http://
bulelen
gkab.b
ps.go.id
http://
bulelen
gkab.b
ps.go.id
PERKEMBANGAN INFLASI KOTA SINGARAJA TAHUN 2014-2015
ISBN : 978-602-0910-52-9 No. Publikasi : 51084.15.032 Katalog BPS : 1102001.5108 Ukuran Buku : 14,8 x 21 cm Jumlah Halaman : 30 + iv halaman Naskah : BPS Kabupaten Buleleng Gambar Kulit : Seksi Integrasi Pengolahan dan Diseminasi Statistik Diterbitkan Oleh : BPS Kabupaten Buleleng Dicetak oleh : Percetakan ”Teleng Indah” Singaraja - Bali
Boleh dikutip dengan menyebutkan sumbernya
http://
bulelen
gkab.b
ps.go.id
KATA PENGANTAR
“Om, Swastyastu”
Dengan mengucapkan puji syukur kehadapan Ida Sang Hyang Widi Wasa/
Tuhan Yang Maha Esa, buku berjudul “PERKEMBANGAN INFLASI KOTA
SINGARAJA TAHUN 2014-2015” ini dapat disusun dan dipublikasikan dengan
baik.
Publikasi mengenai Perkembangan Inflasi Kota Singaraja Tahun 2014 - 2015
ini ditujukan untuk memberikan gambaran singkat mengenai perkembangan inflasi
yang terjadi selama tahun 2014 sampai dengan bulan Juni 2015. Data yang dimuat
dalam publikasi ini meliputi data inflasi umum beserta kelompok-kelompok penunjang
inflasi. Diharapkan publikasi ini dapat membantu memberikan infomasi yang
dibutuhkan oleh pihak-pihak yang berkepentingan.
Kepada semua pihak yang telah membantu dalam penerbitan publikasi ini,
disampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih.
“Om, Santih, Santih, Santih, Om”
Singaraja, Desember 2015
Badan Pusat Statistik Kabupaten Buleleng,
Kepala
Amirudin, S.Si., MMSI
NIP. 19630416 198702 1 001
http://
bulelen
gkab.b
ps.go.id
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL….……………………………………………………………………….. i
HALAMAN KATALOG …………………………………………………………………….. ii
KATA PENGANTAR………………………………………………………………………… iii
DAFTAR ISI …………………………………………………………………………………… iv
BAB I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang………..…………………………………………………………..
1.2. Maksud dan Tujuan ……………………………………………………………
1.3. Sistematika Penulisan…………………………………………………………
2
3
3
BAB II. METODOLOGI
2.1. Konsep dan Definisi..…………………………………………………………..
2.2. Faktor Pemicu Inflasi..…………………………………………………………
2.3. Metode Penghitungan.…………………………………………………………
5
5
6
BAB III. ANALISIS
3.1. Perkembangan Inflasi Kota Singaraja Tahun 2014…………….
3.2. Perkembangan Inflasi Kota Singaraja Januari-Juni 2015……
11
18
BAB IV. PENUTUP
4.1. Kesimpulan…………………………………………………………..…………….
4.2. Saran…………………………………………………………………………………..
25
25
LAMPIRAN ………………………………………………………………………………… 26
http://
bulelen
gkab.b
ps.go.id
BAB I Pendahuluan
Perkembangan Inflasi Kota Singaraja Tahun 2014-2015 1
BAB I
PENDAHULUAN
http://
bulelen
gkab.b
ps.go.id
BAB I Pendahuluan
Perkembangan Inflasi Kota Singaraja Tahun 2014-2015 2
1.1. Latar Belakang
Bangsa Indonesia yang baru saja memperingati hari ulang tahun
Kemerdekaan Republik Indonesia ke-70, masih harus berjuang untuk mencapai
tujuannya menyejahterakan rakyat Indonesia secara adil dan merata. Perjuangan
bangsa untuk mengisi kemerdekaan adalah pembangunan. Tidak hanya
pembangunan dalam arti fisik saja, namun pembangunan yang dilakukan harus
meliputi pembangunan dalam arti luas yang meliputi pembangunan manusia
seutuhnya. Hal ini dimaksudkan agar pembangunan yang dilakukan di daerah tidak
hanya dapat dinikmati oleh segelintir orang saja, namun dapat mendorong upaya-
upaya dalam terciptanya keberhasilan dalam program meningkatkan pertumbuhan
ekonomi, mengurangi pengangguran, dan mampu mengentaskan kemiskinan.
Pelaksanaan pembangunan, baik yang dilakukan oleh pemerintah pusat
maupun daerah memerlukan perencanaan yang matang guna mencapai keberhasilan
yang diharapkan. Perencanaan yang tepat memerlukan indikator-indikator yang
mampu mencerminkan kondisi perekonomian suatu wilayah. Hal inilah yang
meningkatkan kebutuhan terhadap data indikator-indikator ekonomi serta
pembangunan hingga tingkat kabupaten/kota.
Indikator yang penting untuk diketahui dalam perencanaan pembangunan di
suatu wilayah adalah Inflasi. Inflasi merupakan gambaran perubahan/kenaikan
harga-harga pada suatu kurun waktu tertentu di suatu wilayah. Inflasi merupakan
salah satu indikator pengendalian makro yang berdampak luas terhadap indikator-
indikator makro lainnya. Antara lain digunakan untuk mengevaluasi laju
pertumbuhan ekonomi, ataupun digunakan sebagai tolak ukur dalam penentuan
upah/gaji minimum oleh pemeritah daerah.
Mengingat kegunaan serta pentingnya indikator inflasi, Badan Pusat Statistik
telah mengeluarkan angka inflasi untuk 82 kota di Indonesia. Dimana Kota Singaraja
sebagai salah satu kota yang melakukan penghitungan angka Inflasi secara bulanan.
Publikasi ini disusun untuk menjelaskan secara ringkas mengenai tingkat inflasi di
Kota Singaraja. Dengan disusunnya publikasi perkembangan inflasi Kota Singaraja ini,
maka pada masa yang akan datang para pengambil keputusan di lingkungan
pemerintah daerah Kabupaten Buleleng akan lebih memahami dampak laju inflasi
http://
bulelen
gkab.b
ps.go.id
BAB I Pendahuluan
Perkembangan Inflasi Kota Singaraja Tahun 2014-2015 3
berdasarkan data sebelumnya, yang pada akhirnya lebih memudahkan untuk
mengambil kebijakan.
1.2. Maksud dan Tujuan
Memperhatikan latar belakang seperti diuraikan di atas, maka maksud dan
tujuan penyusunan buku Perkembangan Inflasi Kabupaten Buleleng Tahun 2014-
2015 adalah sebagai berikut.
1. Menyajikan data serta analisis singkat mengenai laju inflasi Kota Singaraja
Tahun 2014-2015.
2. Memberikan penjelasan dan pemahaman kepada para pengambil keputusan
di lingkungan pemerintah Kabupaten Buleleng agar tepat dalam mengambil
kebijakan-kebijakan di bidang pembangunan ekonomi yang mendukung
pengendalian inflasi.
1.3. Sistematika Penulisan.
Publikasi ini dibagi menjadi empat bab, yaitu :
Bab I : Pendahuluan.
Bab II : Metodologi.
Bab III: Analisis.
Bab IV: Penutup.
http://
bulelen
gkab.b
ps.go.id
BAB II Metodologi
Perkembangan Inflasi Kota Singaraja Tahun 2014-2015 4
BAB II
METODOLOGI
http://
bulelen
gkab.b
ps.go.id
BAB II Metodologi
Perkembangan Inflasi Kota Singaraja Tahun 2014-2015 5
2.1. Konsep dan Definisi
Dalam ilmu ekonomi, inflasi adalah suatu proses meningkatnya harga-harga
secara umum dan terus-menerus (kontinu) berkaitan dengan mekanisme pasar yang
dapat disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain, konsumsi masyarakat yang
meningkat, berlebihnya likuiditas di pasar yang memicu konsumsi atau bahkan
spekulasi, sampai termasuk juga akibat adanya ketidaklancaran distribusi barang.
Dengan kata lain, inflasi juga merupakan proses menurunnya nilai mata uang secara
kontinu. Inflasi adalah indikator untuk melihat tingkat perubahan, dan dianggap
terjadi jika proses kenaikan harga berlangsung secara terus-menerus dan saling
pengaruh-memengaruhi. Istilah inflasi juga digunakan untuk mengartikan
peningkatan persediaan uang yang kadangkala dilihat sebagai penyebab
meningkatnya harga.
2.2. Faktor Pemicu Inflasi
Angka inflasi merupakan angka agregat dari perubahan harga sekelompok
barang dan jasa yang dikonsumsi masyarakat dan dianggap mewakili seluruh barang
dan jasa yang dijual di pasar. Harga barang dan jasa itu sendiri sebagian besar
ditentukan oleh mekanisme pasar yaitu interaksi antara penawaran dan permintaan,
sebagian lagi ditentukan oleh kebijakan pemerintah, seperti harga BBM, Tarif Dasar
Listrik, Tarif Angkutan, dan lain-lain. Oleh karena itu, untuk mengetahui faktor
pemicu inflasi, maka perlu diketahui hal-hal sebagai berikut:
a. Faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran barang dan jasa seperti tingkat
produksi, distribusi, dan stok. Produksi yang berlebih dan distribusi barang
yang lancar seperti terjadi pada panen raya akan menyebabkan kelebihan
penawaran barang di pasar dan harga /inflasi akan turun.
b. Faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan barang dan jasa yang
berkaitan dengan daya beli masyarakat, perilaku, selera, dan jumlah
konsumen. Perilaku permintaan konsumen akan barang dan jasa juga
dipengaruhi oleh faktor musim, hari-hari raya/lebaran dan tahun ajaran baru.
c. Kebijakan fiscal pemerintah, kebijakan moneter, dan kondisi perekonomian
secara keseluruhan yang berkaitan langsung maupun tidak langsung dengan
harga barang dan jasa.
http://
bulelen
gkab.b
ps.go.id
BAB II Metodologi
Perkembangan Inflasi Kota Singaraja Tahun 2014-2015 6
Mengingat begitu luasnya faktor-faktor sumber pemicu inflasi maka sulit
diidentifikasi besarnya faktor tunggal penyebab inflasi. Sehingga sulit juga untuk
memprediksi secara pasti besaran inflasi di masa mendatang.
2.3. Metode Penghitungan
Inflasi dihitung berdasarkan perubahan Indeks Harga Konsumen yang terjadi
dalam kurun waktu tertentu, dimana Indeks Harga Konsumen (IHK) yang dihitung
berdasarkan Hasil Survei Biaya Hidup (SBH). SBH telah 5 (lima) kali dilaksanakan di
Indonesia, namun di Kabupaten Buleleng dengan ibukota Singaraja baru
dilaksanakan pada tahun 2012. SBH tahun dasar 2012 (Januari – Desember 2012 =
100) dengan komoditi 280-440 mencakup 82 kota di Indonesia termasuk kota
Singaraja dengan menggunakan 7 kelompok pengeluaran.
Prinsip dasar penghitungan IHK menggunakan metode sebagai berikut :
1. Dari hasil SBH, telah disusun diagram timbangan, paket komoditas dan rata-rata
harga per jenis barang/jasa pada periode setahun, misalnya Januari - Desember
2. Setelah paket komoditas dan Diagram timbangan IHK disusun dengan
menggunakan tahun dasar=100 maka dilakukan penghitungan IHK setiap bulan,
dengan menggunakan rumus Modifikasi Laspeyers, yaitu :
100 x QP
Q P x P
P
In oioi
0i1)i-(n
1)i(n
ni
Keterangan :
In = Indeks bulan ke – n
Pni = Harga jenis barang i pada bulan ke-n
P(n-1)I = Harga jenis barang i pada bulan ke-n
Poi.Qoi = Nilai Konsumsi jenis barang i pada tahun dasar
= Relatif harga pada periode berjalan (ke-n) disingkat RHn
adalah Perbandingan antara harga pada bulan ke-n (Pn)
dengan harga pada bulan sebelumnya (Pn-1) dikalikan 100
untuk komoditas ke-i
100)1(
in
ni
P
P
http://
bulelen
gkab.b
ps.go.id
BAB II Metodologi
Perkembangan Inflasi Kota Singaraja Tahun 2014-2015 7
P(n-1)i.Qoi = Nilai Konsumsi jenis barang i pada bulan ke (n-1)
Selain paket komoditas dan diagram timbangan IHK baru, komponen yang
diperlukan dalam penghitungan IHK pada periode berjalan adalah tersedianya data
harga dari seluruh komoditas yang termasuk dalam paket komoditas. Data harga
tersebut diperoleh dengan melaksanakan survey harga setiap bulannya dengan
menggunakan daftar isian harga sebagai berikut.
No Jenis Daftar Isian Komoditas Frekuensi
Pencacahan Hari
Pencacahan
1 HK-1.1
Komoditas
yang
harganya
sering
berubah
Mingguan Senin &
Selasa
2 HK-1.2
Komoditas
yang
harganya
tidak sering
berubah
2 Mingguan
Rabu & Kamis
Minggu I dan
III
3 HK-2.1 Makanan Bulanan
Mulai hari
Selasa
terdekat
dengan
tanggal 15,
sampai
dengan hari
Kamis
4 HK-2.2 Bukan
Makanan Bulanan
Awal bulan,
tanggal 5 s.d
15
5 HK-3
Tarif jasa,
bahan
bangunan,
perlengkapan
RT, alat
elektronik,
suku cadang
kendaraan
Bulanan
Awal bulan,
tanggal 1 s.d
10
http://
bulelen
gkab.b
ps.go.id
BAB II Metodologi
Perkembangan Inflasi Kota Singaraja Tahun 2014-2015 8
No Jenis Daftar Isian Komoditas Frekuensi
Pencacahan Hari
Pencacahan
6 HK-4
Harga sewa
dan kontrak
rumah
Bulanan
Awal bulan,
tanggal 1 s.d
10
7 HK-5 Tarif/upah
pembantu RT Bulanan
Awal bulan,
tanggal 1 s.d
10
8 HK-6A,B,C
Tarif biaya
sekolah/
kuliah
Bulanan
Awal bulan,
tanggal 1 s.d
10
Dengan tersedianya komponen penghitungan IHK tersebut selanjutnya dapat
dilakukan penghitugan IHK periode berjalan dengan rumus seperti butir 2 di atas.
Perubahan Indeks Harga Konsumen dalam persentase yang juga disebut
inflasi/deflasi untuk bulanan diperoleh dari:
% 100 x I
I - I
1-n
1-nnINFLASI
Dimana :
In = IHK bulan ke-n
In-1 = IHK bulan ke-n-1
Laju Inflasi dapat dibedakan menjadi laju inflasi bulanan, laju inflasi tahun
kalender, dan laju inflasi year on year. Berikut ini metode penghitungan dari ketiga
laju inflasi tersebut.
a. Laju Inflasi Bulanan
In – I(n-1) L In = --------------------------------------- x 100 % I(n-1) Keterangan :
L In : Laju Inflasi bulan ke-n
In : Indeks bulan ke-n
I(n-1) : Indeks bulan ke-(n-1)
http://
bulelen
gkab.b
ps.go.id
BAB II Metodologi
Perkembangan Inflasi Kota Singaraja Tahun 2014-2015 9
b. Laju Inflasi Tahun Kalender
Dihitung dengan metode “point to point” , dan sebagai acuannya adalah IHK
bulan Desember tahun sebelumnya. Misalnya laju inflasi tahun 2015 :
IDes ’15 – Ides ‘14 LI 2015 = ---------------------------- x 100 % IDes ’14
c. Laju Inflasi Year on Year
Merupakan laju inflasi selama 12 bulan terakhir atau inflasi mulai dari bulan
yang sama tahun sebelumnya. Metode penghitungan yang digunakan adalah
“point to point”.
Misalnya laju inflasi year on year bulan Juni 2015 ( Juni 2014 s/d Juni 2015):
IJuni ’15 – IJuni ’14 LI yoy Juni 2015 = ---------------------------------x 100 % IJuni ’14
Pada bulan Desember , besarnya laju inflasi year on year akan sama dengan
tahun kalender.
http://
bulelen
gkab.b
ps.go.id
BAB III Analisis
Perkembangan Inflasi Kota Singaraja Tahun 2014-2015 10
BAB III
ANALISIS
http://
bulelen
gkab.b
ps.go.id
BAB III Analisis
Perkembangan Inflasi Kota Singaraja Tahun 2014-2015 11
3.1. Perkembangan Inflasi Kota Singaraja Tahun 2014
Laju inflasi Kota Singaraja selama tahun tahun 2014 hanya 10,32 persen
dibandingkan dengan inflasi pada tahun 2013 yang mencapai 12,18 persen. Namun
capaian inflasi ini jauh lebih besar dari capaian inflasi yang terjadi di Kota Denpasar
yang hanya mencapai 8,03 persen. Tidak hanya melampaui angka Kota Denpasar, laju
inflasi Kota Singaraja juga lebih tinggi dari angka Nasional yang pada tahun 2014
turun tipis dari 8,38 persen pada 2013 menjadi 8,36 persen. Secara umum laju inflasi
yang tinggi terjadi karena adanya paket kebijakan kenaikan harga BBM dan tarif
dasar listrik (TDL) secara nasional pada akhir tahun 2014.
Fenomena kenaikan harga beberapa komoditas sebagai akibat kenaikan
harga BBM sangat mempengaruhi laju inflasi tahunan di Kota Singaraja. Kebijakan
pemerintah untuk menaikan harga BBM yang telah dikumandangkan sejak Oktober
2014 dan akhirnya ditetapkan pada bulan November 2014, mengakibatkan
meningkatnya harga-harga sehingga di bulan November 2014 laju inflasi Kota
Singaraja mencapai angka 2,08 persen. Efek kenaikan harga BBM juga masih terasa
hingga bulan Desember 2014 yang menggeret inflasi lebih tinggi lagi keangka 2,80
persen.
Inflasi yang tinggi yang terjadi di Kota Singaraja pada tahun 2014 juga
dipengaruhi oleh meningkatnya permintaan beberapa komoditas pokok menjelang
perayaan hari raya Galungan dan Kuningan bagi umat Hindu. Peningkatan
permintaan kebutuhan pokok menjelang hari raya Galungan mengakibatkan lonjakan
inflasi, karena hampir seluruh kebutuhan pokok mengalami peningkatan harga yang
maksimal. Hal ini ditunjukkan pada bulan Mei 2014 dan Desember 2014 yang
memiliki laju inflasi masing-masing sebesar 1,36 persen dan 2,80 persen.
http://
bulelen
gkab.b
ps.go.id
BAB III Analisis
Perkembangan Inflasi Kota Singaraja Tahun 2014-2015 12
Gambar 3.1 Perkembangan Laju Inflasi Kota Singaraja Tahun 2014
Inflasi kumulatif tahun 2014 menunjukan bahwa seluruh kelompok
pengeluaran komoditas pembentuk IHK mengalami peningkatan harga. Kelompok
pengeluaran yang paling tinggi mengalami inflasi adalah kelompok pengeluaran
makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau yaitu sebesar 15,00 persen. Sementara
pada posisi kedua ditempati oleh kelompok transpor, komunikasi, dan jasa keuangan
dengan laju inflasi kumulatif sebesar 13,36 persen. Sedangkan kelompok
pengeluaran mengalami laju inflasi adalah kelompok kesehatan yang hanya
mengalami inflasi 1,45 persen.
Gambar 3.2 Inflasi Menurut Kelompok Pengeluaran di Kota Singaraja Tahun 2014
http://
bulelen
gkab.b
ps.go.id
BAB III Analisis
Perkembangan Inflasi Kota Singaraja Tahun 2014-2015 13
Inflasi yang terjadi di Kota Singaraja cukup rentan terhadap faktor
ketersediaan dan permintaan barang. Hal ini tampak dari fluktuatifnya inflasi yang
terjadi selama tahun 2014. Dimana ketika permintaan meningkat, yaitu pada bulan
yang terdapat perayaan hari-hari besar keagamaan umat Hindu seperti Nyepi,
Galungan, Kuningan dan Pagerwesi. Inflasi untuk kelompok komoditas bahan
makanan dan makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau akan meningkat.
Pada tahun 2014 juga terjadi peningkatan sangat tinggi pada kelompok
pengeluaran transportasi, komunikasi dan jasa keuangan yang diakibatkan oleh
penerapan kebijakan pemerintah terhadap Subsidi BBM khususnya premium dan
solar. Kenaikan harga BBM ini sangat mempengaruhi harga pada kelompok
pengeluaran lainnya yang ikut tergert naik pada bulan November dan Desember
2014.
Gambar 3.3 Inflasi Bulanan Menurut Kelompok Pengeluaran
di Kota Singaraja Tahun 2014
3.1.1. Kelompok Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau
Tingginya inflasi kumulatif pada kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan
tembakau pada tahun 2014 terbentuk karena cukup tingginya inflasi bulanan pada
kelompok ini. Inflasi bulanan yang tinggi terjadi pada bulan April sebesar 2,02 persen;
Juli sebesar 2,08 persen dan November sebesar 3,07 persen.
http://
bulelen
gkab.b
ps.go.id
BAB III Analisis
Perkembangan Inflasi Kota Singaraja Tahun 2014-2015 14
Peningkatan harga pada kelompok ini antara lain dipengaruhi oleh adanya
perayaan hari besar keagamaan umat Hindu pada bulan April dan Desember,
perayaan hari raya Idul Fitri pada bulan Juli, dan kenaikan BBM pada bulan
November.
Gambar 3.4 Inflasi Kelompok Pengeluaran Makanan Jadi, Minuman, Rokok, dan Tembakau
Kota Singaraja Tahun 2014
3.1.2. Kelompok Transpor, Komunikasi dan Jasa Keuangan
Peringkat kedua inflasi tertinggi pada tahun 2014 diduduki oleh kelompok
pengeluaran transpor, komunikasi dan jasa keuangan dengan inflasi kumulatif
sebesar 13,36 persen.
Gambar 3.5 Inflasi Kelompok Transpor, Komunikasi dan Jasa Keuangan
di Kota Singaraja Tahun 2014
http://
bulelen
gkab.b
ps.go.id
BAB III Analisis
Perkembangan Inflasi Kota Singaraja Tahun 2014-2015 15
Inflasi bulanan tertinggi terjadi pada bulan November dan Desember 2014
masing-masing sebesar 4,93 persen dan 6,05 persen. Tingginya inflasi kumulatif pada
kelompok ini sangat dipengaruhi oleh kebijakan pemerintah terkait pembatasan
subsidi BBM yang berlaku pada bulan November 2014.
3.1.3. Kelompok Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan Bakar
Peringkat ketiga inflasi tertinggi pada tahun 2014 diduduki oleh komoditas
kelompok pengeluaran perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar dimana kenaikan
harga barang pada yang masuk pada kelompok tersebut membukukan inflasi
kumulatif sebesar 9,97 persen.
Gambar 3.6 Inflasi Kelompok Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan Bakar
di Kota Singaraja Tahun 2014
Inflasi bulanan yang tinggi pada kelompok ini terjadi pada bulan Januari
sebesar 1,69 persen, Nopember sebesar 1,57 persen dan Desember sebesar 3,18
persen.
Kenaikan harga pada bulan-bulan tersebut dipengaruhi oleh kebijakan
kenaikan harga BBM dan tarif dasar listrik (TDL) serta kenaikan tarif PDAM pada bulan
Nopember 2014 yang pada akhirnya mempengaruhi harga bahan-bahan bangunan,
nilai sewa/kontrak rumah, dan kenaikan harga pada beberapa peralatan elektronik
untuk rumah tangga.
http://
bulelen
gkab.b
ps.go.id
BAB III Analisis
Perkembangan Inflasi Kota Singaraja Tahun 2014-2015 16
3.1.4. Kelompok Pendidikan, Rekereasi dan Olahraga
Inflasi kumulatif dari kelompok pengeluaran pendidikan, rekreasi dan
olahraga menduduki peringkat ke-4 (empat) yaitu sebesar 9,37 persen. Inflasi yang
tinggi pada tahun 2014 terjadi pada bulan Agustus sebesar 3,26 persen, dan
September sebear 3,55 persen.
Kenaikan harga pada bulan-bulan tersebut terkait dengan baru dimulainya
tahun ajaran baru dan masa perkuliahan yang mempengaruhi naiknya biaya
pendidikan sekolah dan perguruan tinggi, harga buku pelajaran dan harga pakaian
olahraga.
Gambar 3.7 Inflasi Kelompok Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga
di Kota Singaraja Tahun 2014
3.1.5. Kelompok Bahan Makanan
Kelompok bahan makanan pada tahun 2014 mencatatkan inflasi secara
kumulatif sebesar 8,09 persen, jauh lebih rendah jika dibandingkan tahun 2013 yang
mencapai 16,13 persen. Inflasi tertinggi pada kelompok pengeluaran bahan
makanan ini terjadi pada bulan Mei sebesar 3,51 persen dan Desember sebesar 3,73
persen.
Pola kenaikan harga pada kelompok bahan makanan ini sangat dipengaruhi
oleh adanya kegiatan perayaan hari besar umat Hindu. Pada bulan Mei dan
Desember tahun 2014 umat Hindu merayakan hari raya Galungan dan Kuningan.
Dimana kebutuhan terhadap komoditas yang tergabung dalam kelompok bahan
http://
bulelen
gkab.b
ps.go.id
BAB III Analisis
Perkembangan Inflasi Kota Singaraja Tahun 2014-2015 17
makanan sangat tinggi, baik untuk digunakan sebagai sarana persembahyangan
maupun untuk dikonsumsi secara langsung.
Gambar 3.8 Inflasi Kelompok Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga
di Kota Singaraja Tahun 2014
3.1.6. Kelompok Sandang
Kelompok Sandang pada tahun 2014 mencatatkan inflasi kumuliatif sebesar
6,25 persen, lebih tinggi jika dibandingkan tahun 2013 yang hanya 4,90 persen. Inflasi
tertinggi kelompok ini hanya terjadi diakhir tahun, yaitu pada bulan Desember
sebesar 2,15 persen.
Gambar 3.9 Inflasi Kelompok Sandang di Kota Singaraja Tahun 2014
http://
bulelen
gkab.b
ps.go.id
BAB III Analisis
Perkembangan Inflasi Kota Singaraja Tahun 2014-2015 18
Kenaikan tertinggi dari harga-harga komoditas pembentuk kelompok sandang
pada bulan Desember 2014 sangat dipengaruhi oleh kenaikan harga BBM pada bulan
sebelumnya. Dimana seluruh komoditas pada kelompok ini adalah hasil produksi
industri yang berasal dari luar pulau Bali sehingga akan sangat tergantung dengan
biaya listrik dan biaya transportasi.
3.1.7 Kelompok Kesehatan
Kelompok kesehatan adalah kelompok pengeluaran yang memiliki inflasi
kumulatif terendah pada tahun 2014 yang hanya sebesar 1,45 persen, lebih rendah
dibandingkan tahun 2013 yang tercatat sebesar 2,50 persen.
Gambar 3.10 Inflasi Kelompok Kesehatan di Kota Singaraja Tahun 2014
Kenaikan harga pada kelompok ini yang tertinggi ditunjukan oleh angka inflasi
yang terjadi pada bulan Agustus sebesar 0,35 persen lalu bulan Desember sebesar
0,29 persen dan Juni sebesar 0,27 persen.
3.2. Perkembangan Inflasi Kota Singaraja Januari-Juni Tahun 2015
Setelah inflasi kumulatif di Kota Singaraja pada tahun 2014 yang mencapai
10,32 persen, dimana inflasi 2(dua) bulan terakhir secara berturut-turut diatas 2
persen. Pada tahun 2015 inflasi di Kota Singaraja diawali dengan inflasi negatif atau
deflasi sebesar 0,61 persen. Deflasi ini masih diatas deflasi yang terjadi di Provinsi Bali
sebesar 0,08 persen dan deflasi yang terjadi pada tingkat nasional yang mencapai
0,24 persen. Tingginya deflasi di awal tahun diduga disebabkan berkurangnya
http://
bulelen
gkab.b
ps.go.id
BAB III Analisis
Perkembangan Inflasi Kota Singaraja Tahun 2014-2015 19
tekanan ekonomi setelah pada bulan November-Desember 2014 mendapatkan
tekanan sebagai akibat kebijakan pencabutan subsidi BBM, kenaikan TDL dan
kenaikan tarif PDAM.
Gambar 3.11 Laju Inflasi Kota Singaraja, Provinsi Bali, dan Nasional Januari-Juni 2015
Deflasi yang terjadi di awal tahun 2015 ini sebagai hasil dari kebijakan
pemerintah untuk menurunkan harga Premium dan Solar pada bulan Januari 2015.
Penurunan harga BBM tersebut, secara langsung berdampak pada kelompok
pengeluaran transpor, komunikasi dan jasa keuangan yang pada bulan Januari 2015
menyumbangkan deflasi sebesar 4,54 persen. Dan juga mempengaruhi IHK pada
kelompok bahan makanan menjadi lebih rendah dibandingkan bulan Desember 2014,
sehingga kelompok ini juga menyumbangkan deflasi sebesar 1,05 persen.
Bulan Februari hingga Mei 2015 Kota Singaraja kembali mengalami inflasi,
Inflasi yang terjadi pada 4 (empat) bulan tersebut berkisar dibawah 0,50 persen,
kecuali pada bulan April 2016 yang mencapai 0,64 persen. Inflasi yg cukup tinggi pada
bulan April 2015, disebabkan oleh kebijakan pemerintah yang meningkatkan kembali
harga BBM jenis premium dan solar. Kebijakan tersebut mengakibatkan kelompok
pengeluaran transpor, komunikasi dan jasa keuangan mengalami inflasi sebesar 2,00
persen, yang diikuti juga oleh peningkatan dari kelompok pengeluaran bahan
makanan sebesar 1,12 persen.
http://
bulelen
gkab.b
ps.go.id
BAB III Analisis
Perkembangan Inflasi Kota Singaraja Tahun 2014-2015 20
Berbeda halnya dengan empat bulan sebelumnya, pada bulan Juni 2015 Kota
Singaraja mengalami deflasi sebesar 0,18 persen. Hal ini sejalan dengan Provinsi Bali
yang mengalami inflasi lebih rendah dibandingkan dengan bulan Mei 2016 yaitu
sebesar 0,08 persen. Kelompok pengeluaran yang mendorong deflasi pada bulan Juni
2015 di Kota Singaraja adalah kelompok bahan makanan sebesar -1,05 persen, dan
kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar sebesar -0,02 persen.
Secara rinci laju inflasi Kota Singaraja setiap bulan pada tahun 2015 sebagai
berikut:
a. Januari 2015 Kota Singaraja Deflasi 0,61 persen
Deflasi yang terjadi pada bulan Januari di Kota Singaraja sangat dipengaruhi
oleh kebijakan pemerintah yang menurunkan harga BBM sebanyak dua kali pada
Januari 2015. Penurunan harga ditunjukan oleh turunnya indeks kelompok
transpor, komunikasi, dan jasa keuangan -4,54 persen dan kelompok bahan
makanan -1,05 persen, sedangkan kenaikan harga ditunjukkan oleh
meningkatnya indeks pada kelompok pendidikan, rekreasi dan olah raga 0,61
persen; kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar 0,46 persen;
kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau 0,34 persen dan
kelompok sandang 0,31 persen
Komoditas yang menjadi penyumbang utama deflasi pada bulan Januari
2015 antara lain: bensin, cabai rawit, pasir, pisang, cabai merah, bayam, ketimun,
buncis, apel, jeruk, minyak goreng. Sedangkan peningkatan harga dialami oleh
komoditas : sewa rumah, daging ayam ras, bawang merah, kayu balokan, beras,
telur ayam ras, air kemasan, kopi bubuk, tongkol/ambu-ambu, bahan bakar
rumah tangga, wortel, kangkung, rokok putih, teri, biaya jaringan saluran tv,
sepeda motor, semen, tarip listrik, dan daging babi.
b. Februari 2015 Kota Singaraja Inflasi 0,42 persen.
Inflasi yang terjadi pada bulan Februari di Kota Singaraja masih
dipengaruhi oleh kebijakan pemerintah terkait kebijakan harga BBM pada
November 2014 hingga Januari 2015. Peningkatan harga ditunjukan oleh naiknya
indeks kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar 2,52 persen;
kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau 1,51 persen; kelompok
http://
bulelen
gkab.b
ps.go.id
BAB III Analisis
Perkembangan Inflasi Kota Singaraja Tahun 2014-2015 21
kesehatan 0,35 persen; dan kelompok sandang 0,22 persen, sedangkan untuk
penurunan harga ditunjukan oleh turunnya indeks kelompok transpor,
komunikasi, dan jasa keuangan -2,93 persen; kelompok bahan makanan -1,85
persen; dan kelompok pendidikan, rekreasi dan olah raga -0,06 persen.
Beberapa komoditas yang memberikan sumbangan andil inflasi pada
Februari 2015 antara lain; tukang bukan mandor, beras, kopi bubuk, kopi manis,
rokok kretek, kontrak rumah, rokok putih, apel, mobil, tauge/kecambah, air
kemasan, daging ayam ras, mie, kayu balokan, kacang panjang, tarip listrik, mie
kering instant, minuman kesegaran, telur ayam ras , batu, dan kaca mata plus &
minus. Sedangkan komoditas yang mengalami penurunan harga antara lain :
bensin, cabai rawit, pisang, batako, semen, daging ayam kampung, cabai merah,
telepon seluler, bahan bakar rumah tangga, jeruk, angkutan dalam kota,
kangkung, angkutan antar kota, bawang merah, minyak goreng, udang basah,
tongkol/ambu-ambu, dan bayam.
c. Maret 2015 Kota Singaraja Inflasi 0,34 persen
Inflasi yang terjadi pada bulan Maret di Kota Singaraja selain masih
dipengaruhi oleh kebijakan pemerintah terkait kebijakan harga komoditas energi
juga dipengaruhi oleh adanya Hari Raya Nyepi. Peningkatan harga ditunjukan
oleh naiknya indeks kelompok bahan makanan 1,01 persen; kelompok sandang
0,73 persen; dan kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau 0,23
persen. Sedangkan untuk penurunan harga ditunjukan oleh turunnya indeks
kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar -0,01 persen; kelompok
transpor, komunikasi, dan jasa keuangan -0,03 persen; dan kelompok
pendidikan, rekreasi dan olah raga -0,14 persen. Kelompok kesehatan tidak
mengalami perubahan indeks.
Komoditas yang memberikan andil dalam menyumbang inflasi cukup
tinggi pada bulan Maret 2015 antara lain : cabai rawit, bawang merah, beras,
sate, pisang, tempe, mie kering instant, cabai merah, jeruk, susu untuk , bayi,
bayam, dan makanan ringan/snack. Sedangkan komoditas yang mengalami
penurunan harga cukup tinggi adalah : daging ayam ras, telur ayam ras,
http://
bulelen
gkab.b
ps.go.id
BAB III Analisis
Perkembangan Inflasi Kota Singaraja Tahun 2014-2015 22
kangkung, kacang panjang, sawi hijau, kopi bubuk, apel, tongkol pindang, wortel,
bensin, dan kentang.
d. April 2015 Kota Singaraja Inflasi 0,64 persen.
Inflasi yang terjadi pada bulan April di Kota Singaraja masih dipengaruhi
oleh kebijakan pemerintah terkait kenaikan BBM dan turunnya Tarif Dasar
Listrik. Peningkatan harga ditunjukan oleh naiknya indeks kelompok transpor,
komunikasi, dan jasa keuangan 2,00 persen; kelompok bahan makanan 1,12
persen; kelompok sandang 0,67 persen; dan kelompok makanan jadi, minuman,
rokok dan tembakau 0,54 persen. Sedangkan untuk penurunan harga ditunjukan
oleh turunnya indeks kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar -
0,11 persen. Kelompok kesehatan dan kelompok pendidikan, rekreasi dan olah
raga tidak mengalami perubahan indeks.
Komoditas yang memberikan andil inflasi cukup tinggi pada bulan April
2015 antara lain : bensin, bawang merah, telur ayam ras, tomat sayur, minyak
goreng, kopi bubuk, bahan bakar rumah tangga, jeruk, daging ayam ras,rokok
kretek, tongkol pindang, gula pasir, pisang, rokok putih, daging ayam kampung,
dan tas. Sedangkan komoditas yang menyumbangkan angak deflasi antara lain :
cabai rawit, daging babi, batako, ketimun, beras, buncis, semen, bayam, dan
salak.
e. Mei 2014 Kota Singaraja Inflasi 0,21 persen.
Inflasi yang terjadi pada bulan Mei di Kota Singaraja cukup dipengaruhi
oleh kebijakan pemerintah terkait penentuan harga BBM dan Tarif Dasar Listrik,
serta perayaan Hari Raya Umat Hindu Saraswati dan Pagerwesi. Peningkatan
harga ditunjukan oleh naiknya indeks kelompok sandang 1,01 persen; kelompok
kesehatan 0,36 persen; kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar
0,32 persen; kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau 0,18
persen; kelompok transpor, komunikasi, dan jasa keuangan 0,14 persen; dan
kelompok bahan makanan 0,06 persen. Sedangkan kelompok pendidikan,
rekreasi dan olah raga tidak mengalami perubahan indeks.
http://
bulelen
gkab.b
ps.go.id
BAB III Analisis
Perkembangan Inflasi Kota Singaraja Tahun 2014-2015 23
Komoditas yang memberikan sumbangan inflasi cukup tinggi pada bulan
Mei 2015 adalah : daging ayam ras, bahan bakar rumah tangga, ketela pohon,
bawang merah, ketimun, buncis, mie, tas, cabai merah, kontrak rumah, tongkol
pindang, salak, sepatu, tarip listrik, rokok kretek filter, parfum dan sawi hijau.
Sedangkan komoditas yang menyumbangkan sumbangan deflasi antara lain :
telur ayam ras, cabai rawit, jeruk, minyak goreng, beras, tomat sayur, daging
babi, bayam, ekor kuning, dan udang basah.
f. Juni 2015 Kota Singaraja Deflasi 0,18 persen.
Deflasi yang terjadi pada bulan Juni di Kota Singaraja cukup dipengaruhi
oleh mulai stabilnya harga bahan makanan dan harga LPG. Penurunan harga
ditunjukan oleh turunnya indeks kelompok bahan makanan -1,05 persen; dan
kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar -0,02 persen.
Peningkatan indeks juga terjadi pada kelompok sandang 1,64 persen; kelompok
makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau 0,15 persen; kelompok transpor,
komunikasi, dan jasa keuangan 0,06 persen; dan kelompok pendidikan, rekreasi
dan olah raga 0,04 persen. Sedangkan kelompok kesehatan tidak mengalami
perubahan indeks.
Komoditas yang memberikan sumbangan deflasi cukup tinggi pada bulan
Juni 2015 antara lain : cabai rawit, bawang merah, tomat sayur, bahan bakar
rumah tangga, cabai merah, layang/benggol, telur ayam ras, kentang, teri, dan
daging ayam ras. Sedangkan komoditas yang memberikan sumbangan inflasi
apel, gula pasir, sawi hijau, semen, kangkung, sepatu, tongkol/ambu-ambu,
bayam, sandal kulit, seragam, sekolah anak, dan sepatu.
http://
bulelen
gkab.b
ps.go.id
BAB IV Penutup
Perkembangan Inflasi Kota Singaraja Tahun 2014-2015 24
BAB IV
PENUTUP
http://
bulelen
gkab.b
ps.go.id
BAB IV Penutup
Perkembangan Inflasi Kota Singaraja Tahun 2014-2015 25
4.1. Kesimpulan
Secara umum laju inflasi di Kota Singaraja pada tahun 2014 – 2015 masih
dipengaruhi oleh kebijakan dari luar pemerintah Kabupaten Buleleng dalam hal ini
sangat dipengaruhi oleh kebijakan pemerintah pusat seperti:
1. Penentuan harga BBM (Premium dan Solar)
2. Penentuan Tarif Dasar Listrik (TDL).
Sedangkan pengaruh dari dalam daerah Kabupaten Buleleng yang cukup
mempengaruhi pergerakan inflasi, masih dipengaruhi oleh kegiatan perayaan hari
besar keagamaan yaitu hari raya Galungan dan Kuningan serta Idul Fitri.
4.2. Saran
Pemerintah daerah Kabupaten Buleleng diharapkan dapat mengendalikan
laju inflasi pada saat menjelang hari besar keagamaan seperti Galungan dan Kuningan
serta Idul Fitri. Kegiatan yang bisa dilakukan untuk menjaga level inflasi antara lain :
operasi pasar, menjaga ketersediaan barang, dan menjamin kelancaran jalur
distribusi terutama untuk komoditas yang sangat dibutuhkan masyarakat pada saat
hari raya keagamaan.
Menjaga level inflasi pada angka yang rendah perlu dilakukan untuk
mempertahankan keberlangsungan hidup masyarakat yang berada tepat di garis
kemiskinan agar tidak terperosok ke bawah garis kemiskinan sehingga menyebabkan
jumlah penduduk miskin semakin meningkat.
http://
bulelen
gkab.b
ps.go.id
BAB IV Penutup
Perkembangan Inflasi Kota Singaraja Tahun 2014-2015 26
LAMPIRAN
http://
bulelen
gkab.b
ps.go.id
Lampiran
Perkembangan Inflasi Kota Singaraja Tahun 2014-2015 27
Tabel 1.
INDEKS HARGA KONSUMEN (IHK) KOTA SINGARAJA MENURUT KELOMPOK PENGELUARAN TAHUN 2014
JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGUST SEP OKT NOP DES
2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
114,67 115,1 115,3 115,49 117,06 116,35 116,8 117,7 118,78 119,56 122,05 125,47
1 BAHAN MAKANAN
117,73 118,29 118,07 116,95 121,06 117,42 116,69 117,9 119,83 120,2 122,1 126,66
2 MAKANAN JADI, MINUMAN, ROKOK
& TEMBAKAU 116,78 116,79 118,06 120,45 121,84 122 124,54 124,94 125,57 127,91 131,84 132,69
3 PERUMAHAN,AIR,LISTRIK,GAS &
BAHAN BAKAR 116,78 117,36 117,32 117,11 117,47 117,87 118,18 119,07 119,73 120,51 122,4 126,29
4 SANDANG
107,35 107,39 108,01 108,91 109,61 109,47 109,6 110,32 110,83 111,07 111,55 113,95
5 KESEHATAN
103,19 103,19 103,39 103,44 103,44 103,72 103,87 104,23 104,4 104,39 104,39 104,69
6 PENDIDIKAN, REKREASI DAN OLAH
RAGA 101,36 101,74 102,01 102,08 103,11 103,11 103,04 106,4 110,18 110,7 110,84 110,86
7 TRANSPOR,KOMUNIKASI DAN JASA
KEUANGAN 113,88 114,7 114,5 114,77 114,77 115,8 116,38 116,37 116,23 116,01 121,73 129,1
JENIS BARANG DAN JASATAHUN 2014
1
U M U M / T O T A L
Tabel 2.LAJU INFLASI BULANAN KOTA SINGARAJA MENURUT KELOMPOK PENGELUARAN TAHUN 2014
JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGUST SEP OKT NOP DES
2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
0,83 0,37 0,17 0,16 1,36 -0,61 0,39 0,77 0,92 0,66 2,08 2,80
1 BAHAN MAKANAN
0,47 0,48 -0,19 -0,95 3,51 -3,01 -0,62 1,04 1,64 0,31 1,58 3,73
2 MAKANAN JADI, MINUMAN, ROKOK
& TEMBAKAU 1,21 0,01 1,09 2,02 1,15 0,13 2,08 0,32 0,50 1,86 3,07 0,64
3 PERUMAHAN,AIR,LISTRIK,GAS &
BAHAN BAKAR 1,69 0,50 -0,03 -0,18 0,31 0,34 0,26 0,75 0,55 0,65 1,57 3,18
4 SANDANG
0,09 0,04 0,58 0,83 0,64 -0,13 0,12 0,66 0,46 0,22 0,43 2,15
5 KESEHATAN
0,00 0,00 0,19 0,05 0,00 0,27 0,14 0,35 0,16 -0,01 0,00 0,29
6 PENDIDIKAN, REKREASI DAN OLAH
RAGA 0,00 0,37 0,27 0,07 1,01 0,00 -0,07 3,26 3,55 0,47 0,13 0,02
7 TRANSPOR,KOMUNIKASI DAN JASA
KEUANGAN 0,00 0,72 -0,17 0,24 0,00 0,90 0,50 -0,01 -0,12 -0,19 4,93 6,05
U M U M / T O T A L
JENIS BARANG DAN JASATAHUN 2014
1
http://
bulelen
gkab.b
ps.go.id
Lampiran
Perkembangan Inflasi Kota Singaraja Tahun 2014-2015 28
Tabel 3.LAJU INFLASI KUMULATIF TAHUNAN KOTA SINGARAJA MENURUT KELOMPOK PENGELUARAN TAHUN 2014
JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGUST SEP OKT NOP DES
2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
0,83 1,20 1,38 1,55 2,93 2,30 2,70 3,49 4,44 5,13 7,32 10,32
1 BAHAN MAKANAN
0,47 0,95 0,76 -0,20 3,31 0,20 -0,42 0,61 2,26 2,58 4,20 8,09
2 MAKANAN JADI, MINUMAN, ROKOK
& TEMBAKAU 1,21 1,22 2,32 4,39 5,60 5,74 7,94 8,29 8,83 10,86 14,27 15,00
3 PERUMAHAN,AIR,LISTRIK,GAS &
BAHAN BAKAR 1,69 2,19 2,16 1,98 2,29 2,64 2,91 3,68 4,26 4,94 6,58 9,97
4 SANDANG
0,09 0,13 0,71 1,55 2,20 2,07 2,19 2,86 3,34 3,56 4,01 6,25
5 KESEHATAN
0,00 0,00 0,19 0,24 0,24 0,51 0,66 1,01 1,17 1,16 1,16 1,45
6 PENDIDIKAN, REKREASI DAN OLAH
RAGA 0,00 0,37 0,64 0,71 1,73 1,73 1,66 4,97 8,70 9,21 9,35 9,37
7 TRANSPOR,KOMUNIKASI DAN JASA
KEUANGAN 0,00 0,72 0,54 0,78 0,78 1,69 2,20 2,19 2,06 1,87 6,89 13,36
U M U M / T O T A L
JENIS BARANG DAN JASATAHUN 2014
1
Tabel 4.LAJU INFLASI YEAR ON YEAR KOTA SINGARAJA MENURUT KELOMPOK PENGELUARAN TAHUN 2014
JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGUST SEP OKT NOP DES
2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
10,25 9,39 8,20 8,68 10,82 9,56 5,74 4,64 6,40 5,82 7,49 10,32
1 BAHAN MAKANAN
10,35 8,79 4,32 5,31 13,79 12,35 1,57 0,31 6,86 3,15 3,69 8,09
2 MAKANAN JADI, MINUMAN, ROKOK
& TEMBAKAU 12,66 9,96 10,58 12,28 13,09 12,51 14,08 13,61 11,87 13,04 15,73 15,00
3 PERUMAHAN,AIR,LISTRIK,GAS &
BAHAN BAKAR 11,37 11,60 11,45 10,50 8,71 7,19 7,00 4,16 4,28 5,16 6,45 9,97
4 SANDANG
4,40 4,03 4,68 5,52 6,23 6,17 3,97 3,71 3,76 4,01 4,46 6,25
5 KESEHATAN
2,00 0,83 0,83 0,83 0,78 0,84 0,96 1,26 1,39 1,38 1,38 1,45
6 PENDIDIKAN, REKREASI DAN OLAH
RAGA 1,09 1,33 1,52 1,65 2,68 2,68 2,47 5,29 8,70 9,21 9,35 9,37
7 TRANSPOR,KOMUNIKASI DAN JASA
KEUANGAN 13,56 14,39 14,25 14,56 14,77 11,79 3,34 2,85 2,73 2,28 7,33 13,36
U M U M / T O T A L
JENIS BARANG DAN JASATAHUN 2014
1
http://
bulelen
gkab.b
ps.go.id
Lampiran
Perkembangan Inflasi Kota Singaraja Tahun 2014-2015 29
Tabel 5.
INDEKS HARGA KONSUMEN (IHK) KOTA SINGARAJA MENURUT KELOMPOK PENGELUARAN TAHUN 2015
JAN FEB MAR APR MEI JUN2 3 4 5 6 7
124,71 125,24 125,66 126,46 126,72 126,49
1 BAHAN MAKANAN 125,33 124,26 125,52 126,92 126,99 125,66
2 MAKANAN JADI, MINUMAN, ROKOK & TEMBAKAU 133,14 135,15 135,46 136,19 136,44 124,92
3 PERUMAHAN,AIR,LISTRIK,GAS & BAHAN BAKAR 126,87 130,07 130,06 129,92 130,34 127,76
4 SANDANG 114,3 114,55 115,39 116,16 117,33 108,33
5 KESEHATAN 104,69 105,06 105,06 105,06 105,44 97,75
6 PENDIDIKAN, REKREASI DAN OLAH RAGA 111,54 111,47 111,31 111,31 111,31 120,21
7 TRANSPOR,KOMUNIKASI DAN JASA KEUANGAN 123,24 119,63 119,6 121,99 122,16 112,59
TAHUN 2015JENIS BARANG DAN JASA
1
U M U M / T O T A L
Tabel 6.LAJU INFLASI BULANAN KOTA SINGARAJA MENURUT KELOMPOK PENGELUARAN TAHUN 2015
JAN FEB MAR APR MEI JUN2 3 4 5 6 7
-0,61 0,42 0,34 0,64 0,21 -0,18
1 BAHAN MAKANAN -1,05 -0,85 1,01 1,12 0,06 -1,05
2 MAKANAN JADI, MINUMAN, ROKOK & TEMBAKAU 0,34 1,51 0,23 0,54 0,18 -8,44
3 PERUMAHAN,AIR,LISTRIK,GAS & BAHAN BAKAR 0,46 2,52 -0,01 -0,11 0,32 -1,98
4 SANDANG 0,31 0,22 0,73 0,67 1,01 -7,67
5 KESEHATAN 0,00 0,35 0,00 0,00 0,36 -7,29
6 PENDIDIKAN, REKREASI DAN OLAH RAGA 0,61 -0,06 -0,14 0,00 0,00 8,00
7 TRANSPOR,KOMUNIKASI DAN JASA KEUANGAN -4,54 -2,93 -0,03 2,00 0,14 -7,83
TAHUN 2015
U M U M / T O T A L
1
JENIS BARANG DAN JASA
http://
bulelen
gkab.b
ps.go.id
Lampiran
Perkembangan Inflasi Kota Singaraja Tahun 2014-2015 30
Tabel 7.LAJU INFLASI KUMULATIF TAHUNAN KOTA SINGARAJA MENURUT KELOMPOK PENGELUARAN TAHUN 2015
JAN FEB MAR APR MEI JUN2 3 4 5 6 7
-0,61 -0,18 0,15 0,79 1,00 0,81
1 BAHAN MAKANAN -1,05 -1,89 -0,90 0,21 0,26 -0,79
2 MAKANAN JADI, MINUMAN, ROKOK & TEMBAKAU 0,34 1,85 2,09 2,64 2,83 -5,86
3 PERUMAHAN,AIR,LISTRIK,GAS & BAHAN BAKAR 0,46 2,99 2,99 2,87 3,21 1,16
4 SANDANG 0,31 0,53 1,26 1,94 2,97 -4,93
5 KESEHATAN 0,00 0,35 0,35 0,35 0,72 -6,63
6 PENDIDIKAN, REKREASI DAN OLAH RAGA 0,61 0,55 0,41 0,41 0,41 8,43
7 TRANSPOR,KOMUNIKASI DAN JASA KEUANGAN -4,54 -7,34 -7,36 -5,51 -5,38 -12,79
U M U M / T O T A L
JENIS BARANG DAN JASATAHUN 2015
1
Tabel 8.LAJU INFLASI YEAR ON YEAR KOTA SINGARAJA MENURUT KELOMPOK PENGELUARAN TAHUN 2015
JAN FEB MAR APR MEI JUN2 3 4 5 6 7
8,76 8,81 8,99 9,50 8,25 8,72
1 BAHAN MAKANAN 6,46 5,05 6,31 8,53 4,90 7,02
2 MAKANAN JADI, MINUMAN, ROKOK & TEMBAKAU 14,01 15,72 14,74 13,07 11,98 2,39
3 PERUMAHAN,AIR,LISTRIK,GAS & BAHAN BAKAR 8,64 10,83 10,86 10,94 10,96 8,39
4 SANDANG 6,47 6,67 6,83 6,66 7,04 -1,04
5 KESEHATAN 1,45 1,81 1,62 1,57 1,93 -5,76
6 PENDIDIKAN, REKREASI DAN OLAH RAGA 10,04 9,56 9,12 9,04 7,95 16,58
7 TRANSPOR,KOMUNIKASI DAN JASA KEUANGAN 8,22 4,30 4,45 6,29 6,44 -2,77
1
U M U M / T O T A L
JENIS BARANG DAN JASATAHUN 2015
http://
bulelen
gkab.b
ps.go.id
http://
bulelen
gkab.b
ps.go.id