Anestesi Pada Pasien Hipertensi
Hafiz Bin IbrahimFK USAKTI
030.05.254
PENDAHULUAN Hipertensi adalah penyakit yang umum
hampir 1 milyar penduduk dunia menderita hipertensi
Tingginya angka penderita hipertensi dan bahayanya menjadi perhatian para ahli anestesia dalam manajemen selama periode perioperatif
Periode perioperatif dimulai dari hari dimana dilakukannya evaluasi prabedah, dilanjutkan periode selama pembedahan sampai pemulihan pasca bedah
Kasus
IDENTITAS
Nama : Nn. R (123510)Umur : 39 tahunJenis Kelamin : PerempuanAlamat : Bidasari 2B-26Agama : IslamTanggal operasi : 1 May 2010
AnamnesisKeluhan UtamaHidung mampet sejak 3 bulan sebelum masuk
rumah sakitRiwayat penyakit sekarangHidung mampetSesak napas sejak 3 bulan Bersin-bersin setiap pagi, pusing dan menjalar ke
atas kepalaBersin + sekret jernih dan encerHidung tersumbat Tidur sering ngorok.
Anamnesis Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat Penyakit Keluarga
Riwayat Medikasi
PEMERIKSAAN FISIK
Kesadaran : CM, tampak sakit sedang
Tanda vital : ØTekanan darah: 169/112 mmHgØNadi : 80x/menitØRR : 18 x/menitØSuhu : afebris
Status Generalis : Dalam Batas Normal
Status thtTelinga : Dalam batas normalHidung : Septum deviasi – Sekret – Hiperemis Konka membesarTenggorokan : Uvula normal Tonsil normal Hiperemis DIAGNOSIS Hipertrofi konka et causa
Rinitis Allergi
TINDAKAN
Pada pasien, tindakan yang dilakukan adalah konkotomi yaitu pemotongan konka inferior dengan cara kauterisasi. Operasi dilakukan oleh dr Teppy Sp THT pada tanggal 1 Mei 2010 di kamar operasi RS Otorita Batam.
LAPORAN ANESTESIPre-operatif
ØEvaluasi pre-operasi : dbnØKlasifikasi ASA IIØGeneral Anestesi endotrakeal tube non
kinkingØTanda vital awal nadi 80 x/menit, suhu
afebris, tensi 169/112mmHg, saturasi oksigen 98%
Pre-operatif
Premedikasi vi) jam 1250 (Sedacum) vii)Catapres 150mcg turunkan
tekanan darah, tensi menurun ke 135/95 mmHg
viii)jam 1315 Fentanyl 50 mcg viv)kliran 4mg
Intra operatifJam 1315 Tramus 30 mg ,Recofol
100 mgDisungkupkan sevoflurane + oksigen +
N20Bagging selama 3 menit Intubasi dengan ETT non kinking no 7 Dialirkan sevofluran 3 vol% + oksigen
+ N20 sebagai anestesi rumatan
Intraoperatif ( 2 )Jam 1325 Transamin 500mg Operasi mulai 1345Jam 1440 Dexametason 5mgOperasi berakhir 1442Tanda vital waktu operasi selesai tensi
90/65 mmHg,nadi 76 kali,saturasi 99%Total cairan 500cc Asering ,500cc
Haemaccel Perdarahan sangat minimal
Tinjauan pustaka
DIAGNOSIS DAN KLASIFIKASI HIPERTENSI
Penilaian Preoperatif dan Persiapan Preoperatif Penderita Hipertensi
Harus mencakup 4 hal dasar yang harus dicariJenis pendekatan medikal yang diterapkan dalam
terapi hipertensinya.Penilaian ada tidaknya kerusakan atau komplikasi
target organ yang telah terjadi.Penilaian yang akurat tentang status volume cairan
tubuh penderita.Penentuan kelayakan penderita untuk dilakukan
tindakan teknik hipotensi, untuk prosedur pembedahan yang memerlukan teknik hipotensi.
Pertimbangan Anestesia Penderita Hipertensi
Belum ada protokol untuk penentuan TD berapa untuk dilakukannya penundaan anestesia dan operasi
The American Heart Association / American College of Cardiology (AHA/ACC) mengeluarkan acuan bahwa TDS _ 180 mmHg dan/atau TDD _ 110 mmHg sebaiknya dikontrol sebelum dilakukan operasi, terkecuali operasi bersifat urgensi
Pada keadaan operasi yang sifatnya urgensi, TD dapat dikontrol dalam beberapa menit sampai beberapa jam dengan pemberian obat antihipertensi yang bersifat rapid acting
Perlengkapan MonitorEKG: minimal lead V5 dan II atau analisis
multipel lead ST, karena pasien hipertensi punya risiko tinggi untuk mengalami iskemia miokard.
TD: monitoring secara continuousPulse oxymeterAnalizer end-tidal CO2: Monitor ini berguna
untuk membantu kita mempertahankan kadar CO2.
Suhu atau temperature.
PremedikasiPremedikasi dapat menurunkan kecemasan
preoperatif penderita hipertensi. Untuk hipertensi yang ringan sampai dengan
sedang mungkin bisa menggunakan ansiolitik seperti golongan benzodiazepin atau midazolam.
Obat antihipertensi tetap dilanjutkan sampai pada hari pembedahan sesuai jadwal minum obat dengan sedikit air non partikel.
Induksi Anestesi Induksi anestesia dan intubasi endotrakea
sering menimbulkan goncangan hemodinamik pada pasien hipertensi
Saat induksi sering terjadi hipotensi namun saat intubasi sering menimbulkan hipertensi
Pemilihan obat induksi bervariasi :-Propofol, barbiturate, benzodiazepine dan etomidat tingkat keamanannya adalah sama untuk induksi pada penderita hipertensi
Untuk volatile, sevofluran bisa digunakan sebagai obat induksi secara inhalasi
Pemeliharaan Anestesia dan MonitoringTujuan pencapaian hemodinamik adalah
meminimalkan terjadinya fluktuasi TD yang terlalu lebar
Anestesia aman jika dipertahankan dengan berbagai teknik tapi dengan memperhatikan kestabilan hemodinamik yang kita inginkan.
Teknik-teknik : - i)Anestesia dengan volatile (tunggal atau dikombinasikan dengan N2O), ii)anestesia imbang (balance anesthesia) dengan opioid + N2O + pelumpuh otot, atau iii)anestesia total intravena bisa digunakan untuk pemeliharaan anestesia
Hipertensi IntraoperatifDiatasi dengan obat-obatan
Krisis HipertensiTD > 180/120 mmHg hipertensi urgensi
atau hipertensi emergensi berdasarkan kerusakan target organ
Hipertensi emergensi kerusakan target organ yang sedang terjadi atau akut (ensefalopati, perdarahan intra serebral, kegagalan ventrikel kiri akut dengan edema paru, unstable angina, diseksi aneurisme aorta, IMA, eclampsia, anemia hemolitik mikro angiopati atau insufisiensi renal)
Krisis Hipertensi (2)Hipertensi urgensi TD meningkat tinggi
secara akut, namun tidak ada bukti adanya kerusakan target organ. Gejala yang timbul dapat berupa sakit kepala, epitaksis atau ansietas
Manajemen PostoperatifHipertensi dapat meningkatkan kebutuhan
oksigen miokard sehingga berpotensi menyebabkan iskemia miokard, disritmia jantung dan CHF
Penyebab terjadinya hipertensi pasca operasi gangguan sistem respirasi, nyeri, overload cairan atau distensi dari kandung kemih
Sebelum berikan obat-obat antihipertensi, penyebab-penyebab sekunder tersebut harus dikoreksi dulu seperti nyeri
Obat antihipertensi pasca bedah tetap diberikan
Manajemen PostoperatifHipertensi pasca operasi r be i obat antihipertensi secara parenteral seperti
ØBetablocker (takikardia,hipertensi)ØDiuretika furosemid (overload cairan)ØACE-inhibitor (heart failure )ØNitrogliserin dan beta-blocker IV (Iskemia
miokard)ØSodium nitroprusside (hipertensi berat )ØAntihipertensi oral sudah bisa makan dan
minum secara oral antihipertensi oral
KESIMPULAN
Hipertensi sering dijumpai dan merupakan faktor risiko mayor penyakit jantung, serebral, ginjal dan vaskuler.
Manajemen perioperatif dimulai sejak evaluasi prabedah, selama operasi dan dilanjutkan sampai periode pasca bedah
Pemahaman tentang teknik anestesia yang benar, manajemen cairan perioperatif, pengetahuan farmakologi obat-obat yang digunakan, baik obat-obatan antihipertensi maupun obatobatan anestesia serta penanganan nyeri akut yang adekuat adalah sangat penting
Terima kasih