Download - 28 Januari 2008 5
5/11/2018 28 Januari 2008 5 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/28-januari-2008-5 1/23
28 Januari 2008 5:07 pm
Metode Penelitain Komunikasi
Bag 3
Pengertian Analisis Isi
Analisis isi (content analysis) adalah penelitian yang bersifat pembahasan
mendalam terhadap isi suatu informasi tertulis atau tercetak dalam media
massa. Pelopor analisis isi adalah Harold D. Lasswell, yang memelopori
teknik symbol coding, yaitu mencatat lambang atau pesan secara
sistematis, kemudian diberi interpretasi.
Analisis isi dapat digunakan untuk menganalisis semua bentuk
komunikasi. Baik surat kabar, berita radio, iklan televisi maupun semua
bahan-bahan dokumentasi yang lain. Hampir semua disiplin ilmu sosial
dapat menggunakan analisis isi sebagai teknik/metode penelitian. Holsti
menunjukkan tiga bidang yang banyak mempergunakan analisis isi, yang
besarnya hampir 75% dari keseluruhan studi empirik, yaitu penelitian
sosioantropologis (27,7 persen), komunikasi umum (25,9%), dan ilmu
politik (21,5%).
Sejalan dengan kemajuan teknologi, selain secara manual kini telah
tersedia komputer untuk mempermudah proses penelitian analisis isi,
yang dapat terdiri atas 2 macam, yaitu perhitungan kata-kata, dan
“kamus” yang dapat ditandai yang sering disebut General Inquirer
Program.
Analisis isi tidak dapat diberlakukan pada semua penelitian sosial. Analisis
isi dapat dipergunakan jika memiliki syarat berikut.
1. Data yang tersedia sebagian besar terdiri dari bahan-bahan yang
terdokumentasi (buku, surat kabar, pita rekaman, naskah/manuscript).
2. Ada keterangan pelengkap atau kerangka teori tertentu yang
menerangkan tentang dan sebagai metode pendekatan terhadap data
tersebut.
3. Peneliti memiliki kemampuan teknis untuk mengolah bahan-
bahan/data-data yang dikumpulkannya karena sebagian dokumentasi
tersebut bersifat sangat khas/spesifik.
Desain Analisis Isi
Setidaknya dapat diidentifikasi tiga jenis penelitian komunikasi yang
menggunakan analisis isi. Ketiganya dapat dijelaskan dengan teori 5
5/11/2018 28 Januari 2008 5 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/28-januari-2008-5 2/23
unsur komunikasi yang dibuat oleh Harold D. Lasswell, yaitu who, says
what, to whom, in what channel, with what effect. Ketiga jenis penelitian
tersebut dapat memuat satu atau lebih unsur “pertanyaan teoretik”
Lasswell tersebut.
Pertama, bersifat deskriptif, yaitu deskripsi isi-isi komunikasi. Dalampraktiknya, hal ini mudah dilakukan dengan cara melakukan
perbandingan. Perbandingan tersebut dapat meliputi hal-hal berikut ini.
1. Perbandingan pesan (message) dokumen yang sama pada waktu
yang berbeda. Dalam hal ini analisis dapat membuat kesimpulan
mengenai kecenderungan isi komunikasi.
2. Perbandingan pesan (message) dari sumber yang sama/tunggal
dalam situasi-situasi yang berbeda. Dalam hal ini, studi tentang
pengaruh situasi terhadap isi komunikasi.
3. Perbandingan pesan (message) dari sumber yang sama terhadappenerima yang berbeda. Dalam hal ini, studi tentang pengaruh ciri-ciri
audience terhadap isi dan gaya komunikasi.
4. Analisis antar-message, yaitu perbandingan isi komunikasi pada
waktu, situasi atau audience yang berbeda. Dalam hal ini, studi tentang
hubungan dua variabel dalam satu atau sekumpulan dokumen (sering
disebut kontingensi (contingency).
5. Pengujian hipotesis mengenai perbandingan message dari dua
sumber yang berbeda, yaitu perbedaan antarkomunikator.
Kedua, penelitian mengenai penyebab message yang berupa pengaruh
dua message yang dihasilkan dua sumber (A dan B) terhadap variabel
perilaku sehingga menimbulkan nilai, sikap, motif, dan masalah pada
sumber B.
Ketiga, penelitian mengenai efek message A terhadap penerima B.
Pertanyaan yang diajukan adalah apakah efek atau akibat dari proses
komunikasi yang telah berlangsung terhadap penerima (with what effect)?
Tahapan Proses Penelitian Analisis Isi
Terdapat tiga langkah strategis penelitian analisis isi.
Pertama, penetapan desain atau model penelitian. Di sini ditetapkan
berapa media, analisis perbandingan atau korelasi, objeknya banyak atau
sedikit dan sebagainya.
Kedua, pencarian data pokok atau data primer, yaitu teks itu sendiri.
Sebagai analisis isi maka teks merupakan objek yang pokok bahkan
5/11/2018 28 Januari 2008 5 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/28-januari-2008-5 3/23
terpokok. Pencarian dapat dilakukan dengan menggunakan lembar
formulir pengamatan tertentu yang sengaja dibuat untuk keperluan
pencarian data tersebut.
Ketiga, pencarian pengetahuan kontekstual agar penelitian yang dilakukan
tidak berada di ruang hampa, tetapi terlihat kait-mengait dengan faktor-faktor lain.
METODE ANALISIS ISI
Dasar-dasar Rancangan Penelitian Analisis Isi
Prosedur dasar pembuatan rancangan penelitian dan pelaksanaan studi
analisis isi terdiri atas 6 tahapan langkah, yaitu (1) merumuskan
pertanyaan penelitian dan hipotesisnya, (2) melakukan sampling terhadap
sumber-sumber data yang telah dipilih, (3) pembuatan kategori yangdipergunakan dalam analisis, (4) pendataan suatu sampel dokumen yang
telah dipilih dan melakukan pengkodean, (5) pembuatan skala dan item
berdasarkan kriteria tertentu untuk pengumpulan data, dan (6)
interpretasi/ penafsiran data yang diperoleh.
Urutan langkah tersebut harus tertib, tidak boleh dilompati atau dibalik.
Langkah sebelumnya merupakan prasyarat untuk menentukan langkah
berikutnya. Permulaan penelitian itu adalah adanya rumusan masalah
atau pertanyaan penelitian yang dinyatakan secara jelas, eksplisit, dan
mengarah, serta dapat diukur dan untuk dijawab dengan usaha
penelitian.
Pada perumusan hipotesis, dugaan sementara yang akan dijawab melalui
penelitian, peneliti dapat memilih hipotesis nol, hipotesis penelitian atau
hipotesis statistik.
Penarikan sampel dilakukan melalui pertimbangan tertentu, disesuaikan
dengan rumusan masalah dan kemampuan peneliti.
Pembuatan alat ukur atau kategori yang akan digunakan untuk analisis
didasarkan pada rumusan masalah atau pertanyaan penelitian, dan acuan
tertentu. Misalnya, kategori tinggi-sedang-rendah, dengan indikator-
indikator yang bersifat terukur.
Kemudian, pengumpulan atau coding data, dilakukan dengan
menggunakan lembar pengkodean (coding sheet) yang sudah
dipersiapkan. Setelah semua data diproses, kemudian diinterpretasikan
maknanya.
5/11/2018 28 Januari 2008 5 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/28-januari-2008-5 4/23
Teknik Pembuatan Skala pada Analisis Isi
Telah dijelaskan dua macam teknik penskalaan (scaling) yang bertujuan
khusus untuk mengukur intensitas. Pertama, metode Q-Sort,
menyediakan suatu cara penskalaan universe pernyataan-pernyataanmengenai variabel tertentu. Skala Q-Sort mempergunakan distribusi skala
9 titik. Pada lajur pertama, (Y) berisi 9 point nilai, yang menunjukkan
tingkat terendah (1) sampai tingkat tertinggi (9), dan lajur kedua (X)
yang menunjukkan persentase pernyataan dalam tiap kategori. Untuk
menentukan item-item masuk pada kategori tertentu pada skala yang
telah tersedia, dipakai orang-orang yang dianggap sebagai juri penilai.
Dalam hal ini perlu ditetapkan keterandalan (reliabilitas) alat ukur, dan
kesahihan (validitas) pengukuran.
Kedua, metode skala perbandingan pasangan (pair comparison scaling),yaitu teknik menentukan skala relatif item-item yang tidak melibatkan
distribusi nyata. Penggunaan metode ini adalah untuk mengetahui
pernyataan-pernyataan yang paling intens di antara pasangan-pasangan
yang mungkin. Keseluruhan metode ini akan menghasilkan suatu skala
relatif antaritem.
Reliabilitas dan Validitas
Masalah reliabilitas (keterandalan) dan validitas pengukuran (kesahihan)
merupakan 2 hal pokok dalam penelitian yang tidak boleh ditinggalkan.
Reliabilitas didefinisikan sebagai keterandalan alat ukur yang dipakaidalam suatu penelitian. Apakah kita benar-benar dapat mengukur dengan
tepat sesuai dengan alat atau instrumen yang dimiliki.
Dikenal beberapa jenis reliabilitas, yaitu berikut ini.
1. Intercoder dan intracoder, yaitu pemberian kode dari luar dan dari
dalam.
2. Pretest, yaitu pengujian atau pengukuran perbedaan nilai antara
juri-juri pemberi nilai.
3. Reliabilitas kategori, yaitu derajat kemampuan pengulangan
penempatan data dalam berbagi kategori.
Validitas adalah kesahihan pengukuran atau penilaian dalam penelitian.
Dalam analisis isi, validitas dilakukan dengan berbagai cara atau metode
sebagai berikut.
5/11/2018 28 Januari 2008 5 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/28-januari-2008-5 5/23
1. Pengukuran produktivitas (productivity), yaitu derajat di mana suatu
studi menunjukkan indikator yang tepat yang berhubungan dengan
variabel.
2. Predictive validity, yaitu derajat kemampuan pengukuran dengan
peristiwa yang akan datang.
3. Construct validity, yaitu derajat kesesuaian teori dan konsep yang
dipakai dengan alat pengukuran yang dipakai dalam penelitian tersebut.
ANALISIS ISI KUALITATIF
Analisis Wacana
Analisis wacana adalah analisis isi yang lebih bersifat kualitatif dan dapat
menjadi salah satu alternatif untuk melengkapi dan menutupi kelemahan
dari analisis isi kuantitatif yang selama ini banyak digunakan oleh para
peneliti. Jika pada analisis kuantitatif, pertanyaan lebih ditekankan untukmenjawab “apa” (what) dari pesan atau teks komunikasi, pada analisis
wacana lebih difokuskan untuk melihat pada “bagaimana” (how), yaitu
bagaimana isi teks berita dan juga bagaimana pesan itu disampaikan.
Beberapa perbedaan mendasar antara analisis wacana dengan analisis isi
yang bersifat kuantitatif adalah sebagai berikut.
Analisis wacana lebih bersifat kualitatif daripada yang umum dilakukan
dalam analisis isi kuantitatif karena analisis wacana lebih menekankan
pada pemaknaan teks daripada penjumlahan unit kategori, seperti dalam
analisis isi.
Analisis isi kuantitatif digunakan untuk membedah muatan teks
komunikasi yang bersifat manifest (nyata), sedangkan analisis wacana
justru memfokuskan pada pesan yang bersifat latent (tersembunyi).
Analisis isi kuantitatif hanya dapat mempertimbangkan “apa yang
dikatakan” (what), tetapi tidak dapat menyelidiki bagaimana ia dikatakan
(how).
Analisis wacana tidak berpretensi melakukan generalisasi, sedangkan
analisis isi kuantitatif memang diarahkan untuk membuat generalisasi.
Model analisis wacana yang diperkenalkan oleh van Dijk sering kali
disebut sebagai “kognisi sosial”, yaitu suatu pendekatan yang diadopsi
dari bidang psikologi sosial. Menurut van Dijk, ada 3 dimensi yang
membentuk suatu wacana sehingga analisis yang dilakukan terhadap
5/11/2018 28 Januari 2008 5 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/28-januari-2008-5 6/23
suatu wacana harus meliputi ketiga dimensi tersebut, yaitu teks, kognisi
sosial, dan konteks sosial.
Analisis Semiotik (Semiotic Analysis)
Pengertian semiotika secara terminologis adalah ilmu yang mempelajari
sederetan luas objek-objek, peristiwa-peristiwa, seluruh kebudayaan
sebagai tanda. Menurut Eco, semiotik sebagai “ilmu tanda” (sign) dan
segala yang berhubungan dengannya cara berfungsinya, hubungannya
dengan kata lain, pengirimannya, dan penerimaannya oleh mereka yang
mempergunakannya.
Menurut Eco, ada sembilan belas bidang yang bisa dipertimbangkan
sebagai bahan kajian untuk semiotik, yaitu semiotik binatang, semiotik
tanda-tanda bauan, komunikasi rabaan, kode-kode cecapan,
paralinguistik, semiotik medis, kinesik dan proksemik, kode-kode musik,bahasa yang diformalkan, bahasa tertulis, alfabet tak dikenal, kode
rahasia, bahasa alam, komunikasi visual, sistem objek, dan sebagainya
Semiotika di bidang komunikasi pun juga tidak terbatas, misalnya saja
bisa mengambil objek penelitian, seperti pemberitaan di media massa,
komunikasi periklanan, tanda-tanda nonverbal, film, komik kartun, dan
sastra sampai kepada musik.
Analisis Framing
Analisis Framing adalah bagian dari analisis isi yang melakukan penilaian
tentang wacana persaingan antarkelompok yang muncul atau tampak di
media. Dikenal konsep bingkai, yaitu gagasan sentral yang terorganisasi,
dan dapat dianalisis melalui dua turunannya, yaitu simbol berupa framing
device dan reasoning device. Framing device menunjuk pada penyebutan
istilah tertentu yang menunjukkan “julukan” pada satu wacana,
sedangkan reasoning device menunjuk pada analisis sebab-akibat. Di
dalamnya terdapat beberapa ‘turunan’, yaitu metafora, perumpamaan
atau pengandaian. Catchphrases merupakan slogan-slogan yang harus
dikerjakan. Exemplar mengaitkan bingkai dengan contoh, teori atau
pengalaman masa silam. Depiction adalah “musuh yang harus dilawan
bersama”, dan visual image adalah gambar-gambar yang mendukung
bingkai secara keseluruhan. Pada instrumen penalaran, Roots
memperlihatkan analisis sebab-akibat, Appeals to principles merupakan
premis atau klaim moral, dan Consequences merupakan kesimpulan
logika penalaran.
5/11/2018 28 Januari 2008 5 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/28-januari-2008-5 7/23
JI VALIDITAS DAN RELIABILITAS
May 10, 2011 6:34 pm
Uji Validitas dan Uji Reliabilitas
oleh: Lestariningsih
Uji Validitas
Pengertian Validitas:
1. Menurut Gronlund dan Linn (1990)
Validitas adalah ketepatan interpretasi yang dibuat dari hasil pengukuran atauevaluasi
2. Menurut Anastasi (1990)
Validitas adalah ketepatan mengukur konstruk, menyangkut; “What the test
measure and how well it does”
3. Menurut Arikunto (1995)
Validitas adalah keadaan yang menggambarkan tingkat instrumen bersangkutanyang mampu mengukur apa yang akan diukur.
4. Menurut Sukadji (2000)
Validitas adalah derajat yang menyatakan suatu tes mengukur apa yang seharusnyadiukur.
5. Menurut Azwar (2000)
Validitas adalah sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalammelakukan fungsinya.
Pengertian Uji Validitas:
Menurut Sugiyono (2006)
Uji validitas adalah suatu langkah pengujian yang dilakukan terhadap isi (content )dari suatu instrumen, dengan tujuan untuk mengukur ketepatan instrumen yangdigunakan dalam suatu penelitian
Tujuan uji validitas:Mengetahui sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu instrumen pengukurandalam melakukan fungsi ukurnya.
Agar data yang diperoleh bisa relevan/sesuai dengan tujuan diadakannyapengukuran tersebut.
Macam-macam validitas:
Menurut Djaali dan Pudji (2008) validitas dibagi menjadi 3 yaitu:
5/11/2018 28 Januari 2008 5 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/28-januari-2008-5 8/23
1. Validitas isi (content validity )
2. Validitas Konstruk (Construct validity )
3. Validitas empiris
Validitas isi (content validity )
Validitas isi suatu tes mempermasalahkan seberapa jauh suatu tes mengukur tingkatpenguasaan terhadap isi suatu materi tertentu yang seharusnya dikuasai sesuaidengan tujuan pengajaran.
Dengan kata lain, tes yang mempunyai validitas isi yang baik ialah tes yang benar-benar mengukur penguasaan materi yang seharusnya dikuasai sesuai dengan kontenpengajaran yang tercantum dalam Garis-Garis Besar Program Pengajaran (GBPP).
Menurut Gregory (2000) validitas isi menunjukkan sejauhmana pertanyaan, tugasatau butir dalam suatu tes atau instrumen mampu mewakili secara keseluruhan danproporsional perilaku sampel yang dikenai tes tersebut. Artinya tes mencerminkankeseluruhan konten atau materi yang diujikan atau yang seharusnya dikuasai secaraproporsional.
Untuk mengetahui apakah tes itu valid atau tidak harus dilakukan melalui
penelaahan kisi-kisi tes untuk memastikan bahwa soal-soal tes itu sudah mewakiliatau mencerminkan keseluruhan konten atau materi yang seharusnya dikuasaisecara proporsional. Oleh karena itu, validitas isi suatu tes tidak memiliki besarantertentu yang dihitung secara statistika, tetapi dipahami bahwa tes itu sudah validberdasarkan telaah kisi-kisi tes. Oleh karena itu, wiersma dan Jurs dalam Djaali danPudji (2008) menyatakan bahwa validitas isi sebenarnya mendasarkan pada analisislogika, jadi tidak merupakan suatu koefisien validitas yang dihitung secara statistika.
Untuk memperbaiki validitas suatu tes, maka isi suatu tes harus diusahakan agarmencakup semua pokok atau sub-pokok bahasan yang hendak diukur. Kriteria untukmenentukan proporsi masing-masing pokok atau sub pokok bahasan yang tercakupdalam suatu tes ialah berdasarkan banyaknya isi (materi) masing-masing pokokatau sub-pokok bahasan seperti tercantum dalam kurikulum atau Garis-Garis BesarProgram Pengajaran(GBPP).
Selain itu, penentuan proporsi tersebut dapat pula didasarkan pendapat ( judgement )para ahli dalam bidang yang bersangkutan. Jadi situasi tes akan mempunyaivaliditas isi yang baik jika tes tersebut terdiri dari item-item yang mewakili semuamateri yang hendak diukur. Salah satu cara yang biasa digunakan untukmemperbaiki validitas isi suatu tes ialah dengan menggunakan blue-print untukmenentukan kisi-kisi tes.
Validitas Konstruk (Construct validity )
Menurut Djaali dan Pudji (2008) validitas konstruk adalah validitas yangmempermasalahkan seberapa jauh item-item tes mampu mengukur apa-apa yang
benar-benar hendak diukur sesuai dengan konsep khusus atau definisi konseptualyang telah ditetapkan.
Validitas konstruk biasa digunakan untuk instrumen-instrumen yang dimaksudkanmengukur variabel-variabel konsep, baik yang sifatnya performansi tipikal seperti
instrumen untuk mengukur sikap, minat, konsep diri, lokus control, gayakepemimpinan, motivasi berprestasi, dan lain-lain, maupun yang sifatnya
5/11/2018 28 Januari 2008 5 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/28-januari-2008-5 9/23
performansi maksimum seperti instrumen untuk mengukur bakat (tes bakat),intelegensi (kecerdasan intelekual), kecerdasan emosional dan lain-lain.
Untuk menentukan validitas konstruk suatu instrumen harus dilakukan prosespenelaahan teoritis dari suatu konsep dari variabel yang hendak diukur, mulai dariperumusan konstruk, penentuan dimensi dan indikator, sampai kepada penjabaran
dan penulisan butir-butir item instrumen. Perumusan konstruk harus dilakukanberdasarkan sintesis dari teori-teori mengenai konsep variabel yang hendak diukurmelalui proses analisis dan komparasi yang logik dan cermat.
Menyimak proses telaah teoritis seperti telah dikemukakan, maka proses validasikonstruk sebuah instrumen harus dilakukan melalui penelaahan atau justifikasipakar atau melalui penilaian sekelompok panel yang terdiri dari orang-orang yangmenguasai substansi atau konten dari variabel yang hendak diukur.
Contoh Format Penelaahan Butir Soal Bentuk Uraian
Mata Pelajaran :……………………………………………………..
Kelas/Semester :……………………………………………………..
Penelaah :……………………………………………………..
Petunjuk pengisian format penelaahan butir soal bentuk uraian:
Analisislah setiap butir soal berdasarkan semua kriteria yang tertera di dalamformat!
Berilah tanda cek ( ) pada kolom “ya” bila soal yang ditelaah sudah sesuai dengan
kriteria
Berilah tanda cek ( ) pada kolom “tidak” bila soal yang ditelaah tidak sesuai dengan
kriteria, kemudian tuliskan alasan pada ruang catatan atau pada teks soal danperbaikannya.
No.Aspek yang
Ditelaah
Nomor Soal
1 2 3 …
Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak
A12
3
4
B
5
6
7
MateriSoal sesuaidengan indikator
(menuntut tes
tertulis untuk bentuk uraian)Batasan
pertanyaan dan
jawaban yangdiharapkan sudah
sesuai
Materi yang
ditanyakan sesuai
5/11/2018 28 Januari 2008 5 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/28-januari-2008-5 10/23
8
C
9
10
11
12
13
dengankompetensi
(urgensi, relevasi,
kontinyuitas,keterpakaian
sehari-hari tinggi)
Isi materi yang
ditanyakan sesuaidengan jenjang
jenis sekolah atau
tingkat kelas
Konstruksi
Menggunakan
kata tanya atau
perintah yangmenuntutjawaban
uraian
Ada petunjuk yang jelas tentang
cara pengerjaan
soal.
Ada pedoman penskorannya
Tabel, gambar,grafik, peta, atau
yang sejenisnyadisajikan dengan
jelas dan terbaca
Bahasa
Rumusan kalimat
soal komunikatif
Butir soalmenggunakan
bahasa Indonesiayang baku
Tidak menggunakan
kata/ungkapan
yangmenimbulkan
5/11/2018 28 Januari 2008 5 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/28-januari-2008-5 11/23
penafsiran gandaatau salah
pengertian
Tidak
menggunakan bahasa yang
berlaku
setempat/tabu
Rumusan soaltidak
mengandung
kata/ungkapan
yang dapatmenyinggung
perasaan siswa
Catatan:
……………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………
Contoh Format Penelaahan Butir Soal Bentuk Pilihan Ganda
Mata Pelajaran :……………………………………………………..
Kelas/Semester :……………………………………………………..
Penelaah :……………………………………………………..
Petunjuk pengisian format penelaahan butir soal bentuk pilihan ganda:
Analisislah setiap butir soal berdasarkan semua kriteria yang tertera di dalamformat!
Berilah tanda cek ( ) pada kolom “ya” bila soal yang ditelaah sudah sesuai dengankriteria
Berilah tanda cek ( ) pada kolom “tidak” bila soal yang ditelaah tidak sesuai dengankriteria, kemudian tuliskan alasan pada ruang catatan atau pada teks soal danperbaikannya.
5/11/2018 28 Januari 2008 5 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/28-januari-2008-5 12/23
No.Aspek yang
Ditelaah
Nomor Soal
1 2 3 …
Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak
A12
3
4
B
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
C
15
16
17
18
MateriSoal
sesuai dengan
indikator (menuntut tes
tertulis untuk bentuk pilihanganda)Materi
yang ditanyakan
sesuai dengankompetensi
(urgensi, relevasi,
kontinyuitas,
keterpakaiansehari-hari tinggi)
Pilihan
jawabanhomogen danlogis
Hanya ada
satu kunci
jawaban
Konstruksi
Pokok soaldirumuskan
dengansingkat, jelasdan tegas
Rumusan
pokok soal dan
pilihan jawaban
merupakan
5/11/2018 28 Januari 2008 5 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/28-januari-2008-5 13/23
pernyataanyang
diperlukan
saja
Pokok soaltidak memberi
petunjuk kunci
jawaban
Pokok soal bebas dari
pernyataan
yang bersifat
negatif ganda
Pilihan
jawabanhomogeny dan
logis ditinjaudari segi
materi
Gambar,
grafik, table,diagram, atau
sejenisnya
jelas dan
berfungsiPanjang
pilihan
jawaban relatif sama
Pilihan
jawaban tidak
menggunakan
pernyataan“semua
jawaban diatassalah/benar”
dan sejenisnya
Pilihan
jawaban yang berbentuk
angka/waktu
5/11/2018 28 Januari 2008 5 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/28-januari-2008-5 14/23
disusun berdasarkan
urutan besar
kecilnya angkaatau
kronologisnya
Butir soal
tidak bergantung
pada jawaban
soal
sebelumnya
Bahasa
Menggunakan
bahasa yangsesuai dengan
kaidah bahasaIndonesia
Menggunakan
bahasa yang
komunikatif
Tidak menggunakan
bahasa yang
berlakusetempat/tabu
Pilihan
jawaban tidak
mengulangkata/kelompok
kata yang
sama, kecuali
merupakansatu kesatuan
pengertian
Catatan:
……………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………
…
5/11/2018 28 Januari 2008 5 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/28-januari-2008-5 15/23
……………………………………………………………………………………………………………………………………………
Validitas empiris
Validitas empiris sama dengan validitas kriteria yang berarti bahwa validitasditentukan berdasarkan kriteria, baik kriteria internal maupun kriteria eksternal.Kriteria internal adalah tes atau instrumen itu sendiri yang menjadi kriteria,sedangkan kriteria eksternal adalah hasil ukur instrumen atau tes lain di luarinstrumen itu sendiri yang menjadi kriteria. Ukuran lain yang sudah dianggap bakuatau dapat dipercaya dapat pula dijadikan sebagai kriteria eksternal.
Validitas yang ditentukan berdasarkan kriteria internal disebut validitas internal,sedangkan validitas yang ditentukan berdasarkan kriteria eksternal disebut validitaseksternal.
Validitas internal
Validitas internal merupakan validitas yang diukur dengan besaran yang
menggunakan instrumen sebagai suatu kesatuan (keseluruhan butir) sebagai kriteria
untuk menentukan validitas item atau butir dari instrumen itu. Dengan demikianvaliditas internal mempermasalahkan validitas butir atau item suatu instrumendengan menggunakan hasil ukur instrumen tersebut sebagai suatu kesatuan dan
sebagai kriteria, sehingga biasa disebut juga validitas butir.
Pengujian validitas butir instrumen atau soal tes dilakukan dengan menghitung
koefesien korelasi antara skor butir instrumen atau soal tes dengan skor totalinstrumen atau tes. Butir atau soal yang dianggap valid adalah butir instrumen atau
soal tes yang skornya mempunyai koefesien korelasi yang signifikan dengan skortotal instrumen atau tes.
Validitas eksternal
Kriteria eksternal dapat berupa hasil ukur instrumen yang sudah baku atauinstrumen yang dianggap baku dapat pula berupa hasil ukur lain yang sudah tersediadan dapat dipercaya sebagai ukuran dari suatu konsep atau varaibel yang hendakdiukur. Validitas eksternal diperlihatkan oleh suatu besaran yang merupakan hasilperhitungan statistika. Jika kita menggunakan hasil ukur instrumen yang sudah bakusebagai kriteria eksternal, maka besaran validitas eksternal dari instrumen yang kitakembangkan didapat dengan jalan mengkorelasikan skor hasil ukur instrumen yangdikembangkan dengan skor hasil ukur instrumen baku yang dijadikan kriteria. Makintinggi koefesien korelasi yang didapat, maka validitas instrumen yang dikembangkan
juga makin baik. Kriteria yang digunakan untuk menguji validitas eksternal adalahnilai table r (r-tabel).
Jika koefesien korelasi antara skor hasil ukur instrumen yang dikembangkan denganskor hasil ukurinstrumen baku lebih besar dari pada r-tabel, maka instrumen yangdikembangkan dapat valid berdasarkan kriteria eksternal yang dipilih (hasil ukurinstrumen baku). Jadi keputusan uji validitas dalam hal ini adalah mengenai valid
atau tidaknya instrumen sebagai suatu kesatuan, bukan valid atau tidaknya butirinstrumen seperti pada validitas internal.
Ditinjau dari kriteria eksternal yang dipilih, validitas eksternal dapat dibedakan atasdua macam yaitu:
5/11/2018 28 Januari 2008 5 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/28-januari-2008-5 16/23
1. Validitas prediktif apabila kriteria eksternal yang digunakan adalah adalahukuran atau penampilan masa yang akan datang.2. Validitas kongkuren apabila kriteria eksternal yang digunakan adalah ukuranatau penampilan saat ini atau saat yang bersamaan dengan pelaksanaanpengukuran.
Uji Reliabilitas
Pengertian Reliabilitas:
1. 1. Menurut Gronlund dan Linn (1990)
Reliabilitas adalah ketepatan hasil yang diperoleh dari suatu pengukuran.
1. 2. Menurut Sukadji (2000)
Reliabilitas suatu tes adalah seberapa besar derajat tes mengukur secara konsistensasaran yang diukur. Reliabilitas dinyatakan dalam bentuk angka, biasanya sebagai
koefesien. Koefesien tinggi berarti reliabilitas tinggi.
1. 3. Menurut Anastasia dan Susana (1997)
Reliabilitas adalah sesuatu yang merujuk pada konsistensi skor yang dicapai olehorang yang sama ketika mereka diuji ulang dengan tes yang sama pada kesempatanyang berbeda, atau dengan seperangkat butir-butir ekuivalen (equivalent items)yang berbeda, atau di bawah kondisi pengujian yang berbeda.
1. 4. Menurut Sugiono (2005) dalam Suharto (2009)
Reliabilitas adalah serangkaian pengukuran atau serangkaian alat ukur yangmemiliki konsistensi bila pengukuran yang dilakukan dengan alat ukur itu dilakukansecara berulang.
1. 5. Menurut Suryabrata (2004)
Reliabilitas adalah sejauh mana hasil pengukuran dengan alat tersebut dapatdipercaya.
Pengertian Uji Reliabilitas:
Menurut Husaini (2003)
Uji reliabilitas adalah proses pengukuran terhadap ketepatan (konsisten) dari suatuinstrumen.
Pengujian ini dimaksudkan untuk menjamin instrumen yang digunakan merupakansebuah instrumen yang handal, konsistensi, stabil dan dependibalitas, sehingga biladigunakan berkali-kali dapat menghasilkan data yang sama.
Tujuan dari uji reliabilitas:
5/11/2018 28 Januari 2008 5 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/28-januari-2008-5 17/23
Menunjukkan konsistensi skor-skor yang diberikan skorer satu dengan skorerlainnya.
Tujuan dari uji reliabilitas ini adalah untuk menunjukkan konsistensi skor-skor yangdiberikan skorer satu dengan skorer lainnya.
Menurut Djaali dan Pudji (2008) reliabilitas dibedakan menjadi dua macam, yaitu
1. Reliabilitas konsistensi tanggapan
Reliabilitas ini mempersoalkan apakah tanggapan responden atau objek terhadap testersebut sudah baik atau konsisten. Jika hasil pengukuran kedua menunjukkan
ketidakkonsistenan maka hal ini akan menunjukkan bahwa hasil ukur tes atauinstrumen tersebut tidak dapat dipercaya atau tidak reliable serta tidak dapat
digunakan sebagai ukuran untuk mengungkapkan ciri atau keadaan sesungguhnyadari objek pengukuran.
Ada tiga mekanisme untuk memeriksa reliabilitas tanggapan respondenterhadap tes yaitu:
1. Teknik test-retest ialah pengetesan dua kali dengan menggunakan suatu tes
yang sama pada waktu yang berbeda.2. Teknik belah dua ialah pengetesan (pengukuran) yang dilakukan dengan dua
kelompok item yang setara pada saat yang sama.
3. Bentuk ekivalen ialah pengetesan (pengukuran) yang dilakukan dengan
menggunakan dua tes yang dibuat setara kemudian diberikan kepada responden
atau obyek tes dalam waktu yang bersamaan.4. 2. Reliabilitas konsistensi gabungan item
Reliabilitas ini berkaitan dengan kemantapan atau konsistensi antara item-itemsuatu tes. Bila terhadap bagian obyek ukur yang sama, hasil ukur melalui item yang
satu kontradiksi atau tidak konsisten dengan hasil ukur melalui item yang lain makapengukuran dengan tes (alat ukur) sebagai suatu kesatuan itu tidak dapatdipercaya.
Koefesien reliabilitas konsistensi gabungan item dapat dihitung dengan
menggunakan:
1. Rumus Kuder-Richardson, yang dikenal dengan nama KR-20 dan KR-21.
2. Rumus koefisien Alpha atau Alpha Cronbach.3. Rumus reliabilitas Hoyt, yang menggunakan analisis varian.
Contoh Uji Validitas dan Uji Reliabilitas:
Contoh perhitungan korelasi butir untuk soal bentuk uraian dengan skorbutir kontinum.
Uji Validitas
Jika skor butir instrumen atau soal tes kontinum (misalnya skala sikap atau soalbentuk uraian dengan skor butir 1-5 atau skor soal 0-10) dan diberi simbol X i danskor total instrumen atau tes diberi simbol Xt, maka rumus yang digunakan untukmenghitung koefesien korelasi antara skor butir instrumen atau soal dengan skortotal instrumen atau skor total tes adalah sebagai berikut:
5/11/2018 28 Januari 2008 5 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/28-januari-2008-5 18/23
Keterangan:
rit = koefisien korelasi antara skor butir soal dengan skor total.
xi = jumlah kuadrat deviasi skor dari Xi
xt = jumlah kuadrat deviasi skor dari Xt
Data hasil uji coba adalah sebagai berikut:
Nomor RespondenNomor Butir Pertanyaan
Jumlah
1 2 3 4 5 6 7
1 5 4 3 5 3 5 3 28
2 5 4 3 4 3 4 3 26
3 4 4 2 4 3 4 3 24
4 4 3 3 3 4 3 4 24
5 5 5 3 4 5 5 4 31
6 3 3 2 3 2 3 1 17
7 3 3 2 3 2 2 2 17
8 3 2 2 3 2 2 2 16
9 2 2 1 2 1 2 1 11
10 2 1 1 1 1 1 1 8
Jumlah 36 31 22 32 26 31 24 202
Penyelesaian:
Untuk n=10 dengan alpha sebesar 0,05 didapat nilai table r=0,631. Karena nilaikoefesien korelasi antara skor butir dengan skor total untuk semua butir lebih besardari 0,631, maka semua butir mempunyai korelasi signifikan dengan skor total tes.Dengan demikian maka semua butir tes dianggap valid atau dapat digunakan untukmengukur hasil belajar.
Uji reliabilitas
Dari soal diatas, selanjutnya akan dihitung koefesien reliabilitas denganmenggunakan rumus koefesien Alpha, yaitu:
5/11/2018 28 Januari 2008 5 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/28-januari-2008-5 19/23
Keterangan:
rii = koefisien reliabilitas tes
k = cacah butir
= varian skor butir
= varian skor total
Koefisien reliabilitas dari contoh diatas dapat dihitung dengan cara pertama-tamadihitung varian butir sebagai berikut:
Nomor butir Varian Butir
1
2
3
4
5
6
7
1,24
1,29
0,56
1,16
1,44
1,69
1,24
Jumlah 8,62
Jadi koefesien reliabilitas tes (dengan 7 butir) pada contoh diatas adalah 0,97
Contoh Perhitungan Korelasi Butir untuk Soal Bentuk Objektif
Uji Validitas
Jika skor butir soal diskontinum (misalnya soal bentuk objektif dengan skor butirsoal 0 atau 1) maka kita menggunakan koefesien korelasi biserial dan rumus yangdigunakan untuk menghitung koefesien korelasi biserial antara skor butir soaldengan skor total tes adalah:
Keterangan:rbis(i) = koefesien korelasi beserial antara skor butir soal nomor i dengan skor total
X1 = rata-rata skor total responden yang menjawab benar butir soal nomor i
Xt = rata-rata skor total semua responden
st = standar deviasi skor total semua responden
pi = proporsi jawaban yang benar untuk butir soal nomor i
qi = proporsi jawaban yang salah untuk butir soal nomor i
Contoh hasil uji coba adalah sebagai berikut:
5/11/2018 28 Januari 2008 5 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/28-januari-2008-5 20/23
Nomor Responden
Nomor Butir Pertanyaan
Jumlah
1 2 3 4 5 6 7
1 1 1 1 1 0 0 0 4
2 1 1 0 1 1 1 0 5
3 0 1 1 1 0 0 0 3
4 1 1 0 0 0 0 0 2
5 0 1 0 0 0 0 0 1
6 1 1 1 1 1 1 1 7
7 1 1 1 1 1 1 0 6
8 0 0 0 0 0 0 0 0
9 1 1 0 0 1 0 0 3
10 1 1 1 1 1 0 0 5
Jumlah 7 9 5 6 5 3 1 36
Xt = 3,60
St = 2,107
Nomor Butir r-butir r-tabel Status
1
2
3
4
5
6
0,70
0,57
0,66
0,81
0,76
0,75
0,63
0,63
0,63
0,63
0,63
0,63
Valid
Tidak valid
Valid
Valid
Valid
Valid
5/11/2018 28 Januari 2008 5 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/28-januari-2008-5 21/23
7 0,54 0,63 Tidak valid
Ternyata dari tujuh butir soal tes ada 5 butir yang valid dan dua butir tidak valid.Oleh karena itu perlu dilakukan perhitungan untuk menghitung koefesien antara skor
butir dengan skor total baru (5 butir), sebagai berikut:
Data hasil uji coba adalah sebagai berikut:
Nomor
Responden
Nomor Butir Pertanyaan
Jumlah
1 3 4 5 6
1 1 1 1 0 0 3
2 1 0 1 1 1 4
3 0 1 1 0 0 2
4 1 0 0 0 0 1
5 0 0 0 0 0 0
6 1 1 1 1 1 5
7 1 1 1 1 1 5
8 0 0 0 0 0 0
9 1 0 0 1 0 2
10 1 1 1 1 0 4
Jumlah 7 5 6 5 3 26
Xt = 2,6St = 1,8
Untuk n = 10 dengan alpha sebesar 0,05 didapat nilai table r = 0,631. Karena niaikoefesien korelasi biserial antara skor butir dengan skor total untuk semua butirlebih besar dari 0,631, maka semua butir mempunyai korelasi biserial yangsignifikan dengan skor total tes. Dengan demikian maka semua butir tes (5 butir)dianggap valid atau dapat digunakan untuk mengukur hasil belajar.
5/11/2018 28 Januari 2008 5 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/28-januari-2008-5 22/23
Uji Reliabilitas
Selanjutnya akan dihitung koefesien reliabilitas dengan menggunakan rumus KR-20,sebagai berikut:
Keterangan:
rii = koefesien reliabilitas tes
k = cacah butir
piqi = varian skor butir
pi = proporsi jawaban yang benar untuk butir nomor i
qi = proporsi jawaban yang salah untuk butir nomor i
= varian skor total
Koefesien reliabitas dari contoh diatas adalah:
Pertama-tama dihitung varian butir (piqi) sebagai berikut:
Nomor butir pi qi piqi
1
3
4
5
6
0,7
0,5
0,6
0,5
0,3
0,3
0,5
0,4
0,5
0,7
0,21
0,25
0,24
0,25
0,21
Jumlah 1,16
= 1,16
St = 3,24
Jadi koefesien reliabilitas tes (dengan 5 butir) pada contoh diatas adalah 0,80.
Daftar Pustaka:
Anastasia, A & Susana Urbina. 1997. Psychological Testing. New Jersey: Prentice-Hall Inc.
Arikunto, Suharsimi. 1995. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
Djaali&Pudji Muljono. 2008. Pengukuran Dalam Bidang Pendidikan. Jakarta: PTGrasindo.
Gregory, Robert J. 2000. Psycological Testing: History, Principles and Aplications.Boston: Allyn and Bacon
5/11/2018 28 Januari 2008 5 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/28-januari-2008-5 23/23
Gronlund., dan Linn. 1990. Measurement and Evaluation in Teaching. Sixth Edition.New York: Macmillan Publishing Company.
Husaini, Usman, dkk. 2003. Pengantar Statistika. Jakarta: Bumi Aksara.
Kerlinger, EN. 1990. Azas-Azas Penelitian Behavioral (Alih Bahasa Simatupang danKoesoemanto). Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
Sugiyono. 2006. Metode Penelitian Pendidikan, Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan
R&D. Bandung: Penerbit Alfabeta.
Suharto. 2009. Uji Validitas, Reliabilitas, Instrumen, Penelitian.
http://suhartoumm.blogspot.com/2009/10/uji-validitas-dalam-beberapa-pengertian.html
Sukadji, Soetarlinah. 2000. Menyusun dan Mengevaluasi Laporan Penelitian. Jakarta:UI-Press.