diy culture - helmi hardian & debrina tedja

45
DIY CULTURE www.waft-lab.com Helmi Hardian & Debrina Tedja

Upload: helmi-hardian

Post on 17-Jul-2015

208 views

Category:

Education


3 download

TRANSCRIPT

  • DIY CULTURE

    www.waft-lab.comHelmi Hardian & Debrina Tedja

  • DIY Culture was born when people got together and realized that the only way forward was to do things for themselves. INGENUITY and IMAGINATION are the key ingredients.

    //Cosmo DIY activist

  • That the real strength of Newbury and all the 90s counterculture protest were not fighting one things we dont like; we have a whole vision of how good life could and should be, and were fighting anything that blocks it. This is not just a campaign, or even a movement. Its a whole culture.

    //Merrick, road protester

  • DIY//Do It : Act,Yourself : Independency

    DIY Culture merupakan strategi budaya alternatif untuk menyiasati dominasi dari mesin-mesin kapitalis, yang didasari oleh sikap ingin tahu, sehingga melakukan ekplorasi, kemudian melakukan berbagai usaha-usaha pribadi dalam segala aspek kehidupan mulai dari berco-cok tanam, menulis kemudian mencetak buku, membuat beragam fermentasi sayur dan buah, menjahit dan menyulam, memperbaiki televisi, serta membuat aneka permainan kinetik, dan lain sebagainya. Tujuannya untuk mengurangi pola hidup konsumtif dan mencari tahu berbagai hal yang dapat dilakukan sendiri.

  • DIY//Historical & Context

    Berdasarkan sejarah, istilah DIY menjadi populer di masyarakat usai perang dunia kedua. Berikut adalah perkembangan DIY culture di Amerika, UK, dan Indonesia.

    United State

    United Kingdom

    Indonesia

  • DIY//America

    Perkembangan konsep DIY di masyarakat bermula di tahun 1912 yang merujuk pada kegiatan pemeliharaan dan perbaikan rumah. Namun penggunaan istilah Do It Yourself mulai menjadi tren di era 1950an bersamaan dengan fenomena banyaknya keluarga kelas menengah maka orang-orang pun mulai belajar dan memperbaiki / membuat sendiri furniture, rumah, atap, dan kegiatan kegiatan lain yang berhubungan dengan perbaikan rumah.

  • Konsep DIY di Inggris berkembang seiring dengan munculnya Punk Culture di tahun 1970an, dimana era musik rock glamor sedang booming di Inggris seperti kelompok band Queen. Lalu beberapa musisi muda yang secara aktif menghasil-kan karya membuat tur musik dengan dana minimal, dan muncullah sebutan gigs bukan stadium seperti pada band-band dari major label. Selain itu, mereka juga membuat album dan melakukan proses rekaman secara mandiri dan menggunakan istilah zine sebagai media promosi yang pengerjaannya mulai dari mendesain, mencetak hingga mendistribusikan secara mandiri. Semangat independent dan kedekatan personal inilah yang kemudian melahirkan gerakan DIY sebagai counter culture, dimana mereka menyerukan anti kemapanan dan melawan ekonomi kapitalis melalui semangat kemandirian.

    DIY//Eropa {UK}

  • Gigs - The Sex Pistols in performance at the 100 Club

  • DIY Zine

  • DIY//Indonesia

    Sejarah DIY atau dalam bahasa Indonesia disebut Swakriya masih belum banyak dibahas, namun pada dasarnya praktek-praktek swakriya ini bukan hal yang baru. Negara Indonesia bukanlah negara produsen dan inventor teknologi ataupun mesin-mesin canggih. Perilaku hacking sudah menjadi solusi umum mengingat kekuatan daya beli masyarakat Indonesia masih tergolong kecil. Salah satu contoh praktek hacking ini adalah hadirnya odong - odong sebagai sarana pemenuhan kebutuhan akan hiburan ala theme park yang murah meriah dan mampu menjangkau hingga kesegala penjuru lapisan masyarakat. Selain itu, konsep DIY lain juga juga ditemukan pada praktisi orkes dangdut, yang membuat DIY sound system untuk memenuhi kebutuhan bermusiknya.

  • DIY Sound System - Indonesia

  • Odong Odong - Praktek hacking alat transportasi di Indonesia

  • Odong Odong - Praktek hacking alat transportasi di Indonesia

  • www.waft-lab.com

    ACTIVITY

  • KNITTING

    HANDMADEJEWELRY

    GAMEMODDING

    CIRCUITBENDING

    INDEPENDENTGAME

    DEVELOPMENT

    BUILDINGMUSICAL

    ELECTRONICCIRCUITS

    SEWING

    ETCDIYBIO

  • Circuit Bending

  • Circuit Bending di Surabaya, Indonesia

  • www.waft-lab.com

  • OUTPUT

    Tutorial &Sharing

    AlternativeEducation

    SelfPublishing:

    - Zine- Alternative Comics

    MiscMixtape

    OpensourceSoftware

    OpensourceHardware

  • DIWO Do it with others, The New DIY?DIWO (Do It With Others) merupakan perkembangan dari konsep DIY (Do It Yourself). Konsepnya lebih mewakili gerakan kontemporer dan kolaborasi praktek-praktek seni yang mengeksplorasi proses kreatif dengan menggunakan network dan perilaku kolektif. Istilah ini dipopulerkan di tahun 2006 oleh Furtherfield sebuah organisasi non profit yang fokus pada kegiatan art dan teknologi. Latar belakang kemunculan Furtherfield, ketika di tahun 1980an dan awal 1990, art scene di London didominasi oleh salah satu agency marketing dan branding, Satchi-Satchi melalui Satchi art. Untuk menyikapi hal tersebut, Furtherfield membuat sebuah website yang menyajikan berbagai karya-karya seni dan review singkat tentang karya tersebut dengan nama Backspace (96-99). Sedangkan istilah DIWO lahir karena terinspirasi dari sebuah project kolaborasi yang melibatkan pengguna internet untuk menciptakan dan membagikan istilah-istilah baru dalam dunia digital melalui project Rosalind. Karena itu, Furtherfield menekankan bahwa DIWO bertujuan mengeksplorasi sebuah potensi untuk saling berbagi visi maupun resource dengan cara kolaborasi dan negosiasi baik itu melalui jaringan fisik maupun virtual.

  • BusinessPada mulanya kehadiran DIY culture ini baik di Amerika maupun UK sama-sama mengusung semangat independent yang menolak kapitalisme dan konsumerisme. Namun disisi lain spirit dan perilaku DIY mampu menarik minat para pengusaha / pebisinis. Konsep DIY mampu menciptakan pasar tersendiri dan semakin popular dikalangan anak muda. Salah satu contoh adalah kemunculan Tamiya, perusahaan mainan yang menawarkan konsep DIY mulai dari perakitan mobil mainan hingga robot sederhana. Ada juga Lego yang memberikan keleluasaan dan berbagai fitur untuk menciptakan modeling baik sekedar untuk alat bermain dan belajar maupun prototyping. Beberapa startup pun memulai usahanya untuk menciptakan produk dengan konsep DIY seperti Littlebits yang bisa digunakan untuk membuat aneka sirkuit elektronika tanpa perlu menyolder.

  • www.waft-lab.com

    SPACE

  • HackerspaceKonsep awal dari hackerspace ini bermula di Eropa yang merupakan perkumpulan para programmer yang saling berbagi tempat. Salah satu independen hackerspace yang membuka pintunya untuk publik adalah C-Base yang berdiri tahun 1995 dan hingga kini keanggotaannya sudah mencapai 450 orang. Kemudian pada Agustus 2007 (12 tahun sesudah trend ini berkembang di Eropa), sebuah group hacker dari Amerika Utara mengunjungi Jerman untuk mengikuti Chaos Communication Camp dan tertarik untuk membuat tempat serupa di Amerika. Hingga muncullah NYC Resistor (2007), HacDC (2007), Noisebridge (2008) serta beberapa space lainnya. Beberapa hackerspace ini juga mulai membuat dan mendesain sirkuit elektronik yang berkaitan langsung dengan pemrograman dan melakukan beberapa prototyping yang menarik. Selain itu, mereka membuka kelas-kelas workshop dan menyewakan peralatan dengan membayar iuran anggota. Menariknya konsep hacking dan hacker ini kemudian meluas, tidak hanya dilekatkan dengan aktifitas pemrograman saja, namun juga berbagai hal yang berkaitan dengan memanipulasi / menemukan fungsi lain dari suatu benda, sehingga gerakan ini mencoba untuk membalikkan konotasi negatif yang dilakukan oleh media massa kepada para hacker. Beberapa space tersebut juga pada akhirnya berhasil melakukan revolusi bisnis. Salah satunya NYC Resistor yang kemudian melahirkan Makerbot Industries yang mencoba untuk mengubah industri 3D printing. Jadi aktifitas hackerspace berfokus pada kegiatan mereka ulang fungsi dan kegunaan dari hadware, bekerja dengan aneka komponen elektronika dan tentu saja pemrograman komputer.

  • Arduinos For Total Newbies Workshop

  • Noisebridge - Soldering Workshop

  • Hackerspace.sg - Singapore

  • Hackerspace.sg - Singapore

  • MakerspaceIstilah makerspace ini sebenarnya baru muncul di tahun 2005, ketika digunakan per-tama kali oleh MAKE magazine dan populer di awal tahun 2011 ketika Dale dan MAKE magazine mendaftarkan makerspace.com sebagai tempat yang bisa diakses oleh publik untuk mendesain dan menciptakan karya. Istilah ini kemudian meluas dan digunakan oleh berbagai komunitas organisasi yang memiliki spirit serupa dan menjadi sebuah gerakan yang mendunia dengan hastag #MakerMovement. Sehingga istilah ini tidak lagi terbatas hanya pada jaringan MAKE magazine saja. Jika dibandingkan dengan hackerspaces, lingkup dan area kerja makerspace ini lebih luas dengan menggunakan berbagai macam media yang berkaitan dengan crafting.Singkatnya makerspace dapat dipahami sebagai sebuah tempat berkumpul, berkreasi, mengeksplorasi, dan mengembangkan suatu karya dengan menggunakan bantuan teknologi dan mesin. Bahkan beberapa artikel menuliskan perkembangan terbaru dimana makerspace kini hadir dalam sebuah perpustakaan. Konsep perpustakaan tidak lagi sekedar tempat untuk membaca atau meminjam buku saja, perpustakaan sudah menjadi space berkumpul dan diskusi komunitas-komunitas yang mendukung gerakan makerspace. Oleh karena itu, The Library as Incubator Project ini membuat definisi yang lebih luas terhadap istilah makerspaces. Tidak lagi dipandang hanya sebagai spaces secara harafiah yang lengkap dengan seperangkat peralatan atau perlengkapan tertentu melainkan lebih pada pentingnya pola pikir kerjasama dalam komunitas, salingberkolaborasi dalam mencipta/berkarya serta adanya unsur participatory learning.

  • COE - Makerspace

  • Detroit Public Library Hype Makerspace

  • FabLab & TechShopPada dasarnya FabLab dan TechShop ini memiliki konsep yang tidak jauh berbeda dengan makerspace. Hanya saja, karena istilah ini sudah lebih dulu lahir dan dipatenkan maka penyebutannya pun tidak berubah. FabLab merupakan jaringan space yang diawali oleh Neil Gershenfeld di MITs Media Lab di tahun 2005 yang terinspirasi dari salah satu MIT course How to Make (Almost) Anything yang kemudian menjadi tagline dari FabLab. Ide dasar dari FabLab ini adalah menyediakan space dengan seperangkat peralatan dasar seperti perangkat elektronik, lassercutter, vinyl cutter, CNC router (mesin pemo-tong otomatis), CNC milling, dll yang memberikan kesempatan bagi makers pemula dengan memberikan penjelasan singkat penggunaan alat-alat tersebut baik secara desain maupun teknis. Uniknya FabLab memiliki beberapa persyaratan khusus apabila ada komunitas/organisasi yang ingin menggunakan istilah FabLab untuk menyebut space mereka seperti; luas space/area minimal 300-600m2 dan dibutuhkan beberapa peralatan-peralatan dengan model dan tipe tertentu yang harus dimiliki, FabLab pusat akan menyediakan software, kurikulum, dan pembelajaran singkat lainnya, seperti layaknya sebuah franchisor. Selain itu ada pula Fab Charter, yaitu semacam petunjuk ringkas tentang apa dan bagaimana menjalankan FabLab. Beberapa poin yang dituliskan dalam Fab Charter seperti keharusan untuk berkontribusi dalam do-kumentasi juga instruksi penggunaan alat dan software kepada masyarakat umum.

    Jika FabLab ini mengusung semangat independen dan non-profit, berbeda dengan TechShop yang memang merupakan perusahaan penyedia space dengan berbagai mesin-mesin pabrik dan peralatan canggih lainnya untuk dipergunakan masyarakat umum dengan membayar biaya keanggotaan. Beberapa fasilitas yang disediakan oleh TechShop seperti woodworking, welding/las, sewing, and CNC fabrication, dll.

  • FabLab Dynamic - Taipei

  • FabCafe - Taipei

  • FabCafe - Taipei

  • TechShop

  • TechShop class

  • PHOTOGRAPHER ELECTRONICMAKER

    13%

    GRAPHICDESIGNER

    PAINTER

    47%

    VIDEOGRAPHER MUSICIAN

    33% WAFT-LAB

    WHO ARE WE?//Fields of interest

    22%

    27%

    20%

    ILLUSTRATOR

    33%WRITER

    40%CHEF

    20%PROGRAMMER

    13%www.waft-lab.com

  • Creative CommonsDIY culture ini secara tidak langsung membawa dampak positif melalui kebiasan sharing/berbagi informasi secara gratis melalui media internet. Salah satu pengamat dan peneliti di bidang ekonomi digital menyatakan bahwa dalam situasi ekonomi post industria-lis kini, semakin banyak yang melakukan creative work secara gratis, seperti merekam musik menggunakan komputer, melakukan photo editing, video mashups, menulis fan fiction, membuat berbagai aksesoris & perlengkapan fotografi secara otodidak. Seluruh kegiatan ini diupload dan menjadi konten di internet, dan kebanyakan dilakukan secara gratis. Kemudahan berbagi konten di era digital ini pun menjadi perhatian beberapa kalangan khususnya di bidang hukum yang berkaitan dengan originalitas dan hak cipta. Di tahun 2001, seorang professor hukum dari Universitas Stanford, Lawrence Lessig, bersama dengan rekan-rekannya dari Institusi Teknologi Massachusetts, Universitas Harvard, Universitas Duke, dan Universitas Villanova mendirikan Creative Commons, sebuah organisasi nirlaba yang menyediakan berbagai paket lisensi hak cipta yang bisa digunakan secara gratis oleh publik. Para pemilik hak cipta cukup masuk ke website Creative Commons dan melakukan registrasi kemudian memilih paket lisensi tertentu, dan bisa langsung mengunduh serta menampilkan logo lisensi Creative Commons untuk ditampilkan di halaman websitenya. Di Indonesia, afiliasi Creative Commons Internasional ini mulai berdiri di tahun 2011 dan menyediakan hasil terjemahan paket lisensi Creative Commons dalam Bahsa Indonesia yang sesuai dengan Undang-Undang No. 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta.

  • ReferencesDIY [1]Wikipedia Do It Yourselfhttp://en.wikipedia.org/wiki/Do_it_yourself[2]Empire of Dirt: The Aesthetics and Rituals of British Indie Music (Music Culture). Dr. WendyFonarow. Wesleyan; annotated edition edition (July 10, 2006) P66-67.[3]Privatizing creativity: the ruse of creative capitalism. Max Haiven on October 10, 2012. http://artthreat.net/2012/10/privatizing-creativity/[4] George McKay. DIY Culture: Party and Protest in Nineties' Britain. 1998. USA : Verso. [5] Wikipedia DIY Ethichttp://en.wikipedia.org/wiki/DIY_ethic [6] Do-It-Yourself: Home Improvement in 20th-Century America. Curator: Chrysanthe B. Broikos. October 19, 2002 - August 17, 2003. [7] Rachel Kaplan, K. Ruby Blume. Urban Homesteading: Heirloom Skills for Sustainable Living. USA : Skyhorse Publishing. 2011[8] Sussie Mckellar, Penny Sparke. Interior Design & Identity. 2004. UK : Manchester University Press. [9] Steven M. Gelber. Do-It-Yourself: Constructing, Repairing and Maintaining Domestic Mas-culinity. 1997. USA : The Johns Hopkins University Press.

  • ReferencesSpaces [1]A Wisconsin Association of Public Libraries (WAPL) Recap. Christina. 13 Mei 2012http://www.libraryasincubatorproject.org/?p=4594[2]Hacker spaceshttp://hackerspaces.org/wiki/Hackerspaces[3]Is it a Hackerspace, Makerspace, TechShop, or FabLab? Gui Cavalcanti . 22 Mei 2013http://makezine.com/2013/05/22/the-dierence-between-hackers-paces-makerspaces-techshops-and-fablabs/?utm_content=buerd6734&utm_source=buer&utm_medium=twitter&utm_campaign=BuerMakerspaces, Participatory Learning, and Libraries. The Unquiet Librarian. 28 Juni 2012http://theunquietlibrarian.wordpress.com/2012/06/28/makerspaces-participatory-learning-and-libraries/[4]What is a Makerspace? Creativity in the Library. Caitlin A. Bagley. 20 Desember 2012.http://www.alatechsource.org/blog/2012/12/what-is-a-makerspace-creativity-in-the-library.html

  • ReferencesCC[1]Creative Commonshttp://creativecommons.or.id/[2]Wikipedia - Creative Commonshttp://id.wikipedia.org/wiki/Creative_Commons[3]Wikipedia - Lisensi Creative Commonshttp://id.wikipedia.org/wiki/Lisensi_Creative_Commons

    DIWO[1]DIWO (Do-It-With-Others): Artistic Co-Creation as a Decentralized Method of Peer Em-powerment in Todays Multitude. Marc Garrett. Februari 2014. [2]Do It With Others (DIWO): Participatory Media in the Furtherfield Neighbourhood. Ruth Catlow and Marc Garrett, Furtherfield. 2007[3]Rosalind. an upstart new media art lexicon, born in 2004.http://furtherfield.org/get-involved/lexicon

  • www.waft-lab.com

    DIY Culture 001cDIY Culture 002DIY Culture 003DIY Culture 004DIY Culture 005DIY Culture 006DIY Culture 006aDIY Culture 007DIY Culture 007aDIY Culture 007bDIY Culture 007cDIY Culture 008DIY Culture 008aDIY Culture 008bDIY Culture 008cDIY Culture 009DIY Culture 010DIY Culture 010aDIY Culture 010bDIY Culture 011DIY Culture 012DIY Culture 013DIY Culture 014DIY Culture 015DIY Culture 016DIY Culture 016aDIY Culture 016bDIY Culture 016cDIY Culture 016dDIY Culture 017DIY Culture 017aDIY Culture 017bDIY Culture 017cDIY Culture 018DIY Culture 018aDIY Culture 018bDIY Culture 018cDIY Culture 018dDIY Culture 018eDIY Culture 019DIY Culture 020DIY Culture 021DIY Culture 022DIY Culture 023DIY Culture 024