan imbal hasil ekuitas (ROE) Bank OCBC NISP masing-masing sebesar 1,8% dan 11,9% pada tahun 2013 dibandingkan 1,8% dan 12,2% pada tahun 2012.
Total aset terutama didominasi oleh kredit bruto yang mencapai Rp 63.967 miliar atau tumbuh sebesar 20,9% dibanding tahun 2012. Pertumbuhan kredit diiringi dengan meningkatnya kualitas kredit, yang ditunjukkan dengan menurunnya kredit bermasalah bruto (Gross NPL) menjadi sebesar 0,7% dari total Kredit bruto. Pertumbuhan total aset di dukung oleh pertumbuhan total dana pihak ketiga (DPK) yang mencapai Rp 68.937 miliar pada akhir tahun 2013 atau tumbuh sebesar 13,5% dibandingkan tahun sebelumnya. Di sisi permodalan, total ekuitas mencapai Rp 13.497 miliar dan rasio kecukupan modal dengan memperhitungkan risiko kredit, pasar dan operasional (CAR) tercatat sebesar 19,3% di akhir tahun 2013.
Bank OCBC NISP juga mampu memperkuat posisinya sebagai salah satu bank swasta nasional yang sehat dan prudent dengan berhasil mempertahankan peringkat lokal ‘AAA’ dari Fitch Ratings dan Pefindo, menjadi salah satu bank dengan peringkat kredit tertinggi di Indonesia pada tahun 2013.
The banking industry stability remained resilient as reflected by the high capital adequacy ratio (CAR) at the end of 2013 which reached 18.1%, higher than 17.4% in 2012, or far above the minimum requirement of 8%.
BANK OCBC NISP OPERATIONAL PERFORMANCE REVIEW Bank OCBC NISP managed to boost financial performance in 2013 by recording a significant net profit growth to Rp 1,143 billion or an increase of 25% from Rp 915 billion in 2012. The increase in return on assets (ROA) and return on equity (ROE) of Bank OCBC NISP were 1.8% and 11.9% respectively in 2013 as compared to 1.8% and 12.2% in 2012.
Total assets were dominated by loans gross which reached Rp 63,967 billion or grew 20.9% compared to 2012. Loans growth was followed by increasing credit quality, as reflected by the decline in gross non-performing loans (NPL) to 0.7% from total gross Loans. Total assets growth was supported by the total growth of third-party deposits (DPK) which reached Rp 68,937 billion as of the end of 2013 or grew 13.5% compared to the previous year. On capital, total equity reached Rp 13,497 billion and the capital adequacy ratio taking into account the credit, market and operational risks (CAR) was recorded at 19.3% at the end of the year.
Bank OCBC NISP was also capable to strengthen its position as a healthy and prudent national private bank by maintaining its ‘AAA’ local ratings from Fitch Ratings and Pefindo, becoming one of the banks with the highest credit ratings in Indonesia in 2013.
Keterangan 2013 2012 Description
Modal 627 497 Capital
ATMR 3,458 2,850 RWA
CAR (%) 18.1% 17.4% CAR (%)
OCBC NISP Laporan Tahunan 2013354
Diskusi dan Analisa ManajemenManagement and Discussion Analysis
Pencapaian kinerja keuangan juga senantiasa diiringi dengan upaya-upaya untuk meningkatkan posisi dan kapabilitas produk dan layanan transaksi perbankan termasuk investasi dalam jaringan 339 kantor, 752 ATM, 772 EDC, e-Banking termasuk internet dan mobile banking, branding, tata kelola perusahaan, sistem, teknologi dan perbaikan proses kerja secara berkesinambungan, guna mampu menghasilkan nilai ekonomi yang maksimal dan berkelanjutan bagi seluruh stakeholder. Kinerja Keuangan Bank OCBC NISP Bank OCBC NISP mencatatkan laba bersih sebesar Rp 1.143 miliar atau meningkat sebesar 24,9% dibandingkan dengan tahun 2012 sebesar Rp 915 miliar dengan imbal hasil ekuitas (ROE) Bank OCBC NISP di tahun 2013 sebesar 11,9% dibandingkan 12,2% pada tahun 2012. Penurunan ROE ini terutama disebabkan oleh kenaikan total ekuitas (sehubungan dengan Penawaran Umum Terbatas VII) di tahun 2013 mencapai 50,8%, lebih besar dibandingkan kenaikan laba bersih sebesar 24,9% pada tahun yang sama. Sedangkan untuk imbal hasil aset (ROA) Bank OCBC NISP di tahun 2013 sebesar 1,81% atau meningkat dibandingkan dengan tahun 2012 sebesar 1,79%, terutama disebabkan kenaikan total aset sebesar 23,2% pada tahun 2013 sedangkan kenaikan laba sebelum pajak sebesar 25,2% pada tahun yang sama.
Pendapatan Bunga Pendapatan bunga Bank OCBC NISP merupakan pendapatan bunga dari pinjaman yang diberikan, efek-efek dan obligasi Pemerintah, giro dan penempatan pada bank lain dan Bank Indonesia dan lain-lain, yang dijabarkan sebagai berikut:
(Dalam Miliar Rupiah, kecuali %)
AsetAsets
2013 2012
Δ% Pendapatan
Bunga Interest Income
Pendapatan Bunga
Interest Income
Suku Bunga Rata-RataAverage Interest Rate Pendapatan
BungaInterest Income
Suku Bunga Rata-RataAverage Interest Rate
Rupiah(%)
Mata Uang Asing (%)Foreign
Currency (%)
Rupiah(%)
Mata Uang Asing (%)Foreign
Currency (%)
Pinjaman yang diberikanLoans
5,261 10.42 5.17 4,261 10.26 4.92 23.5
Efek-efek dan obligasi PemerintahMarketable securities and Government bonds
697 5.93 2.52 455 6.27 2.92 53.2
Giro dan penempatan pada bank lain dan Bank IndonesiaPlacement with other banks and Bank Indonesa
120 5.39 0.16 169 4.78 0.20 (29.0)
Lain-lainOthers
71 - - 39 - - 82.1
Total 6,149 4,924 24.9
The financial performance was continuously followed by the efforts to increase the position and capabilities of products and banking transaction services including the investment in network of 339 offices, 752 ATMs, 772 EDCs, e-Banking including internet and mobile banking, branding, good corporate governance, system, technology and improvement of working process sustainably, to produce maximum and sustainable economic values for all stakeholders.
Financial Performance of Bank OCBC NISPBank OCBC NISP recorded a net profit of Rp 1.143 billion, anincrease of 24.9% compared to the amount in 2012, which was Rp 915 billion. The Return on Equity (ROE) of Bank OCBC NISP in 2013 was 11.9% whereas in 2012 the ROE was 12.2%. The decrease of ROE, mainly due to the increase in total equity (in connection to the Limited Public Offering VII) in 2013 which reached 50.8%, higher than the net profit increase of 24.9% in the same year. As for the Return on Assets (ROA) of Bank OCBC NISP, in 2013 ROA amounted 1.81% or increased compared to ROA in 2012 of 1.79%, and was primarily due to the increase in total assets of 23.2% in 2013 while the increase in profit before tax is 25.2% in the same year.
Interest IncomeBank OCBC NISP interest income is interest income from loans, marketable securities and government bonds, current accounts and placements with other banks and Bank Indonesia and others described as follows:
(In Billion Rupiah, except %)
2013 Annual Report OCBC NISP 355
OCBC NISP in Brief From Management Good Corporate Governance
Business Review Financial Review Corporate Data
Pendapatan bunga pada tahun 2013 sebesar Rp 6.149 miliar, meningkat sebesar Rp 1.225 miliar atau naik sebesar 24,9% dibandingkan dengan tahun 2012 sebesar Rp 4.924 miliar. Kenaikan ini terutama disebabkan oleh kenaikan Kredit bruto sebesar Rp 11.070 miliar atau 20,9% dibandingkan dengan tahun 2012.
Seiring kenaikan suku bunga acuan yang dilakukan oleh Bank Indonesia (BI), suku bunga rata-rata Kredit bruto dalam denominasi Rupiah dan mata uang asing meningkat menjadi masing-masing sebesar 10,4% dan 5,2% pada tahun 2013 dibandingkan dengan tahun 2012 masing-masing sebesar 10,3% dan 4,9%.
0.9%
25.0%
74.1%
2010 2011 2012 2013
LainnyaOthers
Surat BerhargaMarketable Securities
KreditLoans
2009
3,710
3.1%
11.3%
85.6%
4.3%
9.2%
86.5%
7.5%
11.5%
81.0%
3.0%
16.3%
80.7%
3,634 4,187
4,924
6,149Komposisi Pendapatan BungaInterest Income Composition
Dalam Miliar RupiahIn Billion Rupiah
Beban Bunga Beban bunga Bank OCBC NISP berasal dari beban bunga giro, tabungan, deposito berjangka, efek-efek yang diterbitkan, obligasi subordinasi, simpanan dari bank lain, pinjaman yang diterima dan lain-lain yang dijabarkan sebagai berikut:
Beban bunga pada tahun 2013 sebesar Rp 3.010 miliar, meningkat sebesar Rp 652 miliar atau 27,7% dibandingkan dengan tahun 2012 sebesar Rp 2.358 miliar. Kenaikan ini terutama disebabkan oleh meningkatnya jumlah dana pihak ketiga (DPK) di tengah tren kenaikan suku bunga bank sebesar Rp 8.176 miliar pada tahun 2013 atau naik 13,5% dibandingkan dengan tahun 2012.
In 2013, interest income was Rp 6,149 billion, an increase of Rp 1,225 billion or 24.9% compared to 2012 which was Rp 4,924 billion. The increase was primarily caused by the increase of loans gross of Rp 11,070 billion or 20.9% compared to 2012.
In line with the increase in Bank Indonesia’s benchmark interest rates, the average interest rates of Rupiah and foreign currency denominated of loans gross respectively amounted 10.4% and 5.2% in 2013, whereas in 2012, it respectively amounted 10.3% and 4.9%.
Interest Expense The interest expense of Bank OCBC NISP is derived from the interest expenses from current account, savings accounts, time deposits, marketable securities issued, subordinated bonds, deposits from other banks, borrowings and others described as follows:
In 2013, interest expense was Rp 3,010 billion, an increase of Rp 652 billion, or 27.7% compared to the interest expense in 2012 which was Rp 2,358 billion. This increase was primarily caused by the increasing number of third party deposits (DPK) in the middle of an increasing trend in interest rate with the amount of Rp 8,176 billion or 13.5% in 2013 compared to 2012.
OCBC NISP Laporan Tahunan 2013356
Diskusi dan Analisa ManajemenManagement and Discussion Analysis
(Dalam Miliar Rupiah, kecuali %)
LiabilitasLiability
2013 2012Δ%
Beban Bunga
Interest Expense
Beban BungaInterest Expense
Suku Bunga Rata-RataAverage Interest Rate Beban
BungaInterest Expense
Suku Bunga Rata-RataAverage Interest Rate
Rupiah(%)
Mata Uang Asing (%)Foreign
Currency (%)
Rupiah(%)
Mata Uang Asing (%)Foreign
Currency (%)Deposito berjangkaTime deposits
1,933 6.91 2.03 1,179 6.06 1.84 64.0
TabunganSaving accounts
381 3.24 0.16 737 4.38 0.31 (48.3)
GiroCurrent accounts
144 1.75 0.47 120 1.88 0.48 20.0
Simpanan dari bank lainDeposits from other banks
58 4.85 0.26 42 4.15 0.42 38.1
Pinjaman yang diterimaBorrowings
22 - 3.52 4 - - 450.0
Efek-efek yang diterbitkan Marketable securities issued
233 7.24 - - - - 100.0
Obligasi subordinasiSubordinated bonds
114 11.64 - 168 11.42 - (32.1)
Lain-lainOthers
125 - - 108 - - 15.7
Total 3,010 2,358 27.7
Suku bunga rata-rata giro dalam denominasi Rupiah dan mata uang asing turun menjadi masing - masing 1,75% dan 0,47% pada tahun 2013 dibandingkan dengan tahun 2012 sebesar 1,88% dan 0,48%. Suku bunga rata-rata tabungan dalam denominasi Rupiah dan mata uang asing turun menjadi masing-masing sebesar 3,2% dan 0,2% pada tahun 2013 dibandingkan dengan tahun 2012 masing-masing sebesar 4,4% dan 0,3%. Sedangkan suku bunga rata-rata deposito berjangka dalam denominasi Rupiah dan mata uang asing mengalami kenaikan menjadi masing-masing sebesar 6,9% dan 2,0% pada tahun 2013 dibandingkan dengan tahun 2012 masing-masing sebesar 6,1% dan 1,8%. Khususnya kenaikan suku bunga deposito berjangka ini lebih di dorong upaya bank untuk mempertahankan dan menarik dana masyarakat seiring kenaikan suku bunga acuan yang dilakukan oleh Bank Indonesia (BI).
Komposisi Beban BungaInterest Expense Composition
11.5%3.7%
84.8%
2010 2011 2012 2013
LainnyaOthers
Efek-efek yang Diterbitkan dan Obligasi SubordinasiMarketable Securities Issued and Subordinated Bonds
Dana Pihak KetigaThird Party Deposits
2009
1,814
6.8%
11.5%
81.7%
6.6%
7.1%
86.3%
5.8%
8.7%
85.5%
6.1%
7.4%
86.5%
1,6411,932
2,358
3,010Dalam Miliar Rupiah, kecuali %In Billion Rupiah, except %
The average interest rate of current accounts in Rupiah and foreign currency denominated decreased to 1.75% and 0.47% in 2013 compared to 2012, which was 1.88% and 0.48% respectively. The average interest rate of saving accounts in Rupiah and foreign currency denominated has decreased respectively became 3.2% and 0.2% in 2013 compared to 2012, which was respectively 4.4% and 0.3%. Meanwhile, the average interest rate of time deposits in Rupiah and foreign currency denominated respectively increased to 6.9% and 2.0% in 2013 compared to 2012, which was respectively 6.1% and 1.8%. The increase in interest rate of time deposits was particularly driven by the bank’s efforts to maintain and growing third party deposits in line with the increase of interest rate benchmark by Bank Indonesia.
(In Billion Rupiah, except %)
2013 Annual Report OCBC NISP 357
OCBC NISP in Brief From Management Good Corporate Governance
Business Review Financial Review Corporate Data
Pendapatan Bunga Bersih Pendapatan bunga bersih mengalami kenaikan sebesar Rp 573 miliar atau 22,3% menjadi sebesar Rp 3.139 miliar pada tahun 2013 dibandingkan dengan tahun 2012 sebesar Rp 2.566 miliar. Hal ini didorong oleh naiknya pendapatan bunga seiring pertumbuhan Kredit bruto sebesar 20,9%, namun prosentase kenaikan beban bunga sebesar 27,7% adalah lebih besar dibandingkan dengan prosentase kenaikan pendapatan bunga sebesar 24,9%, yang disebabkan oleh kenaikan beban bunga deposito berjangka sebesar Rp 754 miliar atau meningkat 64,0%, seiring dengan kenaikan deposito berjangka sebesar Rp 11.510 miliar atau 37,6%, sehingga turut mempengaruhi komposisi dana pihak ketiga, dimana di tahun 2012, tabungan dan giro mewakili 49,6% dari dana pihak ketiga menjadi 38,9% di akhir tahun 2013. Pada tahun yang sama, kontribusi pendapatan bunga bersih terhadap total pendapatan di tahun 2013 menjadi 78,1% dari sebesar 75,4% di tahun 2012.
Sedangkan rasio marjin bunga bersih mengalami penurunan dari sebesar 4,2% pada tahun 2012 menjadi sebesar 4,1% pada tahun 2013 akibat kenaikan aset yang menghasilkan (earning assets) sebesar 22,9% yang hanya diimbangi oleh kenaikan pendapatan bunga bersih sebesar 22,3%.
5.4%5.0%
4.8%
4.2% 4.1%
1,8961,993
2,255
2,566
3,139
2009 2010 2011 2012 2013
Pendapatan Bunga Bersih dan Marjin Bunga Bersih (NIM)Net Interest Income and Net Interest Margin (NIM)
Dalam Miliar Rupiah, kecuali %In Billion Rupiah, except %
Marjin Bunga Bersih (NIM)
Net Interest Margin (NIM)
Net Interest IncomeNet interest income increased by Rp 573 billion or 22.3% to Rp 3,139 billion in 2013 compared to 2012, which was Rp 2,566 billion. This was driven by the increase of interest income along with the growth of loans gross of 20.9%. However the percentage of increase in interest expense of 27.7% is greater than the percentage of increase in interest income of 24.9%, due to the increase of interest expense on time deposits amounted Rp 754 billion, an increase of 64.0%, along with the increase of time deposits amounted Rp 11,510 billion or 37.6%, thus also influencing the composition of third-party deposits, which in the year 2012 saving accounts and current accounts represented 49.6% of the third-party deposits and 38.9% in 2013. In the same year, the contribution of net interest income to total income in 2013 became 78.1% from 75.4% in 2012 .
Meanwhile the ratio of net interest margin decreased from 4.2% in 2012 to 4.1% in 2013 due to the increase of earning assets as much as 22.9 % which was only offset by the increase in net interest income by 22.3%.
OCBC NISP Laporan Tahunan 2013358
Diskusi dan Analisa ManajemenManagement and Discussion Analysis
Pendapatan Operasional Lainnya Pendapatan operasional lainnya pada tahun 2013 mencapai Rp 879 miliar, naik sebesar Rp 43 miliar atau 5,1% dibandingkan dengan tahun 2012 sebesar Rp 836 miliar. Peningkatan ini terutama didorong oleh kenaikan pendapatan dari provisi dan komisi sebesar Rp 88 miliar atau 17,1% yaitu dari sebesar Rp 514 miliar pada tahun 2012 menjadi sebesar Rp 602 miliar pada tahun 2013. Kenaikan pendapatan provisi dan komisi ini terdiri dari kenaikan pendapatan dari produk trade finance, jasa administrasi, remittance & collection, kartu kredit, e-channel dan wealth management masing-masing sebesar Rp 40 miliar, Rp 39 miliar, Rp 7 miliar, Rp 7 miliar, Rp 5 miliar dan Rp 2 miliar, yang terkompensasi dengan penurunan pendapatan dari bancassurance dan bank services sebesar Rp 10 miliar dan Rp 2 miliar. Namun kenaikan pendapatan tersebut terkompensasi antara lain dengan penurunan pendapatan dari keuntungan dari perubahan nilai wajar instrumen keuangan dan penjualan instrumen keuangan sebesar Rp 41 miliar yaitu dari Rp 109 miliar pada tahun 2012 menjadi Rp 68 miliar pada tahun 2013 dan penurunan pendapatan dari laba selisih kurs - bersih sebesar Rp 4 miliar yaitu dari Rp 213 miliar pada tahun 2012 menjadi Rp 209 miliar pada tahun 2013, yang terutama dipengaruhi oleh kondisi eksternal seperti kenaikan suku bunga dan pelemahan mata uang Rupiah.
(Dalam Miliar Rupiah, kecuali %)
Pendapatan Operasional Lainnya 2013 2012 Δ % Other Operating Income
Provisi dan komisi 602 514 17.1 Fees and CommissionsKeuntungan dari perubahan nilai wajar instrumen keuangan dan penjualan instrumen keuangan
68 109 (37.6) Gain from changes in fair value of Financial instruments and sale of financial instruments
Laba Selisih kurs - bersih 209 213 (1.9) Foreign exchange gain (nett)Total 879 836 5.1 Total
Sejalan dengan hal tersebut, mengakibatkan rasio pendapatan operasional lainnya terhadap total pendapatan mengalami penurunan dari sebesar 24,6% pada tahun 2012 menjadi sebesar 21,9% pada tahun 2013.
Other Operating IncomeOther operating income in 2013 reached Rp 879 billion, an increase of Rp 43 billion or 5.1% compared to 2012, which was Rp 836 billion. The increase was primarily driven by the increase in income from provisions and commissions of Rp 88 billion or 17.1%, from Rp 514 billion in 2012 to Rp 602 billion in 2013. The increase of income from provisions and commissions consisted of the increase of income from products of trade finance, administration fee, remittance and collections, credit card, e-channel and wealth management of Rp 40 billion, Rp 39 billion, Rp 7 billion, Rp 7 billion, Rp 5 billion and Rp 2 billion, which were compensated by the decrease of income from insurance and bank services of Rp 10 billion and Rp 2 billion. However, the increase of income was compensated among others by the decrease of gain from changes in fair value of financial instruments and sales of financial instruments of Rp 41 billion from Rp 109 billion in 2012 to Rp 68 billion in 2013 and the decrease of net foreign exchange gain of Rp 4 billion from Rp 213 billion in 2012 to Rp 209 billion in 2013, which particularly affected by external conditions such as the interest rate increases and depreciation of Rupiah currency.
Corresponding to this, the ratio of other operating income to total income decreased from 24.6% in 2012 to 21.9% in 2013.
(In Billion Rupiah, except %)
2013 Annual Report OCBC NISP 359
OCBC NISP in Brief From Management Good Corporate Governance
Business Review Financial Review Corporate Data
Pendapatan Operasional LainnyaOther Operating Income
Pendapatan Operasional Lainnya / Total Pendapatan
Other Operating Income to Total Income
21.7%
26.7%
51.6%
2010 2011 2012 20132009
580
7.8%
23.8%
68.4%
13.0%
25.5%
61.5%
25.7%
67.7%
14.3%
16.8%
68.9%
563651
836879
Dalam Miliar Rupiah, kecuali %In Billion Rupiah, except %
23.4%22.0% 22.4%
24.6%
21.9%
6.6%
Keuntungan dari Perubahan Nilai Wajar Instrumen Keuangan dan Penjualan Instrumen KeuanganGain from changes in fair value of financial instruments and sale of financial instruments
Laba Selisih Kurs-BersihForeign Exchange Gain - NetProvisi dan KomisiFees and Commisssions
Beban Cadangan Kerugian Penurunan Nilai atas Aset Keuangan dan Lainnya Beban cadangan kerugian penurunan nilai atas aset keuangan dan lainnya Bank OCBC NISP berasal dari pinjaman yang diberikan, efek-efek, tagihan akseptasi, aset lain-lain - tagihan transaksi letter of credit dan pembentukan penyisihan lainnya yang dijabarkan sebagai berikut:
(Dalam Miliar Rupiah, kecuali %)
Pembentukan/(Pembalikan) Cadangan Kerugian Penurunan Nilai Aset Keuangan dan Lainnya
2013 2012 Δ % Allowance/(Reversal) for Impairment Losses on Financial Assets and Others
Efek-efek (2) (2) - Marketable securities
Pinjaman yang diberikan 273 288 (5.2) Loans
Tagihan akseptasi 22 (12) 283.3 Acceptance receivable
Aset lain-lain - tagihan transaksi Letter of Credit
4 (20) 120.0 Other assets - Letter of Credit transaction receivables
Penyisihan lainnya (38) (7) (442.9) Allowance of possible losses - Others
Total 259 247 4.9 Total
Walaupun jumlah kredit bermasalah (NPL) secara absolut turun sebesar Rp 9 miliar di tahun 2013, beban cadangan kerugian atas aset keuangan dan lainnya pada tahun 2013 naik sebesar Rp 12 miliar atau 4,9% menjadi sebesar Rp 259 miliar, dibandingkan dengan tahun 2012 sebesar Rp 247 miliar. Sebagian besar kenaikan tersebut terutama didorong oleh cadangan wajib yang dibentuk seiring dengan pertumbuhan Kredit dan tagihan akseptasi pada tahun 2013 masing-masing sebesar 20,9% dan 34,8%.
Allowance for Impairment Losses on Financial Assets and OthersThe allowance for impairment losses on financial assets and others of Bank OCBC NISP was derived from loans, marketable securities, acceptance receivables, other assets-letter of credit transaction receivables and other allowances which are described as follows:
(In Billion Rupiah, except %)
Although the non-performing loans (NPL) in absolute terms decreased by Rp 9 billion in 2013, allowance for impairment losses on financial assets and others in 2013 increased by Rp 12 billion or 4.9% to Rp 259 billion, compared to 2012 which amounted Rp 247 billion. The increase was primarily driven by the statutory allowance along with the growth of loans and acceptance receiveable in 2013 at 20.9% and 34.8% respectively.
OCBC NISP Laporan Tahunan 2013360
Diskusi dan Analisa ManajemenManagement and Discussion Analysis
(Dalam Miliar Rupiah, kecuali %)
Beban Cadangan Kerugian Penurunan Nilai Aset Keuangan (Di luar beban cadangan kerugian penurunan nilai aset yang tidak produktif lainnya)
2013 2012Allowance for Impairment Losses on Financial
Assets (Excluded Allowance for Impairment Losses-Others)
Kredit 273 288 Loan
Non Kredit 24 (34) Non Loan
Total 297 254 Total
Beban Operasional Lainnya Beban operasional lainnya Bank OCBC NISP berasal dari beban gaji dan tunjangan, umum dan administrasi dan lain-lain yang dijabarkan sebagai berikut:
(Dalam Miliar Rupiah, kecuali %)
Beban Operasional Lainnya 2013 2012 Δ % Other Operating Expenses
Gaji dan tunjangan 1,358 1,173 15.8 Salaries and benefits
Umum dan administrasi 798 713 11.9 General and administrative
Lain-lain 59 56 5.4 Others
Total 2,215 1,942 14.1 Total
Beban operasional lainnya tahun 2013 sebesar Rp 2.215 miliar, meningkat sebesar Rp 273 miliar atau 14,1% dibandingkan dengan tahun 2012 sebesar Rp 1.942 miliar, terutama disebabkan oleh meningkatnya beban gaji dan tunjangan sebesar Rp 185 miliar, beban umum dan administrasi dan lain-lain sebesar Rp 85 miliar.
(Dalam Miliar Rupiah, kecuali %) (In Billion Rupiah, except %)
Beban Gaji dan Tunjangan 2013 2012 Δ % Salaries and Benefit Expenses
Gaji dan Tunjangan 1,206 1,066 13.1 Salaries and allowances
Pendidikan dan latihan 65 52 25.0 Education and training
Imbalan pasca kerja 40 46 (13.0) Post employment benefits
Lain - lain 47 9 422.2 Others
Total 1,358 1,173 15.8 Total
Kenaikan beban gaji dan tunjangan terutama dikontribusikan oleh penyesuaian gaji dan tunjangan karyawan pada tahun 2013 sebesar Rp 140 miliar dan beban pendidikan dan pelatihan sebesar Rp 13 miliar. Sedangkan untuk kenaikan beban umum dan administrasi terutama dikontribusikan oleh meningkatnya beban pemeliharaan, perbaikan dan transportasi sebesar Rp 24 miliar, beban penyusutan aset tetap sebesar Rp 14 miliar, yang merupakan antara lain depresiasi kantor dan sarana penunjang, kemudian untuk beban promosi sebesar Rp 12 miliar, beban asuransi sebesar Rp 11 miliar dan beban komunikasi sebesar 10 miliar.
(In Billion Rupiah, except %)
Other Operating Expenses Other operating expenses of Bank OCBC NISP are derived from salaries and benefits, general and administrative expenses, and others described as follows:
(In Billion Rupiah, except %)
The increase in salaries and allowance was mainly contributed by the adjustment of salaries and allowance in 2013 as much as Rp 140 billion and education and training expense increase by Rp 13 billion. As for the increase in general and administrative expenses was mainly contributed by the increase in the expenses for repair, maintenance and transportation as much as Rp 24 billion, depreciation of fixed assets as much as Rp 14 billion which among others consisted of the depreciation of offices and supporting facilities, more over for promotional expenses of Rp 12 billion, insurance expenses of Rp 11 billion and communication expenses of Rp 10 billion.
In 2013, other operating expenses was Rp 2,215 billion, an increase of Rp 273 billion or 14.1% compared to 2012 which amounted Rp 1,942 billion. The increase was primary due to the increase in salaries and benefits of Rp 185 billion, general and administrative expenses and other of Rp 85 billion.
2013 Annual Report OCBC NISP 361
OCBC NISP in Brief From Management Good Corporate Governance
Business Review Financial Review Corporate Data
(Dalam Miliar Rupiah, kecuali %) (In Billion Rupiah, except %)
Beban Umum dan Administrasi 2013 2012 Δ % General and Amdministrative Expenses
Pemeliharaan, perbaikan dan transportasi
165 141 17.0 Repairs, maintenance and transportation
Penyusutan aset tetap 150 136 10.3 Depreciation of fixed assets
Sewa 89 94 (5.3) Rental
Komunikasi 69 59 16.9 Communications
Promosi 63 51 23.5 Promotions
Asuransi 62 51 21.6 Insurance
Listrik, air, telepon dan fax 61 55 10.9 Utilities
Keamanan dan Outsourcing 35 46 (23.9) Security and outsourcing
Alat-alat kantor 16 14 14.3 Office supplies
Ekspedisi 8 6 33.3 Courier charges
Penelitian dan pengembangan 7 5 40.0 Research and development
Lain-lain 73 55 32.7 Others
Total 798 713 11.9 Total
Namun demikian, Bank OCBC NISP selalu menjaga rasio biaya operasional terhadap total pendapatan operasional (Cost to Income Ratio) yang berhasil turun menjadi 55,1% pada tahun 2013 dibandingkan dengan tahun 2012 sebesar 57,1%. Penurunan ini terutama disebabkan pada tahun 2013, pertumbuhan beban operasional lainnya yaitu sebesar 14,1%, masih lebih rendah dibandingkan pertumbuhan total pendapatan operasional sebesar 18,0%. Hal tersebut sekaligus menunjukkan hasil positif dari usaha yang sungguh-sungguh dari manajemen Bank OCBC NISP untuk mendorong sinergi seluruh lini bisnis, meningkatkan produktivitas dan menjalankan program penyempurnaan proses di seluruh bagian.
Beban Operasional Lainnya & Rasio Beban terhadap PendapatanOther Operating Expenses & Cost to Income Ratio
Rasio Beban terhadap Pendapatan
Cost to Income Ratio
44.4%
52.1%
2010 2011 2012 20132009
1,484 36.0%
61.3%
36.7%
60.4%
41.1%
55.7%
41.2%
56.1%
1,5941,703
1,942
2,215
Dalam Miliar Rupiah, Kecuali %In Billion Rupiah, except %
59.9%
62.4%
58.6%57.1%
55.1%
LainnyaOthers
Umum dan AdministrasiGeneral and AdministrativeGaji dan TunjanganSalaries and Benefits
3.5%2.7%
3.2%
2.7%
2.9%
However, Bank OCBC NISP managed to maintain the cost to income ratio which successfully decreased to 55.1% in 2013 compared to 57.1% in 2012. This decrease was primarily because in 2013, the growth of other operating expenses of 14.1% is still lower than the growth of total operating income which was 18.0%. This also shows positive result of earnest efforts of the Bank’s management to support the synergy across the entire business line and improve productivity and conduct process improvement programs throughout the organization.
OCBC NISP Laporan Tahunan 2013362
Diskusi dan Analisa ManajemenManagement and Discussion Analysis
(Beban)/Pendapatan Bukan Operasional - Bersih Beban bukan operasional - bersih mencapai Rp 14 miliar pada tahun 2013, menurun sebesar Rp 23 miliar dibandingkan dengan tahun 2012 yang mencatatkan pendapatan bukan operasional - bersih sebesar Rp 9 miliar terutama karena pada tahun 2013 terdapat kerugian penjualan agunan yang diambil alih sebesar Rp 15 miliar.
(Dalam Miliar Rupiah, kecuali %) (In Billion Rupiah, except %)
(Beban)/Pendapatan Bukan Operasional - Bersih
2013 2012 Δ % Non Operating (Expenses)/Income – Net
Keuntungan dari penjualan aset tetap - 4 (100.0) Gain from sale of fixed assets
Keuntungan/(kerugian) penjualan agunan yang diambil alih
(15) 7 (314.3) Gain/(loss) from sale foreclosed collateral
Pendapatan lainnya - bersih 1 (2) 150.0 Others income - net
Total (14) 9 (255.5) Total
Laba Sebelum Pajak Laba sebelum pajak mencapai Rp 1.530 miliar pada tahun 2013, naik sebesar Rp 308 miliar atau 25,2% dibandingkan dengan tahun 2012 sebesar Rp 1.222 miliar. Hal tersebut terutama akibat meningkatnya pendapatan bunga bersih sebesar 22,3%, kenaikan pendapatan operasional lainnya sebesar 5,1%, yang mana hanya diimbangi oleh kenaikan beban operasional lainnya sebesar 14,1%. Kontribusi lainnya adalah beban cadangan kerugian penurunan nilai atas aset keuangan dan lainnya hanya meningkat sebesar 4,9%. Kenaikan laba sebelum pajak sebesar 25,2% yang diikuti dengan kenaikan aset sebesar 23,2% di tahun 2013 mengakibatkan ROA meningkat menjadi 1,81% pada tahun 2013 dari 1,79% pada tahun 2012.
Imbal Hasil atas Aset (ROA) / Return on
Assets (ROA)1.9% 1.9%
1.8% 1.8%
747
567
1,006
1,222
1,530
20132012201120102009
1.3%
Laba Sebelum Pajak Penghasilan & Imbal Hasil atas Aset (ROA)Income Before Tax & Return on Assets (ROA)
Dalam Miliar Rupiah, kecuali %In Billion Rupiah, except %
Non Operating (Expense)/Income - Net In 2013, non-operating expenses - net reached Rp 14 billion, a decrease of Rp 23 billion compared to 2012 which recorded non-operating income - net of Rp 9 billion, primarily due to loss from sale of foreclosed collateral at Rp 15 billion in 2013.
Income before Tax In 2013, income before tax reached Rp 1,530 billion, an increase of Rp 308 billion or 25.2% compared to 2012 where income before tax was Rp 1,222 billion. This was primarily due to the increase of net interest income by 22.3% and the increase in other operating income by 5.1%, which was only compensated by an increase of other operating expenses of 14.1%. Another contribution was the allowance for impairment losses on financial assets and others which increased by 4.9%. The increase of income before tax of 25.2% followed by 23.2% growth in assets in 2013 resulted ROA to increase slightly to of 1.81% in 2013 from 1.79% in 2012.
2013 Annual Report OCBC NISP 363
OCBC NISP in Brief From Management Good Corporate Governance
Business Review Financial Review Corporate Data
Laba Bersih Laba bersih Bank OCBC NISP tahun 2013 tercatat sebesar Rp 1.143 miliar mengalami kenaikan sebesar Rp 228 miliar atau 24,9% dibandingkan dengan tahun 2012 sebesar Rp 915 miliar. Kenaikan laba bersih tersebut yang juga diikuti oleh kenaikan jumlah lembar saham sebanyak 34,2% dari Right Issue yang dilaksanakan pada bulan November 2013, mendorong kenaikan laba bersih per saham dasar (Basic Earning Per Share/EPS) menjadi sebesar Rp 129 per saham di tahun 2013 dibandingkan Rp 116 per saham di tahun 2012.
Kenaikan laba setelah pajak sebesar 24,9% yang diikuti dengan kenaikan ekuitas sebesar 50,8% di tahun 2013 sehubungan dengan pelaksanaan Penawaran Umum Terbatas VII sebesar Rp 3,5 triliun, mengakibatkan ROE turun menjadi 11,9% pada tahun 2013 dibandingkan 12,2% pada tahun 2012.
Imbal Hasil atas Ekuitas (ROE) / Return
on Equity (ROE)
11.8%
12.9%
12.2%11.9%
529419
753
915
1,143
20132012201120102009
8.1%
Laba Bersih & Imbal Hasil atas EkuitasNet Income & Return on Equity
Dalam Miliar Rupiah, kecuali %In Billion Rupiah, except %
Laporan Laba Rugi Komprehensif Pendapatan komprehensif Bank OCBC NISP terutama diperoleh dari aset keuangan tersedia untuk dijual yakni aset keuangan non derivatif yang ditetapkan dimiliki untuk periode tertentu dimana akan dijual dalam rangka pemenuhan likuiditas atau perubahan suku bunga, valuta asing atau yang tidak diklasifikasikan sebagai pinjaman yang diberikan atau piutang, investasi yang diklasifikasikan dalam kelompok dimiliki hingga jatuh tempo atau aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi komprehensif.
Laporan Laba Rugi Komprehensif Bank OCBC NISP untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 adalah sebagai berikut:
Net IncomeIn 2013, net income of Bank OCBC NISP was recorded at Rp 1,143 billion, an increase of Rp 228 billion or 24.9% compared to 2012 which was Rp 915 billion. The increase in net income was followed by the increase in number of share amounting 34.2% of Right Issue implemented in November 2013, which subsequently increase the Basic Earning Per Share/EPS to Rp 129 per share in 2013 compare to Rp 116 per share in 2012.
The increse in profit after tax at 24.9% followed by the increase in equity of 50.8% in 2013 related to the implementation of the limited public offering VII at Rp 3.5 trillion, causing ROE to decrease to 11.9% in 2013 compare to 12.2% in 2012.
Comprehensive Profit/Loss StatementsThe comprehensive income of Bank OCBC NISP is mainly derived from the available for sale financial assets which consist of non-derivative financial assets that are designated to be held for a certain period and will be sold in order to respond to the needs for liquidity or to the changes in interest rates, exchange rates or those which are not classified as loans and receivables, investments classified as held- to-maturity or financial assets calculated at fair value through the comprehensive profit/loss statements.
Bank OCBC NISP Comprehensive Profit/Loss Statements for the years 2013 and 2012, as of December 31, are as follows:
OCBC NISP Laporan Tahunan 2013364
Diskusi dan Analisa ManajemenManagement and Discussion Analysis
(Dalam Miliar Rupiah, kecuali %) (In Billion Rupiah, except %)
Keterangan 2013 2012 DescriptionLaba Bersih 1,143 915 Net Income
(Beban)/Pendapatan Komprehensif Lain: Aset Keuangan Tersedia untuk Dijual - (Kerugian)/Keuntungan untuk Tahun Berjalan- Transfer Kerugian ke Laba Bersih
(146)
(4)
38
(34)
Other Comprehensive Income/(Expenses): Avaiable for Sale Financial Assets
(Loss)/Gain for the Year - Transfer of Loss to Net Income -
Keuntungan/(Kerugian) Aktuarial Program Imbalan Pasti 13 (83) Actuarial Gain/(Loss) on Defined Benefit Plan
Manfaat Pajak Penghasilan Terkait 34 20 Related Income Tax/Benefit
Beban Komprehensif Lain Tahun Berjalan, Setelah Pajak (103) (59) Comprehensive Expenses for the Year,
Net of Tax
Total Laba Komprehensif Tahun Berjalan, Setelah Pajak 1,040 856 Total Comprehensive Income for the Year,
Net of Tax
Pada tahun 2013, Bank OCBC NISP mencatatkan beban komprehensif lain sebesar Rp 103 miliar. Beban komprehensif tersebut, terutama disebabkan oleh kerugian yang belum direalisasi atas aset keuangan dalam kelompok tersedia untuk dijual sebesar Rp 146 miliar dan transfer kerugian ke laba bersih sebesar Rp 4 miliar yang dikompensasikan dengan keuntungan aktuarial program imbalan pasti dan manfaat pajak penghasilan terkait masing-masing sebesar Rp 13 miliar dan Rp 34 miliar.
Pada tahun 2012, Bank OCBC NISP mencatatkan beban komprehensif lain sebesar Rp 59 miliar. Beban komprehensif tersebut, terutama disebabkan oleh tambahan keuntungan yang belum direalisasi atas aset keuangan dalam kelompok tersedia untuk dijual sebesar Rp 38 miliar dan manfaat pajak penghasilan terkait sebesar Rp 20 miliar dikurangi transfer kerugian ke laba bersih dan kerugian aktuarial program imbalan pasti masing-masing sebesar Rp 34 miliar dan Rp 83 miliar.
POSISI KEUANGAN BANK OCBC NISP Bank OCBC NISP membukukan total aset sebesar Rp 97.525 miliar atau tumbuh sebesar 23,2% dibandingkan dengan tahun 2012 sebesar Rp 79.142 miliar. Pencapaian tersebut sekaligus menempatkan Bank OCBC NISP sebagai bank swasta nasional terbesar ke-7 dari sisi total aset dengan pangsa pasar sebesar 1,9%. Pertumbuhan total aset terutama dikontribusikan oleh pertumbuhan total kredit bruto sebesar 20,9% dari tahun 2013, yang mana didukung oleh pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) sebesar 13,5%. Pada tahun 2013, Bank OCBC NISP juga melakukan diversifikasi pendanaan untuk mendukung pemberian kredit, antara lain dengan penerbitan efek-efek yang mencatatkan penerbitan efek-efek sebesar Rp 3.886 miliar dibandingkan nihil pada tahun 2012. Bank OCBC NISP tetap mempertahankan fungsi intermediasi yang optimal, yang mana ditunjukan dengan rasio perbandingan antara total Kredit dengan total DPK (Loan to Deposit Ratio – LDR) sebesar 92,5% pada akhir tahun 2013 dibanding 86,8% di akhir tahun 2012, sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan LDR industri perbankan yang berada di kisaran 89,7% di akhir tahun 2013.
In 2013, the Bank has recorded other comprehensive expenses of Rp 103 billion. The comprehensive expenses, primarily due to unrealized losses on financial assets available- for-sale amounted to Rp 146 billion and transfer of losses to net income of Rp 4 billion, which was offset by actuarial gain on defined benefit plan and related income tax benefits respectively amounted to Rp 13 billion and Rp 34 billion.
In 2012, Bank OCBC NISP recorded other comprehensive expenses of Rp 59 billion. The comprehensive expenses was primarily due to the unrealized additional gains from the financial assets available-for-sale which amounted Rp 38 billion and the related income tax benefit which amounted Rp 20 billion reduced by transfer of loss to net income and actuarial loss on defined benefit plan which amounted Rp 34 billion and Rp 83 billion.
FINANCIAL POSITION OF BANK OCBC NISPBank OCBC NISP recorded total assets of Rp 97,525 billion or an increase of 23.2 % compared to 2012 at Rp 79,142 billion. This achievement placed Bank OCBC NISP as the 7th largest national private banks in terms of total assets with a market share of 1.9%. In 2013, the growth of total assets was mainly contributed by the growth of total loans gross of 20.9%, supported by the growth of third-party deposits as much as 13.5%. In 2013, Bank OCBC NISP also diversified funding to support loans, among others, by issuing marketable securities with the number of Rp 3,886 billion or an increase of 100% when compared to 2012. Bank OCBC NISP optimally sustained its intermediary function as indicated by the comparative ratio between total loans and total third party deposits (DPK) or Loan to Deposit Ratio - LDR, by 92.5% at the end of 2013 compared to 86.8% at the end of 2012, slightly higher compare to the industry LDR which ranges around 89.7% at the end of 2013.
2013 Annual Report OCBC NISP 365
OCBC NISP in Brief From Management Good Corporate Governance
Business Review Financial Review Corporate Data
AsetTotal aset Bank OCBC NISP terdiri dari kas, giro pada Bank Indonesia, giro pada bank lain, penempatan pada bank lain dan Bank Indonesia, efek-efek–bersih, Obligasi Pemerintah, efek-efek yang dibeli dengan janji dijual kembali, tagihan derivatif, pinjaman yang diberikan–bersih, tagihan akseptasi–bersih, pajak yang dibayar dimuka, beban dibayar dimuka, aset tetap–nilai buku, aset lain-lain-bersih dan aset pajak tangguhan.
Rincian total aset Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 adalah sebagai berikut:
(Dalam Miliar Rupiah, kecuali %) (In Billion Rupiah, except %)
Aset 2013 2012 Assets
Kas 1,084 1.1% 693 0.9% Cash
Giro pada Bank Indonesia 6,465 6.6% 5,418 6.8% Current accounts with Bank Indonesia
Giro pada bank lain 379 0.4% 294 0.4% Current accounts with other banks
Penempatan pada bank lain dan Bank Indonesia
5,076 5.2% 5,463 6.9% Placement with other banks and Bank Indonesia
Efek-efek – bersih 12,112 12.4% 6,406 8.1% Marketable securities - net
Obligasi Pemerintah 4,144 4.3% 1,771 2.2% Government Bonds
Efek-efek yang dibeli dengan janji dijual kembali
- 0.0% 3,075 3.9% Securities purchased under resale agreements
Tagihan derivatif 894 0.9% 102 0.1% Derivative receivables
Pinjaman yang diberikan – bersih 62,707 64.3% 51,874 65.6% Loans - net
Tagihan akseptasi – bersih 2,761 2.8% 2,069 2.6% Acceptance receivables - net
Pajak yang dibayar dimuka 47 0.0% 18 0.0% Prepaid tax
Beban dibayar dimuka 365 0.4% 522 0.7% Prepayments
Aset tetap – nilai buku 838 0.9% 802 1.0% Fixed assets - book value
Aset lain-lain – bersih 499 0.5% 534 0.7% Other assets - net
Aset pajak tangguhan 154 0.2% 101 0.1% Deferred tax assets
Total 97,525 100.0% 79,142 100.0% Total
Kredit Total kredit bruto yang diberikan pada tanggal 31 Desember 2013 sebesar Rp 63.967 miliar, meningkat sebesar 20,9% dibandingkan dengan 31 Desember 2012 sebesar Rp 52.897 miliar. Peningkatan total kredit bruto selain didorong oleh kenaikan kontribusi kredit dengan denominasi mata uang asing akibat depresiasi mata uang Rupiah, serta pengembangan bisnis yang dilakukan oleh Bank OCBC NISP serta perbaikan proses internal Bank OCBC NISP secara berkesinambungan.
AssetsThe total assets of Bank OCBC NISP consist of cash, current accounts with Bank Indonesia and other banks, placements with other banks and Bank Indonesia, net marketable securities, Government bonds, securities purchased under resale agreements, derivative receivables, loans-net, acceptances receivable-net, prepaid tax, prepayments, fixed assets-book value, other assets-net and deferred tax assets.
Details of the Company’s total assets by December 31, 2013 and 2012 is described as follows:
LoansThe total loans gross as of December 31, 2013 amounted Rp 63,967 billion, an increase of 20.9% compared to December 31, 2012, which amounted Rp 52,897 billion. The increase in total loans gross is due to the rise in loans contributed in foreign currency caused by depreciation of Rupiah currency, as well as business developments performed by Bank OCBC NISP and the continuous improvements of the internal processes of Bank OCBC NISP.
OCBC NISP Laporan Tahunan 2013366
Diskusi dan Analisa ManajemenManagement and Discussion Analysis
Kredit yang diberikan berdasarkan kolektibilitas pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 adalah sebagai berikut:
(Dalam Miliar Rupiah) (In Billion Rupiah)
Keterangan
2013 2012
DescriptionJumlah Pinjaman yang Diberikan
Total Loans
Cadangan Kerugian
Penurunan NilaiAllowance for
Impairment Losses
Jumlah Pinjaman yang Diberikan
Total Loans
Cadangan Kerugian
Penurunan NilaiAllowance for
Impairment Losses
Lancar 63,012 956 51,720 620 Pass
Dalam perhatian khusus 487 62 699 117 Special mention
Kurang lancar 72 43 44 28 Substandard
Diragukan 45 19 27 10 Doubtful
Macet 351 180 407 247 Loss
Total 63,967 1,260 52,897 1,022 Total
Komposisi Penyaluran Kredit Bruto dalam Denominasi Rupiah dan Mata Uang AsingLoan (Gross) Composition By Currency
Mata Uang RupiahRupiah
Mata Uang AsingForeign Currency
71.1%
2013
25.4%
74.6%
2012
28.9%
2013: Rp 63,967 miliar/billion2012: Rp 52,897 miliar/billion
Komposisi penyaluran Kredit bruto dalam denominasi Rupiah dan mata uang asing masing-masing sebesar 71,1% dan 28,9% dari total Kredit bruto di akhir tahun 2013. Kredit bruto dalam denominasi Rupiah sebesar Rp 45.456 miliar pada akhir tahun 2013, mengalami kenaikan sebesar 15,1% dibanding dengan 31 Desember 2012. Disamping itu, Kredit bruto dalam denominasi mata uang asing sebesar ekuivalen Rp 18,511 miliar pada akhir tahun 2013, mengalami kenaikan sebesar 37,9% dibandingkan dengan 31 Desember 2012, kenaikan kredit bruto dalam denominasi mata uang asing juga dipengaruhi oleh depresiasi nilai Rupiah terhadap mata uang asing.
Loans based on collectability as of December 31, 2013 and 2012 are as follows:
At the end of 2013, the composition of total loans gross in Rupiah and foreign currency denominated was respectively 71.1% and 28.9%. The Rupiah denominated loans gross was Rp 45,456 billion at the end of 2013, an increase of 15.1% compared to December 31, 2012. In addition, at the end of 2013, loans gross of foreign currency denominated was equivalent to Rp 18,511 billion, an increase of 37.9% compared to December 31, 2012, the increase of gross loan in foreign currency was also due to the depreciation of Rupiah against the foreign currencies.
2013 Annual Report OCBC NISP 367
OCBC NISP in Brief From Management Good Corporate Governance
Business Review Financial Review Corporate Data
Mata Uang RupiahRupiah
Mata Uang AsingForeign Currency
12.6%
87.4%2013
4.6%
95.4%2012
Komposisi NPL Kredit Bruto dalam Denominasi Rupiah dan Mata Uang AsingNPL Composition by Currency
Sedangkan dari sisi kualitas, NPL bruto dalam denominasi Rupiah sebesar 0,9% di tahun 2013 atau turun 0,3% dari 1,2% di tahun 2012, sedangkan NPL bruto dalam denominasi mata uang asing masing-masing sebesar 0,3% dan 0,2% di tahun 2013 dan 2012. Sedangkan komposisi NPL bruto dalam denominasi Rupiah dan mata uang asing adalah masing-masing sebesar 87,4% dan 12,6% dari total NPL bruto di akhir tahun 2013. NPL bruto dalam denominasi Rupiah mencapai Rp 409 miliar pada akhir tahun 2013 atau turun sebesar 10,3% dibanding akhir tahun 2012. Sedangkan untuk NPL bruto dalam denominasi mata uang asing mencapai ekuivalen Rp 59 miliar pada akhir tahun 2013 atau meningkat sebesar 168,2% dibandingkan dengan akhir tahun 2012. Peningkatan ini seiring dengan pertumbuhan Kredit pada tahun 2013 dalam denominasi mata uang asing sebesar 37,9% dibandingkan dengan tahun 2012.
Berdasarkan distribusi wilayah, kontribusi terbesar adalah wilayah Jawa dan Bali sebesar 82,5% dari total Kredit bruto pada akhir tahun 2013 atau sebesar Rp 52.772 miliar, meningkat 19,0% dari 31 Desember 2012. Sedangkan, Sumatera memberikan kontribusi sebesar 12,1% dari total Kredit bruto di akhir tahun 2013 atau sebesar Rp 7.739 miliar, meningkat 32,9% dari 31 Desember 2012. Kemudian, untuk Kalimantan sebesar 2,9% dari total Kredit bruto di akhir tahun 2013 atau sebesar Rp 1.866 miliar, meningkat 35,9% dari 31 Desember 2012, serta Sulawesi dan lainnya sebesar 2,5% dari total Kredit bruto di akhir tahun 2013 atau sebesar Rp 1.590 miliar, meningkat 15,8% dari 31 Desember 2012.
In terms of quality, the gross NPL of Rupiah denominated was 0.9% in 2013 or decreased by 0.3% from 1.2% in year 2012, wherein gross NPL in foreign currencies was 0.3% and 0.2% respectively in 2013 and 2012. Whilst the composition of gross NPL in Rupiah and foreign currencies were 87.4% and 12.6% respectively of the total gross NPL at the end of 2013. The gross NPL of Rupiah denominated reached Rp 409 billion at the end of 2013, decreased by 10.3% compared to the end of 2012. Meanwhile the gross NPL denominated in foreign currencies, by the end of 2013 reached an equivalent to Rp 59 billion, an increase of 168.2% compared to the end of 2012. This increase corresponds to the growth of Loans denominated in foreign currency in 2013 which was 37.9% compared to 2012.
Based on the region, by the end of 2013, the largest contribution came from Java and Bali amounting 82.5 % of total loans gross or Rp 52,772 billion, an increase of 19.0% from the December 31, 2012. Meanwhile, by the end of 2013, Sumatera contributed as much as 12.1% of the total loans gross or Rp 7,739 billion, an increase of 32.9% from December 31, 2012. Moreover, Kalimantan contributed 2.9% of the total loans gross at the end of 2013 or Rp 1,866 billion, an increase of 35.9 % from December 31, 2012, as well as Sulawesi and the other regions at 2.5% of the total loans gross at the end of 2013 or Rp 1,590 billion, an increase of 15.8 % from December 31, 2012.
2013: Rp 468 miliar/billion2012: Rp 478 miliar/billion
OCBC NISP Laporan Tahunan 2013368
Diskusi dan Analisa ManajemenManagement and Discussion Analysis
Jawa & BaliSumatera
KalimantanSulawesi & lainnyaSulawesi & others
11.0%
2.6%2.6%
83.8%
2012
12.1%
2.9%2.5%
82.5%
2013
Komposisi Penyaluran Kredit Bruto Berdasarkan Distribusi WilayahLoan (Gross) Composition by Region
Berdasarkan klasifikasi segmen usaha, Kredit bruto terbesar dikontribusikan oleh segmen komersial disusul oleh segmen korporasi dan segmen konsumsi (termasuk pinjaman karyawan) masing-masing sebesar Rp 36.739 miliar, Rp 14.440 miliar dan Rp 12.788 miliar atau sebesar 57,4%, 22,6% dan 20,0% pada akhir tahun 2013.
25.5%
52.7%
21.8%
2010 2011 2012 2013
KonsumsiConsumer
KomersialCommercial
KorporasiCorporate
2009
23,981
24.6%
20.0%
53.5%
57.4%
21.9% 22.6%
58.1%51.5%
23.4%
25.6%
18.5% 22.9%
31,541
41,276
52,897
63,967
Komposisi Penyaluran Kredit Bruto Berdasarkan Segmen UsahaLoan (Gross) Composition by Business Segment
Dalam Miliar Rupiah, kecuali %In Billion Rupiah, except %
Berdasarkan jenis penggunaannya, kredit modal kerja memberikan kontribusi terbesar sebesar 41,3% dari total Kredit bruto pada akhir tahun 2013 atau sebesar Rp 26.416 miliar, meningkat 26,0% dari 31 Desember 2012. Kredit investasi memberikan kontribusi sebesar 38,7% dari total Kredit bruto di akhir tahun 2013 atau sebesar Rp 24.760 miliar, meningkat 30,8% dari 31 Desember 2012. Untuk kredit konsumsi dengan 84,0% komposisi kreditnya di dominasi oleh kredit pemilikan rumah (KPR) memberikan kontribusi sebesar 20,0% dari total Kredit bruto di akhir tahun 2013 atau sebesar Rp 12.791 miliar, menurun 1,7% dari
Based on business segments, the largest contribution came from commercial segment followed by the corporate and consumer segment (inclusive of loans to the employees) respectively reached Rp 36,739 billion, Rp 14,440 billion and Rp 12,788 billion or 57.4%, 22.6% and 20.0% at the end of 2013.
Based on usage, at the end of 2013, working capital loans provided the largest contribution as much as 41.3% of the total loans gross or Rp 26,416 billion, an increase of 26.0% from December 31, 2012. Investment loans contributed as much as 38.7% of the total loans gross or Rp 24,760 billion at the end of 2013, an increase of 30.8% from December 31, 2012. While in terms of composition, 84.0% of the consumer loans, is mortgage, home financing (KPR) contributed as much as 20.0% of the total loans gross or Rp 12,791 billion, which decreased by 1.7% from December 31, 2012. The decline in consumer loans was driven by the
2013: Rp 63,967 miliar/billion2012: Rp 52,897 miliar/billion
2013 Annual Report OCBC NISP 369
OCBC NISP in Brief From Management Good Corporate Governance
Business Review Financial Review Corporate Data
31 Desember 2012. Turunnya kredit konsumsi juga didorong oleh penerapan sikap kehati-hatian bank dalam penyaluran kredit konsumsi dalam menyikapi kenaikan inflasi yang mempengaruhi daya beli masyarakat akhir-akhir ini.
Komposisi Penyaluran Kredit Bruto Berdasarkan Jenis PenggunaanLoan (Gross) Composition by Usage
Dalam Miliar Rupiah, kecuali %In Billion Rupiah, except %
28.7%
27.3%
44.0%
2010 2011 2012 2013
KonsumsiConsumer
InvestasiInvestment
Modal KerjaWorking Capital
2009
23,981
24.6%
35.8%
39.6%
20.0%
38.7%
41.3%
31.6%
25.4%
43.0%
34.0%
25.4%
40.6%
31,541
41,276
52,897
63,967
Lebih lanjut dari sisi kualitas, NPL bruto berdasarkan jenis penggunaannya, kontribusi terbesar adalah dari kredit konsumsi, modal kerja dan kredit investasi masing-masing sebesar Rp 210 miliar, Rp 152 miliar dan Rp 106 miliar atau sebesar 1,6%, 0,6% dan 0,4% terhadap jumlah kredit berdasarkan jenis penggunaannya masing-masing pada akhir tahun 2013.
2010 2011 2012 2013
KonsumsiConsumer
InvestasiInvestment
Modal KerjaWorking Capital
2009
Komposisi NPL dan Rasio NPL Bruto Berdasarkan Jenis PenggunaanNPL Composition and NPL Ratio by Usage
Dalam Miliar Rupiah, kecuali %In Billion Rupiah, except %
478519
627759
468
44.9%45.0%
15.9%
39.1%
42.2%
19.8%
38.0%
27.4%
19.8%
52.8%
23.4%
28.8%
47.8% 22.6%
32.5%
3.1%3.1%
2.1%1.2%1.2%
0.9%0.6%0.7%
0.4% 0.4%
2.4%
2.4%2.1%
1.7% 1.6%
Furthermore, in terms of quality, gross NPL based on the type of use; at the end of 2013 the largest contribution came from consumer loans, working capital and investment loans with the amount of Rp 210 billion, Rp 152 billion and Rp 106 billion, or 1.6%, 0.6% and 0.4% of the total loans by type of use.
prudent attitude and steps taken in distributing consumer loan responding to the rise in inflation, which in turn impact the consumers purchasing power.
OCBC NISP Laporan Tahunan 2013370
Diskusi dan Analisa ManajemenManagement and Discussion Analysis
Dari sudut distribusi Kredit berdasarkan sektor ekonomi, sektor perindustrian menjadi kontributor terbesar yaitu 25,3% dari total Kredit bruto di akhir tahun 2013 atau sebesar Rp 16.214 miliar. Diikuti oleh sektor perdagangan dan jasa yang masing-masing menyumbang 25,1% dan 21,7% dari total Kredit bruto pada akhir tahun 2013 atau masing-masing sebesar Rp 16.041 miliar dan Rp 13.897 miliar. Sedangkan gabungan sektor konstruksi, pertanian, pertambangan dan sektor lain-lain mencakup 27,9% dari total Kredit di akhir tahun 2013 atau sebesar Rp 17.815 miliar.
Pertanian, Pertambangan & Lain-lainAgriculture, Mining & Others
KonstruksiConstruction
JasaService
PerindustrianManufacturing
PerdaganganTrading
2010 2011 2012 20132009
Komposisi Penyaluran Kredit Bruto Berdasarkan Sektor EkonomiLoan (Gross) Composition by Economic Sector
Dalam Miliar Rupiah, kecuali %In Billion Rupiah, except % 52,897
41,276
31,541
23,981
63,967
25.7%
29.5%
30.3%
27.1%
29.2%6.0%15.3%
26.4%
23.1%
5.8%
19.3%
23.8%
24.0%
2.6%
19.8%
26.1%
21.2%
2.6%
21.6%
23.5%
22.8%
2.2%
21.7%
25.3%
25.1%
Untuk NPL bruto berdasarkan sektor ekonomi, NPL bruto terbesar dikontribusikan oleh sektor perdagangan sebesar Rp 99 miliar atau sebesar 0,6% terhadap jumlah kredit di sektor perdagangan pada akhir tahun 2013. Sektor perindustrian dan jasa menyusul dengan menyumbang NPL bruto masing-masing sebesar Rp 78 miliar dan Rp 67 miliar atau sebesar 0,5% dan 0,5% terhadap jumlah kredit berdasarkan sektor ekonomi pada tahun yang sama. Sedangkan gabungan sektor konstruksi, pertanian, pertambangan dan lain-lain menyumbang NPL bruto sebesar Rp 224 miliar atau sebesar 1,3% terhadap total kredit berdasarkan sektor ekonomi yang terkait pada akhir tahun 2013.
In terms of Loans distribution by economic sectors, the manufacturing sector contributed the largest at 25.3% of the total loans gross at the end of 2013 or Rp 16,214 billion. Followed by trading and services sectors, each of which contributed as much as 25.1% and 21.7% of the total loans gross or Rp 16,041 billion and Rp 13,897 billion respectively at the end of 2013. Meanwhile, at the end of 2013, the construction, agriculture, mining and other sectors combined contributed 27.9% of the total Loans or Rp 17,815 billion.
In terms of gross NPL based on economic sectors, trading sector contributed the largest at Rp 99 Billion or 0.6% of the total loans provided to the trading sector at the end of 2013, followed by the manufacturing and services sectors contributing respectively Rp 78 billion and Rp 67 billion to the gross NPL, or by 0.5% and 0.5% of the total loans based on economic sector in the same year. Meanwhile, construction, agriculture, mining and others sectors combined contributed gross NPL of Rp 224 billion or 1.3% of the total loans based on the related economic sectors at the end of 2013.
2013 Annual Report OCBC NISP 371
OCBC NISP in Brief From Management Good Corporate Governance
Business Review Financial Review Corporate Data
Pertanian, Pertambangan & Lain-lainAgriculture, Mining & Other
KonstruksiConstruction
JasaService
PerindustrianManufacturing
PerdaganganTrading
Komposisi NPL dan Rasio NPL Bruto Berdasarkan Sektor EkonomiNPL Composition and NPL Ratio (Gross) by Economic Sector
Dalam Miliar Rupiah, kecuali %In Billion Rupiah, except %
23.0%
24.1%
25.2%2.8%
24.9%
759
627519 47830.7%
45.6% 46.8% 45.8%
16.9%20.9%
14.3%2.1%
29.7%9.5%12.6%1.4%
27.7%12.1%
1.5%13.1%
13.4%
21.4%
30.5%
4.0%
5.2%
0.5%
2.9%
1.8%
0.7%0.4%
2.7% 2.3% 2.0%1.4% 1.3%
1.5%
0.4% 0.5%
0.7%1.4%
2.5%3.1%
2.5%1.2%
0.6%
1.4%0.8% 0.5%
0,5%
468
2010 2011 2012 20132009
Secara keseluruhan, Bank OCBC NISP terus mempertahankan kualitas aset yang diberikan, yang tercermin dari penurunan kredit bermasalah bruto (Gross Non Performing Loans – NPL) menjadi sebesar 0,7% dari total kredit bruto atau sebesar Rp 468 miliar pada 31 Desember 2013 dibanding akhir tahun 2012 sebesar 0,9% atau sebesar Rp 478 miliar, terutama didorong penyelesaian kredit bermasalah termasuk melalui penghapusbukuan kredit bermasalah sebesar Rp 102,7 miliar. Tingkat NPL bruto ini jauh lebih rendah dibanding dengan rata-rata industri di kisaran 1,9% pada tahun 2013.
NPL Bruto dan NPL BersihNPL Goss and NPL NetDalam Miliar Rupiah, kecuali %In Billion Rupiah, except %
NPL NetoNPL Net
NPL BrutoNPL Gross
2009 2010 2011 2012 2013
3.1%
1.4%0.9%
0.6% 0.4%
2.0%1.3% 0.9%
0.4%0.7%
759
355
627
296
519
242
478
193
468
226
Bank OCBC NISP telah mengalokasikan penyisihan kerugian kredit yang cukup untuk menutupi kemungkinan kerugian kredit bermasalah, yang tercermin dari naiknya rasio penyisihan kerugian penurunan nilai kredit terhadap NPL
Overall, Bank OCBC NISP continued to maintain the quality of assets, as reflected by the decreased of gross non performing loans (NPL) to 0.7% of total loans gross or Rp468 billion as of December 31, 2013 compared to the end of 2012 which amounted to 0.9% or Rp478 billion, was primarily driven by resolving the problem loans, including by writing off bad debt, which amounted to Rp102.7 billion. In 2013, the level of gross NPL of Bank OCBC NISP was much lower than the industry in average in the range of 1.8%.
Bank OCBC NISP has allocated adequate allowance for loan losses to cover possible losses from non-performing loans, reflected in the increase in ratio of loan losses allowance to NPL to 269.2% as of December 31, 2013
OCBC NISP Laporan Tahunan 2013372
Diskusi dan Analisa ManajemenManagement and Discussion Analysis
menjadi sebesar 269,2% pada 31 Desember 2013 dibanding 214,1% pada 31 Desember 2012. Penyisihan ini menyebabkan NPL bersih (Net Non Performing Loan) stabil masing-masing sebesar 0,4% pada 31 Desember 2013 dan 2012. Tingkat NPL bersih ini lebih rendah dibandingkan dengan ketentuan Bank Indonesia sebesar 5,0%.
Penyisihan Kerugian Kredit terhadap Kredit BermasalahLoans Loss Coverage
Cadangan Kerugian Penurunan Nilai Kredit Allowance for Impaiment Loan Losses
Dalam Miliar Rupiah, kecuali %In Billion Rupiah, except %
Kredit BermasalahNon Performing Loan (NPL)
2009 2010 2011 2012 2013
214.1%
141.5%
99.3%84.1%
269.2%
638
759622 627
734
1,022
1,260
519478 468
Cadangan Kerugian Penurunan Nilai KreditAllowance for impairment Loan Losses
Cadangan kerugian kredit pada 31 Desember 2013 adalah sebesar Rp 1.260 miliar atau naik sebesar 23,3% dibandingkan Rp 1.022 miliar pada 31 Desember 2012. Walaupun jumlah NPL secara absolut turun, Bank OCBC NISP tetap mempertahankan kecukupan cadangan kerugian yang tercermin dari kenaikan cadangan kerugian kredit terjadi semata-mata didorong oleh cadangan wajib yang dibentuk seiring dengan pertumbuhan kredit di tahun 2013 sebesar 20,9%.
Cadangan Kerugian Penurunan Nilai Kredit Tahun 2013 Allowance for Impairment Loan Losses Year 2013
Dalam Miliar RupiahIn Billion Rupiah
Saldo AkhirEnding Balance
Lain-lain *)Others
Penerimaan Kembali Pinjaman yang
Diberikan yang telah Dihapusbukukan
Bad Debt Recoveries
Penghapusan Selama Tahun
BerjalanWrite-offs
During The Year
Penyisihan Selama Tahun
BerjalanAllowance
During The Year
Saldo AwalBeginning
Balance
1,2601,022
(103)8
60273
Cadangan Kerugian Penurunan Nilai Kredit Tahun 2012 Allowance for Impairment Loan Losses Year 2012
Dalam Miliar RupiahIn Billion Rupiah
Saldo AkhirEnding Balance
Lain-lain *)Others
Penerimaan Kembali Pinjaman yang
Diberikan yang telah Dihapusbukukan
Bad Debt Recoveries
Penghapusan Selama Tahun
BerjalanWrite-offs
During The Year
Penyisihan Selama Tahun
BerjalanAllowance
During The Year
Saldo AwalBeginning
Balance
1,022
734
(29) 1811288
Loan losses allowance as of December 31, 2013 was Rp 1,260 billion, an increase of 23.3% compared to Rp1,022 billion as of December 31, 2012. Although the NPL in absolute amount decreased, Bank OCBC NISP continued maintaining loan losses allowance as indicated in the increase reserve for loan losses driven solely by the statutory allowance generated corresponding to the growth of credit as much as 20.9% in 2013.
compared to 214.1% as of December 31, 2012. These allowances led to a stable net NPL (Non Performing Loan) of 0.4% as of December 31, 2013 and 2012 respectively. The net NPL level is lower compared to the 5.0% limit as regulated by Bank Indonesia.
* Termasuk selisih kurs karena penjabaran mata uang asing* Includes effect of foreign exchange transactions
2013 Annual Report OCBC NISP 373
OCBC NISP in Brief From Management Good Corporate Governance
Business Review Financial Review Corporate Data
Penempatan pada Bank Lain dan Bank IndonesiaTotal penempatan pada bank lain dan Bank Indonesia pada tanggal 31 Desember 2013 sebesar Rp 5.076 miliar, turun sebesar 7,1% dibandingkan Rp 5.463 miliar pada akhir tahun 2012, karena kelebihan likuiditas pada tahun 2013 lebih banyak ditempatkan dalam bentuk efek-efek, terutama Sertifikat Bank Indonesia (SBI) dan Sertifikat Deposito Bank Indonesia (SDBI).
Komposisi penempatan pada bank lain dan Bank Indonesia dalam denominasi Rupiah dan mata uang asing pada akhir tahun 2013 adalah masing-masing sebesar Rp 764 miliar dan Rp 4.312 miliar atau sebesar 15,1% dan 84,9% dari keseluruhan penempatan di akhir tahun 2013. Dalam hal ini, kontribusi penempatan pada Bank Indonesia pada akhir tahun 2013 mencakup 80,7% dari total penempatan dalam denominasi mata uang asing.
Efek-efekBerdasarkan klasifikasi efek-efek bruto terdiri atas klasifikasi diperdagangkan, tersedia untuk dijual (Available for Sale), pinjaman yang diberikan dan piutang masing-masing sebesar Rp 493 miliar, Rp 11.546 miliar dan Rp 74 miliar atau sebesar 4,1%, 95,3% dan 0,6% pada akhir tahun 2013.
Total efek-efek bruto (termasuk Sertifikat Bank Indonesia/SBI dan Obligasi korporasi) pada tanggal 31 Desember 2013 sebesar Rp 12.113 miliar, naik sebesar Rp 5.705 miliar atau 89,0% dibandingkan pada akhir tahun 2012, terutama disebabkan peningkatan SBI dan obligasi korporasi kategori diperdagangkan masing-masing sebesar Rp 459 miliar dan Rp 34 miliar, peningkatan SBI dan obligasi korporasi kategori tersedia untuk dijual (Available for Sale) masing-masing sebesar Rp 5.146 miliar dan Rp 143 miliar, yang dikompensasi dengan penurunan pinjaman yang diberikan dan piutang sebesar Rp 77 miliar.
Komposisi efek-efek dalam denominasi Rupiah dan mata uang asing adalah masing-masing sebesar Rp 11.694 miliar dan Rp 419 miliar atau sebesar 96,5% dan 3,5% dari keseluruhan penempatan di akhir tahun 2013. Seluruh efek-efek yang dimiliki pada akhir tahun 2013 dengan tingkat suku bunga tetap.
Placements with other Banks and Bank Indonesia The total placements with other banks and Bank Indonesia in 31 December 2013 was Rp 5.076 billion, a decrease of 7.1% compared to Rp5,463 billion at the end of 2012, as excess in liquidity in 2013 was placed in the form of marketable securities, primarily in Bank Indonesia Certificate (SBI) and Bank Indonesia Certificate Deposit (SDBI).
The composition of placement with other banks and Bank Indonesia in Rupiah and foreign currencies at the end of 2013 was respectively amounted to Rp 764 billion and Rp 4,312 billion or 15.1% and 84.9% of the total placement by end of 2013. In this respect, the contribution due to placements with Bank Indonesia at the end of 2013 covered 80.7% of the total placements in foreign currencies.
Marketable SecuritiesBased on classification, gross marketable securities consists of trading classification, available for sale and loans and receivables respectively amounted to Rp493 billion, Rp 11,546 billion and Rp 74 billion or 4.1 %, 95.3% and 0.6% at the end of 2013.
In Desember 31, 2013, total gross marketable securities (including Bank Indonesia Certificates/SBI and corporate bonds) amounted Rp12,113 billion, an increase of Rp 5,705 billion or 89.0% compared to the end of 2012, was primarily due to the increased of SBI and corporate bonds with trading category respectively amounted Rp459 billion and Rp34 billion, the increase of SBI and corporate bonds in the category available for sale which respectively amounted Rp5,146 billion and Rp143 billion, which was compensated by the decrease in loans and receivables by Rp77 billion.
The composition of marketable securities denominated in Rupiah and foreign currency, respectively amounted to Rp11,694 billion and Rp419 billion or 96.5 % and 3.5 % of the total placements at the end of 2013. All marketable securities held at the end 2013 was with fixed interest rates.
OCBC NISP Laporan Tahunan 2013374
Diskusi dan Analisa ManajemenManagement and Discussion Analysis
Efek-efekMarketable Securities
Dalam Miliar Rupiah, kecuali %In Billion Rupiah, except %
2.7%
97.3%
2010 2011 2012 2013
Wesel TagihExport BillsObligasi KorporasiCorporate BondsSertifikat Bank IndonesiaCertificates of Bank Indonesia
2009
6,8792.4%
75.8%
0.6%
13.0%
86.4%14.5%
1.3%
84.2%
15.7%21.8%
1.9%
82.4%
6,2097,062 6,408
12,113
Efek-efekMarketable Securities
Dalam Miliar Rupiah, kecuali %In Billion Rupiah, except %
2.7%
89.4%
7.9%
2010 2011 2012 2013
Pinjaman yang Diberikan dan PiutangLoans and Receivables
DiperdagangkanTrading
Tersedia untuk DijualAvailable for Sale
2009
6,8792.4%
97.6%
0.6%4.1%
95.3%
43.0%
1.3%
55.7%
1.4%1.9%
96.7%
6,2097,062 6,408
12,113
Obligasi Pemerintah Obligasi Pemerintah berkontribusi sebesar 4,3% terhadap total aset di tahun 2013, meningkat dibandingkan tahun 2012 yang sebesar 2,2%. Pada tahun 2013 Obligasi Pemerintah yang dimiliki sebesar Rp 4.144 miliar atau meningkat sebesar 134,1% dibandingkan dengan tahun 2012 sebesar Rp 1.770 miliar. Komposisi Obligasi Pemerintah adalah 77,0% dalam Rupiah dan 23,0% dalam mata uang asing. Obligasi Pemerintah terbagi dalam kategori Diperdagangkan sebesar 7,4% dan Tersedia Untuk Dijual sebesar 92,6%.
Berdasarkan Jenis/By Type
2013 2012
Rupiah
Mata Uang
Asing
Foreign
Currency
Total
%
Terhadap
total
% of total
Rupiah
Mata Uang
Asing
Foreign
Currency
Total
%
terhadap
Total
% of total
Diperdagangkan/Trading 301 4 305 7.4% 114 7 121 6.8%
Tersedia Untuk Dijual/Available for Sale 2,891 948 3,839 92.6% 1,366 283 1,649 93.2%
Jumlah/Total 3,192 952 4,144 100.0% 1,480 290 1,770 100.0%
Komposisi %/Composition % 77.0% 23.0% 100.0% 83.6% 16.4% 100.0%
Liabilitas Pertumbuhan Kredit didukung oleh peningkatan total liabilitas sebesar Rp 13.838 miliar atau 19,7% menjadi Rp 84.028 miliar pada tanggal 31 Desember 2013 dari Rp 70.190 miliar pada tanggal 31 Desember 2012. Peningkatan ini terutama didorong oleh pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) sebesar Rp 8.176 miliar dan efek-efek yang diterbitkan sebesar Rp 3.886 miliar.
Government BondsThe government bonds contributed 4.3% of the total assets in 2013, an increase compare to 2012 at 2.2%. In 2013 the government bonds held amounted to Rp 4,144 billion or an increase of 134.1% compared to 2012 at Rp 1,770 billion. In composition, the government bonds was 77.0% in Rupiah and 23.0% in foreign currency. Government Bonds by category was 7.4% for trading and 92.6% in available for sale.
LiabilitiesLoans growth was supported by an increase of total liabilities as much as Rp13,838 billion or 19.7% which amounted to Rp84,028 billion as of December 31, 2013 from Rp70,190 billion as of December 31, 2012. The increase was primarily driven by the growth of third-party deposits as much as Rp8,176 billion and marketable securities issued amounting to Rp3,886 billion.
2013 Annual Report OCBC NISP 375
OCBC NISP in Brief From Management Good Corporate Governance
Business Review Financial Review Corporate Data
Rincian total liabilitas Bank OCBC NISP pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 adalah sebagai berikut:
(Dalam Miliar Rupiah, kecuali %) (In Billion Rupiah, except %)
Liabilitas 2013 2012 Liabilities
Liabilitas segera 270 0.3% 355 0.5% Obligation due immediately
Simpanan nasabah 1/ 68,937 82.1% 60,761 86.6% Deposits from customers 1)
Simpanan dari bank lain 1,207 1.4% 4,119 5.9% Deposits from other banks
Liabilitas derivatif 1,489 1.8% 93 0.1% Derivative payables
Liabilitas akseptasi 2,797 3.3% 2,075 2.9% Acceptance payables
Utang pajak 129 0.2% 98 0.1% Tax Payables
Beban yang masih harus dibayar 294 0.4% 181 0.3% Accrued expenses
Pinjaman yang diterima 2,434 2.9% - - Borrowing
Efek-efek yang diterbitkan 3,886 4.6% - - Marketable securities issued
Liabilitas imbalan kerja 512 0.6% 475 0.7% Employee benefits obligation
Liabilitas lain-lain 1,197 1.4% 558 0.8% Other liabilities
Obligasi subordinasi 876 1.0% 1,475 2.1% Subordinated bonds
Total 84,028 100.0% 70,190 100.0% Total
1/ Simpanan nasabah Bank OCBC NISP terdiri dari giro, tabungan dan deposito berjangka 1/ Deposits from Customers consists of current accounts, saving accounts and time deposits
2010 2011 2012 2013
Deposito berjangkaTime Deposits
TabunganSaving Accounts
GiroCurrent Accounts
2009
45.9%
33.3%
20.8%
32,733
37.2%
43.7%
19.1%
39,426
38.4%
40.0%
21.6%
47,42050.4%
30.5%
19.1%
60,761
61.1%
15.7%
23.2%
68,937
54.1% 56.3%60.0%
49.6%
38.9%
(Giro + Tabungan)/DPK / (Current
Accounts + Saving Accounts)/Third Party Deposits
Komposisi Dana Pihak Ketiga (DPK)Third Party DepositsDalam Miliar Rupiah, kecuali %In Billion Rupiah, except %
Dana Pihak Ketiga Dana pihak ketiga pada tanggal 31 Desember 2013 mencapai Rp 68.937 miliar, meningkat sebesar 13,5% dibandingkan Rp 60.761 miliar pada akhir tahun 2012. Komposisi dana pihak ketiga terdiri dari giro, tabungan dan deposito berjangka masing-masing mencakup 23,2%, 15,7% dan 61,1% dari total dana pihak ketiga di akhir tahun 2013.
Kenaikan produk deposito berjangka sebesar 37,6% menjadi Rp 42.107 miliar pada akhir tahun 2013, juga diimbangi oleh pertumbuhan giro sebesar Rp 4.351 miliar pada akhir tahun 2013 atau meningkat sebesar 37,4% dibandingkan dengan akhir tahun 2012. Namun, untuk tabungan mengalami penurunan sebesar Rp 7.685 miliar pada akhir tahun 2013 atau menurun sebesar 41,5%. Turunnya jumlah tabungan
Details of Bank OCBC NISP’s total liabilities as of December 31, 2013 and 2012 are as follows:
Third-Party DepositsAs of December 31 2013, third party deposits reached Rp 68,937 billion, an increase of 13.5 % compared to Rp 60,761 billion at the end of 2012. Third-party deposits consist of current accounts, saving accounts and time deposits which respectively covered 23.2%, 15.7% and 61.1% of the total deposits at the end of 2013.
The increase in Time deposit by 37.6 % to Rp42,107 billion at the end of 2013 was accompanied by the growth of current accounts amounting to Rp4,351 billion by the end of 2013 or an increase of 37.4 % compared to the amount at the end of 2012. However, at the end of 2013 saving accounts decreased by Rp 7,685 billion, or a decline of 41.5%. The decline in saving accounts was due to certain customers
OCBC NISP Laporan Tahunan 2013376
Diskusi dan Analisa ManajemenManagement and Discussion Analysis
lebih disebabkan nasabah-nasabah tertentu memindahkan sebagian dana mereka dari giro dan tabungan ke deposito berjangka untuk mendapatkan tingkat bunga yang lebih tinggi.
Kenaikan deposito berjangka yang lebih tinggi dibandingkan dengan kenaikan giro serta dengan penurunan tabungan di tahun 2013 mengakibatkan rasio komposisi giro dan tabungan turun menjadi 38,9% di tahun 2013 dari 49,6% di tahun 2012.
Mata Uang RupiahRupiah
Mata Uang AsingForeign Currency
30.2%
69.8%2013
23.6%
76.4%2012
Komposisi Dana Pihak Ketiga dalam Denominasi Rupiah dan Mata Uang AsingThird Party Deposits Composition by Currency
2013: Rp 68,937 miliar/billion2012: Rp 60,710 miliar/billion Komposisi dana pihak ketiga dalam denominasi Rupiah dan mata uang asing masing-masing sebesar 69,8% dan 30,2% di akhir tahun 2013. Dana pihak ketiga dalam denominasi Rupiah sebesar Rp 48.151 miliar pada akhir tahun 2013 atau meningkat sebesar 3,8% dibandingkan dengan akhir tahun 2012. Dana pihak ketiga dalam denominasi mata uang asing sebesar ekuivalen Rp 20.786 miliar atau meningkat sebesar 44,8% dibandingkan dengan tahun 2012.
Komposisi Dana Pihak Ketiga berdasarkan Distribusi WilayahThird Party Deposits Composition by Region
2013: Rp 68,937 miliar/billion2012: Rp 60,761 miliar/billion
Jawa & BaliSumatera
KalimantanSulawesi & lainnyaSulawesi & Others
10.4%
2.7%1.2%
85.7%
2012
9.4%2.6%
1.1/%
86.9%
2013
shifted proportion of their deposits from current accounts and saving accounts to time deposits in order to earn higher interest rate.
Because the increase of time deposits was higher than increase in current accounts, as well as the decline in saving accounts in 2013, causing the composition ratio of current accounts and saving accounts decreased to 38.9% in 2013 from 49.6% in 2012.
At the end of 2013, the composition of third-party deposits in Rupiah and foreign currency denominated in was 69.8% and 30.2%. The third-party deposits in Rupiah denominated was Rp48,151 billion at the end of 2013, an increase of 3.8% compared to the amount at the end of 2012. Third party deposits denominated in foreign currency was equivalent to Rp 20,786 billion, an increase of 44.8% compared to the amount in 2012.
2013 Annual Report OCBC NISP 377
OCBC NISP in Brief From Management Good Corporate Governance
Business Review Financial Review Corporate Data
Berdasarkan distribusi wilayah, kontribusi terbesar adalah wilayah Jawa dan Bali sebesar 86,9% dari total Dana Pihak Ketiga pada akhir tahun 2013 atau sebesar Rp 59.883 miliar, meningkat sebesar 15,0% dari 31 Desember 2012. Sedangkan, Sumatera memberikan kontribusi sebesar 9,4% dari total Dana Pihak Ketiga di akhir tahun 2013 atau sebesar Rp 6.478 miliar, meningkat sebesar 2,4% dari 31 Desember 2012. Kemudian, untuk Kalimantan sebesar 2,6% dari total Dana Pihak Ketiga di akhir tahun 2013 atau sebesar Rp 1.814 miliar, meningkat sebesar 11,0% dari 31 Desember 2012, serta Sulawesi dan lainnya sebesar 1,1% dari total Dana Pihak Ketiga di akhir tahun 2013 atau sebesar Rp 762 miliar, meningkat sebesar 5,4% dari 31 Desember 2012.
Efek-Efek yang DiterbitkanBank OCBC NISP telah melakukan diversifikasi pendanaan melalui efek-efek yang diterbitkan. Jumlah efek-efek yang diterbitkan pada akhir tahun 2013 setelah dikurangi biaya emisi yang belum diamortisasi sebesar Rp 3.886 miliar. Sedangkan pada akhir tahun 2012, jumlah efek-efek yang diterbitkan masih nihil. Adapun efek-efek yang diterbitkan adalah sebagai berikut:- Obligasi Berkelanjutan I OCBC NISP Tahap I Tahun 2013
Dengan Tingkat Bunga Tetap pada tanggal 19 Februari 2013 sebesar Rp 3.000 miliar dengan 3 seri yaitu:a. Seri A untuk jangka waktu 370 hari sebesar Rp 973
miliar dengan tingkat bunga 6,40% per tahun dan jatuh tempo pada 1 Maret 2014;
b. Seri B untuk jangka waktu 2 tahun sebesar Rp 529 miliar dengan tingkat bunga 6,90% per tahun dan jatuh tempo pada 19 Februari 2015; dan
c. Seri C untuk jangka waktu 3 tahun sebesar Rp 1.498 miliar dengan tingkat bunga 7,40% per tahun dan jatuh tempo pada 19 Februari 2016.
Obligasi yang diterbitkan mendapatkan peringkat idAAA dari PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) dan AAA (idn) dari PT Fitch Ratings Indonesia. Seluruh dana yang diterima setelah dikurangi biaya-biaya emisi telah digunakan untuk pertumbuhan usaha dalam bentuk pemberian kredit pada tahun 2013- Medium Term Notes I Bank OCBC NISP Tahun 2013 pada
tanggal 18 April 2013 sebesar Rp 900 miliar dengan tingkat bunga sebesar 7,00% per tahun dan jangka waktu 3 tahun.
Medium Term Notes yang diterbitkan mendapatkan peringkat idAAA dari PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo). Seluruh dana yang diterima setelah dikurangi biaya-biaya emisi digunakan untuk pertumbuhan usaha dalam bentuk pemberian kredit.
Based on the distribution by region, the largest contribution came from Java and Bali as much as 86.9% of the total third-party deposits or Rp 59,883 billion, an increase of 15.0% from December 31, 2012. Meanwhile, at the end of 2013, Sumatera contributed 9.4% of the total third-party deposits or Rp 6,478 billion, an increase of 2.4% from December 31, 2012. Furthermore, Kalimantan contributed 2.6% of the total third-party deposits at the end of 2013 or Rp 1,814 billion, an increase of 11.0% from December 31, 2012, and Sulawesi and others contributed 1.1% of the total third-party deposits at the end of 2013 or Rp 762 billion, an increase of 5.4% from the amount in December 31, 2012.
Marketable Securities IssuedBank OCBC NISP diversified its funding through the issuance of marketable securities. The marketable securities issued by end of 2013, after deducted by unamortized issuance cost amounted to Rp 3,886 billion. While at the end of 2012, the total marketable securities issued were nil. The marketable securities issued were as follows:
- Continuous Bonds I OCBC NISP phase I year 2013 with fixed interest rate dated 19 February 2013 amounting Rp 3,000 billion in 3 series as follows:a. Serie A, tenor 370 days amounting Rp 973 billion at
6.40% interest per annum, due in 1 March 2014;b. Serie B, tenor 2 years amounting Rp 529 billion at
6.90% interest per annum, due in 19 February 2015; and
c. Serie C, tenor 3 years amounting Rp 1,498 billion at 7.40% interest per annum, due in 19 February 2016.
The bonds issued received an idAAA ratings from PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) and AAA (idn) from PT Fitch Ratings Indonesia. All funds received after deducted issuance costs, have been used for growing the business in the form of loans in 2013.
- Medium Term Notes I Bank OCBC NISP year 2013 dated 18 April 2013 amounting Rp 900 billion at 7.00% interest rate per annum with tenor of 3 years.
The Medium Term Notes issued received idAAA rating from PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo). All funds received after deducted issuance costs were used to grow business in the form of loans.
OCBC NISP Laporan Tahunan 2013378
Diskusi dan Analisa ManajemenManagement and Discussion Analysis
Obligasi Subordinasi Total obligasi subordinasi setelah dikurangi oleh biaya emisi yang belum diamortisasi tercatat sebesar Rp 876 miliar pada 31 Desember 2013 turun dibandingkan dengan sebesar Rp 1.475 miliar pada 31 Desember 2012.
Penurunan ini dikarenakan Bank OCBC NISP telah melaksanakan opsi beli Obligasi Subordinasi II sebesar Rp 600 miliar pada tanggal 12 Maret 2013.
Adapun Obligasi Subordinasi yang masih beredar pada 31 Desember 2013 adalah sebagai berikut:
Obligasi
Bonds
Jumlah Nominal
Principal
Tingkat Bunga Tetap
Fixed Interest
Rate
Jangka Waktu
Tenor
Peringkat
Rating
Tanggal Efektif
Effective Date
Jatuh Tempo
Maturity Date
Jumlah Terhutang
Outstanding
Obligasi Subordinasi NISP III- 2010
Subordinated Bonds III-2010 Bank NISP
Rp 880 miliar
Rp 880 billion
11,35%
11.35%
7 tahun
7 years
AA (idn)
AA (idn)
24 Juni 2010
24 June 2010
30 Juni 2017
30 June 2017
Rp 880 miliar
Rp 880 billion
Total Obligasi Subordinasi Terhutang Sebelum Dikurangi Biaya Emisi yang Belum Diamortisasi sampai dengan 31 Desember 2013.Outstanding Total Subordinated Bonds Before Net Off with Unamortised Issuance Cost as at 31 December 2013
Rp 880 miliar
Pada tanggal 30 Juni 2010, Bank OCBC NISP menerbitkan Obligasi Subordinasi III sebesar Rp 880 miliar dengan Wali Amanat dari penerbitan obligasi ini adalah PT Bank Mega Tbk. Sampai dengan tanggal 31 Desember 2013 peringkat obligasi ini menurut PT Fitch Ratings Indonesia adalah AA(idn). Seluruh dananya setelah dikurangi biaya-biaya emisi digunakan untuk pertumbuhan aset yang menghasilkan dalam bentuk penyaluran Kredit dan untuk memperkuat struktur permodalan Bank OCBC NISP. Obligasi Subordinasi diterbitkan tanpa warkat, berjangka waktu 7 tahun terhitung sejak tanggal emisi dan dengan tingkat bunga tetap 11,35% per tahun. Bunga obligasi ini dibayarkan setiap triwulan dan jatuh tempo pada tanggal 30 Juni 2017. Untuk tahun 2013 dan 2012, Bank OCBC NISP telah membayar bunga Obligasi Subordinasi III masing-masing sebesar Rp 99,9 miliar secara tepat waktu dan tepat jumlah.
Sebelumnya juga telah dilakukan penerbitan Obligasi Subordinasi II sebesar Rp 600 miliar pada tanggal 12 Maret 2008 dengan Wali Amanat PT Bank Mega Tbk. Sampai dengan tanggal 31 Desember 2012 peringkat obligasi ini menurut PT Pemeringkat Efek Indonesia adalah AA+. Obligasi Subordinasi II diterbitkan tanpa warkat, berjangka waktu 10 tahun terhitung sejak tanggal emisi dan dengan tingkat bunga tetap 11,10% per tahun untuk tahun pertama hingga tahun ke lima, selanjutnya sebesar 19,10% per tahun untuk tahun ke enam hingga ke sepuluh. Bank OCBC
In June 30, 2010, Bank OCBC NISP published the Subordinated Bonds III with the amount of Rp 880 billion with PT Bank Mega Tbk as the Trustee of the bond issuance. As of December 31, 2013 according to PT Fitch Ratings Indonesia, the rating of this bond was AA (idn). The total of fund after deducted by issuance cost is used to grow assets in the form of distributing Loans and to strengthen capital structure of Bank OCBC NISP. The subordinated bonds were issued scriptless, with the tenor of 7 years from the date of issuance and with fixed interest rate of 11.35% per annum. Interest is paid quarterly with maturity in June 30, 2017. As for 2013 and 2012, the Bank has paid the interest of Subordinated Bonds III, respectively in the amount of Rp 99.9 billion in a timely manner and with precise amount.
Previously, in March 12, 2008, Subordinated Bonds II was issued amounting Rp 600 billion with PT Bank MegaTbk as the Trustee. As of December 31, 2012 the bond was rated AA+ by PT Pemeringkat Efek Indonesia. Subordinated Bonds II were issued scriptless, with tenor of 10 years commencing from the date of issuance with fixed interest rate of 11.10% per annum for the first year until the fifth year, and 19.10% per annum for the sixth to tenth year. Bank OCBC NISP has the rights to repay earlier the entire principal of the subordinated bonds through the Trustee (call option) on
Subordinated BondsAs of December 31, 2013, the total subordinated bonds after deducted by unamortized issuance costs amounted Rp876 billion, decreased compare to Rp 1,475 billion of 31 December 2012.
The decline was due to Bank OCBC NISP exercised its call option of Subordinated Bonds II amounting Rp 600 billion on 12 March 2013.
The Subordinated Bonds remain in circulation at 31 December 2013 are as follows:
2013 Annual Report OCBC NISP 379
OCBC NISP in Brief From Management Good Corporate Governance
Business Review Financial Review Corporate Data
NISP mempunyai hak untuk melakukan pelunasan awal seluruh pokok obligasi subordinasi melalui Wali Amanat (opsi beli) pada hari pertama setelah ulang tahun kelima sejak tanggal emisi, setelah memperoleh persetujuan Bank Indonesia. Bunga obligasi ini dibayarkan setiap triwulan dan jatuh tempo pada tanggal 11 Maret 2018 atau tanggal yang lebih awal yaitu tanggal 12 Maret 2013 jika terjadi opsi pembayaran, pada hari pertama bank setelah ulang tahun emisi tahun kelima. Untuk tahun 2013 dan 2012, Bank OCBC NISP telah membayar bunga Obligasi Subordinasi II masing-masing sebesar Rp 17,0 miliar dan Rp 66,6 miliar secara tepat waktu dan tepat jumlah.
Pada tanggal 10 Desember 2012, Bank OCBC NISP telah menerima surat persetujuan dari Bank Indonesia atas rencana Bank OCBC NISP untuk melaksanakan opsi beli atas Obligasi Subordinasi II PT Bank OCBC NISP Tbk Tahun 2008 melalui surat No. 14/80/DPB2/PB2-2. Bank OCBC NISP telah melaksanakan opsi beli Obligasi Subordinasi II PT Bank OCBC NISP Tbk Tahun 2008 pada tanggal 12 Maret 2013.
Obligasi Subordinasi tersebut diperhitungkan sebagai modal pelengkap tingkat bawah (Lower tier 2 Capital) sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia No. 10/15/PBI/2008 tanggal 24 September 2008.
Ekuitas Total ekuitas pada tanggal 31 Desember 2013 mencapai Rp 13.497 miliar, meningkat sebesar Rp 4.545 miliar atau 50,8% dibandingkan Rp 8.952 miliar pada tanggal 31 Desember 2012. Kenaikan ekuitas ini terutama dikontribusikan oleh hasil penawaran umum terbatas dengan hak memesan efek terlebih dahulu (right issue) VII pada triwulan IV tahun 2013 sebesar Rp 3.508 miliar dan laba bersih tahun berjalan sebesar Rp 1.143 miliar.
Rincian total ekuitas Bank OCBC NISP pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 adalah sebagai berikut:
(Dalam Miliar Rupiah, kecuali %) (In Billion Rupiah, except %)
Ekuitas 2013 2012 Equity
Modal ditempatkan dan disetor penuh 1,434 10.7% 1,069 12.0% Issued and fully paid
Tambahan modal disetor/agio saham 6,829 50.6% 3,690 41.2% Additional paid-in capital/agio
(Kerugian)/Keuntungan bersih yang belum direalisasi dari penurunan/kenaikan nilai wajar efek-efek dan obligasi Pemerintah yang tersedia untuk dijual setelah dikurangi pajak tangguhan
(92) (0.7%) 20 0.2% Unrealised (loss)/gain from decrease/increase in fair value of available for sale
marketable securities and Government bonds net of deferred tax
Saldo laba sudah ditentukan penggunaannya 2 0.0% 1 0.0% Retained earnings - Appropriated
Saldo laba belum ditentukan penggunaannya 5,324 39.4% 4,172 46.6% Retained earnings - Unappropriated
Total 13,497 100.0% 8,952 100.0% Total
the first day of the fifth year of issuance, after obtaining approval from Bank Indonesia. The interest of the bond is paid quarterly and the subordinated bonds will mature in March 11, 2018 or an earlier date, i.e March 12, 2013 in the event of call option was exercised, on the first day of the fifth year of issuance. As for 2013 and 2012, Bank OCBC NISP has paid interest on the Subordinated Bonds II with the amount of Rp 17.0 billion and Rp 66.6 billion in a timely manner and precise amount.
On December 10, 2012, Bank OCBC NISP received a letter of approval from Bank Indonesia regarding the plan of Bank OCBC NISP to exercise call option on Subordinated Bonds II PT Bank OCBC NISP Tbk 2008 through letter No.14/80/DPB2/PB2-2. Bank OCBC NISP exercised call option on Subordinated Bonds II PT Bank OCBC NISP Tbk 2008 in March 12, 2013.
The Subordinated Bonds were accounted as Lower Tier 2 Capital according to Bank Indonesia Regulation No. 10/15/PBI/2008 dated September 24, 2008.
Equity Total equity as of December 31, 2013 reached Rp 13,497 billion, an increase of Rp 4,545 billion or 50.8% compared to Rp 8,952 billion in December 31, 2012. The increase in equity was mainly contributed by the limited public offering VII with pre-emptive rights issue in the fourth quarter of 2013 with the amount of Rp 3,508 billion and current year earning of Rp 1,143 billion.
Details of Bank OCBC NISP total equity as of December 31, 2013 and 2012 are described as follows:
OCBC NISP Laporan Tahunan 2013380
Diskusi dan Analisa ManajemenManagement and Discussion Analysis
Arus Kas Laporan arus kas disusun dengan menggunakan metode langsung yang dimodifikasi dengan mengelompokkan arus kas ke dalam aktivitas operasi, investasi dan pendanaan.
Tabel di bawah ini menampilkan data historis mengenai arus kas Bank OCBC NISP untuk tahun 2013 dan 2012:
(Dalam Miliar Rupiah) (In Billion Rupiah)Keterangan 2013 2012 DescriptionKas Bersih Diperoleh dari Aktivitas Operasi
1,067 2,198 Net Cash Flows Provided from Operating Activities
Kas Bersih Digunakan untuk Aktivitas Investasi (7,005) (2,583) Net Cash Used in Investing Activities
Kas Bersih Diperoleh dari Aktivitas Pendanaan 9,217 1,215 Net Cash Provided from Financing Activities
Kas Bersih Diperoleh dari Aktivitas Operasi Kas bersih yang diperoleh dari aktivitas operasi pada tahun 2013 sebesar Rp 1.067 miliar atau menurun sebesar 51,5% dibandingkan dengan tahun 2012 sebesar Rp 2.198 miliar, antara lain dikarenakan penurunan dari pertumbuhan simpanan nasabah sebesar 38,7%.
Kas Bersih Digunakan untuk Aktivitas InvestasiKas bersih yang digunakan untuk aktivitas investasi pada tahun 2013 sebesar Rp 7.005 miliar atau meningkat sebesar 171,2% dibandingkan dengan tahun 2012 sebesar Rp 2.583 miliar, dikarenakan peningkatan dari aktivitas pembelian efek-efek dan obligasi Pemerintah tersedia untuk dijual sebesar 34,2%.
Kas Bersih Diperoleh dari Aktivitas PendanaanKas bersih yang diperoleh dari aktivitas pendanaan pada tahun 2013 sebesar Rp 9.217 miliar atau meningkat sebesar 658,6% dibandingkan dengan tahun 2012 sebesar Rp 1.215 miliar, dikarenakan pada tahun 2013 Bank OCBC NISP menerbitkan Obligasi Berkelanjutan I, Medium Term Notes, penerbitan saham baru sehubungan penawaran umum terbatas VII dengan hak memesan efek terlebih dahulu, dan pinjaman yang diterima masing-masing sebesar Rp 3.000 miliar, Rp 900 miliar, Rp 3.508 miliar dan Rp 2.434 miliar, yang dikompensasi dengan pembayaran atas pelunasan Obligasi Subordinasi II sebesar Rp 600 miliar dan biaya emisi efek - efek yang diterbitkan dan penerbitan saham baru sebesar Rp 25 miliar.
Cash Flow Statements of cash flows are prepared using the modified direct method by classifying cash flows into operating, investing and financing activities.
The table below shows historical data on Bank OCBC NISP cash flow in 2013 and 2012:
Net Cash Provided from Operating Activities Net cash provided by operating activities in 2013 was Rp 1,067 billion, an increase of 51.5% compared to the amount in 2012 which was Rp 2,198 billion, among others, caused by the decline of growth in customer deposits as much as 38.7%.
Net Cash Used in Investing Activities In 2013, net cash used in investing activities was Rp 7,005 billion, an increase of 171.2% compared to the amount in 2012, which was Rp 2,583 billion. The increase was caused by the increase of purchasing activities related to securities and government bonds available for sale which amounted 34.2%.
Net Cash Provided from Financing Activities In 2013, net cash gained from financing activities was Rp 9,217 billion, an increase of 658.6% compared to the amount Rp 1,215 billion in 2012. The increase was due to the issuance of Continuous Bonds I by Bank OCBC NISP in 2013, Medium Term Notes, the issuance of new shares through limited public offerings VII with preemptive rights and borrowing, with the amount respectively of Rp 3,000 billion, Rp 900 billion, Rp 3,508 billion and Rp 2,434 billion, compensated by the settlement of Subordinated Bonds II with the amount of Rp 600 billion and issuance cost of marketable securities issued and the issuance of new shares of Rp 25 billion.
2013 Annual Report OCBC NISP 381
OCBC NISP in Brief From Management Good Corporate Governance
Business Review Financial Review Corporate Data
KINERJA UNIT BISNIS TAHUN BERJALAN
Segmen KonsumerPada tahun 2013, segmen konsumer memberikan kontribusi sebesar Rp 784 miliar atau 25,0% terhadap total penghasilan bunga bersih Bank OCBC NISP. Penghasilan bunga bersih segmen konsumer terutama dikontribusikan dari dana pihak ketiga dan aktivitas penyaluran kredit masing-masing sebesar Rp 479 miliar dan Rp 305 miliar atau sebesar 61,1% dan 38,9% dari keseluruhan pendapatan bunga bersih segmen tersebut.
Total pendapatan operasional lainnya segmen konsumer sebesar Rp 371 miliar diperoleh terutama dari asuransi, aktivitas penyaluran kredit, administrasi dana pihak ketiga dan e-channel masing-masing sebesar Rp 76 miliar, Rp 66 miliar, Rp 55 miliar dan Rp 38 miliar atau sebesar 20,5%, 17,8%, 14,8% dan 10,2% dari total pendapatan operasional lainnya.
Kredit segmen konsumer (termasuk pinjaman karyawan) memberikan kontribusi sebesar 20,0% dari total Kredit bruto Bank OCBC NISP pada akhir tahun 2013 atau sebesar Rp 12.788 miliar, turun sebesar 1,7% dari akhir tahun 2012. Rasio NPL bruto sebesar 1,6% di tahun 2013, relatif sama dibandingkan tahun sebelumnya.
Total dana pihak ketiga segmen konsumer mencapai Rp 30.280 miliar pada akhir tahun 2013, turun sebesar 7,3% dibandingkan akhir tahun 2012. Deposito berjangka memberikan kontribusi terbesar sebesar 61,3% dari total dana pihak ketiga, kemudian disusul oleh tabungan dan giro masing-masing sebesar 35,6% dan 3,1% dari total dana pihak ketiga.
Segmen konsumer mengupayakan pertumbuhan bisnis dengan melakukan inisiatif-inisiatif diantaranya sebagai berikut:
Simpanan/Savings Kredit Konsumer / Consumer Loans Wealth Management
• Fokus kepada produk tabungan, yaitu Tanda 360 dan Tanda Premium sebagai produk utama dan unggulan untuk akuisisi nasabah baru melalui campaign program secara berkala.
• Meluncurkan program 72 Anniversary untuk produk tabungan dan deposito.
• Meluncurkan Program TANDA SUREPRIZE sebagai salah satu loyalty program.
• Melakukan cross-selling melalui produk Tanda 360 sebagai entry point, dengan produk tabungan lainnya, deposito, credit card, dan aktivasi e-channel (internet banking dan mobile banking).
• Meluncurkan program-program joint promo deposito dengan produk tabungan dan produk investment guna meningkatkan jumlah akuisisi nasabah baru.
• Membina hubungan baik dengan developer dan broker properti melalui kerjasama peluncuran paket-paket promo atau joint promo pada surat kabar, majalah maupun event-event.
• Mengembangkan pasar secondary home. Bank menilai pasar secondary home memiliki kelebihan yaitu harga properti tidak ditentukan langsung oleh developer melainkan oleh hasil appraisal sehingga harga properti menjadi lebih rasional.
• Mengembangkan KMG (Kredit Multi Guna) yang beragunan properti dengan agunan properti yang dapat digunakan untuk berbagai keperluan bagi nasabah.
• Meluncurkan Program cross selling KPR dan KMG dengan produk Tanda (Tabungan) atau Bancassurance.
• Meningkatkan layanan after sales dan meluncurkan program anti-attrition (STAY):
• Meluncurkan beberapa produk reksadana diantaranya BNP Paribas Rupiah Plus, NISP Capital Plus I, BNP Paribas Dolar Plus, BNP Paribas Orion, dan Schroder Dana Prestasi. Sehingga sampai saat ini, terdapat 27 produk reksadana konvensional dan empat produk reksadana terproteksi yang aktif.
• Menambah kerjasama dengan 2 perusahaan asuransi yaitu
PT. Sun Life Financial Indonesia dan PT. Avrist Assurance.
Meluncurkan produk asuransi jiwa kredit syariah dan memperluas cross-selling dengan memperkenalkan Prima Link US Dolar.
CURRENT YEAR UNIT BUSINESS PERFORMANCE
Consumer SegmentIn 2013 the consumer segment contributed Rp 784 billion or 25.0% of the total net interest income of Bank OCBC NISP. Net interest income of the consumer segment was mainly contributed from third-party deposits and loans disbursement with respective amount of Rp 479 billion and Rp 305 billion or 61.1% and 38.9% of the total net interest income of the segment.
Total other operating income for the consumer segment was Rp 371 billion and was primarily derived from insurance, loans activities, third-party deposits administration and e-channel with respective amount of Rp 76 billion, Rp 66 billion, Rp 55 billion and Rp 38 billion or 20.5%, 17.8%, 14.8% and 10.2% of the total other operating income.
Consumer loan segment (including loans provided to employees) accounted for 20.0% of total loans gross of Bank OCBC NISP at the end of 2013 or amounted Rp 12,788 billion, a decrease by 1.7% from that of 2012. The gross NPL ratio which was 1.6% in 2013, was relatively the same compared to the previous year.
At the end of 2013, third-party deposits of the consumer segment reached Rp 30,280 billion, a decrease of 7.3% compared to the amount at the end of 2012. Time deposits provided the largest contribution, 61.3% of the total third party deposits, followed by saving accounts and current accounts with respective amount 35.6% and 3.1% of the total third-party deposits.
The consumer segment strives for business growth by conducting the following initiatives:
OCBC NISP Laporan Tahunan 2013382
Diskusi dan Analisa ManajemenManagement and Discussion Analysis
Simpanan/Savings Kredit Konsumer / Consumer Loans Wealth Management• Menjalankan program aktivasi
internet/mobile banking melalui pemberian hadiah langsung kepada nasabah, community program dan acquisition event.
• Melakukan pengembangan program e-channel untuk meningkatkan jumlah transaksi nasabah melalui e-channel, diantaranya melalui penambahan biller untuk memudahkan nasabah dalam memenuhi kebutuhan transaksi perbankan dimanapun dan kapanpun. Menambahkan layanan berupa pembayaran tiket online salah satu maskapai penerbangan, penambahan paket data internet salah satu provider telepon.
• Melakukan sertifikasi secara berkala untuk team sales dengan pembekalan informasi produk secara menyeluruh melalui training dan akses product portal via website internal.
- Program STAY untuk nasabah KPR dan KMG yang telah melewati masa perhitungan bunga fixed.
- Memberikan fasilitas Top-up plafond bagi nasabah yang memenuhi kriteria program.
• Meluncurkan program pemasaran seperti:- ”Spend & Gift Everyday” dengan
hadiah menarik,- “Staff Get Credit Card” (SGCC).- Program ALFRESCO Dining yang
memberikan keuntungan berupa diskon.
• Melakukan penambahan partner untuk program rewards melalui kerjasama dengan Big Point Loyalty Program dimana nasabah dapat menukarkan point reward-nya dengan Air Asia Mileage dan voucher Tune Hotel.
• Meningkatkan penjualan non-unit link, dimana Bank memiliki tim Wealth Management Specialist yang melakukan riset dan kemudian memberikan informasi tentang kondisi pasar terkini dan perkembangan produk-produk yang ditawarkan, baik kepada tenaga penjual di cabang maupun kepada nasabah.
• Focusing on saving accounts products, which were Tanda 360 and Tanda Premium, as the main and priority products to acquire new customers through regular campaign program.
• Launching 72 Anniversary program for saving accounts and time deposits products.
• Launching TANDA SUREPRIZE as one of the loyalty programs.
• Implementing cross-selling through Tanda 360 product as an entry point with other saving accounts products, time deposits, credit card and activation of e-channel (internet banking and mobile banking).
• Launching joint-promo programs of time deposits with saving accounts products and investment products to increase the acquisition of new customers.
• Implementing internet/mobile banking activation programs through prizes directly to customers, community program and acquisition event.
• Conducting e-channel development program to increase the number of customer’s transactions through e-channel, such as by adding biller to simplify customers in meeting their banking transaction needs anywhere and anytime. Adding type of service in the form of online ticket payment of an airline provider, top up of internet data package of telephone provider.
• Regular certification for sales team by supplying product information thoroughly via training and access of product portal via internet website.
• Building good relationships with developers and brokerages through collaborative effort to launch promotional packages or joint promotions in newspapers, magazines or events.
• Developing secondary home market. The Bank considers secondary home
market has an advantage which is property prices are not valued directly by developers but through appraisal results therefore property prices become more rationale.
• Developing KMG (Multi-Use Credit) with collateral of property which can be used for many purposes for customers.
• Launching program cross-selling of KPR and KMG with Tanda (savings) products or Bancaassurance.
• Increasing after sales service and launching anti-attrition program (STAY):
- STAYprogram for KPR and KMG customers who have passed fixed rate calculation term.
- Providing Top-up ceiling facility for customers who fulfill the program’s criteria.
• Launching marketing program such as:
- “Spend & Gift Everyday” with attractive gifts.
- “Staff Get Credit Card” (SGCC). - ALFRESCO Dining program
which gives benefits in form of discounts.
• Adding more partners for rewards program through cooperation with Big Point Loyalty Program where customers can exchange their reward points with Air Asia Mileage and Tune Hotel vouchers.
• Launching several mutual funds products such as BNP Paribas Rupiah Plus, NISP Capital Plus I, BNP Paribas Dolar Plus, BNP Paribas Orion and Schroder Dana Prestasi. Currently there are 27 conventional mutual funds and four active protected funds.
• Adding cooperation with 2 insurance firms which were PT Sun Life Financial Indonesia and PT Avrist Assurance.
Launching sharia credit life insurance and expanding cross-selling by introducing Prima Link US Dolar.
• Increasing sales of non-unit link, where the Bank has a Specialist Wealth Management team which conducts research and then provides information on current market conditions and development of offered products, to sales staff in branches or customers.
Unit Usaha SyariahSampai dengan akhir tahun 2013, Unit Usaha Syariah (UUS) Bank OCBC NISP menunjukkan perkembangan yang baik, hal ini terlihat dari Laba tahun berjalan pada tahun 2013 sebesar Rp 41 miliar dengan rasio ROE sebesar 41,2%.
ShariaAs of the end of 2013, Bank OCBC NISP Sharia Business Unit showed significant development as reflected from the profit as of December 2013 which reached Rp 41 billion with ROE of 41.2%.
2013 Annual Report OCBC NISP 383
OCBC NISP in Brief From Management Good Corporate Governance
Business Review Financial Review Corporate Data
Pertumbuhan financing dan funding yang mencapai masing-masing sebesar Rp 1,4 triliun dan Rp 1,0 triliun atau tumbuh masing-masing sebesar 117% dan 69% pada tahun 2013. Pertumbuhan financing terutama didorong oleh produk unggulannya yaitu pembiayaan KPR iB menggunakan akad Musyarakah Mutanaqisah dengan pertumbuhan sebesar 116,7% menjadi Rp 1.401 miliar di akhir tahun 2013 dari Rp 647 miliar di tahun sebelumnya.
Pertumbuhan pembiayaan senantiasa disertai terjaganya kualitas aset yang sehat, yang ditunjukkan dengan rasio pembiayaan bermasalah bruto (Gross Non Performing Financing atau NPF) dan rasio pembiayaan bermasalah neto (net NPF) tercatat masing-masing sebesar 0,9% dan 0,6%. Kedua rasio tersebut masih berada jauh dari batas maksimal 5% seperti yang dipersyaratkan Bank Indonesia. Pertumbuhan funding sendiri terdiri dari:– Deposito iB naik sebesar 240% menjadi Rp 527 miliar di
tahun 2013 dari Rp 155 miliar di tahun 2012– Giro iB naik sebesar 93% menjadi Rp 29 miliar di tahun
2013 dari Rp 15 miliar di tahun 2012– Tabungan iB naik sebesar 5% menjadi Rp 446 miliar di
tahun 2013 dari Rp 423 miliar di tahun 2012.
Total nasabah tumbuh sebesar 128% menjadi sekitar 25.781 nasabah pada akhir tahun 2013 dari 11.288 nasabah pada tahun sebelumnya. Total rekening financing dan funding juga tumbuh masing-masing sebesar 102% dan 130% menjadi 1.556 rekening untuk financing dan 24.225 untuk funding pada akhir tahun 2013 dari 769 rekening untuk financing dan 10.519 untuk funding pada tahun sebelumnya.
Sementara itu, efisiensi operasional sebagaimana ditunjukan oleh Rasio Efisiensi Kegiatan Operasional juga menunjukkan tren positif menjadi 58,3% dibandingkan 67,7% pada tahun sebelumnya. Disamping itu guna semakin melengkapi ekspansi, jumlah kantor layanan Syariah (Office chanelling) bertambah sebanyak 26 kantor layanan syariah (Office chanelling). Dengan demikian, secara keseluruhan UUS Bank OCBC NISP telah memiliki 6 kantor cabang Syariah dan 217 kantor layanan Syariah di DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sulawesi Selatan dan Sumatera Utara.
Pada tahun 2014, Strategi bisnis UUS Bank OCBC NISP masih difokuskan pada pengembangan unique value proposition dari produk dan layanan perbankan Syariah yang ditawarkan kepada pasar rasionalis, membangun keahlian pada beberapa fokus bisnis tertentu, meningkatkan kapabilitas sumber daya manusia (SDM) dan infrastruktur dalam mempertahankan pertumbuhan yang berkelanjutan dari bisnis syariah.
Growth of financing and funding reached Rp 1.4 trillion and Rp 1.0 trillion, and grew respectively by 117% and 69% in 2013. Financing growth was primarily driven by superior products such as iB mortgage financing with Musyarakah Mutanaqisah agreement with a growth of 116.7% to Rp 1,401 billion at the end of 2013 from Rp 647 billion in the previous year.
Financing growth is always accompanied by healthy asset quality, as indicated by the ratio of gross non-performing financing or NPF and the ratio of net non-performing financing (net NPF) which was recorded respectively at 0.9% and 0.6%. Both of these ratios are still far from the maximum limit of 5 % as required by Bank Indonesia. Growth funding consists of:- iB deposits which increased by 240% to Rp 527 billion in
2013 from Rp 155 billion in 2012- iB current accounts which increased by 93% to Rp 29
billion in 2013 from Rp 15 billion in 2012- iB Savings which increased by 5% to Rp 446 billion in
2013 from Rp 423 billion in 2012.
In addition, the number of customers grew by 128 % to approximately 25,781 customers by the end of 2013 from 11,288 customers in the previous year. In 2013, the total financing and funding accounts also grew respectively by 102% and 130% to 1,556 accounts for financing and 24,225 accounts for funding from 769 accounts for financing and 10,519 accounts for funding at the previous year.
Meanwhile, operational efficiency, as indicated by the Operational Efficiency Ratio also showed a positive trend to 58.3% compared to 67.7% in the previous year. Furthermore, in order to further complete the expansion of Bank OCBC NISP Business Unit Sharia, total service offices (Office channeling) increase by 26 service offices (Office channeling). Thus, overall Bank OCBC NISP Sharia Business Unit has 6 sharia branch offices and 217 sharia service offices in DKI Jakarta, West Java, Central Java, East Java, South Sulawesi, and North Sumatera.
In 2014, the business strategy of Bank OCBC NISP Sharia Business Unit will still be focused on developing unique value proposition of the sharia banking products and services offered to the market rationalists, build expertise in several specific business focus, enhance the capabilities of human resources and infrastructure in maintaining sustainable growth of the sharia business.
OCBC NISP Laporan Tahunan 2013384
Diskusi dan Analisa ManajemenManagement and Discussion Analysis
Segmen KomersialPada tahun 2013, segmen Komersial memberikan kontribusi sebesar Rp 1.475 miliar atau 47,0% terhadap total penghasilan bunga bersih Bank OCBC NISP. Seperti segmen korporasi, pendapatan bunga bersih segmen komersial diperoleh sebagian besar dari aktivitas penyaluran kredit dan dana pihak ketiga masing-masing sebesar Rp 1.116 miliar dan Rp 335 miliar atau sebesar 75,7% dan 22,7% dari keseluruhan pendapatan bunga bersih segmen tersebut.
Total pendapatan operasional lainnya segmen komersial sebesar Rp 313 miliar diperoleh terutama dari transaksi valuta asing, transaksi ekspor-impor, penyaluran kredit dan transaksi perbankan lainnya masing-masing sebesar Rp 98 miliar, Rp 94 miliar, Rp 45 miliar dan Rp 23 miliar atau sebesar 31,3%, 30,0%, 14,4% dan 7,3% dari total pendapatan operasional lainnya.
Segmen komersial berkontribusi sebesar 57,4% dari total Kredit bruto Bank OCBC NISP di akhir tahun 2013 atau sebesar Rp 36.739 miliar, meningkat sebesar 29,9% atau Rp 8.458 miliar dibandingkan akhir tahun 2012. Rasio NPL bruto sebesar 0,7% di tahun 2013, turun dibandingkan 0,9% pada tahun sebelumnya.
Total dana pihak ketiga segmen komersial mencapai Rp 21.209 miliar pada akhir tahun 2013, naik sebesar 27,0% atau Rp 4.507 miliar dibandingkan akhir tahun 2012. Deposito berjangka memberikan kontribusi terbesar sebesar 56,8% dari total dana pihak ketiga, kemudian disusul oleh giro sebesar 42,9% dari total dana pihak ketiga.
Segmen komersial mengupayakan pertumbuhan bisnis dengan melakukan inisiatif-inisiatif diantaranya sebagai berikut:
Emerging Business Commercial Banking Enterprise Banking
• Peluncuran program pinjaman yang lebih inovatif untuk memenuhi kebutuhan nasabah.
• Meluncurkan Giro Business One yang memberikan solusi pendanaan Cash Management yang spesifik sesuai dengan sektor industri masing-masing nasabah. Pendekatan ini memungkinkan fokus yang lebih tajam untuk memberikan manfaat yang tepat dan lebih banyak kemudahan bagi nasabah kami baik dari aspek waktu dan uang yang dihasilkan.
• Melaksanakan program Time Deposit Drive untuk meningkatkan dana pihak ketiga.
• Melanjutkan program cross-selling dengan produk-produk Consumer Banking seperti Kredit Pemilikan Rumah (KPR), Kredit Pemilikan Mobil (KPM) dan Kartu Kredit.
• Melanjutkan program customer get customer untuk meningkatkan jumlah customer base.
• Mengembangkan pendekatan yang lebih standar dalam proses pemberian pinjaman dan monitoring pinjaman. Pendekatan standar memungkinkan untuk pengambilan keputusan yang lebih cepat, mengurangi tingkat kesalahan dan mendorong sikap proaktif dalam mendukung kebutuhan nasabah kami. Berdasarkan potensi di masing-masing industri dan di setiap wilayah, kami menyelaraskan Target Market and Risk Asset Acceptance Criteria (TM-RAAC) yang memberikan kejelasan terhadap risk appetite kami.
• Dengan panduan TM-RAAC yang jelas, kami dapat secara proaktif terlibat dalam perencanaan ke depan untuk kebutuhan pembiayaan nasabah kami. Hal ini sesuai dengan strategi bisnis kami untuk menjadi Bank Utama, dimana kami tidak hanya berperan sebagai pemberi pinjaman terbesar, namun juga dari sisi penawaran produk dan layanan yang diberikan. Hal ini akan mendorong hubungan yang lebih berkesinambungan.
• Mengadopsi Strategi Bank Utama untuk meningkatkan kerja sama yang optimal dan menjadi mitra terpercaya bagi para nasabah tersebut.
• Memperluas keberadaan Enterprise Banking di luar Jakarta.
• Menjalankan proyek Customer Experience untuk memperbaiki proses kredit dengan tetap mempertahankan kualitas kredit.
Commercial SegmentIn 2013, the Commercial segment contributed Rp 1,475 billion or 47.0% of the total net interest income of Bank OCBC NISP. Similar to Corporate segment, net interest income of the commercial segment is derived mostly from loan activities and third-party deposits with the amount Rp 1,116 billion and Rp 335 billion or 75.7% and 22.7% of the total net interest income of the segment.
Other operating income for the commercial segment was Rp 313 billion and was derrived mainly from foreign exchange transactions, export-import transactions, Loans and other banking transactions with respective amount of Rp 98 billion, Rp 94 billion, Rp 45 billion and Rp 23 billion or 31.3%, 30.0%, 14.4% and 7.3% of the total other operating income.
By the end of 2013, the commercial segment contributed 57.4% of the total loans gross of Bank OCBC NISP or Rp 36,739 billion, an increase of 29.9%, or Rp 8,458 billion compared to the amount at the end of 2012. In 2013, Gross NPL ratio was 0,7%, decreasing from 0,9% in the previous year.
At the end of 2013, third-party deposits of the commercial segment reached Rp 21,209 billion, an increase of 27.0% or Rp 4,507 billion from the amount as of the end of 2012. Time deposits provided the largest contribution of 56.8% of the total third-party deposits, followed by current accounts 42.9% of the total third-party deposits.
The commercial segment strives for business growth byconducting the initiatives as follows:
2013 Annual Report OCBC NISP 385
OCBC NISP in Brief From Management Good Corporate Governance
Business Review Financial Review Corporate Data
Emerging Business Commercial Banking Enterprise Banking
• Melakukan implementasi proyek guna memperbaiki Time to Yes dari proses persetujuan kredit EmB dan juga menurunkan biaya pemrosesan.
• Menyelenggarakan kegiatan yang menarik dan relevan dan juga acara yang memberikan lebih banyak pengetahuan dan nilai-nilai kepada nasabah kami seperti Trade Finance workshop, Velocity roadshow, dan forum yang dihadiri pakar di bidangnya.
• Kami juga membangun hubungan yang lebih kuat dan mengenal kebutuhan nasabah kami lebih baik dengan menyelenggarakan Customer Gathering dan Business Opportunity Networking Event.
• Sama halnya dengan EmB, kami meluncurkan Giro Business One, yang menyediakan solusi pembiayaan Cash Management spesifik berdasarkan sektor industri masing-masing nasabah. Pendekatan ini memungkinkan fokus yang lebih tajam untuk memberikan manfaat yang tepat dan memberikan lebih banyak kemudahan bagi nasabah kami baik dari aspek waktu maupun uang yang dihasilkan.
• Melaksanakan program TD Drive untuk memberikan alternatif bagi nasabah dalam mendapatkan penghasilan lebih dan meningkatkan volume deposito berjangka bagi Bank.
• Pendekatan baru lainnya untuk memastikan bahwa kami lebih berfokus pada nasabah dan memberikan nilai lebih adalah dengan mempelajari tahap kehidupan bisnis nasabah kami. Hal ini memungkinkan kami untuk menyelaraskan sumber daya dan kombinasi produk untuk dapat memenuhi kebutuhan nasabah. Untuk perusahaan baru dan berkembang terutama di sektor teknologi tingkat tinggi, kebutuhan bisnis nasabah akan sangat berbeda dari perusahaan yang sudah mapan. Sudut pandang baru ini telah memungkinkan kami untuk lebih proaktif dalam melakukan perencanaan dan pemenuhan kebutuhan bisnis nasabah kami.
Launching more innovative loan programs • to meet customers’ needs. Launching Giro Business One, which • provides specific financing Cash Management solutions based on the industry sectors of each client. This approach allows a sharper focus to deliver appropriate benefits and bring more conveniences to our customers, saving them more time and money.Implementing Time Deposit Drive program • to grow the liability business.Continuing cross-selling program with • Consumer Banking products such as Housing Loan (KPR), Car Loan (KPM) and Credit Card.Continuing customer get customer • program to increase customer base.Implementing a project to improve Time to • Yes of EmB’s credit approval process while lowering the processing costs.Organizing interesting and relevant • activities and events to bring more knowledge and values to our customers like Trade Finance workshop, Velocity roadshow, and expert forum.We also build stronger ties and get to • know our customers’ needs better by organizing Customer Gathering and Business Opportunity Networking Events.
Developing more standardized approach • in our loan structuring, credit processes and credit monitoring. The standardized approach allows faster decisioning, reduces errors and are geared to be proactive to support our customers requirement for speed. Based on the potential in each industry and in each area, we align our Target Market and Risk Asset Acceptance Criteria (TM-RAAC) providing clarity in our risk appetite.With clear TM-RAAC guidance, we are able • to proactively engage our customer and plan ahead for their financing needs. This lead to our next key business driver – Main Bank Strategy. Main Bank means we become the key financier by loan volume share, product offerings and services provided. This will foster stronger and more lasting relationship.Similar to EmB, we launch Giro Business • One, which provides specific financing Cash Management solutions based on the industry sectors of each client. This approach allows a sharp focus to deliver appropriate benefits and bring more conveniences to our customers, saving them more time and money.Organizing TD Drive program to provide • alternative for customers to increase their yield and increase the Bank’s term deposit volumes.The other new approach to ensure we • are customer centric and providing more value added propositions is looking at our customer’s business life cycle. This allows us to align our resources and product bundling to better suit their needs. For new and upcoming companies engaged in high tech industries, the needs are very different from matured companies with proven track record. This new angle has allows us to be more nimble and proactive in the way we do account planning and in meeting our customers’ business needs.
• Adopting a Main Bank Strategy to grow meaningful account relationship and be a trusted partner to these customers.
• Strengthening Enterprise Banking’s presence outside Jakarta.
• Implementing Customer Experience project to improve credit process while maintaining good credit quality.
OCBC NISP Laporan Tahunan 2013386
Diskusi dan Analisa ManajemenManagement and Discussion Analysis
Segmen KorporasiPada tahun 2013, segmen Korporasi memberikan kontribusi sebesar Rp 487 miliar atau 15,5% terhadap total penghasilan bunga bersih Bank OCBC NISP. Dari total penghasilan bunga bersih segmen korporasi, sebesar Rp 320 miliar atau 65,7% diperoleh dari aktivitas pemberian Kredit, sedangkan yang diperoleh dari dana pihak ketiga sebesar Rp 114 miliar atau 23,4%.
Total pendapatan operasional lainnya segmen korporasi sebesar Rp 145 miliar diperoleh terutama dari transaksi ekspor-impor, investment banking, transaksi valuta asing dan jasa remittance masing-masing sebesar Rp 50 miliar, Rp 33 miliar, Rp 31 miliar dan Rp 19 miliar atau sebesar 34,5%, 22,8%, 21,4% dan 13,1% dari total pendapatan operasional lainnya.
Kredit segmen korporasi berkontribusi sebesar 22,6% dari total Kredit bruto yang disalurkan pada akhir tahun 2013 atau sebesar Rp 14.440 miliar, meningkat sebesar 24,4% atau Rp 2.830 miliar dibandingkan akhir tahun 2012. Rasio NPL bruto sebesar 0,0% di akhir tahun 2013, sama dibandingkan tahun sebelumnya.
Total dana pihak ketiga segmen korporasi mencapai Rp 17.448 miliar pada akhir tahun 2013, naik sebesar 52,6% atau Rp 6.013 miliar dibandingkan akhir tahun 2012. Deposito berjangka masih memberikan kontribusi terbesar sebesar 65,9% dari total dana pihak ketiga, kemudian disusul oleh giro dan tabungan masing masing sebesar 34,1% dan 0,0% dari total dana pihak ketiga.
Segmen korporasi mengupayakan pertumbuhan bisnis dengan melakukan inisiatif-inisiatif diantaranya sebagai berikut:
Wholesale Banking Financial Institution
• Memperkuat dan memperluas jaringan bisnis di luar Jakarta. • Mengurangi konsentrasi risiko pada portofolio dengan
meningkatkan jumlah nasabah baru.• Memelihara kualitas aset dengan mengedepankan prinsip
kehati-hatian dalam proses pemberian fasilitas kredit yang ketat.
• Mempercepat penghimpunan giro dari nasabah korporasi.• Meningkatkan kontribusi fee-based income dengan
mengintensifkan transaksi Tresuri, Trade Finance Services, Cash Management dan Kredit Sindikasi.
• Mendorong kontribusi pertumbuhan dana pihak ketiga dari lembaga keuangan non-bank seperti perusahaan asuransi, dana pensiun, sekuritas dan manajer investasi.
• Bekerjasama dengan Cash Management mendorong transaksi pembayaran dan perdagangan internasional guna meningkatkan rebate income dari bank koresponden di luar negeri.
• Bekerjasama dengan Group Tresuri dalam melayani transaksi Reverse Repo, surat-surat berharga, Cross Currency Swap (CCS) untuk lembaga keuangan bank dan non-bank.
• Bekerja sama dengan Transaction Banking dalam bisnis bill discounting.
• Strengthend and expanded network outside Jakarta.• Reduced concentration risk of portfolio by increasing number
of new customers• Maintained quality of assets strictly adhering to the principles
of prudence in the process of providing loan facility• Accelerated acquisition of corporate current accounts
customers.• Increased contribution of fee-based income through
intensified transactions in treasury, trade finance services, cash management and syndicated Loans.
• Drive contribution growth of third party deposits sourcing from non-bank financial institutions such as insurance, pension funds, securities and investment manager.
• Collaborated with Cash Management to drive payment transactions and international trade in order to raise rebate income from corresponding banks abroad.
• Worked jointly with Treasury Group to service transactions of Reverse Repo, securities, Cross - Currency Swap for financial institutions and non-banks.
• Jointly worked with Transaction Banking in bill discounting business.
Corporate segmentIn 2013, the corporate segment contributed Rp 487 billion or 15.5% of the total net interest income of Bank OCBC NISP. Of the total net interest income of corporate segment, Rp 320 billion or 65.7% was derived from Loans, while in third party deposits, the segment generated Rp 114 billion or 23.4%.
Other operating income of the Corporate Segment amounted to Rp 145 billion was obtained mainly from the export-import transactions, investment banking, foreign exchange transactions, and remittance services respectively in amount of Rp 50 billion, Rp 33 billion, Rp 31 billion and Rp 19 billion or 34,5%, 22,8%, 21,4% and 13,1% of the total other operating income.
The corporate segment contributed as much as 22.6% of the total loans gross disbursed by end of 2013 or amounted to Rp 14,440 billion, an increase of 24.4% or Rp 2,830 billion compared to the end of 2012. At the end of 2013, Gross NPL ratio was 0.0 %, same with the previous year.
At the end of 2013, the total third-party deposits of the corporate segment reached the amount Rp 17,448 billion, an increase of 52.6% or Rp 6,013 billion compared to the amount at the end of 2012. Time deposits still contributed the largest with 65.9% of the total third-party deposits, followed by current accounts and saving accounts respectively at 34.1 % and 0.0 % of the total third-party deposits.
The corporate segment strives for growth by implementing various initiatives among others:
2013 Annual Report OCBC NISP 387
OCBC NISP in Brief From Management Good Corporate Governance
Business Review Financial Review Corporate Data
INFORMASI PENTING LAINNYA
Struktur Modal Komposisi kepemilikan saham Bank OCBC NISP pada tanggal 31 Desember 2013 adalah sebagai berikut:
Keterangan
Nilai Nominal Saham Biasa Rp 125 Per SahamCommon Shares Nominal Value Rp 125 Per Shares
DescriptionJumlah SahamNumber of
Shares
Nominal (Rp)Amount (Rp) %
Modal Dasar 28,000,000,000 3,500,000,000,000 Authorized Capital Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh: Issued and Fully paid: - OCBC Overseas Investment Pte. Ltd. 9,760,695,612 1,220,086,951,500 85.08 OCBC Overseas Investment Pte. Ltd -- Dewan Komisaris Board of Commissioners -
Pramukti Surjaudaja 113,439 14,179,875 0.00 Pramukti SurjaudajaHardi Juganda 48,560 6,070,000 0.00 Hardi Juganda
- Direksi Board of Directors -Parwati Surjaudaja 1,483,210 185,401,250 0.01 Parwati Surjaudaja
- Pemegang saham lainnya (kepemilikan masing-masing dibawah 5%)
1,710,307,665 213,788,458,125 14.91 Other Shareholders - (ownership interest each below 5%)
Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh
11,472,648,486 1,434,081,060,750 100.00 Total Issued and Fully Paid
Jumlah Saham Dalam Portepel 16,527,351,514 2,065,918,939,250 Total Shares on Portapel
Komposisi kepemilikan saham Bank OCBC NISP pada tanggal 31 Desember 2012 adalah sebagai berikut:
Keterangan
Nilai Nominal Saham Biasa Rp 125 Per SahamCommon Shares Nominal Value Rp 125 Per Shares
DescriptionJumlah SahamNumber of
Shares
Nominal (Rp)Amount (Rp) %
Modal Dasar 28,000,000,000 3,500,000,000,000 Authorized Capital
Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh: Issued and Fully paid:
- OCBC Overseas Investment Pte. Ltd. 7,273,245,613 909,155,701,625 85.08 OCBC Overseas Investment Pte. Ltd -
- Dewan Komisaris Board of Commissioners -
Pramukti Surjaudaja 113,439 14,179,875 0.00 Pramukti Surjaudaja
Hardi Juganda 48,560 6,070,000 0.00 Hardi Juganda
- Direksi Board of Directors -
Parwati Surjaudaja 1,105,224 138,153,000 0.01 Parwati Surjaudaja
- Pemegang saham lainnya (kepemilikan masing-masing dibawah 5%)
1,274,405,559 159,300,694,875 14.91 Other Shareholders - (ownership interest each below 5%)
Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh
8,548,918,395 1,068,614,799,375 100.00 Total Issued and Fully Paid
Jumlah Saham Dalam Portepel 19,451,081,605 2,431,385,200,625 Total Shares on Portapel
The composition of shareholders of Bank OCBC NISP as of December 31, 2012 are as follows:
OTHER IMPORTANT INFORMATION
Capital StructureThe composition of shareholders of Bank OCBC NISP as ofDecember 31, 2013 are as follows:
OCBC NISP Laporan Tahunan 2013388
Diskusi dan Analisa ManajemenManagement and Discussion Analysis
Adapun rincian ekuitas Bank OCBC NISP pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 adalah sebagai berikut:
(Dalam Miliar Rupiah) (In Billion Rupiah)
Keterangan 2013 2012 Description
Modal ditempatkan dan disetor penuh 1,434 1,069 Issued and fully paid
Tambahan modal disetor/agio saham 6,829 3,690 Additional paid-in Capital/agio
(Kerugian)/keuntungan bersih yang belum direalisasi dari penurunan/kenaikan nilai wajar efek-efek dan obligasi Pemerintah yang tersedia untuk dijual setelah dikurangi pajak tangguhan
(92) 20 Unrealised (loss)/gain from decrease/increase in fair value of available for sale marketable
securities and Government bonds net of deferred tax
Saldo laba 5,326 4,173 Retained earnings
Total 13,497 8,952 Total
Pengelolaan permodalan Bank OCBC NISP dilakukan untuk meyakinkan bahwa Bank OCBC NISP memiliki modal yang kuat untuk mendukung pertumbuhan usaha, memastikan struktur permodalan yang efisien dan memenuhi ketentuan permodalan dari regulator dengan mempertahankan target rasio kecukupan modal (CAR) minimum sebesar 13%. Kebijakan Bank dalam pengelolaan modal adalah menjaga modal yang kuat untuk menjaga kepercayaan investor, deposan, kreditur dan pasar, dan untuk mendukung perkembangan usaha serta mempertimbangkan tingkat pengembalian modal yang optimal bagi pemegang saham, menjaga keseimbangan antara tingkat pengembalian yang tinggi dengan gearing ratio yang lebih besar serta keamanan yang diperoleh dari posisi modal yang kuat.
NoKegiatanActivities
Jumlah NominalPrincipal
Tingkat Bunga TetapFixed Interest Rate
Jangka WaktuTenor
Jatuh TempoMaturity Date
1. Penawaran Umum Terbatas VI Tahun 2012
Rights Issue VI Year 2012
Rp 1.507 miliar
Rp 1,507 billion
- - -
2. Penawaran Umum Terbatas VII Tahun 2013
Rights Issue VII Year 2013
Rp 3.508 miliar
Rp 3,508 billion
- - -
3. Obligasi Subordinasi Bank NISP II-2008
Subordinated Bonds II - 2008 Bank NISP
Rp 600 miliar
Rp 600 billion
11,1% (5 tahun pertama) dan 19,1% (5 tahun kedua)
11.1% (for the first 5 years) dan 19.1% (for the second 5 years)
10 tahun
10 years
11 Maret 2018/12 Maret 2013, dengan eksekusi atas opsi beli
11 March 2018/12 March 2013, if the option to repay is exercised
4. Obligasi Subordinasi Bank NISP III-2010
Subordinated Bonds III - 2010 Bank NISP
Rp 880 miliar
Rp 880 billion
11,35%
11.35%
7 tahun
7 years
30 Juni 2017
30 June 2017
The details of equity of Bank OCBC NISP as of December 31, 2013 and 2012 are as follows:
The management of Bank OCBC NISP’s capital is conducted to ensure that the Bank has strong capital in order to support business growth, to ensure an efficient capital structure and to ensure that the Bank meets the capital requirement set by the regulator by maintaining a capital adequacy ratio (CAR) of 13% minimum. The Bank’s policy in managing capital is maintaining strong capital in order to maintain the trust of investors, depositors, creditors and the market; and to support business expansion and to provide an optimal rate of return of capital to shareholders, to maintain balance between high returns and greater gearing ratio and the securities derived from strong capital position.
2013 Annual Report OCBC NISP 389
OCBC NISP in Brief From Management Good Corporate Governance
Business Review Financial Review Corporate Data
Dalam rangka memperkuat struktur permodalan, Bank OCBC NISP melakukan penawaran umum terbatas atau Rights Issue VII Bank OCBC NISP. Dari sebesar 2.923.730.091 saham yang ditawarkan, pemesanan yang masuk sebesar 3.145.984.369 saham atau terdapat kelebihan permintaan (oversubscribed) sebesar 8%. Melalui Rights Issue VII ini, Bank OCBC NISP memperoleh tambahan dana sebesar Rp 3,5 triliun, yang akan disalurkan seluruhnya ke dalam aset dan digunakan untuk pertumbuhan usaha dalam bentuk pemberian kredit, setelah dikurangi biaya emisi.
Dalam rangka memperkuat struktur permodalan, Bank OCBC NISP melakukan penawaran umum terbatas atau Rights Issue VI Bank OCBC NISP. Dari sebesar 1.506.975.730 saham yang ditawarkan, pemesanan yang masuk sebesar 1.682.000.179 saham atau terdapat kelebihan permintaan (oversubscribed) sebesar 12%. Melalui Rights Issue VI ini, Bank OCBC NISP memperoleh tambahan dana sebesar Rp 1,5 triliun, yang akan disalurkan seluruhnya ke dalam aset dan digunakan untuk penempatan aset produktif dimana seluruhnya dipergunakan untuk penyaluran kredit, setelah dikurangi biaya emisi.
Bank OCBC NISP menerbitkan Obligasi Subordinasi III pada tanggal 30 Juni 2010 sebesar Rp 880 miliar. Seluruh dananya setelah dikurangi biaya-biaya emisi digunakan untuk pertumbuhan aset yang menghasilkan dalam bentuk penyaluran kredit dan untuk memperkuat struktur pendanaan jangka panjang Bank. Obligasi Subordinasi diterbitkan tanpa warkat, berjangka waktu 7 tahun terhitung sejak tanggal emisi dan dengan tingkat bunga tetap 11,35% per tahun.
Bank OCBC NISP menerbitkan Obligasi Subordinasi II sebesar Rp 600 miliar pada tanggal 12 Maret 2008, berjangka waktu 10 tahun terhitung sejak tanggal emisi dan dengan tingkat bunga tetap 11,10% per tahun untuk tahun pertama hingga tahun ke lima, selanjutnya sebesar 19,10% per tahun untuk tahun ke enam hingga ke sepuluh. Bank mempunyai hak untuk melakukan pelunasan awal seluruh pokok obligasi subordinasi melalui Wali Amanat (opsi beli) pada hari pertama setelah ulang tahun kelima sejak tanggal emisi, setelah memperoleh persetujuan Bank Indonesia.
Obligasi Subordinasi tersebut diperhitungkan sebagai modal pelengkap tingkat bawah (Lower tier 2 Capital) sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia No. 10/15/PBI/2008 tanggal 24 September 2008. Total obligasi subordinasi setelah dikurangi oleh biaya emisi yang belum diamortisasi tercatat pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012, masing-masing sebesar Rp 876 miliar dan Rp 1.475 miliar.
In order to strengthen the capital structure, Bank OCBC NISP performed limited public offering or Rights Issue VII Bank OCBC NISP. Of the 2,923,730,091 shares offered, as much as 3,145,984,369 stocks were subscribed or there was excess demand (oversubscription) of 8%. Through Rights Issue VII, the Bank obtained additional funds with the amount of Rp 3.5 trillion, which was entirely channeled into assets and was used for business growth in the form of loans, after deducted by issuance costs.
In order to strengthen the capital structure, Bank OCBC NISP conducted limited public offering or Rights Issue VI Bank OCBC NISP. Of the 1,506,975,730 shares offered, as much as 1,682,000,179 shares were subscribed or there was excess demand (oversubscription) of 12%. Through Rights Issue VI, the Bank obtained additional funds with the amount of Rp 1.5 trillion, which was entirely channeled into assets and was used for productive assets placement where it was entirely used for credit distribution, after deducted by issuance costs.
Bank OCBC NISP issued Subordinated Bonds III on June 30, 2010, with the amount of Rp 880 billion. The entire fund after deducted by issuance costs was used for the growth of productive assets in the form of loans and were also used to strengthen the Bank’s long-term financing structure. Subordinated bonds were issued scripless with the tenor of 7 years from the date of issuance and with fixed interest rate of 11.35% per annum.
Bank OCBC NISP issued Subordinated Bonds II with the amount of Rp 600 billion on March 12, 2008 with the period of 10 years commencing from the date of issuance with fixed interest rate of 11.10% per annum for the first year until the fifth year, and 19.10% per annum for the sixth year to the tenth year. The Bank has the right to conduct early repayment of the entire principal of the subordinated bonds through the Trustee (call option) on the first day of the fifth year after the date of issuance, after obtaining approval from Bank Indonesia.
Both of the subordinated bonds were considered as Lower Tier 2 Capital in accordance to Bank Indonesia Regulation No. 10/15/PBI/2008 dated September 24, 2008. Total subordinated bonds after deducted by unamortized issuance costs as of December 31, 2013 and 2012 were Rp 876 billion and Rp 1,475 billion.
OCBC NISP Laporan Tahunan 2013390
Diskusi dan Analisa ManajemenManagement and Discussion Analysis
Transaksi-Transaksi Penting dalam Jumlah yang SignifikanDisamping menerbitkan rights pada tahun 2012 dan 2013, Bank OCBC NISP juga telah melakukan diversifikasi pendanaan melalui penerbitan: - Medium Term Notes I Bank OCBC NISP Tahun 2013
pada tanggal 18 April 2013 sebesar Rp 900 miliar dengan tingkat bunga sebesar 7,00% per tahun dan jangka waktu 3 tahun. Seluruh dana yang diterima setelah dikurangi biaya-biaya emisi digunakan untuk pertumbuhan usaha dalam bentuk pemberian kredit.
- Obligasi Berkelanjutan I OCBC NISP Tahap I Tahun 2013 Dengan Tingkat Bunga Tetap pada tanggal 19 Februari 2013 sebesar Rp 3.000 miliar dengan 3 seri yaitu:a. Seri A untuk jangka waktu 370 hari sebesar Rp 973
miliar dengan tingkat bunga 6,40% per tahun dan jatuh tempo pada 1 Maret 2014;
b. Seri B untuk jangka waktu 2 tahun sebesar Rp 529 miliar dengan tingkat bunga 6,90% per tahun dan jatuh tempo pada 19 Februari 2015; dan
c. Seri C untuk jangka waktu 3 tahun sebesar Rp 1.498 miliar dengan tingkat bunga 7,40% per tahun dan jatuh tempo pada 19 Februari 2016.
Seluruh dana yang diterima setelah dikurangi biaya-biaya emisi digunakan untuk pertumbuhan usaha dalam bentuk pemberian kredit.
No
Efek-efek yang Diterbitkan
Marketable Securities Issued
Seri
Series
Jumlah Nominal
Principal
Tingkat Bunga Tetap
Fixed Interest
Rate
Jangka Waktu
Tenor
Jatuh Tempo
Maturity Date
Peringkat
Rating
Tanggal Efektif
Effective Date
1 Obligasi Berkelanjutan I OCBC NISP Tahap I Tahun 2013 Dengan Tingkat Bunga Tetap
Continuous Bonds I OCBC NISP Phase I Year 2013 With Fixed Interest Rate
A
A
Rp 973 miliar
Rp 973 billion
6,40%
6.40%
370 hari
370 days
1 Maret 2014
1 March 2014
idAAA (Pefindo)& AAA(idn) PT Fitch Rating Indonesia
11 Februari 2013
February 11, 2013B
B
Rp 529 miliar
Rp 529 billion
6,90%
6.90%
2 tahun
2 years
19 Februari 2015
19 February 2015
C
C
Rp 1.498 miliar
Rp 1,498 billion
7,40%
7.40%
3 tahun
3 years
19 Februari 2016
19 February 2016
2 Medium Term Notes I Bank OCBC NISP Tahun 2013
Medium Term Notes I Bank OCBC NISP Year 2013
-
-
Rp 900 miliar
Rp 900 billion
7,00%
7.00%
3 tahun
3 years
18 April 2016
18 April 2016
idAAA (Pefindo)
-
-
Catatan: MTN I Bank OCBC NISP Tahun 2013 tidak memerlukan tanggal efektif.
Obligasi Berkelanjutan I OCBC NISP Tahap I Tahun 2013 Dengan Tingkat Bunga Tetap dan Medium Term Notes I Bank OCBC NISP Tahun 2013 dicatat sebagai efek-efek yang diterbitkan. Total efek-efek yang diterbitkan setelah dikurangi oleh biaya emisi yang belum diamortisasi tercatat pada tanggal 31 Desember 2013 sebesar Rp 3.886 miliar.
Important Transactions with Significant Amount Besides publishing rights in 2012 and 2013, Bank OCBC NISP also diversified funding through the issuance of:- Medium Term Notes I Bank OCBC NISP Year 2013 on
April 18, 2013 with the amount of Rp 900 billion with an interest rate of 7.00% per annum and tenor of 3 years. All funds received after deducted by issuance costs were used for business growth in the form of loans.
- Continuous Bonds I OCBC NISP Phase I 2013 with Fixed Rate on February 19, 2013 with the amount of Rp 3,000 billion, with 3 series, namely:a. Series A for a period of 370 days as much as Rp 973
billion with interest rate of 6.40 % per annum and maturity date March 1, 2014,
b. Series B for a period of 2 years as much as Rp 529 billion with interest rate of 6.90% per annum and maturity date February 19, 2015, and
c. Series C for a period of 3 years as much as Rp 1,498 billion with interest rate of 7.40% per annum and maturity date February 19, 2016.
All funds received after deducted by issuance costs were used for business growth in the form of loans.
Notes: MTN I Bank OCBC NISP Year 2013 is not require an effective date.
Continuous Bonds I OCBC NISP Phase I in 2013 with Fixed Rate and Medium Term Notes I Bank OCBC NISP Year 2013 were recorded as the marketable securities issued. The total marketable securities issued after deducted by unamortized issuance costs as of December 31, 2013 amounted Rp 3,886 billion.
2013 Annual Report OCBC NISP 391
OCBC NISP in Brief From Management Good Corporate Governance
Business Review Financial Review Corporate Data
Kemampuan Membayar Hutang Lebih lanjut, terkait dengan solvabilitas Bank OCBC NISP dapat terlihat dari kemampuan Bank OCBC NISP dalam melakukan pembayaran atas hutang pokok dan bunga dari efek-efek yang diterbitkan dan obligasi subordinasi. Adapun penjabaran pembayaran atas hutang pokok dan bunga efek-efek yang diterbitkan dan obligasi subordinasi Bank OCBC NISP adalah sebagai berikut:
ObligasiBonds
SeriSeries
Jumlah NominalPrincipal
Tanggal EfektifEffective Date
Jangka WaktuTenor
Jatuh TempoMaturity Date
PembayaranPayment
Obligasi Bank NISP I Tahun 1997
Bank NISP I - 1997 Bonds
-
-
Rp 150.000.000.000
Rp 150,000,000,000
27 Mei 1997
27 May 1997
5 tahun
5 years
16 Juni 2002
16 June 2002
Sudah Lunas pada 16 Juni 2002
Repaid on 16 June 2002
Obligasi Bank NISP II Tahun 1999
Bank NISP II - 1999 Bonds
-
-
Rp 250.000.000.000
Rp 250,000,000,000
20 September 1999
20 September 1999
5 tahun
5 years
6 Oktober 2004/ pada ulang tahun emisi tahun ke-3 jika terjadi opsi beli
6 October 2004/ On the 3rd Anniversary of Issuance Date, if the Option to Repay is Exercised
Sudah Lunas pada 6 Oktober 2004
Repaid on 6 October 2004
Obligasi Subordinasi I – 2003 Bank NISP
Subordinated Bonds I - 2003 Bank NISP
A
A
Rp 455.000.000.000
Rp 455,000,000,000
27 Februari 2003
27 February 2003
10 tahun dengan Opsi Beli pada tahun kelima
10 years with Call Option in the fifth year
12 Maret 2013/12 Maret 2008 jika terjadi opsi beli
12 March 2013/12 March 2008, if the option to repay is exercise
Sudah Lunas pada 12 Maret 2008
Repaid on 12 March 2008
B
B
USD 5.000.000
USD 5,000,000
27 Februari 2003
27 February 2003
10 tahun dengan Opsi Beli pada tahun kelima
10 years with Call Option in the fifth year
12 Maret 2013/12 Maret 2008 jika terjadi opsi beli
12 March 2013/12 March 2008, if the option to repay is exercise
Sudah Lunas pada 12 Maret 2008
Repaid on 12 March 2008
Obligasi Subordinasi Bank NISP II-2008
Subordinated Bonds II - 2008 Bank NISP
-
-
Rp 600.000.000.000
Rp 600,000,000,000
28 Februari 2008
28 February 2008
10 tahun dengan Opsi Beli pada tahun kelima
10 years with Call Option in the fifth year
11 Maret 2018/12 Maret 2013, jika terjadi opsi beli
11 March 2018/12 March 2013, if the option to repay is exercise
Sudah Lunas pada 12 Maret 2013
Repaid on 12 March 2013
Bank OCBC NISP telah melunasi pokok obligasi dan obligasi subordinasi I dan II sesuai yang disepakati seperti yang disebutkan di dalam prospektus masing-masing obligasi dan obligasi subordinasi tersebut.
SolvencyFurthermore, the solvency of Bank OCBC NISP is reflected by the ability of Bank OCBC NISP to make payments on the principal and interest of the marketable securities and subordinated bonds issued. Payments of the principal and interest of the marketable securities and subordinated bonds issued by Bank OCBC NISP are described as follows:
Bank OCBC NISP has repaid the principal of bonds and subordinated bonds I and II as agreed as mentioned in the prospectus of each of the bonds and subordinated bonds.
OCBC NISP Laporan Tahunan 2013392
Diskusi dan Analisa ManajemenManagement and Discussion Analysis
Pembayaran Bunga Obligasi Subordinasi II di Tahun 2013Interest Payment of Subordinated Bonds II in 2013
Pembayaran Bunga Obligasi Subordinasi III di Tahun 2013Interest Payment of Subordinated Bonds III in 2013
KuponCoupon
Jumlah PembayaranTotal Payment
KeteranganDescription
KuponCoupon
Jumlah PembayaranTotal Payment
KeteranganDescription
Bunga KeduapuluhCoupon 20
Rp 16,968,336,000 Sudah LunasRepaid
Bunga KesebelasCoupon 11
Rp 24,970,000,000 Sudah LunasRepaid
Bunga KeduabelasCoupon 12
Rp 24,970,000,000 Sudah LunasRepaid
Bunga KetigabelasCoupon 13
Rp 24,970,000,000 Sudah LunasRepaid
Bunga KeempatbelasCoupon 14
Rp 24,970,000,000 Sudah LunasRepaid
Pembayaran Bunga Obligasi Berkelanjutan I OCBC NISP Tahap I Tahun 2013 Dengan Tingkat Bunga Tetap
Interest Payment of Subordinated Bonds I OCBC NISP Phase I Year 2013 With Fixed Interest Rate
Pembayaran Bunga Medium Term Notes I Bank OCBC NISP Tahun 2013Interest Payment Medium Term Notes I Bank OCBC NISP Year 2013
KuponCoupon
Jumlah PembayaranTotal Payment
KeteranganDescription
KuponCoupon
Jumlah PembayaranTotal Payment
KeteranganDescription
Bunga KesatuCoupon 1
Rp 52,406,250,000 Sudah LunasRepaid
Bunga KesatuCoupon I
Rp 15,750,000,000 Sudah LunasRepaid
Bunga KeduaCoupon 2
Rp 52,406,250,000 Sudah LunasRepaid
Bunga KeduaCoupon II
Rp 15,750,000,000 Sudah LunasRepaid
Bunga KetigaCoupon 3
Rp 52,406,250,000 Sudah LunasRepaid
Untuk tahun 2013, Bank OCBC NISP telah membayar bunga efek-efek yang diterbitkan dan Obligasi Subordinasi II dan III secara tepat waktu.
Komponen ModalBank OCBC NISP senantiasa menganalisa kecukupan rasio permodalan dengan menggunakan rasio permodalan yang diwajibkan regulator untuk memantau permodalan. Pengukuran rasio permodalan tersebut atau sering disebut Rasio kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio - CAR) menunjukkan bahwa modal Bank OCBC NISP jauh lebih tinggi dari ketentuan kecukupan modal minimum yang ditetapkan oleh Bank Indonesia sebesar 9% sampai dengan dibawah 10%.
For 2013, Bank OCBC NISP has paid the interest for securities issued and Subordinated Bonds II and III in a timely manner.
Component of CapitalBank OCBC NISP also continuously analyzes the adequacy of capital ratio by using the capital ratio required by the regulator to monitor capital. The measurement of capital ratio, often called the Capital Adequacy Ratio (CAR), shows that Bank OCBC NISP capital is far higher than the minimum capital requirement set by Bank Indonesia of 9% up to below 10%.
2013 Annual Report OCBC NISP 393
OCBC NISP in Brief From Management Good Corporate Governance
Business Review Financial Review Corporate Data
(Dalam Miliar Rupiah) (In Billion Rupiah)
No. Komponen ModalCapital Component
31 Desember 201331 December 2013
31 Desember 201231 December 2012
I. Komponen Modal / Capital Component
A. Modal Inti / Core Capital 12,850 8,336
1. Modal Disetor / Issued Capital / Paid in Capital 1,434 1,069
2. Cadangan Tambahan Modal / Additional Reserve Capital 11,416 7,267
3. Modal Inovatif / Innovative Capital Instrument - -
4. Faktor Pengurang Modal Inti/Tier 1 Capital Deduction Factor - -
5. Kepentingan Non Pengendali / Non-controlling interest - -
B. Modal Pelengkap / Supplementary Capital (Tier 2) 1,426 1,537
1. Level Atas (Upper Tier 2) 813 729
2. Level Bawah (Lower Tier 2) Maksimum 50% Modal Inti / Maximum 50% of Tier 1 Capital
613 808
3. Faktor Pengurang Modal Pelengkap / Tier 2 Capital Deduction Factor - -
C. Faktor Pengurang Modal Inti Dan Modal Pelengkap / Tier 1 & Tier 2 Capital Deduction Factor Exposure Sekuritisasi / Securitization Exposure
-
-
-
-
D. Modal Pelengkap Tambahan Yang Memenuhi Persyaratan (Tier 3) / Additional Supplementary Capital (Tier 3)
- -
E. Modal Pelengkap Tambahan Yang Dialokasikan Untuk Mengantisipasi Risiko Pasar / Additional Supplementary Capital For Market Risk Anticipation
- -
II. Total Modal Inti dan Modal Pelengkap (A+B-C) / Total of Core Capital And Supplementary Capital (A+B-C)
14,276 9,873
III. Total Modal Inti, Modal Pelengkap Dan Modal Pelengkap Tambahan Yang Dialokasikan Untuk Mengantisipasi Risiko Pasar ( A+B-C+E ) / Total of Core Capital, Supplementary Capital And Additional Supplementary Capital For Market Risk Anticipation (A+B-C+E)
14,276 9,873
IV. Aset Tertimbang Menurut Risiko (ATMR) Untuk Risiko Kredit / Risk-Weighted Asset For Credit Risk
68,075 54,773
V. Aset Tertimbang Menurut Risiko (ATMR) Untuk Risiko Operasional / Risk-Weighted Asset For Operational Risk
5,468 4,718
VI. Aset Tertimbang Menurut Risiko (ATMR) Untuk Risiko Pasar /Risk-Weighted Asset For Market Risk
A. Metode Standard / Standardized Method 492 394
B. Metode Internal / Internal Method - -
VII. Risiko Kewajiban Penyediaan Modal Minimum Untuk Risiko Kredit, Risko Operasional Dan Risiko Pasar (III: (IV+V+VI)) / Minimum Capital Adequacy Ratio For Credit Risk, Operational Risk And Market Risk (III: (IV+V+VI))
19.28% 16.49%
Rasio Penyediaan Modal yang Diwajibkan/Rasio Penyediaan Modal yang Diwajibkan 9%-10% 9%-10%
Rasio kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio - CAR) setelah memperhitungkan risiko kredit, pasar dan operasional di akhir tahun 2013 meningkat sebesar 2,8% menjadi 19,3% dibandingkan 16,5% di akhir tahun 2012. Peningkatan CAR pada tahun 2013 terutama disebabkan oleh peningkatan modal Tier 1 sebesar 54,2% menjadi Rp 12.850 miliar di tahun 2013 dari Rp 8.336 miliar pada tahun 2012, hal ini dikarenakan penerbitan saham pada tahun 2013 sebesar Rp 3,5 triliun dan peningkatan laba bersih tahun lalu (yang dapat diperhitungkan) dan laba tahun berjalan, sedangkan aset tertimbang menurut risiko meningkat hanya sebesar 23,6% menjadi Rp 74.035 miliar di tahun 2013 dari Rp 59.885 miliar di akhir tahun 2012. Sedangkan untuk modal pelengkap turun sebesar Rp 111 miliar atau 7,2% menjadi sebesar Rp 1.426 miliar pada pada akhir tahun 2013 dari Rp 1.537 miliar pada akhir tahun 2012 terutama didorong oleh penurunan obligasi subordinasi.
The capital adequacy ratio (CAR) after taking into account the credit, market and operational risks at the end of 2013 rose 2.8% to 19.3% as compared to 16.5% at the end of 2012. The increase in CAR in 2013 was mainly caused by the increase in Tier 1 capital of 54.2% to Rp 12,850 billion in 2013 from Rp 8,336 billion in 2012, driven by the new shares issued in 2013 worth Rp 3.5 trillion and the increase in net profit last year (which can be taken into account) and the profit of current year, while risk weighted assets rose only 23.6% to Rp 74,035 billion in 2013 from Rp 59,885 billion in 2012. While the supplementary capital declined Rp 111 billion or 7.2% to Rp 1,426 billion at the end of 2013 from Rp 1,537 billion at the end of 2012 primarily due to the decrease in subordinated bonds.
OCBC NISP Laporan Tahunan 2013394
Diskusi dan Analisa ManajemenManagement and Discussion Analysis
(Dalam Miliar Rupiah, kecuali %) (In Billion Rupiah, except %)
Keterangan 2013 2012 2011 2010 2009 DescriptionModal CapitalModal Tier 1 12,850 8,336 6,029 5,489 4,603 Tier 1 CapitalModal Tier 2 1,426 1,537 1,498 1,387 1,007 Tier 2 CapitalPenyertaan Saham - - - - - Invesment in SharesTotal Modal 14,276 9,873 7,527 6,876 5,610 Total CapitalAset Tertimbang Menurut Risiko Risk Weighted Asset withRisiko Kredit 68,075 54,773 49,782 34,890 26,878 Credit RiskRisko Kredit dan Pasar 68,567 55,167 50,210 36,312 27,425 Credit and Market RiskRisiko Kredit, Pasar dan Operasional 74,035 59,885 54,745 39,015 - Credit, Market and Operational RiskRasio Kecukupan Modal Memperhitungkan Capital Adequacy Ratio including:
Risiko Kredit 21.0% 18.0% 15.1% 19.7% 20.9% Credit RiskRisko Kredit dan Pasar 20.8% 17.9% 15.0% 18.9% 20.5% Credit and Market RiskRisiko Kredit, Pasar dan Operasional 19.3% 16.5% 13.8% 17.6% - Credit, Market and Operational
Risk
Rasio Kecukupan Modal (CAR) IndustriCapital Adequacy Ratio (CAR) Industry
Rasio Modal IntiCore Capital Ratio
Rasio Modal PelengkapSupplementary Capital Ratio
2009
20.5%
16.8%
3.7%
2010
17.6%3.5%
14.1%
2011
13.8%2.8%
11.0%
2012
16.5%2.6%
13.9%
2013
19.3%
17.4%
1.9%
17.4% 17.2% 16.1% 17.4%18.1%
Rasio Kecukupan Modal (CAR) IndustriCapital Adequacy Ratio (CAR) Industry
Rasio Kecukupan Modal (CAR) Bank OCBC NISPCapital Adequacy Ratio (CAR) Bank OCBC NISP
Kebijakan Dividen Sebagai perusahaan publik, Bank OCBC NISP selalu berusaha untuk terus menjaga kepentingan para stakeholders, termasuk juga kepentingan para pemegang saham. Komitmen tersebut dilaksanakan di dalam menjalankan aktivitas bisnis perusahaan dan dapat dilihat dari kinerja yang dihasilkan Bank OCBC NISP yang menunjukkan tren pertumbuhan dari tahun ke tahun. Lebih lanjut, Bank OCBC NISP mempunyai tujuan untuk terus meningkatkan keberadaannya diantara bank-bank lain yang menjalani bisnis dalam industri perbankan di Indonesia. Selain itu, Bank OCBC NISP juga secara terus menerus menjaga dan meningkatkan keberlangsungan usahanya di tengah semakin ketatnya persaingan bisnis di industri perbankan serta pemenuhan kepatuhan atas peraturan perbankan.
Terkait dengan hal-hal tersebut, Bank OCBC NISP telah melakukan persiapan antara lain; demi untuk menjaga rasio kecukupan modal diatas 13% serta untuk mendukung pertumbuhan bisnis dan ekspansi pendanaan dan berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan sebagaimana tercantum dalam Akta Berita Acara Rapat
Dividend PolicyAs a public company, Bank OCBC NISP always strives to continuously maintain the interests of the stakeholders, including the interests of shareholders. The commitment is implemented in running the business activities and is reflected by the performance of Bank OCBC NISP, which shows the trend to grow from year to year. Furthermore, Bank OCBC NISP intends to continue to increase its existence among the other banks conducting business in the banking industry in Indonesia. In addition, Bank OCBC NISP also continuously maintains and improves the sustainability of its business in the midst of the increasing business competition in the banking industry and the fulfillment of compliance with the banking regulations.
Related to the above matters, Bank OCBC NISP carried out preparations, among others; in order to maintain a capital adequacy ratio above 13% as well as to support business growth and funding expansion and according to the Annual General Meeting of Shareholders as stated in Deed No.15 dated April 3, 2013 and Deed No. 40 dated May 22, 2012
2013 Annual Report OCBC NISP 395
OCBC NISP in Brief From Management Good Corporate Governance
Business Review Financial Review Corporate Data
Umum Pemegang Saham No. 15 tanggal 3 April 2013 dan Akta Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham No. 40 tanggal 22 Mei 2012, masing - masing dari Notaris Fathiah Helmi, SH., para pemegang saham menyetujui untuk tidak membagikan dividen atas laba tahun buku 2012 dan 2011 serta menetapkan Rp 100 juta sebagai cadangan wajib Bank untuk masing - masing tahun buku.
Likuiditas Bank OCBC NISP senantiasa menjaga tingkat likuiditas yang sehat sepanjang tahun 2013. Salah satu ukuran yang dipergunakan adalah rasio antara kredit yang diberikan terhadap dana pihak ketiga (Loan to Deposit Ratio – LDR). Bank OCBC NISP berusaha menjaga tingkat LDR yang optimal. Bank OCBC NISP tetap mampu mempertahankan LDR-nya sehingga terjaga pada level 92,5% pada 31 Desember 2013, dimana peningkatannya sebesar 5,7% dibandingkan dengan 86,8% per tanggal 31 Desember 2012. LDR yang dicapai oleh Bank OCBC NISP mencerminkan perannya sebagai lembaga intermediasi keuangan dengan meningkatkan pertumbuhan kredit bruto pada tahun 2013 sebesar 20,9%, namun pertumbuhan kredit bruto tersebut diimbangi dengan kenaikan dana pihak ketiga sebesar 13,5%.
Disamping LDR yang digunakan sebagai indikator utama dalam mengukur likuiditas, bank juga menjaga komponen pendanaan lainnya terutama yang mendukung likuiditas jangka menengah dan panjang, yang tidak kalah penting dan seringkali tidak tercermin dalam perhitungan LDR, seperti pendanaan jangka menengah dan panjang seperti obligasi senior, Medium Term Notes, pinjaman yang diterima dan obligasi subordinasi.
Pada tahun 2013, keseluruhan pendanaan dari obligasi senior, Medium Term Notes, pinjaman yang diterima dan obligasi subordinasi tercatat sebesar Rp 7.196 miliar. Sehingga rasio Kredit terhadap pendanaan (Loan to Funding Ratio) yaitu rasio kredit yang diberikan terhadap total dana pihak ketiga ditambah dengan obligasi senior, Medium Term Notes, pinjaman yang diterima dan obligasi subordinasi adalah sebesar 83,7%, suatu tingkat yang baik untuk mendukung pertumbuhan bisnis bank dalam jangka panjang.
of Notary Fathiah Helmi, SH., shareholders agreed not to distribute dividends for the financial year of 2012 and 2011 and to appropriate Rp 100 million into the Bank’s statutory reserve for each of the financial year.
LiquidityBank OCBC NISP continued to maintain a healthy level of liquidity during the year 2013. One measure used was the Loan to Deposit Ratio (LDR). Bank OCBC NISP attempted to maintain an optimal level of LDR at 92.5% on December 31, 2013, or 5.7% higher than the 86,8% on 31 December 2012. The LDR achieved by Bank OCBC NISP reflects its role as a financial intermediary institution by increasing the gross loan growth in 2013 by 20.9%, but the gross loan growth was balanced by the increase in third party deposits of 13.5%.
Besides using LDR as a major indicator in measuring liquidity, the Bank also maintain other fundings, mainly those supporting mid-term and long-term liquidity, that are no less important and are not reflected in the calculation of LDR such as capital and long-term financing such as senior bonds and subordinated bonds.
In 2013, total funding of, senior bonds, Medium Term Notes, borrowings and subordinated bonds amounted to Rp 7,196 billion. Hence, the Loan to Funding Ratio, the ratio of distributed loans to total third party deposits plus senior bonds, Medium Term Notes, borrowings and subordinated bonds amounted to 83.7%, a sound level to support the Bank’s business growth in the long run.
OCBC NISP Laporan Tahunan 2013396
Diskusi dan Analisa ManajemenManagement and Discussion Analysis
Rasio Kredit terhadap PendanaanLoan-to-Funding Ratio
Rasio Kredit terhadap Dana Pihak KetigaLoan-to-Deposit Ratio
83.7%84.7%83.6%77.1%
71.9%
92.5%
86.8%87.0%80.0%
73.3%
76,133
1.260
PendanaanPendanaan
Dana Pihak KetigaThird Party Deposits
KreditLoans
20132012201120102009
68,93763,96762,23660,761
52,897
41,276
31,54132,733
23,981
33,33540,89839,426
47,420 49,183
Dampak Perubahan Suku Bunga dan Volume Bisnis terhadap Pendapatan PerusahaanBank memiliki risiko fluktuasi tingkat suku bunga pasar yang dapat memberikan dampak langsung pada tingkat pendapatan bunga bersih.
Besar kecilnya risiko suku bunga bergantung pada besaran rata-rata aset yang menghasilkan (Earning Assets) dibandingkan dengan Liabilitas yang dikenakan bunga (Interest Bearing Liabilities) dan Repricing Gap antara Aset yang menghasilkan (Earning Assets) dibandingkan dengan Liabilitas yang dikenakan bunga (Interest Bearing Liabilities).
Kenaikan pendapatan bunga pada tahun 2013 sebesar Rp 1.225 miliar atau 24,9% menjadi sebesar Rp 6.149 miliar dibandingkan dengan Rp 4.924 miliar pada tahun 2012.
Kenaikan pendapatan bunga ini terutama di dorong oleh kenaikan volume aset yang menghasilkan sebesar Rp 22.675 miliar atau 32,4%, termasuk kenaikan suku bunga dari aset menghasilkan (Earning Asset) sebesar Rp 166 miliar.
Di sisi lain, beban bunga pada tahun 2013 naik sebesar Rp 652 miliar atau 27,7% menjadi sebesar Rp 3.010 miliar dibandingkan dengan Rp 2.358 miliar pada tahun 2012.
Kenaikan beban bunga ini didorong oleh kenaikan volume Liabilitas yang dikenakan bunga sebesar Rp 10.985 miliar, termasuk kenaikan beban bunga dari dana pihak ketiga (Interest Bearing Liabilities) akibat kenaikan suku bunga sebesar Rp 105 miliar.
Akibat naiknya pendapatan bunga sebesar Rp 1.225 miliar namun dikompensasi oleh kenaikan pada beban bunga sebesar Rp 652 miliar, Bank OCBC NISP memperoleh kenaikan pendapatan bunga bersih sebesar Rp 573 miliar pada tahun 2013.
The Impact of Changes in Interest Rates and Business Volume on IncomeThe Bank takes on the exposure to the risk of interest rate fluctuations which can provide direct impact on the level of net interest income.
The level of interest rate risk depends on the average amount of Earning Assets compared to the Interest-Bearing Liabilities and Repricing Gap between the Earning Assets compared to the Interest Bearing Liabilities.
In 2013, the increase of interest income was Rp 1,225 billion or 24.9% becoming Rp 6,149 billion compared to Rp 4,924 billion in 2012.
The increase of interest income was primarily driven by the increase in the volume of earning assets as much as Rp 22,675 billion, or 32.4%, including the increase in interest rates on Earning Assets of Rp 166 billion.
On the other hand, interest expense in 2013 increased by Rp 652 billion or 27.7% to Rp 3,010 billion compared to Rp 2,358 billion in 2012.
The increase in interest expense was driven by the increase in the volume of interest-bearing liabilities with the amount of Rp 10,985 billion, including the increase in interest expense of third-party deposits (Interest Bearing Liabilities) due to the rise of interest rates with the amount Rp 105 billion.
Due to the increase in interest income of Rp 1,225 billion, which was compensated by the increase in interest expense of Rp 652 billion, in 2013 net interest income of Bank OCBC NISP increased as much as Rp 573 billion.
2013 Annual Report OCBC NISP 397
OCBC NISP in Brief From Management Good Corporate Governance
Business Review Financial Review Corporate Data
Belanja Barang ModalDemi menunjang pertumbuhan bisnis dan memberikan layanan yang lebih baik kepada nasabah, sepanjang tahun 2013 telah dibuka 3 kantor baru yang yang terdiri dari: - 1 kantor cabang utama (di Sulawesi - Kota Palu) - 2 kantor cabang pembantu (di Jakarta - Kelapa Gading
dan di Sumatera - Kota Tanjung Pinang)
Berdasarkan jumlah, kantor Bank OCBC NISP mengalami penurunan dibanding posisi per akhir Desember 2012. Hal ini dikarenakan antara lain adanya penutupan sejumlah kantor Fungsional Mikro dan kantor kas/cabang pembantu demi meningkatkan efisiensi dan efektivitas, menjaga profitabilitas, serta Bank OCBC NISP kembali fokus pada bisnis inti yaitu memberikan layanan pada segmen konsumer dan UKM.
Komposisi belanja modal pada tahun 2013 terdiri atas pengadaan bangunan sebesar Rp 47 miliar, peralatan IT dan kantor sebesar Rp 118 miliar dan kendaraan bermotor sebesar Rp 26 miliar.
Biaya Investasi selama tahun 2013 untuk bidang IT yaitu sebesar Rp 116 miliar, diantaranya diperuntukkan bagi pembelian perangkat network untuk data center dan cabang, pembelian mesin ATM dan barang IT lainnya, serta pengembangan aplikasi yang diperlukan untuk menunjang bisnis dari berbagai unit bisnis.
Sisa Ikatan Material Atas Barang ModalPada tanggal 31 Desember 2013, Bank OCBC NISP masih memiliki sisa ikatan material atas barang modal sebesar Rp 34,9 miliar. Komposisi sisa ikatan atas barang modal yang berdenominasi Rupiah dan mata uang asing masing-masing sebesar Rp 12,0 miliar dan ekuivalen Rp 22,9 miliar.
Sebagian besar sisa komitmen ini dalam rangka pengembangan kantor cabang dan kapasitas sistem teknologi informasi (Information Technology System) guna mendukung perkembangan bisnis dan operasional Bank OCBC NISP sehari-hari seperti- Untuk memenuhi peraturan Bank Indonesia, terkait
dengan implementasi ChipCard, Bank OCBC NISP bekerjasama dengan PT Infosys Solusi Terpadu dan PT Way4 Indonesia untuk mengimplementasikan sistem switching sehingga transaksi melalui ATM atau EDC dapat menggunakan kartu ChipCard diawal tahun 2016. Saat ini pengembangan telah memasuki fase development tahap pertama yang direncanakan selesai diakhir tahun 2014. Pengembangan tersebut akan menghabiskan dana sebesar Rp 11,66 miliar untuk fase pertama.
- Dalam rangka meningkatkan pelayanan pada nasabah, Bank OCBC NISP melakukan penyempurnaan sistem WFI
Capital ExpenditureTo support business growth and better service delivery to customers during 2013, the Bank opened 3 new branchoffices in various locations, which include;- 1 (one) main branch office (Sulawesi – Palu City)- 2 (two) sub-branch office (Jakarta-Kelapa Gading and
Sumatera-Tanjung Pinang City).
In total, the number of the Bank OCBC NISP offices decreased in comparison to the year-end position in 2012. This was due to the closing of some micro functional offices and cash office/sub branch in order to boost efficiency and effectiveness, uphold profitability, and focus back into its core business of catering to the consumer and SME segments.
The composition for capital expenditure during 2013 consisted of procurement of building totaling Rp 47 billion, IT and office equipment worth Rp 118 billion and motor vehicle valued Rp 26 billion.
In 2013, total IT-related investment was Rp 116 billion, including for procurement of network equipment for the Bank’s data center and branches, as well as purchases of ATM machines and other IT equipment, as well as development of applications required for business support in various business units.
Significant Capital Commitment As of December 31, 2013, Bank OCBC NISP had outstanding capital commitment to the value of Rp 34,9 billion. The composition of capital commitment denominated in Rupiah and foreign currencies were in respective amounts of Rp 12,0 billion and the equivalent of Rp 22,9 billion.
Most of the commitment is made in regard to expansion of the Bank’s branch office network and capacity of the Information Technology System in order to support development of business and daily banking operations, such as:- To comply with the Bank Indonesia regulation,
pertaining to the implementation of ChipCard, Bank OCBC NISP entered into collaboration with PT Infosys Solusi Terpadu and PT Way4 Indonesia to implement switching system to facilitate the transaction through ATM or EDC using ChipCard in the beginning of 2016. To date, the development has entered the first phase of development to be completed as planned by the end of 2014. The development cost Rp 11.66 billion for the first phase.
- In order to improve its customer services, Bank OCBC NISP upgraded the WFI (Work Flow Imagine) system
OCBC NISP Laporan Tahunan 2013398
Diskusi dan Analisa ManajemenManagement and Discussion Analysis
(Work Flow Imagine) bekerjasama dengan PT Anabatic Technologies. Sistem tersebut diharapkan dapat mempermudah proses pembukaan rekening nasabah serta proses transaksi nasabah dalam area trade finance. Penyempurnaan tersebut telah dimulai pada tahun 2013 dan diharapkan selesai pada semester kedua tahun 2014. Total investasi untuk penyempurnaan ini sebesar Rp 7,71 miiliar dan dana yang telah dikeluarkan sebesar Rp 2,03 miliar
Risiko atas fluktuasi mata uang asing atas sisa ikatan barang modal dalam denominasi mata uang asing dikelola oleh bagian keuangan bekerjasama dengan Divisi Treasury.
Transaksi Benturan Kepentingan Pada tahun 2013, tidak terdapat transaksi yang dilakukan oleh Bank OCBC NISP yang dapat digolongkan pada transaksi yang mengandung benturan kepentingan.
TahunYear
Transaksi Benturan KepentinganTransaction with Conflict of Interest
Jumlah (Dalam Jutaan Rupiah)Total (In Million Rupiah)
KeteranganDescription
2012 - - -
2013 - - -
Transaksi dengan Pihak Berelasi Pada tahun 2013, Bank OCBC NISP melakukan beberapa transaksi dengan pihak-pihak berelasi, berupa giro, penempatan dana, pemberian pinjaman maupun simpanan, transaksi derivatif dan sewa gedung. Jumlah dan jenis transaksi serta sifat dari hubungan relasi dirinci pada Catatan 45 atas laporan keuangan yang disajikan pada halaman 563-569 dalam Laporan Tahunan ini.
Investasi, Ekspansi, Divestasi, Akuisisi atau Restrukturisasi Hutang Seiring dengan kompetisi di industri perbankan nasional yang semakin ketat, Bank OCBC NISP juga senantiasa menjaga dan mengembangkan kinerja untuk selalu dapat berkompetisi dengan lebih baik lagi. Guna mendukung kinerja yang sudah dicapai sampai dengan saat ini, Bank OCBC NISP berinisiatif untuk melakukan penawaran umum terbatas pada tahun 2013. Inisiatif ini merupakan bagian dari upaya Bank OCBC NISP agar dapat tumbuh secara berkelanjutan dan menangkap peluang-peluang bisnis pada tahun-tahun mendatang.
Pada tanggal 13 November 2013, Bank OCBC NISP mencatatkan penawaran umum terbatas VII tersebut, dengan penambahan jumlah saham baru sebanyak 2.923.730.091 dengan harga Rp 1.200 setiap saham sehingga jumlah ekuitas Bank OCBC NISP bertambah sebesar Rp 3.508 miliar.
in collaboration with PT Anabatic Technologies. The system is expected to facilitated the process of opening new accounts and transaction in the area of trade finance. The upgrading process was commenced in 2013 and is expected to be fully completed in the second half of 2014. Total investment for upgrading the system was Rp 7.71 billion and the expenses has reached Rp 2.03 billion
The risks to foreign currency fluctuations on capital commitment denominated in foreign currencies are managed by the Finance Department together with the Treasury Division.
Transaction with Conflict of interest During 2013, there were no transactions undertaken by Bank OCBC NISP that can be considered as transactions with conflict of interest.
Transactions with Related Parties During 2013, Bank OCBC NISP conducted a number of transactions with affiliated parties in the form of fund placements, loans as well as deposits, derivative transactions and rental. The amount and types of transactions, as well as the nature of related party affiliations, are presented in details in Note 45, to the Financial Statements as presented in page 563-569 in this Annual Report.
Investments, Expansion, Divestment, Acquisition or Debt Restructuring In line with intensification of the competitive environment in the national banking industry, Bank OCBC NISP continues to maintain and grow performance to be able to consistently compete better. To support performance that has been reached to date, Bank OCBC NISP initiated Rights Issue in 2013. This initiative is part of Bank OCBC NISP’s efforts to attain sustainable growth and to seize business opportunities in the future.
On November 13, 2013 Bank OCBC NISP registered the Rights Issue VII, with the issuance of 2,923,730,091 new shares with price above Rp 1,200 per share. Hence, Bank OCBC NISP’s total equity increased by Rp 3,508 billion.
2013 Annual Report OCBC NISP 399
OCBC NISP in Brief From Management Good Corporate Governance
Business Review Financial Review Corporate Data
Pada tanggal 31 Desember 2013, jumlah ekuitas Bank OCBC NISP sebesar Rp 13.497 miliar dengan rasio kecukupan modal sebesar 19,3%.
Realisasi penggunaan dana hasil penawaran umum secara kumulatif sampai dengan akhir tahun buku Disamping menggunakan dana pihak ketiga (DPK), Bank OCBC NISP juga menggunakan dana dari efek-efek yang diterbitkan pada tahun 2013 di dalam penyaluran Kredit. Hal ini dilakukan guna diversifikasi pendanaan di dalam penyaluran Kredit.
Bank OCBC NISP menerbitkan Obligasi Berkelanjutan I OCBC NISP Tahap I Tahun 2013 Dengan Tingkat Bunga Tetap pada tanggal 19 Februari 2013 sebesar Rp 3.000 miliar dengan 3 seri yaitu:a. Seri A untuk jangka waktu 370 hari sebesar Rp 973 miliar
dengan tingkat bunga 6,40% per tahun dan jatuh tempo pada 1 Maret 2014;
b. Seri B untuk jangka waktu 2 tahun sebesar Rp 529 miliar dengan tingkat bunga 6,90% per tahun dan jatuh tempo pada 19 Februari 2015; dan
c. Seri C untuk jangka waktu 3 tahun sebesar Rp 1.498 miliar dengan tingkat bunga 7,40% per tahun dan jatuh tempo pada 19 Februari 2016.
Seluruh dana yang diterima setelah dikurangi biaya-biaya emisi telah digunakan untuk pertumbuhan usaha dalam bentuk pemberian kredit.
(Dalam Juta Rupiah) (In Million Rupiah)
Jenis Penawaran Umum
Type of Public Offering
Tanggal Efektif
Effective Date
Nilai Realisasi Hasil Penawaran Umum
Realization Value of Public Offering Proceed
Rencana Penggunaan
Dana Menurut
Prospektus
Plan of Fund Utilization Based on
Prospectus
Realisasi Penggunaan
Dana Menurut
Prospektus
Realization of Fund
Utilization Based on
Prospectus
Sisa Dana Hasil
Penawaran Umum
Remained Fund Balance from Public
Offering Proceed
Jumlah Hasil Penawaran
Umum
Total Public Offering Proceed
Biaya Penawaran
Umum
Public Offering Cost
Hasil Bersih
Net Proceed
Kredit
Loans
Kredit
Loans
ObligasiBonds
11 Februari 201311 February 2013 3,000,000 11,676 2,988,324 2,988,324 2,988,324 -
Dalam rangka memenuhi Peraturan Bapepam dan LK No. X.K.4, pada tanggal 5 Juli 2013 Bank OCBC NISP telah menyampaikan surat No. 035/PO/GH/VII/2013 kepada Otoritas Jasa Keuangan untuk melaporkan bahwa seluruh dana yang diperoleh dari penawaran umum Obligasi
At December 31, 2013 Bank OCBC NISP’s total equity is Rp 13,497 billion with capital adequacy ratio of 19.3%.
Cumulative position on realized utilization of funds from public offering as at end of financial year Besides utilizing Third Party Deposits, Bank OCBC NISP was also utilizing fund raised through capital market during 2013 for loans. The attempt is aimed at diversifying funding sources for loan channeling.
In February 19, 2013 Bank OCBC NISP issued Continuous Bond I OCBC NISP Phase I Year 2013 with Fixed Interest Rate in the amount of Rp 3,000 billion in 3 series are:a. Series A with 370 days tenor in the amount of Rp 973
billion at the interest rate of 6.40% per annum and maturing in March 1, 2014;
b. Series B with 2 years tenor in the amount of Rp 529 billion at the interest rate of 6.90% per annum and maturing in Februari 19, 2015; and
c. Series C with 3 years tenor in the amount of Rp 1.498 billion at the interest rate of 7.40% per annum and maturing in Februari 19, 2016.
The net proceed after cost of public offering is utilized to spur business growth through loan channeling.
In order to comply with the Regulation of Bapepam dan LK No. X.K.4, on July 5, 2013, Bank OCBC NISP has delivered letter No. 035/PO/GH/VII/2013 to Indonesian Financial Services Authorities to report regarding the net proceeds from public offering of Continuous Bond I OCBC NISP Phase
OCBC NISP Laporan Tahunan 2013400
Diskusi dan Analisa ManajemenManagement and Discussion Analysis
Berkelanjutan I OCBC NISP Tahap I Tahun 2013 Dengan Tingkat Bunga Tetap setelah dikurangi dengan biaya-biaya emisi, telah digunakan untuk pertumbuhan usaha dalam bentuk pemberian kredit.
Dalam rangka memperkuat struktur modal, Bank OCBC NISP melakukan penawaran umum terbatas (PUT VII) atau Rights Issue VII Bank OCBC NISP. Dari sebesar 2.923.730.091 saham yang ditawarkan, pemesanan yang masuk sebesar 3.145.984.369 saham atau terdapat kelebihan permintaan (oversubscribed) sebesar 8%. Melalui Rights Issue VII ini, Bank OCBC NISP memperoleh tambahan dana sebesar Rp 3,5 triliun, yang disalurkan seluruhnya ke dalam aset dan digunakan untuk pertumbuhan usaha dalam bentuk pemberian kredit, setelah dikurangi biaya emisi.
(Dalam Juta Rupiah) (In Million Rupiah)
Jenis Penawaran Umum
Type of Public Offering
Tanggal Efektif
Effective Date
Nilai Realisasi Hasil PUT VII
Realization Value of Right Issue VII Proceed
Rencana Penggunaan
Dana Menurut
Prospektus
Plan of Fund Utilization Based on
Prospectus
Realisasi Penggunaan
Dana Menurut
Prospektus
Realization of Fund
Utlization Based on
Prospectus
Sisa Dana Hasil PUT VII
Remained Fund Balance from Rights VII ProceedJumlah Hasil
PUT VII
Total Right Issue VII Proceed
Biaya PUT VII
Right Issue VII Cost
Hasil Bersih
Net Proceed
Kredit
Loans
Kredit
Loans
PUT VIIRight Issue VII
29 Oktober 201329 October 2013 3,508,476 3,488 3,504,988 3,504,988 536,982 2,968,006
Dalam rangka memenuhi Peraturan Bapepam dan LK No. X.K.4, pada tanggal 13 Januari 2014 Bank OCBC NISP telah menyampaikan surat No. 027/CDU/GH/I/2014/RI-VII kepada Otoritas Jasa Keuangan untuk sehubungan dengan penyampaian laporan realisasi penggunaan dana, rincian biaya dan sisa dana hasil PUT VII.
Dalam rangka memperkuat struktur modal, Bank OCBC NISP melakukan penawaran umum terbatas (PUT VI) atau Rights Issue VI Bank OCBC NISP. Dari sebesar 1.506.975.730 saham yang ditawarkan, pemesanan yang masuk sebesar 1.682.000.179 saham atau terdapat kelebihan permintaan (oversubscribed) sebesar 12%. Melalui Rights Issue VI, Bank OCBC NISP memperoleh tambahan dana sebesar Rp 1,5 triliun, yang disalurkan seluruhnya ke dalam aset dan digunakan untuk pertumbuhan usaha dalam bentuk pemberian kredit, setelah dikurangi biaya emisi.
I Year 2013 with Fixed Rate after deducting the issuance cost has been used entirely for channeling loans.
In strengthening capital structure, Bank OCBC NISP completed Rights Issue VII for a total of 2,923,730,091 shares. Subscription was recorded for a total of 3,145,984,369 shares, hence oversubscription of offered shares by 8%. Through Rights Issue VII, the Bank obtained additional capital funds of Rp 3.5 trillion after deducting the issuance cost, which was fully channeled into assets and used for business expansion in form of loan distribution.
In order to fulfill Regulation of Bapepam and LK No. X.K.4, on January 13, 2014, Bank OCBC NISP has delivered letter No.027/CDU/GH/I/2014/RI-VII to Indonesian Financial Services Authorities concerning the submission of report regarding the realization of uses of fund, cost, and net balance of right issue VII fund.
In order to strengthen the capital structure, Bank OCBC NISP conducted limited public offering or Rights Issue VI Bank OCBC NISP. Of the 1,506,975,730 shares offered, as much as 1,682,000,179 shares were subscribed or there was excess demand (oversubscription) of 12%. Through Rights Issue VI, the Bank obtained additional funds with the amount of Rp 1.5 trillion, which was entirely channeled into assets and was used for productive assets placement where it was entirely used for loans distribution, after deducted by issuance costs.
2013 Annual Report OCBC NISP 401
OCBC NISP in Brief From Management Good Corporate Governance
Business Review Financial Review Corporate Data
(Dalam Juta Rupiah) (In Million Rupiah)
Jenis Penawaran Umum
Type of Public Offering
Tanggal Efektif
Effective Date
Nilai Realisasi Hasil PUT VI
Realization Value of Right Issue VI Proceed
Rencana Penggunaan
Dana Menurut
Prospektus
Plan of Fund Utilization Based on
Prospectus
Realisasi Penggunaan
Dana Menurut
Prospektus
Realization of Fund
Utlization Based on
Prospectus
Sisa Dana Hasil PUT VI
Remained Fund Balance from Rights VI ProceedJumlah Hasil
PUT VI
Total Right Issue VI Proceed
Biaya PUT VI
Right Issue VI Cost
Hasil Bersih
Net Proceed
Kredit
Loans
Kredit
Loans
PUT VIRight Issue VI
22 Mei 201222 May 2012 1,506,976 1,810 1,505,166 1,505,166 1,505,166 -
Dalam rangka memenuhi Peraturan Bapepam dan LK No. X.K.4, pada tanggal 5 Oktober 2012 Bank OCBC NISP telah menyampaikan surat No. 026/RI/GH/X/2012 kepada Bapepam dan LK untuk melaporkan bahwa seluruh dana yang diperoleh dari PUT VI setelah dikurangi dengan biaya-biaya emisi, telah digunakan untuk penyaluran kredit.
Dampak Perubahan Peraturan Perundang-Undangan Tidak terdapat perubahan Undang-Undang ataupun Peraturan Bank Indonesia di tahun 2013 yang berdampak material terhadap kinerja ataupun posisi keuangan Bank OCBC NISP.
Informasi Keuangan yang Telah Dilaporkan yang Mengandung Kejadian yang Sifatnya Luar Biasa atau Jarang Terjadi Pada tahun 2013, tidak ada informasi keuangan yang telah dilaporkan yang mengandung kejadian yang sifatnya luar biasa atau jarang terjadi.
Informasi dan Fakta Material yang Terjadi Setelah Tanggal Laporan Akuntan - Pelunasan Obligasi Berkelanjutan I OCBC NISP Tahap I
Tahun 2013 Dengan Tingkat Bunga Tetap Seri A.
Pada tanggal 1 Maret 2014, Bank OCBC NISP telah melakukan pelunasan Obligasi Berkelanjutan I OCBC NISP Tahap I Tahun 2013 Dengan Tingkat Bunga Tetap Seri A dengan nilai nominal sebesar Rp 973 miliar.
Dengan demikian Obligasi Berkelanjutan I OCBC NISP Tahap I Tahun 2013 Dengan Tingkat Bunga Tetap yang masih beredar adalah:1. Seri B dengan nilai nominal Rp 529 miliar, jangka
waktu 2 tahun dan jatuh tempo pada 19 Februari 2015.
2. Seri C dengan nilai nominal Rp 1.498 miliar, jangka waktu 3 tahun dan jatuh tempo pada 19 Februari 2016.
In order to comply with the Regulation of Bapepam dan LK No. X.K.4, on October 5, 2012, Bank OCBC NISP has delivered letter No. 026/RI/GH/X/2012 to Bapepam and LK to report that the net proceeds from PUT VI after deducting the issuance cost has been used entirely for channeling loans.
Impact of Changes in Laws and RegulationsThere were no changes in statutory laws or regulations of Bank Indonesia in 2013 that have a material impact on the earnings or financial position of Bank OCBC NISP.
Reported Financial Information Pertaining to Extraordinary and Rare Events
During 2013, there was no reported financial information containing extraordinary and rare events.
Subsequent Events
- The payment of Continuous Bond I OCBC NISP Phase I Year 2013 with Fixed Rate Series A.
On March 1, 2014, Bank OCBC NISP has paid Continuous Bond I OCBC NISP Phase I Year 2013 with Fixed Rate Series A with a nominal of Rp 973 billion.
Hence, the outstanding Sustainable Bond I OCBC NISP Phase I Year 2013 with Fixed Rate were:1. Series B with a nominal of Rp 529 billion, 2 years
tenor and maturity date February 19, 2015.2. Series C with a nominal of Rp 1,498 billion, 3 years
tenor and maturity date on Februari 19, 2016.
OCBC NISP Laporan Tahunan 2013402
Diskusi dan Analisa ManajemenManagement and Discussion Analysis
Kejadian penting setelah tanggal laporan akuntan tidak berdampak terhadap kinerja dan risiko usaha di masa mendatang.
Perubahan Kebijakan AkuntansiDewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia (DSAK-IAI) telah melakukan revisi atas beberapa standar akuntansi yang berlaku efektif pada tanggal 1 Januari 2013 sebagai berikut:- Revisi PSAK 38 - Kombinasi Bisnis Entitas Sepengendali.- Revisi PSAK 60 - Instrumen Keuangan: Pengungkapan.- Pencabutan PSAK 51 (Revisi 2003) - Akuntansi Kuasi
Reorganisasi.
Berikut ini adalah dampak atas revisi standar akuntansi di atas yang relevan dan signifikan terhadap laporan keuangan Bank OCBC NISP yang berlaku sejak tanggal 1 Januari 2013.
Revisi PSAK 38 - Kombinasi Bisnis Entitas Sepengendali
Pada laporan keuangan yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 Bank OCBC NISP telah melakukan reklasifikasi selisih nilai transaksi restrukturisasi entitas sepengendali ke dalam akun Tambahan modal disetor sesuai dengan Peraturan Bapepam - LK no KEP-347/BL/2012 tanggal 25 Juni 2012 mengenai peraturan No. VIII.G.7 “Pedoman Penyajian Laporan Keuangan”. Hal ini sejalan dengan penerapan PSAK 38 - Kombinasi Bisnis Entitas Sepengendali yang berlaku efektif semenjak 1 Januari 2013 sehingga tidak terdapat dampak untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013.
Revisi PSAK 60 - Instrumen Keuangan: PengungkapanPada tanggal 19 Oktober 2012, Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia (“DSAK-IAI”) mengeluarkan penyesuaian atas PSAK 60 dan akan efektif pada tanggal 1 Januari 2013. Penerapan dini atas penyesuaian tersebut diperkenankan oleh DSAK-IAI. Penyesuaian tersebut terutama terkait dengan pengungkapan atas aset keuangan, termasuk pencabutan atas ketentuan penyajian untuk:1) Nilai wajar atas agunan yang digunakan sebagai jaminan
atas aset keuangan yang lewat jatuh tempo tetapi tidak mengalami penurunan nilai yang mengalami penurunan nilai; dan,
2) Nilai tercatat atas aset keuangan yang belum jatuh tempo dan tidak mengalami penurunan nilai yang telah dinegosiasi ulang.
Subsequent Events is not impacted to the performance and business risk in the future.
Changes in Accounting PoliciesFinancial Accounting Standard Board of Indonesian Institute of Accountants (DSAK-IAI) has issued revision of the following accounting standards, which are effective as at January 1, 2013:- Revision to SFAS 38 - Business Combination of Entities
Under Common Control- Revision to SFAS 60 - Financial Instruments: Disclosures,- Withdrawal of SFAS 51 (Revised 2003) Accounting for-
Quasi Reorganization.
Following are the impact of the revision of accounting standards above, which relevant and significant to the Bank’s financial statements which effective January 1, 2013:
Reivision to SFAS 38 - Business Combination of Entities Under Common ControlThe 31 December 2012 financial statement of Bank OCBC NISP has been reclassified the “Difference in restructuring value transaction of entities under common control”. (Sntres) As part of paid in capital/agio to comply with Decree of the Bapepam-LK No. KEP-347/BL/2012 dated June 15, 2012, i.e. Regulation No. VIII.G.7 regarding “Financial Statement Preparation and Presentation of Public Company”. This practice is in line with SFAS 38 - Business Combination of Entities Under Common Control which become effective since January 1, 2013, therefore, there is no further impact to the year ended December 31, 2013.
Revision to SFAS 60 – Financial Instruments: Disclosures On October 19, 2012, DSAK-IAI issued enchancements to the SFAS 60 which become effective on January 1, 2013. Early impementation of the enhancements was permitted by DSAK-IAI. The enhancements mainly relate to the disclosure of financial assets; including the withdrawal of the requirements to disclose:
1) Fair value of collateral held as security for financial assets both “past do but not yet impaired” and “impaired”, and;
2) Carrying amount of financial assets that are neither past due nor impaired whose terms have been renegotioated.
2013 Annual Report OCBC NISP 403
OCBC NISP in Brief From Management Good Corporate Governance
Business Review Financial Review Corporate Data
Bank OCBC NISP memutuskan untuk melakukan penerapan dini atas PSAK 60 (yang dikeluarkan tanggal 19 Oktober 2012) di tahun keuangan yang berakhir tanggal 31 Desember 2012 seperti yang diperbolehkan dalam standar, sehingga tidak terdapat dampak untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2013.
Suku Bunga Dasar Kredit (SBDK)Sehubungan dengan telah diterbitkannya Peraturan Bank Indonesia Nomor 7/6/PBI/2005 tentang Transparansi Informasi Produk Bank dan Penggunaan Data Pribadi Nasabah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 16, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4475), dan Peraturan Bank Indonesia Nomor 3/22/PBI/2001 tentang Transparansi Kondisi Keuangan Bank (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 150, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4159) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Bank Indonesia Nomor 7/50/PBI/2005 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 135, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4573) perlu diatur lebih lanjut mengenai penyediaan layanan informasi dan penerapan transparansi informasi suku bunga dasar kredit (prime lending rate) kepada masyarakat, dalam hal ini Bank Indonesia mengeluarkan Surat Edaran Bank Indonesia No. 13/5/DPNP tanggal 8 Pebruari 2011, yang mewajibkan seluruh Bank Umum yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional di Indonesia untuk melaporkan dan mempublikasikan Suku Bunga Dasar Kredit (SBDK) dalam Rupiah, yang mulai berlaku pada tanggal 31 Maret 2011 dengan tujuan untuk:(i) Meningkatkan transparansi mengenai karakteristik
produk perbankan termasuk manfaat, biaya dan risikonya untuk memberikan kejelasan kepada nasabah, dan
(ii) Meningkatkan good governance dan mendorong persaingan yang sehat dalam industri perbankan melalui terciptanya disiplin pasar (market discipline) yang lebih baik.
Perhitungan Suku Bunga Dasar Kredit (SBDK) merupakan hasil perhitungan dari 3 komponen yaitu: (1) Harga Pokok Dana untuk Kredit atau HPDK; (2) Biaya overhead yang dikeluarkan Bank dalam proses pemberian kredit; dan (3) Margin Keuntungan (profit margin) yang ditetapkan untuk aktivitas perkreditan.
Dalam perhitungan SBDK, Bank OCBC NISP belum memperhitungkan komponen premi risiko individual nasabah Bank OCBC NISP, SBDK merupakan suku bunga terendah yang digunakan sebagai dasar bagi Bank OCBC NISP dalam penentuan suku bunga kredit yang dikenakan kepada nasabah Bank.
Bank OCBC NISP has early adopted these improvements made to SFAS 60 (issued at October 19, 2012) in the financial year ended December 31, 2012 as permitted by the standard, therefore, there is no further impact for the year ended December 31, 2013.
Prime Lending RatePertaining to the issuance of Bank Indonesia Regulation on Transparency No. 7/6/PBI/2005 regarding Bank Product Information and Use of Customer Personal Data (State Gazette of the Republic of Indonesia of 2005 No 16, Attachment to State Gazette of the Republic of Indonesia No 4475), and Bank Indonesia Regulation No 3/22/PBI/2001 regarding Transparency of Banks Financial Condition (State Gazette of the Republic of Indonesia of 2001 No 150, as Attachment to State Gazette of the Republic of Indonesia No 4159) as amended by Bank Indonesia Regulation No 7/50/PBI/2005 (State Gazette of the Republic of Indonesia of 2005 No 135, attachment to The State Gazette of the Republic of Indonesia No 4573) stipulates that providing of information services and information transparency of prime lending rate to the public needs to be regulated further, and Bank Indonesia has subsequently issued a Circular Letter No. 13/5/DPNP dated February 8, 2011, which requires all commercial banks running conventional business in Indonesia to report and publicize the Prime Lending Rate in Rupiah, which came into effect on March 31, 2011 with the following objectives::
(i) To improve transparency of Banking product characteristics, including benefits, costs and risks in order to deliver to customers to have a clearer view of the products, and
(ii) To promote good governance and encourage healthy competition in the banking industry through better market discipline.
Prime lending rate is calculated using 3 components: (1) Cost of Funds for Loans or HPDK, (2) overhead costs incurred in lending process, and (3) Profit margin targeted for lending activities.
In calculating prime lending rate, Bank OCBC NISP has not yet included its individual customers’ risk premium component for further consideration. Prime lending rate is now the lowest rate that is used as the basis for Bank OCBC NISP in determining lending rates charged to its customers.
OCBC NISP Laporan Tahunan 2013404
Diskusi dan Analisa ManajemenManagement and Discussion Analysis
Perhitungan SBDK dalam Rupiah dilaporkan oleh Bank OCBC NISP kepada Bank Indonesia dan dipublikasikan, dihitung untuk 3 jenis kredit yaitu: (1) kredit korporasi; (2) kredit retail; dan (3) kredit konsumsi (KPR dan Non KPR). Untuk kredit konsumsi non KPR tidak termasuk penyediaan dana melalui kartu kredit dan kredit tanpa agunan. Penggolongan jenis kredit tersebut didasarkan pada kriteria yang ditetapkan oleh internal Bank OCBC NISP. Selain itu, SBDK tersebut dihitung secara per tahun dalam bentuk persentase (%).
KeteranganDescription
31 Maret /31 March 30 Juni/30 June 30 September/30 September 31 Desember/31 December
2013 2012 2013 2012 2013 2012 2013 2012
Kredit Korporasi Corporate Loans
9.50% 9.50% 9.75% 9.50% 10.75% 9.50% 11.00% 9.50%
Kredit RitelRetail Loans
10.50% 10.50% 10.75% 10.50% 11.75% 10.50% 12.00% 10.50%
Kredit Konsumsi Consumer Loans - KPR
Mortgage - Non KPR
Non Mortgage
11.50% 11.50% 11.75% 11.50% 12.00% 11.50% 12.50% 11.50%
11.50% 11.50% 12.00% 11.50% 12.00% 11.50% 12.50% 11.50%
PROSPEK USAHA DAN PRIORITAS STRATEGIS TAHUN 2014
Prospek Perekonomian Indonesia tahun 2014 Seiring perlambatan ekonomi global yang masih berlanjut, laju pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2014 diperkirakan akan tumbuh lebih rendah dari tahun sebelumnya yaitu sebesar 6,0%.
Sementara itu, akibat masih lemahnya ekspor dan tingginya impor migas, defisit transaksi berjalan diperkirakan masih relatif tinggi di tahun 2014. Defisit transaksi berjalan di tambah arah kebijakan pengurangan stimulus moneter oleh the Fed yang berpotensi menyebabkan potensi arus modal keluar cukup besar, akan banyak memberikan tekanan pada kurs Rupiah.
Di sisi lain, adanya pergeseran panen akibat perubahan cuaca, ditambah dengan beberapa komoditas pangan yang cukup sensitif dan tidak bisa disimpan cukup lama, berpotensi mendorong laju inflasi domestik.
Kedua hal tersebut di atas memungkinkan Bank Indonesia untuk kembali menaikkan BI rate di atas 7.5% untuk dapat lebih memperkuat pengendalian ekspektasi inflasi dan memitigasi risiko kemungkinan terjadinya pengaruh pelemahan rupiah terhadap inflasi dan sebaliknya.
Bank OCBC NISP reports the calculation of the prime lending rate in Rupiah to Bank Indonesia and publicizes it to the public, which is calculated for its three types of loans, which are: (1) corporate loans, (2) retail loans, and (3) consumer loans (mortgage and non-mortgage). Non-mortgage consumer loans excludes provision of funds through credit cards and unsecured loans. This loans classification is based on criteria previously determined by Bank OCBC NISP’s relevant internal function. In addition, the prime lending rate is annually calculated in percentage (%).
BUSINESS PROSPECT AND STRATEGIC PRIORITIES 2014
Indonesian Economic Outlook 2014As the global economic slowdown continues, Indonesia’s economic growth in 2014 is expected to lower than the previous year, within 6.0%.
Meanwhile, due to the weak exports and high oil and gas imports, the current account deficit is expected to remain relatively high in 2014. The current account deficit coupled with the Fed’s policy to cut the monetary stimulus lead to potentially sizeable capital outflow, adding pressure on the Rupiah exchange rate.
On the other hand, climate change has shifted the harvest season, while some of the food commodity are quite sensitive and can not be stored for a long time, potentially pushing the domestic inflation rate.
Both factors may force Bank Indonesia to raise the BI rate to above 7.5% in order to further strengthen the control of inflation and mitigate the risk of possible influence of the rupiah depreciation against inflation and vice versa.
2013 Annual Report OCBC NISP 405
OCBC NISP in Brief From Management Good Corporate Governance
Business Review Financial Review Corporate Data
Keterangan Satuan/Unit Asumsi 2014/Assumptions 2014 Description
PDB Nominal Rp Triliun/Trillion 10,379 GDP Nominal
PDB Riil % y-o-y 6.0 Real GDP
Konsumsi Rumah Tangga % y-o-y 5.3 Household Consumption
Konsumsi Pemerintah % y-o-y 3.0 Government Consumption
Investasi % y-o-y 7.3 Invesment
Ekspor % y-o-y 7.2 Export
Dikurangi: Impor % y-o-y 7.1 Deducted: Import
Inflasi IHK % akhir periode/% end period
5.5 CPI Inflation
Kurs (Rp/USD) Rp 10,500 Exchange Rate (Rp/USD)
Surat Perbendaharaan Negara (SPN) 3 bulan % 5.5 Government Treasury Bill 3 month
Harga Minyak Indonesia (USD/barrel) USD 105 Indonesian Oil Price (USD/barrel)
Lifting Gas (Ribu barrel per hari) - 1,240 Gas Lifting (Million barrel per Day)
Lifting Minyak (Ribu barrel per Hari) - 870 Oil Lifting (Million barrel per Day)
Sumber: Kementrian KeuanganSource: Ministry of Finance
Prospek Industri Perbankan tahun 2014 Kendati pertumbuhan ekonomi Indonesia diperkirakan melambat pada tahun 2014, prospek industri perbankan Indonesia pada tahun 2014 masih positif dari segi pertumbuhan aset, profitabilitas dan permodalan.
Selain kredit perbankan diperkirakan tumbuh melambat menjadi hanya sebesar 15%-17% di tahun 2014 sebagai dampak kenaikan suku bunga, terdapat 2 tantangan lainnya yang akan dihadapi perbankan nasional yakni:- Risiko likuiditas yang didorong oleh persaingan bank-
bank dalam memperoleh dana pihak ketiga (DPK) seiring dengan meningkatnya LDR perbankan.
- Risiko kenaikan kredit bermasalah alias non-performing loan (NPL) akibat kenaikan suku bunga kredit dan penurunan dana beli masyarakat.
Dalam jangka pendek, untuk mempertahankan pangsa pasar DPK, bank-bank juga meningkatkan suku bunga deposito yang pada akhirnya berpotensi mengerus margin bunga bersih (net interest margin/NIM) dari masing-masing bank. Hal itu di kompensasi dengan upaya meningkatkan pendapatan operasional non bunga (non interest income).
Terkait perlambatan pertumbuhan kredit, hal tersebut tetap mendorong perbankan untuk memiliki dukungan permodalan yang kuat. Oleh karenanya bank-bank akan menerbitkan obligasi subordinasi (subdebt) ataupun melakukan penawaran umum saham terbatas (rights issue).
The Prospect of the Banking Industry in 2014 Despite the fact that the Indonesian economic was slowed down, Bank OCBC NISP considers the prospects of the Indonesian banking industry will be relatively stable in 2014 in terms of asset growth, profitability and capitalization.
Besides bank loans is expected to grow by 15%- 17% in 2014 due to the increase in interest rate, there are two other challenges to be addressed by national banks namely:
- Liquidity risk is driven by the competition of banks in obtaining third-party funding (TPF) amidst the increasing of LDR.
- The risk of non-performing loans rise (NPL) due to higher lending rates and a decrease in the purchasing funds.
In the short run, to maintain the market share of TPF, banks will increase deposit rates, which may decrease the net interest margin (NIM) of each bank. It should be compensated by the effort to increase non-interest income.
Against the backdrop of the slowing loan growth, banks is forced to have a strong capital support. Therefore, banks will issue subordinated bonds (sub-debt) or limited public offering (rights issue).
OCBC NISP Laporan Tahunan 2013406
Diskusi dan Analisa ManajemenManagement and Discussion Analysis
Propek Usaha dan Prioritas Stategis Tahun 2014 Sebagai Bank yang memiliki komitmen untuk menjadi “Your Partner for Life”, Bank OCBC NISP akan senantiasa berusaha memberikan dukungan terbaik pada setiap nasabah dalam mewujudkan cita-cita dan tujuan di setiap tahap kehidupan mereka, termasuk memberikan solusi yang tepat dan komprehensif kepada nasabah di setiap naik-turun gelombang siklus ekonomi, sehingga hubungan yang telah terjalin baik selama ini dapat terus memberi manfaat dalam jangka panjang.
Langkah-langkah strategis yang akan ditempuh Bank OCBC NISP untuk mencapai visi dan misi Bank OCBC NISP sesuai dengan arah kebijakan ke depan, yaitu:
Fokus pada Pertumbuhan Aset dan Pendapatan yang Sehat dari Business Banking, Consumer Banking dan Treasury Pada tahun 2014, Bank OCBC NISP menargetkan pertumbuhan total aset sebesar 15%-20%, Pertumbuhan ini terutama akan didorong oleh peningkatan Dana Pihak Ketiga (DPK) yang diproyeksikan akan tumbuh sebesar 15%-20%.Sementara itu, penyaluran kredit diproyeksikan mencapai 15%-20% pada akhir tahun 2014 dengan rasio Non Performing Loan tidak melebihi 5% sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia.
Strategi Pendanaan yang Fokus pada Peningkatan Giro dan Tabungan Secara Berkesinambungan Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga akan lebih difokuskan pada peningkatan Tabungan dan Giro (CASA), Tabungan dan Giro diproyeksikan akan tumbuh pada kisaran 15%-20%, Bank OCBC NISP senantiasa mengembangkan beragam fitur dari produk inovatif yang diperuntukan bagi segmen pasar yang berbeda-beda, Disamping DPK, untuk memperkuat pendanaan jangka menengah dan panjang, Bank OCBC NISP akan tetap berupaya mencari pinjaman jangka menengah dan/atau jangka panjang, baik dari dalam maupun luar negeri yang disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi pasar, Bank OCBC NISP juga berencana akan menerbitkan surat berharga, dimana waktu pelaksanaannya akan disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi pasar.
Meningkatkan Produktivitas dan Efisiensi untuk Memperbaiki Rasio Cost to Income dan BOPO Upaya untuk memperbaiki rasio Cost-to-Income akan terus dilakukan disamping meningkatkan produktivitas, upaya untuk meningkatkan pendapatan bunga akan diimbangi dengan peningkatan kontribusi fee based income, diantaranya dengan meluncurkan berbagai produk dan jasa sesuai kebutuhan nasabah serta melakukan cross selling, product bundling, kerjasama dengan lembaga pembiayaan lainnya serta berbagai program pemasaran lainnya.
Business Prospect and Strategic Priorities 2014As a bank with a commitment to being “Your Partner for Life”, Bank OCBC NISP will always strive to provide the best support to every customer in realizing the aspiration and goals at every stage of life, including providing appropriate and comprehensive solutions to customers in the dynamic of economy, so that the good relationship that has been established so far can continue to provide benefits in the long run.
The strategic steps that will be taken by Bank OCBC NISP to achieve the vision and mission of Bank OCBC NISP in accordance with the direction of policy, namely:
Focus on Healty Growth of Assets from the Business Banking, Consumer Banking and Treasury
In 2014, the Bank OCBC NISP targets total assets growth of 15%-20%. This growth will be driven primarily by the increase in third-party deposits (TPF) which is projected to grow by 15%-20%. Meanwhile loan disbursement is projected to reach 15-20% by the end of 2014, with the ratio of non-performing loans not exceeding 5% as required by Bank Indonesia.
Funding strategies focusing on the Continuous Increase of CASA Third party deposits growth will be focused on developing Saving Accounts and Current Accounts (CASA). Saving Accounts and Current Accounts are projected to grow in the range of 15% -20%. Bank OCBC NISP continues to develop a variety of features of the innovative products that are intended for different market segments. Besides third party deposits, to strengthen the medium-and long-term fundings, the Bank keeps on seeking medium-term and/or long term loans, both from within and outside the country, tailored to the needs and market conditions, the Bank also plans to issue securities, where the implementation of which will be conformed to the needs and market condition.
Improving productivity and efficiency to improve Cost to Income Ratio and BOPOThe efforts to improve Cost-to-Income ratio will continuously be done in addition to improving productivity. The efforts to increase the interest income will be matched by increasing the contribution of fee-based income, including by launching a range of products and services to cater customers needs and through cross-selling, product bundling, cooperation with other financial institutions, as well as various other marketing programs.
2013 Annual Report OCBC NISP 407
OCBC NISP in Brief From Management Good Corporate Governance
Business Review Financial Review Corporate Data
Meningkatkan produktivitas jaringan kantor cabang sebagai saluran penjualan dan layanan perbankanUpaya untuk meningkatkan produktivitas akan terus dilakukan disertai upaya yang berkesinambungan untuk mengoptimalkan kinerja jaringan kantor cabang dan ATM (termasuk melakukan penutupan atau relokasi terhadap kantor-kantor cabang yang kurang memberikan kontribusi positif terhadap pertumbuhan Bank OCBC NISP dalam jangka panjang), meneruskan process improvement secara end-to-end dalam bentuk Quality project (Q-project) dengan menggunakan metodologi Leans dan Six-sigma, meningkatkan economies of scale dari setiap pengeluaran biaya.
Mengembangkan Kerangka Manajemen Risiko secara Berkesinambungan guna Menciptakan Sinergi yang HarmonisBerupaya menyelaraskan kerangka manajemen risiko dengan kebutuhan dan target yang ingin dicapai tanpa mengabaikan potensi risiko yang mungkin akan terjadi untuk mencapai tujuan bersama dan menciptakan sinergi yang harmonis secara berkesinambungan serta memberikan manfaat dan tentunya menguntungkan semua pihak.
Mendorong Inisiatif-inisiatif Upaya Perbaikan secara Berkelanjutan guna Mencapai Operational ExcellenceMembuka diri atas segala alternatif sehubungan inisiatif-inisiatif untuk pengembangan dan perbaikan secara berkelanjutan dalam proses internal yang terus didukung oleh Manajemen baik melalui sosialisasi serta penghargaan yang diberikan atas upaya implementasi perbaikan dan pengembangan proses internal tersebut guna mencapai operational excellence dalam aktivitas sehari-hari .
Memperkuat Budaya Korporasi Bank OCBC NISP dan Mengembangkan Organisasi untuk Menjadi “Employer Of Choice” Secara berkelanjutan Bank OCBC NISP akan memperkuat budaya kerja perusahaan melalui corporate values yang berdasarkan nilai-nilai utama dan performance based culture yang merupakan pondasi strategis untuk pertumbuhan perusahaan dalam jangka panjang, Selain itu Bank OCBC NISP juga akan terus menyelaraskan organisasi untuk menjadi lebih fokus kepada kebutuhan customer (customer focus organization).
Meningkatkan employee engagement melalui talent management program, menerapkan performance management yang lebih efektif, training roadmap, leadership development yang diharapkan dapat menumbuhkan pemimpin-pemimpin bank masa depan yang berintegritas dan kompeten di bidangnya masing-masing.
Increasing productivity of branch offices network as the sales and banking services channel The effort to improve productivity will be conducted along with the continuous effort to optimize the performance of branch offices and ATM network (including the closure or relocation of the branch offices that do not provide positive contribution to the growth of Bank OCBC NISP in the long run), to proceed with the end-to-end improvement process in the form of Quality project (Q-project) using Leans and Six-sigma, to improve the economic of scale of each expenditure.
Developing the Framework of Risk Management Continuously so as to Create a Harmonious Sinergy
Strive to align the framework of risk management with the needs and target to attain without neglecting the potential risk that might arise in attaining mutual goals and creating harmonious sinergy continuously and giving benefit for all parties.
Promoting Initiatives on Continuous Imporvement To Attain Operational ExcellenceTo welcome every alternatives related to the initiatives for an on going development and improvement of internal process which was endorsed by the Management through socialization and appreciation on the efforts to implementat the improvement amd development of internal process to attain the operational excellence in day to day activities.
Strengthening the Corporate Culture of Bank OCBC NISP and to Develop the Organization to Become the Employer Of ChoiceBank OCBC NISP will continuously strengthen its corporate culture through corporate values which based on the core values and performance based culture which serves as a strategic foundation for its long-term growth. In addition, Bank OCBC NISP also aligning the organization to become a customer focus organization.
Building employee engagement through talent management program, applying a more effective management, training roadmap, leadership development in order to nurture future leaders with high integrity and competence in their field.
OCBC NISP Laporan Tahunan 2013408
Diskusi dan Analisa ManajemenManagement and Discussion Analysis
In line with the target of business growth in business segment, an integrated training roadmap in class and on the field was focused on developing productivity in the form of technical competence and soft skills needed to discharge duties and responsibilities in an effective and efficient manner.
Aligning the organization to Become a Customer Focus Organization
Aligning the corporate culture of Bank OCBC NISP to become a Customer Centric bank as stated in the the brand positioning ‘Your Partner for Life’, which means becoming a partner who understands and provides solutions at every stage of stakeholders’ life, including aligning the product, process and all employee to focus on customers needs.
Sejalan dengan target pertumbuhan usaha di segmen bisnis, secara khusus training roadmap terintegrasi di kelas dan di lapangan difokuskan untuk meningkatkan produktivitas berupa peningkatan kompetensi teknis dan soft skills yang diperlukan dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab secara efektif dan efisien.
Menyelaraskan organisasi untuk menjadi lebih fokus kepada kebutuhan nasabah (Customer Focus Organization)Menyelaraskan budaya Bank OCBC NISP untuk menjadi ”Customer Centric” sebagaimana tercakup dalam brand positioning ‘Your Partner for Life’ yaitu menjadi partner yang memahami dan memberikan solusi dalam setiap tahap kehidupan para stakeholder termasuk menyelaraskan produk, proses dan seluruh karyawan untuk fokus kepada kebutuhan nasabah.