Download - 192236301 Fraktur Pelvis Kasus Kelompok
-
ASUHAN KEPERAWATAN KEGAWATDARURATAN
PADA TN. H DENGAN FRAKTUR PELVIS
DI RUANG IGD BEDAH MINOR
RSUD Dr. MOEWARDI
SURAKARTA
Disusun untuk memenuhi tugas mata ajar Keperawatan Dewasa IV
Pembimbing Akademik
Ns. RENI SULUNG U., S.Kep., M.Sc
Disusun oleh:
Puwani Okyantari (G2B009052)
Liftia Salmasuci W. (G2B009047)
Prasetyawan Bayu A.B. (G2B009006)
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2012
-
ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN. H
DENGAN FRAKTUR PELVIS
I. PENGKAJIAN
Tanggal masuk : 9 Oktober 2012 jam??
Tanggal pengkajian : 9 Oktober 2012 jam??
A. Identitas Pasien
1. Nama : Tn.H
2. Usia : 27 Tahun
3. No. Register : 01154605
4. Jenis Kelamin : Laki-laki
5. Suku Bangsa : Jawa
6. Pekerjaan : Swasta
7. Agama : Islam
8. Status Perkawinan : Belum menikah
9. Alamat : -
10. Diagnosa Medis : Fraktur Pelvis
B. Pengkajian Primer1
1. Airway
Mulut bersih, tidak terdapat sumbatan pada jalan nafas.
2. Breathing
RR: 26x/menit, nafas cepat dan dangkal, tidak terdapat nafas cuping
hidung, dipasang nasal kanul dengan O2 sebanyak 3 liter per menit,
3. Circulation
TD tidak dapat dikaji, Nadi: tidak teraba, capilarry refill > 2detik, akral
dingin, turgor kulit elastis, wajah pucat, konjungtiva anemis.
4. Disability
Tingkat kesadaran composmentis, dengan nilai GCS 15 (E4M6V5).
5. Exposure
Terdapat luka gores lebar dengan diameter 8cm pada lutut, dan luka
gores pada ankle
-
C. Pengkajian Sekunder
1. Keluhan Utama
Pasien datang ke IGD RS.Dr.Moewardi dengan mengeluh nyeri pada
bagian panggul.
P : Nyeri terasa pada saat menggerakkan panggul
Q : Rasanya seperti ditusuk-tusuk.
R : Panggul dan perut
S : 6
T : Nyeri berkelanjutan
Pasien terlihat cemas, nilai skala kecemasan HARS: 27 (kecemasan
berat)
2. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien post kecelakaan lalu lintas ditabrak truk, jatuh dengan posisi
duduk, seketika pasien merasa kesakitan dan tidak mampu saat akan
berdiri
3. Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien tidak memiliki riwayat hipertensi, DM, penyakit jantung, ginjal
dan belum pernah dibawa ke IGD rumah sakit.
4. Riwayat Penyakit Keluarga
Keluarga pasien mengatakan di dalam keluarganya tidak ada yang
mempunyai riwayat penyakit jantung, DM, maupun asma atau penyakit
bawaan yang lain.
5. Pemeriksaan Fisik
Bagian Keterangan
KepalaBentuk mesochepal, rambut hitam, penyebaran
rata, tidak terdapat luka.
MataKonjungtiva anemis, sklera ikterik, tidak terdapat
perdarahan pada mata, ukuran pupil tidak simetris
ka/ki, 5mm/3mmTelinga Telinga bersih, tidak terdapat sekret yang keluar,
telinga kanan dan kiri simetris, tidak ada luka dan
bengkak pada telinga.Mulut & Gigi Bibir kering pucat, tidak pecah-pecah, tidak
-
terdapat sariawan, mulut bersih, tidak ada
perdarahan pada gusi.Leher Tidak ada luka, tidak terdapat pembesaran
kelenjar tiroid.Jantung I :Ictus cordis tidak nampak
Pa: ictus cordis teraba di SIC V
Pe : Bunyi pekak
A : Tidak terdapat suara jantung tambahan
Paru
I : Pengembangan paru simetris antara kanan dan
kiri, tidak terdapat retraksi dinding dada,
menggunakan otot bantu pernafasan.
Pa: taktil fremitus tidak dikaji.
Pe : terdengar bunyi sonor di seluruh lapang paru
A : ????????//
AbdomenI :datar, tidak ada lesi pada abdomen
A : BU (+) 6x/menit.
Pa: terdapat nyeri tekan pada abdomen region
kanan bawah, tidak terdapat massa
Pe : Bunyi tympaniEkstremitas
atas
Terdapat luka gores pada siku tangan kanan dan
kiri, kekuatan otot tidak dikaji.Ekstremitas
bawah
Terdapat luka gores lebar pada lutut dan ankle
kaki kanan dan kiri, kekuatan otot tidak dikajiGenetalia Tidak dikaji
6. Cairan
Tgl. INPUT OUTPUT9/10
/12
Belum ada 1. Urin : 300 cc
2. IWL (15 x 75x 12Jam)
-
24
= 13500
24
= 562,5 CC
Tot :862,5 cc
BC :
In-Out-Iwl: 0-8562,5-562,5
--300cc
(Defisit volume cairan)
7. Eliminasi
Terpasang kateter urin, dengan volume urin bag sebanyak 300 cc,
warna urin kuning, terdapat bercak darah pada urin.
D. Pemeriksaan Penunjang
1. Laboratorium (proses)
2. Rontgen
Terdapat close fraktur; cross fraktur tulang pelvis region kanan bawah,
curiga perdarahan di dalam.
-
E. TERAPI MEDIS7
NAMA
OBATDOSIS
CARA
PEMBERIANINDIKASI
KONTRA
INDIKASIEFEK SAMPING
Tranexamed Oral : 3x25
mg/kgbb/hari
IV : 3x10
mg/kgbb/hari
Oral dan IV Hematuria yang berasal dari
kandung kemih,uretra,
prostat; hematuria pasca
bedah, perdarahan seusai
ekstrasi gigi ataupun karena
trauma pada penderita
hemofilia.
Gangguan
penglihatan,
perdarahan
subaraknoid
Mual
muntah,hipotensi,
gangguan penglihatan
Ranitidin Dosis standar : 2 x
sehari 150 mg atau
300 mg pada
malam hari
sebalum tidur.
Intravena Menghilangkan gejala-
gejala ketidakmampuan
mencerna asam dan dan rasa
panas pda ulu hati, ulkus
lambung jinak dan ulkus
duodenum, refluks
esofagitis, sindroma
zollinger-ellison, dispepsia
yang menahun (kronis),
mencegah perdarahan
Tidak dianjurkan
untuk anak berusia
kurang dari 16
tahun
Adakalanya
terjadihepatitis yang
bersifat reversibel
Jarang: agranulosis,
hipersensitifitas, ruma
kulit, leukopenia &
trombositopenia yang
bersifat reversibel,
sakit kepala, pusing.
-
karena ulserasi akibat sters
atau ulserasi peptikum,
sindroma mendelson, ulkus
peptikum. Ketorolac Dewasa < 65 tahun,
30 mg sebagai
dosis tunggal atau
30 mg tiap 6 jam
sampai maksimal
120 mg sehari.
Dewasa > 65 tahun
dengan kerusakan
ginjal dan atau
berat bdan
-
Anak
12 tahun dan anak
BB >50 kg : 1-2
hram satu kali
sehari. pada infeksi
berat yang
disebabkan
organisme moderat
sensitif, dosis dapat
Intravena Infeksi-infeksi yang
disebabkan oleh patogen
yang sensitif terhadap
ceftriaxone, seperti infeksi
saluran nafas, infeksi THT,
infeksi saluran kemih,
sepsis, meningitis, infeksi
tulang, sendi dan jaringan
lunak, infeksi intra
Hipersensitif terhadap
cephalosporin dan
penicilin (sebagai
reaksi alergi silang)
Kombinasi dengan
aminoglikosid dapat
menghasilkan efek
aditif atau sinergis,
khususnya pada
infeksi berat yang
disebabkan oleh
P.aeruginosa
streptococcus faecalis.
-
dinaikkan dsampai
4 gram satu kali
sehari.
Bayi 14 hari : 20-
50 mg/ kg BB idak
boleh lebih dari 50
mg/kg BB, satu
kali sehari
Bayi 15 hari- 12
tahun : 20-80
mg/kg BB satu kali
sehari. Dosis
intravena > 50
mg /kg BB harus
diberikan melalui
infus paling sedikit
30 menit
abdominal, infeksi genital
(termasuk gonore),
profilaksis perioperatif, dan
infeksi pada pasien dengan
gangguan pertahanan tubuh.
-
II. ANALISA DATA
NO. DATA MASALAH ETIOLOGI
1. DS:
Pasien mengatakan lemas
Pasien mengatakan kesemutan pada kaki
Pasien mengatakan tenggorokannya terasa kering
DO:
Wajah dan seluruh tubuh terlihat pucat
Turgor kulit kurang baik.
Suhu 36o C
Nadi tidak teraba
TD tidak terdeteksi
Volume urin di dalam urin bag 300 cc
Capillary refil >2detik
Akral???, ada sianosis tdk??
Ketidakefektifan perfusi jaringan Hipovolemi
2. DS:
Pasien mengatakan perut dan panggulnya terasa sakit
Skala Nyeri :
P : Nyeri terasa pada saat menggerakkan panggul
Q : Rasanya seperti ditusuk-tusuk.
Nyeri Deformitas tulang
-
R : Panggul dan perut
S : 6
T : berkelanjutan
DO:
Nadi tidak teraba
Wajah klien terlihat sedang menahan sakit, RR??3. DS:
Pasien mengatakan lemas
DO:
Pasien pucat
Konjungtiva anemis
Pernafasan chyne stoke
RR:26x/menit
Tingkat kesadaran composmentis, GCS E4M6V5
Ketidakefektifan pola nafas Ansietas
III. DIAGNOSA KEPERAWATAN 2
1. Ketidakefektifan perfusi jaringan b.d hipovolemi
2. Nyeri b.d deformitas tulang
3. Ketidakefektifan pola nafas b.d ansietas
-
IV. PERENCANAAN / INTERVENSI 3,4
TANGGALNO.
DXTUJUAN RENCANA TINDAKAN TTD
9/10/12 1 Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama
1x24 jam tidak ada gangguan perfusi jaringan
perifer pasien dengan kriteria hasil :
1. Tekanan darah dalam batas normal 110/70
mmHg - 120/80 mmHg
2. Nadi dalam batas normal 60 100 kali per
menit
3. Tidak ada tanda tanda dehidrasi,
Elastisitas turgor kulit baik, membran
mukosa lembab, tidak ada rasa haus yang
berlebihan.
4. Intake oral dan intravena adekuat
5. Pengisian kapiler < 2 detik
6. Warna kulit tidak pucat
7. Suhu kulit hangat
8. Tidak ada nyeri ekstremitas
1. Pertahankan catatan intake dan output yang
akurat
2. Monitor status hidrasi ( kelembaban
membran mukosa, nadi adekuat)
3. Kaji secara komprehensif sirkulasi perifer
(nadi perifer, edema, kapilary refill, warna
dan temperatue ekstremitas)
4. Evaluasi nadi perifer dan edema
5. Inspeksi kulit adanya luka
6. Monitor hasil lab yang sesuai dengan retensi
cairan (BUN , Ht , osmolalitas urin,
albumin, total protein )
7. Monitor vital sign setiap 15 menit 1 jam
8. Kolaborasi pemberian cairan IV
9. Monitor status nutrisi
10. Berikan cairan oral
11. Atur kemungkinan tranfusi apa??
12. Persiapan untuk tranfusi
-
13. Pasang kateter jika perlu
14. Monitor intake dan urin output setiap 8 jam9/10/12 2 Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama
1x24 jam, nyeri pasien dapat berkurang dengan
kriteria hasil :
1. Wajah tampak rileks
2. TTV normal
3. Kebutuhan tidur pasien tercukupi (7-8
jam/hari)
4. Pasien tidak terbangun di malam hari
Pasien melaporkan nyeri berkurang
1. Pengkajian nyeri PQRST
2. Observasi TTV dan skala nyeri secara
teratur
3. Ajarkan teknik relaksasi dan distraksi
4. Jelaskan kepada keluarga peran yang dapat
dilakukan jika pasien merasakan nyeri
5. Jelaskan sebab dan akibat nyeri pada klien
serta keluarganya
Kolaborasi dengan dokter : pemberian
analgetik9/10/12 3 Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama
1x30 menit kebutuhan oksigen pasien dapat
terpenuhi dengan kriteria hasil :
1. Pasien tidak lagi sesak nafas
2. Pasien tidak lagi menggunakan otot bantu
pernafasan untuk bernafas.
3. Tidak lagi terdapat retraksi dada.
1. Pantau irama, kedalaman dan pola nafas
2. Catat pergerakan dada, kaji
kesimetrisannya, penggunaan otot bantu
pernafasan, dan retraksi otot dada
3. Pantau suara nafas tambahan
4. Pantau pola nafas
5. Palpasi kesimetrisan ekspansi paru
6. Catat posisi trakea
7. Auskultasi suara nafas
-
8. Berikan terapi oksigen sesuai dengan
kondisi pasien
9. Bagaimana dg penatalaksanaan
etiologinya?? Apabila disebabkan oleh
ansietasbagaimana cara penanganan
ansietasnya tersebut.
-
V. IMPLEMENTASI dan EVALUASI
TANGGAL NO.
DX
WAKTU IMPLEMENTASI EVALUASI TTD
9/10/12 1&2
1
1
1
1
21.00 wib
21.05 wib
21.10 wib
21.10 wib
21.15 wib
1. Memantau TTV 15 menit-1
jam
2. Memantau status hidrasi
( kelembaban membran
mukosa, nadi adekuat)
3. Mengkaji secara komprehensif
sirkulasi perifer (nadi perifer,
edema, kapilary refill, warna
dan temperatue ekstremitas)
4. Menginspeksi adanya luka
pada kulit
5. Monitor hasil lab yang sesuai
dengan retensi cairan (BUN ,
S: -
O:
TD: tidak terdeteksi, N: tidak teraba, RR: ,
Suhu : 36,4O C
S: -
O: membran mukosa lembab & nadi tidak
teraba
S: -
O: kapilary refill >2, warna kulit pucat,
ektremitas dingin, terdapat edema pada
area panggul
S: -
O: Terdapat luka gores lebar dengan
diameter 8 cm pada lutut, dan luka gores
pada ankle
S: -
O: sample darah sudah diambil dan dikirim
-
11
1
1
1
22.00 wib
22.30 wib
21.00 wib
21.15 wib
21.30 wib
Ht , osmolalitas urin, albumin,
total protein )
6. Kolaborasi pemberian cairan
IV apa?? Kecepatannya
berapa??
7. Atur kemungkinan transfusi
8. Mempersiapkan untuk tranfusi
9. Memasang kateter jika perlu
10. Monitor intake dan urin output
setiap 8 jam
ke lab,sedang menunggu hasil
S: -
O: memberikan cairan infus 2 line kanan :
RL, kiri: Nacl.
S: pasien meraasa lemas
O: Hb 9 g/dl, diprogram untuk transfusi
darah PRC
S: -Pasien meraasa lemas
O: -Diprogram untuk transfusi darah PRC
S: -
O: Pasien terpasang kateter, berapa urin
yang keluar?? Warnanya bagaimana???
S: Pasien meraasa lemas
O: pasien mendapat intake cairan dari infus
2 line dan tranfusi darah 250 ml p9/10/12 2 19.00 wib 1. Pengkajian nyeri PQRST S:
Pasien terlihat menahan rasa sakit
P : Nyeri terasa pada saat menggerakkan
panggul
Q : Rasanya seperti ditusuk-tusuk.
-
19.10 wib
19.15 wib
19.25 wib
19.35 wib
19.00 wib
2. Observasi TTV dan skala nyeri
secara teratur
3. Ajarkan teknik relaksasi dan
distraksi
4. Jelaskan kepada keluarga
peran yang dapat dilakukan
jika pasien merasakan nyeri
5. Jelaskan sebab dan akibat
nyeri pada klien serta
keluarganya
6. Kolaborasi dengan dokter :
pemberian analgetik
R : Panggul dan perut
S : 6
T : Nyeri berkelanjutan
O: Nadi tidak teraba
S: -
O: TD: tidak terdeteksi, N: tidak teraba,
RR: , Suhu : 36,4O C
S: pasien marah-marah
O: teknik tarik nafas dalam sudah
dilakukan,pasien kurang kooperatif.
S: pasien mengatakan akan melakukan
anjuran dari perawat
O: -
S:
O: keluarga memahami penjelasan dari
pearwat
S: -
O: Memberikan injeksi ketorolac melalui
IV dsn drip di infus RL
9/10/12 3 18.00 wib 1. Memantau pernafasan, irama, S: -
-
18.05 wib
18.10 wib
18.10 wib
18.15 wib
19.00 wib
19.30 wib
kedalaman dan pola nafas
2. Mencatat pergerakan dada,
kaji kesimetrisannya,
penggunaan otot bantu
pernafasan, dan retraksi otot
dada
3. Memantau suara nafas
tambahan
4. Memantau pola nafas
5. Palpasi kesimetrisan ekspansi
paru
6. Mencatat posisi trakea
7. Auskultasi suara nafas
O: RR: 26x/menit, nafas cepat dan
dangkal.
S: -
O: Pergerakan dada simetris, tidak terdapat
retraksi dada, fase inspirasi lebih panjang
dari pada fase ekspirasi
S: -
O: Tidak terdapat suara nafas tambahan
S: -
O: terdengar bunyi sonor di seluruh lapang
paru
S: -
O: Pergerakan dada simetris
S: -
O: posisi trakea berada di tengah, tidak
terjadi pergeseran.
S: -
O: Suara nafas normal, tidak ada bunyi
-
18.30 wib 8. Memberikan terapi oksigen 3
liter per menit sesuai dengan
kondisi pasien
Setelah anda memberikan
terapi oksigenmonitor
pola nafas klien,
frekuensinya,
kedalamannya dsb
tambahan
S: -
O: dipasang nasal kanul dengan O2
sebanyak 3 liter per menit,
-
VI. EVALUASI AKHIR/HASIL
TANGGAL/JAM NO. DX EVALUASI TTD9 Oktober 2012 1 S:
Pasien masih merasa lemas
O:
Pasien masih tampak pucat
Konjunctiva anemis
Ekstremitas bawah dingin
Kaki pasien masih kesemutan
A:
Masalah teratasi sebagian
P:
Pantau tanda-tanda vital
Pantau terapi cairan yang sedang diberikan,
pantau transfusi darah yag sedang di berikan9 Oktober 2012 2 S:
-
Pasien sedikit lebih tenang
O:
Pasien masih merasa nyeri
Injeksi ketorolac sudah di berikan
A:
Masalah teratasi sebagian
P:
Pantau terapi oksigen yang sedang diberikan9 Oktober 2012 3 S: -
O:
Pasien sudah tidak sesak nafas, berapa RRnya??
Tidak terpantau retraksi dada
A:
Masalah teratasi sebagian
P:
Pantau terapi oksigen yang sedang diberikan
-
PEMBAHASAN
Tn. H datang ke IGD RSUD Dr. Moewardi pada pukul 17.50 WIB rujukan
dari RS PKU Karanganyar dengan keluhan nyeri akibat kecelakaan lalu lintas.
Perawat melakukan pengkajian dan ditemukan adanya tanda-tanda fraktur yaitu pain
(nyeri), pallor (pucat), pulse (nadi) tidak teraba, parestesia (terasa panas) dan
paralisis. Setelah ditemukannya tanda-tanda tersebut, dilakukan pemeriksaan rontgen
untuk memastikan kecurigaan adanya fraktur. Hasil pemeriksaan rontgen
menunjukkan adanya close fraktur : cross fraktur tulang pelvis region kanan bawah
curiga perdarahan di dalam. Berdasarkan evidence based practice/referensi, Apa
aspek kegawatan pada klien dengan fraktur pelvis kemudian hal tersebut terjadi pada
pasien ini??
Hasil pemeriksaan rontgen pada Tn. H menyebutkan adanya curiga
perdarahan di dalam. Fraktur pelvis (panggul) seringkali disertai perdarahan yang
berat, oleh karena adanya gaya yang membuka rongga pelvis menyebabkan
kerusakan kompleks ligament dan merobek fleksus vena di pelvis dan kadang
merobek arteri iliaka interna. Bila perdarahan pelvis banyak maka akan terjadi cepat
penurunan tekanan darah ditandai dengan lemas, kehilangan kesadaran secara
perlahan, kadang gelisah. Tn. H terlihat lemas, pucat, nadi tidak teraba, tekanan
darah menurun, konjungtiva anemis dan hasil pemeriksaan laboratorium
menunjukkan Hb 9 g/dl. Maka dari itu dilakukan pemberian transfuse darah PRC 2
kantong. Transfusi darah PRC diberikan pada pasien yang salah satunya mengalami
perdaraha kronis yang ada tanda oksigen need (rasa sesak, mata berkunang, palpitasi,
pusing dan gelisah). PRC diberikan sampai tanda oksigen need hilang. PRC
diberikan biasanya pada Hb 8-10 gr/dl. Untuk menaikkan kadar Hb sebanyak 1 gr/dl
diperlukan PRC 4 ml/kgBB atau 1 unit dapat menaikkan kadar hematokrit 3-5 %.6
Selain itu, diberikan terapi infuse Ringer Laktat dengan diguyur untuk memenuhi
kebutuhan cairan intravaskuler, mengatasi jika terjadi asidosis, mencegah kolaps
vena.
Fraktur adalah patah tulang atau terputusnya kontinuitas jaringan tulang yang
ditentukan sesuai dengan jenis dan luasnya. Pada fraktur dapat mengakibatkan
terputusnya kontinuitas jaringan sendi, tulang bahakan kulit pada fraktur terbuka
-
sehingga merangsang nociseptor sekitar untuk mengeluarkan histamin, bradikinin
dan prostatglandin yang akan merangsang serabut A-delta untuk menghantarkan
rangsangan nyeri ke sum-sum tulang belakang, kemudian dihantarkan oleh serabut-
serabut saraf aferen yang masuk ke spinal melalu dorsal root dan sinaps pada
dorsal horn. Impuls-impuls nyeri menyeberangi sum-sum belakang pada
interneuron-interneuron dan bersambung dengan jalur spinal asendens, yaitu
spinothalamic tract (STT) dan spinoreticuler tract (SRT). STT merupakan sistem
yang diskriminatif dan membawa informasi mengenai sifat dan lokasi dari stimulus
kepada thalamus kemudian ke korteks untuk diinterpretasikan sebagai nyeri.5 Nyeri
terus menerus dan bertambah beratnya samapi fragmen tulang diimobilisasi. Tn. H
diajarkan teknik relaksasi nafas dalam dan diberikan obat analgesic untuk
mengurangi nyeri. Teknik relaksasi dapat mengurangi ketegangan dan membuat
perasaan lebih nyaman. Obat analgetik berguna untuk mengurangi nyeri sehingga
pasien menjadi lebih nyaman.
Tn. H terlihat cemas berat, skor 27 dengan skala Hars. Adanya kecemasan
berat yang dialami Tn. H menyebabkan ketidakefektifan pola nafas. Frekuensi nafas
Tn. H yaitu 26 kali/per menit, fase inspirasi lebih panjang daripada fase ekspirasi.
Oleh karena itu diberikan tindakan keperawatan pemberian terapi oksigen 3
liter/menit dengan menggunakan nasal kanul. Tujuan dari pemberian terapi oksigen
ini yaitu memberikan aliran gas oksigen lebih dari 20 % pada tekanan satu atmosfir
sehingga konsentrasi oksigen meningkat dalam darah.
Intervensi yang telah diberikan belum dapat mencapai kriteria hasil yang
sesuai dikarenakan intervensi tersebut harus dilakukan dengan estimasi waktu yang
lebih lama sehingga intervensi yang telah dilakukan perawat harus di laporkan
kepada perawat jaga selanjutnya untuk ditindaklanjuti. Sehingga tindakan
keperawatan yang telah dilakukan dengan waktu implementasi 12 jam belum dapat
mengatasi masalah keperawatan pada Tn. H secara tuntas.
JANGAN LUPA MENCANTUMKAN REFERENSI DI SETIAP BELAKANG KALIMAT ATAU PERNYATAAN YANG KALIAN CITASI. PLEASE AVOID PLAGIARISM!!!
-
KEPUSTAKAAN
1. Jackson, marilynn, lee. (2011).Seri Panduan Praktis Keperawatan Klinis.
Jakarta: Erlangga
2. Herdman, Heather.Ed.2010. Nanda International: Diagnosis keperawatan
Definisi dan Klasifikasi 2009-2011.Jakarta: EGC
3. Johnson,marion,dll Ed.2000.Nursing outcomes classification (NOC) Second
Edition.USA : Moby Inc
4. Mccloskey, joanne C&Gloria M. Bulechek.2000. Nursing Interventions
classification (NIC). Third edition.USA : Moby Inc
5. Smeltzer, S.C & Bare, B.G. (2002). Buku Ajar Keperawatan Medikal
BedahEdisi 8 vol 3. Jakarta: EGC
6. Anonim. 2008. Packed Red Cell. http://www.jevuska.com. Diakses tanggal 14
Oktober 2012.
7. Theodorus,dr.Penuntun praktis peresepan obat.jakarta: EGC