1rtl イNセセセ N セセセiセjセ セ@ f. KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DIR E KTORAT J EN D E RAL C IPTA K A RYA JL. Pattimura 20 Kebayoran Baru, Jakarta Selatan 12110 Telp. 021-72796588, Fax. 021-72796588
Jakarta, 10 Mei 2010
Kepada Yang terhormat :
1. Para Pejabat Eselon II di lingkungan Direktorat Jenderal Cipta Karya
2. Sekretaris Badan Pendukung Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum
3. Para Kepala Dinas Pekerjaan Umum Seluruh Indonesia
di-
Tempat
Perihal: Rencana Strategjs Djrektorat Jenderal Cjpta Karya Iahun 2010-2014
SURAl EDARAN Nomor: 03/SE/DC/2010
Dalam rangka melaksanakan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 5 Tahun
2010 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2010-2014 dan
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 02/PRT/M/2010 tentang Rencana Strategis
Kementerian Pekerjaan Umum Tahun 2010-2014, perlu menetapkan Rencana Strategis
Direktorat Jenderal Cipta Karya Tahun 2010-2014 dengan Surat Edaran Direktur Jenderal
sebagai berikut:
a. UMUM
Yang dimaksud dengan Rencana Strategis Direktorat Jenderal Cipta Karya, Kementerian
Pekerjaan Umum yang selanjutnya disebut Renstra Direktorat Jenderal Cipta Karya adalah
dokumen perencanaan Direktorat Jenderal Cipta Karya, Kementerian Pekerjaan Umum
untuk periode 5 {lima) tahun terhitung sejak tahun 2010 sampai dengan tahun 2014.
b. DASAR HUKUM
1. Undang-Undang Nomor 72 Tahun 1957 tentang Rumah Negara;
2. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1985 tentang Rumah Susun;
3. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1992 tentang Perumahan dan Permukiman;
4. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung;
5. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan
Negara;
6. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air;
7. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional;
8. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Nasional;
9. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang;
10. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2008 tentang Persampahan;
11. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2005 tentang
Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum;
12. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2005 tentang Peraturan
Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung;
13. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2007 tentang
Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintah Daerah
Provinsi, dan Pemerintah Daerah Kabupaten/ Kota;
14. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 26 tahun 2008 tentang Rencana
Tata Ruang Wilayah Nasional;
15. Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional 2010-2014;
c. MAKSUD, TUJUAN DAN SASARAN
1. Renstra Direktorat Jenderal Cipta Karya, Kementerian Pekerjaan Umum meliputi
uraian tentang Amanat Undang-Undang, Tugas, Fungsi dan Kewenangan serta
Peran Direktorat Jenderal Cipta Karya, Kondisi dan Tantangan serta Isu Strategis,
Visi dan Misi Direktorat Jenderal Cipta Karya, Tujuan, Sasaran, Arah Kebijakan,
Strategi, Program, Kegiatan dan Target Capaian yang dilengkapi dengan
pendanaan, indikator output, outcome dan Indikator Kinerja Utama (IKU).
2. Renstra DirektoratJenderal Cipta Karya, Kementerian Pekerjaan Umum merupakan
acuan untuk menyusun Rencana Kerja Direktorat Jenderal Cipta Karya yang
dijabarkan lebih lanjut oleh setiap Direktorat/Satminkal di lingkungan Direktorat
Jenderal Cipta Karya dalam penyusunan program 5 (lima) tahun masing-masing
Direktorat/Satminkal.
d. RUANG LINGKUP
1. Program, kegiatan, dan sasaran-sasaran yang telah ditetapkan di dalam Renstra
Direktorat Jenderal Cipta Karya, Kementerian Pekerjaan Umum harus dijabarkan
ke dalam sasaran-sasaran program per wilayah (kota/ kabupaten/provinsi)
sesuai Rencana Tata Ruang Wilayah-nya dan mengacu kepada Rencana Program
Investasi Jangka Menengah (RPIJM) setiap kota/kabupaten/provinsi.
2. Perwujudan program, kegiatan, dan sasaran-sasaran yang telah ditetapkan di
dalam Renstra Direktorat Jenderal Cipta Karya, Kementerian Pekerjaan Umum ini
akan dicapai melalui pembiayaan yang bersumber dari dana pemerintah, dunia
usaha, dan masyarakat.
e. PELAKSANAAN DAN PEMANTAUAN
Sekretaris Direktorat Jenderal Cipta Karya, Direktur Bina Program, Direktur
Pengembangan Permukiman, Direktur Pengembangan Air Minum, Direktur
Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman, Direktur Penataan Bangunan
dan Lingkungan melakukan pemantauan terhadap pelaksanaan Renstra Direktorat
Jenderal Cipta Karya, Kementerian Pekerjaan Umum.
Demikian Surat Edaran ini disampaikan untuk dapat ditindaklanjuti yang menjadi acuan
untuk menyusun Rencana Kerja Direktorat Jenderal Cipta Karya yang dijabarkan lebih
lanjut oleh setiap Direktorat;Satminkal di lingkungan Direktorat Jenderal Cipta Karya dalam
penyusunan program 5 (lima) tahun masing-masing Direktorat;Satminkal
Tembusan disampaikan kepada yth:
1. Menteri Pekerjaan Umum (sebagai laporan);
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 10 Mei 2010
N PEKERJAAN UMUM,
2. Sekretaris Jenderal Kementerian Pekerjaan Umum;
3. Inspektur Jenderal Kementerian Pekerjaan Umum;
-----
Kata Penganta r
Direktur Jenderal Cipta Karya
Sesuai dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Nasional Tahun 2010-2014 yang tercantum dalam Peraturan Pres-
iden Republik Indonesia nomor 5 tahun 2010 maka perlu disusun
Rencana Strategis DirektoratJenderal Cipta Karya tahun 2010-2014.
Rencana Strategis Direktorat Jenderal Cipta Karya tahun 2010-2014
dibuat dengan mengacu kepada Rencana Strategis Kementerian
Pekerjaan Umum Tahun 2010-2014 yang telah ditetapkan melalui
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 02/PRT/M/2010 tanggal
29 Januari 2010.
Rencana Strategis Direktorat Jenderal Cipta Karya tahun 2010-2014 ini memuat
arahan mandat Undang-Undang, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Visi, Misi dan Tujuan Direk-
torat Jenderal Cipta Karya, serta Rincian Program dan Kegiatan Direktorat Jenderal Cipta
Karya tahun 2010-2014. Selanjutnya Rencana Strategis Direktorat Jenderal Cipta Karya
tahun 2010-2014 dapat menjadi acuan bagi setiap Satminkai/Direktorat di lingkungan Di-
rektorat Jenderal Cipta Karya dalam menyusun Program dan Kegiatan setiap tahun mulai
tahun 2010 hingga tahun 2014.
Semoga buku ini bermanfaat sebagai acuan dalam Penyusunan Program, Rencana
Kerja serta Anggaran Direktorat Jenderal Cipta Karya mulai tahun 2010, 2011, 2012, 2013
sampai dengan tahun 2014.
Jakarta, Mei 2010
r Jenderal Cipta Karya
Daftar lsi
Surat Keputusan Direktur Jenderal Cipta Karya ...... .......................................... i
Kata Pengantar ...........•.•..... .............. ............................. ....... ............................. v
Daftar lsi ........................................................ ..•.•............................................ .. vi
Daftar Tabel ............. .......................... ....... ............................................... ....•.. viii
Daftar Gambar ............................ .............. ................... ............ ................•...... vii i
Daftar Lampi ran ..•...................... ....... ........................................................ ....... ix
B A B 1 PENDAHULUAN ........... .. ..... ..... .. .. ..•......................................... ....... .. 1-1
1.1 Umum ........................................... ........ .. .. .. ...... .. .............. ..... ..... ... 1-1
1.2 Mandat Tugas, Fungsi dan Kewenangan .. .. .. .. .................................. .. 1-2
1.3 Peran Infrastruktur Permukiman ............ .................................. .. ...... . 1-6
B A B 2 ISU STRATEGIS .. .......... .... ...... .. .... .......... .. .. ...... .. ...... ...... .. .. .... .. .. .. .... .. 2-1
B A B 3 KONDISI UMUM PENCAPAIAN, PERMASALAHAN
DAN TANTANGAN ................................................. ..... ......... .............. 3-1
3.1 Kondisi Umum Pencapaian .................... .. .............. ............ ................ 3-1
3.1.1 Pengembangan Permukiman .. .. .... ...... ............ .. .. ........ ............ .. 3-1
3.1.2 Penataan Bangunan dan Lingkungan .......... .. .. .. .......... .. .... .. .. .. .. 3-6
3. 1.3 Penyehatan Lingkungan Permukiman .. .... .. ................................ 3-8
3.1.4 Pengembangan Air Minum .. .. .... .... .. ...... ....... .. .. .. ................ .. .. 3-13
3.2 Permasalahan Umum ..................................................................... 3-21
3.3 Permasalahan Per Sektor .. ...... .. .......... .. .. .. .. .. .... .. .. .. .. .. ...... .............. 3-22
3.4 Tantangan ....... ..... ..... ............ .. .... ................. ... ....... ......... ....... .... ... 3-27
BAs 4 VISI, MISI DAN TUJUAN PENGEMBANGAN
INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN ..................................................... 4 -1
4.1 Visi dan Misi ......... ..... ........... ............................. ... ......... . ... ............. 4-1
4.2 Tujuan ............. ............................. .... ...... .. .......................... ... .. .. .. . . 4-3
4.3 Sa saran ................................. .. ........ .. ........................ ..... .. .... .. .... . .. 4-4
4.4 Indikator Kinerja Utama (IKU) .............. .. ........ .. .. ............... ....... ..... . 4-14
BAB 5 ARAHAN KEBIJAKAN DAN STRATEGI ........................ .. .. ................ .. 5-1
5.1 Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan
Perkotaan ....................... ......... .... ...... .. .. ............ ............. .. .... ....... ... 5-1
5.2 Kebijakan dan Strategi Sektor .......................... . ............................. .. 5-3
5.2.1 Kebijakan dan Strategi Pengembangan Sistem
Penyediaan Air Minum ................................................ .. ..... .. .... 5-3
5.2.2 Kebijakan dan Strategi Nsional Pengembangan
Sistem Pengelolaan Persampahan ............................................ 5-5
5.2.3 Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan
Sistem Pengelolaan Air Limbah Permukiman .............................. 5-7
5.3 Kebijakan dan Strategi Pembiayaan .... ... .. ........................ .. .............. 5-10
5.4 Kebijakan dan Strategi Keterpaduan Penanganan
Infrastruktur Permukiman ... ... .... .... ... .. ..... ... ..... ..... .. .......... . ............. 5-15
BAB 6 PROGRAM DAN KEGIATAN .............................................................. 6-1
6.1 Program dan Kegiatan 2010-2014 ............................. ....................... 6-1
6.2 Pendanaan Cipta Karya 2010-2014 .... ........ ...... ..... .... ......... .... .... .. .. .... 6-9
BAB 7 p E N u T u p .............................................................................. 7-1
Daftar Tabel
Tabel 3.1 : Kondisi Pencapaian Pembangunan Infrastruktur Permukiman 2005-2009 .... 3-17
Tabel 5.2 : Rencana Proyek KPS Air Minum Tahun 2010-2016 .... .............. .............. ....... 5-12
Tabel 5.3 : Usulan Kegiatan PHLN 2010-2014 ............................................................... 5-13
Tabel 6.1 : Rekapitulasi Ditjen Cipta Karya .. .... ........ .. .. .......... .................. .................... . 6-10
Tabel 6.2 : Sub Bidang Pengembangan Permukiman ................................ .. .. .... ........ .. .. 6-10
Tabel 6.3 : Sub Bidang Penataan Bangunan Gedung dan Lingkungan .................. .. .. .. .. . 6-11
Tabel 6.4 : Sub Bidang Penyehatan Lingkungan Permukiman ........................ .... .. .. ....... 6-12
Tabel 6.5 : Sub Bidang Pengembangan Air Minum .......... .. ...... .. .. .......... .. .. .... ............... 6-12
Tabel 6.6 : Sekretariat Direktorat Jenderal .................... .. ............ .. .. .. .. .................... .. .. . 6-13
Tabel 6.7 : Direktorat Bina Program .... .... ............ .. .. .. .. .. .. .. .. .......... .. ...... .. ...... .... .. ......... 6-13
Tabel 6.8 : Matrik Rencana Strategis Direktorat Jenderal Cipta Karya 2010-2014 .. .. ...... . 6-14
Daftar Gambar
Diagram 5.1 Kedudukan Rencana Program Investasi Jangka Menengah .. ...... .... ...... 5-17
Daftar Lampiran
Lampiran-1
Lampiran-2
Lampiran-3
Lampiran-4
Matrik Arahan RPJP Nasional 2005-2025 Dalam Penyusunan RPJMN
Bidang Cipta Karya 2010-2014
Matrik Indikator Kinerja Direktorat Jenderal Cipta Karya
Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 Tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2010-2014
Daftar Rencana Proyek Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha dalam
Penyediaan Infrastruktur
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 UMUM
Sejalan dengan telah diterbitkannya Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010
Tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2010-2014 dan juga
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 02/PRT/M/2010 Tentang Rencana
Strategis (Renstra) Kementerian Pekerjaan Umum 2010-2014, maka penyusunan
Renstra Direktorat Jenderal Cipta Karya merupakan penjabaran dari kedua dokumen
tersebut diatas.
Dokumen Renstra Ditjen. Cipta Karya 2010-2014, akan memuat isu strategis,
,ondisi pencapaian hingga tahun 2014, pemasalahan dan tantangan infrastruktur
permukiman, visi, misi dan tujuan, kebijakan dan strategi serta program dan kegiatan
sesuai dengan tugas dan fungsi Direktorat Jenderal Cipta Karya sebagai Satminkal di
Kementerian Pekerjaan Umum dalam upaya pencapaian RPJM Nasional.
Susunan Renstra Ditjen. Cipta Karya 2010-2014 dimulai dengan pemaparan
tentang kondisi dan tantangan penyelenggaraan bidang Cipta Karya; visi, misi, tujuan
dan sasaran pembangunan Cipta Karya; strategi penyelenggaraan Cipta Karya; serta
program dan kegiatan.
RENCA"lA Sr A""E-Gb DIRE-KTORAT JE-N)E-RAL CIPTA i<ARY 2014
1.2 MANDAT TUGAS, FUNGSI DAN KEWENANGAN
Pelaksanaan tugas Direktorat Jenderal Cipta Karya dilaksanakan dengan
memperhatikan mandat yang tercantum dalam perangkat peraturan sebagai berikut:
1. UU No. 72 Tahun 1957 tentang penjualan rumah-rumah negeri kepada pegawai
negeri yaitu untuk mengatur penjualan rumah-rumah negeri beserta tanahnya.
2. UU No. 16 Tahun 1985 tentang Rumah Susun yang bertujuan ontuk mengatur:
(i) pemenuhan kebutuhan perumahan yang layak bagi rakyat, terutama
golongan masyarakat berpenghasilan rendah, yang menjamin kepastian hukum
dalam pemanfaatannya; (ii) meningkatkan daya guna dan hasil guna tanah di
daerah perkotaan dengan memperhatikan kelestarian sumber daya alam dan
menciptakan lingkungan permukiman yang lengkap, serasi dan seimbang; (iii)
memenuhi kebutuhan untuk kepentingan lainnya yang berguna bagi kehidupan
masyarakat.
3. UU No. 4 Tahun 1992 tentang Perumahan dan Permukiman yang bertujuan
menata dan mengelola perumahan dan permukiman, baik di daerah perkotaan
dan perdesaan agar lebih terpadu dan terkoordinasi.
4. UU No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang yang bertujuan untuk
mewujudkan ruang nasional yang aman, nyaman, produktif dan berkelanjutan,
yang diwujudkan dengan adanya: (i) keharmonisan antara lingkungan alam dan
lingkungan buatan; (ii) keterpaduan dalam penggunaan sumber daya alam dan
sumber daya buatan dengan memperhatikan sumber daya manusia serta; (iii)
terwujudnya perlindungan fungsi ruang dan pencegahan dampak negatifterhadap
lingkungan akibat pemanfaatan ruang.
5. UU No. 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air yang bertujuan untuk mengatur
pengelolaan sumber daya air secara menyeluruh, terpadu, dan berwawasan
lingkungan hidup yang bertujuan untuk mewujudkan kemanfaatan sumber daya air
yang berkelanjutan.
6. UU No. 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah yang bertujuan untuk mengatur
pengelolaan persampahan agar dapat menjamin peningkatan kesehatan masyarakat
dan kualitas lingkungan serta menjadikan sampah menjadi sumber daya (resources).
7. PP No. 16 Tahun 2005 tentang Sistem Penyediaan Air Minum yang bertujuan untuk:
(i) mewujudkan pengelolaan dan pelayanan air minum yang berkualitas dengan
harga terjangkau; (ii) terc:apainya kepentingan yang seimbang antara konsumen
dan penyedia jasa layanan, dan; (iii) terc:apainya peningkatan efisiensi dan c:akupan
pelayanan air minum.
8. PP No 35 Tahun 2005 tentang Pelaksanaan UU Bangunan Gedung yang bertujuan
mengatur ketentuan fungsi bangunan gedung, persyaratan bangunan gedung,
penyelenggaran bangunan gedung, peran masyarakat dan pembinaan dalam
penyelenggaraan bangunan gedung.
9. PP No. 26 Tahun 2008 tentang Renc:ana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN)
bertujuan sebagai pedoman dalam: (i) penyusunan rencana pembangunan jangka
panjang nasional; (ii) penyusunan renc:ana pembangunan jangka menengah
nasional; (iii) pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang di
wilayah nasional; (iv) perwujudan keterpaduan, keterkaitan, dan keseimbangan
perkembangan antarwilayah provinsi, serta keserasian antarsektor; (v) penetapan
lokasi dan fungsi ruang untuk investasi; (vi) penataan ruang kawasan strategis
nasional, dan; (vii) penataan ruang wilayah provinsi dan kabupaten/kota.
10. Permen PU No. 494/PRT/M/2005 tentang KSNP-Kota yang bertujuan sebagai
pedoman untuk penyiapan pengaturan dan rencana pengembangan perkotaan
baik di tingkat pusat maupun daerah sesuai dengan kondisi dan potensi
setempat.
11. Permen PU No. 20/PRT/M/2006 tentang KSNP-SPAM yang bertujuan sebagai
pedoman untuk pengaturan, penyelenggaraan, dan pengembangan sistem
penyediaan air minum berkualitas, baik di tingkat pusat, maupun daerah sesuai
dengan kondisi daerah setempat.
12. Perm en PU No. 21/ PRT/ M/ 2006tentang KSNP-SPP(Sistem Pengelolaan Persampahan)
yang bertujuan sebagai pedoman untuk pengaturan, penyelenggaraan, dan
pengembangan sistem pengelolaan persampahan yang ramah lingkungan, baik di
t ingkat pusat, maupun daerah sesuai dengan kondisi daerah setempat.
13. Permen PU No 16//PRT/ M/ 2008 tentang KSNP-SPALP (Sistem Pengelolaan Air
Limbah Permukiman) bertujuan sebagai pedoman dan arahan dalam penyusunan
kebijakan teknis, perencanaan, pemrograman, pelaksanaan, dan pengelolaan dalam
penyelenggaraan dan pengembangan sistem pengelolaan air limbah permukiman,
baik bagi pemerintah pusat, maupun daerah, dunia usaha, swasta, dan masyarakat
sesuai dengan kondisi setempat.
Selain undang-undang tersebut di atas yang mengatur tugas dan fungsi Ditjen.
Cipta Karya, dalam Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian
Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan
Pemerintahan Daerah Kabupaten/ Kota, telah diatur tugas dan kewenangan Ditjen.
Cipta Karya.
Kewenangan dalam aspek pembangunan di bidang Cipta Karya, pada prinsipnya
hampir semua lingkup tugas pelaksanaan pembangunan di bidang ini merupakan
tanggung-jawab pemerintah kabupaten/ kota sebagaimana diamanatkan juga dalam
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. Pemerintah
Pusat melaksanakan tugas-tugas TURBINWAS dan yang bersifat concurrent atas
permintaan daerah dalam upaya pencapaian sasaran pembangunan nasional dan
Standar Pelayanan Minimum (SPM).
Sesuai dengan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 01/PRT/M/2008 tugas
Direktorat Jenderal Cipta Karya adalah merumuskan serta melaksanakan kebijakan
dan standarisasi teknis bidang Cipta Karya. Dalam melaksanakan tugasnya tersebut
Direktorat Jenderal Cipta Karya menyelenggarakan fungsi yaitu: a) penyusunan
kebijakan, program dan anggaran, serta evaluasi kinerja pembangunan bidang
Cipta Karya; b) pembinaan teknis dan penyusunan norma, standar, pedoman dan
manual (NSPM) untuk air minum, air limbah, persampahan, drainase, terminal, pasar,
dan fasos-fasum lainnya; c) fasilitasi pembangunan dan pengelolaan infrastruktur
permukiman perkotaan dan perdesaan; d) pengembangan sistem pembiayaan dan
pola investasi air minum dan sanitasi melalui kerjasama pemerintah, dunia usaha dan
masyarakat, serta standardisasi bidang perumahan, air minum, penyehatan lingkungan
permukiman, dan tata bangunan; e) penyediaan infrastruktur pekerjaan umum bagi
pengembangan kawasan perumahan rakyat; f ) fasilitasi pembangunan rumah susun
dalam rangka peremajaan kawasan; g) penyediaan infrastruktur permukiman untuk
kawasan kumuh/nelayan, perdesaan, daerah perbatasan, kawasan terpencil, dan
pulau-pulau kecil; h) penyediaan air minum dan sanitasi bagi masyarakat miskin dan
rawan air; i) pembinaan teknis dan pengawasan pembangunan bangunan gedung, dan
pengelolaan bangunan gedung dan rumah negara; j) penanggulangan darurat dan
perbaikan kerusakan infrastruktur permukiman akibat bencana alam dan kerusuhan
sosial; dan k) pelaksanaan urusan administrasi Direktorat Jenderal.
1.3 PERAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN
Pembangunan infrastruktur bidang Cipta Karya (Permukiman) mempunyai manfaat
langsung untuk peningkatan taraf hidup masyarakat dan kualitas lingkungan, karena
semenjak tahap konstruksi telah dapat menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat
sekaligus menggerakkan sektor riil. Sementara pada masa layanan, berbagai multiplier
l (J
ekonomi dapat dibangkitkan melalui kegiatan pengoperasian
dan pemeliharaan infrastruktur. Infrastruktur bidang Cipta Karya
(Permukiman) yang telah terbangun tersebut pada akhirnya juga
memperbaiki kualitas permukiman.
Dengan demikian, pembangunan infrastruktur bidang Cipta
Karya (Permukiman) pada dasarnya dimaksudkan untuk mencapai 3
(tiga) strategic goals yaitu : a) meningkatkan pertumbuhan ekonomi
kota dan desa, hal ini dimaksudkan untuk meningkatkan peran
pusat-pusat pertumbuhan ekonomi desa dan meningkatkan akses
infrastruktur bagi pertumbuhan ekonomi lokal; b) meningkatkan
kesejahteraan masyarakat, dimaksudkan untuk mengurangi
kemiskinan dan memperluas lapangan ォ・セ。[@ c) meningkatkan
kualitas lingkungan, yang bermaksud untuk mengurangi luas kawasan
kumuh, meningkatkan kualitas penyelenggaraan penataan kawasan
permukiman dan meningkatkan pelayanan infrastruktur permukiman.
Untuk mewujudkan tiga strategicgoaldi atas tug as pembangunan
infrastruktur bidang Cipta Karya (Permukiman) diwujudkan dengan
dua pendekatan: i) pendekatan skala kabupaten kota melalui tugas
pengaturan, pembinaan dan pengawasan bidang permukiman; ii)
pendekatan skala kawasan melalui tugas pembangunan infrastruktur
bidang permukiman.
BAB2 ISU STRAT;EGIS
Isu Strategis Pembangunan Bidang Cipta Karya 2010-2014 meliputi isu-isu baru
dan penting yang diperkirakan akan memberikan dampak potensial bagi pelayanan
prasarana dan sarana permukiman bidang Cipta Karya pada kurun waktu lima tahun
mendatang, yaitu meliputi:
a. Proporsi penduduk perkotaan yang bertambah
Saat ini arus urbanisasi perkotaan mengalami peningkatan yang amat tajam.
Proporsi penduduk yang tinggal di perkotaan meningkat dari 35,9 persen pada
tahun 1995 menjadi 48,3 persen pada 2005. Diperkirakan tren yang berkembang
akan terus terjadi sehingga sebelum tahun 2010 jumlah penduduk perkotaan
secara nasional telah melampaui jumlah penduduk perdesaan, dan diperkirakan
pada tahun 2025 nanti 68,3 persen penduduk Indonesia akan mendiami kawasan
perkotaan. Fenomena ini bisa kita sikapi melalui dua pendekatan, yaitu sebagai
sinyalemen berkembangnya aktivitas di perkotaan yang tentunya merupakan indikasi
bangkitnya perekonomian negara. Tetapi di sisi lain, hal ini juga mengindikasikan
kuatnya pengaruh kota, sehingga dapat menimbulkan kesenjangan wilayah yang
tidak konstruktif antara kota besar-kota menengah atau antara kota-desa. Proses
R J :\A RA RA 'JOE A !PTA KA 14
urbanisasi yang terjadi saat ini lebih banyak didorong oleh terbatasnya lapangan
kerja di daerah perdesaan.
b. Angka kemiskinan perkotaan yang masih tinggi
Urbanisasi yang tinggi seringkali diikuti oleh meningkatnya angka kemiskinan
di Indonesia, akibat ketiadaan lapangan pekerjaan, tingginya standar kehidupan
di perkotaan dan lain sebagainya. Di tahun 2006 angka kemiskinan di kawasan
perkotaan naik menjadi 14,29 juta jiwa dari sebelumnya sebesar 12,4 juta jiwa
penduduk pada tahun 2005. Jumlah penduduk miskin yang besar dapat berakibat
pada meluasnya kawasan kumuh di perkotaan yang berujung pada ketidakmampuan
pemerintah kota menuju kota yang layak huni. Saat ini sekitar 18% atau 21,25
juta jiwa penduduk Indonesia tinggal di kawasan kumuh yang terletak di kawasan
perkotaan dengan luas mencapai sekitar 42.500 Hektar. Data BPS menunjukkan
bahwa sekitar 14% dari total perumahan di Indonesia merupakan kawasan kumuh
perkotaan, yang rata-rata terletak di bantaran sungai dan tepi pantai.
Hal ini menjadi perhatian utama dalam rangka pencapaian MDG tujuan ke tujuh
yaitu memastikan keberlanjutan lingkungan hidup dan sasaran ke 11; Mencapai
perbaikan yang berarti dalam kehidupan penduduk miskin di pemukiman kumuh
pada tahun 2020. Kenyataannya rata-rata kawasan kumuh terletak di perkotaan,
maka oleh karena itu Pemerintah menaruh perhatian besar pada penanganan
kawasan kumuh di kawasan perkotaan.
c. Kota Sebagai Engine of Growth
Perkembangan ekonomi perkotaan terkait dengan perkembangan ekonomi
nasional dan juga sebaliknya. Dalam studi yang dilakukan Bappenas di tahun
2003 dikemukakan peranan perkotaan yang sangat signifikan sebagai penghela
pertumbuhan ekonomi nasional, khususnya peranan kota-kota besar dengan
jumlah penduduk di atas 700 ribu dan kota menengah dengan jumlah penduduk
antara 200 ribu dan 700 ribu. Kota-kota besar dan menengah yang berjumlah 37
kota, atau 9% dari total jumlah daerah, mempunyai sumbangan 40% dari total
Produk Domestik Bruto (PDB) nasional. Sedangkan bila dipisahkan kota-kota besar
saja, yang hanya berjumlah 14 kota saja, atau hanya 3,4% dari total jumlah daerah,
mampu menyumbang 30% dari tota l PDB nasional. Berdasarkan data-data di atas
sudah sa ngat jelas bahwa kota meru pakan motor dari pertumbuhan ekonomi
nasional . Oleh karena itu, ketika terjad i krisis ekonomi, kota sebagai " back
bone" dari kerangka ekonomi nasional juga mengalami kontraksi yang parah.
d. Desentralisasi
Era desentralisasi yang berjalan membawa dampak yang teramat besar bagi
perkembangan perkotaan di Indonesia. Perubahan ini terlihat pada beberapa
kota yang perkembangannya bergerak menjadi lebih besar. Perkembangan ini
dikhawatirkan akan menimbulkan persoalan internal dan eksternal kota . Persebaran
kota di Indonesia saat ini lebih banyak terpusat di Pulau Jawa, dengan 32 dari 91
kota administratif berada di pulau Jawa. Angka ini bisa bertambah apabila kita
mengidentifikasi pusat-pusat pertumbuhan yang merupakan kawasan perkotaan
terletak di wilayah administratif Kabupaten. Pembangunan perkotaan yang pada
awalnya dipengaruhi oleh kebijakan Pemerintah Pusat berubah. Saat ini Pemerintah
Daerah memegang peranan utama dalam mengarahkan pembangunan perkotaan.
Implikasi dari ini, strategi pembangunan perkotaan yang skala nasional tidak bisa
serta merta diimplementasikan ke daerah. Pola pembangunan perkotaan saat ini
tentunya menekankan kepada optimalisasi sumber daya lokal yang kompetitif. Di satu
sisi, Desentralisasi berhasil membawa Pemerintah Daerah dalam nuansa kompetisi
yang kondusif untuk mendorong pembangunan perkotaan di masing-masing daerah.
Akan tetapi di sisi lain, pembangunan yang ekspansif dan tidak terencana justru
membahayakan daya dukung kota, terutama di Kota Besar dan Metropolitan.
e. Kerusakan Lingkungan Hidup
Kerusakan lingkungan hidup perkotaan berkaitan dengan meningkatnya
penggunaan ruang dan sumber daya alam di permukaan, di bawah dan di atas
tanah kawasan perkotaan yang tidak terkendali. Misalnya, penggunaan air tanah
yang sudah berlebihan menyebabkan sulitnya masyarakat memperoleh air bersih,
sementara penyediaan air bersih oleh PDAM belum dapat memenuhi kebutuhan
masyarakat perkotaan. Pemenuhan kebutuhan air bersih oleh masing-masing rumah
tangga sekarang sudah ini mengharuskan pemasangan pipa penyedot sampai
puluhan meter di bawah tanah, hal tersebut terasa sulit terutama di lingkungan
perumahan padat penduduk seperti kawasan perumnas dan BTN, yang kavling
tanahnya kecil-kecil. Demikian pula dengan masalah lalu-lintas di kawasan
perkotaan yang belum dapat tertangani dengan baik, sehingga kemacetan lalu-
lintas dan kecelakaan lalu-lintas sudah menjadi pemandangan umum sehari-
hari. Persoalan tersebut merupakan bagian dari persoalan pemborosan potensi
kemampuan Pemerintah Daerah dalam pembangunan perkotaan. Fakta lain yang
cukup menonjol yang sedang terjadi sekarang ini adalah adanya kota-kota baru dari
semula berupa pusat-pusat permukiman transmigrasi. Kecenderungan ini tentunya
akan memakan anggaran pembangunan, yang mungkin saja tidak sebesar biaya
yang dibutuhkan untuk meningkatkan kapasitas pelayanan perkotaan yang sudah
ada, selain berpotensi merusak keasrian lingkungan hidup.
f. Daya Saing Kota dan Demokratisasi
Di era globalisasi saat ini, kota-kota di Indonesia tidak hanya harus bersaing
dengan kota di dalam negeri semata, persaingan terjadi dengan kota-kota di
skala Asia bahkan dunia . Bentuk persaingan pun bergeser dari yang sebelumnya
berkutat pada comparative advantage menuju ke era competitive advantage. Di
masa lalu, daya saing sebuah kota ditentukan oleh jumlah tenaga kerja (sumber
daya manusia) dan sumber daya alam yang dimiliki. Saat ini variabel bertambah
menjadi tingkat kelayakhunian kota yang direpresentasikan dalam infrastruktur
pendukung dan pelayanan perkotaan.
Sebuah kota harus mampu berlomba-lomba menunjukkan tidak hanya sebagai
sebuah kota yang layak huni akan tetapi sebuah kota yang mampu mengedepankan
nilai-nilai demokrasi dalam kehidupan kesehariannya. Nilai-nilai demokrasi harus mampu
diterjemahkan oleh masing-masing kota. Hal-hal inilah yang kemudian memberikan nilai
tambah dan daya saing bagi sebuah kota untuk menarik investasi dari luar.
g. Konteks Kota Berkelanjutan
Dilihat dari aspek equity dapat dikatakan kondisi
perkotaan di Indonesia masih cenderung pada kondisi
in-equity. Kota-kota baru dengan pelayanan yang
luar biasa, dengan kualitas yang baik, namun di lain
pihak masyarakat miskin harus membayar lebih dalam
memperoleh pelayanan perkotaan. Aspek budaya,
dalam konteks diversity, perlu menjadi pertimbangan
dalam pembangunan. Diversity masyarakat perkotaan
yang tinggi harus dapat diakomodasi oleh pelayanan
perkotaan. Urban heritage saat ini masih dapat
dikategorikan belum concern terhadap bangunan
bersejarah. Ekologi (dalam kualitas lingkungan yang
perlu dipertahankan) dan ekonomi kota diharapkan
dapat bertumbuh dan berkembang, dengan daya beli
masyarakat yang cukup dalam memenuhi kehidupan
yang layak.
h. Perubahan lklim
Perubahan iklim merupakan tantangan bagi
kita, dan memang tidak hanya sekarang, namun ini
perlu diperhitungkan secara cermat dalam konteks
pembangunan perkotaan. Dampak perubahan
iklim dengan intensitas hujan yang meningkat, dan
men i ng katnya permu kaan air Ia ut, dapat menyebabka n
permasalahan tersendiri . Peran infrastruktur menjadi
penting dalam mitigasi perubahan iklim.
i. Petwujudan RTH 30°/o
Upaya perwujudan RTH sebesar 30% merupakan tantangan besar, komposisi
30% memang merupakan kebijakan yang kondusif bagi lingkungan, namun di lain
pihak dianggap merupakan permasalahan yang signifikan dalam menyelenggarakan
pembangunan perkotaan. Ini merupakan salah satu tantangan dari perundangan
yang menjadi masalah dalam tataran implementasi.
j. Modal Sosial
Dalam konteks pembangunan perkotaan saat ini yang menjadi masalah bukan
pada modal finansial, namun perlu dilihat pada tataran modal sosial. Apapun yang
kita lakukan, apabila aspek modal sosial tidak diperhitungkan, maka investasi yang
dilakukan tidak mendorong peningkatan kesejahteraan.
k. Happiness Index
Tujuan pembangunan harus ditambahkan dengan overall human system
well being dengan eco system well being. Hal yang tidak dapat dielakkan adalah
"pembangunan terintegrasi" yang mampu mengintegrasikan human system,
ekosistem, yang bermuara pada human-eco happiness. Oleh karena itu dibutuhkan
koordinasi yang kuatantar instansi pemerintah, agar mampu meningkatkan efektivitas
pembangunan dalam mendorong peningkatkan kesejahteraan dan "kebahagiaan
masyarakat" dalam merasakan dan menikmati hasil pembangunan yang dilakukan.
Pelaksanaan pembangunan harus melihat peningkatan human system, eco system
dan human-eco happiness, yang diukur dengan happiness Index.
I. Branding dan Area Identity
Direktorat Jenderal Cipta Karya harus mampu mendorong branding dan area
identity dari sebuah kota dan wilayah. Indonesia yang mempunyai multiple culture
diversity yang perlu dioptimalkan pada tataran ekonomi. Sumberdaya a lam, inovasi,
fasionable, local value with modern spirit perlu diintegrasikan dalam ekonomi
kreatif yang mampu mendorong daya saing kota-kota.
m. Participatory Development
Pendekatan participatory development, jangan hanya diartikan dengan self
helped, dan untuk itu perlu didukung dengan adanya tenaga pendamping yang
mendorong dan memberdayakan masyarakat. Proses pembangunan seringkali tidak
mengedepankan local wisdom, sehingga tidak mengakomodasikan budaya lokal.
n. Pengembangan Enterpreneurship
Secara umum ada tiga tipe pemberian pemerintah kepada masyarakat:
• Charity, dengan memberikan one shot giving dan cenderung kurang
mendidik;
• Philantropy, dianggarkan tiap tahun dan dilakukan secara terus menerus;
• Social entrepreneurship, bagaimana pemerintah membangun, dan
masyarakat kemudian mampu memelihara dan mengembangkan secara
mandiri. Isu keberlanjutan yang menjadi penting, dan mengedepankan
keberlanjutan hasil pembangunan.
DirektoratJenderal Cipta Karya diharapkan mampu untuk mengimplementasikan
succesfu/1 entrepreneurshipyaitu dengan: i) Merubah dengan cara yang baik (change
friendly), dengan mendorong masyarakat untuk berubah tanpa menimbulkan
konflik; ii) Ber,orientasi pada kesempatan (opportunity oriented); iii) Inovatif; iv)
Banyak Akal; v) Menciptakan nilai baru.
o. Pengembangan Ekonomi Kreatif dengan Pengembangan Nilai Tambah
Dalam menjawab tantangan ke depan, kita harus mampu mempertahankan
cultural expression yang mampu mendorong berkembangnya ekonomi kreatif yang
menjadi daya saing bangsa. Oleh karena itu kedepan harus diupayakan mendukung
ekonomi kreatif yang didukung dengan desain yang baik, serta didukung dengan
marketing yang terintegrasi. Kebijakan pemerintah diharapkan harus mampu
menjembatani dalam mengekplorasi pasar pada tataran internasional. Konsep
branding dan packaging menjadi lebih penting dalam mendukung konteks dalam
mendorong daya saing ekonomi kota .
'
セqnゥャ^isi@ UMl!JM penセpイaiセnL@
bermasセlahan@ DAN Tr AN Tr ANGAN
3.1 KONDISI UMUM PENCAPAIAN
3.1.1 PENGEMBANGAN PERMUKIMAN
Diperkirakan pada akhirtahun 20141ebih dari separuh penduduk Indonesia akan
tinggal di perkotaan sebagai akibat laju urbanisasi yang mencapai 4,4% per tahun
dan secara terus menerus telah melahirkan dynamic phenomenon of urbanization.
Proses ini berakibat pada semakin besarnya suatu kawasan perkotaan, baik dalam
hal jumlah penduduk maupun besaran wilayah atau tapak ekologis. Di sisi lain
seiring dengan otonomi daerah (kota) yang semakin menguat membawa dampak
pula pada "egoisme kedaerahan" yang semakin tinggi dan disertai kekuatan-
kekuatan pasar (swasta) yang terus memperlihatkan dominasinya sehingga
membawa dampak pada kecenderungan perkembangan dan pola penyebaran
permukiman yang semakin sulit diantisipasi . Dengan laju pertumbuhan yang
mencapai 1,37 persen per tahun maka telah terjadi peningkatan luas kawasan
permukiman kumuh dari 54.000 ha pada tahun 2004 menjadi 57.800 ha pada
RE A A A G
akhir tahun 2009. Dalam rangka peningkatan kualitas lingkungan
permukiman, berbagai upaya telah dilakukan diantaranya melalui
program Neighborhood Upgrading and Shelter Sector Project
(NUSSP) yang sampai dengan saat telah mencapai 802 kelurahan
dengan target Renstra 2005-2009 841 kelurahan; sedangkan
untuk peningkatan kualitas lingkungan permukiman lainnya juga
telah dibangun rumah susun sederhana sewa sebanyak 18.848
unit dari target Renstra 2005-2009 sebanyak 30.000 unit.
Penanganan kawasan tertinggal, pengembangan desa
potensial melalui agropolitan, dan perencanaan pengembangan
kawasan permukiman baik skala kawasan maupun perkotaan
belum mencapai sasaran yang diharapkan. Agropolitan merupakan
pendekatan pembangunan kawasan berbasis agribisnis melalui
pengembangan sektor/komoditas unggulan pertanian/perikanan,
dengan tujuan untuk menjadikan kawasan tersebut sebagai
pusat pertumbuhan ekonomi lokal berbasis agribisnis sehingga
dapat menjadi lokomotif penggerak perekonomian lokal di
kawasan tersebut dan daerah belakangnya. Perkembangan
kawasan Agropolitan sampai dengan tahun 2008 telah mencapai
193 kawasan, yang tersebar di 33 provinsi di Indonesia. Target
pencapaian pembangunan perdesaan potensial melalui agropolitan
pada tahun 2005-2009 adalah 347 kawasan, namun hingga saat ini
baru tercapai pada 331 kawasan. Dari total kawasan agropolitan,
sebanyak 41 kawasan berada di Pulau Jawa dan sisanya tersebar
di luar Pulau Jawa. Provinsi yang memiliki kawasan agropolitan
terbanyak adalah Provinsi Jawa Tengah dengan jumlah sebanyak
11 kawasan. Sementara itu pembangunan kawasan terpilih pusat
pengembangan desa bertujuan untuk merangsang pertumbuhan usaha-usaha
ekonomi perdesaan melalui penyediaan berbagai fasilitas permukiman, berupa
fasilitas air bersih, persampahan, dan sanitasi di desa-desa yang berpotensi untuk
berkembang. Sampai dengan saat ini jumlah kawasan yang telah difasilitasi sebanyak
660 kawasan, hal ini telah melebihi target Renstra 2005-2009 yang hanya berjumlah
584 kawasan, sedangkan dukungan infrastruktur perde.saan hingga saat ini sudah
mencapai 22.647 desa dari 29.274 desa target Renstra 2005-2009.
Selain peningkatan kualitas lingkungan permukiman tersebut diatas, hal lain yang
telah dilaksanakan untuk mendukung pengembangan kawasan permukiman khususnya
bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) adalah dengan memfasilitasi dukungan
kawasan perumahan bagi PNS/TNI-Polri/Pekerja sebanyak 600.278 unit dari target
Renstra 2005-2009 sebanyak 567.569 unit. Sementara itu penyediaan infrastruktur
permukiman bagi kawasan terpencil/ pulau kecil dan terluar telah difasilitasi sebanyak
29 Kab/Kota dari target Renstra 2005-2009 sebanyak 11 Kab/ Kota, sedangkan
penyediaan infrastruktur permukiman untuk kawasan perbatasan sebanyak 181
kawasan dari target Renstra 2005-2009 sebanyak 92 kawasan.
Tingkat pemenuhan kebutuhan rumah masih rendah. Diperkirakan sampai dengan
tahun 2020, rata-rata setiap tahun terdapat 1,15 juta unit rumah yang perlu difasilitasi.
Saat ini pembangunan/ pengembangan rumah baru mencapai 600.000 unit per tahun.
Jumlah kekurangan rumah (backlog) mengalami peningkatan dari 4,3 juta unit pada
tahun 2000 menjadi 5,8 juta unit pada tahun 2004 dan 7,4 juta unit pada akhir tahun
2009. Kondisi tersebut diperkirakan akan terus berakumulasi di masa yang akan datang
akibat adanya pertumbuhan rumah tangga baru rata-rata sebesar 820.000 unit rumah
per tahun. Pemerintah telah melakukan berbagai fasilitasi penyediaan perumahan
dan permukiman bagi masyarakat berpendapatan rendah melalui penyediaan subsidi
kredit pemilikan rumah sederhana sehat (KPR-RSH), pengembangan kredit mikro
perumahan, pembangunan rumah susun sederhana sewa (rusunawa), fasilitasi
3--3 .
pembangunan rumah susun sederhana milik (rusunami)
melalui peran serta swasta, fasilitasi pembangunan baru
dan peningkatan kualitas perumahan swadaya.
Berdasar kualitas fisik bangunan, pada tahun
2007 rumah tangga yang menempati rumah berlantai
bukan tanah telah mencapai 86,29 persen; beratap
bukan daun sebanyak 98,8 persen; dan berdinding
permanen sebesar 87,6 persen. Selain itu, berdasar
kondisi bangunan tempat tinggal, rumah tangga yang
menempati rumah dengan kondisi baik mencapai 45,94
persen, kondisi sedang 43,94 persen, kondisi rusak 9,25
persen, dan kondisi rusak berat 0,87 persen. Sementara
itu berdasarkan data SUSENAS tahun 2007 masih
terdapat 5,9 juta keluarga yang belum memiliki rumah.
Jumlah rumah saat ini hanya 51 juta unit. Dari jumlah
tersebut hanya 17 juta rumah tergolong layak huni dan
34 juta masih tergolong tidak layak huni yang terbagi
sebanyak 40% di perdesaan dan 60% di perkotaan.
Berdasar status penguasaan tempat tinggal, pada
tahun 2007 terdapat 78,22 persen rumah tangga
yang menempati rumah milik sendiri, sisanya 21,78
persen menempati rumah bukan milik sendiri seperti
kontrak, sewa dan rumah orang tua. Proporsi rumah
tangga yang menempati rumah bukan milik sendiri di
perkotaan mencapai 32,98 persen jauh lebih tinggi
dibandingkan dengan di perdesaan yang sebesar 13,28
persen. Semakin terbatasnya lahan dan harga rumah di perkotaan menyebabkan
masyarakat cenderung untuk menempati rumah sewa/kontrak. Proporsi rumah
tangga yang menempati rumah milik sendiri di perkotaan mengalami penurunan
sebesar 2,71 persen dibandingkan kondisi pada tahun 2004 yang sebesar 80,93
persen. Penurunan ini terkait erat dengan peningkatan harga rumah dan penurunan
daya beli masyarakat.
Tingginya laju pertumbuhan penduduk di perkotaan, keterbatasan lahan untuk
pembangunan perumahan dan permukiman serta meningkatnya harga lahan
semakin mempersulit akses masyarakat untuk menempati hunian yang layak dan
terjangkau di perkotaan. Masyarakat berpenghasilan rendah cenderung menempati
lahan yang bukan miliknya (ilegal) atau menempati hunian di pinggiran kota yang
jauh dari lokasi pekerjaan. Masih tingginya biaya pengurusan serta keterbatasan
informasi terhadap prosedur sertifikasi dan rencana tata ruang mengakibatkan
sebagian masyarakat menempati rumah tanpa memiliki bukti legalitas pemanfaatan
lahan dan bangunan serta tidak sesuai dengan rencana tata ruang . Ditinj au dari
aspek kepastian jaminan bermukim, rumah tangga yang menempati rumah milik
sendiri dan telah didukung oleh bukti hukum tanah berupa sertifikat dari Badan
Pertanahan Nasional (BPN), girik, maupun akta jual beli mengalami peningkatan
dari 74,49 persen pada tahun 2004 menjadi 77,94 persen pada tahun 2007.
Penyerahan kewenangan pembangunan peru mahan yang menjadi urusan wajib
pemerintah daerah belum disertai dengan peningkatan kapasitas kelembagaan dan
kualitas sumber daya manusia serta perangkat organisasi penyelenggara dalam
memenuhi standar pelayanan minimal di bidang pembangunan perumahan. Selain
itu, koordinasi antarlembaga masih belum berjalan dengan baik, salah satunya
ditunjukkan dengan belum efektifnya fungsi Badan Koordinasi Pembangunan dan
Pengembangan Perumahan dan Permukiman Nasional (BKP4N).
3.1.2 PENATAAN BANGUNAN DAN UNGKUNGAN
Penanganan bangunan gedung dan lingkungan telah diupayakan dengan
peningkatan kapasitas kelembagaan pemerintah daerah melalui kegiatan
sosialisasi/diseminasi peraturan bidang bangunan gedung dan lingkungan
sebanyak 5 (lima) kali di setiap provinsi dengan target 495 kabupaten/kota;
pelatihan tenaga pendata harga dan keselamatan bangunan sebanyak 3.744
orang di 495 kabupaten/kota; pendataan dan pembinaan kelembagaan terkait
bangunan gedung di 495 kabupaten/kota pada 33 provinsi; pendataan kinerja
pemerintah daerah di 43 kabupaten/kota pada 8 (delapan) provinsi ; serta
pendataan Peraturan Daerah (Perda) terkait bangunan gedung di 495 kabupaten/
kota pada 33 provinsi. Kondisi saat ini juga mencatat telah tersusunnya perda
tentang bangunan gedung di 15 kabupaten/ kota dan 1 provinsi (Bali) dari
fasilitasi terhadap 221 kabupaten/ kota. Selain itu, telah disusun Rencana Tata
Bangunan dan Lingkungan (RTBL) di 203 kawasan pada 148 kabupaten/ kota;
Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan mencapai 41.988 kelurahan, hal ini
telah melebihi target Renstra 2005-2009 sebanyak 40.648 kelurahan; Rencana
Induk Sistem Proteksi kebakaran (RISPK) di 59 kabupaten/ kota; sistem ruang
terbuka hijau telah ditangani di 150 kawasan di 33 kabupaten/kota; revitalisasi
kawasan/bangunan bersejarah dan tradisional telah ditangani pada 297 kawasan
di 137 kabupaten/kota; dan peningkatan kualitas permukiman kumuh nelayan
di 748 kawasan atau melebihi target Renstra 2005-2009 yang menetapkan 733
kawasan.
Selain itu, dalam kurun waktu lima tahun (2005-2009) sejumlah peraturan
mengenai bangunan gedung dan penataan lingkungan telah berhasil
diselesaikan, diantaranya Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 2005 yang
merupakan peraturan pelaksanaan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002
Tentang Bangunan Gedung. Disamping itu telah diterbitkan pula berbagai
NSPK untuk Bangunan Gedung yang meliputi (1) Peraturan Menteri Pekerjaan
Umum Nomor 29/PRT/M/2006 tentang Pedoman Persyaratan Teknis Bangunan
Gedung; (2) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 30/PRT/M/2006
tentang Pedoman Teknis Fasilitas dan Aksesibilitas Pada Bangunan Gedung dan
Lingkungan; (3) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 06/PRT/M/2007
tentang Pedoman Umum Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan; (4) Peraturan
Menteri Pekerjaan Umum Nomor 24/PRT/M/2007 tentang Pedoman Teknis Izin
Mendirikan Bangunan Gedung; (5) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor
25/PRT/M/2007 tentang Pedoman Sertifikat Laik Fungsi Bangunan Gedung;
dan (5) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 26/PRT/ M/ 2007 tentang
Pedoman Tim Ahli Bangunan Gedung .
-
3.1.3 PENYEHATAN LINGKUNGAN
PERMUKIMAN
Proporsi penduduk terhadap sanitasi yang layak
secara nasional sampai dengan tahun 2009 mencapai
51,02% atau melayani sekitar 120 juta jiwa. Sementara
itu target Millenium Development Goals (MDGs) tahun
2015 sebesar 62)7% untuk dapat melayani 154
juta jiwa. Saat ini proporsi penduduk rumah tangga
perkotaan yang sudah memiliki akses terhadap
sanitasi yang layak sebesar 69,55% atau 84 j uta j iwa
dari target MDGs 78)0% dengan jumlah penduduk
terlayani 115 juta jiwa pada tahun 2015. Sedangkan
proporsi penduduk rumah tangga di perdesaan yang
sudah memiliki akses terhadap sanitasi yang layak
sebesar 34% pada tahun 2009 atau melayani 36 juta
jiwa sementara itu target MDGs tahun 2015 sebesar
55,54% untuk melayani 39 juta j iwa .
Namun pencapaian tersebut masih sebatas pada
akses ke jamban dan toilet saja, belum pada akses
fas il itas sanitasi yang berkualitas dengan kri teria
fas ilitas tersebut masih berfungsi dengan baik,
digunakan sesuai dengan peruntukannya, dan sesuai
dengan standar kesehatan maupun standar teknis
yang telah ditetapkan . Tercatat dari data tahun 2007,
banyaknya rumah tangga yang menggunakan tangki
septik (praktek pembuangan tinja aman) sebesar
49,13%, yaitu 71,06% di perkotaan dan 32,47% di perdesaan. Sedangkan sisanya
50,86% rumah tangga melakukan praktek pembuangan tinja tidak aman (di
kolam/sawah, sungai/danau/laut, lubang tanah, pantai/kebun) dengan prosentase
di perkotaan 28,93% dan di perdesaan mencapai 67,54%. Perilaku praktik buang
air besar sembarangan (BABS) tersebut menunjukkan rendahnya kesadaran
pelaku terhadap pentingnya perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). Rendahnya
kesadaran pelaku akan pengelolaan air limbah yang layak dan rendahnya utilisasi
Instalasi Pengolahan Air Limbah (!PAL) dan Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja
(IPLT) merupakan penyebab utama terjadinya pencemaran air permukaan.
Proporsi rumah tangga yang terlayani dengan sistem air limbah terpusat
skala kota telah mencapai 1 persen dan prosentase sistem pelayanan air limbah
berbasis masyarakat telah dilakukan di 409 lokasi. Selama periode 2004 hingga
2009 pembangunan sistem air limbah terpusat skala kota telah dilakukan di Kota
Denpasar melalui pendanaan yang bersumber dari pinjaman luar negeri . Selain
itu, sistem pengolahan air limbah terpusat (Instalasi Pengolahan Air Limbah/
IPAL) komunal telah dibangun di 217 kota/ kabupaten. Proporsi rumah tangga
yang terlayani dengan sistem pengolahan setempat dan sistem terpusat skala
komunal adalah sebesar 69,3 persen (daerah perkotaan sebanyak 81,8 persen dan
perdesaan sebanyak 60 persen). Tingginya angka cakupan tersebut diantaranya
merupakan hasil dari kegiatan penyediaan prasarana dan sarana air limbah berbasis
masyarakat yang difasilitasi oleh pemerintah bersama dengan lembaga swadaya
masyarakat. Kepedulian Pemerintah pada pengelolaan air limbah sekarang berada
pada titik tertinggi sejak beberapa tahun terakhir. Namun demikian, peningkatan
alokasi pendanaan masih belum mampu untuk membiayai total kebutuhan yang
ada. Di sisi lain, skema-skema pembiayaan yang bersumber dari non-pemerintah
masih belum dikembangkan, termasuk kerja sama dengan swasta, baik dalam
bentuk investasi swasta maupun dana Corporate Social Responsibility (CSR).
' '
3..-10
Institusi pengelola air limbah di daerah saat ini masih belum menerapkan prinsip
manajemen yang baik, antara lain pada Perusahaan Daerah ditunjukkan dengan belum
adanya manajemen aset dan penyusunan business plan yang absah, serta kurangnya
dukungan sumber daya manusia yang berkualitas pada non-Perusda yang mengelola
air limbah. Selain itu, masih rendahnya kesediaan membayar (willingness to pay) dari
masyarakat untuk pelayanan air limbah domestik dan subsidi pemerintah yang tidak
dapat diandalkan menjadikan pengelola tidak dapat menutup biaya pelayanannya
secara penuh (full-cost recovery).
Saat ini payung kebijakan yang mendukung pengelolaan air limbah hanya berupa
salah satu pasal dalam Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air
yaitu pasal 21 ayat (2), yang menyatakan bahwa perlindungan dan pelestarian sumber
air salah satunya dilakukan melalui pengaturan sarana dan prasarana sanitasi. Hampir
seluruh kota di Indonesia tidak mempunyai pemetaan terhadap kebutuhan infrastruktur
dan layanan air limbah serta tidak tersedianya rencana rinci terhadap pemenuhan
kebutuhan tersebut. Hal ini mengakibatkan tidak adanya prioritas serta pentahapan
yang jelas mengenai pembangunan dan rehabilitasi sarana dan prasarana air limbah.
Dari sisi perencanaan, tengah dikembangkan penyusunan Strategi Sanitasi Kota (SSK)
agar pemerintah daerah memiliki dasar bagi pembangunan sanitasi bagi daerahnya
masing-masing.
Meningkatnya intensitas curah hujan dalam interval waktu yang semakin pendek
yang disebabkan perubahan iklim akibat efek pemanasan global (global warming)
dan semakin berkurangnya bidang resapan menjadi faktor penyebab semakin
tingginya debit limpasan hujan yang harus ditampung oleh saluran drainase. Belum
optimalnya fungsi drainase sebagai pematus air hujan yang mengakibatkan timbulnya
genangan, merupakan permasalahan utama yang dihadapi dalam pembangunan
drainase. Kelangkaan lokasi untuk pembuangan sampah serta rendahnya kesadaran
masyarakat untuk membuang sampah pada tempatnya menjadikan saluran drainase
sebagai tempat pembuangan sampah. Berdasarkan data Survei Sosial Ekonomi Nasional
(SUSENAS) tahun 2007 sebanyak 11,34% rumah tangga masih membuang sampah ke
kali/selokan yang menyebabkan mampatnya saluran drainase sehingga menurunkan
fungsi saluran drainase yang berimplikasi pada peningkatan luasan kawasan tergenang.
Di sisi lain banyak dijumpai pula bahwa fungsi sa luran drainase tidak tegas apakah untuk
mengalirkan kelebihan air permukaan atau juga berfungsi sebagai saluran air limbah.
Pembuangan air limbah domestik dan air lim bah industri rumah tangga ke dalam saluran
drainase menyebabkan peningkatan debit air pada saluran drainase.
Perencanaan sistem pengelolaan drainase belum didasari dengan adanya suatu
rencana induk pengelolaan sistem drainase yang absah. Selain itu, perencanaan sistem
drainase saat ini juga belum mengintegrasikan antara sistem drainase primer, sekunder,
dan tersier. Sementara itu, ketidakjelasan pengelola sistem drainase, menyebabkan
pengabaian kondisi saluran drainase dan minimnya alokasi dana yang dianggarkan
untuk operasi dan pemeliharaan sistem. Terbatasnya anggaran pemerintah baik untuk
investasi, operasi dan pemeliharaan sistem drainase menjadikan pengelolaan drainase
belum berjalan secara optimal.
Pada sektor persampahan, pembuangan sampah ke Tempat Pembuangan Akhir
(TPA) masih rendah. Rata-rata volume sampah diperkirakan mencapai 74 juta ton/
tahun. Namun dari total timbulan sampah tersebut, proporsi sampah terangkut hanya
mencapai 20,63 persen. Belum adanya rencana induk pengelolaan sampah menjadikan
belum tersedianya profil dan rencana penanganan sampah di tingkat kabupaten/kota.
Ketiadaan rencana induk juga mengakibatkan tidak bersinerginya sistem pengelolaan
sampah yang dilakukan oleh pemerintah dengan sistem pengelolaan sampah yang
dilakukan oleh masyarakat, sehingga penanganan sampah belum terintegrasi utuh
mulai penanganan dari sumber hingga ke TPA.
Sementara upaya meningkatkan kinerja TPA yang berwawasan lingkungan di kota
metro/besar sampai saat ini belum menunjukkan hasil yang menggembirakan. Banyak
TPA yang tidak didesain sebagai sanitary landflfl atau mengalami perubahan sistem dari
sanitary landflfl dan/atau controlled landflfl menjadi open dumping. Sementara jumlah
Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) yang menerapkan sanitary landflfl mencapai 10 TPA;
dan yang menerapkan controlled landflfl sebanyak 55 TPA, sehingga secara umum
belum dikelola menggunakan pendekatan yang ramah lingkungan. Namun demikian
telah dibangun TPA berbasis Clean Development Mechanism di 2 (dua) lokasi dan
sedang dalam tahap persiapan di 11 lokasi. Dari sisi regulasi, pada tahun 2008 telah
diberlakukan Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah
yang mewajibkan seluruh TPA dikelola secara sanitary /andflf/sehingga diharapkan akan
terjadi peningkatan kualitas layanan pengelolaan sampah. Akan tetapi, implementasi
Undang-Undang tersebut masih terkendala karena belum tersedianya peraturan-
peraturan pendukungnya. Hal ini terlihat dari jumlah TPA di seluruh Indonesia yang
mencapai 378 buah dengan luas 1,886.99 Ha, sebanyak 80,6% masih menerapkan
metode open dumping, 15,5% menggunakan metode controlled landflfl dan hanya
2,8% yang menerapkan metode sanitary landflfl.
Hingga saat ini penanganan sampah masih terfokus pada penanganan timbulan
sampah, dan belum pada pengurangan volume sampah dari sumbernya. Upaya untuk
mengurangi kuantitas sampah sebesar 20% pada periode 2004-2009 juga masih
belum menunjukkan hasil yang signifikan. Demikian juga halnya dengan infrastruktur
pengelolaan persampahan yang ada ternyata tidak sebanding dengan kenaikan
timbunan sampah yang meningkat 2-4% per tahun, diperburuk dengan semakin
sulitnya mendapatkan lahan untuk dimanfaatkan sebagai TPA. Sedangkan di sisi
yang lain percontohan program 3R (Reduce, Reuse, Recycle) saat ini masih terbatas
di 80 kawasan. Rendahnya kesadaran masyarakat dan pemerintah daerah dalam
menerapkan prinsip 3R menyebabkan pengurangan volume timbulan sampah kurang
signifikan. Selain itu, upaya pengurangan timbulan sampah melalui pemanfaatan
teknologi pengolahan sampah belum dikembangkan.
Institusi pengelola sampah di daerah saat ini masih belum berfungsi secara
profesional, antara lain ditunjukkan dengan belum adanya manajemen aset dan
penyusunan business plan yang absah pada Perusahaan Daerah, sedangkan
permasalahan yang muncul pada dinas pengelola sampah bahkan lebih menyeluruh baik
berupa alokasi dana yang minim, manajemen yang kurang profesional dan minimnya
kualitas sumber daya manusia. Hingga saat ini, sumber pendanaan bagi pengelolaan
sampah masih bertumpu pada anggaran pemerintah akibat belum dikembangkannya
alternatif sumber pendanaan lainnya, seperti dana masyarakat, kerjasama swasta, baik
investasi swasta maupun dana CSR. Secara keseluruhan sampai saat ini prosentase
sistem pengelolaan persampahan telah mencapai 54%, masih di bawah target RPJMN
(75% pada 2009) dan MDGs (70% pada 2015).
3.1.4 PENGEMBANGAN AIR MINUM
Cakupan pelayanan air minum perpipaan secara nasional sampai dengan tahun
2009 sebesar 25,61%, sedangkan capaian pelayanan non-perpipaan terlindungi sebesar
22,02%, sementara itu total akses aman pelayanan air minum secara nasional mencapai
47,63%1 atau dapat melayani 59 juta jiwa. Untuk capaian cakupan pelayanan air minum
perpipaan kota pada tahun 2009 sebesar 35.03% atau telah dapat melayani 44 juta jiwa
dari target MDGs 47,38% tahun 2015, sementara itu capaian pelayanan non-perpipaan
terlindungi sebesar 14,76%, sedangkan total akses aman pelayanan air minum perpipaan
kota sebesar 49,79%2• Sedangkan capaian pelayanan air minum perpipaan desa sebesar
14,29% atau telah dapat melayani 15 juta jiwa pada tahun 2009 dari target MDGs sebesar
19,76% tahun 2015, sementara itu capaian pelayanan non-perpipaan terlindungi sebesar
31,36%, sedangkan total akses aman pelayanan air minum perdesaan sebesar 45,65%3.
I. Sumbcr: Data BPS 200'J 2. Surnbcr: Data BPS 2009 3. Sumber: Data BPS 2009
Akses air minum perpipaan mengalami stagnasi selama
kurun waktu 1994-2006, hanya bertambah sekitar 2,18
persen. Pada tahun 2006 yang memiliki akses terhadap sistem
perpipaan (PDAM) telah mencapai 18,38 persen dan akses
terhadap sistem non-perpipaan terlindungi sebesar 43,57
persen. Pada tahun 2007 pelayanan air minum perkotaan
baru mencapai 45% dan perdesaan 10%, sehingga cakupan
pelayanan air minum perpipaan nasional menjadi sebesar 20%.
Di tahun 2009 cakupan pelayanan air minum di perkotaan
meningkat menjadi 47,23% (44,5 juta jiwa) dari 41% di tahun
2004 (34,36 juta jiwa) sementara di perdesaan telah meningkat
dari 8% di tahun 2004 (melayani 10,09 juta jiwa), menjadi
11,55% di tahun 2009 (15,2 juta jiwa). Disisi lain, menurut
laporan regional terakhir mengenai status pencapaian MDGs
untuk kawasan perdesaan, akses masyarakat terhadap sistem
pelayanan air bersih non-perpipaan meningkat dari 38,2%
( 1994), menjadi 43,4% (2000) dan 57,2% (2006).
Selain itu, penyediaan air minum berbasis masyarakat
yang berpedoman pada Kebijakan Nasional Pembangunan
Air Minum dan Penyehatan Lingkungan Berbasis Masyarakat
saat ini telah berkembang dengan pesat. Kegiatan penyediaan
air minum berbasis masyarakat telah dilaksanakan di hampir
seluruh wilayah Indonesia dengan menggunakan pendanaan
yang bersumber dari anggaran pemerintah maupun pihak lain,
seperti lembaga donor; lembaga swadaya masyarakat (LSM),
swasta (melalui kegiatan Corporate Social Responsibility) dan
masyarakat. Namun dalam implementasinya masih menemui
kendala yakni ketiadaan peraturan yang mengatur pola kerjasama pemerintah dan
masyarakat. Faktor lainnya adalah kualitas sumber daya manusia pada lembaga
pengelolanya juga masih rendah. Demikian pula halnya keterlibatan swasta hingga
tahun 2009 masih tergolong rendah, khususnya pada penyediaan prasarana air
minum di wilayah perdesaan dan pinggiran kota. Skema kerjasama pemerintah
dengan swasta (KPS) hingga saat ini belum banyak dilaksanakan oleh pemda maupun
PDAM. Rendahnya kinerja keuangan PDAM juga menyebabkan PDAM mengalami
kesulitan dalam mendapatkan sumber pendanaan dari pihak lain, seperti lembaga
donor maupun pihak perbankan. Sementara sumber pendanaan dari pihak swasta
seperti dana Corporate Social Responsibility (CSR) masih belum menjadi sumber yang
signifikan sehingga pendanaan air minum masih bertumpu pada anggaran Pemerintah.
Pada periode 2005-2009 telah ditetapkan Peraturan Pemerintah Nomor 16
Tahun 2005 tentang Sistem Penyediaan Air Minum sebagai turunan dari Undang-
Undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air. Dalam pelaksanaannya telah
dirumuskan Kebijakan Nasional Pembangunan Air Minum dan Penyehatan Lingkungan
Berbasis Masyarakat, termasuk diantaranya Peraturan Menteri Pekerjaan Umum
Nomor 20/PRT/M/2006 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan
Sistem Penyediaan Air Minum (KSNP-SPAM), sehingga sistem penyediaan air minum
yang efektif dan berkesinambungan telah memiliki rujukan strategis yang jelas.
Dalam sektor ini upaya pembinaan terhadap PDAM belum memperlihatkan hasil yang
signifikan. seperti tergambar dari 340 PDAM, sekitar 70% kondisinya masih tidak sehat.
Ini berarti hanya 79 PDAM yang sehat, sehingga pada tahun 2008, utang non pokok
PDAM yang dinyatakan sakit yang mencapai Rp. 3,3 triliun terpaksa dihapuskan .
Demikian halnya dengan utang PDAM yang dikategorikan sehat juga dihapus melalui
skema debt to swap investment yang mencapai Rp. 1,1 triliun. Dengan demikian,
jumlah keseluruhan hutang yang dihapus mencapai Rp. 4,4 triliun .
Salah satu penyebabnya adalah sebagian besar PDAM
masih menerapkan tarif dasar di bawah biaya produksi air
minum. Disamping juga kapasitas sumber daya manusia dan
pendanaan yang belum memadai, belum diterapkannya prinsip
fulkost recovery dan manajemen aset sebagai prasyarat
manajemen yang baik, serta belum disusunnya business plan
yang absah. Sementara kinerja pengelola air minum dengan
target penurunan angka kebocoran secara nasional baru
pada kisaran 6-7% sehingga masih diperlukan upaya keras
untuk mencapai angka 20% yang ditargetkan sebagai angka
kebocoran secara nasional oleh RPJMN 2005-2009. Secara total
saat ini belum mampu terpenuhi, termasuk kualitas air minum
PDAM masih belum memenuhi standar yang ditetapkan oleh
Menteri Kesehatan. Tidak terolahnya limbah domestik dan non-
domestik menjadi penyebab utama menurunnya kualitas air
baku air minum. Sementara itu, pemanfaatan air yang belum
efisien dan masih minimnya pengelolaan air baku pada wilayah
hulu dan/atau daerah resapan menjadi penyebab semakin
berkurangnya kuantitas air baku air minum. Penyusunan
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) yang kurang bersinergi
dengan konsep pengelolaan Daerah Aliran Sungai (DAS)
mengakibatkan pemanfaatan ruang cenderung mengabaikan
keberlanjutan ketersediaan air baku bagi daerah hilir. Selain itu,
ekstraksi air tanah secara berlebihan oleh rumah tangga dan
industri turut mempengaruhi kuantitas dan kualitas air baku.
Penerapan teknologi untuk pemanfaatan sumber air alternatif
juga belum dijadikan sebagai suatu upaya alternatif dalam
menjaga kuantitas dan kualitas air baku.
Tabel 3.1 :
Kondisi Pencapaian Pembangunan Infrastruktur Permukiman 2005 - 2009
L⦅セセMMMM NᄋZNMMセMMセ@ :-- \NN⦅NNセMー@ "T セ@ NMᄋMZ[Mセ[セ[ヲ@ MセBGイイ@ MMセ@. GセGNB@ J セ@ ,,,... セGAセセ@
-- M セ@ -4 ⦅⦅⦅iN⦅セlIャZZ@ セO\セセ@ .!. セᄋイᄋセ⦅@ セGᄋZMMセセ@ .. セセセセセ@
a. Skala kws
1. Pengembangan Kws 347 89 56 48 78 60 331 95.39%
kws Agropolilan
2. Pengembangan Kws 584 119 161 157 225 47 709 121.40%
Prasarana Sarana
Perdesaan (OPP/
KTP20)
b. Skala lingkungan
Dukungan lnfrastruktur Des a 29,274 12.834 1.840 2.289 2.060 3,624 22,647 77:36%
Perdesaan
162:£ IPMiliiiilc.iltltl KUIIIItU l!ermuklman kWi Kumuh dan n・ セ ョ@
a. Penanggutangan Kelurahan 40.648 4 .680 7.277 8.991 10,001 11 ,039 41 ,988 103.30%
Kemiskinan
di Perkotaan
(P2KP-PNPM)
b. Penataan dan Kelurahan 841 94 348 410
I 328 164 802 95.36%
Perbaikan Lingkungan Ha 2.436 493.97 2.212.58 2,690.48 1.537.99 637.54 6,833.02 280.50%
Permukiman (NUSSP) Jiwa 465.335 28,355 350.240 376,237 332,330 61.529 783,123 168.29%
c. Pembangunan Rumah Unit 30.000 2.084 2.200 4,592 4,433 5.539 18,848 62.83%
Susun Sederhana Sewa
(Rusunawa)
i d. Penataan Bangunan Kelurahan 763 143 155 124 144 255 821 107.60% I
dan lingkungan (PBL)
!
HasiiPelakunun No Program Utama/
Prlorltas Unit Target Review Renatra
I--1:-A_200_ 5_--r-_l:_A_2006 __ MLM⦅ QZ⦅ a ⦅ RPP MM W MイMM QZ M a M RPPX MMMMイMM QZ M a M RPPV MMMi tセ@ % Pencapelan
3 ::::= ...... :":··-"·· ... Zセ[ t@ .. ZNᄋ ]セ ᄋ@Perumahan
PNSITN1-Poln/PekerJa
Penyedtaan lnfrastruktur I Permuktman
1 kws TerpenctVPulau Kawasan
11 I 92
KecllfTerluar
2 kws Perbatasan
Prop1ns1
Kawasan
41
20
10
Fasilitasi Pengembangan lnfrastruktur Permuklman kッ セ@
PS Air Mrnum Ude1 T 39,879 r 5 518
4
Jrwa I 26.800.000 3.228 071
b Pengelolaan Atr Ltmbah Kab/Kota
- Penduduk terlayant Jrwa/KK
c Pengelolaan Kab/Ko1a
Persampahan
- Penduduk tertayant
d Dramase Ha
e Penataan dan Revttal - Kawasan
tsast kws Perkotaan
388
1 000,000
480
7,282
266
46
221 .067
100
1.704.181
1,240
29
108.123
62
28
47
5.597
3.336,160
84
615.894
109
2.415.323
2.611
60
156.400
53
28
44
10.202
2.309.920
81
277,261
82
2.608.432
832
63
124.610
47
29
36
- -;-
6.071
1,702.130
92
324.328
94
4,750,239
75
30
140,050
44
6.320
4.324.690
106
281 .311
133
7,543,756
2.678
42
600,278
204
29
181
33,707
14,900,972
409
1,719,861
518
19,021,931
7,436
224
105.76'1.
263.64'/o
196.74'1.
-
55.60'/o
105.41%
171.99%
107.92'1.
102.12'/o
84.21'/.
27.000 15 000
b Rehab1htas1 dan Un11 (APBN) 24.800 237 655
Rekons tr uksl · )
124.500 950.620
Un1t
I non APB N)
6 480
25.920 i
6 Pemblnaan Teknls Ban!J.!!nan Gedung, Penataan Bangunan dan Lingkungan
Pendam-
p1ngan
Pedom an
Keterangan :
304 31 33
176 71 27
7 .500 17.515 40,015
375 868 I 613,523
1.503.472 2,454,092
5 243 9 910 21,633
20.972 39 640 86.532
102 66 128 360
55 52 209
*) dilaksanakan oleh Pemda DIY dan Jateng dengan dana APBN sebesar Rp 5,4 triliun (sebanyak 613,523 unit)
Berdasarkan Tabel 3.1 di atas dapat disimpulkan bahwa beberapa Program
Utama/Prioritas yang tidak mencapai target, yaitu: (i) Program Utama Pembangunan
Infrastruktur Permukiman Perdesaan dengan Kegiatan Pengembangan Kawasan
Agropolitan dan Dukungan Infrastruktur Perdesaan; (ii) Program Utama Peningkatan
Kualitas Permukiman Kawasan Kumuh dan Nelayan dengan Keg iatan Pembangunan
Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa); (iii) Program Utama Fasilitasi
Pengembangan Infrastruktur Permukiman Kota dengan Kegiatan Prasarana dan
Sarana Air Minum serta Penataan dan Revitalisasi Kawasan Perkotaan.
Untuk Kegiatan Pengembangan Kawasan Agropolitan dari target sejumlah
347 kawasan, hanya tercapai 331 kawasan pada tahun 2009, sedangkan Kegiatan
145.51 %
148.20%
2473.88%
1971.16%
118.42%
118.75%
•
3--20
Dukungan Infrastruktur Perdesaan hanya tercapai 22.647 desa pada tahun 2009
dari target 29.274 desa.
Kegiatan Pembangunan Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa) dari
target 30.000 unit hanya tercapai 18.848 unit. Kegiatan Prasarana dan Sarana
Air Minum hanya tercapai 33.707 L/detik (14.900.972 jiwa) dari target 39.879 L/
detik (26.800.000 jiwa). Sedangkan Kegiatan Penataan dan Revitalisasi Kawasan
Perkotaan dari target 266 kawasan hanya tercapai 224 kawasan.
Adapun kendala umum yang dihadapi dalam pencapaian target karena
terbatasnya alokasi dana yang diberikan, kurangnya komitmen pemerintah daerah
untuk memenuhi Dana Daerah Untuk Pembangunan Bersama (DDUPB) yang
dibutuhkan, kurang siapnya ketersediaan lahan serta kurang siapnya pemerintah
daerah untuk memenuhi kriteria kesiapan proyek (readiness criteria) yang telah
ditetapkan .
3.2 PERMASALAHAN UMUM
Permasalahan dan kondisi pembangunan prasarana dan sarana bidang Cipta
Karya terdiri dari permasalahan umum serta permasalahan spesifik untuk setiap
sektor bidang Cipta Karya (air minum, sanitasi, pengembangan permukiman,
penataan bangunan dan lingkungan).
Adapun permasalahan umum dalam pembangunan prasarana dan sarana
bidang Cipta Karya yang utama terdiri dari :
a. Tingkat urbanisasi yang relatif tinggi dan belum disertai oleh tingkat
kemampuan untuk memenuhi kebutuhan infrastruktur yang diakibatkan
oleh pertumbuhan urbanisasi tersebut maupun oleh "backlog" yang sudah
ada sebelumnya.
b. Adanya disparitas regional secara ekonomi, dan hal ini sangat terkait
dengan tidak meratanya ketersediaan infrastruktur dan layanan bidang
Cipta-Karya.
c. Demikian pula, ketersediaan infrastruktur dan layanan ke-Cipta-Karya-
an belum merata ke semua golongan masyarakat (umumnya, golongan
masyarakat berpenghasilan rendah belum mendapat layanan yang setara
dengan layanan bagi golongan masyarakat berpenghasilan menengah
dan atas).
d. Degradasi lingkungan perkotaan pada umumnya, dan belum berperannya
secara maksimal pembangunan bidang ke-Cipta-Karya-an dalam turut
menciptakan kota-kota yang asri dan lestari (berkelanjutan).
e. Wajah fisik perkotaan yang semakin "semrawut" akibat belum maksimalnya
perencanaan dan penerapan tata-bangunan dan lingkungan kawasan
perkotaan.
3-- 21
3--22
f. Keterbatasan kapasitas daerah dalam penyelenggaraan infrastruktur ke-
Cipta-Karya-an padahal bidang ini sudah menjadi salah satu urusan wajib
dari pemerintah daerah.
3.3 PERMASALAHAN PER SEKTOR
a. Pengembangan Permukiman.
i. Masih luasnya kawasan kumuh.
ii. Masih terbatasnya Prasarana Sarana Dasar pada Daerah Tertinggal,
Pulau Kecil, Daerah Terpencil, dan Kawasan Perbatasan.
iii. Belum berkembangnya Kawasan Perdesaan Potensial.
b. Penataan Bangunan dan Lingkungan.
i. Penataan Lingkungan Permukiman.
• Masih kurang diperhatikannya kebutuhan sarana sistem proteksi
kebakaran.
• Belum siapnya landasan hukum dan landasan operasional berupa
RTBL untuk lebih melibatkan pemerintah daerah dan swasta dalam
penyiapan infrastrukturguna pengembangan lingkungan permukiman.
• Menurunnya fungsi kawasan dan terjadi degradasi kawasan kegiatan
ekonomi utama kota, kawasan tradisional bersejarah serta heritage.
• Masih rendahnya dukungan pemda dalam pembangunan lingkungan
permukiman yang diindikasikan dengan masih kecilnya alokasi
anggaran daerah untuk peningkatan kualitas lingkungan dalam
rangka pemenuhan Standar Pelayanan Minimal .
ii. Penyelenggaraan Bangunan Gedung dan Rumah Negara.
• Masih adanya kelembagaan bangunan gedung yang belum berfungsi
efektif dan efisien dalam pengelolaan Bangunan Gedung dan Rumah
Negara.
• Masih kurangnya perda bangunan gedung untuk kota metro, besar,
sedang, kecil di seluruh Indonesia.
• Meningkatnya kebutuhan NSPM terutama yang berkaitan dengan
pengelolaan dan penyelenggaraan bangunan gedung (keselamatan,
kesehatan, kenyamanan dan kemudahan).
iii. Penyelenggaraan Sistem Terpadu Ruang Terbuka Hijau.
Masih kurang diperhatikannya kebutuhan sarana lingkungan hijau/
terbuka, sarana olah raga.
iv. Kapasitas Kelembagaan Daerah.
• Masih terbatasnya kesadaran aparatur dan SDM pelaksana
dalam pembinaan penyelenggaraan bangunan gedung termasuk
pengawasan.
• Masih adanya tuntutan reformasi peraturan perundang-undangan
dan peningkatan pelaksanaan otonomi dan desentralisasi.
• Masih perlunya peningkatan dan pemantapan kelembagaan bangunan
gedung di daerah dalam fasilitasi penyediaan perangkat pengaturan .
c. Penyehatan Lingkungan Permukiman.
i. Sektor Air Limbah .
• Belum optimalnya penanganan air limbah.
• Tercemarnya badan air khususnya air baku oleh limbah.
• Belum optimalnya manajemen air limbah.
Belum optimalnya perencanaan.
belum memadainya penyelenggaraan air limbah.
3-- 24
ii. Sektor Drainase.
• Kapasitas sistem drainase tidak sesuai dengan kondisi saat ini.
• Belum memadainya penyelenggaraan sistem drainase.
iii. Sektor Persampahan.
• Makin tingginya timbulan sampah Uumlah penduduk makin tinggi,
jumlah sampah per kapita meningkat).
• Belum optimalnya manajemen persampahan.
belum optimalnya sistem perencanaan (rencana sampai dengan
monitoring dan evaluasi).
belum memadainya pengelolaan layanan persampahan
(kapasitas, pendanaan dan aset manajemen).
belum memadainya penanganan sampah.
d. Pengembangan Air Minum.
i. Kelembagaan dan peraturan perundangan.
• Masih rendahnya kapasitas SDM maupun kelembagaan penyelenggara
air minum di daerah.
• Mindset penyelenggaraan, tugas, dan kewenangan dalam pelayanan
air minum masih harus dirubah.
• Lemahnya fungsi lembaga/dinas di daerah terkait penyelenggaraan
SPAM sehingga peran pembinaan pengembangan SPAM menjadi
sangat lemah.
• Prinsip pengusahaan belum sepenuhnya diterapkan oleh
penyelenggara SPAM (PDAM), termasuk rekruitmen SDM belum
terpadu dengan program pengembangan SDM Penyelenggara SPAM.
• Pemekaran wilayah di beberapa kabupaten/kota mendorong
pemekaran badan pengelola SPAM di daerah.
ii. Terbatasnya pendanaan.
• Penyelenggaraan SPAM mengalami kesulitan dalam masalah
pendanaan untuk pengembangan, maupun operasional dan
pemeliharaan yang diantaranya disebabkan oleh masih rendahnya
tarif dan masih tingginya beban utang.
• Investasi untuk pengembangan SPAM selama ini lebih tergantung dari
pinjaman luar negeri daripada mengembangkan alternatif pendanaan
dalam negeri .
• Komitmen dan prioritas pendanaan dari pemerintah daerah dalam
pengembangan SPAM masih rendah.
iii. Menurunnya kuantitas air baku .
• Kapasitas daya dukung air baku di berbagai lokasi semakin terbatas
akibat pengelolaan daerah tangkapan air yang kurang baik.
• Kualitas sumber air baku semakin menurun akibat meningkatnya
aktivitas dan kegiatan masyarakat dan industri tidak disertai dengan
perl indungan terhadap lingkungan.
• Adanya peraturan perijinan penggunaan air baku di beberapa daerah
yang tidak selaras dengan peraturan yang lebih tinggi sehingga
pemanfaatan air baku yang lintas wilayah seringkali menimbulkan
konflik.
• Belum mantapnya alokasi penggunaan air baku sehingga menimbulkan
konflik kepentingan di tingkat pengguna.
iv. Masih rendahnya cakupan dan kualitas pelayanan .
• Tingkat kehilangan air pada sistem perpipaan berkisar antara 10%-
50% dengan kehilangan rata-rata sekitar 37% pada tahun 2004 dan
tekanan air pada jaringan distribusi umumnya masih rendah .
• Pelayanan air minum melalui perpipaan masih terbatas untuk
masyarakat menengah ke atas di perkotaan, sementara pelayanan air
minum untuk masyarakat miskin selain belum memadai, juga harus
membayar lebih mahal.
v. Masih rendahnya partisipasi masyarakat dan dunia usaha dalam
penyelenggaraan air minum.
e. Pengembangan Kelembagaan.
i. Belum optimalnya perencanaan pengembangan sumber daya manusia.
ii. Belum memadainya struktur organisasi yang responsif terhadap tantangan
pembangunan bidang Cipta Karya.
iii. Belum tersusunnya tata laksana organisasi yang sesuai dengan prinsip
good governance untuk meningkatkan daya saing kota/kabupaten.
iv. Belum efektifnya pengembangan tim koordinasi pembangunan kota/
kabupaten/provinsi dalam pengembangan prasarana bidang Cipta Karya.
3.4 TANTANGAN
Berdasarkan permasalahan dan kondisi yang ada, maka tantangan dalam
pembangunan infrastruktur permukiman adalah sebagai berikut :
a. Meningkatkan keterpaduan pembangunan prasaranan dan sarana bidang
permukiman (Cipta Karya).
b. Meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap aspek kesehatan .
c. Memperluas akses pelayanan prasarana dan sarana bidang permukiman (Cipta
Karya) .
d. Meningkatkan keterlibatan dunia usaha (swasta) dan masyarakat dalam
pendanaan pembangunan prasarana dan sarana bidang permukiman (Cipta
Karya).
BAB4 VISI, MISI DAN TUJUAN PENGEMBANGAN
INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN
4.1 VISI DAN MISI
Berdasarkan mandat dari perangkat peraturan dan undang-undang terhadap tugas
dan fungsi Direktorat Jenderal Cipta Karya, maka visi Direktorat Jenderal Cipta
Karya adalah "Terwujudnya permukiman perkotaan dan perdesaan yang layak,
produktif, berdaya saing dan berkelanjutan". Adapun makna dari visi tersebut
adalah:
Layak, yaitu: permukiman perkotaan dan perdesaan yang mempunyai
persyaratan kecukupan prasarana dan sarana permukiman sesuai dengan
Standar Pelayanan Minimal sebagai tempat bermukim warga perkotaan dan
perdesaan.
Produktif, yaitu: permukiman perkotaan dan perdesaan yang dapat
menghidupkan kegiatan perekonomian di lingkungan permukiman.
Berdaya saing , yaitu: permukiman perkotaan dan perdesaan yang dapat
menonjolkan kualitas lingkungan permukimannya dengan baik dan mampu
bersaing sebagai lingkungan permukiman yang menarik untuk warganya.
Berkelanjutan , yaitu: permukiman perkotaan dan perdesaan yang asri,
nyaman dan a man sebagai tempat bermukim warganya untuk jangka panjang.
Untuk mencapai visi tersebut, maka Misi Direktorat Jenderal Cipta Karya tahun
2010- 2014 adalah:
1. Meningkatkan pembangunan infrastruktur permukiman di perkotaan dan
perdesaan untuk mewujudkan permukiman yang layak, berkeadilan sosial,
sejahtera, berbudaya, produktif, berdaya saing dan berkelanjutan dalam
rangka pengembangan wilayah.
2. Mewujudkan kemandirian daerah melalui peningkatan kapasitas pemerintah
daerah, masyarakat dan dunia usaha dalam penyelenggaraan pembangunan
infrastruktur permukiman termasuk pengembangan sistem pembiayaan
dan pola investasinya.
3. Melaksanakan pembinaan dalam penataan kawasan serta pengelolaan
bangunan gedung dan rumah negara yang memenuhi standar keandalan
bangunan gedung.
4. Menyediakan infrastruktur permukiman bagi kawasan kumuh/nelayan,
daerah perbatasan, kawasan terpencil, pulau-pulau kecil terluar dan daerah
tertinggal termasuk penyediaan air minum dan sanitasi bagi masyarakat
miskin.
5. Mewujudkan organisasi yang efisien, tata laksana yang efektif dan SDM
yang profesional dengan menerapkan prinsip good governance.
4.2 TUJUAN
Sebagai penjabaran atas visi Kementerian Pekerjaan Umum, maka tujuan yang
akan dicapai oleh Direktorat Jenderal Cipta Karya dalam periode lima tahun ke
de pan meliputi:
1. Meningkatkan kualitas perencanaan, pengembangan, dan pengendalian
permukiman demi perwujudan pembangunan yang berkelanjutan (termasuk
adaptasi dan mitigasi perubahan iklim).
2. Meningkatkan kualitas lingkungan permukiman dan cakupan pelayanan
(infrastruktur) bidang permukiman (Cipta Karya) untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat.
3. Meningkatkan pembangunan kawasan strategis, wilayah tertinggal dan
penanganan kawasan rawan bencana untuk mengurangi kesenjangan antar
wi layah .
4.3 SASARAN
Adapun sasaran berdasarkan 3 (tiga) tujuan Direktorat Jenderal Cipta Karya
yang akan dicapai beserta indikator kinerja outcome-nya meliput i:
Tujuan 1 : Meningkatkan kualitas perencanaan, pengembangan, dan
pengendalian permukiman demi perwujudan pembangunan
yang berkelanjutan (termasuk adaptasi dan mitigasi
perubahan iklim).
Sa saran
1. Penyusunan NSPK bidang pengembangan permukiman.
Indikator kinerja outcome:
a) Tersusunnya NSPK nasional bidang pengembangan permukiman sebanyak
5 produk.
b) Terselenggaranya pendampingan penyusunan NSPK daerah bidang
pengembangan permukiman di 205 kab/kota.
2. Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
(SPPIP) di daerah.
Indikator kinerja outcome:
Tersusunnya Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
(SPPIP) di daerah di 207 kab/kota.
3. Penyusunan Rencana Pengembangan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP)
di perkotaan dan perdesaan.
Indikator kinerja outcome:
Tersusunnya Rencana Pengembangan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP)
Perkotaan dan Perdesaan di Kab/Kota yang setara dengan 500 kawasan di 207
Kab/Kota.
4. Pendampingan Penyusunan Rencana Tindak Penanganan Kawasan Kumuh di
perkotaan.
Indikator kinerja outcome:
Tersusunnya rencana tindak penanganan kawasan kumuh perkotaan di Kab/
Kota di 207 kawasan.
5. Pembinaan kelembagaan (organisasi dan SDM) serta peningkatan peran
masyarakat dalam penyelenggaraan pengembangan permukiman.
Indikator kinerja outcome:
Meningkatnya kemampuan peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan
pengembangan permukiman sebanyak 60 produk.
6. Penyusunan NSPK bidang penataan bangunan dan lingkungan.
Indikator kinerja outcome:
Termanfaatkannya produk pengaturan bidang Penataan Bangunan dan
Lingkungan (PBL) sebanyak 37 Paket.
7. Pendampingan penyusunan NSPK bidang penataan bangunan dan lingkungan
oleh Pemda.
Indikator kinerja outcome:
a) Termanfaatkannya NSPK bidang PBL oleh kab/kota di 226 Kab/Kota.
b) Termanfaatkannya RTBL sebagai basis perencanaan pada kab/kota di 193
Kab/Kota.
c) Tersusunnya Rencana Induk Sistim Proteksi Kebakaran (RISPK) di 125
Kab/Kota pada 155 kawasan.
d) Tersusunnya Rencana Tindak Sistem Ruang Terbuka Hijau (RTH) di 213 Kab/
Kota.
e) Tersusunnya Rencana Tindak Pengembangan Kawasan Permukiman
Tradisional dan Bersejarah sebanyak 160 kawasan.
8. Pembinaan Kelembagaan Penataan Bangunan dan Lingkungan (Sosialisasi dan
Diklat).
Indikator kinerja outcome:
Meningkatnya kualitas kabupaten/kota dalam penyelenggaraan bangunan gedung
di 33 provinsi.
9. Penyusunan NSPK dalam pengembangan pengelolaan sanitasi lingkungan.
Indikator kinerja outcome:
a) Termanfaatkannya produk pengaturan, NSPK pengelolaan air limbah, oleh
Pemda di 25 Kab/ Kota.
b) Termanfaatkannya produk pengaturan, NSPK pengelolaan drainase, oleh
Pemda di 20 Kab/ Kota .
10. Pendampingan penyusunan SSK yang berkaitan dengan pengelolaan sanitasi
lingkungan oleh Pemda.
Indikator kinerja outcome:
a) Termanfaatkannya hasil Bantek, Bintek dan pendampingan oleh Pusat kepada
Pemda untuk pengelolaan air limbah di 226 Kab/Kota.
b) Termanfaatkannya hasil Bantek, Bimtek dan pendampingan oleh Pusat
kepada Pemda untuk pengelolaan drainase di 50 Kab/ Kota.
11. Pembinaan Kelembagaan (organisasi, SDM, peran masyarakat) dalam rangka
meningkatkan kemampuan pengelolaan sanitasi lingkungan.
Indikator kinerja outcome:
a) Meningkatnya kompetensi pengelola sanitasi lingkungan sebanyak 50 paket.
b) Meningkatnya kinerja pelayanan air limbah di 226 Kab/Kota.
c) Meningkatnya kinerja pelayanan drainase di 50 Kab/Kota.
12. Penyusunan NSPK dalam pengembangan pengelolaan persampahan.
Indikator kinerja outcome:
Termanfaatkannya produk pengaturan, NSPK, oleh Pemda di 30 Kabupaten/
Kota .
13. Pendampingan penyusunan SSK yang berkaitan dengan pengelolaan
persampahan.
Indikator kinerja outcome:
Termanfaatkannya hasil Bantek, Bimtek dan pendampingan oleh pusat kepada
Pemda untuk pengelolaan persampahan di 150 Kab/Kota.
14. Pembinaan Kelembagaan (organisasi, SDM, peran masyarakat) dalam rangka
meningkatkan kemampuan pengelolaan persampahan.
Indikator kinerja outcome:
a) Meningkatnya kompetensi pengelola persampahan sebanyak 15 paket.
b) Meningkatnya keterlibatan masyarakat dan swasta dalam pengelolaan
persampahan di 150 kegiatan.
c) Meningkatnya kinerja pelayanan persampahan di 15 Kab/Kota.
15. Pengembangan NSPK bidang pengembangan SPAM.
Indikator kinerja outcome:
a) Tersusunnya NSPK Air Minum sebanyak 22 buah .
b) Tersedianya NSPK air minum dalam Peraturan Daerah kabupaten/kota
sebanyak 100 Kab/Kota.
16. Pendampingan Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum kabupaten/kota.
Indikator kinerja outcome:
Tersedianya Rencana Induk SPAM kabupaten/kota di 200 Kab/Kota.
17. Peningkatan kapasitas kelembagaan termasuk Sumber Daya Manusia dalam
pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM).
Indikator kinerja outcome:
a) Adanya dukungan penuh stakeholder di Kab/Kota dalam pengembangan
SPAM di 100 Kab/Kota.
b) Meningkatnya PDAM yang sehat sebanyak 185 PDAM .
c) Termanfaatkannya pengelola air minum non-PDAM yang mendapatkan
manfaat pembinaan sebanyak 225 non-PDAM.
d) Meningkatnya kinerja pelayanan air minum di 299 Kabupaten/Kota .
18. Pembinaan dan pendampingan dalam rangka pembiayaan.
Indikator kinerja outcome:
a) Tersedianya pra studi kelayakan KPS di 23 PDAM Kota .
b) Terfasilitasinya PDAM yang melakukan investasi dari pinjaman Bank di
107 PDAM.
c) Tersedianya alternatif pembiayaan untuk pengembangan SPAM sebanyak
9 laporan.
19. Adaptasi perubahan iklim.
Indikator kinerja outcome:
a) Terlaksananya kampanye hemat air dan perlindungan sumber air baku air
minum di perdesaan dan perkotaan di 32 provinsi .
b) Ketersediaan air baku air minum alternatif di 8 lokasi.
20. Pelayanan manajemen Bidang Permukiman.
Indikator kinerja outcome:
a) Terselenggaranya pelaksanaan administrasi penggajian dan perkantoran
sebanyak 9.500 pegawai .
b) Terselenggaranya administrasi dan pengelolaan pegawai sebanyak 65 paket.
c) Meningkatnya kemampuan dan kehandalan SDM dalam pengelolaan
administrasi keuangan dan akuntansi sebanyak 40 paket.
d) Terselenggaranya pembinaan hukum dan tersedianya perangkat penataan
hukum sebanyak 45 paket.
e) Terselenggaranya pembinaan serta penyediaan prasarana dan sarana
perlengkapan sebanyak 45 paket.
f) Terselenggaranya pembinaan dan pelaksanaan habitat sebanyak 5 paket.
g) Tersedianya sarana dan prasarana kantor yang baik dan layak sebanyak
25 paket.
21. Penyusunan kebijakan, program dan anggaran, kerjasama luar negeri dan pola
investasi, data informasi serta evaluasi kinerja infrastruktur bidang permukiman.
Indikator kinerja outcome:
a) Tersusunnya kebijakan dan strategi bidang permukiman sebanyak 30 paket.
b) Tersusunnya program dan anggaran bidang permukiman sebanyak 35 paket.
c) Tersusunnya kerjasama luar negeri dan investasi bidang permukiman
sebanyak 40 paket.
d) Tersusunnya evaluasi dan kinerja bidang permukiman sebanyak 45 paket.
e) Tersusunnya data dan informasi bidang permukiman sebanyak 35 paket.
Tujuan 2 : Meningkatkan kualitas lingkungan permukiman dan
cakupan pelayanan infrastruktur bidang Cipta Karya untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Sasaran
1. Penataan kawasan permukiman kumuh di perkotaan.
Indikator kinerja outcome:
a) Berkurangnya kawasan-kawasan kumuh di perkotaan setara 414 Ha
sebanyak 207 kawasan.
•
b) Tersedianya hunian vertikal di kawasan-kawasan kumuh berat di perkotaan
sebanyak 26.700 unit.
2. Pembangunan infrastruktur kawasan-kawasan permukiman baru.
Indikator kinerja outcome:
Terwujudnya kawasan-kawasan permukiman bagi Masyarakat Berpenghasilan
Rendah (MBR) sebanyak 240 kawasan.
3. Penataan tertib pembangunan dan keselamatan bangunan dan lingkungan.
Indikator kinerja outcome:
a) Terpeliharanya gedung negara yang bersejarah di 65 Kab/Kota.
b) Meningkatnya jumlah Kab/Kota yang mendapat manfaat pengembangan
sarana dan prasarana pencegahan dan penanggulangan bahaya kebakaran
sebanyak 111 Kab/Kota.
c) Meningkatnya jumlah bangunan gedung yang memenuhi persyaratan
kelengkapan aksesibilitas pada bangunan gedung di 128 Kab/Kota.
4. Penataan bangunan pada kawasan strategis, tradisional, bersejarah, dan
ruang terbuka hijau.
Indikator kinerja outcome:
a) Meningkatnya jumlah kawasan yang meningkat kualitasnya seluas yang
setara dengan 7.380 Ha sebanyak 152 kawasan.
b) Meningkatnya kualitas ruang terbuka hijau pada lingkungan permukiman
yang setara dengan 369 Ha sebanyak 207 kawasan.
c) Meningkatnya kualitas lingkungan permukiman tradisional dan bersejarah
yang setara dengan 442 Ha sebanyak 160 kawasan.
5. Pengembangan Pusat Informasi Pengembangan Permukiman dan Bangunan
(PIP2B) yang memenuhi standar bangunan gedung.
Indikator kinerja outcome:
Termanfaatkannya PIP2B untuk melayani masyarakat sebanyak 33 provinsi .
6. Pemberdayaan masyarakat mandiri dan sejahtera.
Indikator kinerja outcome:
Termanfaatkannya kelurahan/ desa dalam pendampingan pemberdayaan
masyarakat PNPM-P2KP sebanyak 21.984 kelurahan/ desa .
7. Peningkatan pelayanan infrastruktur air limbah .
Indikator kinerja outcome:
a) Terlayaninya kawasan untuk infrastruktur air limbah dengan sistem off-
site di 11 kawasan.
b) Terlayaninya kawasan untuk infrastruktur air limbah dengan sistem on-
site sebanyak 210 kawasan.
8. Peningkatan pelayanan infrastruktur drainase.
Indikator kinerja outcome:
Berkurangnya jumlah genangan seluas 4.600 ha, di 50 kawasan.
9. Peningkatan pelayanan infrastruktur persampahan .
Indikator kinerja outcome:
Terlayaninya kawasan untuk infrastruktur persampahan sebanyak 210
kawasan.
10. Peningkatan pelayanan air minum terhadap Masyarakat Berpenghasilan
Rendah (MBR) Perkotaan.
Indikator kinerja outcome:
a) Terfasilitasinya kawasan yang terlayani air minum perpipaan di perkotaan
577 kawasan.
b) Terfasilitasinya kapasitas produksi air minum terpasang 820 lbukota
Kecamatan (IKK) (8.200 liter/ detik).
4-11
11. Peningkatan pelayanan air minum terhadap MBR Perdesaan.
Indikator kinerja outcome:
a) Terfasilitasinya desa yang terlayani air minum perpipaan di perdesaan
4.650 desa.
b) Terfasilitasinya kawasan dalam kapasitas produksi air minum terpasang di
100 kawasan (960 liter/detik) untuk kawasan pemekaran, pulau terluar,
perbatasan, terpencil , KAPET.
c) Terfasilitasinya kawasan dalam kapasitas produksi air minum terpasang di
53 kawasan (310 liter/detik) untuk pelabuhan perikanan.
Tuj uan 3 : Meningkatkan pembangunan kawasan strateg is, w i layah
tertinggal dan penanganan kawasan rawan bencana untuk
mengurangi kesenjangan antar wilayah .
Sa saran
1. Penanganan kawasan permukiman di kawasan rawan bencana (Sumatera
Barat, dll).
Indikator kinerja outcome:
Tertanganinya kawasan-kawasan permukiman pasca bencana (Sumatera
Barat, dll) sebanyak 15 kawasan.
2. Pengembangan kawasan-kawasan potensial di perdesaan.
Indikator kinerja outcome:
a) Tertanganinya kawasan-kawasan pusat pertumbuhan di perdesaan
termasuk agropolitan setara dengan 600 Ha sebanyak 205 kawasan.
b) Terbangunnya infrastuktur sosial ekonomi wilayah di 185 kawasan.
3. Penataan kawasan di daerah tertinggal, perbatasan, dan pulau-pulau kecil
terluar.
Indikator kinerja outcome:
a) Meningkatnya kualitas lingkungan hunian untuk masyarakat yang tinggal
di P. Kecil, Desa Tertinggal dan terpencil di 8.803 Desa.
b) Meningkatnya kualitas lingkungan hunian untuk masyarakat yang tinggal
di kawasan perbatasan dan pulau kecil terluar yang setara dengan 500 Ha
sebanyak 102 kawasan.
4. Penyediaan Prasarana dan sarana air minum, air limbah, persampahan dan
drainase pada Lokasi Pasca Bencana/Konflik Sosial.
Indikator kinerja outcome:
a) Tersedianya Penyediaan Prasarana dan sarana Persampahan dan Drainase
pada Lokasi Pasca Bencana/ Konflik Sosial sebanyak 31 paket.
b) Tersedianya Penyediaan Prasarana Air Minum dan Air Limbah pada Lokasi
Pasca Bencana/Konflik Sosial sebanyak 65 paket.
c) Terpenuhinya Cadangan Mendesak Bidang Perkim pada Lokasi Pasca
Bencana/ Konflik Sosial sebanyak 33 paket.
ヲゥAセセイ[@ "' セ@ ·
·4--14 '
4.4 INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU)
Indikator Kinerja Utama (IKU) yang menggambarkan hasil-hasil utama dari unit-unit
kerja Eselon II di lingkungan Direktorat Jenderal Cipta Karya meliputi:
1. Jumlah Kabupaten/Kota yang menerbitkan produk pengaturan dan mereplikasi
bantek permukiman, bangunan gedung dan lingkungan, pengelolaan air limbah
dan drainase, pengelolaan persampahan dan air minum.
2. Jumlah Kebijakan, Program dan Anggaran, Kerjasama Luar Negeri, Data
Informasi Serta Evaluasi Kinerja Infrastruktur Bidang Permukiman.
3. Jumlah kawasan yang tertangani infrastruktur permukiman, terlayani penataan
bangunan gedung dan lingkungannya mendapat akses prasarana dan sarana air
limbah, tertangani pelayanan drainasenya, tertangani sistem persampahannya,
serta mendapatkan pelayanan air minumnya.
4. Jumlah penyelenggara air minum yang mampu meningkatkan kinerja
pelayanannya.
BABS ARAHAN kebijセkan@ DAN STRATrEGil
5.1 KEBIJAKAN DAN STRATEGI NASIONAL PENGEMBANGAN PERKOTAAN
Sesuai dengan peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 494/ PRT/M/2005
tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Perkotaan (KSNP-Kota) mempunyai kebijakan
dan strategi yaitu:
Kebijakan 1: Pemantapan peran dan fungsi kota dalam pembangunan nasional.
Strategi:
• Penyiapan prasarana dan sarana perkotaan nasional.
• Kota sebagai simpul pelayanan dalam wilayah .
• Pengembangan kota-kota berfungsi nasional/internasional.
• Pengembangan kota-kota khusus - berkembang cepat dan
kawasan tertinggal.
• Panduan bagi daerah untuk pembangunan perkotaan yang
berkelanjutan.
Kebijakan 2: Pengembangan permukiman yang layak huni, sejahtera, berbudaya,
dan berkeadilan sosial.
Strategi:
• Prasarana dan sarana serta pelayanan dasar yang memadai dan
berkeadilan.
• Perumahan dan permukiman yang layak huni dan terjangkau.
• Pengembangan pendanaan dan penyediaan tanah bagi
pembangunan permukiman secara partisipatif.
• Pengembangan ekonomi yang berdaya saing global.
• Penciptaan iklim kehidupan sosial budaya yang sa ling menghargai,
mendukung, serta mengapresiasi budaya dan warisannya .
Kebijakan 3: Peningkatan kapasitas manajemen pembangunan perkotaan.
Strategi:
• Peningkatan kapasitas SDM & kelembagaan pusat/daerah dalam
pengelolaan pembangunan perkotaan.
• Peningkatan kapasitas pembiayaan pemerintah daerah.
• Peningkatan pola dan mekanisme pelibatan stakeholders dalam
pembangunan perkotaan.
• Sistem informasi perkotaan secara nasional dan daerah.
5.2 KEBIJAKAN DAN STRATEGI SEKTOR
5.2.1 KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN SISTEM
PENYEDIAAN AIR MINUM
Sesuai dengan peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 20/PRT/M/2006
tentang Kebijakan dan Strategi Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum
(KSNP-SPAM) yaitu:
Kebijakan 1: Peningkatan cakupan dan kualitas pelayanan air minum.
Strategi:
• Mengembangkan SPAM dalam rangka pemenuhan kebutuhan
pelayanan minimal untuk memperluas jangkauan pelayanan
air minum terutama untuk masyarakat berpenghasilan rendah
yang dilakukan secara bertahap di setiap propinsi .
• Mengembangkan aset manajemen SPAM dalam rangka
meningkatkan efisiensi dan efektifitas pengelolaan.
• Meningkatkan dan memperluas akses air yang aman melalui
non perpipaan terlindungi bagi masyarakat berpenghasilan
rendah .
• Mengembangkan penyediaan air minum yang terpadu dengan
sistem sanitasi.
• Mengembangkan pelayanan air minum dengan kualitas yang
sesuai dengan standar baku mutu .
• Mengembangkan sistem informasi dan pendataan dalam
rangka monitoring dan evaluasi kinerja pelayanan air minum.
h. セZO_ャGヲヲjサGエAkヲセセMMZᄋ[セᄋセセMM
L[[Mセヲᄃ@ .. 4 " . . :·
Kebijakan 2: Pengembangan pendanaan untuk penyelenggaraan SPAM dari
berbagai sumber secara optimal.
Strategi :
• Mengembangkan sumber alternatif pembiayaan melalui
penciptaan sistem pembiayaan dan pola investasi.
• Meningkatkan peran dunia usaha/swasta dan atau masyarakat
(koperasi) dalam pembiayaan sarana air minum.
• Meningkatkan kemampuan finansial PDAM.
Kebijakan 3: Pengembangan kelembagaan, peraturan dan perundang-undangan.
Strategi:
• Memperkuat peran dan fungsi dinas/instansi di tingkat kabupaten/
kota dalam pengembangan SPAM.
• Menerapkan prinsip-prinsip Good Governance dan Good
Corporate Governance terutama untuk penyelenggara/operator
SPAM.
• Melengkapi produk-produk peraturan perundangan dalam
penyelenggaraan SPAM.
Kebijakan 4: Peningkatan penyediaan air baku secara berkelanjutan.
Strategi :
• Konservasi wilayah sungai dan perlindungan sumber air baku.
• Peningkatan dan penjaminan kuantitas dan kualitas air baku
terutama bagi kota metro dan besar.
• Menyediakan air baku bagi daerah-daerah rawan air.
• Meningkatkan efisiensi dan efektifitas pengelolaan sumber daya
air melalui pendekatan berbasis wilayah sungai .
Kebijakan 5: Peningkatan peran dan kemitraan dunia usaha, swasta dan masyarakat.
Strategi:
• Meningkatkan pemberdayaan masyarakat khususnya bagi
masyarakat berpenghasilan rendah.
• Menciptakan iklim investasi dengan pola insentif dan kepastian
hukum.
5.2.2 KEBIJAKAN DAN STRATEGI NSIONAL PENGEMBANGAN
SISTEM PENGELOLAAN PERSAMPAHAN
Sesuai dengan peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 21/PRT/ M/2006
tentang Kebijakan dan Strategi Nsional Pengembangan Sistem Pengelolaan
Persampahan (KSNP-SPP) yaitu:
Kebijakan 1: Pengurangan t imbulan sampah semaksimal mung kin dimulai dari
sumbernya.
Strategi :
• Meningkatkan pemahaman masyarakat akan 3R.
• Mengembangkan dan menerapkan sistem insentif dan disinsentif
dalam pelaksanaan 3R.
• Mendorong koordinasi lintassektor (perindustrian dan perdagangan).
Kebijakan 2: Peningkatan peran aktif masyarakat dan dunia usaha/swasta sebagai
mitra pengelolaan.
Strategi:
• Meningkatkan pemahaman tentang pengelolaan persampahan
sejak dini melalui pendidikan di sekolah.
• Menyebarluaskan pemahaman tentang pengelolaan persampahan
kepada masyarakat umum.
• Membina masyarakat khususnya kaum perempuan dalam
pengelolaan persampahan.
• Mendorong peningkatan pengelolaan berbasis masyarakat.
• Mengembangkan sistem insentif dan iklim yang kondusif bagi
dunia usaha/swasta.
Kebijakan 3: Peningkatan cakupan pelayanan dan kualitas sistem pengelolaan.
Strategi:
• Optimalisasi prasarana dan sarana persampahan Kota/Kabupaten.
• Meningkatkan cakupan pelayanan secara terencana dan
berkeadilan.
• Meningkatkan kapasitas sarana persampahan sesuai sasaran
pelayanan .
• Melaksanakan rehabilitasi TPA yang mencemari lingkungan.
• Mengembangkan TPA ke arah Sanitary Landfill (SLF)/ Controlled
Landfill (CLF).
• Meningkatkan TPA regional.
• Melaksanakan Litbang dan aplikasi teknologi penanganan
sampah tepat guna dan berwawasan lingkungan.
Kebijakan 4: Pengembangan kelembagaan, peraturan dan perundangan.
Strategi :
• Meningkatkan status dan kapasitas institusi pengelola.
• Meningkatkan kinerja institusi pengelola.
• Memisahkan fungsi/ unit regulator dan operator.
• Meningkatkan koordinasi dan kerjasama antar stakeholder.
• Meningkatkan kualitas SDM bidang persampahan.
• Mendorong pengelolaan kolektif atas prasarana dan sarana regional.
• Meningkatkan kelengkapan produk hukum/NPSM pengelolaan
persampahan.
• Mendorong implementasijpenerapan hukum bidang persampahan.
Kebijakan 5: Pengembangan alternatif sumber pembiayaan.
Strategi:
• Menyamakan persepsi para pengambil keputusan dalam
pengelolaan persampahan dan kebutuhan anggaran.
• Mendorong peningkatan pemulihan biaya persampahan.
5.2.3 KEBIJAKAN DAN STRATEGI NASIONAL PENGEMBANGAN
SISTEM PENGELOLAAN AIR LIMBAH PERMUKIMAN
Sesuai dengan peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 16/PRT/M/2008
tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan Sistem Pengelolaan Air
Limbah Permukiman (KSNP-SPALP) yaitu:
Kebijakan 1: Peningkatan akses prasarana dan sarana air lim bah baik sistem on
site maupun off site di perkotaan dan perdesaan untuk perbaikan
kesehatan masyarakat
Strategi:
• Meningkatkan akses masyarakat terhadap prasarana dan sarana
air limbah sistem setempat (on-site) di perkotaan dan perdesaan
melalui sistem komunal.
• Meningkatkan akses masyarakat terhadap prasarana dan sarana
air limbah sistem terpusat (off-site) di kawasan perkotaan
Metropolitan dan Besar.
Kebijakan 2: Peningkatan peran masyarakat dan dunia usaha/swasta dalam
penyelenggaraan pengembangan sistem pengelolaan air limbah
permukiman.
Strategi:
• Merubah perilaku dan meningkatkan pemahaman masyarakat
terhadap pentingnya pengelolaan air limbah permukiman.
• Mendorong pa rtisi pasi d u nia usa ha/ swasta da Ia m penyelengga raa n
pengembangan dan pengelolaan air limbah permukiman.
Kebijakan 3: Pengembangan perangkat peraturan perundangan penyelenggaraan
pengelolaan air limbah permukiman.
Strategi:
• Menyusun perangkat peraturan perundangan yang mendukung
penyelenggaraan pengelolaan air limbah permukiman.
• Menyebarluaskan informasi peraturan perundangan terkait
penyelenggaraan pengelolaan air limbah permukiman.
• Menerapkan peraturan perundangan.
Kebijakan 4: Penguatan kelembagaan dan peningkatan kapasitas personil
pengelolaan air limbah permukiman.
Strategi:
• Memfasilitasi pembentukan dan perkuatan kelembagaan
pengelola air limbah permukiman di tingkat masyarakat.
• Mendorong pembentukan dan perkuatan institusi pengelola air
limbah permukiman di daerah.
• Meningkatkan koordinasi dan kerjasama antar lembaga .
• Mendorong peningkatan kemauan politik (political wi ll) para
pemangku kepentingan untuk memberikan prioritas yang lebih
tinggi terhadap pengelolaan air limbah permukiman.
Kebijakan 5: Peningkatan dan pengembangan alternatif sumber pendanaan
pembangunan prasarana dan sarana air limbah permukiman.
Strategi:
• Mendorong berbagai alternatif sumber pembiayaan untuk
penyelenggaraan air limbah permukiman.
• Pembiayaan bersama pemerintah pusat dan daerah dalam
mengembangkan sistem air limbah perkotaan dengan proporsi
pembagian yang disepakati bersama.
'
5.3 KEBIJAKAN DAN STRATEGI PEMBIAYAAN
Kebijakan dan strategi penyelenggaraan kegiatan Direktorat Jenderal Cipta
Karya diarahkan dengan memperhatikan tugas, fungsi dan tanggung jawab Di-
rektorat Jenderal Cipta Karya yang meliputi kegiatan utama berupa Pengaturan,
Pembinaan, dan Pengawasan (Turbinwas), dan kegiatan pembangunan (Bang).
Khusus untuk Direktorat Jenderal Cipta Karya,
hampir semua tugas pembangunan sudah dis-
erahkan kepada pemerintah daerah, baik pemer-
intah Provinsi maupun Kabupaten/ Kota, oleh
karena itu peran pemerintah pusat, dalam hal ini
Ditjen. Cipta Karya lebih terfokus kepada tugas
pengaturan, pembinaan dan pengawasan (Tur-
binwas). Tugas pengaturan dilakukan melalui
penyusunan kebijakan dan strategi, penyusunan
Norma, sエ。ョ、。セ@ Pedoman dan Kriteria (NSPK),
sdan penyusunan Standar Pelayanan Minimal
(SPM) serta tugas-tugas lain yang bersifat peny-
usunan perangkat peraturan. Sedangkan tugas
pembinaan dilakukan dalam bentuk pemberian
bimbingan dan bantuan teknis, supervisi serta
konsultasi. Untuk Tugas pengawasan, peran pe-
merintah pusat dilakukan dalam bentuk moni-
toring dan evaluasi. Keseluruhan tugas penga-
turan, pembinaan dan pengawasan ini didanai
oleh dana Anggaran Pendapatan Belanja Negara
(APBN).
Dalam penyelenggaran tugas pembangunan pola penyelenggaraan terdiri
dari kegiatan pembangunan yag bersifat pulih biaya (cost recovery) serta kegiatan
pembangunan yang bersifat tidak pulih biaya (non cost recovery) . Untuk kegiatan
pulih biaya tidak memerlukan bantuan dana pemerintah pusat (APBN) dan dilakukan
dengan pengusahaan dan mandiri oleh swasta dan masyarakat. Untuk kegiatan yang
bersifat tidak pulih biaya, maka diperlukan peran pemerintah pusat dan daerah, di-
mana peran pemerintah pusat hanya sebagai stimulan.
Selain pola penyelenggaraan kegiatan pembangunan yag bersifat cost recovery
serta non cost recovery Ditjen. Cipta Karya juga menyelenggarakan pembangunan
dengan pendekatan pola pemberdayaan khususnya kegiatan yang mendorong peran
serta masyarakat dalam pembangunan lingkungannya.
Untuk tugas pembangunan ini juga ada melalui Dana Alokasi Khusus (DAK)
berupa bantuan khusus yang diberikan oleh pemerintah pusat kepada pemerintah
daerah sesuai dengan kewenangannya dengan kriteria-kriteria teknis tertentu. Selain
itu terdapat pola Hibah, yaitu bantuan yang diberikan oleh pemerintah pusat kepada
pemerintah daerah untuk melaksanakan kegiatan strategis nasional yang mendesak.
Kebijakan pembiayaan diarahkan untuk mengoptimalkan sumber-sumber dana
bagi dukungan pembinaan dan pengembangan permukiman, yaitu sumber dana nasi-
anal (APBN), sumber dana lokal (APBD provinsi, kabupaten, kota), serta sumber dana
intenasional (bantuan luar negeri berupa hibah/grant maupun pinjaman/loan) dari
lembaga multilateral (World Bank, Asian Development Bank, dll) serta lembaga donor
bilateral. Selain itu kebijakan pembiayaan diarahkan untuk dapat memanfaatkan sum-
ber dana non-pemerintah, yaitu sumber dana swasta dan sumber dana masyarakat.
Khususnya sumber dana swasta ditempuh dengan mengupayakan pola public private
partnership untuk pembiayaan proyek-proyek bidang Cipta Karya, beberapa kegiatan
yang sedang ditawarkan untuk pola kerjasama dengan swasta adalah sebagai berikut:
l ll
Tabel5 .2 :
Rencana Proyek KPS Air Minum Tahun 2010 - 2016
Kota Bekasi Konsesi 300 33.6 89.6 67.2 33.6 224.0 Pra FS
2 Kota Surakarta BOT 300 47.2 20.2 67.4 ljin Study Pra FS
PRIORITAS
3 Kota dan Kab. BOT 420 99.4 42.6 142.0 Pra FS
Cirebon
4 Kab. Bekasi Konsesi 450 44.7 119.1 89.3 44.7 297.8 Review isi Pra FS
5 Kota Bandar Konsesi 500 77.6 207.0 155.3 77.6 517.6 Review Pra Fs
Lampung
6 DKI Jakarta, BOT 5000 567.0 945.0 378.0 1890.0 Pra FS
Bekasi, Karawang
SPAM Umbulan BOT/Konsesi 4,000 540.0 900.0 360.0 1800.0 Pra FS
8 Kab. Bandung dan Bandung Barat
Kab. Bandung Konsesi 500 25.8 68.7 51 .5 52.8 171 .7 Penyusunan Pra FS
Kab. Bandung Konsesi 500 19.1 50.8 38.1 19.1 127.0
Barat
Kab. Banjar Baru BT 200 19.2 19.2 Penyusunan Pra FS & OED
PROSES TENDER
10 Kota Jambi (IPA ROT WTP 320 24.9 10.7 35.6 Proses Negosiasi dan
Broni & IPA Finalisasi PKS Benteng)
KPS YANG SEDANG BERJALAN
Kab. Tangerang Konsesi 900 75.4 201.1 150.8 75.4 502.7 Pemenuhan Persyaratan Pendahuluan, elektif mutai konstruksi Januari 2010: • Membangun IPA
900 Vdet • Sambungan Rumah (SR)
60.000 オョセ@• Jaringan pipa ± 180 km
I
5.-12. I
Tabel 5.3 :
Usulan Kegiatan PHLN 2010-2014
KMnnpn ta-la IIIII 11111111 UID _,
Southern Bali Water Supply Development Project PA 70,000 Sudah di appraise oleh JICA
2 Small Scale Water Treatment Plants lor Emergency PA 25,000 Sudah ada surat deputi pendanaan Relief Bappenas ke kedutaan Spanyol, dan telah
mendapat persetujuan dari Spanyol
3 Southern Pekanbaru Water Supply Project PA 35,000
4 Incentive Grant lor Water Supply Sector PA 20,000 tOO,OOO Melanjutkan Grant AusAid (Hibah)
5 Greater Surabaya-Urnbulan Water Supply Project PA 80,000 Mendukung PPP (Government Support)
6 Development of Jatiluhur Water Supply Project PA 80,000 Mendukung PPP (Government Support)
7 Makassar Water Supply Development Project (Stage II) PA 30,000
8 Development of Jatigede Water Supply System PA 30,000 Mendukung PPP
9 Water Supply System Development lor Banten - PA 40,000 Mendukung PPP, sudah disetujui oleh Jakarta from Kanan Dam Korea
to IKK Water Supply Program and Small Water PA. t50,000 termasuk kegiatan yang sudah disetujul Treatment Plant lor Water Scarcity Area oleh Hungaria (USD 50,000)
t1 Water Supply Project in Central Lombok Regency PA 15,000
12 Development lor Water Supply System in Greater PA 15,000 Mendukung PPP Pontianak (Government Support)
"13 Neighbourhood Development Project PA 80,000 Sudah disetujui oleh Wortd Bank
14 Greater Bandung Water Supply & Sanitation Project PA 200,000
15 Neighborhood Upgrading and sィ・セ・イ@ Sector Project PA 80,000 Sudah diminati oleh ADB Phase II (NUSSP 2)
16 Metropolitan Sanitation Management and h・。セ@ PA 160,000 Termasuk kegiatan yang sudah disetujui Project ADB (USD 39,000)
17 Solid Waste Management Improvement Project lor PA 250,000 Sudah ada persetujuan awal dari KF'VV Urban Climate Change Program
18 Incentive Grant lor Wastewater Sector PA 50,000
19 Kalibanger Polder System PA 4,000 Sedang dievaluasi Pemerintah Belanda
........... .......... MITA c-- .......... ...,..,
20 Banda Aceh Sanitation Development Project PA 18,000
21 Community Based Water Supply and Sanitation PA 264,000 Sudah diminati oleh ADB
Project
22 Solid Waste management improvement support 250,000 Sudah diminati oleh JICA
project lor regional and Melropoliltan Cities PA
23 Drainage Improvement Support Project lor PA 120,000 m ・ エイッーッャセ。ョ@ Cities
24 Capacity Building of Drinking Water System Provision TA 7,000 Sudah diminati oleh Belanda
Management (SPAM) Project
25 Sector Survey on PDAM Asset Management TA 4,000 Sudah disetujui oleh JICA
26 The Project lor Water Service Improvement in TA 5,000 Mamminasata Metropolitan Asea in South Su'-si Province
27 "The Project on Building Administration and TA 3,000 Enforcement Capacity Development lor Seismic Resilience· Phase II
28 Capacity Building lor Urban Settlement Development TA 6,000
29 Development oi3R and Domestic Solid Waste TA 2,000 Sudah disetujui oleh JICA Management System Project
30 Project lor Capacity Development of Wastewater TA 2,000 Sector through reviewing the Wastewater Management Plan in DKI Jakarta
31 Surabaya Sanitary Center and Environmental TA 7,800 Education Park
32 Preparation of FS & OED lor Sewerage Development TA 16,000 Project
33 Master Plan & OED lor Drainage in Priority Aseas TA 4,900
34 Preparation of FS & OED lor Solid Waste TA 4,440 Sudah diselujui oleh JICA Development Project (persiapan pembangunan TPA Regional)
35 Improvement of Septage Treatment Plant TA 10,000 Management Program
TOTAL 1,IM,IIDI lt4,140
セ@ 14
5.4 KEBIJAKAN DAN STRATEGI KETERPADUAN
PENANGANAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN
Kebijakan keterpaduan penanganan infrastruktur permukiman diarahkan untuk
menyusun Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPUM) Kabupaten/
Kota yang harus disiapkan oleh setiap Kabupaten/Kota. Dokumen ini merupakan
keterpaduan penanganan infrastruktur permukiman secara multi sektor, multi sumber
dana dan multi tahun. Multi sektor dimaksudkan adalah untuk mencakup keseluruhan
keterpaduan Pengembangan Permukiman, Penyehatan Lingkungan Permukiman,
Penataan Bangunan dan Lingkungan dan Air Minum. Multi sumber dana dimaksudkan
adalah untuk memadukan sumber dana pusat, daerah, swasta, masyarakat. Multi
tahun dimaksudkan adalah untuk memadukan perencanaan dan pelaksanaan kegiatan
penanganan infrastruktur permukiman dalam kurun waktu lima tahun.
Manfaat penyusunan Dokumen Rencana Program Investasi Jangka
Menengah (RPIJM) bidang Cipta Karya : i) meningkatkan efisiensi dan efektivitas
penyelenggaraan pembangunan di Daerah; ii) mewujudkan hasil pembangunan
yang lebih optimal melalui perencanaan pembangunan infrastruktur terpadu,
sebagai dokumen kelayakan dan kerjasama program dan anggaran pembangunan
bidang PU/CK di Daerah antara Pemerintah Pusat, Propinsi, dan Kab/ Kota; iii)
mendorong pembangunan infrastruktur bidang Cipta Karya di daerah dalam
rangka memacu pertumbuhan Kabupaten/Kota dan pemerataan pembangunan;
iv) mendukung pencapaian sasaran pembangunan lima tahun bidang Cipta Karya
sebagaimana dimaksud dalam Renstra Ditjen. Cipta Karya tahun 2010-2014 dan
seterusnya maupun MDG 2015 yang akan datang.
Sedangkan muatan dokumen Rencana Program Investasi Jangka Menengah
Infrastruktur bidang Cipta Karya dibagi menjadi 6 bagian yang meliputi:
1. Rencana/Strategi Pembangunan Kota dan Kawasan, pada bagian ini berisi
skenario pengembangan kota dan kawasan, serta skenario pembangunan
infrastruktur.
2. Program Investasi Jangka Menengah Infrastruktur. Pada bagian ini berisi
tentang pendanaan sektor-sektor bidang Cipta Karya yaitu: Pengembangan
Permukiman, Penataan Bangunan dan Lingkungan, Penyehatan Lingkungan
Permukiman (PLP), dan Pengembangan Air Minum.
3. Keuangan Daerah dan Pembiayaan Program Pembangunan.
4. Analisa Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL).
5. Rencana Tindak Peningkatan Pendapatan Daerah.
6. Rencana Tindak Pengembangan Kelembagaan Daerah.
Adapun kedudukan Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
sebagai bagian dari dokumen perencanaan spasial dan sektoral, dapat dilihat pada
diagram di bawah ini .
Diagram 5.1
Kedudukan Rencana Program Investasi Jangka Menengah
Kebijakan Spasial
Nasional RTRWN
Propinsi RTRW Propinsi
Kabupaten/ RTRW Kab/Kota kota
Rencana lnduk Sistem f-.1\ (RIS) n
RPIJM
Kebijakan Sktorai/Program
RPJM
RPJM Propinsi
.. RPJM Kab/Kota
BAB6 PROGRAM DAN kegiセtan@
6.1 PROGRAM DAN KEGIATAN 2010-2014
Rincian program dan kegiatan Direktorat Jenderal Cipta Karya yang akan
dilaksanakan pada periode tahun 2010-2014 beserta target capaian yang ditetapkan
dapat dil ihat pada Lampiran 3, sedangkan nama program yang akan mewadahinya
adalah sebagai berikut:
PROGRAM PEMBINAA N DAN PENGEMBA NGAN INFRASTRUKTU R
PERMUKIMAN dengan indikator kinerja outcome-nya : meningkatny a jumlah
kabupaten kota yang menerapkan NSPK dalam peng embangan kawasan
permuk iman sesua i rencana tata ruang wilayah/kawasa n bagi terwujudnya
pembanguna n perm ukiman serta jum lah kawasan yang mend apat akses
pelayanan infrastr ukt ur bi dang permuk iman yan g berkelanj uta n, yang
diukur dari :
1. Jumlah Kabupaten/Kota yang menerbitkan produk pengaturan dan mereplikasi
bantek permukiman.
2. Jumlah Kabupaten/Kota yang menerbitkan produk pengaturan dan mereplikasi
bantek bangunan gedung dan lingkungan.
3. Jumlah Kab/Kota yang menerbitkan produk pengaturan dan mereplikasikan
bantek pengelolaan air limbah dan drainase.
'
4. Jumlah Kab/Kota yang menerbitkan produk pengaturan dan mereplikasikan
bantek pengelolaan persampahan.
5. Jumlah Kab/Kota yang menerbitkan produk pengaturan dan mereplikasikan
bantek air minum.
6. Penyusunan Kebijakan, Program Dan Anggaran, Kerjasama Luar Negeri, Data
Informasi Serta Evaluasi Kinerja Infrastruktur Bidang Permukiman.
7. Dukungan Manajemen Direktorat Jenderal Cipta Karya.
8. Jumlah kawasan yang tertangani infrastruktur permukiman.
9. Jumlah kawasan yang terlayani penataan bangunan gedung dan lingkungannya.
10. Jumlah kawasan yang mendapat akses prasarana dan sarana air limbah.
11. Jumlah kawasan yang terangani pelayanan drainase.
12. Jumlah kawasan yang tertangani sistem persampahan.
13. Jumlah kawasan yang mendapat pelayanan air minum kepada penduduk kota/
kabupaten.
14. Pelayanan Manajemen Bidang Permukiman.
Sedangkan kegiatan yang ada berjumlah 7 buah dengan dilengkapi indikator
output. Penjelasannya sebagai berikut.
1. Pengaturan, Pembinaan, Pengawasan dan Penyelenggaraan dalam Pengembangan
Permukiman dengan outcome-nya: meningkatnya perumusan dan pelaksanaan
kebijakan, pembinaan dan standarisasi teknis di bidang pengembangan
permukiman dan meningkatnya jumlah kawasan yang mendapat akses pelayanan
infrastruktur bidang permukiman, yang diukur melalui indikator:
• Jumlah produk NSPK nasional bidang permukiman.
• Jumlah produk NSPK daerah bidang permukiman.
• Jumlah kab/kota yang memperoleh pendampingan penyusunan Strategi
Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP).
• Jumlah Kab/Kota yang memperoleh pendampingan Penyusunan Rencana
Pengembangan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Perkotaan dan
Perdesaan yang setara dengan 500 kawasan.
• Jumlah produk pendampingan penyusunan rencana tindak.
• Jumlah produk diseminasi, sosialisasi, diklat, dan lokakarya bagi pemda,
masyarakat dan swasta.
• Jumlah kawasan kumuh di perkotaan setara 414 Ha yang tertangani.
• Jumlah satuan unit hunian Rumah Susun yang terbangun dan infrastruktur
pendukungnya.
• Jumlah kawasan perumahan bagi MBR.
• Jumlah kawasan permukiman rawan bencana (Sumatera Barat, dll).
• Jumlah kawasan perdesaan potensial/agropolitan setara 600 Ha yang
tertangani.
• Jumlah kawasan yang dilayani oleh infrastruktur pendukung kegiatan ekonomi
dan sosial.
• Jumlah desa tertinggal yang terbangun prasarana dan sarana lingkungan
permukiman4•
• Jumlah kawasan setara 500 Ha yang terbangun prasarana dan sarana
lingkungan permukiman5•
2. Pengaturan, Pembinaan dan Pengawasan Dalam Penataan Bangunan dan
Lingkungan Termasuk Pengelolaan Gedung dan Rumah Negara, serta
Penyelenggaraan Pembangunan Bangunan Gedung dan Penataan Kawasan/
Lingkungan Permukiman dengan outcome-nya: meningkatnya implementasi
produk pengaturan, pelayanan pembinaan dan pengawasan, kualitas hasil
pembangunan dan penyelenggaraan penataan bangunan dan lingkungan yang
diukur melalui indikator:
• Jumlah NSPK bidang Penataan Bangunan dan Lingkungan.
4. Tclah mengakomodasi isu Pcngarusutarnaan Gender 5. Tclah mengakomodasi isu Wil;yah Pcrbatasan dan Tcrpcncil
• Jumlah Bantek dan pendampingan penyusunan NSPK Penataan Bangunan
Gedung dan Lingkungan.
• Jumlah Kabupaten/Kota yang mendapatkan fasilitasi penyusunan RTBL.
• Jumlah Kab/Kota yang mendapat fasilitasi penyusunan Rencana Induk Sistim
Proteksi Kebakaran (RISPK).
• Jumlah kawasan yang mendapat fasilitasi penyusunan rencana tindak
penataan dan revitalisasi kawasan.
• Jumlah Kab/Kota yang mendapat fasilitasi penyusunan Rencana Tindak
Sistem Ruang Terbuka Hijau (RTH).
• Jumlah Kab/ Kota yang mendapat fasilitasi penyusunan Rencana Tindak
Pengembangan Kawasan Permukiman Tradisional dan Bersejarah.
• Jumlah Provinsi yang melaksanakan fasilitasi Penguatan Kelembagaan
Penataan Bangunan dan Lingkungan, Pelatihan (TOT), Penyelenggaraan
Bangunan Gedung, Penataan Lingkungan dan pendataan serta pengelolaan
Gedung dan Rumah Negara, dengan mengundang seluruh Kab/Kota.
• Jumlah Provinsi yang melaksanakan Pemeriksaan keandalan bangunan
gedung termasuk gedung dan rumah negara dengan mengambil beberapa
Kab/Kota terpilih yang ada pada masing-masing wilayahnya.
• Jumlah Kabupaten/Kota yang mendapatkan pengembangan bangunan
gedung negara dan bersejarah.
• Jumlah Kabupaten/Kota yang mendapatkan pengembangan sarana dan
prasarana pencegahan dan penanggulangan bahaya kebakaran.
• Jumlah Kab/Kota yang mendapat dukungan pengembangan sarana dan
prasarana aksesibilitas bangunan gedung.
• Jumlah Kawasan setara 7.380 Ha yang mendapatkan dukungan sarana dan
prasarana pada kawasan yang direvitalisasi.
• Jumlah Kawasan setara 369 Ha yang mendapatkan dukungan sarana dan
6. Telah mengakomodasi isu Climate Change
prasarana Ruang terbuka Hijau6.
• Jumlah kawasan setara 442 Ha yang mendapatkan dukungan sarana dan
prasarana pada permukiman tradisional dan bersejarah.
• Jumlah Provinsi yang mendapat pengembangan PIP2B.
• Jumlah Kelurahan/Desa yang mendapatkan pendampingan pemberdayaan
sosial (P2KP/PNPMY,
3. Pengaturan, Pembinaan, Pengawasan, Pengembangan Sumber Pembiayaan
Dan Pola Investasi, serta Pengelolaan Pengembangan Infrastruktur Sanitasi
dan Persampahan, dengan outcome-nya: meningkatnya pelayanan perumusan
kebijakan, perencanaan teknis, pembinaan, dan standarisasi teknis dan
pengelolaan pengembangan infrastruktur bidang sanitasi dan persampahan yang
diukur melalui indikator:
• Jumlah NSPK untuk pengelolaan air limbah yang tersusun .
• Jumlah NSPK untuk drainase yang tersusun.
• Jumlah Bantek, Bimtek dan pendampingan (SSK) pengelolaan air limbah.
• Jumlah Bantek, Bimtek dan pendampingan (SSK) pengelolaan drainase.
• Jumlah penyelenggaraan pelatihan (Diklat) teknis dan pengelolaan air limbah.
• Jumlah penyelenggaraan pelatihan (Diklat) teknis dan pengelolaan drainase.
• Jumlah monev kinerja pengembangan air limbah.
• Jumlah monev kinerja pengembangan drainase.
• Jumlah kawasan yang terlayani infrastruktur air limbah dengan sistem off-
sitf!l.
• Jumlah kawasan yang terlayani infrastruktur air limbah dengan sistem on-
sitt!'.
• Jumlah kawasan yang luas genangannya berkurang10•
• Jumlah NSPK untuk pengelolaan persampahan yang tersusun.
7. Telah mengakomodasi isu Pengarusutamaan Gender 8. Telah mengakomodasi isu C limate Change 9. Telah mcngakomodasi isu C limate Change I 0. Te lah mengakomodasi isu C limate Change
• Jumlah Bantek, Bintek, dan pendampingan (SSK) pengelolaan persampahan.
• Jumlah penyelenggaraan pelatihan (Diklat) teknis dan pengelolaan
persampahan.
• Jumlah fasilitasi pengembangan sumber pembiayaan dan pola investasi
bidang persampahan melalui kerjasama pemerintah, dunia usaha, dan
masyarakat11•
• Jumlah monev kinerja pengembangan persampahan.
• Jumlah kawasan yang telayani infrastruktur persampahan12•
• Jumlah prasarana pengumpulan sampah13.
• Jumlah prasarana persampahan terpadu 3R14•
4. Pengaturan, Pembinaan, Pengawasan, Pengembangan Sumber Pembiayaan
dan Pola Investasi, serta Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum dengan
outcome-nya: meningkatnya pelayanan perumusan kebijakan, perencanaan
teknis, pembinaan, standarisasi teknis dan Pengembangan Sistem Penyediaan Air
Minum minum yang diukur melalui indikator:
• Jumlah NSPK tentang air minum yang tersusun.
• Jumlah kab/kota yang menyelenggarakan pengembangan SPAM sesuai
NSPK.
• Jumlah Rencana Induk SPAM yang telah ditetapkan.
• Jumlah penyelenggara air minum yang mendapatkan pembinaan, pendidikan,
' ' ' - セセMAサ@ 4
-6 ... 6 ;
dan pelatihan.
• Jumlah PDAM yang memperoleh pembinaan.
• Jumlah pengelola air minum non-PDAM yang memperoleh pembinaan.
• Jumlah Monev kinerja pengembangan pengelolaan air minum.
• Jumlah laporan pra studi kelayakan KPS.
II . Telah mengakomodasi isu Cli mate Chanl!c 12 Telah mengakomodasi isu Climate Change 13. Telah mengakomodasi isu Climate Change 14. Tclah mcngakomodasi isu C limate Change 15. Telah mengakomodasi isu Cli mate Change 16. Telah mengakomodasi isu Climate Change
• Jumlah PDAM terfasilitasi untuk mendapatkan pinjaman bank.
• Jumlah studi alternatif pembiayaan.
• Jumlah provinsi yang melaksanakan kampanye15•
• Jumlah aktivitas reuse dan daur ulang air16•
• Jumlah kawasan yang terfasilitasi (PS air minum MBR Perkotaan).
• Jumlah IKK yang terfasilitasi.
• Jumlah desa yang terfasilitasi (PS air minum perdesaan).
• Jumlah kawasan (lt/det) yang terfasilitasi (kawasan pemekaran, pulau terluar,
perbatasan, terpencil, KAPET).
• Jumlah kawasan (lt/det) yang terfasilitasi (mendukung pelabuhan perikanan).
5. Pelayanan Manajemen Bidang Permukiman dengan outcome-nya: terselenggaranya
dukungan manajemen dan kawasan yang mendapat penyediaan prasarana dan
sarana air minum, air limbah, persampahan dan drainase pada lokasi pasca
bencana/konflik sosial yang diukur dari indikator ォゥョ・セ@ a output sebagai berikut:
• Jumlah terselenggaranya pelaksanaan administrasi penggajian dan
perkantoran.
• Jumlah terselenggaranya administrasi dan pengelolaan pegawai.
• Jumlah meningkatnya kemampuan dan kehandalan SDM dalam pengelolaan
administrasi keuangan dan akuntansi.
• Jumlah terselenggaranya pembinaan hukum dan tersedianya perangkat
penataan hukum.
• Jumlah terselenggaranya pembinaan serta penyediaan prasarana dan sarana
perlengkapan.
• Jumlah terselenggaranya pembinaan dan pelaksanaan kegiatan terkait habitat.
• Jumlah terpenuhinya prasarana dan sarana kantor yang baik dan layak.
• Jumlah tersedianya prasarana dan sarana persampahan dan drainase pada
lokasi pasca bencana/konflik sosial.
•
• Jumlah prasarana air minum dan air lin tbah pad a lokasi pasca bencana/
konflik sosial.
• Jumlah terpenuhinya cadangan mendesak bidang permukiman pada lokasi
pasca bencana/konflik sosial.
6. Penyusunan Kebijakan, Program dan Anggaran, Kerjasama Luar Negeri, Data
Informasi serta Evaluasi Kinerja Infrastruktur Bidang Permukiman dengan
ッオエ」ッュセョケ。Z@ Jumlah penyusunan kebijakan, program dan anggaran, kerjasama
luar negeri, data informasi serta evaluasi kinerja infrastruktur bidang permukiman
yang diukur melalui indikator:
• Jumlah penyusunan Kebijakan dan Strategi bidang Permukiman.
• Jumlah penyusunan Program dan Anggaran bidang Permukiman.
• Jumlah penyusunan Kerjasama Luar Negeri dan Pola Investasi bidang
Permukiman.
• Jumlah penyusunan Evaluasi dan Kinerja bidang Permukiman.
• Jumlah penyusunan Data dan Informasi Bidang Permukiman.
7. Dukungan Pengaturan, Pembinaan, Pengawasan, Pengembangan Sumber
Pembiayaan dan Pola Investasi serta Pengembangan Sistem Penyediaan Air
Minum dan Sanitasi dengan ッオエ」ッュセョケ。 Z@ Jumlah PDAM yang meningkat kinerja
pelayanannya yang diukur melalui indikator:
• Jumlah PDAM yang dibina.
• Jumlah penyelenggaraan diklat.
• Jumlah monitoring dan evaluasi.
• Jumlah konsep NSPK.
• Jumlah Kab/Kota yang menyelenggarakan SPAM sesuai NSPK.
• Jumlah PDAM yang mendapat fasilitas perbankan I sumber pembiayaan.
• Jumlah PDAM/Kab/Kota yang mendapat pendampingan KPS.
• Jumlah studi alternatif pembiayaan/pola investasi.
6.2 PENDANAAN CIPTA KARYA 2010-2014
Sebagai upaya pencapaian tujuan dan sasaran bidang Cipta Karya yang dilakukan
melalui target-target berupa program dan kegiatan baik yang bersifat reguler maupun
dukungan terhadap prioritas dan fokus prioritas nasional dengan mempertimbangkan
kondisi keuangan negara dan perkembangan situasi ekonomi, politik, global maka
disusun skenario kebutuhan pendanaan. Sebagaimana yang telah digambarkan pada
tabel skenario kebutuhan pendanaan, sasaran bidang Cipta Karya terdiri dari enam
bidang antara lain: Pengembangan Permukiman Perkotaan dan Perdesaan, Penataan
Bangunan Gedung dan Lingkungan, Penyehatan Lingkungan Permukiman yang
terdiri dari Pengembangan Sanitasi Lingkungan dan Pengembangan Persampahan,
Pengembangan Air Minum, Sekretariat Direktorat Jenderal dan Direktorat Bina Program.
Untuk Sub Bidang Pengembangan Permukiman, alokasi yang dianggarkan
adalah sebesar Rp. 11,677 triliun, alokasi tersebut terbagi dalam sektor
Pengembangan Permukiman (Non Fisik) sebesar Rp. 0,9632 triliun, Pengembangan
Permukiman Perkotaan sebesar Rp. 5,590 triliun, dan Pengembangan Permukiman
Perdesaan sebesar Rp. 5,124 triliun.
Sub Bidang Penataan Bangunan Gedung dan Lingkungan, alokasi yang
dianggarkan sebesar Rp. 9,569 triliun. Bidang Penyehatan Lingkungan Permukiman
alokasi yang dianggarkan sebesar Rp. 14,074 triliun, alokasi tersebut digunakan
untuk dua sektor, yaitu alokasi untuk Pengembangan Sanitasi Lingkungan sebesar
Rp. 8,32 triliun dan Pengembangan Persampahan sebesar Rp. 5,754 triliun.
Sub Bidang Pengembangan Air Minum alokasi yang dianggarkan sebesar Rp.
12,421 triliun. Sekretariat Direktorat Jenderal alokasi yang dianggarkan sebesar Rp.
1,817 triliun, untuk Direktorat Bina Program alokasi yang dianggarkan sebesar Rp.
0,441 triliun
•
No.
2
3
4
5
6
7
Tabel 6.1 :
Rekapitulasi Ditjen Cipta Karya
URAIAN KEGIATAN Alokasi B iaya (Rp. Trilyun) Sasaran Utama
Pembinaan dan Pengembangan 12.42 Melayani air minum di perkotaan untuk air minum MBR d1 577 kawasan
IKK di 820 kawasan (8200 IVdet) Melayani air minum di kawasan Strategis
Perbatasan (pemekaran. KAPET) di 100 kawasan (960 IVdet) Pelabuhan perikanan di 53 kawasan (31 0 IVdet)
Melayani air minum perdesaan di 4650 desa (Ket: Total pembinaan dan pengernbangan AM termasuk BPPSPAM Rp. 234M)
Pembinaan dan Pengembangan 14 07 Melayan1 sanitas1 dan persampahan : sanitasi dan persampahan Pembangunan TPA d1 210 kab/kota
Persampahan terpadu 3R di 250 lokas1 Air limbah (off site) di 11 kab/kota Drainase (genangan) seluas 4 .600 Ha
Pembinaan dan Pengembangan 8 35 Pengembangan infrastruktur permuk1man · permukiman Kumuh d1 207 Kawasan (seluas 414 Ha)
PPIP d1 8803 desa
PNPM Perkotaan 5.94 Melayani 21 984 Kel/desa
Pembangunan Rusunawa 3.33 Membangun Rusunawa seJumlah 270 TB (26. 700 Unit)
Pembinaan dan 3 63 Meningkatkan kualitas kawasan/revitalisasi dan RTH di 158 kawasan Pengembangan penataan bangunan dan lingkungan
Dukungan manajemen bidang 2.26 Penyediaan cadangan mendesak Perkim pada lokas1 pasca bencana/konfiik permukiman sosial sebanyak 17 paket
TOTAL 50.00
Adapun perincian alokasi tahunan dari masing-masing bidang, terlihat dalam
tabel berikut:
Tabel 6.2 :
Sub Bidang Pengembangan Permukiman
Total Rincian Alokasi Per Tahun
No. Bldang (Trilyun) 2010 2011 2012 2013 2014
Pengembangan Permukiman 11 .677 2.337 3,382 3.097 1.651 1.210
1.1 Permukiman (Non Fisik) 0,963 0.100 0,229 0,252 0.213 0.169
1.2 Pengembangan Permukiman Perkotaan
5.590 0,941 2.048 1,910 0,44 1 0.250
1.3 Pengembangan Permukiman 5.124 1,296 1,105 0.935 0,997 0,791 Perdesaan
Dalam upaya pencapaian bidang Pengembangan Permukiman dibutuhkan dana
sebesar Rp. 11,677 triliun, dana tersebut akan dialokasikan pada tahun 2010 sebesar
Rp. 2,337 triliun, tahun 2011 sebesar Rp. 3,382 triliun, tahun 2012 sebesar Rp. 3,097
triliun, tahun 2013 sebesar Rp. 1,651 triliun, dan tahun 2014 sebesar Rp. 1,210 triliun.
Dari alokasi tersebut terbagi dalam tiga sektor, untuk Permukiman (Non fisik) alokasi
sebesar Rp. 0,963 triliun, dialokasikan pada tahun 2010 sebesar Rp. 0.100 triliun,
tahun 2011 sebesar Rp. 0,229 triliun, tahun 2012 sebesar Rp. 0,252 triliun, tahun 2013
sebesar Rp. 0,213 triliun, dan tahun 2014 sebesar Rp. 0,169 triliun. Pengembangan
Permukiman Perkotaan dari alokasi sebesar Rp. 5,590 triliun, dialokasikan pada
tahun 2010 sebesar Rp. 0,941 triliun, tahun 2011 sebesar Rp. 2,048 triliun, tahun
2012 sebesar Rp. 1,910 triliun, tahun 2013 sebesar Rp. 0,441 triliun, dan tahun 2014
sebesar Rp. 0,250 triliun. Pengembangan Permukiman Perdesaan, dari alokasi sebesar
Rp. 5,124 triliun, dialokasikan pada tahun 2010 sebesar Rp. 1,296 triliun, tahun 2011
sebesar Rp. 1,105 triliun, tahun 2012 sebesar Rp. 0,953 triliun, tahun 2013 sebesar
Rp. 0,997 triliun, dan tahun 2014 sebesar Rp. 0,791 triliun.
Tabel 6.3 :
Sub Bidang Penataan Bangunan Gedung dan Lingkungan
Rincian Alokasi Per Tahun No. Bldang
Total (Trilyun) 2010 2011 2012 2013 2014
2 Penataan Bangunan Gedung dan Lingkungan
9.569 2.023 2.023 2.180 1.561 1.439
Dalam upaya pencapaian bidang Penataan Bangunan Gedung dan Lingkungan
dibutuhkan dana sebesar Rp. 9,569 triliun, dana tersebut dialokasikan selama lima
tahun, yaitu pada tahun 2010 sebesar Rp. 2,023 triliun, tahun 2011 sebesar Rp. 2,367
triliun, tahun 2012 sebesar Rp. 2,180 triliun, tahun 2013 sebesar Rp. 1,561 triliun, dan
tahun 2014 sebesar Rp. 1,439 triliun.
Tabel 6.4 :
Sub Bidang Penyehatan Lingkungan Permukiman
Total No. Bldang (Trllyun) 2010 2011 2012 2013 2014
Rlnc lan Alokasl Per Tahun
PLP 14.074 1,210 2.861 3.294 3.340 3.369
3 1 Pengembangan Sanitasi lingkungan 8.320 0.931 1,529 1.894 1,859 2.108
32 Pengembangan Persampahan 5.754 0.279 1.333 1,400 1.481 1.261
Dalam upaya pencapaian bidang PLP dibutuhkan dana sebesar Rp. 14,074 triliun,
dana tersebut dialokasikan selama lima tahun, yaitu pada tahun 2010 sebesar Rp.
1,210 t riliun, tahun 2011 sebesar Rp. 2,861 triliun, tahun 2012 sebesar Rp. 3,294
triliun, tahun 2013 sebesar Rp. 3,340 t riliun, dan tahun 2014 sebesar Rp. 3,369
triliun. Alokasi tersebut dibagi dalam dua sub kegiatan, yaitu Pengembangan Sanitasi
Lingkungan dan Pengembangan Persampahan.
Pengembangan Sanitasi Lingkungan dengan alokasi sebesar Rp. 8,320 t ri liun
dialokasikan pada tahun 2010 sebesar Rp. 0,931 triliun, tahun 2011 sebesar Rp. 1,529
triliun, tahun 2012 sebesar Rp. 1,894 tril iun, tahun 2013 sebesar Rp. 1,859 triliun,
dan tahun 2014 sebesar Rp. 2,108 triliun. Sedangkan Pengembangan Persampahan
dengan alokasi sebesar Rp. 5,754 triliun dialokasikan pada tahun 2010 sebesar Rp.
0,279 t ri liun, tahun 2011 sebesar Rp. 1,333 t ril iun, tahun 2012 sebesar Rp. 1,400
triliun, tahun 2013 sebesar Rp. 1,481 triliun, tahun 2014 sebesar Rp. 1,261 triliun.
Tabel 6.5 :
Sub Bidang Pengembangan Air Minum
No. Bldang Rlnclan Alokasl Per Tahun
Total セセセセセセセセセ]]]]セセセセセセ@(Trllyun) 2010 2011 2012 2013 2014
4 Pengembangan Air Minum 12.421 1,775 2,792 2.228 2.680 2.946
Dalam upaya pencapaian bidang Pengembangan Air Minum, dibutuhkan dana
sebesar Rp. 12,421 triliun, dana tersebut akan dialokasikan selama lima tahun,
yaitu pada tahun 2010 sebesar Rp. 1,775 triliun, tahun 2011 sebesar Rp. 2,792
triliun, tahun 2012 sebesar Rp. 2,228 triliun, tahun 2013 sebesar Rp. 2,680 triliun,
dan tahun 2014 sebesar Rp. 2,946 triliun.
Tabel 6.6:
Sekretariat Direktorat Jenderal
Bldang Total
(Trllyun) 2010
Rincian Alokasl Per Tahun No.
2011 2012 2013 2014
5 Sekretariat Direktorat Jenderal 1.817 0.153 0.358 0.420 0.460 0.427
Dalam upaya pencapaian Sekretariat Direktorat Jenderal, dibutuhkan dana
sebesar Rp. 1,817 triliun, dana tersebut akan dialokasikan selama lima tahun, yaitu
pada tahun 2010 sebesar Rp. 0,153 triliun, tahun 2011 sebesar Rp. 0,358 t ri liun,
tahun 2012 sebesar Rp. 0,420 triliun, tahun 2013 sebesar Rp. 0,460 triliun, dan
tahun 2014 sebesar Rp. 0,427 tril iun.
Tabel 6.7 :
Bina Program
Bldang Total
(Trllyun) 2010
Rlncian Alokasl Per Tahun No.
2011 2012 2013 2014
6 Direktorat Bina Program 0.441 0.131 0.080 0.085 O.Q75 0.070
Dalam upaya pencapaian bidang Direktorat Bina Program, dibutuhkan dana
sebesar Rp. 0,441 triliun, dana tersebut akan dialokasikan selama lima tahun,
yaitu pada tahun 2010 sebesar Rp. 0,131 triliun, tahun 2011 sebesar Rp. 0,080
triliun, tahun 2012 sebesar Rp. 0,085 triliun, tahun 2013 sebesar Rp. 0,075 triliun,
dan tahun 2014 sebesar Rp. 0.070 triliun .
Tabel 6.8:
Matrik Rencana Strategis Direktorat Jenderal Cipta Karya 2010-2014
Sa saran/ lndikator Kinerja lndikator lndikator Kinerja
Tujuan I Target Kinerja Ulama Kegiatan I Target Sub Sasaran Outcome IJumlah I Satuan Outcome Output
j JumlahJ Satuan
I Pengembangan Pennu klman
, Penyusunan "Tujua n 1 1 1 Tersusunnya Produk 5 produk 1 1 Penyusunan NSPK 1 1 Jumlah Produk NSPK 5 produk NSPK bidang Memngkatkan NSPK nastonal bidang nas10nat btdang nastonal btdang
pengembangan kuahtas pengembangan pengembangan permuktman permuktman perencanaan permuktman perrnuktman
pembangunan
mrrastruktur PU 1.2Terselenggaranya 205 kotalkab 1 2 Pendamptngan 1 2Jumlah Produk 205 produk dan pengendahan pendamptngan penyusunan NSPK NSPK daerah bidang pemanfaatan penyusunan NSPK daerah b+dang permuktman ruang bagt daerah bidang pengembangan
terwutudnya pengembangan permuktman
pembangunan permuktman
yang
2 Penyusunan berkelantutan 2 Tersusunnya Strategt 207 Kota/Kab 2 Pendamptngan 2 Jumlah kablkota 207 Kota/Kab Strateg+ (termasuk Pembangunan penyusunan Strategt yang memperoleh Pembangunan adaptasi Permuktman dan Pembangunan pendamp+ngan Permuktman dan mittgast lnfrastruktur Per1<otaan Permuk1man dan penyusunan Strateg1 dan lnfrastruktur perubahan +khm).' (SPPIP) d+ kablkota lnfrastruktur Perkotaan Pembangunan Perkotaan (SPPIP) d1 daerah Permuk1man dan
(SPPIP) d+ lnfrastruktur Perlc:otaan daerah (SPPIP)
3 ''Tersusunnya Rencana 207 Kablkota 3 Pendamp1ngan 3 Jumlah Kab/Kota 207 Kota/Kab Pengembangan Kawasan Penyusunan Rencana yang memperoleh Permuk1man Pnontas Pengembangan pendampmgan
3 Penyusunan (RPKPP) Perkotaan dan Kawasan Permuk1man Penyusunan Rencana Rencana Perdesaan d1 Kab/Kota Pnontas (RPKPP) Pengembangan Pengembangan yang setara dengan 500 Perkotaan dan Kawasan Permuk1man Kawasan kawasan· Perdesaan d1 daerah Pnontas (RPKPP) Permuk1man yang setara dengan 500 Perkotaan dan Pnontas kawasan Perdesaan yang setara (RPKPP)d+ dengan 500 kawasan perkotaan dan
perdesaan
lndikatDr Anggaran
Uraian Usulan Kegiatan Uraian Usulan Biaya (Trilyun) Kinetja Ulama Ket/Lokasi Per Prov. Pulau Tahun I I Tahun I
Output (Rp. Trilyun 2010 12011 l 2012 l 2013l 2014l Total Satuan 2010 I 2011 l 2012l 2013l 2014l Total
.. tf .. 3 38 31o 1 es 1.21 11 68 1
Jumlah Kabl 0 007 Pusat 2 1 1 1 0 5 Paket 0 002 0.002 0.001 0.001 0.001 0007 Kola yang
menerbltkan
produk
pengaturan
dan 0 076 Selrua- 80 30 30 30 35 205 Kab/Kota 0 002 0.017 0.019 0.019 0.019 0 076 merephkast
bantek
permukiman
0 292 ·Kab Aceh T""-"' Kab Aceh Tengah. Kab Aceh Ba<at. Kab 50 50 50 24 33 207 Kab/Kota 0 050 0062 0070 0060 0.050 0 292 Aceh Besac Kab Pldoe. Kab Bnuen. Kab Aceh Tamoang, Kab
Pidoe Jaya, Kola Banda Aceh, Kola Sabang, Kola t.a->gsa Kola
t.hoO<seumawe. Kola SubWssalam. Kab T_..., Selatan
Kab Toba Sarrosr Kab Sunalungun. Kab Dei Senlang Kola
Slbolga Kota Pematcng Saantar: Kota Teblng T11"199': Kab
labuhan Batu. Kola Sr,ar Kola Padang セ N kッャ。@
Gunung Srtoti. Kat> Sotok. Kab Sawahlunto/S<oU"JU'19 Kab
Tanah Datar, Kab Dharmas Raya Kota Padang Kota Solok.
Kota Sawah lunto. Kota Padang P3nfc109, Kota Bokltbnggt Kola
Payakl.n'tluh. Kota Panaman.·
0 290 "Kab Kuantan Sngngt Kab lndrag111 H.,_ Kab Pelalcrwan. Kab
Karnpar: Kab Rokan Hiler: Kota Pekan Baru, Kota Ot.rnat. Kab
Natuna. Kab lxlgga Kota Batam. Kola Tat'IJll'lQ Pnang. Kab
Meraogm. Kab Satang Han. Kab Muaro .Jamb!. Kab TanJUOQ 30 60 45 40 32 207 Kab/Kota 0.029 0071 0 080 0060 0050 0 290 Jabung r..,..,.-KOO ran,ung .Jabung Ba<at KOO Bungo Kota
Jamb; Kota Sungal Penuh. Kab Bengkulu Setatan. Kab Re,ang
leW>g Kab Bengkulu Utarn Kab SOOma Kab Kepahoang
Kab Bengkulu Tengah. Kola Bengkulu Kab Ogan Komemg
Ukl. Kab Ogan Komemg l'c dl"
6-15 '
Sasaran/ lndikator Kinerja Indicator lndikator Kinerja
Sub Sasaran Tujuan Outcome
Target Kinerja Utama Kegiatan Output
Target
Jumlah Satuan Outcome Jumlah 1 Satuan
4 Pendamp<ngan 4 Tersusunnya rencana 207 Kawasan 4 Pendamp<ngan 4 Jumlah produk 207 Produk
Penyusunan tmdak penanganan penyusunan rencana pendamp1ngan
Rencana Tindak kawasan kumuh undak penanganan penyusunan rencana
Penanganan perkotaan d1 Kab/Kota kawasan permuk1man undak
Kawasan Kumuh kumuh peri<otaan d1
d1 perkotaan Kab/Kota
5 Pemb1naan 5 Memngkatnya 60 Produk 5 Penyelenggaraan 5 Jumlah produk 60 Produk kelembagaan kemampuan peran diS8ffii03SI. SOSI3hS3SI, dl5effii03SI, SOSI3hS3SI,
(organ•sas• dan sena masyarakat dalam d1klat, dan lokakarya d1klat. dan lokakarya SDM)serta penyelenggaraan bag• pemda, masyarakat bag' pemda, pemngkatan pengembangan dan swasta masyarakat dan swasta peran permuk•man masyarakat
dalam
penyoleng-
garaan
pengembangan
permuk•man
6-16
セ@ Uraian Usulan Kegiatan Uraian Usulan Biaya (Trilyun) IOrllljl Ulna セイ。ョ@ Ket/Lokasi Per Prov. Pulau Tahun Tahun セ@
(Rp lyun 2010 I 2011 I 2012 I 201312014
Total Satuan 2010 2011 2012 2013 2014
Total
0.272 "Sabang (1);Aceh Ba<al Daya (1); Bweuen(1);Aceh Songlol(1) 95 30 30 30 22 207 Kawasan 0 .0 15 0 .0 71 0.075 0 .066 0.045 0.272
. Kab p.....,. Selalan (1);Kab Solo!< Selalan (1r, Kab
Ollatmastaya (1).Kab Tanah Dalar (1).Kab Pasarnan (1);
Kab Pasaman Baral (1),Kola Padang (1);Kola Bulolllngg; (1);
Pekanbaru (1); Kampar ( 1): Kuantan Stngmg• (1}; Pelalawan
(1); eurn.. (1); Kola Tan)ungponang (1); Kola Bolam (1);
Kola Jambo (1); Kab Sarolangun (1); Kola Bengkulu (1).
Kab Bengkulu Selalan (1); Kab Re,ang lebong (1): Kab
Bengkulu Utara (1}; Kab Banyuasm (1); Kab MU$1 b。ョケオ。ウセョ@
(1); Kab OKU (1); Kab Ogan lr.r (1): Kota lubukllnggau (1);
Kola Pangkalponang (1); KOla Bondar Lampung (1): Kola
MelrO (1): Kab lampung Selalan (1); Kola Serang (1): Kab
Tangerang (1): Kola Pandeglang (1): Kola Oepok (1): Kab
Bandung Baral (1); Kab Bandung (1): Kab MaJOinegka (1):
Kab Sumedang (1); Kabupaten Blora, Kabupaten Kudus.
Kabupaten Jepara, Kabupaten Grobogan. Kabupaten
Semarang. Kabupaten Pemalang. Kota SalatJQa. Kab
Sleman. Bantu!, Kulon Progo. Sumenep, nァ。キセ@ Bangkalan
Pasuruan; Jember: Kab Kubu Raya (1); Kab Sambas"
"(1); KOla Ponbanak (1); Kab Bengkayang ( 1): Kab Kobar
(1): Kota Palangkaraya {1); s。セ N@ Santo Kuala Tapm,
Ban,arbaru Kota Bahkpapan. Kab Penatam Paser Utara
Kab Kutai Kartanegara Kota Manado. Kota Bltung Kota
Kotamobagu. Kab Mmut, Kola Gorontalo (3): Kab Gorontalo
(2); Kab Boalemo (2); Kab Poht.rNato (1); Kola Palu; Kab
Banggat, Kota Makassar: Kota Takalar; Kab WaJO, Kab
MamUJU (1); Kab Buton, Kota Kendan. Kab Kolaka Kab
KJungkung. Kab Karangasem, Kab LomboK Barat (1); Kab
Lombok Timnur. Kab Sumbawa. Kab Sumba Timur: Kota
Kupang, Kab TIU. Kota Tual H Q Iセ@ KotaAmbon (1), Kab
MalukuTengah (1), Kota Temate, Kab Halteng. Kota Sofifi
(1); Kota Jayapura Kab Jayapura. Kota Timd(a Kab Sorong
Aimas. Kab Sorong •
0026 33 PrCMnSI 0 20 20 15 5 60 Paket 0.002 0.006 0 .007 0 .007 0 .004 0 026
Sasaran/ lndikator Kinerja lndikator lndikator Kinerja
Tujuan I Target Kinetja Utama Kegiatan I Target Sub Sasaran Outcome
IJumlah l Satuan Outcome Output I Jumlah 1 Satuan
I Pengembangan Permuk1man Perkotaan
6 Penataan 'Tu1uan 3 6.1 Ber1<urangnya kawasan· 207 Kws 6.1 Penyedtaan tnfrastruktur 6.1 Jumlah kawasan 207 Kws kawasan Mentngkatkan kawasan kumuh dt permuktman dt kawasan- kumuh dt perkotaan
permuktman kuahtas perkotaan setara 414 Ha kawasan kumuh setara 414 Ha yang
kumuh dt ltngkungan perkotaan tertaogant
perkotaan permukiman
dan cakupan
pelayanan (dasar)
b1dang pekeqaan
umum untuk
mentngkatkan
kesejahteraan
masyarakat"
62Tersedtanya huntan 26,700 untt 6 .2Pembangunan 6 2 Jumlah satuan untt 26.700 umt
vertJkal dt kawasan- Rusunawa dan human Rumah Susun
kawasan kumuh berat dt セョヲイ。ウエイオォエオイ@ yang terbangun
perkotaan pendukungnya dan tnfrastruktur
pendukungnya
lndikalor Anggar.m Uraian Usulan Kegiatan Uraian Usulan Biaya (Trilyun)
Kinerja Ulama Ket/Lokasi Per Prov. Pulau Tahun Tahun Output (Rp. Trilyun
2010 2011 2012 2013 2014 Total Satuan 2010 2011 2012 2013 2014 Total
Jumlah 1358 Mセ@ (1);Aceh 8atat Dayo(1); Boreuen(1}.Aceh Songlol(1)' 95 30 30 30 22 207 Kawasan 0 .507 0 .231 0 .220 0 .260 0 .14 0 1.356
kawasan Kab p...,. Selatan (1),Kab s-Selatan (1) Kab Dhannastaya
yang (1) Kab Tanah 0313< (1)Kab p...,.., (1),Kab p...,..,
tertangani Barn! (1).Kota P-.g (1); Kola Bulotbnggo (1), PekanbaN (1);
1nfrastruktur Kampa< (1). Kuantan Songongo(1), Pelalawan (1); Ot.mao (1);
permuk1man Kola Tan,ungponang (1), Kola Batam HQセ@ Kola Jambo (1); Kab
Sarolilf"qoo ( 1 ); Kola BengkuOJ ( 1 ); Kab BengkuOJ Selatan
(1); Kab R">"9l""""9 HQセ@ Kab Bengktlu U1ata (1); Kab
llanyuason (1); Kab Musollanyuason (1); Kab OKU (1); Kab
Ogan l<r (1), Kola lubukinggau (1); Kola Pangkalponang (1),
Kola 8andar lampo..<>g (1), Kola Metro (1); Kab lampo..<>g
Selatan (1); Kola Serang (1); Kab Tangerang (1). Kola
Pandeglang (1). Kota Oepok (1). Kab Bandung Barn! (1); Kab
Bandung ( 1 ); Kab Majalnegka ( 1 セ@ Kab Surr<dang"
( 1 ). Kabupoten Blora Kabupoten Kudus, Kabupoten Jepara
Kabupaten Grobogan, Kabupoten Semarang Kabupoten
P...-.g Kola Salabga .. Kab Sleman. Banwl Kulon Progo
Surrenep, Ngawl. Bangkatan. Pasuruan. - Kab
Kubu Raya (1); Kab Sarrbas (1); kッエ。pッョャャ。ョ。ォHQセ@ Kab
Bengkayang ( 1 ); Kab Kobar ( 1 ); Kola Palangkaraya ( 1 );
ea,.,.,...,, Santo Kuala T-. Ban,art>aru Kola Baikpapan,
Kab Pena,am Paser Utara. Kab Kutal Kartanegara Kola
Manado. Kota Brtung Kota Kocamobagu: Kab Mlllut. Kota
Gorontalo (3); Kab Gorontalo (2). Kab 8oalemo (2); Kab
Pohuwato (1); KotaPalu.Kab Banggao KotaMal<assar
Kola Takalar; Kab W.,0 Kab f.1arn<4u (1);, Kab Buton. Kola
Kerdan, Kab Kotaka Kab i\uャァォセ@ Kab Karangasem
Kab L.omOokBarat(1).Kab lontlokTrnur;Kab Sumbawa
Kab Sumba Trnur; Koca Kupang. Kab nu. Kola Tual (1);
KotaAirbon (1), Kab Maluku Tengah (1); Kola Terna:e. Kab
Halteng Kola Sofifi (1 ); Kola Jayapura Kab Jayapura Kola
Tmoka, Kab SoroogAmas. Kab Soroog
3.330 ·Kota BandaAceh. Kota Tan,ung Salal. Kota Teblng TIOQ9' 3.960 11,746 10,994 26,700 Unit 0.300 1 530 1 500 0000 0 000 3 33
Kola S..,.. Kola Sobolga Kola Medan.Kota Padang. Kola &«rt
Trngg1. Kota Beogkulu. Kota Pekanbaru.Koca Batam. Kota
Tao,..tng ?.nang Kota Paleo'lbang KoCa Pangl<al Pnang. Kola
Bandat Lampung Kab Serang, Kola Tangerang Provmo Olo
- Bandung - Bogo<, Kab Sukaburrv. Kab c..oon Kola Oepok. Kola Bekaso. Kola Tasokrnataya Kota Semarang
Kab Coiacapkota Scrakarta Kab Karanganyar Kab Sukohar)o.
Kota Pekalongan. Kab Kudos, Kola Salabga Kab Purwoker10.
Kola Yogyakarta Kab Sleman. Kab Bantul. Kab Gresd<.
Kab larroogan. Kola Surabaya Kola Matang Kab-
Kab Jombang Kab Stdoal)o. Kab KedNl. Kota Mataram
Kola Kupang Kola Palangkaraya Kola B¥,armason. Kola
Samannda Kola Bafikpapan, Kola Tarakan. Kola Bontang Kola
Makassaf Kab luwu Tmur. Kota Bltung, Kota Manado. Kota
Gorontalo, Kola Palu Kola Bau-Bau Kota Kendan, Kab Kotaka
KotaAirbon.Kota Jayapura
Sasaran/ lndlkator Klnerja lndikator lndlkator Kinerja
Sub Sasaran Tujuan Outcome
Target Kinetja Utwna Kegiatan Output
Target Jumlah Satuan Outcome Jumlah Satuan
7 Pembangunan 7 Terwujudnya kawasan- 240 kawasan 7 Penyed1aan lnfrastruktur 7 Jumlah kawasan 240 Kawasan •nfrastruktur kawasan permukiman permukiman d1 kawasan- perumahan bag1 MBR kawasan - bagi MBR kawasan perumahan kawasan bag1 MBR permukiman
baru
8 Penanganan ·ruJuan 4 8 Tertangamnya kawasan- 15 kawasan 8 Penyed1aan lnfrastruktur 8 Jumlah kawasan 15 Kawasan kawasan Memngkatkan kawasan permuk1man permuklman pada permuklman rawan
permuk1man pembangunan pasca bencana kawasan rawan beocana bencana (Sumatera
d1 kawasan kawasan strateg1s , (Sumatera Barat. dll) (Sumatera Barat, dll) Baral, dll)
rawan bencana w1layah tertmggal (Sumatera dan penanganan Barat, dll) kawasan rawan
bencana unt uk
menguran g• kesenjangan antar
wilayah."
lrdiiiDr Anggaran
Uraian Usulan Kegiatan Uraian Usulan Biaya (Trilyun) I<NjiUIIml Ketllokas i Per Prov. Pulau Tahun Tahun セ@
(Rp. Trilyun 2010 2011 2012 2013 2014
Total Satuan 2010 2011 2012 2013 2014
Total
0837 セHQセaッ・ャャャャ。イNッャP。ケ。HQ セ bョオ・ョH Q セ MセQI@ 104 50 50 15 21 240 Kawasan 0134 0.267 0170 0.163 0.103 0.837 Kab - Selalan HQ セ M セ@ Selalan HQ セ@ Kab Ohatmastaya
H Q セ k。「@ Tanah Oalar HQセk。「@ Posaman HQ セ k。「@ p.......,
Bar.oi(1);Koca P-.g HQセQ\、。@ Xuᆱ「ョァァッHQ セN@ Pel<arbaru HQセ@
-...... H Q セ@ Kuantan 5<>gngo H Q セ@ p-HQセ@ Dl.mao ( Qセ N@
Koca tセ@ (1 セ@ Koca Batwn HQセ@ Koca Jan"b (1 セ@ Kab
Sarolangun H Q セ@ Koca Sengi< ... HQセ@ Kab Sengi< ... Selatan
HQセ@ Kab Re,ang lebong HQセ@ Kab Bengk ..... Utara HQセ@ Kab
Banyuoson ( 1 セ@ Kab ....... Banyuoson ( 1 セ@ Kab OKU (1 セ@ Kab
Ogan 1ir H Q セ@ Koca lut>ukirooau HQセ@ Koca Pangl<alpnaflg H Q セ@
kッ」。MセHQセkッ」。m・ャQッHQ セ M セ@
Selalan (1 セ@ Koca Senlng ( 1 セ@ Kab Tangerang ( 1 セ@ Koca
Pandeglang HQセ@ Koca De<>cl< H Q セ@ Kab 8ancU1g llar3l H Q セ@
Kab 8ancU1g (1 セ@ Kab Ma,alnegka HQ セ@ Kab Sumedang
HQセk。「オーッエ・ョXQッエ。Nk。「オーッエ・ョャ\オ\mN@ Kabupoten.Jepata
--Grobogan.-Semarang-p...-.g Koca SalaOga Kab Sloman. - "'*"' Progo
&.menep Ng;w<o. 8angkalan. p....,.,.,_ - Kab "'"""
Raya
BHQセk。「@ s。ョュウHQセkッ」。pM H Q セ k。「@ Bengkayang
HQセ@ Kab Koba< HQセ@ Koca Palangka<aya H Qセ@ Bar,atmason. Ban1o
Kuala. Tapon. Barpboru; Koca Baikpopon. Kab P..,.,.... Pose<
Utara. Kab Kulao t<ananegara; Koca Manado. Koca B4ung Koca
Kocamobagu. Kab Mrou1. Koca Goronlalo (3); Kab Goronlalo (2).
Kab Boalefro (2r, Kab l'olvNalo (1). Koca p..,, Kab Banggao.
Koca Makassar; Koca Takalar. Kab W.,O. Kab セ@ (1).
Kab BWln. Koca Kendan. Kab Kolaka. Kab Kb>gkung. Kab
Katangasem. Kab セ@ Bala1 (1 セ@ Kab セ@ rmur Kab
&m>owa. Kab S<JmOa roou: Koca Kupong Kab nu. Koca
Tual HQ セ@ KocaAA<m HQ セ@ Kab MaU<uTengah In Koca Temate.
Kab H*ng Koca Sofifi (1r, Koca .layap<n. Kab Jayapura
Koca Tmi<a Kab Sorong Amas. Kab Sorong •
0065 Kab Aoell Besar Kab A<:eh Batal. Kab T-Tengah. Kab 3 3 3 3 3 15 Kawasan 0000 0020 0020 0018 0007 0065 T- Selolan. Kab Posaman. Kab Agam. Kab Podang
Panaman. Koca P-.g. Kab p....., Selatan. Kab Sengi< ...
Utara • Kab Bengk ..... Selalan. Kab セ@ Selatan. Kab
Pandeglang. Kab Sul<abuB. Kab c.ar.r. Kab Garu1. Kab
Coams. Kab Cilacap. Kab Ban ... Kab KUonprogo. Prop l'lT8
Prop I'ITB. Prop Goronlalo. Prop 5<Jiaweso Tengah. Prop
Papua • Prop Papua Bala1
Sasaran/ lndikator Kinerja lndikator lndikator Kinerja
Tujuan I Target Kinerja Utama Kegiatan I Target Sub Sasaran Outcome
jJumlah j Satuan Outcome Output 1 Jumlah 1 Satuan
I Pengembangan Perrnuklman Perdesaan
9 Pengembangan セtujuSP@ 4 9.1 Tertanganinya 205 Kawasan 9.1 Penyediaan lnfrastruktur 9.1 Jumlah kawasan 205 kawasan
kawasan· Meningkatkan kawasan-kawasan permuktman di kawasan perdesaan potensial/
kawasan pembangunan pusat pertumbuhan di perdesaan potensial/ agropohtan setara 600
potenstal dt kawasan strategts, perdesaan termasuk agropolltan Ha yang tertangam
perdesaan wilayah terunggal agropohtan setara 600 Ha
dan penanganan
kawasan rawan
bencana untuk
mengurangt
kesenjangan antar
wilayah .·
9 2Terbangunnya kawasan 185 kawasan 9.2 Pembangunan 9.2 Jumlah kawasan 185 kawasan
tnfrastuktur sostal lnfrastruktur Sostal yang dtlayam oleh
ekonom1 wllayah Ekonomt Wtlayah tnfrastruktur pendukung
kegtatan ekonomt dan
SO Sial
10 Penataan "Tujuan 4 10 1 Men1ngkatnya kuahtas 8,803 Desa 10 1 Pembangunan 10 1 Jumtah Desa 8803 Oesa
kawasan Memngkatkan hngkungan hun1an Prasarana dan Sarana Tert1nggal yang
d1 daerah pembangunan untuk masyarakat yang Permukiman dt Desa terbangun prasarana
tert1nggal, kawasan strateg1s, unggal d1 P. KeCII, Desa Tertmggal dan sarana ltngkungan
perbatasan, wilayah tertmggal Tert1nggal dan terpenCII permuk1man
dan pulau kec1l dan penanganan
terluar kawasan rawan
bencana untuk
mengurang1
kesenjangan antar
w1layah •
10 2 セm・ュョァォ。エョケ。@ kual1tas 102 Kawasan 10.2 Pembangunan 10 2 Jumlah kawasan 102 kawasan
l1ngkungan human untuk Prasarana dan Sarana setara 500 Ha yang
masyarakat yang t1nggal Permuktman di Kawasan terbangun prasarana
d1 kawasan perbatasan Perbatasan dan pulau dan sarana hngkungan
dan pulau kecil terluar kecil terluar permuktman
yang setara dengan
500 Ha"
6--22
lndkatDr Anggaran
Uraian Usulan Kegiatan Uraian Usulan Biaya (Trilyun) Klnelja uc.na Ket/Lokasi Per Prov. Pulau Tahun Tahun
Output (Rp. Trilyun 2010 2011 2012 2013 2014
Total Satuan 2010 2011 2012 2013 2014
Total
rrP--0.780 "Kab Bnoo Hiセ@ Kab Senliw1g Bedagao HRセ@ Kab Pesosor- 55 35 35 35 45 205 Kawasan 0.098 0.174 0.155 0.198 0.155 0.780
HRセk。「NQ\。ヲイA^。イHiセk。「@ 。NNエ。ョHiセk。「@ セHRセ@ Kab
b。Amァィ。ョHRセk。「@ k。ッNN\s・ャ。ャ。ョHiセk。「@ ..... Hiセk。「@ ()g<v16r
Hiセk。「@ . .._(lt,Kab BangkaSelalan(lt,Kab セ@
Selalan(2t.Kab s・\NョァHRセk。「@ 」NNNュHャセ@ Kab Katawang
Hiセ@ Kab Magelang (1). Kab Puwote,o (It. Kab 8oyolali Hiセ@
Kab Goo..ng Kn.C (It, Kab Ban .. (It, Kab Malang (2t. Kab
San-bas (It, Kayong Ular3 Hi セ@ Kab Seruyan l<ec. Seruyan II<
Os Bangootbja(I): Kab ean,ar(I),Kab mゥJャ。オHiセ N k。「@
BolrM(IY, Kab MonaSelalanKws Ta<apaan.Kab Goronlalo
Ular3 (I T. Kab Poso Kws Wakao. Kab Bone Hiセ@ Kab ....,..,. HQセ@
Kab ._. Hiセ@ Kab IOJr9wng Hiセ@ Kab Soma Hiセ@ Kab ,_,._
Barot Hiセ@ Kab &i<J<a 1<ws P.....-SikJ<a Kab Sernm Bagoan r.,...
(1). Kab Halmohe<a r.,... Kws ,__ Ko<a Jayac>ua. Kab
Ra,a-(lt.'
I-- I-- - r-----1.285 Kab latluhanbatu. Kab l.abuhan batu utara. Kab lal:luh¥lbatu 50 35 25 20 55 185 Kawasan 0498 0 219 0 190 0189 0 189 1 285
--Kab SmalJngun. Kab Dan Kab Kaoka. Kab Langl<at. Kab 8angka Kab 8ei!lrog Kab bangka _ _ Kab
Ma<angon. Kab """"' ....... Kab ..,ang lebong Kab """'Kab
"'-"<0-mJ<o. Kab lebong Kab !Mahlaut. Kab ..... sungao
- -Kab Tabalong Kab ....... sungao tengah. Kab ean,ar
. Kab &nlang: Kab kapuas ....... Kab landak. Kab セ@
Kab """"""Ulir.J Kab S<-!a< Kab Jeneponto. Kab Bone. Kab
Enrekang Kab-........, Kab Soma Kab SurrbaNa Kab
surbawabalal
2 800 "Kab P.....-Selalan(I ). Kab s-Selalan(l). Kab lJngga 1,500 2,000 2.000 1,800 1,503 8,803 de sa 0.683 0614 0.530 0.556 0 417 2.800 Kab Anarrbas Kab Banyuas.n Hi セ@ Kab OKU (1): Kab
()g<v>"'(I),.Kab Bei1ung(l t, Kab BangkaSelatM(I ):. P
Pewahang. Kab Se<.ng (2) P Tunda/ P P..-,ang Kabupaten
Jepara Kabupaten Sema<ang - """"" Kab Bengkayang (1). Kab Kayong Ular3 (I ). Kab Gunung Mas
(I). Kab PIAau セ H i エL@ HSU Banggao Bangkep. Kab
Pangkep, Kab Selay.r Kab PoOnan ( It, Kab セ@ (1).
Kab Bon'bMa(l). Kab B<J1on (1).. Kab KlJngkung ( I ): Kab
Ka<angasem (1). Kab lon-bok Barat. Kab ,_,._ Utarn ' Kab
TTU Kab &m>a Barat. Kab MTB'
0.259 "Kab Acoh 8esa< (I). Kab Acoh Jaya (It, PIAau Rupat. Kws 39 25 25 10 3 102 Kawasan 0.017 0.098 0.060 0054 0030 0 259 Pasor Lmau Kapas Anarrbas, Ko<a Sata-n. Kab NaMa Kab
Kaouas - ( セ セ@ Kab - (1 t. Kab Sanggau (I t, Kab
&n1ang (1):; Kab Nunukan (1). Kab Kutao Barot (I). Kab. Kep
SRaro: Kab Kip Sangtle. Kab セ M Kab Ro<e Ndao. Kab
Bekl. Kab AJoc Kab MBO. Kab MTB, Kab HalJt Kws P Morotal.
Kab !men OogU. Kab Ra,;!Asr<>at Kp Dorekar p .......
RENCANA STRA EGI . DIRE'KTORAT JENDERAL OPTA KARYA
Sasaran/ Sub Sasaran
"Penyusunan NSPK bldang penataan bangunan dan l1ngkungan·
Pendamp1ngan penyusunan NSPK b1dang penataan bangunan dan hngkungan oleh Pemda
Pembina an Kelembagaan Penataan Bangunan dan L1ngkungan (SOSI311S3SI dan D1klat)
Tujuan
"TuJuan 1 Men1ngkatkan kuahtas perencanaan pembangunan 1nfrastruktur PU dan pengendahan pemanfaatan ruang bag1 terwuJudnya pembangunan yang berkelanJutan (lermasuk adaptas1 dan m1llgas1 perubahan 1khm)
1
lndikator Kinerja
Outcome
Termanlaatkannya produk pengaturan b1dang Penataan Bangunan dan lセョァォオョァ。ョ@
Termanfaatkannya NSPK b1dang PBL oleh kablkota
Termanfaatkannya RTBL sebaga1 bas1s perencanaan pada kabl kota
Tersusunnya Rencana lnduk S1St1m Proteks1 Kebakaran (RISPK)
Tersusunnya Rencana Tindak S1stem Ruang Terbuka H11au (RTH)
Tersusunnya Rencana Tindak Pengembangan Kawasan Permuk1man T rad1s10nal dan BerseJarah
Men1ngkatnya kuahtas Kabupaten/Kota dalam penyelenggaraan bangunan gedung
Target
Jumlah Satuan
37 Paket
226 kablkota
193 kablkota
125 kablkota
155 Kawasan
213 kablkota
160 Kawasan
33 Prov1ns1
33 Provms1
Kegiatan
1 Penyusunan NSPK bldang Penataan Bangunan dan Lingkungan
1 Pendampingan penyusunan NSPK Penataan Bangunan dan L1ngkungan d1 daerah
2 Penyusunan Rencana Tata Bangunan dan Lmgkungan
3 Penyusunan Rencana lnduk S1sUm Proteks1 Kebakaran (RISPK)
4 Penyusunan Rencana Tindak S1stem Ruang Terbuka H11au (RTH)
5 Penyusunan Rencana Tindak Pengembangan Kawasan Permuk1man T rad1s10nal dan BerseJarah
1 Fas1htas1 penguatan kelembagaan Penataan Bangunan dan Lingkungan, pelat•han (TOT) penyelenggaraan Bangunan Gedung, penataan l1ngkungan, dan pendataan serta pengelolaan Bangunan Gedung dan Rumah Negara
2 FasiitaSI penguatan kelembagaan Penataan Bangooan dan Lngkung-an. pelatjlan (TOT) penyelenggaraan Bangunan Gedoog, penataan lingkungan, dan pendataan serta pengelolaan Bangunan Gedung dan Rumah
lndikator Kinerja
Output
Jumlah NSPK btdang Penataan Bangunan dan L1ngkungan
Jurrlah Bantek dan pendamplng3n penyusunan NSPK Penataan Bangunan Gedung dan Llngkungan
Jumlah Kabupaten/ Kota yang mendapatkan fas!hlaS! penyusunan RTBL
Jumlah kablkota yang mendapat fasllrtas1 penyusunan Rencana lnduk S1st1m Proteks1 Kebakaran (RISPK)
Jumlah kawasan yang mendapat fas1htas1 penyusunan rencana Mdak penataan dan rev1tahsas1 kawasan
Jumlah kablkota yang mendapat fasdJtasJ penyusunan Rencana Tindak S1stem Ruang Terbuka H!JaU (RTH)
Jumlah kablkota yang mendapat fas1htaS1 penyusunan Rencana Tindak Pengembangan Kawasan Permuk1man T radiSJOOal dan b・セj。イ。ィ@
Jumlah ProvlnSI yang melaksanakan faSII!laSI Penguatan Kelembagaan Penataan Bangunan dan Lingkungan, Pelauhan (TOT). Penyelenggaraan Bangunan Gedung, Penataan L!ngkungan dan pendataan ser1a
pengelolaan Gedung dan Rumah Negara. dengan mengundang seluruh Kablkota
Jumlah PrQVV\SI yang rnelaksanakan Pernenksaan keandalan bangunan gedung 1ennaSuk gedung dan rumah negara dengan mengambil beberapa Kab/Kota terpilih yang ada pada maSing-maSing Wlla ahn a
Target
Jumlah Satuan
37 Paket
226 Banlek
193 kablkota
125 kablkota
155 Kawasan
213 kablkota
160 Kawasan
33 Prov1nsi
33 Prov•n54
Uraian Usulan Uraian Usulan Biaya (Trilyun)
I
J<.rrial1 0.019 """" 7 8 6 8 8 37 Pake1 0.004 0 .004 0.003 0.004 0.004 0.019 Kab/Kota yang menerbotkan prodU< pengaturan dan 0.113 -yangakan-.......... KabAsahan. Kab 32 50 40 52 52 226 Ban1ek O.Q16 0 .025 0.020 0.026 0.026 0.113 merepllkasl セN@ Kab Ogan Komemg UkJ. Kola Qlegon, Kola Bebso, banlek Kab llandung. Kab W<ablm. kッャ。セ@ Kola Toga<. bangt.nan Kab Mogelar1g. kッャ。セ N@ Kab Millar'9· Kola Bllar f<otJ gedurgdan - Kola- KabGowa.dl. IW>gl<ungan
0.116 -.san yang_. cfuomakan rnengow poda PP oo2N1007 32 43 28 45 45 193 kablko1a 0.019 0 026 0 017 0.027 0.027 0116 $8SU81 PKN PKN dan PKSN Kabt"Kota yang akan セ@
.,.,. .... Kola--- KabfoaJ:> 8esa< --KabAsahan, - セ@ -a-n Kab Ogan Komemg
"'· Kab セ@ Selacan. MセtョオN@ KabTangetang. Kola Bogor. Kola-· kッャ。セ@ Kola--Mal<asar . ..
0.066 -yangakan-.......... --Kola 41 21 21 21 21 125 kablko1a 0.020 0012 0.012 0 012 0.012 0.066 Palefrbang.-Pekanbaru.-Ja1<ao1a. Kola llandung. -yセ N@ -Semr.Jng MMkッャ。セ N@ Kola Suroboyo. Kab Muara Etwn. Kab T t.Oang Bowang. Kab Mogelar1g Kab MadkJn Kab Kulao Kenanegara. Kab t.crrt>c1< Tnu dl.
0078 -.san yang-cfuomakan rnengow poda pp,.., 1N1007 32 33 21 34 35 155 Kawasan 0.016 0.017 0011 0 017 O.Q18 0078 sesu<11 PKN PKW dan PKSN KaM<oca y.rg akan ditasiitasl ., ....... Kola Medan, kッャ。セMM
Mセ N kッャ。@ llandung. Kola yセ N M Semr.Jng,
Kola Makasar.- セ N M &.r.lboya. -Bolam. -tセ@ Kola Samomda. KabBengkais Kab .......,._, Kab &doal)o. Kab Suneneo. Kab Kulao セ@ ..
0.062 Kab'KoCa yang akan dilasiCasi al'1tr.l ...., --- 33 45 45 45 45 213 kablkota 0.008 0014 0 014 0.014 0014 0 062
Palerrt>arg ---- -llandung -セ@ -Semr.Jng ---Oerc>asar - Suroboyo. - C>.ma< - Qrebon. Kola s..-.. -Palongkaraya. --Kab Bnlan. Kab Banyuasn. KabBone . ..
0.061 'Jumah""""""'""' idenbfikaso yang akan <if- adalah 33 31 32 32 32 160 Kawasan 0.017 0.011 0.011 0 .011 0.011 0.061 Kab Boreun. Kab MadkJn. Kab Pada<'g Panaman, Kab KNm.on. Kab Bungo,-Pagar Alam. Kab セ@ Tnu Kab NgaM.
Kab ear,ar. - KedO>. Kab 5<og1<awang Kab-Tnu. -- · Kab lcrrt>cl< Utwa. Kab Erde ...
0.209 SeUI.nl'roproso 33 33 33 33 33 33 Provms1 0.060 0.033 0 032 0032 0 032 0 209
0.032 SeUI.nl'roproso 33 33 33 33 33 33 Provinsi 0.010 0.006 0 006 0.005 0.005 0.032
Sasaran/ lndikator Kinerja lndil<ator lndikator Kinerja
Sub Sasaran Tujuan
Outcome Target Kinerja Utama Kegiatan
Output Target
Jumlah Satuan Outcome Jumlah Satuan
4 Penataan tertJb "Tu)uan 3 2 Terpeliharanya gedung 65 Kab/Kota 1 Pengembangan 1 Jumlah Kabupa1en/ 65 Kablkota pembangunan Memngkatkan negara yang berse1arah bangunan gedung negara Kota yang mendapatl<an dan kualltas llngkungan dan berseJarah pengembangan keselamatan permuk1man bangunan gedung bangunan dan dan cakupan negara dan bersejarah hngkungan pelayanan (dasar)
b1dang pekeqaan 3 Memngkatnya jumlah 111 Kablkota 2 Percontohan 2 Jumlah Kabupaten/ 111 Kablkota umum untuk kablkota yang mendapat pengembangan Kota yang mendapatkan men1ngkatkan manfaal pengembangan sarana dan prasarana pengembangan kesejahteraan sarana dan prasarana pencegahan dan sarana dan prasarana masyarakat • pencegahan dan penanggulangan bahaya pencegahan dan
penanggulangan bahaya kebakaran penanggulangan bahaya kebakaran kebakaran
4 Memngkatnya JUmlah 128 Kab/Kota 3 Percontohan 3 Jumlah Kab/Kota yang 128 Kablkota bangunan gedung yang pengembangan mendapat dukungan memenuh1 persyaratan sarana dan prasarana pengembangan kelengkapan aksestbll1tas akses1bthtas pada sarana dan prasarana pada bangunan gedung bangunan gedung akses1b1htas bangunan
gedung
5 Penataan I Men1ngkatnya Jllmlah 152 Kawasan 1 Pengembangan sarana 1 Jumlah Kawasan 152 Kawasan bangunan kawasan yang men1ngkat dan prasarana pada setara 7 380 Ha yang pada kawasan kualrtasnya yang setara kawasan yang mengalam1 mendapatl<an dukungan strateg1s. dengan 7 380 Ha degradas1 tungs1 dan sarana dan prasarana tradJStonal, penurunan kuahtas fis1k pada kawasan yang berseJarah, dan hngkungan (reV1tal1saS<) 、セイ・カエエ。ィウ。sj@
ruang terbuka htjaU
2 Meningkatnya kuahtas 207 kawasan 2 Pengembangan sarana 2 Jumlah Kawasan 207 kawasan ruang tert>uka h11au pada dan prasarana Ruang setara 369 Ha yang hngkungan pennuluman Tert>uka H11au mendapatl<an dukungan yang setara dengan 369 Ha sarana dan prasarana
Ruang terbuka H11au
3 Men1ngkatnya kuahtas 160 Kawasan 3 Pengembangan sarana 3 Jumlah kawasan 160 kawasan hngkungan pennuluman dan prasarana kawasan setara 442 Ha yang tradiSIOilal dan bersejarah permuktman tradtsooal mendapatl<an dukungan yang setara dengan 442 Ha dan berseJarah sarana dan prasarana
pada pemuloman trad1s10nal dan befSeJarah
6 Pengembangan I Tennanfaatl<annya PIP2B 33 I Pembangunan dan I Jumlah ProvmSJ 33 ProvtnSt PIP2B yang untuk melayam masyarakat pemngkalan Pusat yang mendapat memenuh1 ProvtnSI lnformaSJ Pengembangan pengembangan PIP2B standar Permuk1man dan bangunan Bangunan (PIP2B) gedung
7 Pemberdayaan 1 Termanfaatkannya 21 ,984 keUdesa 1 Bantek. B1mtek I Jumlah Kelurahan/Desa 21,984 keUdesa masyarakat kelurahanldesa serta pendampmgan yang mendapatl<an mandiri dan dalam pendamp•ngan pemberdayaan pendamptngan sejahtera. pemberdayaan masyarakat masyarakat PNPM-P2KP pemberdayaan sostal
PNPM-P2KP (P2KPIPNPM)
lndkiiDr Uraian Usulan Kegiatan Uraian Usulan Biaya (Trilyun) Klrwjl Ullml セイ。ョ@ Ket/Lokasi Per Prov. Pulau Tahun Tahun セ@
(Rp lyun 2010 2011 2012 2013 2014
Total Satuan 2010 2011 2012 2013 2014 Total
Jumah 0.240 --"""'""""""""'------ 5 15 15 15 15 65 kablkola 0.028 0053 0 053 0.053 0.053 0.240 kawasan MセM ---llalam.-Palottlorg-yang Jol<¥ta.Kda8on<lr9 k、。YッァッイNMセN@ Mセ@lerlayano
___ l!arprmasn ____ ..
penalaan bangunan gedungdan 0 329 -1'31'9--anlarolorlKdaMedan.Koca 7 23 35 23 23 111 kablkola 0 017 0069 0.105 0.069 0.069 0.329 lilgkungat>- セM Kola l'el<.rbiw. Kola-· - Bonclr9 Kola nya Yogyakaotl Kola Sematang Kola,_., kッャ。セM Koca
5<r.ll>oya Kab ..... Elwn. Kab To.Org セM Kab Mage1ang k。「m。、オゥ N k。「kl」ッッk・イエ。ョ・ァゥキ。Nk。「セtョオ N 」。N@
0 043 -1'31'9-anlarolorl KdaSabang Kab- 10 32 22 32 32 128 kablkola 0.013 0008 0.006 0.008 0.008 0043 Kola Sclck. Kab セ@ Tengah.Jal<atta -....rnu Kola tセ@ Kola 9ogor KocaSur.lkaola. Kola Madu1 Kda
Magelang ---...
1.137 MQGSQGYMセュ・イァ。キーッ、。ppイッRjjiRjxjt@ 32 21 32 33 34 152 Kawasan 0081 0185 0 282 0290 0 299 1 137 sest.a PKN PKW dan PKSN KaM<atl y.ng akan セ@ .va
,.., ---Palottlorg-セM --Koca Bonclr9 Kda Yogyal<aU. Koca Sematang ............ kッ」。セkッ」。s\イNャャ^ッケ。 N@ Kocallalam. KocaT....-ya
--Kabllengl<als.Kab--KabSodooi)O Kab St.rnoreo. Kab KLc3o l<o<troega-a, ..
0.562
_yang __ ....,.,.., --- 39 45 33 45 45 207 kawasan 0 058 0 135 0 099 0.135 0.135 0 562 Palen'lalg Kocal'el<.rbiw Koca Jal<af1a. Koca Bonclr9 Koca Yogyakaotl. Koca Sematang Kola Makasa' Koca セ@KolaS<r.ll>oya Kocalll.ma, Kolac:.rebon Kola&r.!kar1a Kola Palar>gka-aya_ Kola s.m..m. Kab Bnan Kab 13.1nyui>on. Kab Bone. ca.
0 400 -'""""""--yang--- Kab 65 20 21 27 27 160 kawasan 0 115 0.060 0 063 0 081 0081 0 400
8<eu>. Kab--Kab セ@ F'anarna<\ Kab-Kab &.rgo. kッャ。セabョNk。「セtョオk。「nァゥjm@ Kab
Ba-p. Koca k・ZヲョNk。「セ@ KabBana>Tnu --Kab セ@ Utn. Kab Erde ..
0 160 -- 22 5 6 33 P rOVJOSI 0.072 0.040 0 048 0.000 0000 0160
5.943 -- 9,556 5.916 1,607 1,607 1,607 9,556 keVdesa 1 450 1670 1.399 0778 0 646 5 943
6--27
Sa saran/ lndikator Kinerja lndikator lndikator Kinerja
Tujuan Ta rget Kinerja Utama Kegiatan Target Sub Sasaran Outcome
j オュャ 。 ィ ャセ ョ@Outcome O utput
IJumlah ! Satuan ....... Gセ@ c-lc:l!<.<: GZ[N[[Zセ|NNZMZZZZセ@ ,':: \' L[\Lセj@ イLZNイ[LZZエ[[[⦅セス[{ゥ⦅Bウ[|@ セB@
1 Penyusunan :;ujuan. 1a Termanfaatkannya produk 25 kablkota 1 a Peoyusunan NSPK untuk 1 a Jumtah NSPK untuk 22 buah NSPKdalam pengaturan. NSPK air limbah pengelolaan air limbah pengembangan kuahtas pengelolaan air limbah, yang tersusun pengelolaan oleh Pemda sanitasi lingkungan infrastruktur PU 1 b Termanfaatkannya_ produk 20 kab/lmta 1 b Peoyusunan NSPK untuk 1b Jumlah NSPK untuk 20 buah
!dan pengendahan pengaturan. NSPK drainase drainase yang tersusun pemanfaatan ruang pengelolaan drainase, bagi terwujudnya oleh Pemda pembangunan
2 Pendampingan yang berl<elanjutan 2a Termanfaatkannya hasll 226 kablkota 2a Bantek, Bintek, dan 2a Jumlah Bantek, Bimtek 226 keg penyusunan (termasuk adaptas1 Bantek, Bintek dan pendampingan (SSK) dan pendampingan SSK yang !dan millgasi pendampingan oleh pengelolaan air limbeh (SSK) pengelolaan air berkaitan perubahan ikhm).· Pusat kepada Pemda limbah dengan untuk pengelolaan air pengelolaan limbah sanitasi lingkungan oleh 2b Termanfaatkannya has11 50 kablkota 2b Bantek, bimtek dan 2b Jumlah Bantek, Bimtek 50 keg Pemda Bantek, Bimtek dan pendampingan (SSK) untuk dan pendampingan
pendampingan oleh drainase (SSK) pengelolaan Pusat kepada Pemda drainase untuk pengelolaan drainase
3 Pembinaan I:Tujuan 3a Meningkatnya 35 Paket 3a Menyelenggarakan 3a Jumlah 35 Paket Kelembagaan
ャォオ。ャゥ[セセ ᄋ@kompetensi pengelola petatihan (diklat) teknis penyelenggaraan
(organisasi, sanitasi lingkungan dan pengelolaan samtasi pelaOhan (Diklat) teknis SDM, peran lingkungan dan pengelolaan air masyarakat)
linfrast,;;k;ur PU hmbah
dalam rangka meningkatkan
!dan • セᄋᄋᄋ@ '. ruang Jumlah 15 Paket
kemampuan penyelenggaraan pengelolaan lbagi. pelatihan (Diklat) sanitasi
IY.ang .. ,: I teknis dan pengelolaan
lingkungan drainase
セセ]セ。ウオォ@ adaptasi 3b Meningkatnya ォゥョ・セ。@ 226 kablkota 3b Monitoong & ikilerja 3b Jumlah monev kinefja 226 keg
lperubahan iklim)." pelayanan air limbah penge<rbangan air pengembangan air limbah
3c Meningkatnya kinerja 50 kablkota j&i 'kinelja 3c Jumlah monev kinerja 50 Keg pelayanan drainase .. ,,
ᄋ セ@drainase pengembangan drainase
4 Peningkatan I:Tujuan 1 a Terlayaninya kawasan 11 kawasan 1a Pengembangan 1 a Jumlah kawasan yang 11 kawasan pelayanan
I ォオ 。 ャゥ[セセ@ lingkungan untuk infrastruktur air infrastruktur air limbah terlayani infrastruktur air
infrastruktur air limbah dengan sistem dengan Slstem off-site limbah dengan sistem limbah ャ Zセセオォゥュ。ョ@ off-site off-site
.pelayanan (dasar) 1 b Terlayaninya kawasan 210 kawasan Q「pセ。ョ@ 1 b Jumlah kawasan yang 210 kawasan
Zセセセセ@ untuk . untuk infrastruktur air infrastruktur air limbah ter1ayani infrastruktur air limbah dengan sistem dengan sistem on-site limbah dengan sistem
ョッッ、セ@ ᄋセセ o\Bッ @ on-site on-site '"=Jo•noo >on
'"'"'"'-
5 Peningkatan 2 Berkurangnya jumlah 50 kawasan 2 Pengembangan infrastruktur 2 Jumlah kawasan yang 50 kawasan pelayanan genangan (4600 drainase luas genangannya (4600 infrastruktur Ha) berkurang Ha) drainase
lnclkalor Klrlllja Utama Anggaran
Output (Rp. Trilyun Ket/Lokas i Per Prov . Pulau
Jt.mahkabl 0.019 """" koCa Y'"'9 lllE!IlOib1l<al precUt pengall.ran dM 0.020 """" me<eplikasikal -peogelolaan ai'lin'olmd<vt dtamse 0.423 Semua piOWlSO
0.068 Semua piOWlSO
0.056 Semua piOWlSO
0.037 Semua-
0.029 Semua piOWlSO
0.007 Semuapromso
Jumlah 4.127 KottMedan,KottBaiM\KottPalentalg KottT..-ger.rg, Kda
kawasan Y'"'9 --ElirdnJ. KottCi'ebon. KottSomaran) Mセ@mendapat kッエエyセ@ Kott &nboya. Kott"'*'!lo Kottl!.1rpma9>. Kott
akses セMMNNNLMMprasarana31< - 0.331 Semua piOWlSO
Uraian Usulan Kegi ata n Uraian Usulan B iaya (Tri lyun ) Tahun
2010 2011 2012 2013 2014 Total Satuan 2010 Tahun
2011 2012 2013 2014 Total
3 6 6 5 5 25 buah 0.002 0.005 0.005 0.004 0.003 0.019
2 4 5 5 4 20 buah 0.002 0.004 0.005 0.005 0.004 0.020
34 39 45 52 56 226 Keg 0.039 0.080 0091 0101 0.112 0.423
10 11 11 10 50 Keg 0.009 0.013 0.014 0 015 0.017 .06768
6 8 35 Paket 0.009 0.011 0.011 0 012 0.013 0056
15 Paket 0.006 0.007 0.007 0 008 0.009 .03652
34 39 45 52 56 226 Keg 0.004 0.005 0.006 0007 0.007 0029
7 10 10 11 12 50 Keg 0.001 0 0013 0 001 0.002 0.002 0.0069
11 11 11 11 11 11 kawasan 0.222 0 943 1.015 0 874 1.073 4 127
30 35 40 50 55 210 kawasan 0.038 0049 0062 0083 0.099 0 331
26 29 34 39 45 SO kawsan 0599 0 411 0677 0.748 0.769 3204
Sasaran/ Sub Sasaran
Penyusunan NSPKdalam pengembangan pengelolaan persampahan
Pendamptngan penyusunan SSK yang berkattan dengan pengelolaan persampahan
Pembtnaan Kelembagaan (organtsast, SDM, peran masyarakat) dalam rangka memngkatkan kemampuan pengelolaan persampahan
Pemngkatan pelayanan 1nfrastruktur persampahan
Tujuan
"TUJU3n 1 Memngkatkan kualrtas perencanaan pembangunan mfrastruktur PU dan pengendahan pemanfaatan ruang bag1 terwuJudnya pembangunan yang berkelanJulan (termasuk adaptas1 dan mtbgast perubahan 1khm)."
'Tu1uan 3 Men1ngkatkan kuahtas hngkungan permuk1man dan cakupan pelayanan (dasar) bidang ー・ォ・セ。。ョ@umum untuk memngkatkan kese1ahteraan masyarakat •
lndikator Kinerja
Outcome
Termanfaatkannya produk pengaturan. NSPK. oleh Pemda
Termanfaatkannya hastl Bantek, B1mtek dan pendampingan oleh pusat kepada Pemda untuk pengelolaan persampahan
3a Memngkatnya kompetenst pengelola persampahan
3b Meningkatnya ォQョ・セ。@pelayanan persampahan
3c Men1ngkatnya keter1tbatan masyarakat dan swasta dalam pengelolaan persampahan
Ter1ayan1nya kawasan untuk 1nfrastruktur persampahan
Target
Jumlah Satuan
30 kablkota
150 kablkota
15 Paket
15 kablkota
150 keg
210 kawasan
Kegiatan
1 PeoytJSI.<l<lllNSPK lXlllA< セ@
2 Banlek, Brnlek dan pendamplngan (SSK) unllA< persampahan
3a Menyelenggaral<an pelatilan (Didat) tekros dan pengelolaan bidang persampahan
3b Fasilasi pengemllangan SU'11ber pemboayaan dan pola lm/eS1aSI pengembangan persampahan dalam rangka ITleWU)Udkan pembanglXlaO berkelarjutan yang mengadaptaSI dan memltigaSI perubahan lkim
3c Morvtonng dan evaluaSI k<1el]a pengembangan pengelolaan persampahan
1a Penyed133n nfrastruk1ur persampahan
1b Fas.iitaSI pengelolaan persampahan
1c Fasiltasl peng<.<angan sampah
lndikator Kinerja
Output
1 Jumlah NSPK untuk pengelolaan persampahan yang tersusun
2 Jumlah Bantek, B1ntek, dan pendampingan (SSK) pengelolaan persampahan
3a Jumlah penyelengga· raan pelabhan (D1klat) tekms dan pengelolaan persampahan
3b Jumlah fas1lrtaS1 pengembangan sumber pembtayaan dan pola mvestast btdang persampahan melaiUI ォ・セ。ウ。ュ。@ pemenntah, duma usaha, dan masyarakat
3c Jumlah monev ktnel)a pengembangan persampahan
1 a Jumlah kawasan yang telayam 1nfrastruktur persampahan
1 b Jumlah prasarana pengumpulan sampah
1 c Jumlah prasarana persampahan terpadu 3R
Target
Jumlah Satuan
30 buah
150 Bantek, Bintek, dan pendamplngan SSK
15 paket
15 kablkola
150 keg
210 kawasan
250 unrt
250 lokaSI
lndkiiDr Klr*ll Ulima Anggaran セ@ (Rp. Trilyun
Uraian Usulan Kegiatan Uraian Usulan Biaya (Trilyun) Ket/Lokasi Per Prov. Pulau TahUI\
2010 2011 2012 2013 2014 Total Satuan 2010 Tahun
2011 2012 2013 2014 Total
.Jt.rriahk&J/ 0.029 Plaa 3 6 7 7 7 30 buah 0002 0.006 0007 0.007 0.007 00287 kota yang rnenetllollcan セ@pengallr.Wl dan セ@ 0.154 SerruJprtM'ISO 22 28 31 34 35 150 Bantek, 0.023 0.030 0.031 0.034 O.o36 0.154 - B1ntek. セ@ dan per.;ampahan pendam-
p111gan SSK
0.037 SerruJprtM'ISO 2 3 3 3 4 15 paket 0.006 0.007 0.007 0.008 0.009 0037
O.o15 SerruJprtM'ISO 2 3 3 3 4 15 kablkota 0002 0.003 0003 0.003 0.004 O.o15
0.019 - &nl>oya. - Semnrg. - Sur.>kana. - Malang. 21 28 31 34 36 150 Keg 0.003 0.003 0004 0 004 0005 0.019 - Pel<alongan - Palen'bang. - Mataram. -セ N ャ\。「@ SerdangBedagao.-a...ng --- Yogyakarta - Bandar \.ampulg. -Tangerang dan --- 5.212 SerruJprtM'ISO 55 60 70 70 60 210 kawasan 0209 1 204 1295 1 364 1.140 5212
kawasan TPAyang rTie<W1Qkat kroe<)Mya 0.107 SerruJprtM'ISO 0 75 60 63 52 250 un1t 0.000 0.030 0.025 0028 0.024 0107
0.181 SerruJprtM'ISO 50 75 39 43 43 250 lokas1 0.034 0050 0028 0033 0.036 0.181
Sasaran/ lndikator Kinerja lndikator lndikator Kinerja
Sub Sasaran Tujuan Outcome ⦅ t。AAャ セ@ Kinelja Utama Kegiatan
0 Target
jJumlah Satuan Outcome
1AJr Minum :y;;<'''"'r';; ··::rp·
1 Pengembangan jセオェオ。ョNエ Z@ セ@ Tersusunnya NSPK Air 22 buah It Penyusunan rancangan 1 Jumlah NSPK tentang 22 buah NSPK bidang ABセBGGBGセセセᄋ@ Minum NSPK tentang a1r mnum air mrnum yang tersusun pengembangan lkualttas SPAM
ᄋᄋᄋセᄋセᄋB@2 Tersedranya NSPK air 100 Kab/Kota 2 Bantuan Teknls dan Fasilitasi 2 Jumlah kabll<ota yang 100 Kab/Kota
L[[N[セセセLセセセ@ minum dalam Peraturan Penyusunan rancangan Perda menyelenggarakan I dan pengendaltan Oaerah Kab/Kota terl<artairmnum pengembangan SPAM pernanfaatan ruang sesuai NSPK bagt terwujudnya
2 Pendamprngan pembangunan 1 Tersedianya Rencana 200 Kab/Kota 1 Pendampilgan penyusunan 1 Jumlah Rencana lnduk 200 Kab/Kota Rencana iAセセ@ berkelanjutan lnduk SPAM kabupaten/ Rencana lnduk SPAM SPAM yang Ieiah lnduk Srstem セセセ[[セセ。ーエ。ウエ@ kota drtetapkan Penyediaan Air Mrnum perubahan iklim) • kabupatenlkota
3 Peningkatan 1 Adanya dukungan penuh 100 Kab/Kota ta Pembinaan kepada para 1 Jumlah penyelenggara 100 Kab/Kota kapasitas stakeholder di kablkota peroogang keputusan arr minum yang kelembagaan dalam pengembangan dan penyelenggara air rnendapatkan termasuk SPAM rrum.m di daerah dalam pembinaan. pendidikan, Sumber Oaya pengembangan f><r Milum dan pelabhan Manusia dalam pengembangan tb Pendidikan dan Petatihan Sis tern penyelenggaran sistem Penyediaan Arr penyedaaan aJr minum Minum
2 m・ョセョァォ。 エ ョケ。@ POAM 185 POAM 2 Bantuan teknis dan 2 Jumlah PDAM yang 185 PDAM yang sehat manajemen pengelola air memperoleh pembinaan
ITll'llnl(POAM)
3 Termanfaatkannya 225 non-PDAM 3 Bantuan leknis pengelolaan 3 Jumlah pengelola atr 225 INonPDAM pengelola air minum untl.A<. pengelola air mint.m minum non-PDAM yang non-POAM yang non-l'DAM memperoleh pembinaan mendapatkan manfaat pembinaan
4 Men1ngkatnya kinerja 299 Kab/Kota 4 Morutoong dan evaiuasl 4 Jumlah Monev kinerja 299 Kab/Kota pelayanan air m1num lonelja pengembangan pengembangan
pengelo&aan at mn.m pengelolaan air minum
4 Pembinaan dan 1 Tersed1anya pra studi 23 PDAM t Penyusunan pra studi 1 Jumlah laporan pra studt 23 PDAM pendampingan kelayakan KPS ketayakan KPS kelayakan KPS dalam rangka pembiayaan
2 Terfasilitasinya 107 PDAM 2 Fasiiitasi Kredn Perbankan 2 Jumlah POAM 107 PDAM yang melakukan investasi dalam penyediaan air minum terfasil1tasi untuk dari pinjaman bank mendapatkan pinjaman
bank
3 Tersedianya alternatif 9 laporan 3Kajianpolapemblayaan 3 Jumtah studi aHennatif 9 taporan pembiayaan untuk pemblayaan pengembangan SPAM
Ket/lokasl Per Prov. Pulau
0.060 32 Propnso 0 10 20 30 40 100 Kab/Ko1a 0.000 0.006 0.012 O.o18 0.024 0.060 c--...uc-. BPPSPAM R!> 10 セmケ。\イ@
0.209 32 Propnso 30 30 40 40 60 200 Kab/Ko1a 0.022 0.033 0.044 0.044 0.066 0.209
0.025 32- 18 20 20 20 22 100 Kab/Ko1a 0 004 0.005 0.005 0.005 0.006 0.025
0.927 "32 Propnso 35 35 35 40 40 185 PDAM 0.177 0.175 0.175 0.200 0.200 0.927 c--...uc-. BPPSPAM R!> 1111 Miya<r
0.069 321'roprosi 30 30 40 50 75 225 Non 0.010 0.009 0.012 0.015 0.023 0.069 POAM
0.058 "32 Propnso 50 50 55 65 79 299 Kab/Kota 0.009 0.010 0.011 0.013 O.o15 0.058 (lemlosli< -. BPPSPAM R!> s • Miy.><r
0.042 セMLN⦅NLNNN@ セ@ Hb。イッ。イ セ MM 4 5 6 23 POAM 0.006 0.007 0.009 0.009 0.011 0.042 p。ャ。ッQァャ\。エSケ。セ@ _Mala<31\,...._Tergah. セsoor。ケ。 H soo\ヲ\キ^|GッャャュァッャN@ m。ァ・ュァ セ@ -._Gclwa. イMN。セ。ケ。N」ュNN@ セMbッァ」\ N lゥッ。ャN@ イセ@
- BergW. セMNァ@ . .mo. s.rdaA<:eh. S<barg
(lemlosli<-. BPPSPAM R!> 12.s MiY<wr
0.020 32PfOil"ISI 20 21 22 22 22 107 POAM 0.004 0.004 0.004 0.004 0.004 0.020
0.009 f'usal 0 3 9 taporan 0.000 0.001 0.002 0.003 0.003 0.009
Sasaran/ lndikator Kinerja lndikalor lndikator Kinerja
Sub Sasaran Tujuan Outcome
Target Kinefja Utama Kegiatan Output I Target
Jumlah Satuan Outcome Jumlah Satuan
5 Adaptas1 1 Ter1aksananya 32 p<op<nSI Qeセィ・ュ。エBG@ 1 Jumlah p<op<nSI 160 pt'opwlSI
perubahan tkhm kampanye hemat arr dan dan peMdoogM SlOrber ... yang melaksanakan perftndungan sumber bakucwnwun kampanye air baku air mrnum dr perdesaan dan per1totaan
2 Keterse<haan arr baku atr 8 lokasr 2 Pe<COiltahan reuse dan daur 2 Jumlah aktiVItaS reuse 8 lokaSI mrnum altematlf utang air imbah dan daur ulang 。セイ@
6 Peningkatan "'TUJUBn 3 1 Terfasilitasinya kawasan 577 kawasan 1 Fasiitasl pengembangan PS 1 Jumlah kawasan yang 577 kawasan pelayanan air Meningkatkan yang terlayani air mmum "" rTllnum MBR Per1totaan terfasihtas1 (PS a1r mmum terhadap kualltas lingkungan perpipaan d1 perkotaan m1num MBR Per1totaan) MBR Per1totaan permuklman dan
cakupan pelayanan 2 Terfasihtasrnya kapasrtas 820 IKK 2 FasitaSI penge<rbangan PS 1 JumJah IKK yang 8,200 Vdtk (dasat) bldang produksr arr minum "'rTW>Jm perkoeaaniiKK terfasdrtaSJ peket)Ballumum terpasang untuk ュ・ョセョァォ。エォ。ョ@
7 Pemngkatan kese,ahteraan 1 Terfasihtasmya desa 4,650 desa 1 FasitaSI pengeml>angM PS 1 Jumlah desa yang 4650 desa pelayanan 。セイ@ masyarakaL" yang terfayanr arr mrnum ., nwun pe<desaan terfaSihtaSI (PS a1r mrnum terhadap perpipaan dr perdesaan m1num perdesaan) MBR Perdesaan
2 Terfasihtasrnya kawasan 100 kawasan 2 Kapasltas produksl ... 2 JumJah kawasan (It/ 960 Vdt dalam kapaSitas produksr nwun 1erpas<1ng khusus det) yang terfasdrtaSI atr minum terpasang ..nul< rnen<VlQBf1 kawasan (kawasan pernekaran,
pernekaran putau ter\JiO' pulau ter1uar. perbatasan. terpencil, KAPET perbatasan, terpenal,
KAPET)
3 Terfasilitasinya kawasan 53 kawasan 3 Kapasltas produksl "" rnlllUrTl 3 Jumlah kawasan (It/ 310 Vdt dalam kapasitas produks1 terpasang khusus untuk det) yang terfasil1taS1 a1r minum terpasang mendukung pelabuhan (mendukung pelabuhan
perikanan penkanan)
セA、。イ@ Anggaran Uraian Usulan Kegiatan Uraian Usulan Biaya (Trilyun)
Klnelja Ulaml Ket/Lokasl Per Prov. Pulau Tahun Tahun I セ@
(Rp. Trllyun 2010 2011 2012 2013 2014
Total Satuan 2010 2011 2012 2013 2014 Total
J!nllah 0.050 32 propinsi 32 32 32 32 32 160 propinsi 0.010 0.010 0.010 0.010 0.010 0.050 kawasan yang mendapa1 pelay.v1an ... minumpada perodl.diJk kola/ 0.024 Banjarrnasin, Tangerang, Medan, Surakarta, 0 2 2 2 2 8 lokasi 0.000 0.006 0.006 0.006 0.006 0.024 kabupaten Surabaya, Cirebon, Yogyakarta, Semarang
1.254 32 Propinsi 74 90 100 140 173 sn kawasan 0.149 0.180 0.255 0.324 0.346 1.254
4.929 32 Propinsi 144 154 160 175 187 820 IKK 0.605 0.924 1.028 1.150 1.222 4.929
'""' 11200 ..... ..... 4.223 32 Propinsi 1472 1165 500 700 813 4650 de sa 0.690 1.319 0.550 0.770 0.894 4.223
0.292 Kep. Riau, Kaltim, Kalbar, Sulut, NTT Malut, Maluku, 18 20 20 20 22 100 kawasan 0.035 0.060 0.062 0.064 0.071 0.292 Papua, Sumut. Kaneng. Kalsel, Babel
110 ... ..... ......
0.186 21 Propinsi 13 10 10 10 10 53 kawasan 0.046 0.035 0.035 0.035 O.Q35 0.186
.. 310 ..... . ...
6- 35
Kegiatan
manajemen terselenggaranya bidang Pelaksanaan Permukiman Administrasi Penggajian
dan Perkantoran
Terselenggaranya 65 paket Administrasi dan Jumtah 65 paket Administrasi dan Pengelotaan Pegawai terselenggaranya Pengelolaan Pegawai Administrasi dan
Pengelolaan Pegawai
Meningkatnya 40 paket 3 KemafTliXJ'!ndan Jumtah meningkatnya 40 paket Kemampuan dan Kehandalan SDM dalam Kemampuan dan Kehandatan SDM datam Pengelotaan Administrasi Kehandatan SDM Pengelolaan Administrasi Keuangan dan Akuntansi dalam Pengelolaan Keuangan dan Akuntansi Administrasi Keuangan
dan Akuntansi
Terselenggaranya 45 paket 4 Pembinaan Hukum dan Jum\ah 45 paket Pembinaan Hukum dan Tersedianya Perangkat terselenggaranya Tersedianya Perangkat Penataan Hukum Pembinaan Hukum dan Penataan Hukum Tersedianya Perangkat
Penataan Hukum
Terselenggaranya 45 paket 5 Pembinaan serta Jumlah 45 paket Pembinaan sert.a Penyediaan Prasarana terselenggaranya Penyediaan dan Sarana Perieogkapan Pembinaan serta Prasarana dan Sarana Penyediaan Perlengkapan Prasarana dan Sarana
Perlengkapan
Terselenggaranya paket 6 Pembinaan dan Jumlah paket Pembinaan dan Petaksanaan habitat terselenggaranya Pelaksanaan habitat Pembinaan dan
Petaksanaan habitat
Tersedianya Sarana dan 25 Paket 7 Penyediaan Sarana dan Jumlah terpenuhinya 25 Paket Prasarana kantor yang Prasarana kantor yang baik Sarana dan Prasarana baik dan layak dan \ayak kantor yang baik dan
Penyediaan Tersedianya Penyediaan 31 Paket 1 Penyediaan Prasarana dan Jumlah tersedianya 31 Paket Prasarana Prasarana dan sarana saranaPersampahandan Penyediaan dan sarana Persampahan dan Drainase pada Lokasi Pasca Prasarana dan sarana airminum, Orainase pada Lokasi Bencana/Konflik SosiaJ Persampahan dan air limbah, Pasca Bencana/Konflik Orainase pada Lokasi persampahan Sosial Pasca Bencana/Konflik dan drainase Sosial pada Lokasi Pasca Bencana/ Tersedianya Penyediaan 65 Unit 2 Penyediaan Prasarana Nr Jumlah tersedianya 65 Paket Konflik Sosial an tar Prasarana Air Minum dan Minum dan Air Umbah pada Penyediaan Prasarana
Air Umbah pada Lokasi Lokasi Pasca Bencana I Air Minum dan Air Pasca Bencana I Konflik Konftik Sosial Umbah pada Lokasi Sosial Pasca Bencana I
Konffik Sosial
Terpenuhinya Cadangan 33 Paket 3 Penyediaan Cadangan Jumlah terpenuhinya 33 Paket Mendesak Bidang Per1<im Mendesak Bidang Perkin Cadangan Mendesak pada Lokasi Pasca pada Lokasi Pasca Bencana Bidang Per1<im pada Bencana I Konflik Sosial I Konflik SosiaJ Lokasi Pasca Bencana
I Konftik Sosial
セ@ セセセセZ@Uralan Usulan Kegiatan Uraian Usulan Biaya (Trilyun)
Ket/Lokasi Per Prov . Pulau Tahun Tahun I 2010 2011 12012 12013 12014 Total Satuan 2010 2011 2012 12013 12014 Total -- 0.660 Pusat 1900 1900 1900 1900 1900 9500 Pegawai 0.090 0.125 0.140 0.145 0.160 0.660
Dukoogan Manajemen Direl<to<al Jendefal Cipl< Kaya
0.096 Pusat 13 13 13 13 13 65 Pakel 0.005 0.017 0.020 0.025 0.029 0.0962
0.095 Pusat 8 8 8 8 8 40 Pakel 0.005 0.015 0.020 0.025 0.030 0.095
0.039 Pusal 9 9 9 9 9 45 Pakel 0.005 0.007 0.008 0.009 0.010 0.039
0.059 Pusal 9 9 9 9 9 45 Pakel 0.005 0.009 0.013 0.015 0.017 0.059
0.025 Pusal 1 1 1 1 1 5 Pakel 0.007 0.004 0.004 0.005 0.005 0.025
0.19 Pusal 5 5 7 8 8 25 Pakel 0.0035 0.035 0.045 0.053 0.056 0.193
Junlah 0.13 Pusal 5 6 5 7 8 31 Pakel 0.008 0.026 0.03 0.032 0.035 0.1310 kawasan yall!; mendapal penyediaan Prasarana dan sarana airminum, airimbah, persampahan 0.28 Pusal 13 13 13 13 13 65 Pakel 0.014 0.052 0.064 0.073 0.076 0.279 dan drainase pada lokasi pasca bencanal konflik sosiaJ
0.24 Pusal 5 6 7 7 8 33 Pakel 0.01 0.068 0.075 0.078 0.009 0240
6--37
Sasaran/ lndikator
Sub Sasaran Tujuan Kinerja lJtama Kegiatan
Outcome
Penyusunan Tersusunnya KebiJakan 30 paket Peoyusunan Ke1Joiakan dan Jumlah penyusunan 30 paket Kebl)akan, dan Strateg1 b1dang Strateg1 bidang Pennul<.rnan Kebijakan dan Strateg1 Program dan Pennuk1man bidang Permuk1man Anggaran, Kerjasama Luar Tersusunnya Program 35 paket Peoyusunan Program Jumlah penyusunan 35 paket Negen, Data dan Anggaran bidang dan Anggaran bidang Program dan Anggaran lnformasl Serta Permukiman Permuklman bldang Permuk1man Evaluas1 K1net)a lnfrastruktur Tersusunnya Kerjasama 40 paket 3 Peoyusunan Ke<jasama Jumlah penyusunan 40 paket B1dang Luar Negen dan Pola Luar Negen dan Pola k・セ。ウ。ュ。@ Luar Negen Permuk1man lnvestas1 b1dang lnveslasl dan Pola lnvestaSJ
permuk1man bldang penmuk1man
Tersusunnya Evaluas1 30 paket 4 Penyusunan EvaiUilSI dan Jumlah penyusunan 30 paket dan kQョ・セ。@ bidang KOler)a bidang Permukrnan EvaluaSJ dan K1neqa Permuk1man bidang Permuk1man
Tersusunnya Data 35 paket 5 Peoyusunan Data Jumlah penyusunan 35 paket dan lnformas1 Bldang dan lnfoml3SI Bldang Data dan lnformaSl Permuloman Permukrnan Bldang Permuloman
JUMLAH TOTAL CIPTA KARYA
Ket/Lokasi Per Prov. Pulau
0.09 Pusat 35 Paket 0.027 O.Q16 0.017 0.015 0.014 0.0885
0.09 Pusa1 8 8 40 Paket 0.026 0.016 0.017 0.015 0.014 0.0882
0.09 Pusat 6 6 6 30 Paket 0.026 0.016 0.017 0.015 0.014 0.088
0.09 Pusa1 35 Paket 0.026 0.016 0.017 0.015 0.014 0.088
50.00 7.63 9.77 9.46 50.00
Sa saran/ lndikator Kinerja lndikator lndikator Kinerja
Tujuan I Target Kinefja Utama Kegiatan L Target Sub Sasaran Outcome
IJumlah I Satuan Outcome Output 1 Jumlah 1 Satuan
UNIT ORGANISASI : BADAN PENDUKUNG PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM
LLᄋMセ@,,
- - - Mセ@ セ@
1 Pembinaan bagi Tujuan 1 : 1.1 Tersetenggaranya 62 PDAM Meningka1nya 1.1 Pembinaan PDAM 1.1 Jumlah PDAM yang 62 PDAM 62 PDAM Meningkatkan pembinaan kepada jumtah kabl dibina (" Target CK : kualitas PDAM kola yang Pembinaan di perencanaan menerapkan 185 PDAM dan pembangunan NSPK bidang nonPDAM 225) infrastruktur permukiman
PU dan dalam rangka pengendalian 1- ---- perencanaan
2 Diktat bagi pemanfaatan 2.1 Tersetenggaranya diktat 24 Kab/Kota dan 2.1 Penyetenggaraan diklat 2.1 Jumtah 24 Kab/Kola penyetenggara ruang bagi air minum pengendalian penyetenggaraan diktat air minum di 24 terwujudnya pemanfaatan KabiKota dan pembangunan ruang bagi monev di 299 yang 2.2Terselenggaranya monev 299 Kab/Kota terwujudnya 2.2 mッョセッイゥョァ@ dan Evatuasi 2.2Jumtah monev 299 Kab/Kola Kab/Kota berkelanjutan pembangunan ("Target CK : (termasuk permukiman Diktat di 1 00 adaptasi yang Kab/Kota dan dan mitigasi berl<etanjulan monev di 299 perubahan KabiKota) iktim).
3 4 Konsep NSPK 3.1 Tersedianya konsep 4 NSPK 3.1 Penyusunan konsep 3.1 Jumlah konsep NSPK 4 NSPK Air Minum dan NSPK air minum NSPK 19 Pemda sesuai NSPK 3.2Tertaksananya 19 Kab I Kola 3.2 FasitMsi penerapan NSPK 3.2 Jumtah Kab/Kota yang 19 Kab/Kola (" Target CK : 22 penyetenggaraan SPAM menyelenggarakan NSPK Air Minum sesuai NSPK SPAM sesuai NSPK dan NSPK dalam Perda di 100 KabiKota)
4 Fasilitasi 4.1 Terfasilitasinya pinjaman 66 PDAM 4.1 FasiiMsi pinjaman 4.1 Jumtah PDAM yang 66 PDAM pinjaman perbankan perbankan I sumbef mendapat rasilitas bank bagi 66 pembiayaan perbankan I sumber PDAM, 14 Pendampingan
pembiayaan
KPS, 6 studi altematif pembiayaan I pola investasi 4.2 Terselenggaranya 14 PDAM / 4.2 Pendampingan KPS 4.2 Jumlah PDAM I Kab 14 PDAM I ("Target CK: pendampingan KPS Kab l I Kola yang mendapat Kab l Fasilitasi Kola pendampingan KPS Kola pinjaman di 107 PDAM, pra studi KPS di 23 'PDAM dan 9 Laporan studi alternatif pembiayaan 4.3 Tersedianya alternatif 6 Studi 4.3 Penyusunan 。セ・ュ。エゥヲ@ 4.3 Jumtah studi ahematif 6 Studi pengembangan pembiayaan/ pota pembiayaan I pota investasi pembiayaan I pota SPAM) investasi SPAM SPAM investasi
lnclblor Uraian Usu lan Kegiatan Uraian Usulan Biaya (Trilyun) Kinlltl Ullml セイ。ョ@ Ket/Lokasi Per Prov . Pulau Tahun I I Tahun I セ@
(Rp lyun 2010 I 2011 12012 12013 12014 1 Total Satuan 2010 I 2011 I 2012 1201312014 1 Total
Jumlah 0.159 Tersebar di 33 ProWlsi 8 10 13 15 16 62 Kabl 0.0192 0 .025 0.0344 .0383 .0421 0.159 penyelenggara Kola SPAM yang meningkat kinelja pelayanannya
0006 Medan, Palembang, Jakarta, Surabaya, b。 セ N@ 3 4 5 6 6 24 PDAM 0.0008 0 .001 0.001 0.001 0.002 0 .0060 Makassar, Menado, Denpasar, Ambon
0014 Tersebar di 33 Provinsi 38 50 63 70 78 299 Kabl 0.002 0 .002 0.003 0.003 0.004 0 .0140 Kola
1-0004 Pusal 1 1 I I 1 4 NSPK 0.001 0.001 0.001 0.001 0.001 0.0040
0016 2 3 4 5 5 19 Kab/ 0.002 0.003 0.003 0.004 0.004 0 .0160 Kola
·I-- f-- -- --0 015 Kab.Tasikmalaya, Kab.Kudus. Kab. lombok 9 11 14 16 17 66 PDAM 0002 0 .002 0003 0.004 0.004 0 .0148
Tomur. Kab.Wonosobo, Kab.Cilacap. Kab. Klalen. Kab Kuningan, Kab.Sukohaljo. Kota Tegal. Kab. Pekalongan, Kota Pekaloogan. Banyunas. Kab Pasuruan. Kota Pasuruan. Gresik, Sidoai)O, Kota Surabaya, Kab.Karawang, Kab.Bekasi, Kota Bekaso
r--- 1-- f--0014 "Kota Pekanbaru, Kota Dumai, Kota Jambi, Kota 2 2 3 3 4 14 PO AMI 0002 0 002 0.003 0.003 0.004 0.0136
Bandar セ N@ Kota Medan, Kab. Tangerang, Kab / Kola Tangerang, Kota Serang, Kab Bandung, Kab. Kola Subang, Kota Cireboo. Kab. K""'"9"n. Kab. Cdacap. Kab. Kebumen, Kota Semarang, Kota Yogyakarta. (Kab. Pasuruan. Kola Pasuruan, Kab. Sidoaljo, Kab. Gresik, Kota Surabaya), (DKI Jaya, Kab. Boger, Kab. Bekasi. Kola Bekasi, Kab. Karawang)
i-
p.00085 p.00138 -
0.007 Pusal 1 1 1 1 1 6 Siudi .00110 0.002 0.002 0.0066
BAB7 PENUTUP
Rencana Strategis Direktorat Jenderal Cipta Karya tahun 2010-2014 merupakan
acuan bagi setiap Satminkai/Direktorat di lingkungan Direktorat Jenderal Cipta
Karya dalam menyusun Program dan Kegiatan setiap tahun mulai dari tahun 2010
hingga tahun 2014.
Selain program dan kegiatan yang tercantum dalam dokumen Rencana
Strategis Direktorat Jenderal Cipta Karya 2010-2014, sebagai implementasi untuk
koordinasi, konsolidasi, dan sinergi antara pemerintah pusat dengan pemerintah
daerah dan antara pemerintah pusat, pemerintah daerah serta masyarakatdan dunia
usaha agar dapat mencapai kinerja yang maksimal dalam rangka meningkatkan
ketersediaan dan kualitas pelayanan infrastruktur bidang Cipta Karya (bidang
Permukiman) yang lebih merata, maka Ditjen Cipta Karya memfasilitasi pemerintah
provinsi/kabupaten/kota untuk menyusun dokumen perencanaan terpadu yang
disebut dengan Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM). Dokumen
ini mencerminkan perencanaan terpadu secara partisipatif oleh kabupatenjkota
yang menggambarkan rencana kegiatan multi tahun (5 tahun), multi sektor, dan
multi sumber dana (pemerintah pusat, pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten/
kota serta masyarakat dan dunia usaha). Hingga saat ini telah terdapat sejumlah
427 kabupaten/kota yang telah menyusun dokumen RPIJM. Melalui RPIJM ini,
diharapkan pelayanan air minum dan sanitasi di tanah air dapat ditangani secara
bersama-sama oleh pemerintah pusat dan pemerintah daerah.
Dokumen Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta
Karya (Permukiman) ini bertujuan untuk: ( i) meningkatkan efisiensi dan efektivitas
penyelenggaraan pembangunan di Daerah; (ii) mewujudkan hasil pembangunan
yang lebih optimal melalui perencanaan pembangunan infrastruktur terpadu; (iii)
sebagai dokumen kelayakan dan kerjasama program dan anggaran pembangunan
Bidang Cipta Karya (Permukiman) di daerah antara Pemerintah Pusat, Pemerintah
Propinsi, dan Pemerintah Kabupaten/ Kota; (iv) mendorong pembangunan prasarana
dan sarana bidang Cipta Karya (Permukiman) di daerah dalam rangka memacu
pertumbuhan kabupaten/kota dan pemerataan pembangunan; (v) mendukung
pencapaian sasaran pembangunan lima tahun bidang Cipta Karya (Permukiman)
sebagaimana dimaksud dalam Renstra Bidang Cipta Karya (Permukiman) 2010-
2014 dan seterusnya maupun MDG 2015 yang akan datang.
Lampiran 1: MATRIK ARAHAN RPJP NASIONAL 2005-2025
DALAM PENYUSUNAN RPJMN BIDANG CIPTA KARYA 2010-2014
MISI PEMBANGUNAN NASIONAL
1. Mewujudkan masya-rakat yang berakhlak mulia, bermoral, ber-etika, berbudaya dan beradab.
2. Mewujudkan bangsa yang berdaya saing.
PENJELASAN MISI SASARAN POKOK PEMBANGUNAN NASIONAL PEMBANGUNAN NASIONAL
Memperkuat jati diri dan karakter bangsa melalui pendidikan yang bertujuan membentuk manusia yang bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, mematuhi aturan hukum, memelihara kerukunan internal dan antar urnatberagarna, melaksanakan interaksi antar bu-daya, mengembangkan modal sosial, menerapkan nilai-nilai luhur budaya bangsa, dan memiliki ke-banggaan sebagai bangsa Indo-nesia dalam ragka mernantapkan landasan spiritual, moral dan etika pembangunan bangsa.
Mengedepankan pembangunan sumber daya manusia berkualitas dan berdaya saing; meningkatkan penguasaan dan pernanfaatan iptek melalui penelitian, pengem-bangan, dan penerapan menuju inovasi secara berkelanjutan; membangun infrastruktur yang maju serta reformasi di bidang hukum dan aparatur negara; dan memperkuat perekonomian do-mestik berbasis keunggulan se-tiap wilayah menuju keunggulan kompetitif dengan membangun keterkaitan sistem produksi, dis-tribusi, dan pelayanan termasuk pelayanan jasa dalam negeri.
1. Terwujudnya karakter bangsa yang tangguh, kompetitif, ber-akhlak mulia, dan bermoral berdasarkan falsafah Pancasila yang dicirikan dengan watak dan perilaku manusia dan masyarkat Indonesia yang be-ragam, beriman dan betaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berbudi luhur, bertoleran, ber-gotong royong, berjwa patrio-tik, berkemang dinamis, dan berorientasi iptek.
2. Makin mantapnya budaya bangsa yang tercermin dalam meningkatnya peradaban, har-kat, dan martabat manusia In-donesia, dan menguatnya jati diri dan kepribadian bangsa.
1. Tercapainya pertumbuhan ekonomi yang berkuaitas dan berkesinambungan sehingga pendapatan perkapita pada tahun 2025 mencapai tingkat kesejahteraan setara dengan negara-negara berpenghasilan menengah, dengan tingkat pengangguran terbuka yang tidak lebih dari 5 persen dan jumlah penduduk miskin tidak lebih dari 5 persen.
2. meningkatnya kualitas sumber daya manusia, termasuk peran perempuan dalam pemban-gunan. Secara umum pening-katan kualitas sumber daya manusia Indonesia ditandai dengan meningkatnya indeks pembangunan manusia (!PM) dan indeks pembangunan gen-der ( lPG), serta tercapainya penduduk tumbuh seimbang.
ARAH PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG 2005-2025
Terdptanya kondisi rnasyarakat yang berakhlak mulia, bermoral, dan beretika sangat penting bagi terciptanya suasana kehidupan masyarakat yang penuh toleransi, tenggang rasa, dan har-monis. Di samping itu kesadaran akan budaya memberikan arah bagi perwujudan dentitas nasional yang sesuai dengan nilai-nilai luhur bu-daya bangsa dan medptakan iklim kondusif dan harmonis sehingga nilai-nilai kearifan lokal akan rnampu merespon modernisasi secara positif dan prouktf sejalan dengan nilai-nilai kebang-saan. 1. Pembangunan Agama; 2. Pembangunan dan Pemantapan Jati diri
bangsa 3. Budaya Inovatif yang berorientasi IPTEK
(a) mengedepankan pembangunan sumber daya manusia berkualitas dan berdaya sa-ing;
Pembangunan 5DM
Pengendalian Penduduk
Pembangunan Pendidikan & Kesehatan
Pembangunan Kesehatan
Pembangunan Pem.Perempuan
Pembangunan Pemuda
(b) memperkuat perekonomian domestik ber-basis keunggulan disetiap wilayah menuju keungulan kompetitif dengan membangun keterkaitan sistem produksi, distribusi, dan pelayanan di dalam negeri;
Perekonmian Domestik
Demokrasi Ekonomi
Kelembagaan Ekonomi
Pemerintah sebagai fasilitator, regulator
Struktur ekonorni;
Iptek untuk ekonomi
Kebijakan Pasar Kerja
- Investasi untuk pertumbuhan Ekonomi;
I . , i セMZ@ iIセLMNL@ . . {_ t t • ' .._ '- i
MISI PEMBANGUNAN NASIONAL
PENJELASAN MISI SASARAN POKOK PEMBANGUNAN NASIONAL PEMBANGUNAN NASIONAL
3. Terbangunnya struktur per-ekonomian yang kokoh berlan-daskan keunggulan kompetitif di bebagai wilayah Indonesia. Sektor pertanian, dalam arti luas, dan pertambangan men-jadi basis aktivitas ekonomi yang dikelola secara efisien se-hingga menghasilkan komoditi berkualitas, industri manufak-tur yang berdaya saing global, motor penggerak perekonomi-an, serta jasa yang perannya meningkat dengan kualitas pelayanan lebih bermutu dan berdaya saing.
4. Tersusunnya jaringan infra-struktur perhubungan yang andal dan terintegrasi satu sama lain. Terpenuhinya paso-kan tenaga listrik yang andal dan efisien sesuai kebutuhan, termasuk hampir sepenuhnya elektrifikasi rumah tangga dan elektrifikasi perdesaan dapat terpenuhi. Terselenggaranya pelayanan pas dan telematika yang efisien dan modern guna terciptanya masyarakat infor-masi Indonesia. Terwujudnya konservasi sumber daya air yang mampu menjaga keber-lanjutan fungsi sumber daya air.
5. Meningkatnya profesionalisme aparatur negara pusat dan daerah untuk mewujudkan tata pemerintahan yang baik, bersih, berwibawa, dan ber-tanggung jawab, serta pro-fesionat.
ARAH PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG 2005-2025
(c) meningkatkan penguasaan, pemanfaatan, dan pendptaan pengetahuan;
- Penguasaan IPTEK
- Pemanfaatan IPTEK
(d) membangun infrastruktur yang maju;
- Kemitraan dengan swasta;
- Prasarana SD Air; Kemitraan dengan Du-nia Usaha dan penguatan kelembagaan Masyarakat
- Pembangunan Transportasi (Community Base dan Wilayah)
Pembangunan Pas
Sarana dan Prasarana dan Ketenagalis-trikan;
- Air Minum dan sanitasi
(e) melakukan reformasi di bidang hukum dan aparatur negara
- Pembangunan Hukum
- Pembangunan Aparatur
MIS! PEMBANGUNAN NASIONAL
3. Mewujudkan Indonesia yang aman, damai dan bersatu.
4. Mewujudkan Indonesia yang aman, damai dan bersatu.
PENJELASAN MJSI SASARAN POKOK PEMBANGUNAN NASIONAL PEMBANGUNAN NASIONAL
Memantapkan kelembagaan de-mokrasi yang lebih kokoh; mem-perkuat peran masyarakat sipil; memperkuat kualitas desentralisasi dan otonomi daerah; menjamin pengembangan media dan kebe-basan media dalam mengomuni-kasikan kepentingan masyarakat; dan melakukan pembenahan struktur hukum dan meningkatkan budaya hukum dan menegakkan hukum secara adil, konsekuen, tidak diskriminatif, dan memihak pada rakyat kecil.
Membangun kekuatan TNI hing-ga melampaui kekuaan esensial minimum serta disegani di kawasn regional dan intemasional; me-mantapkan kemampuan dan me-ningkatkan profesionalisme Polri agar mampu melindungi dan men-gayomi masyarakat; mencegah tindak kejahatan, dan menuntas-kan tindak kriminalitas; memban-gun kapabilitas lembaga intelijen dan konta-intelijen negara dalam penciptaan keamanan nasional; serta meningkatkan kesiapan kom-ponen cadangan, komponen pen-dukung pertahanan dan kontribusi industri pertahanan nasional dalam sistem pertahanan semesta.
1. Terdptanya supremasi hukum dan penegakkan hak-hak asasi manusia yang bersumber pada Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indone-sia Tahun 1945 serta tertatanya sistem hukum nasional yang mencenminkan kelbenaran, ke-adilan, akomodatif, dan aspiratif. Terdptanya penegakan hukum tanpa memandang kedudukan, pangkat, dan jabatan seorang demi supremasi hukum dan teciptanya penghonmatan pada hak-hak asasi manusia.
2. Menciptakan landasan konsti-tusional untuk memperkuat kelembagaan demokratis.
3. Memperkuat peran masyarakat sipil dan partai politik dalam ke-hidupan politik.
4. Memantapkan pelembagaan ni-lai-nilai demoratis yang menitik-beratkan pada prinsip-prinsip toleransi, non diskriminasi, dan kemitraan.
5. Terwujudnya konsolidasi de-mokrasi pada beribagai aspek kehidupan politik yang dapat diukur dengan adanya pemer-intah yang berdasarkan hukum, birokrasi yang professional dan netral, masyarakat sipil, ma-syarakat politik dan masyarakat ekonomi yang mandiri, serta adanya kemandirian nasional.
Terwujudnya keamanan nasional yang menjamin martabat kemanu-siaan, keselamatan warga negara, dan keutuhan wilayah dari anca-man dangangguan pertahanan dan keamanan, baik dari luar negeri maupun dari dalam negeri. TNI yang profesional, komponen cadangan dan pendukung pertah-anan yang kuat terutama bela neg-ara masyarakat dengan dukungan industri pertahanan yang andal. Polri yang profesional, partisipasi kuat masyarakat dalam bidang keamanan, intelijen, dan kontra intelijen yang efektif, serta man-tapnya koordinasi antara institusi pertahanan dan keamanan.
ARAH PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG 2005-2025
Memantapkan pelembagaan demokrasi yang lebih kokoh; memperkuat peran masyarakat sipil sehinga proses pembangunan partisipatoris yang bersifat bottom up; menumbuhkan ma-syarakat tanggap (responsive community) yang mendorong semangat sukarela (spirit of vol-untarism) yang sejalan dengan makna gotong royong; memperkuat kualitas desentralisasi dan otonomi daerah; menjamin perkembangan dan kebebasan media dalam mengomunikasikan ke-pentingan masyarakat; melakukan pembenahan struktur hukum dan meningkatkan budaya hu-kum dan menegakkan hukum secara adil, kon-sekuen, tidak diskriminatif dan tidak memihak. 1. Penyempumaan struktur politik. 2. Penataan peran negara dan masyarakat
dititikberatkan pada pembentukan ke-mandirian dan kedewasaan masyarakat
3. Penataan proses politik dititikberatkan pada pengalokasian/representasi kekuasaan.
4. Pengembangan budaya politik. 5. Peningkatan peranan komunikasi dan infor-
masi. 6. Pembangunan hukum. 7. Pembangunan materi hukum. 8. Pembangunan struktur hukum. 9. Penerapan & penegakan hukum dan HAM. 10. Perwujudan masyarakat yang mempunyai
kesadaran hukum. 11. Penanggulangan penyalahgunaan kewe-
nangan aparatur Negara.
1. Keamanan nasional berdasarkan kondisi geografi, demografi, sosial, dan budaya serta berwawasan nusantara.
2. Pembangunan pertahanan yang mencakup meliputi wilayah darat yang tersebar dan beragam termasuk pulau-pulau terluar.
3. Sistem dan strategi pertahanan nasional ke-mampuan manangkal ancaman di wilayah terluar Indonesia dan kemampuan untuk mempertahankan wilayah daratan serta mengawasi dan melindungi wilayah yurisdik-si laut Indonesia dan ruang udara nasional.
Ll --3
MISI PEMBANGUNAN PENJELASAN MISI SASARAN POKOK NASIONAL PEMBANGUNAN NASIONAL PEMBANGUNAN NASIONAL
5. Mewujudkan pemba-ngunan yang lebih me-rata dan berkeadilan.
Meningkatkan pembangunan daerah; mengurangi kesenjangan sosial secara menyeluruh, keber-pihakan kepada masyarakat, ke-lompok dan wilayah/daerah yang masih lemah; menanggulangi ke-miskian dan pengangguran secara drastis menyediakan akses yang sama bagi masyarakat tertladap berbagai pelayanan sosial serta sa-rana dan prasarana ekonomi; serta menghilangkan diskriminasi dalam berbagai aspek tenmasuk gender.
1. Tingkat pembangunan yang makin merata ke seluruh wilayah diwujudkan dengan peningkatan kualitas hidup dan kesejahteraan masyarakat, termasuk berkurangnya kes-enjangan antarwilayah dalam kerangka Negara Kesatuan Re-publik Indonesia.
2. Kemandirian pangan dapat dipertahankan pada tingkat aman dan dalam kualitas gizi yang memadai serta tersedian-ya instrumen jaminan pangan untuk tingkat rumah tangga.
3. Terpenuhinya kebutuhan hu-nian yang dilengkapi dengan prasarana dan sarana pen-dukungnya bagi seluruh ma-syarakat yang didukung oleh sistem pembiayaan perumahan jangka panjang yang berkelan-jutan, efisien, dan akuntabel untuk mewujudkan kota tanpa penmukiman kumuh.
4. Terwujudnya lingkungan per-kotaan dan perdesaan yang sesuai dengan kehidupan yang bail<, berkelanjutan, serta mampu memberikan nilai tam-bah bagi masyarakat
ARAH PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG 2005-2025
4. Postur dan struktur pertahanan ... per-gerakan cepat antar wilayah dan antar pulau dan mengatasi ancaman dengan efisien.
5. peningkatan professionalisme Tentara Nasi-onal Indonesia. a. Peningkatan kondisi dan jumlah alutsista b. Pemantapan komponen cadangan dan
pendukung pertahanan negara pemban-gunan sarana dan prasarana nasional temadap kepentingan pertahanan, par-tisipasi masyarakat madani.
6. Per1indungan wilayah yurisdiksi laut Indo-nesia.
7. Meningkatkan profesionalisme Polri.
1. Pengembangan wilayah dan
2. Percepatan pembangunan dan pertumbu-han wilayah-wilayah strategis dan cepat tumbuh serta mendorong terwujudnya koordinasi, sinkronisasi, keterpaduan dan kerjasama antarsektor, antarpemerintah, dunia usaha, dan masyarakat dalam men-dukung peluang berusaha dan investasi di daerah.
3. Keberpihakan pemerintah ditingkatkan untuk mengembangkan wilayah-wilayah tertinggal dan terpencil. .. penguatan keter-kaitan kegiatan ekonomi dengan wilayah-wilayah cepat tumbuh dan strategis dalam satu 'sistem wilayah pengembangan eko-nom i'.
4. Wilayah-wilayah perbatasan dikembangkan dengan mengubah arah kebijakan pemban-gunan. Pendekatan pembangunan yang di-lakukan, selain menggunakan pendekatan yang bersifat keamanan, juga diper1ukan pendekatan kesejahteraan. Pertlatian khu-sus diarahkan bagi pengembangan pulau-pulau kedl di peribatasan yang selama ini luput dari pertlatian.
5. Pembangunan kota-kota metropolitan, be-sar, menengah, dan kecil diseimbangkan pertumbuhannya.
MISI PEMBANGUNAN NASIONAL
PENJELASAN MISI SASARAN POKOK PEMBANGUNAN NASIONAL PEMBANGUNAN NASIONAL
Lampiranl
ARAH PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG 2005-2025
6. Pertumbuhan kota-kota besar dan metro-politan dikendalikan dalam suatu sistem wilayah pebangunan metropolitan yang kompak, nyaman, eflsien;
7. Percepatan pembangunan kota-kota kecil dan menengah ditingkatkan, terutama di luar Pulau Jawa.
8. Peningkatan keterkaitan kegiatan ekonomi di wilayah perkotaan dengan perdesaan.
9. Pembangunan perdesaan didorong melalui pengembangan agroindustri padat pekerja.
10. Kapasitas pemerintah daerah terus dikem-bangkan.
1 L Memberi perhatian yang lebih besar ada kelompok masyarakat yang kurang berun-tung, tenmasuk mayarakat miskin dan ma-syarakat yang tinggal di wilayah terpencil, tertinggal, dan wilayah bencana.
12. Pemenuhan perumahan beserta prasa-rana dan sarana pendukungnya diarahkan pada (1) penyelenggaraan pembangunan perumahan yang berkelanjutan, memadai, layak, dan terjangkau serta didukung oleh prasarana dan sarana penmukiman yang mencukupi dan berkualitas ; (2) penyeleng-araan pembangunan perumahan beserta prasarana dan sarana pendukungnya yang mandiri mampu membangkitkan potensi pembiayaan yang berasal dari masyarakat dan pasar modal,menciptakan lapangan kerja, serta meningkatkan pemerataan dan penyebaran pembangunan; dan (3) pembangunan pembangunan perumahan beserta prasarana dan sarana pendukung-nya yang memperhatikan fungsi dan ke-seimbangan lingkungan hidup.
13. Pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat yang berupa air minum dan sanitasi.
14. Penanggulangan kemiskinan diarahkan pada penghonmatan, perlindungan, dan pemenuhan hak-hak dasar rakyat
. . .
ll -5
Ll-6
MISI PEMBANGUNAN NASIONAL
6. Mewujudkan Indonesia yang asri dan lestari
7. Mewujudkan Indonesia mejadi negara kepulau-an yang mandiri, maju, kuat dan berbasiskan kepentingan nasional.
PENJELASAN MISI SASARAN POKOK PEMBANGUNAN NASIONAL PEMBANGUNAN NASIONAL
Memperbaiki pengelolaan pelak-sanaan pembangunan yang dapat menjaga keseimbangan antara pemanfaatan, kebertanjutan, ke-beradaan, dan kegunaan sumber daya alam dan lingkungan hidup dengan tetap menjaga fungsi, daya dukung, dan kenyamanan dalam kehidupan pada masa kini dan masa depan, melalui peman-faatan ruang yang serasi antara penggunaan untuk permukiman, kegiatan sosial ekonomi, dan upaya konservasi; meningkatkan pemanfaatan ekooomi sumber daya alam dan lingkungan yang berkesinambungan; memperbaiki pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup untuk men-dukung kualitas kehidupan; mem-berikan keindahan dan kenyaman-an kehidupan; serta meningkatkan pemeliharaan dan pemanfaatan keanekaragaman hayati sebagai modal dasar pembangunan.
Menumbuhkan wawasan berhari bagi masyarakat dan pemerintah agar pembangunan Indonesia ber-orientasi kelautan; meningkatkan kapasitas sumber daya manusia yang berwawasan kelautan melalui pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kelautan; menge-lola wilayah laut nasional untuk mempertahankan kedaulatan dan kemakmuran; dan membangun ekonomi kelautan secara terpadu dengan mengoptimalkan pema-faatan sumber kekayaan laut se-cara t>ert<elanjutan.
1. Membaiknya pengelolaan dan pendayagunaan sumber daya alam dan pelestarian fungsi lingkungan hidup yang dicer-minkan oleh tetap terjaganya fungsi, daya dukung, dan kemampuan pemulihannya dalam mendukung kualitas kehidupan sosial dan ekonomi secara serasi, seimbang, dan lestari .
2. Terpeliharanya kekayaan ker-agaman jenis dan kekhasan sumber daya alam untuk mewujudkan nilai tambah, daya saing bangsa, serta modal pembangunan nasi-anal.
3. Meningkatnya kesadaran, si-kap mental, dan perilaku ma-syarakat dalam pengelolaan sumber daya alam dan peles-tarian fungsi lingkungan hidup untuk menjaga kenyamanan dan kualitas kehidupan.
1. Terbangunnya jaringan sarana dan prasarana sebagai pe-rekat semua pulau dan kepu-lauan Indonesia.
2. Meningkat dan menguatnya sumber daya manusia di bi-dang kelautan yang didukung oleh pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
3. Menetapkan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia, aset-aset, dan hal-hal yang terkait dalm kerangka perta-hanan negara.
4. Membangun ekonomi kelau-tan secara terpadu dengan mengoptimalkan pemanfaat-an sumber kekayaan laut se-cara berkelanjutan.
5. Mengurangi dampak bencana pesisir dan pencemaran laut.
ARAH PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG 2005-2025
1. Mendayagunakan Sumber Daya Alam yang terbarukan.
2. Mengelola Sumber Daya Alam yang tidak terbarukan.
3. Menjaga Keamanan Ketersediaan Energi.
4. Menjaga dan Melestarikan Sumber Daya Air. 5. Mengembangkan Potensi Sumber Daya Ke-
lautan. 6. Meningkatkan Nilai Tambah atas Peman-
faatan Sumber Daya Alam Tropis yang Unik dan Khas.
7. Memperhatikan dan Mengelola Keragaman Jenis Sumber Daya Alam yang ada di setiap wilayah.
8. Mitigasi Bencana Alam sesuai dengan Kon-disi Geologi Indonesia.
9. Mengendalikan Pencemaran dan Kerusakan Ungkungan.
10. Meningkatkan Kapasitas Pengelolaan Sum-ber Daya Alam dan Ungkungan Hidup.
11. Meningkatkan Kesadaran Masyarakat untuk Mendntai Ungkungan Hidup.
1. Membangkitkan wawasan dan budaya ba-hari.
2. Meningkatkan dan menguatkan peranan SDM bidang kelautan.
3. Menetapkan wilayah NKRI. 4. Melakukan upaya pengamanan wilayah ke-
daulatan yuridiksi dan aset NKRI, yang me-liputi (a) peningkatan kinerja pertahanan dan keamanan secara terpadu di wilayah perbatasan; (b) pengembangan sistem monitoring, control, and survailance (MCS); (c) pengoptimalan pelaksanaan pengaman-an wilayah perbatasan dan pulau-pulau kdl terdepan; dan (d) peningkatan koordinasi keamanan dan penanganan pelanggaran di laut.
5. Mengembangkan industri kelautan secara sinergi, optimal, dan berkelanjutan.
6. Mengurangi dampak bencana pesisir & pencemaran laut.
7. Meningkatkan kesejahteraan keluarga miskin di kawasan pesisir.
MISI PEMBANGUNAN NASIONAL
8. Mewujudkan Indone-sia yang berperan aktif dalam pergaulan inter-nasional.
PENJELASAN MISI SASARAN POKOK PEMBANGUNAN NASIONAL PEMBANGUNAN NASIONAL
Memantapkan diplomasi Indonesia dalam rangka memperjuangkan kepentingan nasional; melan-jutkan komitmen Indonesia ter-hadap pembentukan identitas dan pemantapan integrasi intemasional dan regional; dan mendorong ker-jasama intemasional, regional, dan bilateral antar masyarakat, antar kelompok, serta antar lembaga di berbagai bidang.
1.
2.
Memperkuat dan mempro-mosikan identitas nasional sebagai negara demokratis dalam tatanan masyarakat in-temasional. Memulihkan posisi penting Indonesia sebagai negara demokratis besar yang di-tandai oleh keberhasilan di-plomasi difora internasional dalam upaya pemeliharaan keamanan nasional, integri-tas wilayah, dan pengamanan kekayaan sumber daya alam nasional.
3. Meningkatnya kepemimpi-nan dan kontribusi Indonesia dalam berbagai kerjasama intemasional dalam ranka mewujudkan tatanan dunia yang lebih adil dan damai.
4. Terwujudnya kemandirian na-sional dalam konsteasi global.
5. Meningkatnya investasi peru-sahaan-perusahaan Indonesia di luar negeri.
1. 2.
3. 4.
5. 6.
ARAH PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG 2005-2025
Peranan hubungan luar negeri. Penguatan kapasitas dan kredibilitas politik luar negeri. Peningkatan kualitas diplomasi. Peningkatan efektivitas dan periuasan fung-si jaringan kerjasama. Pemeliharaan perdamaian dunia. Penguatan jaringan hubungan dan kerja sama yang produktif.
Ll ..-7
Lampiran-2 INDIKATOR KINERJA DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA
-:=:= OUTCOME/ OUTPUT INDIKATOR TARGET
KETERANGAN 2010 2014 (1) (2) (3) (4) (5) (6)
Program: Meningkatnya jumlah Indikator Outcome: PEMBINAAN DAN kabupaten kota yang 1. Jumlah Kabupaten/ 0 Kab/Kota 205 Kab/Kota PENGEMBANGAN menerapkan NSPK Kota yang INFRASTRUKTUR dalam pengembangan menerbitkan produk PERMUKIMAN kawasan permukiman pengaturan dan
sesuai rencana tata mereplikasi bantek ruang wilayah/kawasan permukiman bagi terwujudnya 2. Jumlah Kabupaten/ 32 Kab/Kota 226 Kab/Kota pembangunan Kota yang permukiman serta menerbitkan produk jumlah kawasan yang pengaturan dan mendapat akses mereplikasi bantek pelayanan infrastruktur bangunan gedung bidang permukiman yang dan lingkungan berkelanjutan 3. Jumlah Kab/Kota yang 34 Kab/Kota 226 Kab/Kota
menerbitkan produk pengaturan dan mereplikasikan bantek pengelolaan air limbah dan drainase
4. Jumlah Kab/Kota 22 Kab/Kota 150 Kab/Kota yang menerbitkan produk pengaturan dan mereplikasikan bantek pengelolaan persampahan
5. Jumlah Kab/Kota yang 0 Kab/Kota 100 Kab/Kota menerbitkan produk pengaturan dan mereplikasikan bantek air minum
6. Penyusunan 496 Kab/ Kota 496 Kab/Kota Kebijakan, Program Dan Anggaran, Kerjasama Luar Negeri, Data lnformasi Serta Evaluasi Kinerja lnfrastruktur Bidang Permukiman
7. Dukungan Manajemen 496 Kab/ Kota 496 Kab/ Kota Direktorat Jenderal Cipta Karya
8. Jumlah kawasan 1125 Kawasan 6740 Kawasan yang tertangani infrastruktur permukiman
9. Jumlah kawasan yang 33 Kawasan 209 Kawasan terlayani penataan bangunan gedung dan lingkungannya
10. Jumlah kawasan 64 Kawasan 508 Kawasan yang mendapat akses prasarana dan sarana air limbah
L2-1
PROGRAM/ OUTCOME/ OUTPUT INDIKATOR
TARGET KETERANGAN KEGIATAN 2010 2014
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
11. Jumlah kawasan yang 39 Kawasan 106 Kawasan teranganl pelayanan drainase
12. Jumlah kawasan yang 55 Kawasan 210 Kawasan tertangani sistem per.;ampahan
13. Jumlah kawasan yang 103 Kawasan 783 Kawasan mendapat pelayanan air minum kepada penduduk kt:Xa/ kabupaten
14. Dukungan lnfrastruktur Direktorat Jenderal Opta Karya
IKU: 1. Jumlah Kabupaten/ 88 Kab/ Kota 969 Kab/Kota
Kota yang menerbitkan produk pengaturan dan mereplikasi bantek permukiman, bangunan gedung dan lingkungan, pengelolaan air hmbah dan drainase, pengelolaan per.;ampahan dan a1r minum
2. Jumlah Kebtjakan, 992 Kab/Kota 992 Kab/Kota Program Dan Anggaran, Kerjasama l..uar Negeri, Data lnformasi Serta Evaluasi Kinerja lnfrastruktur Bidang Permukiman.
3. Jumlah kawasan yang 1419 Kab/Kota 8556 Kab/Kota tertangani infrastruktur permukiman, terlayani penataan bangunan gedung dan lingkungannya mendapat akses prasarana dan sarana air limbah, tertangani pelayanan drainasenya, tertangani sistem per.;ampahannya, serta mendapatkan pelayanan air minumnya.
4. Jumlah penyelenggara 30% 38% air minum yang mampu menlngkatkan kinerja pelayanannya
PROGRAM/ OUTCOME/ OUTPUT' INDIKATOR TARGET i セ@
KEGJATAN 2010 2014 Trtll un) KETERANGAN
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
UNIT ORGANISASI PEI.AKSANA: DIREKTORAT PENGEMBANGAN PERMUKIMAN 11.6772
1. Pengaturan, Meningkatnya perumusan 1. Jumlah Produk NSPK 2 produk 5 produk 0.007 Pusat Pembinaan, dan pelaksanaan nasional bidang Pengawasan dan kebijakan, pembinaan permukiman Penyelenggaraan dan standarisasi teknis di 2. Jumlah Produk 80 produk 205 produk 0.076 Serroaprow1Si
dalam bidang pengembangan NSPK daerah bidang Pengembangan permukiman dan permuk.iman Permukiman meningkatnya jumlah 3. Jumlah kab/kota so Kota/Kab 207 Kota/Kab 0.292 Kab. Aceh Tmx; Kab. Aceh Tengah; Kab.
kawasan yang mendapat yang memperoleh Aceh Barat; Kab. Aceh Besor; Kab. Pick;
akses pelayanan pendampingan Kab. Boreuen; Kab. Aceh Tamiang; Kab.
infrstruktur bidang penyusunan Strategi Plcklaya; Kot3 - Aceh; Kot3 Sabang;
permukiman Pembangunan Kot3 Langsa; Kot3 lhokse\.mav.<!; Kot3
Permukiman dan セ [@ Kab. Tapan!Ji Selalan;
Infrastruktur Kab. Tobo Samosor, Kab. Simalulgun;
Perkotaan (SPPIP) Kab. Deli 5eroang; Kot3 Sibolga; -PemaiDng Sianl>r; Kot3 Tet>ng T"'9Qi;
Kab. Labuhan BatlJ; Kot3 Binj,;; Kota
Padang Sldempuan; Kot3 Guru1g Sitofi;
Kab. Solok; Kab. Sawahlunto/Sijunjung;
Kab. Tanah Datar, l<ab. Ohannas Raya;
Kot3 Padang; Kot3 Solok; Kot3 Sawah
W1to; Kot3 Padang Panjang; -Bokittinggi; Kot3 PayakumOOh; Kot3
Pariaman; Kab. --Singongi; Kab. lndo-agori .. , .. ; Kab. Pelalawan; Kab.
!Camp¥; Kab. I>Dkan -. - Man BanJ; Kot3 euma;; Kab. Naruna; Kab.
Lhjga; Kot3 Batam; Kot3 Tan1-JO<J Plnang;
Kab. Merangon; Kab. Satang Han; Kab.
Muaro Jambo; Kab. Tanjung laOOlg Tmx;
Kab. Tanjung laOOlg Barat; Kab. Bulgo;
- Jambi; Kot3 Sungal l'er'Ul; Kab. BengkUu Selalan; Kab. Rejang Lebong;
Kab. BengluAu Utlra; Kab. Seltnla; Kab.
セ [@ Kab. BenglaAu Tengah; Kot3
BengkUu; Kab. Ogan """"""9 セ [@ Kab.
Ogan Komering Ilk; dll
4. Jumlah Kab/Kota 30 Kota/Kab 207 Kota/Kab 0.290 Kota Medan Kws . Medan Tembung ; Dell
yang memperoleh 5eroang Kws. Tembong; Kab. Pl!sisir
pendampingan Selalan; Kab Solok Selatan; """' (luna;
Penyusunan Rencana Kab. !Camp¥; l<ab. Sarolangl.n; Kot3
Pengembangan l'alernb;w-g Kws. 3-4 セ [@ Kebon Pedes
Kawasan Permukiman Kot3 Boger; Majalaya Kab Bardung; l<al;
Prioritas (RPKPP) Gawe Kot3 5emarang; Tegal Panggung
Perkotaan dan Kot3 Yogyal<arta; (Jp<o<royo Kot3 Malang;
Perdesaan yang Tarrbal< Sawah Kot3 Sidoarjo; Kab.
setara dengan 500 KLilu Raya; Kab. Kayong Utlra; Kab.
kawasan l<apuas; Kab. Tapon; Sungal Dama Kot3
5amamda; Kab. -.... Selalan; Kab. Bole Bolango; Kab. Oonggala; L1fflu Tomu-
Kws Towotl; Kab. Polewal Mandar; Kab.
- ; Tabanan; Kot3 Bma; Kab. Mai\A<u
Tengah; Kot3 Temall! I<S Bas!Jong; Kot3
Bajarmason; Kab. Gowo
I ll .l''1'' lll 1 • l • ! . ' セM
PROGRAM/ KEGIATAN OUTCOME/ OUTPUT
(1) (2)
INDI KATOR
(3)
5. Jumlah produk pendampingan penyusunan rencana tindak
6. Jumlah produk diseminasi, sosialisasi, diklat, dan lokakarya bagi pemda, masyarakat dan swasta
7. Jumlah kawasan kumuh di perkotaan setara 414 Ha yang tertangani
KETERANGAN
(4) (5) (6) (7)
95 Produk 207 Produk
0 Produk 60 Produk
95 Kws 207 Kws
0.272 セHャI[nコエャX。イNjエN{I[Iケ。HャI[bゥイ・オャAエGHャI[ォャエャ@
50r9:1(1); KabA!st5r 5eatan HiI[セ@ SdaQn
HャI[x。oセHャI[k。「Nャャャョ\エAd。ッイH ャ I[k。「N@
pVyt|iイャサャI[セ@ !w.K {l);r.Dta Padang
H ャ IIャᆱ。セHャI[[pエエN。ゥGdAイオHャI[セ@
(1); IWi!lrQISr9r9{1); セHiI[@ D..rnal{l);
ャヲTxゥjセHャI[ャヲTxゥjb。。ュHャI[kャZuャ。tGo@
HャI[ic。「NセHャI[k」uセHャI[k。「N@
セセHQI[kidNpNDョァャ。ャ」イアHQI[k。「N@
セャN「イGiHiI[kNャ「NセHャI[k。「NBBMU@
セHャI[ャ\。「NoiqjHャI[k。「Noァ。ョャゥBHャI[@
kャZuセH i I[iヲTxゥjセサiI[エッGᆱ\@
b。ャBGャᄏBセ HャI[セm・エイッHャI[k。「Nセ@
Sd.aQn (1); セ@ 5s'an!i1 (I); Kab. llrQerang (1);
kcqセHャI[k」qo・ー」ォHiI[k。「Nb。ョ」ャNイャァ@
&rai(I);Kab.BarO.ng(l); k。「NセHャI[@
k。「NsiNNイョ・、ᆬャァHiI[セsォョ[セ@
kャN、T[セセセgョャ「ッァゥAョ[@
セセセp・ョ。ャ。ョァ[iccg@
Salalga, Kab. セ@ BnU; K&bl Pn:lgo; Sl.mmep;
NglloM; セヲG。sャャオ。ョ[@ )etrber,;Kab.l'dl.l
ャヲNᆬサQI[k。「NセHiI[kcqセHiI[k。「NN@
セHャI[k。「NイNᆱセイセイHャI[i\d。ゥセ@
HャI[b。ョI。ョGョャャウャョ[b。イエッkオ。F。[セ[b。イャIッャイ「。イオ[[@
エッGᆱ\b。mアZ。。ー。ョ[k。「Nセp。ウ・イャョj。[k。「N@
IUii Katanegn; kOQ Ma'\iKio; I'm! E!ltu"'g; KeG
セᄋ@ Kab. HI'U; KcQGoroQio(3); Kab..
Gon:rQio (2); KaD. Boalmo (2); Kab. Poi'I..MIJto
(1); KcQ Pak.r, Kab. b。ョァセZスセセL@ kOQMabssar; r.cu lllko!lar; Kab. Wdjo;; Kab. セHiI[@ 1<10. セmッョN@
kcqセk。「NャH、。ォ。[[k。「Nセk。「N@
セ[k。「NャNN」ZュxJFョエHャI[k。「Nl」イイエャッォ@
rmu; Kab. Su'nbawa, Kab. Suma rm..; ¥4Xil
Kl.(lang:;Kab. TIU;KcGTual(l);r..:GM'IIXI'I(l);
k。「Nセt・ョァN。ィHiI[[k」qt・ュ。エイ[k。「Nh。エ・ョゥャ[@
lf4XiJ ScM (1): KcQ セ[@ Kab. )ayap.n, r.co tャヲGャ「[セaゥュ。s[k。「NsッエッョァN@
0.026 n""'""'
1.358 ,_,(1);-. .... 0.,.(I);e.a..-(lt,_,
セiI[セs、。」NキGャサャIGセs、。エ。Gャ@
HQI[セHQI[k。「NャᆬQ。ィッ。エ。イHQI[k。「N@
p。ウ。ュ。ョHャI[セFョエHャI[iHHqp。」sゥョァ@
H Q I[QG、。セHQス[セHQI[セHQI[@
ャエオャエgiGisゥゥGYヲBYゥHQI[セHャI[エクイョャャH ャ I[[@
iHHqセHャI[イNッエ。X。エ。イョHャIZ[イTxiャャイイ「G@
HャI[k。「NセサャI[ャ^Gᆱ\セHャI[kゥ「N@
セs、。。ョHjI[kゥ「NセャNN・「ッョァHャI[k。「N@
セャN「イ。HャI[kゥ「NセHiI[k。「Nセ@
b。ョケオ。ウエャHャI[k。「NoojHャI[kjj「Noq。イAセHャI[@
ャ\、ZjセHャI[kッ・。セHャI[iHHq@
。。ュNセ サiI[ iAGᆱjhᆱイッ サ i I[ kゥ「Nセ@
Sdlbln(l);;trdaSoT!g(l);Kab. セHiI[@
ャAG、。セHQ I[ QGTQHI・ーZjャHHャ I[kュ AᆬwGiァ@
b。イQQ HQI[ エイュNb。ャB、イYHャ I[ kゥ「NセHャI [@--
PROGRAM/ ICEGIATAH
(1)
OUTCOME/ OUTPUT
(2)
INDIKATOR
(3)
8. Jumlah satuan unit hunian Rumah Susun yang terbangun dan inrrastruktur pendukungnya
9. Jumlah kawasan perumahan bag1 MBR
セセセセセセarLgセetセセセセセセ@2010 2014 Trlllun)
(4) (5) (6)
3,960 unit 26,700 unit 3.330
104 Kawasan 240 Kawasan 0.837
KETERANGAN
(7)
HャI[[セャAャ」ョNセAw、。Z@
セj・ー。イ。[セセ ] セ@
セセセicoqs。エャ。」ャY。[[icF@
sャュャゥョ [ bNjイcij [ iHjjッョヲャッッァッ [ セ[セ [@
セp。ウオG|Niwi[ャAイイエャAイ[k。「NiciN「NjrN。GH。@
(I);IC& Sow'nba5(1); 1rDQPontar.ak( l ); Kab.
セHャセkiiエエNjH、I[ャイHiI[icoqセ@
(I); ean;.mas.n; e.tD Kulll ; lllpn; 8ilnjirililnJ ;;
セセicFp・Gャ。Iャュp。ウ・イャ「イ。[k。「N@
セセ@ .• KOQM.rraclo;ICOQ&cllg;I(CQ
セk。「NセicoqセHII[iャGN。「N@
Gaorob (2); l(ab, bftJro {2); IC.1b. Pth.watD
HiI[[icoqセセbNイァ」ス。ゥ[icoqm。ォ。ウウ。イ[icoq@
セャ\ュNwゥー[[kNQ「NセHiIZ[icNQ「Nセ@
icoqセヲゥGNidNiiGdゥ。「[[k。「Nセk。「N@
セkFセXᆬ。ャHャI[k。「NャN」エイエャッォ@
TAr, Kao. セ@ Kab. Sl.m» Tm.r; leota
セkゥ「Nttv [ icoqtiriiHャI[icdオゥォイエZxjイャHャ I[@
kNQ「Nm。uエオャヲAjBYQィHiI[[icoqGヲ・ュャャエイ[k。「Nhゥセwッァ[@
icoqsッエGiG|HiI[icoqセ[ic。「NI。ケ。」Zオ。[icoq@
tュq[セaュ。ウLk。「Ns」Zエッョァ@
icoqXNjョZャャOャ。ャャLセセ[Nョァb。ャ。ゥLicoqt・エャイッY@
rrw. ICOQ ewャIャェNjcdqセセ@ MKI.!n.J(I;U p。、ャョァNicoqbuッZitゥイキ L icoqセicoq@
セjGNoエ。b。エ。ュLNicoqtiiエャェゥゥYpゥイャ。ョァNicoq@
セセpイNyGYNicoqbNjョZャ。イ@
セャヲN。「NセicoqセfGョ[ャッNアャ@
oioNicoqセicoqbッァッイNic。「Nsu」。「NイョLャ\Nャ・@
セicoqセicoqセLicoqセ@
k」qセiア「Nセセk。」@
セNkゥ「セャヲᆱ。セN@
r.-,Ko.O.a,.lf.OQSaliOQa,.I(IOPu'wolt!rul,kOUJ
セicNidセiiGNゥ「bNャイGャャャaNk。「Ngイn[L@
icii「セicoqセiヲNoqm。ャゥイアNicNAo@
)erTW, セセBᆱセ@ )lmbrq. Kib セ@ IC.Jil セ@ r<DQ セMicoqセicoqセicッエ。@
b。イッセicoqセkoqセicoq@
セicoqXッイGgイGYNicoqh。GN。ウウᆬLk。エAuNwv@
r.....,.UDIMI.rg.ICOQManada,r41U1Gcrornlo,r.ota
p。NiLNicoqセyN、。ャヲV、。ョLイN。エ^iHdゥ。ォ。Nkッエ。@
"""""""''"-"
s.tlang{l),la/!BiraCDt,ra(l); BorN!n(I);Ja/1
sゥイアNjHャILNcNop・ウ」ウキsFオョHャINBセs、。エ。ョ@
HャI[kゥ「セHャILャゥZ。「Nt。ョ。ィoゥイ。イHjI[Ac。「@
セHャILャヲNiopG。UNNャュイャFョイZHiINkᆱNNp。」ゥNjjGア@
HiILkoqセHiI[LセHiI[k。イtGHiイ。イ@
HャILjHLlmcセエセsッョァャイアHャIZセHャI[セHャI[@
lf.oQ セ@ (1); !Ct:U Batam (l),l(ota Jamb
HエセkFセHiILicdqヲャ・イGYZANaNiサQI[QcNエ「@
セUnイNゥャイャHQI[QcNQPセl・エZ」ョァHエIZャ\N。「N@
セaャャNャョHャI[ォᆱャ@ セHQIN@ Y..10.MI.s
セHiILiqdNoiojHu[ォ。「HIァ。イャャャイHャIN@
ャxiiNNi「NNエQQBQqYFQ HQI[イNZgセHiI[iHijエ。@
ャャ。GwセmイBcuGアHQI[QHQjエ。BG・wHQILQ\NQ「Nセ@
s」Aゥ。「イGャHャエヲNMZッU・G。ョ[jHャI[kNャ「セHャエゥHijエ。@
セHiI[yNエZuoヲーッォHiI[juoNb。ョエ|tッァbゥョエ@
oエヲNidbセイG」QNョ[oエQyィセュᄋセ@
セHQj[セヲャイョ[セセ@
セNI・ーョ[セcゥイッエj」ャァ。ョ[セ@
セセセNkゥョU。イイュZ[スャNォNQ「@
セNbゥイエゥNaNkNijmfGイ」アI[セ[セ@
セ[セ[ャ・イイエャ・イ[icNQP N kiN「オriGLqi@
PROGRAM/ OUTCOME/OUTPUT TARGET iセ B@ KETERANGAN KEGIATAN INDIKATOR 2010 2014. Tril lun)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
10. Jumlah kawasan 3 Kawasan 15 Kawasan 0.065 Hi I[ k。「Ns。イイ「。ャウ H jI [ イNエZオセ H ャI [ k。「N@
permukiman rawan セ H ャス [ k。「NNkエャエセm H ャI [ ャ\ャョセ@
H ャ I[ セbイゥッセャ。ーイャ[X。イャIャイ「。イオ [@
bencana (5umatera セセk。「Nセp。ッィゥNjエゥョ [ k。「N@
Barat, dll) kiNqiセ [[ i^G、ゥmᆬ|。、ッ [ エイ、コゥセkッエ。@
セicN。「NmヲエNc[k、。gZZイGッBc。。ッHI I[ k。「N@
gZZイoGuAッ HRス[ kjdNbッ。ャャAエョッHRス [ Qc。dNセ@
H iI [ k、。ヲGili[ic。dNbゥAエャァァ。 [ iBTZjエ。セk、。@
t。「ャ。イ[k。「NキNェッ [ k。「Nセ H jI [ k。「NャAォNcュ[@
kッエ。セ[k。「Nセ [ k。「Nセk。「N@
セ [@ Kab. L.artdt Bani (I ); Kab.l.lmX* tュLイNk。dNセ [ iGN。「NsエNイ「。tュイLイNエZオ@
セk。「N@ TIU;KdaTwl ( l ); ICt:UAITbc:ln ( l);
Kab. M&fw Tengah (I ); Kota セ@ Kab. Hilleng;
kャZos、エャ H ャI [ kッエ。セ [ k。「Nセ [ ャHHャH。@
t セ セnmウZ[k。「Nセ@
k。「Na。AヲエbiAZウ。イ[k。「Na。Aヲエb。イ。c[k。「NNセ@
セ@ Kab. TapatU S8abn; Kab. P'a5arnlw'l; Kab.
aァョ [ k。「Np。、。ョ[セャH、。pG。、ゥAョァ[k。「N@
PesiSar Sdattlwl; Kab. BeJ9;W lb'a • Kab. 8eJ9;W セk。「NNセウ・。エ。ョ [ k。「NNセ@
Kab.SI.Jc'atuTt; Kab.Qanjlr;Kab.GIJr11;Kab.Clamls;
ICaD. Claaap; KaO. B.!mJ; Kab. セ [ pイッーN@ NTB, pイッーNnGtb [ pイッーNセ N pヲ」ーNセtiAヲャY。ィ[@
Prop. Pap.2 ; Prop. PapJa BoY-.
11. Jumlah kawasan 55 kawasan 205 kawasan ICab. Bi'a.n(l); Kab.. s・ョwゥァセ@ (2); ICab.
0.780 p・UQZウイs、。qョ HRI[ k。「Nセ H ャ I[ k。「Nbゥイgイャ@
perdesaan potensial 1 HャI[ k。「Nセ HRI[ kNQ「Nセ HRI[ k。「N@
agropolitan setara 600 セs、。。ョ H ャ I[ k。「NN@ Majt ( l ); Kab.Ogi!nll'( l );
k。「NNセ H ャ I[ k。「NNb。イGY。セs・F。エ。ョ HャI[ k。「NN@
Ha yang tertangani セs、。エゥキゥ HRI[ k。「Ns・エ。ョァ HRI[ k。「Noゥュウ@
(I); k。「NNセ H ャ I[ k。「Nm。ァ、。ョァ Hャ I[ k。「NN@
Pl.nooore;o( l); Kab.lb;olal(l); k。「NgNョウャァセ@(I ); Kab. BarnJ (1); Kab. Mal.-.g(2); Kab. 5aiTtlas H i I[ セ@ lJtin (I ); Kab. Sev,wllf«.. Servj;ln ...
lA. b。ョイーセiwIi@ (1); Kab. 8anjar (1); Kab.. "**' (I );; Kab. Elotrut (I); ICaD. MiN SdaQn Kws. Tatapa.an; Kab. Gortnalo u:.n (I); Kab. Peso Kws.. WM3; 1Cab. BMe(l); ICab.Ma}Me( l ); I(Ab.l"dak..
HャI[ ャ\。「Nセ H ャ I[ k。「Nbゥエョ。 HャI[ k。「NlN。イエ、エ@
Bnt( l ); Kab. セ@ kws. Pl!:sQr SJ:b; Kab. Senrn b。ァゥ。ョtiGtv HャI[ k。「NセtュオB@ Kws. w..de;
I!'«Jlayap.n;Kab. Ra)aAI'!l* (l}.
12. Jumlah kawasan 50 kawasan 185 kawasan 1.285 セ [ k。「NiNjdエNエャ。ョ「。エオゥNgイ。 [ k。「N@
yang dilayani セウ、。。ョ[k。「N セ[@ Katl. CWI;
k。「Nセk。「Nセk。「Nb。イY。 [ k。「N@
oleh infrastruktur b・ャ「ャャo[k。「Nセ ウ、。エ。イ|[ k。「Nセk。「N@
pendukung kegiatan iGtGaゥョェ。ョG「[ k。「N セ ャヲ「ッョァ[Ac。「 Nk。NイL k。「N@
セ [ k。「NャFョェ[k。「Nセin[@ Kab. ekonomi dan sosial イNaiDuャァゥャゥGセk。「Nセk。「N イNai siNiGwスiゥ@
エ・Gセq。ィ[k。「Nb。ョIャイ [ k。「N sゥイエ。ッァ[ k。「N AqーN。ウ エG、ャ [@
k。「NャNャュ。ォ[k。「Nh。エGョオIi[k。エャN セ iaSイ。 [ k。「N@
snjal; Kab. セN@ Kab. &:roe; Kab. fsnbng; klb.b'T'tlclk trrv; Kab.Bml; kャ「Nセ [ k。「N@..............
13. Jumlah Desa 1, 500 Desa 8803 Desa Kab. セsヲy。ョ H ャ I[@ Kab.Sc*:*Sdlan(l); , Kab.
2.800 iNjGiウャァゥ [ k。「Nセ N k。「Nb。ョカオ。ウエャ HャI[ k。「N@
Tertinggal yang oiqj HiI[ k。「N セャャイHiス[L k。「Nセ HiI[ k。「N@
terbangun B«91 seaan CIJ;. P. セ@ Kab. セ@ (2) p N tセ pN セセ ャエAーョ セ@
prasarana dan NU・ュᆬ。Bゥァ[セk・Gャ、。ゥ [L k。「Nセ@
sarana lingkungan (1}; Kab. セ uエョH i I[L k。「NqイオLァm。ウ H ャ I[@
permukiman1 Kab. P\.M.I セ H Q I[L@ HSU, BangQII, Bar9eP. kidN セ@ Kab. Sdavr,, Kab. A:*Nn (1); Kab. Mam..I)J(l).. Kab.8otTD!ni(I); Kab.&.con( l );, Kab.
セ H ャ I[ k。「Nセ H i IN k。「NャN」ZイイoZiォ@
Barac; Kab. l.cl"rtx* Utn;, Kab. TTU; Kab. SUTCa ....._...,_..,..
1. Telah mengak.omodaSI isu Pengarusutamaan Gender
PROGRAM/ ICEGJATAN OUTCOME/ OUTPUT INDIKATOR 2010
TARGET i セ@ KETERANGAN 2014 TrtUun) (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
14. Jumlah kawasan 39 kawasan 102 0.259 ャ\。「NセV・ャ。GHiI [k。「N ャ。ャャャャケゥHiI [ n。オpjMTJ[@
setara 500 Ha KM. PaW LiNu l(apar$;; セZ@ セ@ Baram; Kab.
yang terbangun nNュイッゥ[k。「NセqーN。ウゥGuオ H ャ I[ ャ\ャ「NセHャ I[@
prasarana dan Kab.S¥9}au(l); Klb. Sk'Gng(l);; k。「Nセ@
{I); l<lb. Kl..ai e.nt (I); ICib.-.. Sbro; l<ab. Kip. sarana lingkungan
セk。「Nセk。「Na」エエn、。ッ[Q\NQ「Nmj[@
permuldman 2 Kab. .Ab: Kab. Hl!l); 1C1b. HTB; 1<1b. HaU: KM.
pN ャGTゥZZjBGッqi [k。「NAイッイッ・GiciYj[セrNj[。セkdN@
セp@ ..... ;
UNIT ORGANISASJ PENATAAN BANGUNAN GEDUNG 9.569 DAN UNGKUNGAN
I. Pengaturan, Meningkatnya I. Jumlah N5PK bidang 7 Paket 37 Paket 0.019 """ Pembinaan, Dan implementasl produk Penataan Bangunan Pengawasan pengaturan, pelayanan dan Ungkungan Dalam Penataan pembinaan dan Bangunan Dan pengawasan , kualitas 2. Jumlah Bantek dan 32 Bantek 226 Bantek 0.113 ICaQI'I(.oQ,.nglfQn<*'.-w セ@ .... l(ab
Ungkungan hasll pembangunan pendampingan ArilJI:'t¥l.. セs」ャャ・JNャヲN。「oス。エャャエエュAュァャaNiLic、ゥャ@
Termasuk dan penyelenggaraan penyusunan N5PK セャヲTqセ L k。エャXNQイoNイッァNャH。「セN@
ャイ、。セャイdqtiAァャャLャヲN。「セicᆪP@Pengelolaan penataan bangunan dan Penataan Ban9unan Ma&lng. Kat! MMng. I<Dta EII'G', lf4iJ Sam.!mda. Gedung lingkungan Gedung dan KDtJ セNAca「@ <iOwa. dl Dan Rumah Ungkungan Negara, serta Penyelenggaraan Pembangunan 3. Jumlah Kabupaten/ 32 kab/kota 193 kab/kota 0.116 icM。キョNLNLMNァ」[ャーャャィセセャᄏ、、@
Bangunan Kota yang PP ro.26{l007 sesu11 PKN, PKW CWI'I PKSN. '4b/
kャZuNLNNァセ、ィゥZウゥゥ」。UQセ@ ...... :KDQs.d.J Gedung dan mendapatl<an fasilitasl ォZs|Lォa「Oャ。NヲエF・キイNャ\」ZuセiャGNャ「aNs。ィ。イ|N@
Penataan penyusunan RTBL KiXI Pldlng, Kl:U e.um. Klb HIー。ョセ@ llif, Kawasan/ iHmIセs・ャNゥ「ャイ|ic、ゥャャ。ャ」muゥセk。エャ@
Ungkungan tセi\dエ。XッァッイNiABdqX・ォ。ウゥLセm。ャ。ョァN@
Permukiman jcッqpッョエャセnォNャエoomᆬN。ウ。イN、ャ N@
4. Jumlah kab/kota yang 41 kab/kota 125 kab/kota 0.066 セケエョァャ「ョ、ゥエGゥゥAsiiiエ。sゥ。ョエ。エ。ャ。ッョ@ '""' mendapat fasilitasi
m・、ャョLkャZuセセmNNイゥャ。イオNic、ゥャ@
j。AqイオLjHdqX。イGwョァNkoqyセi\ュ@
penyusunan Rencana Semnng. JCoQ セM leoti OMpasar, J(cQ
!nduk Sistim Proteksl s.nbJy;l. li:CI Muln &wn, r..t> T!Aang Baw¥1g. K.Jt1
Kebakaran (RJSPK) セicNi「セkNッkiNuゥセ L ャヲN。「@...,.,_,..,.,., ... 5. Jumlah kawasan yang 32 Kawasan 155 Kawasan 0.078 QHMNNウ。ョセセセセーイ。、。@
mendapat fasilitasi ppセWDXNQQQpA\n L pAiZw、。ョヲGiHDn@ YJftJ/ KotiJ YJI"'9 akin dtaskasl arQra lain : KoQ Medan.
penyusunan rencana ic、ゥゥセkdqセイNN」Zエ。セNic」エj@
- tindak penataan dan Bandl.ng.KDtJYoqyat".aru , ICDtiS!mllrang.Kota
revitalisasi kawasan セNic、ゥャセォャZ。セLic、ゥゥb。uエエャ L@
ャ\」Zuセic、ゥャセ L ャH。「b・ョァォ。ャゥウL@
k。エゥセ N kNッセ N kャエャセャHNエャ@
"""'"""""""'"'
Telah mengakornod.asl tSU Yfllayah Perbatasan dan Terpenol
I an:
PROGRAM/ OUTCOME/ OUTPUT INDI KATOR
TARGET セセセ@KEGIATAN 2010 2014 t イゥャャ オセャ@
KETERANGAN
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
6. Jumlah produk 33 kab/kota 213 kab/kota 0.062 セケN。ョイL[jゥ「ョ、ゥエ。Uゥゥエ。ウャゥゥgq「ョ Z@ -diseminasi, sos ialisasi, ヲッエ・、。イ|QHTIqセk、。セャHG、。@
diklat, dan lokakarya Zキ」Nエ。LNャャG、。b。ョャ「QァNャイd」。セャ^G、ャ@
bagi pemda, s・ュ。イ。ョァNャヲゥZuセiヲ、。セセ@
セk。NjdiNイョ。ャNャャG、。セkッッセsエョォ。イエ。LN@
masyarakat dan i\dエ。セイᆱNjセiH。エIbイqョNk。ャ@
swasta I. セk。「X」ョ・N、ャN@
Jumlah kab/kota yang mendapat fasilitasi penyusunan Rencana Tindak Sistem Ruang Terbuka Hijau (RTH)
7. Jumlah kab/kota 33 Kawasan 160 Kawasan 0.061 Nオイゥ。ィセィ。ャAゥャセGHᆬQY。ォ。ョ、エ。ウャ「ャウゥ@
yang mendapat 。、。F。ゥGikNQ「セイNjゥ「h。」ゥエイエLkNQ「セ@
fasilitasi penyusunan Pdnaman. Klb Kamvl,. Kab IU'c)o. I<Dta Pag;w
o\lam,. Kab セ@ Tnu Kab No<M\. l<ab Ban)a(. Rencana Tindak
ャ\エョイN。ゥョNk。「セkNQ「bゥャイュtセk。Nj@
Pengembangan Manado, Kab lantloktAara, Kab&de. ell
Kawasan Permukiman Tradisional dan Bersejarah
8. Jumlah Provinsi 33 Provinsi 33 Provinsi 0.209 "*""'-yang melaksanakan fas1litasi Penguatan Kelembagaan Penataan Bangunan dan Lingkungan, Pelatihan (TOT), Penyelenggaraan Bangunan Gedung, Penataan Lingkungan dan pendataan serta pengelolaan Gedung dan Rumah Negara, dengan mengundang seluruh Kab/kota
9. Jumlah Provinsi 33 Provinsi 33 Provinsi 0.032 """""""""' yang melaksanakan Pemeriksaan keandalan bangunan gedung termasuk gedung dan rumah negara dengan mengambil beberapa Kab/Kota terpilih yang ada pada masing-mas1ng wilayahnya.
セ@ OUfCOME/ OlnPUT INDIKATOR TARGET セ セイ。ョ@
2010 2014 (Rp. KETERANGAN
Trtl lunl (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
10. Jumlah Kabupaten/ 5 kab/kota 65 kab/kota 0.240 SasaTiadalliatl ォッエ。ュエAャイoOiゥャャエ。セセ@
Kota yang i\d。Ahoo。ョLNャGュゥセセfャ・ャ」ゥjイwオNkッエ。@
mendapatkan bN「Gイ|セpャャャ・Gョ「ゥャイアNkッエ。Nj。セqセイエ。Nkッエ。FイッNイャァN@
pengembangan I<Dta8ogor;Kcta5emarang.IC.otaSinbirya,Kota
セicNッエ。セ@ l!'l:USilrnarrda.Kota bangunan gedung ........... negara dan bersejarah
11. Jumlah Kabupaten/ 7 kab/kota 111 kab/kota 0.329 KaQ'ICcQvangabndtas&lsiar'G'alan ' !fda
Kota yang m・、。ョNLkッエ。セkッエ。セkッエ。@
mendapatkan j。ャイNャイエ。LャゥG、。セicNッエ。セkッエ。@
pengembangan セャエ、。m。ォ。ウ。イLicNッエ。サI・イBHZャ。ウ。イLkッエ。@
セ@ セc。d@ Mun &lm,Kab TLWIQ Bawang. Kab sarana dan prasarana
セ@ ICabMacbl. k。「セセNk。「@pencegahan dan ャlwGイGoZZZエZZtセcsN@
penanggulangan bahaya kebakaran
12. Jumlah Kab/Kota yang 10 kab/kota 128 kab/kota 0.043 セケ。ョァ@ c:hsltt5l arQ'a ian ; Kota SabMg.
mendapat dukungan ic。「セイNッエ。sッャッォLk。「セtセj。ォm。@
セkッエ。セkッエ。bッApN@pengembangan
kッエ。セNkッエ。m。、オ|kッエ。m。ァ・ャNャョァLk」エ。@
sarana dan prasarana """""""''"' aksesibilitas bangunan gedung
13. Jumlah Kawasan 32 Kawasan 152 Kawasan 1.137 セケ。ョァ、ゥッャエャセエイ・GYAPjー。、。@
setara 7.380 Ha PP セyjNRVサRHQjW@ sesual PKN, Ptt:!N doJn PKSN rJJbj
yang mendapatkan kッエ。ケ。ョァ。セイッキエ、ヲャャGゥゥエ。ウャ。イオョャ。ョZ@ KotaMedlln.
kッエ。p。ャ・イイ「。エQァNkッエ。セNイNッエ。Nャ。ォゥャイエSLkッエ。@
dukungan sarana Baro.ng.I<DtaYogyalcilrta,I<Da!Semanrog.Kota
dan prasarana セNkッエ。セLkッエ。ウNョエャ。ケ。Li\d。Ab。エ。tiL@
pada kawasan yang kッエ。セN@ KotaSamarn11, k。「セ@ ICab
direvitalisasi セk。「sッ、ッゥャイェッLk。「suGョ・Q・ーLic。「kiNqi@
"""""""''" 14. Jumlah Kawasan
セケ。ョァ。ャッ。Gャ、エ。ウゥエ。ウャ。イBuイ。ャ。ャBG@ """ 39 kawasan 207 kawasan 0.562 Medan.I<Dta PalmCang. Kota セ@ I((Q
setara 369 Ha セk」エ。biAョZャイッァLNk」エ。セLiHHq@
yang mendapatkan SeNrang. J(otJ M.l!Qsar, Kota セN@ KotJ
dukungan sarana セkッエ。dNNュ。ゥLkッエ。・ャイ・「ッイエLkッエ。sオM。ャ\Z。イエjL@
dan prasarana Ruang koqiセkッエ。s。ュゥャイョZャ。Lk。「bイエ。ョLk。「@
terbuka Hijau' セNk。「ヲャッイGエエLエャN@
15. Jumlah kawasan 65 kawasan 160 kawasan 0.400 ャNュ。ィセィ。Uゥャ、・ョャZエゥォ。Aャケ。ョァ。Qqョ、エ。ウゥエ。ウャ@
ad2l&ah Kab Bire\61, Kab Mao1u\ ICab Padaog setara 442 Ha PaNman, Kab ICartr'u\ Kab セN@ Kota Pagar
yang mendapatkan aャᆬョLャ\。「セt|GョャNイk。「セNャ\。「b。ョI。ャGL@
dukungan sarana kッエ。セic。「セk。「セtヲゥGuLkッエ。@
dan prasarana Manado, ICabl.on'lbc* lba,ICabfrot. tl
pada pemukiman tradisional dan bersejarah
Te!ah mengal<omodasl ;su Oimate Change
L2--9
PROGRAM/ OUTCOME/ OUTPUT INDIKATOR TARGET i セ@ KETERANGAN KEGIATAN 2010 2014 Trlllun)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
16. Jumlah Provlnsl 2 Provinsi 33 Provlnsi 0.160 .............. yang mendapat pengembangan PIP2B
17. Jumlah Kelurahan/ 9,556 kel/desa 21,984 kel/desa 5.943 """'"""""' Desa yang mendapatl<an pendampingan pemberdayaan sosial (P2KP/PNPM)'
UNIT ORGANJSASI PELAKSANA: DIREICTORAT PENGEMBANGAN 8 .320 PENYEHATAN UNGKUNGAN PERMUKIMAN
1. Pengaturan, Meningkatnya pelayanan 1. Jumlah NSPK untuk 3 buah 25 buah 0.019 """ Pembinaan, perumusan kebtjakan, pengelolaan air Pengawasan, perencanaan teknis, llmbah yang tersusun Pengembangan pemblnaan, dan Suniber standarisasi tekn is 2. Jumlah NSPK untuk 2 buah 20 buah 0.020 """ Pemblayaan Dan dan Pengelolaan dralnase yang Pola Investasi, Pengembangan tersusun serta Pengelolaan Infrastruktur bidang Pengembangan sanltasi dan persampahan 3. Jumlah Bantek, 34 keg 226 keg 0.423 ........ ........ Infrastruktur Bimtek dan Sanitasl dan pendampingan (SSK) Persampahan pengelolaan air
lim bah
4. Jumlah Bantek, Skeg SO keg 0.068 ........_
Bimtek dan pendampingan (SSK) pengelolaan drainase
5. Jumlah 6 Paket 35 Paket 0.056 ............... penyelenggaraan pelatihan (Diklat) teknis dan pengelolaan air limbah
-== OVI'COMI!/ OUIPUI' INDIKAlOR TARGET i セ@ ICEJERANGAN 2010 2014 Trllun)
1/:;'1· ' (1) (2) (3) (4) (5) <-> (7)
6. Jumlah 2 Paket 15 Paket 0.037 """"-penyelenggaraan pelatihan (Diklat) teknis dan
pengelolaan drainase
7. Jumlah monev kinerja 34 keg 226 keg 0.029 """"-pengembangan air limbah
8. Jumlah monev kinerja 7 Keg 50 Keg 0.007 """"-pengembangan drainase
9. Jumlah kawasan yang 11 kawasan 11 kawasan 4.127 ャAG、。m・、。ョNャヲ、jb。。ャュLャHHッセャヲ、TQ@
terlayani infrastruktur セ@ li"doJ Jak.lrtJ, l<'do18ardr9.1f4a Cnbctl. air limbah dengan ャャゥァセkッエjセkッエjセ@
sistem off-site kッエjセkッエjmNQQ。イGYNQ\、。b。ョセNャヲ、S@
セャ\」エゥjセ、。イャkッエjo・イLッ。ウᆬ@
10. Jumlah kawasan yang 30 kawasan 210 kawasan 0.331 _,,..,..,. terlayani infrastruktu r air limbah dengan sistem on -site'
11. Jumlah kawasan yang 26 kawasan 50 kawasan 3.204 """"-luas genangannya (4600 Ha)
berkurang<
12. Jumlah NSPK 3 buah 3 buah 0.029 """ untuk pengelolaan persampahan yang tersusun 7
13. Jumlah Santek, 22 Santek, Bintek, 150 Santek, Bintek, 0.154 """"""""' Bintek, dan dan pendampingan dan pendampingan pendampingan SSK SSK (SSK) pengelolaan persampahan
2 paket 15 paket 0.037 """"""""' 14. Jumlah penyelenggaraan pelatihan (Diklat) teknis dan pengelolaan persampahan
S. tセ@ mengakon'oodasl rsu Ourldte ChiJnge 6. Telah mengaloomodasl rsu Olrn.:Jte ChiJnge 7. Telah mengakomodasi isu OtrrliJte Change
PROGRAM/ TARGET セ セイ。ョ@OUTCOME/ OUTPUT INDIKATOR (Rp. KETERANGAN KEGIATAN 2010 2014 Trll lun)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
15. Jumlah fasilitasi 2 kab/kota IS kab/kota O.QIS ,.,..........,. pengembangan sumber pembiayaan dan pola investasi bidang persampahan melalui kerjasama pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat'
16. Jumlah monev kinerja 21 keg ISO keg 0.019 セセQHTjqセiヲ。。sイNョォSイエ。LNyNid@
pengembangan BBJG[NセセiiHqp。ャャAイイoAョァNャ^Gᆱ\@
persampahan MltarM\ セ@ IUdt:I'W . r& セ@ 8tiSigli. KID
b」ャャャァLNイNNZqmオエ。ゥZ L ャ\ャZャエ。セセb。ョoNキ@
セyNidャゥイBアャョョ[」SQセh・ュョ@
17. Jumlah kawasan yang 55 kawasan 210 kawasan 5.212 """'-telayani infrastruktur persampahan'
18. Jumlah prasarana 0 unit 250 unit 0.107 ,.,..........,. pengumpulan sampah 10
19. Jumlah prasarana 50 lokasi 250 lokasi 0.181 ,.,.........., persampahan terpadu JRU
UNIT ORGANISASI PELAKSANA : DIREKTORAT PENGEMBANGAN AIR MINUM 12.421
I. Pengaturan, Meningkatnya pelayanan I. lumlah NSPK tentang 4 buah 22 buah 0.044 -Pembinaan, perumusan kebijakan, air minum yang Pengawasan, perencanaan teknis, tersusun Pengembangan pembinaan, standarisasi Sumber teknis dan Pengembangan 2. Jumlah kab/kota yang 0 Kab/Kota 100 Kab/Kota 0.060 """""" Pembiayaan Sistem Penyediaan Air menyelenggarakan (te"n'oiiSUk セ@ BPPSPAM RD. 10 Htf;Jr )
dan Pola Minum minum pengembangan SPAM lnvestasl, serta sesuai NSPK Pengembangan Sistem 3. lumlah Rencana 30 Kab/Kota 200 Kab/Kota 0.209 ,......., Penyediaan Air lnduk SPAM yang Minum telah d1tetapkan
4. Jumlah penyelenggara 18 Kab/Kota 100 Kab/Kota 0.025 .,......., air minum yang mendapatkan pembinaan, pendidikan, dan pelatihan
8. Telah meogakomodaSI •su Qm-,are Oldnge 9. Telah mengak.omodasl 1su Om1are Change 10. Teiah meogakomodaSI•su Olmate ChiJnge '. セ G@ .. M Mセ ᄋ@ ᄋ セ M Q@ ᄋセ ᄋ ᄋ NNNN@ MLNセ M
prセ@ OUTCOME/ OUTPUT INDIKATOR TARGET 1-;:-'
KETERANGAN IC!GIAT. 2010 2014 TriDunl (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
5. Jumlah PDAM 35 PDAM 185 PDAM 0.927 ll-yang memperoleh {tl!rma5LJcRtnstri8PPSPAM セ@ 171.1 Htfar)
pembinaan
6. Jumlah pengelola air 30 Non PDAM 225 Non PDAM 0.069
,_ minum non-POAM yang memperoleh pembinaan
7. Jumlah Monev kinerja 50 Kab/ Kota 299 Kab/ Kota 0.058 ,_ pengembangan セ@ Amstra 8F'f9'AM R:p. 6.4 Mt,rar)
pengelolaan air minum
8. Jumlah laporan pra 3 PDAM 23 PDAM 0.042 セk。qGiHoqセbゥョI。イョ|ijウ。G|@
studi kelayakan KPS MセMMM pエイ・ゥ。nォLNセャditG「ッォセbエャャァNsッャッ@.. Hs」「、。ゥGiセm。」IAャNャョ[INセ@
"'--.a.m.. """"""""" """"· IM'-ot.........., ___ ,_,..
セbゥエ、ャOャッZャGャLセHエ・ュ|。ャウャNJr・ョウエイ。@
IIPPSPN1R:p.J2.SMltar)
9. Jumlah PDAM 20 PDAM 107 PDAM 0.020 ll-terfasilitasi unt\Jk mendapatkan pinjaman bank
10. Jumlah studi altennatif 0 laporan 9 laporan 0.009 ...... pembiayaan
II. Jumlah provinsi 32 propinsi 160 propinsi 0.050 ll-yang melaksanakan kampanye 11
12. Jumlah aktivitas reuse 0 lokasi 81okasi 0.024 セセm・」ャゥャョ N セNセ@
dan daur ulang airu """"'_,.,.,...,
13. Jumlah kawasan 74 kawasan 577 kawasan 1.254 ll-yang terfasilitasi (PS air minum MBR Per1<otaan)
12. Tetah mengak.omodaSI !su Otmare Change 13. Telah セ@ ISU Otmate Change
Ltn1piran 2
PROGRAM/ TARGET ャ セヲGャャョ@
OUTCOM E/ OUTPUT I NDIKATOR (Rp. KETERANGAN KEGIATAN 2010 2014 Trtl lunl (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
14. Jumlah I KK yang 1441KK 820 IKK 4.929
,_ terfasilitasi 1440 lt/det 8200 lt/det
15. Jumlah desa yang 1472 desa 4650 desa 4.223
,_ terfasilitasi (PS air minum perdesaan)
16. Jumlah kawasan (It/ 18 kawasan 100 kawasan 0.292 ᆬNヲー N p。ゥLセセsiNuNイュNNh。uNセ@
det) yang terfasilitasi 170 lt/det 960 lt/det p。ッオゥNsiNュN」NNセャエ。エウ、Nヲwャ、@
(kawasan pemekaran, pulau ter1uar, pertlatasan, terpenol, KAPET)
17. Jumlah kawasan (It/ 131/dt 53 kawasan 0.186 21-det) yang terfasilitasi 651t/det 310 lt/det (mendukung pelabuhan perikanan)
UNIT ORGANISASI PELAKSANA: SEKRETARIAT DIREKTORAT lENDERAl 1.817
1. Pelayanan Jumlah dukungan 1. Jumlah 1900 Pegawai 9500 Pegawai 0.660 """' Manajemen manajemen dan jumlah terselenggaranya Bidang Permukiman kawasan yang mendapat Pelaksanaan
penyediaan prasarana Adm ini straSI dan sarana air minum , Penggajian dan a1r limbah persamahan Perl<antoran dan drainase pada lokais pasca bencana/konOik 2. Jumlah 13 paket 65 paket 0.096 """' sosial terselenggaranya
Administrasi dan Pengelolaan Pegawai
3. Jumlah meningkatnya 8 paket 40 paket 0.095 """' Kemampuan dan Kehandalan SDM dalam Pengelolaan Administrasi Keuangan dan Akuntansl
4. Jumlah 9 paket 45 paket 0.039 """' terselenggaranya Pembinaan Hukum dan Tersedianya Perangkat Penataan Hukum
progセ@ TARGET A セイ。ョ@
KEGJAT. OU'TCOME/ OUIPU1' INDIKATOR 2010 2014 (Rp. KETERANGAN
Trfl lun) (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
5. Jumlah 9 paket 45 paket 0.059 """ terselenggaranya Pembinaan serta Penyediaan Prasarana dan Sarana Perlengkapan -
6. Jumlah I paket 5 paket 0.025 """ terselenggaranya Pembinaan dan Pelaksanaan habitat
7. Jumlah terpenuhinya 5 Paket 25 Paket 0.19 """' Sarana dan Prasarana kantor yang baik dan layak
8. Jumlah tersedianya 5 Paket 31 Paket 0.13 """' Penyediaan Prasarana dan sara na Persampahan dan Drainase pada Lokasi Pasca Bencana/ Konfiik Sosial
9. Jumlah tersedianya 13 Paket 65 Paket 0.28 """' Penyed iaan Prasarana Air Minum dan Air Umbah pada Lokasi Pasca Bencana I Konfiik Sosial
10. Jumlah terpenuhinya 5 Paket 33 Paket 0.24 """ cadangan Mendesak Bidang Perl<im pada Lokasi Pasca Bencana/ Konfiik Sosial
PROGRAM/ TARGET ""?!"ran OUTCOME/ OUTPUT INDIKATOR (Rp. KETERANGAN KEGIATAN 2010 I 2014 Trll lun)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
UNIT ORGANISASI PELAKSANA : 0.441 DIREKTORAT BINA PROGRAM
I. Penyusunan Meningkatnya I. Jumlah penyusunan 6 paket 30 paket 0.09 """ Kebijakan, penyusunan kebijakan, Kebijakan dan Strategi Program dan program dan anggaran, bidang Penmukiman Anggaran, kerjasama luar negeri, Kerjasama Luar data informasi serta 2. Jumlah penyusunan 7 paket 35 paket 0.09 """ Negeri, Data evaluasi kinerja Program dan Informasi Serta infrastruktur bidang Anggaran bidang Evaluasi Kinerja permukiman yang Permukima n Jnfrastruktur dimanfaatl<an oleh 40 paket 0.09 """ Bidang Permukiman kabupaten/kota 3. Jumlah penyusunan 8 paket
Kerjasama Luar Negeri dan Pola Jnvestasi bidang permukiman
4. Jumlah penyusunan 6 paket 30 paket 0.09 """' Evaluas i dan Kinerja bidang Penmukiman
5. Jumlah penyusunan 7 paket 35 paket 0.09 """ Data dan Informasi Bidang Penmukiman
JUMLAH TOTAL 50.00
UNIT ORGANISASI PELAKSANA : BADAN PENDUKUNG PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM 0 .234
I. Dukungan Terselenggaranya I. Jumlah PDAM yang 8 PDAM 62 PDAM 0.159 Tersebar di 33 Provinsi Pengaturan, pembinaan kepada PDAM dibina Pembinaan, Terselenggaranya Diklat Pengawasan, air minum 2. Jumlah 3 Kab/ Kota 24 Kab/Kota 0.006 Medan, Palembang, Jakarta, Pengembangan Terselenggaranya Monev penyelenggaraan Surabaya, Banjarmasin, Makassar, Sumber diklat Menado, Denpasar, Ambon Pembiayaan dan Pola 3. Jumlah monev 38 Kab/Kota 299 Kab/Kota 0.014 Tersebar di 33 Provinsi Investasi serta Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum dan Sanitasi
PROGRAM/ TARGET セ イ。ョ@
ICEGIATAN OUTCOME/ OUTPUT INDIKATOR 2010 2014 t セ ZZセャ@ KETERANGAN
(1) (2) (3) (4 ) (5) (6) (7)
Tersedianya konsep NSPK 4. Jumlah konsep NSPK 1 NSPK 4 NSPK 0.004 """ ai r minum Terlaksananya 5. Jumlah Kabi Kota yang 2 Kabi Kota 19 Kabi Kota 0.016 penyelenggaraan SPAM menyelenggarakan sesuai NSPK SPAM sesuai NSPK Terfasilitasinya pinjaman perbankan 6. Jumlah PDAM yang 9 PDAM 66 PDAM O.QlS jHN。「 N セN@ Kab.KucM, Kat!. Lombok Tlmur,
Terselenggaranya mendapat fasilitas l<ab.INonosobo, Kab.(Jia;cap, Kbb. Klat et'l, Kab.
pendampingan KPS perbankan I sumber KuJ*I9an, k。「セN@ J<ota l egal, セc。「N@
Tersedianya alternatif pembiayaan セM J<ota セM Sanyumas, Kab.
pembiayaanl pola investasi Pasuruan,Kota Pasuruan,Qeslk. !Mdoiwjo, kota
SPAM 7. Jumlah PDAM I Kab I 2 POAM I Kab I 14 PDAM I Kab I 0.014 Surabaya, Kab.KMawang, ICab.Beklsl, Kota 8ekasi
Kota yang mendapat Kota Kota pendampingan KPS Kota Pekanbanl, Kota Ou'NI, Kota J¥nbi, Koca
。N。ョ」ウNセNmョーオョァN@ !CDC.\ Medan, K.lb. tセ@
8. Jumlah studi alternatif 1 Studi 6 Studi 0.007 l<ol:a Tangerang, l<ot3 Strang. Kab. Bandung. Kab.
pembiayaan I pola Subang, Kota Orebon, Kab. セM Kab. Cl&ac:ap,
inv estasi Kab. Krilumen, Kota セN@ Kota Yogy;tkarta
(Kab. セM kッエ。セNk。「 N sゥ、ッ。イェッL@ セ@
gヲセ@ KcU Slnbayi) "' (OI(I セN@ Kab. Bo9or, Kab. Bef<asi, Kola Bebsl, Kab Kar.I'Hang) ' • •
"""
Lampiran 3: PERATURAN PRESIDEN NOMOR 5 TAHUN 2010 RENCANA TINDAK PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH 2010-2014 PER KEMENTERIAN/KABINET
Menimbang
pセセioiAn@
セiApublik@ inoonセia@
PERATURAN PRESIOEN REPUBUK INDONESIA
NOMOR 5 TAHUN 2010
TENTANG
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH NASIONAL
TAHUN 2010- 2014
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PRESIOEN REPUBLIK INDONESIA,
bahwa untuk melak.sanakan ketentuan Plual 19 ayat (I) Undang-
Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sutem Perencanaan
Pembangunan Na.sional, dipandang perlu menetapkan Peraturan
Presiden tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah N.uional
Tahun 2010 - 2014;
1. Pn.ul 4 ayat (1) Undang-Undang Ouar Negara Republik
lndone.tia t。ィセ@ 1945;
2. Undang-Undan,g Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan
Negara (Lembaran Negara Republik ャョ、ッョ・Nセゥ。@ Tahun 2003
Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4286);
3. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan N.uional (Lembaran Negara Republik
lndone.tia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara
Republik lru:lone.tia Nomor 4421);
4 . Undang ...
prセ id セ@
RI!PUBLIK INOONI!:SIA
- 2 -
4. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang R.encana
Pemban,gunan janglca Panjang Nasional 2005 - 2025 (Lemj:,.ran
Negara R.epublilc Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tamj:,.han
Lemj:,.ran Negara R.epublik Indonesia Nomor 4 700);
MEMUTUSKAN :
Menetapkan : PERATURAN PR.ESIOEN TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN
JANGI<A MENENGAH NASIONAL TAHUN 2010-2014.
Pual I
Dalam Peraturan Presiden ini, yang dimaluud dengan:
1. R.encana Pembangunan Janglca Menengah Nuional Tahun 20 I 0 ·
2014, yang 3elanjulnya di3ebut RJ?M Nuional, adalah dokumen
perencana.an pemj:,.ngunan nuional untulc periode 5 (lima) tahun
terhitung 3ejalc tahun 2010 sampaj den,gan tahun 2014.
2. R.encana Pemj:,.ngunan Janglca Menengah Kementerian/Lemj:,.ga
Tahun 2010 - Z014, yang 3elarUutnya dbebut R.e.ncana Stralegi$
Kementerian/Lembe.ga, adalah dolcumen perencanaan Kementeri-
an/Lembaga untuk periode 5 (lima) tahun terhitung sejalc tahun
2010 sampaj dengan tahun 2014.
3. R.encana ...
PR l!t81 0"1£N RI£PUIILIK INOONI!t81A
- 3
3 . Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, yang
selanjutnya di.tebut RE1M Daerah, adalah dolcumen perencan .. n
pembangunan daerah untuk periode 5 (lima) tahun セi@ periode
muing-muing pemerintah daerah.
4. Menteri adalah Menteri Perencanaan PembAngunan Nuional/
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nuional.
p。セャ@ 2
(1) RP]M Na.sional merupakan penjabaran dari vbi, mbi dan
program Presiden huil Pemilihan Umum tahu.n 2009.
(2) RP]M Nuional memuat $1:rategi pembangu.nan na.sional,
kcbijalcan umum, program Kementerian/Lembaga clan lintu
Kementerian/Lembaga, kcwilayahan clan lintu kewilayahan,
serta kcrangka ekonornJ malcro yang mencaltup gambaran
perelconomian secara menyelunili terrnasulc arah kcbijalcan fi.slcal
da1am rencana ketja yang berupa kcranglcA regului dan
kerangka penclanaan yang bersilat lndikatif.
(3) RP]M Nulonal sebagaimana dimabud pacla ayat (1) berfung.si
sebagai:
a. pedoman begi Kementerian/Lembaga cla1am menywun
Rencana Strategi.s Kementerian/Lembaga;
b . bahan penywunan clan perbaiJcan RPJM Daerah dengan
memperhatibn rug..s pemerintah daerah clalam mencapai
.suaran Nuional yang termuat clalam RPJM Na.sional;
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
- 4 -
c. pedoman Pemerintah dalam menywun Rencana Kerja
Pemerintah.
PaSAI 3
Kementerian/ Lembaga dan Pemerintah Daerah melaksannk11n
program dalam RP]M N&.sional yang dituang kan dnlam Rencana
Strategis Kementerian/ Lembaga dan RP]M Daerah.
Pasal 4
Kementerian/ Lembaga dan Pemerintah Daerah dapat rnelakukan
konsulta.si dan koordinasi dengan Menteri dalam menywun Rencana
Strategis Kementerian/ Lembaga dan RP]M Daerah .
Pasal 5
Menteri melakukan pemantauan terhadap pelaksanaan RP]M Nas1onal
yang dituangkan ke dalam Rencana Strategis Kementenan/ Lembaga
dan RP]M Daerah.
Pasal 6
RP]M Nasional sebagaimana dimAksud dalam Pasal 2 ayat (1) ,
tercantu.m dalam I.Ampiran Peraturan Preside.n ini dan merupakan
satu kesatuan dan bagian yang ti4alc t.erpUahkan dari Peraturan
Presiden mi.
Pasal 7 ...
PRI!SIOEN rセublik@ INOONI!.SIA
- 5 -
Pual 7
Peraturan Pre.Jiden ini mulai berlalcu pada tanggAl ditetapkan.
Ditetapkan eli Jakarta
pada tanggal 20 Januari 20 I 0
PRESIDEN REPUBUK INDONESIA,
ttd.
DR. H. SUSILO BAMBANG YUDHOYONO
Salinan sesuai dengan ulinya
RENCA NA Til\ OAK PEMBANGUNAN JAI\GKA ME:\ENGAH 2010-2014 I'ER KEMENTERIAI\/LEMBAGA
KF\If i\TfHIA:\IL H liiACA : K B i t::-IT fHI A /\ l't:KFHJA A 'll"\I IIM
No. PROGRAMIKEGIAT AN PRIORIT AS
f'KO<oRA\t I'L\/GLLOI.AA'i Sl \ IULR
1>\YA AIK
INDIIL\TOR TARGET
Jill ••• l' .. ᄋョセッZャエャ。Zュ@ dan K10054."'f\ 。ZNセ@ \\ adul... Em 「オョセN@ mュエョセ ャNN ZエNャャャス。@ h-tl'TX'tJI<Utl dan エャGヲIセZFョI@ 3
lcksurian atr 、イョセッセョ@ l.ap;b.lta5 12 millal' rri Jumiah "aduL. dan ・ュセ@ セオオ@ セ。ョセ@dtNnt;un Bゥイゥキキセ。 l@ iセ@ waJul.. d.m 15X イョャャZオGャッLZNセエオ@
I wadul セMャャBsZャゥ@ diball!;Wl. 5 waJuL I I ''adul. セ」ウ。t@ 、ゥィ。ョセオョ Z@ I lhl:un pd.1l.s.:ul33n rcmtXUJgunan; "-.Jul. dalam J'ICbl....ana:tr!
20 ョョエ^オョセ[@ ).IIU ャ^cNBlエNセ@ 、エセオョ@ ーZュ「。ョセuヲ|SQQN@ 158 ・ュセ@ セオオ@
:.cksat 、ゥィZャョセオョ@
Juntlah ||。、オlNN」ュセUQ エ u@ }Ofl(! 2 ":xlul. sdCS3i dt r.:hablliusi. Q 29 "aduL. scksat dt n.-hahilil3S<I. dm:h:ibthLI'>I ャ^cNBエ^。ョセNuN@ 29 v.r.Jul. Jan 298 ":xlul. dabm イMZMャNエセ@ dan 29g nnbuni;;s.ttu :«ksai セBヲャエィオョセ@ !>1\U 1'\"h.:l.blhl..aSI dan JJ セMュ「オョF@ SIIU 、オセィ。エ^ャィャ「エ@
LN・ャ」ウZNエ、ュZエ。。エッエィセ@
Jumlah wadul.. .:mhunt: ZNNセエオス@ W'lt! I K2 w:.JulJ.:mbong. !>ltu 166 ";.Jul... cmbung. セャャオ@、エッーNZエエゥAli|iエ、。ョ、ゥーNZャィ。イNセBGMMィキャIZイNャゥkR@
Jumlah L:a"a:.:m sumbn .m セ。ョᆬ@ dt iNNqッセᄋイオLNエ@ IッャG「qョセ。 lN@ 15 lNZ。オ。NNセ@
I エGヲャNNイョ、Z。ャュセ@ :a イッィZ。セ@ a b:mJir. ュ」ョュセャAャ@ <hn Juml:th \\:tdul.. ) ::a.nt; 、Qセオョ@ d1 DA セ@ I ||。、オャN ャ ォBGGG、ッエセoi@
ャ 」イェ。ァZ。ョセャNNNNGエ」イNセョィZ。。ョ。Nゥイ、 ャ ^NクdィaィャGSャャ@ ャォョセB。ョGxiiッHWオセオャNN@ 1 sオョセゥ@ lkngoman So\11 I \\ aJung C..t01adan10 CSr.ib"ffll I \\aJun10 (.ondang エウョセM・ョj@
ャG」ョセ、」Nウエゥmii@ ||。jオャNNエNゥッヲQセ@ I ||Zゥ、オャNlエセNZFャャェ[@
I \\:.tdul.. kセャNNエ|「、QオョQ@
II.L .033.1
59.9-'9.6
15.6:!5.5 64&U
I '-'SJ
1.320.0
645.0
900.0
306.0
:!0.0
..151.0
KF:MF.NTF.RIAN/LF.MBAGA : KF.MF:NTF.RI."N PF.Kf:RJAA"' ャ ゥ m u セャ@
pイN。ウZセイNュ。@ sumt-..·r 、。セ@ a :a1r di DA '\
lknp\\an セGッ@ スSセ@ dirrl\ab!lu.1Soi
TARGET
:1111 •••
セセ。、オォ@ k」セ@ {Blor.ti I \l.adul. iG kォャウオサ||セQョャ@
AGセョ。ョ@ f..ed11nm \\aJul. tNZョ。ョセ^Z。ュョI。@ セQュイョ@ \l.adul
|QNセQイエ\ィョ@ エNNッッセ。GG@ DAS \\OI"'IO:Irt d:an t...on..cna$t llA'\
t..cduana; Kc:t.luang
RcNbthU.\1 7 \1. adultl'nJct:m. Crngl.h\.., I kogo '.,;ch:l llanpr
\n)IU'. llq,'O 'WantJan. kエZ、オセ@l hng. Hiooセ。ョァj@
k、ウ[セィエィャNZエUQ@ 1 \\.xlul WnJCUn.
エッZョセャィ ャ N ャ セッGャァ」BGiNijNューイ@
|ョセ。エ N@ イャ」セッsSイッャヲャエ[SQG|NN@ Kcdung ャ G ャョエ[ N uッョセエ[ZュァI@
Rdl3hihla(l f mbu••s \\adul lcrchahlliUS•Imbung \\adul
l31'\31lJ.!.illn l.Jf'J"t,!an
エ・イ イ」ャゥ ィ。イN。ョセ\セ@ wa.lul. di Ill\'\ ャォョセ。キZュ@ Op:r.ts. \\")dan l'cmcl•ha.r.un I ョャ。ィ。ョ。セセ。@ ojGltNiiセi@ \\'dan
"olo ャョヲイセイオャエオイ@ 'f)\ [k"flga.,..otn BMセャッ@ l'cn":hharaan lnfr.L'tlrullur ' IJ \
ャォョセB。ョ|ッャッ@
tnW.saoan)a lOMmo-.w d1 P|セ@ セ。キ。ョ@ ヲエZイャN\ッョウ」イN。Lゥョセ。@ セ@ t.:::d1 tK:ali セャッ@ l1nomo,o &. K.tli \sml
11.1..033.2
1 crl.on"Cn 。Bュセ@ :a arbon:'! urn
\umt>cf lb)a J-\1r lknl!awan 'wllo
553.0
107.0
I '50.0
I 060.0
106.0
Q Pセ N P@
1!10.0
IJO.O
60.0
L3--7
KHIH> T FI! IA" /L EM II AGA · KF\I EI"'TEI! I A"' I'EKFI!JAA I"' UMl'\ 1
So. PROCIIAM/k£GIATAN PRIORITAS INDIKATOR
••• p」ョャLGセィャセ。ョ@ d.&n pャGャャNセ、ッャNオョ@ j。ョョァmセ@ セ エ」NBヲヲ エョセャ。ャョス@ a dan ャエBャIZャセI@ a l..w.libS \bn lri1;351. rNZョセッ。@ Ibn Ju1npn p」ョセゥイN。ョ@ L:tmn)ll 」ZャQNuHwii。セNRQャZャャャ@ p3(b 2.5SJul3 hd.tard.k>r.th ャセ@ 「セ。ュョーョョァRQQ@ ゥイゥセィャ@ セャャヲャc@ I 15 nbu hd.ur
, [LキHサNセセセセセゥ[LN@ セキセBセセ@
t3-;8 < :
ョNZNエセMZN N@ 1.21 JUU w.m.h イッセセッNッセ@ darl rx-manf<l3Wl 、エュセ[BMBエャN。ョ@ I 129.3M nbu h..·lw)
airl:l.nah untuL. •nvsi ウ、セ@ セNエゥqョィオ@ hd,l:lf l.u;u; 「セ。ョ。ョーョョェ[m@ ュセ@ セmゥエ[@ 200nbu hc-ll<lr
dm:habiiiiJ.SI II J..a JUlll hd,t:u I
I w.> u, anan pnngan ュセ[。ZNゥ@ セ[。ョセ@ 2.315 JUU hd.tac
•.hopcms•L.an d3n d•po:'htw:l C!J I 5 juセ@hc:-l.tat)
ャオ]ャs「セZオョョfゥョセイ。BBセ。ョF[@ IOnbuhd.w 、エセャZャエlN。ョ@ c 10 tibu hcltarl
ャ オZオ「I。ョZ。ョーョョエ[。ョイッセ|Noッ。Iセ@ 85nbuhclw 、 ゥ イセZィ。ィエャ エ FZ 。@ セセッ[ッ@ nbu tw.-L.w)
ャオ。ZN「 セ。ョZウョーョ ョァ。NョイオカN。Iセ@ 800nhuh.:L.Ut
diopml.:.•lan Wn d•f'l•:hh:ua ( 12 Juta hd.I!U 1
wmuratrunah)
Juml:ah sun1w a1t tllnah:l )&nl! d•rch.ab!ht.u• 230 -.umur :ur unm
{I 875 somur :tir ttnah) オョセオャ@ ュ・NBGセ G B@ セi@
s.:lu:b 37.500 hc-Lur
Jwnbh Nキュオイ。セイw|NャィIセ@ dl0f""1'0bllMI セ QU@ セオイ@ :ururW! dan dif'ehh:ml HQNQセQ@ wmw :ur unah) un1ul
ョォセュ@ areal sclu.h -13 S.W hri.bl
I オ\「「セ。ョZZNョL。ョョIZ[。ョオイオエ。ャイャsュエクuNNセ 。 セ@ I OOOhd.w 、Qセオョ@ diti,P.atl:ln ャセ ャ オ[ョ@ 1.0011 h..-lbr
II .L.033.3
TAACET
••• I セ N SX@ nbu hd .. w
10 nhu hr::lllllr
.,150nt.uhd .. w
WPセオイ。 オ キwャ@
I fi7Swrnuralr 131'oah
I 000 hd .. tar
21.SOQ.O R N セ MQ NU@
13.000.0
:!000.0
60,0
1.700.0
I 000.0
77.0
6 1S.8
:! 19.2
'·'
KI:MENTERI ,\!1//LI:MBAGA: KI:.\H:NTI:RJ,\:"1 I'I:KI:R.J,\,\ N lJMl'\1
\krunglatn)J.I3)ananprnsat:lNlairba.Lu
lu;a."'la)ananjanng:an 1.a1a acr 1:1mbal. セ。ョァ@dm:hJ!).IIlasi h:lws 175 ntlu セ |N エ。イI@
「」イャ・ュ「。ョセョセ。ャ「ZMイ。ィ@ ゥョァ。セゥ@ dan dr..il'la$(' d
d|セセ||GSjャsッォエ@
、ュセ。ョ@ ャN Zセー。ウQエ。ウ@ MuNセ@ m' do:t d:m icヲjNZjiZ。ョセ@ a Kllp.bl tas a•r NJ..u G。ョセ[@ 、ゥエュセォ。」ャZエョ@ St."!'C:sat 7.6 ntJ .Jet 「G。ョ。ョ。ゥイセオFᄋョセ@ セー。ウゥエオMu@ 8 mJ del ..&> . ..& mJdct
Kap;lSil;b ー」オ。ウ。イNュ[セ。ゥイ@ tvlu ):ant; 2.5 mJ'dcc
din:haNhllN NNNNZセイ@ I セNj@ m) del
K..:lr:t:>ila5 J"fbUlllU :ur Nlu セ@ .llll!' terjag;. S.!i nG &1
Pcngcntbllan lJanJir. Lahar Gunung fkrapi d3. ヲョャゥョ、セュI。ャ。B。ウ[。ョ@ «cii.D5 ..&3,66 rihu Pcngaman.:m P:mui lll.·lt.ud.Jn 「。エオセ。@ 「。ョェセイ@ d.Jn terhnt.lungm)a PanJang ウ。イZウョ。NーイNセsセイNuMN。@ ヲGcGセィ@ NnJir 168lm
La"uan pmw <c'fJallJang 80 lm Ibn 。ュNセ@ ):tng d1bimt:un 1216 L..m)
rant:u '"'-1 IC'rlcndahn) a 16 JU1."l m l lah.-.r Panj.lfll,! s;u'afU prasar::ma セG|NGョャ「ャゥ@ \unjlr I J(• lm gunung b.:rapL.rSC'dlmen yang d1rclubillt.asi t386lml
1'3fljsng sSエBNャャォャャーョNN⦅セ@ ーッZョセGャNMョ、Zャャゥ@ ho.nJir 700 lm
セ。ョセ[@ diopcr:lMkan dan dirdihan (:!.000 lml
untul ュイョエセ。ュ。ョャ。ョ@ l.a"asan sdu=b 35.7
nbuho:l.t:1r
Juml3h <;;uana rrnsar:u1;1 penJ;cndah :?X hwh
lah.u ,,,unc·n セ。ョ セ@ ッNィセオョ@ 128 buah)
untul mengcnd.J.hUn l4har セエュ」ョ@ dmg3n
\Oiumc lbJUiamJ
II. L.033.4
••• TARGET
••• 175 000 hd.wr
lkflcmh:ulgn) a Dl & t>n:nna..\C ャォョセZ。キZイョ@ J.:ro I rawa J..-ro
..1.3.JmJid..-t
i セNj@ mJ<kt
:!.0001-m
18 huah
525.0
)Ko.O
700.0
100.0
15 -165.6 :?.508.(1
.3 .7..&5.0
•')27.5
1165
khieiG|t f セi aセ i lemiiagaZ@ kd i fiG|tfセ i aセ@ i GekeiuセaゥG|@ LI ML \1
PR0GRA:\I/K£CJAT AN PRJORIT AS
セ[セ\@ セセセ@ Mセ@ MMMセセZZ@ セL[Gスセセ|@
13--10 ..
SA..IIiARAN (I Iaiii ッN・ョN。セ@ o.c,.e , ... -......... , JNDIKATOR
Jum\.ih セ@ pt".ls..&r.UU ーョゥセcGョ、Nゥャャ@ 4 bw.h latw セHィュ」ョ@ )3l'lg 、ュセィSィゥャョN「ャ@ IXS unit) untuL mt'tlt!cnd:llil!rn bhar scdmk'n 、・ョセ@
•o.tlunK"6juumJ
Juml:ffi セーイSセョ。@ セBBBBセャゥ@
lahar ,.,'\Jm'h.·n セ@ :.tlJ.! di"f'Tobllan dan
セッィー」ャゥィ。イZャ@ (I SO unit) ur'olul ュイョセエLZョ、SィャZュ@
lah.u セオョLᄋョ@ lknpn • •llumc 11 JUiil mJ
'""""'
f'mpli\J.! s:ar-..&1'\:i pr.bo.U".UU セョセ@ p;mua セ@ Lm セZャョエ[@ dti'o3nt;un (30 l.m)
ャG[ュェ。ョェLセj\。イNャャG|NャセイBGBBセーZ。ョッ@ Jlm セ。ョァ@ dm:h3bil iusi (:.;0 l.m)
pNaョjNャョセ@ セイZオオ@ I"'f::-.JI"'.UU ー・ョセ@ p;mt.a1 .>0 lm セNZュエ[、ゥ ー[Z ャ ャオイNャゥUP ャ ュI@
d セォBU。ャ。ョョIャャャQュ@ 「ッZイヲwャセA^ioスセ@ rbnJif K:m P QsTBォBI[[エ|NN。ョョセS@ p..-n1har11:unan brclt1mur 7 flall1 I m1ur untul. nw:nglll':lnl;• d;J.;-rah ttt:nanl?ll palct !! s.d 29 al.•bat b:tnJirdl YOib>ah Jalarta ッ Lmᄋi」ウオ |N 。ョョセ ZN@ Ll1;UUfl supcnn.i l ll1;Hlttln
l ック「セ イオャ@ .. i lbnjtr k .mJ.I l1mur
イcGイィ。ョセオョョI ZN@ 「Zオャセオョ。ョ@ al hlr jエQQセ@ di
mu;ua UanJir 1-..:&nal l1mur
r 」エ「。ョセumスゥャ@ J3l:t.n ゥョウセ ャN セ@
tエZイ「。ョセエュョセZエ@ pm.u.;uan u:bin\:
d QセォウZオャAャョョ セ ャゥ@ ョッョョZ、ゥセLェ@ Kal• 1\kncunt:
tッZセオョョセS@ mkl Calunk' Tt:rban ᄋumセ。@ Salurun g・セ@
II .L.033.5
TARGET
ZOIO
R5bwh
150hu:l.ll
"'"" 50Lm
;()lr.m
7 r;lll1
I l ャセwNuゥョ@
800n'M:'tl·r
19J.m 17l.m
ILm
I buoh
Hm
zo ..
TOTAL A.I..OKASI Qエ ャ セャャャT@
(llpMOior)
i セ NsNo@
75.0
100.0
17i.S
50.0
bll.7
セ N Q@
196.1
76 . .J
5Y.3 79.5
Q セ N ZA@
17.8
KEMF.NTF.RIA:-1/ tt:MRA GA : Kf.\IF.NTF.RIA:-1 PF.KEIUAM\ l iMl"\1
MSARAN (U.O._Ootpoc,_ -...... , I DIKA TOII
tョォャョァオョョセZNャ@ ィャセ。ウエp\G@ J:ll.11m. PI' jZNセャキョN@ II'JJ
f セia|PI@ II Jcmkuaft ー」ョセ」Z「」イZキャーョ@oャG。ヲャャャャ|セQ@ セRVQ@
ャ」イエ\jセオmL[。@ kmboun TSKT !07 r cGt「ャョァオョョセ@ .. Jr.nn lnk1
I ョKッョァオョョセ@ a p:rl.wbll bron,oog
f dXtflgUIVJ)ll jaJan opcil
dゥセャ」ウ。ゥャ。ョI@ .. ー、NセNMイェN。。ョ@ g.llian d;;m
1m1hunan hulu ._ali '>untcr
ャ^ャウ」ォウ。ゥキョョセ@ :a l'nn:hoangotn (.ras, Ulod.
T.:rl.('ndahn, ... N.h.., ... banJ•r o,h l}xr<lh t\hr.an ャHGヲセオNmINi@ ーイZセNNNNイNュ。@ セッZョッN「ャゥ@ N.nJ•r NNLオョNL[ZオャォョセBBNュGャッャッ@
ILL.033.6
TARGET
2111
ーッイョセ@ hanJ•r J1 セ@ ivUs-1 L.3"".:1._-.an n-tms.1 d1 3 ャゥオョセ。ゥ@ Ji LNセNL@
I ャォョャNヲオョセL[@ Gcfal!Jojofq,'<.>ro
b。イイNセセ@
Jahung Rill{: ャ^セ」@
Rnn:unmg キッョNセ@ Lc;RIP-Jih.-.._o;;e 1
,.,. 'unit
I bwh
I ""'h !buah 18000m3
2 buah
iooュMNNQセNMイ@
2J..5rm"ter
1'-"'ll!M hanJ!r d• 5 BMGャ。NNセ@QNNSGGBGMセB@ イセNMエャMョセ@ Ji J B^オョセ。ゥ@ d1 ャGッョッョセッ@
I lkn,Jun}; (Oc-r.tl, 'UoJ<Hli:goru ャ「 イイセNZ@
Jabun• rゥョセ[ャャゥャN」@Rcm:unmp \\ iw\\ LSRIP-ph;t§c I
I lkndun.: C.cr.U. Scmbilpt I lkndung (tCral SC1nt\1yal
ャ。ョセェ[オャ@ 1<\ou BNZセBGG@ tセオ ャ@ Kob 'ifa'\' pセオイ。ョ@ \..3"'<L'Ian ra" an hlnjlr Pnlg.llut:ln ャNNZセキ。ウ[セョ@ イNセBG。ョ@ honJif
UOJ!.IOI."l;Of"O lloJOfk"'f•KO
rlood I 01'\"('<lStlnj; \\anun10 セセMNN・ュ@ rk..ood iBoヲGoNGcャセゥョァ@ \\'ammt;
llt\\S) ャォBGQセ。B。Nョ@ 'iolo セセGャ」ュ@ Ill\\'\) ャ ォGヲャセBGM。ョ@ \ol"
TOTALAWKAS I 1111-ltl ..
(RpMW.r)
20.1
5.1
5.1
-.11.8
7.J 0.9
28.2
セPNP@
50.0
260.0
-160.0 100.0
650.0 61.0
.lO.O
.tO.O
No. PROGRA..\IIK£GIAT AN PRJORJT AS
PROGRA \I PI "YI.I.I t'I.CiGAIV\1\1'" J.'\1 \'I
p、ッセャNウ。ョ。。ョ@ ャ Q イ|セthィャ@ oJ:an P.:nmJ:lat:tn ォ。イᄏセオ⦅L@ Jalan d,Jil kmh.lt:ul ゥ|セQ ャッャ|Nャャ@
T エャILャA[オャセ@ 11 l.uahllb Joilan ..bn Jt•mNLill M'p;lnJW\ii 171 OilS Km
INOIKATOR 2tll
TARGET
••• Tang6:ul Km u」NᄋョセB。ョ@ "ccio Rt'flbocl.( cuuni
ャセGエGャZィ。「ゥィャゥャャ^ャヲャI@ a ーエGャsセ@ P.,.'Ri;l'nd.Jfl Nflj1r f"RIU :ur サォBヲQuョセ[ュ@ p!RIU Jir ヲォヲイキョセ@
OGN|Iョャ|N、セセ@ J セオョセ@ (k.tli Gintt|。ィセ@ K:;.h 3 liWlg:u mオョセャNオョセ N@ Kah (m'lmpul dan Kal1 H |ャキjセオョ エZN@ Kah Grompul dan セiNoNuゥエ@ kHャィセ||オエI@
l'.:rh.&il.an U.m l'.:ngatur..&n Kuh
\IOOum ikBZwオョァ。ョᄋGセGセGMGj@
1\onll!l.h"-'i kッセィ@ l.amonJ: ,,H"m::h-..bl h..tl1 1 :unong
l't-rha•Lm 'unyai ャォョセ NャBNャヲャ@ "-c.1lo QGNNMイィ。ゥャN\uセ@ \unj;ai lknt:.J":m 'Wk1 !lulu HjオイオカᄋBセ」ョI@ I lulu tJuru•·"'nt);t'n)
Rdubthth.l l1a..::. ll.mJir 1-..Aii Ma.hun
Kdlatulit.»ll'a"'";a lbn.Jtrh.a.h \l.whun
JumLlh Jlll.ln セ@ "'"V dlpn".Kf\{&)t 3C."P"RJ.lntl )I M セRW@ .KO Km 171.69$Km 171 6QS Km
Jumbhj\.,nbat.:in セoゥョエZ@ .. hpl'\-..c1'\:hl )Cp.ulJI.ln IlK 8)7.5J \ktc-r 601 セjNjo@ t.kin
|ォョュセャNNャNャエョセq@ L.l.lf'hiW..-. セョ@ Lualiw., jalan Jumlllhjalun )>Ink! 、liiョセliiエlNwjiNNN。ーN」Nャャエᄏョセオ@ ) 660.30 Km p:.1 310.._m
SI."JlQTIJIU\l: IQ JU7.17 Kmj.:alan fU)ion:al Jan (p.:ktw-;tn)!oo:'p.lt'IJ;lflt! 19_3711 .._m
JwnlahJ:!olan hnk!Ur 「セーッNsッI@ )Olni! dLI\ln10un U.:!J Km ""'fXSllj.mg 36.65 Km
Juml:lh)Cmbotan G。ョセ@ 「ッエョセZオョ@ "-p!UIJJ.ni= 3.170.J2 \ktc-r 16 157.83 ュ・エセBAB@
II. L.033. 7
16.157.83 |ォエセt@
TOTAl . ALOKASI ャエャセャャャ@ ..
(llpMMiorj
-180.0
·= セセ@170,0
s.ao.o
1100.0 2.00S,O
110.0
5.J2b.l
67.021.5
kfNmfNntfNriaセ O lfNmhagaZ@ KDIF.NTFRIA .'I pfNkfNrjセセn@ l ' \ll',\1
INDIKATOR :Mil
Jumbh ゥャセ、Lセt@ un.k·qxl.'•IJ セ。ョ」Z@ j「ZZ。ョセ[オョ@ セ@S セ UNPP@ |ォエセ@
iqW!png 10 800 mctcr
Jumlahj;tl;an '*r..ttctti:s d1 linW\ Sd:llan Ja"-.t. 113.43 Km イ」イエZッセN@ tcrpmcil dan t.:rluar セ。ョエエ@、ゥ「。ョエセオョ@ LNNZーッ。ョェュセ@ Q N SWWNセ@ Km
·2 Pcmbioa¥n Pdahanun Pn.""'Cn :u• dian \krnngAatn} a bpoS!tas ):tl:m tol .-.cpan,an.:. jオュャ[セィ@ plan tol セ。ョス[@ 、ゥィャョセ[オョ@ AッcZZjxiョェ。ョセ[@ 5.05 Km
p」Mョゥョセャ。ョ@ k。ー。セエ。Nセ@ Jalan dJ.n r::asilitu• I:WJ5 Km I:!OJ5Km Jabn lk tm llambaun dan pセtャNッエ。。ョ@
I'C'fi)U)UJW\ ldlijal.:an. provr.un 、NviN。ョァセ@ |ォュョセ[セャョI。@ Lualics Lc-b.j:llan. pruvMn Wn Jumlah Lct.•pl...m. ーョセ@ Jan C"\.tll.bi
"Crtll cvoh.w.i rcfal'Olooan pmvrom ー」ャ。ャイNセョ[ウ。ョ@ C\ 。ャオ。セ@ pcn)elenwraan j;IIMI イGャGヲャセ@ 」ォョセョ@ pl:m IOO"'•po:rLLhun
Prn} lap;ln ">UUndar p:Wman. pi.'11)USW1al1 |ォュョエZaZuョIZセャキゥゥゥNu@ ウエZセョッN「イ@ Ibn pc00man JIJfTibb dol..u..·n t..Sf'K 1.bn BGiGセ@ I ,m.:.
dc!IAm SUJX'T" j,j d:m ャNッNセャ。ュ。ャSヲャ@ jollun セ@ エ、Nュセ@ ーNMョI」ォセイZュョ@ jabn 9(,-, pcr tahun 、セョ@
ー」ョセ、ッャ。ZN ョ@ po:ral;nun hilhiln .,Plan J4"1'11batan
Pcmhil\ilan d.:; ュッッQ エ ッョョセ@ c;;lws1 t ... -rlal.:loiUI.U1)3 jGB Zュセョ。[ュ@ d.J.n f;bilitb! Jurulah kt1!Jaun QQQPPQQエjイゥョセ@ c:\afw,i dan ー」Zャセョj。ャッセョ、。ョェゥNMュ「LZョュ@ カNエャ。セャZャィ@ bGr.lt ーZョセMZャイョョZZュオョェ。ゥNjョ、Zゥョj・ュ「オエ。ョ、ゥ@ \\ I i。セ@ at pcmhoa:l.n ptl:al.Qnaan tc.-l..msj:d:mlh.:r.lh
セ。 ゥ ゥooBNーZイオィオョ@ カNゥャ。セ。ィャキM[Lエ@
pエュ「エセョ@ dan Miionnw, c.-' 。ャセゥ M r crlal..."3ron' a ('11.-mhina:m ..bn fas•I•US• Jumbh h·g.i.:u:m ュッュセmGゥョゥ[N@ C\ aii.Lbi dan
ー」ッャセョ@ jal:m d.an jc.-mNtotn \\ii.J)l:lh llmur J'("ll) MZォョセiAmイZオョ@ jaldn dan Janklt::on di カNエャNエセ。ャ@ ェBZ ュセ@ pd:ah.maan td.ni.; j:&lan dlcr:lh
セ ャN uoス[Nャョ@ QQャNャQQSセュ」ZZョ@ d3n 、オォオョセ。ョ@ tcknis j。ゥョョセS@ Oin:L.wr:ll jセ@ n ina \larg3
11mur JOIJI'. p:r whun ,,;l:l,ah llmur
|ャ」ョャョァャNNNャエョセS@ kwltW uu L.dob Jun1l.lh jwNオョセ。ョ@ man:J)\-n"'l:n dan to:knt<
jIHGョセ」NBォョセ。B。イN。ZNョNpゥ。ョ@ IIXI-•JX'flolhun ーNNBQQセMZォョセセZオSSQQj[。ャ。ョ@
O.Q
ヲcGイ「ャセセャャ@ ーZョセ。」オイZQQQN@ pmw.lb.lh3an d3n Jumlah ponJ.rnw.Jal:ln tol セ。ョァ@ 、ゥィNュセZAオョ@ olch I pc-nt;awaS3n セG」ォョjAァ。イNセ。ョェZ。「ョ@ 101100'. LNLNLNLセ@
II.L.033.8
TARGET
••• IO.SOO セォQ」イ@
QNSWWNセ@ Km
o.•
TOTAL Al.oKASI ll ll-1114
(RpMilllr)
!...137.0
7...103.'}
8.815.0
WセUN Q@
I ()..lbJI
UセjNj@
5!3.J
kf セ ie Z|tfhia@ '>l l.f:.\IBAGA : KE.\ IEI\TEHIA '> I'EKEHJA,\ 1\ l ,\ll "\1
セ@ .. PROGRAMIKEGIATAN PRIORJTAS
Ill I'R()(;IV\\11'1 \llU'-1 \A'\ U\1\. PI \,{ , J \IBA'\U\" l'-11 RA'iiiU J...\UR PI k\lliKI\1.\f\
I I'C"ng.muun. l'.:mhm.un. ャGュァ。LL。セョ@ o.hn pセᄋョセ@ cknl!t;3nWI d.Jiam QGセGQャエ[cュ「。ョセZ。ョ@
SASARAX (lluil O.IC'Mia/ O.lp•l )HI .......... , I NDIKATOR
Q|QセMョᄋセlャNエョセ。@ lo.l,l.JitLb セイNNMョNZ。ヲuNiョ@ dan |ャュエョN[jッNNッエョセ@ .. Jumbh uィッー。エセ@ l ou ス。ョセ@ren!!C"'ld::ll3n p.·tlUIIfnt3n ru:ant! エGャ。セZゥ@ flll."f'k."rn.pl:sn Q|セ Q GBG@ n、NSョセ@ l'cnnul.ut\3tl
lo:f'\ ujオjョセ@ a p:mharlgUR:lll セ@ Njoセ@ b..Tfr..d.t.nJubn dalam r-.snjila セtiiNッオオ。ョ@ dan P,.'lll;cnd:ali.m
\l('rnu.wl 。」「ーセ。[ゥ@ dan イュ ャ セゥ@ p:ruhohJ.n pc-manf:t.atln イオ。ョセZ@ ィZャセゥ@ エ」エG||オェオ、ョセ。@
1lhml rx:-mNngunan p.:nnuLmWl セ[ャヲゥcZ@hcrld.11lJUllln
|ィNMョュセャNNZャエャNZゥョ@ L.uahta) hng.L.ungan JK'mlUllm;J |ォュョァャNエuャセZsjオュャNエNィ@ L.:sv.Oban セ。ョァ@dan c:al.upa.n イ」lャセ。ョ。ョ@ {da-.;vt 「AjN。ョセ@ n"K'ncb.p;ll also."S ー」ャ。セZオオョ@ mfrastrullur t•l:"l.n)aan I 'mum untul Ok'Oill};'l. ltl:ln bubnt! pcm1Ul 11nan h-..cjahtc:r.un ョオセ@ ar.1l.at
5 イ。セ」エ N@ 205 セNエ「@ \.ow Jumlah ーイョセキNキオョ@ Gセpk@ b•dant; セxBBNZセMョャ「ッュセ。ョ@ J)i.-rmul.mWJ
Jwul.lh \trutq;• 11 .. MュィNゥョセオョ。ョ@ pッNtゥョuセオョ。ョ@ 50 dan lntr.lSI.rul..tur Pc:"ri..t>Uan 1SPPIKJ
Jwnl.&h k イッ」Mセ@ QGNZMセュャィ。ョァNuャ@ K.a":l.'>an 3U Po.'lmul.IINiliRPKPt
ll. l.033.9
TARCET
Ztlt Ztl.
207L.ah\.uu
TOTAL ALOKASI ........ (Rplll-1
50000.0
Kl,O
N2.0
290.0
KEMF.NTF.RIANII.F.MRAGA : KF.MF.NTF.RJA,'I I'F.KF.RJAAN li \1 LM
26.760unll
INDIKATOR
Jumlah rmc::ana tuldal. pcnang.man ャNN。||Nセs。セャ@ 95 l.umuh pcrlown di J.at> \.{ll;l
Juml.1h ーョオョセZjNエ。ョ@ J.cn\3mpwn p:ntn セョ。@ 0
ュ。ウセ@ ar.tJ.at dal3m pen) 、ュセセ。ヲSゥャョ@
pcnt;cmban;an r-::nnul.irrun
)at\lt エctエッョセオョ@ cbn mfr.:Nrul..tur rw."fklul.uni'l)a
Jumlah jNZュセョ@ po.'1\IITU.h3n l'og• \IIIR 1().1
Jumlah J.a\\ol.QO ーッZョォセ@ ("t>tcn,ial
:li!mpuhun セ。ョウ@ ャゥZtuョセャ@
Jumlilh jN。オセQョ@ ) [ュセ@ HィャSセ@ ani olch 50 tnfJ;il)ltul..tur r-:ndulunttl.<)!l3l.m d,('fl()nu
Jumbh ーZョュセャNN。エ。ョ@ ャュセャL[オョセ@ human uniU 1500 inセIᆬNセlN。エ@ )Mit! UOt!J!3I J1 pulau I..«! I. Lk.sa Q・ョュァセZ。ャ@ dan ICflXTICil
II .L.033.10
2111
TARGET TOT AI. AI A)KASI lt l t-Zel.t .. ,. (RpMilill r)
セPW「オZjMN[オャ@ 27:!.0
60paJ.ct .Z6.0
2071.3\\il.Qrl " I GセXNP@
:6 760u.nu • ••o.o
::.tUL.au;a .•• .:m lP7.0
J<L..;:a .. :J<.an .. f'l5.0
2051.aua_-..ln " 780.0
QXNセ@ I..!\\J-.:10 I RXセNP@
81UHdc."Q .. 1f<I)I)_(J
t
o·rt
O'fk:t
lfOtC:
O" lt\
O"%t
O'bl
ヲIBVIセ@ -.. .., tiC11C
ISY)ICYJY "1Y .uu
( . ,
( . ,
,., I
ll .tfO.Til
!unr:t-1 オョュセuBヲ@ q'll'd "'-1'\lJiql'-"'1'! オ。NエイNLセオNセZエGQ@ ln'lut \Ulo.J llf'IU.">tU."'W
oiur \ セオョヲGッBッG@ オイオョャGオセセッセ@ uヲGャNNNLセエオNNNNNj@
nl1'1 qll"' Ri:l ) Oil U't'fli:UI'f'U.li.U oiU1!\f'k)'fqt'1'41'.jlUnq ョゥQ GQ セsゥZャ@
セLL@
イ|セ@ ャャエGセオアョセnNャ、@ llll' 111"\fd>:IU.'Id セMNZj、uエGヲャセエョAZャオョャャャャLャセuNMN、@
ifl(l'\ \fl:'1 111 1 'I LNNLセLNNNNLNNNNセ[LNLLNLNN L NNNLオュイ ャ@ nl"'t 'fCllll
a&•'\41''1).')1 セjiGuNBBャ@ セ@ \ veb.l ;!unr"" uru"4'J.llwd
') Jah:f'U.JI.U セuGiG|@ イャo|セ@ lfi:JWnf 1! .... , ... セIY@
l'iUM.kUrJ tt l '" ャェ・jヲGャセMGQ Q@ オエBGッエGGャ|アオNエーャHエZNョZヲNIoNjセ i@
111.-p Jl'Utlt\II""J J U'Ctlll'tntW.l,J ttrp Jt:UONJl"'J 1 ャョAw QGQQQQセ Q j@
Ur<i1'¥.1:l"i Uf':lU1!C.jtu.);iU.')tJ 11""-"11'1 ur:tUD4tu.l:iU.l0J
'1I'JIO'I t'\11'"' 01..1.'1}1 セGGエBGBGQ@ t I i: •P 't"'ffiII rt.rr:.'l\l.l}l 'rlO'\ q'C"f Ill lt GQセQZMGBGGQ@ H I ucp t'l<>\ "1"'1 ll tp II I )f ·ut."l!"t''1 i:t. UCJ'
)li'P '1.1 ... 11"1 O.l'\ '{Cl t61 Cl<''1 "'t'llt 1p 'i,J,Il!'t10't.q-c'1
tp IU!lf 100'1 lfl! '19:i:•P 'Iol't'-' i:l'P IUI)i 'l'll''t"'C'ti:t.'J" 'fd''
"'•l''lf.
Zエオョー[セッッセ@ オョュセ@ ""'-'l';fl1u,,p\Uo."'J
セQQBG GQ@ Ul').,:lUIU.xl U'IT\ItqUl.l!J
UC'111!\krU.lW lfuc\ ... ukkuJ lf"' JtunfJ ,o;uiJwd H
アイNj、NnN セ@ u.:p {エGuoエGGセ@ 1
llrWI'1mw.,,J ucqo"'r"i uQAセオ」アキN^ゥャオNLL ャ@ オイキャ L ョャキNセNャ@ m::tun, itul 1 uャGB|ャZセBBG@
イーエuNLセ j@ 4-'1111 '1CfiU1 I 'l!tn:: Bセ Q MGャA@ C10'1 \f'lf'1 t iセ@ 1p I I ll! Un!lCIJ,,fi Uqt セuゥャpMGP ⦅ I@ Ut'UIIitU'Ct J
ュZセ NL Nwj@ m:p ur.unitun.t un'!N.'IIJ セャャャャB|ヲ@ ᄋセGエBヲャGQ@ セsZ@ 1 llt'f' no., qt''1 S"t 1 tp }1,1,1)1 オイオョゥAuャセwセLj@ UM'.J"'"u.,p\U.',J I"W!'Il..,Jrlb,
"111'' オセョ|オ NャャNャ@ ur:lutJwq-ou.-,J lf" IWO( 'Cl\l\\fCI '1 tbi'P IU l li ·rw't \11!'1 9Z: lfl BG、セG@ l(rtun}! ur-<1 i'UOJ"'') uョZjセGQjAiオNGゥL j@ '1'"-I:IW3 1
セN セ オョLセオG@ 1 uq'l オイャエオョ L セオ@ 1 uro オイッョセオイ オ@ Uttlrw,Jt'-"'1"0
uronituqJ Utti"W,J セエエアhア@ "'J\ 'IIft'IUinf "1·1'-' L[ ャャGャGャGGi|セuNG j@ llt'(l ᄋセエ\ャキNLI、@ 'Uf'Jnf":tiJ.)._t
n:np.li\I.:U'1 nqnd U"ff オイMセセ@
ュZMMM・セイLイ@ mun,itutJ""'I"' '1 オョNLZエオオNセ@
tn""t'"'e"tZOI 6£1 ャャャャアセww@ セセ|@ Ul!''t¥1.., lf" JWO( uエBBャAᆬQAャBQセP Q@.... .... .Umt\'.1
QQPNQᆬAQQQP セQ@(--_,.......,_.....,IMIWVS セ Bv@ J.Jli011L1 w .1 yjセIiiwyQQAIHIャャNャ@ .. ,
i セ@ 11\.1 " ' VnB''f:l ,l ' '-'lll ] .l \ ::110 :-1 : vセ jセ iii| t i Bv i ャャ Z uNNZ Z h |ZャZMQ@
·ti ッッセ「Gヲャセオ@. .. ..
',.;..: ••• _:_,;. >_;.-'__.._- M セ@ .'; ᄋNNZNN[N⦅Nセ[@ . ;
KEM ENTERIAN/ LF.MBAGA : KD1ENTF.RIAN Pt: KF.RJAA N UM t;M
llflropln"'
pセiNiSQunrN@ Pc-n1hn•A1.n. 1\:ng:a";;aq.n_ Wセ@ bu:th "SPK Pt:nllcmklnaoen セオュm@ セュィ。L@ un Dan pッャッセ@iョ|セGMセ@ QM|Gョェ\ォセiwi@ P<n,cmt-u,._,.,, ャ ョヲイMッセ セエイオ「N@ セョNl「ャ@ 0ttn セッ。エョjxiヲキャ@ .&:!6 fbntd... Htntd .• lbn rtndamf"npn |セエNNN@
jオュjセuGMGM。ウ。ヲエIセイョューャ。イイョ@ \Q
pcntnP,iiWt セidィゥNjBゥ@ nang k.'Tbul.a hl_taU
prdlill"»l.urtJ;an romnuL•man
Jumlah Uwlf'Oi3l\ Iセ@ mrn;odanu M イ」ョセuエ。ョ@ ャNuゥャャャセ@ ャュァャセ。ョ@ pt"rmuJ.una tnad!Jtonld dan tocncJ;ar.t.h
Jumlah l.d 、ッNBGセセセセBセ@ ュ」Mョ、SイッエャN。エセ@ アNsセV@
pmdampnpn イ」ュセョ「セ。。ョ@ セ[セイNエ「エ@
I"'IP\I ·P:!KP
TAJIGitT
••• •••
Jumbh セwk@ umuャNイエセャョャR[[QョSNイ@ hmNh. ; ,..,...._ ., ltmhoh.:! ,..,p.._ ZGセ@ ,,p.._ :." l•mhlh.. :!0 ,,, ....
Jrounbt. dan pLZnャュセ@ I。イGャセ@ セ@ 、ョオセ NG@ \Pt... セョャーゥャィNャョ@ 、イNオョZjセ@ dan lO '"PK セLNNNLNN@
Jumbh fbntcl. Omcd • ..bn pcTI(bmp"ian ; .- llantd •• ll•ntcl.. d3n :!26 1bnld.. lltnkl. , d:ln ヲBエNNL NN⦅IjAcBャッGcゥッャセ 。イ@ hmbiah..dr.e!NI<c.cbn ('C'n!bmptflFanC''K)au ィュセ@ A セイエョゥ[セョャ|セヲL[NI [ オイ@ hmhth. f'!CNII'l!'han IJ.antd. Utntc-L ..bn ーNMョ、。ュイエョカセ@ W 1\;-.ntd ... U1nkl. d.Jn
Q|skI、イNmセ Z@ .!2 Oolnll'l. ll111k:l. イュッjZ。ュイョョゥ[セBGGBNL[N LュL セ N@
lbn po."'"(bmpnpn ,,.._.._! dim I セP@ lbmd .. U1n1C'l. Jan ("C'f'Qtnpahan pGMBtゥ、。ューエョNセ。ョエ||kNI@
イBセイッィ。ョ@
II .L.033.12
TOTAL ALOI<ASI ........ c-.-
I 137.0
.. 00.0
160.0
$ ().1\,(l
h7.7
""''
L3··17
O'I.IIIS')
イイエエセセ ᄋイ@
l.fl)tt
(J"S'I
.. ,.,
セ「エ ャ@ _.., t .......
ISY'I(TIV "IV W.l
fl ' ffO'TII
m HョセャャエB|ャヲB、ャセ@
'«'1"1"""'"""'"""1 I "'"""""' JndumitLL'WJ t\I'Cir'C \IIJI'I ());: • M£ npcd.u'l オョーZ、キセ G^j@ ᄋセos@ urtf'"dwr.ou.'d u., 。ーェセ@ ln! fndwrt....._<od
tlf11 'fli1 0 I;:•PVdJ ln11t'f.'u1li-',f UI"'J'VrtJ オイセオAuMMセQAQQ GQ アャB L II@ ョキセjjᄋカ イエ ャ@ エュュセiw、セオセイエ@
セHIsゥZャヲャIヲHョーイZwNQQオョーZッ、キエオNM、@
' IIUn ィIセ@ "f" ゥセjGAアNBBG@ qedwr'C ェ ョ、uwQセ uMBs@
nn"JC"Oo. C"ll1'\.<t,., Oli: 'I' V.t I urtr'fi'u!u.'Od
ャZjoャセqs@ エォBBGア LNL ケセ@ セ@ .l"ialn"J(l オイオョセwMGNQ セ GQ Q QQPY@ t • r.'1f"\.q'"l fl5 イセキNjー@ ur:uMitmpd
ur.1U3C'M'"\lf'"l Ollii"J'-""' ェjャjセiGuセuScGョエGャLGヲBャ ャ ャ@
ャュヲGB|jセjNャjセNhゥアエNNNャ@
セセセャャNj^jオイーuヲエG|ョアオw@
N。NZッアセセオオsオN G^j@
エアエ GiG BGGjセsGi@
-"'""u.' uvrq, cャャBG|Nセ L@ セGB\uq@ urr JOttc-Uo tlL"lf'" u.::iU"fflfl'qW •JI """'.., 11\ Z MGエゥGMjjoセBG@ 1:101 q"1 I I jャャAセャョZーョエイNNャャZBBイAjゥゥセ、@ ャゥZゥZGヲャャNヲcGヲGu ゥ ェjGAャゥuヲvGB|アNᄏオ セ Aキ、@
J.:T'".II:'(n:w urp セ@ mmp
Goヲ\nBBBBBBBBBBBGュBBGBGセ ャ@ """"'"""•"' l'tur"f"<f !"'Cl'.l\U I qc..J urp uaU:"4tu.xJ t'l'e1'."'' q<!d オセオ」アオオィNNj@ uqJun\.e.qw..,J tqtlj !5rJ オイョ]エセ@ :J ッアセ@ セオオZャキエNj@ tq-tlj f'-."J lf'I"IW"f J.X!Wft" セujNGiゥGAセ@ t""I'IIJ!'i rJ tm'"!"-'1 )I
セセ|NNャuowオエBュ「 L@
li: ' .wi!Uir.Jp オオッキセ j@ セャャイNji G MBGBBイッゥゥuヲGセwii@
udNェc、セNNNエ@ uoow オョ。セ⦅L L@
OS' I Z^ッョNN セ@ UUl<W Ut1"W, ()) G Tᆪ|セwゥェ@ iiセ@ セGcui@ unr1ib, 'J'i:": £ ' IJOIWij J IC セ@ セjエョエAv L@ td lie u セwjAZGjオ^j@ セA L@ '-'WUI Lfqwrt fl \.:JUOUI tmt'I'B'"'1 9i:t
セ@ucq•'J·T.tu>J rq,,, NNNLL ョセ L@ オエZ|サnエセjNBj、@ Ul%j<JJ.'fu.:..J
ゥャNLNNLZ^BョイョZjpuエGiZjGBGセ@ jア L イ セ[Zセイイjp@ セ@
P'fl iP ).'),n.l 51 ' t{'Xft UIJ オョェ\jpセ]、@ P:fl lP u-,oJ L Mセw\ェ@ uqt オ、オョセuゥ ェ@ m'lnlt"' """f'fAI.:..J t!UVJ
' !' """'"""'' " "'11'P """' >f '"'""'1'""'""' Oql'P"""' .I OO<Il'(JI""'!!J<,.,.. """""""'>(u.'<J ""'""' ' !rl't!P 1-l-,ai )9 ... ... ,...,.._ - '""'""-"'""' NY1IYSYll
IIO.lYJIMI>Il J.:f:JIIVJ.
SV J..I1IOI1W jゥyNャv i ZGjviikyiiセ@..,.
ャ セ N ャャ | Q Q@ !IIYY nt:i )f :U li YIH :U !II :i l \:1)1 : セ ᄋ セIy hi セ Z ゥGi O iHy i hZャ N ャNNセ Z ゥャ|Zゥ ZMQ@
セ@ ャAャャゥAjセliNAャイョ@ セ@
I .... 'lOT AI. ...-..sl
___ .....,_ ...,._, セ MM MMMMMMMMMMMMLMMMMMMMMMMMMMMMMMセ@ MMセᄋ@- ...
セセセオョョNjGッ」Zュnョ[オョNヲJュᆬセNLNNN⦅@ ーッZイオョイァNャNQオョー」MセZ。ョZセセョイュオオョ、エTmo@ jオュ「ィセャNN。LNNセ|ャャャrー。|o「mNikkNN@ QTWR、」ウ。NWTセMN|QXr@ NNjVUP、」ッャ。Ns ョuLNL[セsセョ |ibr@
p、|LセGオュ「」イp」ュィyIZエm、。ョpッ「@ セ@ セョオ@ .... セ|エヲLrーョG|o「。ヲエNsZセiNN⦅k@ . N「ョオMM。UᆬQャセ」ーNMュ」ャNNョNjBu「オ@ pcrl.ouan. I.&.II..._J... IaL-...an jGHGヲャセ@ セ i kk N@ 100 ャョ|セ N セセGMョエ」ュ@ ioolNN。BGSswQャィセエー」ュ」オNMッャヲエNーオ「オ@ ォNGイゥャャZャヲN セセォGイヲGcョc iN 」「ョエNNj|pエMQI@ ャセnキウNN、。ョ@ I) LII,..._rcbklh;an NN⦅⦅ャセャーZュ、N。ョョN@Q BセH|スキオキAaエイ| ャ ョオュ@ NN⦅Lォ」キ N セセᄋl、。ョkNN|pj@ 1). セMNNNLNイセャオMオ@ pcnUn:MI rulauk'flu:v セ@
、。ョセ[@ u .... as;Jn pdatoutun rmUrun lcl'penC•I. ..bn KAPE.l ,_dan .SJ L.:.•.....-.pcbtouh:wl r•:nL.:an¥1
ー」ュエエエョxvセエZNNLNエゥゥ U pih|iiN「ョ NANA|ョッョᆳ
PlJ,\\I Jun1bh t>l> \M dan no.--.n-1'1)\ \t セmiセ@ ー」ュィエョZキセ@ 35 i Gd Nセ ||@ I Wfl 30 non- l'nnhtro._"Vl ha£_1 II .S 1'1> \\I Ibn mmlpm>k-h p..-mbuu.m PO\ \1 2!S non-PO\ \1
ォ」ョ」。ョZセ ャ ョ、オZャN@ SPA\1 d• !00 bh\ut' jオュャ\ャNィrTMョNN\ャエGャャャャャイ、オャNGゥp^||iセセセ、m@ 301.ah-1.04a セセG|NQッエ。@
dtln.Jplan
dil..lat セ@ p..-n' do.""'"'-n :ur mmurn d1 I Oil Jumlah ーNZョIcセセ。ュSョ@ pebt•h:.n IDilbt) 18 lah ャNNッエッセ N@ 50 lah l ou Uh l..ou d:m niOik'\ .. h セ@ セォャッ」ZN@ klnt'l .bnjuml3h ft'I()IM:\ イュ」ョョセ@ .. ,.
セR@ 1\SPK 。セイュュオュwョ@ \\Pt.: <bbnl Pmbd Jum.bh r-.'\PK k'nuSW'ld=anJuml3h l..Kt\01<1 -' \'\PK IOOlab-l.oca セャャョᆬセ」セ ョイ・ョNLッ」ュィャョァ[。ョ@
セィオウゥ@ pinpmcln twri. ..... 107 1'1) \.\t pnt.SCuJ1 J.:PS d1 セj@ PO\ \I . dan q bporan stuJ1 :ah.:momf ーョョエZNN[Lセ@ :ao.n ーNZセ「ッョーョ@SP\_\I
'-Pt\\1 セセ@ \''I'K
Jum.bh b(oonn rn stuJi \.eb) ».:an Kl"\ d.vl セ@ I'll,\ \I セョMュNNィ「DNQ@ ーオセ@
'>llM.hahnroltfp:mtK:a}a¥1 bro.nl... J P0\\1 prtituJI ..: ......
セ」セ。、@ j Z_ヲwGo|iセャ「ョ@ jオュN「ィZ。ャエ ョセョNセ、SオイオセオイNjゥヲエャ「ィ@ 32pro\1RSa
pm."\>niOhan f\"\ddC' lbn d3ut uLvatr a•r l1mboh d• JWO'Im.l ^セ@ ft'IC'bL.ulan l2m,_,c ......
II.L. 033.14
fM,bt セᄋ@ イ」ョ ^NZセ。イNN。 Nイ@
ュュオイQQlエQioolN。セャGMエャエャ、。ョ@
l'niJflC'I 、ᄋセBャ | 。「ッGャッエNQ@
セ@ "'j'if•K 11r m1num dan "'ISPK \bbm f\onb dt 100 lab \.OQ
I07rl)\\l ォGtヲセィオウN@ J"'nl:.wn;,n
Nnl.. f"'l'-'IJIJI KP" d! :?3 ᄋセ@ \M lbn Q bpor.wt -.4uo.fi 11hctNIIf ーョョエッNセI。ᆬQ@ セエッョエM
''''"
(lip-IO!t&-' .0
:tN.O
lll ,O
ᄋセ NP@
71.0
""
l IiI\ I I i._' I 1
!
KEMEI'TERIA);II. EMIHGA: Kf:MEI'TERIA "' l'f"KERJAA"' UMl\1
INIMKATOR Jilt
ヲャ、ッセ。ョ。ョ@ mセjセBュイョ@ ャゥセ@ l'.:rmulinWJ iG、ᄏNセ@ Nエュゥョゥウエセ@ jャGNBBョセセェゥ。ョ@ dJ.n Jwntm セBBGャu@ cbn p;llct p;.-mbinaan 1 900 p..-p\Ooill dan セU@ pal...1. pcrl.Atu.or.m Wllul. '1.500 )X'¥3\0o:li
) I JX&L.ct wnul. p."D.llllpah;&n \bn dnin;u<. 65 pセGQエ I@ ('lji:u,n pr-.asar.u\:1 Jan キョエョZNセャャャイ@ minum. S ー。ャセQM I J unil d:tn .S pal.ct uni1 wuul. Zセゥイ@ minwn 、SQQNZセゥイ@ hmbah.. JJ p;U.ct 31r limbah. fi'C1'Siln'l[Uk:ullbn 、イッNイオ N セ@ pocb 」Sc「ョセ@
セゥャNヲャ@ mendc:s:d. hid:lnw l'c:ri.•m loLbi p;Dea 「」ョ」Nュ[セ@ l.oonil セNZQNQ@
6- セctiセ@ ャN「uセ@ KcNpl:tn. pセイZャュ@ dan- I K.S p.ll..cl
Z |ョセNNNLNNュN@ エNNセ Mイjセ@ l.uar セセMNMュ N@ dMN。セ@
lnfonnas.i 54'l'UII \IIII.OSI Kmc."l'j:.lnfrhlroltur
bゥ、。ョセ@ l'cm•uliman
IV I'ROORA \1 PE!\ ' 'EH,..GGARAA"
ャGセセZ」ュ「。ョセ@ k 。ー。セオオZ@ d:ln p GMGォNMュ「。セ@ |ォョゥョェ}NャaャョセZセ@ SDM 1'..-nal!ian JUJRi! Gセ@
QMGセMョセ」ォョゥAZセ@ Pc.•n:a1aan RuanQ bl:ri.wllllb
Jwnlllh セ」エ@ ーZョセオsunエセャN」「エェセN@ ゥエイNエエセゥ@ J7 p3le1
PfV'p-oltn dan RQQセセ@ L.r1jtiamJ lu:u nt'k:('ri
Ibn pob ゥョ|セゥN」 | Z 、セ LNェN」「オ@ dan
mrortn;lW
Jumbh lN セMケゥ。ャNャャョ@ pcitll ihan 「m「ョ セ@ rrnauan 2Lc.1:-lalan nanw セャャョャZ@ 、 ゥセャ。ョ@
iGュ ᄋ セN@ P("'l\311(33lM. d:an l'cnil!l'ftd:lli;ln k NNMウ\ョセᄃャZFョ@ cbn ャャ セ「ョ。ウZ。ョ@ セ@ Jumbh イ・ョ・M。nセ@ wn ruan1 )Uilii lt'WI lJ pM\in§l Q Q セMュ。NョヲエエN。「ョ@ kキョセ@ yN GゥャZ。セャャィ@ " IIS.onal p:n1ban111unan )llilu J!fOirutn Jalam R I RY. 、ゥ セョャNNイッョ ャ。ョ@ ーョZセ@ ーNBGttエMNNャョァオョ。ョョセウ@
ltm\:lMJl Mt'lal..ulan KoordiRbi dan l osilitasi R f1t l'ulou. RTR KS'l. RTR PK,... pksセ@Aセ QセQuオュエZョ セオュッN Mョ L。ャQェャ@
diha§illwi
II .L.033.15
<' ••
L3--20
TARCET
Jll4
9.SOO セBG。ゥ@ dJ.n 2H pa.L.ct
J I p.ll..c."t untul. pm;ampahan dan
dnliiUSt'. 65 unu untul. :m m1nwn
d.ln au limhah. 33 pAct セヲャャL[N。ョ@セ@ N(bng Pc.'1\1m
1.16(.0
6SO.O
.UI ,2
2.S...S.I
-'4.0
7:!02
KF.MF.NTERIAN/LF.MBAGA : KF.Mf:NTf:RIAN Pf:KF.IUAAN UM UM
Pnt)i:apgn dan Pcnct3ptn Matni 11natunn tセウ@ PP セ@ aセエ@ Ut ::!612007. mョオヲエF「ャョIZNエpセI@ P<n)tks:IUn f'P S SSPK pセオイク「ョーョ@ don セspk@ OiJMa }2i1u: Snu:li Aman3t l l 2612007
• PP ldll3fli; pHGヲャセ@ drnwman Pembinaan
pセrオZmQᆬ@
• PP ャ\ョセ@ Pm)ck-n;pr.un pセLNMョ。エ。。ョ@ Ruang ttmn.1SUI. Ji dal:amn)a ..:.bah PP k'ntaiJ¥ Kritni3 cbn r S\.;1 Colt'll Pnunj3UWI Knnhali lfiRW • PP ォョセ@ Zotwa SiSkm セ。ウゥッョZエャ@• PP セオョセ@ Proscdur P«<kh:ln J.f.in pュオョヲFセエZ。ョ@ rセ@ D:ln イZ。エZセ@ c[。イNセセ@
Pcna;.pnh:an Y :lnj 1.8) ZセNャN@
• PP knanle. lnsn\tlf d:tn Oi!t-inllrntif • PP ICI\Wig Pffl!,'Cnlbh:ln Pcmanf:uun ltl.l3f1i: • PP to:nbni Kritnia kNZャキZオZセョ@ Pcrt..otaJn • PP tmlall¥ Pcnauan k 。Bセ@ PCTI:OliUn • I' P ォGtゥ「ョセ@ P(l'gta;m Ku\Oo!I:SIR Av.rorolit.tn
• I' P tcnUin¥ p」ョZセャNャ。ョ@ rエwjセ@ kN。Bセ@·-• PP tcn&ant; S.anhi Admini5tr3Cif
II.L.033.16
TAIICET ... ••• 60SSPK %.0
TAIICET nrTAL AIA*ASI PROGRA"''IKK'.CI ATAN PIUOIUTAS I I<DIXATOR セMMMMMMMMMMMMMMセセMMMMMMMMMMMMMMMMMヲ@ ᄋᄋセᄋ@... ...
l'n\.-n.."3rwn, l'n'IWif:.atan 、ni iG BGBG BGGi、、セ@ Qセ。@ i セ@ ZMLNNセL@ Am;m;,t L l |ォMョセャョセ\エャG、エG・ォァNwGi v セIッLNBBIujj@ NNjririGオ 「|NャNNFZNョ セ セセセ@ W rirpオ 「ッNャャ「ョ VYセ@
ャGセヲZ。。ャNZュォセ||ᄋセセQ|RLNセMLョ。ャ@ Q ィN セQ Z@ Am:mal l I 1h.'1007 K1\' ャ セッNュ。[オャN@ \ldaL.uW t..ounhf\."bl(bn Q [セNNBG|ャャNINZッ@ ᄋ ャ GョーョNセ@ klk pセ「オ@l"n....-.. ャG エBヲャ・QNャヲGoゥャ ヲI [セキBMMョNNキFNオュ」ョ@ セSQQ`@ • ャG セッNMイjGョNG@ K I K K!:<o' ャィセャャNャ。ョ@
I blhLN エ セNNMョL@ ... sofw|セB@ セMtゥ「@
K I K\\ .bn kセMイNZ Nク|PQ@ kオMLN[Zュセ。@
セセ セセ ᄋ ᄋセMNNキMNNNセLaョキャZャャエ@ 1 .:!6'2007. • 1\ ."'f\b n..._-n._-cnai R"l K\\ pョセ|u「MQ@
· l'mbflk'1\t."'.-n.liK I K\\ セャ・ョ@
|ャ セッN Bャャャ ヲGャァ|N。ャ ョ IZエ@ pセtiセNZォウZje[Nョ@ 1\."fW P'r\•H.tbl セ@ lNセッNBᆬQSuョ@
tbn セjuォBャGャ@ aュッNョZセセャャ@ :!b'2007
pュエセlNZNキャ@ L.wh1.1). セi@ ーイNNセ、セッNセイN。イN。[キ@ QセNNセ@ .. twtld. セ@ btntcL. J'l.'"f\:JU;W Jumbh lNセゥッオNュ@ )l()t."'L W.1rij; uエ。セ@
ヲャッLZBャャッ NBャャ。NZオャ セ@ iG|uゥャセijᄋーオウ。エ、ゥエョNN「NNBt。ィ@ J'"t'oins.4
Jumbh セQュGセ@ セー[[セ、N。ョ@ h,m\d. "\Lab jGiN Btiiiャエ[NlNヲNFN[オQーッNjNᄏNセーNセセ@
lN ZZN「オー[エエ」エャHGNMョセpkイエI@
Jumbh セォGti@ セZ。ョセ[@ mcno.bp:nlan セ@ Ut> 「ャュ「ゥセᄋセセaョセカNエ「スoゥィ@
L.llbufolrn
Jumt..h L.ah,p;a1cn セ@ IM"II; mo..-nJaro."u.L.IV'I I uカNMNNMN[セオ@「ゥョA「ャAAゥZエョャャNゥNョAIセセセ@
カNQ「セ。Nィ@ lav.;:a..;an jGNセ@ dati セョBjヲGB^セオョ@
Jumt.dt lN セNキセ@ 「ゥュ 「エ セ。ョ@ td.n•) 6 lNセッNャAャ。エャャョ@p.-manfw!.#t dan J"'I:TII'"!ml'*' ーョョN[。ョイセ@
イキョセ@ カNャセ。ィ@ iGjnGBGセ@
I I. L.033.17
I SUb
... _,
II...J
IS.O
111:.1
10l.1
:::!1.9
keiiエenteiuaセOlヲNmraga Z@ ANZヲNmヲNntヲN iu aセ@ pヲN k ヲN rj aaセ@ \ JM t.: \1
.... 00111"-'TOil
Jwni.Jh オNセ@ ;andabn.l..oridor )MJ
mmd.Jratl.an :u:Nn セエMN。ョーョ@ uエッゥセBャエャ@
ィdセッhーョ Z セj「ゥ@
jセキョ「ィ@ ||NャセャゥャMオイエーャ@ )Ointf ュイョNセ@
ヲNキャゥセヲAcnu[ャゥョイオNカエェ[ャャョャZ「|ャッゥセセ@
pセkHィーャNjョNNャGBBBGBGNャNキQ@ |セーイュNャセヲGoG[iョャNZョョスZャイMNセセセセ@ jオュ「ャGエセcGmlin ャ ゥセ@
セャキイセゥセャ|。ゥセkゥョョー@ セ、pBBBQヲ、Sョ、Nャ」イSエャ@ jGilセセー」ョ。ゥNdョエキヲGャァZ@
p・「jイゥセkア[イNNオョ@
pョBセ「uイオ。イjᆬsッイtuiLッッイエィrD@ ャGセ。セセ@ jwtセ「ィuLNLNNLイNjZォGᆬLセィZ。ョーョ@
ーイョオョヲNNZセuョ@ rwn.-lhn セ。mi@ セォMュィッー[ャョ@ tr'IO'Io:bl セ。ョZキQ@ ('· ldnnh.Jp:ln ᄋセ\ィゥ@ セョセョ@ r pmunf;,oun セ@ L..::!ur.:tsan tnc'U'olJ'Ofitan Co('Tt. p/JJnnt""Q. pmt'UfXIfl locdセi@ k¥,a;Jl.11'1 d1 li>a ーOエュュ セ@ セ@ ./OIUSI セ@ dJ lot;:
pnnmn.un セセ@ セGcGュィZ。ョーョ@ 、ャョヲGセ@ lxri. bft.tn unllJL セ@ d:an セ@ h:lnl bh:an lWu&.
pmnul.Jr1"13n J. jォGヲセ@ セェAZwiSョ、ャ@ セ@
IU._2Sin
...
.,...,. ,...._
1l;,tJun
ャセャュᆬLー[ャャャI。@ セョゥj[wセ@ セkセ@ .hn Jumbh pcmuultwr.tn h:b.i' Wu 1nfomu-.. i iNN セ@
ャヲエHッョョ[エセセ@ セ@
|ォョゥセNエセ。セャオエオョャ。」lオョセ@ jセセュwNlZjuセセMセiィョ@ J L:.a d.tn セnゥャセ@ bcnctru JJ.un dabm セ@ I'KPO I 。ョセ@ d•lm-.;t....J.Un ャセセ[セィ「@jNエョセwNゥ[[wGwエャイュイLョLー。ョセ@ セセj。ョセ エNk@
pnL:ot:un ャ」セNj@
II.L.033.18
TARGET TOTAL AI..OK.UI . ....... ,. .. ,.,. (lip-
Q U セ[hNjョ@ l !'.U
.... !C!-.7
500UI".II'If S Qセ@
....... _ .e.o
15 UjUn :.u
Ns lセ@
\1
l - ) c< J i I !) I I i !J )
PROCIIAMIK£GIATAN I'IUOIIJTAS
uオlオョセNュ@ \-t;ana}('mrn J.an Pd.th:uuan rul!:'b lcln ... エセュ ョ^。@
QGNNMュョ セ uエ。ョ@ セ@ .. na .Jan ャGイMセ@ |セオイ@
... m ... 'lllcr1an l'.:h"f')aan I ·mum
\ ' II ャGGBョュセlN。キョ@ ャG」ョセBZ「NuQ@ Wn Alr.umah1ht.) エ |ー。エuエ オイ Gォセエ]セエオ@
ャセ。@ セBcュャNッ。ョエNZ。ョ@ raloU.an t>ncru lNSセエッエウ@ ャ」セL。 N@ 5Cf\JlMN
lota-lQU bani dan Loa-lou G[オMNセ@nMイャNNョョnョセ@ pcs;n
jオZイョャュャou Iセュ」ュー」イッォィ イ。ョ「ャイァ[ュ@ ISL.ou
エ」ャュ ウ イッイ「ャNセjャGNBョjNocZュ「[。ョーョセ@
、ッNョセゥlオャN、」ュセ。@
|ォュョウINNオョセ。@ L3f"'b•tb dJn L1nctp pmthm.. |ャュュセャ。エョケ。@ LaJ»SHas dan l1nt"f}J po:ntbin:t
セ@ l.otblruLi QIセQ@ dan dxfah セセ@ L.on_ ..... セ@ QセQ@ duJ Janah セ@•nd•Utoc lndcl., pc'n\htn;un セ@ L.onSU'\Il.sl R;WOn;l)d;an dKnh
TOTAL ALOKASII•:t: \ U'J\Tt::KJA!\ PU 20i t-ltl -4
II. L.033.19
TAIIGET
••• t(lqluu l·U
&-11 .0
139.6
:!027.0
IJ¥9.0
Lampiran -4 : DAFTAR RENCANA PROYEK KERJASAMA PEMERINTAH DAN BADAN USAHA DALAM PENYEDIAAN INFRASTRUKTUR
1. Penyediaan Air Minum Kementerian Kota Bandung Pekerjaan Umum,
Pemkot Bandung Jawa Bali 270,00 270,00
2. Peningkatan dan Kementerian 60,00 Pembangunan !PAM Pekerjaan Umum, Sumatera Kota Medan Pemkot Medan
3. Penyediaan Air Minum Kementerian Kota Bandar Lampung Pekerjaan Umum, - - 260,00
Pemkot Bandar Sumatera Lampung
4. Penyediaan Air Minum Kementerian
-
260,00
DKI Jakarta-Bekasi- Pekerjaan Umum, - 1.300,00 1.300,00 Karawang Pemprov DKI Jawa Bali
5. Pemkot Bekasi, Pemkab Bekasi, Pemkab Karawang
6. Penyediaan Air Minum Kementerian Kabupaten Bekasi Pekerjaan Umum, (Cikarang Barat & Pemkab Bekasi
Jawa Bali 100,00 100,00
Cibitung)
7. Penyediaan Air Minum Kementerian Kabupaten Bandung Pekerjaan Umum, Jawa Bali - - 60,00 60,00
Pemkab Bandung
8. Penyediaan Air Minum Kementerian Kabupaten Sumedang Pekerjaan Jawa Bali 25,00 25,00 -
Umum, Pemkab Sumedang
9. Penyediaan Air Minum Kementerian Kabupaten Indramayu Pekerjaan Jawa Bali - 5,00 5,00
Umum, Pemkab Indramayu
10. Penyediaan Air Minum Kementerian Kabupaten dan Kota Pekerjaan Cirebon Umum, Pemkab
Kuningan, Jawa Bali - 70,00 70,00 Pemkab Cirebon, Pemkot Cirebon
----
l_anlpiran 4
- 540,00
- 60,00
- 520,00
1.170,00 3.770,00
80,00 280,00
50,00 170,00
50,00
10,00
- 140,00
-........._
Lan1piran 4
SASAIWt Kemelllatat/ NO
(Hasll Outllome IAnlllllgatalallt LalcMI Rencana Dllbursanent (Millar Ruplllh)
yang dlhanlpkan)
2010 2011 201Z 2013 2014 TOTAL
11. Penyediaan Air Minum Kementerian Kota Bekasi (Pondok Pekerjaan Umum, Jawa Bali - - 110,00 110,00 - 220,00 Gede) Pemkot Bekasi
12. Penyediaan Air Minum Kementerian - - 35,00 35,00 - 70,00 Kota Surakarta Pekerjaan Umum, Jawa Bali
Pemkot Surakarta
13. Penyediaan Air Minum Kementerian 125,00 125,00 250,00 Kabupaten Klungkung Pekerjaan Jawa Bali
Umum, Pemkab Klungkung
14. Penyediaan Air Minum Kementerian Kabupaten Maros Pekerjaan Umum, Sulawesi -
Pemkab Maros 60,00 55,00 - - 115,00
15. Pembangunan Tempat Kementerian Pengelolaan Sampah Pekerjaan Umum/ Jawa Bali 240,00 160,00 - - - 400,00 Terpadu Bogor dan Pemprov Jabar Depok
16. Pembangunan Tempat Kementerian Pengelolaan Sampah Pekerjaan Umum/ Jawa Bali 480,00 320,00 - - 800,00 Terpadu Bandung dan Pemprov Jabar 5ekitarnya