disusun oleh: nely karlina nim :140601116 … karlina.pdftanda nama huruf latin fatḥah a kasrah i...
TRANSCRIPT
LAPORAN KERJA PRAKTIK
MEKANISME PENYALURAN ZAKAT KONSUMTIFUNTUK FAKIR UZUR
PADA BAITUL MAL KOTABANDA ACEH
Disusun Oleh:
NELY KARLINANIM :140601116
PROGRAM STUDI DIPLOMA III PERBANKAN SYARIAHFAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAMUNIVERSITAS ISLAM NEGERI AR-RANIRY
BANDA ACEH2017 M/1439 H
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah yang senantiasa memberikan limpahan
rahmat dan nikmat yang tidak mampu dihitung oleh hamba-Nya. Semoga
dengan rahmat dan nikmat yang Allah SWT berikan menambah rasa
syukur dan taqwa dihadapan-Nya. Shalawat dan salam semoga tercurah
atas Nabi besar Muhammad SAW, beserta keluarga dan sahabat beliau.
Alhamdulillah atas Nama izin Allah yang maha segala-Nya dan
berkat rahmat-Nya Penulis dapat menyelesaikan laporan ini dengan judul
“Mekanisme Penyaluran Zakat Konsumtif Untuk Fakir Uzur Pada
Baitul Mal Kota Banda Aceh” Laporan Kerja Praktik (LKP) ini
merupakan tugas akhir sebagai syarat untuk menyelesaikan program studi
pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) Program Studi Diploma
III Perbankan Syariah Universitas Islam Negeri (UIN) Ar-Raniry Banda
Aceh.
Dalam proses Penyelesaian LKP, Penulis menyadari tidak mungkin
menyelesaikan tanpa adanya usaha, Do’a, dukungan, bantuan, arahan,
dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, Penulis
menyampaikan rasa homat dan terimakasih yang tak terhingga terutama
kepada:
1. Yang tercinta dan selalu saya sayangi Bapak Mansur dan Ibuku
Fatimah yang keduanya sudah tiada lagi, mungkin dialam sana
mereka mendo’akan Anandanya selalu. Atas setiap cinta dan kasih
sayang, Ayah Ibu baktiku seumur hidup takkan mampu untuk
membalas semua cintamu. Semoga dalam lingdungan Allah SWT,
Amin Ya Rabbal a’lamin. Kakak (Liza Muliana) yang telah bersedia
membiayai Penulis selama melaksanakan pendidikan sampai selesai
dan menjadi motivator terbaik. Semoga apa yang diharapkan Kakak
di kabulkan oleh Allah Swt.Teruntuk Abang Musliadi, Reza
Mustafa, Munawar Khalil, adik sibungsu Adrian, kakak tersayang
Rozah, dan Abang Darwis, dan kedua keponaan tersayang Syifa,
Aqil, keluarga terbesarku tanpa terkecuali. Terimakasih untuk doa,
kebersamaan, kasih sayang, tawa, canda, sedih, senang yang selalu
memberikan do’a, serta dukungan lebih dari apapun, bahkan lebih
banyak dari Penulis harapkan.
2. Prof. Dr. Nazaruddin A. Wahid, MA selaku Dekan Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Ar-Raniry serta kepada seluruh staf
pengajar dan pegawai Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam yang telah
membantu dan mengarahkan Penulis dalam pengurusan administrasi
selama penulisan laporan kerja praktik.
3. Syahminan, S.Ag., M.Ag selaku pembimbing I dan Marwiyati, SE.,
MM selaku pembimbing II.
4. Dr. Nilam Sari M.Ag Selaku ketua jurusan Diploma III Perbankan
Syariah dan Dr. Nevi Hasnita S.Ag., M.Ag selaku sekretaris
program studi Diploma III Perbankan Syariah dan bapak
5. Muhammad Arifin selaku ketua Laboraurium Fakultas Ekonomi
Bisnis Islam.
6. Dr. Muhammad Zulhilmi, MA penasehat akedimik (PA) yang telah
meluangkan waktu bimbingan kepada Penulis sehingga Laporan
Kerja Praktik ini dapat selesai.
7. Terimakasih kepada seluruh dosen yang mengajar pada Diploma III
Perbankan Syariah.
8. Safwani Zainun selaku kepala Baitul Mal Kota Banda Aceh, Ibu Ida
Friatna selaku sekretaris dan kepada seluruh karyawan pada Baitul
Mal Kota Banda Aceh ( kak Niyya, kak Siti, kak fit, bapak Hasan,
Bapak Husaini, bapak Fahmi dan Abang Munzir) Penulis
mengucapkan terimakasih yang telah membantu dan mendukung
Penulis selama melakukan kerja praktik pada Baitul Mal Kota Banda
Aceh.
9. Sahabat-sahabatku tercinta, Dila, Sarma, Eti, Nurul, Fitri, Erlan,
Fadrin, Ali, kak Vira, Ina, Icha yang telah menemani dan membantu
perjuanganku selama ini dalam suka maupun duka sekaligus telah
memberi masukan serta arahan, terimakasih atas do’a dan
dukungannya sehingga Penulis bisa melakukan tugas akhir.
10. Teman-teman seperjuangan DIII Perbankan Syariah angkatan 2014
unit 04, Terimakasih telah menemani perjalananku selama ini semua
tidak berhenti sampai disini, semoga tetap terjalin sampai nanti.
Penulis berharap dan berdo’a semoga amal baik mereka di balas oleh
Allah SWT dengan pahala yang berlipat ganda. Semoga laporan kerja
praktik ini dapat bermanfaat untuk penulis, pembaca dan menjadi
sumbangan positif bagi banyak pihak.
Banda Aceh, 9 Agustus 2017
Penulis
Nely Karlina
vii
TRANSLITERASI ARAB-LATIN DAN SINGKATAN
Keputusan Bersama Menteri Agama dan Menteri P dan K
Nomor: 158 Tahun 1987 – Nomor: 0543 b/u/1987
1. Konsonan
No Arab Latin No Arab Latin
1 اTidak
dilambangkan16 ط t.
2 ب B 17 ظ Z3 ت T 18 ع ‘
4 ث S 19 غ G
5 ج J 20 ف F
6 ح H 21 ق Q
7 خ Kh 22 ك K
8 د D 23 ل L
9 ذ Ż 24 م M
10 ر R 25 ن N
11 ز Z 26 و W
12 س S 27 ه H
13 ش Sy 28 ء ’
14 ص S 29 ي Y
15 ض D
viii
2. Konsonan
Vokal bahasa Arab, seperti vokal bahasa Indonesia, terdiri dari
vokal tunggal atau monoftong dan vokal rangkap atau diftong.
a. Vokal Tunggal
Vokal tunggal bahasa Arab yang lambanngnya berupa tanda atau harkat,
transliterasinya sebagai berikut:
Tanda Nama Huruf Latin
◌ Fatḥah A
◌ Kasrah I
◌ Dammah U
b. Vokal Rangkap
Vokal rangkap bahasa Arab yang lambangnya berupa gabungan antara
harkat dan huruf, transliterasinya gabungan huruf, yaitu:
Tanda dan Huruf Nama Gabungan Huruf
◌ ي Fatḥah dan ya Ai
◌ و Fatḥah dan wau Au
Contoh:
كیف : kaifa
:ھول haula
ix
3. Maddah
Maddah atau vokal panjang yang lambangnya berupa harkat dan
huruf, transliterasinya berupa huruf dan tanda, yaitu:
Harkat dan Huruf Nama HurufdanTanda
ي/◌ا Fathah dan alif atau ya Ā
◌ي Kasrah dan ya Ī
◌ي Dammah dan wau Ū
Contoh:
قال :qāla
رمى :ramā
قیل :qīla
یقول :yaqūlu
4. Ta Marbutah (ة)
Transliterasi untuk ta marbutah ada dua, yaitu:
a. Ta marbutah (ة) hidup
Ta Marbutah (ة) yang hidup atau mendapat harkat fatḥah, kasrah dan
dammah, transliterasinya adalah t.
x
b. Ta marbutah (ة) matiTa Marbutah yang mati (ة) atau mendapat harkat sukun, transliterasinya
adalah h.
c. Kalau pada suatu kata yang akhir katanya Ta Marbutah (ة) diikuti
oleh kata yang menggunakan kata sandang al, serta bacaan kedua kata itu
terpisah maka Ta Marbutah itu (ة) ditransliterasikan dengan h.
Contoh:
روضة االطفال : rauḍah al-aṭfāl/ rauḍatulaṭfāl
◌ المدینة المنورة : al-Madīnah al-Munawwarah/
al- MadīnatulMunawwarah
طلحة : Ṭalḥah
Catatan:
Modifikasi
a. Nama orang berkebangsaan Indonesia ditulis seperti biasa tanpa
transliterasi, seperti M. Syuhudi Ismail. Sedangkan nama-nama
lainnya ditulis sesuai kaidah penerjemahan. Contoh: Ḥamad Ibn
Sulaiman.
b. Nama Negara dan kota ditulis menurut Ejaan Bahasa Indonesia,
seperti Mesir, bukan Misr ; Beirut, bukan Bayrut ; dan sebagainya.
c. Kata-kata yang sudah dipakai (serapan) dalam kamus Bahasa
Indonesia tidak ditransliterasi. Contoh: Tasauf, bukan tasawu
xi
DAFTAR ISI
PERNYATAAN KEASLIAN .............................................................. iLEMBAR PERSETUJUAN SEMINAR............................................. iiLEMBAR PENGESAHAN HASIL SEMINAR ................................ iiiKATA PENGANTAR .......................................................................... ivHALAMAN TRANSLITERASI ......................................................... viiDAFTAR ISI......................................................................................... xiRINGKASAN LAPORAN................................................................... xiiDAFTAR TABEL................................................................................. xivDAFTAR GAMBAR ............................................................................ xvDAFTAR LAMPIRAN ........................................................................ xvi
BAB SATU : PENDAHULUAN.......................................................... 11.1. Latar Belakang........................................................ 11.2. Tujuan Laporan Kerja Praktik ................................ 31.3. Kegunaan Laporan Kerja Praktik ........................... 31.4. Sistematika Penulisan Laporan Kerja Praktik......... 4
BAB DUA : TINJAUAN LOKASI KERJA PRAKTIK ................ 62.1. Gambaran Umum Tempat Praktik ......................... 6
2.1.1 Sejarah Singkat Baitul Mal KotaBanda Aceh.................................................. 6
2.1.2 Visi dan Misi Baitul Mal Kota Band a Aceh 82.2. Struktur Organisasi Baitul Mal Kota Banda Aceh . 82.3. Kegiatan Usaha Baitul Mal Kota Banda Aceh....... 11
2.3.1. Pengumpulan zakat .................................. 112.3.2. Pengelolaan zakat....................................... 122.3.3. Pendayagunaan zakat ................................. 12
2.4. Keadaan Personalia Baitul Mal Kota Banda Aceh. 13
BAB TIGA : HASIL KEGIATAN KERJA PRAKTIK ................. 163.1. Kegiatan Laporan Kerja Praktik ........................... 16
3.1.1. Bagian umum............................................. 163.1.2. Bagian informasi dan teknologi ............... 17
3.2. Bidang Kerja Praktik ............................................ 183.3. Teori Yang Berkaitan............................................ 26
3.3.1. Pengertian zakat ......................................... 263.3.2. Pengertian zakat konsumtif........................ 273.3.3. Landasan hukum zakat.............................. 293.3.4. Yang berhak menerima zakat...................... 323.3.5. Pengertian fakir uzur.................................. 35
xii
3.3.6. Manfaat penyaluran zakat............................. 363.3.7. Prosedur pemberian zakat............................. 373.3.8. Unsur-unsur zakat......................................... 38
3.4. Evaluasi Kerja Praktik.............................................. 39
BAB EMPAT: PENUTUP ................................................................... 404.1. Kesimpulan............................................................ 414.2. Saran ...................................................................... 42
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................... 43DAFTAR RIWAYAT HIDUP............................................................. 44
xiv
RINGKASAN LAPORAN
Nama : Nely KarlinaNim : 140601116Fakultas/Jurusan : Ekonomi dan Bisnis IslamJudul : Mekanisme Penyaluran Zakat Konsumtif Untuk
Fakir Uzur pada Baitul Mal Kota Banda AcehTanggal Sidang : 06 Desember 2017Tebal LKP : 43 HalamanPembimbing 1 : Syahminan,S.Ag.,M.AgPembimbing 2 : Marwiyati,SE,MM
Penulis melakukan kerja praktik pada Baitul Mal Kota Banda Aceh yangterletak dijalan Malem Dagang No. 40 Gp Keudah Kutaraja Kota BandaAceh. Selama kerja praktik dilakukan, Penulis ditempatkan dibagianumum dan bagian informasi dan teknologi, salah satu kegiatan yangPenulis lakukan adalah melaksanakan pengelolaan database terhadapmustahiq dan muzakki berbasis teknologi registrasi persetujuanpemberian pembiayaan multiguna/konsumtif, termasuk menyiapkanbahan koordinasi dan kerjasama dengan lembaga dan instansi lain sesuaidengan bidang tugasnya. Adapun tujuan Penulis melakukan kegiatankerja praktik adalah untuk mengetahui secara langsung tentang duniakerja sesungguhnya, dapat membandingkan teori yang dipelajari denganpraktik dalam perbankan. Baitul Mal Kota Banda Aceh menyalurkanzakat salah satunya kepada fakir uzur. Proses yang dilaksanakan dalammelakukan penyaluran zakat fakir uzur permintaan jumlah fakir uzur olehpihak Baitul Mal Kota Banda Aceh kepada kepala desa, data yangdidapatkan dari kechik direkap oleh unit peduli fakir uzur menurutkampung dan kecamatan, data tersebut kemudian diserahkan kepadapengawasan untuk diverifikasi dan validasi untuk dikeluaran SuratKeterangan (SK) penetapan mustahiq, bidang pengawasan menyerahkanSK tersebut kepada bidang pendistribusian dan pendayagunaan untukdisalurkan kepada mustahiq yang besangkutan. Hasil evaluasi penulissetelah melaksanakan kerja praktik di Baitul Mal Kota Banda Aceh telahsesuai dengan teori yang penulis dapatkan. Hal ini terlihat dari pihakmustahiq yang mendapat bantuan zakat fakir uzur, mustahiq mengakubanyak mendapat manfaat oleh pihak Baitul Mal Kota Banda Aceh.Selain itu pihak Baitul Mal Kota Banda Aceh juga mengaku bahwa dapatmenjalin kerja sama yang baik dan meningkatkan ukwah persaudaraandengan penerima bantuan zakat fakir uzur di Baitul Mal Kota BandaAceh.
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Data pegawai Baitul Mal Kota Banda Aceh............................16
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.2 Struktur organisasi Baitul Mal Kota BandaAceh..........................................................................................................12
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1: SK Bimbingan
Lampiran 2: Lembaran Kontrol Bimbingan
Lampiran 3: Lembar Nilai Kerja Praktik
1
BAB SATU
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Salah satu penyebab kemunduran umat Islam saat ini adalah
kurangnya perhatian terhadap zakat, karena tujuan utama dari zakat
merupakan salah satu rukun Islam yang ke empat dan pada masa
Rasulullah merupakan salah satu nama sarana untuk mengatasi
kemiskinan. Secara umum zakat dapat diartikan sebagai salah satu
tindakan pemindahan harta kekayaan dari golongan kaya kepada
golongan miskin. Kekayaan ini dapat juga diartikan pemindahan sumber-
sumber ekonomi. Tindakan ini tentu akan mengakibatkan perubahan
tertentu yang bersifat ekonomis. Dalam pendapatan ekonomi, zakat juga
dapat berkembang menjadi konsep tentang bagaimana cara manusia
melakukan kehidupan bermasyarakat termasuk dalam bentuk ekonomi.
(Shofian, 2000: 9)
Salah satu mustahik yang berhak menerima zakat menurut syarat
adalah fakir. Definisi fakir yang diberikan Departemen Agama adalah
orang yang tidak memiliki harta dan tidak mempunyai pengahasilan yang
layak untuk memenuhi kebutuhan makanan, pakaian, perumahan, dan
kebutuhan primer lainnya. Sedangkan Dewan Syariah Baitul Mal Aceh
dalam surat edaran No. 01/SE/V/2006 tanggal 1 Mei 2006, menetapkan
kriteria fakir yaitu orang yang tidak mempunyai harta dan tidak sanggup
berusaha sama sekali, di samping itu tidak pernah dapat bantuan dari
pihak lain. Untuk dapat memenuhi kebutuhan fakir secara terus menerus,
penyaluran zakat untuk fakir di tetapkan sebagai berikut:
2
a. Pemberian bantuan konsumif (santunan) yang bersifat terus
menerus.
b. Pemberian bantuan insidentil untuk keperluan tertentu, seperti
bantuan hari Raya, bantuan pengobatan, bantuan perumahan dan
sebagainya sesuai dengan kemampuan dana yang dialokasikan
untuk fakir.
Mustahiq lain yang juga mendapatkan prioritas syarat dalam
penerimaan zakat adalah miskin. Perbedaan atara fakir dan miskin
terletak pada kepemilikan harta dan penghasilan. Kedudukan fakir selain
tidak mempunyai harta juga tidak mempunyai penghasilan yang layak
untuk kebutuhan sehari-hari. Sedangkan miskin selain mempunyai harta
juga mempunyai penghasilan, tetapi jumlah penghasilan tersebut tidak
cukup untuk membiayai kehidupan minimum bagi dirinya dan keluarga
yang menjadi tanggung jawab.
Dalam implementasinya penyaluran zakat yang dilakukan
olehBaitul Mal Kota Banda Aceh untuk fakir uzur dilakukan secara
berkesinambungan tidak terbatasnya dana zakat yang dikumpulkan. Maka
dalam pelaksanaanya Baitul Mal Kota Banda Aceh terus meningkatkan
kinerja melalui program-program yang telah disusun dalam rapat kerja,
guna mewujudkan kesejahtraan masyarakat Aceh.
Selain itu, penyaluran zakat yang diperuntukan fakir uzur
disalurkan setiapbulan layaknya menerima gaji bulanan. Hal ini
dilakukan mengingat bantuan yang diberikan sangatlah berarti dan
dibutuhkan guna memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Penyaluran
zakat pada Baitul Mal Kota Banda Aceh yang diperuntukkan fakir uzur
mempunyai cara dengan sistem yang teratur dan terkonsep hingga
memudahkan dalam pelaksanaan penyaluran zakat yang disalurkan
3
kepada fakir uzur. Akan tetapi dalam pelaksanaannya tidak terlepas dari
berbagai hambatan sehingga dibutuhkan solusi yang tepat, guna mencapai
tujuan yang diharapkan.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka Penulis tertarik untuk
membahas Laporan Kerja Praktik ( LKP ) ini dengan topik “ Mekanisme
Penyaluran Zakat Konsumtif Untuk Fakir Uzur Pada Baitul Mal
Kota Banda Aceh “
1.2 Tujuan Laporan Kerja Praktik
Berdasakan latar belakang di atas tujuan Penulis melaksanakan
kerja praktik adalah untuk mengetahui bagaimana mekanisme penyaluran
zakat konsumtif untuk fakir uzur pada Baitul Mal Kota Banda Aceh
1.3 Kegunaan Laporan Kerja Praktik
1. Khazanah Ilmu Pengetahuan
Kegunaan Kerja Praktik bagi khazanah ilmu pengetahuan
terutama untuk lingkungan kampus UIN Ar-Raniry yakni untuk
dapat membina komunikasi serta hubungan baik secara akademis
maupun sosial antara mahasiswa Diploma III Perbankan Syariah
dengan lembaga keuangan khususnya Baitul Mal Kota Banda
Aceh, tempathasil penulis melakukan kerja praktik dan
diharapkan hasil Laporan Kerja Praktik ini dapat menjadi sumber
bacaan bagi mahasiswa khususnya Diploma III Perbankan
Syariah dalam mengetahui dan memahami bagaimana
mekanisme penyaluran zakat konsumtif untuk fakir uzur pada
Baitul Mal Kota Banda Aceh.
4
2. Masyarakat
Dengan adanya Kerja Praktik ini akan dapat memberikan
informasi dan manfaat bagi masyarakat luas dalam bentuk teori
ataupun praktik untuk memahami mekanisme penyaluran zakat
fakir uzur pada Baitul Mal Kota Banda Aceh.
3. Instansi Tempat Kerja Praktik
Kegunaan Kerja Praktik bagi Instansi tempat penulis melakukan
praktik untuk membantu meringankan pekerjaan staf atau
karyawan pada Baitul Mal Kota Banda Aceh. Di harapkan
dengan adanya kerja praktik yang penulis lakukan dapat
memberikan kontribusi positif baik berupa usaha, saran maupun
kritikan yang membangun kepada pihak Baitul Mal Kota Banda
Aceh yang sesuai dengan prinsip syariah agar dapat
melangsungkan kegiatan usaha kedepannya.
4. Penulis
Manfaat Kerja Praktik bagi Penulis secara pribadi untuk
memberikan gambaran nyata bagi penulis mengenai sistem dalam
dunia kerja sesungguhnya terutama berkaitan dengan Baitul Mal
Kota Banda Aceh, memberikan wawasan yang luas serta
pengalaman bagi Penulis di dalam melihat perbedaan yang terjadi
antara dunia kerja yang sesungguhnya dengai berbagai teori yang
ditemukan selama ini. Serta meningkatkan wawasan pengetahuan
Penulis.
1.4 Sistematika Penulisan Laporan Kerja Praktik
Pelaksanaan kerja praktik yang penulis lakukan telah melalui
beberapa tahap hingga dapat sampai pada penyusunan laporan kerja
praktik ini. Tahapan tersebut di antaranya, sebelum melakukan kerja
5
praktik penulis terlebih dahulu mengisi Kartu Rencana Studi ( KRS), hal
ini penting karena merupakan syarat yang harus dilakukan sebelum
melakukan Kerja Praktik. Penulis sebagai mahasiswa Diploma III
Perbankan Syariah Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam UIN Ar-Raniry.
Sistematika penulisan tugas akhir (Laporan Kerja Praktik) ini
terbagi dalam empat bab yaitu pendahuluan, tinjauan lokasi kerja praktik,
hasil kegiatan kerja praktik, dan penutup.
Bab Satu membahas tentang Pendahuluan, yang meliputi Latar
Belakang, Tujuan Laporan Kerja Praktik, Kegunaan Laporan Kerja
Praktik, dan Sistematika Penulisan Kerja Praktik.
Kemudian Bab Dua membahas tentang Tinjauan Lokasi kerja
praktik yang menjelaskan tentang, Sejarah Baitul Mal Kota Banda Aceh,
visi misi Baitul Mal Kota Banda Aceh, StrukturOrganisasi Baitul Mal
Kota Banda Aceh, Kegiatan usaha Baitul Mal Kota Banda Aceh dan
Keadaan Personalia Baitul Mal Kota Banda Aceh.
Bab Tiga merupakan bab hasil Kegiatan Kerja Praktik yang
membahas gambaran umum mengenai kegiatan kerja praktik yang
meliputi bagian umum dan bagian pengembangan informasi dan
teknologi, Bidang Kerja praktik, teori yang berkaitan dan evaluasi kerja
praktik.
Bab ke empat merupakan bab penutup, bab ini berisi kesimpulan
dan saran yang berkaitan dengan topik laporan kerja praktik.
6
BAB DUA
LOKASI KERJA PRAKTIK
2.1 Gambaran Umum
2.1.1 Sejarah Singkat Baitul Mal Kota Banda Aceh
Baitul Mal Kota Banda Aceh dibentuk berdasarkan Keputusan
Wali Kota Banda Aceh No. 45.5/244/2004 tanggal 1 Oktober 2004,
susunan pengurus Drs. H. Salahuddin Hasan sebagai kepala, Ishak Yahya
sebagai sekretaris, H. Ali Sabi sebagai Kepala Bidang Pemberdayaan
Harta Agama dan Drs. H. A. Majid Yahya Sebagai Kepala Bidang
Pendistribusian.
Sejak tanggal 17 Desember 2004, Walikota Banda Aceh melantik
Pengurus Baitul Mal Kota Banda Aceh Perdana, sebagai Badan
Independent yang bertanggung jawab kepada Walikota. Hanya dalam
beberapa hari dilantik pengurus, maka dengan kehendak Allah SWT,
pada tanggal 26 Desember 2004 musibah Tsunami datang, sehingga
sebagian pengurus Baitul Mal meninggal dunia. Sejak terjadi Tsunami
sampai mulai tahun 2005, Baitul Mal Kota Banda Aceh tidak berbuat
apa-apa, karena kondisi pada saat itu kurang menguntungkan dalam
pemasukan Zakat dan lain-lain. Setelah Mei 2005, Baitul Mal Kota
Banda Aceh telah berbenah kembali, melengkapi pengurus, mencari
kantor tempat bekerja dengan menyewa kantor Yayasan Pembangunan
Umat Islam (YPUI) Banda Aceh selama dua tahun. Tahun 2008 telah
menempati kantor sendiri dibangun oleh BRR di Keudah.
Surat Wali Kota Pertama tentang pungutan Zakat adalah No.
PEG.800/2488/2005 tanggal 24 Agustus 2005 tentang anjuran
pembayaran Zakat dari Pegawai Negeri dalam lingkungan Kota Banda
Aceh, dan Qanun Provinsi NAD No. 7 tahun 2004. Untuk tahun 2005,
7
pemasukan zakat dan infaq perdana setelah tsunami hanya sebesar
Rp101.874.950,-
Untuk meningkatkan pemasukan zakat pada Baitul Mal Kota
Banda Aceh, maka Wali Kota mengukuhkan Intruksi No. 1/INSTR/2006
tanggal 24 Januari 2006 tentang Pemungutan Zakat Gaji bagi PNS yang
sampai nisab dan yang belum sampai nisab membayar Infaq sebesar 1%
dengan adanya Intruksi ini, maka adanya peningkatan pemasukan Zakat
dan Infaq tahun 2006 sebanyak Rp1.212.498.242,- dimana intruksi ini
bersifat sukarela. Untuk meningkatkan pengetahuan tentang zakat, maka
pada tahun 2007 Baitul Mal Kota Banda Aceh mengirimkan seorang
karyawannya untuk mengikuti Training On The Job di Kuala Lumpur,
Malaysia.
Dengan lahirnya Qanun Aceh No: 10 tahun 2007, maka
kedudukan Baitul Mal Kota Banda Aceh semakin kuat dalam segi
Hukum. Demikian pula pemasukan Zakat terus meningkat hingga tahun
2007 yaitu sebanyak Rp2.142.784.802,- Dalam tahun 2007 Baitul Mal
Kota Banda Aceh menerima dana ganti rugi tanah yang belum diketahui
pemiliknya sebanyak Rp675.700.000,-
Berpijak pada Qanun No. 10 tahun 2007 maka Walikota Banda
Aceh Tahun 2008 mengeluarkan tiga buah Intruksi:
a. No. 1/INSTR/2008 tanggal 24 Maret 2008 tentang Pemungutan
Zakat Gaji/Penghasilan bagi setiap Pegawai Pemko Banda Aceh.
b. No. 2/INSTR/2008 tanggal 24 Maret 2008 tentang Pemungutan
Zakat Pengusaha, Pelaku Ekonomi/Pihak Ketiga dilingkungan
Pemko Banda Aceh.
8
c. No. 3/INSTR/2008 tanggal 31 Juli 2008 tentang Pemungutan
Zakat dan Infaq Honorium pada Non PNS dalam Lingkungan
Kota Banda Aceh.
2.1.2 Visi dan Misi Baitul Mal Kota Banda Aceh
1. Visi
Adapun Visi Baitul Mal Kota Banda Aceh adalah “Terwujudnya
ummat yang sadar Zakat, Pengelola yang Amanah dan Mustahiq yang
Sejahtera”
2. Misi
Sedangkan Misi Baitul Mal Kota Banda Aceh adalah sebagai
berikut :
1. Memberikan pelayanan yang prima kepada Muzakki dan Mustahiq
2. Mewujudkan sistem pengelolaan Zakat yang transparan dan
Akuntabilitas.
3. Memberikan konsultasi dan Advokasi Bidang Zakat dana harta
agama lainnya bagi yang membutuhkan.
4. Memberdayakan harta agama untuk kesejahtraan ummat,
khususnya kaum dhuafa.
5. Meningkatkan kesadaran umat dalam melaksanakan kewajiban
Zakat.
6. Melakukan pembinaan yang kontinyu terhadap para pengelola
Zakat dan harta agama lainnya. (Brosur Baitul Mal Kota Bnda
Aceh, 2017)
9
2.2 Struktur Organisasi Baitul Mal Kota Banda Aceh
Menurut Veitrizal. R. (2003:108) “Organisasi merupakan wadah
yang memungkinkan masyarakat dapat meraih hasil yang sebelumnya
tidak dicapai oleh individu secara sendiri-sendiri”. Selanjutnya menurut
James D. Mooney (1974) “Organisasi adalah bentuk setiap perserikatan
manusia untuk mencapai tujuan bersama”. Untuk tercapainya tujuan
organisasi maka dibutuhkan pembagian kerja yang terarah, artinya dalam
suatu organisasi sebagai pendukung utama dalam pencapaian tujuan yang
diharapkan. Didalam Lembaga Baitul Mal, terdapat susunan organisasi
kepengurusan yang telah berjalan sesuai dengan peraturan yang berlaku.
1. Pengurus Baitul Mal
Struktur Pengurus Pelaksana Baitul Mal terdiri dariKetua, Kepala
Bidang dan Kepala Sub Bidang.
Pimpinan mempunyai tugas memimpin Baitul Mal dalam memberikan
arahan dan bimbingan kepada bawahannya dalam melaksanakan tugas
sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya masing-masing. Bidang-
Bidang, terdiri atas:
1. Bidang Pengumpulan, membawahi:
a. Sub Bidang Inventarisasi
b. Sub Bidang Pembukuan dan Pelaporan
2. Bidang Pendistribusian dan Pendayagunaan, membawahi
a. Sub Bidang Pendistribusian
b. Sub Bidang Pendayagunaan
3. Bidang Sosialisasi dan Pembinaan, membawahi
a. Sub Bidang Sosialisasi
b. Sub Bidang Pembinaan
10
4. Bidang Perwalian dan Harta Agama, membawahi:
a. Sub Bidang Perwalian
b. Sub Bidang Harta Agama
Adapun Tugas pokok dan fungsi bidang-bidang pada Baitul Mal
Kota Banda Aceh adalah sebagai berikut :
a. Bidang Pengumpulan mempunyai tugas melakukan pengumpulan,
pendataan muzakki, penetapan jumlah zakat yang harus dipungut
berdasarkan Fatwa MPU dan penyelenggaraan administrasi
pembukuan dan pelaporan.
b. Bidang Pendistribusian dan pendayagunaanmempunyai tugas
melakukan penyaluran dan pendayagunaan zakat sesuai dengan
asnaf yang telah ditetapkan sesuai dengan ketentuan Syariat Islam.
c. Bidang Sosialisasi dan pembinaanmempunyai tugas melakukan
sosialisasi, pembinaan, penyuluhan dalam rangka menjaga,
memelihara, mengatur dan mengurus harta agama dan
memasyarakatkan kewajiban membayar zakat serta menjalin
kerjasama antara Ulama, Umara, Muzakki dan pelaporan secara
berkala.
d. Bidang Perwalian mempunyai tugas menjadi wali pengasuh bagi
anak-anak yang tidak ada orang tua atau ahli waris dan wali
pengasuh bagi orang yang tidak cakap untuk melakukan suatu
perbuatan hukum serta melakukan pengelolaaan harta agama dan
harta yang tidak diketahui pemilik dan ahli waris sesuai dengan
kewenangan dan ketentuan perundang-undangan.
11
2. Sekretariat
Struktur Sekretariat terdiri dariKepala Sekretariat, Kasubbag Umum,
Kasubbag Keuangan dan Program dan Kasubbag Pengembangan
Informasi dan Teknologi.
3. Dewan Pengawas
Baitul Mal Kota Banda Aceh memiliki garis koordinasi dengan
Dewan Pengawas Baitul Mal Kota Banda Aceh yang diangkat dan
bertanggung jawab langsung pada Walikota Banda Aceh.
Dewan pengawas terdiri dari Ketua, Wakil Ketua (merangkap
anggota) Sekretaris dan Anggota.
Dewan Pengawas mempunyai tugas memberi pengawasan,
pembinaan dan pertimbangan syar’i kepada Pelaksana Baitul mal Kota
dalam melakukan penerimaan pengelolaan zakat, wakaf, infaq dan
shadaqah serta harta agama lainnya.
Dewan pengawas menyelenggarakan fungsi
1. Pelaksanaan pemberian pengawasan syar’i kepada Baitul Mal Kota
2. Pelaksanaan pertimbangan dan nasihat baik asistensi maupun
advokasi syar’i yang berkaitan dengan hak dan kewajiban Baitul Mal
kota
3. Pelaksanaan penetapan pendayagunaan zakat, infaq, shadaqah dan
wakaf serta harta agama lainnya
4. Pelaksanaan pengawasan administrasi dan keuangan dalam
pengelolaan zakat, infaq, shadaqah dan wakaf serta harta agama
lainnya
5. Pelaksanaan pemberian rekomendasi kepada Bupati/walikota terhadap
kinerja Baitul Mal Kota Banda Aceh.
12
13
2.3 Kegiatan Usaha Baitul Mal Kota Banda Aceh
2.3.1 Pengumpulan zakat
Pengumpulan zakat dilakukan oleh Baitul Mal Kota Banda Aceh
dengan cara menerima atau mengambil dari muzakki berdasarkan
pemberitahuan muzakki. Baitul mal Dapat bekerjasama dengan bank
dalam pengumpulan zakat harta muzakki yang ada di bank berdasarkan
permintaan muzakki. (Qanun Aceh,2007)
Setiap orang yang beragama islam yang melakukan kegiatan
usaha di Aceh yang memenuhi syarat sebagai muzakki menunaikan zakat
dan dapat membayar infaq kepada Baitul Mal dengan ketentuan syariat.
Muzakki dapat melakukan perhitungan sendiri hartanya dan kewajiban
zakatnya, muzakki dapat meminta Baitul Mal untuk menghitungnya.
2.3.2 Pengelolaan zakat
1. Pembayaran zakat pendapatan/jasa sebagaimana dimaksud dalam
pasal 19 ayat (1) dilakukan melalui tempat muzzaki bekerja.
2. Semua penerimaan zakat yang dikelola baitul mal kabupaten/kota
merupakan sumber PAD kabupaten/kota yang harus disetor ke kas
umum Daerah kabupaten/kota.
3. PAD kabupaten/kota sebagaimana dimaksud pada ayat (2) disimpan
dalam rekening tersendiri Bendaharawan Umum Daerah (BUD)
kabupaten/kota.
4. Pengumpulan dana hasil zakat disampaikan pada rekening tersendiri
dan hanya dapat dicairkan untuk kepentingan progam dan kegiatan
yang diajukan oleh kepala Baitul Mal Kota Banda Aceh.
14
5. Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pembawaan zakat oleh
muzakki dan pencairan dana zakat oleh baitul mal kabupaten/kota dari
Bendaharawan Umum Daerah (BUD) diatur dengan peraturan
bupati/walikota(Qanun Aceh,2007).
2.3.3. Pendayagunaan zakat
Zakat didayagunakan untuk mustahiq baik yang bersifat
konsumtif berdasarkan ketentuan syariat.
Mustahiq zakat untuk konsumtif harus memenuhi syarat sebagai berikut :
1. Berusia lanjut (di atas 60 tahun).
2. Dalam keadaan sakit/uzur.
3. Tidak mempunyai saudara/sanak famili langsung yang dapat
membantu kehidupan sehari-hari.
4. Tidak mempunyai rumah sendiri yang dinilai layak huni/menumpang
pada orang lain dan tidak mendapat santunan dari pihak lain.
5. Taat beribadah (Qanun Aceh,2007).
2.4 Keadaan Personalia Baitul Mal Kota Banda Aceh
Dalam kamus besar bahasa Indonesia personalia adalah yang
berhubungan dengan orang atau nama orang dan suatu instansi (kantor)
yang mengurus soal-soal kepegawaian. Istilah personalia atau
kepegawaian mengandung arti keseluruhan orang-orang yang bekerja
pada suatu organisasi. Dengan demikian manajemen personalia adalah
manajemen yang menitikberatkan pehatiannya kepada soal-soal pegawai
atau personalia didalam sebuah organisasi.
Berdirinya Baitul Mal Kota Banda Aceh tentu mempunyai visi dan
misi, Baitul Mal Kota Banda Aceh mempunyai visi menjadi lembaga
amil yang amanah, transparan, dan kredibel, mempunyai misi
15
memberikan pelayanan yang prima kepada Muzakki dan Mustahiq,
Mewujudkan sistem pengelolaan zakat yang transparan dan
Akuntabilitas, memberikan konsultasi dan advokasi bidang zakat dana
harta agama lainnya bagi yang membutuhkan, memberdayakan harta
agama untuk kesejahtraan umat, khususnya kaum dhuafa, Meningkatkan
kesadaran umat dalam melaksanakan kewajiban zakat.
Hal tersebut tidak lepas dari kinerja para karyawan dan karyawati
yang telah di tetapkan oleh pihak Baitul Mal Kota Banda Aceh sebagai
lemabaga pengelola zakat, harta wakaf, harta agama, dan perwalian
dalam rangka pelaksanaan syariat Islam dan pemberdayaan ekonomi
umat.
Adapun jumlah karyawan yang dimiliki Baitul Mal Kota Banda
Aceh terdiri dari 47 karyawan, yang terdiri dari 30 orang karyawan pria
dan 17 orang karyawan wanita. Pada Baitul Mal Kota Banda Aceh
terdapat 16 orang karyawan dan karyawati pegawai negeri sipil
sekretariat Baitul Mal Kota Banda Aceh,13 orang pimpinan dan anggota
Badan Pelaksana Baitul Mal Kota Banda Aceh,15 orang tenaga penyuluh
sekretariat Baitul Mal Kota Aceh, dan 3 orang tenaga kontrak Badan
pelaksana Baitul Mal Banda Aceh.
16
Secara rinci dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 2.1
No Posisi kerja Jumlah
1 Pimpinan 1
a. Bidang pengumpulan 3
b. Bidang pendistribusian dan pendayagunaan 3
c. Bidang sosialisasi dan pembinaan 3
d. Bidang perwalian dan harta agama 3
2 Sekretariat 1
a. Bagian umum 6
b. Bagian keuangan dan progam 7
c. Bagian pengembangan dan teknologi 2
3 Pegawai penyuluhan 18
Jumlah 47
Sumber: Bagian Personalia Baitul Mal Kota Banda Aceh, 2017
17
BAB TIGA
HASIL KEGIATAN KERJA PRAKTIK
3.1 Kegiatan Laporan Kerja Praktik
Penulis melakukan kerja praktik pada Baitul Mal Kota Banda
Aceh selama 30 hari kerja terhitung mulai dari tanggal 27 Maret 2017
sampai dengan 12 Mei 2017 waktu pelaksanaannya pada hari senin
sampai jum’at, dari pukul 07. 40 WIB sampai dengan 16.30 WIB, penulis
benar-benar mendapatkan pengalaman yang sangat berharga dan dapat
langsung mempraktekkan ilmu yang didapatkan di bangku kuliah. Hal
tersebut tidak lerlepas dari bantuan dan bimbingan pimpinan, dan
karyawan/karyawati Baitul Mal Kota Banda Aceh.
Dalam pelaksanaannya, pada saat pertama melakukan kerja
penulis di tempakan di dua bidang yaitu Sub Bagian Umum dan Sub
Bagian Pengembangan Informasi dan Teknologi untuk membantu para
karyawan Baitul Mal Kota Banda Aceh melaksanakan tugas-tugasnya.
Penulis juga diminta untuk mengikuti kegiatan lain yang akan
mendukung perkembangan diri dalam mendapatkan dan ilmu baru
mengenai kerja praktik secara nyata di lapangan. Hal tersebut dilakukan
untuk memperlihatkan bentuk dunia kerja di Institusi Perbankan Syariah.
Akan tetapi tidak semua kegiatan dikerjakan oleh peserta magang karena
terbatasnya waktu kerja praktik yang penulis lakukan. Adapun kegiatan
yang dilakukan oleh penulis pada saat melakukan kerja praktik di Baitul
Mal Kota Banda Aceh diantaranya adalah sebagai berikut:
3.1.1 Sub Bagian Umum
18
Kegiatan yang Penulis lakukan selama melaksanakan kegiatan
kerja praktik pada Sub Bagian Umum di Baitul Mal Kota Banda Aceh
sebagai berikut:
a. Menyusun rencana kerja Sub Bagian Umum
b. Menyelenggarakan administrasi kesekretariatan BMK
c. Melaksanakan urusan rumah tangga, perlengkapan, dan
keamanan
d. Melaksanakan pengelolaan administrasi kepegawaian
e. Melaksanakan fasilitasi rapat anggota BMK
f. Melaksanakan pembinaan, pengawasan, dan pengendalian pada
Sub Bagian Umum
g. Menyiapkan bahan koordinasi dan kerjasama dengan lembaga
dan instansi lain sesuai dengan bidang tugasnya
h. Menyiapkan bahan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas,
dan
i. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh kepala
sekretariat BMK sesuai dengan tugasnya
3.1.2 Sub Bagian Pengembangan Informasi dan Teknologi
Kegiatan yang Penulis lakukan selama melakukan kegiatan kerja
praktik pada Sub Bagian Pengembangan Informasi dan Teknologidi
Baitul Mal Kota Banda Aceh yaitu sebagai berikut:
a. Menyusun rencana kerja dan petunjuk teknis pada sub bagian
pengembangan informasi dan Teknologi
b. Meyiapkan bahan dalam rangka pelaksanaan program pada Sub
Bagian Pengembangan Informasi dan Teknologi
19
c. Melaksanakan pengelolaan data base terhadap mustahiqdan
muzakki berbasis teknologi
d. Melaksanakan pengelolaan infomasi teknologi dalam rangka
menunjang aktivitas pengelolaan zakat
e. Melaksanakan pembinaan, pengawasan dan pengendalian pada
Sub Bagian Pengembangan Informasi dan Teknologi
f. Menyiapkan bahan koordinasi dan kerjasama dengan instansi lain
sesuai dengan bidang tugasnya
g. Menyiapkan bahan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas
h. Melaksanakan tugas-tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh
Kepala Sekretariat BMK
3.2 Bidang Kerja Praktik
Baitul Mal Kota adalah Lembaga Daerah Non Struktual yang dalam
melaksanakan tugasnya bersifat independen sesuai dengan ketentuan
syariat, dan bertanggungjawab kepada bupati/walikota. Baitul Mal
merupakan lembaga bukan bank. Meskipun lembaga bukan bank, tapi
kegiatannya sama seperti bank yaitu menghimpun dana (funding),
menyalurkan dana (lending) dan memberikan pelayanan jasa lainnya.
Dalam hal penghimpunan dana, perbankan syariah menyediakan
beberapa asnaf salah satunya asnaf fakir uzur.
Sementara selama ini, peran Baitul Mal Kota Banda Aceh hanya
lebih berperan pada pengelolaan harta zakat secara pasif. Artinya hanya
berfungsi sebagai penghimpun dana dan penyalur kepada mustahiq (yang
berhak mendapatkan hak zakat). Padahal qanun tersebut telah
menyiratkan bahwa peran BMK tidak hanya berfungsi sebagai
pengelola,tapi juga mengembangkan zakat tersebut.
20
Dalam hal ini, upaya pengembangan zakat, menjadi sesuatu yang
penting, dimana zakat tidak hanya sebagai hal yang konsumtif, namun
juga lebih produktif. Sehingga harta tersebut tidak hanya habis untuk
konsumtif, tapi juga dapat dikembangkan menjadi suatu modal lebih
besar, dan dapat dimanfaatkan lebih luas dalam proses pengembagan
ekonomi umat secara menyeluruh.
3.2.1 Kriteria Fakir Uzur
Adanya kriteria fakir uzuryang di berikan Baitul Mal Kota Banda
Aceh kepada asnaf tersebut. Kepada fakir uzur yang tidak mempunyai
harta dan penghasilan tetap, penyaluran hak zakatnya lebih diarahkan
kepada santunan yang bersifat konsumtif dan terus menerus sehingga
fakir tersebut dapat melanjutkan kehidupan minimal dalam memenuhi
kehidupan pokoknya.Mengingat jumlah fakir uzur yang harus disantuni
demikian banyak, sedangkan zakat yang dapat dikumpulkan masih sangat
terbatas, maka prioritas diberikan kepada fakir uzur serta berusia lanjut.1
Fakir uzur adalah salah satu kelompok rentan dalam masyarakat
yang kondisi sosial ekonominya sangat memprihatinkan. Karena
disamping tidak mempunyai harta dan penghasilan, juga usianya relatif
tua serta dalam keadaan sakit-sakitan (uzur).
Biasanya fakir uzur tersebut tinggal bersama keluarganya, tetapi
keluarga tersebut adalah keluarga miskin. Bahkan ada fakir uzur yang
tinggal sebatang kara, dimana kehidupannya sangat tergantung kepada
belaskasihan tetangganya. Pada setiap desa miskin biasanya secara
1Wawancara dangan Husaini.S.HI,MM (kepala bidang pendistribusiandan pendayagunaan) Baitul Mal Kota Banda Aceh pada tanggal 12 April 2017.
21
mudah dapat ditemukan antara 3-10 orang fakir uzur yang kehidupannya
sudah terlunta-lunta bahkan tidak ada yang memperhatikan, karena
kehidupan ekonomi masyarakat di desa tersebut juga tergolong dalam
keluarga miskin.2
Sesuai dengan ketentuan pasal 34 ayat (1) UUD 1945 (setelah
perubahan) disebutkan bahwa fakir miskin dan anak-anak yang terlantar
dipelihara oleh negara. Walaupun usaha kearah itu sudah dilakukan oleh
Departemen/Dinas Sosial, bahkan dengan membangun panti jompo, panti
asuhan dan sebagainya.
3.2.2 Deskripsi Progam Santunan Fakir Uzur
Mengingat dana zakat yang dapat dikumpulkan Baitul Mal sangat
terbatas, maka salah satu terobosan yang dilakukan adalah dengan cara
memberikan santunan kepada fakir uzur tersebut secara
berkesinambungan.
Baitul Mal Kota Banda Aceh menyalurkan zakat dalam bentuk
bantuan Fakir Konsumtif dan Fakir uzur sejumlah Rp3.941.150.000,-.
Zakat untuk fakir konsumtif disalurkan seluruhnya dalam bulan
ramadhan, sedangkan untuk fakir uzur setiap triwulan. Zakat fakir
konsumtif senilai Rp1.964.000.000 disalurkan kepada 2.455 orang.
Sementara itu zakat senif Fakir juga disalurkan kepada fakir uzur.
Fakir uzur memperoleh bantuan dana zakat setiap bulannya masing-
masing senilai Rp350.000,-. Dana konsumtif tersebut diberikan untuk
membantu memenuhi kebutuhan sehari-hari fakir uzur tersebut. Kriteria
penerima fakir uzur adalah berstatus fakir, berusia lanjut atau cacat dan
2Wawancara dangan Fitriani ( pegawai ) Baitul Mal Kota Banda Acehpada tanggal 12 April 2017.
22
penanggung jawabnya berstatus miskin. Penyaluran akan dihentikan bila
bersangkutan tidak lagi uzur atau meninggal dunia.
Penyaluran zakat untuk fakir uzur tahun 2016 senilai
Rp1.977.150.000,- sudah termasuk penyaluran triwulan keempat
(Oktober, November, dan Desember) yang disalurkan dalam bulan
Desember sejumlah Rp472.500.000,-.
Data fakir uzur masing-masing kecamatan :
1. Baiturrahman : 43 orang
2. Kuta Alam : 67 orang
3. Meuraxa : 36 orang
4. Syiah Kuala : 31 orang
5. Lueng Bata : 70 orang
6. Kuta Raja : 36 orang
7. Jaya Baru : 30 orang
8. Banda Raya : 99 orang
9. Ulee Kareng : 76 orang
488 orang
Penyaluran dan pendampingan terhadap fakir uzur dilakukan
lansung oleh amil Baitul Mal Kota Banda Aceh.3
3.2.3 Tugas kegiatan Unit Peduli Fakir Uzur
1. Melakukan pendataan terhadap fakir uzur yang berdomisili di Kota
Banda Aceh dan Kabupaten Aceh Besar guna diberikan santunan
3Wawancara dangan Niyyatinnur,S.HI,M.H Kasubbag PengembanganInformasi dan teknologi ) Baitul Mal Kota Banda Aceh pada tanggal 14 April2017.
23
bulanan sesuai dengan jumlah dana yang tersedia setelah mendapat
rekomendasi dari kepala desa setempat.
2. Melakukan Penggantian nama fakir uzur baru apabila terdapat nama
fakir uzur binaan yang meninggal dunia dengan prioritas di desa
binaan lama/desa terdekat, setelah mendapat rekomendasi kepala desa
setempat.
3. Mengantar bantuan bulanan ketempat dimana fakir uzur berdomisili.
4. Membuat program pelayanan kesehatan yang dibantu oleh dokter
umum sesuai dengan kemampuan dana yang tersedia.
5. Melakukan pendampingan dalam pemberian pelayanan kesehatan oleh
dokter umum yang ditunjuk ketempat masing-masing.
6. Melakukan pendampingan pelayanan agama dalam rangka
meningkatkan iman dan taqwa kepada Allah SWT.
7. Mendaftarkan fakir uzur binaan sebagai peserta Asuransi Taqaful
sesuai dengan perjanjian yang disepakati.
8. Melakukan kegiatan administrasi dan pertanggung jawaban keuangan
sesuai dengan bidang tugasnya.
9. Bekerjasama dengan unsur terkait dan orang-orang tertentu untuk
menunjang kegiatan peduli fakir uzur.
10.Melaksanakan tugas-tugas lain sesuai dengan bidang tugasnya.
Unit Peduli Fakir Uzur (UPFU) berada dibawah dan bertanggung
jawab kepada Kepala Baitul Mal Kota Banda Aceh, yang terdiri dari:
a. 1 orang Kepala Unit.
b. 1 orang sekretaris merangkap anggota.
Sedangkan penugasan untuk pendataan, pengantaran santunan untuk
fakir uzur dapat dirangkap oleh petugas amil lainnya baik dari kantor
induk Baitul Mal Kota Banda Aceh maupun dari Unit Pengelolaan zakat
24
Produktif(UPZP). Setiap bulan Kepala UPFU mengajukan permintaan
pencairan dana melalui Kepala Bidang Penyaluran Zakat serta membuat
pertanggung jawaban keuangan secara keseluruhan baik menyangkut
jumlah santunan, bantuan kesehatan serta dukungan biaya operasional
termasuk hak amil. UPFU mempunyai visi “mengembalikan harkat dan
martabat fakir uzur sebagai insan yang beriman, berakhlak mulia dan
bertaqwa kepada Allah SWT”. Dan mempunyai misi “memberikan
santunan bulanan yang berkesinambungan dan terarah, memberikan
bimbingan agama dan pelayanan kesehatan untuk mendukung
pelaksanaan ibadah, dan menanamkan sikap kebersamaan dan
kedermawanan dalam Islam melalui kewajiban zakat”
3.2.4 Mekanisme penyaluran zakat fakir uzur
Sebelum menyalurkan zakatnya, Baitul Mal Kota Banda Aceh
melakukan pengitipan zakat terlebih dahulu dari para muzakki, kemudian
Baitul Mal Kota Banda Aceh menyalurkan dana tersebut kepada
mustahiq. Muzakki menyerahkan zakat dan sedekahnya kepada pihak
Baitul Mal, Baitul Mal Kota Banda Aceh menyalurkan zakat dari muzakki
kepada mustahiqmelalui pembiayaan zakat konsumtif.
Selain itu Baitul Mal Kota Banda Aceh melaksanakan kewajiban
untuk menyalurkan dana zakat yang telah terkumpul melalui bidang
Pendistribusian dan Pendayagunaan. Dalam menyalurkan dana zakat
konsumtif untuk fakir uzur terdapat beberapa rukun dari akad
pembiayaan zakat yang harus dipenuhi sebagai berikut.
1. Pelaku akad, yaitu mustahiq(penerima) adalah golongan yang berhak
menerima zakat, dan muzakki (pemberi) adalah pihak yang
memberikan zakat yang diwakilkan oleh pihak Baitul Mal Kota Banda
Aceh.
25
2. Mustahiqtersebut harus dalam keadaan uzur (sakit).
3. Objek akad, yaitu berupa uang.
4. Shiqhah, yaitu Ijab dan Qabul.
Setelah rukun tersebut dipenuhi, mustahiqharus melalui beberapa
tahapan terlebih dahulu sebelum menerima dana zakat konsumtif untuk
fakir uzur. Adapun tahapan-tahapan yang harus dipenuhi oleh para
mustahiq adalah sebagai berikut.
1. Mengisi formulir permohonan bantuan dana pembiayaan zakat
dilengkapi dengan foto fakir uzur tersebut.
2. Foto copy Kartu Tanda Penduduk (KTP) mustahiquntuk memudahkan
karyawan Baitul Mal Kota Banda Aceh dalam melakukan survei.
3. Setelah dilakukan survei oleh pihak Baitul Mal Kota Banda Aceh,
karyawan Baitul Mal Kota Banda Aceh berkonsultasi dengan kasubid
atau kabid untuk memutuskan layak atau tidak layak mustahiq
tersebut menerima dana pembiayaan zakat tersebut.
Proses yang dilaksanakan dalam melakukan penyaluran zakat fakir
uzur permintaan jumlah fakir uzur oleh pihak Baitul Mal Kota Banda
Aceh kepada kepala desa Kota Banda Aceh, data yang didapatkan dari
kechik direkap oleh unit peduli fakir uzur menurut kampung dan
kecamatan, data tersebut kemudian diserahkan kepada pengawasan untuk
diverifikasi dan validasi untuk dikeluaran Surat Keterangan (SK)
penetapan mustahiq, bidang pengawasan menyerahkan SK tersebut
kepada bidang pendistribusian dan pendayagunaan untuk disalurkan
kepada mustahiq yang besangkutan.4
4Wawancara dangan Niyyatinnur,S.HI,M.H Kasubbag PengembanganInformasi dan teknologi ) Baitul Mal Kota Banda Aceh pada tanggal 11Desember 2017.
26
3.3 Teori yang Berkaitan
3.3.1 Pengertian Zakat
Zakat adalah salah satu rukun Islam yang keempat yang
merupakan ibadah dalam agama Islam. Islam sebagai agama yang
universal tidak hannya berisi ajaran mengenai hubungan manusia dengan
Tuhannya, tetapi juga mengatur hubungan manusia dengan manusia yang
disebut mu’amalat. Mu’amalat merupakan kegiatan manusia yang
berperan sebagai khalifah di muka bumi yang bertugas menghidupkan
dan memakmurkan bumi dengan cara interaksi antar umat manusia,
misalnya melalui kegiatan ekonomi.
Dalam bidang ekonomi zakat mencegah penumpukan harta
kekayaan yang mengerikan dalam tangan segelincir orang dan
memungkinkan kekayaan untuk disebarkan sebelum sempat menjadi
besar dan sangat bebahaya di tangan para pemiliknya (Manan, 1993:256).
Ditinjau dari segi bahasa, kata zakat merupakan kata dasar dari
zakat yang berarti suci, berkah, tumbuh, dan terpuji. Sedangkan dari segi
istilah fiqih, zakat berarti sejumlah harta tertentu yang diwajibkan Allah
SWT untuk diserahkan kepada orang yang berhak menerimanya, di
samping berarti mengeluarkan sejumlah tertentu dari harta kekayaan.
Menurut terminologi syari’at, istilah zakat adalah nama bagi sejumlah
harta tertentu yang telah mencapai syarat tertentu pula yang diwajibkan
Allah SWT untuk dikeluarkan dan diberikan kepada orang-orang yang
berhak menerimanya. Oleh karena itu,jika pengertian zakat dihubungkan
dengan hartamaka menurut Islam, harta yang dizakati akan berkembang,
bertambah karena suci dan berkah (Muhammad, 2002:10).
27
Dalam perkembangannya zakat telah menjadi salah satu sumber
dana yang penting untuk kepentingan pengembangan agama Islam, dalam
menentang penjajahan barat. Zakat menjadi bagian fisabilillah-Nya atau
sumber dana perjuangan. Pengkajian terhadap zakat dan Baitul Mal, telah
berlansung sejak tahun 1979 yang dipelopori oleh para ulama dan ilmuan
modern, sebagai suatu lembaga yang edukatif,produktif dan ekonomis.
Dalam pendekatan ekonomis, zakat bisa berkebang menjadi konsep
kemasyarakatan (mu’amalat) yaitu konsep tentang bagaimana cara
manusia melaksanakan kehidupan bermasyarakat,termasuk didalamnya
dalam bentuk ekonomi . oleh karena itu ada dua konsep yang selalu
dikemukakan dalam pembahasan riba dan perintah membayar zakat
(QS.Al-Baqarah 2:276).
3.3.2 Pengertian Zakat Konsumtif
Zakat konsumtif adalah harta zakat secara langsung diperuntukkan
bagi mereka yang tidak mampu dan sangat membutuhkan, terutama fakir
miskin. Harta zakat diarahkan terutama untuk memenuhi kebutuhan
pokok hidupnya, seperti kebutuhan makanan, pakaian dan tempat tinggal
secara wajar.
Fakir yang mendapatkan harta secara konsumtif adalah mereka
yang dikategorikan dalam tiga hal perhitungan kuantitatif, antara lain:
pangan, sandang dan papan. Pangan asal kenyang, sandang asal tertutupi
dan papan asal untuk berlindung dan beristirahat. Pemenuhan kebutuhan
bagi mereka yang fakir secara konsumtif ini diperuntukkan bagi mereka
yang lemah dalam bidang fisik, seperti sakit-sakitan (uzur). Dalam arti
kebutuhan itu, pada saat tertentu tidak bisa diatasi kecuali dengan
mengkonsumsi harta zakat tersebut.
28
Zakat yang bersifat konsumtif antara lain dinyatakan antara lain
dalam surah Al-Baqarah ayat 273:
Artinya :”(Berinfaqlah) kepada orang-orang fakir yang terikat (oleh
jihad) di jalan Allah; mereka tidak dapat (berusaha) di bumi;
orang yang tidak tahu menyangka mereka orang Kaya karena
memelihara diri dari minta-minta. kamu kenal mereka dengan
melihat sifat-sifatnya, mereka tidak meminta kepada orang
secara mendesak. dan apa saja harta yang baik yang kamu
nafkahkan (di jalan Allah), Maka Sesungguhnya Allah Maha
Mengatahui.
Tafsirnya
1. Mereka yang dengan ikhlas telah mengikatkan diri pada tugas dalam
rangka jihad fisabilillah sehingga mereka tidak mempunyai
kesempatan untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan lain untuk mencari
rezekinya. Misalnya yang menjadi kaum Muhajirin, yang pada
permulaan Islam adalah termasuk fakir miskin, karena telah
meninggalkan harta benda mereka di Mekah untuk dapat berhijrah ke
29
Madinah demi mempertahankan dan mengembangkan agama Islam.
Dan mereka sering bertempur di medan perang, menangkis kezaliman
orang-orang kafir.
2. Fakir miskin yang tidak mampu berusaha, baik dengan berdagang
maupun dengan pekerjaan lainnya karena mereka sudah lemah, atau
sudah lanjut usia atau karena sebab-sebab lainnya.
3. Fakir miskin yang dikira oleh orang-orang lain sebagai orang-orang
berkecukupan lantaran mereka itu sabar dan menahan diri dari
meminta-minta.
3.3.3 Landasan Hukum Zakat
1. Landasan Hukum Berdasarkan Al-qur’an
Zakat merupakan salah satu rukun Islam yang juga menjadi salah
satu unsur pokok bagi tegaknya syari’at agama Islam. Oleh karena itu,
ijma’ ulama menyatakan bahwa hukum menunaikan zakat adalah wajib
atas setiap muslim yang telah memenuhi syarat-syarat tertentu.
Al-qur’an tidak memberikan ketegasan tentang jenis harta yang
wajib dizakatinya dan syarat-syarat apa saja yang harus dipenuhi, serta
tidak menjelaskan berapa besar yang harus dizakati. Persoalan tersebut
diserahkan kepada Sunnah Nabi SAW, yang bertanggung jawab
menjelaskan Al-Qur’an dengan ucapan, perbuatan, dan ketetapan beliau.
Allah berfirman dalam surat at-Taubah ayat 60 dan 103 adalah:
Surat at-Taubah ayat 60:
30
Artinya: “sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang
fakir, orang-orang miskin, pengurus-pengurus zakat, para
mu’allaf yang dibujuk hatinya, untuk (memerdekakan budak),
orang-orang yang berhutang untuk jalan Allah dan orang-
orang yang sedang dalam perjalanan, sebagai sesuatu ketapan
yang diwajibkan Allah: dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha
bijaksana”.( At-Taubah:60)
Surat at-Taubah ayat 103:
Artinya: “Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu
kamu membersihkan dan mensucikan mereka, dan mendo’alah
untuk mereka . sesungguhnya do’a kamu (menjadi) ketentraman
bagi mereka. Dan Allah maha Mendengar lagi maha
Mengetahui”.(QS. At-Taubah:103)
Tafsirnya
31
Ambillah sedekah dari sebagian harta mereka, dengan sedekah itu kamu
membersihkan dan menyucikan mereka dari dosa-dosa mereka, maka
Nabi saw. mengambil sepertiga harta mereka kemudian
menyedekahkannya dan berdoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa
kamu itu menjadi ketenangan jiwa, rahmat (bagi mereka) menurut suatu
pendapat yang dimaksud dengan sakanun ialah ketenangan batin lantaran
tobat mereka diterima. (Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha
Mengetahui).
Kemudian Allah menyatakan pula kewajiban zakat ini salah satunya
dalam surat al-Baqarah ayat 43:
Artinya: “Dan dirikanlah shalat, dan tunaikanlah zakat dan ruku’lah
beserta orang-orang yang ruku’.(QS. Al-Baqarah:43)
Tafsirnya
Salatlah bersama Muhammad dan para sahabatnya. Lalu Allah Taala
menunjukkan kepada para ulama mereka yang pernah memesankan
kepada kaum kerabat mereka yang masuk Islam, "Tetaplah kalian dalam
agama Muhammad, karena ia adalah agama yang benar!"
2. Landasan Hukum Berdasarkan Undang-Undang
Menurut Undang-undang No. 38 Tahun 1999 yang di dalamnya
menjelaskan bahwa zakat sebagai rukun Islam merupakan kewajiban
32
setiap muslim yang mampu membayarnya dan diperuntukkan bagi
mereka yang berhak menerimanya. Dengan pengelolaan yang baik, zakat
merupakan sumber dana potensial yang dapat dimanfaatkan untuk
memajukan kesejahteraan umum bagi seluruh masyaratakat.
Pada pasal 25 Ayat (1) dari Undang-undang No. 38 Tahun 1999
bahwasanya selama ini ketentuan tentang pengelolaan zakat diatur
dengan keputusan dan Intruksi Menteri. Keputusan tersebut adalah
Keputusan Bersama (KBS) Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia
dan Menteri Agama Republik Indonesia No. 29 dan 47 Tahun 1991
Tentang Pembinaan Badan Amil Zakat, Infaq, Shadaqah diikuti dengan
Intruksi Menteri Agama Republik Indonesia No. 5 Tahun 1991 Tentang
pembinaan Teknis Badan Amil Zakat, Infaq, Shadaqah dan Intruksi
Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia No. 7 Tahun 1998 Tentang
Pembinaan Umun Badan Amil Zakat, Infaq dan Shadaqah.
Agar sumber dana yang dapat dimanfaatkan bagi kesejahteraan
masyarakat terutama untuk mengentaskan kemiskinan dan
menghilangkan kesenjangan sosial, maka perlu adanya pengelolaan zakat
secara profesional dan bertanggung jawab yang dilakukan oleh
masyarakat bersama pemerintah. Dalam hal ini pemerintah berkewajiban
memberikan perlindungan, pembinaan, dan pelayanan kepada muzakki,
mustahiq, dan pengelolan zakat. Untuk maksud tersebut, perlu adanya
undang-undang tentang pengelolaan zakat yang berasaskan keimanan dan
takwa dalam rangka mewujudkan keadilan sosial, kemaslahatan,
keterbukaan, dan kepastian hukum sebagai pengalaman Pancasila dan
Undang-Undang dasar 1945.
Tujuan dari pengelolan zakat adalah untuk meningkatkan kesadaran
masyarakat dalam penunaian dan dalam pelayanan ibadah zakat,
33
meningkatkannya fungsi dan peranan pranata keagamaan dalam upaya
mewujudkan kesejahteraan masyarakat dan keadilan sosial, serta
meningkatkan hasil guna dan daya guna zakat.
3.3.4 Yang Berhak Menerima Zakat
1. Fakir dan Miskin
Sasaran zakat sudah ditentukan dalam Quran Surah at-Taubah, yaitu
delapan golongan. Yang pertama dan yang kedua, fakir dan miskin.
Mereka itulah yang pertama diberi saham harta zakat oleh Allah. Ini
menunjukkan, bahwa sasaran pertama zakat ialah hendak menghapuskan
kemiskinan dan kemelaratan dalam masyarakat Islam. Fakir yaitu orang
yang dalam kebutuhan, tapi dapat menjaga diri tidak minta-minta.
Sedangkan miskin yaitu orang yang dalam kebutuhan, tapi suka
merengek-rengek dan minta-minta.
2. Pengurus zakat (amil)
Sasaran ketiga daripada sasaran zakat setelah fakir miskin ialah, para
amil zakat. Yang dimaksudkan dengan amil zakat ialah, mereka yang
melaksanakan segala kegiatan urusan zakat, mulai dari para pengumpul
sampai kepada bendahara dan penjaganya, juga mulai dari pencatat
sampai kepada penghitung yang mencatat keluar masuk zakat, dan
membagi kepada para mustahiknya.
3. Muallaf
Yang dimaksud dengan golongan muallaf, antara lain adalah, mereka
yang diharapkan kecenderungan hatinya atau keyakinannya dapat
bertambah terhadap Islam, atau terhalangnya niat jahat mereka atas kaum
Muslimin, atau harapan akan adanya kemanfaatan mereka dalam
membela dan menolong kaum Muslimin dari musuh.
4. Memerdekakan budak (riqab)
34
Riqab adalah bentuk jamak dari raqabah. Istilah ini dalam Qur’an
artinya budak belian laki-laki (abid) dan bukan belian perempuan (amah).
Istilah ini diterangkan dalam kaitannya dengan pembebasan atau
pelepasan, seolah-olah Qur’an memberikan isyarat dengan kata kiasan ini
maksudnya, bahwa perbudakan bagi manusia tidak ada bedanya seperti
belenggu yang mengikatnya. Membebaskan budak belian artinya sama
dengan menghilangkan atau melepaskan belenggu yang mengikatnya.
5. Gharimun (orang yang berutang)
Gharimun adalah bentuk jamak dari gharim artinya orang yang
mempunyai utang. Sedangkan ghariim adalah orang yang berutang.
mempunyai utang terbagi kepada dua golongan, masing-masing
mempunyai hukumnya tersendiri. Pertama untuk kemaslahatan dirinya
sendiri dan kedua, orang yang mempunyai utang untuk kemaslahatan
masyarakat.
6. Fisabilillah
Diantara para ulama dahulu maupun sekarang, ada yang meluaskan
arti sabilillah, tidak hanya khusus pada jihad dan yang berhubungan
dengannya, akan tetapi ditafsirkannya pada semua hal yang mencakup
kemaslahatan, dan perbuatan-perbuatan baik, sesuai dengan penerapan
asal dari kalimat tersebut.
7. Orang yang sedang dalam perjalanan (ibnu sabil)
Ibnu sabil adalah orang yang terputus bekalnya dan juga termasuk
orang yang bermaksud melakukan perjalanan yang tidak mempunyai
bekal, keduanya diberi untuk memenuhi kebutuhan, karena orang yang
bermaksud melakukan perjalanan bukan untuk maksud maksiat.
Dari penjelasan di atas dapat diketahui dan diperkuat bahwa zakat
merupakan hak bagi golongan penerimanya. Setelah zakat diberikan
35
kepada delapan golongan, maka hak penggunaan tergantung kepada
keinginan dari delapan golongan penerima tersebut yang pada dasarnya
berhubungan dengan upaya pemenuhan kebutuhan golongan penerima.
3.3.5 Pengertian Fakir Uzur
Fakir uzur adalah salah satu kelompok rentan dalam masyarakat
yang kondisi sosial ekonominya sangat memprihatinkan karena di
samping tidak mempunyai harta dan penghasilan, juga usianya relatif tua
(manula) serta dalam keadaan sakit-sakitan (uzur).5
Biasanya fakir uzur tersebut tinggal bersama keluarganya
(anak/saudaranya), tetapi keluarga tersebut adalah keluarga miskin.
Bahkan ada fakir uzur yang tinggal sebatang kara atau tidak ada sanak
saudaranya lagi, di mana kehidupannya sangat tergantung kepada belas
kasihan tetangganya. Pada setiap kampung miskin biasanya secara mudah
dapat ditemukan antara 3-10 orang fakir uzur yang kehidupannya sudah
terlunta-lunta, karena kehidupan ekonomi masyarakat di kampung
tersebut juga tergolong dalam keluarga miskin.6
Sesuai dengan ketentuan pasal 34 ayat (1) UUD 1945 disebutkan
bahwa fakir miskin dan anak-anak yang terlantar dipelihara/ditanggung
oleh negara. Walaupun usaha ke arah itu sudah dilakukan oleh
Departemen/Dinas Sosial, bahkan dengan membangun panti asuhan,
panti jompodan sebagainya. Tetapi banyak sekali fakir miskin dan anak-
5Wawancara dangan Husaini.S.HI,MM (kepala bidang pendistribusiandan pendayagunaan) Baitul Mal Kota Banda Aceh pada tanggal 18 April 2017.
6Wawancara dangan Hasannuddin,S.HI (kepala bidang perwalian danharta) Baitul Mal Kota Banda Aceh pada tanggal 18 April 2017.
36
anak terlantar yang belum mendapatkan haknya. Mengingat dana zakat
yang dpat dikumpulan Baitul Mal Aceh sangat terbatas, maka salah satu
terobosan yang dilakukan adalah dengan cara memberikan santunan
kepada fakir uzur tersebut secara berkesinambungan.
3.3.6 Manfaat Penyaluran Zakat
Adapun manfaat zakat harta adalah seperti firman Allah:
“Ambillah zakat dari sebagian harta mereka dengan zakat itu kamu
membersihkan dan mensucikan mereka”(At-Taubah:103)
Allah menyimpulkan dalam ayat ini tentang manfaat zakat harta
yaitu membersihkan dan mensucikan karena harta tidak akan
suci/berkembang tanpa dibersihkan terlebih dahulu.
Lebih jauh Syaikh Al-Utsaimin rahimahulah menerangkan manfaat
zakat harta itu, sebagai berikut:
1. Untuk menyempurnakan keislaman seorang hamba karena zakat
termasuk rukun Islam.
2. Sebagai bukti benarnya iman orang yang berzakat karena nafsu itu
sangat senang pada harta maka seseorang tidak akan menyerahkan
hartanya kecuali karena menginginkan sesuatu yang lebih baik dari
harta itu yaitu dengan ridha Allah yang nilainya jauh lebih baik
sempurna untuk hamba.
3. Untuk mensucikan akhlak orang yang berzakat karena dengan zakat
dia keluar dari golongam orang-orang yang bathil dan masuk pada
golongan orang-orang dermawan.
4. Zakat dapat melapangkan dada dan menenangkan hati tetapi dengan
dua syarat yaitu:
37
a. Ketika mengeluarkan zakat harus lapang dada bukan dengan
terpaksa, sehingga hati akan mengikuti karena hatinya akan
gelisah ketika seseorang meninggalkan kebiasaaan baiknya.
b. Dia harus sanggup mengeluarkan hartanya dari hatinya sebelum
dikeluarkan dari angannya, karena tidak bermanfaat
mengeluarkan dengan tangannya tetapi masih diikat oleh hatinya.
5. Sebagai bentuk kesempurnan iman karena kita senang manakala
saudara kita memberikan hartanya pada kita dan begitu pula saudara
kita akan senang kalau kita beri dia harta.
3.3.7 Prosedur Pemberian Zakat Fakir Uzur
Termasuk dalam kelompok fakir sebagaimana ditetapkan dalam
edaran Dewan Baitul Mal Aceh No.01/SE/IV/2006 Tentang pedoman
penetapan kriteria asnaf mustahiq zakat dan petunjuk operasional, yaitu
orang yang tidak mempunyai harta dan tidak sanggup berusaha sama
sekali serta tidak mendapat bantuan dari pihak lain.
1. Prioritas diberikan kepada fakir yang:
a. Dalam keadaan sakit/uzur
b. Berusia di atas 60 tahun
c. Tidak mempunyai saudara/sanak famili langsung yang dapat
membantu kehidupan sehari-hari
d. Tidak mempunyai rumah sendiri/menumpang pada orang lain
e. Tidak mendapat santunan dari pihak lain
f. Taat beribadah kepada Allah SWT
2. Pendataan fakir uzur dilakukan terhadap:
a. Fakir uzur yang telah mendapat santunan dan binaan tahun 2016
secara selektif sesuai dengan persyaratan yang diperbahrui.
38
b. Fakir uzur baru sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan
setelah mendapat rekomendasi dari Geuchik setempat. Dicatat
sebagai fakir uzur yang akan mendapat santunan dan binaan
Baitul Mal Kota Banda Aceh.
3. Mengisi formulir khusus fakir uzur sebagaimana ditetapkan.
4. Apabila jumlah fakir uzur yang terdaftarmelebihi target pembiayaan
tahunan yang tersedia, dilakukan seleksi sesuai prioritas yang
ditetapkan.
3.3.8 Unsur-Unsur Penyaluran Zakat
Ada beberapa unsur yang harus dipenuhi dalam pengenaan zakat
sehingga dalam pelaksanaannya dapat diwujudkan. Berkaitan dengan itu
ada beberapa unsur yang menjadi dasarnya, antara lain:
Unsur pertama adalah muzakki adalah orang yang memiliki
kewajiban untuk mengeluarkan zakat sedangkan unsur yang kedua adalah
mustahiq yaitu orang yang menerima zakat, dan yang ketiga amil, Amil
adalah orang yang menghimpun dan menyalurkan zakat.
Adapun persyaratan harta yang menjadi sumber atau objek zakat
antara lain:
1. Milik Penuh (Almilkuttam)
Yaitu harta tersebut berada dalam kontrol dan kekuasaannya secara
penuh, dan dapat diambil manfaatnya secara penuh. Harta tersebut
didapatkan melalui proses pemilikan yang dibenarkan menurut syariat
Islam, seperti: usaha, warisan, pemberian negara atau orang lain
dengan cara-cara yang sah.
2. Berkembang
Yaitu: harta tersebut dapat bertambah atau berkembang bila
diusahakan atau mempunyai potensi untuk berkembang
39
3. Cukup nishab
Artinya harta tersebut telah mencapai jumlah tertentu sesuai dengan
ketetapan syara’. Sedangkan harta yang tidak samapai nishabnya
terbebas dari zakat
4. Lebih Dari kebutuhan Pokok
Kebutuhan pokok adalah kebutuhan minimal yang diperlukan
seseorang dan keluarga yang menjadi tanggungannya, untuk
kelangsungan hidupnya. Artinya apabila kebutuhan tersebut tidak
terpenuhi yang bersangkutan tidak dapat hidup layak. Kebutuhan
tersebut seperti kebutuhan primer atau kebutuhan hidup minimum
(KHM), misal, belanja sehari-hari, pakaian, rumah, kesehatan,
pendidikan.
5. Bebas Dari Hutang
Orang yang mempunyai hutang sebesar atau mengurangi senishab
yang harus dibayar pada waktu yang sama (dengan waktu
mengeluarkan zakat), maka harta tersebut terbebas dari zakat.
3.4 Evaluasi Kerja Praktik
Setelah menjelaskan lebih lanjut tentang mekanisme penyaluran
zakat yang menjadi landasan teori dari LKP (laporan kerja praktik), tidak
terdapat kesenjangan antara teori dengan Fakta. Berdasarkan hasil
pengamatan, mekanisme penyaluran zakat berjalan sesuai dengan buku
pedoman kantor pada Baitul Mal Kota Banda Aceh. Dewan Syariah
Baitul Mal Aceh dalam surat edaran No. 01/SE/V/2006 tanggal 1 Mei
2006, menetapkan kriteria fakir yaitu orang yang tidak mempunyai harta
dan tidak sanggup berusaha sama sekali, di samping itu tidak pernah
40
dapat bantuan dari pihak lain. Untuk dapat memenuhi kebutuhan fakir
secara terus menerus, penyaluran zakat untuk fakir.
Keadaan ini diamati pada saat melakukan kegiatan kerja praktik
pada bagian pengembangan informasi dan teknologi tepatnya pada saat
melayani masyarakat meminta formulir pendataan fakir uzur.Fakir
adalah orang yang tidak mempunyai harta dan tidak sanggup berusaha
sama sekali, disamping tidak pernah mendapat bantuan dari pihak lain.
Pada Baitul Mal Kota Banda Aceh penyaluran zakat sudah sesuai
dengan hukum Islam karena zakat yang disalurkan diambil dari
asnaffakir. Selain itu pihak Baitul Mal Kota Banda Aceh juga mengaku
bahwa dapat menjalin kerja sama yang baik dan meningkatkan ukwah
persaudaraan dengan penerima bantuan zakat fakir uzur di baitul Mal
Kota Banda Aceh.
41
BAB EMPAT
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan kegiatan kerja praktik yang telah Penulis lakukan di
Baitul Mal Kota Banda Aceh 30 hari kerja terhitung tanggal 27 Maret
sampai tanggal 12 Mei 2017 dan dari hasil-hasilnya telah dibahas dalam
bab-bab sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
Selama melakukan kerja praktik penulis dapat mengetahui tentang
mekanisme penyaluran zakat konsumtif untuk fakir uzur pada Baitul Mal
Kota Banda Aceh perlu diketahui bahwa selama ini Baitul Mal Kota
Banda Aceh melakukan pengitipan zakat terlebih dahulu dari para
muzakki, kemudian Baitul Mal Kota Banda Aceh menyalurkan dana
tersebut kepada mustahiq. Muzakki menyerahkan zakat dan sedekahnya
kepada pihak Baitul Mal, Baitul Mal Kota Banda Aceh menyalurkan
zakat dari muzakki kepada mustahiq melalui pembiayaan zakat
konsumtif.
Proses yang dilaksanakan dalam melakukan penyaluran zakat fakir
uzur permintaan jumlah fakir uzur oleh pihak Baitul Mal Kota Banda
Aceh kepada kepala desa Kota Banda Aceh, data yang didapatkan dari
kechik direkap oleh unit peduli fakir uzur menurut kampung dan
kecamatan, data tersebut kemudian diserahkan kepada pengawasan untuk
diverifikasi dan validasi untuk dikeluaran Surat Keterangan (SK)
penetapan mustahiqbidang pengawasan menyerahkan SK tersebut kepada
bidang pendistribusian dan pendayagunaan untuk disalurkan kepada
mustahiqyang besangkutan.
42
4.2. Saran
Berdasarkan dari hasil kerja praktik pada Baitul Mal Kota Banda
Aceh ada beberapa saran yang dapat diberikan agar menjadi masukan
yang berguna bagi semua kalangan, baik terhadap pegawai maupun
lapisan masyarakat, yaitu:
1. Penyaluran zakat secara konsumtif untuk fakir uzur yang berkaitan
dengan hukum, hikmah dan tujuan, dan sumber-sumber zakat secara
rinci serta tata cara perhitungannya, harus terus-menurus dilakukan.
Hal ini sudah disepakati dengan pemerinyah Kota Banda Aceh. Dalam
penyaluran dana fakir Uzur ini Baitul Mal Kota Banda Aceh
memberikan hal positif bagi masyarakat dalam penyaluran dana fakir
uzur. Dengan demikian pihak Baitul Mal Kota Banda Aceh harus
mempertahankan hal tersebut agar sistem penyaluran dananya akan
selalu berjalan sesuai dengan pedoman yang telah ditetapkan.
2. Baitul Mal Kota Banda Aceh sudah menjadi panutan yang baik dalam
bidang penyaluran dana zakat konsumtif untuk fakir uzur, disini Baitul
Mal Kota Banda Aceh telah memenuhi kriteria yang telah ditetapkan
yaitu berdasarkan adanya integritas, kapasitas, dan kapabilitas dengan
adanya hal tersebut maka sistem pelaksanaanya akan berjalan dengan
baik.
43
DAFTAR PUSTAKA
Baitul Mal Aceh,2016 Deskripsi Progam Santunan Fakir Uzur Pada
Baitul Mal Kota Banda Aceh.
Baitul Mal Aceh, 2017 “Himpunan Peraturan Tentang Baitul Mal Kota
Banda Aceh.
Baitul Mal Aceh, 2017”Menyangga Perekonomian Masyarakat Miskin”
http://baitulmal.aceh.com/index/php/profil.2017
Baitul Mal Aceh, 2017 “Pengertian Penyaluran Zakat” Baitul Mal
Aceh.http://baitulmal.acehprov.go.id/index/php/page/3/profil.2017
Dewan Pengawas Baitul Mal Kota, 2012 “Menumbuhkan Kepercayaan
Ummat Kepada Baitul Mal”. Banda Aceh: Baitul Mal Kota Banda
Aceh.
Fakhrudin, 2008 “ Fiqh dan Manajemen Zakat di Indonesia” Malang
UIN Malang Press.
Gustian Djuanda, 2006 “ Pelaporan Zakat”. Jakarta PT Raja Grafindo
Persada.
Muhammad, 2002 ”Zakat Profesi” (wacana pemikiran dalam fiqih
kontemporer, Jakarta: Salemba Diniyah.
Manan, Muhammad Abdul. 1993.“Teori dan Praktek Ekonomi
Islam”.Yogyakarta:PT.Dana Bakti Wakaf.
Profil Kepengurusan dan Tata Kerja Baitul Mal Kota Banda Aceh,
“Struktur Organisasi Baitul Mal Kota Banda Aceh.
Qanun Aceh Nomor 10 tahun 2007 Tentang Baitul Mal Kota Banda Aceh
Shofian Ahmad,2000 “Zakat Membangun Ummah”.Jakarta:Kencana.
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Nely KarlinaTempat/ Tanggal Lahir : Seulimeum, 14 juli 1995Jenis Kelamin : PerempuanAgama : IslamKebangsaan : IndonesiaNo. HP/ Email : 081260974556/ [email protected] : Gampong peukan seulimeum
Riwayat PendidikanSD/ MI : SD N 1 Seulimeum,Tamat Tahun 2007SMP/ MTs : SMP N 1 Seulimeum, Tamat Tahun 2010SMA/ MA : SMA N Seulimeum, Tamat Tahun 2013Perguruan Tinggi : Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
Program D-III Perbankan Syariah UINAr-Raniry Banda Aceh Tahun 2014
Data Orang TuaNama Ayah : MansurNama Ibu : FatimahPekerjaan Ayah : -Pekerjaan Ibu : -
Demikian daftar riwayat hidup ini dibuat dengan sebenar-benarnya.
Banda Aceh, 30 Mei 2017Penulis
Nely Karlina