Dokter Adalah PenelitiDr. Yuwono, dr., M.Biomed.

Departemen Mikrobiologi/Mikrobiologi Klinik FK Unsri/RSMH Palembang

E-mail: masyon@doctor.com

Keseharian seorang dokter sungguh sibuk. Bersyukurlah seseorang “terpilih” menjadi dokter.

Sosok yang santun, penolong, dinanti banyak orang dan cerdas.Ilmu Kedokteran adalah perpaduan

antara science dan art. Science berarti ilmiah dan di atas landasan empiris (evidence) yang logis,

sistematis dan kritis. Art berarti penuh kreativitas-tidak pernah berhenti berinovasi untuk membantu

pasien. Sejak masa pendidikan hingga berkarir sebagai dokter-yang akan pension bila wafat, seorang

dokter selalu menjalani tiga aktivitas yaitu belajar/mengajar, meneliti dan berkreasi seni. Pada makalah

ini saya akan meninjau hal meneliti.

Seorang pasien dating dengan keluhan utama, masalah utama dan masalah-masalah lain sebagai

additional problems. Dokter harus terbiasa melangkah sistematik dedukto-indukto-hipotetikal-verivikatif

sampai ia menegakan diagnosis pasti. Ini adalah contoh betapa pada setiap pasien, dokter harus

melakukan suatu research.

Bidang garap riset seorang dokter sangat luas-seluas problem yang mendasari keadaan patologi

seseorang atau family atau community. Pada riset etiologi, dokter berusaha mencari penyebab dari

kelainan atau keadaan patologi. Pada riset pathogenesis, dokter berusaha mengungkap proses

perjalanan penyakit sejak dari paparan suatu agent hingga muncul manifestasi klinis. Pada riset

patofisiologi, dokter mengungkapkan hubugan kelainan molekuler dengan kondisi patologi yang dapat

dilihat pada tingkat jaringan atau organ. Pada riset diagnostic, dokter berusaha mencari metode yang

paling akurat dan efisien untuk emndiagnosis suatu penyakit. Pada riset terapeutik, dokter melakukan

clinical trial, laboratory experimental atau membuat inovasi teknik pembedahan/tindakan. Pada riset

epidemiologi, dokter berusaha mengungkap hubungan person, time and place dalam kasus endemi atau

epidemi. Pada riset promotif dan rehabilitative, dokter berusaha melakukan metode komunikasi-

informasi dan edukasi. Begitu luas cakupan riset seorang dokter, kuantutatif maupun kualitatif, obyektif

maupun subyektif, individual maupun komunitas.

Kesempurnaan tentu hanya milik Allah. Tetapi setiap dokter dituntut untuk terus belajar dan

tidak pernah berputus asa menyempurnakan ilmu dan amalnya untuk kemaslahatan umat manusia

khususnya dalam bidang kemanusiaan. Sungguh mulia profesi dokter. Mau???