dk1

2
24. Hormon yang mempengaruhi rasa nyeri adalah endorphin. Senyawa β endorphin berperan dalam mengontrol persepsi rasa nyeri, sehingga dapat berperan analgesik yang kuat untuk rasa sakit pada tubuh selama beberapa jam. Potensi analgesik senyawa 18-30 kali lebih kuat dari morphin. Sumber: Haruyama, Shigeo. 2011. The Miracle of Endorphin: Sehat Mudah dan Praktis dengan Hormon Kebahagiaan. Bandung : Qanita 21. Berdasarkan metode pengukuran IMT menurut WHO, untuk menentukan indeks massa tubuh, maka dilakukan dengan cara sampel diukur terlebih dahulu berat badannya dengan timbangan kemudian diukur tinggi badannya dan dimasukkan ke dalam rumus di bawah ini, yaitu IMT= Berat Badan (kg) Tinggi Badan 2 (m 2) Kemudian interpretasikan hasil IMT yang didapat ke dalam tabel klasifikasi IMT menurut Asia Pasifik. Klasifikasi IMT Berat badan kurang Kisaran normal Berat badan lebih Berisiko Obes I Obes II < 18.5 18.5-22.9 ≥ 23 23-24.9 25-29.9 ≥ 30 Sumber: Sugondo. 2006. Ilmu Penyakit Dalam Ed. IV Jilid III. 18. Faktor-faktor yang mempengaruhi nyeri musculoskeletal: 1. Faktor pekerjaan: Postur tubuh, peregangan otot yang berlebihan, aktivitas berulang, durasi 2. Faktor individu: Umur, jenis kelamin, kebiasaan merokok kesegaran jasmani, kekuatan fisik, Indeks Massa Tubuh

Upload: regina-philyria

Post on 12-Dec-2015

216 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

kedokteran

TRANSCRIPT

Page 1: dk1

24. Hormon yang mempengaruhi rasa nyeri adalah endorphin. Senyawa β endorphin berperan dalam mengontrol persepsi rasa nyeri, sehingga dapat berperan analgesik yang kuat untuk rasa sakit pada tubuh selama beberapa jam. Potensi analgesik senyawa 18-30 kali lebih kuat dari morphin.

Sumber: Haruyama, Shigeo. 2011. The Miracle of Endorphin: Sehat Mudah dan Praktis dengan Hormon Kebahagiaan. Bandung : Qanita

21. Berdasarkan metode pengukuran IMT menurut WHO, untuk menentukan indeks massa tubuh, maka dilakukan dengan cara sampel diukur terlebih dahulu berat badannya dengan timbangan kemudian diukur tinggi badannya dan dimasukkan ke dalam rumus di bawah ini, yaitu

IMT= Berat Badan (kg)

Tinggi Badan2 (m2)

Kemudian interpretasikan hasil IMT yang didapat ke dalam tabel klasifikasi IMT menurut Asia Pasifik.

Klasifikasi IMTBerat badan kurang

Kisaran normalBerat badan lebih

BerisikoObes IObes II

< 18.518.5-22.9

≥ 2323-24.925-29.9

≥ 30

Sumber: Sugondo. 2006. Ilmu Penyakit Dalam Ed. IV Jilid III.

18. Faktor-faktor yang mempengaruhi nyeri musculoskeletal:

1. Faktor pekerjaan: Postur tubuh, peregangan otot yang berlebihan, aktivitas berulang, durasi

2. Faktor individu: Umur, jenis kelamin, kebiasaan merokok kesegaran jasmani, kekuatan fisik, Indeks Massa Tubuh

3. Faktor Lingkungan

4. Faktor Psikososial

Postur:

Meningkatkan bahu untuk periode yg lama, memiringkan kepala ke depan dalam waktu yang lama

Peregangan otot berlebih:

Page 2: dk1

Aktivitas kerja yg menuntut tenaga yg besar, terjadi karena pengerahan tenaga yg diperlukan melampaui kekuatan optimum otot

3. otot menerima tekanan secara terus menerus, tanpa memperoleh kesempatan untuk berelaksasi

4. semakin lama durasi dalam melakukan pekerjaan yang sama, semakin lama pula waktu yg diperlukan untuk memulihkan tenaganya

Umur: disebabkan oleh erubahan biologis secara alamiah pada usia paruh baya, yaitu sekitar 30-40 tahun keatas. Kekuatan dan ketahanan otot mulai berkurang, misalnya degenerative otot,tendon, ligament, sendi

Kebiasaan merokok akan menurunkan kapasitas paru2, kemampuan mengonsumsi oksigen akan menurun, sehingga kesegaran tubuh jg menurun. Jika oksigen dalam darah rendah, maka seseorang akan mudah lelah. Pembakaran karbohidat terhambat, terjdi penumpukan asam laktat, dan akhirnya timbul rasa nyeri otot

Faktor lingkungan: panas-

Faktor psikososial: kepuasaan kerja, stress mentl, waktu istirahat

Sumber: Maijunidah, Emi. 2010.Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keluhan Musculoskeletal Disorders (MSDc) Pada Pekerja Assembling PT X Bogor Tahun 2010. Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.