dosen.uta45jakarta.ac.iddosen.uta45jakarta.ac.id/downlot.php?file=laporan salam.docx · web...

13

Click here to load reader

Upload: lamdieu

Post on 06-Mar-2019

212 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: dosen.uta45jakarta.ac.iddosen.uta45jakarta.ac.id/downlot.php?file=Laporan SALAM.docx · Web viewPadahal, obat-obatan ala medis banyak mengandung bahan kimia yang justru akan menimbulkan

SANGGAR ANAK ALAM dan

MULTIKULTURALISME

Abstract: The Indonesian nation composed of many different cultures, ethnic, racial, and religious. On one side there is a wealth of diversity of the Indonesian nation, but on the other hand such diversity can lead to social conflict. The conflict that occurred around three decades of New Order power which is caused because our education has always taught similarity (uniformity) and reject plurality. Therefore, this paper will explain about the plurality of education that teaches school environment. Sanggar Anak Alam is one example of schools that try to bridge differences and seek to foster mutual respect and tolerance towards cultural diversity that exist in a plural society. Keywords: plurality, respect to diversity, and tolerance

Sanggar Anak Alam

Perkumpulan Sanggar Anak Alam (SALAM) merupakan sekolah kehidupan yang bergerak di bidang pendidikan dan berbasis komunitas independen. Sekolah ini didirikan sebagai bentuk kritik atas kurikulum nasional. Oleh karena itu, Sanggar Anak Alam (SALAM) tidak terkait dengan lembaga dana manapun, termasuk pemerintah, sehingga Salam mengembangkan produk-produk organik yang sehat dan ramah lingkungan, dan dapat dikonsumsi masyarakat luas, sebagai upaya fundraising sekolah dan komunitas sekitar.

Sanggar Anak Alam, sudah didirikan sejak tahun 1988 di Desa Lawen, Kecamatan Pandanarum, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah. Lawen adalah desa terpencil, berketinggian 1000 m di atas permukaan laut. Kira-kira enam puluh kilometer dari kota Banjarnegara ke arah utara. Pada awalnya, Sanggar Anak Alam ini dibentuk sebagai bentuk prihatin terhadap kondisi anaka-anak

Page 2: dosen.uta45jakarta.ac.iddosen.uta45jakarta.ac.id/downlot.php?file=Laporan SALAM.docx · Web viewPadahal, obat-obatan ala medis banyak mengandung bahan kimia yang justru akan menimbulkan

SD yang tidak dapat membaca dengan lancar dan memahami kata atau kalimat dengan baik, meskipun mereka sudah hampir lulus. Selain itu, makin tingginya jumlah pernikahan dini di Desa Lawen tersebut telah berimplikasi pada meningkatnya angka keguguran dan kematian ibu melahirkan. Berdasarkan latar belakang itulah maka didirikan sekolah Sanggar Anak Alam yang akan memfasilitasi anak-anak di Desa Lawen untuk berproses bersama di sekolah tersebut.

Diawali oleh 2 orang relawan dan di dukung dengan sejumlah buku serta beberapa fasilitas yang lain, sekolah Sanggar Anak Alam ini mulai dijalankan. Aktivitas yang dilakukan di sekolah Sanggar Anak Alam di Desa Lawen adalah pendidikan anak pra sekolah, bimbingan belajar, pertanian organik, peternakan, pertukangan dan seni budaya. Tahun 2000, sekolah tersebut mulai dikembangkan di kota Yogyakarta tepatnya di Kampung Nitiprayan, Kasihan, Bantul, yakni sebuah kampung yang terletak diperbatasan antara Kodya Yogyakarta dan Kabupaten Bantul, Provinsi DIY. Namun, di kampung Nitiprayan, Sekolah Sanggar Anak Alam melakukan desain ulang untuk menyesuaikan dengan kondisi di Kampung Nitiprayan. Misalnya, masalah yang terjadi di kampung ini

pada saat itu antara lain tingkat kesadaran orang tua terhadap pendidikan anak cukup rendah dan perhatian terhadap pendidikan anak usia dini juga sangat kurang. Oleh karena itu, berdasarkan permasalahan tersebut maka sekolah Sanggar Anak Alam didirikan.

Dibantu oleh beberapa relawan, Sanggar Anak Alam mengadakan pendampingan belajar bagi anak usia sekolah, yang kemudian dikembangkan menjadi beberapa aktivitas lain misalnya program Lingkungan Hidup seperti kegiatan membuat kompos, beternak, daur ulang kertas, dan briket arang. Program Seni dan Budaya berupa kegiatan teater, musik dan tari. Program kegiatan perpustakaan anak dilakukan dalam bentuk kegiatan membaca buku di perpustakaan sekolah. Program jurnalistik anak dilakukan melalui media Halo Ngestiharjo dan Bulletin Sanggar Anak Alam.

Kemudian, untuk pendidikan anak usia dini dilakukan melalui penyelenggaraan Kelompok Bermain dan Taman Kanak-Kanak. Adapun ketentuan usia siswa yang mengikuti Kelompok bermain yakni anak usia 2-4 tahun, Taman Kanak-kanak usia 4-6 tahun, dan Sekolah Dasar usia 6 tahun.

Page 3: dosen.uta45jakarta.ac.iddosen.uta45jakarta.ac.id/downlot.php?file=Laporan SALAM.docx · Web viewPadahal, obat-obatan ala medis banyak mengandung bahan kimia yang justru akan menimbulkan

Tahun 2005, Sanggar Anak Alam pernah bekerjasama dengan Komunitas Gunung Balong, Lebak Bulus, Jakarta untuk melakukan pendampingan belajar anak putus sekolah di lokasi tersebut. Anak-anak di komunitas ini adalah anak pemulung yang sebagian besar waktu bermain dan belajar mereka terabaikan karena mereka harus bekerja membantu orang tua. Adapun aktivitas yang dilakukan Sanggar Anak Alam selama melakukan pendampingan yakni menyelenggarakan pendidikan anak pra sekolah dan pendidikan setingkat sekolah dasar.

Sanggar Anak Alam, membawa semangat yang sama untuk menumbuhkan rasa solidaritas dan memberikan kesempatan belajar yang sama bagi setiap orang, meski terdapat perbedaan latar belakang anak. Sanggar Anak Alam (SALAM) mempunyai perhatian khusus terhadap proses imajinasi yang merdeka, penguasaan kemampuan dan sikap sosial anak sejak dini. Alam dan lingkungan menjadi media belajar untuk lebih mengenal diri sendiri dan dunia sekitar. Selain itu, Sanggar Anak Alam juga membangun proses belajar dengan guru sebagai pemandu dengan cara menciptakan kesempatan bagi anak untuk berekspresi dan

bereksplorasi sehingga anak dapat berkembang utuh sebagai pribadi yang bebas, mandiri dan bertanggung jawab. Dengan demikian, program Sanggar Anak Alam sebenarnya berkeinginan untuk membuat proses belajar anak dalam rentang usia manapun menjadi proses belajar yang menyenangkan. Oleh karena itu, sebagai bagian dari masyarakat, Sanggar Anak Alam mencoba merealisasikan ide-ide pendidikan alternatif berbasis lingkungan lokal. Kesederhanaan, lokalitas dan persahabatan dengan lingkungan merupakan tawaran yang diberikan oleh Sekolah Sanggar Anak Alam ini. Disamping itu, Sanggar Anak Alam selalu berusaha agar akses pendidikan dapat terjangkau oleh anak-anak dari semua lapisan masyarakat. Karena harapan diselenggarakannya Sanggar Anak Alam yakni ingin menjadi bagian dari perubahan yang lebih baik bagi bangsa Indonesia.

Misi Salam sebagai sebuah sekolah yakni mengembalikan esensi pendidikan dasar, yaitu memberikan ruang seluas-luasnya bagi anak untuk bebas berekspresi dan bereksplorasi dalam menemukan pengetahuan, dengan memanfaatkan potensi lingkungan sekitar sebagai media belajar.

Page 4: dosen.uta45jakarta.ac.iddosen.uta45jakarta.ac.id/downlot.php?file=Laporan SALAM.docx · Web viewPadahal, obat-obatan ala medis banyak mengandung bahan kimia yang justru akan menimbulkan

Sanggar Anak Alam terbuka untuk masyarakat umum (anak-anak, siswa sekolah, mahasiswa, guru, dan orang dewasa) untuk belajar dan mengembangkan pengetahuan dan keterampilan di lingkungan Salam. Adapun kegiatan yang boleh dilakukan yakni: 1) Pelatihan pendidikan anak usia dini; 2)Pelatihan pertanian organic dan pangan sehat; 3) Pendidikan lingkungan (gaya hidup hijau dan petualangan di alam pedesaan); 4) Pelatihan pengobatan tradisional; 5) Komunitas seni dan budaya (gamelan, home concert, teater, gejog lesung, dan upacara wiwitan)

Kurikulum, Guru dan Proses Belajar Mengajar

Kurikulum dalam sekolah ini hanya ada membaca, menulis, dan berhitung. Tetapi dalam tiga kurikulum ini diajarkan tema tentang pangan, kesehatan, lingkungan dan sosial budaya. Sekolah ini tidak mau membebani murid-muridnya dengan setumpuk kurikulum yang akan

membuat anak-anak stress karena banyak sekali pelajaran yang harus dipelajari. Selain itu, ada juga pelajaran riset. Disini anak-anak diajarkan untuk memperhatikan sesuatu di daerah sekitarnya, kemudian menulis tentang apa yang mereka temukan. Sekolah ini juga hanya terdiri dari beberapa tingkatan atau kelas yakni kelas satu, dua dan tiga. Sedangkan kelas empat, lima dan enam digabungkan.

Sekolah Sanggar Anak Ala mini mengajarkan muridnya untuk menanam bahan makanan, seperti menanam biji-bijian, panen, masak bersama, sampai makan bersama. Ini merupakan dasar agar anak-anak mengetahui bahwa Indonesia mempunyai banyak sumber daya alam yang bisa dimanfaatkan. Hal ini dilakukan guna mengkritisi pangan di Indonesia, karena Indonesia merupakan Negara agraris, tetapi banyak mengimpor bahan pokok seperti beras, tepung, dan kacang kedelai, dari Negara lain. Tentu saja hal tersebut telah mengantarkan Negara Indonesia menjadi Negara pengimpor gandum terbesar di dunia. Selain itu, sehubungan dengan masih tingginya Negara Indonesia mengimpor tepung terigu, maka pihak sekolah Sanggar Anak Alam menggalakkan makan makanan yang terbuat dari tepung beras dan tapioca.

Page 5: dosen.uta45jakarta.ac.iddosen.uta45jakarta.ac.id/downlot.php?file=Laporan SALAM.docx · Web viewPadahal, obat-obatan ala medis banyak mengandung bahan kimia yang justru akan menimbulkan

Contoh konkret dari upaya mengkritisi pangan di Indonesia tersebut, ditunjukkan dengan mengadakan makan siang bersama untuk memperkenalkan makanan lokal yang tradisional. Misalnya, para siswa disuruh tidak lagi membuat makanan dari tepung terigu, tetapi diganti dengan tepung beras dan tapioca.

Sanggar Anak Alam mencoba memfasilitasi anak-anak untuk dapat belajar dengan merdeka sesuai kodratnya sebagai anak. Dengan memanfaatkan alam sebagai media belajar. Alam yang dijadikan media belajar, akan membuat anak-anak mengenali lingkungannya dengan seksama.

Misalnya mengamati kehidupan sepanjang “kalen” (sungai kecil), galengan (pematang sawah), dan hamparan sawah yang ada di lingkungan sekolah. Selain itu, cethol, cebong, katak, cacing, keong, belalang, kupu-kupu,capung, laba-laba, kepik, semut, ulat, ular, marmut, ayam, kambing, sapi dan juga

aneka tanaman seperti cabe, kangkung, bayam, kacang tanah, kacang panjang, kedelai, jagung, padi, serta berbagai macam tanaman obat dan hias menjadi sesuatu yang mewarnai sekolah Sanggar Anak Alam ini.

Anak-anak belajar dari apa yang mereka lihat, yang mereka lakukan/ praktekkan. Mereka juga belajar untuk mencermati musim apa yang biasa ditanam petani ketika tidak ada hujan dan ketika hujan, juga kehidupan yang ada di sekitar ketika kemarau dan musim hujan. Anak-anak, belajar dengan masyarakat sekitar sekolah diantaranya dengan para petani di sawah, masyarakat dan juga para tamu yang berkunjung ke sekolah. Dalam hal ini, anak-anak belajar menyapa, bertanya, dan bergaul sehingga anak-anak tidak merasa asing dengan lingkungan yang ada di sekitarnya. Oleh karena itu, selain srawung dengan lingkungan sekitar anak-anak juga ditekankan untuk mencari pengetahuan melalui buku. Hal ini dilakukan, mengingat pengetahuan itu bersumber dari banyak hal termasuk dari buku-buku.

Tugas utama anak-anak adalah bermain. Karena bermain bagi anak sesungguhnya adalah belajar. Memberi kesempatan bermain bagi anak hakekatnya sama

Page 6: dosen.uta45jakarta.ac.iddosen.uta45jakarta.ac.id/downlot.php?file=Laporan SALAM.docx · Web viewPadahal, obat-obatan ala medis banyak mengandung bahan kimia yang justru akan menimbulkan

dengan memberi kesempatan bagi orang dewasa untuk bekerja. Bermain yang alamiah, tidak direkayasa, sesuai dengan sifat kodrati anak yang selalu banyak gerak, gembira, ceria, penuh tawa,dan pemaaf. Tugas orang dewasa adalah bagaimana memberi ruang pada anak-anak tersebut untuk mengembangkan seluruh potensi yang ada dengan suasana sukacita, sehingga anak-anak mempunyai kemerdekaan untuk berkembang.

Penjelajahan melalui pengamatan kehidupan di sekitar galengan atau pemantang sawah juga merupakan salah satu alat belajar anak untuk berlatih keseimbangan tubuh. Selain itu mereka juga sekaligus melihat dengan cermat kehidupan yang ada di sekitarnya. Penjelajahan ini melatih kepedulian anak-anak dengan apa yang ada di sekitarnya, karena dalam mengembangkan rasa ingin tahu anak merupakan awal dari penelitian. Guru atau pamong harus jeli dalam menemani anak-anak berproses, bermain sambil belajar. Hal ini dikarenakan, masing-masing anak minatnya tidak sama. Akan tetapi, perbedaan minat itu justru dapat dimanfaatkan sebagai media untuk saling memperkaya.

Pada saat belajar tanam-menanam, anak-anak tidak hanya mengamati tetapi juga terlibat aktif dalam kegiatan tersebut yakni mulai dari penyiapan lahan, menanam sampai panen. Bahkan ada beberapa kegiatan pengolahan hasil panen, seperti membuat susu kedelai, pop corn, sayur dan aneka kue. Proses pengolahan masakan digunakan sebagai dasar untuk belajar kimia, fisika, biologi, matematika secara sederhana, agar kelak dikemudian hari bidang ilmu tersebut ini tidak lagi menjadi momok bagi anak-anak. Terkait dengan kegiatan tersebut, mereka belajar dengan senang karena hasilnya dapat dinikmati, dimana proses perubahan bahan masakan dapat diketahui dan dimanfaatkan langsung, bukan hanya teori. Hal ini sangat penting bagi anak-anak sebagai daya tarik untuk belajar lebih jauh.

Selain membaca alam, anak-anak juga diajak untuk menjelajah lewat buku-buku, baik fiksi maupun non fiksi. Banyak pengetahuan dapat diperoleh dengan membaca, sekalipun anak-anak belum dapat membaca. Tugas guru membacakan dengan cara yang menarik sehingga anak-anak memperhatikan dan muncul keinginan untuk belajar lebih jauh. Cara ini sekaligus untuk merangsang

Page 7: dosen.uta45jakarta.ac.iddosen.uta45jakarta.ac.id/downlot.php?file=Laporan SALAM.docx · Web viewPadahal, obat-obatan ala medis banyak mengandung bahan kimia yang justru akan menimbulkan

anak senang membaca sejak dini.

Ketika para siswa melakukan penjelajahan lewat buku, pada awalnya mereka membaca gambar, niteni gambar seperti ini ceritanya demikian, dan dengan daya imajinasi masing-masing anak dapat berimprovisasi. Kebiasaan ini telah membuat anak-anak cinta buku. Setiap pulang sekolah mereka meminjam buku dan mereka selalu minta tolong pada orang tua mereka untuk membacakan di rumah. Komunikasi anak dan orangtua dapat terjalin, anak-anak tidak lagi tergantung pada televisi. Selain untuk menjalin komunikasi antara anak dan orangtua atau anggota keluarga lainnya, mereka juga bersama-sama belajar untuk menambah wawasan melalui buku. Kegiatan ini berlanjut dengan cara anak-anak diberi kesempatan menceritakan apa yang sudah dibaca kepada teman-teman melalui cerita di depan kelas. Bahkan sampai di sekolah tidak jarang anak-anak berebut ingin bercerita tentang apa yang telah dibacanya. Dengan demikian anak-anak juga berlatih mengingat dan mengkomunikasikan ilmunya kepada orang lain (belajar berkomunikasi), berani mengungkapkan pendapat, menambah kosakata dan wawasan mereka. Disini proses pertukaran ilmu

pengetahuan telah terjadi tanpa dipaksakan, anak belajar dengan anak, saling cerita dengan bahasa dan keceriaan mereka.

Berbicara Sanggar Anak Alam, penulis melihat bahwa ada beberapa hal yang menarik dari sekolah tersebut, terutama dari segi kurikulum sekolahnya. Dimana di sekolah Sanggar Anak Alam menerapkan pembelajaran mengenai kesehatan, lingkungan, dan sosial budaya. Hal ini tentu saja jarang dimasukkan ke dalam kurikulum di sekolah-sekolah lainnya. Pertama, mengenai kesehatan. Alasan kesehatan dimasukkan ke dalam kurikulum yakni disebabkan oleh adanya fakta yang dilapangan bahwa saat ini masyarakat Indonesia sangat tergantung dengan pengobatan medis, padahal disekitarnya banyak sekali tanaman yang bias dijadikan obat. Padahal, obat-obatan ala medis banyak mengandung bahan kimia yang justru akan menimbulkan penyakit lainnya. Untuk itu, di sekolah ini diajarkan berbagai macam tanaman herbal untuk mengobati luka atau pun sakit lainnya.

Page 8: dosen.uta45jakarta.ac.iddosen.uta45jakarta.ac.id/downlot.php?file=Laporan SALAM.docx · Web viewPadahal, obat-obatan ala medis banyak mengandung bahan kimia yang justru akan menimbulkan

Misalnya, ketika ada anak yang terluka, ataupun sakit lainnya, anak tersebut sudah tau akan mengambil tanaman apa untuk mengobati lukanya, ataupun ketika mereka sedang flu, maka secara otomatis mereka akan meminta jamu tradisional di rumah induk. Pengobatan lainnya juga diajarkan dalam sekolah ini, seperti Acupressure. Acupressure merupakan sejenis refleksi dengan menggunakan alat bantu berupa kayu untuk menekan titik-titik tertentu dan dapat mengurangi berbagai jenis penyakit.

Kedua, mengenai lingkungan. Alasan lingkungan dimasukkan ke dalam kurikulum yakni disebabkan oleh adanya fakta bahwa saat ini sekolah-sekolah yang ada di Indonesia tidak pernah menerapkan “go green”,

melainkan lebih menitikberatkan pada sistem belajar tentang lingkungan bukan pada tataran aplikasinya. Nah, di sekolah ini diajarkan tentang penerapan tersebut. Mereka tidak lagi menggunakan kemasan-kemasan pabrik yang terbuat dari plastik yang sama sekali tidak ramah lingkungan karena sulit diurai. Mereka lebih menggunakan daun untuk mengemas, ataupun kertas yang bias didaurulang kembali. Kemudian untuk pemakaian listrik dan kendaraan bermotor, anak-anak di sekolah ini telah diajarkan untuk menghemat energi dan meminimalisir penggunaan kendaraan bermotor karena asapnya dapat merusak lingkungan. Selain itu, anak-anak juga diajarkan teori dan aplikasi tentang etika menebang pohon yakni apabila mereka menebang satu pohon, maka harus menanam 2 pohon. Intinya, sekolah ini mengajarkan “go green” yang dimulai dari hal terdekat dan terkecil. Ketiga, mengenai sosial budaya. Alasan aspek sosial budaya dimasukkan ke dalam kurikulum yakni disebabkan oleh adanya fakta yakni semakin memudarnya budaya-budaya lokal akibat semakin merebaknya budaya populer yang berasal dari Barat. Oleh karena itu, terkait hal tersebut maka Sanggar Anak Alam sangat menekankan pada

Page 9: dosen.uta45jakarta.ac.iddosen.uta45jakarta.ac.id/downlot.php?file=Laporan SALAM.docx · Web viewPadahal, obat-obatan ala medis banyak mengandung bahan kimia yang justru akan menimbulkan

budaya-budaya Indonesia atau pun budaya lokal dalam proses belajar mengajarnya seperti memperkenalkan kesenian, tari-tarian, dll. Hal ini bertujuan guna mengangkat eksistensi budaya lokal yang sangat beragam dan menjadi asset bagi Bangsa dan Negara Indonesia.

Sanggar Anak Alam Menjawab Multikulturalisme

Indonesia adalah suatu negara yang terdiri dari berbagai kelompok etnis, budaya, suku, dan agama sehingga Indonesia secara sederhana dapat disebut sebagai masyarakat multikultural. Akan tetapi, di lain pihak, realitas multikultural tersebut berhadapan dengan kebutuhan mendesak untuk merekonstruksi kembali kebudayaan nasional Indonesia yang dapat menjadi integrating force yang mengikat seluruh keragaman etnis dan budaya tersebut.

Pluralisme pasti dijumpai dalam setiap komunitas masyarakat. Teristimewa pada saat ini, ketika teknologi transportasi dan komunikasi telah mencapai kemajuan pesat. Kemajemukan merupakan inevitable destiny di tingkat global maupun di tingkat bangsa-negara dan

komunitas. Secara teknis dan teknologis, kita telah mampu untuk tinggal bersama dalam masyarakat majemuk. Namun demikian, spiritual kita belum memahami arti sesungguhnya dari hidup bersama dengan orang yang memiliki perbedaan kultur yang antara lain mencakup perbedaan dalam hal agama, etnis, dan kelas sosial. Namun, spirit untuk memahami arti sesungguhnya hidup bersama tersebut terjadi di sekolah Sanggar Anak Alam. Sekolah ini merangkul berbagai jenis perbedaan dan menghargai perbedaan tersebut. Adanya paham multikulturalisme yang dijunjung di lingkungan sekolah ini dapat dilihat dari beberapa aspek berikut ini:

1. Aspek Pluralitas Agama

Dalam soal agama SD Tumbuh tidak mempersoalkan masalah agama maupun etnis ini terlihat pada kurikulumnya yang tidak memberlakukan mata pelajaran agama pada sekolah tersebut. Alasannya, bahwa persoalan agama lebih baik menjadi tanggungjawab orang tua. Karena justru dengan diberlakukannya mata pelajaran agama membuat siswa akan merasa berbeda dengan yang lainnya. Contohnya, pernah diterapkan sebelumnya mekanisme pembelajaran mata pelajaran agama diluar jam pelajaran yang diselenggarakan pada hari jum’at yang

Page 10: dosen.uta45jakarta.ac.iddosen.uta45jakarta.ac.id/downlot.php?file=Laporan SALAM.docx · Web viewPadahal, obat-obatan ala medis banyak mengandung bahan kimia yang justru akan menimbulkan

diselenggarakan oleh orang tua murid. Adapun pembagian kelas tersebut terdiri dari dua kelas yakni, kelas khusus untuk MUSLIM dan KRISTEN. Akan tetapi pada tahap pelaksanaan kegiatan tersebut tidak berjalan dengan baik. Karena para siswa mempertanyakan adanya pemisahan kelas tersebut kenapa mereka dipisahkan dengan teman-temannya. Dan kenapa mereka tidak boleh menyatu dengan teman-teman lainnya yang berada di kelompok yang berbeda dengan mereka. Dengan adanya ketidaknyaman yang dialami para siswa dengan adanya pemisahan tersebut, maka dengan sendirinya mereka membubarkan diri hingga pada akhirnya mata pelajaran agama yang diselenggarakan di luar jam pelajaran tersebut saat ini tidak berjalan lagi. Berdasarkan alasan itulah maka pihak sekolah tidak mengadakan lagi kegiatan tersebut. Karena pada dasarnya pihak sekolah sangat menghargai pluralitas agama sehingga menyerahkan pendampingan agama diserahkan kepada orang tua siswa masing-masing.

Pihak sekolah juga menyadari bahwa dengan adanya pembagian kelas berdasarkan agama tersebut akan berimplikasi pada mental siswa yang nantinya tidak bisa menghargai perbedaan.

Padahal, semboyan negara kita yakni bhineka tunggal ika yang artinya berbeda-beda tetapi tetap satu. Mengamanahkan akan bangsa ini bisa menghargai segala bentuk perbedaan termasuk agama. Dalam hal ini, Sanggar Anak Alam telah menjawab berbagai potensi perbedaan itu.

2. Aspek Pluralitas Etnis

Sekolah ini menampung murid dari berbagai macam etnis, seperti: etnis jawa, cina, dll. Walaupun mereka terdiri dari bermacam etnis, tetapi saling menghargai satu sama lain, tidak saling mengucilkan dan tidak membuat komunitasnya sendiri. Hal ini terlihat dari interaksi mereka di kelas dan ketika bermain.

3. Aspek Pendidikan Inklusi

Bukti bahwa sekolah ini sangat menghargai perbedaan yakni dengan penerimaan siswa ABK. Siswa tersebut dapat memperoleh pendidikan di sekolah ini dengan mendapat pendapingan khusus dari guru di sekolah ini. Tidak sama dengan sekolah lain yang ada di DIY yang justru membuat sekolah khusus bagi ABK yang

Page 11: dosen.uta45jakarta.ac.iddosen.uta45jakarta.ac.id/downlot.php?file=Laporan SALAM.docx · Web viewPadahal, obat-obatan ala medis banyak mengandung bahan kimia yang justru akan menimbulkan

dinamakan Sekolah Luar Biasa (SLB). Hal tersebut mengindikasikan bahwa SALAM sangat akomodatif terhadap perbedaan. Sehingga sekolah ini tidak menciptakan sub altern.