doa dalam gereja christian...
TRANSCRIPT
DOA DALAM GEREJA CHRISTIAN SCIENCE
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ushuluddin dan Filsafat
Untuk Memenuhi Syarat
Mencapai Gelar Sarjana Theologi Islam (STh. I)
Oleh:
WAHYUDI ARIF 102032124655
JURUSAN PERBANDINGAN AGAMA
FAKULTAS USHULUDDIN DAN FILSAFAT
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
1428 H/2007 M
PENGESAHAN PANITIA UJIAN
Skripsi yang berjudul “Doa dalam Gereja Christian Science”, telah diujikan
dalam sidang munaqosah Fakultas Ushuluddin dan Filsafat Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, pada tanggal 19 Februari 2007. Skripsi ini
telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Theologi
Islam (S.Th.I) pada Jurusan Perbandingan Agama.
Jakarta, 19 Februari 2007
Sidang Munaqosah
Ketua Merangkap Anggota, Sekretaris Merangkap Anggota,
Drs. Hamid Nasuhi, M.A. H. Maulana, M.A. NIP. 150 241 817 NIP. 150 293
Penguji I, Penguji II,
Dra. Hermawati, M.A Drs. M. Nuh Hasan, M.A NIP. 150 227 408 NIP. 150 240 090
Di Bawah Bimbingan,
Prof. Dr. Kautsar Azhari Noer NIP. 150 209 685
DOA DALAM GEREJA CHRISTIAN SCIENCE
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ushuluddin dan Filsafat
Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar
Sarjana Theologi Islam (S.Th.I)
Oleh:
WAHYUDI ARIF 102032124655
Di bawah Bimbingan,
PROF. DR. KAUTSAR AZHARI NOER NIP. 150 209 685
JURUSAN PERBANDINGAN AGAMA
FAKULTAS USHULUDDIN DAN FILSAFAT
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
1428 H / 2007 M
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Puja dan puji hanya untuk Allah SWT. Tuhan Yang Maha Agung dan Maha
Pengasih. Kasih dan sayang-Nya tak dibatasi ruang dan waktu, diberikan kepada
siapa saja yang dikehendaki-Nya.
Shalawat dan salam penulis panjatkan kepada Nabi Besar Muhammad SAW,
yang telah membebaskan umat dari zaman kegelapan kepada zaman yang terang
benderang.
Menggarap skripsi bagi Penulis merupakan sesuatu yang berat dan
melelahkan, walau begitu akhirnya terselesaikan juga, semuanya berkat bantuan
banyak pihak.
Penulis sangat menyadari bahwa selesainya penulisan skripsi ini, bukan
semata-mata dari buah tangan sendiri, akan tetapi dari hamba Allah yang
senantiasa mendermakan kemampuannya dengan tulus hati. Oleh karena itu, tidak
berlebihan kiranya pada kesempatan ini Penulis menyampaikan rasa terimakasih,
khususnya kepada:
1. Prof. Dr. Amsal Bakhtiar, M.A., selaku Dekan Fakultas Ushuluddin dan
Filsafat Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Dra. Hj. Hermawati, M.A., selaku Ketua Jurusan Perbandingan Agama
Fakultas Ushuluddin dan Filsafat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Syaiful Azmi, S.Ag., selaku Sekretaris Jurusan Perbandingan Agama
Fakultas Ushuluddin dan Filsafat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Prof. Dr. Kautsar Azhari Noer, M.A., selaku dosen pembimbing skripsi
yang dengan sabar serta bersedia meluangkan waktunya untuk
memberikan arahan dan konsultasi serta bimbingan sehingga terselesaikan
skripsi ini.
5. Ayahanda H. Moh. Ilyas dan Ibunda tercinta Hj. Muhaya. Atas
pengorbanan dan cinta kasihnya, baik berupa moril maupun materil serta
doanya yang tak terhingga sepanjang masa untuk keberhasilan studi
penulis. Sembah sujud untuk kedua orang tuaku.
6. Para dosen yang telah banyak memberikan ilmu kepada penulis di
Fakultas Ushuluddin dan Filsafat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
7. Ibu Sri Umiyati Haryono selaku Ketua Dewan Penyelenggara Gereja
Christian Science Jakarta, dengan rasa toleransi dan keterbukaan yang
sangat tinggi telah memberikan informasi dan data yang diperlukan dalam
menyelesaikan skripsi dan juga mengizinkan penulis untuk mengadakan
penelitian di Gereja Christian Science.
8. Bapak Musa Natawiyogya selaku Ketua Ruang Baca (Librarian) Gereja
Christian Science Jakarta, yang telah meluangkan waktunya untuk
wawancara dan memberikan data-data yang berkaitan dengan skripsi.
9. Ibu Lynn Noerhadi selaku Sekretaris Dewan penyelenggara Christian
Science Jakarta, yang telah memberikan makalah yang berkaitan dengan
tema skripsi.
10. Seluruh Jemaat Gereja Christian Science dengan keramahannya menerima
penulis dalam mengikuti segala acara kebaktian di gereja.
11. Pimpinan dan Staff Perpustakaan Utama dan Perpustakaan Fakultas
Ushuluddin dan Filsafat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah
memberikan fasilitas untuk mengadakan studi kepustakaan.
12. Keluarga besar, kakanda, dan sanak saudara yang telah memberikan
motivasi dan memberikan kehangatan dalam keluarga.
13. Buat calon pendamping hidupku ‘Sheril’ yang dengan sabar membantu
dalam penulisan skripsi ini, serta memberikan motivasi selama pembuatan
skripsi.
14. Buat temanku M. Rasyid atas jasanya yang telah meminjamkan
komputernya dalam pengetikan skripsi ini. Kawan-kawan satu kosan di
Villa Sedap Malam IV, yaitu: Addy Hasan, Kuntum, Toni Sultoni,
Maman, atas masukan dan sarannya dalam pembuatan skripsi ini.
15. Kawan-kawan di Villa Bank V Kemang, yaitu Taufan Mursani, Andru
Taqwa, Taufani kecil, Mas Tope, Mbak Asih, terima kasih atas jamuannya
selama pembuatan Skripsi.
16. Semua kawan-kawan di Jurusan Perbandingan Agama angkatan 2002
terutama buat Taufan, Makmun, Acun, Nunu, Phei, Eha, Dini, Dadan, Ina,
dan semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu.
Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini berguna dan bermanfaat bagi
yang haus ilmu pengetahuan dan bagi yang mengerti arti ‘kedamaian dalam
perbedaan’.
Jakarta, 25 Januari 2007
Wahyudi Arif
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………….………………i
DAFTAR ISI…………………………………………….…………………….…iv
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang………………………………………...………1
B. Perumusan Masalah……………………………………...……3
C. Tujuan Penelitian……………………………………...………3
D. Metodologi Penelitian………………………………...……….4
E. Sistematika Penulisan…………………………………………5
BAB II : SEJARAH KELAHIRAN GEREJA CHRISTIAN SCIENCE
POKOK-POKOK PRAKTEK AJARANNYA
A. Sejarah Lahirnya………………...………….…………...…….6
B. Sejarah dan Latar Belakang Perkembangan Gereja Christian
Science di Indonesia………………………………………….10
C. Pokok-pokok Ajaran Christian Science………………….…..12
D. Praktek Ajaran Christian Science…………………..………..19
BAB III : KONSEP GEREJA CHRISTIAN SCIENCE TENTANG DOA
A. Pengertian Doa
1. Pengertian Doa Secara Umum………………….……….…27
2. Pengertian Doa Menurut Gereja Christian Science………..29
B. Jenis-jenis Doa dalam Gereja Christian Science………….…33
C. Etika Berdoa dalam Gereja Christian Science…………..35
BAB IV : PERANAN DOA DALAM KEHIDUPAN UMAT CHRISTIAN
SCIENCE
A. Doa Sebagai Sarana Penyembuhan Segala Penyekit………...40
B. Doa Sebagai Kekuatan Moral dan Perisai Diri……………....45
C. Keajaiban Kekuatan Doa di Luar Logika Manusia……….….47
BAB V : PENUTUP
A. Kesimpulan…………………………………………………..50
B. Saran-saran…………………………………………………...51
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………...…53
LAMPIRAN-LAMPIRAN…………………………………………………..…55
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Doa adalah seruan dari yang lebih rendah kepada yang lebih tinggi.1 Doa
tidak ditujukan kecuali kepada yang kekuasaannya lebih tinggi dan lebih besar
dari kekuasaan orang yang memohonkannya.
Doa dalam Chritian Science sangat berbeda dengan agama Kristen Protestan
pada umumnya. Perbedaan tersebut terletak pada cara melakukan dan pemaknaan
terhadap doa. Mereka berusaha menghayati dan mempraktekan ajaran Yesus
dalam kehidupan sehari-hari dengan penekanan khusus kepada ‘Doa Kristiani’
yang mereka yakini bersumber dari ‘Kristus Sang Ahli Ilmupengetahuan’.2
Mary Baker Eddy sebagai pendiri Gereja Christian Science melihat
sekelumit kebenaran saat ia mendapat kesembuhan dari sakit yang dideritanya. Ia
sembuh setelah membaca salah satu penyembuhan yang dilakukan Yesus dalam
Alkitab.
Pada tahun 18663 suatu penyembuhan dari kecelakaan yang fatal telah
membuka pikiran Mary Baker Eddy, ia merasa mencapai pengetahuan Allah dari
Alkitab. Sesudah itu dia mulai membuat catatan-catatan yang didasarkan pada
dalil-dalil Alkitab, yang disusun dalam bukunya yang berjudul Science and Health
1M. Mutawalli Asy-Sya’arawi, “Doa yang Dikabulkan” , (Jakarta: Penerbit Akbar Media
Eka Sarana, 2001), h. 1. 2Wawancara Pribadi dengan Sri Umiyati Haryono, Jakarta, tanggal 20 Desember 2006. 3Makalah Lyin Noerhadi (Pengurus Gereja Christian Science Kesatu di Jakarta, tt),
Mengenal Penemu dan Pendiri Christian Science.
with Key to the Scriptures (Ilmupengetahuan dan Kesehatan dengan Kunci untuk
Kitab Suci). Dengan ajaran-ajaran yang ditulisnya dalam buku tersebut, maka
menjadi terkenallah namanya dalam dunia Kristen dan banyak orang menaruh
perhatian kepada ajaran atau kepercayaannya.4
Pengikut Christian Science berdoa dengan tujuan untuk mengetahui dan
memahami kebenaran dengan lebih baik.5 Berdoa menurut Christian Science
adalah membiarkan kebaikan Allah membanjiri kesadaran dengan cahaya Kasih
yang menghalau kegelapan penderitaan.6 Doa yang terbaik menurut mereka
bukanlah terletak pada gerak tubuh yang baik. Berlutut, duduk dengan mata
tertutup, menyanyikan lagu gereja, bermeditasi, atau mengosongkan pikiran
bukanlah suatu jaminan bahwa orang tersebut sudah berdoa. Mereka berpendapat
bahwa doa yang terbaik bukan semata-mata dimulai dengan apa yang manusia
lakukan dengan tubuhnya, melainkan apa yang manusia lakukan secara mental
dan spiritual. Hal yang terpenting dalam berdoa menurut mereka adalah,
menundukkan pikiran kepada kemauan Budi atau Ilahi.7
Keyakinan Gereja Christian Science terhadap ‘Doa Kristiani’ sangatlah
menarik untuk dikaji. Akan tetapi, pada umumnya respon di kalangan gereja-
gereja terhadap cara ritualnya dipandang negatif. Di Indonesia sendiri, tampaknya
pandangan negatif terhadap aliran ini masih tertanam di kalangan gereja-gereja
4Jans S. Aritonang, Berbagai Aliran di Dalam dan Sekitar Gereja, (Jakarta: PT BPK
Gunung Mulia, 1996), h. 380. 5Evan Mehlenbacher, “ABC dalam Mendoa”, Bentara Christian Science,triwulan I, 2006, h.
5. 6Evan Mehlenbacher, “ABC dalam Mendoa”, h. 6. 7Wawancara Pribadi dengan Musa Natawiyogya, (Pegurus Gereja Christian Science
Jakarta), Jakarta, tanggal 20 Juli 2006.
meskipun pemerintah sudah mengakui keberadaan Christian Science sebagai salah
satu bagian dari ke-Kristenan.
Sesuai dengan latar belakang yang telah diungkapkan di atas, Penulis
tertarik untuk mengupas salah satu keyakinan mereka tentang ‘Doa’, karena
menurut ajaran mereka doa adalah faktor yang mempengaruhi seluruh dinamika
kehidupan mereka. Maka untuk lebih jelasnya Penulis membuat judul penelitian
skripsi ini adalah: “Doa dalam Gereja Christian Science”.
B. Perumusan Masalah
Dalam penulisan skripsi ini Penulis hanya membahas tentang doa dalam
Gereja Christian Science. Perumusan masalah dari skripsi ini yaitu: apa konsep
doa menurut Gereja Christian Science? dan sejauh manakah peranan doa bagi
kehidupan umat Christian Science?.
C. Tujuan Penelitian
Penelitian dalam skripsi ini memiliki tujuan sebagai berikut:
1. Untuk memahami lebih jauh tentang ajaran Christian Science terutama
tentang peranan doa pada umatnya.
2. Kegunaan dari penelitian ini dimaksudkan sebagai pengetahuan dalam
rangka hubungan antar agama, agar tidak terjadi kesalahpahaman dalam
menganut ajaran masing-masing, sehingga akan terbentuklah suatu
kehidupan yang harmonis dalam menjalankan agama yang mereka anut.
D. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam skripsi ini adalah pendekatan
Fenomenologis. Maksudnya adalah pendekatan yang menggunakan perbandingan
sebagai sarana interpretasi utama untuk memahami arti ekspresi-ekspresi
keagamaan.8 Pendekatan ini mencoba menemukan struktur yang mendasari fakta
keagamaan dan memahami makna yang lebih dalam, sebagaimana
dimanifestasikan melalui struktur tersebut dengan hukum-hukum dan pengertian
khas.9 Bidang studinya meliputi fakta religius yang bersifat subjektif, seperti
pikiran-pikiran, perasaan-perasaan dan maksud-maksud dari seseorang, yang
diungkapkan dalam tindakan-tindakan luar. Tujuan dari metode ini, ialah untuk
menangkap makna lebih dalam dan intensionalitas dari data religius seseorang
yang merupakan ekspresi-ekpresi dari pengalaman religius dan imannya yang
lebih dalam.10 Metode ini mengungkapkan wilayah spiritual dan intelektual
manusia, meskipun disadari bahwa batas-batasnya memasuki kedalaman
pengalaman dari suatu jiwa religius.
Sedangkan penulisan skripsi ini disusun berdasarkan pada buku Pedoman
Penulisan Skripsi, Tesis dan Desertasi yang diterbitkan oleh Fakultas Ushuluddin
dan Filsafat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2006/2007.
8Dadang Kahmad, Metode Penelitian Agama (Persfekif Ilmu Perbandingan Agama),
(Bandung: CV Pustaka Setia, 2000), Cet. ke-1, h. 55. 9Mariasusai Dhavamony, Fenomenologi Agama, (Yogyakarta: Penerbit Kanisius, 1995), h.
42. 10Kahmad, Metode Penelitian Agama (Persfekif Ilmu Perbandingan Agama), h. 55.
E. Sistematika Penulisan
Pembahasan dalam skripsi ini dibagi lima bagian, yaitu:
BAB I : Merupakan bab Pendahuluan yang berisi Latar Belakang Masalah,
Perumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Metodologi Penelitian, dan
Sistematika Penulisan.
BAB II : Bab kedua membahas: Sejarah Kelahiran Gereja Christian Science
Pokok-pokok serta Praktek Ajarannya, dengan sub bab: Sejarah
Lahirnya, Sejarah dan Latar Belakang Perkembangan Gereja
Christian Science di Indonesia, Pokok-Pokok Ajaran Christian
Science dan Praktek Ajaran Christian Science.
BAB III : Bab ketiga membahas: Konsep Gereja Christian Science Tentang
Doa, dengan sub bagian: Pengertian Doa Secara Umum,
Pengertian Doa Menurut Gereja Christian Science, Jenis-Jenis
Doa dalam Gereja Christian Science, Etika Berdoa dalam Gereja
Christian Science.
BAB IV : Bab keempat membahas Peranan Doa dalam Kehidupan Umat
Christian Science, dengan sub bab: Doa Sebagai Sarana
Penyembuhan Segala Penyakit, Doa Sebagai Kekuatan Moral dan
Perisai Diri, Keajaiban Kekuatan Doa di Luar Logika Manusia.
BAB V : Penutup yang isinya Kesimpulan dan Saran-Saran.
BAB II
SEJARAH KELAHIRAN GEREJA CHRISTIAN SCIENCE
POKOK-POKOK PRAKTEK AJARANNYA
A. Sejarah Kelahiran Gereja Christian Science
Gereja Christian Science berdiri tahun 1879 di Boston Amerika Serikat.
Gereja tersebut bernama The Church of Christ, Scientist (Gereja Kristus, Ahli
Ilmupengetahuan) Pendiri Gereja Christian Science adalah Mary Morse Baker.11
Ia lahir pada tanggal 16 Juli 182112 di New Hampshire, di selatan kota Concord
sebagai anak bungsu dari enam bersaudara. Pada tahun 1836 mereka sekeluarga
pindah ke Tilton, sekitar 75 mil dari kota Portland.13
Sejak kecil Mary sering sakit-sakitan, termasuk lumpuh, pingsan, histeria,
kurang penglihatan, dan radang gusi kronis.14 Karena itu pendidikan formalnya
sering terganggu. Namun ia mengaku mendapat pelajaran dari sejumlah guru
Privat, termasuk untuk mata pelajaran Bahasa Yunani, Ibrani dan Latin, serta
Filsafat, Logika dan Pengetahuan Moral. Semua itu didukung oleh kecerdasan dan
daya ingatnya yang luar biasa, serta minat dan bakatnya dalam hal tulis menulis.
Tetapi belakangan ia mengatakan bahwa setelah menemukan Christian Science,
semua pengetahuan tadi bukanlah Ilmupengetahuan yang sesungguhnya.15
11Nama kecil dari Mary Baker Eddy. 12Makalah Lyin Noerhadi, Mengenal Penemu dan Pendiri Christian Science. (Jakarta:
Gereja Christian Science, 2002), h. 1. 13Makalah Lyin Noerhadi, Mengenal Penemu dan Pendiri Christian Science, h. 1. 14Jans S. Aritonang, Berbagai Aliran di Dalam dan Sekitar Gereja, (Jakarta: PT BPK
Gunung Mulia, 1996), h. 380. 15Aritonang, Berbagai Aliran di Dalam dan Sekitar Gereja, h. 380.
Pada tahun 1842 Mary Baker Eddy belajar di Sanbornton Academy.
Kemudian ia menikah dengan seorang pria bernama George Washington Glover
pada tahun 1843, akan tetapi setahun kemudian suaminya meninggal dan ia pada
waktu itu dalam keadaan hamil.16
Setelah suaminya meninggal Mary kembali ke rumah orang tuanya dan
melahirkan anak yang diberi nama mirip dengan nama suaminya yaitu George
Washington Glover II, akan tetapi diusia anaknya yang ke-4 tahun, ia dipisahkan
darinya.17
Sepeninggal suaminya Mary kembali sakit-sakitan, namun keinginan untuk
mendalami spiritualistik-metafisik bertambah kuat, hal tersebut dilatar-belakangi
ketidakberhasilan Ilmu Kedokteran dalam penyembuhan sakitnya, sehingga ia
cenderung berhubungan dengan para “Penyembuh Rohani”.18
Pada tahun 185319 Mary menikah kembali dengan seorang dokter gigi,
Daniel Patterson. tetapi pernikahan tersebut tidak berlangsung lama. Pada tahun
1867 Daniel meninggalkanya, dan enam tahun kemudian Mary menceraikan
suaminya.20
Pada tanggal 1 Februari 1866,21 Mary mengalami kecelakaan terpeleset di
jalan berlapis es di kota Lynn, Massacusetts. Dokter yang memeriksa Mary
menyatakan lukanya cukup fatal dan tidak mungkin disembuhkan. Tetapi ternyata
tiga hari kemudian, ia sembuh tanpa perawatan medis. Kesembuhannya tersebut ia
16Makalah Lyin Noerhadi, Mengenal Penemu dan Pendiri Christian Science, h. 1. 17Aritonang, Berbagai Aliran di Dalam dan Sekitar Gereja, h. 380. 18Aritonang, Berbagai Aliran di Dalam dan Sekitar Gereja, h. 381. 19Makalah Lyn, Mengenal Penemu dan Pendiri Christian Science, h. 2. 20Makalah Lyn, Mengenal Penemu dan Pendiri Christian Science, h. 2. 21Makalah Lyin, Mengenal Penemu dan Pendiri Christian Science. h. 2.
mengaku berasal dari Tuhan setelah membaca Matius 9:22. Demikian
kesaksiannya “setelah membaca Matius 9:22 tentang mujizat penyembuhan yang
dilakukan Tuhan Yesus, kebenaran yang menyembuhkan itu turun”.22 Bersamaan
dengan ‘mujizat’ itu ia menyampaikan pernyataan bahwa ia telah menemukan
‘Ilmu’ dan keyakinan baru ‘Christian Science’.
Kesembuhan Mary tanpa perawatan medis membuat pola kepercayaannya
berubah, ia beranggapan bahwa kesembuhannya merupakan hasil dari kesadaran
yang sangat nyata dan terasa akan kehadiran Allah.
Pada tahun 1868 Mary mulai menulis buku dan artikel untuk
memasyarakatkan penyembuhan murni secara rohaniah. Kemudian tahun 1870
Mary kembali ke kota Lynn dan tinggal di kota tersebut selama 12 tahun.23
Setelah bercerai dengan suaminya yaitu Dr. Patterson, ia membeli rumah di
jalan Broad Street No. 8, di kota Lynn.24 Pada tahun 1870 Mary menjalin
kerjasama dengan seorang yang yang berkiprah di bidang ‘mind- cure’
(Penyembuh-pikiran). Orang tersebut bernama Richard Kennedy. Mereka
membuka praktek sekaligus sekolah atau kursus. Ia juga giat menuangkan
penemuan yang disebutnya sebagai ‘Ilmupengetahuan Kristiani’. Penemuan
tentang ‘Ilmupengetahuan Kristiani’ ia tulis dalam bukunya Science and Health,
yang diterbitkan pada tahun 1875 (kelak judul buku tersebut ditambah dengan
with Key to the Scriptures).25 Buku ini menurut Mary, sama seperti Alkitab dalam
22Aritonang, Berbagai Aliran di Dalam dan Sekitar Gereja, h. 380. 23Makalah Lyin, Mengenal Penemu dan Pendiri Christian Science. h. 1. 24Sekarang dibuka untuk umum sebagai rumah yang bersejarah. 25Aritonang, Berbagai Aliran di Dalam dan Sekitar Gereja, h. 380.
bentuk aslinya, ‘sama sekali tidak mengandung pikiran manusia’ dan ‘bebas dari
teori buatan manusia’.
Kendati pada terbitan tahun-tahun berikutnya terdapat sejumlah revisi, tetapi
gagasan dasar dari buku ini tidak berubah. Dalam buku ini Mary Baker Eddy
memang menandaskan bahwa Alkitab adalah otoritas satu-satunya bagi kebenaran
agamawi dan penuntun yang lengkap menuju kehidupan yang kekal.
Pada tahun 1875, juga diseleggarakan kebaktian Minggu khusus oleh Mary
dan para pengikutnya, yang diisi dengan khotbah Mary, doa dan nyanyian. Pada
tahun berikutnya 1876, dibentuklah Christian Science Association (CSA), sebagai
persekutuan bagi murid-murid Mary. Pada tahun 1877 Mary kembali menikah
dengan Asa Gilbert Eddy. Nama suaminya inilah diabadikan Mary sebagai nama
akhir dirinya. Tetapi lima tahun kemudian, 1882, Asa G. Eddy meninggal.26
Pada tahun 187927 Mary Baker Eddy bersama 26 orang pengikutnya secara
resmi membentuk gereja baru yaitu The Church of Christ, Scientist (Gereja
Kristus, Ahli Ilmupengetahuan). Dua tahun kemudian Mary ditahbiskan oleh
murid-muridnya menjadi pendeta.
Untuk menyalurkan lonjakan perhatian masyarakat Christian Science
sekaligus meningkatkan jangkauan gerakan ini, tahun 188328 Gereja Christian
Science menerbitkan majalah The Christian Science Journal. Majalah tersebut
terbit dua bulan sekali, kemudian menjadi sebulan sekali. Pada tahun 1895,29
Mary Baker Eddy menerbitkan Manual of The Mother Church (buku pedoman
26Makalah Lyin, Mengenal Penemu dan Pendiri Christian Science. h. 1. 27Makalah Lyn, Mengenal Penemu dan Pendiri Christian Science. h. 1. 28Wawancara Pribadi dengan Sri Umiyati Haryono, Jakarta, tanggal 20 Desember 2006. 29Wawancara Pribadi dengan Sri Umiyati Haryono.
Gereja Induk). Sejak 1898 diterbitkan pula majalah mingguan baru, Christian
Sentinel. Bahkan kemudian, sejak tahun 1908 Christian Science menerbitkan
harian The Christian Science Monitor yang sangat terkemuka.30
Pada akhir tahun 1890-an31 Mary Baker Eddy mengundurkan diri dari
keorganisasian dan pelayanan gerejawi. Kemudian ia meninggal dunia di Chestnut
Hill tanggal 3 Desember 1910 dengan meninggalkan 100.000 ribuan penganut
Christian Science dan meninggalkan kata-kata terakhir yang ditulisnya yaitu:
‘God is My Life’.32
B. Sejarah dan Latar Belakang Perkembangan Gereja Christian Science di
Indonesia
Perkembangan Christian Science di Indonesia dimulai tahun 1920, yang
awalnya berkedudukan di Jalan Kramat no.57 dan masih berupa kelompok kecil.
Seiring dengan bertambah waktu, gereja ini berkembang menjadi sidang Jemaat
Christian Science. Gereja ini disahkan dengan akta pemerintah pada tanggal 18
Juni 1925 nomor 38, dan diakui sebagai gereja dengan akta pemerintah tanggal 28
Agustus 1933 nomor 31 (Lembaran Negara no 342). Kemudian melalui
Keputusan Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Kristen Protestan
Departemen Agama No.2 tahun 1988 menetapkan Gereja Kristus, Ahli
Ilmupengetahuan Indonesia (Church of Christ, Scientist Indonesia) yang
30 Wawancara Pribadi dengan Sri Umiyati Haryono. 31Aritonang, Berbagai Aliran di Dalam dan Sekitar Gereja, h. 388. 32Makalah Lyn, Mengenal Penemu dan Pendiri Christian Science. h. 1.
berkedudukan atau berpusat di Jalan Cik Di Tiro nomor 48, Jakarta, sebagai
Lembaga Keagamaan Kristen Protestan yang bersifat gereja.33
Perkembangan Christian Science di Indonesia tidak lepas dari seorang
wanita Belanda yang bernama Adele Blok. Pada jaman pendudukan Jepang
kegiatan Christian Science sempat terhenti. Banyak orang Belanda yang ditangkap
dan dibawa ke kamp-kamp tawanan Jepang (termasuk Adele Blok dan saudara
perempuannya).
Pada tahun1945, banyak orang Belanda penganut aliran Christian Science
yang dilepaskan dari kamp tawanan Jepang dan meninggalkan Indonesia. Selama
periode ini, Adele Blok bertemu dengan para penganut Christian Science di
Jakarta untuk membentuk kembali Gereja Christian Science di kota ini. Kebaktian
pertama diadakan pada bulan Mei 1946 di sekolah dansanya, meskipun mereka
kemudian berpindah-pindah tempat. Adele Blok dengan tidak mengenal lelah
melanjutkan ajaran Christian Science di Indonesia. Salah satunya dengan
menyumbangkan rumahnya di Jalan Cik Di Tiro no.48 Jakarta untuk dijadikan
tempat beribadah bagi para penganut Christian Science. Beliau wafat tahun 1979
di Jakarta.34
Sekarang ini Gereja Christian Science di Indonesia telah ada di tujuh kota
yaitu Jakarta, Bandung, Bogor, Yogyakarta, Solo, Karang Anyar dan Pematang
Siantar.35 Tiap minggunya mereka mengadakan kebaktian. Khusus di Jakarta
kebaktian diadakan dengan dua bahasa, yaitu bahasa Inggris (jam 08.30 pagi) dan
33Berdasarkan Arsip yang ada di Gereja Kristus, Ahli Ilmupengetahuan Indonesia, Jln. Cik
Di Tiro 38. Jakarta-Pusat. 1988. 34Rosalie E. Dumbar, A Women Who Made Difference dalam The Christian Science
Journal, Februari 2003, Vol. 121, No. 2. 35Wawancara Pribadi dengan Sri Umiyati Haryono.
bahasa Indonesia (jam 10 pagi).36 Setiap hari Rabu jam 18.30 diadakan kebaktian
yang diisi dengan pengalaman, kesaksian, pernyataan tentang Christian Science
(Ilmupengetahuan Kristen).37 Selain itu sejak tahun 1962 Majalah triwulanan The
Herald of Christian Science edisi Indonesia dengan nama Bentara Christian
Science untuk pertama kali diterbitkan.38
C. Pokok-Pokok Ajaran Christian Science
Dalam Gereja Christian Science, Alkitab dan tulisan Mary Baker Eddy
yaitu Science and Health with Key to The Scriptures (Ilmupengetahuan dan
Kesehatan dengan Kunci untuk Kitab Suci) merupakan pedoman utama dalam
ajaran Gereja Christian Science. Dalam buku Science and Health Mary Baker
Eddy telah merumuskan pokok-pokok ajaran Gereja Christian Science sebagai
berikut:
1. Allah
Allah adalah yang agung; yang maha mengetahui, maha melihat, maha
bekerja, maha bijaksana, maha pengasih, dan abadi; Asas; Budi; Jiwa; Roh;
Hidup; Kebenaran; Kasih; segala subtansi; kecerdasan. Allah adalah satu Allah,
tidak berhingga dan sempurna, dan tidak mungkin Ia berubah menjadi berhingga
dan tidak sempurna. 39
36Wawancara Pribadi dengan Sri Umiyati Haryono. 37Wawancara Pribadi dengan Sri Umiyati Haryono. 38Wawancara Pribadi dengan Sri Umiyati Haryono. 39Mary Baker Eddy, Ilmupengetahuan dan Kesehatan dengan Kunci untuk Kitab Suci,
Penerjemah Tim Gereja Christian Science Jakarta (Boston: Gereja Pertama Kristus, edisi Indonesia cetakan tahun 1975), h. 587.
Istilah Budi, Roh, Jiwa, Asas, Hidup, menurut Christian Science merupakan
satu arti, yaitu menunjukan kepada satu Allah yang mutlak.40
Bagi Verkuyl pernyataan-pernyataan Mary Baker Eddy dalam ajarannya
sangat samar-samar sehingga membingungkan orang yang akan mempelajari
ajarannya. Ungkapan Verkuyl (seorang tokoh Pendeta Kristen yang mengkritisi
ajaran Christian Science) menarik untuk dikutip.
“Pernyataan-pernyataan Mary Baker Eddy sangat samar-samar. Ia selalu berikhtiar dalam ajarannya meloloskan diri dari pantheisme, dan dalam bukunya itu tidak ada terdapat suatu kesaksian tentang Allah yang didasarkan pada Alkitab. dalam uraiannya tentang Allah, Mary Baker Eddy memakai filsafat spekulatif tentang yang ada dan yang tidak ada. Mary Baker Eddy adalah seorang ‘Theomonist’, artinya seorang yang hanya mengakui adanya Allah”.41 Perbedaan pandangan antara Verkuyl dan Mary dalam mendefinisikan
Allah, menurut pandangan Penulis adalah hal yang wajar. Karena setiap orang
berhak mendefnisikan hasil dari pikirannya masing-masing, selama buah
pikirannya tersebut dapat dipertanggungjawabkan.
Gambaran Allah dalam Christian Science menurut Penulis mirip dengan
sifat-sifat dan nama-nama Allah (Asma’ul Husna) dalam agama Islam. Tetapi
kalau kita cermati dari tafsiran Christian Science tentang Allah ada perbedaan
yang signifikan antara Islam dan Christian Science. Islam tidak mengenal Tri
Tunggal (Trinitas) dalam dzat Allah seperti yang digambarkan oleh Christian
Science.
40Wawancara Pribadi dengan Musa Natawiyogya, Jakarta, tanggal 20 Desember 2006. 41J. Verkuyl, Gereja dan Bidat, (Jakarta: Badan Penerbit Kristen, 1966), h. 141.
2. Yesus
Menurut aliran Christian Science, Yesus adalah nama manusia, yang lebih
dari sekalian manusia; yang lain menyatakan Kristus. Ide yang benar akan Allah,
yang menyembuhkan orang sakit, orang berdosa dan memusnahkan kekuasaan
maut. Yesus adalah manusia yang insani, dan Kristus adalah ide yang Ilahi;
karena itu ada kedwitunggalan, Yesus Sang Kristus.42 Yesus didefinisikan sebagai
konsep tertinggi yang dibutuhkan manusia mengenai gagasan Ilahi, yang
menghardik dan menghancurkan kesalahan serta membawa kebakaan manusia
pada terang.43
3. Kristus
Menurut aliran Christian Science Kristus adalah pernyataan ilahi Allah,
yang datang kepada daging untuk memusnahkan kesesatan yang berwujud
daging.44
4. Roh Kudus
Roh Kudus adalah Ilmupengetahuan ilahi; perkembangan akan hidup,
kebenaran, serta kasih yang abadi.45
Bagi Jans S. Aritonang, penjelasan Mary Baker Eddy tentang gambaran
Allah Bapa, Yesus, Kristus dan Roh Kudus sangat membingungkan. Menurutnya:
“…Membaca penjelasan ini kita tentu bisa bingung (tentang Allah Bapa, Yesus, Kristus, dan Roh Kudus), apa yang dimaksudkan. Namun menurut
42Baker Eddy, Ilmupengetahuan dan Kesehatan dengan Kunci untuk Kitab Suci, h. 473. 43 Baker Eddy, Ilmupengetahuan dan Kesehatan dengan Kunci untuk Kitab Suci, h. 473. 44Baker Eddy, Ilmupengetahuan dan Kesehatan dengan Kunci untuk Kitab Suci, h. 583. 45Baker Eddy, Ilmupengetahuan dan Kesehatan dengan Kunci untuk Kitab Suci, h. 588.
para pengamat, setidak-tidaknya penjelasan ini telah memuat sejumlah kata-kata kunci yang nantinya juga digunakan untuk menjelaskan banyak hal, baik mengenai Allah maupun mengenai hal-hal lain. Mary sangat menekankan bahwa Allah Bapa dan Yesus kristus sama seperti Roh Kudus, adalah Roh atau Prinsip yang rohani; karena itu hakekat ciptaan-Nya pun adalah roh atau rohani. Baginya benda atau materi adalah sesuatu yang semu.Lebih lanjut digambarkan juga bahwa Allah bukan hanya sebagai Bapa, melainkan Ibu, atau Ibu Bapa…”.46 Roh Kudus digambarkan sebagai Ilmupengetahuan Ilahi, pengembangan
dari Kehidupan, Kebenaran, dan Kasih. Berdasarkan itu Science and Health
Menjelaskan “tritunggal Ilahi” sebagai berikut:
“Hidup, Kebenaran dan Kasih merupakan Oknum tritunggal yang kita sebut Allah – yaitu asas yang bersifat ilahi rangkap tiga, Kasih. Ketiga nama itu menggambarkan suatu trinitas dalam kesatuan, tiga dalam satu – satu dalam wujud, meskipun bermacam-macam dalam jabatan: Allah, Ibu-Bapa; Kristus, ide rohaniah akan anak Allah; Ilmupengetahuan ilahi atau Penghibur Yang Kudus. Ketiganya ini menyatakan dalam Ilmupengetahuan ilahi sifat rangkap tiga dan hakiki wujud yang tidak berhingga. Ditunjuknya juga kepada Asas ilahi wujud ilmiah, kepada hubungan yang cerdas di antara Allah dengan manusia dan alam semesta”.47
5. Manusia
Konsep Manusia dalam Gereja Christian Science adalah manusia bukanlah
zat; ia tidak tersusun dari otak, darah, tulang, dan anasir kebendaan, yang lain.
Kitab Suci mengajarkan kepada kita, bahwa manusia dijadikan menurut gambar
dan keserupaan Allah. Zat bukanlah keserupaan itu. Manusia bersifat rohaniah
dan sempurna. Manusia ialah paduan ide akan Allah, yang meliputi sekalian ide
yang benar.48
46Aritonang, Berbagai Aliran di Dalam dan Sekitar Gereja, h. 391. 47Baker Eddy, Ilmupengetahuan dan Kesehatan dengan Kunci untuk Kitab Suci, h. 331-
332. 48Baker Eddy, Ilmupengetahuan dan Kesehatan dengan Kunci untuk Kitab Suci, h. 475.
Sebagaimana yang telah disebutkan dalam Science and Health di atas yaitu
tentang definisi manusia, menurut Penulis ada perbedaan antara Christian Science
dan Protestan pada umumnya. Konsep manusia menurut Christian Science
merupakan sebagai citra Allah dan memiliki keserupaan dengan Allah, karena
Allah adalah Roh maka manusia pada hakikatnya bersifat rohaniah.. Christian
Science berpendapat bahwa dalam diri manusia tidak ada keburukan baik jasmani
dan rohani, yang ada hanyalah kesempurnaan Allah yang dipancarkan padanya.
Mereka tidak percaya kepada hal-hal kebendaan yang ada hanya ciptaan Allah
yang bersifat rohaniah.
Manusia bukan Allah, tetapi suatu “expression of His being”,49 artinya
penyataan dari wujud-Nya. Manusia - rohani itu merupakan cerminan atau refleksi
dari Allah dan dalam cerminan atau refleksi ini ‘Allah dan manusia’ satu. Manusia
bersifat rohaniah. Ia bukan materi, ia tidak badani, ia tidak jatuh dalam dosa, tidak
sakit, tidak fana dan tidak akan binasa. Ia berada di dalam dan kekal beserta Allah.
6. Keselamatan
Keselamatan dalam Christian Science adalah Hidup, Kebenaran dan Kasih
dipahami dan dibuktikan sebagai mahakuasa atas segala-galanya; dosa, penyakit
dan maut dimusnahkan.50
Dalam memahami ‘keselamatan’ Christian Science berpendapat bahwa
seluruh dosa, penyakit, bahkan maut sekalipun dapat dihilangkan atau
dimusnahkan melalui pemahaman yang benar tentang Allah, karena keselamatan
49Wawancara Pribadi dengan Sri Umiyati Haryono. 50Baker Eddy, Ilmupengetahuan dan Kesehatan dengan Kunci untuk Kitab Suci, h. 593.
selalu ada pada kasih Allah dan doa kristiani merupakan salah satu cara dalam
mendapatkan kasih tersebut.
7. Zaman Akhir
Mary Baker Eddy memberikan penjelasan tentang konsep zaman akhir
dalam bukunya Science and Health with Key to The Scriptures (Ilmupengetahuan
dan Kesehatan dengan Kunci untuk Kitab Suci) halaman 291: 32-36 sebagai
berikut:
“Tidaklah ada penghakiman yang terakhir yang menantikan manusia fana, karena hari penghakiman oleh kebijaksanaan ilahi dating dari saat ke saat dan terus menerus – yaitu penghakiman yang menaggalkan semua kesesatan kebendaan dari manusia fana. Mengenai kesesatan rohaniah – tidaklah ada hal demikian.”
Jan S. Aritonang berpendapat bahwa Christian Science menyangkal setiap
pokok utama pengakuan iman Kristen tentang akhir zaman, takkan ada
kedatangan Kristus kedua kali; tak ada kerajaan maut atau neraka; tak ada sorga;
tak ada kebangkitan tubuh; tak ada penghakiman akhir; dan takkan ada langit dan
bumi baru. Pendek kata, tidak ada wawasan tentang akhir zaman bersifat universal
atau berlaku untuk semua orang, yang ada hanyalah ‘akhir zaman individual’.
Kematian yang terjadi atas setiap orang, dipahami sebagai perubahan, yang
menghantar seseorang kepada kehidupan baru yang bebas dari unsur dan sifat
kebendaan. Menurutnya,
“…Ketika seseorang mati, ia harus menjalani ‘masa percobaan’ dalam rangka membebaskan manusia dari pikirannya yang fana itu, sekaligus menghancurkan angan-angannya tentang keberadaan materi, penyakit dan dosa. Jadi lewat masa percobaan itu manusia harus memperlihatkan kemajuan rohani. Itu berarti bahwa setelah ia mati, berbagai kekeliruan dan
dosa masih melekat pada kesadarannya, sehingga ia – sesudah mati – masih berjuang mengalahkannya…”51
Kutipan Aritonang tentang zaman akhir merupakan ‘akhir zaman
individual’, dibenarkan oleh Ibu Haryono (Ketua Dewan Peyelenggara Gereja
Christian Science Jakarta) ketika Penulis wawancara dengannya. Maka, Penulis
berpendapat bahwa zaman akhir menurut Christian Science tidak ada batasnya,
artinya manusia harus berusaha untuk selalu memperbaiki kehidupannya.
Perbandingan antara konsep zaman akhir dalam Christian Science dengan
konsep zaman akhir dalam ajaran Islam, menurut pandangan Penulis ada
perbedaan yang signifikan. Islam begitu percaya bahwa zaman akhir merupakan
peristiwa yang wajib diimani oleh umatnya. Pada zaman akhir tersebut umat Islam
mempertanggung-jawabkan segala amalan yang telah dilakukannya selama di
dunia. Tidak ada kesempatan kedua kali untuk memperbaiki segala perbuatannya
setelah hari akhir. Sedangkan Christian Science berpendapat bahwa penghakiman
Ilahi datang dari saat ke saat dimana manusia mendapat kesempatan untuk
mengalahkan kejahatan.52
8. Sakramen
a. Perjamuan Suci (Kudus)
Kebaktian Perjamuan Suci diadakan oleh gereja-gereja cabang setiap tahun,
yaitu tepatnya pada hari Minggu kedua bulan Januari dan Juli, dan dalam
kebaktian ini harus dibacakan Rukun Iman Gereja Induk.53
51Aritonang, Berbagai Aliran di Dalam dan Sekitar Gereja, h. 395-396. 52Wawancara Pribadi dengan Sri Umiyati Haryono. 53Mary Baker Eddy, Buku Pedoman Gereja, Penerjemah Tim Gereja Christian Science
(Boston: Gereja Pertama Kristus, 1990), h. 61.
Perjamuan Suci dalam Christian Science tidak menggunakan anggur dan
roti (yang biasa digunakan oleh Gereja Arus Utama). Menurut mereka jika
perjamuan suci dibatasi dengan makan roti dan minum anggur saja, maka
hilanglah paham yang benar dalam arti yang rohani.54
b. Baptisan
Arti baptisan dalam aliran Christian Science ialah pemurnian dari segala
kesesatan.55
Dari keterangan di atas, Penulis berpendapat bahwa sakramen dalam Gereja
Christian Science berbeda dengan sakramen yang biasa dilakukan oleh agama
Kristen umumnya. Perjamuan Suci yang dilakukan oleh Gereja Arus Utama
biasanya selalu menggunakan “anggur” dan “roti”, sebagai tanda kejadian yang
telah dialami Yesus ketika menebus dosa manusia, sedangkan dalam Christian
Science sebaliknya tidak menggunakan roti dan anggur. Perbedaan makna dan tata
cara sakramen dalam Christian Science dengan agama Kristen umumnya, tentu
mempunyai arti dan tujuan tersendiri bagi Christian Science. Christian Science
selalu menghindarkan istilah “kebendaan” dalam keimanannya, hal tersebut dapat
kita lihat dari konsep ajarannya yang telah dijelaskan di atas.
D. Praktek Ajaran Christian Science
Dalam melaksanakan ibadah, gereja Christian Science mempunyai beberapa
praktek ajaran, diantaranya:
1. Kebaktian hari minggu
54Aritonang, Berbagai Aliran di Dalam dan Sekitar Gereja, h. 391. 55Aritonang, Berbagai Aliran di Dalam dan Sekitar Gereja, h. 391.
Kebaktian ini dilaksanakan setiap hari minggu secara rutin dan teratur.
Kebaktian hari minggu di Gereja Christian Science Jakarta dibagi dalam
dua waktu, yaitu : pertama jam 8.30 pagi, menggunakan bahasa Inggris
dan kedua, dilaksanakan pada jam 10.00 pagi berbahasa Indonesia.
Kebaktian ini berupa:56
a) Nyanyian
b) Pembacaan Pilihan Ayat-ayat Kitab Suci
c) Doa dalam Hati, disusul dengan mengucapkan Do’a Bapa Kami
dengan tafsiran rohaniahnya. Doa tersebut sebagai berikut:
DOA BAPAK KAMI
Doa ini, yang diberikan kepada dunia oleh Kristus Yesus, yang merupakan bagian Kebaktian Hari Minggu pada semua Gereja-Gereja Kristus, Ahli Ilmupengetahuan. Sang Guru kita bersabda: “karena itu berdoalah demikian”, lalu
diberikannya doa yang memenuhi semua keperluan
insani.........Baiklah saya kemukakan di sini makna rohaniah Doa
Tuhan, sebagai yang saya pahami:......
Bapa kami yang ada di sorga,
(Bapa-Ibu kami Allah, serba-selaras)
Dikuduskanlah nama-Mu.
(Yang sungguh menawan hati)
Datanglah Kerajaan-Mu,
56 Mary Baker Eddy, Buku Pedoman Gereja, Penerjemah Tim Gereja Christian Science
(Boston: Gereja Pertama Kristus, 1990), h. 120.
(Kerajaan-Mu selalu datang; Engkau adalah selalu-hadir)
Jadilah kehendak-Mu, di bumi seperti di sorga.
(Mampukanlah kami mengenal, -di bumi seperti di sorga,- Allah
adalah maha-hadir, mengungguli segalanya)
Berilah kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya;
(Berilah kami kasih-karunia untuk hari ini; berilah makan orang-
orang yang menderita kelaparan)
Dan ampunilah kami akan kesalahan kami, seperti kami mengampuni
orang yang bersalah kepada kami;
(Dan kasih dipantulkan di dalam kasih)
Dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan, tetapi
lepaskanlah kami dari yang jahat.
(Dan Allah tidak membawa kita kepada pencobaan, melainkan
melepaskan kita dari dosa, penyakit dan maut)
Karena Engkaulah yang empunya Kerajaan dan kuasa dan kemuliaan
sampai selama lamanya.
(Karena Allah tak terbatas, penuh kuasa, penuh kehidupan,
Kebenaran, Kasih atas semua dan Semua).
d) Nyanyian
e) Pengumuman-pengumuman yang perlu
f) Nyanyian Solo
g) Pembacaan Kata Penjelasan pada lembaran pertama Buku
Triwulanan
h) Pemberitahuan pokok Khotbah-Pelajaran dan pembacaan Ayat
Emas.
i) Pembacaan Pilihan Ayat-ayat Kitab Suci yang disebut “Pembacaan
Bergilir” oleh Pembaca Pertama dan kedua serta seluruh jemaat
berganti-ganti
j) Pembacaan Khotbah-Pelajaran
k) Pemungutan Sumbangan
l) Nyanyian
m) Pembacaan Pernyataan Ilmiah tentang Wujud, dan Ayat-Ayat
Kitab Suci yang sesuai dari I Yohanes 3:1-3
n) Ucapan Berkat.
2. Pertemuan Hari Rabu
Selain kebaktian hari minggu, Gereja Christian Science melaksanakan
kebaktian pada hari Rabu. Gereja Christian Science di Jakarta
melaksanakan kebaktian tersebut pada jam 18.30 yang diisi dengan
pengalaman, kesaksian, dan pernyataan tentang Christian Science yang
dilaksanakan di Gereja Christian Science.
Adapun tata cara kebaktian tersebut adalah:57
a) Nyanyian
b) Pembacaan dari al-Kitab dan pembacaan bagian-bagian
yang sesuai dari Ilmupengetahuan dan Kesehatan dengan
Kunci untuk Kitab Suci
57Baker Eddy, Buku Pedoman Gereja, h. 122.
c) Dosa dalam hati, disusul dengan mengucapkan Doa Bapa
Kami tanpa tafsiran rohaniahnya.
d) Nyanyian
e) Pengumuman-pengumuman yang perlu.
f) Pengalaman, kesaksian, dan pernyataan tentang
Ilmupengetahuan Kristen.
g) Nyanyian Penutup.
Dianjurkan dalam kebaktian ini didahului dan diakhiri dengan
musik yang cocok dari organ atau piano.
2. Hari Bersyukur
Tata cara hari bersyukur ini sebagai berikut:58
a) Nyanyian
b) pembacaan pernyataan syukur dari Presiden Amerika Serikat atau
dari Gubernur Negara bagian, atau dari kedua-duanya.(di
Indonesia, karena kebaktian bersyukur biasanya diadakan pada hari
natal, yang dibacakan adalah pesan Natal dari Dirjen. Bimas
Kristen Protestan Departemen Agama.
c) Pembacaan pilihan ayat-ayat kitab suci
d) Doa dalam hati, disusul dengan mengucapkan Doa Bapak Kami
dengan tafsiran rohaniahnya.
e) Nyanyian
58Baker Eddy, Buku Pedoman Gereja, h. 123.
f) Pembacaan Kata Penjelasan pada lembaran pertama Buku
Triwulanan.
g) Pemberitahuan pokok Khotbah-Pelajaran dan pembacaan Ayat
Emas
h) Pembacaan bergilir oleh pembaca pertama dan seluruh jemaat.
i) Pembacaan Khotbah-Pelajaran yang dipersiapkan oleh Panitia
Pelajaran Alkitab.
j) Nyanyian Solo
k) Kesaksian-kesaksian yang cocok untuk kesempatan ini oleh para
Ahli Ilmupengetahuan Kristen
l) Nyanyian
m) Pembacaan pernyataan Ilmiah tentang Wujud, dan Ayat-Ayat
Kitab Suci yang sesuai dari I Yohanes 3:1-3
n) Ucapan Berkat
3. Acara Kebaktian Perjamuan Suci
Tata cara kebaktian ini sebagai berikut:59
a) Nyanyian
b) Pembacaan Pilihan Ayat-ayat Kitab Suci
c) Doa dalam Hati, disusul dengan mengucapkan Doa Bapa Kami
dengan tafsiran rohaniahnya.
d) Nyanyian
e) Pengumuman-pengumuman yang perlu
59Baker Eddy, Buku Pedoman Gereja, h. 125.
f) Pembacaan Rukun Iman Gereja Induk
g) Pemungutan Sumbangan dan Nyanyian Solo
h) Pembacaan kata penjelasan pada lembaran pertama Buku
Triwulanan
i) Pemberitahuan pokok Khotbah-Pelajaran dan Pembacaan Ayat
Emas
j) Pembacaan Pilihan Ayat-Ayat Kitab Suci yang disebut
“Pembacaan Bergilir”, oleh pembaca Pertama dan seluruh jemaat
berganti-ganti
k) Pembacaan Khotbah-Pelajaran. (sesudah Pembaca Kedua
membacakan petikan-petikan al-kitab pada Penggal pertama dari
Khotbah-Pelajaran.
l) Pembaca Pertama secara ringkas mengajak seluruh jemaat untuk
berlutut dalam persatuan dengan Allah di dalam hati. Ini menutup
dengan mengucapkan Doa Bapa Kami (tanpa tafsiran
rohaniahnya).
m) Menyanyikan Kidung Puji:
“Tuhan, bagiMu pujian,
LangitMu p’nuh kemuliaan,
Biar dunia ikut menyembah,
Pada hukumMu berserah,”
n) Pembacaan Pernyataan Ilmiah tentang Wujud, dan Ayat-ayat Kitab
Suci yang sesuai dari I Yohanes 3:1-3.
o) Ucapan Berkat
Konsep ajaran Christian Science yang telah dijelaskan di atas, umumnya
mendapatkan respon negatif dari kalangan gereja-gereja. Padahal di tempat
asalnya yaitu Amerika Serikat, aliran ini cukup mendapat respon positif, antara
lain pada tahun 2002 yang lalu, website dan acara program TV mereka
mendapatkan penghargaan. Website mereka yang bernama Spirituality.com
memenangkan penghargaan “The Best online Community 2002” pada sevenths
annual Massachusetts Interactive Media Council (MMC) Award. Kemudian
program TV mereka yang bernama “The Christian Science Weekly Bible Lesson”
meraih juara pertama untuk “The Best Technical Produktion” pada second annual
Atlanta Interfaith Broadcasters (AIB) Allen Awards.60
Di Indonesia sendiri, tampaknya pandangan negatif terhadap konsep ajaran
Christian Science masih tertanam di kalangan gereja-gereja, meskipun pemerintah
sudah mengakui keberadaan Christian Science sebagai salah satu bagian dari ke-
Kristenan tetapi sepertinya itu belum cukup kuat untuk menghapus predikat
Christian Science sebagai salah satu aliran sesat atau bidat dalam ke-Kristenan.
Menurut Penulis, apa yang dilakukan oleh mahasiswa dan tokoh-tokoh
pluralis seperti Nurcholis Madjid dan lainnya yang membuka dialog antar agama
merupakan respon positif. Yaitu sebagai suatu usaha untuk membuka wawasan
para mahasiswa agar dapat melihat dengan bijak keberadaan aliran-aliran tersebut.
60Christian Science Sentinel, tanggal 2 Desember 2002, h. 5.
BAB III
KONSEP GEREJA CHRISTIAN SCIENCE TENTANG DOA
A. Pengertian Doa
I.A.1 Pengertian Doa Secara Umum
Doa dalam istilah agama secara umum adalah permohonan seorang hamba
kepada Tuhannya.61Syarat doa dalam agama diantaranya adalah harus terdapat
pemohon, yaitu hamba. Kemudian ada zat yang mengabulkan permohonan yang
lebih tinggi dari hamba, yaitu Tuhan Yang Maha Esa. Selanjutnya adalah
permohonan itu sendiri, yaitu sesuatu yang diminta oleh manusia.62
Dalam agama Kristen pengertian doa secara umum adalah suatu gejala
keagamaan yang umum dan dapat dirumuskan sebagai tindakan manusia yang
menyapa kekuasaan adikodrati yang dianggap kekal, berpribadi dan dapat
mendengarkan apa yang disampaikan dalam perkataan, gerakan dan sikap hormat
(mengatupkan tangan, berlututut, membungkuk, bernyanyi). Doa bersifat
permohonan, pengakuan, syukur atau pujian.63
Dalam Alkitab Perjanjian Lama disebutkan:
“Manusia berbicara dengan Tuhan, mengakui dosanya, menyembah dan bersyukur kepadaNya. Percakapan dengan Tuhan, yang muncul dari
61M. Mutawalli As-Sya’rawi, Doa yang Dikabulkan, (Jakarta: Akbar Media Eka sarana,
2002), h. 7. 62As-Sya’rawi, Doa yang Dikabulkan, h. 8. 63Adolf Heuken S. I, (ed.), “Doa”, Ensiklopedi Gereja, (Jakarta: Yayasan Loka Caraka,
1991), Jilld I A-G, h. 248.
hubungan erat denganNya, dinamakan doa, yang mengandung banyak unsur: Doa dapat berupa Doa Kurban Syukur “(mis. Mz 50, 14.23; 107,22)
Doa dalam agama Kristen biasanya diawali dengan pengakuan dosa. Setelah
itu memanjatkan apa yang diinginkan yaitu berupa permohonan.64 Berdoa
merupakan kewajiban bagi umat Kristen. Perintah berdoa bagi umat Kristen telah
disebutkan dalam Perjanjian Baru sebagai berikut :
“Tetaplah berdoa. Mengucap Syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu”. (1 Tes 5, 17-18).65
Semua hal yang berhubungan dengan doa mengandaikan kesadaran diri akan
adanya kebutuhan untuk menyendiri dengan Tuhan, dan mengesampingkan
kehendak sendiri sehingga dapat bertemu dengan Tuhan Yang Maha Agung.
Tertera dalam Perjanjian Baru surat Roma 8:26, yang berbunyi: “kebanyakan
orang tidak tahu, bagaimana sebenarnya mereka harus berdoa”.
Dalam agama Islam pengertian doa secara umum adalah: Ucapan
permohonan dan pujian kepada Allah SWT dengan cara-cara tertentu.66 Doa
disebutkan dalam Alquran dengan beberapa pengertian, yakni doa berarti
permintaan (QS.40:60), permohonan (QS.7:55 dan QS.2:186), panggilan
(QS.17:52), dan pujian (QS.17:111).67 Doa merupakan suatu ibadah yang tidak
menuntut syarat dan rukun yang ketat. Berdoa merupakan ibadah bahkan dapat
merupakan intisari ibadah.
64Heuken S. I, (ed.), “Doa”, Ensiklopedi Gereja, (Jakarta; Yayasan loka Caraka, 1991), h.
249. 65Bersumber dari Alkitab terbitan Lembaga Alkitab Indonesia, th. 2000,.h. 248. 66Kafrawi Ridwan, et al., (ed.), “Doa”, Ensiklopedi Islam (Jakarta: PT Ichtiar Baru Van
Hoeve, 1999), Jilid I, h. 317. 67Ridwan, et al., (ed.), “Doa”, Ensiklopedi Islam, h. 317.
Doa dalam Islam dianjurkan di mana saja dan kapan saja, karena doa adalah
penyambung antara hamba dan Tuhannya. Bila seseorang berdoa kepada Allah
SWT dan meminta pertolongan-Nya kapan saja maka Dia selalu berada dalam
hatinya, lalu orang tersebut tidak akan tersesat dan menderita.
Dalam agama Kristen doa biasanya diawali dengan pengakuan dosa,
sedangkan dalam agama Islam doa hendaknya diawali dengan tobat, kemudian
berdoa kepada Allah SWT sesuai dengan yang diinginkan.
Dilihat dari beberapa pengertian umum di atas, Penulis menganalisis bahwa
doa terdiri dari dua tujuan. Pertama, untuk menyampaikan permohonan dan
harapan kepada Tuhan. Kedua, menyampaikan pujian dan syukur kepada Tuhan.
Doa dan harapan disampaikan sebagai ungkapan kerinduan manusia kepada
Tuhan agar hadir dan berkarya dalam kehidupan manusia. Doa pujian dan syukur
adalah ungkapan terimakasih kepada Tuhan atas segala berkat dan kasih karunia
yang telah diterima. Di tinjau dari aspek-aspek tersebut di atas baik agama Kristen
maupun Islam sebenarnya mempunyai kemiripan dalam hal berdoa, hanya saja
dilihat dari segi ritualnya yang membedakan antara Kristen maupun Islam.
I.A.2. Pengertian Doa Menurut Gereja Christian Science
Pengertian doa menurut gereja Christian Science tak jauh berbeda dengan
agama lainnya. Tetapi kalau dilihat secara khusus, doa dalam gereja Christian
Science mempunyai makna yang tersendiri bagi penganutnya.
Pengertian doa dalam Christian Science adalah komunikasi dengan Allah.
Komunikasi ini bersifat dua arah,68 pertama kita menyampaikan komunikasi
kepada Allah dan kedua, menerima komunikasi tersebut dari-Nya. Doa yang
terpenting menurut Christian Science adalah menerima komunikasi dari Allah.
Dalam Science and Health [284:38-1] disebutkan:
“Pikiran memancar dari Allah kepada manusia; akan tetapi tidak ada penanggapan atau pemberitahuan yang berasal dari tubuh kebendaan yang mencapai Budi. Dalam perhubungan di antara Allah dan manusia, pikiran selalu datang dari Allah kepada ideNya, manusia”.
Allah yang dimaksud di sini adalah Pencipta alam semesta, Dzat yang ada
karena diri-Nya sendiri, yang melingkupi semua yang sungguh-sungguh ada, yang
Esa, yang tidak berhingga.69
Menurut Christian Science berdoa berarti kembali kepada pribadi sendiri.70
Kembali kepada pribadi sendiri maksudnya adalah suatu cara belajar berpikir
tentang wujud Allah, Manusia dan Alam. Berdoa adalah ihtiar yang tidak terbatas
untuk mengamati sesuatu sebagaimana Tuhan mengamati sesuatu.
Doa dalam Christian Science merupakan hal penting dalam ‘Penyembuhan
Kristiani’ sehingga hal-hal yang bersifat kebendaan sebagai penunjang ‘Doa
Kristiani’ dihilangkan. Contohnya orang yang sakit kanker akan disembuhkan
melalui doa tanpa membutuhkan pertolongan medis, asalkan doa tersebut
dilakukan secara benar melalui ketentuan yang telah ditentukan dalam Christian
Science.
68Wawancara Pribadi dengan Sri Umiyati Haryono, Jakarta, tanggal 20 Desember 2006. 69Konsep tentang Allah dalam Christian Science telah dijelaskan pada bab terdahulu. Pada
bab ini Penulis tidak akan membahas kembali tentang konsep tersebut. 70J. Verkuyl, Gereja dan Bidat, (Jakarta: Badan Penerbit Kristen, 1966), h. 143.
Penganut Christian Science melakukan doa dimana saja dan kapan saja. Doa
Christian Science secara resmi dan bersama-sama biasanya dilaksanakan pada
acara-acara kebaktian di Gereja.71
Menurut Christian Science barometer untuk mengetahui benar dan tidaknya
doa yang dilakukan oleh manusia, yaitu dengan menjawab pertanyaan yang ada
pada buku karangan Mary Baker Eddy dalam Science and Health with Key to the
Scriptures ( 9:7) yaitu:
“Batu ujian bagi semua doa terletak dalam jawaban atas pertanyaan yang berikut: Adakah kita lebih banyak mengasihi sesama kita sebagai akibat doa kita? Teruskah kita mementingkan diri sendiri seperti dahulu, sudah puas karena telah berdoa memohonkan sesuatu yang lebih baik, meskipun kita tidak membuktikan ketulusan permohonan kita dengan hidup sesuai dengan doa kita? Kalau sekiranya sifat mementingkan diri sendiri telah meluangkan tempat kepada kemurahan hati, maka kita akan memandang sesama kita dengan tidak mementingkan diri sendiri dan memberkati orang yang mengutuk kita; tetapi kita tidak pernah akan memenuhi kewajiban yang luhur ini hanya dengan memohonkan, supaya hal itu dapat terjadi. Ada salib yang harus kita pikul, sebelum kita dapat menikmati hasil pengharapan dan iman kita”.
Maksud dari kutipan di atas adalah orang yang telah berdoa menurut
Christian Science tidak merasa puas dengan doa yang telah dilakukan olehnya,
akan tetapi orang yang telah berdoa selalu mengasihi sesamanya, tidak egois
artinya tidak mementingkan kepentingan pribadi, dan makna kata ‘salib’ dalam
kutipan terakhir adalah kewajiban manusia terhadap alam semesta yang
ditinggalinya. Manusia bertanggungjawab dalam mengolah alam sekitarnya.
71Wawancara Pribadi dengan Musa Natawiyogya, (Pegurus Gereja Christian Science
Jakarta), Jakarta, tanggal 20 Juli 2006.
Orang yang telah berdoa diharuskan peka terhadap permasalahan-permasalahan
yang ada di Bumi.72
Penulis menganalisis dari kutipan di atas bahwa Mary Baker Eddy mencoba
memberikan gambaran tentang manusia yang melakukan doa secara benar.
Gambaran tersebut adalah sebagai berikut.
Orang yang telah berdoa secara benar seharusnya:
1. Lebih peka terhadap lingkungan sekitarnya.
2. Selalu berbuat dermawan tidak mementingkan diri pribadi dan selalu
bersikap baik kepada orang yang telah menyakitinya.
3. Selalu sabar dan tidak pernah berhenti berdoa meskipun doanya tidak
sesuai dengan apa yang diinginkan.
Penulis berpendapat bahwa, secara umum pengertian doa menurut Christian
Science dengan pengertian doa menurut agama Kristen (umumnya) dan Islam
memiliki kemiripan, tetapi dilihat secara khusus ketiga pengertian tersebut
terdapat perbedaan. Perbedaan pandangan dalam hal pengertian doa dari ketiga
agama tersebut dapat dilihat dari cara pandang mereka terhadap Allah, manusia,
dan dosa. Dalam pandangan Islam manusia bukan hanya terdiri dari unsur roh saja
melainkan terdiri dari rohani jasmani, dan doa merupakan suatu kewajiban
sebagai jalan untuk mendapatkan karunia-Nya. Sedangkan Christian Science
memandang bahwa manusia adalah roh, dan doa merupakan cara belajar berpikir
tentang wujud Allah, manusia dan alam. Setelah mereka membenarkan cara
pandang mereka terhadap Allah, maka mereka terhindar dari segala kesulitan,
72Wawancara Pribadi dengan Musa Natawiyogya.
penyakit, dan sebagainya. Perbedaan pandangan dalam hal ini pada hakikatnya
memiliki tujuan yang sama yaitu ingin mendekatkan diri kepada Sang Pencipta
dan mendapatkan kebahagiaan hidup.
Adanya perbandingan-perbandingan di atas, bukan berarti Penulis
bermaksud untuk membenarkan salah satu agama dan menyalahkan yang lain,
melainkan hanya kepentingan studi Ilmu Pengetahuan dan agar lebih memahami
pemahaman agamanya masing-masing saling hormat menghormati dalam hal
perbedaan.
B. Jenis-Jenis Doa Dalam Gereja Christian Science
Semua bentuk komunikasi yang tulus dengan Allah adalah doa, dan doa
dalam Christian Science memiliki beberapa jenis seperti halnya dalam agama-
agama lain. Jenis-jenis doa tersebut diantaranya:73
puji-pujian dan rasa syukur
permohonan dan keinginan
renungan akan kebenaran Allah
Dalam Science and Health 8:12-21 disebutkan:
“Jikalau seseorang, meskipun kelihatannya bersungguh-sungguh dalam agama dan sering berdoa, tidak murni, dan karena itu tidak tulus, maka apakah yang harus dikatakan tentang orang itu? Jika kehidupannya menyatakan tinggi isi doanya, maka tidak ada alasan untuk mengatakan sesuatu tentang dia. Jika kita merasakan keinginan, kerendahan hati, syukur dan kasih yang dinyatakan oleh perkataan kita – maka tentu diterima Allah, dan bijaksanalah kalau kita tidak mencoba menipu diri sendiri atau orang lain, karena “tidak ada sesuatu yang tertutup yang tidak akan dibuka.”
73Wawancara Pribadi dengan Sri Umiyati Haryono.
Para anggota Christian Science mempunyai kewajiban untuk berdoa tiap
harinya. Kewajiban berdoa tersebut bertujuan agar dilepaskan dari semua yang
jahat, dari meramalkan, menghakimi, menghukum, menasihati, mempengaruhi,
ataupun dipengaruhi secara sesat. Doa yang dilakukan oleh pengikut Christian
Science pada tiap hari disebut dengan ‘Doa Harian’. Disamping ‘doa harian’
adapula macam doa lain yaitu ‘Doa di Gereja’.74 Doa di gereja harus dipanjatkan
bersama-sama dan semata-semata bagi jemaat
Bacaan dari doa harian tersebut selalu dibacakan ‘puji-pujian dan rasa
syukur’ yaitu:
“Datanglah kerajaan-Mu”; baiklah pemerintahan kebenaran, hidup dan Kasih ilahi menetap di dalam diriku dan menjauhkan segala dosa dariku; dan kiranya Firman-Mu memperkaya kasih sayang seluruh umat manusia serta menguasai mereka!”.75
Penulis mencoba menganalisis dari penjelasan di atas bahwa umat Christian
Science dalam berdoa, baik doa harian maupun doa dalam gereja selalu
melakukan dengan jenis-jenis doa yang telah disebutkan di atas yaitu:
• Puji-pujian dan rasa syukur. Puji-pujian ini biasanya menyanyikan lagu-
lagu religius yang isinya mengucapkan rasa syukur kepada Tuhan.
• Permohonan dan keinginan. Umat Christian Science selalu menyampaikan
permohonan dan keinginannya kepada Tuhan dalam doa. Baik untuk
dirinya sendiri maupun untuk orang lain. Doa menurut Mary Baker Eddy
dalam Science and Health 1:12-15 disebutkan bahwa: “keinginan adalah
74Mary Baker Eddy, Buku Pedoman Gereja, Penerjemah Tim Gereja Christian Science
(Boston: Gereja Pertama Kristus, 1990), h. 41-42. 75Mary Baker Eddy, Ilmupengetahuan dan Kesehatan dengan Kunci untuk Kitab Suci,
Penerjemah Tim Gereja Christian Science Jakarta (Boston: Gereja Pertama Kristus, edisi Indonesia cetakan tahun 1975), h. 30.
doa; dan kita tidak akan kehilangan sesuatu juapun dengan
mempercayakan keinginan kita kepada Allah supaya dibentuk dan
diluhurkan sebelum menjadi nyata dalam kata-kata dan perbuatan”
• Renungan akan kebenaran Allah. Umat Christian Science dalam
melakukan doanya selalu merenungkan akan kebenaran Allah. Karena
“kebenaran” dalam Science and Health 2:1-6 merupakan salah satu dari
alasan untuk mendoa, dan kebenaran akan Allah merupakan keimanan
yang pokok sebelum melakukan doa.
“Apakah yang merupakan alasan doa? Adakah kita mendoa untuk memperbaiki diri kita sendiri atau untuk mendatangkan manfaat kepada orang yang mendengar kita, untuk memberi keterangan kepada yang tidak berhingga atau untuk didengar oleh manusia? Adakah mendoa bermanfaat bagi kita?sesungguhnyalah demikian; keinginan yang keluar dari hati, haus akan kebenaran, diberkati oleh Bapa kita dan tidak akan kembali kepada kita dengan sia-sia.” (Science and Health. 2:16).
C. Etika Berdoa Dalam Gereja Christian Science
Etika berdoa dalam gereja Chrstian Science menarik untuk diketahui, karena
di dalamnya mengandung pelajaran-pelajaran bagaimana umat Christian Science
melakukan doa.
Dalam Christian Science doa bersifat mental, jarang dengan kata-kata yang
diucapkan. Buku Science and Health (12:39-5) mengatakan:
“Dalam Ilmupengetahuan ilahi, yang mengakui bahwa doa bersifat mental, semua dapat berpaling kepada Allah sebagai “penolong dalam kesesakan sangat terbukti.” Kasih bersifat tidak berat sebelah dan universal dalam penyesuaianNya dan pemberian karuniaNya. Kasih adalah sumber terbuka yang berseru: “Ayo, hai semua orang yang haus, marilah dan minumlah air.”
Sikap mental yang benar dalam berdoa menurut Christian Science adalah
berusaha mengikuti sabda Yesus yang mengatakan:
“Jika engkau berdoa, masuklah ke dalam kamarmu, tutuplah pintu dan berdoalah kepada Bapamu yang ada di tempat tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu.”
Buku Science and Health (15:3) memberikan penjelasan mengenai sabda
Yesus itu demikian:
“Kamar itu melambangkan tempat kudus Roh, yang pintunya tertutup bagi penanggapan yang berdosa, tetapi membiarkan masuk Kebenaran, Hidup, dan Kasih. Jika tertutup bagi kesesatan, pintu itu terbuka bagi Kebenaran, dan demikian juga sebaliknya. Bapa yang ada di tempat tersembunyi tidak nampak bagi pancaindera jasmaniah, tetapi Ia mengetahui segala hal dan mengganjar berdasarkan alasan kita dan bukan perkataan kita. Untuk dapat masuk ke dalam inti doa, pintu pancaindera yang sesat harus ditutup. Bibir harus membisu dan sifat materialistis diam, agar manusia dapat menghadap Roh, Asas ilahi, Kasih, yang memusnahkan semua kesesatan”.
Christian Science banyak menekankan berdoa dalam hati. Mengenai berdoa
di muka umum, buku Science and Health (13:6) mengatakan:
“Dalam berdoa di muka umum, seringkali kita melampaui batas keyakinan kita, melampaui pendirian jujur keinginan yang bersungguh-sungguh. Jika kita di dalam hati tidak sangat menginginkan dan di muka orang tidak berjuang untuk melaksanakan segala yang kita pohonkan, maka doa kita hanyalah “bertele-tele dengan sia-sia saja” sebagai yang dilakukan orang yang tidak mengenal Allah. Kalau doa kita tulus, maka kita bekerja untuk yang kita pohonkan; dan Bapa kita, yang melihat barang yang tersembunyi, akan membalas kita di muka umum. Dapatkah keinginan kita bertambah kuat hanya dengan mengucapkannya di muka orang banyak? Lebih cepatkah kita capai pendengaran Sang Mahakuasa dengan kata-kata daripada dengan pikiran? Bahkan kalau doa kita tulus, Allah mengetahui yang kita perlukan sebelum kita memberitahukan hal itu kepadaNya atau kepada sesama kita. Jika kita menaruh keinginan kita dengan jujur dan di dalam hati dan dengan rendah hati, maka tentu Allah memberkatinya, dan berkuranglah bahaya bahwa kita akan menggenangi niat kita yang sejati dengan suatu banjir perkataan”.
Penulis menyimpulkan dari kutipan-kutipan di atas bahwa etika berdoa
dalam Christian Science yaitu:
1. Doa bersifat mental, jarang dengan kata-kata yang diucapkan.
Doa bersifat mental dan jarang dengan kata-kata yang diucapkan
maksudnya yaitu dalam hal berdoa umat Christian Science selalu berusaha
mengikuti sabda Yesus. Penyakit (baik penyakit rohaniah maupun jasmaniah)
adalah suatu gambar pikiran yang dinyatakan secara lahir. Keadaan mental itu
merupakan suatu keadaan kebendaan, yakni keadaan jasmaniah seseorang
sebenarnya adalah cerminan suatu keadaan mental.76 Jika seseorang menerima
bahwa penyakit adalah gambar pikiran, maka orang itu dapat memulai dari
keadaan mental dan bernalar secara rohaniah tentang itu.
2. Dalam berdoa seharusnya menekankan dalam hati.
Etika berdoa menurut Christian Science selanjutnya adalah berdoa
seharusnya menekankan dalam hati. Berdoa dalam hati bertujuan untuk
menambah kekhusuan dalam melaksanakan doa, dan supaya dalam melakukan
doa tidak sia-sia.
3. Dalam berdoa dianjurkan tidak dimuka umum dan tidak pula dengan suara
yang keras.
Gereja Christian Science menganjurkan kepada umatnya dalam berdoa
untuk tidak dimuka umum, dan tidak pula dengan suara yang keras. Hal
tersebut dianjurkan karena seringkali doa yang dilakukan dimuka umum
76Wawancara Pribadi dengan Sri Umiyati Haryono.
melampaui batas keyakinan orang yang mendoa, yaitu melampaui pendirian
jujur keinginan yang bersungguh-sungguh.
5. Doa yang dipanjatkan kepada Tuhan harus tulus dan penuh kegigihan.
Mary Baker Eddy dalam bukunya Science and Health mengajarkan
kepada umat Christian Science untuk tulus dan penuh kegigihan dalam
melakukan doa kepada Tuhan dan jangan takut doa tidak terkabulkan oleh-
Nya. Lynn Gray Jackson (seorang guru dan Penyembuh Christian Science di
Lubbock, Texas Amerika Serikat) memandang penting kegigihan dalam
berdoa. Pendapat Lynn menarik untuk dikutip:
“…sebagai seorang penyembuh Christian Science, saya memandang penting kegigihan dalam doa, dan juga penyembuhan yang dating dari kegigihan. Yesus menasihatkan kgigihan dalam suatu perumpamaan yang diceritakannya kepada para muridnya ketika ia berbicara kepada mereka tentang doa…”77
Etika berdoa dalam Christian Science sebenarnya memiliki kemiripan
dengan Islam. Di bawah ini Penulis menuliskan adab atau etika berdoa dalam
Islam dan Christian Science sebagai perbandingan antar keduanya.
• Berdoa dalam Islam sebaiknya dilakukan dalam atau sesudah shalat lima
waktu Sedangkan dalam Christian Science berdoa biasanya dilakukan dalam
acara-acara kebaktian.
• Dalam Islam doa didahului dengan tobat. Sedangkan dalam Christian
Science didahului dengan keimanan pada Tuhan.
77Lynn Gray Jakson, “Penyembuhan dapat terjadi hari ini”, Bentara Christian Science,
Triwulan III, 2005 (edisi Indonesia). h. 9.
• Berdoa dalam Islam hendaknya dilakukan dengan suara yang rendah dan
khusyu disertai dengan keyakinan penuh bahwa cepat atau lambat doa itu
dikabulkan oleh Allah SWT. Berdoa dalam Christian Science dilakukan
dalam hati atau dengan suara rendah sama halnya dengan Islam.
• Agama Islam mengajarkan kepada umatnya untuk tulus dan penuh
istiqomah dalam berdoa kepada Allah SWT. Begitu juga sebaliknya dalam
Christian Science umatnya diwajibkan untuk tulus dan penuh kegigihan
dalam berdoa kepada Tuhan.
Dari perbandingan di atas Penulis berpendapat bahwa adab berdoa dalam
Christian Science sedikit memiliki kemiripan dengan agama Islam. Istilah ‘mirip’
disini bukan berarti harus sama. Semua yang ‘sama’ bukan berarti ‘damai’, dan
semua yang ‘berbeda’ bukan berarti ‘konflik’. Karena bukan suatu hal yang
mustahil dalam perbedaan ada ‘kedamaian’. Kesimpulannya walaupun agama
Islam dan Christian Science berbeda pandangan terhadap konsep doa bukan
berarti keduanya harus bertikai mengklaim kebenaran satu sama lainnya.
Perbedaan merupakan fitrah dari Tuhan untuk berlomba-lomba dalam kebaikan
menuju pada-Nya.
BAB IV
PERANAN DOA DALAM KEHIDUPAN
UMAT CHRISTIAN SCIENCE
A. Doa Sebagai Sarana Penyembuhan Segala Penyakit
Doa sebagai sarana penyembuhan segala penyakit merupakan hal pertama
dalam peranan doa dalam kehidupan umat Christian Science. Doa menurut umat
Christian Science merupakan usaha dan ihtiar dalam penyembuhan penyakit,
sehingga mereka dalam mengobati segala penyakit tidak menggunakan hal-hal
yang mereka nilai mempunyai unsur kebendaan seperti obat-obatan atau medis.78
Dalam Science and Health (1:1-4) disebutkan:
“Doa yang membaharui orang berdosa dan menyembuhkan orang sakit adalah suatu iman yang mutlak, bahwa segala sesuatu mungkin bagi Allah – suatu pengertian rohaniah tentang Dia, suatu kasih yang bebas dari diri”.
Jadi menurut ajaran Christian Science, doa akan efektif dalam penyembuhan
kalau mencakup ketiga unsur ini:79
a) Pengertian yang rohaniah tentang Allah
b) Iman yang mutlak bahwa segala sesuatu mungkin bagi Allah yang kita
pahami secara rohaniah tersebut
c) Kasih yang bebas dari diri
78Wawancara Pribadi dengan Musa Natawiyogya, (Pegurus Gereja Christian Science
Jakarta), Jakarta, tanggal 20 Juli 2006. 79Wawancara Pribadi dengan Sri Umiyati Suharyono, Jakarta, tanggal 20 Desember 2006.
Dalam memecahkan segala masalah, Christian Science mengajarkan untuk
mulai dengan pengertian yang benar tentang Allah. Bukan dari masalah yang
ingin dipecahkan. Christian Science mengajarkan bahwa manusia tidak akan
pernah dapat menyembuhkan penyakit, kalau manusia tersebut mengakui bahwa
penyakit itu diciptakan oleh Allah, dan bersifat sejati.80 Umat Christian Science
memahami dan merasakan bahwa Allah itu Mahasempurna, Mahakuasa,
Mahapengasih, dan Mahapenyayang, maka kita akan memahami bahwa segala
macam penyakit, dari masuk angin sampai AIDS, tidak pernah diciptakan oleh
Allah, dan karena itu penyakit tidak perlu dialami oleh manusia.81
Doa Penyembuh dalam Christian Science adalah berusaha untuk merasakan
dan mengalami kebenaran ini. Iman yang mutlak kepada kebenaran akan
merasakan kasih Allah. Doa adalah menyelaraskan keadaan mental kita dengan
kebenaran ilahi. Penemu dan Pendiri Christian Science, dalam Science and Health
mengatakan (261:4):
“Tujukanlah pikiran dengan tetap kepada yang kekal, yang baik, dan yang hakiki, maka makin dipenuhi pikiran kita dengan hal itu, makin banyak kita akan mengalaminya dalam kehidupan kita.”
Dalam kegiatan penyembuhan, Christian Science mempunyai beberapa
istilah seperti, Penyembuh Christian Science yaitu: seorang yang dengan penuh
kasih mengabdikan hidupnya untuk menyembuhkan orang lain melalui do’a.
Penyembuh Christian Science bertugas untuk membantu dalam hal
mengatasi berbagai masalah melalui doa. Kebanyakan penyembuh mempunyai
80Wawancara Pribadi dengan Sri Umiyati Suharyono. 81Wawancara Pribadi dengan Sri Umiyati Suharyono.
jam-jam kerja secara teratur ditempat praktek, dan mereka dapat dihubungi
melalui telepon, email atau fax dan sebagainya.
Selain Penyembuh Christian Science ada juga Perawat Christian Science82
yaitu: seorang Ahli Ilmupengetahuan Kristen yang berpengalaman yang telah
dipersiapkan untuk memberikan dukungan rohaniah serta perawatan fisik sesuai
keahliannya kepada mereka yang semata-mata menggantungkan diri kepada Allah
dalam memperoleh penyembuhan dan yang menerapkan asas-asas Christian
Science.83
Penyakit jasmani dan rohani menurut Christian Science dapat disembuhkan
melalui ‘penyembuhan kristiani’, yaitu berdoa dengan tulus dan berpedoman pada
Alkitab serta buku karangan Mary Baker Eddy yaitu Science and Health with Key
to the Scriptures. Umat Christian Science diajarkan agar selalu beranggapan baik
kepada Tuhan, bahwa Allah adalah satu-satunya Dzat tempat bergantung manusia,
Allah merupakan pencipta yaitu Roh; Budi kecerdasan; Asas yang menghidupkan
dan ilahi akan segala sesuatu yang sejati.84
Keyakinan umat Christian Science terhadap penyembuhan dengan doa
bukanlah isapan jempol belaka, hal tersebut telah dibuktikan oleh pendiri
Christian Science yaitu Mary Baker Eddy. Ia ketika itu mengalami kecelakaan
yang berakibat dirinya sakit parah. Sehingga dokter memvonis ia tidak akan
sembuh dari sakitnya. Dalam keadaan sakit parah ia bangkit dan membuka
Alkitab. Seluruh hidupnya ia pasrahkan kepada Tuhan. Ia selalu berdoa dengan
82Wawancara Pribadi dengan Sri Umiyati. 83BENTARA CHRISTIAN SCIENCE. Triwulan II, 2005 (edisi Indonesia) 84Wawancara Pribadi dengan Musa Natawiyogya.
keyakinan bahwa Allah tidaklah memberikan sakit pada manusia, sakit bukanlah
dari Tuhan, ia berusaha mencari pengertian yang benar tentang Tuhan.85
Dengan kegigihannya yang luar biasa, penyakit Mary Baker Eddy akhirnya
berangsur-angsur hilang. Karena kesembuhan yang dialaminya itu ia bertambah
yakin bahwa semua permasalahan dapat di atasi dengan ‘Doa Kristiani ‘.86
Mary Baker Eddy mengatakan, “penyakit selalu diakibatkan oleh suatu
paham yang salah, yang diberi tumpangan di dalam pikiran dan tidak
dimusnahkan. Penyakit adalah suatu gambar pikiran yang dinyatakan secara lahir.
Keadaan mental itu disebut suatu keadaan kebendaan”.87 Kalimat terakhir berarti
bahwa apa yang sebagian orang sebut keadaan jasmaniah seseorang sebenarnya
adalah cerminan suatu keadaan mental. Jika seseorang menerima bahwa sakit
adalah gambaran dari pikiran, maka jasmaninya mengalami apa yang ada dalam
pikirannya tersebut. Maka untuk kesembuhan jasmaninya dia harus
mencerminkan pikiran-pikiran Allah yaitu kecerdasan Budi Ilahi.
Umat Christian Science berkeyakinan bahwa doa yang benar berdasarkan
kemahakuasaan yang tidak berhingga, menangkal dan merintangi semua
kepercayaan palsu kepada kekuasaan yang kebendaan.
Ron Ballard (Seorang penyembuh rohaniah dan guru Christian Science
dari Ashland, Oregon, Amerika Serikat).88 berpendapat bahwa, Fakta dasar dalam
penyembuhan Christian Science adalah sebagai berikut:
85Wawancara Pribadi dengan Musa Natawiyogya. 86 Wawancara Pribadi dengan Musa Natawyogya. 87BENTARA CHRISTIAN SCIENCE. Triwulan II, 2005, (edisi Indonesia). 88BENTARA CHRISTIAN SCIENCE, Triwulan III, 2005, (edisi Indonesia), h. 6.
• Allah ada dimana-mana; kita tidak pernah berada di luar penjagaan dan
penguasaan-Nya yang cerdas.
• Allah itu baik dan karenanya hanya menyatakan kebaikan dalam ciptaan-
Nya.
• Jatidiri yang sejati bersifat rohaniah, dan pasien “tidak tersusun dari otak,
darah, tulang, dan anasir, kebendaan lainnya.
• Pengakuan akan kekuasaan ilahi memusnahkan ketakutan dan
menyembuhkan dengan sempurna
• Tidak seorangpun dapat kehilangan kemampuan untuk disembuhkan,
apapun yang nampak secara jasmaniah. Dan setiap orang dapat tanggap
terhadap kebenaran tentang jatidiri rohaniahnya.
Dari keterangan di atas Penulis mencoba menganalisis bahwa doa menurut
Christian Science mempunyai fungsi sebagai alat penyembuhan segala macam
penyakit (rohani maupun jasmani). Mereka begitu percaya bahwa penyakit dapat
di atasi dengan doa. Melakukan doa disini yaitu mereka selalu berusaha mencari
pengertian yang benar tentang Allah. Bilamana mereka sudah mendapatkan
kebenaran tentang Allah maka dengan sendirinya penyakit yang diderita hilang
dengan sendirinya.
Sama halnya dengan Christian Science, dalam Islampun ada istilah ‘fadhilah
doa’. Umat Islam sangat percaya bahwa doa dapat menyembuhkan segala
penyakit. Maka tidak heran dalam kalangan umat Islam, khususnya di Indonesia
banyak yang berobat kepada Thabib, Ustadz atau Kyiai yang menjalankan praktek
pengobatan dengan metode doa, dzikir, tahlil dan sebagainya.
Doa penyembuhan dalam Gereja Christian dan Fadilah Doa dalam Islam
sekilas mempunyai kemiripan, akan tetapi keduanya memiliki konsep yang
berbeda. Perbedaan konsep tersebut sebaiknya disikapi dengan bijaksana. Karena
harus kita sadari bahwa manusia terlahir dalam perbedaan.
B. Doa Sebagai Kekuatan Moral dan Perisai Diri
Dalam kehidupan sehari-hari kadang kita mendengar cerita seseorang yang
sukses dalam kariernya karena ada kekuatan moral yang tidak diduga sebelumnya.
Kekuatan moral tersebut disadari atau tidak berasal dari doa yang dipanjatkan
ketika ia melakukan aktifitas karirnya. Christian Science berkeyakinan doa
merupakan sebagai kekuatan moral dan perisai diri dalam melakukan aktifitasnya.
Di bawah ini Penulis mengutip bagaimana buku pedoman Science and Health
menjelaskan tentang doa sebagai kekuatan moral dan perisai diri.
Dalam Science and Health (11:34) disebutkan:
“Doa tidak dapat mengubah Kebenaran yang bersifat tidak berubah-ubah, demikian juga doa saja tidak dapat memberi kita pengertian akan Kebenaran; tetapi doa, yang disertai dengan suatu keinginan-yang sungguh-sungguh dan tetap untuk mengetahui dan melakukan kehendak Allah, akan memimpin kita ke dalam seluruh Kebenaran. Keinginan yang demikian tidak perlu diucapkan dengan perkataan. Keinginan itu dinyatakan dengan sebaik-baiknya dalam pikiran dan dalam kehidupan kita”.
Doa yang tulus memurnikan pikiran manusia, sehingga manusia dapat
mengetahui dan merasakan pesan-pesan Allah yang selalu disampaikan kepada
manusia tesebut, serta melakukan tindakan yang benar sesuai dengan pesan-pesan
itu.89 Dengan meningkatkan kemampuannya untuk mendengar bimbingan Allah,
89Wawancara Pribadi dengan Sri Umiyati..
maka akan menjadi manusia yang lebih baik dan arif. Senantiasa berada dalam
perlindungan dan pemeliharaan-Nya. Christian Science percaya akan apa yang
dikatakan Daud dalam Mazmur 91:1
“Orang yang duduk dalam lindungan Yang Mahatinggi dan bermalam dalam naungan Yang Mahakuasa akan berkata kepada TUHAN: “Tempat perlindunganku dan kubu pertahananku, Allahku, yang kupercaya”
Umat Christian Science selalu optimis dalam menjalani kehidupan sehari-
hari karena mereka percaya dan yakin bahwa dengan doa dan penyembuhan akan
terhindar dari segala masalah yang dihadapi oleh mereka. Doa dan penyembuhan
merupakan sebagai kekuatan moral dan perisai diri dalam menghadapi kejamnya
dunia.90
Analisis Penulis terhadap doa Christian Science sebagai kekuatan moral dan
perisai diri merupakan suatu hal yang masuk akal, karena doa dalam agama
manapun (Kristen, Islam, Hindu, Budha, Khonghucu dan sebagainya), merupakan
sebagai kekuatan moral ketika manusia merasa dirinya lemah, tidak percaya diri,
takut terhadap tantangan hidup, dan sebagainya.
Selain doa sebagai kekuatan moral, doa juga merupakan sebagai perisai
diri. Perisai diri di sini maksudnya adalah doa merupakan perisai atau pelindung
manusia ketika menghadapi segala cobaan di dunia. Cobaan-cobaan tersebut dapat
berupa jabatan, tahta, kecantikan, keperkasaan dan sebagainya. Manusia dapat
terhindar dari cobaan tersebut melalui doa yang benar, dan dengan doa pula
menjadikan manusia lebih baik dan arif. Maka, tidak aneh kalau Gereja Christian
90Wawancara Pribadi dengan Musa Natawiyogya.
Science menempatkan doa sebagai kekuatan moral dan perisai diri. Manusia yang
tidak percaya terhadap kekuatan ‘doa’ (kekuasaan Sang Pencipta), manusia
tersebut dikategorikan kedalam manusia-manusia sombong, takabur.
Menurut Penulis percaya terhadap doa merupakan suatu kewajiban, karena
kita lihat dalam Alkitab bagaimana kisah Yesus memberikan pertolongan kepada
umat-Nya. Serta dalam Alquran bagaimana Allah SWT, menolong nabi
Muhammad dan kaumnya keluar dari kejaran musuh.
C. Keajaiban Kekuatan Doa di Luar Logika Manusia.
Keajaiban dalam kehidupan manusia kadang dialami oleh manusia. Kita
sering melihat kejadian-kejadian secara logika tidak mungkin terjadi. Contohnya
ada seseorang yang selamat dari kobaran api, bencana tsunami dan sebagainya.
Secara kasat mata kejadian-kejadian tersebut merupakan suatu keajaiban, tetapi
menurut Tuhan semua itu bukanlah hal yang mustahil.
Christian Science berpendapat bahwa bagi logika insani yang didasarkan
kepada kesaksian pancaindera, kebenaran ilahi yang menyembuhkan merupakan
suatu keajaiban. Penalaran yang didasarkan pada kesaksian pancaindera disebut
budi fana. Christian Science mengajak pengikutnya agar dalam bernalar selalu
mulai dengan kebenaran Allah dan hanya menerima kesimpulan dari penalaran
yang demikian.91 Seringkali pancaindera memberi kesaksian yang bertentangan,
tetapi penalaran ilahi mengatakan bahwa kesaksian tersebut tidak didukung oleh
kebenaran ilahi. Akibatnya kesaksian tesebut tidak sejati dan dapat dimusnahkan.
91Wawancara Pribadi dengan Sri Umiyati.
Pengikut Christian Science diajak untuk berlatih melakukan hal ini. Sehingga
secara bertahap, dengan bimbingan ilahi tesebut akhirnya membuktikan kebenaran
Allah. Kemudian memuliakanNya.
Dalam Christian Science, keselarasan yang dihasilkan oleh doa yang benar
bukanlah sesuatu yang ajaib, melainkan sesuatu yang sangat wajar secara ilahi.92
Dalam Science and Health (259:14) tertulis:
“Pengertian yang bersifat Kristus tentang wujud yang ilmiah serta penyembuhan ilahi meliputi suatu Asas dan ide yang sempurna – Allah yang sempurna dan manusia yang sempurna – sebagai dasar dasar pikiran dan pembuktian”.
Selanjutnya di halaman 261:8 tertulis:
“Pengaruh budi fana atas kesehatan dan kebahagiaan ternyata dari yang berikut: Jika kita berpaling dari tubuh karena dengan asyik sekali kita memperhatikan sesuatu yang lain sehingga lupa akan tubuh, maka tubuh tidak merasa sakit. Didorong oleh keinginan yang kuat untuk tetap memainkan peranannya, seorang pemain sandiwara yang masyhur naik panggung tiap-tiap malam, dan sedang ia melaksanakan tugas yang diberikan kepadanya, ia bergerak sama giatnya seperti anggota yang termuda dalam perkumpulan itu. Orang laki-laki itu sebenarnya sudah sangat lemah, sehingga tiap-tiap hari ia berjalan dengan sukar sekali ke gedung kesenian, dan duduk di kursinya dengan perasaan sakit yang hebat sampai didengarnya kata-kata yang merupakan tanda baginya untuk bermain – suatu tanda, yang menjadikannya sama sekali lupa akan penderitaan tubuhnya………….
Pada halaman 302:16 juga dikatakan:
“Melanjutkan uraian kita tentang manusia, baiklah kita ingat, bahwa manusia yang selaras dan baka sudah senantiasa ada, dan bahwa ia selalu ada di luar dan di atas khayalan fana tentang suatu hidup, substansi, dan kecerdasan di dalam zat. Pernyataan ini didasarkan fakta, bukan dongeng. Ilmupengetahuan tentang wujud menyatakan, bahwa manusia adalah sempurna, seperti Sang Bapa sempurna adanya, karena Jiwa atau Budi manusia yang rohaniah adalah Allah, Asas ilahi segala wujud, dank arena manusia yang sejati ini diperintahi oleh Jiwa dan bukan oleh pancaindera,
92Wawancara Pribadi dengan Sri Umiyati.
oleh hukum Roh dan bukan oleh yang disebutkan sebagai hukum-hukum zat”.
Dari beberapa kutipan di atas Penulis menguraikan keajaiban kekuatan doa
diluar logika manusia hanya dalam pandangan kasat pancaindera. Keajaiban doa
bukanlah suatu yang ajaib (aneh) bagi orang yang paham dan sadar akan
kebenaran Tuhan. Keajaiban tersebut dianggap hal biasa bagi orang-orang yang
yang berpikir dan bernalar mulai dengan kebenaran Allah dan hanya menerima
kesimpulan dari penalaran yang demikian.
Keajaiban doa dalam Islam seringkali disebut dengan mujizat, karomah dan
maunah. Orang-orang yang mendapatkan mujizat biasanya manusia pilihan Allah
SWT, yaitu para Nabi dan Rasul. Orang-orang yang mendapatkan karomah
bisanyanya orang-orang yang tingkatannya di bawah Nabi dan Rasul yaitu para
Ulama yang berjuang dijalan Allah. Dan yang terakhir yaitu maunah biasanya
dialami oleh orang-orang yang mengalami kesusahan atau dalam keadaan terjepit.
Analisis Penulis peranan doa bagi umat Christian Science memiliki berbagai
aspek dalam kehidupannya, di antara aspek-aspek tersebut adalah, doa sebagai
sarana penyembuhan segala penyakit, doa sebagai kekuatan moral dan perisai diri
dan doa merupakan suatu keajaiban di luar logika manusia.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah diuraikan dan dijelaskan tentang sejarah gereja Christian Science
berikut pokok-pokok ajarannya sampai penjelasan tentang doa dalam Gereja
Christian Science, kita dapat mengetahui bahwa konsep doa menurut Christian
Science adalah komunikasi dengan Allah. Komunikasi ini bersifat dua arah,
pertama kita menyampaikan komunikasi kepada Allah dan kedua, menerima
komunikasi tersebut dari-Nya. Maksud komunikasi disini yaitu umat Christian
Science dalam berdoa harus kembali kepada pribadi sendiri. Kembali kepada
pribadi sendiri adalah cara belajar berpikir tentang wujud Allah, manusia dan
alam. Lebih jelasnya berdoa menurut mereka adalah ihtiar yang tidak terbatas
untuk mengamati sesuatu sebagaimana Tuhan mengamati sesuatu. Tujuan
Christian Science berdoa adalah keinginan untuk mengenal Allah dengan lebih
baik Tata cara berdoa menurut mereka harus berpedoman pada Alktab dan Science
and Health with Key to The Scriptures (Ilmupengetahuan dan Kesehatan dengan
Kunci untuk Kitab Suci) karangan Mary Baker Eddy.
Metode Fenomenologis yang dipakai dalam pembahasan tema skripsi ini
merupakan pedoman bagi Penulis dalam menuangkan data yang didapat di
lapangan, sehingga dapat diperoleh bahwa peranan doa dalam kehidupan umat
Christian Science mempunyai peranan yang penting dalam mengatasi segala
permasalahan mereka. Doa menurut umat Christian Science mempunyai banyak
peran diantaranya untuk penyembuhan penyakit, sebagai perisai diri dari segala
kejahatan, dan mengatasi permasalahan yang menurut panca indera manusia
adalah suatu keajaiban. Orang yang mendoa menurut mereka, dapat terhindar dari
perbuatan yang dilarang oleh Allah dan orang yang berdoa haruslah peka terhadap
lingkungannya yaitu tidak mendahulukan kepentingan pribadi.
Konsep Gereja Christian Science tentang doa boleh dikatakan berbeda
dengan aliran-aliran agama Kristen lainya, mereka dalam mengepresikan iman
kepada Tuhan selalu berusaha menghayati dan mempraktekan ajaran Yesus dalam
kehidupan sehari-hari dengan penekanan khusus kepada ‘Doa Kristiani’ yang
mereka yakini bersumber dari Kristus Sang Ahli Ilmupengetahuan.
Menurut Penulis adalah tidak adil bila perbedaan konsep ajaran mereka
salah satunya yaitu tentang doa, sebagai suatu yang menyesatkan.
Bermunculannya atau berkembangnya aliran di dalam kekristenan dan Islam,
seharusnya menjadikan pelajaran berharga bagi gereja-gereja arus utama dan
lembaga-lembaga ke-Islaman untuk mengintrospeksi dirinya, apa yang kurang
atau apa yang salah pada ajaran gereja-gereja arus utama atau lembaga-lembaga
ke-Islaman selama ini sehingga muncul dan berkembangnya saliran-aliran baru
dalam agama yang mereka anggap sebagai aliran sesat itu.
B. Saran-Saran
Pada dasarnya, kita percaya bahwa semua makhluk di dunia ini percaya
akan keberadaan Dzat Yang Maha Kuasa dan Maha Esa, meskipun kadang
manusia berbeda-beda dalam menafsirkan tentang keberadaan-Nya satu sama
lainnya.
Perbedaan paham dalam menginterpretasi tentang Dzat Yang Maha Kuasa
berimbas pada jalan atau ritual untuk menuju kepada-Nya. Doa merupakan salah
satu ritual yang ada pada semua agama. Walaupun berbeda cara dan pengertian
tentang doa, akan tetapi mempunyai tujuan yang sama yaitu, memohon kepada
Yang Maha Kuasa.
Pengertian doa dalam Christian Science boleh jadi berbeda dengan agama
lainnya, akan tetapi perbedaan tersebut diharapkan untuk tidak dijadikan sebagai
awal komplik antar agama. Bahkan seharusnya dijadikan sebagai motivasi bagi
umat Christian Science untuk menambah keyakinannya kepada agama yang
dianutnya dan dapat membuktikan bahwa keyakinannya bukanlah ajaran yang
sesat, seperti yang telah dituduhkan oleh agama Kristen pada umumnya.
Christian Science seharusnya lebih gigih dalam mensosialisasikan ajarannya
kepada masyarakat dan memberikan pelayanan karena tuhan semata, bukan
karena tuntutan untuk menambah jumlah umat.
DAFTAR PUSTAKA
Alkitab terbitan Lembaga Alkitab Indonesia, th. 2000.
Arifin, Menguak Misteri Ajaran Agama-Agama Besar, Jakarta: PT. Golden
Troyon, 1998.
Aritonang, Jans, S, Berbagai Aliran di Dalam dan Sekitar Gereja, Jakarta: PT
BPK Gunung Mulia, 1996.
Arsip Gereja Kristus, Ahli Ilmupengetahuan Indonesia, Jln. Cik Di Tiro 38.
Jakarta-Pusat.
Dhavamony, Mariasusai, Fenomenologi Agama, Yogyakarta: Penerbit Kanisius,
1995.
Dinardo, Linda, “ Penyembuhan Kristen Hal yang Mungkin Sekarang”, Bentara
Christian Science, Triwulan IV, 2005.
Dumbar, Rosalie E, A Women Who Made Difference dalam The Christian
Science Journal. Februari 2003.
Eddy, Mary Baker, Ilmupengetahuan dan Kesehatan dengan Kunci untuk Kitab
Suci. (Penerjemah Tim Gereja Christian Science Jakarta) Boston: Gereja
Pertama Kristus, edisi Indonesia cetakan tahun 1975.
---------------------Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga. Jakarta: Gereja
Kesatu Kristus, Ahli Ilmupengetahuan, 1993.
Glasse, Cyril, EnsiklopediIslam (Ringkas). Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada,
2002.
Gooding, Jill, “Doa yang Memenuhi Semua Keperluan Insani”. Bentara Christian
Science, Triwulan I, 2006.
Kahmad, Dadang, Metode Penelitian Agama (Perspektif Ilmu Perbandingan
Agama). Bandung: Pustaka Setia, 2000.
Mehlember, Evan, “ABC dalam Mendoa”. Bentara Christian Science, Triwulan
I, 2006.
-----------------------Bentara Christian Science, triwulan II, 2005.
Moleong, Lexy, J., Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Rosda Karya,
2000.
Moleong, lexy, J., Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Rosda Karya,
2000.
Noerhadi, Lynn, Makalah, “Mengenal Pendiri dan Penemu Christian Scince”.
Bandung, 2002.
Pedoman Penulisan Skripsi, Tesis, dan Desertasi. Fakultas Ushuluddin dan
Filsafat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Press, 2006.
Ridwan, Kafrawi, et al., (ed.), “Doa”, Ensiklopedi Islam. Jakarta: PT Ichtiar Baru
Van Hoeve, 1999, Jilid I.
Romdon, Drs, MA., Metodologi Ilmu Perbandingan Agama. Jakarta: PT
RajaGrafindo, 1996.
Sya’arawi, M. Mutwall “Doa yang Dikabulkan” . Jakarta: Penerbit Akbar Media
Eka Sarana, 2001.
Spencer James, “Dua Tanda Rohaniah dalam Penyembuhan”, Bentara Christian
Science, Triwulan II, 2004.
HASIL WAWANCARA
Wawancara dilakukan dengan pengurus Gereja Pertama Kristus, Ahli Ilmupengetahuan di Jakarta. Yaitu: Nama : Sri Umiyati Suharyono Jabatan : Ketua Dewan Peyelenggara Gereja Christian Science Jakarta Waktu : 27 Desember 2006, Jam 14.00-17.00 WIB Tempat : Gereja Pertama Kristus, Ahli Ilmupengetahuan di Jakarta T: Apa pengertian doa menurut Gereja Christian Science?
J: Pengertian doa dalam Gereja Christian Science adalah komunikasi dengan
Allah. Komunikasi ini bersifat dua arah, pertama kita menyampaikan
komunikasi kepada Allah dan kedua, menerima komunikasi tersebut dari-
Nya. Doa yang terpenting menurut Christian Science adalah menerima
komunikasi dari Allah.
T: Bagaimanakah umat Christian Science melakukan doa?
J: Umat Christian Science melakukan doa kembali kepada pribadi sendiri
maksudnya suatu cara belajar berpikir tentang wujud Allah, manusia dan
alam. Berdoa adalah ihtiar yang tidak terbatas untuk mengamati sesuatu
sebagaimana Tuhan mengamati sesuatu. Berdoa bukannya suatu cara meminta
keampunan. Orang yang berdoa dengan bersujud, menyanyikan lagu-lagu
gereja, menengadahkan tangan bukan suatu jaminan mereka tersebut telah
melakukan doa.
T: Kapankah umat Christian Science melakukan Doa?
J: Penganut Christian Science melakukan doa dimana saja dan kapan saja, tidak
dibatasi dengan ruang dan waktu. Doa Christian Science secara resmi dan
bersama-sama biasanya dilaksanakan pada acara-acara kebaktian di Gereja.
T: Apa saja jenis-jenis doa dalam Gereja Christian Science?
J: Doa dalam Christian Science memiliki beberapa jenis. Diantaranya:
puji-pujian dan rasa syukur
permohonan dan keinginan
renungan akan kebenaran Allah
ratapan
T. Bagaimanakah etika berdoa dalam Christian Science?
J: Etika Berdoa dalam Christian Science yaitu berusaha mengikuti sabda Yesus
dan dalam berdoa seharusnya menekankan dalam hati. Doa dilakukan
seharusnya jangan dimuka umum dan jangan pula dengan suara yang keras.
Doa yang dipanjatkan kepada Tuhan harus tulus dan penuh kegigihan, tanpa
takut doa tidak akan terkabulkan oleh Allah.
T. Sejauhmanakah peranan doa dalam umat Christian Science?
J. Peranan doa dalam umat Christian Science sangat penting sekali, baik itu
dalam keadaan sakit yaitu untuk penyembuhan, atau segala permasalahan
yang dialami umat Christian Science dalam hidup di dunia. Misalnya: ingin
sukses dalam belajar, selamat dalam perjalanan, ingin keluar dari kemiskinan
dan sebagainya. Karena doa merupakan suatu usaha bagi umat Christian
Science dalam menghadapi hidup di Dunia ini.
Jakarta, 27 Desember 2006
Interviewee Interviewer
Sri Umiyati Suharyono Wahyudi Arif
HASIL WAWANCARA
Wawancara dilakukan dengan pengurus Gereja Pertama Kristus, Ahli Ilmupengetahuan di Jakarta. Yaitu: Nama : Musa Natawiyogya Jabatan : Ketua Perpustakaan (Librarian) Gereja Christian Science Jakarta Waktu : 27 Desember 2006, Jam 14.00-17.00 WIB Tempat : Gereja Pertama Kristus, Ahli Ilmupengetahuan di Jakarta T: Apa barometer untuk mengetahui benar dan tidaknya doa yang dilakukan
oleh manusia, menurut Christian Science?
J: Sebagai barometer benar dan tdaknya doa yang dilakukan oleh manusia
menurut Christian Science yaitu dengan menjawab pertanyaan yang ada
pada buku karangan Mary Baker Eddy dalam Science and Health with Key
to the Scriptures ( 9:7) yaitu:
“Batu ujian bagi semua doa terletak dalam jawaban atas pertanyaan yang berikut: Adakah kita lebih banyak mengasihi sesama kita sebagai akibat doa kita? Teruskah kita mementingkan diri sendiri seperti dahulu, sudah puas karena telah berdoa memohonkan sesuatu yang lebih baik, meskipun kita tidak membuktikan ketulusan permohonan kita dengan hidup sesuai dengan doa kita? Kalau sekiranya sifat mementingkan diri sendiri telah meluangkan tempat kepada kemurahan hati, maka kita akan memandang sesama kita dengan tidak mementingkan diri sendiri dan memberkati orang yang mengutuk kita; tetapi kita tidak pernah akan memenuhi kewajiban yang luhur ini hanya dengan memohonkan, supaya hal itu dapat terjadi. Ada salib yang harus kita pikul, sebelum kita dapat menikmati hasil pengharapan dan iman kita”.
T: Apa arti kata ‘salib’ dalam kutipan di atas?
J: Kata ‘salib dalam kutipan di atas adalah: permasalah-permasalahan yang
ada di Bumi. Manusia wajib menyelesaikan permasalahan-prmasalahan
tersebut. Orang yang telah berdoa diharuskan peka terhadap permasalahan-
permasalahan yang ada di Bumi. Orang yang berdoa dituntut untuk,
menolong orang-orang yang membutuhkan, tidak tamak, tidak sombong,
dan sebagainya. Mungkin itu sekiranya yang dapat saya jelaskan.
T: Bagaimana menurut bapak peranan doa dalam kehidupan umat Christian
Science?
J: Menurut saya umat Christian Science begitu percaya bahwa doa
merupakan suatu ikhtiar dan usaha dalam menyelesaikan segala masalah
yang mereka hadapi, mulai dari penyembuhan terhadap penyakit sampai
permasalahan dalam rumah tangga dan sebagainya. Fungsi doa sudah
teruji, lihat saja pada buku Science and Health disitu dijelaskan bagaimana
Mary Baker Eddy sembuh dari sakit yang dideritanya.
Jakarta, 27 Desember 2006
Interviewee Interviewer
Musa Natawiyogya Wahyudi Arif