Download - 251-802-1-PB (1)

Transcript
  • Jurnal Tingkat Sarjana Senirupa dan Desain

    Jurnal Tingkat Sarjana Senirupa dan Desain No.1 | 1

    Sarana Emergensi untuk Penanganan Stabilisasi dan Rujukan Bayi Baru Lahir

    dengan Berat Lahir Rendah

    Pia Alit Lestari Dra. Nedina Sari, M.Sn

    Program Studi Sarjana Desain Produk, Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) ITB

    Email: [email protected]

    Kata Kunci : neonatus, rujukan, stabilisasi

    Abstrak

    Kematian bayi baru lahir merupakan salah satu komponen utama tingginya angka kematian bayi di Indonesia. Penanganan yang sesuai serta tepat

    waktu menentukan keberhasilan bayi untuk bertahan hidup. Bayi berat lahir rendah lebih rentan mengalami masalah yang mengakibatkan tingginya

    kematian pada bayi baru lahir sehingga memerlukan penanganan khusus melalui keterampilan dan kinerja yang baik dari seluruh petugas medis yang

    menanganinya. Perlu diperhatikan juga proses merujuk bayi baru lahir karena dapet terjadi berbagai kendala yang dapat mengancam keselamatan bayi

    terkait dengan waktu, monitoring, dan stabilisasi yang dilakukan selama proses merujuk. Dengan memberikan sarana gawat darurat untuk penangan

    pertama kepada bayi baru lahir dapat meningkatkan kinerja petugas kesehatan. Meningkatnya kinerja dari petugas kesehatan dapat membantu

    mengurangi angka kematian bayi baru lahir. Sarana gawat darurat ini merupakan salah satu usaha untuk menjaga kelangsungan hidup bayi dan

    diharapkan dapat berperan penting untuk mengurangi angka kematian bayi.

    Abstract

    Neonatal mortality is one of the main components of the high infant mortality rate in Indonesia. Appropriate treatment and timely determine the

    success of the baby to survive. Low birth weight babies are more susceptible to problems resulting in high mortality in newborn infants requiring

    special handling through skills and good performance of the entire medical staff who handle it. Note also refers to the process of the newborn due to

    get a variety of obstacles occur that could threaten the safety of infants associated with time, monitoring, and stabilization done during the process of

    referring. By providing a means for handling the emergency the first to newborns can improve the performance of health workers. Increasing the

    performance of health workers can help reduce newborn mortality. Means of emergency this is an effort to maintain the survival of infants and is

    expected to play an important role in reducing infant mortality.

    Pendahuluan

    Di Indonesia, kematian anak di bawah usia lima tahun (balita) telah menunjukan pengurangan yang sangat signifikan

    dan masalah kematian pada periode neonatal, yaitu bayi baru lahir hingga berusia 28 hari, masih merupakan

    penyumbang utama kematian pada balita. Berdasarkan data Survey Demografi Kesehatan Indonesia 2007, 46%

    kematian balita terjadi pada masa neonatal dan 56% kematian pada bayi hingga usia 1 tahun, terjadi pada periode

    neonatal.

    Berdasarkan hasil Survey Kesehatan Dasar 2007, penyebab kematian pada neonatal adalah emergensi akibat kesulitan

    bernafas (asfiksia), berat badan lahir rendah dan infeksi. Berdasarkan hasil analisa tentang masalah dan kematian

    neonatal yang masih tinggi, antara lain adalah disebabkan oleh :

    1. Lemahnya pelayanan gawat darurat neonatal di fasilitas kesehatan;

    2. Adanya asumsi bahwa masalah neonatal hanya dapat diatasi dengan teknologi canggih;

    3. Masalah ketersediaan dan kelengkapan peralatan medis yang siap pakai dan aman;

    Merujuk pada enam komponen sistem kesehatan (Health System) dari Badan Kesehatan Dunia atau World Health

    Organization (WHO), dua di antaranya yang penting adalah Peralatan dan Perlengkapan Medis Esensial serta

    Pemberian Pelayanan Kesehatan.

    Berdasarkan hasil penilaian terbaru awal tahun 2012 yang dilakukan oleh tim kerjasama Kementerian Kesehatan RI

    dengan USAID (United State of America International Development), di enam provinsi penyumbang terbesar kematian

    ibu bersalin dan bayi baru lahir (neonatus) yaitu Sumatera Utara, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur dan

  • Sarana Emergensi untuk Penanganan Stabilisasi dan Rujukan Bayi Baru Lahir dengan Berat Lahir Rendah

    2 | Jurnal Tingkat Sarjana Senirupa dan Desain No.1

    Sulawesi Selatan tentang pelayanan respon kondisi gawat darurat di fasilitas pelayanan kesehatan pada ibu bersalin dan

    bayi baru lahir (neonatus), diidentifikasikan bahwa peralatan dan perlengkapan untuk penanganan emergensi tidak

    sistematik dan tersusun rapi dalam satu wadah atau tempat yang mudah terjangkau. Jika terdapat troli peralatan kondisi

    gawat darurat, tidak diperiksa secara teratur isinya karena desain laci dan ruangan penyimpanannya tidak sesuai dengan

    ukuran dan bentuk peralatan yang akan disimpan. Selain itu, agak berat untuk bergerak dari satu tempat ketempat lain

    walaupun terdapat roda untuk memudahkan berjalan. Terutama apabila merujuk maka mobilisasi atau menggunakan

    wadah lain yang lebih mudah untuk dibawa. Hal ini sering menyebabkan keterlambatan respon terhadap kondisi gawat

    darurat.

    Oleh karena itu, upaya untuk menurunkan tingkat kematian neonatal diperlukan penelitian untuk mengubah perilaku

    petugas kesehatan, memperbaiki sitem penyimpanan dan optimalisasi penyediaan peralatan medik agar siap pakai

    dalam menghadapi kondisi gawat darurat termasuk prosedur operasional standar (Standard Operating Procedure) untuk

    penggunaan peralatan medik tersebut dengan efisien dan efektif biaya (cost-effective).

    Sejak lahir dari kandungan, usia paling rawan neonatus atau berada dalam kondisi yang mudah memburuk

    kesehatannya adalah pada usia 1x24 jam pertama sejak dilahirkan, karena kondisi saat itu bayi masih dalam keadaan

    rapuh dan masih mengalami proses perkembangan sel dan organ yang ada di dalam tubuhnya. Maka dari itu, kondisi

    bayi harus steril. Bila terkena penyakit seperti kesulitan bernafas atau flu dapat menyebabkan penyakit berkelanjutan

    bahkan kematian.

    Gambar 1. Grafik puncak kematian neonatus

    Gambar 2. Grafik penyebab kematian neonatus

  • Pia Alit Lestari

    Jurnal Tingkat Sarjana Senirupa dan Desain No.1 | 3

    Gambar 3. Grafik kecenderungan angka kematian neonatal

    Proses Studi Kreatif

    Desain sarana emergensi untuk penanganan khusus gawat darurat bayi baru lahir dengan berat badan lahir rendah yang

    harus ditangani secepat mungkin untuk mendukung daya hidup bayi baru lahir tersebut sebelum ditranspor atau dirujuk

    ke fasilitas yang lebih memadai untuk penanganan lebih lanjut.

    Gambar 4. Alur pemikiran konsep desain

  • Sarana Emergensi untuk Penanganan Stabilisasi dan Rujukan Bayi Baru Lahir dengan Berat Lahir Rendah

    4 | Jurnal Tingkat Sarjana Senirupa dan Desain No.1

    Menerapkan pemikiran 5W+1H untuk langkah proses pematangan konsep :

    WHAT?

    Produk yang dapat memfasilitasi bayi baru lahir dengan berat badan lahir rendah agar mudah ketika ditangani dan

    dirujuk

    WHY?

    Kurang efektifnya proses merujuk yang ada karena harus menggunakan ambulans dan inkubator yang kurang cocok

    untuk beberapa wilayah di Indonesia

    WHO?

    Bayi baru lahir dengan berat lahir rendah atau prematur karena cenderung perlu untuk dirujuk

    Petugas kesehatan untuk meningkatkan kinerja dan waktu yang di butuhkan ketika penangan serta melatih

    kerja sama untuk tim rujukan

    WHEN?

    Ketika bayi baru lahir bermasalah memerlukan resusitasi dan stabilisasi dalam waktu singkat kemudian harus dirujuk

    WHERE?

    Fasilitas pelayanan kesehatan tingkat I dan II seperti puskesmas dan komunitas terutama di daerah

    HOW?

    Membuat keterkaitan antara penanganan bayi baru lahir bermasalah dengan proses merujuk yang memerlukan

    penanganan dalam waktu singkat dan mudah untuk mobilisasi bagi bayi dan pelayan kesehatan

    Kemudian menentukan target pengguna dan mempelajari ergonomi serta antropometri dari target pengguna tersebut.

    Setelah konsep matang, dilanjutkan dengan sketsa-sketsa awal untuk memilih keputusan desain.

    Gambar 5. Sketsa Alternatif Desain 1

  • Pia Alit Lestari

    Jurnal Tingkat Sarjana Senirupa dan Desain No.1 | 5

    Gambar 6. Sketsa Alternatif Desain 2

    Gambar 7. Sketsa Alternatif Desain 3

    Gambar 8. Sketsa Alternatif Desain 4

  • Sarana Emergensi untuk Penanganan Stabilisasi dan Rujukan Bayi Baru Lahir dengan Berat Lahir Rendah

    6 | Jurnal Tingkat Sarjana Senirupa dan Desain No.1

    Analisis dari beberapa alternatif di atas :

    1. Alternatif pertama dan kedua merupakan pengembangan bentuk yang masih berupa inkubator. Inkubator

    memang memiliki fungsi khusus untuk merawat bayi dengan masalah kesehatan, namun inkubator masih

    merupakan produk kesehatan yang harganya mahal. Selain itu fungsi utama bukan untuk merujuk. Ada

    inkubator yang dapat dipindahkan seperti inkubator transpor, tetapi inkubator transpor ini hanya berpindah dari

    ruang ke runag.

    2. Selanjutnya pengembangan dari inkubator, masih menggunakan kotak untuk meletakkan bayi agar mudah

    dipindahkan. Setelah berbagai pertimbangan, bayi yang dipindahkan dengan menggunakan kotak masih

    terbilang kurang aman dan sulit untuk diangkat secara berkelanjutan.

    3. Alternatif ketiga menunjukkan perkembangan desain yang lebih mudah dimobilisasi yaitu inkubator di dalam

    tas koper. Inkubator yang dibawa dengan dijinjing dipertimbangkan masih berat dan tidak menyediakan

    peralatan untuk penanganan bayi.

    4. Alternatif ke empat tidak mengembangkan inkubator melainkan sarana untuk penanganan darurat berupa

    perkembangan dari troli dan meja yang dapat didorong sehingga dapat berpindah tempat dengan membawa

    peralatan untuk penanganan bayi. Untuk pencegahan hipotermia tidak digunakan kotak penghangat dari

    inkubator melainkan memanfaatkan teknologi sederhana dari material phase change material, material yang

    bila dihangatkan dapat bertahan untuk beberapa jam yang kemudian di kombinasikan dengan jaket khusus bayi,

    atau alternatif lainnya, menggunakan material plastik. Plastik terbukti dapat memberi kehangatan bayi dan

    sudah banyak digunakan oleh fasilitas kesehatan. Alternatif produk ini mudah dipindahkan tapi tidak mudah

    untuk dibawa dengan merujuk, karena sulit untuk mengangkat dan membawa troli menggunakan kendaraan

    untuk menengah ke bawah seperti mobil sederhana, motor, atau berjalan kaki.

    Hasil Studi dan Pembahasan

    Keputusan desain yang diambil adalah sarana gawat darurat yang mudah untuk dibawa dan dipindahkan, penyusunan

    peralatan secara teratur untuk meningkatkan kinerja petugas kesehatan dan mengurangi waktu yang diperlukan dalam

    penanganan bayi baru lahir. Pemanfaatan meja sebagai alas yang dibutuhkan untuk bayi dikombinasikan dengan ransel

    agar stabilisasi dapat dilakukan segera mungkin dan dimana saja. Produk ini dapat digunakan untuk kendaraan transpor

    manapun sehingga efisiensi waktu dalam merujuk dapat ditingkatkan. Jaket bayi berfungsi sebagai inkubator sederhana

    dan murah untuk pencegahan hipotensi pada bayi baru lahir, dimana hipotensi berpeluang untuk membahayakan nyawa

    bayi.

    Warna yang digunakan adalah warna pasif. Pemilihan kelompok warna berdasarkan pertimbangan dengan kelompok

    warna lain yaitu warna aktif, pasif, dan netral.

    Dari kelompok pasif itu, aplikasi warna yang dipilih adalah warna biru dan putih. Secara psikologis, putih

    melambangkan kejujuran, ketulusan dan keiklasan. Warna ini juga mengasosiasikan kita terhadap rasa bersih atau

    higienis dan klinis.Putih membuat suatu produk terlihat jernih dan bersih. Untuk produk bayi atau produk yang

    berhubungan dengan kebersihan pribadi dan kesehatan, putih merupakan pesan yang bagus untuk ditampilkan karena

    mengasosiasikan rasa higienis.Sedangkan warna biru melambangkan ketenangan dan kedamaian. Warna biru dapat

    memberikan perasaan aman dan sepi sehingga cocok untuk diaplikasian pada produk bayi. Kelompok pasif ini juga

    cenderung digunakan untuk peralatan rumah sakit karena memberikan kesan bersih dan antiseptik.

  • Pia Alit Lestari

    Jurnal Tingkat Sarjana Senirupa dan Desain No.1 | 7

    Gambar 6. Sketsa keputusan desain

    Keputusan desain akhir yang diambil adalah sarana gawat darurat pengembangan dari kombinasi meja dan ransel.

    Produk berupa ransel karena bentuk ini paling mudah untuk dibawa dan dipindahkan dibandingkan bentuk tas lainnya.

    Dikombinasikan dengan meja karena dalam stabilisasi neonatal diperlukan alas yang keras untuk keberhasilan

    penanganannya.

    Gambar 7. Render desain akhir

    Setelah didapatkan bentuk akhir dan juga aplikasi warna produk kemudian dibuat gambar rendering 3 dimensi produk

    untuk menunjukkan visualisasi produk akhir. Gambar rendering 3 dimensi di atas dibuat dengan menggunakan program

    komputer Sketch Up.

  • Sarana Emergensi untuk Penanganan Stabilisasi dan Rujukan Bayi Baru Lahir dengan Berat Lahir Rendah

    8 | Jurnal Tingkat Sarjana Senirupa dan Desain No.1

    Proses penggunaan produk :

    Gambar 8. Skema proses penggunaan produk

    Gambar 9. Ilustrasi Operasional Produk

  • Pia Alit Lestari

    Jurnal Tingkat Sarjana Senirupa dan Desain No.1 | 9

    Hasil Akhir :

    Gambar 10. Prototip Produk

    Produk prototip pertama ini merupakan pengembangan desain kombinasi tas ransel dengan meja. Tas untuk menyimpan

    peralatan yang diperlukan ketika terjadi keadaan gawat darurat dan meja sebagai alas ketika menangani bayi ketika

    berada dimanapun.

    Gambar 11. Prototip Jaket Bayi

    Produk kedua yaitu jaket bayi, berfungsi untuk penghangatan bayi selama proses merujuk dan dipindahkan dengan

    digendong atau metode kangguru.

    Gambar 12. Komponen Dalam Produk

  • Sarana Emergensi untuk Penanganan Stabilisasi dan Rujukan Bayi Baru Lahir dengan Berat Lahir Rendah

    10 | Jurnal Tingkat Sarjana Senirupa dan Desain No.1

    Dalam menyusun peletakan, susunan dibuat berdasarkan urutan penggunaan peralatan, dimulai dari handuk, penghisap

    lendir, stabilisasi sesak nafas, stetoskop, dan peralatan obat-obatan.

    Gambar 13. Skenario Penggunaan Produk

    Skenario penggunaan produk yang ditunjukkan gambar diatas adalah penggunaan produk ketika sedang dalam proses

    rujukan dan harus melaksakan prosedur stabilisasi pada bayi yang bermasalah/beresiko. Proses rujukan ini

    menggunakan transportasi darat untuk kalangan menengah ke bawah terutama di daerah

    Gambar diatas menunjukkan skenario ketika peralatan gawat darurat digunakan, urutan-urutan pemakain adalah :

    1. Melatakkan bayi di atas meja alas.

    2. Memakaikan suction untuk menghisap lendir yang menyumbat pernafasan.

    3. Memakaikan resusitator untuk memberikan bantuan pernafasan pada bayi.

    4. Diperiksa detak jantung bayi untuk memeriksa stabilisasi kondisi pada bayi.

    Penutup

    Desain yang baik dapat memberikan solusi alternatif baru di berbagai bidang, salah satunya bidang kedokteran. Meski

    menggunakan peralatan yang canggih dan rumit, tidak semua dapat menyelesaikan masalah yang signifikan terjadi di

    negara kita. Jika dilakukan pengerucutan, masalah yang perlu di selesaikan dengan desain masih tergolong banyak.

    Untuk kasus bayi merujuk, diperlukan desain yang benar-benar memperhatikan tingkat kenyamanan dan keseamatan

    pada bayi tersebut. Dengan membuat produk ini, penulis berharap dapat membantu mengurangi tingkat kematian yang

    tinggi pada bayi baru lahir dari sudut pandang desain produk.

    Pembimbing

    Artikel ini merupakan laporan perancangan Tugas Akhir Program Studi Sarjana Desain Produk FSRD ITB. Pengerjaan

    tugas akhir ini disupervisi oleh pembimbing Dra. Nedina Sari, M.Sn.

  • Pia Alit Lestari

    Jurnal Tingkat Sarjana Senirupa dan Desain No.1 | 11

    Daftar Pustaka

    Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat. 2010. Pelayanan Kesehatan Neonatal Esensial Edisi 2010. Jakarta:

    Departemen Kesehatan Indonesia.

    Direktorat Kesehatan. 2008. Buku Acuan Asuhan Persalinan Normal Asuhan Esensial. Jakarta:Departemen Kesehatan

    RI

    Direktorat Kesehatan. 2008. Pencegahan dan Penanggulangan Segera Komplikasi Persalinan dan Bayi Baru Lahir.

    Jakarta:Departemen Kesehatan RI

    Sumatera Utara, Universitas. Dukun Bersali. 07-10-2012.

    http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/24530/4/Chapter%20II.pdf

    Riyadi , Slamet. 2012. Kebijakan Kementerian Kesehatan dalam Penurunan Kematian Ibu dan Anak.

    Yogyakarta:Fakultas Kedokteran Universitas Gajah Mada

    http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/24530/4/Chapter%20II.pdf


Top Related