dokumen informasi kinerja pengelolaan …

80
DOKUMEN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR TAHUN 2017 PEMERINTAH KABUPATEN KARANGANYAR PROVINSI JAWA TENGAH

Upload: others

Post on 23-Oct-2021

18 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: DOKUMEN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN …

DOKUMEN INFORMASI KINERJA

PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH

KABUPATEN KARANGANYAR

TAHUN 2017

PEMERINTAH KABUPATEN KARANGANYAR

PROVINSI JAWA TENGAH

Page 2: DOKUMEN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN …

DAFTAR ISI

Kata Pengantar i

Kata Sambutan ii Daftar Isi iii

Daftar Tabel iv

Daftar Gambar v

BAB I

Pendahuluan

A. Profil Daerah

B. Isu - Isu Prioritas

I - 1

I - 8

BAB II Kondisi Lingkungan Hidup dan Kecenderungannya

A. Lahan dan Hutan

1. Lahan

2. Lahan Kritis

3. Hutan

B. Keanekaragaman Hayati

C. Air

1. Air Sungai

2. Air Danau / Situ / Embung

3. Air Sumur

D. Udara

E. Laut, Pesisir dan Pantai

F. Iklim

G. Bencana Alam

II - 1

II - 3

II - 4

II - 6

II - 9

II - 11

II - 22

II - 23

II - 27

II - 34

II - 34

II - 35

BAB III Tekanan Terhadap Lingkungan

A. Kependudukan

B. Pemukiman

C. Kesehatan

D. Pertanian

1. Pertanian

2. Peternakan

E. Industri

F. Pertambangan

G. Energi

H. Transportasi

I. Pariwisata

J. Limbah B3

III - 1

III - 3

III - 5

III - 8

III - 11

III - 13

III - 15

III - 16

III - 17

III - 18

III - 19

BAB IV Upaya Pengelolaan Lingkungan

A. Rehabilitasi Lingkungan

B. Amdal

C. Penegakan Hukum

D. Peran Serta Masyarakat

E. Kelembagaan

1. Tugas Pokok dan Fungsi

2. Susunan Organisasi

3. Sumber Daya Manusia

4. Anggaran Pengelolaan Lingkungan Hidup

5. Produk Hukum

IV - 1

IV - 5

IV - 6

IV - 6

IV - 7

IV - 8

IV - 9

IV - 10

IV - 10

Page 3: DOKUMEN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN …

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1.

Daerah Aliran Sungai (DAS) di Wilayah Kabupaten Karanganyar

(DAS Bengawan Solo)

I - 7

Tabel 2.1. Hasil Perhitungan Indeks Pencemaran II - 21

Tabel 3.1. Jenis, Lokasi dan Luasan Potensi Pertambangan Bahan Galian

Golongan C di Kabupaten Karanganyar

III - 15

Page 4: DOKUMEN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN …

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1.

Gambar 1.2.

Gambar 1.3.

Gambar 1.4.

Peta Administratif Kabupaten Karanganyar

Ketinggian Wilayah Menurut Kecamatan di Kabupaten

Karanganyar Tahun 2015

Peta Jenis Tanah Kabupaten Karanganyar

Peta Curah Hujan Kabupaten Karanganyar

I - 2

I - 3

I - 5

I - 6

Gambar 2.1.

Gambar 2.2.

Gambar 2.3.

Gambar 2.4.

Gambar 2.5.

Gambar 2.6. Gambar 2.7.

Gambar 2.8.

Gambar 2.9.

Gambar 2.10. Gambar 2.11.

Gambar 2.12.

Gambar 2.13.

Gambar 2.14. Gambar 2.15.

Gambar 2.16.

Gambar 2.17.

Proporsi Penggunaan Lahan di Kabupaten Karanganyar

Tahun 2015 Penggunaan Lahan Sawah, Non Pertanian dan Lahan Kering

di Masing-masing Kecamatan di Kabupaten Karanganyar Tahun 2015

Luas Lahan Kritis Menurut Kecamatan di Kabupaten Karanganyar

Kawasan Hutan Menurut Fungsi/Status di Kabupaten Karanganyar

Taman Wisata Alam Grojogan Sewu

Keanekaragaman Hayati di Kecamatan Ngargoyoso Keanekaragaman Hayati di Kecamatan Tawangmangu

(Gunung Lawu) Sungai Ngringo

Kualitas Air Sungai Ngringo Bagian Hulu

Kualitas Air Sungai Ngringo Bagian Hilir Sungai Pengok

Kualitas Air Sungai Pengok Bagian Hulu

Kualitas Air Sungai Pengok Bagian Hilir

Sungai Sroyo Kualitas Air Sungai Sroyo Bagian Hulu

Kualitas Air Sungai Sroyo Bagian Hilir

Sungai Siwaluh

II - 1

II - 2

II - 4

II - 5

II - 6

II - 7

II - 8

II - 12

II - 13

II - 14 II - 15

II - 16

II - 16

II - 17

II - 18

II - 18

II - 19

Page 5: DOKUMEN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN …

Gambar 2.18.

Gambar 2.19. Gambar 2.20.

Gambar 2.21.

Gambar 2.22.

Gambar 2.23.

Gambar 2.24.

Gambar 2.25.

Gambar 2.26.

Gambar 2.27.

Gambar 2.28.

Gambar 2.29.

Gambar 2.30.

Gambar 2.31.

Kualitas Air Sungai Siwaluh Bagian Hulu

Kualitas Air Sungai Siwaluh Bagian Hilir Kualitas Air Waduk di Kabupaten Karanganyar Tahun 2015

Konsentrasi Bakteri Coliform Total di Kabupaten Karanganyar Tahun 2015

Konsentrasi Total Zat Padat Terlarut (TDS) di Kabupaten

Karanganyar Tahun 2015 Konsentrasi Kesadahan (CaCO3) di Kabupaten Karanganyar

Tahun 2015 Kegiatan Transportasi, Sumber Pencemaran Udara

Kegiatan Industri, Sumber Pencemaran Udara

Konsentrasi Gas Karbon Monoksida (CO) di Kabupaten Karanganyar Tahun 2013 - 2015

Konsentrasi Gas Sulfur Dioksida (SO2) di Kabupaten Karanganyar Tahun 2013 - 2015

Konsentrasi Gas Nitrogen Dioksida (NO2) di Kabupaten Karanganyar Tahun 2013 - 2015

Konsentrasi Partikulat dalam Udara di Kabupaten Karanganyar Tahun 2013 - 2015

Tingkat Kebisingan di Kabupaten Karanganyar Tahun 2013 - 2015

Curah Hujan di Kabupaten Karanganyar

II - 19

II - 20

II - 22

II - 24

II - 25

II - 26

II - 28

II - 29

II - 29

II - 30

II - 30

II - 31

II - 33

II - 35

Gambar 3.1.

Gambar 3.2.

Gambar 3.3.

Gambar 3.4.

Gambar 3.5.

Gambar 3.6.

Gambar 3.7.

Gambar 3.8.

Jumlah Penduduk Masing - masing Kecamatan Tahun 2015

Histogram Penduduk Kabupaten Karanganyar Tahun 2015

Tingkat Pendidikan Penduduk Kabupaten Karanganyar

Jumlah Rumah Tangga dan Rumah Tangga Miskin Masing-

masing Kecamatan di Kabupaten Karanganyar

Fasilitas Kesehatan di Kabupaten Karanganyar

Mayoritas Penyakit yang Diderita Penduduk Kab.Karanganyar

Jumlah Rumah Tangga dan Fasilitas Buang Air Besar

Penggunaan Pupuk untuk Produksi Padi

III - 1

III - 2

III - 2

III - 3

III - 5

III - 6

III - 6

III - 7

Page 6: DOKUMEN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN …

Gambar 3.9.

Gambar 3.10.

Gambar 3.11.

Gambar 3.12.

Gambar 3.13.

Gambar 3.14.

Gambar 3.15.

Gambar 3.16.

Gambar 3.17.

Gambar 3.18.

Penggunaan Pupuk untuk Produksi Perkebunan

Emisi Gas Metan (CH4) dari Lahan Sawah Menurut

Kecamatan

Prosentase Populasi Ternak Menurut Jenis Ternak

Perkiraan Total Emisi CH4 Dari Hewan Ternak Menurut Jenis

Ternak

Prosentase Populasi Unggas Menurut Jenis Unggas

Perkiraan Emisi CH4 dari Unggas Menurut Jenis Unggas

Beban Pencemaran Industri

Panjang Jalan Menurut Kewenangan, 2013 – 2015

Perkiraan Volume Limbah Padat pada Sarana Transportasi

Jumlah Penerbitan Izin LB3

III - 8

III - 9

III - 10

III - 10

III - 11

III - 11

III - 13

III - 16

III - 16

III - 18

Gambar 4.1.

Gambar 4.2. Gambar 4.3.

Gambar 4.4.

Gambar 4.5.

Konservasi Kawasan Resapan Air Lereng Gunung Lawu

Pemberian Bibit Tanaman untuk Penghijauan Sekolah

Sarana dan Prasarana Pengelolaan Persampahan Bank Sampah

Peralatan Laboratorium Lingkungan DLH Kabupaten

Karanganyar

IV - 1

IV - 2

IV - 3

IV - 4

IV - 5

Page 7: DOKUMEN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN …

Laporan Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah 2017

I-1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Profil Daerah

1. Letak Geografis

Kabupaten Karanganyar merupakan salah satu kabupaten di

wilayah Provinsi Jawa Tengah dengan luas wilayah ± 77.378,64 ha

terletak antara 1100 40”-1100 70” Bujur Timur dan 70 28”- 70 46”

Lintang Selatan. Wilayah Kabupaten Karanganyar dibatasi oleh :

▪ Sebelah Utara : Kabupaten Sragen

▪ Sebelah Selatan : Kabupaten Wonogiri dan Sukoharjo

▪ Sebelah Barat : Kota Surakarta dan Kabupaten Boyolali

▪ Sebelah Timur : Kabupaten Magetan, Kabupaten Ngawi (Provinsi

Jawa Timur)

2. Letak Administratif

Kabupaten Karanganyar terdiri dari 17 Kecamatan meliputi 177

desa/kelurahan (15 kelurahan dan 162 desa). Desa/Kelurahan tersebut

terdiri dari 1.088 dusun, 1.953 RW dan 6.463 RT (Karanganyar dalam

angka 2017). Kecamatan Jumapolo memiliki jumlah dusun terbanyak

yakni 104 dusun, sedangkan jumlah dusun yang terkecil ada di

Kecamatan Jenawi sebanyak 34 dusun.

Page 8: DOKUMEN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN …

Laporan Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah 2017

I-2

Gambar 1.1. Peta Administratif Kabupaten Karanganyar

3. Luas Wilayah

Luas wilayah Kabupaten Karanganyar adalah 77.378,6 Ha, terdiri

atas luas tanah sawah 22.340,45 Ha dan luas tanah kering 55.038,19

Ha.

4. Kondisi Topografi

Ketinggian wilayah di Kabupaten Karanganyar antara 90-2.000

meter (rata-rata 511 m) di atas permukaan laut. Wilayah terendah

berada di Kecamatan Jaten yang hanya 95 m sedangkan wilayah

tertinggi berada di Kecamatan Tawangmangu yang mencapai 2000 m di

atas permukaan laut. Ketinggian wilayah menurut kecamatan di

Kabupaten Karanganyar dapat dilihat pada Gambar 1 (Karanganyar

Dalam Angka, 2017).

Page 9: DOKUMEN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN …

Laporan Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah 2017

I-3

Gambar 1.2 Ketinggian Wilayah menurut Kecamatan di Kabupaten

Karanganyar Tahun 2017

5. Kondisi Geologi

Kondisi Geologi secara umum di wilayah Kabupaten Karanganyar

terdiri atas batuan hasil gunung api kwarter muda, pliestosen fasies

sedimen, pliestosen fasies gunung api dan hasil gunung api kwarter

tertua. Kondisi litologi Kabupaten Karanganyar secara garis besar dapat

dikelompokkan dalam lima jenis tanah yaitu :

a. Mediteran coklat, coklat tua, coklat kemerahan

Tanah jenis ini mempunyai lapisan solum yang cukup tebal, yaitu

antara 90 - 200 cm, tetapi batas antara horison tidak begitu jelas.

Warna tanah adalah coklat sampai merah, teksturnya agak bervariasi

dari lempung sampai liat, dengan struktur gumpal sampai gumpal

bersudut, sedangkan konsistennya adalah gembur sampai teguh.

Kandungan bahan organik umumnya rendah sampai sangat rendah.

Pada horison A atau lapisan tanah atas mengandung paling tinggi 3

Toftseksi tanah yang dicirikan dari nilai pH sekitar 6,0-7,5 adalah

netral kadar unsur hara yang terkandung umumnya tinggi, tetapi

tidak tergantung kepada bahan induknya.

0200400600800

100012001400160018002000

1. J

atip

uro

2. J

atiy

oso

3. J

um

apo

lo

4. J

um

anto

no

5. M

ate

sih

6. T

awan

gman

gu

7. N

garg

oyo

so

8. K

aran

gpan

dan

9. K

aran

gan

yar

10

. Tas

ikm

adu

11

. Jat

en

12

. Co

lom

adu

13

. Go

nd

angr

ejo

14

. Keb

akkr

amat

15

. Mo

joge

dan

g

16

. Ker

jo

17

. Jen

awi

terendah

Tertinggi

Rata-rata

Page 10: DOKUMEN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN …

Laporan Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah 2017

I-4

b. Regosol

Jenis tanah ini mempunyai sedikit atau belum banyak perkembangan

profilnya. Tebal solum tidak melebihi 25 cm. tanah berwarna kelabu,

coklat atau coklat kekuning-kuningan sampai keputih-putihan.

Struktur lepas atau butir tunggal, sedang tekstur pasir sampai

lempung berdebu, konsistensi lepas atau teguh dan keras atau pejal

bila memadat.

c. Aluvial kelabu dan kekelabuan

Jenis tanah ini belum memiiiki perkembangan profil yang baik. Tanah

berwarna kekelabu-kelabuan sampai kecoklat-coklatan. Tekstur pejal

atau tanpa struktur, konsistensi keras waktu kering dan teguh waktu

lembab. Kandungan unsur hara relatif kaya dan tergantung pada

bahan induknya yang berasal dari bahan aluvial dan koluvial. Bahan

organik umumnya rendah sampai rendah sekaii, reaksi tanah sangat

bervariasi dari asam sampai basa. Permeabilitas lambat, drainase

sedang, cukup peka terhadap gejala erosi.

d. Grumusol kelabu tua

Jenis tanah ini mempunyai lapisan solum tanah yang agak

dalam/tebal,antara 100-200 cm, berwarna kelabu sampai hitam,

Tekstur lempung berliat sampai-sampai liat. Struktur tanah keras di

lapangan atas, gumpal di bagian bawah, konsistensi teguh atau keras

kalau kering. Kandungan bahan organik lapisan tanah atas umumnya

rendah antara 1 - 3,5%, semakin kebawah semakin menurun.

e. Aluvial

Jenis tanah ini belum memiliki perkembangan profil yang baik. Tanah

berwarna kekelabu-kelabuan, sampai kecoklat-coklatan. Tekstur pejal

atau tanpa struktur konsistensi keras waktu kering dan teguh waktu

lembab.

Page 11: DOKUMEN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN …

Laporan Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah 2017

I-5

Kandungan unsur hara relatif kaya dan tergantung pada bahan

induknya yang berasal dari bahan aluvial dan koluvial. Bahan organik

umumnya rendah sampai rendah sekali, reaksi tanah sangat bervariasi

dari asam netral sampai basa.

Gambar 1.3. Peta Jenis Tanah Kabupaten Karanganyar

Jenis tanah di Kabupaten Karanganyar antara lain :

✓ Tanah Latosol

Terdapat di Kecamatan Jatipuro, Jatiyoso, jumapolo, Jumantono,

Matesih, Tawangmangu, Ngargoyoso, Mojogedang, Kerjo dan Jenawi.

✓ Tanah Andosol

Terdapat di Kecamatan Jatiyoso, Tawangmangu, Ngargoyoso dan

Jenawi.

✓ Tanah Mediteran

Terdapat di Kecamatan Matesih, Karangpandan, Karanganyar,

Tasikmadu, Gondangrejo, Kebakkramat, Mojogedang dan Jenawi.

✓ *Tanah Aluvial

Terdapat di Kecamatan Jaten dan Kebakkramat.

✓ Tanah Grumosol

Terdapat di Kecamatan Jaten, Gondangrejo dan Kebakkramat.

Page 12: DOKUMEN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN …

Laporan Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah 2017

I-6

✓ Tanah Regosol

Terdapat di Kecamatan Colomadu.

✓ Tanah Litosol

Terdapat di Kecamatan Jenawi.

6. Klimatologi

Kabupaten Karanganyar termasuk beriklim tropis dengan musim

hujan dan musim kemarau yang silih berganti sepanjang tahun.

Temperatur udara di Kabupaten Karanganyar berkisar antara 22-31°C.

Berdasarkan data dari 6 stasiun pengukur yang ada di Kabupaten

Karanganyar, banyaknya hari hujan selama tahun 2015 adalah 116 hari

dengan rata-rata curah hujan 7.231,4 mm, dimana curah hujan tertinggi

terjadi pada Bulan April. Sedangkan yang terendah pada Bulan

September.

Gambar 1.4. Peta Curah Hujan Kabupaten Karanganyar

Page 13: DOKUMEN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN …

Laporan Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah 2017

I-7

7. Hidrologi

Kondisi Hidrologi Kabupaten Karanganyar memiliki berbagai

sumber air yang disebabkan oleh karena terletak dikaki Gunung Lawu,

dimana keadaan tanahnya makin ke barat semakin datar dan banyak

sumber air yang berasal dari Gunung Lawu.

Sungai yang ada sebanyak 31 sungai, yang dikelompokkan ke

dalam 6 (enam) Sub DAS, yaitu Sub DAS Keduang Hulu, Sub DAS

Jlantah Walikan, Sub DAS Samin, Sub DAS Mungkung, Sub DAS

Kenatan, dan Sub DAS Pepe.

Tabel 1.1. Daerah Aliran Sungai (DAS) di Wilayah Kabupaten

Karanganyar (DAS Bengawan Solo)

No Nama DAS Luas (Ha) Debit

(M³/Detik)

1 Sub. DAS Kedaung 257 22,3

2 Sub. DAS Jlantah – Walikan 11.564 3.332

3 Sub. DAS Samin 20.412 5.881

4 Sub. DAS Pepe 7.254 623

5 Sub. DAS Mungkung 31.129 2.571

6 Sub. DAS Kenatan 7.408 895

Sumber : RTRW Kabupaten Karanganyar, 2017

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa Sub Das Mungkung

mempunyai luas jangkauan pengairan di wilayah Kabupaten

Karanganyar terbesar yaitu 31.129 Ha dan paling kecil adalah Sub Das

Kedaung yang hanya mempunyai luas pengairan sebesar 257 Ha.

Sungai yang paling panjang melintasi Kabupaten Karanganyar

adalah sungai/anak sungai Kumpul yang mempunyai jangkauan 37 Km

dan yang paling pendek adalah sungai/anak sungai Gede dengan

panjang hanya 2 Km. Untuk lengkapnya dapat dilihat pada tabel SD-12.

Inventarisasi Sungai pada Buku Data SLHD Kabupaten Karanganyar

Tahun 2017.

Page 14: DOKUMEN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN …

Laporan Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah 2017

I-8

B. Isu-Isu Prioritas

Pembangunan merupakan upaya untuk meningkatkan kondisi

perekonomian daerah dan kesejahteraan masyarakat dengan mengelola

dan memanfaatkan sumber daya alam. Pengelolaan sumberdaya dapat

dimulai dari kemampuan memelihara sumberdaya alam yang ada (air,

udara, energi, tanah/lahan dan biota). Kemudian sumberdaya tersebut

menjadi bahan baku ataupun tempat dimana pembangunan terjadi baik

yang dilakukan pemerintah, swasta maupun masyarakat. Pembangunan

yang baik akan memberikan manfaat maksimal dan menghasilkan

sumberdaya yang tersisa minimal (sustainable development). Sebaliknya

pembangunan yang buruk adalah pembangunan yang tidak efisien,

tidak memberi manfaat banyak dan menghasilkan banyak masalah.

Permasalahan-permasalahan lingkungan hidup di Kabupaten

Karanganyar antara lain :

✓ Meningkatnya pencemaran air, dimana Limbah industri, pertanian,

dan rumah tangga merupakan penyumbang pencemaran air.

✓ Semakin tingginya pencemaran limbah padat, dimana selain

membebani pembuangan akhir sampah (TPA) namun sebagian besar

sampah yang ada belum diolah dan dikelola secara sistematis,

sekedar ditimbun sehingga mencemari tanah maupun air.

✓ Menurunnya kualitas udara perkotaan, semakin meningkatnya

perindustrian dan penggunaan kendaraan bermotor sangat

mempengaruhi kualitas udara, khususnya di wilayah perkotaan.

✓ Kurangnya kesadaran masyarakat umum akan pentingnya fungsi

lingkungan dalam setiap usaha/kegiatan ekonomi atau

pembangunan.

Page 15: DOKUMEN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN …

Laporan Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah 2017

II-1

BAB II

KONDISI LINGKUNGAN HIDUP DAN KECENDERUNGANNYA

A. Lahan dan Hutan

1. Lahan

Penggunaan lahan di Kabupaten Karanganyar antara lain untuk

lahan sawah dan lahan kering. Penggunaan lahan terbesar adalah untuk

lahan kering yaitu sebesar 55.038,19 Ha (50,66%) yang meliputi

bangunan atau pekarangan, tegalan, padang gembala, hutan negara,

perkebunan, tambak atau kolam serta penggunaan lainnya. Luas

bangunan atau pekarangan merupakan luas wilayah lahan kering

terbesar, yaitu 21.109,98 Ha. Penggunaan lahan terbesar kedua adalah

untuk lahan sawah yaitu 22.340,45 Ha (20,56%). Penggunaan lahan

terbesar selanjutnya adalah untuk lahan non pertanian yang merupakan

wilayah permukiman adalah sebesar 20.981,10 Ha (27,11%)

(Karanganyar Dalam Angka, 2017). Proporsi penggunaan lahan di

Kabupaten Karanganyar secara rinci dapat dilihat pada Gambar 2.1.

Gambar 2.1. Proporsi Penggunaan Lahan di Kabupaten Karanganyar Tahun 2017

Sawah, 20.56%, 21%

Lahan Kering, 50.66%, 51%

Perkebunan, 3.28%, 3%

Hutan, 4.77%, 5%

Badan Air, 0.01%, 0%

Non Pertanian,

19.31%, 20%

Sawah

Lahan Kering

Perkebunan

Hutan

Badan Air

Non Pertanian

Page 16: DOKUMEN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN …

Laporan Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah 2017

II-2

Penggunaan lahan untuk lahan kering, sawah dan non pertanian

terdistribusi di 17 (tujuh belas) kecamatan. Penggunaan lahan kering

terbesar di Kecamatan Tawangmangu 6.283,92 Ha (11,42%). Luas lahan

kering terkecil terdapat di Kecamatan Colomadu 1.055,17 Ha (1,92%).

Lahan sawah terluas di Kecamatan Kebakkramat 2.174 Ha

(9,73%). Untuk luas lahan sawah terkecil terdapat di Kecamatan

Colomadu 509 Ha (2,28%).

Lahan non pertanian terluas yaitu Kecamatan Jumapolo 2.070 Ha

(9,87%). Luas lahan non pertanian terkecil terdapat di Kecamatan

Tawangmangu 529,35 Ha (2,52%).

Gambar 2.2.

Penggunaan Lahan Sawah, Non Pertanian dan Lahan Kering di Masing-Masing

Kecamatan di Kabupaten Karanganyar Tahun 2017

(Karanganyar Dalam Angka, 2017)

Penggunaan lahan untuk kawasan hutan tersebar di 4 (empat)

kecamatan, yaitu Kecamatan Jatipuro, Jumantono, Tawangmangu dan

Ngargoyoso. Luas lahan hutan terbesar terdapat di Kecamatan

Tawangmangu seluas 4.182 Ha atau 80,76% dari luas seluruh hutan di

0

1000

2000

3000

4000

5000

6000

JATI

PU

RO

JATI

YOSO

JUM

AP

OLO

JUM

AN

TON

O

MA

TESI

H

TAW

AN

GM

AN

GU

NG

AR

GO

YOSO

KA

RA

NG

PA

ND

AN

KA

RA

NG

AN

YAR

TASI

KM

AD

U

JATE

N

CO

LOM

AD

U

GO

ND

AN

GR

EJO

KE

BA

KK

RA

MA

T

MO

JOG

EDA

NG

KER

JO

JEN

AW

I

Luas

(H

a)

Kecamatan

Non Pertanian Sawah Lahan Kering

Page 17: DOKUMEN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN …

Laporan Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah 2017

II-3

Kabupaten Karanganyar dan luas hutan terkecil terdapat di Kecamatan

Jatipuro seluas 40 Ha (0,77%).

Lahan perkebunan di Kabupaten Karanganyar terdapat di 8

(delapan) kecamatan yaitu Kecamatan Jumantono, Tawangmangu,

Ngargoyoso, Karangpandan, Karanganyar, Mojogedang, Kerjo dan

Jenawi. Luas perkebunan terbesar terdapat di Kecamatan Kerjo dengan

luas 1.396 Ha (39,19%) dari luas keseluruhan perkebunan di Kabupaten

Karanganyar, diikuti Kecamatan Ngargoyoso seluas 785 Ha (22,04%).

Luas perkebunan terkecil terdapat di Kecamatan Karangpandan yaitu

seluas 41 Ha (1,15%).

Penggunaan lahan di Kabupaten Karanganyar dari tahun ke tahun

mengalami fluktuasi. Jika dibandingkan tahun sebelumnya,

penggunaan lahan pada tahun 2017 untuk lahan sawah dan lahan

kering mengalami peningkatan, sedangkan penggunaan lahan untuk

lahan non pertanian mengalami penurunan.

Perubahan penggunaan lahan merupakan akibat dari pesatnya

pembangunan di berbagai bidang dan semakin bertambahnya jumlah

penduduk Kabupaten Karanganyar. Meningkatnya jumlah penduduk

menyebabkan semakin meningkatnya kebutuhan akan lahan baik untuk

kebutuhan pembangunan di berbagai sektor maupun untuk tempat

tinggal. Oleh karena itu, terjadi perebutan penggunaan lahan terutama

di sektor pertanian dan non pertanian.

2. Lahan Kritis

Lahan kritis di Kabupaten Karanganyar tersebar hampir di

seluruh kecamatan kecuali Kecamatan Matesih. Luas lahan kritis di

Kabupaten Karanganyar mencapai 31.481,29 Ha, dengan lahan kritis

terluas terdapat di Kecamatan Jumantono yaitu seluas 4.285,44 Ha

(13,61%). Kemudian diikuti oleh Kecamatan Gondangrejo seluas

4.011,99 Ha (12,74%) dan Kecamatan Tawangmangu seluas 3.061,14 Ha

(9,72%).

Page 18: DOKUMEN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN …

Laporan Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah 2017

II-4

Gambar 2.3. Luas Lahan Kritis menurut Kecamatan di Kabupaten Karanganyar

Lahan kritis dapat terjadi karena kondisi alam seperti lahan yang

tandus dan kemiringan yang terjal. Pada lahan tandus dan kemiringan

terjal, tanaman sulit tumbuh dan pengelolaannya membutuhkan biaya

besar. Selain itu lahan kritis dapat terjadi akibat kegiatan manusia

seperti penebangan hutan, penggundulan lahan sehingga lahan terbuka

dan mudah terkena erosi yang menyebabkan lapisan tanah bagian atas

yang subur menjadi habis.

3. Hutan

Luas Kawasan Hutan di Kabupaten Karanganyar seluas 7.877,40

Ha yang terdiri atas kawasan cagar alam, taman wisata, taman hutan

rakyat, hutan lindung dan hutan kota. Hutan lindung merupakan jenis

hutan terluas di Kabupaten Karanganyar dengan luas mencapai

7.509,48 Ha (95,33%). Kemudian diikuti taman hutan rakyat seluas

231,30 Ha (2,94%) dan taman wisata seluas 64,12 ha (Gambar 2.4).

0500

10001500200025003000350040004500

Jati

pu

ro

Jati

yoso

Jum

apo

lo

Jum

anto

no

Mat

esih

Taw

angm

angu

Nga

rgo

yoso

Kar

angp

and

an

Kar

anga

nyar

Tasi

kmad

u

Jate

n

Co

lom

adu

Go

nd

angr

ejo

Keb

akkr

amat

Mo

joge

dan

g

Ker

jo

Jen

awi

Luas

Lah

an K

riti

s (H

a)

Kecamatan

Page 19: DOKUMEN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN …

Laporan Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah 2017

II-5

Gambar 2.4. Kawasan Hutan menurut Fungsi/Status di Kabupaten Karanganyar

Taman wisata alam di Kabupaten Karanganyar adalah Taman

Wisata Alam Grojogan Sewu berdasarkan Surat Keputusan Menteri

Pertanian Nomor 264/Kpts/-Um/10/1968 tanggal 12 Oktober 1968.

Berdasarkan administrasi pemerintahan, Taman Wisata Alam Grojogan

Sewu termasuk dalam wilayah Kelurahan Tawangmangu dan Kelurahan

Kalisoro, Kecamatan Tawangmangu, Kabupaten Karanganyar. Secara

administratif pengelolaan termasuk dalam Resort KSDA Lawu Utara,

SSWK Surakarta. Konfigurasi Taman Wisata Alam Grojogan Sewu

merupakan daerah pegunungan dengan topografi bergelombang. Jenis

tanah andosol coklat dan batuan vulkanik muda, dengan ketinggian

1.100 m di atas permukaan laut.

0.79%0.81%

2.94%

95.33%

0.13%

Cagar Alam

Taman Wisata

Taman Hutan Raya

Hutan Lindung

Hutan Kota

Page 20: DOKUMEN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN …

Laporan Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah 2017

II-6

Gambar 2.5. Taman Wisata Alam Grojogan Sewu

B. Keanekaragaman Hayati

Keanekaragaman hayati (flora dan fauna) di Kabupaten

Karanganyar antara lain terdapat di Kecamatan Ngargoyoso yaitu

Kawasan Taman Hutan Rakyat K.G.P.A.A. Mangkunagoro I dan Kawasan

Telaga Madirdo, serta di Kecamatan Tawangmangu yaitu Kawasan

Taman Wisata Alam Grojogan Sewu. Flora dan Fauna yang terdapat

pada kawasan-kawasan tersebut hampir sama karena termasuk dalam

habitat Gunung Lawu .

1. Taman Hutan Rakyat Ngargoyoso K.G.P.A.A. Mangkunagoro I

Tanaman atau flora yang terdapat di Tahura Ngargoyoso

K.G.P.A.A. Mangkunagoro I adalah Pinus (Pinus merkusii), Kina

(Chinchona sp), Agathis (Agathis loranthifolia), Akasia (Acasia decures),

Kayu Betupuk, Pasang (Quercus sp), Puspa daun Merah dan Ndok-

ndokan. Tanaman perdu di kawasan ini didominasi oleh Kerinyu

(Eupatorium adoratum), sedangkan tanaman bawah didominasi alang-

alang, paku-pakuan, rumput gajah, kingkongan dan pakis. Suatu jenis

tanaman yaitu plorot dipercaya oleh masyarakat sekitar sebagai

tumbuhan obat untuk memperlancar persalinan.

Page 21: DOKUMEN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN …

Laporan Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah 2017

II-7

Fauna yang dapat dijumpai adalah Macan Tutul Kumbang

(Panthera Pardus), Kijang (Muntiacus muncak), Kera abu-abu ekor

panjang (Macaca fascicularis), Biawak, Ular, Landak, Burung Kapinis

pohon, Burung Walet, Burung Kutilang, Burung Emprit, Burung

Dekukur, Burung Jalak Lawu, Burung Ciblek, Burung Prenjak Kuning,

Burung Prenjak Sayap Garis, Burung Kapasan Timur, Burung Sepah

Hutan, Elang Ular, Elang Bido, Elang Jambul Hitam, Elang Belalang,

Ayam Hutan.

Gambar 2.6. Keanekaragaman Hayati di Kecamatan Ngargoyoso

2. Taman Wisata Alam Grojogan Sewu Tawangmangu

Tanaman yang mendominasi kawasan ini adalah Pinus (Pinus

merkusii), yang ditanam Tahun 1952. Penyusun tegakan lainnya adalah

hutan alam dengan pepohonan berukuran besar dan rindang, seperti

Banda (Arthocarpus elastica). Sedangkan vegetasi alami tumbuh

dilereng-lereng kawasan hutan yaitu Suren (Toona sureni), Puspa

Page 22: DOKUMEN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN …

Laporan Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah 2017

II-8

(Schima walichii), Bulu Karet (Ficus elastica), Beringin (Ficus, sp), dan

Kayu Manis (Cinamommum burmanii).

Fauna yang dapat dijumpai adalah Monyet Ekor Panjang (Macaca

fascicularis), Elang Hitam (Ictinaetus malayensis), Tupai (Tupaia sp.),

Luwak (Pharadoxurux hermaphroditus), Landak (Hystrix javanica), Jalak

Putih (Sturnus melanopterus), Jalak Gading (Sturnus poliocephalus),

Kutilang (Phycnonotus aurigaster), Srigunting (Dicrurus macrocercus),

Prenjak (Prinia familiaris), Burung Madu (Melliphagidae).

Gambar 2.7. Keanekaragaman Hayati di Kecamatan Tawangmangu (Gunung Lawu)

Page 23: DOKUMEN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN …

Laporan Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah 2017

II-9

Dari hasil pengamatan terhadap keanekaragaman hayati di

Kabupaten Karanganyar dari tahun ke tahun mengalami penurunan

jumlah dan populasi jenis. Hal ini disebabkan adanya bencana alam,

kerusakan hutan dan lahan, eksploitasi serta meningkatnya

pembangunan. Jenis flora yang mengalami penurunan yang signifikan di

Kabupaten Karanganyar adalah jenis tanaman pakis, liwung, tanaman

obat, anggrek lawu, kayu towo dan lotrok yang disebabkan pengambilan

yang berlebihan oleh masyarakat untuk kepentingan bisnis, pengobatan,

cendera mata dan sebagainya. Untuk mengantisipasi kepunahan atau

semakin berkurangnya jenis flora dan fauna, perlu dilakukan upaya

perlindungan dan pelestarian keanekaragaman hayati.

C. Air

Air adalah suatu bahan cair dengan komposisi kimia H2O yang

sangat bermanfaat bagi makhluk hidup, baik dari segi kualitas maupun

dari segi kuantitas. Kuantitas air sangat dipengaruhi oleh faktor lokasi,

keadaan fisik serta penggunaan lahan dari suatu wilayah. Kualitas air

yaitu sifat air dan kandungan makhluk hidup, zat, energi atau

komponen lain di dalam air. Kualitas air juga merupakan istilah yang

menggambarkan kesesuaian atau kecocokan air untuk penggunaan

tertentu, misalnya air minum, perikanan, pengairan/irigasi, industri,

rekreasi dan sebagainya. Kualitas air dapat diketahui dengan melakukan

pengujian tertentu terhadap air tersebut. Pengujian yang biasa

dilakukan adalah uji kimia, fisik biologi atau uji kenampakan (bau dan

warna).

Kualitas air dapat berubah dari keadaan normalnya sehingga air

kurang berguna bagi kebutuhan tertentu atau semua kebutuhan

dibandingkan dengan apabila air itu berada dalam keadaan alamiahnya.

Perubahan atau penyimpangan sifat-sifat air dari keadaan normalnya

disebut polusi air.

Page 24: DOKUMEN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN …

Laporan Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah 2017

II-10

Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang

Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air, yang

dimaksud dengan pencemaran air adalah masuknya atau

dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi dan atau komponen lain ke

dalam air oleh kegiatan manusia, sehingga kualitas air turun sampai ke

tingkat tertentu yang menyebabkan air tidak dapat berfungsi sesuai

dengan peruntukkannya.

Berdasarkan definisi pencemaran air, penyebab terjadinya

pencemaran dapat berupa masuknya mahluk hidup, zat, energi atau

komponen lain yang berupa gas, bahan-bahan terlarut dan partikulat ke

dalam air yang menyebabkan kualitas air tercemar sehingga

mengganggu fungsi air. Masukan tersebut sering disebut dengan istilah

unsur pencemar (polutan), yang pada prakteknya masukan tersebut

berupa buangan yang bersifat rutin, misalnya buangan limbah cair.

Untuk menjaga kualitas air agar tetap pada kondisi alamiahnya

perlu dilakukan pengelolaan dan pengendalian pencemaran air secara

bijaksana. Berdasarkan Peraturan Pemerintah No.82 Tahun 2001

tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air,

kegiatan Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air

dilaksanakan secara terpadu dengan menggunakan pendekatan

ekosistem. Keterpaduan tersebut dilaksanakan melalui tahapan

perencanaan, implementasi, pengamatan dan evaluasi.

Ruang lingkup pengendalian pencemaran air menurut Peraturan

Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 01 Tahun 2010 meliputi

inventarisasi dan identifikasi sumber pencemar air, penetapan daya

tampung beban pencemaran air, penetapan baku mutu air limbah,

penetapan kebijakan pengendalian pencemaran air, perizinan,

pemantauan kualitas air, pembinaan dan pengawasan dan penyediaan

informasi.

Page 25: DOKUMEN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN …

Laporan Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah 2017

II-11

1. AIR SUNGAI

Sungai merupakan tempat berkumpulnya air dari lingkungan

sekitarnya yang mengalir menuju tempat yang lebih rendah. Sungai

mempunyai fungsi yang strategis dalam menunjang pengembangan

suatu daerah, diantaranya sebagai sumber air minum, industri,

pertanian dan lain sebagainya.

Dari segi pemanfaatan lahan, daerah hulu relatif sederhana dan

bersifat alami seperti hutan dan perkampungan kecil. Semakin ke arah

hilir keragaman pemanfaatan lahan meningkat. Sejalan dengan hal

tersebut suplai limbah cair dari daerah hulu yang menuju daerah hilir

pun menjadi meningkat. Pada akhirnya daerah hilir merupakan tempat

akumulasi dari proses pembuangan limbah cair yang dimulai dari hulu.

Penurunan kualitas air sungai terjadi sebagai akibat pembuangan

limbah yang tidak terkendali akibat aktivitas pembangunan di sepanjang

sungai, sehingga tidak sesuai dengan daya dukung lingkungan.

Salah satu upaya pengendalian pencemaran air yang dilakukan

Pemerintah Kabupaten Karanganyar adalah dengan melakukan

pemantauan kualitas air sungai secara rutin. Pengamatan dan

pengukuran parameter kualitas air dilakukan dalam rangka

pemantauan kualitas air. Parameter yang diukur meliputi parameter

fisika (suhu, kekeruhan, padatan terlarut dan sebagainya), kimia (pH,

oksigen terlarut, BOD, COD dan sebagainya), dan biologi (keberadaan

plankton, bakteri dan sebagaianya). Parameter-parameter kualitas air

dibandingkan dengan baku mutu air berdasarkan Peraturan Pemerintah

Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan

Pengendalian Pencemaran Air. Pemantauan dilakukan pada sungai-

sungai yang digunakan sebagai tempat pembuangan limbah, antara lain

sebagai berikut :

Page 26: DOKUMEN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN …

Laporan Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah 2017

II-12

a. Sungai Ngringo

Sungai Ngringo termasuk dalam DAS Bengawan Solo dan Sub-

DAS Mungkung yang berhulu di lereng Gunung Lawu. Berdasarkan

kontinuitas alirannya Sungai Ngringo termasuk sungai intermitten river

yang berarti sungai yang mangalir selama musim penghujan saja dan

tidak mengalir selama musim kering (kecuali ada hujan), karena pada

musim kering letak air tanah berada di bawah dasar sungai.

Berdasarkan pemberian air tanah kepada sungai, Sungai Ngringo

termasuk sungai influen yang berarti sungai yang aliran airnya

menyokong air tanah. Sungai Ngringo mengalir melalui Kecamatan

Jaten.

Penggunaan lahan di sepanjang Sungai Ngringo digunakan untuk

lahan pertanian, permukiman, peternakan dan industri. Peningkatan

berbagai macam kegiatan tersebut menyebabkan peningkatan buangan

limbah dimana Sungai Ngringo dimanfaatkan sebagai tempat

pembuangan limbah. Industri yang memanfaatkan Sungai Ngringo

sebagai tempat membuang limbah cair sebanyak 10 (sepuluh) industri

yang terdiri atas industri tekstil dan industri makanan. Industri-industri

tersebut telah memiliki ijin pembuangan limbah cair (IPLC).

Hulu Hilir

Gambar 2.8. Sungai Ngringo

Page 27: DOKUMEN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN …

Laporan Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah 2017

II-13

Hasil pengamatan dan pengukuran yang dilakukan di bagian

hulu Sungai Ngringo dari tahun 2009-2015 untuk parameter TDS, TSS,

Phosphat, COD masih memenuhi baku mutu air Kelas IV berdasarkan

Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan

Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air. Air pada bagian hulu

Sungai Ngringo ini masih dapat digunakan untuk mengairi pertanaman

dan atau peruntukkan lain yang sama dengan kegunaan tersebut.

Sedangkan pada bagian hilir Sungai Ngringo menunjukkan

bahwa kualitas air masih memenuhi baku mutu air kelas IV kecuali

untuk parameter BOD (kecuali tahun 2010 masih memenuhi baku mutu

air kelas IV). BOD merupakan salah satu indikator pencemaran organik

pada perairan dimana nilai BOD tinggi mengindikasikan bahwa air

tersebut tercemar bahan organik, sedangkan COD merupakan

parameter yang menunjukkan bahwa perairan yang kandungan COD

tinggi terindikasi air tersebut tercemar bahan kimia. Limbah organik dan

kimia dihasilkan dari berbagai kegiatan seperti industri, permukiman

dan peternakan. Peningkatan kadar BOD dan COD Sungai Ngringo dari

hulu ke hilir mengindikasikan bahwa semakin ke hilir kualitas air

sungai semakin menurun atau telah terjadi pencemaran di bagian hilir.

Gambar 2.9. Kualitas Air Sungai Ngringo Bagian Hulu

0

50

100

150

200

250

300

350

400

TSS BOD COD Phosphat

Ko

nse

ntr

asi (

mg/

L)

Parameter Kualitas Air

Baku Mutu Perairan Kelas IV Musim Penghujan Musim Kemarau

Page 28: DOKUMEN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN …

Laporan Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah 2017

II-14

Gambar 2.10. Kualitas Air Sungai Ngringo Bagian Hilir

b. Sungai Pengok

Sungai Pengok sepanjang 14,3 km bermuara di Sungai Bengawan

Solo. Berdasarkan kontinuitas alirannya Sungai Pengok termasuk

sungai intermitten river yang berarti sungai yang mengalir selama musim

penghujan saja dan tidak mengalir selama musim kering (kecuali ada

hujan), karena pada musim kering letak air tanah berada di bawah

dasar sungai. Berdasarkan pemberian air tanah kepada sungai, Sungai

Pengok termasuk sungai influen yang berarti sungai yang aliran airnya

menyokong air tanah.

Industri yang membuang limbah cair ke Sungai Pengok sebanyak

7 (tujuh) industri terdiri atas 6 (enam) industri tekstil dan 1 (satu)

industri Sodium siklamat. Dari 7 (tujuh) industri tersebut sebanyak 6

(enam) industri sudah memiliki ijin pembuangan limbah cair (IPLC).

0

50

100

150

200

250

300

350

400

TSS BOD COD Phosphat

Ko

nse

ntr

asi (

mg/

L)

Parameter Kualitas Air

Baku Mutu Perairan Kelas IV Penghujan Hilir Kemarau Hilir

Page 29: DOKUMEN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN …

Laporan Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah 2017

II-15

Gambar 2.11. Sungai Pengok

Hasil pengamatan dan pengukuran yang dilakukan di bagian

hulu Sungai Pengok dari tahun 2009-2016 menunjukkan bahwa

kualitas air masih memenuhi baku mutu air berdasarkan Peraturan

Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan

Pengendalian Pencemaran Air. Nilai BOD yang memenuhi baku mutu air

tahun 2015 pada musim penghujan mencapai 7,7 mg/l dan musim

kemarau mencapai 9,13 mg/l. Pada tahun 2017, nilai BOD musim

penghujan 7,7 mg/l dan pada musim kemarau 0,20 mg/l. Nilai BOD

melebihi baku mutu air kelas III tahun 2017.

Sedangkan pada bagian hilir Sungai Pengok menunjukkan bahwa

kualitas air masih memenuhi baku mutu air, kecuali untuk parameter

COD dan BOD. Nilai COD yang memenuhi baku mutu air hanya pada

pengukuran tahun 2011 yaitu 74,06 mg/l sedangkan pengukuran nilai

BOD dari tahun 2009-2016 jauh melebihi baku mutu yang ditetapkan.

Nilai COD dan BOD yang tinggi pada perairan mengindikasikan adanya

bahan organik yang tinggi.

Page 30: DOKUMEN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN …

Laporan Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah 2017

II-16

Gambar 2.12. Kualitas Air Sungai Pengok Bagian Hulu

Gambar 2.13. Kualitas Air Sungai Pengok Bagian Hilir

400

12

100

538 7.7 22.07 0.05759 9.13 24.43 0.023

TSS BOD COD PHOSPHAT

Ko

nse

ntr

asi (

mg/

L)

Parameter Kualitas AirBaku Mutu Perairan Musim Penghujan Musim Kemarau

400

12

100

519 11.7 34.48 0.673

150

49.8

137.3

0.675

TSS BOD COD PHOSPHAT

Ko

nse

ntr

asi (

mg/

L)

Parameter Kualitas Air

Baku Mutu Perairan Musim Penghujan Musim Kemarau

Page 31: DOKUMEN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN …

Laporan Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah 2017

II-17

c. Sungai Sroyo

Sungai Sroyo sepanjang 14,68 km bermuara di Sungai Bengawan

Solo. Berdasarkan kontinuitas alirannya Sungai Sroyo termasuk sungai

intermitten river yang berarti sungai yang mengalir selama musim

penghujan saja dan tidak mengalir selama musim kering (kecuali ada

hujan), karena pada musim kering letak air tanah berada di bawah

dasar sungai. Berdasarkan pemberian air tanah kepada sungai, Sungai

Sroyo termasuk sungai influen yang berarti sungai yang aliran airnya

menyokong air tanah.

Sungai Sroyo dimanfaatkan sebagai tempat pembuangan air

limbah oleh industri-industri yang berada di sepanjang daerah aliran

sungai antara lain industri tekstil, pabrik gula, industri etanol dan

rumah sakit. Industri yang membuang limbah ke Sungai Sroyo sebanyak

11 (sebelas) industri dan industri-industri tersebut telah memiliki ijin

pembuangan air limbah (IPLC).

Hulu Hilir

Gambar 2.14. Sungai Sroyo

Hasil pengamatan dan pengukuran yang dilakukan di bagian hulu

Sungai Sroyo tahun 2016 menunjukkan bahwa kualitas air masih

memenuhi baku mutu air Kelas IV berdasarkan Peraturan Pemerintah

Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan

Pengendalian Pencemaran Air. Sedangkan pada pengukuran tahun-

tahun sebelumnya nilai BOD masih memenuhi baku mutu yang

ditentukan kecuali pada tahun 2012 yang mencapai 20,3 mg/l.

Page 32: DOKUMEN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN …

Laporan Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah 2017

II-18

Pengukuran pada bagian hilir Sungai Sroyo menunjukkan bahwa

kualitas air masih memenuhi baku mutu air kelas IV berdasarkan

Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan

Kualitas Air kecuali untuk parameter COD (450,7 mg/l) dan parameter

BOD (163,13 mg/l). Jika dibandingkan dengan pengukuran tahun

sebelumnya terdapat peningkatan konsentrasi parameter TDS dan TSS

meskipun masih memenuhi baku mutu air kelas IV.

Gambar 2.15. Kualitas Air Sungai Sroyo Bagian Hulu

Gambar 2.16. Kualitas Air Sungai Sroyo Bagian Hilir

40

0

12

10

0

5

37

5.6 1

5.6

3

0.0

75

14

6.4

9

17

.9

0.3

08

T S S B O D C O D P H O S P H A T

KO

NSE

NTR

ASI

(MG

/L)

PARAMETER KUALITAS AIR

Baku Mutu Perairan Musim Penghujan Musim Kemarau

40

0

12

10

0

5

39

11

.1 30

.34

0.0

18

10

0

16

3.1

3

45

0.7

0.0

32

T S S B O D C O D P H O S P H A T

KO

NSE

NTR

ASI

(MG

/L)

PARAMETER KUALITAS AIR

Baku Mutu Perairan Musim Penghujan Musim Kemarau

Page 33: DOKUMEN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN …

Laporan Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah 2017

II-19

d. Sungai Siwaluh

Hulu Hilir

Gambar 2.17. Sungai Siwaluh

Hasil pengamatan dan pengukuran yang dilakukan di bagian hulu

dan hilir Sungai Siwaluh pada tahun 2015 menunjukkan bahwa

kualitas air masih memenuhi baku mutu air Kelas III berdasarkan

Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan

Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air. Air sungai Siwaluh

masih dapat dimanfaatkan untuk pembudidayaan air tawar, peternakan,

air untuk mengairi pertanaman dan atau peruntukkan lain yang sama

dengan kegunaan tersebut.

Gambar 2.18. Kualitas Air Sungai Siwaluh Bagian Hulu

0

100

200

300

400

TSS BOD COD Phosphat

400

650

1

18 5.5 14.48 0.033

7 5.89 13.71 0.007

Ko

nss

entr

asi (

mg/

L)

Parameter Kualitas Air

Baku Mutu Perairan Musim Penghujan Musim Kemarau

Page 34: DOKUMEN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN …

Laporan Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah 2017

II-20

Gambar 2.19. Kualitas Air Sungai Siwaluh Bagian Hilir

Dibandingkan tahun sebelumnya, pada bagian hulu sungai

terdapat peningkatan konsentrasi TDS, COD dan BOD yang cukup

signifikan. Limbah yang dibuang ke Sungai Siwaluh sebagian besar

berasal dari RSUD Karanganyar.

Penentuan status mutu air berdasarkan Keputusan Menteri

Negara Lingkungan Hidup Nomor 115 Tahun 2003 tentang Pedoman

Penentuan Status Mutu Air dapat menggunakan Metoda STORET atau

Metoda Indeks Pencemaran. Metoda Indeks pencemaran digunakan

untuk menentukan tingkat pencemaran relatif terhadap parameter

kualitas air yang diijinkan (Nemerow, 1974). Indeks ini berkaitan dengan

senyawa pencemar yang bermakna untuk suatu peruntukkan dan dapat

dikembangkan untuk beberapa peruntukan bagi seluruh bagian badan

air atau sebagian dari suatu sungai.

Dalam perhitungan indeks pencemaran ini didasarkan pada titik

pengambilan sampel dan pada parameter yang telah ditentukan yaitu

TSS, BOD, COD, PO4-P, dan pH.

T S SB O D

C O D

P H O S P H A T

40

0

6 50

1

41

5.6

15

.17

0.0

7

7

5.7

8

13

.94

0.4

38

KO

NSE

NTR

ASI

(MG

/L)

PARAMETER KUALITAS AIR

Baku Mutu Perairan Musim Penghujan Musim Kemarau

Page 35: DOKUMEN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN …

Laporan Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah 2017

II-21

Baku mutu air yang digunakan adalah berdasarkan Peraturan

Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan

Pengendalian Pencemaran Air. Hasil perhitungan indeks pencemaran

pada masing-masing titik pengambilan sampel tersaji pada Tabel 2.1

sebagai berikut :

Tabel 2.1. Hasil Perhitungan Indeks Pencemaran

Berdasarkan hasil perhitungan indeks pencemaran yang

tercantum pada Tabel 2.1, dapat disimpulkan bahwa kualitas perairan

sungai Ngringo, sungai Pengok dan Sungai Sroyo di Kabupaten

Karanganyar dari arah hulu ke arah hilir mengalami penurunan kualitas

yang ditandai dengan meningkatnya nilai indeks pencemaran dimana

pada daerah hilir sudah tercemar ringan. Pada Sungai Siwaluh, kualitas

air di bagian hulu dan hilir sungai masih dalam kondisi baik. Kondisi

kualitas air yang sudah tercemar memerlukan upaya pengendalian

pencemaran untuk mengembalikan kualitas air agar dapat

dimanfaatkan sesuai dengan peruntukkannya.

Page 36: DOKUMEN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN …

Laporan Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah 2017

II-22

2. AIR DANAU/ SITU/ EMBUNG

Danau/ situ/ waduk/ embung adalah salah satu sumber air tawar

yang menunjang kehidupan semua makhluk hidup dan kegiatan sosial

ekonomi manusia. Ketersediaan sumber daya air, mempunyai peran

yang sangat mendasar untuk menunjang pengembangan ekonomi

wilayah. Waduk sering juga disebut danau buatan yang besar.

Pembangunan waduk/ embung diperuntukkam untuk berbagai

keperluan antara lain pembangkit listrik, irigasi, pengendalian banjir,

sumber baku air minum, air industri, penggelontoran, air perikanan,

tempat pariwisata.

Di Kabupaten Karanganyar terdapat 2 (dua) buah waduk yaitu

Waduk Lalung dan Waduk Delingan. Kapasitas masing-masing waduk

adalah 5.000.000 m3 dan 4.000.000 m3. Air dari kedua waduk tersebut

dimanfaatkan untuk keperluan irigasi dan perikanan.

Gambar 2.20. Kualitas Air Waduk di Kabupaten Karanganyar Tahun 2016

0

0.5

1

1.5

2

2.5

3

3.5

4

4.5

5

TSS BOD COD Phosphat

Ko

nse

ntr

asi A

ir (

mg/

L)

Parameter Kualitas Air

Baku Mutu Kelas II Waduk Delingan Waduk Lalung

Page 37: DOKUMEN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN …

Laporan Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah 2017

II-23

Pemantauan kualitas air yang dilakukan di Waduk Delingan dan

Waduk Lalung menunjukkan kualitas air pada kedua waduk tersebut

masih memenuhi baku mutu air berdasarkan Peraturan Menteri

Kesehatan Nomor.416/Men.Kes/Per/IX/1990 tentang Syarat-Syarat dan

Pengawasan Kualitas Air, kecuali pada kandungan total fosfat, BOD dan

kadar detergen sebagai MBAS (Metilen Blue Active Surfactan) di Waduk

Delingan. Sedangkan Wadung Lalung hanya parameter BOD yang tidak

memenuhi baku mutu. Jika dibandingkan pengukuran tahun

sebelumnya terdapat peningkatan konsentrasi pencemar air. Air waduk

Delingan dan waduk Lalung dimanfaatkan untuk mengairi sawah dan

usaha perikanan. BOD atau Biochemical Oxygen Demand adalah suatu

karakteristik yang menunjukkan jumlah oksigen terlarut yang

diperlukan oleh mikroorganisme (biasanya bakteri) untuk mengurai atau

mendekomposisi bahan organik dalam kondisi aerobik, dalam hal ini

jika kandungan BOD dan COD tinggi menunjukkan air tersebut

tercemar. Untuk kedua waduk tersebut, kadar detergen cukup tinggi

dan hasil analisa BOD juga lebih tinggi dari baku mutu, sedangkan COD

di bawah baku mutu, sehingga waduk dapat dikatakan telah tercemar

jika untuk air minum namun masih dapat digunakan untuk pengairan

dan peternakan ikan.

3. AIR SUMUR

Air tanah adalah air yang terdapat dalam lapisan tanah atau

bebatuan di bawah permukaan tanah. Air tanah dimanfaatkan sebagai

bahan baku air untuk kepentingan rumah tangga (domestik) maupun

untuk kepentingan industri. Pertumbuhan industri yang pesat di suatu

kawasan disertai dengan pertumbuhan pemukiman penduduk akan

menimbulkan kenaikan permintaan air tanah. Karena keberadaan air

tanah yang terbatas dan penggunaan yang terus meningkat akan

mengakibatkan kerusakan yang berdampak luas serta pemulihannya

sulit dilakukan.

Page 38: DOKUMEN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN …

Laporan Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah 2017

II-24

Agar air tanah dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku air bersih

dan bahan baku air minum harus memenuhi persyaratan yang

ditetapkan pemerintah yaitu Peraturan Menteri Kesehatan Nomor

416/Men.Kes/Per/IX/1990 Tahun 1990 tentang Syarat-syarat dan

Pengawasan Kualitas Air dan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor

492/Menkes/Per/IV/2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum.

Pemantauan kualitas air tanah (sumur gali) di Kabupaten

Karanganyar Tahun 2015 dilaksanakan pada 7 (tujuh) buah sumur yang

meliputi daerah industri, pemukiman dan pemukiman dekat wilayah

industri. Pemantauan kualitas air yang dilakukan meliputi pemantauan

kualitas fisik, kimia dan biologis.

Gambar 2.21. Konsentrasi Bakteri Coliform Total di Kabupaten Karanganyar Tahun 2016

Pemantauan kualitas biologis didasarkan pada kehadiran

kelompok-kelompok mikroba tertentu seperti mikroba (penyakit perut),

pencemar (terutama Coli), penghasil toksin dan sebagainya. Berdasarkan

hasil pemantauan seperti pada Gambar 2.22 terlihat bahwa semua air

sumur yang diambil sampelnya mengandung bakteri Coliform Total.

0

500

1000

1500

2000

Ko

nse

ntr

asi (

MP

N/1

00 m

l)

Lokasi

Page 39: DOKUMEN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN …

Laporan Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah 2017

II-25

Sedangkan berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor

492/Menkes/Per/IV/2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum

menyatakan bahwa air yang layak untuk diminum adalah air yang tidak

mengandung bakteri Koliform. Adanya kandungan bakteri coliform

dalam air mengindikasikan adanya polusi kotoran akibat kondisi

sanitasi yang buruk.

Gambar 2.22.

Konsentrasi Total Zat Padat Terlarut (TDS) di Kabupaten Karanganyar Tahun 2016

Kualitas air secara fisik salah satunya ditentukan oleh parameter

TDS (Total Zat Padat Terlarut). Total padatan terlarut (TDS)

menunjukkan banyaknya partikel padat yang terdapat di dalam air.

Padatan ini terdiri atas senyawa anorganik dan organik yang larut dalam

air, mineral dan garam-garamnya. Berdasarkan hasil pemantauan pada

Gambar 2.23 menunjukkan kualitas air sumur pada semua lokasi

pengambilan sampel masih memenuhi baku mutu yang dipersyaratkan

oleh Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 492/Menkes/Per/IV/2010

tentang Persyaratan Kualitas Air Minum.

Air yang mengandung padatan terlarut yang tinggi akan

memberikan rasa yang tidak enak pada lidah, rasa mual yang

disebabkan oleh natrium sulfat dan magnesium sulfat.

0

100

200

300

400

500

600

700

TDS

(mg/

L)

Lokasi Pengambilan Sampel

Page 40: DOKUMEN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN …

Laporan Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah 2017

II-26

Gambar 2.23. Konsentrasi Kesadahan (CaCO3) di Kabupaten Karanganyar Tahun 2016

Salah satu parameter kimia dalam persyaratan kualitas air adalah

jumlah kandungan unsur Ca2+ dan Mg2+ dalam air yang keberadaannya

biasa disebut kesadahan air. Dari hasil pemantauan kualitas air pada

Gambar 2.23. terlihat bahwa kualitas air pada semua titik pengambilan

sampel masih memenuhi baku mutu kesadahan menurut Peraturan

Menteri Kesehatan Nomor 492/Menkes/Per/IV/2010 tentang

Persyaratan Kualitas Air Minum. Air sadah tidak begitu berbahaya

untuk diminum namun keberadaannya tetap tidak dikehendaki karena

dapat menyumbat pipa dan keran serta mengakibatkan konsumsi sabun

lebih banyak sehingga sabun jadi kurang efektif akibat salah satu

bagian dari molekul sabun diikat oleh unsur Ca atau Mg.

Air untuk keperluan rumah tangga dan industri jika memenuhi

persyaratan fisik, kimia dan biologis. Apabila ada satu parameter yang

tidak memenuhi syarat, maka air tersebut tidak layak digunakan. Dari

hasil analisa kualitas air yang dilakukan terlihat bahwa air sumur yang

diambil sampelnya tidak ada yang memenuhi baku mutu sesuai

Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 492/Menkes/Per/IV/2010 tentang

Persyaratan Kualitas Air Minum baik untuk parameter fisika, kimia dan

biologis karena mengandung bakteri Koliform.

0

100

200

300

400

Ke

sad

ahan

(mg/

L)

Lokasi Pengambilan Sampel

Page 41: DOKUMEN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN …

Laporan Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah 2017

II-27

D. Udara

Udara merupakan komponen lingkungan hidup yang penting bagi

makhluk hidup yang berbentuk gas. Udara menyelubungi bumi dengan

komposisi gas nitrogen (N2) 78%, oksigen (O2) 20,9%, dan sisanya terdiri

dari gas-gas Ar, CO2, Ne, He, CH4, Kr, Ze, NO2 dan O3. Udara ambien

adalah udara bebas di permukaan bumi pada lapisan troposfir yang

berada di dalam wilayah yuridiksi Republik Indonesia yang dibutuhkan

dan mempengaruhi kesehatan manusia, makhluk hidup dan unsur

lingkungan hidup lainnya. Mutu udara ambien adalah kadar zat, energi,

dan/ atau komponen lain yang ada di udara bebas. Status mutu udara

ambien adalah keadaan mutu udara di suatu tempat pada saat

dilakukan inventarisasi.

Udara sangat penting untuk dipelihara dan ditingkatkan

kualitasnya sehingga dapat memberikan daya dukung bagi makhluk

hidup untuk hidup secara optimal. Banyaknya emisi udara akibat

aktivitas manusia dapat mengakibatkan pengotoran udara, sehingga

dapat mengubah komposisi udara yang akan berdampak terhadap

penurunan dan pencemaran kualitas udara ambien.

Perubahan lingkungan udara pada umumnya disebabkan oleh

pencemaran udara, yaitu masuknya atau dimasukkannya zat, energi,

dan/atau komponen lain ke dalam udara ambien oleh kegiatan manusia,

sehingga mutu udara ambien turun sampai ke tingkat tertentu yang

menyebabkan udara ambien tidak dapat memenuhi fungsinya.

Pencemaran udara dapat terjadi melalui proses alami maupun oleh

kegiatan antropogenik. Sumber pencemaran udara secara alam dapat

disebabkan oleh letusan gunung berapi, asap kebakaran hutan, debu,

dekomposisi biotik dan lain-lain. Kegiatan antropogenik yang dapat

menyebabkan terjadinya pencemaran udara antara lain kegiatan

transportasi, industri, pembuangan sampah (dekomposisi atau

pembakaran), pertanian dan sebagainya.

Page 42: DOKUMEN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN …

Laporan Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah 2017

II-28

Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 41

Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara, sumber emisi

pencemaran udara dapat dikelompokkan menjadi :

a. Sumber bergerak, yaitu sumber emisi yang bergerak atau tidak tetap

pada suatu tempat yang berasal dari kendaraan bermotor.

b. Sumber bergerak spesifik, yaitu sumber emisi yang bergerak atau

tidak tetap pada suatu tempat yang berasal dari kereta api, pesawat

terbang, kapal laut dan kendaraan berat lainnya.

c. Sumber tidak bergerak adalah sumber emisi yang tetap pada suatu

tempat.

d. Sumber tidak bergerak spesifik adalah sumber emisi yang tetap pada

suatu tempat yang berasal dari kebakaran hutan dan pembakaran

sampah.

Dilihat dari ciri fisik, bahan pencemar udara dapat berupa partikel

(debu, aerosol, timah hitam, kabut, asap), gas/ senyawa kimia

(hidrokarbon, SO2, NO2, CO, H2S, NH3) dan energi (suhu, kebisingan).

Berdasarkan dari kejadian, terbentuknya pencemar dapat dibedakan

menjadi pencemar primer, yaitu diemisikan langsung oleh sumber dan

pencemar sekunder, yaitu pencemar yang terbentuk karena reaksi di

udara antara berbagai zat.

Gambar 2.24. Kegiatan Transportasi, Sumber Pencemaran Udara

Page 43: DOKUMEN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN …

Laporan Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah 2017

II-29

Gambar 2.25. Kegiatan Industri, Sumber Pencemaran Udara

Untuk mengetahui kualitas udara ambien di Kabupaten Karanganyar

dilakukan pemantauan kualitas udara yang dilaksanakan pada 6 (enam)

lokasi pengukuran yang mewakili wilayah perkantoran dan perdagangan

(Karanganyar Kota/Depan Rumah Dinas Bupati), wilayah dengan lalu

lintas padat (Depan Kepolisian Sektor Jaten/Pertigaan Palur dan depan

Kantor Kecamatan Colomadu), wilayah sekitar industri (Pemukiman

Sumberejo, Kebakkramat) dan wilayah permukiman (Depan Rumah Teh

Ndoro Dongker, Ngargoyoso dan Pemukiman Jaten Jl. Tengger).

Gambar 2.26. Konsentrasi Gas Karbonmonoksida (CO) di Kabupaten Karanganyar Tahun 2013-2017

0

2000

4000

6000

8000

10000

12000

DepanRumdin

PemukimanJaten

Palur PemukimanSumberejo,Kebakkram

at

DepanKecamatanColomadu

DepanRumah Teh

NdoroDongker

2013 4580 1259 6871 3779 0 0

2014 1802.26 1897.97 2696.65 1802.26 1597.46 1723.05

2015 5267 916 11680 3779 4580 2061

2017 6069 687 10764 5153 4580 0

µg/m

3

2013 2014 2015 2017

Page 44: DOKUMEN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN …

Laporan Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah 2017

II-30

Gambar 2.27. Konsentrasi Gas Sulfur Dioksida (SO2) di Kabupaten Karanganyar

Tahun 2013-2017

Gambar 2.28.

Konsentrasi Gas Nitrogen Dioksida (NO2) di Kabupaten Karanganyar

Tahun 2013-2017

DepanRumdin

PemukimanJaten

Palur PemukimanSumberejo,

Kebakkramat

DepanKecamatanColomadu

DepanRumah Teh

NdoroDongker

2013 26.22 25 39.3 25.9 0 0

2014 27.33 20.21 43.21 27.33 23.39 41.52

2015 31.44 26.2 41.9 26.2 26.2 26.2

2017 52.4 26.2 57.5 26.2 0 0

26.22 25

39.3

25.9

0 0

27.33

20.21

43.21

27.33

23.39

41.52

31.4426.2

41.9

26.2 26.2 26.2

52.4

26.2

57.5

26.2

0 0

µg/m

3

2013 2014 2015 2017

18.81 18

28.21

18

0 0

22.8624.73

39.59

22.86

30.65

20.2622.57

18.81

30.09

18.81 18.81 18.81

41.38

18.81

37.6

18.81

0 00

5

10

15

20

25

30

35

40

45

DepanRumdin

PemukimanJaten

Palur PemukimanSumberejo,

Kebakkramat

DepanKecamatanColomadu

Depan RumahTeh NdoroDongkerµ

g/m

3

2013 2014 2015 2017

Page 45: DOKUMEN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN …

Laporan Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah 2017

II-31

Gambar 2.29.

Konsentrasi Partikulat dalam Udara di Kabupaten Karanganyar

Tahun 2013-2017

Dari data pada Gambar 2.26 sampai dengan Gambar 2.29 diatas

terlihat bahwa unsur pencemar udara yang berupa gas Karbon

monoksida (CO), Sulfur dioksida (SO2), Nitrogen dioksida (NO2) dan

partikulat masih dibawah baku mutu udara ambien menurut Keputusan

Gubernur Jawa Tengah Nomor 8 Tahun 2001 tentang Baku Mutu Udara

Ambien di Propinsi Jawa Tengah.

Hasil analisa dari keenam lokasi menunjukkan bahwa konsentrasi

partikulat tertinggi dan melebihi baku mutu terdapat di wilayah depan

rumah dinas Bupati yang merupakan wilayah dengan kondisi arus lalu

lintas yang sangat padat dan pemukiman Sumberejo, Kecamatan

Kebakkramat yang merupakan wilayah industri.

Pencemaran udara dapat berdampak terhadap manusia, hewan,

tumbuhan, iklim maupun benda. Dampak terhadap manusia meliputi

aspek kesehatan, kenyamanan, keselamatan, perekonomian dan

estetika. Terhadap tumbuhan berdampak pada lambatnya

pertumbuhan, sakit dan kematian akibat terganggunya proses

fotosintesa. Sedangkan pada hewan dapat menyebabkan keracunan,

sakit dan kematian.

0

200

400

600

41.65 8.33 74.99 12.49 0 0

507.27

129.01

322.29

507.27

343.11

205.0654.1420.82

104 62.47118

45.81

91.63 66 11658.31

0 0

2013 2014

Page 46: DOKUMEN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN …

Laporan Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah 2017

II-32

Gas-gas pencemar dapat merubah struktur awan, perubahan

temperatur dan proses presipitasi yang berpengaruh terhadap

perubahan iklim/ lingkungan global seperti terjadinya pemanasan

global, lubang atau penipisan lapisan ozon, efek rumah kaca, hujan

asam dan naiknya permukaan air laut. Terhadap benda, gas -gas

pencemar dapat menyebabkan karat/ korosi pada logam, beton, batu,

karet, bahan plastik dan tekstil.

Pencemaran udara lainnya yang dapat terjadi adalah kebisingan.

Kebisingan adalah bunyi yang tidak diinginkan dari usaha atau kegiatan

dalam tingkat dan waktu tertentu yang dapat menimbulkan gangguan

kesehatan manusia dan kenyamanan lingkungan. Tingkat kebisingan

dinyatakan dalan satuan desibel. Bising dapat bersumber dari sumber

diam dan sumber bergerak. Faktor - faktor yang mempengaruhi tingkat

kebisingan jenis sumber suara, jarak dari sumber suara, serapan di

atmosfir, angin, temperatur, penghalang, serapan oleh tanah dan

refleksi.

Gangguan kebisingan dapat berakibat buruk bagi manusia, baik

secara fisik maupun psikis. Gangguan fisikadalah gangguan yang

langsung terjadi pada faal manusia, seperti terganggunya peredaran

darah, otot-otot menjadi tegang, gangguan tidur, gangguan

pendengaran, gangguan pencernaan dan gangguan pada sistem saraf.

Sedangkan gangguan psikis adalah gangguan yang berpengaruh

secara tidak langsung terhadap manusia dan sukar untuk diukur, hal

ini tergantung kepada keadaan pribadi masing-masing, lingkungan dan

sifat bising itu sendiri. Dampak kebisingan terhadap manusia

dipengaruhi beberapa faktor antara lain intensitas kebisingan, frekuensi

kebisingan, jenis kebisingan, lama pemaparan, lama tinggal, umur dan

kerentanan individu.

Page 47: DOKUMEN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN …

Laporan Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah 2017

II-33

Gambar 2.30. Tingkat Kebisingan di Kabupaten Karanganyar Tahun 2013-2017

Dari Gambar 2.30 diatas terlihat bahwa tingkat kebisingan di

Kabupaten Karanganyar masih memenuhi baku mutu menurut

Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor : KEP-

48/MENLH/11/1996 tentang Baku Tingkat Kebisingan, kecuali di

wilayah Palur yang merupakan wilayah padat lalu lintas.

Pengendalian kebisingan dapat dilakukan melalui pengurangan

kebisingan pada sumbernya, penempatan penghalang dan pemakaian

alat pelindung diri untuk melindungi telinga dari suara dengan

menggunakan tutup telinga, ear muffs atau ear plugs. Pengurangan

kebisingan pada sumbernya dapat dilakukan dengan cara mengurangi

vibrasi sumber kebisingan, menutupi sumber suara, melemahkan

kebisingan dengan bahan penyerap atau peredam suara. Penempatan

penghalang bertujuan untuk menghalangi merambatnya suara,

memperpanjang jarak antara sumber bising dan manusia serta

melindungi ruang tempat manusia atau makhluk lain berada dari suara.

2013

2015

01020304050607080 71.01

52.470.14

56.96

0 0

56.350.1

64.356.3

74.1

50.9

69.86

49.16

71.12

52.9565

48.77

74.82

49.73

73.18

53.03

0 0

Axi

s Ti

tle

dB

A

2013 2014

Page 48: DOKUMEN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN …

Laporan Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah 2017

II-34

Dalam gambar grafik perbandingan, terdapat nilai nol pada hasil

capaian tahun 2013, menjelaskan bahwa pada tahun tersebut tidak

dilakukan pengambilan sampel pada wilayah yang bernilai nol.

E. Laut, Pesisir dan Pantai

Tidak ada wilayah laut, pesisir dan pantai di Kabupaten

Karanganyar.

F. Iklim

Berdasarkan klasifikasi “Koppen” yang membagi iklim dalam lima

kategori utama yang meliputi iklim Am, Af, Aw, Cf dan Cw, Kabupaten

Karanganyar termasuk dalam tipe iklim Am dan Cf. Tipe iklim Am

adalah tipe iklim A yang mempunyai satu atau dua bulan kering, tetapi

curah hujan pada bulan-bulan yang lain cukup tinggi dengan rata-rata

tahunan lebih besar dari 2.500 mm. Tipe iklim A adalah daerah yang

memiliki suhu rata-rata di atas atau sama dengan 18˚C dengan jumlah

curah hujan tahunan jatuh pada musim dingin dan lebih dari 20 (t+14)

jika kebanyakan hujan jatuh pada musim panas.

Tipe iklim Cf adalah tipe iklim C yang tanpa periode kering. Tipe

iklim C adalah tipe iklim yang menunjukkan daerah dengan suhu bulan

terdingin antara 18˚C s/d -3˚C, suhu bulan terpanas > 10˚C, dengan

jumlah hujan sama dengan tipe iklim A. Tipe iklim ini khusus berada

pada pegunungan dengan elevasi >800 m diatas permukaan laut.

Page 49: DOKUMEN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN …

Laporan Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah 2017

II-35

Gambar 2.31. Curah Hujan di Kabupaten Karanganyar

Berdasarkan data dari 6 stasiun pengukur yang ada di Kabupaten

Karanganyar, banyaknya hari hujan adalah 115,6 hari dengan rata-rata

curah hujan 7.231,4 mm. Rata-rata curah hujan tertinggi terjadi pada

Bulan April 1.655,8 mm (13 hari hujan). Sedangkan rata-rata curah

hujan terendah terjadi pada Bulan September 2,6 mm (1 hari hujan).

G. Bencana Alam

Bencana alam adalah konsekuensi dari kombinasi aktivitas alami

(suatu peristiwa fisik, seperti letusan gunung, gempa bumi, tanah

longsor) dan aktivitas manusia. Ketidakberdayaan manusia dan kurang

baiknya manajemen keadaan darurat, dapat menyebabkan kerugian

materiil maupun moril bahkan nyawa. Tinggi rendahnya kerugian akibat

bencana tergantung pada kemampuan manusia untuk mencegah dan

menghindari bencana serta daya tahan manusia itu sendiri.

0

1000

2000

3000

4000

5000

6000

Jan

uar

i

Peb

ruar

i

Mar

et

Ap

ril

Mei

Jun

i

Juli

Agu

stu

s

Sep

tem

ber

Okt

ob

er

No

pem

ber

Des

emb

er

Rat

a-R

ata

Colomadu

Tasikmadu

Mojogedang

Jumapolo

Karangpandan

Tawangmangu

Rata-Rata

Page 50: DOKUMEN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN …

Laporan Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah 2017

II-36

Berdasarkan data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah

Kabupaten Karanganyar bencana alam yang terjadi di Kabupaten

Karanganyar pada tahun 2016, yaitu bencana banjir dan tanah longsor.

Bencana banjir terjadi di 4 (empat) kecamatan, yaitu : kecamatan

Jaten, Karanganyar, Gondangrejo, dan Kebakkramat. Tidak terdapat

korban jiwa pada bencana ini.

Bencana tanah longsor terjadi di 2 (dua) kecamatan berikut :

Kecamatan Jatiyoso dan Karangpandan. Tidak ada korban meninggal,

namun biaya kerugian tidak dapat diperhitungkan.

Penanggulangan bencana merupakan segala upaya kegiatan yang

dilakukan meliputi kegiatan pencegahan, penjinakan (mitigasi),

penyelamatan, rehabilitasi dan rekonstruksi, baik sebelum, pada saat

maupun setelah bencana dan menghindarkan dari bencana yang terjadi.

Penanggulangan bencana alam bertujuan untuk melindungi

masyarakat dari bencana alam dan dampak yang ditimbulkannya

sehingga harus memperhatikan prinsip-prinsip penanggulangan

bencana alam. Prinsip penanggulangan bencana alam menurut Undang-

Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana yaitu

cepat dan tepat, prioritas, koordinasi dan keterpaduan, berdaya guna

dan berhasil guna, transparansi dan akuntabilitas, kemitraan,

pemberdayaan, non diskriminatif serta nonproletisi.

Page 51: DOKUMEN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN …

Laporan Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah 2017

III-1

BAB III

TEKANAN TERHADAP LINGKUNGAN

A. Kependudukan

Aspek kependudukan merupakan masalah penting dalam

perencanaan pembangunan, baik yang bersifat pembangunan sektoral,

lintas sektoral maupun regional. Data kependudukan dapat digunakan

sebagai bahan evaluasi kegiatan yang lalu dan yang sedang berjalan.

Selain itu dapat memperkirakan bentuk dan volume kegiatan yang akan

dilakukan dimasa yang akan datang.

Jumlah Penduduk di Kabupaten Karanganyar berdasarkan data

tersebut pada tahun 2017 sebanyak 864.021 jiwa, terdiri dari laki-laki

427.325 jiwa dan perempuan 436.696 jiwa. Kecamatan dengan

penduduk terbanyak adalah Kecamatan Jaten, yaitu 83.414 jiwa

(9,65%). Sedangkan kecamatan dengan jumlah penduduk yang paling

sedikit adalah kecamatan Jenawi, yaitu 26.006 jiwa (3,01%).

Gambar 3.1. Jumlah Penduduk Masing-Masing Kecamatan Tahun 2017

010,00020,00030,00040,00050,00060,00070,00080,00090,000

JATI

PU

RO

JATI

YOSO

JUM

AP

OLO

JUM

AN

TON

O

MA

TESI

H

TAW

AN

GM

AN

GU

NG

AR

GO

YOSO

KA

RA

NG

PA

ND

AN

KA

RA

NG

AN

YAR

TASI

KM

AD

U

JATE

N

CO

LOM

AD

U

GO

ND

AN

GR

EJO

KEB

AK

KR

AM

AT

MO

JOG

EDA

NG

KER

JO

JEN

AW

I

Jum

lah

Pen

du

du

k (j

iwa)

Kecamatan

Page 52: DOKUMEN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN …

Laporan Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah 2017

III-2

Kepadatan penduduk Kabupaten Karanganyar adalah 1.116,61

jiwa/km2 dengan Kecamatan Colomadu merupakan kecamatan dengan

kepadatan penduduk tertinggi yaitu 5.121,27 jiwa/km2, sedangkan

kecamatan Jenawi adalah kecamatan dengan kepadatan penduduk

terendah yaitu 463,71 jiwa/km2.

Gambar 3.2. Histogram Penduduk Kabupaten Karanganyar Tahun 2017

Tingkat pendidikan penduduk Kabupaten Karanganyar dapat

dilihat pada Gambar 3.3. Penduduk Kabupaten Karanganyar yang tidak

sekolah mencapai 10,76%, sedangkan yang telah berhasil menempuh

pendidikan S3 baru mencapai 0,02%. Persentase terbanyak pada

penduduk berpendidikan Sekolah Dasar yaitu sebesar 37,35%. Berikut

grafik tingkat pendidikan penduduk Kabupaten Karanganyar tahun

2016 berdasarkan data dari Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil

Kabupaten Karanganyar.

0

10000

20000

30000

40000

50000

Laki-laki Perempuan

Page 53: DOKUMEN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN …

Laporan Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah 2017

III-3

Gambar 3.3. Tingkat Pendidikan Penduduk Kabupaten Karanganyar

B. Pemukiman

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Kabupaten Karanganyar

pada tahun 2017, jumlah rumah tangga di Kabupaten Karanganyar

adalah 262.985 dengan jumlah rumah tangga miskin mencapai 27.533

(10,47%). Jumlah rumah tangga terbanyak terdapat di kecamatan

Karanganyar yaitu 23.441 rumah tangga (8,92%), sedangkan rumah

tangga miskin terbanyak terdapat di kecamatan Gondangrejo yang

mencapai 6.282 rumah tangga (2,01%). Kecamatan yang memiliki rumah

tangga miskin paling sedikit adalah Kecamatan Tawangmangu yakni

sebesar 211 (0,13%).

0

20000

40000

60000

80000

100000

120000

140000

Tidak Sekolah SD SLTP SLTA Diploma S1 S2 S3

Laki-laki Perempuan

Page 54: DOKUMEN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN …

Laporan Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah 2017

III-4

Gambar 3.4. Jumlah Rumah Tangga dan Rumah Tangga Miskin Masing-

Masing Kecamatan di Kabupaten Karanganyar

Perkembangan permukiman berpengaruh terhadap peningkatan

penggunaan atau konsumsi air. Jumlah rumah tangga pengguna PDAM

di Kabupaten Karanganyar mencapai 49.603 rumah tangga sedangkan

pengguna sumur mencapai 296.052 rumah tangga.

Pola perkembangan permukiman di Kabupaten Karanganyar saat ini

menuju ke wilayah perkotaan dan wilayah industri. Hal ini antara lain

karena :

a. Wilayah perkotaan diharapkan dapat menyediakan lapangan

pekerjaan sehingga dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat.

Kecamatan Colomadu merupakan wilayah perkembangan

permukiman wilayah perkotaan di Kabupaten Karanganyar karena

berdekatan dengan Kota Surakarta.

b. Wilayah industri merupakan pola pertumbuhan permukiman baru

terutama bagi para pekerja industri dengan tujuan untuk

mendekatkan diri pada tempat kerja. Wilayah industri yang

Jatipuro5% Jatiyoso

4% Jumapolo9%

Jumantono7%

Matesih2%

Tawangmangu1%

Ngargoyoso4%

Karangpandan5%

Karanganyar6%

Tasikmadu4%

Jaten8%Colomadu

3%

Gondangrejo19%

Kebakkramat7%

Mojogedang6% Kerjo

6%

Jenawi3%

RUMAH TANGGA MISKINJatipuro

Jatiyoso

Jumapolo

Jumantono

Matesih

Tawangmangu

Ngargoyoso

Karangpandan

Karanganyar

Tasikmadu

Jaten

Colomadu

Gondangrejo

Kebakkramat

Mojogedang

Kerjo

Jenawi

Page 55: DOKUMEN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN …

Laporan Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah 2017

III-5

perkembangannya cukup pesat adalah di Kecamatan Jaten dan

Kebakkramat.

Sehubungan dengan pertumbuhan penduduk dan peningkatan

jumlah permukiman baru maka kebutuhan akan sarana dan prasana

kehidupan sehari-hari akan meningkat pula seperti kebutuhan air,

listrik, energi/ bahan bakar, prasarana sanitasi dan sebagainya. Selain

itu juga berpengaruh terhadap timbulan sampah yang dihasilkan.

Berdasarkan data dari Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kabupaten

Karanganyar, jumlah timbulan sampah di Kabupaten Karanganyar

mencapai 416 m3/hari dengan jumlah sampah yang terangkut baru

sekitar 317 m3/hari.

C. Kesehatan

Pembangunan bidang kesehatan secara umum dapat dilihat dari

alokasi sarana kesehatan dan tenaga kesehatan. Berdasarkan data dari

Dinas Kesehatan Kabupaten Karanganyar, pada tahun 2017 jumlah

fasilitas kesehatan yang ada di Kabupaten Karanganyar terdiri dari 8

rumah sakit, 21 puskesmas, 57 puskesmas pembantu, 27 rumah

bersalin swasta, 47 balai pengobatan dan 13 apotek yang tersebar di 17

kecamatan.

Jumlah tenaga kesehatan yang tersedia di Kabupaten

Karanganyar terdiri dari 79 dokter spesialis, 122 dokter umum, 35

dokter gigi, 444 bidan, 656 perawat dan 10 apoteker.

Limbah yang dihasilkan oleh kegiatan rumah sakit (5 rumah sakit)

meliputi limbah padat (67 m3/hari) dan limbah cair (21,5 m3/hari).

Page 56: DOKUMEN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN …

Laporan Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah 2017

III-6

Gambar 3.5 Fasilitas Kesehatan di Kabupaten Karanganyar

Jenis penyakit utama yang diderita penduduk Karanganyar

berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Karanganyar pada

tahun 2016, antara lain yaitu penyakit infeksi akut lain pada saluran

pernafasan 49.747 orang (36,08%), penyakit pada sistem otot dan

jaringan pengikat 9.461 orang (6,86%), tukak lambung 14.306 orang

(10,38%) dan sisanya merupakan penyakit ringan seperti penyakit kulit

alergi, penyakit lain pada saluran pecernaan bagian atas dan lain-lain.

Gambar 3.6 Mayoritas Penyakit yang Diderita Penduduk Kabupaten Karanganyar

5%12%

33%

16%

27%

7%Rumah Sakit

Puskesmas

Puskesmas Pembantu

Rumah Bersalin

Balai Pengobatan

Apotik

49747

946114306

4862 545810635

6842

1545911641 9477

0

10000

20000

30000

40000

50000

60000

Jum

lah

Pen

der

ita

(ora

ng)

Jenis Penyakit

Page 57: DOKUMEN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN …

Laporan Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah 2017

III-7

Jumlah rumah tangga yang memiliki fasilitas buang air besar

sendiri sebanyak 232.822 yang terdiri dari 225.240 jamban sehat dan

7.582 jamban tidak sehat. Jamban sehat adalah jamban dengan leher

angsa dan tangki septik. Jamban tidak sehat merupakan jamban

sederhana, cubluk, cemplong. Sedangkan 11.437 rumah tangga belum

memiliki jamban sehingga buang air besar sembarangan di sungai,

saluran irigasi, kebun, sawah dan sebagainya.

Gambar 3.7. Jumlah Rumah Tangga dan Fasilitas Buang Air Besar

9948 9531

1258713632

1073512058

8982

11287

20812

16686

22494

1799519055

1358115171

10304

382436 228 382 489 29 148 724 5681641 1109 646 231

1797 1496 1088 413 12

Memiliki Jamban Tidak Punya Jamban

Page 58: DOKUMEN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN …

Laporan Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah 2017

III-8

D. Pertanian

1. Pertanian

Sektor pertanian merupakan salah satu sektor primer yang

memberikan kontribusi yang cukup besar bagi pertumbuhan ekonomi di

Kabupaten Karanganyar. Sebagian tanah di Kabupaten Karanganyar

merupakan tanah pertanian yang memiliki potensi cukup baik bagi

perkembangan tanaman agro industri.

Data dari Dinas Pertanian Tanaman Pangan, Perkebunan dan

Kehutanan Kabupaten Karanganyar diperoleh produksi tanaman padi

tahun 2017 sebanyak 101,96 ton/Ha. Menurut frekuensi

penanamannya, lahan persawahan di Kabupaten Karanganyar terbagi

menjadi tiga jenis yaitu 1 (satu) kali, 2 (dua) kali dan 3 (tiga) kali tanam

dengan luas lahan masing-masing sebesar 1.068 Ha, 8.421,69 Ha dan

12.059,64 Ha. Penggunaan pupuk buatan untuk produksi padi masih

lebih banyak dibandingkan dengan penggunaan pupuk organik.

Konsumsi pupuk urea tahun 2017 mencapai 17.710 ton dengan emisi

CO2 sebesar 3.542 ton CO2.

Gambar 3.8. Penggunaan Pupuk untuk Produksi Padi

0

2,000

4,000

6,000

8,000

10,000

12,000

14,000

16,000

18,000

UREA SP. 36 ZA NPK ORGANIK

17,710

4,788 5,283

9,4548,441

Pem

aka

ian

Pu

pu

k (T

on

)

Jenis Pupuk

Page 59: DOKUMEN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN …

Laporan Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah 2017

III-9

Luas lahan perkebunan di Kabupaten Karanganyar mencapai

10.687,2 ha dengan jumlah produksi mencapai 21.485,11 ton. Luas

perkebunan terbesar adalah perkebunan karet seluas 3.696,77 ha

(34,59%), kemudian diikuti perkebunan kelapa seluas 2.319,28 ha

(21,70%) dan perkebunan tebu seluas 2.081,12 ha (19,47%). Sedangkan

sisanya seluas 2.590,03 ha (24,24%) untuk tanaman perkebunan

lainnya seperti kopi, coklat, teh, cengkeh, tembakau dan jambu mete.

Produksi perkebunan yang terbesar adalah tebu sebanyak 10.161,29 ton

(47,29%), kelapa 4.869,90 ton (22,67%) dan teh 3.285 ton (15,29%).

Penggunaan pupuk terbanyak adalah pupuk NPK sebanyak

832.408,80 ton yaitu pada perkebunan tebu sedangkan penggunaan

pupuk urea paling banyak pada perkebunan teh sebanyak 54.282,10

ton. Emisi CO2 yang dihasilkan karena penggunaan pupuk urea pada

perkebunan sebanyak 10.856,42 ton CO2.

Gambar 3.9. Penggunaan Pupuk untuk Produksi Perkebunan

Pada skala global, pengelolaan lahan untuk pertanian telah

berkontribusi sekitar 15% dari seluruh emisi gas rumah kaca (GRK).

0.00

100,000.00

200,000.00

300,000.00

400,000.00

500,000.00

600,000.00

700,000.00

800,000.00

900,000.00

UREA SP.36 ZA NPK ORGANIK

54,282.101,123.34 19,657.77

832,408.80

2,404.12

Pen

ggu

naa

n P

up

uk

(To

n)

Jenis Pupuk

Page 60: DOKUMEN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN …

Laporan Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah 2017

III-10

Diperkirakan sepertiga dari semua emisi karbon berasal dari alih fungsi

lahan (penebangan hutan, perubahan pertanaman dan intensifikasi

pertanian), sedang dua pertiga emisi methan dan sebagian besar

nitrogen oksida juga berasal dari budidaya di sektor pertanian yang lain.

Menurunnya fungsi ekosistem akan menurunkan produksi tanaman dan

kualitas lingkungan.

Besarnya emisi gas metan (CH4) dari lahan sawah tergantung pada

frekuensi penanaman atau luas panen dalam setahun. Dengan asumsi

bahwa satu kali masa tanam padi adalah 90 hari, maka dapat

diperkirakan total emisi CH4 dari lahan sawah dalam setahun.

Total emisi gas metan dari lahan sawah di Kabupaten Karanganyar

mencapai 6.382.565,10 ton dengan emisi tertinggi di Kecamatan

Kebakkramat yaitu 740.142 ton (11,70%), kemudian diikuti Kecamatan

Mojogedang 526.412,25 ton (8,32%), Kecamatan Karangpandan 495.729

ton (7,83%).

Gambar 3.10. Emisi Gas Metan (CH4) dari Lahan Sawah Menurut Kecamatan

0.00

100,000.00

200,000.00

300,000.00

400,000.00

500,000.00

600,000.00

700,000.00

800,000.00

Jati

pu

ro

Jati

yoso

Jum

apo

lo

Jum

anto

no

Mat

esih

Taw

angm

angu

Nga

rgo

yoso

Kara

ngp

and

an

Kar

anga

nya

r

Tasi

kmad

u

Jate

n

Co

lom

adu

Go

nd

angr

ejo

Keb

akkr

amat

Mo

joge

dan

g

Kerj

o

Jen

awi

Emis

i CH

4 (t

on

/tah

un

)

Kecamatan

Page 61: DOKUMEN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN …

Laporan Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah 2017

III-11

2. Peternakan

Populasi hewan ternak yang banyak diusahakan di Kabupaten

Karanganyar pada tahun 2017 adalah sapi perah, sapi potong, kerbau,

kuda, kambing, domba dan babi dengan jumlah ternak mencapai

250.993 ekor. Ternak dengan populasi terbanyak adalah domba yaitu

sebesar 46,24%, kemudian sapi potong 29,63% dan babi 14,82%.

Kecamatan dengan jumlah populasi ternak terbanyak adalah Kecamatan

Jaten yaitu 36.389 ekor (14,5%), kemudian Kecamatan Mojogedang

19.732 ekor (7,86%) dan Kecamatan Jatiyoso 18.702 ekor (7,45%).

Gambar 3.11. Prosentase Populasi Ternak Menurut Jenis Ternak

Usaha peternakan merupakan salah satu aktifitas penghasil emisi

gas rumah kaca berupa gas metan (CH4). Gas metan (CH4) dihasilkan

melalui proses fermentasi yang berlangsung dalam lambung ternak dan

proses dekomposisi kotoran ternak yang berlangsung secara anaerobik

atau proses perabukan dengan menggunakan pupuk kandang.

0.14%

29.63%

0.11%

0.10%8.96%

46.24%

14.82% Sapi Perah

Sapi Potong

Kerbau

Kuda

Kambing

Domba

Babi

Page 62: DOKUMEN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN …

Laporan Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah 2017

III-12

Gambar 3.12. Perkiraan Total Emisi CH4 dari Hewan Ternak Menurut Jenis Ternak

Pada tahun 2017 populasi ternak di Kabupaten Karanganyar yang

masuk dalam kategori penghasil gas metan terbesar adalah sapi potong

(76,89%), domba (13,05%) dan babi (6,41%). Pada tahun tersebut emisi

CH4 yang dihasilkan dari kegiatan peternakan ini diperkirakan mencapai

4.642,89 ton.

Gambar 3.13. Prosentase Populasi Unggas Menurut Jenis Unggas

0.69%

76.89%

0.33%

0.11%

2.52%

13.05%

6.41%

Sapi Perah

Sapi Potong

Kerbau

Kuda

Kambing

Domba

Babi

15.18%

33.09%49.80%

1.93%

Ayam Kampung

Ayam Petelur

Ayam Pedaging

Itik

Page 63: DOKUMEN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN …

Laporan Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah 2017

III-13

Gambar 3.14. Perkiraan Emisi CH4 dari Unggas Menurut Jenis Unggas

Pada golongan unggas, emisi gas metan hanya dihasilkan pada

proses dekomposisi kotoran ternak menjadi pupuk kandang. Populasi

unggas yang banyak dibudidayakan di Kabupaten Karanganyar pada

tahun 2017 adalah ayam pedaging (49,08%), ayam petelur (33,09%),

ayam kampung (15,18%) dan itik (1,93%) dengan jumlah unggas

mencapai 5.617.316 ekor. Populasi unggas terbanyak terdapat di

Kecamatan Jumantono (22,77%), Kecamatan Gondangrejo (18,94%) dan

Kecamatan Karanganyar (7,63%). Total emisi CH4 yang dihasilkan dari

unggas diperkirakan mencapai 115 ton pada tahun 2015 atau

meningkat sekitar 34% dibandingkan dengan perkiraan total emisi CH4

pada tahun 2014.

E. Industri

Di Kabupaten Karanganyar, perindustrian memegang peranan

yang sangat penting bagi peningkatan perekonomian dan taraf hidup

masyarakat. Industri terbanyak dalam masyarakat adalah industri kecil

yang dilaksanakan oleh rumah tangga dengan produksi dan pendapatan

relatif lebih rendah. Industri menengah dan besar relatif lebih sedikit

jika dibandingkan dengan industri kecil baik yang bersifat formal

maupun non formal.

48.50%

48.67%

2.82%

Ayam Petelur

Ayam Pedaging

Itik

Page 64: DOKUMEN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN …

Laporan Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah 2017

III-14

Berdasarkan informasi dari Badan Pusat Statistik Kabupaten

Karanganyar, industri menengah dan besar di Kabupaten Karanganyar

Tahun 2017 sebanyak 148 buah dengan jumlah terbanyak terdapat di

Kecamatan Jaten yaitu 88 buah. Kemudian diikuti Kecamatan

Kebakkramat 20 buah, Kecamatan Gondangrejo 16 buah dan

Kecamatan Colomadu 13 buah. Industri-industri tersebut mampu

menyerap tenaga kerja sebanyak 41.907 orang.

Pertumbuhan industri yang pesat akan mempengaruhi kualitas

sumber daya alam dan bahkan merubah rona lingkungan sekitarnya.

Disamping itu akan mempengaruhi sosial ekonomi dan budaya

masyarakat di sekitarnya serta timbulnya pencemaran lingkungan yang

disebabkan oleh limbah yang dihasilkan.

Dampak negatif terhadap pencemaran lingkungan seperti polusi

air, polusi udara, polusi tanah, dan lain-lain yang membahayakan

kelangsungan hidup semua makhluk.

Beban pencemaran yang dihasilkan masing-masing industri

dihitung berdasarkan pada jumlah unsur pencemar yang terkandung

dalam aliran limbah cair dapat dilihat pada Gambar 3.15.

Gambar 3.15. Beban Pencemaran Industri

-

10.00

20.00

30.00

40.00

50.00

Be

ba

n P

en

cem

ara

n (t

on

/ta

hu

n)

Nama Industri

BOD COD TSS

NH3 pH

Page 65: DOKUMEN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN …

Laporan Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah 2017

III-15

Upaya yang dapat dilakukan oleh pihak industri antara lain

dengan meningkatkan pengelolaan limbah melalui pengoptimalan

kinerja IPAL, menerapkan produksi bersih dan sebagainya. Sedangkan

upaya yang dapat dilakukan oleh Pemerintah Daerah antara lain dengan

meningkatkan pengawasan terhadap pengelolaan lingkungan industri

dan pembuangan limbah.

F. Pertambangan

Potensi sumberdaya mineral yang terdapat di Kabupaten

Karanganyar berupa bahan galian golongan C seperti Andesit, Andesit

Lepas (boulder), Batu Gamping, Kaolin, Pasir Batu Gunung, Pasir Batu

Kali, Tanah Liat dan Tras. Jenis, lokasi dan luasan potensi

pertambangan bahan galian golongan C di Kabupaten Karanganyar

selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 3.1 berikut ini :

Tabel 3.1. Jenis, Lokasi dan Luasan Potensi Pertambangan Bahan

Galian Golongan C di Kabupaten Karanganyar

Sumber : Pemetaan Geologi Potensi Pertambangan Kabupaten Karanganyar, 2016

Andesit

Andesit

Lepas

(boulder)

Batu

Gamping

Kaolin

Lensa

Pasir Batu

Gunung

Pasir Batu

Kali (m2)

Tanah Liat Tras

1 Jatipuro 665.00 125850 193.75

2 Jatiyoso 87.50 3936.25 128150 775.50 12.50

3 Jumapolo 1250.00 125.00 122075 825.00

4 Jumantono 882.50 117075 1445.00

5 Matesih 162.50 150.00 55900 612.50 21.25

6 Tawangmangu 681.25 562.50 81.25 2625.00 52025 90.00

7 Ngargoyoso 700.00 1362.50 31.25 1575.00 44325

8 Karangpandan 87.50 50.00 71550 631.25 17.50

9 Karanganyar 71000 1487.50

10 Tasikmadu 16075 1318.75

11 Jaten 881.25

12 Colomadu 8741.50

13 Gondangrejo 2870.00

14 Kebakkramat 1731.25

15 Mojogedang 89375 1305.00

16 Kerjo 31.50 119275

17 Jenawi 556.25 12.50 25.00 217.50 1837.50 20275 650.00 30.00

1937.50 5104.00 106.25 523.75 10023.75 1032950 23468.25 171.25

No Kecamatan

Potensi Pertambangan (Ha)

Jumlah

Page 66: DOKUMEN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN …

Laporan Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah 2017

III-16

Berdasarkan data dari Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan

Rakyat Kabupaten Karanganyar, produksi pertambangan di Kabupaten

Karanganyar Tahun 2017 mencapai 461.000 ton/tahun dari areal

pertambangan seluas 5,6102 ha yang meliputi 2 (dua) jenis bahan galian

yaitu tanah urug seluas 3,1828 ha dengan produksi 341.000 ton/tahun

dan batu andesit seluas 2,4274 ha dengan produksi 120.000 ton/tahun.

G. Energi

Sektor energi merupakan penyumbang terbesar gas rumah kaca

(GRK) khususnya CO2. Konsumsi energi terbagi atas 3 (tiga) sektor

pengguna yaitu transportasi, industri dan rumah tangga. Jenis bahan

bakar yang digunakan sektor transportasi adalah bahan bakar minyak

jenis premium dan solar.

Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik Kabupaten

Karanganyar, jumlah kendaraan yang menggunakan bahan bakar

bensin mencapai 276.145 unit terdiri atas kendaraan penumpang

pribadi 22.880 unit, kendaraan penumpang umum 188 unit, dan

kendaraan roda dua 253.077 unit. Sedangkan untuk kendaraan

berbahan bakar solar jumlahnya mencapai 10.989 unit yang terdiri atas

bus besar pribadi 293 unit, bus besar umum 461 unit, bus kecil pribadi

13 unit, truk besar 9.316 unit dan truk kecil 906 unit.

Pada sektor industri, jenis bahan bakar yang digunakan adalah

LPG, minyak bakar, solar, batubara dan biomassa. Sebagian besar

industri di Kabupaten Karanganyar merupakan industri tekstil yang

menggunakan bahan bakar batu bara. Sedangkan konsumsi bahan

bakar untuk keperluan rumah tangga belum terdata.

Page 67: DOKUMEN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN …

Laporan Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah 2017

III-17

H. Transportasi

Panjang jalan di Kabupaten Karanganyar pada Tahun 2017

menurut data dari Dinas Pekerjaan Umum mencapai 974,11 km yang

meliputi jalan negara (17,5 km), jalan propinsi (85,3 km), dan jalan

kabupaten (871,31 km). Jika dibandingkan dengan Tahun 2014,

panjang jalan mengalami peningkatan sepanjang 29,69 km atau

sebanyak 3,14% yaitu pada ruas jalan kabupaten.

Gambar 3.16. Panjang Jalan Menurut Kewenangan, 2013 – 2015

Di Kabupaten Karanganyar terdapat 11 (sebelas) sarana terminal

kendaraan untuk penumpang umum yang terdiri atas terminal tipe B

sebanyak 3 buah dan terminal tipe C sebanyak 8 buah. Volume limbah

padat yang dihasilkan pada terminal-terminal tersebut diperkirakan

mencapai 8,25 m3/hari.

0

100

200

300

400

500

600

700

800

900

Jalan Negara Jalan Propinsi Jalan Kabupaten

Pan

jan

g Ja

lan

(km

)

Jenis Kewenangan

Page 68: DOKUMEN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN …

Laporan Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah 2017

III-18

Gambar 3.17. Perkiraan Volume Limbah Padat pada Sarana Transportasi

I. Pariwisata

Potensi pariwisata Kabupaten Karanganyar mengandalkan

keindahan alamnya sehingga obyek wisata yang ada kebanyakan

merupakan jenis wisata alam. Di Kabupaten Karanganyar terdapat 18

(delapan belas) objek wisata yang terdiri atas 5 (lima) wisata alam, 3

(tiga) taman wisata, 3 (tiga) hutan wisata, 3 (tiga) wisata ziarah, 1 (satu)

wisata agro, 2 (dua) wisata purbakala dan 1 (satu) wisata sumber air

panas.

Kemajuan sektor wisata di Kabupaten Karanganyar didukung

sarana dan prasarana yang memadai seperti penginapan, sarana jalan

dan sebagainya. Sarana hotel/penginapan yang terdapat di Kabupaten

Karanganyar sebanyak 176 buah yang terdiri atas hotel bintang, melati,

pondok wisata, wisma, villa, cottage dan homestay.

Peningkatan di sektor wisata juga memberikan peningkatan

tekanan terhadap lingkungan. Volume limbah padat (sampah) dari objek

wisata diperkirakan mencapai 1,93 m3/hari. Pengelolaan yang dilakukan

untuk menangani sampah tersebut antara lain dengan dibakar,

ditimbun dan sebagian diambil oleh Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten

Karanganyar.

00.20.40.60.8

11.21.41.61.8

2

VO

LUM

E LI

MB

AH

PA

DA

T (M

3/H

AR

I)

NAMA TERMINAL

Page 69: DOKUMEN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN …

Laporan Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah 2017

III-19

J. Limbah B3

Menurut Peraturan Pemerintah No. 18 Tahun 1999 tentang

Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3), yang

dimaksud dengan limbah B3 adalah sisa suatu usaha dan atau kegiatan

yang mengandung bahan berbahaya dan atau beracun yang karena sifat

dan atau konsentrasinya dan atau jumlahnya, baik secara langsung

dapat mencemarkan dan atau merusak lingkungan hidup,

membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan hidup

manusia serta makhluk hidup lainnya. Limbah B3 diidentifikasi sebagai

bahan kimia dengan karakteristik mudah meledak, mudah terbakar,

bersifat reaktif, beracun, penyebab infeksi dan bersifat korosif.

Limbah B3 yang terbuang ke lingkungan akhirnya akan

berdampak pada kesehatan manusia. Dampak itu dapat langsung dari

sumber ke manusia, misalnya meminum air yang terkontaminasi atau

melalui rantai makanan sehingga perlu dilakukan pengelolaan.

Pengelolaan limbah B3 dapat dilakukan dengan meminimasi limbah,

melakukan pengelolaan limbah B3 dekat dengan sumber, melaksanakan

pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan dan

dilakukan “From Cradle to Grave” (mulai dihasilkan sampai

penimbunan).

Limbah B3 dapat dihasilkan dari kegiatan rumah sakit dan

industri. Limbah B3 yang dihasilkan dari 4 rumah sakit yang ada di

Kabupaten Karanganyar mencapai 29 m3/hari untuk limbah B3 padat

dan 9,5 m3/hari untuk limbah B3 cair. Limbah B3 medis dari rumah

sakit berupa botol obat, jarum suntik, bekas infus dan sebagainya.

Limbah B3 dari industri berupa bottom ash, fly ash, sludge, oli bekas,

dan aki bekas. Jumlah industri yang mempunyai izin untuk mengelola

limbah B3 tahun 2016 sebanyak 25 industri. Izin yang diberikan berupa

izin penyimpanan sementara limbah B3 yang berlaku selama 3 tahun.

Page 70: DOKUMEN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN …

Laporan Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah 2017

III-20

Gambar 3.18. Jumlah Penerbitan Izin LB3

0

5

10

15

20

25

2011 2012 2013 2014 2015 2016

Jum

lah

Izin

TP

S LB

3 ya

ng

Terb

it

Tahun

Page 71: DOKUMEN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN …

Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah 2017

IV-1

BAB IV

UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN

A. Rehabilitasi Lingkungan

Kegiatan yang telah dilakukan Dinas Lingkungan Hidup

Kabupaten Karanganyar dalam rangka rehabilitasi dan pengelolaan

lingkungan adalah sebagai berikut :

1. Kegiatan penghijauan

Gambar 4.1. Konservasi Kawasan Resapan Air Cemoro Kandang

Page 72: DOKUMEN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN …

Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah 2017

IV-2

Gambar 4.2. Pemberian Bibit Tanaman untuk Penghijauan Sekolah

Page 73: DOKUMEN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN …

Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah 2017

IV-3

2. Menyediakan sarana dan prasarana pengelolaan persampahan

3.

Gambar 4.3. Sarana dan Prasarana Pengelolaan Persampahan

Keterangan Gambar :

1. Tong sampah single sheet

2. Penyerahan tong sampah single sheet dan komposter ke sekolah

adiwiyata tingkat provinsi Jawa Tengah

3. Bak pemilah sampah di SDN.02 Sewurejo, Mojogedang

4. Bak pemilah sampah di SDN 03 Ngringo, Jaten

1 2

3 4

Page 74: DOKUMEN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN …

Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah 2017

IV-4

Gambar 4.4. Bank Sampah

Keterangan gambar :

Gambar atas : Bank Sampah Mojoasri di Tegalasri, Bejen

Gambar bawah : Bank Sampah Barokah di Buran, Tasikmadu

Page 75: DOKUMEN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN …

Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah 2017

IV-5

4. Prasarana laboratorium lingkungan

Gambar 4.6. Peralatan laboratorium lingkungan DLH Kabupaten Karanganyar

B. Amdal

Kabupaten Karanganyar sampai saat ini belum ada AMDAL yang

menjadi kewenangan dalam penilaiannya oleh kabupaten. Sampai

dengan tahun 2017, ada 6 (enam) dokumen AMDAL yang berlokasi di

sekitar wilayah Kabupaten Karanganyar, namun 3 (tiga) dokumen

merupakan kewenangan pusat, yaitu AMDAL jalan tembus

Tawangmangu - Magetan, AMDAL Taman Wisata Alam Grojogan Sewu

dan AMDAL jalan tol Semarang - Solo - Surabaya. Sedangkan 2 (dua)

dokumen menjadi kewenangan provinsi Jawa Tengah, yaitu AMDAL

Taman Hutan Rakyat (Tahura) dengan pemrakarsa dari Pemerintah

Provinsi Jawa Tengah dan AMDAL Hotel Lor Inn, Business Resort dan

Spa. 1 (satu) dokumen menjadi AMDAL Kabupaten Karanganyar, yaitu

Hotel Alana di Kecamatan Colomadu.

Page 76: DOKUMEN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN …

Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah 2017

IV-6

C. Penegakan Hukum

Permasalahan lingkungan yang ada di Kabupaten Karanganyar

saat ini diadukan oleh masyarakat melalui Pos Pengaduan yang ada di

Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Karanganyar, baik secara langsung

maupun melalui surat, telepon, maupun melalui media surat kabar.

Pada tahun 2017, terdapat 5 (lima) pengaduan tentang masalah

lingkungan hidup yang masuk Pos Pengaduan Badan Lingkungan Hidup

Kabupaten Karanganyar, yaitu 2 (dua) kasus aduan lingkungan akibat

pembuangan limbah peternakan, 2 (dua) kasus aduan pencemaran

udara dari usaha atau industri, 1 (satu) kasus pencemaran air.

Adapun terkait dengan permasalahan lingkungan yang terjadi

pada tahun 2017 berikut upaya yang dilakukan dapat dilihat secara

rinci pada tabel UP-5 dalam Buku Data SLHD Tahun 2017.

D. Peran Serta Masyarakat

Masyarakat Karanganyar telah berpartisipasi aktif dalam berbagai

kegiatan pengelolaan lingkungan hidup diantaranya dalam kegiatan

penanaman bibit tanaman dalam rangka konservasi daerah tangkapan

air dan sumber-sumber air yaitu dengan melibatkan Lembaga

Masyarakat Desa, para siswa sekolah dan para pecinta alam, seperti

komunitas Anak Gunung Lawu. Di samping itu juga terbentuk Saka

Kalpataru, yaitu Satuan Karya Pramuka bidang Lingkungan Hidup yang

beranggotakan siswa sekolah.

Keberhasilan pengelolaan lingkungan hidup di Kabupaten

Karanganyar ditandai dengan diraihnya penghargaan-penghargaan di

bidang lingkungan hidup, antara lain Penghargaan Sekolah Adiwiyata

Peduli dan Berbudaya Lingkungan Tingkat Provinsi Jawa Tengah dan

tingkat Nasional.

Penghargaan Sekolah Adiwiyata Tingkat Nasional Tahun 2017

kepada SDN 3 Ngringo dan SMP N 2 Kebakkramat.

Page 77: DOKUMEN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN …

Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah 2017

IV-7

Penghargaan Adipura berupa sertifikat atas peningkatan kinerja

dalam pengelolaan lingkungan hidup wilayah Kabupaten Tahun 2016-

2017 juga dapat diraih oleh Kabupaten Karanganyar atas kerjasama

Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Karanganyar dengan berbagai

instansi dan masyarakat di Kabupaten Karanganyar.

Dalam rangka meningkatkan peran serta masyarakat di bidang

lingkungan hidup, Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Karanganyar

juga rutin menyelenggarakan sosialisasi, penyuluhan, pelatihan,

workshop dan seminar lingkungan. Kegiatan yang telah dilakukan di

tahun 2017 ini antara lain :

- Sosialisasi Program Adiwiyata

- Sosialisasi Persiapan Penilaian Adipura

- Pelatihan Pengelolaan Sampah

E. Kelembagaan

1. Tugas Pokok Dan Fungsi

Tugas pokok Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Karanganyar

sebagaimana diatur dalam Peraturan Daerah Kabupaten Karanganyar

Nomor 16 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat

Daerah Kabupaten Karanganyar serta Peraturan Bupati Karanganyar

Nomor 101 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi,

Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Dinas Lingkungan Hidup yaitu

membantu Bupati dalam melaksanakan urusan pemerintahan bidang

lingkungan hidup.

Selain melaksanakan tugas pokok tersebut diatas Dinas Lingkungan

Hidup Kabupaten Karanganyar mempunyai fungsi :

a. Perumusan kebijakan teknis di bidang lingkungan hidup,

kehutanan, pekerjaan umum dan perumahan rakyat sub bidang

persampahan serta kesekretariatan;

Page 78: DOKUMEN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN …

Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah 2017

IV-8

b. Pelaksanaan koordinasi kebijakan di bidang lingkungan hidup,

kehutanan, pekerjaan umum dan perumahan rakyat sub bidang

persampahan;

c. Pelaksanaan kebijakan di bidang lingkungan hidup, kehutanan,

pekerjaan umum dan perumahan rakyat sub bidang

persampahan;

d. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang lingkungan hidup,

kehutanan, pekerjaan umum dan perumahan rakyat sub bidang

persampahan;

e. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang lingkungan hidup,

kehutanan, pekerjaan umum dan perumahan rakyat sub bidang

persampahan;

f. Pelaksanaan fungsi kesekretariatan Dinas;

g. Pengendalian penyelenggaraan tugas UPTD; dan

h. Pelaksanaan tugas lain sesuai dengan tugas dan fungsinya.

2. Susunan Organisasi

Struktur Organisasi Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Karanganyar

sesuai dengan Peraturan Daerah Kabupaten Karanganyar Nomor 16

Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah

Kabupaten Karanganyar dan Peraturan Bupati Karanganyar Nomor

101 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas,

Fungsi dan Tata Kerja Dinas Lingkungan Hidup.

a. Kepala Dinas

b. Sekretariat, membawahkan :

1. Sub Bagian Perencanaan;

2. Sub Bagian Keuangan;

3. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian.

c. Bidang Penataan dan Penaatan Perlindungan dan Pengelolaan

Lingkungan Hidup, membawahkan :

1. Seksi Perencanaan dan Kajian Dampak Lingkungan;

Page 79: DOKUMEN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN …

Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah 2017

IV-9

2. Seksi Pengaduan dan Penyelesaian Sengketa Lingkungan;

3. Seksi Penegakan Hukum Lingkungan.

d. Bidang Pengendalian Pencemaran Kerusakan Lingkungan Hidup,

membawahkan :

1. Seksi Pencemaran Lingkungan;

2. Seksi Kerusakan Lingkungan;

3. Seksi Pemeliharaan Lingkungan Hidup.

e. Bidang Pengelolaan Sampah, Limbah dan Pengembangan

Kapasitas, membawahkan :

1. Seksi Kehutanan dan Pengembangan Kapasitas;

2. Seksi Pengelolaan Sampah;

3. Seksi Pengelolaan Limbah.

f. Unit Pelaksana Teknis

g. Kelompok Jabatan Fungsional

4. Sumber Daya Manusia

Pada tahun 2017, jumlah pegawai pada Dinas Lingkungan Hidup

Kabupaten Karanganyar sebanyak 212 orang terdiri atas 97 PNS dan

sisanya merupakan tenaga non PNS. Berdasarkan tingkat pendidikan,

sebagian besar telah sarjana, pendidikan terendah yaitu tingkat SMP.

Adapun upaya untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas

sumber daya manusia, khususnya SDM Dinas Lingkungan Hidup

Kabupaten Karanganyar yang telah dilakukan adalah berupa :

1. Bimbingan Teknis dan Ujian Sertifikasi Keahlian Pengurus Barang

Jasa Pemerintah

2. Diklat Dasar-Dasar Pengawasan Lingkungan Hidup

3. Pelatihan Admin Rencana Umum Pengadaan (RUP)

4. Bimbingan Teknis Perangkat Manajemen dan Pengujian Lingkungan

5. In House Training Bagi Personil/Analisis Laboratorium Lingkungan

Page 80: DOKUMEN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN …

Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah 2017

IV-10

5. Anggaran Pengelolaan Lingkungan Hidup

Pada tahun 2017, jumlah total anggaran pengelolaan lingkungan

hidup sebesar Rp. 8.665.034.000,- yang berasal dari APBD II. Mengalami

kenaikan yang sangat signifikan dikarenakan adanya perubahan SOTK

(Struktur Organisasi dan Tata Kerja) baru dari Badan Lingkungan Hidup

menjadi Dinas Lingkungan Hidup dengan tambahan beberapa urusan

pengelolaan dan pengangkutan persampahan.

Pada tahun 2016, jumlah total anggaran pengelolaan lingkungan

hidup yang dikelola Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Karanganyar

sebesar Rp. 1.100.110.000,- dengan rincian Rp. 881.110.000,- berasal

dari APBD II, Rp. 219.000.000,- dari APBN yang bersumber pada Dana

Alokasi Khusus (DAK) bidang Lingkungan Hidup.

6. Produk Hukum

Produk hukum yang terkait dengan bidang tata ruang dan

pengelolaan lingkungan hidup dan anggaran pengelolaan lingkungan

hidup di Kabupaten Karanganyar sampai dengan tahun 2017 meliputi

Peraturan Daerah Kabupaten Karanganyar, Peraturan Bupati

Karanganyar, dan Keputusan Bupati Karanganyar dengan jumlah

keseluruhan sebanyak 30 peraturan dan keputusan. Daftar produk

hukum bidang pengelolaan lingkungan hidup terlampir pada Buku Data

DIKPLHD Kabupaten Karanganyar Tahun 2017 dalam Tabel UP-9.