distance run
DESCRIPTION
distance runTRANSCRIPT
TUGAS KEDOKTERAN OLAHRAGA
PROGRAM LATIHAN FISIK
UNTUK OLAHRAGA DISTANCE RUN (LARI JARAK JAUH)
Disusun oleh :
Albertus Bayu Kristianto
G0008026
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011
BAB I
PENDAHULUAN
Olahraga lari jarak jauh (long distance running) merupakan jenis
olahraga yang cukup populer di negeri ini. Karena pada dasarnya seluruh
cabang olahraga apapun, ketika melakukan pemanasan selalu membutuhkan
gerakan berlari, entah itu jarak dekat, sedang dan jauh sebelum berlatih jenis
olahraga yang ditekuni. Dalam konteks kejuaraan professional, olahraga lari
jarak jauh atau yang sering disebut dengan marathon ini dilakukan dalam
lintasan yang berjarak 3000 meter ke atas, 5000 meter, 10.000 meter,
sedangkan marathon dan juga cross-country, harus dilakukan di luar stadion
kecuali start dan finish, ketahanan fisik dan mental merupakan keharusan bagi
pelari jarak jauh. Ayunan lengan dan gerakan kaki dilakukan seringan-
ringannya. Makin jauh jarak lari yang ditempuh makin rendah lutut diangkat
dan langkah juga semakin makin kecil.
Mengingat pentingnya program latihan yang sesuai untuk berbagai
macam jenis olahraga tang berbeda, dalam tugas individu ini kami mencoba
memberikan gambaran program latihan yang tepat untuk lari jarak jauh.
Lebarnya langkah dan kecepatan (speed) dalam berlari menjadi faktor yang
penting dalam menentukan hasil akhir pertandingan. Selain kedua hal di atas
ketahanan fisik, stamina, serta juga pola pernafasan yang terukur merupakan
hal mutlak yang harus dimiliki seorang atlet.
Dengan adanya program latihan yang sesuai ini diharapkan dapat
berguna, khususnya bagi seseorang yang ingin menekuni cabang olahraga lari
jarak jauh.
BAB II
STRETCHING (PEREGANGAN) DAN WARMING UP (PEMANASAN)
I. STRETCHING (PEREGANGAN)
Peregangan dan pemanasan merupakan dua hal yang berbeda. Anda dapat
melakukan peregangan perlahan-lahan sebelum melakukan pemanasan dalam
persiapan anda untuk berlatih. Jika mau, anda mungkin ingin melakukan
pemanasan ringan sebelum stretching, seperti menggunakan sepeda, treadmill
atau stepper selama satu atau dua menit.
A. Peregangan Otot Pergelangan Tangan
1. Berdiri dengan satu tangan lurus ke muka. Salah satu telapak tangan
ditarik menghadap ke depan, satu tangan yang lain menahan dan
menariknya kembali. Gantian pergelangan tangan satunya lagi.
2. Berdiri dengan dua tangan lurus ke depan dengan masing-masing jari
dirapatkan dan telapak tangan menghadap ke depan. Dorong ke depan.
Selain untuk peregangan otot pergelangan tangan, juga untuk otot
lengan.
B. Peregangan Otot Pergelangan Atas dan Bahu
1. Berdiri dengan kedua tangan ke atas, masing-masing jari dirapatkan.
Dorong ke atas.
2. Berdiri dengan kedua tangan ke belakang, masing-masing jari
dirapatkan. Badan agak condong ke depan. Dorong ke belakang
dengan tangan menghadap ke belakang.
3. Berdiri dengan telapak tangan ditekuk ke kiri di depan dada, dengan
tangan kiri menahan. Lakukan kebalikannya dengan tangan kiri yang
ditekuk.
4. Berdiri dengan tangan kanan ditekuk di belakang kepala dan tangan
kiri menahannya. Lakukan kebalikannya.
5. Berdiri dengan tangan kiri ditekuk di belakang kepala dan tangan
kanan ditekuk di belakang pinggang, sehingga membentuk huruf “S”.
tiap satu hitungan ganti kebalikannya.
6. Berdiri, lengan atas segaris dengan lengan bawah di depan dada, tarik
lengan atas ke belakang. Ulangi dengan merentangkan tangan sampai
agak ke belakang.
C. Peregangan Pergelangan Kaki
Berdiri tegak dengan satu kaki agak ditekuk sehingga tumpuan pada ujung
kaki. Putar dengan arah keluar. Ulangi kaki satunya.
D. Peregangan Otot Paha
1. Berdiri dengan satu kaki, kaki yang lain ditekuk ke belakang. Kedua
tangan memegang dan menahan kaki yang ditekuk. Ulangi untu kaki
yang satunya. Ini untuk otot paha bagian depan.
2. Berdiri dengan satu kaki, kaki yang lain ditekuk ke depan. Kedua
tangan menarik paha hingga menyentuh dada. Ulangi untuk kaki yang
lainnya.
E. Peregangan Otot Pinggang dan Perut Bagian Samping
1. Berdiri dengan kaki terbuka, kedua tangan memegang pergelangan
kaki kanan. Badan menghadap kaki yang dipegang. Telapak kaki lurus
ke depan. Tahan sampai dua kali delapan hitungan. Lakukan ke sisi
yang lain.
2. Berdiri dengan kaki kanan ditekuk agak serong ke kanan dan kaki kiri
lurus serta telapak lurus ke kiri. Tangan kiri memegang lutut kiri dan
tangan kanan memegang pinggang. Badan miring ke kiri, tapi tetap
menghadap ke depan. Tahan, lakukan ke sisi yang lain.
F. Peregangan Otot Punggung
Berdiri dengan kaki rapat. Kedua tangan memegang pergelangan kaki atau
menyentuh lantai. Tahan sampai dua kali delapan hitungan.
G. Peregangan Otot Perut Bagian Depan
Berdiri dengan jarak kedua kaki agak lebar. Kedua tangan memegang
pantat. Badan dicondongkan ke belakang semaksimal mungkin.
H. Peregangan Otot Leher
1. Menggelengkan kepala ke kiri dank ke kanan. Tiap dua hitungan
pindah ke arah yang lain. Berdiri dengan kaki terbuka. Tangan di
pinggang. Lakukan dalam dua kali delapan hitungan.
2. Berdiri dengan dua kaki terbuka. Tangan di pinggang, kepala ditekuk
ke kiri dan ke kanan dengan muka tetap menghadap ke depan.
Lakukan dalam dua kali delapan hitungan.
3. Berdiri dengan kaki terbuka dan tangan di pinggang. Kepala ditekuk
ke depan dan ke belakang. Lakukan dalam dua kali delapan hitungan.
II. WARMING UP (PEMANASAN)
Pemanasan merupakan bagian yang tidak kalah penting sebelum melakukan
olahraga. Dalam berolahraga, Anda menggerakan seluruh atau bagian anggota
tubuh, gerakan yang dilakukan pun berbeda dengan kegiatan sehari-hari Anda.
Otot dan sendi merupakan bagian tubuh yang akan digerakkan saat
berolahraga.
Oleh karena itu, pemanasan bertujuan untuk menyiapkan otot dan sendi tubuh
sebelum melakukan aktivitas olahraga sebenarnya. Dengan pemanasan suhu
tubuh akan meningkat kurang lebih satu derajat celcius. Kenaikan suhu ini
akan diikuti dengan meningkatnya denyut jantung yang akan menyebabkan
aliran darah ke seluruh tubuh menjadi lebih cepat sehingga pasokan oksigen
ke dalam otot menjadi lebih banyak.
Setelah pemanasan ini, Anda akan mampu menggerakan anggota tubuh
dengan cepat, kuat, sudut gerak yang luas, dan rasa nyaman. Dan berikut
beberapa manfaat yang dapat Anda dapatkan dari pemanasan sebelum
berolahraga:
1. Meningkatkan tingkat energi yang dikeluarkan oleh metabolisme tubuh.
2. Meningkatkan kecepatan perjalanan sinyal syaraf yang memerintah
gerakan tubuh.
3. Meningkatkan efisiensi dalam proses reciprocal innervation, sehingga
memudahkan otot-otot berkontraksi dan rileks secara lebih cepat dan
efisien.
4. Meningkatkan kapasitas kerja fisik atlet.
5. Mengurangi adanya ketegangan otot.
6. Meningkatkan kemampuan jaringan penghubung dalam gerakan
memanjang atau meregang.
7. Terjadinya peningkatan kondisi tubuh atlet secara psikologis, larena
pemanasan mampu membangun kepercayaan diri dan rasa nyaman Anda.
Jika Anda melewatkan sesi pemanasan, akan berakibat rasa kaku pada sendi,
otot tubuh, kram otot. rasa pegal dan mencegah cedera parah. Efek jangka
panjang yang terjadi jika Anda melewatkan pemanasan adalah timbulnya
varises, apalagi untuk Anda para wanita. Waktu yang dibutuhkan untuk sesi
pemanasan sebaiknya disesuaikan dengan kemampuan fisik dan kondisi yang
ada. Namun, akan lebih baik jika pemanasan dilakukan secara intensif untuk
meningkatkan suhu tubuh sehingga menyebabkan tubuh Anda berkeringat,
dan jangan sampai dilakukan secara berlebihan sehingga menyebabkan
keletihan. Berbeda jika cuaca sedang dingin, pemanasan dapat dilakukan
secara lebih intensif lagi.
Terdapat tiga jenis gerakan saat pemanasan, yaitu peregangan statis, dinamis,
dan gerakan-gerakan formal olahraga yang akan dilakukan. Peregangan statis
merupakan peregangan dengan meregangkan semua sendi dan otot tubuh
sejauh/seluas mungkin sampai hampir terasa sakit. Selanjutnya sikap terebut
ditahan sampai 20 hitungan.
Peregangan dinamis dilakukan dengan memutar dan “memantul-mantulkan”
sendi dan otot tubuh. Gerakan ini dilakukan sampai dengan 20 hitungan.
Peregangan ini berisikan gerakan memanjangkan dan memendekkan otot dan
sendi, dan memutar-mutarkan otot dan sendi tubuh.
Gerakan peregangan statis dan dinamis sebaiknya dilakukan secara berurutan,
dari bagian tubuh atas lalu ke bawah atau sebaliknya. Peregangan statis dan
dinamis ini dapat juga digunakan sebagai latihan kelenturan. Dan setelah
gerakan keduanya dilakukan, selanjutnya Anda diperbolehkan melakukan
gerakan-gerakan formalitas yang mirip gerakan olahraga.
BAB III
LATIHAN BEBAN (WEIGHT EXERCISE)
A. Arm Curl
Otot yang dilatih: otot bisep brachii dan trisep brachii
Alat : barbel, peralatan di gym, elastic band, palang tak bergerak
Cara latihan : Berdirilah dengan kaki agak terpisah, lutut sedikit ditekuk, dan
kencangkan otot perut untuk melindungi punggung Anda. Pegang palang atau
barbel dengan tangan, dengan jari menghadap ke atas dan siku berada di sisi
tubuh Anda. Perlahan-lahan angkat barbel ke arah dada dalam 3 hitungan dan
kembalikan barbel ke bawah untuk meluruskan lengan juga dalam 3 hitungan.
Untuk melindungi sendi, jangan terlalu berlebihan saat meluruskan siku Anda.
B. Bench Press
Latihan ini digunakan untuk melatih otot dada. Dapat dilakukan dengan
teknik incline maupun decline. Untuk teknik press dengan incline akan
memberikan sedikit lebih banyak tekanan pada area dada bagian atas. Latihan
dapat divariasikan antara barbell ataupun dumbell.
Cara latihan : Baringkan tubuh pada bench, posisi telapak kaki menyentuh
lantai, dan tangan lebih lebar dari pundak. Angkat dumbbell / barbell.
Turunkan perlahan sampai diatas dada, dan jaga posisi tangan tetap lurus.
Tahan, dan kembali ke posisi awal.
C. Bent knee sit Ups
Otot yang dilatih: M. Rectus Abdominis, M tranveresus Abdominis
Alat: Tidak menggunakan alat apapun
Cara Latihan: Duduklah di lantai dengan kaki Anda di depan Anda, lutut
ditekuk. Body roll Anda kembali dan ke bawah, peregangan lengan Andadi
belakang kepala Anda. Kemudian melemparkan lengan atas dan mengarah
ke kaki Anda saat duduk. Ulangi untuk jumlah tertentu repetisi.
D. Heel (toe) Rise
Otot yang dilatih : M. Soleus, M. Gastrocnemius
Alat : Mesin atau dumble dengan pijakan yang lebih tinggi dari lantai
sekitarnya.
Cara latihan :Bar diletakkan diatas pundak, tubuh tegak lutut lurus, kaki
selebar pundak, ujung kakai diletakkan pada pijakan mesin. Angkat tumit
setinggi mungkin perlahan-lahan, janagan sampai merasa sakit, sambil
menarik nafas
E. Power Clean
Otot yang dilatih : Otot bahu
Alat : Barbel
Cara latihan : Posisi awal badan membungkuk dengan kaki sejajar bahu dan
agak ditekuk. Kemudian berdiri tegak dengan beban ke depan dada. Lakukan
berulang-ulang.
F. Pulldown-Lat machine
Otot yang dilatih : M. Latisimus Dorsi dan M. Bisep
Alat : Pulldown lat machine
Cara latihan:
Posisi duduk dengan paha dikaitkan di bantalan. Telapak kaki sejajar dengan
lantai. Punggung tegak serta tangan memegang stang /handle hampir pada
tepinya. Posisi lengan sedikit ditekuk dengan siku mengarah ke bawah. Stang
ditarik ke bawah dengan posisi siku tetap sejajar dengan bahu (tidak lebih
belakang dari bahu). Tarik nafas saat menurunkan beban dan hembuskan
nafas saat mengangkat beban.
G. Squat
Otot yang dilatih : M. Erector Spinae, M. Gluteus, M. Quadriceps Femoris,
Hamstring muscle
Alat : Barbel, penyangga barbel, seorang spotting.
Cara latihan :Overhand grip, kedua tangan sedikit lebih lebar daripada
pundak, bar diletakkan diatas pundak pada dasar leher, posisi sedang berdiri
tegak dan kaki lebih lebar daripada lebar pundak. Jongkok pelan-pelan sampai
bagian paha sejajar lantai (sudut lutut maksimal adalah 30 ), tarik nafas saat
bergerak ke bawah.
H. Still legged dead lift
Otot yang dilatih: otot punggung bawah (M. Erector Spina), otot paha
belakang ( M. Quadriceps), dan M. Gluteus
Alat: Barbel
Cara Latihan: Berdiri dengan lebar bahu atau sikap yang sempit pada platform
dangkal dengan kaki rata di bawah bar. Tekuk lutut dan membungkuk dengan
punggung lurus. Pegang barbel dengan bahu lebar atau pegangan campuran,
lebar bahu atau sedikit lebih lebar. Angkat beban ke posisi berdiri. Turunkan
bar atas kaki dengan pinggul lentur. Tekuk lutut sedikit selama keturunan dan
menjaga pinggang lurus, meregangkan hanya sedikit di bawah. Dengan lutut
ditekuk, angkat bar dengan memperluas di pinggul sampai berdiri tegak. Tarik
bahu kembali sedikit jika bulat. Memperpanjang lutut di atas jika
diinginkan. Ulangi.
I. Upright Rowing
Otot yang dilatih : M. Deltoideus (utama)
Alat : Barbel, stasiun low pulle
Cara latihan :Overhand grip, kedua tangan diberi jarak, tubuh bagian atas
tegak, kaki selebar pundak, kedua tangan lurus, bar diistirahatkan pada kedua
paha. Tarik bar ke atas menyusuri abdomen dan dada dengan ke dua siku
lebih tinggi daripada tangan dan pundak serta mengarah keluar, ekspirasi saat
mendekati puncak berhenti sejenak pada posisi teratas. Turunkan bar
perlahan-lahan dan lancar sambil inspirasi, berhenti sejenak pada posisi
terbawah.
BAB IV
COOLING DOWN (PENDINGINAN)
Cooling down bertujuan untuk:
a. Menurunkan suhu badan secara bertahap
b. Mengurangi rasa lelah yang berlebihan
c. Mengembalikan kondisi tubuh menuju pulih asal
Cooling down dilakukan selama 15-30 menit dengan gerakan yang sama
seperti saat melakukan warming up. Tidak ada aturan khusus dalam
melakukan cooling down namun di anjurkan seperti saat warming up dengan
aturan terbalik, yaitu:
a. Formal activity
b. Calisthenines
c. Stretching
Gerakan-gerakan pada weight training lebih banyak dititikberatkan pada otot
lengan, bahu, dada, punggung dan otot kaki. Jadi gerakan cooling down juga
disesuaikan untuk otot-otot tersebut.
Contoh gerakannya sebagai berikut:
1. Berdiri dengan tangan kanan ditekuk di belakang kepala dan tangan
kiri menekan. Lakukan kebalikannya, tangan kiri yang ditekuk.
2. Berdiri dengan lengan atas ditekuk ke depan dada dan tangan yang
lain menahan. Lakukan bergantian dengan tangan yang lain.
3. Berdiri dengan kaki sejajar bahu, kedua tangan diangkat ke atas,
masing-masing jari dirapatkan dan tangan menghadap ke atas.
Dorong lengan ke atas.
4. Berdiri dengan kedua kaki lurus ke depan. Badan agak condong ke
depan. Dorong lengan ke depan.
5. Berdiri dengan badan agak condong ke depan. Lengan lurus ke
belakang dan telapak tangan menghadap ke belakang dan jari
dirapatkan. Dorong lengan ke belakang.
6. Berdiri dengan kaki sejajar bahu. Kedua tangan lurus ke depan.
Pergelangan tangan kanan ditekuk ke atas sehingga telapak tangan
menghadap ke depan. Tangan kiri menahan dan menarik telapak
tangan ke belakang. Ulangi kebalikannya.
7. Duduk dengan kaki lurus ke depan. Kemudian kedua tangan menarik
dan menahan ujung jari-jari kaki. Posisi badan membungkuk hingga
wajah menyentuh lutut.
Program weight training di atas hanya difokuskan pada otot-otot lengan, dada,
punggung dan kaki karena dalam olahraga badminton, otot-otot tersebut
sangat penting terutama otot lengan yang banyak digunakan saat bermain.
Program latihan di atas digunakan untuk meningkatkan kekuatan otot. Maka
dari itu selain program latihan tersebut, atlet badminton juga harus melakukan
latihan untuk melaih ketahanan fisik seperti jogging, lari sprint, bersepeda
statis dan lain sebagainya untuk meningkatkan VO2 maximum.
Selain latihan tersebut di atas, tentunya juga diperlukan latihan teknik
badminton yang baik.
BAB V
LATIHAN KECEPATAN, STAMINA, DAN KEKUATAN
SELAIN LATIHAN BEBAN
1. Lari interval (interval running), menempuh jarak yang relatif pendek, misalnya
jarak 40 m. Contoh rencana latihan lari interval:
a. Jarak tempuh : 40 meter
b. Waktu tempuh yang harus dicapai : 6-8 detik
c. Pengulangan : 10 kali
2. Lari akselerasi diselingi lari deselerasi. Contoh rencana latihan:
a. Jarak tempuh : 40 meter, t.a: 10 m lari pelan, 10 m lari sedang, dan 20 m lari
cepat
b. Waktu tempuh yang harus dicapai : 8-10 detik
c. Pengulangan : 10 kali
3. Lari naik dan turun bukit, meliputi :
a. Lari naik bukit (uphill running), lari jenis ini bertujuan mengembangkan
kekuatan otot-otot tungkai;
b. Lari turun bukit (downhill running), lari ini bertujuan melatih kecepatan
frekuensi gerak kaki. Lari ini lebih baiklagi jika dilakukan pada saat ada angin
dari belakang.
4. Lompat tali perlahan (stamina)
a. Cara latihan: mulai secara perlahan, lakukan selama 1 sampai 5 menit dengan
sangat lambat.
b. Sasaran: 1-5 menit, 3 kali/minggu/10 menit
5. Gerak badan (kekuatan dan stamina)
a. Cara latihan: gerakan standar latihan ini adalah push up, set up, dan step up
namun dapat dikombinasikan dengan gerakan lain.
b. Sasaran: 20 kali push up, 30 kali set up, dan 30 kali step up, 3 kali seminggu.